HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DENGAN BELG
HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DENGAN BELGIA
DALAM BIDANG EKONOMI DAN IVESTASI
INTERNASIONAL
Disusun oleh:
ALVIN EZHAR PRATAMA PUTRA
20150510128
KELAS
POLITIK PERDAGANGAN DAN INVESTASI INTERNASIONAL
Drs. Jumadi M. Anwar. M.SI.
HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Hubungan Bilateral
Hubungan bilateral Indonesia dan Belgia dimulai sejak tahun 1947 ketika Belgia menjadi
anggota Komisi Tiga Negara (KTN) bersama dengan Australia dan Amerika Serikat untuk
mengatasi perselisihan antara Indonesia dan Belanda. Di tahun 1949, Belgia menjadi salah satu
dari negara-negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Hubungan bilateral kedua negara terus berkembang yang ditandai dengan kunjungan
tingkat tinggi diantara kedua belah pihak. Pada Maret 2016, Putri Astrid, saudara perempuan dari
Raja Philippe, memimpin misi ekonomi Belgia ke Indonesia. Sementara itu, Presiden Joko
Widodo mengunjungi Belgia pada bulan April 2016 dan bertemu dengan Raja Belgia.
Presiden Joko Widodo akan datang kembali ke Brussel pada bulan Oktober untuk
bersama-sama membuka secara resmi Festival Europalia Indonesia 2017 bersama dengan Raja
Philippe. Festival Europalia merupakan acara dua tahunan yang diselenggarakan oleh Belgia
untuk mempertunjukan seni dan budaya dari negara tamu terpilih. Indonesia adalah negara
kedelapan di luar Uni Eropa yang telah dipilih sebagai negara tamu sejak pertama kali festival ini
diselenggarakan pada tahun 1949.
Belgia telah menganugerahkan secara simbolis Commandeur de l'Ordre de
Leopold untuk Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Officer de l'Ordre de Leopold kepada mantan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia, Mohammad Hidayat, pada 6 Februari
2009 di Brussels.
Kerjasama Ekonomi
Dalam 6 tahun terakhir, neraca perdagangan diantara kedua negara selalu
mengindikasikan surplus untuk Indonesia. Total nilai perdagangan bilateral di tahun 2016
terhitung mencapai 1,61 milyar USD dengan menunjukan surplus 634 milyar USD untuk
Indonesia.
Komoditas ekspor Indonesia ke Belgia terdiri dari alas kaki (28,1%), pakaian
(15,2%), furniture (4,5%), perekam suara (3,2%), benang sintesis (2,9%), ban (2,7%), kopi
(2,7%), kayu tripleks (2,2%), daun tembakau (1,7%), kertas (1,5%), lampu (1,3%), jeroan
(1,1%), dan cat sintesis (1,0%).
Selain itu, Indonesia mengimpor beberapa produk dari Belgia (2014) yang terdiri dari
produk kimia (11,1%), susu terkonsentrasi (9,1%), kompresor angina (4,8%), kertas daur ulang
(3,1%), darah/vaksin raw materials (2,9%), produk kimia nitrogen heterosiklik (2,8%), pupuk
kimia (2,8%), mentega (2,8%), truk (2,6%), obat-obatan (2,3%), coklat (2,3%), tepung gandum
(1,4%).
Investasi
Sektor investasi terbesar Belgia di Indonesia adalah perkebunan, baja, farmasi, garmen
dan tekstil, pergudangan, transportasi, dan telekomunikasi. Perusahaan Belgia terbesar di
Indonesia adalah Solval (materi kimia), SIPEF (perkebunan), Bakaert (Industri baja), dan
Delhaize (retail dan supermarket).
Untuk meningkatkan kerja sama ekonomi diantara kedua negara, dari 12-19 Maret 2016,
Putri Astrid memimpin kunjungan resmi ke Indonesia dalam misi ekonominya. Misi ekonomi ini
terdiri dari 300 peserta meliputi pejabat tinggi, wakil presiden dan menteri dari level federal dan
regional, dan pebisnis serta media. Dalam rangka kunjungan ke Jakarta, Putri Astrid juga
melakukan kunjungan ke Bogor, Bandung, Karawang, dan Bekasi. Wakil Presiden Wallonia dan
Komunitas Berbahasa Prancis di Belgia, Jean-Claude Marcourt memanfaatkan kesempatan ini
untuk melakukan kunjungan resmi ke Yogyakarta.
Dalam kunjungannya, Putri Astrid meresmikan pabrik papan semen fiber, PT Eternit
Gresik di Surya Cipta Industrial Residence, Karawang. Beberapa MoU juga sudah
ditandatangani antara Belgia dan Indonesia pada tingkat pemerintah, pebisnis, dan akademisi.
[ CITATION htt \l 1033 ]
Dalam sambutannya, Menteri Perindustrian Saleh Husin yang mewakili pemerintah
Indonesia menyatakan pemerintah Indonesia berharap kesempatan ini tidak hanya dapat menjaga
hubungan baik kedua negara, tetapi juga dapat meningkatkan kerja sama jangka menengah dan
panjang yang saling menguntungkan.
"Khususnya peningkatan hubungan investasi Industri antara kedua negara," ujarnya diJakarta,
Senin (14/3/2016).
Dia mengungkapkan, ekonomi Indonesia pada 2015 mampu tumbuh 4,79 persen.
Sedangkan pertumbuhan industri non-migas selama 2015 sebesar 5,04 persen. Hal tersebut lebih
tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi.
"Industri pengolahan mempunyai kontribusi 20,84 persen terhadap nilai total
pertumbuhan ekonomi (PDB), sedangkan industri pengolahan non migas berkontribusi sebesar
87,21 persen terhadap pendapatan industri pengolahan," lanjutnya.
Menurut Saleh, pemerintah Indonesia selalu melakukan pembenahan internal dalam
mewujudkan komitmennya untuk melakukan reformasi dan meningkatkan iklim investasi di
Indonesia. Upaya pembenahan untuk peningkatan ekonomi dilakukan secara cepat sejak
September 2015 yang ditandai dengan dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi.
"Dalam rangka manambah daya tarik investasi, pemerintah Indonesia juga menyediakan
fasilitasi untuk penguatan struktur dan peningkatan daya saing industri yang terdiri dari insentif
fiskal seperti Pembebasan/pengurangan PPh, tax holiday, tax allowance.
Selain itu juga insentif non fiskal seperti kemudahan usaha di kawasan ekonomi khusus,
perizinan keimigrasian bagi tenaga kerja asing. Serta kebijakan moneter seperti keringanan
pinjaman bank," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, lanjut Saleh, dirinya ingin menyakinkan peluang para
pengusaha kedua negara untuk bekerjasama di Indonesia sangat menjanjikan.
Ini tidak hanya terbatas pada sektor perdagangan, namun juga pada sektor investasi industri,
inovasi dan penelitian serta pengembangan teknologi industri. Dengan demikian, pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produktivitas dan daya saing.
"Tidak ada yang dapat dilakukan rescuer sendiri di dunia, bahkan kedua tangan perlu
melakukan kerja sama antara yang satu dengan yang lainnya. Kedua belah telapak kaki juga
saling bekerja sama, demikian pula dengan seluruh anggota badan. Demikian pula suatu kerja
sama diperlukan antara sesama anggota keluarga," tandas dia. [ CITATION bis \l 1033 ]
Delegasi bisnis Belgia yang terdiri dari 200 perusahaan akan melakukan
penandatanganan 20 nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan
Indonesia dalam rangka kunjungan bisnis selama satu pekan mendatang. Ke-20 MoU ini
rencananya tidak hanya berisikan agenda bisnis namun juga dengan institusi pendidikan tinggi.
Federal Secretary of State for Foreign Trade Belgia, Pieter de Crem menganggap penting
penandatanganan nota kesepahaman ini karena hubungan ekonomi Indonesia dan Belgia masih
terbilang moderat kendati hubungan diplomatis antara kedua negara sudah terjalin sejak lama.
Kegiatan ini, lanjutnya, bisa menjadi peluang baru bagi terbukanya investasi Belgia di Indonesia.
"Kami harap penandatanganan MoU ini bisa menjadi awal baru kerjasama ekonomi
kedua negara karena ada beberapa investor asal Belgia yang enggan menanamkan modal karena
belum paham kondisi ekonomi di Indonesia," jelas Pieter di Jakarta, Senin (14/3).
Ia melanjutkan, MoU ini nantinya akan meliputi kerjasama di bidang maritim, hubungan
luar negeri, hingga finansial. MoU ini, tambahnya, akan melibatkan 300 pengusaha yang berasal
dari 200 perusahaan asal negara Eropa Barat tersebut.
"Tentunya pasca MoU ini ditandatangani, kami juga membutuhkan dukungan dari
pemerintah Indonesia seperti mengurangi red tape bagi kegiatan ekonomi kami. Meskipun
begitu, kami anggap kerjasama ini adalah sebuah permulaan era baru bagi hubungan ekonomi di
kedua negara," jelasnya.
Ditemui di lokasi yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Franky Sibarani mengatakan penandatanganan nota kesepahaman ini bisa mendongkrak realisasi
investasi asal Belgia di Indonesia di masa depan. Pasalnya, realisasi investasi asal Belgia di
Indonesia saat ini tidak sebesar negara-negara Eropa lainnya.
Menurut data BKPM tahun 2015, realisasi investasi asal Belgia hanya sebesar US$7,44
juta atau menduduki peringkat 32 dari total Penanaman Modal Asing (PMA) di periode tersebut.
Angka itu hanya menyumbang 0,025 persen dari total PMA masuk sebesar US$29,27 miliar
sepanjang tahun 2015.
"Sampai saat ini, investor Belgia tidak masuk 20 besar penyumbang PMA terbesar di
Indonesia. Saat ini, pekerjaan rumah kami adalah memfasilitasi investasi-investasi tersebut agar
tidak ada keluhan sepanjang realisasi," tuturnya.
Ia menambahkan, rombongan pengusaha Belgia itu akan melakukan perjanjian di bidang
maritim, ekspansi pengusahaan ritel, energi terbarukan dan pariwisata sepanjang pekan ini.
Namun, Franky belum tahu ihwal nilai-nilai kontrak yang akan ditandatangani hingga saat ini.
"Sampai saat ini belum kelihatan nilainya, tapi tentu akan ada pendalaman lebih lanjut.
Kalau dari kami, inginnya dalam lima tahun ke depan impact dari perjanjian ini bisa terlihat,"
tambahnya.
Sebagai informasi, realisasi investasi asal Belgia tahun 2015 terbilang menurun 45,29
persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$13,6 juta. Akumulasi realisasi investasi
Belgia tercatat sebesar US$132,9 juta sepanjang tahun 2010 hingga 2015 [ CITATION htt1 \l
1033 ]
Selain antar negara satu sama lain Indonesia juga melakukan hubungan bilateral dengan
Belgia melalui Daerah Sulawesi Selatan. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menerima
kunjungan Duta Besar Kerajaan Belgia, Patrick Herman, di Ruang Kerja Gubernur Sulsel, belum
lama ini. Kunjungan tersebut merupakan upaya memperkuat hubungan bilateral antara Belgia
dan Indonesia, khususnya Sulsel. Hubungan bilateral yang dijajaki berfokus pada kerja sama di
berbagai sektor. Mulai di sektor maritim, pertanian, pariwisata, pembiayaan, hingga infrasfruktur.
"Ini upaya tindak lanjut memperat hubungan dan kerjasama antara Belgia dan Indonesia.
Sulsel memang menjadi fokus utama, terlebih kita memiliki sejarah panjang kerjasama.
Utamanya itu pada sektor maritim, makanan dan minuman serta pembiayaan," ujar Herman, di
Makassar.
Menurut Herman, Belgia dan Indonesia memiliki hubungan kerjasama yang baik.
Bahkan, tercatat Belgia merupakan investor terbesar kelima untuk Indonesia.
Dalam pertemuan itu, Herman juga sekaligus menyampaikan undangan bagi Sulsel untuk
menghadiri Festival Europalia Indonesia 2017. Pada event itu akan ditampilkan kapal Pinisi,
pariwisata dan kebudayaan Sulsel lainnya.
Herman mengatakan pihaknya menargetkan satu juta pengunjung akan hadir. Festival
Europalia Indonesia 2017 sendiri memang akan menyajikan pertunjukkan seni dan budaya
Indonesia.
Festival tersebut diselenggarakan selama 4 bulan, rentang Oktober 2017 hingga Januari
2018. Event akbar tersebut digelar berturut-turut di berbagai kota di Eropa. Karya seni yang
ditampilkan meliputi musik, seni lukis, fotografi, film, teater, tarian, sastra, arsitektur, fashion
hingga gastronomi.
"Festival ini didedikasikan untuk Indonesia. Kami akan menampilkan kapal Pinisi di
festival tersebut," ujar Herman.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan apresiasi atas kunjungan kerjasama
Belgia, termasuk undangan menghadiri Festival Europalia Indonesia 2017. "Saya menyampaikan
terima kasih, selamat datang di Sulsel. Kerajaan Belgia memilih Sulsel tepat, karena Sulsel
menjadi pintu gerbang Indonesia Timur," tuturnya.
Di hadapan Duta Besar Kerajaan Belgia, Gubernur Syahrul memaparkan tentang
pertumbuhan ekonomi Sulsel di atas rata-rata nasional. Selain itu, Sulsel disebutnya memiliki
resort yang banyak dan produksi rumput laut terbesar di dunia. "Kita bisa melakukan banyak hal
di Sulsel," tutup dia.
DALAM BIDANG EKONOMI DAN IVESTASI
INTERNASIONAL
Disusun oleh:
ALVIN EZHAR PRATAMA PUTRA
20150510128
KELAS
POLITIK PERDAGANGAN DAN INVESTASI INTERNASIONAL
Drs. Jumadi M. Anwar. M.SI.
HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Hubungan Bilateral
Hubungan bilateral Indonesia dan Belgia dimulai sejak tahun 1947 ketika Belgia menjadi
anggota Komisi Tiga Negara (KTN) bersama dengan Australia dan Amerika Serikat untuk
mengatasi perselisihan antara Indonesia dan Belanda. Di tahun 1949, Belgia menjadi salah satu
dari negara-negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Hubungan bilateral kedua negara terus berkembang yang ditandai dengan kunjungan
tingkat tinggi diantara kedua belah pihak. Pada Maret 2016, Putri Astrid, saudara perempuan dari
Raja Philippe, memimpin misi ekonomi Belgia ke Indonesia. Sementara itu, Presiden Joko
Widodo mengunjungi Belgia pada bulan April 2016 dan bertemu dengan Raja Belgia.
Presiden Joko Widodo akan datang kembali ke Brussel pada bulan Oktober untuk
bersama-sama membuka secara resmi Festival Europalia Indonesia 2017 bersama dengan Raja
Philippe. Festival Europalia merupakan acara dua tahunan yang diselenggarakan oleh Belgia
untuk mempertunjukan seni dan budaya dari negara tamu terpilih. Indonesia adalah negara
kedelapan di luar Uni Eropa yang telah dipilih sebagai negara tamu sejak pertama kali festival ini
diselenggarakan pada tahun 1949.
Belgia telah menganugerahkan secara simbolis Commandeur de l'Ordre de
Leopold untuk Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Officer de l'Ordre de Leopold kepada mantan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia, Mohammad Hidayat, pada 6 Februari
2009 di Brussels.
Kerjasama Ekonomi
Dalam 6 tahun terakhir, neraca perdagangan diantara kedua negara selalu
mengindikasikan surplus untuk Indonesia. Total nilai perdagangan bilateral di tahun 2016
terhitung mencapai 1,61 milyar USD dengan menunjukan surplus 634 milyar USD untuk
Indonesia.
Komoditas ekspor Indonesia ke Belgia terdiri dari alas kaki (28,1%), pakaian
(15,2%), furniture (4,5%), perekam suara (3,2%), benang sintesis (2,9%), ban (2,7%), kopi
(2,7%), kayu tripleks (2,2%), daun tembakau (1,7%), kertas (1,5%), lampu (1,3%), jeroan
(1,1%), dan cat sintesis (1,0%).
Selain itu, Indonesia mengimpor beberapa produk dari Belgia (2014) yang terdiri dari
produk kimia (11,1%), susu terkonsentrasi (9,1%), kompresor angina (4,8%), kertas daur ulang
(3,1%), darah/vaksin raw materials (2,9%), produk kimia nitrogen heterosiklik (2,8%), pupuk
kimia (2,8%), mentega (2,8%), truk (2,6%), obat-obatan (2,3%), coklat (2,3%), tepung gandum
(1,4%).
Investasi
Sektor investasi terbesar Belgia di Indonesia adalah perkebunan, baja, farmasi, garmen
dan tekstil, pergudangan, transportasi, dan telekomunikasi. Perusahaan Belgia terbesar di
Indonesia adalah Solval (materi kimia), SIPEF (perkebunan), Bakaert (Industri baja), dan
Delhaize (retail dan supermarket).
Untuk meningkatkan kerja sama ekonomi diantara kedua negara, dari 12-19 Maret 2016,
Putri Astrid memimpin kunjungan resmi ke Indonesia dalam misi ekonominya. Misi ekonomi ini
terdiri dari 300 peserta meliputi pejabat tinggi, wakil presiden dan menteri dari level federal dan
regional, dan pebisnis serta media. Dalam rangka kunjungan ke Jakarta, Putri Astrid juga
melakukan kunjungan ke Bogor, Bandung, Karawang, dan Bekasi. Wakil Presiden Wallonia dan
Komunitas Berbahasa Prancis di Belgia, Jean-Claude Marcourt memanfaatkan kesempatan ini
untuk melakukan kunjungan resmi ke Yogyakarta.
Dalam kunjungannya, Putri Astrid meresmikan pabrik papan semen fiber, PT Eternit
Gresik di Surya Cipta Industrial Residence, Karawang. Beberapa MoU juga sudah
ditandatangani antara Belgia dan Indonesia pada tingkat pemerintah, pebisnis, dan akademisi.
[ CITATION htt \l 1033 ]
Dalam sambutannya, Menteri Perindustrian Saleh Husin yang mewakili pemerintah
Indonesia menyatakan pemerintah Indonesia berharap kesempatan ini tidak hanya dapat menjaga
hubungan baik kedua negara, tetapi juga dapat meningkatkan kerja sama jangka menengah dan
panjang yang saling menguntungkan.
"Khususnya peningkatan hubungan investasi Industri antara kedua negara," ujarnya diJakarta,
Senin (14/3/2016).
Dia mengungkapkan, ekonomi Indonesia pada 2015 mampu tumbuh 4,79 persen.
Sedangkan pertumbuhan industri non-migas selama 2015 sebesar 5,04 persen. Hal tersebut lebih
tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi.
"Industri pengolahan mempunyai kontribusi 20,84 persen terhadap nilai total
pertumbuhan ekonomi (PDB), sedangkan industri pengolahan non migas berkontribusi sebesar
87,21 persen terhadap pendapatan industri pengolahan," lanjutnya.
Menurut Saleh, pemerintah Indonesia selalu melakukan pembenahan internal dalam
mewujudkan komitmennya untuk melakukan reformasi dan meningkatkan iklim investasi di
Indonesia. Upaya pembenahan untuk peningkatan ekonomi dilakukan secara cepat sejak
September 2015 yang ditandai dengan dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi.
"Dalam rangka manambah daya tarik investasi, pemerintah Indonesia juga menyediakan
fasilitasi untuk penguatan struktur dan peningkatan daya saing industri yang terdiri dari insentif
fiskal seperti Pembebasan/pengurangan PPh, tax holiday, tax allowance.
Selain itu juga insentif non fiskal seperti kemudahan usaha di kawasan ekonomi khusus,
perizinan keimigrasian bagi tenaga kerja asing. Serta kebijakan moneter seperti keringanan
pinjaman bank," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, lanjut Saleh, dirinya ingin menyakinkan peluang para
pengusaha kedua negara untuk bekerjasama di Indonesia sangat menjanjikan.
Ini tidak hanya terbatas pada sektor perdagangan, namun juga pada sektor investasi industri,
inovasi dan penelitian serta pengembangan teknologi industri. Dengan demikian, pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produktivitas dan daya saing.
"Tidak ada yang dapat dilakukan rescuer sendiri di dunia, bahkan kedua tangan perlu
melakukan kerja sama antara yang satu dengan yang lainnya. Kedua belah telapak kaki juga
saling bekerja sama, demikian pula dengan seluruh anggota badan. Demikian pula suatu kerja
sama diperlukan antara sesama anggota keluarga," tandas dia. [ CITATION bis \l 1033 ]
Delegasi bisnis Belgia yang terdiri dari 200 perusahaan akan melakukan
penandatanganan 20 nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan
Indonesia dalam rangka kunjungan bisnis selama satu pekan mendatang. Ke-20 MoU ini
rencananya tidak hanya berisikan agenda bisnis namun juga dengan institusi pendidikan tinggi.
Federal Secretary of State for Foreign Trade Belgia, Pieter de Crem menganggap penting
penandatanganan nota kesepahaman ini karena hubungan ekonomi Indonesia dan Belgia masih
terbilang moderat kendati hubungan diplomatis antara kedua negara sudah terjalin sejak lama.
Kegiatan ini, lanjutnya, bisa menjadi peluang baru bagi terbukanya investasi Belgia di Indonesia.
"Kami harap penandatanganan MoU ini bisa menjadi awal baru kerjasama ekonomi
kedua negara karena ada beberapa investor asal Belgia yang enggan menanamkan modal karena
belum paham kondisi ekonomi di Indonesia," jelas Pieter di Jakarta, Senin (14/3).
Ia melanjutkan, MoU ini nantinya akan meliputi kerjasama di bidang maritim, hubungan
luar negeri, hingga finansial. MoU ini, tambahnya, akan melibatkan 300 pengusaha yang berasal
dari 200 perusahaan asal negara Eropa Barat tersebut.
"Tentunya pasca MoU ini ditandatangani, kami juga membutuhkan dukungan dari
pemerintah Indonesia seperti mengurangi red tape bagi kegiatan ekonomi kami. Meskipun
begitu, kami anggap kerjasama ini adalah sebuah permulaan era baru bagi hubungan ekonomi di
kedua negara," jelasnya.
Ditemui di lokasi yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Franky Sibarani mengatakan penandatanganan nota kesepahaman ini bisa mendongkrak realisasi
investasi asal Belgia di Indonesia di masa depan. Pasalnya, realisasi investasi asal Belgia di
Indonesia saat ini tidak sebesar negara-negara Eropa lainnya.
Menurut data BKPM tahun 2015, realisasi investasi asal Belgia hanya sebesar US$7,44
juta atau menduduki peringkat 32 dari total Penanaman Modal Asing (PMA) di periode tersebut.
Angka itu hanya menyumbang 0,025 persen dari total PMA masuk sebesar US$29,27 miliar
sepanjang tahun 2015.
"Sampai saat ini, investor Belgia tidak masuk 20 besar penyumbang PMA terbesar di
Indonesia. Saat ini, pekerjaan rumah kami adalah memfasilitasi investasi-investasi tersebut agar
tidak ada keluhan sepanjang realisasi," tuturnya.
Ia menambahkan, rombongan pengusaha Belgia itu akan melakukan perjanjian di bidang
maritim, ekspansi pengusahaan ritel, energi terbarukan dan pariwisata sepanjang pekan ini.
Namun, Franky belum tahu ihwal nilai-nilai kontrak yang akan ditandatangani hingga saat ini.
"Sampai saat ini belum kelihatan nilainya, tapi tentu akan ada pendalaman lebih lanjut.
Kalau dari kami, inginnya dalam lima tahun ke depan impact dari perjanjian ini bisa terlihat,"
tambahnya.
Sebagai informasi, realisasi investasi asal Belgia tahun 2015 terbilang menurun 45,29
persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$13,6 juta. Akumulasi realisasi investasi
Belgia tercatat sebesar US$132,9 juta sepanjang tahun 2010 hingga 2015 [ CITATION htt1 \l
1033 ]
Selain antar negara satu sama lain Indonesia juga melakukan hubungan bilateral dengan
Belgia melalui Daerah Sulawesi Selatan. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menerima
kunjungan Duta Besar Kerajaan Belgia, Patrick Herman, di Ruang Kerja Gubernur Sulsel, belum
lama ini. Kunjungan tersebut merupakan upaya memperkuat hubungan bilateral antara Belgia
dan Indonesia, khususnya Sulsel. Hubungan bilateral yang dijajaki berfokus pada kerja sama di
berbagai sektor. Mulai di sektor maritim, pertanian, pariwisata, pembiayaan, hingga infrasfruktur.
"Ini upaya tindak lanjut memperat hubungan dan kerjasama antara Belgia dan Indonesia.
Sulsel memang menjadi fokus utama, terlebih kita memiliki sejarah panjang kerjasama.
Utamanya itu pada sektor maritim, makanan dan minuman serta pembiayaan," ujar Herman, di
Makassar.
Menurut Herman, Belgia dan Indonesia memiliki hubungan kerjasama yang baik.
Bahkan, tercatat Belgia merupakan investor terbesar kelima untuk Indonesia.
Dalam pertemuan itu, Herman juga sekaligus menyampaikan undangan bagi Sulsel untuk
menghadiri Festival Europalia Indonesia 2017. Pada event itu akan ditampilkan kapal Pinisi,
pariwisata dan kebudayaan Sulsel lainnya.
Herman mengatakan pihaknya menargetkan satu juta pengunjung akan hadir. Festival
Europalia Indonesia 2017 sendiri memang akan menyajikan pertunjukkan seni dan budaya
Indonesia.
Festival tersebut diselenggarakan selama 4 bulan, rentang Oktober 2017 hingga Januari
2018. Event akbar tersebut digelar berturut-turut di berbagai kota di Eropa. Karya seni yang
ditampilkan meliputi musik, seni lukis, fotografi, film, teater, tarian, sastra, arsitektur, fashion
hingga gastronomi.
"Festival ini didedikasikan untuk Indonesia. Kami akan menampilkan kapal Pinisi di
festival tersebut," ujar Herman.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan apresiasi atas kunjungan kerjasama
Belgia, termasuk undangan menghadiri Festival Europalia Indonesia 2017. "Saya menyampaikan
terima kasih, selamat datang di Sulsel. Kerajaan Belgia memilih Sulsel tepat, karena Sulsel
menjadi pintu gerbang Indonesia Timur," tuturnya.
Di hadapan Duta Besar Kerajaan Belgia, Gubernur Syahrul memaparkan tentang
pertumbuhan ekonomi Sulsel di atas rata-rata nasional. Selain itu, Sulsel disebutnya memiliki
resort yang banyak dan produksi rumput laut terbesar di dunia. "Kita bisa melakukan banyak hal
di Sulsel," tutup dia.