PERAN PUSTAKAWAN SEBAGAI PERANTARA DALAM

PERAN PUSTAKAWAN SEBAGAI PERANTARA DALAM PROSES
PEMENUHAN INFORMASI PEMUSTAKA
Oleh:
Linda Puspita Sari
Program Studi Perpustakaan dan ilmu Informasi
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
E-mail: lindaps@student.upi.edu

A. Latar Belakang
Di era modern ini kita bisa menemukan berbagai informasi dengan mudah dan
cepat terlebih lagi dengan semakin berkembangnya IPTEK ,pecarian informasi sangat
mudah untuk ditelusuri. Semua manusia membutuhkan informasi untuk menunjang
kehidupannya dan memecahkan permasalahan yang ada. Informasi digunakan secara
berbeda bagi setiap orangnya, bagi dosen, pelajar dan mahasiswa informasi dibutuhkan
untuk menyelasaikan tugas-tugas akademiknya, bagi penenliti informasi digunakan untuk
memperkaya pembahasan tentang apa yag sedang diteliti , begitu pula bagi khalayak
umum informasi digunakan sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapinya. Dalam
proses pemenuhan informasi tersebut seseorang akan mendatangi pusat-pusat informasi,
misalnya, perpustakaan, lembaga arsip dan sebagainya. Agus (2002) menyebutkan bahwa
sumber-sumber informasi adalah media-media yang digunakan untuk menyimpan dan

menyebarkan informasi, baik tercetak maupun tidak.
Menurut Setiarso (dalam Desviana, dkk ,2016) sumber informasi terdapat pada:

a. Manusia

Sumber informasi yang berupa nondokumen bisa diperoleh dari manusia seperti teman,
pustakawan, pakar(ahli), atau spesialis informasi.Manusia sebagai sumber informasi
dapat dihubungi baik secara lisanmaupun tertulis. Yang paling lazim digunakan untuk
kontak langsung dengan sumber ini adalah pertemuan dalam bentuk ceramah, panel
diskusi, konferensi, lokakarya, seminar, dan lain-lain.
b. Organisasi
Badan atau lembaga penelitian baik milik pemerintah maupun swasta yang bergerak
dalam bidang sejenis merupakan sumber informasi penting termasuk industri dan
himpunan profesi. Dalam hal ini, mereka memiliki kemampuan karena memiliki fasilitas
berupa tenaga peneliti, peralatan atau laboratorium, perpustakaan, dan jasa informasi
yang tersedia.
c. Literatur
Literatur atau publikasi dalam bentuk terbaca maupun mikro merupakan sumber
informasi yang cukup majemuk. Literatur dapat dikelompokkan menjadi:
1) Literatur primer

Bentuk dokumen yang memuat karangan yang lengkap dan asli. Jenisnya berbentuk
makalah,koleksi karya ilmiah, buku pedoman, buku teks, publikasi resmi, berkala, dan
lain-lain.
2) Literatur sekunder
Biasa disebut sarana dalam penemuan informasi pada literature primer. Jenisnya
berbentuk indeks,bibliografi, abstrak, tinjauan literatur, katalog induk, dan lainlain.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah Kualitatif. Menurut Muri (20)Metode kualitatif
mencoba mengerti makna sutau kejadian atau peristiwa degan mencoba berinteraksi
dengan orang-orang dalam situasi atau fenomena tersebut. Hasil dari penelitian kualitatif
merupakan deskripsi yang tidak dapat diukur dengan angka.
Penelitian ini menggunakan studi literatur , dimana dalam penggumpulan
informasi maupun data diperoleh melalui e-book dan artikel.
C. Hasil

Setelah melakukan pengolahan dan analisis data maka didapatkan hasil penelitian,
bahwa adanya keterbatasan antara pemustaka dengan sumber informasi. Seseorang
terkadang kurang memahami ataupun mengetahui cara mendapatkan informasi yang
diperlukan terlebih lagi saat ini banyak sekali informasi-informasi yang salah atau hoax.
Disini masyarakat harus bisa menyaring berbagai informasi yang banyak tersebar. Maka

karena itu masyarakat membutuhkan seseorang sebagai perantara dalam proses
pemenuhan informasi. Perantara ini salah satunya adalah pustakawan, dimana masyarakat
sebagai pengguna perpustakaan atau yang lebih dikenal pemustaka mengakses
perpustakaan sebagai tempat pemenuhan kebutuhannya terhadap informasi yang sesuai.
Disini pustakawan berperan sebagai perantara yang akan membantu pemustakanya dalam
pencarian informasi. Menurut Lancester (dalam Agus, 2002) mengatakan bahwa
penelusuran informasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melakukan penelusuran
langsung atau melakukan penelusuran dengan meminta bantuan kepada petugas. Petugas
disini tentulah pustakawan dengan adanya cara yang kedua tersebut pustakawan dapat
membantu pemustaknya memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan tetap,
karena sebelumnya pustakawan sebagai tenaga ahli telah dibekali keterampilan dalam
proses temu balik informasi maka akan lebih mengetahui cara dan kata-kata kunci
tertentu agar dapat memperoleh informasi dengan tepat dan relevan.
Ketika pemustaka meminta bantuan pustakawan dalam mencari informasi maka
pustakawan terlebih dahulu melakukan interview sebelum melakukan penelusuran.
Menurut Agus (2002) seorang pustakawan imtermediary harus melakukan hal-hal
berikut:
1. Melakukan klarifikasi permintaan (query) pemakai
2. Mengidentifikasi sistem informasi atau database yang akan digunakan
3. Menerjemahkan pertanyaan pemakai kedalam istilah penelusuran yang dapat

diterima oleh suatu sistem.
Dalam hal ini pustakawan harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi yang
baik , dapat menganalisis kebutuhan dengan tepat , mempunyai pengetahuan tentang
sumber-sumber informasi yang tersedia , mengetahui kata-kata kunci dalam penelusuran.
Hal ini tentu akan sangat membantu pustakawan dalam proses penelusuran, pustakawan

dapat dengan selektif memilih mana saja informasi yang sesuai dengan kebutuhan
pemustakanya.
Dengan kemampuan dan pengetahuan yag dimiliki pustakawan maka proses
penelusuran informasi ini akan mudah dilakukan. Maka pustakawan sebagai perantara
antara pemustaka dan sistem informasi memiliki kedudukan yang sangat penting dan tak
bisa dilepaskan dalam hal ini. Meskipun perpustakaan sudah memiliki sistem penelusuran
informasi yang baik , namun apabila pemustaka nya kurang memahami cara penelusuran
informasi maka tetap saja tidak berjalan dengan baik.
Selain itu, dengan adanya kualitas pustakawan seperti ini , maka dapat
meningkatkan mutu layanan diperpustakaan itu sendiri. Perpustakaan dengan layanan
yang baik , akan memberikan kepuasan bagi penggunanya.
D. Kesimpulan
Kebutuhan akan informasi yang semakin hari semakin meningkat akan membuat
setiap masyarakat berusaha untuk mencarinya dengan tujuan untuk dapat memecahkan

permasalahan yang ada. Salah satu lembaga informasi yang dapat memberikan informasi
atau data yang dibutuhkan adalah perpustkaan. Dalam hal ini perpustakaan menyediakan
sarana penelusura informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka nya. Namun apabila
pemustaka kurang memahami cara menelusur , peran pustakawan sebagai perantara
terhadap pemustaka dan sumber informasi tersebut sangatlah pening. Pustakawan
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dan sesuai untuk menelusur secara
selektif, efisien dan relevan guna membantu memenughi kebutuhan pemustaka.
E. Daftar Pustaka
Solehat, D. S., Rusmono, D., & Rullyana, G. (2016). INFORMATION SEEKING
BEHAVIOUR

STUDENT IN FOREIGN LANGUAGE EDUCATION STUDENT IN

INDONESIA UNIVERSITY OF EDUCATION. Edulib, 6(1).
Rifai, A. (2002). Peran pustakawan intermediary dalam memenuhi kebutuhan
informasi. AL-MAKTABAH, 4(1).
Muri,Yusuf.2017.Metode Penelitian.Jakarta: Kencana.