Email : Aidafitriayahoo.co.id Email : Syahranigmail.com Email : Biyartogmail.com FE-UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB BANJARMASIN ABSTRACT - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN BUDAYA KERJA (CORPORATE CULTURE) DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO)
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 – 9576
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN BUDAYA
KERJA (CORPORATE CULTURE) DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) TBK. KANTOR INSPEKSI BANJARMASIN
Aida Vitria1), Syahrani2),Biyarto3)
Email : Aidafitria@yahoo.co.id
Email : Syahrani@gmail.com
Email : Biyarto@gmail.com
FE-UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB BANJARMASIN
ABSTRACT
Work culture that values are believed to be shared in the work used as a guideline
to behave in dealing with customers, top management, co-workers, as well as other
external parties. Efforts application of a good work culture, not just a responsibility on
the part of Chairman of the Company, but also the responsibility of all employees /
workers involved.
There are five (5) values Work Culture at Bank BRI are: Integrity,
Professionalism, Customer Satisfaction, ideals and kepaada HR Award. While the
adoption of the 5 (five) working culture is in daily activities of workers described in 13
(thirteen) actions work culture that is: Always on time, use the telephone, computer and
facilities other agencies only for official purposes, not smoke in the office, Holding
dialogue regularly with staff and subordinates to share information and motivate,
Helping subordinates and co-workers if such difficulties, Responding to and resolving
complaints at the earliest opportunity in accordance with the authority, pray together
every morning, not leave absences, Maintain cleanliness and tidiness of the
environment labor, use of office facilities effectively and efficiently, Friendly (smiles
and greetings) to provide customer service (internal and external), using working hours
as optimal as possible and rest as applicable, provide awards directly to successful with
both
performance
and
behavior
(
not
necessarily
in
financial).
Factors that affect the implementation of the Work Culture BRI namely:
Supervision factors, factors Leadership and Organizational Climate factor. Work
Culture policy implementation Bank BRI will work well if the above factors and
linkages in line with each other.
Keyword: Work culture and performance.
27
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
ISSN: 2476 – 9576
serta yang paling khusus adanya krisis
LATAR BELAKANG.
Dalam
menghadapi
finansial global. Budaya kerja pekerja
perubahan lingkungan yang begitu
didalam perusahaan PT.Bank Rakyat
cepat seperti peningkatan kebutuhan
Indonesia (Persero) Tbk yang akan
pelanggan
perubahan
penulis bahas dalam lingkup bidang
teknologi informasi, pesaing ataupun
Audit diluar bidang operasional dan
perubahan yang terjadi di dalam
divisi administrasi
lingkungan intern PT. Bank Rakyat
lainnya
Indonesia
(Persero)
sendiri
Banjarmasin yang didalam organisasi
dituntut
kegiatan
operasional
Audit terdiri Auditor sebagai Strategic
/
nasabah,
Tbk,
yaitu
serta penunjang
Kantor
Inspeksi
perbankkan yang unggul, terbuka /
Business
transparansi dari para pelaku bisnis
merupakan
tersebut dalam melaksanakan sesuai
dilakukan untuk menguji kepatuhan
corporate culture / budaya kerja
yang disertai dengan peran konsultatif
perusahaan dan kode etik perbankan.
guna memberikan nilai tambah dalam
Disamping
usaha
proses operasional perusahaan melalui
perbankkan itu sendiri yang peka dan
evaluasi terhadap kecukupan dan
berisiko. Corporate culture / budaya
efektifitas proses manajemen risiko,
kerja perusahaan merupakan suatu
pengendalian
faktor penting dalam menentukan
Corporate Governance (GCG), dan
keberhasilan
atau
menyelaraskan
kegiatan
perusahaan,
disamping
dengan
perusahaan
membantu
itu
spesifikasi
kinerja
kegagalan
(SBP).
kegiatan
intern
tujuan
Yaitu
audit
dan
yang
Good
auditnya
secara
karena
keseluruhan. Internal auditing yang
menciptakan motivasi yang luar biasa
lakukan oleh seorang Auditor untuk
dalam diri para pekerja.
dapat melaksanakan perannya sebagai
Tuntutan
bisnis
juga
Partner
berperilaku dan
Strategic Business Partner (SBP)/
bekerja benar, sangat dibutuhkan,
mitra bagi yang diperiksa/Auditee.
lebih-lebih dalam kondisi persaingan
Budaya kerja pekerja ini dengan peran
perbankkan yang sehat, kebijakan
dan fungsinya untuk menjadi
pemerintah
Tambah
daerah/setempat
atau
kebijakan pemerintas secara nasional
(Added
Value),
Nilai
Atribut
Auditor sebagai Strategic Business
28
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
ISSN: 2476 – 9576
Partner, Indikasi Auditor sebagai
kebijakan
Peran Strategic, Business Partner,
proses implementasi kebijakan,
Sinergi antara Auditor Intern dengan
konteks kebijakan ini meliputi
Auditee, dan Proses implementasi
kekuasaan,
Strategic
strategi aktor-aktor terlibat.
Business
membutuhkan
Partner
kerjasama
dari
akan
mempengaruhi
kepentingan
dan
Sedangkan Implementasi
kebijakan publik menurut Budi
manajemen lini
Mengenai
belum
Winarno
baiknya
(2002:72)
:
Model
implementasi kebijakan budaya kerja
proses implementasi terdapat 6
di
Banjarmasin,
(enam) variable yang membentuk
sebenarnya ada beberapa faktor yang
kaitan (linkage) antara kebijakan
menjadi
dan
Kanins
BRI
penyebabnya
misalnya
:
pencapaian
(performance).
komunikasi, interaksi, penghargaan
Variabel
yang
kepercayaan,
variable bebas dan variable terikat
tanggung jawab, dan pengawasan
yang saling berhubunagn satu
serta
dengan sama lainnya, adapun
adil,
sikap
kadar
pekerja
sendiri
dan
tersebut
merupakan
keenam variable tersebut adalah
sebagainya?
(1) Ukuran dasar dan tujuan, (2)
TINJAUAN TEORITIS
Sumber, (3) Komunikasi antar
1. Pengertian Manajemen Sumber
organisasi dan kegiatan pelaksana,
(4) Karakteristik badan pelaksana,
Daya Manusia.
Implementasi
(5) Kondisi ekonomi, social, dan
kebijakan
menurut Grindle dalam Samudra
politik,
(1994;22-24)
pelaksana.
pada
dasarnya
(6)
Kecenderungan
Daniel
Menurut
ditentukan oleh isi kebijakan dan
konteks kebijakan. Isi kebijakan
Mazmanian
menunjukkan kedudukan pembuat
Sabatier dalam Wahab (2005:65)
kebijakan
:
sehingga
kedudukan
ini
mempengaruhi
kebijakan.
posisi
kebijakan
A.
masalah
berarti
berusaha untuk memahami apa
implementasi
Sedangkan
Paul
Mempelajari
implementasi
akan
dan
yang senyatanya terjadi sesudah
konteks
29
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
ISSN: 2476 – 9576
suatu program dinyatakan berlaku
sumber-sumber
atau dirumuskan yakni peristiwa-
kecenderungan
peristiwa
birokasi.
dan
kegiatan
yang
(sumber
dan
daya)
struktur
Selanjutnya
timbul sesudah disahkannya suatu
implementasi
kebijakan,
tahap pembuatan kebijakan antara
baik
menyangkut
usaha-usaha
kebijakan adalah
pembentukan
untuk
kebijakan
mengadministrasikannya maupun
konsekuensi
usaha-usaha untuk memberikan
yang dipengaruhinya. Jika suatu
dampak tertentu pada masyarakat.
kebijakan tidak tepat atau tidak
Konsep
implementasi
Webster
yang
kamus
Solichin
dalam
masyarakat
dapat mengurangi permasalahan
mengenai
menurut
bagi
dan
timbul
meskipun
telah
diimplementasikan, berarti akan
(1997;64) berasal dari kata to
mengalami kegagalan.
implement
Budaya Kerja
Budaya kerja dalam Bank
(mengimplementasikan) yang juga
berarti menyediakan sarana untuk
BRI
melaksanakan suatu dan to give
pengertian
practical effect to (menimbulkan
di BRI yakni “nilai-nilai yang
dampak
diyakini bersama dalam bekerja
atau
akibat
terhadap
dapat
diartikan
dengan
Culture/budaya kerja
suatu), termasuk tindakan yang
digunakan
dipilih oleh pemerintah untuk
berperilaku dalam berhubungan
dilaksanakan
dengan
atau
tidak
sebagai
pedoman
nasabah,
manajemen
puncak, sesama pekerja, serta
dilaksanakan.
pihak eksternal lainnya”. Lima
Senada dengan pendapat
bahwa
kebijakan
nilai-nilai inti budaya kerja BRI
dipengaruhi
beberapa
yakni: Integritas, Profesionalisme,
variable dasar. Menurut George C.
Kepuasan Nasabah, Keteladanan
Edward III (dalam Budi Winarno,
dan Penghargaan pada Sumber
1978:118) terdapat faktor-faktor
Daya Manusia (SDM).
yang mempengaruhi implementasi
1) Nilai
sebelumnya,
selalu
kebijakan
yaitu
Budaya
Integritas
komunikasi,
30
Pertama
:
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
2) Nilai
Budaya
Kedua
:
ISSN: 2476 – 9576
ketrampilan dan tindakan yang
Profesionalisme
tepat, bukan pada ciri pribadi”.
(1) Bertanggung Jawab.
Dikatakan oleh Davis (1986 :
(2) Efektif dan Efisien.
162):
(3) Disiplin.
”Kepemimpinan
(4) Berorientasi Kemasa Depan
yang penting dari manajemen,
dalam
Mengantisipasi
saja
Tantangan
merencanakan
dan
Kesempatan).
Ketiga
:
utama
Kepuasan Nasabah
Budaya
manajer
harus
dan
pemimpin
adalah
mempengaruhi orang lain untuk
Keempat
:
mencapai tujuan yang ditetapkan
dengan antusias”
Keteladanan
5) Nilai
para
mengorganisasikan, tetapi peran
Budaya
4) Nilai
bagian
tetapi bukan semuannya, misalnya
Perubahan (Perkembangan,
3) Nilai
adalah
Budaya
Kelima
:
Menurut Mitfah Thoha
(2007 : 9) ”kepemimpinan adalah
Penghargaan kepada SDM
2. Kepemimpinan
kegiatan
Suatu
mempengaruhi
akan
perilaku orang lain, atau seni
berhasil atau gagal, sebagian besar
mempengaruhi perilaku manusia
ditentukan oleh kepemimpinan.
baik
Ada ungkapan mulia mengatakan,
kelompok”.
bahwa
organisasi
untuk
pemimpinlah
yang
perorangan
Dari
maupun
pendapat
tersebut
bertanggungjawab atas kegagalan
diatas dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan
pekerjaan.
kepemimpinan adalah kegiatan
memposisikan
untuk mempengaruhi orang lain
Ungkapan
suatu
itu
pemimpin organisasi pada posisi
sesama
yang sangat penting.
maupun di luar organisasi, dalam
Dikatakan oleh Koontz
anggota
organisasi
rangka mencapai tujuan. Dalam
dalam Davis (1986 ; 152), bahwa
kepemimpinan
”Kepemimpinan
berhasil
cukup hanya mengandalkan ciri
perilaku,
pribadi sebagai sumber utama
bergantung
yang
pada
31
memang
tidak
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
kepemimpinan
berhasil,
Kecakapan teknis ini penting
namun masih perlu dilengkapi
pada pimpinan tingkat bawah,
dengan ketrampilan lain yang
dan berkurang atau bahkan
diperlukan
tidak ada sama sekali pada
untuk
perubahan
yang
yang
ISSN: 2476 – 9576
dan
terjadi
manajemen
merespon
perkembangan
dalam
yang
komplek,
pimpinan tingkat atas.
praktek
2) Kecakapan
semakin
(Human skill).
ketrampilan
Kecakapan kemanusiaan ialah
manusiawi
kemampuan untuk bekerja di
konseptual.
dalam atau dengan kelompok.
Mengenai ketiga jenis kecakapan
Hal ini dimaksudkan untuk
itu dijelaskan oleh Davis (dalam
membangun suatu koordinasi
Suwarno,
di dalam suatu tim, di mana ia
teknis,
dan
yaitu
kemanusiaan
ketrampilan
ketrampilan
2008:65)
sebagai
bertindak sebagai pemimpin.
berikut :
3) Kecakapan
1) Kecakapan teknis (Technical
konsepsional
skill)
(Conseptual skill).
Kecakapan teknis ini penting
Kecapakan konsepsional ialah
bagi
kemampuan
pimpinan
menengah
tingkat
kebijakan organisasi secara
(Middle
Management
Level)
mengetahui
keseluruhan.
dan
Sekalipun
tingkat
bawah
adanya fungsi yang berdiri
or
Lower
sendiri tetap kenyataan bahwa
Management Level) dimana
perubahan pada setiap bagian
hubungan antara pemimpin
akan mempengaruhi terhadap
dan bawahan sangat dekat.
keseluruhan. Hal ini dapat
Dalam
digambarkan bahwa hubungan
pimpinan
(Supervisory
termasuk
kecakapan
ini
itu
kegiatan-kegiatan
menyangkut
program-
menggunakan metode, proses,
program di bidang politik,
prosedur dan teknik, yang
sosial (masyarakat), ekonomi
pada umumnya berhubungan
(industri)
dengan alat-alat bukan orang.
Kecapakan konsepsional ini
32
seluruh
bangsa.
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
akan
bertambah
ISSN: 2476 – 9576
1) Iklim
penting
organisasi
itu
pimpinan
dipengaruhi oleh semua hal
tingkat atas (Top Management
yang terjadi dalam organisasi,
Level).
misalnya
terutama
pada
3. Iklim organisasi
Dikemukan oleh Davis
kepemimpinan,
komunikasi,
pengawasan,
pengambilan
keputusan,
(1985 : 21), ”iklim itu dipengaruhi
tehnologi dan sebagainya
oleh hampir semua hal yang
2) Iklim organisasi itu dikatakan
terjadi dalam suatu organisasi.
sebagai konsep yang dinamis,
Iklim adalah konsep sistem yang
karena ia selalu mengalami
dinamis”.
perubahan dan perkembangan,
Dalam pandangan Field
and
Abelson,
organisasi
bahwa
adalah
seiring dengan perubahan dan
iklim
perkembangan
”lingkungan
di dalam organisasi
manusia, di dalam mana para
pekerja
organisasi
faktor-faktor
3) Bahwa
melakukan
maupun
budaya,
tradisi
metode
tindakan
pekerjaan mereka” (dalam Davis,
yang
1985:21)
seluruhnya ikut menciptakan
Senada dalam pandangan
dimiliki
organisasi,
iklim organisasi.
Davis adalah yang dikemukakkan
Mengenai
arti
penting
oleh Whortm dan Worthley dalam
dari iklim organisasi, dinyatakan
davis (1985:2), bahwa ” masing-
oleh La Fol Let, dalam Dwiyanto
masing
organisasi
memiliki
(2001:42),
budaya,
tradisi
metode
organisasi
dan
bahwa
dapat
”iklim
memberikan
tindakannya sendir, yang secara
suatu dinamika kehidupan di
keseluruhan
dalam organisasi, dan sangat
menciptakan
iklimnya”.
dipengaruhi
Berdasarkan
pandangan
tersebut
terhadap
sumber
daya manusiannya”.
ketiga
dapatlah
Tentang
pendekatan
dibuat beberapa catatan sebagai
terhadap iklim organisasi, Davis
berikut:
(1985:23) mengatakan:
33
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
”Iklim organisasi
yang
mengarahkan
sehat merupakan rencana jangka
pendekatan
aktivitas
para
pekerja.
panjang, dan para manajer perlu
melakukan
ISSN: 2476 – 9576
METODOLOGI PENELITIAN
asset
Adapun
tempat
dalam
terhadap masalah iklim, yang
melalukan penelitian adalah PT.Bank
berarti
memiliki
Rakyat
Indonesia
panjang
Kantor
Inspeksi
mereka
pandangan
tentang
jangka
iklim
sebagai
assets
21
Devis
diatas,
Banjarmasinyang
Kelurahan
Kertak
Baru
Analisis data dengan metode kualitatif
pandangan Richard M Steers
deskriptif.
yang melihat eksistensi iklim
HASIL DAN PEMBAHASAN
organisasi. Dikatakan oleh Steers
Dwiyanto
bahwa
”iklim
Berdasarkan
(2001:40),
organisasi
itu
1)
Apakah
implementasi
budaya
distandarisasi dan dibatasi atau
Banjarmasn
dikendalikan”.
pengawasan ?
pandangan
2)
Apakah
kerja
budaya
disimpulkan
Banjarmasn
organisasi
lingkungan
iklim
adalah:
kondisi
internal
organisasi
di
kebijakan
Kanins
dipengaruhi
implementasi
para ahli tersebut diatas, dapatlah
bahwa
perumusan
masalahnya sebagai berikut :
adalah sesuatu yang ditentukan,
Berdasarkan
Ilir
Kecamatan Banjarmasin Tengah.
nampaknya lebih dekat dengan
dalam
Tbk
beralamat di Jl.Bank Rakyat No.19-
organisasi”.
Pendapat
(Persero)
kerja
di
BRI
oleh
kebijakan
Kanins
dipengaruhi
BRI
oleh
kepemimpinan ?
3)
Apakah
implementasi
kebijakan
yang mempunyai ciri-ciri yang
budaya
relatif tetap; sebagai hasil dari
Banjarmasin dipengaruhi oleh iklim
tingkah laku orang-orang dan
organisasi ?
4)
kebijaksanaan organisasi, yang
dapat
digunakan
menafsirkan
sebagai
organisasi
sumber
Apakah
budaya
untuk
kerja
untuk
34
Kanins
implementasi
kerja
Banjarmasn
dan
di
di
kebijakan
Kanins
dipengaruhi
BRI
BRI
secara
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
bersama-sama
oleh
pengawasan,
ISSN: 2476 – 9576
merupakan
kepemimpinan dan iklim organisasi ?
hal
yang
sangat
penting di dalam manajemen.
Seorang manajer harus mampu
merencanakan,
Ada 5 Hubungan antar Variabel
Berdasarkan landasan teori yang
mengorganisasikan,
ada maka dapat ditegaskan mengenai
menggerakkan
dan
hubungan-hubungan antar variabel, yang
mengendalikan
sumber-sumber
kemudian digambarkan pula bangun teori
yang ada di dalam organisasi.
untuk mendasari pelaksanaan penelitian.
Namun bagi seorang pemimpin
perannya
1) Hubungan pengawasan dengan
yang
paling
utama
implementasi kebijakan budaya
adalah mempengaruhi orang lain
kerja
untuk mencapai tujuan yang telah
Didalam nilai-nilai dan
ditetapkan di dalam organisasi.
perilaku yang dianut bersama
3) Hubungan
iklim
organisasi
sesuai tindakan budaya kerja,
dengan implementasi kebijakan
pekerja merasa nyaman untuk
budaya kerja
bekerja, dan menumbuhkan rasa
loyal
yang
selanjutnya
Iklim organisasi akan dapat
dapat
dirasakan
oleh
para
pekerja
membuat yang bersangkutan akan
sebagai
bekerja dengan benar. Dengan
menyenangkan,
bekerja benar sesuai aturan berarti
unsur dalam organisasi tersebut
pengawasan
menunjukkan
praktek
kecenderungan
yang
positif,
demikian
dapat
menjadi
yang
pengendalian
kegiatan
ketat
atau
intern
dalam
operasional
berjalan
suatu
juga
apabila
yang
unsur-
dan
otomatis dalam sistem (Built-in
suatu yang tidak menyenangkan,
control).
apabila
unsur-unsur
dalam
kepemimpinan
organisasi tersebut menunjukkan
dengan implementasi kebijakan
praktek dan kecenderungan yang
budaya kerja
negatif.
2) Hubungan
Meskipun
bukan
4) Hubungan
segalanya, kepemimpinan adalah
kepemimpinan
35
pengawasan,
dan
iklim
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
ISSN: 2476 – 9576
organisasi dengan implementasi
menunjukkan
kebijakan budaya kerja
sahamnya diminati oleh investor.
Dengan pengawasan yang
penghambat
membuat penilaian secara bebas
budaya
terhadap
bahkan
apakah
telah
kegiatan
berjalan
sesuai
pengawasan
diharapkan
dan
bagi
diterapkannya
culture,
kerja/corporate
seharusnya
lebih dituntut
karena mengelola dana rakyat yang
sistem yang telah dilaksanakan.
Dengan
baik
Bentuk BUMN bukanlah menjadi
dimiliki manajemen,akan dapat
pelaksanaan
kinerja
ada pada negara.
ini
Corporate
Culture/budaya
implementasi
kerja perusahaan merupakan suatu
kebijakan dapat dilakukan secara
faktor penting dalam menentukan
benar dan sesuai sistem dan
keberhasilan
prosedur yang telah ditetapkan.
perusahaan. Budaya kerja yang kuat
5). Penelitian yang relevan
juga
Dalam Penelitian ini, penulis
berusaha
meneliti
atau
membantu
kegagalan
kinerja
bisnis
karena menciptakan motivasi yang
masalah
luar biasa dalam diri para pekerja.
implementasi kebijakan budaya kerja
Didalam nilai-nilai dan perilaku
sebagai variabel dependen. Adapun
yang
variabel independennya ada tiga yaitu;
orang merasa nyaman dalam bekerja
pengawasan, kepemimpinan dan iklim
untuk
organisasi.
komitmen atau loyal selanjutnya
Melalui
kajian
pustaka,
dianut
bersama
sebuah
membuat
membuat
perusahaan,
orang
akan
rasa
bekerja
penulis menemukan saat ini yang
dengan benar dan lebih keras. Dan
telah menerapkan atau dalam proses
yang lebih penting lagi, budaya
menerapkan budaya kerja/corporate
kerja yang kuat akan membantu
culture di Indonesia telah banyak
kinerja karena memberikan struktur
diantaranya
dan control yang dibutuhkan tanpa
adalah
PT.
Timah,
PT.Astra International, Bank BCA,
harus
bersandar
Indofood,
formal
yang
Aneka
tambang,
tersebut
dapat
birokrasi
menekan
tumbuhnya motivasi dan inovasi.
Exelcomindo dll. Beberapa diantara
perusahaan
pada
telah
36
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
ISSN: 2476 – 9576
Sebagai contoh perusahaan
kuesioner yang disampaikan kepada
berbudaya kuat yang paling terkenal
responden yang jumlahnya 30 orang
adalah di perusahaan IBM. Pekerja
pekerja.
IBM memiliki reputasi kesetiaan
ditampilkan dalam bentuk deskripsi
dan
terhadap tabel yang meliputi data
sangat
termotivasi
dalam
Hasil
penelitian
akan
bekerja. Ada beberapa filosofi yang
variabel
mengagumkan untuk menjalankan
kepemimpinan, iklim organisasi dan
bisnis. Filosofi untuk menilai (1)
implementasi kebijakan.
penghargaan atas martabat dan hak
1) Variabel pengawasan
setiap
pribadi,
(2)
memberikan
:
Variabel
pengawasan,
pengawasan
ini
pelayanan terbaik pada pelanggan,
meliputi
dan (3) melaksanakan semua tugas
antara lain : orientasi tujuan
dengan cara yang lebih unggul.
organisasi,
objektifitas
Dinyatakan
Tom
Waston,
pengawasan
fungsional,
merupakan
tokoh
yang
Sr,
objektifitas pengawasan melekat,
paling
berjasa. Tahun 1962, Tom Waston,
orientasi
Jr, yang nota bene putra dan
kerja
penggantinya
orientasi
IBM,
sebagai
chairman
menunjukkan
indikator-indikator
pertindakan
pengawasan
budaya
fungsional,
pertindakan
budaya
kerja pengawasan melekat, dan
pentingnya
perspektif budaya yang kuat, ybs
umpan balik pengawasan.
mengatakan bahwa; filosofi dasar,
2) Variabel kepemimpinan
semangat dan keinginan dari sebuah
Variabel
organisasi
meliputi
terhadap
lebih
berpengaruh
pencapaian
dibandingkan
sumber
kepemimpinan
ini
indikator-indikator
prestasi
antara lain : pemahaman tugas,
daya
tanggapan terhadap lingkungan,
tehnologi atau ekonomi, struktur
kemampuan
hubungan,
organisasi, inovasi dan ketetapan
kemampuan
mengambil
waktu.
keputusan
dan
kemampuan
hubungan kemasyarakatan.
1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh
3) Variabel iklim organisasi
dari jawaban atas petanyaan dalam
37
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
Variabel
iklim
meliputi
organisasi
ini
ISSN: 2476 – 9576
kemampuan
indikator-indikator
keputusan
mengambil
dan
kemampuan
antara lain : tingkat pemberian
hubungan kemasyarakatan, yang
kesempatan,
terperinci
tertuang
dalam
ketantangan pekerjaan, tanggung
pertanyaan-pertanyaan
:
jawab,
berkarier,
keteladanan, berperilaku jujur dan
pendapat,
etis, mengingatkan budaya kerja
penghargaan,
kesempatan
mendengarkan
perlakukan, perhatian pimpinan
kepada
terhadap kebutuhan dan masalah.
4) Variabel
implementasi
dalam
setiap
kesempatan,
menegur
dan
menasihati
pekerja
yang
melanggar budaya kerja, terbuka
kebijakan
menerima masukan dan kritik,
5) Variabel iklim organisasi
adil, memberikan pujian kepada
Variabel iklim organisasi
yang
pekerja
dinyatakan
dalam
pekerja
terhadap
kepedulian
pekerja yang bekerja dengan baik.
7) Variabel lingkungan kerja
program budaya kerja ini meliputi
Variabel lingkungan kerja
indikator-indikator antara lain :
ini meliputi indikator-indikator
yaitu pengetahuan pekerja tentang
antara lain: mendapat pelatihan
visi dan misi BRI, pengetahuan
cukup
siapa yang menjadi change agent,
pekerjaan,
pengetahuan 13 tindakan budaya
Peningkatan
kerja,
pelayanan, fokus group, evaluasi
pengetahuan kode
pekerja
dan
etik
pengetahuan
budaya
untuk
mendukung
kegiatan
Forum
Kinerja
(survey
kerja)
menjadikan
dibentuknya Forum Peningkatan
kerjasama dan pelayanan menjadi
Kinerja.
lebih baik, mempunyai otoritas
cukup
6) Variabel kepemimpinan
Variabel
kepemimpinan
untuk
keputusan,
menganbil
menyukai
jenis
ini meliputi indikator-indikator
pekerjaan
antara lain: pemahaman tugas,
semangat dan kerja sama antar
tanggapan terhadap lingkungan,
pekerja/bagian, jumlah pekerja
kemampuan
sudah cukup.
hubungan,
38
saat
ini,
adanya
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
3.
Analisis
ISSN: 2476 – 9576
Diolah dari jawaban pertanyaan kuesioner
no.13 s/d 20
Dan Pembahasan Hasil
Tabel 1 menunjukkan pada
Penelitian
garis
Dalam penelitian ini tujuan yang
diagonal
tabel
terdapat
4
ingin dicapai yaitu hubungan antara
(empat) nilai korelasi yang dominan,
Iklim Organisasi dengan Implementasi
hal ini berarti hubungan Kemampuan
Kebijakan 13 tindakan budaya kerja.
Organisasi
Peningkatan
dan dominan hubungan antara iklim
dengan
Implementasi
Kebijakan sangat kuat dan signifikan.
Terdapat kecenderungan kuat
Organisasi
dengan
organisasi
implementasi
harus
kemampuan
dilakukan
kepada
dengan
kebijakan 13 tindakan budaya kerja,
berorientasi
penguatan
dapat dilihat pada tabel 1berikut ini.
kemampuan organisasi, untukperencanaan
penataan lingkungan yang menyeluruh.
Tabel 1
Hubungan antara Iklim Organisasi
dengan Implementasi Kebijakan 13
tindakan budaya kerja
5
Sangat
Setuju
4
Setuju
Iklim
Organisasi
3
Ragu-ragu
2
Tidak
setuju
1
Sangat
Tidak
setuju
Total
Count
% within
Implementasi
Kebijakan
Count
% within
Implementasi
Kebijakan
Count
% within
Implementasi
Kebijakan
Count
% within
Implementasi
Kebijakan
Count
% within
Implementasi
Implementasi Kebijakan 13 tindakan budaya kerja
1
2
3
4
5
Tidak Ragu
Sangat
Setuju ragu
Setuju
Sangat
Tidak Setuju
Setuju
0
0
0
2
3
Diharapkan pemahaman mereka semakin
bertambah dan pelaksanaan sesuai dengan
tujuan utama..
PENUTUP
Total
1. Kesimpulan
5
.0%
0
.0%
0
.0%
1
40.0%
16
60.0%
2
100.0%
19
.0%
0
.0%
0
5.3%
12
84.2%
3
10.5%
0
100.0%
15
.0%
0
.0% 80.0%
1
0
20.0%
0
.0%
0
100.0%
1
.0% 100.0%
0
0
.0%
0
.0%
0
.0%
0
100.0%
0
.0%
0
.0%
13
.0%
21
.0%
5
.0%
40
52.5%
12.5%
1) Dalam penelitian ini tujuan yang
ingin dicapai adalah Hubungan
antara Iklim Organisasi dengan
Implementasi
Kebijakan
13
tindakan budaya kerja.
2) Terdapat kecenderungan kuat dan
dominan hubungan antara iklim
Kebijakan
Count
% within
Implementasi
Kebijakan
.0%
1
.0% .5% 32.5%
Organisasi dengan implementasi
100.0%
=
dominant
kebijakan 13 tindakan budaya
kerja.
3) Penerapan / Implementasi atas
= tidak
dominant
Kebijakan tindakan Budaya Kerja
Bank BRI berdampak terhadap
39
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
ISSN: 2476 – 9576
peningkatan hasil kinerja para
bagi
karyawan
kesejahteraan
/
pekerjanya
pada
perusahaan itu.
Implementasi
pelaksanaan
PT.Bank
bagi
maupun
anggota
keluarga pekerja.
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi
terhadap
pekerjanya
Budaya
Rakyat
7) Memberikan
/
sumbangan
pengembangan ilmu pengetahuan
kerja
khususnya
Indonesia
administrasi
(Persero) Tbk Kantor Inspeksi
dalam
bidang
kaitannya
dengan
implementasi kebijakan.
Banjarmasin juga ditentukan oleh
8) Bagi
penulis
sendiri,
kedisiplinan para pekerjanya dan
menambah
tingkat pengawasan dari level top
wawasan
management
memecahkan masalah.
dalam
hal
bagi
ini
untuk
pengetahuan
serta
ajang
dan
melatih
Executive Vice President maupun
di level Vice President.
5) Kedisiplinan
DAFTAR PUSTAKA
merupakan
Model Implementasi Kebijakan Menurut
Grindle
Sumber:
Samodra
Wibawa, 1994
kesadaran dan kesediaan setiap
individu untuk mentaati semua
Kebijakan Publik Budi Winarno Penerbit
:Media Presindo Yogyakarta
tahun 2002
peraturan Perusahaan dan normanorma
sosial
yang
berlaku.
Disiplin yang baik mencerminkan
THE IMPLEMENTATION OF PUBLIC
POLICY: A FRAMEWORK OF
ANALYSIS*. Paul Sabatier1,;
Daniel Mazmanian2 2005
besarnya tanggung jawab setiap
pekerja terhadap tugas-tugas yang
menjadi tanggung jawabnya yang
merupakan
kunci
Abdul Wahab, Solichin, 2001, Analisis
Kebijakan
Dari
Formulasi
keImplementasi
Kebijakan
Negara, Bumi Aksara, Jakarta
keberhasilan
suatu perusahaan.
6) Implementasi
atas
Tindakan
Budaya Kerja Bank BRI yang
baik,
juga
penghargaan
akan
Abdul Wahab, Solichin. 1997. Analisis
Kebijaksanaan : Dari Formulasi
ke Implementasi Kebijaksanaan
Negara. Jakarta : Penerbit PT
Bumi Aksara.
memberikan
terhadap
kinerja
SDM yang baik pula, baik dalam
bentuk pemberian kesejahteraan
40
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
Wahjosumidjo. 1987.Kepemimpinan dan
Motivasi.Jakarta:Ghalia Indonesia
--------------------------------. 1998. Analisis
Kebijakan Publik : Teori dan
Aplikasinya.
George
ISSN: 2476 – 9576
Handoko, T. H. (1993), Manajemen
Personalia dan Sumber Daya
Manusia, Liberty,. Yogyakarta
C. Edwards III dan Ira
Sharkansky,
The
Policy
Predicament:
Making
and
Implementing Public Policy, (San
Francisco: W.H. Freeman and
Company, 1978), h.2.
Davis, Keith, 1985, Human Behavior at
Work: Organizational Behavior,
Mc.Graw Hill,. New York.
Manajemen Proses Kebijakan. Jakarta: ...
Quade, E.S. 1984.
Wibawa, Samodra, dkk, 1994 Evaluasi
Kebijakan Publik, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Dwiyanto, Agus dan Kusumasari,
Beveola. 2001, Kinerja Pelayanan
Publik, Center for Population and
Policy Studies, Yogyakarta
Wibawa, Samodra. 1994.
Kebijakan
Publik,
Proses dan Analisis.
Jakarta : Intermedia.
Administration industrielle et generale
karya Henry Fayol (terbit. 1916)
.... Adam, Ibrahim, 1988, Perilaku
Organisasi, Sinar Baru, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA. Buku: Handoko, T.
Hani. 2003. Manajemen. Cetakan
Kedelapanbelas.
J
iiiii
BPFEYogyakarta, Yogyakarta.
Suwarno, W. B., 2008. Perakitan Varietas
Jagung Hibrida. Dipublikasi di
ttp://willy.situshijau.co.id tanggal
20 April 2008. Diakses Pada
Tanggal 11 November 2009.
Siagian, Sondang (2008). Manajemen
Sumber Daya Manusia (cetakan
15). Jakarta: Bumi Aksara
Koontz, Harold & Cyril O’Donnel &
Heinz
Weihrich.
1986.
Manajemen. Jilid 2. Terjemahan:
Gunawan Hutauruk. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Anggoro,
M.
Toha.
2007.Metode
Penelitian. Universitas Terbuka :
Jakarta.
41
Volume 1 Nomor 1, Oktober 2015
ISSN: 2476 – 9576
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN BUDAYA
KERJA (CORPORATE CULTURE) DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) TBK. KANTOR INSPEKSI BANJARMASIN
Aida Vitria1), Syahrani2),Biyarto3)
Email : Aidafitria@yahoo.co.id
Email : Syahrani@gmail.com
Email : Biyarto@gmail.com
FE-UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB BANJARMASIN
ABSTRACT
Work culture that values are believed to be shared in the work used as a guideline
to behave in dealing with customers, top management, co-workers, as well as other
external parties. Efforts application of a good work culture, not just a responsibility on
the part of Chairman of the Company, but also the responsibility of all employees /
workers involved.
There are five (5) values Work Culture at Bank BRI are: Integrity,
Professionalism, Customer Satisfaction, ideals and kepaada HR Award. While the
adoption of the 5 (five) working culture is in daily activities of workers described in 13
(thirteen) actions work culture that is: Always on time, use the telephone, computer and
facilities other agencies only for official purposes, not smoke in the office, Holding
dialogue regularly with staff and subordinates to share information and motivate,
Helping subordinates and co-workers if such difficulties, Responding to and resolving
complaints at the earliest opportunity in accordance with the authority, pray together
every morning, not leave absences, Maintain cleanliness and tidiness of the
environment labor, use of office facilities effectively and efficiently, Friendly (smiles
and greetings) to provide customer service (internal and external), using working hours
as optimal as possible and rest as applicable, provide awards directly to successful with
both
performance
and
behavior
(
not
necessarily
in
financial).
Factors that affect the implementation of the Work Culture BRI namely:
Supervision factors, factors Leadership and Organizational Climate factor. Work
Culture policy implementation Bank BRI will work well if the above factors and
linkages in line with each other.
Keyword: Work culture and performance.
27
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
ISSN: 2476 – 9576
serta yang paling khusus adanya krisis
LATAR BELAKANG.
Dalam
menghadapi
finansial global. Budaya kerja pekerja
perubahan lingkungan yang begitu
didalam perusahaan PT.Bank Rakyat
cepat seperti peningkatan kebutuhan
Indonesia (Persero) Tbk yang akan
pelanggan
perubahan
penulis bahas dalam lingkup bidang
teknologi informasi, pesaing ataupun
Audit diluar bidang operasional dan
perubahan yang terjadi di dalam
divisi administrasi
lingkungan intern PT. Bank Rakyat
lainnya
Indonesia
(Persero)
sendiri
Banjarmasin yang didalam organisasi
dituntut
kegiatan
operasional
Audit terdiri Auditor sebagai Strategic
/
nasabah,
Tbk,
yaitu
serta penunjang
Kantor
Inspeksi
perbankkan yang unggul, terbuka /
Business
transparansi dari para pelaku bisnis
merupakan
tersebut dalam melaksanakan sesuai
dilakukan untuk menguji kepatuhan
corporate culture / budaya kerja
yang disertai dengan peran konsultatif
perusahaan dan kode etik perbankan.
guna memberikan nilai tambah dalam
Disamping
usaha
proses operasional perusahaan melalui
perbankkan itu sendiri yang peka dan
evaluasi terhadap kecukupan dan
berisiko. Corporate culture / budaya
efektifitas proses manajemen risiko,
kerja perusahaan merupakan suatu
pengendalian
faktor penting dalam menentukan
Corporate Governance (GCG), dan
keberhasilan
atau
menyelaraskan
kegiatan
perusahaan,
disamping
dengan
perusahaan
membantu
itu
spesifikasi
kinerja
kegagalan
(SBP).
kegiatan
intern
tujuan
Yaitu
audit
dan
yang
Good
auditnya
secara
karena
keseluruhan. Internal auditing yang
menciptakan motivasi yang luar biasa
lakukan oleh seorang Auditor untuk
dalam diri para pekerja.
dapat melaksanakan perannya sebagai
Tuntutan
bisnis
juga
Partner
berperilaku dan
Strategic Business Partner (SBP)/
bekerja benar, sangat dibutuhkan,
mitra bagi yang diperiksa/Auditee.
lebih-lebih dalam kondisi persaingan
Budaya kerja pekerja ini dengan peran
perbankkan yang sehat, kebijakan
dan fungsinya untuk menjadi
pemerintah
Tambah
daerah/setempat
atau
kebijakan pemerintas secara nasional
(Added
Value),
Nilai
Atribut
Auditor sebagai Strategic Business
28
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
ISSN: 2476 – 9576
Partner, Indikasi Auditor sebagai
kebijakan
Peran Strategic, Business Partner,
proses implementasi kebijakan,
Sinergi antara Auditor Intern dengan
konteks kebijakan ini meliputi
Auditee, dan Proses implementasi
kekuasaan,
Strategic
strategi aktor-aktor terlibat.
Business
membutuhkan
Partner
kerjasama
dari
akan
mempengaruhi
kepentingan
dan
Sedangkan Implementasi
kebijakan publik menurut Budi
manajemen lini
Mengenai
belum
Winarno
baiknya
(2002:72)
:
Model
implementasi kebijakan budaya kerja
proses implementasi terdapat 6
di
Banjarmasin,
(enam) variable yang membentuk
sebenarnya ada beberapa faktor yang
kaitan (linkage) antara kebijakan
menjadi
dan
Kanins
BRI
penyebabnya
misalnya
:
pencapaian
(performance).
komunikasi, interaksi, penghargaan
Variabel
yang
kepercayaan,
variable bebas dan variable terikat
tanggung jawab, dan pengawasan
yang saling berhubunagn satu
serta
dengan sama lainnya, adapun
adil,
sikap
kadar
pekerja
sendiri
dan
tersebut
merupakan
keenam variable tersebut adalah
sebagainya?
(1) Ukuran dasar dan tujuan, (2)
TINJAUAN TEORITIS
Sumber, (3) Komunikasi antar
1. Pengertian Manajemen Sumber
organisasi dan kegiatan pelaksana,
(4) Karakteristik badan pelaksana,
Daya Manusia.
Implementasi
(5) Kondisi ekonomi, social, dan
kebijakan
menurut Grindle dalam Samudra
politik,
(1994;22-24)
pelaksana.
pada
dasarnya
(6)
Kecenderungan
Daniel
Menurut
ditentukan oleh isi kebijakan dan
konteks kebijakan. Isi kebijakan
Mazmanian
menunjukkan kedudukan pembuat
Sabatier dalam Wahab (2005:65)
kebijakan
:
sehingga
kedudukan
ini
mempengaruhi
kebijakan.
posisi
kebijakan
A.
masalah
berarti
berusaha untuk memahami apa
implementasi
Sedangkan
Paul
Mempelajari
implementasi
akan
dan
yang senyatanya terjadi sesudah
konteks
29
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
ISSN: 2476 – 9576
suatu program dinyatakan berlaku
sumber-sumber
atau dirumuskan yakni peristiwa-
kecenderungan
peristiwa
birokasi.
dan
kegiatan
yang
(sumber
dan
daya)
struktur
Selanjutnya
timbul sesudah disahkannya suatu
implementasi
kebijakan,
tahap pembuatan kebijakan antara
baik
menyangkut
usaha-usaha
kebijakan adalah
pembentukan
untuk
kebijakan
mengadministrasikannya maupun
konsekuensi
usaha-usaha untuk memberikan
yang dipengaruhinya. Jika suatu
dampak tertentu pada masyarakat.
kebijakan tidak tepat atau tidak
Konsep
implementasi
Webster
yang
kamus
Solichin
dalam
masyarakat
dapat mengurangi permasalahan
mengenai
menurut
bagi
dan
timbul
meskipun
telah
diimplementasikan, berarti akan
(1997;64) berasal dari kata to
mengalami kegagalan.
implement
Budaya Kerja
Budaya kerja dalam Bank
(mengimplementasikan) yang juga
berarti menyediakan sarana untuk
BRI
melaksanakan suatu dan to give
pengertian
practical effect to (menimbulkan
di BRI yakni “nilai-nilai yang
dampak
diyakini bersama dalam bekerja
atau
akibat
terhadap
dapat
diartikan
dengan
Culture/budaya kerja
suatu), termasuk tindakan yang
digunakan
dipilih oleh pemerintah untuk
berperilaku dalam berhubungan
dilaksanakan
dengan
atau
tidak
sebagai
pedoman
nasabah,
manajemen
puncak, sesama pekerja, serta
dilaksanakan.
pihak eksternal lainnya”. Lima
Senada dengan pendapat
bahwa
kebijakan
nilai-nilai inti budaya kerja BRI
dipengaruhi
beberapa
yakni: Integritas, Profesionalisme,
variable dasar. Menurut George C.
Kepuasan Nasabah, Keteladanan
Edward III (dalam Budi Winarno,
dan Penghargaan pada Sumber
1978:118) terdapat faktor-faktor
Daya Manusia (SDM).
yang mempengaruhi implementasi
1) Nilai
sebelumnya,
selalu
kebijakan
yaitu
Budaya
Integritas
komunikasi,
30
Pertama
:
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
2) Nilai
Budaya
Kedua
:
ISSN: 2476 – 9576
ketrampilan dan tindakan yang
Profesionalisme
tepat, bukan pada ciri pribadi”.
(1) Bertanggung Jawab.
Dikatakan oleh Davis (1986 :
(2) Efektif dan Efisien.
162):
(3) Disiplin.
”Kepemimpinan
(4) Berorientasi Kemasa Depan
yang penting dari manajemen,
dalam
Mengantisipasi
saja
Tantangan
merencanakan
dan
Kesempatan).
Ketiga
:
utama
Kepuasan Nasabah
Budaya
manajer
harus
dan
pemimpin
adalah
mempengaruhi orang lain untuk
Keempat
:
mencapai tujuan yang ditetapkan
dengan antusias”
Keteladanan
5) Nilai
para
mengorganisasikan, tetapi peran
Budaya
4) Nilai
bagian
tetapi bukan semuannya, misalnya
Perubahan (Perkembangan,
3) Nilai
adalah
Budaya
Kelima
:
Menurut Mitfah Thoha
(2007 : 9) ”kepemimpinan adalah
Penghargaan kepada SDM
2. Kepemimpinan
kegiatan
Suatu
mempengaruhi
akan
perilaku orang lain, atau seni
berhasil atau gagal, sebagian besar
mempengaruhi perilaku manusia
ditentukan oleh kepemimpinan.
baik
Ada ungkapan mulia mengatakan,
kelompok”.
bahwa
organisasi
untuk
pemimpinlah
yang
perorangan
Dari
maupun
pendapat
tersebut
bertanggungjawab atas kegagalan
diatas dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan
pekerjaan.
kepemimpinan adalah kegiatan
memposisikan
untuk mempengaruhi orang lain
Ungkapan
suatu
itu
pemimpin organisasi pada posisi
sesama
yang sangat penting.
maupun di luar organisasi, dalam
Dikatakan oleh Koontz
anggota
organisasi
rangka mencapai tujuan. Dalam
dalam Davis (1986 ; 152), bahwa
kepemimpinan
”Kepemimpinan
berhasil
cukup hanya mengandalkan ciri
perilaku,
pribadi sebagai sumber utama
bergantung
yang
pada
31
memang
tidak
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
kepemimpinan
berhasil,
Kecakapan teknis ini penting
namun masih perlu dilengkapi
pada pimpinan tingkat bawah,
dengan ketrampilan lain yang
dan berkurang atau bahkan
diperlukan
tidak ada sama sekali pada
untuk
perubahan
yang
yang
ISSN: 2476 – 9576
dan
terjadi
manajemen
merespon
perkembangan
dalam
yang
komplek,
pimpinan tingkat atas.
praktek
2) Kecakapan
semakin
(Human skill).
ketrampilan
Kecakapan kemanusiaan ialah
manusiawi
kemampuan untuk bekerja di
konseptual.
dalam atau dengan kelompok.
Mengenai ketiga jenis kecakapan
Hal ini dimaksudkan untuk
itu dijelaskan oleh Davis (dalam
membangun suatu koordinasi
Suwarno,
di dalam suatu tim, di mana ia
teknis,
dan
yaitu
kemanusiaan
ketrampilan
ketrampilan
2008:65)
sebagai
bertindak sebagai pemimpin.
berikut :
3) Kecakapan
1) Kecakapan teknis (Technical
konsepsional
skill)
(Conseptual skill).
Kecakapan teknis ini penting
Kecapakan konsepsional ialah
bagi
kemampuan
pimpinan
menengah
tingkat
kebijakan organisasi secara
(Middle
Management
Level)
mengetahui
keseluruhan.
dan
Sekalipun
tingkat
bawah
adanya fungsi yang berdiri
or
Lower
sendiri tetap kenyataan bahwa
Management Level) dimana
perubahan pada setiap bagian
hubungan antara pemimpin
akan mempengaruhi terhadap
dan bawahan sangat dekat.
keseluruhan. Hal ini dapat
Dalam
digambarkan bahwa hubungan
pimpinan
(Supervisory
termasuk
kecakapan
ini
itu
kegiatan-kegiatan
menyangkut
program-
menggunakan metode, proses,
program di bidang politik,
prosedur dan teknik, yang
sosial (masyarakat), ekonomi
pada umumnya berhubungan
(industri)
dengan alat-alat bukan orang.
Kecapakan konsepsional ini
32
seluruh
bangsa.
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
akan
bertambah
ISSN: 2476 – 9576
1) Iklim
penting
organisasi
itu
pimpinan
dipengaruhi oleh semua hal
tingkat atas (Top Management
yang terjadi dalam organisasi,
Level).
misalnya
terutama
pada
3. Iklim organisasi
Dikemukan oleh Davis
kepemimpinan,
komunikasi,
pengawasan,
pengambilan
keputusan,
(1985 : 21), ”iklim itu dipengaruhi
tehnologi dan sebagainya
oleh hampir semua hal yang
2) Iklim organisasi itu dikatakan
terjadi dalam suatu organisasi.
sebagai konsep yang dinamis,
Iklim adalah konsep sistem yang
karena ia selalu mengalami
dinamis”.
perubahan dan perkembangan,
Dalam pandangan Field
and
Abelson,
organisasi
bahwa
adalah
seiring dengan perubahan dan
iklim
perkembangan
”lingkungan
di dalam organisasi
manusia, di dalam mana para
pekerja
organisasi
faktor-faktor
3) Bahwa
melakukan
maupun
budaya,
tradisi
metode
tindakan
pekerjaan mereka” (dalam Davis,
yang
1985:21)
seluruhnya ikut menciptakan
Senada dalam pandangan
dimiliki
organisasi,
iklim organisasi.
Davis adalah yang dikemukakkan
Mengenai
arti
penting
oleh Whortm dan Worthley dalam
dari iklim organisasi, dinyatakan
davis (1985:2), bahwa ” masing-
oleh La Fol Let, dalam Dwiyanto
masing
organisasi
memiliki
(2001:42),
budaya,
tradisi
metode
organisasi
dan
bahwa
dapat
”iklim
memberikan
tindakannya sendir, yang secara
suatu dinamika kehidupan di
keseluruhan
dalam organisasi, dan sangat
menciptakan
iklimnya”.
dipengaruhi
Berdasarkan
pandangan
tersebut
terhadap
sumber
daya manusiannya”.
ketiga
dapatlah
Tentang
pendekatan
dibuat beberapa catatan sebagai
terhadap iklim organisasi, Davis
berikut:
(1985:23) mengatakan:
33
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
”Iklim organisasi
yang
mengarahkan
sehat merupakan rencana jangka
pendekatan
aktivitas
para
pekerja.
panjang, dan para manajer perlu
melakukan
ISSN: 2476 – 9576
METODOLOGI PENELITIAN
asset
Adapun
tempat
dalam
terhadap masalah iklim, yang
melalukan penelitian adalah PT.Bank
berarti
memiliki
Rakyat
Indonesia
panjang
Kantor
Inspeksi
mereka
pandangan
tentang
jangka
iklim
sebagai
assets
21
Devis
diatas,
Banjarmasinyang
Kelurahan
Kertak
Baru
Analisis data dengan metode kualitatif
pandangan Richard M Steers
deskriptif.
yang melihat eksistensi iklim
HASIL DAN PEMBAHASAN
organisasi. Dikatakan oleh Steers
Dwiyanto
bahwa
”iklim
Berdasarkan
(2001:40),
organisasi
itu
1)
Apakah
implementasi
budaya
distandarisasi dan dibatasi atau
Banjarmasn
dikendalikan”.
pengawasan ?
pandangan
2)
Apakah
kerja
budaya
disimpulkan
Banjarmasn
organisasi
lingkungan
iklim
adalah:
kondisi
internal
organisasi
di
kebijakan
Kanins
dipengaruhi
implementasi
para ahli tersebut diatas, dapatlah
bahwa
perumusan
masalahnya sebagai berikut :
adalah sesuatu yang ditentukan,
Berdasarkan
Ilir
Kecamatan Banjarmasin Tengah.
nampaknya lebih dekat dengan
dalam
Tbk
beralamat di Jl.Bank Rakyat No.19-
organisasi”.
Pendapat
(Persero)
kerja
di
BRI
oleh
kebijakan
Kanins
dipengaruhi
BRI
oleh
kepemimpinan ?
3)
Apakah
implementasi
kebijakan
yang mempunyai ciri-ciri yang
budaya
relatif tetap; sebagai hasil dari
Banjarmasin dipengaruhi oleh iklim
tingkah laku orang-orang dan
organisasi ?
4)
kebijaksanaan organisasi, yang
dapat
digunakan
menafsirkan
sebagai
organisasi
sumber
Apakah
budaya
untuk
kerja
untuk
34
Kanins
implementasi
kerja
Banjarmasn
dan
di
di
kebijakan
Kanins
dipengaruhi
BRI
BRI
secara
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
bersama-sama
oleh
pengawasan,
ISSN: 2476 – 9576
merupakan
kepemimpinan dan iklim organisasi ?
hal
yang
sangat
penting di dalam manajemen.
Seorang manajer harus mampu
merencanakan,
Ada 5 Hubungan antar Variabel
Berdasarkan landasan teori yang
mengorganisasikan,
ada maka dapat ditegaskan mengenai
menggerakkan
dan
hubungan-hubungan antar variabel, yang
mengendalikan
sumber-sumber
kemudian digambarkan pula bangun teori
yang ada di dalam organisasi.
untuk mendasari pelaksanaan penelitian.
Namun bagi seorang pemimpin
perannya
1) Hubungan pengawasan dengan
yang
paling
utama
implementasi kebijakan budaya
adalah mempengaruhi orang lain
kerja
untuk mencapai tujuan yang telah
Didalam nilai-nilai dan
ditetapkan di dalam organisasi.
perilaku yang dianut bersama
3) Hubungan
iklim
organisasi
sesuai tindakan budaya kerja,
dengan implementasi kebijakan
pekerja merasa nyaman untuk
budaya kerja
bekerja, dan menumbuhkan rasa
loyal
yang
selanjutnya
Iklim organisasi akan dapat
dapat
dirasakan
oleh
para
pekerja
membuat yang bersangkutan akan
sebagai
bekerja dengan benar. Dengan
menyenangkan,
bekerja benar sesuai aturan berarti
unsur dalam organisasi tersebut
pengawasan
menunjukkan
praktek
kecenderungan
yang
positif,
demikian
dapat
menjadi
yang
pengendalian
kegiatan
ketat
atau
intern
dalam
operasional
berjalan
suatu
juga
apabila
yang
unsur-
dan
otomatis dalam sistem (Built-in
suatu yang tidak menyenangkan,
control).
apabila
unsur-unsur
dalam
kepemimpinan
organisasi tersebut menunjukkan
dengan implementasi kebijakan
praktek dan kecenderungan yang
budaya kerja
negatif.
2) Hubungan
Meskipun
bukan
4) Hubungan
segalanya, kepemimpinan adalah
kepemimpinan
35
pengawasan,
dan
iklim
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
ISSN: 2476 – 9576
organisasi dengan implementasi
menunjukkan
kebijakan budaya kerja
sahamnya diminati oleh investor.
Dengan pengawasan yang
penghambat
membuat penilaian secara bebas
budaya
terhadap
bahkan
apakah
telah
kegiatan
berjalan
sesuai
pengawasan
diharapkan
dan
bagi
diterapkannya
culture,
kerja/corporate
seharusnya
lebih dituntut
karena mengelola dana rakyat yang
sistem yang telah dilaksanakan.
Dengan
baik
Bentuk BUMN bukanlah menjadi
dimiliki manajemen,akan dapat
pelaksanaan
kinerja
ada pada negara.
ini
Corporate
Culture/budaya
implementasi
kerja perusahaan merupakan suatu
kebijakan dapat dilakukan secara
faktor penting dalam menentukan
benar dan sesuai sistem dan
keberhasilan
prosedur yang telah ditetapkan.
perusahaan. Budaya kerja yang kuat
5). Penelitian yang relevan
juga
Dalam Penelitian ini, penulis
berusaha
meneliti
atau
membantu
kegagalan
kinerja
bisnis
karena menciptakan motivasi yang
masalah
luar biasa dalam diri para pekerja.
implementasi kebijakan budaya kerja
Didalam nilai-nilai dan perilaku
sebagai variabel dependen. Adapun
yang
variabel independennya ada tiga yaitu;
orang merasa nyaman dalam bekerja
pengawasan, kepemimpinan dan iklim
untuk
organisasi.
komitmen atau loyal selanjutnya
Melalui
kajian
pustaka,
dianut
bersama
sebuah
membuat
membuat
perusahaan,
orang
akan
rasa
bekerja
penulis menemukan saat ini yang
dengan benar dan lebih keras. Dan
telah menerapkan atau dalam proses
yang lebih penting lagi, budaya
menerapkan budaya kerja/corporate
kerja yang kuat akan membantu
culture di Indonesia telah banyak
kinerja karena memberikan struktur
diantaranya
dan control yang dibutuhkan tanpa
adalah
PT.
Timah,
PT.Astra International, Bank BCA,
harus
bersandar
Indofood,
formal
yang
Aneka
tambang,
tersebut
dapat
birokrasi
menekan
tumbuhnya motivasi dan inovasi.
Exelcomindo dll. Beberapa diantara
perusahaan
pada
telah
36
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
ISSN: 2476 – 9576
Sebagai contoh perusahaan
kuesioner yang disampaikan kepada
berbudaya kuat yang paling terkenal
responden yang jumlahnya 30 orang
adalah di perusahaan IBM. Pekerja
pekerja.
IBM memiliki reputasi kesetiaan
ditampilkan dalam bentuk deskripsi
dan
terhadap tabel yang meliputi data
sangat
termotivasi
dalam
Hasil
penelitian
akan
bekerja. Ada beberapa filosofi yang
variabel
mengagumkan untuk menjalankan
kepemimpinan, iklim organisasi dan
bisnis. Filosofi untuk menilai (1)
implementasi kebijakan.
penghargaan atas martabat dan hak
1) Variabel pengawasan
setiap
pribadi,
(2)
memberikan
:
Variabel
pengawasan,
pengawasan
ini
pelayanan terbaik pada pelanggan,
meliputi
dan (3) melaksanakan semua tugas
antara lain : orientasi tujuan
dengan cara yang lebih unggul.
organisasi,
objektifitas
Dinyatakan
Tom
Waston,
pengawasan
fungsional,
merupakan
tokoh
yang
Sr,
objektifitas pengawasan melekat,
paling
berjasa. Tahun 1962, Tom Waston,
orientasi
Jr, yang nota bene putra dan
kerja
penggantinya
orientasi
IBM,
sebagai
chairman
menunjukkan
indikator-indikator
pertindakan
pengawasan
budaya
fungsional,
pertindakan
budaya
kerja pengawasan melekat, dan
pentingnya
perspektif budaya yang kuat, ybs
umpan balik pengawasan.
mengatakan bahwa; filosofi dasar,
2) Variabel kepemimpinan
semangat dan keinginan dari sebuah
Variabel
organisasi
meliputi
terhadap
lebih
berpengaruh
pencapaian
dibandingkan
sumber
kepemimpinan
ini
indikator-indikator
prestasi
antara lain : pemahaman tugas,
daya
tanggapan terhadap lingkungan,
tehnologi atau ekonomi, struktur
kemampuan
hubungan,
organisasi, inovasi dan ketetapan
kemampuan
mengambil
waktu.
keputusan
dan
kemampuan
hubungan kemasyarakatan.
1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh
3) Variabel iklim organisasi
dari jawaban atas petanyaan dalam
37
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
Variabel
iklim
meliputi
organisasi
ini
ISSN: 2476 – 9576
kemampuan
indikator-indikator
keputusan
mengambil
dan
kemampuan
antara lain : tingkat pemberian
hubungan kemasyarakatan, yang
kesempatan,
terperinci
tertuang
dalam
ketantangan pekerjaan, tanggung
pertanyaan-pertanyaan
:
jawab,
berkarier,
keteladanan, berperilaku jujur dan
pendapat,
etis, mengingatkan budaya kerja
penghargaan,
kesempatan
mendengarkan
perlakukan, perhatian pimpinan
kepada
terhadap kebutuhan dan masalah.
4) Variabel
implementasi
dalam
setiap
kesempatan,
menegur
dan
menasihati
pekerja
yang
melanggar budaya kerja, terbuka
kebijakan
menerima masukan dan kritik,
5) Variabel iklim organisasi
adil, memberikan pujian kepada
Variabel iklim organisasi
yang
pekerja
dinyatakan
dalam
pekerja
terhadap
kepedulian
pekerja yang bekerja dengan baik.
7) Variabel lingkungan kerja
program budaya kerja ini meliputi
Variabel lingkungan kerja
indikator-indikator antara lain :
ini meliputi indikator-indikator
yaitu pengetahuan pekerja tentang
antara lain: mendapat pelatihan
visi dan misi BRI, pengetahuan
cukup
siapa yang menjadi change agent,
pekerjaan,
pengetahuan 13 tindakan budaya
Peningkatan
kerja,
pelayanan, fokus group, evaluasi
pengetahuan kode
pekerja
dan
etik
pengetahuan
budaya
untuk
mendukung
kegiatan
Forum
Kinerja
(survey
kerja)
menjadikan
dibentuknya Forum Peningkatan
kerjasama dan pelayanan menjadi
Kinerja.
lebih baik, mempunyai otoritas
cukup
6) Variabel kepemimpinan
Variabel
kepemimpinan
untuk
keputusan,
menganbil
menyukai
jenis
ini meliputi indikator-indikator
pekerjaan
antara lain: pemahaman tugas,
semangat dan kerja sama antar
tanggapan terhadap lingkungan,
pekerja/bagian, jumlah pekerja
kemampuan
sudah cukup.
hubungan,
38
saat
ini,
adanya
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
3.
Analisis
ISSN: 2476 – 9576
Diolah dari jawaban pertanyaan kuesioner
no.13 s/d 20
Dan Pembahasan Hasil
Tabel 1 menunjukkan pada
Penelitian
garis
Dalam penelitian ini tujuan yang
diagonal
tabel
terdapat
4
ingin dicapai yaitu hubungan antara
(empat) nilai korelasi yang dominan,
Iklim Organisasi dengan Implementasi
hal ini berarti hubungan Kemampuan
Kebijakan 13 tindakan budaya kerja.
Organisasi
Peningkatan
dan dominan hubungan antara iklim
dengan
Implementasi
Kebijakan sangat kuat dan signifikan.
Terdapat kecenderungan kuat
Organisasi
dengan
organisasi
implementasi
harus
kemampuan
dilakukan
kepada
dengan
kebijakan 13 tindakan budaya kerja,
berorientasi
penguatan
dapat dilihat pada tabel 1berikut ini.
kemampuan organisasi, untukperencanaan
penataan lingkungan yang menyeluruh.
Tabel 1
Hubungan antara Iklim Organisasi
dengan Implementasi Kebijakan 13
tindakan budaya kerja
5
Sangat
Setuju
4
Setuju
Iklim
Organisasi
3
Ragu-ragu
2
Tidak
setuju
1
Sangat
Tidak
setuju
Total
Count
% within
Implementasi
Kebijakan
Count
% within
Implementasi
Kebijakan
Count
% within
Implementasi
Kebijakan
Count
% within
Implementasi
Kebijakan
Count
% within
Implementasi
Implementasi Kebijakan 13 tindakan budaya kerja
1
2
3
4
5
Tidak Ragu
Sangat
Setuju ragu
Setuju
Sangat
Tidak Setuju
Setuju
0
0
0
2
3
Diharapkan pemahaman mereka semakin
bertambah dan pelaksanaan sesuai dengan
tujuan utama..
PENUTUP
Total
1. Kesimpulan
5
.0%
0
.0%
0
.0%
1
40.0%
16
60.0%
2
100.0%
19
.0%
0
.0%
0
5.3%
12
84.2%
3
10.5%
0
100.0%
15
.0%
0
.0% 80.0%
1
0
20.0%
0
.0%
0
100.0%
1
.0% 100.0%
0
0
.0%
0
.0%
0
.0%
0
100.0%
0
.0%
0
.0%
13
.0%
21
.0%
5
.0%
40
52.5%
12.5%
1) Dalam penelitian ini tujuan yang
ingin dicapai adalah Hubungan
antara Iklim Organisasi dengan
Implementasi
Kebijakan
13
tindakan budaya kerja.
2) Terdapat kecenderungan kuat dan
dominan hubungan antara iklim
Kebijakan
Count
% within
Implementasi
Kebijakan
.0%
1
.0% .5% 32.5%
Organisasi dengan implementasi
100.0%
=
dominant
kebijakan 13 tindakan budaya
kerja.
3) Penerapan / Implementasi atas
= tidak
dominant
Kebijakan tindakan Budaya Kerja
Bank BRI berdampak terhadap
39
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
ISSN: 2476 – 9576
peningkatan hasil kinerja para
bagi
karyawan
kesejahteraan
/
pekerjanya
pada
perusahaan itu.
Implementasi
pelaksanaan
PT.Bank
bagi
maupun
anggota
keluarga pekerja.
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi
terhadap
pekerjanya
Budaya
Rakyat
7) Memberikan
/
sumbangan
pengembangan ilmu pengetahuan
kerja
khususnya
Indonesia
administrasi
(Persero) Tbk Kantor Inspeksi
dalam
bidang
kaitannya
dengan
implementasi kebijakan.
Banjarmasin juga ditentukan oleh
8) Bagi
penulis
sendiri,
kedisiplinan para pekerjanya dan
menambah
tingkat pengawasan dari level top
wawasan
management
memecahkan masalah.
dalam
hal
bagi
ini
untuk
pengetahuan
serta
ajang
dan
melatih
Executive Vice President maupun
di level Vice President.
5) Kedisiplinan
DAFTAR PUSTAKA
merupakan
Model Implementasi Kebijakan Menurut
Grindle
Sumber:
Samodra
Wibawa, 1994
kesadaran dan kesediaan setiap
individu untuk mentaati semua
Kebijakan Publik Budi Winarno Penerbit
:Media Presindo Yogyakarta
tahun 2002
peraturan Perusahaan dan normanorma
sosial
yang
berlaku.
Disiplin yang baik mencerminkan
THE IMPLEMENTATION OF PUBLIC
POLICY: A FRAMEWORK OF
ANALYSIS*. Paul Sabatier1,;
Daniel Mazmanian2 2005
besarnya tanggung jawab setiap
pekerja terhadap tugas-tugas yang
menjadi tanggung jawabnya yang
merupakan
kunci
Abdul Wahab, Solichin, 2001, Analisis
Kebijakan
Dari
Formulasi
keImplementasi
Kebijakan
Negara, Bumi Aksara, Jakarta
keberhasilan
suatu perusahaan.
6) Implementasi
atas
Tindakan
Budaya Kerja Bank BRI yang
baik,
juga
penghargaan
akan
Abdul Wahab, Solichin. 1997. Analisis
Kebijaksanaan : Dari Formulasi
ke Implementasi Kebijaksanaan
Negara. Jakarta : Penerbit PT
Bumi Aksara.
memberikan
terhadap
kinerja
SDM yang baik pula, baik dalam
bentuk pemberian kesejahteraan
40
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 1, April 2015
Wahjosumidjo. 1987.Kepemimpinan dan
Motivasi.Jakarta:Ghalia Indonesia
--------------------------------. 1998. Analisis
Kebijakan Publik : Teori dan
Aplikasinya.
George
ISSN: 2476 – 9576
Handoko, T. H. (1993), Manajemen
Personalia dan Sumber Daya
Manusia, Liberty,. Yogyakarta
C. Edwards III dan Ira
Sharkansky,
The
Policy
Predicament:
Making
and
Implementing Public Policy, (San
Francisco: W.H. Freeman and
Company, 1978), h.2.
Davis, Keith, 1985, Human Behavior at
Work: Organizational Behavior,
Mc.Graw Hill,. New York.
Manajemen Proses Kebijakan. Jakarta: ...
Quade, E.S. 1984.
Wibawa, Samodra, dkk, 1994 Evaluasi
Kebijakan Publik, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Dwiyanto, Agus dan Kusumasari,
Beveola. 2001, Kinerja Pelayanan
Publik, Center for Population and
Policy Studies, Yogyakarta
Wibawa, Samodra. 1994.
Kebijakan
Publik,
Proses dan Analisis.
Jakarta : Intermedia.
Administration industrielle et generale
karya Henry Fayol (terbit. 1916)
.... Adam, Ibrahim, 1988, Perilaku
Organisasi, Sinar Baru, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA. Buku: Handoko, T.
Hani. 2003. Manajemen. Cetakan
Kedelapanbelas.
J
iiiii
BPFEYogyakarta, Yogyakarta.
Suwarno, W. B., 2008. Perakitan Varietas
Jagung Hibrida. Dipublikasi di
ttp://willy.situshijau.co.id tanggal
20 April 2008. Diakses Pada
Tanggal 11 November 2009.
Siagian, Sondang (2008). Manajemen
Sumber Daya Manusia (cetakan
15). Jakarta: Bumi Aksara
Koontz, Harold & Cyril O’Donnel &
Heinz
Weihrich.
1986.
Manajemen. Jilid 2. Terjemahan:
Gunawan Hutauruk. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Anggoro,
M.
Toha.
2007.Metode
Penelitian. Universitas Terbuka :
Jakarta.
41