Kebijakan Luar Negeri Timor Leste

Syamsiar Larasati
125120401111001
D HI 3

Timor Leste Foreign Policy



Foreign Policy : Timor Leste bergabung dalam ASEAN



Foreign Policy Behaviour :
Timor Leste (TL) memberikan formal aplikasinya ke sekretariat ASEAN di Jakarta

pada tanggal 4 Maret 2011 dibawah Indonesian Chairman (Tuan Rumah ASEAN 2011).
Penyerahan dilakukan oleh Menlu Timor Leste Zacaria Albano da Costa kepada Menlu RI
Marty Natalegawa, di sela-sela Pertemuan Ke-5 Komisi Bersama Tingkat Menteri Antara RITL, di kantor Kemlu RI, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (4/3/2011).1
Jauh sebelum Maret 2011, TL telah menunjukkan keseriusannya untuk bergabung
dengan ASEAN, pada Februari 2009 dengan membentuk Sekretariat Nasional ASEAN Dili
(Memoriall hall) yang berfungsi untuk mempersiapkan tahapan-tahapan menjadi anggota

ASEAN. Dibawah pemerintahan ke-5 Perdana Menteri Kay Rala Xananan Gusmao,
ditunjuklah Dr. Roberto Sores, sebagai sekretaris Negara Urusan ASEAN dengan misi untuk
mempersiapkan TL berjalan beriringan dengan sepuluh anggota ASEAN lainnya.


Supporting Evidence

Seperti dikutip dari PhilStar.com, Menteri Luar Negeri Timor Leste Zacaria Albano da
Costa mengatakan bahwa ia percaya negaranya tidak akan menjadi beban ASEAN. Beliau
menjelaskan bahwa selama tiga tahun terakhir berturut-turut, Timor-Leste telah mendapatkan
pertumbuhan ekonomi dua digit. TL berkembang sangat cepat. Da costa mengerti bahwa ada
masalah kesenjangan di beberapa negara ASEAN, tapi beliau percaya bahwa TL tidak akan
menjadi beban bagi ASEAN. Sumber daya alam TL akan menopang perekonomian.2
1 Timor Leste resmi ajukan diri jadi anggota ASEAN. 2011.
http://news.detik.com/read/2011/03/04/141143/1584604/10/timor-leste-resmi-ajukan-diri-jadi-anggotaasean (diakses pada 1 januari 2014)
2The Philiphina Global Community. 2011. http://www.philstar.com/breaking-news/662959/timor-leste-sendsformal-application-join-asean (diakses pada 1 januari 2014)

Tindakan lain yang dilkukan TL ialah mendirikan kedutaan di setiap negara ASEAN.
Hingga 2011 TL baru memiliki empat kedutaan diwilayah ASEAN, yakni Indonesia,
Singapura, Thailand dan Malaysia.3 Infrastruktur, Sumber daya Manusia, dan Kriteria lainnya

yang harus dibenahi sebagai persyaratan untuk menjadi anggota ASEANpun telah mulai
dilakukan setelah pengajuan formal aplikasinya.

Syamsiar Larasati/ 12512040111001/ D HI3
Analisis Kebijakan Luar Negeri Timor Leste dalam Perspektif Neo-Realisme

3 Republika Online.2011.http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/01/16/158865indonesia-dukung-timor-leste-jadi-anggota-asean (diakses pada 2 januari 2011)

Perspektif NeoRealisme adalah perspektif yang sudah biasa kita dengar dalam Ilmu
Hubungan Internasional. Perspektif ini merupakan perkembangan dari pandangan awalnya,
yakni Realisme. Sedikit berbeda dengan realisme yang terlalu berfokus pada negara yang
anarki dan sistem internasional yang anarki. Neo Realisme lebih memfokuskan pada upaya
negara dalam mengatasi sistem internasional yang anarki, pada unit-unitnya yang
berinteraksi, dan pada kesinambungan dan perubahan sistem. Aktor dianggap kurang begitu
penting sebab struktur memaksa mereka beraksi dengan cara-cara tertentu. Struktur pada
dasarnya menentukan tindakan.4Sehingga, perilaku negara dipengaruhi oleh struktur Sistem
Internasional. Perspektif Neorealisme, berakar dari pemikiran Kenneth Waltz yang kemudian
mencipakan tiga elemen dasar, yakni Anarki, Self-help principal dan survival.5
Selanjutnya, Penulis akan menjadikan tiga elemen dasar tersebut sebagai indikator dalam
menganalisa kebijakan luar negeri TL untuk bergabung dalam ASEAN. Menurut neorealisme

terdapat tiga hal yang mempengaruhi negara dalam pengambilan keputusan, yakni Sistem
Internasional yang Anarki, Self-Help Principal, dan survival. Hal ini dapat diperjelas dengan
bagan berikut:

Decission

States

S.I Anarki

Self-Help
Principal

Survival

Sumber : Georg Sorenson, dan Robert Jackson. Pengantar Studi Hubungan Internasional

Sesuai dengan bagan tersebut, kebijakan luar negeri Timor Leste (TL) untuk bergabung
dengan ASEAN dapat dijelaskan dalam perspektif Neorealisme, sebagai berikut :


4

Georg Sorensen, dan Robert Jackson.2009.Pengantar Studi Hubungan Internasional.Denmark:Pustaka
Pelajar

5 John Baylis & Steve Smith, The Globaliztion of World Politics: An Introduction to International Relations 2nd
edition,Oxford University Press, 2001, hlm.143

1. Sistem Internasional Anarki
Neorealisme berfokus pada struktur sistem. Tekanan dalam sistem
internasional baik secara politis dan ekonomis dapat membuat negara membutuhkan
negara lain untuk saling bekerjasama. Tekanan-tekanan tersebut tidak hanya berasal
dari luar, namun juga dapat berasal dari dalam negeri (domestik). Dalam kasus
kebijakan luar negeri TL ini, terlihat bahwa terdapat tekanan yang terjadi di sistem
internasional dan sistem domestiknya. Tekanan-tekanan tersebut berupa money
loundrying, ilegal fishing, perdagangan manusia, konflik perbatasan, konflik
perbedaan suku, serta terorisme kelompok fundamentalisme islam yang mana
kelompok tersebut dapat menebar ancaman di TL. Masalah-masalah domestik dan
internasional tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan
kebijakan luar negeri TL untuk bergabung dengan ASEAN. Hal tersebut dikarenakan

masalah-masalah tersebut sangat mempengaruhi sektor kemanan di TL. Untuk
mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam sistem internasional dan domestik
tersebut, TL berusaha untuk memperkuat kemampuan intelegen dan melakukan
pemberdayaan petugas politik keamanan. Cara yang dilakukan TL tersebut tidak dapat
tercapai jika tidak ada partner untuk bekerjasama, sehingga keinginan TL untuk
bergabung dengan ASEAN merupakan salah satu alasan agar TL bisa melakukan
kerjasama keamanan seperti pelatihan intelegen, latihan tempur bersama atau patroli
perbatasan darat, laut secara bersama.
Tekanan-tekanan politic dan ekonomi sistem internasional adalah faktor
penting

yang

dilihat

kaum

neorealis

berkontribusi


menumbuhkembangkan

regionalisme, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya tekanan dari sistem
internasional yang anarki menjadi salah satu faktor pengambilan keputusan luar negeri
TL untuk bergabung dengan organisasi regional seperti ASEAN yang saat ini semakin
berusaha mengembangkan kerjasamanya dalam berbagai bidang. Terlebih wilayah TL
masih berada di wilayah Asia Tenggara. Sehingga hal tersebut dapat memperkuat
keinginan TL untuk bergabung dengan ASEAN didukung oleh sektor geopolitiknya.

2. Self-Help Principal

Self-help principal sebenarnya mirip dengan asumsi realisme, yang
menganggap bahwa negara tidak dapat mengantungkan dirinya pada siapapun, negara
hanya bisa bergantung pada dirinya sendiri. Namun Self help dalam neorealisme
sedikit berbeda, neorealisme menganggap bahwa kemampuan untuk bergantung pada
diri sendiri tidak cukup, ada kemungkinan untuk bekerjasama antarnegara. Tetapi
kerjasama dilakukan untuk memaksimalkan kekuatan relatif dan mempertahankan
otonominya. Menurut Waltz, perhatian mendasar negara adalah perdamaian dan
keamanan. Sehingga tindakan TL bergabung dengan ASEAN merupakan salah satu

tindakan untuk mencari rasa aman atas sistem internasional yang anarki dan sebagai
salah satu upaya self-help principal versi neorealisme. Tindakan tersebut diwujudkan
oleh timorleste dengan membentuk aliansi yang kemudian akan didapatkan jika
bergabung dengan organisasi regional seperti ASEAN yang berbasis geopolitik.
Aliansi yang akan dilakukan TL dengan bergabung dalam ASEAN merupakan
salah satu cara untuk mengatasi masalah-masalah dalam sistem domestik dan sistem
internasionalnya. “Negara-negara berkekuatan kecil dan lemah akan memiliki
kecendrungan mengaliansikan dirinya dengan negara/organisassi berkekuatan besar
agar dapat mempertahankan otonomi maksimumnya” (Waltz 1993: 52). Dikutip dari
suaramerdeka.com, alasan perdana menteri TL menjadi anggota ASEAN adalah ingin
mengamankan kepentingan politik dan ekonomi negerinya dari negara-negara besar di
sekelilingnya, yang mempunyai peluang melakukan invasi terhadap TL. 6 Hal ini
membuktikan bahwa organisasi regional seperti ASEAN dipandang dapat menjamin
stabilitas politik dan keamanan oleh TL. Sehingga keputusan TL bergabung dengan
ASEAN tidak luput dari kepentingan politik-keamanannya. Dengan bergabung dalam
ASEAN, terdapat kemungkinan bagi TL untuk membentuk aliansi melakukan
koordinasi strategi-strategi, dan mencari kesepakatan untuk tujuan bersama. Aliansi
biasanya menekankan pada bidang militer yang menyangkut pertahanan dan
keamanan dari masing-masing negara anggota. Hal tersebut yang kemudian menjadi
daya tarik bagi TL untuk bergabung dengan ASEAN. Dengan bergabung dengan

ASEAN, TL telah melakukan Self-Help System sebagai solusi untuk mengatasi
masalah negaranya. Selain itu, negara-negara berkekuatan besar yang menjadi
ancaman bagi TL dapat menjadi Common Enemy bagi ASEAN ketika TL telah
bergabung didalamnya.
6ASEAN dalam Formasi Sebelas.2005. http://www.suaramerdeka.com/harian/0508/08/opi4.htm (diakses pada
2 januari 2014)

3. Survival
Berbeda dengan Realis yang menganggap bahwa kepentingan negara adalah
power, menurut Neorealis, kepentingan negara adalah survival. Sehingga negara akan
melakukan apapun untuk tetap bertahan dan mempertahankan kedaulatannya. Power
hanya merupakan alat negara untuk survive, bukan tujuan dari negara itu sendiri.
Dalam Kebijakan Luar negeri TL untuk bergabung dengan ASEAN, cara yang
dilakukan TL untuk survive dalam sistem internasional yang anarki adalah dengan
melakukan kerjasama dengan ASEAN untuk mencpai national interestnya dalam segi
ekonomi, politik, dan keamanan. Menurut Waltz, Kepentingan nasional terlihat
bergerak seperti sinyal otomatis yang memerintahkan pemerintah negara kapan dan
kemana harus bergerak. Begitupula dengan TL, untuk meningkatkan bargaining
positionnya di Asia Tenggara maupun di Internasional, maka TL merasa perlu untuk
bergabung dalam ASEAN. TL sebagai negara yang baru saja mandiri dan merdeka,

merasa masih rapuh untuk berdiri sendiri, ancaman dari negara-negara besar membuat
negara ini takut termarginalisasikan dan dipermainkan oleh negara-negara besar
tersebut. Hal ini dapat berupa intervensi politik dan ekonomi. Oleh karena itu, dengan
mengikatkan diri pada ASEAN TL merasa memiliki aliansi untuk menghadapi negaranegara besar tersebut.
Selain dalam aspek keamanan, aspek ekonomi yang akan diperoleh TL jika
bergabung dengan ASEAN adalah arus ekspor-impor TL-ASEAN akan berjalan
lancar, dengan adanya free trade yang justru menguntungkan untuk TL karena,
negaranya sedang dalam proses pembangunan infrastruktur dan SDM. Sehingga
dengan adanya free trade arus ekspor-impor dapat memakan biaya yang lebih sedikit
karena adanya pengurangan bea masuk sebesar 0%. Kerjasama ekonomi antara TL
dan negara anggota ASEAN telah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. TL
merupakan pengekspor kopi bagi negara-negara anggota ASEAN maupun negara
dunia. Keuntungan lain yang akan didapat TL jika bergabung dengan ASEAN adalah
investasi dari negara-negara anggota ASEAN akan mengalir ke TL sehingga akan
membantu peningkatan perekonomiannya.

KESIMPULAN

Timor Leste
bergabung dengan

ASEAN
Decision

Timor Leste
States
Masalah-masalah
Domestik dan
Internasional
Sistem Internasional Anarki

Perimbangan
Kekuatan dengan
Aliansi
Self-Help System

Pencapaian
Kepentinagan
Nasional

Survival


Dari bagan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga faktor dalam pengambilan
kebijakan Luar Negeri TL untuk bergabung dengan ASEAN, yakni pertama terdapat
masalah-masalah domestik dan internasional, seperti money loundring, ilegal fishing, konflik
suku,dan perbatasan, dan sebagainya yang kemudian menunjukkan sistem internasional yang
anarki sehingga TL harus mengambil tindakan bergabung dengan ASEAN untuk memperkuat
kemampuan intelegennya. Kedua, Perimbangan kekuatan dengan pembentukan aliansi, yang
mana menurut TL pembentukan aliansi merupakan solusi atas masalah-masalah yang terjadi.
Pembentukan aliansi regional yang berbasis geopolitik dapat mengurangi ancaman invasi dari
negara-negara besar, karena organisasi regional seperti ASEAN dapat menjamin stabilitas
politik, dan keamanan TL.
Ketiga, pencapaian kepentingan nasional. Menurut TL satu-satunya cara untuk
survival adalah dengan melakukan kerjasam dengan ASEAN dalam bidang politik, kemanan,
dan ekonomi, yang mana kerjasam tersebut merupakan salah satu proses untuk pencapaian
kepentingan nasional TL yang merupakan negara baru yang masih rentan terhadap ancaman
dan membutuhkan bantuan untuk pembangunan dalam negerinya. Selain itu, dengan
bergabung dalam ASEAN, TL dapat meningkatkan bargaining positionnya di Asia Tenggara
dan di Dunia Internasional.
Daftar Pustaka

Buku :
Agung, Anak Dr dan Mochamad, Yayan Dr. 2011. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Georg
Sorensen,
dan
Robert
Jackson.2009.Pengantar
Internasional.Denmark:Pustaka Pelajar

Studi

Hubungan

John Baylis & Steve Smith. 2001.The Globaliztion of World Politics: An Introduction to
International Relations 2nd edition,Oxford University Press.
Suparman, Nuraeni. Silvya, Daesy. Dan Arifin Sudirman. 2010. Regionalisme dalam Studi
Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jurnal Online:
Hambatan Timor Leste Mendapatkan Keanggotaan Penuh ASEAN. 2012.
http://repository.upnyk.ac.id/4343/1/RESUME.PDF. (diakses pada 1 Januari 2014)
Kepentingan dan Diplomasi Timor Leste di ASEAN.2012. http://www.tlstudies.org/pdfs/TLSA
%20Conf%202011/chp_54.pdf (diakses pada 1 januari 2014)
Website :
Jaringan Berita Indonesia.Timor Leste remi melamar ke asean. 2011.
http://www.jpnn.com/read/2011/03/04/85768/jpnn_network.php (diakses pada 2 januari
2014)
Detiknews.com. Timor Leste resmi ajukan diri jadi anggota ASEAN. 2011.
http://news.detik.com/read/2011/03/04/141143/1584604/10/timor-leste-resmi-ajukandiri-jadi-anggota-asean (diakses pada 1 januari 2014)
The Philiphina Global Community. 2011. http://www.philstar.com/breakingnews/662959/timor-leste-sends-formal-application-join-asean (diakses pada 1 januari
2014)
Republika Online.2011.http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/internasional/11/01/16/158865-indonesia-dukung-timor-leste-jadi-anggota-asean
(diakses pada 2 januari 2011)
Suaramerdeka.com. ASEAN dalam Formasi Sebelas.2005.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0508/08/opi4.htm (diakses pada 2 januari 2014)

Dokumen yang terkait

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Pengaruh Kebijakan Alokasi Aset dan Pemilihan Sekuritas terhadap Kinerja Reksadana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)

0 54 101

Sistem Informasi Akademik Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandung

21 159 139

Pengaruh Kebijakan Hutang Dan Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Deviden Pada PT. Indosat

8 108 124

Pembangunan aplikasi e-learning sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar di SMA Negeri 3 Karawang

8 89 291

Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertahanan (KKP) Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi

24 81 167

EFEKTIVITAS MEDIA PENYAMPAIAN PESAN PADA KEGIATAN LITERASI MEDIA (Studi pada SMA Negeri 2 Bandar Lampung)

15 96 159

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60