RANGKUMAN KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI
BAB IV
KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI PADA MASA
DEMOKRASI LIBERAL DAN DEMOKRASI TERPIMPIN
A. DEMOKRASI TERPIMPIN
1. Kehidupan Politik
a. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Merupakan jembatan politik dari era Demokrasi Liberal menuju era
Demokrasi Terpimpin.
Latar belakang:
a) Pemberlakuan Sistem Demokrasi Terpimpin. Dilakukan
untuk memperbarui struktur politik Indonesia.
b) Pembentukan Kabinet Gotng Royong.
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959:
a) Pembubaran Konstituante.
b) Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD
1945.
c) Pembentukan MPR yang terdiri atas DPR dan DPAS.
b. Sistem Pemerintahan dan Konsep Politik
Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Presidensial.
Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan serta tidak bertanggung jawab kepada parlemen
(DPR).
Dalam menjalankan pemerintahan, Presiden mendapat dukungan
dari 3 kekuatan besar, yaitu Nasionalis, Agama, Komunis
(NASAKOM). Hal ini memberi peluang bagi berkembangnya
ideologi komunis.
Presiden Soekarno mencetuskan:
a) Ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis)
Ajaran ini dimanfaatkan oleh PKI
untuk
menyebarkan ideologi komunis.
Ketua PKI, D.N. Aidit berusaha menyebarkan
cuplikan-cuplikan
pidato
Presiden
Soekarno
sehingga seolah-olah sejalan dengan gagasan dan
cita-cita politik PKI.
b) Ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan
Pimpinan Nasional)
Tujuan
Memperkuat kedudukan Soekarno.
Inti ajaran Seluruh unsur kehidupan berbangsa
dan bernegara harus dicapai melalui revolusi, dijiwai
oleh
sosialisme,
dan
dikendalikan
oleh
satu
pimpinan nasional yang disebut Panglima Besar
Revolusi (PBR), yaitu Presiden Soekarno.
Dampak
Kedudukan lembaga tinggi dan
tertinggi negara ditetapkan di bawah Presiden.
c. Politik Luar Negeri
Sejak proklamasi kemerdekaan politik luar negeri Indonesia adalah
Bebas Aktif. Akan tetapi dalam Demokrasi Terpimpin politik luar negeri
Indonesia
mengalami
penyimpangan.
Dalam
Manipol-USDEK
ditegaskan bahwa politik luar negeri Indonesia bertujuan melenyapkan
imperialisme dan mencapai dasar-dasar bagi perdamaian dunia yang
kekal dan abadi.
1) Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo
Presiden Soekarno memperkenalkan doktrin politik baru yang
membagi dunia menjadi 2 blok, yaitu New Emerging Forces (Nefo)
dan Old Established Forces (Oldefo).
Nefo
Negara-negara yang sedang berkembang dan
negara sosialis yang dianggap progresif, termasuk juga
negara yang baru merdeka atau sedang memperjuangkan
kemerdekaanya.
Oldefo
Negara
penghampat
kemajuan
kolonialis,
bangsa-bangsa
imperialis,
yang
dan
sedang
berkembang.
2) Politik Mercusuar
Adalah politik untuk mencari kemegahan/keindahan dalam pergaulan
antarbangsa di dunia. Politik mercusuar dijalankan Presiden
Soekarno karena menganggap Indonesia sebagai mercusuar yang
mampu menerangi jalan negara-negara Nefo. Hal ini diwujudkan
dengan:
Membuat bangunan-banguna fenomenal yang menelan biaya
miliaran rupiah,
Menyelenggarakan Games of the New Emerging Forces
(Ganefo), yaitu pesta olahraga negara-negara Nefo.
3) Konfrontasi dengan Malaysia
Perselisihan Indonesia-Malaysia berawal pada 27 Mei 1961,
Perdana Menteri Malaya, Tengku Abdulrachman Putu, melontarkan
ide gagasan pembentukan Federasi Malaysia. Feredasi ini meliputi,
Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah.gagasan tersebut kemudian
diusulkan kepada Perdana Menteri Inggris, Harold Mc Millan pada
Oktober 1961.
Pemerintah Indonesia menganggap pembentukan Federasi
Malaysia sebagai proyek neokolonialisme Inggris. Proyek ini
dianggap membahayakn Indonesia dan negara-negara Nefo.
Kebijakan Presiden Soekarno:
a) Mengumukan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 3 Mei
1964, yang isinya:
Perhebat ketahanan Revolusi Indonesia
Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri
dari Nekolim Inggris.
b) Membentuk Komando Operasi Tertinggi (Koti) dan Komando
Mandala dengan tugas menyelenggarakan operasi militer dalam
rangka mempertahankan kedaulatan wilayah Indonesia.
4) Indonesia Keluar dari PBB
Pada 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari PBB.
Sebab:
a) PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB.
b) PBB tidak merombak struktur organisasi PBB.
Dampak:
a) Sebagian besar negara Asia dan Afrika mengecam tindakan
Indonesia.
b) Indonesia kehilangan satu forum untuk menyelesaikan sengketa
dengan Malaysia secara damai.
d. Pembebasan Irian Barat
Latar Belakang Bangsa Indonesia kecewa atas keputusan hasil
KMB bahwa masalah Irian Barat akan diselesaikan satu tahun setelah
penyerahan kedaulatan.
Perjuangan Pembebasan Irian Barat
1) Perjuangan Diplomasi
Pemerintah Indonesia
mengirim
para
diplomat
untuk
memperjuangkan Irian Barat melalui forum internasional. Para
diplomat: Soebandrio, Mukarto Notowidagdo, Zairin Zain, Adam
Malik, Ganis Harsono, Alex Alatas, dan A.H. Nasution.
Beberapa upaya yang dilakukan:
a) Konferensi Colombo pada April 1954.
b) Konferensi Asia Afrika pada April 1955.
c) Siding Umum PBB pada 1954-1957.
2) Konfrontasi Politik
Pada 1956 Indonesia secara sepihak membatalkan hasil
KMB yang dikukuhkan dalam UU No. 13 Tahun 1956.
Pada 17 Agustus 1956, Kabinet Ali Sastroamidjojo
membentuk
pemerintahan
Tujuannya
untuk
sementara
mendeklarasikan
Irian
Barat.
pembentukan
Provinsi Irian Barat sebagai bagian dari RI.
3) Konfrontasi Ekonomi
Dilakukan dengan:
Pembatalan utang-utang Indonesia kepada Belanda
senilai F 3.661 juta.
Melarang maskapai penerbangan Belanda melakukan
penerbangan dan pendaratan di wilayah Indonesia.
Memberhentikan semua perwakilan konsuler Belanda di
Indonesia mulai tanggal 5 Desember 1957.
Melakukan nasionalisasi perusahaan Belanda
di
Indonesia sejak Desember 1958.
4) Konfrontasi Militer
Pada 19 Desember
1961,
Presiden
Soekarno
mengumumkan Tri Komando Rakyat (Trikora) di
Yogyakarta pada acara peringatan Agresi Militer II
Belanda.
Isi Trikora:
a) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan
Belanda.
b) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air
Indonesia
c) Melaksanakan mobilisasi umum.
Pada 15 januari 1962, terjadi pertempuran di Laut Aru
antara kapal jenis motor torpedo boat (MTB) ALRI
dengan dua kapal perusak Belanda.
Persetujuan New York
Ellsworth Bunker (penengah konfrontasi Indonesia-Belanda,
dari Amerika Serikat) mengusulkan:
a)
Agar Belanda menyerahkan Irian Barat kepada
Indonesia dengan perantara PBB yaitu United Nation
Temporary Executive Authority (UNTEA) dalam jangka
b)
waktu 2 tahun.
Agar rakyat Irian Barat diberi kesempatan menentukan
pendapatnya agar tetap berada dalam wilayah RI atau
memisahkan diri.
Ellsworth Bunker mengajak Indonesia-Belanda bertemu
dalam meja perundingan. Delegasi Indonesia (Adam Malik)
dan Delegasi Belanda (Dr. Van Royen).
Isi Persetujuan New York Selambat-lambatnya tanggal 1
Oktober 1962 Belanda menyerahkan Irian Barat kepada
United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA).
Pada 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai berkibar di
samping bendera PBB dan selambat-lambatnya tanggal 1 Mei
1963 UNTEA atas nama PBB menyerahkan Irian Barat
kepada Indonesia.
Setelah penyerahan Irian Barat, pemerintah Indonesia
diwajibkan
melaksanakan
Penentuan
Pendapat
Rakyat
(Pepera).
Pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Act of free
choice
Dilaksanakan sejak 14 Juli 1969 s.d. 4 Agustus 1969. Pelaksanaan
diatur oleh Brigjen Sarwo Edhie Wibowo dan diawasi langsung oleh
perwakilan PBB yaitu Fernando Ortis Sanz.
Dewan musyawarah Pepera memutuskan bahwa Irian Barat tetap
merupakan bagian dari RI.
2. Kehidupan Ekonomi
Kekacauan politik ditandai dengan terjadinya Inflasi. Kehidupan ekonomi
merosot.
Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Permaslahan Ekonomi
a) Membentuk Dewan Perancang Nasional (Depernas)
Dibentuk berdasarkan UU No. 80 tahun 1958
Pemimpin Muh. Yamin
Tugas
Mempersiapkan rancangan UU
nasional dan menilai penyelenggaraan pembangunan.
pembangunan
Pada
1963,
berganti
nama
menjadi
Badan
Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin Presiden
Soekarno.
b) Menerapkan Kebijakan Devaluasi Mata Uang Rupiah
Ditetapkan pada 24 Agustus 1959
Tujuan
Meningkatkan nilai rupiah dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat kecil.
Usaha
Pemerintah melakukan pembekuan terhadap semua
simpanan yang melebihi Rp25.000,00.
Dilaksanakan oleh Panitia Penampung Operasi Keuangan (PPOK)
c) Menekan Laju Inflasi
Pada 25 Agustus 1959, pemerintah mengeluarkan Perppu No. 2
Tahun 1959 untuk membendung laju inflasi.
Tujuan Mengurangi jumlah uang yang beredar agar dapat
menstabilkan keuangan dan perekonomian negara.
Usaha Pemerintah menginstruksikan penghematan bagi
instansi pemerintah, memperketat pengawasan atas perusahaanperusahaan negara.
d) Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Pada 28 Maret 1963, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekon.
Tujuan:
1) Menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis,
dan bebas dari sisa-sisa imperialisme.
2) Mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara
terpimpin.
e) Dana Revolusi
Dikeluarkan oleh Jusuf Muda
Diperoleh dari devisa kredit jangka panjang
Usaha melakukan pungutan terhadap perusahaan atau
perseorangan yang mendapat fasilitas kredit antara 250 juta
hingga 1 miliar rupiah.
Hasil pengumpulan Dana Revolusi digunakan untuk membiayai
proyek-proyek mandataris presiden yang bersifat prestise politik
dengan mengorbankan kondisi ekonomi dalam negeri.
KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI PADA MASA
DEMOKRASI LIBERAL DAN DEMOKRASI TERPIMPIN
A. DEMOKRASI TERPIMPIN
1. Kehidupan Politik
a. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Merupakan jembatan politik dari era Demokrasi Liberal menuju era
Demokrasi Terpimpin.
Latar belakang:
a) Pemberlakuan Sistem Demokrasi Terpimpin. Dilakukan
untuk memperbarui struktur politik Indonesia.
b) Pembentukan Kabinet Gotng Royong.
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959:
a) Pembubaran Konstituante.
b) Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD
1945.
c) Pembentukan MPR yang terdiri atas DPR dan DPAS.
b. Sistem Pemerintahan dan Konsep Politik
Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Presidensial.
Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan serta tidak bertanggung jawab kepada parlemen
(DPR).
Dalam menjalankan pemerintahan, Presiden mendapat dukungan
dari 3 kekuatan besar, yaitu Nasionalis, Agama, Komunis
(NASAKOM). Hal ini memberi peluang bagi berkembangnya
ideologi komunis.
Presiden Soekarno mencetuskan:
a) Ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis)
Ajaran ini dimanfaatkan oleh PKI
untuk
menyebarkan ideologi komunis.
Ketua PKI, D.N. Aidit berusaha menyebarkan
cuplikan-cuplikan
pidato
Presiden
Soekarno
sehingga seolah-olah sejalan dengan gagasan dan
cita-cita politik PKI.
b) Ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan
Pimpinan Nasional)
Tujuan
Memperkuat kedudukan Soekarno.
Inti ajaran Seluruh unsur kehidupan berbangsa
dan bernegara harus dicapai melalui revolusi, dijiwai
oleh
sosialisme,
dan
dikendalikan
oleh
satu
pimpinan nasional yang disebut Panglima Besar
Revolusi (PBR), yaitu Presiden Soekarno.
Dampak
Kedudukan lembaga tinggi dan
tertinggi negara ditetapkan di bawah Presiden.
c. Politik Luar Negeri
Sejak proklamasi kemerdekaan politik luar negeri Indonesia adalah
Bebas Aktif. Akan tetapi dalam Demokrasi Terpimpin politik luar negeri
Indonesia
mengalami
penyimpangan.
Dalam
Manipol-USDEK
ditegaskan bahwa politik luar negeri Indonesia bertujuan melenyapkan
imperialisme dan mencapai dasar-dasar bagi perdamaian dunia yang
kekal dan abadi.
1) Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo
Presiden Soekarno memperkenalkan doktrin politik baru yang
membagi dunia menjadi 2 blok, yaitu New Emerging Forces (Nefo)
dan Old Established Forces (Oldefo).
Nefo
Negara-negara yang sedang berkembang dan
negara sosialis yang dianggap progresif, termasuk juga
negara yang baru merdeka atau sedang memperjuangkan
kemerdekaanya.
Oldefo
Negara
penghampat
kemajuan
kolonialis,
bangsa-bangsa
imperialis,
yang
dan
sedang
berkembang.
2) Politik Mercusuar
Adalah politik untuk mencari kemegahan/keindahan dalam pergaulan
antarbangsa di dunia. Politik mercusuar dijalankan Presiden
Soekarno karena menganggap Indonesia sebagai mercusuar yang
mampu menerangi jalan negara-negara Nefo. Hal ini diwujudkan
dengan:
Membuat bangunan-banguna fenomenal yang menelan biaya
miliaran rupiah,
Menyelenggarakan Games of the New Emerging Forces
(Ganefo), yaitu pesta olahraga negara-negara Nefo.
3) Konfrontasi dengan Malaysia
Perselisihan Indonesia-Malaysia berawal pada 27 Mei 1961,
Perdana Menteri Malaya, Tengku Abdulrachman Putu, melontarkan
ide gagasan pembentukan Federasi Malaysia. Feredasi ini meliputi,
Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah.gagasan tersebut kemudian
diusulkan kepada Perdana Menteri Inggris, Harold Mc Millan pada
Oktober 1961.
Pemerintah Indonesia menganggap pembentukan Federasi
Malaysia sebagai proyek neokolonialisme Inggris. Proyek ini
dianggap membahayakn Indonesia dan negara-negara Nefo.
Kebijakan Presiden Soekarno:
a) Mengumukan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 3 Mei
1964, yang isinya:
Perhebat ketahanan Revolusi Indonesia
Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri
dari Nekolim Inggris.
b) Membentuk Komando Operasi Tertinggi (Koti) dan Komando
Mandala dengan tugas menyelenggarakan operasi militer dalam
rangka mempertahankan kedaulatan wilayah Indonesia.
4) Indonesia Keluar dari PBB
Pada 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari PBB.
Sebab:
a) PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB.
b) PBB tidak merombak struktur organisasi PBB.
Dampak:
a) Sebagian besar negara Asia dan Afrika mengecam tindakan
Indonesia.
b) Indonesia kehilangan satu forum untuk menyelesaikan sengketa
dengan Malaysia secara damai.
d. Pembebasan Irian Barat
Latar Belakang Bangsa Indonesia kecewa atas keputusan hasil
KMB bahwa masalah Irian Barat akan diselesaikan satu tahun setelah
penyerahan kedaulatan.
Perjuangan Pembebasan Irian Barat
1) Perjuangan Diplomasi
Pemerintah Indonesia
mengirim
para
diplomat
untuk
memperjuangkan Irian Barat melalui forum internasional. Para
diplomat: Soebandrio, Mukarto Notowidagdo, Zairin Zain, Adam
Malik, Ganis Harsono, Alex Alatas, dan A.H. Nasution.
Beberapa upaya yang dilakukan:
a) Konferensi Colombo pada April 1954.
b) Konferensi Asia Afrika pada April 1955.
c) Siding Umum PBB pada 1954-1957.
2) Konfrontasi Politik
Pada 1956 Indonesia secara sepihak membatalkan hasil
KMB yang dikukuhkan dalam UU No. 13 Tahun 1956.
Pada 17 Agustus 1956, Kabinet Ali Sastroamidjojo
membentuk
pemerintahan
Tujuannya
untuk
sementara
mendeklarasikan
Irian
Barat.
pembentukan
Provinsi Irian Barat sebagai bagian dari RI.
3) Konfrontasi Ekonomi
Dilakukan dengan:
Pembatalan utang-utang Indonesia kepada Belanda
senilai F 3.661 juta.
Melarang maskapai penerbangan Belanda melakukan
penerbangan dan pendaratan di wilayah Indonesia.
Memberhentikan semua perwakilan konsuler Belanda di
Indonesia mulai tanggal 5 Desember 1957.
Melakukan nasionalisasi perusahaan Belanda
di
Indonesia sejak Desember 1958.
4) Konfrontasi Militer
Pada 19 Desember
1961,
Presiden
Soekarno
mengumumkan Tri Komando Rakyat (Trikora) di
Yogyakarta pada acara peringatan Agresi Militer II
Belanda.
Isi Trikora:
a) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan
Belanda.
b) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air
Indonesia
c) Melaksanakan mobilisasi umum.
Pada 15 januari 1962, terjadi pertempuran di Laut Aru
antara kapal jenis motor torpedo boat (MTB) ALRI
dengan dua kapal perusak Belanda.
Persetujuan New York
Ellsworth Bunker (penengah konfrontasi Indonesia-Belanda,
dari Amerika Serikat) mengusulkan:
a)
Agar Belanda menyerahkan Irian Barat kepada
Indonesia dengan perantara PBB yaitu United Nation
Temporary Executive Authority (UNTEA) dalam jangka
b)
waktu 2 tahun.
Agar rakyat Irian Barat diberi kesempatan menentukan
pendapatnya agar tetap berada dalam wilayah RI atau
memisahkan diri.
Ellsworth Bunker mengajak Indonesia-Belanda bertemu
dalam meja perundingan. Delegasi Indonesia (Adam Malik)
dan Delegasi Belanda (Dr. Van Royen).
Isi Persetujuan New York Selambat-lambatnya tanggal 1
Oktober 1962 Belanda menyerahkan Irian Barat kepada
United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA).
Pada 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai berkibar di
samping bendera PBB dan selambat-lambatnya tanggal 1 Mei
1963 UNTEA atas nama PBB menyerahkan Irian Barat
kepada Indonesia.
Setelah penyerahan Irian Barat, pemerintah Indonesia
diwajibkan
melaksanakan
Penentuan
Pendapat
Rakyat
(Pepera).
Pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Act of free
choice
Dilaksanakan sejak 14 Juli 1969 s.d. 4 Agustus 1969. Pelaksanaan
diatur oleh Brigjen Sarwo Edhie Wibowo dan diawasi langsung oleh
perwakilan PBB yaitu Fernando Ortis Sanz.
Dewan musyawarah Pepera memutuskan bahwa Irian Barat tetap
merupakan bagian dari RI.
2. Kehidupan Ekonomi
Kekacauan politik ditandai dengan terjadinya Inflasi. Kehidupan ekonomi
merosot.
Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Permaslahan Ekonomi
a) Membentuk Dewan Perancang Nasional (Depernas)
Dibentuk berdasarkan UU No. 80 tahun 1958
Pemimpin Muh. Yamin
Tugas
Mempersiapkan rancangan UU
nasional dan menilai penyelenggaraan pembangunan.
pembangunan
Pada
1963,
berganti
nama
menjadi
Badan
Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin Presiden
Soekarno.
b) Menerapkan Kebijakan Devaluasi Mata Uang Rupiah
Ditetapkan pada 24 Agustus 1959
Tujuan
Meningkatkan nilai rupiah dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat kecil.
Usaha
Pemerintah melakukan pembekuan terhadap semua
simpanan yang melebihi Rp25.000,00.
Dilaksanakan oleh Panitia Penampung Operasi Keuangan (PPOK)
c) Menekan Laju Inflasi
Pada 25 Agustus 1959, pemerintah mengeluarkan Perppu No. 2
Tahun 1959 untuk membendung laju inflasi.
Tujuan Mengurangi jumlah uang yang beredar agar dapat
menstabilkan keuangan dan perekonomian negara.
Usaha Pemerintah menginstruksikan penghematan bagi
instansi pemerintah, memperketat pengawasan atas perusahaanperusahaan negara.
d) Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Pada 28 Maret 1963, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekon.
Tujuan:
1) Menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis,
dan bebas dari sisa-sisa imperialisme.
2) Mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara
terpimpin.
e) Dana Revolusi
Dikeluarkan oleh Jusuf Muda
Diperoleh dari devisa kredit jangka panjang
Usaha melakukan pungutan terhadap perusahaan atau
perseorangan yang mendapat fasilitas kredit antara 250 juta
hingga 1 miliar rupiah.
Hasil pengumpulan Dana Revolusi digunakan untuk membiayai
proyek-proyek mandataris presiden yang bersifat prestise politik
dengan mengorbankan kondisi ekonomi dalam negeri.