IDENTIFIKASI KEMATANGAN JERUK BERDASARKAN CITRA WARNA RGB DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

IDENTIFIKASI KEMATANGAN JERUK BERDASARKAN
CITRA WARNA RGB DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN
LEARNING VECTOR QUANTIZATION
Erni Seniwati1.
1
Program Studi Sistem Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
Email : erni.s@amikom.ac.id
Abstract
Recognize technology base on image so far can be develop more and more, to help
costumer for recognize good taste fruits, a few method has been used to solve how
recognize good taste fruits. This research using colours based RGB for each image
capture lemon fruits, the results of RGB lemon fruits can be classified with neural
networks Learning Vector Quantization. The measuring identified image fruits can be
part . Part 1 using training data resulting 91,67% accurate then part 2 using testing data
that resulting 89,28% with 12 images training data and 28 images testing data.

Keywords—RGB, LVQ, Buah Jeruk
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini kemajuan teknologi komputer atau interaksi antara manusia dengan
komputer telah menyentuh dunia pertanian baik sebelum panen maupun pasca

panen. Sebagai contoh sebelum panen biasanya digunakan teknologi komputer untuk
menganalisa jenis penyakit atau kromosom perkawinan silang. Sedangkan pasca
panen biasanya untuk mengetahui mutu dan
berat dari buah atau sayuran.
Namun disini timbul permasalahan bagaimana mengenali buah dan sayuran
tersebut sehingga sesuai dengan kondisi real yang sesungguhnya.
Warna adalah salah satu atribut yang berperan dalam mengidentifikasikan objek tertentu,
pemrosesan warna termasuk didalamnya adalah ekstraksi informasi tentang spectral
properties dari permukaan objek dan mencari kesamaan terbaik dari sekumpulan deskripsi
yang telah diketahui untuk melakukan pengenalan.
Pengenalan objek citra dapat menggunakan perbedaan warna dasar RGB (Red, Green,
Blue) [1], perbedaan warna dasar RGB akan diklasifikasi dengan metode pembelajaran
menggunakan metode jaringan syaraf tiruan LVQ.
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, dapat diambil beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Identifikasi buah jeruk masak dan buah jeruk masih muda berdasarkan citra
buah jeruk menggunakan warna dasar RGB

2. Menerapkan algoritma jaringan syaraf tiruan learning vector quantization untuk
mengklasifikasi hasil warna dasar RGB dari citra jeruk yang diekstraksi.

1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Menerapkan ekstraksi warna dasar RGB dari citra jeruk.
2. Menerapkan algoritma jaringan syaraf tiruan learning vector quantization
untuk mengklasifikasi hasil warna dasar RGB dari citra jeruk yang
diekstraksi.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan menghasilkan akurasi yang tinggi pengenalan
kematangan buah jeruk menggunakan warna dasar RGB yang didapatkan
dari citra buah jeruk.
2. Menjadi prototype untuk merancang alat identifikasi buah jeruk yang dapat
dikembangkan serta bisa digunakan untuk masyarakat umum
2. Dasar Teori
Image atau citra merupakan gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut
pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus (continue) dari intensitas cahaya
pada bidang dua dimensi. Sumber cahaya menerangi objek, objek memantulkan kembali
sebagian dari berkas cahaya tersebut. Pantulan cahaya ini ditangkap oleh alat-alat optik,
misalnya mata pada manusia, kamera, scanner, dan semacamnya.
Meskipun citra kaya informasi, namun seringkali citra tersebut mengalami penurunan
mutu (degradasi), misalnya mengandung cacat atau derau (noise), warnanya terlalu

kontras, kurang tajam, kabur (blurring), dan sebagainya. Sehingga citra semacam ini akan
menjadi lebih sulit diinterpretasi karena informasi yang disampaikan oleh citra tersebut
menjadi berkurang. Agar citra yang mengalami gangguan mudah diinterpretasi (baik oleh
manusia maupun mesin), maka citra tersebut perlu dimanipulasi menjadi citra lain yang
kualitasnya lebih baik. Bidang studi yang menyangkut hal ini adalah pengolahan citra
(image processing).
Pengolahan citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan komputer,
menjadi citra yang kualitasnya lebih baik. Operasi-operasi pengolahan citra diterapkan
pada citra [2]. Perbaikan atau memodifikasi citra perlu dilakukan untuk meningkatkan
kualitas penampakan atau untuk menonjolkan beberapa aspek informasi yang
terkandung di dalam citra.
2.1 Format Citra
Komputer dapat mengolah isyarat-isyarat elektronik digital yang merupakan
kumpulan sinyal biner (bernilai 0 dan 1). Untuk itu, citra dgital harus mempuyai format
tertentu yang sesuai sehingga dapat merepresentasikan obyek pencitraan dalam bentuk

kombinasi data biner. Format citra yang banyak dipakai adalah citra biner, skala keabuan,
warna, dan warna berindeks [3].
Skala Keabuan
21 (2 nilai)

22 (4 nilai)
23 (16 nilai)
28 (256 nilai)

Tabel 2.1 Format Citra

Rentang Nilai Keabuan
0 dan 1
0 sampai 7
0 sampai 15
0 sampai 255

Pixel Depth
1 bit
2 bit
3 bit
8 bit

2.2 Operasi Pengolahan Citra
Pengolahan citra pada dasarnya dilakukan dengan cara memodifikasi setiap titik dalam

citra tersebut sesuai keperluan. Secara garis besar, modifikasi tersebut dikelompokkan
menjadi:
1. Operasi titik, di mana setiap titik diolah secara tidak menempel terhadap titik-titik
yang lain.
2. Operasi global, di mana karakteristik global (biasanya berupa sifat statistik) dari citra
digunakan untuk memodifikasi nilai setiap titik.
3. Operasi temporal/berbasis bingkai, di mana citra diolah dengan cara dikombinasikan
dengan citra lain.
4. Operasi geometri, yaitu operasi pengolah citra yang berhubungan dengan perubahan
bentuk geometri citra, baik bentuk, ukuran, atau orientasinya. Beberapa contoh pada
operasi geometri, di antaranya: pencerminan (flipping), rotasi/pemutaran (rotating),
penskalaan (scaling/zooming), pemotongan (cropping), dan pendoyongan (skew).
5. Operasi banyak titik bertetangga, di mana data dari titik-titik yang bersebelahan
(bertetangga) dengan titik yang ditinjau ikut berperan dalam mengubah nilai.
6. Operasi morfologi, yaitu operasi yang berdasarkan segmen atau bagian dalam citra
yang menjadi perhatian.
2.2.1 Gray-Scale
Dalam komputasi, suatu citra digital grayscale atau greyscale adalah suatu citra
dimana nilai dari setiap pixel merupakan sampel tunggal. Citra yang ditampilkan dari citra
jenis ini terdiri atas warna abu-abu, bervariasi pada warna hitam pada bagian yang

intensitas terlemah dan warna putih pada intensitas terkuat. Citra grayscale berbeda
dengan citra ”hitam-putih”, dimana pada konteks komputer, citra hitam putih hanya
terdiri atas 2 warna saja yaitu ”hitam” dan ”putih” saja. Pada citra grayscale warna
bervariasi antara hitam dan putih, tetapi variasi warna diantaranya sangat banyak. Citra
grayscale seringkali merupakan perhitungan dari intensitas cahaya pada setiap pixel pada
spektrum elektromagnetik single band . Citra grayscale disimpan dalam format 8 bit
untuk setiap sampel pixel, yang memungkinkan sebanyak 256 intensitas. Format ini
sangat membantu dalam pemrograman karena manipulasi bit yang tidak terlalu banyak.
Pada aplikasi lain seperti pada aplikasi medical imaging dan remote sensing biasa juga
digunakan format 10,12 maupun 16 bit.

2.3 Learning Vector Quantization
Learning vector quantization (LVQ) (Kohonen, 1989a, 1990a) adalah sebuah
metode pengklasifikasian pola dimana setiap unit keluaran merepresentasikan sebuah
kelas atau kategori tertentu. Selama pelatihan, unit keluaran dimodifikasi (dengan
merubah nilai bobot melalui pelatihan terawasi) untuk memperkirakan permukaan
keputusan dari teori pengklasifikasi Bayes. Diasumsikan bahwa sekumpulan pola untuk
pelatihan disediakan, bersama dengan sebuah distribusi awal dari vektor referensi (setiap
vektor merepresentasikan sebuah kelas). Arsitektur dari jaringan syaraf LVQ ditunjukkan
dengan Gambar 2.1


Gambar 2.1 Jaringan Syaraf Learning Vector Quantization [4]
Langkah-langkah algoritma LVQ
1. Inisialisasi : bobot awal variabel input ke-j menuju kelas ke-i (W), maksimum epoch
(MaxEpoch), error mínimum yang diharapkan (Eps), Learning rate ( ).
2. Masukkan :
a. Data Input : x(m,n); dengan i=1,2, .... ,n dan j=1,2, .....,m
b. Target berupa kelas : T(1,n); dengan k=1,2, .....,n
3. Inisialisasi kondisi awal:
c. Epoch = 0
d. Err = 1
4. Kerjakan jika: (epoch < MaxEpoch), nilai error minimum tercapai atau nilai error=0
dan (α > Eps)
e. Epoch = Epoch+1;
f. Kerjakan untuk i = 1 sampai n
a. Tentukan Jarak sedemikian hingga || xij-wij || nimimum (sebut sebagai Cj)
b. Perbaiki Wj dengan ketentuan:
i. Jika T = Cj maka: Wij(baru) = wij(lama) + α (xij-wj(lama))
(3.29)
ii. Jika T ≠ Cj maka: Wij(baru) = wij(lama) - α (xij-wij(lama))

(3.30)

g. Kurangi nilai α
Pengurangan α = 0,1 * α
kondisi berhenti jika nilai α = 0.0001
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
1. Pengumpulan sampel buah jeruk, jeruk dikumpulkan sebanyak 40 buah kemudian
diambil gambarnya masing-masing dan dipisahkan menjadi dua bagian yaitu 20 buah
gambar jeruk yang sudah matang dan 20 buah gambar jeruk yang masih muda atau
belum matang.
2. Rancang Bangun Sistem, sistem dirancang untuk mengklasifikasi buah jeruk menjadi
dua bagian berdasarkan warna dasar yang ada pada jeruk sampel tersebut kemudian
di klasifikasi dengan metode jaringan syaraf tiruan.
3. Implementasi sistem, yaitu dengan melakukan pelatihan pengenalan pola terhadap
sistem yang telah dibuat serta melakukan pengujian. Luarannya adalah akurasi sistem
terhadap pengenalan buah jeruk.
3.1 Analisis Dan Rancangan Sistem
Ada dua tahapan proses utama dalam identifikasi buah jeruk menggunakan nilai
RGB dan jaringan syaraf tiruan learning vector quantization (LVQ) dari citra buah jeruk

yang dibangun dalam penelitian ini, yakni tahapan pelatihan dan tahapan pengujian.
Tahapan pelatihan adalah tahapan untuk melatih atau mengajari sistem untuk mengenali
pola umum citra jeruk matang dan jeruk yang belum matang. Sedangkan tahapan
pengujian adalah tahapan untuk mengetahui kemampuan pengenalan yang dapat
dilakukan oleh sistem berdasarkan tahapan pelatihan yang dilakukan. Kedua tahapan
proses dalam sistem ditunjukkan dalam bentuk bagan alir sistem pada Gambar 3.1 dan
3.2.
Membaca file
citra buah
jeruk

Ekstraksi warna
dasar RGB

JST
LQV

Bobot Hasil
JST LVQ


Gambar 3.1 Bagan alir sistem klasifikasi pada tahap pelatihan

Membaca file
citra buah
jeruk

Transformasi
dasar RGB

JST
LQV

Hasil
Pengujian JST
LVQ

Bobot Hasil
pelatihanJST LVQ

Gambar 3.2 Bagan alir sistem klasifikasi pada tahap pengujian


Gambar buah jeruk yang telah diambil sebanyak 40 buah yaitu 20 buah gambar
jeruk matang dan 20 buah gambar jeruk muda, masing-masing dari jenis gambar jeruk
matang dan jeruk muda diambil 6 buah gambar yang digunakan proses pelatihan untuk
sistem dan sisanya yaitu sebanyak 28 buah digunakan untuk pengujian sistem.
Berdasarkan Gambar 3.1 yaitu proses pelatihan menunjukkan bahwa sistem mula-mula
membaca file gambar buah jeruk yaitu sebanyak 5 buah gambar untuk jeruk matang dan
5 buah gambar untuk jeruk muda, kemudian 1 buah gambar jeruk matang dan 1 buah
gambar jeruk muda digunakan untuk bobot awal pelatihan pada jaringan syaraf tiruan
LVQ. Proses membaca file gambar tersebut melalui tahap transformasi warna dasar
RGB menghasilkan nilai-nilai RGB, dari nilai RGB tersebut kemudian di transformasi
lagi untuk mencari nilai gray-scale. Gray-scale digunakan untuk menyederhanakan model
citra tanpa harus melakukan perhitungan masing masing layer yaitu layer –Red, layerBlue dan layer-Green. Nilai gray-scale untuk setiap gambar jeruk dari 12 gambar jeruk
yang dijadikan data latih merupakan masukan untuk proses klasifikasi jaringan syaraf
tiruan Learning Vector Quantization sehingga menghasilkan bobotlatih. Bobot latih yang
telah dihasilkan dari Gambar 3.1 selanjutnya di pakai untuk mengidentifikasi gambar
jeruk 28 buah yang diperlihatkan pada Gambar 3.2. proses yang terjadi pada Gambar 3.2
sama dengan proses yang telah dilakukan pada saat pelatihan yang di tunjukkan pada
Gambar 3.1, namun bedanya adalah bobot awal yang digunakan pada proses pengujian
sistem adalah bobot latih yang dihasilkan pada proses pelatihan sistem.
3.2 Jaringan Syaraf Tiruan LVQ
Arsitektur jaringan syaraf tiruan LVQ yang dibangun pada penelitian ini seperti
terlihat pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan LVQ
Gambar 3.3 merupakan arsitektur jaringan syaraf tiruan LVQ dengan 2 lapisan
(layer), yaitu 1 lapisan input berupa X11, X12, X13, ... Xmn, dimana n adalah jumlah nilai
gray-scale setiap file gambar jeruk sebanyak 256 titik. Selanjutnya 1 lapisan output
dengan 2 keluaran yaitu Y1 untuk nilai gray-scale jeruk matang, Y2 untuk nilai grayscale jeruk muda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Data Latih
Sebelum melakukan pengujian pada data uji, terlebih dahulu dilakukan pengujian akurasi
pengenalan jaringan syaraf tiruan terhadap data latih yaitu sebanyak 12 buah. Untuk
menghitung persentase hasil pengenalan dari aplikasi yang dibuat menggunakan rumus :
=







100%

Tabel 4.1 data latih citra jeruk
No

Citra

Type citra dan
dimensi

Jenis jeruk

Pengenalan
sistem

1

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

2

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

3

JPEG 94 x 94
cm

Muda

dikenali

4

JPEG 94 x 94
cm

Muda

dikenali

5

JPEG 94 x 94
cm

Muda

dikenali

6

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

7

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

8

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

9

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

10

JPEG 94 x 94
cm

Muda

dikenali

11

JPEG 94 x 94
cm

Muda

Tidak dikenali

12

JPEG 94 x 94
cm

Muda

dikenali

Tabel 4.1 menunjukkan hasil pengujian dari sistem yang dibuat, sehingga untuk
mengetahui persentase hasil pengujian adalah

4.2 Pengujian dengan data uji

=



100% = 91,67%

Pada pengujian dengan data uji didapatkan hasil seperti pada table 4.2.
Tabel 4.2 Data Uji citra Jeruk
No

Citra

Type citra dan
dimensi

Jenis jeruk

Pengenalan
sistem

1

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

2

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

3

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

4

JPEG 94 x 94
cm

Muda

Tidak dikenali

5

JPEG 94 x 94
cm

Muda

Tidak dikenali

6

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

7

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

8

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

9

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

10

JPEG 94 x 94
cm

Muda

dikenali

11

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

12

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

13

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

14

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

15

JPEG 94 x 94
cm

Muda

dikenali

16

JPEG 94 x 94
cm

Muda

dikenali

17

JPEG 94 x 94
cm

Muda

dikenali

18

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

19

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

20

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

21

JPEG 94 x 94
cm

Masak

Tidak dikenali

22

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

23

JPEG 94 x 94
cm

Muda

dikenali

24

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

25

JPEG 94 x 94
cm

Muda

dikenali

26

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

27

JPEG 94 x 94
cm

Muda

dikenali

28

JPEG 94 x 94
cm

Masak

dikenali

Hasil pengujian berdasarkan table 4.2 menunjukkan kinerja sistem untuk citra jeruk yang
dikenal oleh sistem ada 28 buah sedangkan citra jeruk yang tidak dikenali atau tidak
sesuai kondisi jeruk yaitu ada 2 buah, sehingga persentase pengenalan sistem terhadap
hasil pengujian dengan data uji citra jeruk adalah

KESIMPULAN

=

25
100% = 89.28 %
28

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan

1. Identifikasi jeruk yang diproses berdasarkan citra jeruk didapatkan hasil untuk
data latih sebanyak 12 buah citra, persentase sistem untuk melakukan pengenalan
97,16 %, ini menunjukkan sistem identifikasi yang dibuat sudah berhasil
mengenali obyek data latih.
2. Proses identifikasi dengan data latih untuk data citra jeruk sebanyak 28 buah citra
keberhasilannya 89.28% dengan kesalahan pengenalan ada 3 buah citra jeruk
yang tidak bisa dikenali.
3. Persentase hasil identifikasi tersebut menunjukkan bahwa sistem yang dibuat
menggunakan metode RGB-grayscale dengan klasifikasi jaringan syaraf tiruan
LVQ sudah berhasil mengenali obyek citra jeruk.
SARAN
1. Perlu diperhatikan pencahayaan saat pengambilan data citra jeruk agar hasil yang
didapatkan sesuai dengan yang diharapkan
2. Penelitian kedepan diharapkan dapat diterapkan pada peralatan portable atau
smartphone untuk mendeteksi langsung secara realtime buah jeruk.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Putra,Darma. Pengolahan Citra Digital. Andi Offset, Yogyakarta. 2010.
[2] Munir,Rinaldi, 2004, Pengolahan citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik, Cetakan
Pertama, Informatika, Bandung.
[3] Balza A., dan Kartika F.,. 2005. Teknik Pengolahan Citra menggunakan Delphi. Yogyakarta:
Ardi Publishing
[4] Fausset, L., 1994, Fundamentals of Neural Networks, Architecture, Algorithms and
Application, Prentice-Hall.

[5] Prijono A., dan Marvin Ch. Wijaya, 2007,Pengolahan Citra Digital Menggunakan Matlab,
Cetakan Pertama, Informatika, Bandung.
[6] Handoko A.P. dan Utami Y.R.W, 2009. Pengenalan Buah Berdasarkan Karakteristik
Warna Citra. CSRID 1, 114-120.
[7] Efendi,Susanto, 2010, Deteksi Citra Digital Menggunakan Metode Edge Detection.
Teknik Informatika, Universitas Stikubank Semarang.
[8] Wibowo J.S., 2011, Deteksi dan Klasifikasi Cara Berdasarkan Warna Kulit Menggunakan
HSV. Dinamik 16, 118-123.
[9] Jogiyanto, 1990, Analisis dan Desain Sistem Operasi. Andi Offset, Yogyakarta.
[10] Pressman, Roger S, 2002, Rekayasa Perangkat Lunak ; Pendekatan Praktisi
(buku 1). Andi.
[11] Sukendar,Hari, 2010, Identifikasi Buah Menggunakan Ciri Warna danBentuk.Teknik
Informatika, Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
[12] Sari W. Z., 2010, Pengenalan Pola Penggolongan Darah Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan
Backpropagation, Skripsi Jurusan Teknik Informatika UIN Malang.