KONTRIBUSI GEOGRAFI INDONESIA DALAM PEND

KONTRIBUSI GEOGRAFI INDONESIA DALAM PENDIDIKAN BANGSA1
Oleh: Rudi Iskandar2
Email: rudiiskandar@hotmail.com

PENDAHULUAN
Geografi sebagai disiplin akademis yang memiliki potensi terapan untuk menambah
pemahaman mengenai dunia dan isinya. Menurut Haris (2012) Geografi adalah suatu ilmu
yang mengkaji segala aspek-aspek yang ada di permukaan bumi dengan konsep spasial untuk
pemanfaatan pembangunan yang ada dipermukaan bumi. Hasil kajian geografi ini diarahkan
untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan.
Geografi merupakan ilmu yang dapat menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong
peningkatan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan. Oleh karena itu, ilmu geografi perlu
dikembangkan melalui proses pendidikan.
Dalam rangka mengenalkan wilayah dan potensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
kajian materi geografi pada perlu dilengkapi dengan contoh dan kasus yang terjadi di tanah air.
Tulisan ini berusaha untuk menjawab:
Apakah setelah seseorang mempelajari geografi tentang Indonesia dapat membentuk
karakternya sebagai waga Negara yang baik ? seperti memupuk sikap dan perilaku cinta tanah
air ? atau kemudian seseorang menjadi bangga sebagai bangsa Indonesia ? yang selanjutnya
mereka menjadi bertanggung jawab terhadap keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.


POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA
Ada pepatah melayu yang cukup terkenal: “Tak kenal maka tak sayang”, adalah menunjukkan
seseorang perlu mengetahui sesuatiu itu, sebelum muncul rasa cintanya. Ini juga menjadi salah
satu tanda perlunya kita membangun rasa cinta tanah air, dengan cara mengenalkan seluruh
potensi NKRI dan kendalanya. Upaya mengenal tanah air kita dapat dilakukan dengan cara
Makalah disa paika pada Mega “e i ar Nasio al da Reu i Akbar, Geografi u tuk u Negeri di Univ
Negeri Yogyakart, Senin, 5 Mei 2014
2
Dosen Jurusan Geografi FIS Univ. Negeri Jakarta

1

membelajarkan Geografi Indonesia. Oleh sebab itu ini merupakan alasan penting kenapa
harapan Geografi Indonesia diwajibkan pada setiap pengetahuan individu bangsa sekurangkurangnya di sekolah menengah.
Begitu juga dalam filosofi Jawa: “Sedumuk Bathuk Sanyaribumi”, merupakan salah satu
ungkapan dan pesan moral bagi setiap individu bangsa yang artinya “walau hanya sejengkal
ujung jari, bumi/tanah milik (negeri) kita, harus tetap kita pertahankan”. Sebuah makna
bagi setiap individu untuk terus menjaga kedaulatan NKRI. Geografi dapat menjadi salah satu
garda terdepan dalam membentuk karakter rasa cinta Tanah Air.

Dari segi geografis, negeri kita ini memiliki wilayah laut terluas (5,8 juta km 2) dan jumlah pulau
terbanyak (17.504 pulau). Panjang kepulauan Indonesia dari ujung barat ke ujung timur sama
dengan jarak Dublin, Irlandia hingga Moskow, Rusia . Panjang pantainya mencakup 81.000 km
dan merupakan panjang pantai kedua di dunia setelah Canada, namun merupakan pantai tropis
terpanjang di dunia. Bahkan, lautan Indonesiapun luasnya lebih besar daripada daratan
Indonesia sendiri.
Beberapa aspek yang menjadi materi utama dalam pengembangan NKRI antara lain bahwa
negara kita merupakan:
Negara Kepulauan (Archipelago): Negara indonesia memiliki dari 17.054 gugusan pulau baik
yang merupakan pulau-pulau utama sampai dengan pulau-pulau kecil yang tersebar merata
disegala penjuru tanah air. Oleh sebab itu sebutan sebagai negara Archipelago layak
disandang oleh Indonesia. Dan untuk dapat tetap menjaga keberlangsungan kehidupan di
Negara Kesatuan ini maka ilmu Geografi yang diimplementasikan melalui pendidikan di
Indonesia menjadi sangat penting dalam memahami berbagai potensi dari setiap kepulauan
tersebut.
Negara Tropis: Indonesia berada di Jalur Khatulistiwa menjadikan iklim di negara kita ini
merupakan Iklim Tropis, dengan 2 (dua) musim utama yaitu penghujan dan musim kemarau.
Hal ini yang menjadikan negara Indonesia kaya akan sumberdaya pertanian dan kelautan. Oleh
sebab itu untuk mata pelajaran geografi sangat penting dalam perannya memahami berbagai
macam pengaruh Iklim Tropis di Negara Indonesia terhadap berbagai macam potensi yang

dapat dimanfaatkan demi pembangunan bangsa.
Multiekosistem : Keberadaan Iklim Tropis diatas juga mempengaruhi keberadaan
keberagaman ekosistem di Negara ini. Ekosistem daratan dan juga ekosistem lautan menjadi

sangat potensial dan dapat berpengaruh terhadap pembangunan di berbagai sektor. Selain itu
keberadaan biodiversity menjadikan Indonesia sangat sesuai dan menjadi rujukan sampai saat
ini terhadap berbagai macam aktivitas penelitian, pelestarian, serta aktivitas ekoturisme atau
dengan kata lain pariwisata yang berbasis ekosistem atau lingkungan hidup di dunia. Beberapa
ekosistem yang dimiliki Indonesia antara lain: Ekosistem Pantai, Ekosistem Gunungapi,
Ekosistem Dataran Aluvial /Rawa, Ekosistem Pegunungan, Ekosistem Karst/ Batugamping,
Ekosistem Daerah Aliran Sungai, Ekosistem Danau, Ekosistem Hutan, Ekosistem Lahan
Basah/Kering.
Sebagai contoh potensi ekosistem di Indonesia: Indonesia memiliki keanekaragaman berupa
flora dan fauna, lebih banyak jumlah speciesnya dibandingkan dengan benua Afrika. Sepuluh
persen (10%) dari seluruh spesies tumbuhan berbunga ada di Indonesia (+/- 27.500 spesies
ada di Indonesia), 12% jenis mamalia di dunia, 16% jenis reptilia dan amphibia di dunia (+/1.539 spesies), 25% jenis ikan di dunia dan 17% jenis burung di dunia. Diantara spesies
tersebut terdapat 430 spesies burung dan 200 mamalia yang tidak terdapat di tempat lain dan
hanya ada di Indonesia misalnya orangutan, biawak komodo, harimau sumatera, badak jawa,
badak sumatera dan beberapa jenis burung (birds of paradise). (Sumber : BAPPENAS.
Biodiversity Action Plan for Indonesia, 1993 & World Conservation Monitoring Committee,

1994). Dengan tingkat kerusakan sumberdaya dan lingkungan selama 20 tahun terakhir ini,
dipastikan kondisi jauh berkurang.
Indonesia memiliki Kawasan hutan yang sangat luas (120,35 juta Ha) pada tahun 1990-an,
setara

dengan

luas

4

negara

besar

di

Eropa

(Inggris,


Jerman,

Perancis

dan

Finlandia).Keanekaragaman fauna di Indonesia sangat tinggi ini didukung dengan keadaan
tanah, letak geografi serta keadaan iklim. Hal ini ditambah dengan keanekaragaman tumbuhtumbuhannya sebagai habitat satwa. Hutan hujan tropika di Indonesia terdiri dari banyak pohon.
Lebih kurang 4000 jenis yang tumbuh pada berbagai formasi hutan dan tipe hutan telah
diketahui dan sekitar 400 jenis pohon telah diketahui nilai komersial kayunya. Potensi hutan
rakyat yang dimiliki sebanyak 262.929.193 batang atau setara dengan 65.732.298 m3 (rata-rata
per batang/pohon mempunyai volume 0,25 m3), yang terdiri dari jenis pohon jati, sengon,
mahoni, bambu, akasia, pinus, dan sonokeling. Jumlah pohon yang siap ditebang sebanyak
74.806.038 batang atau 18.701.509 m3.
Multihazard : Keberadaan keanekaragaman ekosistem dan juga berbagai macam potensi
sumberdaya alam yang ada di Indonesia juga memunculkan berbagai macam ancaman. salah

satunya yakni berbagai macam bencana baik bersifat tekntonik maupun bersifat klimatologi. Hal
ini yang kemudian menjadikan Indonesia menjadi salah satu tujuan utama bagi para peneliti

dari luar negeri untuk datang untuk mempelajari berbagai macam fenomena bencana di negara
kita ini, sehingga layak Indonesia disebut sebagai Laboratorium Bencana di Dunia.
Multikultural : Selain potensi sumberdaya alam, Indonesia juga memiliki potensi sumberdaya
kultural atau budaya yang sangat beragam. Berbagai macam suku, ras, dan agama tersebar di
negara kita ini. Akan tetapi semua tetap menjadi satu dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika. Oleh
sebab itu pendidikan geografi untuk setiap individu bangsa sangat diharapkan dalam
memahami persebaran potensi budaya di setiap penjuru tanah air.
Multiresources : Disisi lain adanya berbagai macam bencana di Indonesia ini membawa
keberuntungan tentang potensi sumberdaya alam. Keberadaan aktivitas tekntonik seperti
pertemuan lempeng di beberapa benua, menyebabkan terciptanya Gunung Api yang menjadi
salah satu potensi energi untuk kehidupan. Selain itu berbagai macam aktivitas tektonik
tersebut juga menjadikan potensi sumberdaya pertambangan baik minyak dan gas, sampai
dengan berbagai macam sumberdaya mineral lain, tersebar di berbagai penjuru tanah air. Oleh
sebab itu pengetahuan tentang Geograf Indonesia dalam memahami potensi seperti ini sangat
diperlukan oleh setiap individu bangsa.
Multiregion: Bentuk Negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan juga
persebaran ekosistem yang beragam menjadikan Indonesia dapat digolongkan sebagai Negara
dengan Multiregion. Setiap wilayah di penjuru Tanah Air ini memiliki karakteristik yang
bermacam-macam. Oleh sebab itu dengan pengetahuan Geograf Indonesia diharapkan akan
dapat memunculkan jiwa pengelolaan terhadap setiap karakteristik wilayah dengan efektif dan

efisien.
Potensi lain yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan
sumberdaya:
“Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai kekayaan alam, bisa dilihat dari berbagai segi
kehidupan dan peradaban. Kekayaan alam Indonesia melimpah ruah di sepanjang pulau dan provinsi.
Kekayaan hayati Indonesia seperti hutan, luasnya yang tersisa menurut Bank Dunia sekitar 94.432.000
ha pada tahun 2010. Sekitar 31,065,846 ha di antaranya adalah hutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Untuk mempertahankan agar lestari dengan siklus 20 tahun, maka setiap tahun cukup 5 persen
tanamannya yang diambil. Dengan begitu nilai ekonomis hutan Indonesia bisa sangat tinggi tiap
tahunnya. Namun, tentu ini tidak mudah karena saat ini lebih dari separuh hutan Indonesia telah rusak
oleh illegal logging. Harga kayu yang legal pun telah dimainkan oleh oknum-oknum tidak
bertanggungjawab
dengan
transfer
pricing
untuk
menghemat
pajak.
Indonesia juga memiliki kekayaan laut yang besar. Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km²
dengan panjang garis pantai 81.000 km. Sekitar 7% (6,4 juta ton/tahun) dari potensi lestari total ikan laut


dunia berasal dari Indonesia. Kurang lebih 24 juta ha perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha
budidaya laut dengan potensi produksi sekitar 47 juta ton/tahun. Kawasan pesisir yang sesuai untuk
usaha budidaya tambak diperkirakan lebih dari 1 juta ha dengan potensi produksi sekitar 4 juta ton/tahun.
Menurut Rokhmin Dahuri, nilai potensi lestari laut Indonesia baik hayati, non-hayati maupun wisata
besarnya sekitar US$ 82 Miliar atau sekitar Rp. 738 Triliun. Pada Tahun 2010 nilai produksi perikanan
tangkap mencapai Rp 61,24 triliun lebih rendah dari target nilai produksi tahun 2010 sebesar Rp 87,275
triliun.
Di samping itu Indonesia juga memiliki kekayaan tambang yang cukup besar. Berdasarkan data
Indonesia Mining Asosiation, Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbesar untuk negara yang kaya akan
sumberdaya tambang, dengan potensi dan produksi sebagai berikut: walaupun cadangan batubara
Indonesia hanya 0,5% dari cadangan dunia, produksinya menempati posisi ke-6 sebagai produsen
dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton. Indonesia juga menduduki peringkat ke-25 sebagai
negara dengan potensi minyak terbesar yaitu sebesar 4,3 miliar barel yang terbukti dan 3,7 miliar barel
potensial. Selain itu Indonesia termasuk peringkat ke-13 negara dengan cadangan gas alam. Indonesia
menduduki 13 terbesar dunia sebesar 92,9 triliun kaki kubik. Produksinya menduduki peringkat ke-8
dengan tingkat produksi sebesar 7,2 triliun kaki kubik dan menduduki peringkat ke-2 sebagai negara
pengekspor LNG terbesar sebesar 29,6 bcf.
Cadangan emas Indonesia berkisar 2,3% dari cadangan emas dunia dan menduduki peringkat ke-7 yang
memiliki potensi emas terbesar di dunia dengan produksi menduduki peringkat ke-6 di dunia sekitar

6,7%. Peringkat ke-5 untuk cadangan timah terbesar di dunia sebesar 8,1% dari cadangan timah dunia
dan peringkat ke-2 dari sisi produksi sebesar 26% dari jumlah produksi dunia. Peringkat ke-7 untuk
cadangan tembaga dunia sekitar 4,1%. Produksinya menduduki peringkat ke-2 sebesar 10,4% dari
produksi dunia. Peringkat ke-8 cadangan nikel dunia (cadangan nikel Indonesia sekitar 2,9% dari
cadangan nikel dunia), dengan produksi menduduki peringkat ke-4 dunia sebesar 8,6%.
Dari bidang energi, lndonesia memiliki beragam sumber daya energi baik yang tidak bisa diperbarui
seperti minyak bumi, gas, dan batubara, maupun yang bisa terus diperbarui seperti energi panas bumi.
Komponen minyak, gas dan batubara saja sudah menghasilkan 6 juta setara barel oil perhari. Belum lagi
energi terbarukan panas bumi sebesar 40 persen dari total yang ada di dunia dikuasai Indonesia. Itu
hampir setara dengan 28 ribu megawatt. Di bidang pertambangan, terutama emas seperti yang dikelola
PT Freeport atau PT Newmont kita lakukan melalui perhitungan dengan taksiran dari setoran pajak
mereka. Ini bila kita percaya kebenaran nilai pajak PT Freeport yang Rp 6 triliun pertahun, dan ini baru 20
persen dari nett profit—itu artinya nett profit-nya adalah Rp 30 triliun pertahun. Sumber lain menyebut
produksi emas di Freeport adalah sekitar 200 ton emas murni per hari. Dengan demikian secara kasar—
bersama perusahaan tambang mineral logam lainnya, yakni emas/Newmont juga timah, bauksit, besin
juga kapur, pasir, dan lain-lain—nett profit sektor pertambangan adalah minimal Rp 50 triliun/tahun.

Sumber: http://forum.kompas.com/nasional/301171-daftar-kekayaan-indonesia-2-a.html

Bagaimana membelajarkan kepada masyarakat khususnya kepada peserta didik


bahwa

bangsa Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang sedemikian melimpah ? Jawabnya
sudah tentu adalah Geografi Indonesia, tidak ada lagi. Sekali lagi (bukan apologi), pelajaran
Geografi Indonesia adalah prioritas untuk menjadi mata pelajaran wajib di semua jurusan di
Sekolah Menengah.
Namun jika dalam kenyataannya kondisi masyarakat di Indonesia tidak semakmur potensi yang
dimilikinya, seperti yang ditunjukkan dengan angka kemiskinan di negeri ini masih tinggi.
Masih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan kekayaan negara
yang segitu besarnya, masyarakat Indonesia tidak bisa menikmatinya. Kesejahteraan mereka

masih jauh dari cukup. Meskipun dalam Undang-Undang disebutkan “Bumi dan air dan
kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat”, namun nyatanya hal itu belum berjalan dengan baik.
Kenyataan yang ada sekarang ini adalah masih banyaknya rakyat yang merasa dirugikan atau
kurang diperlakukan dengan adil. Padahal seharusnya setiap rakyat memperoleh hak dalam hal
ini seperti kebutuhan air bersih, bahan bakar, dan sumber daya alam lainnya”. Sudah tentu hal
ini tidak bisa di jawab hanya dengan Geografi Indonesia. Tetapi harus disiplin ilmu lain. Inilah
sebabnya saya memberi judul dalam tulisan ini “KONTRIBUSI GEOGRAFI INDONESIA DALAM
PENDIDIKAN BANGSA” , karena sumbangan Geografi Indonesia adalah penting dalam

pendidikan bangsa atau pembentukan karakter bangsa, tapi perlu juga dilengkapi dengan
disiplin lain seperti Ekonomi, Politik, Sosiologi, dll.
Kerangka Pembelajaran Geografi Indonesia
Dalam pengembangan kerangka pembelajaran geografi diperhatikan sejumlah faktor yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi bentuk dari kerangka pembelajaran
geografi. Secara teori, Glaser membagi empat bagian kerangka pembelajaran yang
daripadanya setiap mata pelajaran menjadi berbeda satu dengan yang lain. Empat bagian
tersebut adalah aspek Instructional Objectives, Entering Behaviour, Instructional Procedures,
dan

Performance

Assesment

(Rusman,

2010).

Instructional

Objectives

yaitu

tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Entering Behavior yaitu menggambarkan tingkat dan potensi
peserta didik sebelum instruksi dimulai. Instructional Prosedures yaitu prosedur pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada
peserta didik. Prosedur ini meliputi penggunaan media pembelajaran, model pembelajaran,
pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode pembelajaran yang berorientasi
pada pengaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, dan Performance Assessment
yaitu penilaian kinerja peserta didik setelah proses pembelajaran.
Instructional Objectives dalam pembelajaran geografi sebagaimana telah dijelaskan adalah
agar peserta didik memiliki pemahaman tentang pola spasial, lingkungan dan kewilayahan,
serta proses yang berkaitan dengan gejala geosfera dalam konteks nasional dan global. Pada
aspek keterampilannya, peserta didik diharapkan terampil dalam memperoleh data dan
informasi,

menerapkan

pengetahuan

geografi

dalam

kehidupan

sehari-hari,

dan

mengomunikasikannya untuk kepentingan kemajuan bangsa Indonesia. Pada aspek sikap
dapat menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya

alam secara arif serta memiliki toleransi terhadap keragaman budaya bangsa. Selan itu sebagai
warga negara diharapkan dapat menampilkan perilaku cinta tanah air, bangga sebagai bangsa
Indonesia, dan bertanggung jawab terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Bagaimana rincian dari tujuan
pembelajaran geografi, kita dapat meninjaunya pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
mata pelajaran geografi seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Entering

Behaviour

menggambarkan

tingkat

perkembangan

peserta

didik

sebelum

pembelajaran dimulai. Aspek entering behaviour antara lain pengetahuan awal peserta didik
sebelum pembelajaran, kemampuan intelektual, motivasi, dan latar belakang sosial dan
budayanya. Entering behaviour pada kerangka pembelajaran Geografi adalah anak pada
jenjang pendidikan menengah atas yaitu SMA/MA dengan karakteristik umum telah memiliki
kematangan psikologi yang telah mampu untuk memahami, menerapkan, menganalisis dan
mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Dalam aspek
motorik, peserta didik pada jenjang SMA/MA telah mampu mengolah, menalar, menyaji, dan
mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak.
Instructional Procedures yang digunakan dalam pembelajaran geografi adalah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku yaitu menggunakan pendekatan saintifik atau proses sains yang terdiri
dari lima langkah utama yaitu:
1. Mengamati, yaitu kegiatan belajar peserta didik secara aktif untuk diperoleh pengalaman
belajar dari lingkungannya melalui indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan
peraba pada waktu mengamati suatu objek. Kegiatan mengamati dapat melalui
observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis
peta, membaca buku, mendengar, menyimak, dan mencari berbagai informasi yang
tersedia di media masa dan jejaring internet.
2. Menanya. Kegiatan peserta didik yang diarahkan untuk mengungkapkan apa yang ingin
diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu.
Dalam kegiatan menanya, peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru, nara
sumber, atau kepada peserta didik lainnya. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan
tulisan. Pertanyaannya harus dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk tetap
belajar aktif dan menyenangkan. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan atau
rumusan hipotesis.

3. Mengeksperimen/Mengeksplorasi.

Kegiatan berupa mengumpulkan data

melalui

kegiatan uji coba dan mengeksplorasi lebih mendalam tentang sesuatu masalah yang
sedang dihadapi. Kegiatan mengumpulkan dapat dilakukan dengan cara membaca
buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen),
wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Data yang diperoleh memiliki sifat
yang dapat dianalisis dan disimpulkan.
4. Mengasosiasi yaitu kegiatan peserta didik dalam membandingkan data yang telah
diperolehnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan dan atau
ditemukannya prinsip dan konsep penting. Kegiatan mengasosiasi dapat berupa proses
menganalisis data, membuat kategori, menentukan hubungan antar data/kategori, dan
menyimpulkan dari hasil analisis data. Penemuan prinsip dan konsep

penting

diharapkan dapat menambah skema kognitif peserta didik, memperluas pengalaman
dan wawasan pengetahuannya.
5. Mengomunikasikan yaitu kegiatan peserta didik untuk menyampaikan hasil temuannya
setelah

melewati

proses

mengamati,

menanya,

uji

coba,

dan

mengasosiasi

sebagaimana telah dijelaskan di atas. Kegiatan mengomunikasikan ditujukan kepada
kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan yang dapat dibantu oleh perangkat
teknologi baik konvensional maupun Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Performance Assessments yaitu penilaian kinerja adalah proses mengukur kinerja selama dan
pada akhir pembelajaran. Pada kurikulum 2013, aspek yang dinilai bukan hanya ranah kognitif
dan keterampilan, tetapi juga aspek sikap sosial dan aspek sikap spiritual. Dengan demikian,
pendekatan yang digunakannya adalah penilaian berbasis kelas.
Apabila digambarkan akan tampak seperti ini:

Feedback

Instructional
Objectives






Tujuan Pendidikan
Nasional
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran

Entering
Behavior

Peserta didik:
 Minat
 Bakat
 Motivasi
 Pengalaman
belajar
 Kecakapan
awal

Instructional
Procedures









Standar dan indikator
kompetensi
Pendekatan Saintifik
Media dan sumber
pembelajaran
Kompetensi guru
Lingkungan belajar

Performance
Assessments

Instrumen Evaluasi
 Sikap spiritual
 Sikap sosial
 Pengetahuan
 Keterampilan

MELEK GEOGRAFI /GEOLITERASI HINGGA CINTA TANAH AIR
Secara keilmuan ilmu geografi memiliki pendekatan, metode dan teknik sebagaimana sebuah
disiplin ilmu umumnya (Abler, 1977). Salah satunya adalah metode analisis spasial. Geosophy
atau geoliterasi atau yang sering disebut dengan melek geografi pada hakikatnya adalah
kemampuan seseorang

dalam menganalisa keruangan karena geografi mensintesis

(menyatukan) pengetahuan dari berbagai bidang, integrasi informasi untuk membentuk sebuah
konsep seluruh bumi (Robert W. Christopherson, 2003).
Adapun aspek-aspek yang diperlukan dalam analisa keruangan meliputi:
1) Location/lokasi
2) Region/wilayah
3) Human-earth relationship/Hubungan manusia-bumi.
4) Place/Tempat
5) Movement/Gerakan
Menurut Canada Geoscience Education Network (CGEN) bahwa geoliterasi (melek geografi)
adalah prosedur dalam meningkatkan sinergi antara program yang ada, bukan tentang
membuat yang baru.
Jika kita implementasikan dengan kondisi di Indonesia, maka langkah yang penting kita lakukan
adalah memaksimalkan pemahaman perserta didik terhadap ilmu geografi yang sesuai dengan
jenjang pendidikan. Adapun Kompetensi (kompetensi inti dan kompetensi dasar) yang harus
dikuasai sudah tercantum dalam kurikulum 2013.

Dengan demikian, pada level sekolah

menengah, untuk meningkatkan geoliterasi/melek geografi pada peserta didik adalah dengan
cara mengoptimalkan proses pembelajaran di sekolah. Karena peserta didik yang sudah melek
geografi maka diduga akan memliki rasa cinta kepada tanah air Indonesia, selanjutnya akan
mempertahankan kedaulatan NKRI sampai mati.
MISI GEOGRAFI INDONESIA UNTUK MEMAKSIMALKAN MELEK GEOGRAFI TENTANG
NKRI
1. IPS di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama tetap bernuansa geografi
2. Memperkaya materi geografi di Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan sekurangkurangnya ada empat hal :
a. Lingkungan Hidup
b. Kebencanaan
c. Memperkenalkan wilayah dan potensi NKRI

d. Cinta Tanah Air
3. Kepada rekan-rekan guru Geografi, kita perlu kembali kepada khitah perjuangan kita:
a.

Mengajar geografi adalah perjuangan mempertahankan NKRI dan tentu bernilai

ibadah! (Cinta tanah air adalah sebagian dari iman).
b. Perlu lebih banyak waktu untuk berdiskusi tentang prosedur pembelajaran
“pendekatan

sains”

(dan

pendekatan

lain

yang

dianggap

sesuai)

dan

mengembangkan bahan ajar (karena pemerintah belum maksimal mampu
menyediakannya).
c. Aktif di MGMP Geografi dan merangkul teman-teman guru geografi di Madrasah
Aliyah.
4. Selalu mengasah kemampuan teknis implementatif:
a. Sebaiknya mengidentifikasi ragam sumber belajar dan lingkungan sekitar yang
dapat mendukung pembelajaran geografi
b. Memilih buku sumber yang memiliki visi dan misi yang relevan dengan “ruh”
Geografi.
c. Sebelum mengajar, niatkan ingin lebih banyak SISWA AKTIF dan kurangi niatan
ingin ceramah. Dengan demikian, perlu dirancang tugas-tugas yang menarik
agar terarah mencapai kompetensi.
5. Kepada teman-teman di LPTK:
a. Pemantapan materi mata kuliah pembelajaran agar lebih relevan dengan
tuntutan kurikulum 2013
b. Jika perlu ada REVISI kurikulum di program studi sesuai kebutuhan
c. Jalin koordinasi dengan program studi geografi di Universitas atau PT lain.
6. Kepada rekan-rekan Geografi:
a. Membuat program dan Jadwalkan pertemuan MGMP secara intensif serta
lakukan kerjasama dengan PT setempat dalam penyediaan nara sumber
b. Koordinasi dengan Dinas Pendidikan agar mereka memahami program kita.
Banyak kegiatan yang bisa diusulkan untuk dibiayai, seperti olimpiade geografi
dll.
7. Kepada teman teman penulis buku:
a. Pelajari dengan baik visi dan misi kurikulum geografi 2013
b. Perbanyak fakta tentang Indonesia (baik contoh, ilustrasi, maupun gambar)

c. Perbanyak panduan kerja siswa agar mereka mudah mengerjakan tugas
mengamati,

menanya,

mengeksplorasi,

mengasosiasi,

dan

mengkomunikasikan).
d. Banyak latihan soal dengan kualitas soal yang setara dengan Ujian Nasional
8. Kepada adik-adik mahasiswa geografi (IMAHAGI):
a. Tingkatkan citra geografi dengan cara menyelenggarakan kegiatan yang
melibatkan siswa SD, SMP, dan SMA (olimpiade, kemah geografi, dan lainnya)
b. Terus “mengisukan” kepada Dinas Pendidikan setempat agar guru geografi di
SMA tidak mismatch
9. Kepada organisasi profesi (IGI dan organisasi terkait)
a. Secara terus menerus mem perjuangan pada level pengambil kebijakan agar
Geografi Indonesia menjadi kelompok wajib disemua peminatan di sekolah
menengah.
b. Membantu perintah untuk menyediakan bahan dan sumber belajar geografi,
media dan alat bantu pembelajaran, dan memantau buku-buku geografi yang
diterbitkan agar tetap berkualitas.

KESIMPULAN
1. Geografi Indonesia merupakan salah satu komponen dalam membentuk karakteristik
bangsa yakni

dengan memupuk sikap dan perilaku cinta tanah air kepada seluruh

Warga Negara Indonesia.
2. Membelajarkan Geografi Indonesia dapat menjadikan

seseorang menjadi bangga

sebagai bangsa Indonesia dan selanjutnya mereka menjadi bertanggung jawab
terhadap keutuhan bangsa

dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang

berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
3. Dalam memupuk sikap dan perilaku cinta tanah air, bangga sebagai bangsa Indonesia,
dan selanjutnya menjadi bertanggung jawab terhadap keutuhan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945, perlu
diimbangi oleh teladan pimpinan diberbagai level (dari yang terendah hingga presiden)
dan pemerintahan yang bersih dari korupsi, transparan dan akuntabel dan bekerja
sebesar-besarnya untuk kesejahteraan Rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

Abler, Ronald (et.al). 1977. Spatial Organization, The Geographer's View of The World. London:
Prentice-Hall International.
BAPPENAS. Biodiversity Action Plan for Indonesia, 1993 & World Conservation Monitoring
Committee, 1994
Ikatan Geograf Indonesia. 2013. Naskah Telaah Akademis Mata pelajaran Geografi Kurikulum
di SMA pada Kurikulum 2013.
Glazer,

Evan. (2001). Problem Based Instruction. In M. Orey (Ed.), Emerging
perspectives on learning, teaching, and technology [Online]. Tersedia:
http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.htm. [17 Juni 2005].

Puskurbuk(Tim Pengembang mata pelajaran Geografi SMA/MA). 2013. Panduan Pembelajaran
Geografi Pendekatan Saintifik. (tidak dipublikasi)
http://forum.kompas.com/nasional/301171-daftar-kekayaan-indonesia-2-a.html (diakses 1 mei
2014)