PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PP. LONDON SUMATERA INDONESIA, Tbk MEDAN

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PP. LONDON SUMATERA INDONESIA, Tbk MEDAN

Endang Haryati 1 * & Jessica Debora Sibarani 1

1 Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Medan Telp. 061-7322634 Fax. 061-7322649

*E-Mail : endangharyatijoe@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT PP. London Sumatera Indonesia, Tbk Medan. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 94 responden dan pengumpulan data diperoleh dari metod kuisioner serta studi pustaka dan metode analisis datanya dilakuka secara komputerisasi. Hasil penelitian ini terbukti dari :

uji validitas dan reabilitas instrumen, koefisien korelasi (R), koefisien determinasi (R 2 ), uji f, uji t, dan analisis regresi linier berganda. Dari hasil analisis validitas, semua item pernyataan dikatakan valid karena r hitung > r tabel dan hasil uji reabilitas, semua item pernyataan dikatakan reliabel karena nilai cronbach’s alpha > 0,06. Untuk uji korelasi nilai R sebesar 0,945 artinya terjadi hubungan yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen, hasil R square mampu menjelaskan 89,2% variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar 10,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dibahas dalam penelitian ini, hasil uji F denga F hitung >F tabel (77,353>1,99) maka H 0 di tolak itu berarti bahwa semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen hasil analisis uji t dengan nilai t hitung > t tabel pada variabel instruktur (2,717>1,663), tenik

latihan (3,503>1663), dan metode penilaian latihan (10,262>1,663), H 0 ditolak variabel instruktur, teknik latihan dan metode penilaian secara persial berpengaruh terhadap produktivitas kerja (dependen). Hasil analisis linier bergandan Y= -0,615 -0,772X1 -1,822X2 -0,057X3 +0,504X4 -304X5 +0,161X6 +0,582X7 +2,210X9 mengandung arti indikator jumlah dan kualifikasi peserta Latihan (X6), Instruktur (X7), Teknik Latihan (X8), dan metode penilaian latihan (X9) mempunyai kegiatan yang searah dengan variabel Produktivitas Kerja.

Kata Kunci : Pelatihan, Produktivitas Kerja, Sumber Daya.

PENDAHULUAN

Produktivitas

Kerja

Karyawan Pada PT

SWASEMBADA CABANG Sumber daya manusia merupakan asset

ERAJAYA

MAKASAR dengan variabel bebas (X) terdiri bagi setiap

dari metode pelatihan (X1), isi pelatihan (X2), langsung

kemampuan instruktur/pelatih (X3) terhadap menjalankan kegiatan perusahaan. Untuk itu,

serta berperan

aktif

dalam

karyawan yang perusahaan

produktivitas

kerja

metode pelatihan secara maksimal kepada karyawannya melalui

harus

memberikan perhatian

menghasilkan

variabel

merupakan yang paling berpengaruh positif peningkatan kemampuan, pengetahuan dan

produktivitas kerja keterampilan

menghadapi perkembangan teknologi yang Berdasarkan penelitian yang dilakukan di demikian pesat. Oleh karena itu, karyawan

PT PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan, membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan

penulis melihat banyak upaya yang dilakukan produktivitas kerjanya. Pelatihan (training)

produktivitas kerja merupakan

untuk

meningkatkan

karyawannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

mencapai produktivitas kerja karyawannya, PT. Pelatihan

PP. London Sumatra Indonesia Tbk secara menyelaraskan para karyawan dengan strategi-

terus menerus melakukan program pelatihan strategi perusahaan sedangkan produktivitas

mengikutseratakan para kerja karyawan adalah salah satu ukuran

karyawan

serta

karyawannya pada kursus dan seminar yang perusahaan dalam mencapai tujuannya.

didalam maupun diluar Rony Salinding (2011), dalam Judul

dilaksanakan

perusahaan. Berbeda dengan penelitian Skripsi Analisis Pengaruh Pelatihan Terhadap

terdahulu, penulis akan melakukan penelitian terdahulu, penulis akan melakukan penelitian

kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan versi

17,0 for windows.

memperjelas masalah yang akan dibahas

Pelatihan

dalam penelitian ini maka peneliti akan merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu

manusia memerlukan seberapa

Sumber

daya

pelatihan untuk memperbaharui kemampuan terhadap produktivitas kerja karyawan PT PP.

yang mereka miliki. Karena pada dasarnya London Sumatra Indonesia, Tbk Medan

yaitu untuk batasan

tujuan

pelatihan

mengembangkan karyawan agar terampil, pengaruh

terdidik, dan terlatih secara professional produktivitas kerja karyawan PT PP. London

serta siap pakai dalam bidangnya masing- Sumatra Indonesia, Tbk Medan.

masing.

Byars dan Rue (Siti dan Heru, 2010) mengatakan

proses

pelatihan adalah

pembelajaran yang melibatkan penguasaan

KAJIAN PUSTAKA

keterampilan, konsep, aturan-aturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Sumber Daya Manusia

Sementara Manullang (2012), mengatakan Sumber daya manusia berperan penting

apabila seseorang akan mengerjakan suatu dalam sebuah perusahaan. Oleh karena itu,

tugas yang asing baginya, maka perlu terlebih banyak perusahaan yang mengatakan bahwa

dahulu, untuk mempelajari bagaimana caranya sumber daya manusia merupakan asset yang

mengerjakannya. Karena seseorang tidak harus

akan mampu melaksanakan suatu tugas ditingkatkan kualitas kerjanya.

dengan baik, apabila tidak dipelajari terlebih Manullang (2012), mengatakan istilah

dahulu.

efektif akan mengandung arti, yaitu: keseluruhan orang

sumber daya manusia atau kepegawaian,

Pelatihan

yang

menghasilkan produktivitas kerja karyawan, yang bekerja pada suatu organisasi. Dengan

bukan hanya biaya (cost), tetapi merupakan demikian, manajemen sumber daya manusia

investasi dalam asset manusia pada suatu merupakan manajemen yang menitikberatkan

perusahaan yang akan menguntungkan perhatiannya kepada soal-soal pegawai atau

keseluruhan perusahaan. sumber daya manusia, di dalam suatu

Teguh dan Rosidah (2009), pelatihan organisasi.

adalah proses sistematik pengubahan perilaku Untuk

para pegawai dalam suatu arah guna keterampilan serta produktivitas kerja sumber

peningkatan

kemampuan,

meningkatkan tujuan-tujuan organisasional, daya

dengan kata lain pelatihan terkait dengan manajemen sumber daya manusia tersebut.

manusia yang

ada,

dibutuhkan

keterampilan dan kemampuan yang diperlukan Sehingga Samsudin (2010), Manajemen

untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah suatu

Pelatihan berorientasi ke masa sekarang dan kegiatan

untuk menguasai pendayagunaan, pengembangan, penilaian,

keterampilan dalam pekerjaannya. pemberian balas jasa bagi manusia sebagai

Kemudian Sutrisno (2009) mengatakan individu anggota organisasi atau perusahaan

pelatihan yaitu usaha untuk meningkatkan bisnis. Manajemen sumber daya manusia juga

kinerja karyawan dalam pekerjaan sekarang menyangkut

atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya perencanaan,

cara-cara

mendesain sistem

Dapat disimpulkan bahwa pelatihan tidak kompensasi

pengelolahan karir,

evaluasi

kinerja,

saja menambah pengetahuan karyawan, tetapi ketenagakerjaan.

keterampilan dan Berdasarkan beberapa defenisi diatas,

juga

meningkatkan

kemampuan yang mengakibatkan peningkatan dapat di ambil kesimpulan bahwa manajemen

produktivitas kerja.

menggunakan sumber-sumber

secara

Pentingnya Pelatihan

maksimal dan menciptakan sistem kerja yang optimal, sehingga mampu menentukan tinggi

Seorang karyawan yang baru saja bekerja rendahnya

disebuah perusahaan harus diberikan pelatihan Peranan manajemen sangat strategis untuk

(training) agar karyawan tersebut mengetahui peningkatan

pekerjaan sesuai memberikan berbagai bentuk pelatihan kepada

dengan job description yang ia miliki dalam karyawan serta menciptakan sistem kerja,

perusahaan tersebut. Tidak hanya untuk pembagian kerja, serta menempatkan orang

karyawan baru, tetapi pelatihan juga harus diberikan kepada karyawan yang sudah lama karyawan baru, tetapi pelatihan juga harus diberikan kepada karyawan yang sudah lama

pengalaman dan Manullang (2012), para pegawai akan

Berdasarkan

penyelidikan yang sudah lama dijalankan berkembang lebih cepat dan lebih baik, serta mengenai latihan, Manullang (2012) telah dapat bekerja lebih efisien, apabila sebelum menghasilkan sembilan prinsip latihan yaitu: mereka bekerja, mereka menerima latihan

a. Individual differences, setiap orang yang terlebih dahulu, di bawah pengawasan seorang

mengikuti latihan, memiliki perbedaan baik pengawas instruktur yang ahli. dari latar belakang pendidikan, pengalaman, Lebih lanjut, Samsudin (2010) juga maupun keinginan. Oleh karena itu, waktu, menjelaskan

sifat dan cara latihan harus direncanakan diperlukannya pelatihan, yaitu sebagai berikut:

sedemikian rupa,

a. Kualitas Angkatan Kerja, terdiri dari dan sehingga nantinya, latihan tersebut dapat orang-orang yang berharap untuk memiliki

memberikan hasil yang memuaskan bagi pekerjaan.

orang-orang yang telah mengikuti latihan. merupakan hal yang sangat penting.

Dengan kata lain, perbedaan dari setiap Kualitas disini berarti kesiapsediaan dan

mengikuti latihan, harus potensi angkatan kerja yang ada.

perhatian, baik dalam

b. Persaingan Global, perusahaan-perusahaan perencanaan latihan, maupun dalam harus

pelaksanaan latihan, sehingga latihan dapat menghadapi persaingan di pasar global. benar-benar memberikan manfaat yang Agar dapat memenangkan persaingan,

bagi orang-orang yang perusahaan

cukup besar

mengikuti latihan.

menghasilkan produk yang lebih baik dan

b. Relation to job analysis, untuk semua lebih murah. Untuk itu, diperlukan senjata

job specification yang ampuh untuk menghadapi persaingan

jabatan

tertentu,

menjelaskan pendidikan yang bagaimana, agar tetap survive dan memiliki dominasi. harus dimiliki calon pekerja, agar tugasnya Senjata tersebut adalah pendidikan dan dapat berhasil dilaksanakan. Oleh karena pelatihan. itu, bahan-bahan yang diajarkan dalam

c. Perubahan yang Cepat dan Terus-menerus, pendidikan, harus berhubungan erat dengan di dunia ini tidak ada satu hal yang tidak apa yang dinyatakan dalam job specification berubah. Perubahan terjadi dengan cepat jabatan dari setiap orang yang akan dan

mengikuti latihan. Jadi salah satu, asas Pengetahuan

berlangsung

terus-menerus.

penting yaitu supaya dianggap baru hari ini, mungkin besok pagi pendidikan atau latihan, dihubungkan erat sudah usang. Dalam keadaan seperti ini dengan job analysist, dari jabatan yang sangat penting memperbaharui kemampuan kelak akan dipangku oleh setiap orang yang karyawan secara konstan. Organisasi atau akan mengikuti latihan. perusahaan yang tidak memahami perlunya

akan bersungguh- pelatihan tidak mungkin dapat mengikuti

c. Motivation,

orang

sungguh untuk melaksanakan suatu tugas perubahan yang terjadi. tertentu, apabila memiliki daya perangsang.

d. Masalah Alih Teknologi, alih teknologi Demikian juga bagi setiap orang yang akan adalah perpindahan atau transfer dari satu

akan bersungguh- teknologi ke teknologi lainnya. Ada dua

mengikuti

latihan,

sungguh, jika mereka melihat ada daya tahap dalam proses alih teknologi. Tahap perangsang, seperti dengan menaikkan pertama adalah komersialisasi teknologi

menaikkan kedudukan baru yang dikembangkan di laboratorium pegawainya, apabila pegawai tersebut, riset. Tahap ini merupakan pengembangan benar-benar mengikuti latihan dengan baik. bisnis dan tidak melibatkan pelatihan.

upah

atau

d. Active participation, sewaktu mengikuti Tahap kedua adalah difusi teknologi yang

atau pegawai yang memerlukan pelatihan. Difusi teknologi mengikutinya, harus turut aktif mengambil adalah proses pemindahan teknologi yang bagian di dalam pembicaraan, karena baru ke dunia kerja untuk meningkatkan pendidikan bukan hanya dijalankan seperti produktivitas, kualitas, dan daya saing.

belajar di

perkuliahan, tetapi

dijalankan dengan demografi menyebabkan pelatihan menjadi

e. Perubahan Demografi,

memberikan kesempatan untuk bertukar semakin

pikiran antara si pelatih atau pemberi merupakan

pendidikan dengan orang yang di latih, pengembangan sumber daya manusia sehingga orang yang di latih dapat selalu maka pelatihan dibutuhkan untuk melatih

selama proses latihan karyawan yang berbeda latar belakang agar

dapat bekerja bersama secara harmonis.

e. Selection of trainess, di antara pengikut latihan, terdapat perbedaan baik dalam latar e. Selection of trainess, di antara pengikut latihan, terdapat perbedaan baik dalam latar

dan Heru (2010) pengikut latihan harus terlebih dahulu

Sementara

Siti

menjelaskan beberapa metode pelatihan yaitu: diseleksi, sehingga latihan dapat diberikan

(OJT), On-the-job kepada mereka yang benar-benar memiliki

a. On-the-job

training

training (OJT) umumnya diberikan oleh minat dan kemauan untuk mengikuti latihan,

karyawan senior atau manajer. Karyawan agar

diberikan petunjuk oleh pelatih bagaimana dilakukan.

latihan tersebut

pekerjaan dan mereka

melakukannya di bawah dari

f. Selection of trainer, salah satu asas penting

mengikuti

pengawasan pelatihnya tersebut. tersedianya tenaga pelatih yang terdidik,

latihan atau

pendidikan,

yaitu

b. Job Rotation, Job rotation merupakan salah berminat

satu bentuk dari OJT yang kadang-kadang kesanggupan untuk mengajar. Dalam

disebut sebagai cross training. Di dalam job memberikan

rotation, seorang karyawan mempelajari haruslah tenaga pengajar yang diseleksi

beberapa pekerjaan yang berbeda di dalam juga. Efektifnya suatu latihan atau

departemennya dan pendidikan, tergantung juga kepada ada

melakukan pembelajaran untuk setiap atau tidaknya perhatian dan kesanggupan

pekerjaan yang berbeda tersebut masing- mengajar dari pelatih latihan tersebut.

masing dalam periode waktu tertentu.

g. Trainer training, para pelatih harus juga

Metode Penilaian Pelatihan

telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi tenaga pelatih. Dengan

Berhasil atau tidaknya pelatihan yang demikian, salah satu asas juga penting

dilakukan oleh suatu perusahaan perlu diukur, dalam pendidikan yaitu para pelatih telah

mengetahui program terlebih dahulu mendapat didikan sebagai

agar

perusahaan

pelatihan yang dilakukan sudah baik atau pelatih.

belum.

h. Training methods, metode latihan harus Manullang (2012) menjelaskan ada empat sesuai dengan jenis latihan yang diberikan,

jenis pendekatan untuk mengadakan evaluasi misalnya metode pemberian kuliah tidak

atau penilaian terhadap suatu program latihan, dapat

1. Reaksi, untuk dapat mengevaluasi suatu pada jenis pendidikan yang lain.

meskipun cara tersebut dapat digunakan

latihan dalam suatu session atau topik

yaitu dengan cara program

i. Principles of learning, dalam pemberian

pembicaraan

mengetahui reaksi dari peserta terhadap memperhatikan metode pendidikan yang

tersebut, secara keseluruhan. bagaimana

latihan

Reaksi tersebut dapat ditentukan dengan pemberian pendidikan tersebut.

meminta peserta mengisi daftar evaluasi dan meminta peserta mengisi lembaran

Metode Pelatihan

reaksi. Form lembaran reaksi tersebut Berhasil atau tidaknya suatu pelatihan,

diisi oleh Pimpinan juga dalam hal menentukan apakah pelatihan

dapat

juga

Penyelenggara Latihan atau oleh seorang yang dilakukan sudah efektif atau tidak, hal

atau beberapa orang staff, yang khusus tersebut dipengaruhi oleh metode pelatihan

ditugaskan untuk ini dan yang langsung yang digunakan.

mengobservasi sewaktu proses latihan Samsudin (2010) mengatakan bahwa

berlangsung.

berdasarkan sumbernya, metode pelatihan

2. Pelajaran, pendekatan untuk mengadakan dapat dibagi menjadi dua kategori sebagai

evaluasi atau penilaian terhadap suatu berikut:

program latihan, dapat juga diketahui dari

a. In-house atau on-site training, In-house pengetahuan, sikap dan keahlian apa yang training (IHT) berupa on the job training,

telah dipelajari, selama program latihan seminar atau lokakarya, instruksi lewat

tersebut berlangsung atau dengan kata media (ideo, tape, dan satelit), dan instruksi

lain, hal ini juga dapat diketahui dengan yang berbasis komputer.

dua cara, yaitu:

peserta latihan untuk training terdiri dari kursus, seminar, dan

b. External atau outside training, External

a. Meminta

mendemonstrasikan mengenai lokakarya

apa yang telah asosiasi

b. Mengadakan pre dan post test Sedangkan

Dengan cara (a) sudah menunjukkan karyawan, pelatihan dapat berupa program

berdasarkan

kategori

hasil yang nyata, sedangkan dengan orientasi karyawan baru, pelatihan umum

cara (b) masih belum, sehingga apabila cara (b) masih belum, sehingga apabila

kerja menjadi fokus dan post test agar dapat diketahui

hampir keseluruhan perusahaan. Untuk itu berbagai upaya

pada

dipelajarinya.

3. Tingkah laku peserta, pendekatan untuk dilakukan untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan yang dimiliki karyawan

mengadakan evaluasi

atau

penilaian

terhadap suatu program latihan, dapat juga

dalam perusahaan.

(2009), pada dasarnya diketahui dari perubahan tingkah laku

Sinungan

peserta, selama program latihan tersebut produktivitas mencakup sikap mental patriotik yang memandang hari depan secara optimis

berlangsung atau dengan kata lain, ada beberapa pedoman yang dapat digunakan,

dengan berakar pada keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari

yaitu:

a. Mengadakan

penilaian

secara

kemarin dan hari esok adalah lebih baik dari hari ini.

sistematis, dengan

membandingkan

sebelum pelaksanaan

produktivitas sebagai setelah pelaksanaan latihan.

mendefinisikan

b. Penilaian pelaksanaan dilakukan oleh perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan

satu atau beberapa pihak, yaitu:

selama periode tersebut.

- Peserta latihan Nanang Fattah (Yuniarsih dan Suwatno, - Atasan dari peserta latihan

2013), konsep produktifitas berkembang dari - Bawahan peserta latihan pengertian teknis sampai dengan perilaku. - Teman-temannya atau orang-orang yang

Produktifitas dalam arti teknis mengacu pada derajat

dan efesiensi dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.

keefektifan

c. Penilaian latihan, dilakukan setelah tiga

penggunaan

berbagai sumber daya,

pengertian perilaku, bulan diberikan kesempatan kepada

sedangkan

dalam

peserta latihan, untuk mempraktekkan produktifitas merupakan sikap mental yang senantiasa berusaha untuk terus berkembang.

apa yang telah dipelajarinya.

4. Hasil, tujuan dari program latihan, dapat

Pengukuran Produktivitas Kerja

pengukuran kinerja tersebut, dapat merealisasikan satu atau

dinyatakan berhasil, apabila peserta latihan

Penilaian

dan

merupakan bagian penting dalam menentukan beberapa hasil sebagai berikut:

tingkat produktifitas seseorang. - Menaikkan jumlah keuntungan.

Suwatno (2013), - Menurunkan jumlah biaya.

Yuniarsih

dan

produktifitas dapat diukur dengan dua standar - Menurunkan turn over.

utama, yaitu produktifitas fisik dan produktifitas - Menurunkan jumlah absen.

nilai. Secara fisik produktifitas diukur secara - Menaikkan kualitas dan kuantitas dan

banyaknya keluaran lain sebagainya.

kuantitatif

seperti

(panjang, berat, lamanya waktu, jumlah). Sementara Samsudin (2010) mengatakan

Sedangkan berdasarkan nilai, produktifitas beberapa alasan program pelatihan harus

diukur atas dasar nilai-nilai kemampuan, sikap, dievaluasi adalah sebagai berikut:

perilaku, disiplin, motivasi dan komitmen

a. Memastikan bahwa pelatihan benar- terhadap pekerjaan atau tugas. benar merupakan sarana atau tindakan

Sementara Sinungan (2009) menjelaskan yang

secara umum pengukuran produktivitas berarti memperbaiki kinerja dan produktivitas

perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga perusahaan

jenis yang sangat berbeda, yakni: disejajarkan

sehingga

dapat

a. Perbandingan-perbandingan antara tindakan-tindakan lain yang umumnya

pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan digunakan dalam perusahaan.

secara historis yang tidak menunjukkan

pelaksanaan sekarang ini digunakan

b. Memastikan

namun hanya dipertanggungjawabkan karena sudah

mengetengahkan apakah meningkat atau melalui berbagai evaluasi dan telaah

berkurang serta tingkatannya. secara mendalam.

b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit

c. Membantu memperbaiki desain program (perorangan tugas, seksi, proses) dengan pelatihan di masa yang akan datang.

lainnya.

Pengukuran seperti itu

d. Membantu dalam menentukan metode menunjukkan pencapaian relatif. pelatihan yang paling tepat.

pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik

c. Perbandingan

sebagai

memusatkan perhatian pada

saran/tujuan.

Kerja

n = Ukuran sampel

Dengan meningkatnya produktivitas kerja N = Ukuran populasi karyawan

E = Persentase kelonggaran ketelitian mendapatkan

kesalahan pengambilan meningkatnya profit perusahaan. Setiap

sampel yang masih dapat ditolerir (e karyawan dalam suatu perusahaan diharapkan

dapat bekerja secara efektif dan efisien, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Untuk

Sehingga perhitungan sampel untuk penelitian meningkatkan kemampuan karyawan tersebut,

ini adalah :

dalam suatu perusahaan maka perlu dilakukan

= 94,07 (dibulatkan menjadi

1 + 123 (0,05) Samsudin (2010), tujuan pelatihan adalah 2 94 responden) untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap karyawan, serta

Metode Pengumpulan Data

meningkatkan kualitas

Adapun metode pengumpulan data yang organisasi

dan

produktivitas

penulis lakukan sebagai berikut: organisasi menjadi lebih kompetitif. Dengan

a. Kuesioner

kata lain, tujuan pelatihan adalah meningkatkan Sugiyono (2010) mengatakan kuesioner kinerja,

merupakan teknik pengumpulan data yang meningkatkan daya saing.

yang pada

gilirannya

akan

cara memberi Pelatihan

dilakukan

dengan

seperangkat pertanyaan atau pernyataan karyawan pada dasarnya bertujuan untuk

responden untuk memperbaiki,

tertulis

kepada

dijawabnya. Jumlah kuesioner yang penulis meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

mempertahankan

dan

berikan kepada responden berdasarkan Dengan demikian pelatihan dan produktivitas

jumlah sampel dari populasi yang ada kerja mempunyai hubungan yang kuat, karena

dalam objek penelitian. Kuesioner dalam dengan adanya pelatihan karyawan, maka

penelitian ini menggunakan skala Likert produktivitas kerja karyawan akan mengalami

yang dibuat dalam bentuk checklist. peningkatan.

Tabel 1. Penentuan Skor Jawaban Kuesioner

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian ini dilakukan di PT PP.

Penguasaan

London Sumatra Indonesia,

beralamat di Jalan Jendral Ahmad Yani No.2

pelatihan

Medan, Sumatera Utara.

berlangsung.

Adapun jenis data yang digunakan oleh Sumber : Sugiyono (2010) penulis dalam penelitian adalah data primer.

Data diperoleh penulis secara langsung dari PT

Dimana:

PP. London Sumatra Indonesia, Tbk melalui SS = Sangat Setuju (5) pengisian angket/kuesioner yang masih perlu

= Setuju (4)

diolah terlebih dahulu sebelum disajikan.

RG = Ragu-ragu (3)

Adapun sumber data yang digunakan TS = Tidak Setuju (2) penulis adalah data Internal. Pada penelitian ini

STS = Sangat Tidak Setuju (1) diperoleh data langsung dari PT PP. London

b. Studi Pustaka, data yang diperoleh dari Sumatra Indonesia, Tbk Medan.

penelitian terdahulu, buku yang memuat Adapun yang menjadi populasi dalam

teori-teori serta bahan pustaka lainnya yang penelitian ini adalah seluruh karyawan PT PP.

berkaitan langsung dengan objek penelitian. London Sumatra Indonesia, Tbk Medan yang

berjumlah 123 orang.

Definisi Operasional variabel Teknik Penarikan Sampel

Yaitu unsur penelitian yang memberikan penjelasan

mengenai variabel-variabel Dalam penelitian ini teknik penarikan

operasional yang akan diukur. Definisi sampel yang penulis gunakan adalah dengan

dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

operasional

pelatihan dan produktivitas kerja. N

1. Variabel independen (Pelatihan) mengarah n=

pada suatu kegiatan dari perusahaan yang

1 + Ne 2 bermaksud

untuk

memperbaiki dan

mengembangkan

sikap, tingkah laku, sikap, tingkah laku,

waktu dan jadwal latihan, lokasi atau tempat kegiatan

latihan, jumlah dan kualifikasi peserta bersangkutan. Indikator yang penulis

latihan, instruktur, teknik latihan dan metode gunakan pada operasional dalam pelatihan

penilaian latihan.

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Independen

Konsep Sumber Variabel

Skala Variabel

Pelatihan Pelatihan

adalah

1. Tujuan latihan 1.1 Memperbaiki

moral pegawai

London

X akan mengerjakan

Sumatra suatu

1.2 Meningkatkan

Likert Indonesia, asing baginya, maka

Tbk Medan perlu terlebih dahulu

bagaimana caranya

seseorang yang

Likert tidak akan mampu

melaksanakan suatu

program latihan

tugas dengan baik

materi latihan

3.2 Komunikasi yang

Manullang, 2012)

efektif

3.3 Pengambilan keputusan

dan

Likert

pemecahan masalah

pegawai baru

3.5 Memelihara disiplin pegawai

jadwal latihan

yang tepat

latihan tepat

4.3 Lamanya latihan

tempat latihan

peserta latihan

tempat kerja

jumlah peserta

agak homogen

Likert

6.3 Syarat-syarat untuk

peserta Likert latihan peserta Likert latihan

berbagai metode training

Likert

7.3 Adanya keinginan untuk mengajar

7.4 Dapat memberikan memotivasi kepada

peserta

latihan

8. Teknik laihan 8.1 Memahami peserta latihan

8.2 Menunjukkan cara melakukan pekerjaan

8.3 Pelaksanaan

Likert

percobaan pekerjaan

oleh

peserta latihan

8.4 Memberi bimbingan

terus berkembang, mengacu dalam pengertian perilaku dimana

2. Variabel dependen (Produktivitas Kerja)

senantiasa

untuk

memberikan kontribusi positif sehingga bisa produktivitas merupakan sikap mental yang

menampilkan diri sebagai individu produktif.

Tabel 3. Definisi Operasional Variabel Dependen

Konsep Sumber Variabel

Skala Variabel

Produktifitas Produktifi-tas

pada dasarnya

Internal

terhadap visi dan

London

Variabel

mencakup sikap

misi institusional

Sumatra

mental

Indonesia, perilaku

dan

1.2 Struktur dan desain

Tbk Medan berorientasi

pada perbaikan

dan etos kerja yang

ketercapaian target

dan mempunyai

hari ini harus

kelancaran

lebih baik dari

pelaksanaan tugas

dan kinerja hari

perusahaan

yang

esok mesti lebih

prestasi hari ini.

Likert (Yuniarsih dan

dan inovasi

1.6 Perlakuan

Suwanto, 2013)

menyenangkan yang menyenangkan yang

dan/atau

rekan kerja

1.7 Praktik manajemen yang

yang ergonomis

1.9 Kesesuaian

antara

tugas yang diemban dengan

latar

belakang pendidikan, pengalaman, minat, keahlian,

dan antar individu dalam membangun kerja sama

Hipotesis Analisis Korelasi Ganda (R)

Sugiyono (2012) mengatakan hipotesis Yaitu digunakan untuk menyatakan derajat merupakan jawaban sementara terhadap

hubungan antara variabel independen dengan rumusan masalah penelitian, oleh karena itu

variabel dependen atau untuk mengetahui kuat rumusan masalah penelitian biasanya disusun

atau lemahnya hubungan antara variabel dalam bentuk kalimat pernyataan.

independen dengan variabel dependen. Adapun hipotesis dalam penelitian ini di gambarkan dengan asumsi sebagai berikut:

Tabel

4. Pedoman

Untuk Memberikan

a. H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan Interpretasi Terhadap Koefisien antara variabel bebas (Pelatihan) secara

Korelasi

simultan, dengan

variabel

terikat

Interval Koefisien Tingkat

(Produktivitas Kerja)

b. H 1 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (Pelatihan) secara simultan,

Sangat rendah dengan variabel terikat (Produktivitas Kerja)

Metode Analisis Data

Kuat

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sangat Kuat

a. Uji Validitas Instrumen Sumber : Sugiyono (2011) Sugiyono (2010) Instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk

Analisis Koefisien Determinasi (r 2 )

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Yaitu digunakan untuk mengetahui apakah Valid berarti instrumen tersebut dapat ada pengaruh antara variabel independen dan digunakan untuk mengukur, apa yang variabel dependen. Besarnya koefisien seharusnya diukur. determinasi adalah 0 sampai dengan 1, Jika r hitung >r tabel , maka pernyataan tersebut

semakin mendekati 0 besarnya koefisien

valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel

determinasi (r 2 ) suatu persamaan regresi, pernyataan tersebut tidak valid.

, maka

semakin kecil pula pengaruh semua variabel

b. Uji Reliabilitas Instrumen independen terhadap nilai variabel dependen. Uji Reliabilitas menggunakan koefisien

cronbach’s Alpha dengan kriteria jika Sebaliknya, semakin mendekati 1 besarnya koefisien determinasi (r 2 ) suatu persamaan

koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis regresi, semakin besar pula pengaruh semua atau apabila nilai alph cronbach > 0,6 maka

terhadap variabel instrumen tersebut dinyatakan reliabel.

Sekaran (Priyatno, 2012) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7

Uji Koefisien Secara Simultan (Uji F)

dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik Priyatno (2012) Uji serentak atau F-test atau reliabel. digunakan untuk menguji apakah variabel dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik Priyatno (2012) Uji serentak atau F-test atau reliabel. digunakan untuk menguji apakah variabel

sebagai berikut: adalah sebuah perusahaan yang bergerak - F hitung

dibidang perkebunan dengan kegiatan usaha >F

tabel

, maka hipotesis nol (H 0 ) ditolak

- F hitung ≤ F tabel , maka hipotesis nol (H 0 )

mencakup pembudidayaan, pemanenan, dan pengolahan kelapa sawit, karet, coklat, teh,

diterima serta penjualan bibit kelapa sawit yang

Uji Koefisien Secara Parsial (Uji t)

bermutu tinggi. PT PP. London Sumatera Indonesia,

mengelola lahan Menurut Priyatno (2012), uji t digunakan perkebunan milik masyarakat yang disebut untuk mengetahui apakah variabel independen

Tbk

juga

dengan plasma.

secara parsial berpengaruh terhadap variabel Selain perkebunan, PT PP. London dependen.

Tbk juga memiliki Uji t dilakukan dengan menggunakan kriteria

Sumatra

Indonesia,

pengolahan yang sebagai berikut:

0 - berlokasi didalam areal kebun untuk mengolah H diterima bila t hitung <t tabel semua produk yang dihasilkan oleh kebun- - H 0 ditolak bila t hitung >t tabel kebun milik sendiri. Hal itu bertujuan untuk

Analisis Regresi Linear Berganda

mencapai efisiensi kerja serta mempermudah pengolahan

penghematan biaya Sugiyono (2012), Analisis regresi ganda

dan

khususnya biaya angkut.

digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan

Deskripsi Data Penelitian

turunnya) variabel dependen (kriterium), bila Penulis memberikan kuesioner kepada dua atau lebih variabel independen sebagai karyawan PT PP. London Sumatra Indonesia, faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan Tbk Medan dimana jumlah sampel dalam nilainya). penelitian ini adalah 94 orang. Karakteristik

Y=a+b 1 +b

.X 1 2 .X 2 +b .X 3 +b n .X n responden yang diperoleh dari kuesioner yang telah penulis berikan dapat dilihat dalam tabel

Keterangan:

berikut:

Y = Subyek dalam variabel Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui dependen yang diprediksikan bahwa dari 94 orang total responden 61,7%

a = Konstanta , yaitu besarnya nilai

atau 58 orang berjenis kelamin laki-laki.

Y ketika X X X =0

Sedangkan 38,3% atau 36 orang berjenis

b 1 b 2 b n = Koefisien Regresi

kelamin perempuan.

X n = Variabel terikat / variabel yang

mempengaruhi Table 5. Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis

Frekuensi Persentase (%)

Kelamin

58 61,7 yang beralamat di Jalan Jendral Ahmad Yani

PT PP. London Sumatra Indonesia, Tbk

Laki-laki

36 38,3 No.2 Medan, Sumatera Utara pada mulanya

adalah salah satu anak perusahaan Horrison & Sumber : Hasil penelitian (2015, diolah) Crosfield, London yang beroperasi di Medan.

Sejalan dengan perkembangan, baik masa Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui penjajahan Belanda, Jepang sampai pada

bahwa dari 94 orang total responden 1,1% atau masa kemerdekaan dan masa pembangunan

1 orang yang berusia 20-25 tahun, 13,8% atau saat ini, perusahaan di Indonesia khususnya di

13 orang berusia 25-30 tahun, 38,3% atau 36 kawasan Sumatra Utara banyak mengalami

orang berusia 30-35 tahun dan 46,8% atau 44 perkembangan. Kesempatan ini diambil oleh

orang berusia >35 tahun.

Horrison & Crossfield Ltd, yang berdiri sejak

Table 6. Karakteristik Responden Berdasarkan tahun 1884 di London dan beroperasi di

Usia

Indonesia pada tahun 1906. Pada

Frekuensi Persentase (%)

memperluas bidang

20-25 tahun

13 13,8 perusahaan perkebunan Inggris yang memiliki

penggabungan

diantara

25-30 tahun

36 38,3 beberapa kebun di Sumatera Utara. Dengan

30-35 tahun

44 46,8 adanya penggabungan ini di bentuklah PT PP.

>35 tahun

London Sumatra Indonesia.

Total

Sumber : Hasil penelitian (2015, diolah) Sumber : Hasil penelitian (2015, diolah)

X1_2 Frekuensi Persentase ∑xi Me

SMA/Sederajat, 63,8% atau 60 orang Sarjana

(S1) dan 1,1% atau 1 orang Pasca Sarjana

15 0,16 Table 7. Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Total

SMA/Sederajat

Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015) Sarjana (S1)

Pasca Sarjana

menambah keterampilan (S2)

3. Pelatihan

pengawasan dari para peserta latihan dan

Total

lain sebagainya

Sumber : Hasil penelitian (2015, diolah) Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat

setuju yaitu sebesar 50,0% atau 47 orang dan

Hasil Jawaban Kuesioner

setuju 39,4% atau 37 orang. Dari data tersebut

Variabel Pelatihan (X)

dapat kita lihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju memiliki persentase

a. Tujuan Latihan (X1)

paling besar. Tidak ada responden yang

menyatakan ragu-ragu. Ini berarti bahwa memperbaiki moral pegawai

1. Program pelatihan

dilakukan

untuk

menambah keterampilan Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui

pelatihan

pengawasan dari para peserta latihan. bahwa responden yang menyatakan sangat setuju yaitu sebesar 50,0% atau 47 orang,

Tabel 10. Jawaban Responden Indikator setuju 39,4% atau 37 orang, dan ragu-ragu

Tujuan Latihan pada Pernyataan 3 10,6% atau 10 orang. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa responden yang menyatakan

Frekuensi Persentase ∑xi Me sangat setuju memiliki persentase paling besar.

X1_3

0 0 0 0 Berarti sebagian besar program pelatihan yang

STS

0 0 0 0 dilakukan adalah untuk memperbaiki moral

37 39,4 148 1,6 Tabel 8. Jawaban Responden Indikator Tujuan

57 60,6 285 3,03 Latihan pada Pernyataan 1

SS

94 100 433 4,63 X1_1 Frekuensi Persentase ∑xi

Total

Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015) STS

Me

b. Tanggung Jawab Terhadap Latihan (X2)

0 0 0 0 1. Perusahaan menetapkan seseorang yang RG

TS

jawab dalam program S

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat

setuju yaitu sebesar 44,7% atau 42 orang, Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015)

setuju 50% atau 37 orang, dan ragu-ragu 5,3% atau 5 orang. Dari data tersebut dapat kita lihat

2. Pelatihan meningkatkan mutu pengawasan bahwa responden yang menyatakan setuju Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui

memiliki persentase paling besar. Berarti bahwa responden yang menyatakan sangat

sebagian besar responden setuju apabila setuju yaitu sebesar 60,6% atau 57 orang,

perusahaan menetapkan seseorang yang setuju 34,0% atau 32 orang, dan ragu-ragu ada

bertanggung jawab dalam program pelatihan. 5,3% atau 5 orang. Dari data tersebut dapat

kita lihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju memiliki persentase paling besar.

Berarti sebagian besar program pelatihan

bertujuan untuk

meningkatkan

mutu

pengawasan.

Tanggung

Subjek atau Materi Latihan pada Latihan pada Pernyataan 1

X2_1 Frekuensi Persentase ∑xi

Me

X3_2 Frekuensi Persentase ∑xi Me

Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015) Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015)

c. Subjek atau Materi Latihan (X3)

3. Memudahkan pegawai dalam pengambilan

1. Materi yang disampaikan harus memotivasi keputusan dan pemecahan masalah pegawai

Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui

bahwa responden yang menyatakan sangat bahwa responden yang menyatakan sangat

setuju yaitu sebesar 51,1% atau 48 orang, setuju yaitu sebesar 45,7% atau 43 orang,

setuju 43,6% atau 41 orang, dan ragu-ragu setuju 48,9% atau 46 orang, dan ragu-ragu

5,3% atau 5 orang. Dari data tersebut dapat 5,3% atau 5 orang. Dari data tersebut dapat

kita lihat bahwa responden yang menyatakan kita lihat bahwa responden yang menyatakan

sangat setuju memiliki persentase paling besar. setuju memiliki persentase paling besar. Berarti

Ini berarti pelatihan memudahkan pegawai sebagian besar responden setuju apabila

dalam pengambilan keputusan dan pemecahan materi yang disampaikan memotivasi pegawai.

masalah.

Tabel 12. Jawaban Responden Indikator Tabel 14. Jawaban Responden Indikator Subjek atau Materi Latihan pada

Subjek atau Materi Latihan pada Pernyataan 1

Pernyataan 3

X3_1 Frekuensi Persentase ∑xi

Me

X3_3 Frekuensi Persentase ∑xi Me

Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015) Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015)

4. Materi pelatihan sesuai dengan orientasi yang efektif di antara pegawai

2. Materi pelatihan berdampak komunikasi

dan latihan bagi pegawai baru Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui

Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat

bahwa responden yang menyatakan sangat setuju yaitu sebesar 67% atau 63 orang dan

setuju yaitu sebesar 60,6% atau 57 orang dan setuju 33% atau 31 orang. Dari data tersebut

setuju 39,4% atau 37 orang. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa responden yang

dapat kita lihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju memiliki persentase

menyatakan sangat setuju memiliki persentase paling besar. Tidak ada responden yang

paling besar. Tidak ada responden yang menyatakan ragu-ragu. Ini berarti bahwa

menyatakan ragu-ragu. Ini berarti bahwa materi pelatihan berdampak komunikasi yang

materi pelatihan sesuai dengan orientasi dan efektif di antara pegawai.

latihan bagi pegawai baru.

Subjek atau Materi Latihan pada Waktu atau Jadwal Latihan pada Pernyataan 4

Pernyataan 1

X3_4 Frekuensi Persentase ∑xi

Me

X4_1 Frekuensi Persentase ∑xi Me

Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015) Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015)

2. Waktu istirahat dalam jadwal latihan harus pegawai

5. Pelatihan dapat memelihara kedisiplinan

mendapat perhatian

Berdasarkan 16 dapat diketahui bahwa Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui responden yang menyatakan sangat setuju

bahwa responden yang menyatakan sangat yaitu sebesar 34% atau 32 orang, setuju 50%

setuju yaitu sebesar 40% atau 38 orang, setuju atau 47 orang, dan ragu-ragu 16% atau 15

48,9% atau 46 orang, dan ragu-ragu 10,6% orang. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa

atau 10 orang. Dari data tersebut dapat kita responden yang menyatakan setuju memiliki

lihat bahwa responden yang menyatakan persentase paling besar. Ini berarti pelatihan

setuju memiliki persentase paling besar. Ini dapat memelihara kedisiplinan pegawai.

berarti sebagian besar responden setuju apabila waktu istirahat dalam jadwal latihan

Tabel 16. Jawaban Responden Indikator harus mendapat perhatian. Subjek atau Materi Latihan pada Pernyataan 5

Tabel 18. Jawaban Responden Indikator Waktu atau Jadwal Latihan pada

X3_5 Frekuensi Persentase ∑xi

Pernyataan 2 STS

Me

X4_2 Frekuensi Persentase ∑xi Me

38 40 190 2,02 Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015)

SS

94 100 404 4,3 Waktu atau Jadwal Latihan (X4)

Total

Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015)

1. Jadwal latihan disesuaikan dengan waktu para peserta

disesuaikan dengan Berdasarkan 17 dapat diketahui bahwa

3. Lamanya

latihan

kebutuhan peserta

responden yang menyatakan sangat setuju Berdasarkan tabel 19 dapat diketahui yaitu sebesar 45,7% atau 43 orang, setuju

bahwa responden yang menyatakan sangat 43,6% atau 41 orang, dan ragu-ragu 10,6%

setuju yaitu sebesar 66% atau 62 orang, setuju atau 10 orang. Dari data tersebut dapat kita

28,7% atau 27 orang, dan ragu-ragu 5,3% atau lihat bahwa responden yang menyatakan

5 orang. Dari data tersebut dapat kita lihat sangat setuju memiliki persentase paling besar.

bahwa responden yang menyatakan sangat Berarti sebagian besar responden sangat

setuju memiliki persentase paling besar. Berarti setuju apabila jadwal latihan disesuaikan

sebagian besar responden sangat setuju dengan waktu para peserta.

apabila lamanya latihan disesuaikan dengan kebutuhan peserta.

Waktu atau Jadwal Latihan pada Lokasi atau Tempat Latihan Pernyataan 3

Pada Pernyataan 2

X4_3 Frekuensi Persentase ∑xi

Me

X5_2 Frekuensi Persentase ∑xi Me

Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015) Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015)

d. Lokasi atau Tempat Latihan (X5)

3. Pemilihan lokasi latihan di tempat kerja lebih

1. Dibutuhkan fasilitas pada lokasi pelatihan

praktis dan sesuai

Berdasarkan tabel 20 dapat diketahui Berdasarkan tabel 22 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat

bahwa responden yang menyatakan sangat setuju yaitu sebesar 66% atau 62 orang dan

setuju yaitu sebesar 43,6% atau 41 orang, setuju 34% atau 32 orang. Dari data tersebut

setuju 50% atau 47 orang, dan ragu-ragu 6,4% dapat kita lihat bahwa responden yang

atau 6 orang. Dari data tersebut dapat kita lihat menyatakan sangat setuju memiliki persentase

bahwa responden yang menyatakan setuju paling besar. Tidak ada responden yang

memiliki persentase paling besar. Berarti menyatakan ragu-ragu. Ini berarti bahwa

sebagian besar responden setuju apabila dibutuhkan fasilitas dalam lokasi pelatihan.

pemilihan lokasi latihan di tempat kerja lebih praktis dan sesuai.

Tabel 20. Jawaban Responden Indikator Lokasi atau Tempat Latihan

Tabel 22. Jawaban Responden Indikator Pada Pernyataan 1

Lokasi atau Tempat Latihan Pada Pernyataan 3

X5_1 Frekuensi Persentase ∑xi

Me

STS

0 0 0 0 X5_3 Frekuensi Persentase ∑xi Me

41 43,6 205 2,18 Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015)

Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015)

2. Suasana pelatihan harus kondusif Berdasarkan tabel 21 dapat diketahui

e. Jumlah dan Kualifikasi Peserta Latihan

bahwa responden yang menyatakan sangat

(X6)

setuju yaitu sebesar 71,3% atau 67 orang,

1. Jumlah peserta latihan sebaiknya tidak setuju 23,4% atau 22 orang, dan ragu-ragu

melebihi tiga puluh orang 5,3% atau 5 orang. Dari data tersebut dapat

Berdasarkan tabel 23 dapat diketahui kita lihat bahwa responden yang menyatakan

bahwa responden yang menyatakan sangat sangat setuju memiliki persentase paling besar.

setuju yaitu sebesar 60,6% atau 57 orang, Berarti sebagian besar responden sangat

setuju 34% atau 32 orang, dan ragu-ragu 5,3% setuju apabila suasana pelatihan harus

atau 5 orang. Dari data tersebut dapat kita lihat kondusif.

bahwa responden yang menyatakan sangat setuju memiliki persentase paling besar. Berarti

sebagian besar responden sangat setuju apabila umlah peserta latihan tidak melebihi tiga puluh orang.

Jumlah dan Kualifikasi Peserta Jumlah dan Kualifikasi Peserta Latihan pada Pernyataan 1

Latihan pada Pernyataan 3

X6_1 Frekuensi Persentase ∑xi

Me

X6_3 Frekuensi Persentase ∑xi Me

Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015) Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015)

2. Peserta latihan sebaiknya disesuaikan

f. Instruktur (X7)

pengetahuan yang pengalaman

terutama dalam

mendalam mengenai topik yang akan Berdasarkan tabel 24 dapat diketahui

dibahas

bahwa responden yang menyatakan sangat Berdasarkan tabel 26 dapat diketahui setuju yaitu sebesar 50% atau 47 orang, setuju

bahwa responden yang menyatakan sangat 38,3% atau 36 orang, ragu-ragu 5,3% atau 5

setuju yaitu sebesar 60,6% atau 57 orang, orang dan tidak setuju 6,4% atau 6 orang. Dari

setuju 38,3% atau 36 orang dan ragu-ragu data tersebut dapat kita lihat bahwa responden

1,1% atau 1 orang. Dari data tersebut dapat yang menyatakan sangat setuju memiliki

kita lihat bahwa responden yang menyatakan persentase paling besar. Berarti sebagian

sangat setuju memiliki persentase paling besar. besar responden sangat setuju apabila peserta

Berarti sebagian besar responden sangat latihan disesuaikan terutama dalam hal

setuju apabila instruktur memiliki pengetahuan pendidikan dan pengalaman.

yang mendalam mengenai topik yang akan dibahas.

Tabel 24. Jawaban Responden Indikator Jumlah dan Kualifikasi Peserta

Tabel 26. Jawaban Responden Indikator Latihan pada Pernyataan 2

Instruktur pada Pernyataan 1

X6_2 Frekuensi Persentase ∑xi

Me

X7_1 Frekuensi Persentase ∑xi Me

Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015) Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015)

2. Instruktur

harus

memahami berbagai

3. Syarat-syarat untuk peserta latihan harus

metode training

ditentukan Berdasarkan tabel 27 dapat diketahui Berdasarkan tabel 25 dapat diketahui

bahwa responden yang menyatakan sangat bahwa responden yang menyatakan sangat

setuju yaitu sebesar 50% atau 47 orang dan setuju yaitu sebesar 50% atau 47 orang, setuju

setuju 50% atau 47 orang. Dari data tersebut 34,6% atau 41 orang, dan ragu-ragu 6,4% atau

dapat kita lihat bahwa responden yang

6 orang. Dari data tersebut dapat kita lihat menyatakan sangat setuju dan setuju memiliki bahwa responden yang menyatakan sangat

persentase sama. Tidak ada responden yang setuju memiliki persentase paling besar. Berarti

menyatakan ragu-ragu. Ini berarti bahwa sebagian besar responden sangat setuju

responden setuju instruktur harus memahami apabila syarat-syarat untuk peserta latihan

berbagai metode training. harus ditentukan.

g. Teknik Latihan (X8)

Instruktur pada Pernyataan 2

1. Pelatih/instruktur

harus mengetahui

X7_2 Frekuensi Persentase ∑xi

menghadapi peserta STS

0 0 0 0 Berdasarkan tabel 30 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat RG

TS

0 0 0 0 setuju yaitu sebesar 51,1% atau 48 orang dan S

2 setuju 48,9% atau 46 orang. Dari data tersebut SS

dapat kita lihat bahwa responden yang

menyatakan sangat setuju memiliki persentase Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015)

paling besar. Tidak ada responden yang menyatakan ragu-ragu. Ini berarti bahwa

3. Adanya keinginan untuk mengajar pelatih/instruktur harus mengetahui bagaimana Berdasarkan tabel 28 dapat diketahui

cara menghadapi peserta latihan. bahwa responden yang menyatakan sangat Tabel 30. Jawaban responden indikator teknik

setuju yaitu sebesar 61,7% atau 58 orang, latihan pada pernyataan 1 setuju 33% atau 31 orang dan ragu-ragu 5,3%

atau 5 orang. Dari data tersebut dapat kita

X8_1 Frekuensi Persentase ∑xi Me

lihat bahwa responden yang menyatakan

0 0 0 0 sangat setuju memiliki persentase paling besar.

STS

0 0 0 0 Berarti sebagian besar responden sangat

TS

setuju instruktur harus memiliki keinginan untuk

48 51,1 240 2,55 Tabel 28. Jawaban responden indikator

instruktur pada pernyataan 3 Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian (2015)

X7_3 Frekuensi Persentase ∑xi

Me

STS

0 0 0 0 2. Pelatih mempraktikkan bagaimana cara melakukan pekerjaan

0 0 0 0 Berdasarkan tabel 31 dapat diketahui RG

TS

bahwa responden yang menyatakan sangat S

setuju yaitu sebesar 51,1% atau 48 orang, SS

setuju 43,6% atau 41 orang dan ragu-ragu

5,3% atau 5 orang. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa responden yang menyatakan

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25