LAPORAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI

LAPORAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI
TRAINING NEED ASSESMENT
”Konseling Gizi Sebagai Bentuk Pendampingan Remaja Putri
Anemia Oleh Kader Remaja Anti Anemia (KADERAMIA)”
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Penyelesaian Praktikum
Mata Kuliah Praktik Pendidikan dan Pelatihan Gizi

Disusun Oleh :
Herni Endah Widyawati

P07131215057

Dosen Pengampu
DR. Waryana, SKM, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI PRODI DIV GIZI ALIH JENJANG
2016/2017

A. Pengkajian Kebutuhan Pelatihan

1. Analisis Situasi
Berdasarkan RISKESDAS (2013), dilaporkan bahwa angka kejadian anemia
secara nasional adalah sebesar 21,7%, dimana 18,4% terjadi pada laki-laki dan 23,9%
terjadi pada perempuan. Sedangkan berdasarkan pada kriteria usia 5-14 tahun
mencapai 26,4% dan pada usia 15-25 tahun mencapai 18,4. Berdasarkan data semua
kelompok umur tersebut, wanita memiliki prevalensi tertinggi mengalami anemia,
termasuk diantaranya adalah remaja putri.
Kegiatan penanggulangan anemia yang dengan meningkatkan asupan zat besi,
protein, dan vitamin C serta pendidikan gizi sangat baik jika dikemas dengan
kesadaran masyarakat itu sendiri. Namun, keberdayaan dan kesadaran masyarakat
dalam menanggulangi masalah anemia masih rendah terutama dari remaja.
Pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan sumber daya masyarakat untuk
menanggulangi masalah anemia masih belum optimal (Waryana, 2011). Selama ini
peran dari remaja dalam kegiatan aksi sosial masih kurang. Hal itu terlihat dari masih
kurangnya partisipasi atau keikutsertaan dari remaja dalam mengikuti kegiatankegiatan di lingkungan baik dalam bentuk kegiatan gotong royong maupun ikut serta
dalam kegiatan promosi kesehatan.
Kurangnya

partisipasi


atau

keikutsertaan

dari

masyarakat

dalam

penanggulangan masalah anemia menjadi salah satu faktor perlunya dirancang model
pelatihan pemberdayaan masyarakat yang melibatkan peran lintas sektor didalamnya,
misalnya, keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Model pelatihan pemberdayaan
masyarakat ini adalah konseling gizi mandiri anti anemia (KOZI MAMIA) dikemas
secara menarik untuk menggambarkan peran masing-masing sektor secara lugas
dengan menitikberatkan pelaksanaan kegiatan oleh, dari dan untuk masyarakat.
2. Perumusan Masalah
Bagaimana bentuk pelatihan agar dapat mengatasi masalah gizi anemia?
3. Menentukan Prioritas Masalah
a. Anemia pada remaja putri karena merupakan usia produktif (pendidikan, pekerjaan,

menstruasi/fertilitas/calon ibu).
b. Anemia pada bumil karena berpengaruh pada perkembangan janin, proses
persalinan, dan Berat Bayi Lahir Rendah. Cukup sulit mengatasi secara reventif
pelatihan saat sudah hamil.

c. Anemia pada laki-laki lebih sedikit menimbulkan dampak/efek samping bagi
kesehatan dan produktivitas.
4. Analisis Penyebab Masalah
Anemia gizi besi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia hingga sampai
saat ini. Tingginya prevalensi anemia gizi besi antara lain disebabkan oleh
a. asupan zat besi yang tidak cukup,
b. kehilangan darah secara kronis,
c. gangguan penyerapan zat besi, dan
d. peningkatan kebutuhan zat gizi pada masa pertumbuhan, masa pubertas, masa
kehamilan dan menyusui, serta kejadian infeksi dan parasit seperti malaria, TBC,
HIV dan kecacingan (Arisman, 2009).
Selain itu berdasarkan penelitian Permaesih dan Herman (2005), menunjukkan bahwa
kejadian anemia pada remaja dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, jenis kelamin,
umur, wilayah tempat tinggal, kebiasaan sarapan, keluhan sakit, dan status gizi kurus.
Prevalensi anemia tetap tinggi berdasarkan RISKESDAS (2013) dilaporkan bahwa

angka kejadian anemia secara nasional adalah sebesar 21,7%, dimana 18,4% terjadi
pada laki-laki dan 23,9% terjadi pada perempuan. Sedangkan berdasarkan pada kriteria
usia 5-14 tahun mencapai 26,4% dan pada usia 15-25 tahun mencapai 18,4. Hal itu
disebabkan karena :
a. Kurangnya partisipasi atau keikutsertaan dari masyarakat dalam penanggulangan
masalah anemia.
b. Kurangnya peran lintas sector dalam penanggulangan anemia.
c. Kurangnya pengetahuan dan kepatuhan WUS terhadap cara penanggulangan
Anemia Gizi Besi.
5. Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah
a. Pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan masalah gizi AGB pada kader
Posyandu Remaja.
b. Pemilihan dan pengolahan makanan tinggi protein, Fe, dan Vitamin C pada remaja
putri.
6. Pemilihan Cara Pemecahan Masalah
a. Melakukan pelatihan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan masalah
gizi AGB pada kader Posyandu Remaja yaitu konseling gizi pencegahan anemia
secara mandiri.

b. Melakukan pelatihan pemilihan dan pengolahan makanan tinggi protein, Fe, dan

Vitamin C pada remaja putri.
7. Analisis Persoalan Potensial
Analisis persoalan potensial antara lain :
a. Anemia menyebabkan penurunan produktivitas kerja.
b. Anemia menyebabkan infertilitas/menjadi calon ibu yang kurang berkualitas status
kesehatannya.
c. Anemia menyebabkan kematian.
B. Tujuan Pelatihan
1. Melatih kader remaja anti anemia dalam menanggulangi masalah anemia defisiensi
besi.
2. Meningkatkan pengetahuan, serta mengubah sikap dan perilaku kader remaja anti
anemia untuk dijadikan role model bagi remaja putri lainnya dalam penanggulangan
masalah Anemia Gizi Besi.
3. Membuat model perencanaan penanggulangan masalah anemia defisiensi besi.
C. Topik Pelatihan
Konseling gizi sebagai bentuk pendampingan remaja putri anemia oleh kader remaja anti
anemia (KADERAMIA).
D. Perencanaan Pelatihan
1. Latar Belakang
Berdasarkan RISKESDAS (2013), dilaporkan bahwa angka kejadian anemia

secara nasional adalah sebesar 21,7%, dimana 18,4% terjadi pada laki-laki dan 23,9%
terjadi pada perempuan. Sedangkan berdasarkan pada kriteria usia 5-14 tahun
mencapai 26,4% dan pada usia 15-25 tahun mencapai 18,4. Berdasarkan data semua
kelompok umur tersebut, wanita memiliki prevalensi tertinggi mengalami anemia,
termasuk diantaranya adalah remaja putri.
Kurangnya

partisipasi

atau

keikutsertaan

dari

masyarakat

dalam

penanggulangan masalah anemia menjadi salah satu faktor perlunya dirancang model

pelatihan pemberdayaan masyarakat yang melibatkan peran lintas sektor didalamnya,
misalnya, keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Model pelatihan pemberdayaan
masyarakat ini dikemas secara menarik untuk menggambarkan peran masing-masing
sektor secara lugas dengan menitikberatkan pelaksanaan kegiatan oleh, dari dan untuk
masyarakat.
2. Tujuan Pelatihan
a. Melatih KADERAMIA supaya mampu melakukan konseling gizi dalam
pendampingan penanggulangan masalah anemia gizi besi pada remaja putri.

b. Meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap, dan perilaku KADERAMIA dalam
hal penanggulangan masalah anemia gizi besi pada remaja putri, sehingga dapat
menjadi role model remaja putri lainnya (baik yang didampingi maupun tidak
didampingi).
3. Manfaat Pelatihan
a. Sebagai salah satu upaya peningkatan pengetahuan KADERAMIA dalam hal
penanggulangan masalah gizi yang berbasis pemberdayaan masyarakat.
b. Sebagai pendukung kegiatan program gizi yaitu penanggulangan masalah anemia
gizi besi, misalnya konseling gizi dapat meningkatkan asupan makanan tinggi
protein, zat besi, dan vitamin C pada remaja putri.
4. Sasaran

KADERAMIA (Kader Remaja Anti Anemia).
5. Metode
a. Ceramah.
b. Diskusi/Tanya Jawab.
c. Demonstrasi.
d. Praktik.
6. Alat/Media
a.
b.
c.
d.

Meja
Kursi
Wireless
Spanduk

e.
f.
g.

h.

Alat Ukuran Rumah Tangga
Food Model
Formulir Konseling Gizi
Bahan Makanan Asli

7. Tempat dan Waktu Pelatihan
a. Tempat
Balai Desa X
b. Waktu
08-09 September 2016 pukul 08.00-14.00 WIB

8. Jadwal Pelaksanaan
N
o

Pelatihan

Waktu


Sasaran

5 menit

Menjawab salam,
menjawab sapaan
dan
memperhatikan.
Mendengarkan dan

Hari ke-1
1

Proses :
a.
Membuka
pelatihan
dengan
mengucapkan

salam,
menyapa
dan
memperkenalkan diri
b.
Menyamp

5 sesi

c.

aikan materi pelatihan dengan
menggunakan media leafleat
1) Menjelaskan
pengertian gizi remaja
2) Menjelaskan manfaat zat
gizi protein, fe, vitamin C
3) Menjelaskan
makanan
yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi
4) Pengertian Konseling
5) Hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
saat
konseling gizi
Tanya
jawab kepada sasaran

memperhatikan.

30 menit
5 menit

d.

Mengeval
uasi materi yang telah
disampaikan kepada sasaran

Bertanya
dan
memperhatikan.
Menjawab
pertanyaan trainer
dan
memperhatikan.

Hari ke-2
3

Pelaksanaan demonstrasi praktik
konseling gizi penanggulangan
anemia

60 menit

Sasaran
memperhatikan.

4

Pelaksanaan praktik konseling gizi
penanggulangan anemia

180 menit

Sasaran
mempraktikan

5

Penutup :
Evaluasi
Memberikan kesimpulan
mengucapkan salam

dan

10 menit
5 menit

Memperhatikan dan
menjawab salam.

9. Tenaga
a. Ahli Gizi Puskesmas.
b. Bidan Puskesmas.

c. Ibu kader/PKK.
d. Remaja desa.

10. Biaya
Berasal dari iuran warga.
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kegiatan

Volume

Honor narasumber
Transport narasumber
Snack
Makan siang
Fotocopy materi
Lain-lain
JUMLAH

3
3
25
25
500
1

Satuan

Jumlah

300.000
50.000
10.000
20.000
150
100.000

900.000
150.000
250.000
500.000
75.000
100.000
1.975.000

11. Materi
Terlampir
12. SAP/Kurikulum/GBPP
Terlampir
E. Pelaksanaan Pelatihan
Sesuai dengan pedoman pelatihan.
F. Evaluasi Pelatihan
1. Peserta
a. Berdasarkan kehadirannya.
b. Berdasarkan pertanyaan yang disampaikan secara lisan, jika kader dapat menjawab
dengan tepat maka pelatihan berhasil.
c. Berdasarkan uji post test, jika hasil menunjukkan lebih baik dari pre test, maka
pelatihan berhasil.
d. Berdasarkan form checklist evaluasi pelatihan :
No
1.
2.
3.
4.
5.

Kegiatan
Langkah 1. Membangun Dasar-Dasar
Konseling Gizi pada WUS Anemia
Langkah 2. Menggali Permasalahan
Langkah 3. Memilih Solusi dengan
Menegakkan Diagnosis
Langkah 4. Intervensi Memilih Rencana
Langkah 5. Memperoleh Komitmen

Ya
(Dilakukan)

Tidak
(Dilakukan)

6.
Langkah 6. Monitoring dan Evaluasi
7.
Langkah 7. Pencatatan dan Pelaporan
*Berikan tanda contreng (√) pada kolom yang sesuai.

2. Pelatih/Trainer/Narasumber
a. Penyampaian
b. Komunikasi
c. Kejelasan
Dapat dievaluasi dengan form checklist :
No
Kegiatan
Sangat Baik
Baik
1.
Penyampaian
2.
Komunikasi
3.
Kejelasan
*Berikan tanda contreng (√) pada kolom yang sesuai.

Cukup

Tidak Baik

Kritik dan Saran :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……
3. Organisasi
a. Snack
b. Akomodasi
c. Kesesuaian job description
Dapat dievaluasi dengan form checklist :
No
1.
2.

Kegiatan
Sangat Baik
Baik
Snack
Akomodasi
Kesesuai
3.
dengan job
description
*Berikan tanda contreng (√) pada kolom yang sesuai.

Cukup

Tidak Baik

Kritik dan Saran :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……