SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA SEKTO
SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN PADA SEKTOR
PUBLIK
Kelompok 10
AZIZAH HASNA ARIFIN / 17/421982/PEK/23559
RISYA KHAERUN NISA / 17/422002/PEK
HASTUTI WIDYANINGSIH / 1703000484
SEKILAS MANAJEMEN
STRATEGI DAN
IMPLEMENTSI STRTEGI
DI PEMERINTAHAN
BAGIAN 1
PENGERTIAN MANAJEMEN
STRATEGI
“Manajemen Strategi” terdiri dari dua suku kata
“manajemen” dan “strategi”
“Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri
atas perencanaan (planning), pengorgnissian (organizing),
pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling), dan
penganggaran (budgeting)” (Nawawi, 2000:52)
“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan dimasa depan” (Hamer dan Prahalad dalam
Umar 2002)
“Manajemen Strategi merupkan serangkain keputusan
dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen
puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
KONSEP MANAJEMEN STRATEGI
SEKTOR PUBLIK
Organisasi sektor public beroperasi pada
kondisi ketidakpastian yang lebih tinggi
daripada organisasi sektor privat.
Lingkungan organisasi sektor public menurut
Untoro dipengruhi oleh pasar, kendala yang
dihadapi, dan pengaruh politik
Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan
pentingnya manajemen strategi pada sektor
public dan inovasi dalam penerapannya.
Pendekatan yang dilakukan dengan cara
PROSES PERUMUSAN
STRATEGI
5 HAL
PENGEMBANGAN
PERENCANAAN
STRATEGI
KOMUNIKASI FORMAL
1. PERUMUSAN STRATEGI
Definisi :
Proses penentuan visi, misi, tujuan,
sasaran, target, arah dan kebijakan, serta
strategi organisasi.
Perumusan strategi menghasilkan strategi
global (makro) atau corporate level startegy
Analisis SWOT sering digunakan dalam
merumuskan strategi
KOMUNIKASI FORMAL
2. PERENCANAAN STRATEGI
Perencanaan strategik merupakan proses
penentuan program-program aktivitas, atu
proyek.
Perencanaan strategik merupakan
implementasi strategi yang sudah dirumuskan.
Beberapa hal yang mendukung perencanaan
strategik
a. Struktur pendukung, baik manajerial
maupun political will
b. Proses dan praktik di lapangan
c. Kultur organisasi
PROSES PERENCANAAN
Strategi
A
STRATEGI
Strategi
B
Strategi
C
Strategi
D
dst.
Perencanaa
n Strategik
Review strategi,
program, prioritas
dan anggaran
Progran A1,A2,
&A3
Progran B1,B2,
&B3
Progran C1,C2,
&C3
Progran D1,D2,
&D3
Anggaran
yang
dibutuhkan
seleksi
program
dikaitkan
dengan
prioritas
dan
sumber
daya yang
tersedia
Program
yang lolos
seleksi
MANFAAT PERENCANAAN
Sebagai sarana untuk memfasilitasi anggaran yang efektif
STRATEGIK
KOMUNIKASI FORMAL
3. PENGANGGARAN
Tahap penganggaran dalam proses
pengendalian manajemen merupakan tahap
dominan
Pengaruh politik dalam penganggaran
disektor publik sangat berpengaruh
Budgeting Method in Public Sector
1. Traditional Budgeting
2. Performance Budgeting
3. Zero Based Budgeting
4. Participating Budgeting
5. Planning Programming Budgeting
System
KOMUNIKASI FORMAL
4. EVALUASI KINERJA
Penilaian Kinerja finansial dan non finansial
Dalam menilai kinerja dapat menggunakan
mekanisme reward & punishment
Manajemen kompensasi merupakan kunci
dari mekanisme reward & punishment
untuk mencapai Goal Congruence
IMPLEMENTASI STRATEGI PADA
SEKTOR PUBLIK
Menetapka
n Arah dan
Misi
Menetapka
n
Lingkunga
n
Formulasi
Strategi
Implement
asi
Strategi
Evaluasi
dan
Pengawasa
n Strategi
TAHAPAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
Tahap
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
DI PEMERINTAH:
TEORI DAN APLIKASI
BAGIAN 2
PENDAHULUAN
Agenda reformasi di Indonesia adalah mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Menurut Triyono
(2007) dalam Evayanti (2009), prinsip-prinsip pemerintahan yang
baik, meliputi:
1. Akuntabilitas (Accountability)
-Kewajiban untuk melakukan kinerjanya
2. Keterbukaan dan Transparansi
- Masyarakat tidak hanya dapat mengakses suatu kebijakan
tetapi ikut berperan dalam proses perumusannya.
3. Ketaatan pada hukum
- Seluruh kegiatan didasarkan
pada aturan hukum yang
berlaku dan
aturan hukum tersebut dilaksanakan secara adil
dan konsisten.
4. Partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pemerintahan
umum dan
pembangunan.
SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Pengendalian manajemen menurut Robnert N. Anthony dan John
Dearden dalam Management Control System (Homewood: Illinois,
Richard D. Irwin, Inc. 1984) dalam Ayuningtyas (2006) adalah
sebagai berikut.
“Sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan proses
sistematis yang terorganisir yang digunakan oleh manajemen untuk
memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan operasi organisasi sesuai
dengan strategi dan kebijakan organisasi”
Pengendalian manajemen menurut Halim, dkk. (2003:8), yaitu:
“Pengendalian manajemen adalah proses di mana manajer
memengaruhi
angggotanya
untuk
melaksanakan
strategi
organisasi”
Detector
Jaringan
Komunik
asi
Elemenelemen
Sistem
Pengendal
an
Efektor
Assesor
Pengendalian Manajemen
Proses ini meliputi tiga aktivitas
Komunikasi
Agar bawahan bertindak secara efektif.
Motivasi
Bawahan harus diberi motivasi untuk
menyelesaikan tugasnya.
Evaluasi
Efisien atau efektifnya sorang bawahan
melakukan tugasnya harus dievaluasi
terlebih dahulu oleh manajer.
Proses Pengendalian Manajemen
Menurut Mahmudi (2007), sistem pengendalian manajemen terdiri dari:
Proses Pengendalian
Manajemen
Proses
pengendalian
manajemen
terdiri
dari
beberapa tahap, yaitu:
1. Perumusan strategi
2. Perencanaan strategis
3. Pembuatan program
4. Penganggaran
5. Implementasi
6. Pelaporan kinerja
7. Evalusi kinerja
8. Umpan balik
Struktur Pengendalian
Manajemen
Struktur pengendalian
manajemen terdiri dari tiga
elemen, yaitu:
1. Pusat pertanggungjawaban
2. Kompensasi
3. Jejaring informasi
Pusat Pertanggungjawaban
Pusat
pertanggungjawaban
menurut Robert N. Anthony dan
John Dearden dalam mangement
control
system
(Homewood:
Illionis, Richard D. Irwin, Inc.,
(1984) dalam Ayuningtyas (2006)
sebagai berikut:
“Pusat
pertanggungjawaban
adalah unit organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer
yang
mempunyai
wewenang
untuk
melakukan
tindakantindakan tertentu dalam rangka
melaksanakan sebagian kegiatan–
kegiatan organisasi yang menjadi
tanggung jawabnya."
Tujuan
pusat
pertanggungjawaban
menurut Mardiasmo (2009) adalah:
a. sebagai
basis
perencanaan,
pengendalian, dan penilaian kinerja
manajer dan unit organisasi yang
dipimpinnya.
b. untuk memudahkan mencapai tujuan
organisasi.
c. memfasilitasi
terbentuknya
goal
congruence.
d. mendelegasikan tugas dan wewenang
ke unit-unit yang kompetensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer
pusat.
e. mendorong kreativitas dan daya inovasi
bawahan
f. sebagai
alat untuk melaksanakan
strategi organisasi secara efektif dan
efisien.
g. Sebagai alat pengendalian manajemen.
Konsep Pusat Pertanggungjawaban
di Organisasi Sektor Publik
Pusat Pertanggungjawaban pada organisasi sektor publik dibedakan menjadi
empat oleh Mardiasmo (2009) adalah sebagai berikut.
• Menandingkan input
(expense) dengan output
(revenue) dalam satuan
moneter.
Pusat
Investasi
Pusat
Biaya
Pusat
Laba
Pusat
Pendapat
an
• Prestasi manajer dinilai berdasarkan
laba yang dihasilkan dikaitkan dengan
investasi yang di tanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang
dipimpinnya.
• Prestasi menajer
dinilai berdasarkan
biaya yang telah
dikeluarkan bukan
nilai output yang
dihasilkan.
• Prestasi manajer dinilai
berdasarkan pendapatan yang
dihasilkan sebagaimana pada
organisasi perusahaan
manajer pusat pendapatan
hanya bertanggung jawab
terhadap penjualan
Implementasi Pusat Pertanggungjawaban
di Organisasi Pemerintah
Menurut literatur akuntansi manajemen kontemporer terbagi 5, yaitu:
Pusat Biaya
Pusat
Pendapatan
Pusat Laba
Pusat
Investasi
Pusat Beban
Terbatas
Pemerintah Pusat: Kementerian Pendidikan Nasional,
Kementerian Kesehatan.
Pemerintah Daerah: Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum.
Pemerintah Pusat: Kementerian Keuangan ( Dirjen
Pajak, dan Dirjen Bea Cukai).
Pemerintah Daerah: Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah dan Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu.
BUMN, BUMD, objek wisata milik pemda,
bandara, dan pelabuhan.
Misal, Pemda memutuskan untuk membangun pasar
dan kios yang ada di pasar tersebut disewakan atau
dijual dengan cara kredit kepada pedagang yang
memanfaatkan pasar tersebut.
Sekretariat atau bagian tata usaha SKPD
PENGUKURAN KINERJA DI
PEMERINTAH : TEORI DAN
APLIKASI
BAGIAN 3
TUJUAN PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR
PUBLIK
a.
b.
c.
d.
Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
Menyediakan sarana pembelajaran bagi pegawai
Memperbaiki kinerja untuk periode berikutnya
Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam
pembuatan keputusan pemberian reward dan
punishment
e. Memotivasi pegawai
f. Menciptakan akuntabilitas publik
PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
DILAKUKAN UNTUK MEMENUHI TIGAMAKSUD
Membantu
PENGUKURAN KINERJA DALAM SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN DI
PEMERINTAHAN
1. Konsep Value For Money pada Pengukuran
Kinerja
2. Konsep dasar : Input, Output, Outcome
3. Konsep Best Value
IMPLEMENTASI PENGUKURAN
KINERJA DI PEMERINTAHAAN
Perencanaan kinerja terdiri dari 4 tahap :
1. Penentuan visi, misi, dan tujuan, serta strategi
2. Penerjemahan visi, misi, dan tujuan kedalam sasaran
strategis, inisiatif strategis, indikator kinerja, dan target
kinerja
3. Penyusunan program
4. Penyusunan anggaran
Pengukuran kinerja value for money :
5. Komponen visi, misi, sasaran, dan target
6. Komponen input, proses, output, dan outcome
7. Komponen pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas
AKUNTABILITAS DAN
PENGUKURAN KINERJA
PEMERINTAHAN
BAGIAN 4
ARTIKEL
TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
Ingin mengetahui apakah pemerintah telah
beroperasi secara ekonomis, efisien,dan efektif.
PEMBAHASAN
Elemen Pelaporan Kinerja :
Measure of efforts
Measure of accomplishment
Measure that relates efforts to accomplishment
Indikator-indikator tersebut dapat diringkas menjadi :
A. Indicator of service efforts
1. Input : adalah nilai uang yang dikeluarkan dalam periode
tertentu
2. Input adalah satuan sumber daya non finansial
B. Indicator of service accomplishment
1. Output adalah jumlah layanan
2. Output adalah kualitas dan efektivitas layanan
C. Indicator that relate service efforts to accomplishment
3. Input/output
4. Input/outcone
5. Indeks efisiensi
D. Explanatory Information
6. Elemen diluar kontrol pemerintah
7. Elemen yang dapatdikontrol pemerintah secara signifikan
KETERBATASAN
1. Pemakaian satu ukuran tertentu tidak disarankan
mengingat satu ukuran yang dipakai tidak dapat
menggambarkan secara lengkap hasil yang dicapai oleh
pemerintah. Pengguna laporan pengukuran kinerja
diharapkan menggunakan juga lebih dari satu ukuran.
2. Informasi mengenai kinerja ini tidak menjelaskan alasan
yang membuat pemerintah hanya mencapai prestasi
tertentu, bagaimana meningkatkannya dan sejauh mana
pengaruh faktor-faktor lain dalam pencapaian kinerja
tersebut.
3. Proses dan strategi yang dipakai untuk menyediakan jasa
seringkali tidak disampaikan dalam pelaporan ini walaupun
hal tersebut merupakan informasi penting untuk memahami
mengapa pemerintah hanya mencapai prestasi tertentu.
KESIMPULAN
Informasi mengenai kinerja pemerintah akan dapat
digunakan untuk :
1. Menetapkan sasaran dan tujuan program tertentu
2. Merencanakan program kegiatan untuk mencapai
sasaran dan tujuan tersebut
3. Mengalokasi sumber daya untuk pelaksanaan program
4. Memonitor dan mengevaluasi results untuk menentukan
apakah ada kemajuan yang diperoleh dalam mencapai
sasaran dan tujuan tersebut
5. Memodifikasi perencanaan program untuk meningkatkan
kinerja
Referensi
Halim, Abdul dan M. Syam Kusufi. 2014.
Akuntansi Sektor Publik.
Penerbit
Salemba Empat . Edisi 2
Sadjiarto, Arja.
2000.
Akuntabilitas dan
Pengukuran Kinerja Pemerintah. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. 2 (2) :138-150
MANAJEMEN PADA SEKTOR
PUBLIK
Kelompok 10
AZIZAH HASNA ARIFIN / 17/421982/PEK/23559
RISYA KHAERUN NISA / 17/422002/PEK
HASTUTI WIDYANINGSIH / 1703000484
SEKILAS MANAJEMEN
STRATEGI DAN
IMPLEMENTSI STRTEGI
DI PEMERINTAHAN
BAGIAN 1
PENGERTIAN MANAJEMEN
STRATEGI
“Manajemen Strategi” terdiri dari dua suku kata
“manajemen” dan “strategi”
“Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri
atas perencanaan (planning), pengorgnissian (organizing),
pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling), dan
penganggaran (budgeting)” (Nawawi, 2000:52)
“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan dimasa depan” (Hamer dan Prahalad dalam
Umar 2002)
“Manajemen Strategi merupkan serangkain keputusan
dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen
puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
KONSEP MANAJEMEN STRATEGI
SEKTOR PUBLIK
Organisasi sektor public beroperasi pada
kondisi ketidakpastian yang lebih tinggi
daripada organisasi sektor privat.
Lingkungan organisasi sektor public menurut
Untoro dipengruhi oleh pasar, kendala yang
dihadapi, dan pengaruh politik
Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan
pentingnya manajemen strategi pada sektor
public dan inovasi dalam penerapannya.
Pendekatan yang dilakukan dengan cara
PROSES PERUMUSAN
STRATEGI
5 HAL
PENGEMBANGAN
PERENCANAAN
STRATEGI
KOMUNIKASI FORMAL
1. PERUMUSAN STRATEGI
Definisi :
Proses penentuan visi, misi, tujuan,
sasaran, target, arah dan kebijakan, serta
strategi organisasi.
Perumusan strategi menghasilkan strategi
global (makro) atau corporate level startegy
Analisis SWOT sering digunakan dalam
merumuskan strategi
KOMUNIKASI FORMAL
2. PERENCANAAN STRATEGI
Perencanaan strategik merupakan proses
penentuan program-program aktivitas, atu
proyek.
Perencanaan strategik merupakan
implementasi strategi yang sudah dirumuskan.
Beberapa hal yang mendukung perencanaan
strategik
a. Struktur pendukung, baik manajerial
maupun political will
b. Proses dan praktik di lapangan
c. Kultur organisasi
PROSES PERENCANAAN
Strategi
A
STRATEGI
Strategi
B
Strategi
C
Strategi
D
dst.
Perencanaa
n Strategik
Review strategi,
program, prioritas
dan anggaran
Progran A1,A2,
&A3
Progran B1,B2,
&B3
Progran C1,C2,
&C3
Progran D1,D2,
&D3
Anggaran
yang
dibutuhkan
seleksi
program
dikaitkan
dengan
prioritas
dan
sumber
daya yang
tersedia
Program
yang lolos
seleksi
MANFAAT PERENCANAAN
Sebagai sarana untuk memfasilitasi anggaran yang efektif
STRATEGIK
KOMUNIKASI FORMAL
3. PENGANGGARAN
Tahap penganggaran dalam proses
pengendalian manajemen merupakan tahap
dominan
Pengaruh politik dalam penganggaran
disektor publik sangat berpengaruh
Budgeting Method in Public Sector
1. Traditional Budgeting
2. Performance Budgeting
3. Zero Based Budgeting
4. Participating Budgeting
5. Planning Programming Budgeting
System
KOMUNIKASI FORMAL
4. EVALUASI KINERJA
Penilaian Kinerja finansial dan non finansial
Dalam menilai kinerja dapat menggunakan
mekanisme reward & punishment
Manajemen kompensasi merupakan kunci
dari mekanisme reward & punishment
untuk mencapai Goal Congruence
IMPLEMENTASI STRATEGI PADA
SEKTOR PUBLIK
Menetapka
n Arah dan
Misi
Menetapka
n
Lingkunga
n
Formulasi
Strategi
Implement
asi
Strategi
Evaluasi
dan
Pengawasa
n Strategi
TAHAPAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
Tahap
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
DI PEMERINTAH:
TEORI DAN APLIKASI
BAGIAN 2
PENDAHULUAN
Agenda reformasi di Indonesia adalah mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Menurut Triyono
(2007) dalam Evayanti (2009), prinsip-prinsip pemerintahan yang
baik, meliputi:
1. Akuntabilitas (Accountability)
-Kewajiban untuk melakukan kinerjanya
2. Keterbukaan dan Transparansi
- Masyarakat tidak hanya dapat mengakses suatu kebijakan
tetapi ikut berperan dalam proses perumusannya.
3. Ketaatan pada hukum
- Seluruh kegiatan didasarkan
pada aturan hukum yang
berlaku dan
aturan hukum tersebut dilaksanakan secara adil
dan konsisten.
4. Partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pemerintahan
umum dan
pembangunan.
SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Pengendalian manajemen menurut Robnert N. Anthony dan John
Dearden dalam Management Control System (Homewood: Illinois,
Richard D. Irwin, Inc. 1984) dalam Ayuningtyas (2006) adalah
sebagai berikut.
“Sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan proses
sistematis yang terorganisir yang digunakan oleh manajemen untuk
memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan operasi organisasi sesuai
dengan strategi dan kebijakan organisasi”
Pengendalian manajemen menurut Halim, dkk. (2003:8), yaitu:
“Pengendalian manajemen adalah proses di mana manajer
memengaruhi
angggotanya
untuk
melaksanakan
strategi
organisasi”
Detector
Jaringan
Komunik
asi
Elemenelemen
Sistem
Pengendal
an
Efektor
Assesor
Pengendalian Manajemen
Proses ini meliputi tiga aktivitas
Komunikasi
Agar bawahan bertindak secara efektif.
Motivasi
Bawahan harus diberi motivasi untuk
menyelesaikan tugasnya.
Evaluasi
Efisien atau efektifnya sorang bawahan
melakukan tugasnya harus dievaluasi
terlebih dahulu oleh manajer.
Proses Pengendalian Manajemen
Menurut Mahmudi (2007), sistem pengendalian manajemen terdiri dari:
Proses Pengendalian
Manajemen
Proses
pengendalian
manajemen
terdiri
dari
beberapa tahap, yaitu:
1. Perumusan strategi
2. Perencanaan strategis
3. Pembuatan program
4. Penganggaran
5. Implementasi
6. Pelaporan kinerja
7. Evalusi kinerja
8. Umpan balik
Struktur Pengendalian
Manajemen
Struktur pengendalian
manajemen terdiri dari tiga
elemen, yaitu:
1. Pusat pertanggungjawaban
2. Kompensasi
3. Jejaring informasi
Pusat Pertanggungjawaban
Pusat
pertanggungjawaban
menurut Robert N. Anthony dan
John Dearden dalam mangement
control
system
(Homewood:
Illionis, Richard D. Irwin, Inc.,
(1984) dalam Ayuningtyas (2006)
sebagai berikut:
“Pusat
pertanggungjawaban
adalah unit organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer
yang
mempunyai
wewenang
untuk
melakukan
tindakantindakan tertentu dalam rangka
melaksanakan sebagian kegiatan–
kegiatan organisasi yang menjadi
tanggung jawabnya."
Tujuan
pusat
pertanggungjawaban
menurut Mardiasmo (2009) adalah:
a. sebagai
basis
perencanaan,
pengendalian, dan penilaian kinerja
manajer dan unit organisasi yang
dipimpinnya.
b. untuk memudahkan mencapai tujuan
organisasi.
c. memfasilitasi
terbentuknya
goal
congruence.
d. mendelegasikan tugas dan wewenang
ke unit-unit yang kompetensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer
pusat.
e. mendorong kreativitas dan daya inovasi
bawahan
f. sebagai
alat untuk melaksanakan
strategi organisasi secara efektif dan
efisien.
g. Sebagai alat pengendalian manajemen.
Konsep Pusat Pertanggungjawaban
di Organisasi Sektor Publik
Pusat Pertanggungjawaban pada organisasi sektor publik dibedakan menjadi
empat oleh Mardiasmo (2009) adalah sebagai berikut.
• Menandingkan input
(expense) dengan output
(revenue) dalam satuan
moneter.
Pusat
Investasi
Pusat
Biaya
Pusat
Laba
Pusat
Pendapat
an
• Prestasi manajer dinilai berdasarkan
laba yang dihasilkan dikaitkan dengan
investasi yang di tanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang
dipimpinnya.
• Prestasi menajer
dinilai berdasarkan
biaya yang telah
dikeluarkan bukan
nilai output yang
dihasilkan.
• Prestasi manajer dinilai
berdasarkan pendapatan yang
dihasilkan sebagaimana pada
organisasi perusahaan
manajer pusat pendapatan
hanya bertanggung jawab
terhadap penjualan
Implementasi Pusat Pertanggungjawaban
di Organisasi Pemerintah
Menurut literatur akuntansi manajemen kontemporer terbagi 5, yaitu:
Pusat Biaya
Pusat
Pendapatan
Pusat Laba
Pusat
Investasi
Pusat Beban
Terbatas
Pemerintah Pusat: Kementerian Pendidikan Nasional,
Kementerian Kesehatan.
Pemerintah Daerah: Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum.
Pemerintah Pusat: Kementerian Keuangan ( Dirjen
Pajak, dan Dirjen Bea Cukai).
Pemerintah Daerah: Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah dan Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu.
BUMN, BUMD, objek wisata milik pemda,
bandara, dan pelabuhan.
Misal, Pemda memutuskan untuk membangun pasar
dan kios yang ada di pasar tersebut disewakan atau
dijual dengan cara kredit kepada pedagang yang
memanfaatkan pasar tersebut.
Sekretariat atau bagian tata usaha SKPD
PENGUKURAN KINERJA DI
PEMERINTAH : TEORI DAN
APLIKASI
BAGIAN 3
TUJUAN PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR
PUBLIK
a.
b.
c.
d.
Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
Menyediakan sarana pembelajaran bagi pegawai
Memperbaiki kinerja untuk periode berikutnya
Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam
pembuatan keputusan pemberian reward dan
punishment
e. Memotivasi pegawai
f. Menciptakan akuntabilitas publik
PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
DILAKUKAN UNTUK MEMENUHI TIGAMAKSUD
Membantu
PENGUKURAN KINERJA DALAM SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN DI
PEMERINTAHAN
1. Konsep Value For Money pada Pengukuran
Kinerja
2. Konsep dasar : Input, Output, Outcome
3. Konsep Best Value
IMPLEMENTASI PENGUKURAN
KINERJA DI PEMERINTAHAAN
Perencanaan kinerja terdiri dari 4 tahap :
1. Penentuan visi, misi, dan tujuan, serta strategi
2. Penerjemahan visi, misi, dan tujuan kedalam sasaran
strategis, inisiatif strategis, indikator kinerja, dan target
kinerja
3. Penyusunan program
4. Penyusunan anggaran
Pengukuran kinerja value for money :
5. Komponen visi, misi, sasaran, dan target
6. Komponen input, proses, output, dan outcome
7. Komponen pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas
AKUNTABILITAS DAN
PENGUKURAN KINERJA
PEMERINTAHAN
BAGIAN 4
ARTIKEL
TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
Ingin mengetahui apakah pemerintah telah
beroperasi secara ekonomis, efisien,dan efektif.
PEMBAHASAN
Elemen Pelaporan Kinerja :
Measure of efforts
Measure of accomplishment
Measure that relates efforts to accomplishment
Indikator-indikator tersebut dapat diringkas menjadi :
A. Indicator of service efforts
1. Input : adalah nilai uang yang dikeluarkan dalam periode
tertentu
2. Input adalah satuan sumber daya non finansial
B. Indicator of service accomplishment
1. Output adalah jumlah layanan
2. Output adalah kualitas dan efektivitas layanan
C. Indicator that relate service efforts to accomplishment
3. Input/output
4. Input/outcone
5. Indeks efisiensi
D. Explanatory Information
6. Elemen diluar kontrol pemerintah
7. Elemen yang dapatdikontrol pemerintah secara signifikan
KETERBATASAN
1. Pemakaian satu ukuran tertentu tidak disarankan
mengingat satu ukuran yang dipakai tidak dapat
menggambarkan secara lengkap hasil yang dicapai oleh
pemerintah. Pengguna laporan pengukuran kinerja
diharapkan menggunakan juga lebih dari satu ukuran.
2. Informasi mengenai kinerja ini tidak menjelaskan alasan
yang membuat pemerintah hanya mencapai prestasi
tertentu, bagaimana meningkatkannya dan sejauh mana
pengaruh faktor-faktor lain dalam pencapaian kinerja
tersebut.
3. Proses dan strategi yang dipakai untuk menyediakan jasa
seringkali tidak disampaikan dalam pelaporan ini walaupun
hal tersebut merupakan informasi penting untuk memahami
mengapa pemerintah hanya mencapai prestasi tertentu.
KESIMPULAN
Informasi mengenai kinerja pemerintah akan dapat
digunakan untuk :
1. Menetapkan sasaran dan tujuan program tertentu
2. Merencanakan program kegiatan untuk mencapai
sasaran dan tujuan tersebut
3. Mengalokasi sumber daya untuk pelaksanaan program
4. Memonitor dan mengevaluasi results untuk menentukan
apakah ada kemajuan yang diperoleh dalam mencapai
sasaran dan tujuan tersebut
5. Memodifikasi perencanaan program untuk meningkatkan
kinerja
Referensi
Halim, Abdul dan M. Syam Kusufi. 2014.
Akuntansi Sektor Publik.
Penerbit
Salemba Empat . Edisi 2
Sadjiarto, Arja.
2000.
Akuntabilitas dan
Pengukuran Kinerja Pemerintah. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. 2 (2) :138-150