PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA OPERA

SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : PRIMA PEBRIANTI

F1209053

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) TAHUN 2006-2010

PRIMA PEBRIANTI F1209053

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi, laba operasi terhadap return saham.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari data keuangan di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian sebanyak 21 perusahaan manufaktur di BEI, dimana metode yang digunakan

adalah purposive sa mpling yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan cara

menetapkan kriteriakriteria tertentu. Dengan metode pooling data (tahun 2006 - 2010) jumlah sampel (n) = 21. Teknik analisis data menggunakan uji regresi linear berganda, uji determinasi, uji F dan uji t dalam pengujian hipotesisnya.

Hasil pengujian regresi berganda hanya arus kas operasi yang terdapat hubungan positif terhadap return saham. Untuk uji determinasi nilai koefisiennya 0,102 dan untuk uji hipotesis diperoleh bahwa arus kas operasi dan laba operasi secara bersama-sama signifikan terhadap return saham sebesar 0,02, angka ini lebih kecil dari 0,05. Sedangkan secara parsial hanya arus kas operasi yang signifikan dan positif terhadap return saham sebesar 0,08.

Kata Kunci : Arus Kas Operasi, Laba Operasi, Return Sa ha m

(Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) TAHUN 2006-2010

PRIMA PEBRIANTI F1209053

The purpose of this is research to know the influence between operating cash flows, Operating Earning to share return.

The datataht is used in this research is secondary data from monetary data in Indonesian Stock Exchange. Research sample counted 21 manufacturing business in Indonesia Stock Exchange, where used by method is sampling purposive that is a method intake of sample by specifying certain-criterion. With data pooling method (year 2006 - 20010) amount of sample (n) = 21. Analyze data use multipe linear regression, determination test, F test and t test in examination of its hypothesis.

Result of examination obtained that there is influence which is The results of multiple regression testing the operating cash flows only contained positive relationship to stock returns. The test value of the coefficient of determination 0.102 and hypothesis acquired that the operating cash flows and operating earning are jointly significant impact on stock returns of 0.02, this number is smaller than

0.05. While operating cash flows only partially significant and positive impact on stock returns of 0.08.

Keywords: Operating Cash Flows, Operating Earning, Stock Return

MOTTO

Ø “Jangan pernah takut untuk mencoba , karena segala sesuatu hal berawal dari mencoba, kita bisa mampu menilai diri kita apakah kita sudah mampu

menyelesaikan masalah yang kita hadapi”.

Ø “Kerjakanlah pekerjaan yang membawa berkah bagi diriku dan bagi orang yang aku cintai”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

v Bapak Ibu tercinta yang tak henti-hentinya

selalu mendoakanku. v Kakaku (Mas Wawan, Mba Lia, Mba Ika)

yang

selalu

menyemangatiku dan

mendoakanku v Semua Sahabat terbaiku (Nita, Walid, Luci,

Ulil, Devita) Ulil, Devita)

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik dalam bentuk bimbingan, saran, pembelajaran, diskusi, dukungan moril, dan lain sebagainya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulisingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Wiyono, MM selaku Ketua Program Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Harmadi, MM selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Asri Laksmi Riani, MS selaku pembimbing akademik.

5. Drs. Heru Agustanto, ME selaku dosen Manajemen Keuangan.

6. Seluruh dosen manajemen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

dan memperhatikan ima hingga sekarang.

8. Kakaku (Mas Wawan, Mba Lia, Mba Ika) terimakasih atas doa dan semangatnya.

9. Prima, terimakasih atas doa, semangat, kesabaran, kasih sayang, motivasi, dan bantuan hingga sekarang.

10. Teman seperjuangan keuangan (Nita, Luci, Nurul, Endah, Tria, Novi, Harum, Inung) terimakasih atas bantuan dan kebersamaan kita selama ini.

11. Teman-teman manajemen (Dina, Devi, Ulil, Devita, Nita, Walid, Luci, dll) terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

12. Teman-Teman Kos Ratih (Walid, Nita, Esti, Putri, Jreng, Lupi) terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

13. Teman-Teman Kos Siti (Siwi, Rifa, Indri, Dian) terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

14. Semua pihak yang telah memberikan suport yang namanya belum tercantum.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima segala kritik dan saran yang dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, November 2011

5. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) ................................................

6. Uji Hipotesis..............................................................................

F. Pengujian Koefisien Regresi secara Bersama-sama (Uji F)........

a. Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t)..........

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian ..............................................................

B. Pengujian Data ..................................................................................

1. Deskriptif Statistik ....................................................................

2. Uji Normalitas Data ..................................................................

3. Uji Asumsi Klasik .....................................................................

a. Uji Multikolinearitas .........................................................

b. Uji Autokorelasi.................................................................

c. Uji Heteroskedastisitas ......................................................

4. Uji Regresi Linear Berganda ......................................................

5. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) ..................................................

C. Pengujian Hipotesis ..........................................................................

1. Pengujian Koefisien secara Bersama-sama (Uji F) ................

2. Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t) .................

B. Saran ..................................................................................................

66

C. Keterbatasan .....................................................................................

67

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

68

LAMPIRAN .................................................................................................... 70-84

Hal

4.1 Hasil pengambilan Sampel................................................................

48

4.2 Hasil Descriptive Statistics................................................................

49

4.3 Hasil Uji Multikoleniaritas................................................................

53

4.4 Hasil Uji Autokorelasi.......................................................................

54

4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas..............................................................

55

4.6 Uji Analisis Regresi Berganda..........................................................

57

4.7 Uji Koefisien Determinasi (R 2 ).........................................................

59

4.8 Hasil Analisis Uji F...........................................................................

60

4.9 Hasil Analisis Uji t...........................................................................

61

Hal

2.1 KerangkaPenelitian...........................................................................

35

4.2 Hasil Uji Normalitas..........................................................................

51

4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas..............................................................

55

DATA PERUSAHAAN ....................................................................................

70

DATA SEBELUM PERHITUNGAN SPSS ...................................................

71

DATA PERHITUNGAN SPSS ........................................................................

76

HASIL PERHITUNGAN SPSS .......................................................................

81

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber utama informasi keuangan yang sangat penting bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dalam laporan keuangan perusahaan dapat digunakan para investor untuk memprediksi sekuritas saham. Sekuritas saham sangat dipengaruhi oleh besarnya aliran imbal hasil ( return ) yang akan diperoleh perusahaan di masa mendatang. Agar keputusan investasi dapat memuaskan investor, maka diperlukan adanya suatu analisis sekuritas dalam upaya melakukan penetapan harga efek yang wajar.

Dalam hal ini investor harus mampu menyusun perkiraan harga sekuritas yang akan dibeli ataupun dijual dari informasi laporan keuangan yang ada, agar harga tersebut dapat mencerminkan nilai intrinsik yang sebenarnya. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan Dalam hal ini investor harus mampu menyusun perkiraan harga sekuritas yang akan dibeli ataupun dijual dari informasi laporan keuangan yang ada, agar harga tersebut dapat mencerminkan nilai intrinsik yang sebenarnya. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan

Pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan pasar yang lain. Salah satu sifat khas tersebut adalah ketidakpastian akan kualitas produk yang ditawarkan. Misalnya, suatu perusahaan yang mengeluarkan obligasi beberapa saat kemudian gagal membayar bunga dan utang pokoknya. Atau perusahaan yang semula tidak diperhitungkan ternyata memiliki tingkat laba yang tinggi sehingga mampu membayar bunga obligasi, pokok pinjaman, bahkan mampu memberikan dividen yang cukup tinggi bagi para pemegang saham (Ninna Daniati dan Suhairi, 2006).

Situasi ketidakpastian ini mendorong investor yang rasional untuk selalu mempertimbangkan risiko dan expected return setiap sekuritas yang secara teoritis berbanding lurus. Semakin besar expected return maka tingkat risiko yang melekat juga semakin besar. Gambaran risiko dan expected return dari suatu saham dapat dinilai berdasarkan informasi baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif (Ninna Daniati dan Suhairi, 2006). Selain itu berbagai pertimbangan dan analisa yang akurat perlu dilakukan investor sebelum membeli, menjual, atau menahan saham untuk

Adanya suatu informasi yang baru akan membentuk suatu kepercayaan yang baru dikalangan para investor. Kepercayaan ini akan mengubah harga melalui perubahan demand dan supply surat-surat berharga (Ninna Daniati dan Suhairi, 2006). Dengan kata lain suatu informasi dikatakan memiliki kandungan ( content ) jika pasar menyerap informasi dengan cepat dan terefleksikan pada perubahan harga pasar.

Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor dari laporan keuangan ini adalah laba dan arus kas. Pada saat dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi keuangan tersebut, investor dan kreditor harus yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi perusahaan serta prospek pertumbuhan dimasa depan dengan lebih baik. Oleh karena itu, selain kedua ukuran kinerja tersebut investor dan kreditor juga perlu mempertimbangkan karakteristik keuangan setiap perusahaan. Karakteristik keuangan yang berbeda-beda antar perusahaan menyebabkan relevansi angka-angka akuntansi yang tidak sama pada semua perusahaan. Ukuran ( size ) perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan (Ninna Daniati dan Suhairi, 2006).

Operasi terhadap Return yang diterima oleh pemegang saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ tahun 2000-2002. Hasil penelitian diperoleh bahwa variabel arus kas operasi dan earning berpengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. Sedangkan economic va lue added dan residua l income tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Penelitian lain yang mendukung dalam penelitian ini antara lain dilakukan oleh Yuliana Salim dan Thio Anastasia Petrolina (2005) memperoleh hasil bahwa arus kas operasional berpengaruh positif terhadap return saham, sedangkan economic va lue a dded dan ROI tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian oleh Poppy Dian Indira Kusuma (2005) memperoleh hasil bahwa laba tidak berpengaruh terhadap return saham, sedangkan arus kas operasional berpengaruh terhadap return saham. Ninna Daniati dan Suhairi (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham Pada Industri Textile dan Automotive yang Terdaftar di BEJ. Hasil penelitian diperoleh bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap Expected Return Saham; Arus kas investasi berpengaruh negatif terhadap Expected Return Saham; Laba

perbedaan hasil penelitian, dimana penelitian oleh Ninna Daniati dan Suhairi (2006) memperoleh bahwa arus kas operasional tidak berpengaruh terhadap return saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan (2004), Miranda Octora, Yuliana Salim dan Thio Anastasia Petrolina (2005) serta Poppy Dian Indira Kusuma (2005) memperoleh hasil bahwa variabel arus kas operasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap return saham.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Arus Kas Operasi dan Laba Operasi

terhadap Return Saham.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka pokok permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap return saham?

2. Apakah laba operasi berpengaruh terhadap return saham?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang dan identitas masalah yang telah dikemukakan diatas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi terhadap return saham.

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, diantaranya :

1. Bagi Investor dan calon Investor Penelitian ini diharapkan berguna dalam menilai dan menganalisis kondisi arus kas operasi dan laba operasi perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan menguntungkan.

2. Bagi Pembaca dan Peneliti lain Dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan lebih tentang pasar modal. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi dan bahan kajian dalam penelitian yang lebih luas.

3. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis berkaitan dalam bidang pasar modal dan metodologi penelitian. Selain itu penelitian ini sangat berguna terutama

dalam mengembangkan teori yang telah diperoleh dibangku perkuliahan dengan

kondisi nyata yang ada dipasar modal.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal Menurut Agus Sartono (2004:21) pengertian pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang atau long-term financial assets. Jumlah surat berharga yang diperjualbelikan dipasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Pasar modal memungkinkan terpenuhinya kebutuhan jangka panjang untuk investasi jangka panjang dalam bentuk bangunan, peralatan, sarana produksi lainnya.

Bentuk umum surat berharga yang diperjualbelikan dipasar modal adalah obligasi, saham preferens, dan saham biasa. Setiap jenis instrumen pasar modal merupakan bukti kepemilikan modal dari lembaga yang mengeluarkannya yang dapat diperjualbelikan. Pemegang instrument pasar modal mengharapkan memperoleh keuntungan dengan menahan instrumen tersebut.

Dalam undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang pasar modal, yang dimaksud pasar modal adalah segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan Dalam undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang pasar modal, yang dimaksud pasar modal adalah segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan

Pengertian klasik pasar modal adalah suatu sarana dengan nama surat berharga yang berjangka panjang diperjualbelikan. Dlam pengertian ini pasar modal memiliki tujuan normatif mencapai keuntungan yang optimal.

Sedangkan Anoraga dan Pakarti (2001: 74) membagi definisi pasar modal menjadi 3 yaitu :

a. Definisi dalam arti luas

Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, serta surat-surat berharga jangka panjang dan jangka pendek, primer dan tidak langsung.

b. Definisi dalam arti menengah

Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga- lembaga yang memperdagangkan warka kredit (biasanya yang Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga- lembaga yang memperdagangkan warka kredit (biasanya yang

c. Definisi dalam arti sempit

Pasar modal adalah pasar terorganisir yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner, dan under wr iter . Pasar modal juga dapat didefinisikan sebagai perdagangan instrument keuangan (sekurita s) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun utang (bond) baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public outhorites) maupun oleh perusahaan swasta (private sector ). Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (fina ncia l Ma rket). Dalam pasar keuangan diperdagangkan semua bentuk utang modal sendiri, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang bersifat tangible maupun nonta ngible.

2. Fungsi Pasar Modal Adapun fungsi keuangan yang dilakukan dengan menyediakan dana tanpa harus terlihat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan dalam investasi tersebut meskipun kadang fungsi keuangan 2. Fungsi Pasar Modal Adapun fungsi keuangan yang dilakukan dengan menyediakan dana tanpa harus terlihat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan dalam investasi tersebut meskipun kadang fungsi keuangan

1. Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat yang disalurkan kedalam kegiatan yang lebih produktif.

2. Sumber pembiayaan yang mudah, dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional.

3. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan kesempatan kerja.

4. Mempertinggi efisiensi lokasi sumber produksi.

5. Memperkokoh beroperasinya mekanisme dalam menata sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana open ma rket operation , apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh bank sentral.

6. Menekan tingginya bunga menuju suatu r ate yang r easona ble.

7. Sebagai alternatif bagi para pemodal.

B. Arus Kas

1. Pengertian Arus Kas Kas sangat diperlukan oleh setiap perusahaan baik itu perusahaan milik pemerintah maupun peruasahaan swasta. Pada umumnya kas diperlukan perusahaan karena tiga alasan yaitu transaksi, untuk berjaga- jaga dan untuk spekulasi guna mengambil keuntungan kalau kesempatan 1. Pengertian Arus Kas Kas sangat diperlukan oleh setiap perusahaan baik itu perusahaan milik pemerintah maupun peruasahaan swasta. Pada umumnya kas diperlukan perusahaan karena tiga alasan yaitu transaksi, untuk berjaga- jaga dan untuk spekulasi guna mengambil keuntungan kalau kesempatan

Kas merupakan komponen terpenting dalam perusahaan karena kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kemampuannya untuk menghasilkan kas. Kieso (2002) menyatakan bahwa kas sebagai harta yang paling likuid, adalah media pertukaran baku dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya. Kas umumnya diklasifikasikan sebagai harta lancar. Agar dapat dilaporkan sebagai kas, pos bersangkutan harus bebas dari setiap ikatan kontraktual yang membatasi penggunaannya dalam pemenuhan hutang. Laporan arus kas dikatakan mempunyai kandungan informasi jika menyebabkan para investor melakukan penjualan dan pembeliaan saham. Reaksi tersebut akan tercermin dalam harga saham disekitar tanggal publikasi. Informasi laporan arus kas dikatakan mempunyai makna apabila digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan oleh investor.

Arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode (PSAK 2004 No.2, Paragraf 9). Laporan ini menyediakan informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasinya, Arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode (PSAK 2004 No.2, Paragraf 9). Laporan ini menyediakan informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasinya,

Menurut (Eugene F. Brigham:46) arus kas operasi adalah arus kas yang berasal dari operasi normal perusahaan, yang pada dasrnya merupakan selisih antara hasil penjualan dan beban tunai, termasuk pajak yang dibayarkan. Arus kas lainnya dihasilkan dari penerbitan saham, pinjaman, atau dari penjualan aktiva tetap.

2. Tujuan Kegunaan Laporan Arus Kas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) NO. 2 menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan selama suatu periode akuntansi. Untuk meraih tujuan ini, laporan arus kas melaporkan (1) kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode, (2) transaksi investasi, (3) transaksi pembiayaan, dan (4) kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode. Pelaporan sumber, tujuan pemakaian, dan kenaikan atau penurunan bersih kas dapat membantu investor, kreditor, dan pihak-pihak lain mengetahui apa yang terjadi 2. Tujuan Kegunaan Laporan Arus Kas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) NO. 2 menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan selama suatu periode akuntansi. Untuk meraih tujuan ini, laporan arus kas melaporkan (1) kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode, (2) transaksi investasi, (3) transaksi pembiayaan, dan (4) kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode. Pelaporan sumber, tujuan pemakaian, dan kenaikan atau penurunan bersih kas dapat membantu investor, kreditor, dan pihak-pihak lain mengetahui apa yang terjadi

Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Di samping itu informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

3. Penyajian Laporan Arus Kas Menurut PSAK NO. 2 laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Tujuan pengklasifikasian menurut aktivitas adalah bahwa klasifikasi tersebut dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi

aktivitas tersebut. Pengklasifikasian aktivitas di dalam laporan arus kas adalah sebagai berikut:

a. Aktivitas Operasi

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat

menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

1) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa

2) Penerimaan kas dari royalti,fees, komisi dan pendapatan lain.

3) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

4) Pembayaran kas kepada karyawan;

5) Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya;

6) Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi; dan

7) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi bersih. Arus kas yang menyangkut transaksi semacam itu merupakan arus kas dari aktivitas investasi.

Perusahaan sekuritas dapat memiliki sekuritas untuk diperdagangkan sehingga sama dengan persediaan yang dibeli untuk dijual kembali. Karenanya, arus kas yang berasal dari pembelian dan penjualan dalam transaksi atau perdagangan sekuritas tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Sama halnya dengan pemberian kredit oleh lembaga keuangan juga harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, karena berkaitan dengan aktivitas penghasil utama pendapatan lembaga keuangan tersebut.

b. Aktivitas Investasi

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi

adalah:

1) Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;

2) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain;

3) Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain; Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan); dan

4) Pembayaran kas sehubungan dengan futur es contr acts, for war d contracts , option contra cts dan swa p contra cts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dea ling or trading ), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; Jika suatu kontrak dimaksudkan untuk menangkal (hedge) suatu posisi yang dapat diidentifikasi, maka arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti arus kas dari posisi yang ditangkalnya.

c. Aktivitas Pendanaan

Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

1) Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;

2) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan;

3) Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya;

4) Pelunasan pinjaman; dan

5) Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (fina nce lea se).

4. Pelaporan Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini:

a. Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau a. Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau

Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:

1) Dari catatan akuntansi perusahaan; atau

2) Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos- pos lain dalam laporan laba rugi untuk:

a) perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode berjalan;

b) pos bukan kas lainnya; dan

c) pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

C. Laba Operasi

1. Pengertian Laba Operasi Laba operasi yaitu laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) dikurangi dengan depresiasi dan amortisasi (penyusutan). Sedangkan untuk mencari laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, amortisasi (EBITDA) yaitu penjualan bersih dikurangi dengan biaya operasi tidak termasuk depresiasi dan amortisasi (penyusutan), (Houston & Brigham, 2003 :52). Biaya-biaya ini adalah biaya-biaya yang sering terjadi di dalam perusahaan dan bersifat operaktif. Selain itu, biaya- biaya ini diasumsikan memiliki hubungan dengan penciptaan pendapatan. Diantara biaya-biaya operasi tersebut adalah : biaya gaji karyawan, administrasi, biaya perjalanan dinas, biaya iklan dan promosi dan lain- lain.

Laba suatu perusahaan yang tercantum dalam laporan laba rugi merupakan laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Perhitungan laba rugi penting karena menyediakan informasi kepada investor dan kreditor yang membantu mereka meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan.

Dalam Hendriksen (1995) dikatakan bahwa tujuan yang lebih khusus meliputi penggunaan laba sebagai pengukur efesiensi manajemen, Dalam Hendriksen (1995) dikatakan bahwa tujuan yang lebih khusus meliputi penggunaan laba sebagai pengukur efesiensi manajemen,

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laba,antara lain :

1) Biaya

Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.

2) Harga jual.

Harga jual produk yang akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk yang bersangkutan.

3) Volume penjulan dan produksi.

Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi produk tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar atau kecilnya biaya produksi.

3. Konsep laba Menurut Hendriksen (1995) makna laba dapat diinterprestasikan melalui tiga konsep, yaitu :

1) Konsep Laba Sintaksis.

Interprestasi laba yang dikaitkan dengan ketentuan-ketentuan yang mengaturnya, yang perhitungannya dengan menggunakan prinsip Interprestasi laba yang dikaitkan dengan ketentuan-ketentuan yang mengaturnya, yang perhitungannya dengan menggunakan prinsip

a. Pendekatan transaksi.

Menurut pendekatan ini pencatatan terhadap perubahan nilai a sset dan liabilities merupakan akibat dari transaksi, baik transaksi internal maupun eksternal.

b. Pendekatan kegiatan.

Pendekatan ini berfokus pada deskripsi kegiatan perusahaan dari pada pelaporan transaksi, artinya laba dianggap timbul bila peristiwa tertentu terjadi bukan sekadar pada saat terjadinya suatu transaksi.

2) Konsep Laba Semantik.

Interprestasi laba yang dikaitkan dengan realita ekonomi. Interprestasi laba pada tingkat ini sering kali merujuk pada dua konsep ekonomi, yaitu :

a. Konsep pemeliharaan modal.

Menurut konsep ini laba didefinisikan sebagai jumlah yang dapat diberikan perusahaan kepada pemegang saham sehingga tingkat kesejahteraan atau kekayaan mereka pada akhir periode minimal sama dengan awal periode.

b. Laba sebagai alat ukur efisiensi.

Informasi tentang efisiensi suatu perusahaan dapat diukur dari laba yang diperoleh, dimana investor dan calon investor memerlukan informasi tentang efisiensi perusahaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan ekonomi.

3) Konsep Laba Pragmatis.

Interprestasi laba dikaitkan dengan kegunaannya bagi para pemakai. Konsep ini menyangkut pengambilan keputusan oleh investor, kreditur, manajemen, dan lain-lain.

a. Laba sebagai alat prediktif bagi investor dan kreditur. Investor dan kreditur ingin menafsir arus kas masuk perusahaan, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan resiko investasi atau pinjaman kepada perusahaan di masa mendatang.

b. Laba sebagai bahan pengambilan keputusan manajemen. Manajemen juga perlu memperhatikan perilaku para investor dan kreditur terhadap laba yang dilaporkan.

D. Return Saham

Menurut Jogiyanto (1998) r eturn merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Sedangkan

pengertian r eturn (tingkat kembalian) menurut Robert Ang (1997: 20-2) yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor (pemodal) tidak akan melakukan investasi. Jadi setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut sebagai return baik langsung maupun tidak langsung.

Komponen return terdiri dari 2 jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga). Curr ent income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periode seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya. Disebut sebagai pendapatan lancar, maksudnya adalah keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk kas atau setara kas, sehingga dapat diuangkan secara cepat, seperti bunga / jasa giro dan dividen tunai. Dan yang setara kas adalah saham bonus atau dividen saham yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dan dapat dikonversi menjadi uang kas.

Komponen kedua dari return adalah ca pita l gain, yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dengan harga beli saham dari suatu instrumen investasi. Ca pita l gain sangat tergantung dari harga pasar Komponen kedua dari return adalah ca pita l gain, yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dengan harga beli saham dari suatu instrumen investasi. Ca pita l gain sangat tergantung dari harga pasar

Expected return merupakan return (tingkat kembalian) yang diharapkan oleh investor atas suatu investasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi meliputi faktor internal perusahaan dan faktor eksternal. Faktor internal perusahaan meliputi kualitas dan reputasi manajemen, struktur permodalan, struktur hutang, tingkat laba yang dicapai dan kondisi intern lainnya di dalam perusahaan. Rumus untuk menghitung estimasi hasil yang diharapkan (expected return) menurut Sunariyah (2000) dapat dilihat sebagai berikut :

Expected Return :

Keterangan : : Deviden yang diharapkan per lembar saham (DPS)

: Harga yang diharapkan periode tahun sekarang : Periode yang diharapkan tahun sebelumnya

E. Pengaruh Arus Kas, Laba Operasi Terhadap Return Saham

1. Pengaruh Arus Kas Terhadap Return Saham Arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode. Arus kas dar aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi perusahaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendapatan dari luar.

Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan lain adalah memberikan informasi kepada kreditor, investor, dan pemakai lainnya dalam menentukan kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus kas bersih positif dimasa yang akan datang. Menentukan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajibannya seperti melunasi hutang kepada kreditor, menentukan alasan terjadinya perbedaan antara laba bersih dan dihubungkan dengan pembayaran dan

penerimaan kas serta menentukan pengaruh transaksi kas pembelanjaan dan investasi bukan kas terhadap posisi keuangan perusahaan. Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis transaksi yaitu (1) arus kas dari operasi, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih; (2) arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dari aktiva lancar dan (3) arus kas dari aktivitas pendanaan, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan utang perusahaan.

Livnat dan Zarowin (1990) dan Ninna Daniati (2006) yang menguji komponen arus kas menemukan bukti bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan expected r eturn saham dibanding hubungan total arus kas dengan return. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati (2006) yang memperoleh hasil tidak adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi terhadap expected r etur n saham.

Secara teori, semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai expected r etur n saham. Dan sebaliknya, semakin rendah arus kas operasional perusahaan maka semakin kecil kepercayaan Secara teori, semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai expected r etur n saham. Dan sebaliknya, semakin rendah arus kas operasional perusahaan maka semakin kecil kepercayaan

2. Pengaruh Laba Operasi Dengan Return Laba operasi yaitu laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) dikurangi dengan depresiasi dan amortisasi (penyusutan). Sedangkan untuk mencari laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, amortisasi (EBITDA) yaitu penjualan bersih dikurangi dengan biaya operasi tidak termasuk depresiasi dan amortisasi (penyusutan), (Houston & Brigham, 2003:52). Laba operasi disini lebih mampu menggambarkan operasional perusahaan dibandingkan dengan laba bersih. Semakin tinggi laba yang terjadi maka semakin tinggi pula return.

Febrianto (2005) dalam penelitiannya yang mengkaji angka laba mana antara laba kotor, laba operasi, dan laba bersih yang direaksi lebih kuat oleh investor dan seberapa signifikan perbedaan reaksi pasar terhadap ketiga angka laba tersebut. Penelitian Febrianto (2005) ini menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan expected return saham. Laba kotor lebih terkendali oleh manajemen karena rekening cost barang terjual menentukan daya saing produk dipasar. Manajemen pasti berusaha untuk

mengendalikan biaya tersebut pada tingkat yang rendah agar produk bisa dijual dengan harga yang kompetitif. Rekening yang membentuk cost barang jual pun relatif bebas dari pilihan metode akuntansi, jikapun ada, itu hanya pilihan antara FIFO dan LIFO yang didalam penelitian dibuktikan tidak mempengaruhi keputusan investor dan masalah pembebanan biaya overhead pabrik yang sebenarnya tidak terlalu mengubah nilai akhir cost barang terjual. Metode ABC dan Just in Time misalnya adalah bukti bahwa manajemen berusaha keras untuk mengendalikan cost barang terjual.

Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka laba lainnya, artinya perhitungan angka laba kotor akan menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibanding angka laba lainnya. Karena semakin detail perhitungan suatu angka laba akan semakin banyak pilihan metode akuntansi sehingga semakin rendah kualitas laba. Hasil penelitian yang dilakukan Ninna Daniati (2006) diperoleh hasil adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara laba kotor terhadap expected r etur n saham.

Secara teori, semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected r etur n saham.

F. PENELITIAN TERDAHULU

Ninna Daniati dan Suhairi (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham Pada Industri Textile dan Automotive yang Terdaftar di BEI. Hasil penelitian diperoleh bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap Expected Retur n Saham; Arus kas investasi berpengaruh negatif terhadap Expected Return Saham; Laba kotor berpengaruh positif terhadap Expected Return Saham; dan Size berpengaruh negatif terhadap Expected Retur n Saham.

Penelitian oleh Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan (2004) dengan judul Pengaruh Economic Va lue Added, Resisua l Income, Ea rnings dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima Oleh Pemegang Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ) dengan mengambil sampel pada perusahaan publik di BEJ tahun 2000 – 2002. Hasil penelitian diperoleh bahwa variabel arus kas operasi dan ea rning berpengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. Sedangkan economic va lue a dded dan r esidual income tidak berpengaruh signifikan terhadap r etur n saham.

Miranda Octora, Yuliana Salim dan Thio Anastasia Petrolina (2005) dengan judul penelitian Analisa Pengaruh Penilaian Kinerja Dengan Konsep

Konvensional dan Konsep Value Based Terhadap Rate of Retur n. Sampel penelitian mengambil 50 perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 2001. Hasil penelitian diperoleh bahwa arus kas operasional berpengaruh positif terhadap r eturn saham, sedangkan economic value a dded dan ROI tidak berpengaruh terhadap return saham.

Penelitian oleh Poppy Dian Indira Kusuma (2005) dengan judul penelitian Nilai Tambah Kandungan Informasi Laba dan Arus Kas Operasi. Penelitian menggunakan periode 1995 – 2000 pada perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil penelitian diperoleh bahwa laba tidak berpengaruh terhadap return saham, sedangkan arus kas operasional berpengaruh terhadap return saham.

Hanafi (1997) meneliti tentang informasi laporan keuangan, studi kasus pada emiten BEJ. Sampel terdiri dari 94 saham yang menerbitkan laporan keuangan bulan Maret dan Desember pada tahun 1991-1994. Penelitian ini menggunakan variabel TVA, SRV dan abnormal return sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan TVA antara peride sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan. Pengujian terhadap SRV menunjukkan hasil yang tidak memuaskan. Pengamatan terhadap abnormal return menunjukkan bahwa pasar telah mengantisipasi adanya pengumuman laporan keuangan.

Wiwik dan Suharmadi (1998) meneliti tentang pengaruh informasi penghasilan perusahaan terhadap harga saham di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 24 perusahaan yang mewakili setiap sektor selama tahun 1994-1996. Analisis dilakukan dengan menghitung CAR (Cumula tive Abnor ma l Return). Perusahaan sampel, dengan periode pengamatan 10 minggu sebelum dan 10 minggu setelah pengumuman laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investor belum memanfaatkan laporan keuangan interim dan hanya mengandalkan laporan keuangan tahunan dalam membuat keputusan. Hal ini dibuktikan dari adanya petunjuk bahwa investor belum mampu mengestimasikan arah perubahan penghasilan perusahaan, sehingga mereka cenderung berspekulasi tentang kenaikan dan penurunan penghasilan.

Adiwijaya (2000) meneliti tentang pengaruh laporan keungan inetrim terhadap perubahan harga saham di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini dilakukan terhadap 66 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan interim tidak berpengaruh terhadap harga saham di Bursa Efek Jakarta yang disebabkan oleh hal-hal (1) Informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan interim terlalau lambat diterima investor (tidak up to date ) sehingga adanya laporan keungan interim menjadi tidak relevan Adiwijaya (2000) meneliti tentang pengaruh laporan keungan inetrim terhadap perubahan harga saham di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini dilakukan terhadap 66 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan interim tidak berpengaruh terhadap harga saham di Bursa Efek Jakarta yang disebabkan oleh hal-hal (1) Informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan interim terlalau lambat diterima investor (tidak up to date ) sehingga adanya laporan keungan interim menjadi tidak relevan