LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA PEMBIASAN PADA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
PEMBIASAN PADA KACA PRISMA
DAN
PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN
PARALEL
Disusun Oleh :
Ais Dafitri (02)
X1 – IPA 1
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS
SMA 2 KUDUS
Jl.GANESHA PURWOSARI KUDUS
www.sma2kudus.sch.id
PEMBIASAN PADA KACA PRISMA
I.
Tujuan :
Menentukan sudut deviasi
II.
Landasan Teori :
Prisma adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang
dibatasi menguraikan (sebagai pembias) sinar yang mengenainya. Permukaan
ini disebut bidang pembias, dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang
pembias disebut sudut pembias (β). Cahaya yang melalui prisma akan
mengalami dua kali pembiasan, yaitu saat memasuki prisma dan
meninggalkan prisma. Jika sinar datang mula-mula dan sinar bias akhir
diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di suatu titik dan membentuk
sudut yang disebut sudut deviasi.
Besar sudut deviasi yang terjadi pada prisma adalah:
D = (i1 + r2) – β
β = i2 + r1
keterangan:
D= sudut deviasi
i1 = sudut datang sinar masuk
i2 = sudut datang ketika sinar hendak keluar prisma
r1 = sudut bias dari sinar masuk prisma
r2 = sudut bias ketika sinar keluar prisma
β = sudut pembias prisma
Alat dan Bahan
III.
Kaca prisma
Jarum pentul
Busur dan penggaris
Kertas HVS
Kardus
Langkah Kerja
IV.
1)
2)
3)
4)
Atur posisi prisma di atas kertas HVS dan kardus.
Tandai batas tepi prisma dengan menggunakan pensil
Buatlah garis normal N1 pada sisi bidang batas 1
Tancapkan jarum 1 dan jarum 2, sebagai sinar datang yang membentuk
sudut i1
5) Dengan cara mengintai dari bidang batas 2, tancapkan jarum 3 pada
sisi bidang batas 2
6) Buatlah garis normal N2 tepat pada titik
7) Tancapkan jarum 4, dengan cara melihat dari sisi bidang batas 1
8) Ukur sudut i1, r1, i2, r2 dan D, masukkan dalam table pengamatan
Data Pengamatan
V.
No.
i1
r1
i2
r2
D
β
VI.
1.
20 º
37 º
53 º
21 º
90 º
-49 º
2.
30 º
28 º
62 º
25 º
90 º
-35 º
3.
40 º
20 º
70 º
110 º
90 º
60 º
4.
50 º
28 º
62 º
111 º
90 º
71 º
5.
60 º
21 º
69 º
121 º
90 º
91 º
Pembahasan
1) Diketahui :
i1 = 20 º
r1 = 37 º
i2 = 53 º
r2 = 21 º
Ditanya
:D?
Jawab
:
Β
= ( i2+ r1 )
= (53 º +37 º)
= 90 º
D
= (i1 + r2) – β
= (20 º +53 º)-90 º
= -49 º
2) Diketahui :
i1 = 30 º
r1 = 28 º
i2 = 62 º
r2 = 25 º
Ditanya
:D?
Jawab
:
Β
= ( i2+ r1 )
= (62 º +28 º)
= 90
D
= (i1 + r2) – β
= (30 º +25 º)-90 º
= -35 º
3) Diketahui :
i1 = 40 º
r1 = 20 º
i2 = 70 º
r2 = 110 º
Ditanya
:D?
Jawab
Β
:
= ( i2+ r1 )
= (70 º +20 º)
= 90 º
D
= (i1 + r2) – β
= (40 º +70 º)-90 º
= 60 º
4) Diketahui :
i1 = 50 º
r1 = 28 º
i2 = 62 º
r2 = 111 º
Ditanya
:D?
Jawab
:
Β
= ( i2+ r1 )
= (62 º +28 º)
= 90 º
D
= (i1 + r2) – β
= (50 º +111 º)-90 º
= 71 º
5) Diketahui :
i1 = 60 º
r1 = 21 º
i2 = 69 º
r2 = 121 º
Ditanya
:D?
Jawab
:
Β
= ( i2+ r1 )
= (69 º +21 º)
= 90 º
D
= (i1 + r2) – β
= (60 º +121 º)-90 º
= 91 º
VII.
Kesimpulan
1) Cahaya yang melewati prisma akan mengalami pembiasan sehingga
terjadi pembelokan cahaya yang masuk dan keluar prisma.
2) Dengan memperpanjang sinar yang masuk dan keluar prisma akan
diperoleh perpotongan yang di sebut sudut deviasi.
PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN PARALEL
I.
Tujuan :
Menentukan pergeseran sinar
II.
LandasanTeori
Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat
melewati bidang batas dua medium bening yang berbeda indeks biasnya.
Pada Hukum I Snellius berbunyi, “sinar datang, sinar bias, dan garis
normal terletak pada satu bidang datar. Sedangkan Hukum II Snellius
berbunyi, “jika sinar datang dari medium renggang ke medium rapat
(misalnya dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar
dibelokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari
medium rapat ke medium renggang (misalnya dari air ke udara) maka
sinar dibelokkan menjauhi garis normal”.
Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi
yang
kedua
sisinya
Persamaan pergeseran sinar pada balok kaca :
t=
d sin (i−r )
cos r
Keterangan :
d = tebal balok kaca, (cm)
i = sudut datang, (°)
dibuat
sejajar
r = sudut bias, (°)
t = pergeseran cahaya, (cm)
III.
Alat dan Bahan
IV.
Kaca plan paralel
Jarum pentul
Busur dan penggaris
Kertas HVS
Kardus
Langkah Kerja
1) Membuat garis lurus horizontal pada kertas grafik.
2) Menempatkan sisi balok kaca tepat pada garis lurus di kertas grafik.
3)
Membuat garis sudut datang, kemudian jarum ditancapkan tepat pada
garis sudut datang.
4)
Melihat posisi jarum dari sisi balok kaca yang lain, kemudian
menancapkan jarum pada titik sehingga kedudukan jarum berimpit
dengan jarum yang berada pada garis sudut datang.
5) Buatlah
garis pada titik-titik jarum yang berimpit, garis tersebut
merupakan garis yang meninggalkan balok kaca.
6) Buatlah garis dari titik sudut datang pada batas sisi balok kaca dengan
titik pada batas titik balok kaca sinar yang meninggalkan balok kaca.
Garis yang berada dalam balok kaca disebut garis sinar bias.
7) Catat sudut datang = ….° dan sudut bias = ….°
8) Lakukan
dengan besar sudut datang yang berbeda-beda kemudian
masukkan dalam bentuk table.
V.
Data Pengamatan
No.
i
r
i-r
Sin(i-r)
t
Cos r
1.
20º
13,34º
6,66 º
0,115
0,973
0,79
2.
30º
19,5 º
10,5 º
0,182
0,942
1,3
3.
40º
25 º
15 º
0,258
0,906
1,9
4.
50º
30 º
20 º
0,34
0,866
2,6
5.
60º
33 º
28 º
0,469
0,838
3,6
VI.
Pembahasan
1) Diketahui : i = 20º
(i-r) = 6,66 º
r = 13,34º
d = 6,6 cm
Ditanya
:t?
Jawab
:
t=
d sin (i−r )
cos r
t=
6,6 sin ( 6,66)
cos 13,34
t ¿ 0,79 cm
2) Diketahui : i = 30º
(i-r) = 10,5 º
r = 19,5º
d = 6,6 cm
Ditanya
:t?
Jawab
:
t=
d sin (i−r )
cos r
t=
6,6 sin ( 10,5)
cos 19,5
t ¿ 1,3 cm
3) Diketahui : i = 40º
r = 25º
d = 6,6 cm
Ditanya
:t?
Jawab
:
(i-r) = 15 º
t=
d sin (i−r )
cos r
t=
6,6 sin (15)
cos 25
t ¿ 1,9 cm
4) Diketahui : i = 50º
(i-r) = 20 º
r = 30º
d = 6,6 cm
Ditanya
:t?
Jawab
:
t=
d sin (i−r )
cos r
t=
6,6 sin ( 20)
cos 30
t ¿ 2,6 cm
5) Diketahui : i = 60º
(i-r) = 28 º
r = 33º
d = 6,6 cm
Ditanya
:t?
Jawab
:
t=
d sin (i−r )
cos r
t=
6,6 sin ( 28)
cos 33
t ¿ 3,6 cm
VII.
Kesimpulan
1) Sinar yang melalui dua medium berbeda yaitu kaca dan udara(dalam
percobaan) akan mengalami perubahan kecepatan dengan indikasi
pembelokan sinar. Hal ini disebut pembiasan cahaya.
2) Pergeseran sinar setelah melewati kaca plan paralel dalam percobaan
mendekati hasil perhitungan pergeseran sinar dengan rumus.
PEMBIASAN PADA KACA PRISMA
DAN
PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN
PARALEL
Disusun Oleh :
Ais Dafitri (02)
X1 – IPA 1
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS
SMA 2 KUDUS
Jl.GANESHA PURWOSARI KUDUS
www.sma2kudus.sch.id
PEMBIASAN PADA KACA PRISMA
I.
Tujuan :
Menentukan sudut deviasi
II.
Landasan Teori :
Prisma adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang
dibatasi menguraikan (sebagai pembias) sinar yang mengenainya. Permukaan
ini disebut bidang pembias, dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang
pembias disebut sudut pembias (β). Cahaya yang melalui prisma akan
mengalami dua kali pembiasan, yaitu saat memasuki prisma dan
meninggalkan prisma. Jika sinar datang mula-mula dan sinar bias akhir
diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di suatu titik dan membentuk
sudut yang disebut sudut deviasi.
Besar sudut deviasi yang terjadi pada prisma adalah:
D = (i1 + r2) – β
β = i2 + r1
keterangan:
D= sudut deviasi
i1 = sudut datang sinar masuk
i2 = sudut datang ketika sinar hendak keluar prisma
r1 = sudut bias dari sinar masuk prisma
r2 = sudut bias ketika sinar keluar prisma
β = sudut pembias prisma
Alat dan Bahan
III.
Kaca prisma
Jarum pentul
Busur dan penggaris
Kertas HVS
Kardus
Langkah Kerja
IV.
1)
2)
3)
4)
Atur posisi prisma di atas kertas HVS dan kardus.
Tandai batas tepi prisma dengan menggunakan pensil
Buatlah garis normal N1 pada sisi bidang batas 1
Tancapkan jarum 1 dan jarum 2, sebagai sinar datang yang membentuk
sudut i1
5) Dengan cara mengintai dari bidang batas 2, tancapkan jarum 3 pada
sisi bidang batas 2
6) Buatlah garis normal N2 tepat pada titik
7) Tancapkan jarum 4, dengan cara melihat dari sisi bidang batas 1
8) Ukur sudut i1, r1, i2, r2 dan D, masukkan dalam table pengamatan
Data Pengamatan
V.
No.
i1
r1
i2
r2
D
β
VI.
1.
20 º
37 º
53 º
21 º
90 º
-49 º
2.
30 º
28 º
62 º
25 º
90 º
-35 º
3.
40 º
20 º
70 º
110 º
90 º
60 º
4.
50 º
28 º
62 º
111 º
90 º
71 º
5.
60 º
21 º
69 º
121 º
90 º
91 º
Pembahasan
1) Diketahui :
i1 = 20 º
r1 = 37 º
i2 = 53 º
r2 = 21 º
Ditanya
:D?
Jawab
:
Β
= ( i2+ r1 )
= (53 º +37 º)
= 90 º
D
= (i1 + r2) – β
= (20 º +53 º)-90 º
= -49 º
2) Diketahui :
i1 = 30 º
r1 = 28 º
i2 = 62 º
r2 = 25 º
Ditanya
:D?
Jawab
:
Β
= ( i2+ r1 )
= (62 º +28 º)
= 90
D
= (i1 + r2) – β
= (30 º +25 º)-90 º
= -35 º
3) Diketahui :
i1 = 40 º
r1 = 20 º
i2 = 70 º
r2 = 110 º
Ditanya
:D?
Jawab
Β
:
= ( i2+ r1 )
= (70 º +20 º)
= 90 º
D
= (i1 + r2) – β
= (40 º +70 º)-90 º
= 60 º
4) Diketahui :
i1 = 50 º
r1 = 28 º
i2 = 62 º
r2 = 111 º
Ditanya
:D?
Jawab
:
Β
= ( i2+ r1 )
= (62 º +28 º)
= 90 º
D
= (i1 + r2) – β
= (50 º +111 º)-90 º
= 71 º
5) Diketahui :
i1 = 60 º
r1 = 21 º
i2 = 69 º
r2 = 121 º
Ditanya
:D?
Jawab
:
Β
= ( i2+ r1 )
= (69 º +21 º)
= 90 º
D
= (i1 + r2) – β
= (60 º +121 º)-90 º
= 91 º
VII.
Kesimpulan
1) Cahaya yang melewati prisma akan mengalami pembiasan sehingga
terjadi pembelokan cahaya yang masuk dan keluar prisma.
2) Dengan memperpanjang sinar yang masuk dan keluar prisma akan
diperoleh perpotongan yang di sebut sudut deviasi.
PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN PARALEL
I.
Tujuan :
Menentukan pergeseran sinar
II.
LandasanTeori
Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat
melewati bidang batas dua medium bening yang berbeda indeks biasnya.
Pada Hukum I Snellius berbunyi, “sinar datang, sinar bias, dan garis
normal terletak pada satu bidang datar. Sedangkan Hukum II Snellius
berbunyi, “jika sinar datang dari medium renggang ke medium rapat
(misalnya dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar
dibelokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari
medium rapat ke medium renggang (misalnya dari air ke udara) maka
sinar dibelokkan menjauhi garis normal”.
Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi
yang
kedua
sisinya
Persamaan pergeseran sinar pada balok kaca :
t=
d sin (i−r )
cos r
Keterangan :
d = tebal balok kaca, (cm)
i = sudut datang, (°)
dibuat
sejajar
r = sudut bias, (°)
t = pergeseran cahaya, (cm)
III.
Alat dan Bahan
IV.
Kaca plan paralel
Jarum pentul
Busur dan penggaris
Kertas HVS
Kardus
Langkah Kerja
1) Membuat garis lurus horizontal pada kertas grafik.
2) Menempatkan sisi balok kaca tepat pada garis lurus di kertas grafik.
3)
Membuat garis sudut datang, kemudian jarum ditancapkan tepat pada
garis sudut datang.
4)
Melihat posisi jarum dari sisi balok kaca yang lain, kemudian
menancapkan jarum pada titik sehingga kedudukan jarum berimpit
dengan jarum yang berada pada garis sudut datang.
5) Buatlah
garis pada titik-titik jarum yang berimpit, garis tersebut
merupakan garis yang meninggalkan balok kaca.
6) Buatlah garis dari titik sudut datang pada batas sisi balok kaca dengan
titik pada batas titik balok kaca sinar yang meninggalkan balok kaca.
Garis yang berada dalam balok kaca disebut garis sinar bias.
7) Catat sudut datang = ….° dan sudut bias = ….°
8) Lakukan
dengan besar sudut datang yang berbeda-beda kemudian
masukkan dalam bentuk table.
V.
Data Pengamatan
No.
i
r
i-r
Sin(i-r)
t
Cos r
1.
20º
13,34º
6,66 º
0,115
0,973
0,79
2.
30º
19,5 º
10,5 º
0,182
0,942
1,3
3.
40º
25 º
15 º
0,258
0,906
1,9
4.
50º
30 º
20 º
0,34
0,866
2,6
5.
60º
33 º
28 º
0,469
0,838
3,6
VI.
Pembahasan
1) Diketahui : i = 20º
(i-r) = 6,66 º
r = 13,34º
d = 6,6 cm
Ditanya
:t?
Jawab
:
t=
d sin (i−r )
cos r
t=
6,6 sin ( 6,66)
cos 13,34
t ¿ 0,79 cm
2) Diketahui : i = 30º
(i-r) = 10,5 º
r = 19,5º
d = 6,6 cm
Ditanya
:t?
Jawab
:
t=
d sin (i−r )
cos r
t=
6,6 sin ( 10,5)
cos 19,5
t ¿ 1,3 cm
3) Diketahui : i = 40º
r = 25º
d = 6,6 cm
Ditanya
:t?
Jawab
:
(i-r) = 15 º
t=
d sin (i−r )
cos r
t=
6,6 sin (15)
cos 25
t ¿ 1,9 cm
4) Diketahui : i = 50º
(i-r) = 20 º
r = 30º
d = 6,6 cm
Ditanya
:t?
Jawab
:
t=
d sin (i−r )
cos r
t=
6,6 sin ( 20)
cos 30
t ¿ 2,6 cm
5) Diketahui : i = 60º
(i-r) = 28 º
r = 33º
d = 6,6 cm
Ditanya
:t?
Jawab
:
t=
d sin (i−r )
cos r
t=
6,6 sin ( 28)
cos 33
t ¿ 3,6 cm
VII.
Kesimpulan
1) Sinar yang melalui dua medium berbeda yaitu kaca dan udara(dalam
percobaan) akan mengalami perubahan kecepatan dengan indikasi
pembelokan sinar. Hal ini disebut pembiasan cahaya.
2) Pergeseran sinar setelah melewati kaca plan paralel dalam percobaan
mendekati hasil perhitungan pergeseran sinar dengan rumus.