Laporan Praktikum Sosiologi Pertanian SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA SOKARAJA LOR

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA SOKARAJA LOR
KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

Disusun Oleh :
Raidha Mindayani (A0A013002)
Aditya Bayu Nugroho(A0A013026)
Razaq Gustias Salam (A0A013054)
Desi Wulandari (A0A013068)
Chika Sri Lestari (A0A013070)
Intan Zulqurnia (A0A013072)

LABORATORIUM PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013

LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM
SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA SOKARAJA LOR

KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

Disusun Oleh :
Raidha Mindayani (A0A013002)
Aditya Bayu Nugroho (A0A013026)
Razaq Gustias Salam (A0A013054)
Desi Wulandari (A0A013068)
Chika Sri Lestari (A0A013070)
Intan Zulqurnia (A0A013072)

Untuk memeneuhi salah satu persyaratan memperoleh nilai kelulusan mata kuliah
Sosiologi Pertanian (PNS 203) pada Fakultas Pertanian Universitas Negeri
Jenderal Soedirman.
Diterima dan disahkan oleh :

Dosen Pembimbing Praktikum

(Ir. Kabul Setiadji,M.P)
NIP : 195303201987031002


2

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya dan
juga shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan juga kepada kita selaku umatnya.
Laporan Praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sosiologi Pertanian. Laporan Praktikum ini tidak mungkin terselesaikan
tanpa bantuan pihak lain. Dalam hal ini penulis ingin mengucapkan banyak
terimakasih untuk siapapun yang telah menolong dan memandu penulis dalam
menyelesaikan laporan ini. terutama penulis mengucapkan terima kasih yang
dalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Ir. Kabul Setiadji,M.P, selaku dosen mata kuliah “Sosiologi
Pertanian”
2. Bapak M. Jalaludin, selaku kepala Desa Sokaraja Lordan staf desa
yang telah membantu dalam pelaksanaan praktikum
3. Warga desa Sokaraja Lor yang telah menjadi responden
Semoga laporan praktikum ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca
pada umumnya.


Purwokerto, Desember 2013

3

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
1.2 Batasan Masalah.............................................................................................6
1.3 Maksud dan Tujuan Praktikum.......................................................................7
1.4 Manfaat Praktikum.........................................................................................8
BAB II KEADAAN UMUM DESA......................................................................9
2.1 Letak Desa......................................................................................................9
2.2 Keadaan Biogeofisik......................................................................................9
2.3 Pendidikan......................................................................................................9

2.4 Struktur Pemerintahan Desa.........................................................................10
2.5 Struktur Ekonomi.........................................................................................11
2.6 Kelembagaan Desa.......................................................................................11
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................13
3.1Hubungan Desa-Kota....................................................................................13
3.2 Bentuk-Bentuk Kerjasama...........................................................................15
3.3 Mobilitas Sosial............................................................................................16
3.4 Masuknya Teknologi Baru Bidang Pertanian ke Desa.................................17
3.5 Kepemimpinan.............................................................................................19
3.6 Pemberdayaan Masyarakat dan Perubahan Sosial.......................................21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................24
4.1 Kesimpulan...................................................................................................24
4.2 Saran.............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
LAMPIRAN..........................................................................................................28

4

5


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal
balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga,
dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan
pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang
terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis
gejala-gejala sosial lain (Pitrin Sorokin)
Dalam sosiologi pertanian dipelajari aspek-aspek kehidupan sosial yang
terjadi di masyarakat, khususnya masyarakat pertanian. Aspek-aspek tersebut
meliputi aspek kebudayaan, stratifikasi sosial, kelembagaan, jaringan sosial, dan
dampak globalisasi terhadap kemajuan usaha pertanian di wilayah tersebut.
Dalam sosiologi, konsep kebudayaan sangat penting karena objek studi
pokok sosiologi adalah masyarakat dimana masyarakat tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan. Kebudayaan adalah sesuatu yang kompleks yang mencangkup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan
serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Karena masyarakat memiliki kebudayaan, maka akan membentuk perilaku

sosial masyarakat, dimana pola-pola tersebut membentuk struktur sosial
masyarakat. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh peralatan yang dihasilkan
serta ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Kebudayaan juga merupakan hasil
karya, karsa dan cipta masyarakat (selo soemardjan & Soelaeman soemardji)

6

1.2

Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak melebar ke pokok masalah lain, maka perlu
diadakannya batasan masalah di setiap berita acara.
ACARA 1 (Hubungan kota dan desa)
1. Apakah hasil pertanian di Desa Sokara Lor di pasarkan di perkotaan?
2. Apakah orang tua di Desa Sokaraja Lor menyekolahkan anak-anaknya di
kota?
ACARA 2 (Bentuk – bentuk Kerjasama)
1. Apa saja kerja sama yang ada di Desa Sokaraja Lor?
2. Apa keuntungan dan kerugian dari kerjasama tersebut?

3. Bagaimana tanggapan warga Desa Sokaraja Lor terhadap kerjasama
tersebut?
ACARA 3 (Mobilitas Sosial)
1. Apakah sarana pendidikan, kesehatan, ibadah dan transportasi di Desa
Sokaraja Lor berjalan baik?
2. Bagaimana kondisi warga angkatan kerja di desa Sokaraja Lor?
3. Apakah ada perpindahan penduduk dari dalam ke luar desa atau
sebaliknya?
ACARA 4 (Masuknya Teknologi Baru Bidang Pertanian)
1. Apakah petani didesa Sokaraja Lor sudah beralih ke teknologi modern?
2. Apakah ada sosialisasi kepada petani mengenai teknologi modern?
3. Apa keuntungan dan kerugian dengan masuknya teknologi baru bidang
pertanian?

7

ACARA 5 (Kepemimpinan)
1. Bagaimana proses pemilihan kepala desa di Desa Sokaraja Lor?
2. Apakah kepala desa melibatkan diri dalam semua aspek kegiatan-kegiatan
di desa?

3. Apakah Kepala desa membuka diri untuk di kritik dan di beri saran?
4. Apakah kepala desa memberikan ide-ide baru dalam setiap pertemuan di
didesa?
ACARA 6 (pemberdayaan masyarakat & perubahan sosial)
1. Apakah didesa ini ada program pemberdayaan masyarakat atau usaha kecil
masyarakat (UKM)?
2. Apakah

ada

bantuan

dari

pemerintah

mengenai

pemberdayaan


masyarakat?
3. Bagaimana masyarakat mendapatkan bahan baku dan mendistribusikan
hasil produksi dari UKM tersebut?
1.3 Maksud dan Tujuan Praktikum
Tugas lapangan yang dilakukan merupakan salah satu pengalaman untuk
mendukung kompetensi sebagai mahasiswa pertanian yang sangat berharga dan
sangat menarik untuk dikaji secara sosiologi. Secara langsung kita dapat
mengetahui tentang petani, kelompok tani, maupun masyarakat, mengungkapkan
permasalahan konkret yang dihadapi para petani serta mencari solusi terbaik.
Teori yang diperoleh selama proses pembelajaran telah cukup sebagai dasar untuk
memahami dinamika masyarakat pertanian secara faktual.

8

Dari hasil pengamatan di lapang serta analisis peristiwa secara diskriptif
dijadikan sebagai bahan guna untuk menyusun laporan praktikum. Di samping itu
dengan tugas lapang ini diharapkan mahasiswa dapat memahami gambaran
masyarakat pertanian secara baik dan benar. Laporan praktikum yang dibuat
secara kelompok merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban yang terkait
dengan cara-cara pengamatan, analisis peristiwa dan implikasi terhadap masalah

yang ada pada mastarakat pertanian.
1.4 Manfaat Praktikum
Dengan tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan hasil penelitian ini
akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk memperbaiki
sistem pertanian di Indonesia.
2. Bagi mahasiswa, dapat menganalisis pertanian dan struktur sosial masyarakat
desa Sokaraja Lor.
3. Bagi pembaca, diharapkan dapat mengetahui tentang kondisi pertanian di Desa
Sokaraja Lor melalui identifikasi yang dilakukan penulis terhadap para petani
di daerah tersebut.

9

BAB II
KEADAAN UMUM DESA
2.1 Letak Desa
Desa Sokaraja Lor secara administratif termasuk dalam wilayah
Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah, dengan luas
wilayah 155.535 hektar, 76,5 % merupakan sawah pertanian yang cukup subur.

Terbagi dalam 2 (dua) wilayah Dusun, 4 RW dan 17 RT. Batas wilayah desa
Sokaraja Lor yaitu sebelah utara adalah kecamatan kembaran, sebelah selatan
adalah desa Sokaraja Kidul, sebelah barat adalah desa Kedondong, dan sebelah
Timur adalah Desa Sokaraja Wetan.
2.2 Keadaan Biogeofisik
Ketinggian tanah dari permukaan laut desa Sokaraja Lor yaitu 36 dpl, ratarata curah hujan yaitu 2839 Mm / Tahun. Dengan keadaan Topografi (dataran
rendah,tinggi,pantai) yaitu sedang.
2.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan di Desa Sokaraja Lor tergolong sedang, hal ini
didukung dengan adanya fasilitas pendidikan yang ada di desa Sokaraja Lor antara
lain : 1 PAUD, 2 Taman Kanak-kanak, 1 SDN, 1 Mts dan 1 SMA Ma`arif.
Komposisi penduduk Desa Sokaraja Lor menurut tingkat pendidikannya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

10

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tingkat Pendidikan
S 1/ S 2
D1
D II
D III
Tamat SMA
Tamat SMP
Tamat SD
Belum Tamat SD
Tidak tamat SD

Jumlah
123 / 5
25
69
49
687
933
1437
238
128

Jumlah

3694

Tabel 1 : Riwayat Pendidikan

2.4 Struktur Pemerintahan Desa
Kepala Desa

: Muhammad Jalaludin

Sekretaris Desa

: Imam Subekti

Kaur Keuangan

: Siti Nurbaeti,A.Md

Kaur Umum

: Achmad Wachyudi

 Kasi Pemerintahan dan Pembangunan
Staf Kasi Pemerintahan dan Pembangunan
- Joko Mulyadi
- Nor Setiani
 Kasi Kesejahteraan dan Pemberdayaan
Staf Kasi Kesejahteraan dan pemberdayaan
- Nur Hidayat R.

: Achmad Sagaf R.
:
: Muhammad Fitrodin R.
:

Kepala Dusun I

: Achmad Sigit Gunadi,S.E.

Kepala Dusun II

: Achmad Sadikun

2.5 Struktur Ekonomi
Untuk menopang kehidupan sehari-sehari sebagian besar mata pencaharian
penduduk Sokaraja Lor adalah petani, walaupun terdapat mata pencaharian lain

11

yang di tekuni masyarakat, namun petani lebih dominan. Berikut tabel mata
pencaharian :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Mata Pencaharian
Petani
Buruh Tani
Pedagang, wiraswasta & pengusaha
PNS
TNI
POLRI
Pengrajin
Montir
Pertukangan
Sopir
Guru Swasta
Penjahit
Karyawan Swasta
Jumlah
Tabel 2: Mata Pencaharian

Jumlah
123
53
259
77
4
3
15
5
28
23
16
45
9
660

2.6 Kelembagaan Desa
Kelembagaan Desa adalah suatu organisasi atau lembaga yang ada dan
berkedudukan di Desa yang mempunya peraturan tertentu untuk menentukan
kebijakan dan ruang gerak organisasi tersebut dalam mencapai tujuan.
Peraturan tersebut yang memberikan gerak berjalannya suatu organisasi
tersebut dalam mencapai tujuan. Peraturan yang memberikan gerak berjalannya
suatu organisasi dan atau lembaga desa tidak lepas dan merujuk pada praturan
diatasnya seperti undang-undang, peraturan pemerintah (PP) keputusan presiden,
peraturan Daerah, Keputusan Bupati.
Sedang lembaga masyarakat adalah suatu himpunan yang mengatur normanorma dari tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam
kehidupan masyarakat, dimana wujud konkritnya adalah asosiasi.

12

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Jumlah Pengurus /
Kader
Pemerintah Desa
17 Orang
BPD
7 Orang
LKMD
23 Orang
PKK
57 Orang / 4 Pokja
RT
17 RT / 170 Orang
RW
4 RW / 40 Orang
Kelompok Tani
4 Kelompok / 60 Orang
Pemuda/Karang Taruna
40 Orang
Kelompok Kesenian
2 Kelompok / 35 Orang
Poliklinik Desa
1 Poliklinik
Linmas/Hansip
36 Orang
PAUD
1 PAUD / 3 Orang
TK
2 TK / 14
SDN
1 SDN / 7 Orang
Mts
1 Mts
SMA
1 SMA
TPA/TPQ
2 / 12 Orang
Tabel 3 : Kelembagaan Desa

Jenis Kelembagaan Desa

2.7 Penduduk
Terhitung 7 Desember 2013, jumlah kelahiran mencapai 51 angka kelahiran
dimana 30 diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 21 lainnya berjenis kelamin
perempuan. Selain angka kelahiran, angka kematian yang terjadi di desa Sokaraja
Lor sebanyak 45 angka kematian yang sebagian besar disebabkan oleh penyakit.
Angka perpindahan hingga bulan desember 2013 sebesar 46 orang yang berpindah
ke luar desa dan 74 orang merupakan pendatang baru di desa Sokaraja Lor.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1

Hubungan Desa-Kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah

satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat
hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling

13

membutuhkan. Kota tergantung dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur, daging dan ikan. Desa juga
merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu dikota.
Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek perumahan, proyek pembangunan
atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Pada saat musim
tanam, mereka sibuk bekerja di sawah namun bila pekerjaan dibidang pertanian
mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota
terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan
menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin
berpengaruh

dan

makin

menentukan

kehidupan

perdesaan.

Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa
cara, seperti:
(i)

Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan
perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini
terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan
yang beraneka ragam;

(ii)

Inovasi kota, pembangunan kota baru seperti Batam dan banyak kota
baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat
kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;

(iii)

Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan
ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi;

(iv)

ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk
yang bersifat kedesaan ke kota.

14

Dari keempat hubungan desa-kota tersebut semuanya diprakarsai pihak dan
orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah
berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan
dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Hubungan desa –kota di sokaraja lor sudah cukup tinggi, di tandai dengan
banyaknya pendatang dari daerah lain yang hanya ingin sekedar membeli tanah
untuk pertanian atau bertempat tinggal di daerah tersebut. Begitu sebaliknya
banyak warga sokaraja lor yang pindah ke kota-kota besar, alasannya ingin
mencari pekerjaan atau ingin melanjutkan ke perguruan tinggi yang ada di kota.
Hasil pertanian hanya dipasarkan di tempat, karena biasanya konsumen sudah
terlebih dahulu memesan produk tersebut sehingga transaksi terjalin di tempat
(sawah) dan tidak mengirimkan ke kota. Hal itu disebabkan karena ongkos
produksi yang mahal, seperti harus ada tempat untuk penyimpanan hasil
pertanian, biaya pengangkutan, proses penjemuran yang cukup lama. Selain itu,
buruh tani juga sangat membutuhkan uang tersebut, sehingga setelah panen
langsung dijual kepada konsumen dengan harga yang tidak sebanding dengan
modal.Walaupun begitu, hal ini menunjukan adanya hubungan yang sangat erat
antara desa dengan kota. Keduanya saling membutuhkan dan tidak dapat
dipisahkan, warga kota membutuhkan hasil pertanian yang diproduksi oleh warga
desa dan warga desa membutuhkan “uang” dengan menjual hasil pertanian
tersebut ke orang kota.

15

3.2

Bentuk-Bentuk Kerjasama
Kerjasama merupakan bentuk proses sosial yang umumnya dijumpai

dalam kehidupan manusia karena pola maupun bentuk kerjasama dapat dijumpai
pada semua kelompok manusia.
Kerjasama (Cooperation) adalah adanya keterlibatan secara pribadi
diantara kedua belah pihak demi tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi
secara optimal (Sunarto, 2000). Kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara
orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan
bersama (Soekanto, 1990). Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau
bekerja untuk mencapai suatu hasil (Baron & Byane, 2000).
Menurut Charles. H. Coley ( 1930) “kerjasama terjadi apabila orang
menyadari bahwa mereka masing-masing mempunyai kepentingan yang sama dan
pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap
diri sendiri untuk memenuhi kepentingan- kepentingan tersebut dalam kerjasama”.
Contohnya adalah organisasi, merupakan fakta-fakta yang penting dalam
kerjasama yang berguna.
Kerjasama masyarakat desa Sokaraja Lor sangatlah erat, mulai dari
kerjasama dalam sektor pertanian maupun sektor perdagangan. Walaupun
terkadang terjadi perselisihan antara satu kelompok dengan kelompok lain, namun
tetap memperhatikan nilai kebersamaan sebagai makhluk social, dimana saling
membutuhkan satu sama lain. Selain itu, kerja sama yang terjalin pada masyarakat
Sokaraja Lor bisa disebut sebagai kerjasama asosiatif dimana saling
menguntungkan antara kelompok satu dengan yang lain.

16

3.3

Mobilitas Sosial
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah

dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata
sosial yang ada pada istilah mobilitas sosial untuk menekankan bahwa istilah
tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok
warga dalam kelompok sosial. Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi
seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.
Perubahan dalam mobilitas ditandai oleh perubahan struktur sosial yang
meliputi hubungan antarindividu dalam kelompok dan antara individu dengan
kelompok. Mobilitas sosial erat kaitannya dengan stratifikasi sosial karena
mobilitas sosial merupakan gerak perpindahan dari satu strata sosial ke strata
sosial yang lain.
Menurut Nasution, ada beberapa faktor yang mendasari gerak sosial dari
suatu kelompok. Gerak sosial suatu masyarakat tergantung dari sifat sistem yang
mendasari. Bagi masyarakat yang memiliki sistem terbuka (open class society)
gerakan sosial yang terjadi akan lebih dinamis dan fleksibel. Sedangkan pada
sistem tertutup (close class society) maka gerakan sosial yang terjadi relatif
lambat dan kurang fleksibel atau kurang memilki kelenturan.
Mobilitas sosial di desa Sokaraja Lor dalam bidang pendidikan yaitu
adanya sekolah di desa tersebut hingga tingkat SMA, sehingga pendidikan
masyarakat desa Sokaraja Lor rata-rata lulusan SMA. Mobilitas yang paling
terlihat yaitu dalam hal penduduk, penduduk di Desa Sokaraja Lor tidak hanya
penduduk asli tetapi penduduk pendatang, kebanyakan dari penduduk pendatang
menempati perumahan-perumahan yang baru dibangun. Masyarakat desa Sokaraja
17

Lor dapat dikatakan terbuka dalam menerima perubahan. Selain itu kebutuhan
akan hidup masyarakat desa juga sudah terpenuhi dengan baik, seperti adanya
supermarket disekitar desa dan lembaga keuangan (Bank).
Dalam bidang tenaga kerja terutama angkatan kerja rata-rata tidak
memiliki keahlian khusus, dan kurang memiliki jiwa enterpreneur. Jika ada
bantuan dari pemerintah untuk membuat usaha kebanyakan dari mereka tidak
menggunakan uang tersebut sebagai modal tetapi digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari. Hingga saat ini profesi masyarakat desa Sokaraja Lor kebanyakan
adalah buruh petani. Selain fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan di Desa
Sokaraja Lor juga dapat dikatakan baik, karena adanya pelayanan kesehatan yang
buka 24 jam di Desa, ada 4 dokter praktek, 1 bidan di desa walaupun hanya ada 1
poliklinik desa. Keamanan pun juga berjalan baik karena adanya pergiliran
menjaga malam dari masyarakat sendiri. Adanya angkutan desa dan baiknya
sarana transportasi di desa tersebut, membuat desa berkembang dengan pesatnya.
Sarana ibadah seperti masjid dan gereja juga terawat dengan baik, sehingga
masyarakat dapat memanfaatkan sarana ibadah tersebut tanpa ditemukan kendala.
3.4

Masuknya Teknologi Baru Bidang Pertanian ke Desa
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang

yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Secara
umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda
yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai
suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan mesin yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata.

18

Sumber atau teknologi baru dalam bidang pertanian misalnya ditemukannya
bibit unggul, mekanisasi pupuk, penggunaan traktor, pesin penggiling padi.
Masuknya teknologi ke desa sokaraja lor didukung melalui berbagai pihak.
Masyarakat desa sokaraja lor yang bekerja di bidang pertanian umumnya sudah
menggunakan teknologi baru tidak menggunakan teknologi yang bersifat
tradisional. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan tujuan di antaranya:
a. Mempermudah proses pertananian dalam jangka pendek, jangka
b.
c.
d.
e.

menengah,dan jangka panjang.
Meningkatkan hasil produksi
Efisiensi waktu
Efisiensi biaya
Efisiensi tenaga kerja
Respon masyarakat dalam menerima teknologi baru pada awalnya merasa

enggan dan ragu, namun karena adanya penyuluhan dari pemerintah yang dapat
menyakinkan masyarakat desa, akhirnya sebagian besar para petani memberikan
respon positif dan mau beralih ke teknologi baru yang lebih praktis. Teknologi
baru yang terdapat pada warga Sokaraja Lor seperti penggunaan bibit unggul,
penggunaan traktor dan mesin penggiling. Namun, masalah terbesar pada
pertanian di desa ini adalah tidak terpenuhinya air untuk pengairan di sawah
mereka, sehingga warga hanya mengandalkan hujan untuk pengairan. Oleh karena
itu, teknologi terbaru seperti mesin air sangat dibutuhkan di desa ini sehingga
warga desa tidak hanya mengandalkan hujan sebagai pengairan sawah mereka.
Teknologi baru yang masuk ke desa Sokaraja Lor sangat dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, ikatan tradisi dan budaya, serta orientasi petani dalam bertani.
Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi baru juga bisa membuat kelompok
tani seperti Gabungan Kelompok Tani (gapoktan), wanita tani dan kelompok tani
19

lainnya. Ketika kelompok tani bisa berjalan sesuai dengan fungsinya maka
masyarakat Sokaraja Lor pun akan merasakan dampak positif dari adanya
kelompok tani dan kemajuan teknologi di bidang pertanian.
3.5

Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk

dikaji dan diteliti, karena paling banyak diamati sekaligus fenomena yang paling
sedikit dipahami. Fenomena kepemimpinan di negara Indonesia juga telah
membuktikan bagaimana kepemimpinan telah berpengaruh sangat besar terhadap
kehidupan berpolitik dan bernegara. Kepemimpinan mempunyai fungsi yang
harus dilaksanakan secara bersama dalam menjalankan peran sebagai pemimpin
sebuah kelompok atau organisasi agar secara operasional berhasil. Fungsi tersebut
adalah fungsi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi sosial atau pemeliharaan
kelompok. Fungsi yang berkaitan dengan tugas dapat meliputi pemberian
perintah, pendelegasian tugas, pemberian saran pemecahan dan menawarkan
informasi serta pendapat. Sedangkan fungsi sosial atau fungsi pemeliharaan
kelompok meliputi semua hal yang berkaitan dengan kelompok dalam
melaksanakan tugas operasinya untuk mencapai tujuan dan sasaran secara
bersama-sama. Pemimpin yang berhasil menjalankan kedua fungsi tersebut
dengan baik adalah pemimpin yang berhasil.
Pemimpin di desa disebut kepala desa, dimana dalam aktivitas
pembangunan, kepala desa memiliki posisi ganda. Di satu sisi, kepala desa dipilih
secara langsung oleh masyarakat, sehingga kepala desa bukan hanya harus
memperhatikan aspirasi dan kepentingan warga desa, melainkan juga harus
memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat mengenai program dan
20

kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Namun, di sisi lain, kepala desa juga
menjadi wakil dari pemerintah dalam pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan yang telah direncanakan dari pusat. Dalam kondisi ini, muncul
pertanyaan bagaimana kepala desa bisa memainkan peran kepemimpinan dalam
menumbuhkan demokrasi di tingkat desa.Proses pemilihan kepala desa di desa
Sokaraja Lor sesuai dengan undang-undang tentang pemilihan kepala desa yaitu
dengan sistem pemilihan langsung. Dimana kepala desa dipilih langsung oleh
masyarakat desa di suatu pertemuan, dan biasanya kepala desa yang ditunjuk
adalah yang memiliki jiwa kepemimpinan dan dikenal baik oleh masyarakat desa
tersebut. Semua kegiatan desa harus diketahui oleh perangkat desa, tetapi terlibat
dan tidak terlibat kadarnya berbeda-beda, apakah kegiatan tersebut membutuhkan
peran perangkat desa atau tidak. Karena pada kondisi saat ini masyarakat harus
didorong untuk mandiri, artinya partisipasi perangkat desa terbatas, tergantung
peran perangkat desa tersebut.Tetapi perangkat desa harus mengetahui semua
kegiatan atau acara yang diadakan oleh masyarakat desa, diibaratkan daun kering
yang jatuh dari pohonnya kepala desa pun harus mengetahuinya. Karena kegiatan
pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan menjadi tugas yang harus
digarap oleh pemerintahan desa.
Kepala desa Sokaraja Lor sangat membuka diri untuk menerima saran dan
kritik yang membangun baik dari masyarakat desa maupun dari perangkat desa.
Karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sifat untuk menjadi
pemimpin, salah satunya adalah membuka diri atas kritik dan saran yang
diberikan oleh bawahan. Jadi untuk masalah saran dan kritik yang diminta,
sebenarnya itu tergantung dari diri pemimpin tersebut apakah kepala desa

21

memiliki sifat kepemimpinan atau tidak, jika memiliki sifat kepemimpinan yang
baik, maka kepala desa akan membuka diri atas kritik dan saran yang diberikan.
Disetiap pertemuan, kepala desa Sokaraja Lor memberikan solusi atau
jalan keluar dari permasalahan yang ada di desa, namun untuk semua kegiatan
yang sudah ada pola aturan baku kepala desa tidak berani memberikan ide, tetapi
jika kegiatan tersebut merupakan kegiatan perkembangan kesejahteraan
masyarakat, maka kepala desa memberikan ide yang juga dapat diterima oleh
masyarakat. Begitu juga jika kepala desa memberikan tugas kepada perangkat
desa, maka diadakan bimbingan awal terhadap tugas tersebut. Tetapi terkadang
perangkat desa sudah memahami dengan baik tugas yang diberikan oleh kepala
desa, karena memang sudah menjadi tugas perangkat desa selaku pelaksana
pembangunan dan pengembangan desa.
3.6

Pemberdayaan Masyarakat dan Perubahan Sosial
Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan mengandung

arti bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari
proses mencari solusi dan meraih hasil pembangunan. Dengan demikian maka
masyarakat harus mampu meningkatkan kualitas kemandirian mengatasi masalah
yang dihadapi. Upaya-upaya pemberdayaan masyarakat seharusnya mampu
berperan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) terutama dalam
membentuk dan merubah perilaku masyarakat untuk mencapai taraf hidup yang
lebih berkualitas. Pembentukan dan perubahan perilaku tersebut, baik dalam
dimensi sektoral yakni dalam seluruh aspek/sektor kehidupan manusia, dimensi
kemasyarakatan yang meliputi jangkauan kesejahteraan dari materiil hingga non
materiil, dimensi waktu dan kualitas yakni jangka pendek hingga jangka panjang
22

dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi
sasaran yakni dapat menjangkau dari seluruh strata masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat tidak lain adalah memberikan motivasi dan
dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani
bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara antara lain dengan
pendidikan untuk penyadaran dan kemampuan diri mereka.
Pemberdayaan masyarakat di Sokaraja Lor sudah cukup baik, namun tidak
berjalan dengan baik. Padahal pemberdayaan masyarakat sangat berguna bagi
kesejahteraan masyarakat itu sendiri, seperti pembentukan kelompok tani
(Gapoktan), Wanita Tani dan Ibu-ibu PKK. Desa Sokaraja Lor sendiri sudah
pernah dibentuk kelompok tani, namun tidak berjalan baik karena para petani
memiliki prinsip yang berbeda. Sama hal nya seperti kelompok wanita tani,
dimana dahulu sering diadakan penyuluhan dari pemerintah kepada masyarakat,
pemberian bibit tanaman sayuran maupun buah-buahan dan diikut sertakan dalam
sector pertanian, namun hingga kini tidak dapat bertahan lama.
Usaha kecil masyarakat (UKM) di Sokaraja Lor berjalan dengan baik,
seperti produksi sriping pisang, keripik tempe, kerajinan souvenir dan keripik
pisang. Namun terdapat beberapa kendala produksi, seperti kurangnya pekerja
dalam produksi tersebut, kurangnya biaya untuk penyediaan bahan baku dan
kurangnya distribusi ke kota-kota besar. Masyarakat Sokaraja Lor sangat
mengharapkan bantuan pemerintah dalam produksi maupun distribusi produk
UKM tersebut. Hampir semua pekerja dalam industri tersebut merupakan istri dari
petani desa Sokaraja Lor. Mereka melakukan hal tersebut di kala menunggu atau
setelah masa panen, sehingga dapat menutupi kebutuhan hidup dan memperbaiki
kesejahteraan keluarga. Industri keripik tempe tersebut dapat memproduksi 500700 bungkus keripik tempe dalam waktu sebulan dengan harga Rp 3000,-

23

perbungkusnya. Keripik tempe tersebut tidak didistribusikan ke took-toko besar,
tetapi para pembeli mendatangi industri tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat di Sokaraja Lor
sudah berjalan baik namun masih belum diperhatikan oleh pemerintah. Padahal,
jika UKM tersebut dapat dikembangkan maka hasil dari industri tersebut dapat
digunakan untuk kemajuan desa.

24

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1

Kesimpulan

1. Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah
satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat
hubungan yang erat. Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu
yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar
suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
2. Kerjasama (Cooperation) adalah adanya keterlibatan secara pribadi diantara
kedua belah pihak demi tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi
secara optimal (Sunarto, 2000). Kerjasama merupakan suatu usaha bersama
antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau
tujuan bersama (Soekanto, 1990). Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha
atau bekerja untuk mencapai suatu hasil (Baron & Byane, 2000).
3. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan
atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang
ada pada istilah mobilitas sosial untuk menekankan bahwa istilah tersebut
mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga
dalam kelompok sosial. Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang
atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.
4. Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Secara umum,
teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang
diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai

25

suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan mesin
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata.
5. Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk dikaji
dan diteliti, karena paling banyak diamati sekaligus fenomena yang paling
sedikit dipahami. Fenomena kepemimpinan di negara Indonesia juga telah
membuktikan bagaimana kepemimpinan telah berpengaruh sangat besar
terhadap kehidupan berpolitik dan bernegara. Kepemimpinan mempunyai
fungsi yang harus dilaksanakan secara bersama dalam menjalankan peran
sebagai pemimpin sebuah kelompok atau organisasi agar secara operasional
berhasil. Fungsi tersebut adalah fungsi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi
sosial atau pemeliharaan kelompok. Fungsi yang berkaitan dengan tugas dapat
meliputi pemberian perintah, pendelegasian tugas, pemberian saran pemecahan
dan menawarkan informasi serta pendapat. Sedangkan fungsi sosial atau fungsi
pemeliharaan kelompok meliputi semua hal yang berkaitan dengan kelompok
dalam melaksanakan tugas operasinya untuk mencapai tujuan dan sasaran
secara bersama-sama. Pemimpin yang berhasil menjalankan kedua fungsi
tersebut dengan baik adalah pemimpin yang berhasil.
6. Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan mengandung arti
bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari
proses mencari solusi dan meraih hasil pembangunan. Dengan demikian maka
masyarakat harus mampu meningkatkan kualitas kemandirian mengatasi
masalah yang dihadapi. Upaya-upaya pemberdayaan masyarakat seharusnya
mampu berperan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) terutama
dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat untuk mencapai taraf
hidup yang lebih berkualitas.

26

4.2

Saran
Desa Sokaraja Lor dalam aspek pembangunan sudah cukup maju, namun

masih banyak yang harus diperbaiki untuk menjadi desa yang lebih baik. Seperti
mengaktifkan kembali gabungan kelompok tani (Gapoktan), membentuk kembali
kelompok wanita tani dan melebarkan usaha UKM yang ada di desa Sokaraja Lor.
Selain itu, penggunaan bibit unggul dan pupuk organik harus digalakkan di desa
ini, karena dapat meningkatkan produksi pertanian di desa tersebut. Masyarakat
Sokaraja Lor juga harus lebih peduli terhadap perkembangan desa mereka,
sehingga dapat dirasakan dampaknya oleh semua anggota masyarakat.

27

DAFTAR PUSTAKA
Cohen. B.C. 1989 Sosial Suatu Pengantar.Bina Aksara : Jakarta.
Sukanto, S. 1986. Sosiologi Suatu Pengantar. CV Rajawali : Jakarta.
Tim Pengampu. 2003. Diktat Sosiologi Pertanian. Fakultas Pertanian UNSOED :
Purwokerto.

28

LAMPIRAN

Kantor Kepala Desa Sokaraja Lor

Beras Bantuan dari Perangkat Desa

29

Suasana Pembagian Beras Bantuan

30

Wawancara dengan Responden 1

Wawancara dengan Responden 2

Anggota Kelompok Praktikum

31

BIODATA RESPONDEN
RESPONDEN 1
Nama

: Achmad Sagaf R

Usia

: 47 Tahun

Alamat

: Jl. Karang Duren RT 003/03 Sokaraja Lor, Kec. Sokaraja,
Banyumas.

Pekerjaan

: kepala seksi pemerintahan dan pembangunan desa Sokaraja Lor

RESPONDEN 2
Nama

: Giman Sudiarjo

Usia

: 74 Tahun

Alamat

: Jl. Karang Duren No. 41 RT 005/04 Desa Sokaraja Lor, Kec.
Sokaraja, Banyumas.

Pekerjaan

: Petani

RESPONDEN 3
Nama

: Farida

Usia

: 66 Tahun

Alamat

: Jl. Karang Duren No. 41 RT 005/04 Desa Sokaraja Lor, Kec.
Sokaraja, Banyumas

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga / Produksi keripik tempe.

32