MAKALAH AGAMA MACAM MACAM DARAH PADA WAN
MAKALAH AGAMA
“MACAM-MACAM DARAH PADA WANITA”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah agama
Disusun oleh :
Nama : Triyana
NPM : 217.C.0047
Dosen : H.Jaelani,M.Ag
STIKes MAHARDIKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur alkhamdulilah saya panjatkan kehadirat Allah SWT,yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya,karena atas izin-Nyalah saya
dapat menyelesaikan makalah ini.Dengan dibuatnya makalah ini saya
berharap setiap pembaca dapat mengambil ilmu tambahan dari yang saya
peroleh pula.
Meskipun demikian saya sebagai penyusun juga menyadari bahwa
banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu saya selaku
penyusun mengharapkan saran-saran dari setiap pembaca agar saya dapat
membuat makalah yang lebih baik.
Cirebon,Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar belakang
BAB II Rumusan masalah
BAB III Pembahasan
3.1. Haid
3.2. Nifas
3.3. Istihadloh
BAB IV Kesimpulan
BAB V Penutup
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Berbicara tentang darah yang ada ditubuh wanita, kita akan banyak
membahas tentang darah, diantaranya darah bersih dan darah kotor. Darah
yang biasa keluar dari vagina perempuan ada 3 macam yaitu: haidl, nifas,
dan istihadloh. Masalah ini sangat penting dimengerti oleh semua wanita,
laki-laki yang sudah beristri, juga para mu’alim, para da’I dan kita
semua.Sebab, masalah ini sangat erat hubungannya dengan ibadah fardlu
‘ain,
seperti:
sholat
dan
puasa,
dan
semua
wanita
melakukannya.
Seharusnya wanita yang berumur 9 tahun sudah mengerti tentang hal ini
atau suaminya.Sebab umur 9 tahun wanita mungkin sudah mengalami
haidl dan kenyataannya anak-anak yang baru tamat MI atau SD sudah
banyak yang haidl atau istihadloh. Padahal masih banyak orang yang sudah
dewasa (suami, istri) yang sama sekali belum mengerti masalah ini, bahkan
masih banyak yang belum mengerti cara-cara mandi besar yang benar,
sholat, dan puasa yang wajib di qodloi. Ada yang sudah belajar namun masih
banyak yang salah. Hal ini sangat membutuhkan perhatian kita semua!
Lebih-lebih akhir ini banyak sekali wanita yang haidl nya tidak teratur.Oleh
karena itu pemakalah mengangkat tema ini untuk menggugurkan kewajiban
dan agar dapat membantu kebutuhan muslimin dan muslimat yang sangat
mendesak ini. Sekalipun pemakalah sendiri masih sangat kurang
BAB II
RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian haid dan waktunya?
B. Apa pengertian nifas dan waktunya?
C.
Apa larangan bagi wanita haidh dan nifas?
D. Apa hukum mempelajari tentang haid, nifas dan istihadloh?
E. Apa pengertian dan bagaimana cara ibadah bagi wanita istihadloh?
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Haid
1. Pengertian darah haid
Pengertian haid secara harfiah berasal dari kata حيضا- ))حاض – يحيضyang
artinya mengalir, dan secara istilah haid adalah darah yang keluar dari
Rahim wanita yang sudah mencapai umur 9 tahun hijriyah kurang sedikit,
tidak di karenakan penyakit atau sebab setelah melahirkan .Dan yang di
maksud kurang sedikit umur 9 tahun hijriyah kurang tidak genap 16 hari 16
malam. Jadi kalau mengeluarkan darah sudah termasuk haidl. Apabila darah
tersebut memenuhi 3 syarat bagi darah haidl, yakni:
a.
Tidak kurang 24 jam/1 hari 1 malam
b. Tidak lebih dari 15 hari
c.
Bertempat pada waktu mungkin/bisa haidl
Contoh:
Pada umur 9 tahun kurang 20 hari mengeluarkan darah selama sepuluh
hari, maka 8 hari lebih sedikit awal itu istihadloh, kemudian 6 hari kurang
sedikit yang akhir itu darah haid.
Secara klinis haidl adalah merupakan hasil kerja sama yang sangat
komplek antara otak, indung telur (ovarium) dan Rahim (endoterium).
Menstruasi merupakan pelepasan lapisan endomentrium.
2) Waktunya Haidl
a.
Masa keluarnya darah haidl
Darah haid itu keluar paling sedikit satu hari satu malam, yakni 24 jam
falakiyyah (istiwa’) baik 24 jam itu secara terus menerus ataupun putusputus. Jadi 24 jam itu boleh tidak keluar mulai awal sampai 24 jam ,
tetapi kumpulan dari darah yang terputus putus dalam beberapa hari, asal
tidak lebih 15 hari 15 malam. Kalau darah itu ada 24 jam tetapi melampui 15
hari 15 malam, maka sebagian dari darah itu dihukumi darah istikhadloh.
Paling lamanya adalah 15 hari 15 malam. Sedangkan umumnya adalah 6
atau 7 hari.
Warna darah haid tidak harus merah, dan darah warna merah juga belum
disebut darah haidl. Karena menghukumi darah itu disebut darah haidl,
terdapat syarat-syarat yang harus diperhatikan. Dalam memahami darah
haidh harus memahami warna, sifat dan waktu lamanya mengeluarkan
darah haidl.
Warna darah haidl ada 5 macam:
1) Hitam(warna ini paling kuat)
2) Merah
3) Abu-abu (antara merah dan kuning)
4) Kuning
5) Keruh (antara kuning dan putih)
Maka kalau ada cairan keluar dari farji tetapi warnanya bukan salah satu
dari warna yang 5 tersebut, seperti cairan putih yang keluar sebelum dan
sesudah haidl, atau ketika sakit keputihan maka jelas ini bukan haidl tetapi
sama dengan kencing, oleh karena itu jika keluar terus menerus maka tetap
diwajibkan sholat, dengan cara yang telah ditentukan dalam masalah
istihadloh.
Sedangkan sifat sifat darah(selain warna)ada 4 macam:
1. Kental
2. Berbau
3. Kental sekaligus berbau
4. Tidak kental dan tidak berbau
Darah yang hitam sekaligus kental adalah lebih kuat dibandingkan darah
hitam yang tak kental, Darah hitam yang berbau adalah darah lebih kuat
dibanding darah hitam yang tak berbau. Darah kental yang berbau itu lebih
kuat dari darah kental yang tak berbau.
Kalau darah yang keluar ada dua macam dan sama kuatnya seperti darah
hitam encer dan merah kental,maka darah yang lebih dulu keluar adalah
yang lebih kuat.
b. Masa suci diantara 2 haidl
Masa suci diantara dua haidl itu paling sedikit 15 hari,jika tidak keluar
darah dan sudah mencapai 15 hari,lalu keluar lagi, jelas ini merupakan darah
haidl, apabila memenuhi syarat syarat darah haidl tersebut diatas,walaupun
belum tiba tanggal kebiasaanya.Umumnya masa suci itu 23 atau 24 hari,
batas maksimal (paling lama) tidak terbatas.
Contoh:
Mengeluarkan darah pada tanggal 1 sampai 7,setelah itu suci dan pada
tanggal 30 keluar lagi sampai tanggal 7 dan suci, tanggal 22 keluar lagi
sampai tanggal 25.
Tanggal
: 1,...7….15……….30….7………22…..25
Drah keluar
: (Haidl),,,,,,,,,,,,,,,,,(haidl),,,,,,,,,(haidl)
3.2. Nifas
1. Pengertian nifas
Nifas adalah darah yang kdeluar dari Rahim wanita setelah melahirkan,
walaupun anak yang dilahirkan belum berwujud manusia atau masih berupa
alaqah (darah kental) atau (segumpal daging).
Darah yang keluar setelah melahirkan itu disebut darah nifas jika jarak
antara melahirkan dan keluar darah tidak melebihi 15 hari 15 malam.Jika
melebihi15 hari 15 malam,maka darah yang keluar disebut darah haidl jika
memenuhi
syarat
syarat haidl.Jika tidak memenuhi darah haidl ,maka
disebut darah fasad atau istihadloh.
Jika setelah melahirkan tidak langsung mengeluarkan darah tetapi bersih
(naqo’) terlebih dahulu, lalu mengeluarkan darah , maka diperinci sebagai
berikut:
Kalau keluarnya darah tadi sebelum melebihi 15 hari maka tetap termasuk
darah nifas, lalu masa diantara melahirkan dan keluarnya darah tersebut
dihitung NIFAS (nifas ada dan laa hukman)
artinya:
sebanyak-
banyak
nifas
yang
60
hari
itu
dihitung
mulai
melahirkan ,meskipun tidak keluar darah,akan tetapi sebelum keluarnya
darah dihukumi suci.Tetapi kalau keluarnya darah setelah melebihi 15 hari
maka ini darah haidl kalau memenuhi syarat haidl.Jadi tidak ada sama sekali
nifas.
2. Masa keluar darah nifas
Nifas itu paling sedikit setetes darah artinya asal ada darah yang keluar
meskipun sedikit sudah dinamakan nifas. Pada umumnya lama nifas 40 hari
dan paling lama 60 hari.
Oleh karena itu kalau darah nifas berlangsung melebihi 60 hari, maka
termasuk istihadlah di dalam nifasnya. Yakni sebagian nifas, sebagian darah
rusak (istihadhoh) dan sebagian haidl. Namun apabila tidak melebihi 60 hari,
maka seluruhnya darah nifas meskipun bermacam-macam darah dan tidak
sama dengan adatnya.
C. Larangan-larangan Bagi Wanita Haidl dan Nifas
Larangan-larangan bagi wanita yang sedang haidl dan nifas, ada 9 perkara
yaitu:
1) Sholat, baik fardlu maupun sunnah. Demikian juga haram melakukan sujud
tilawah/ sujud syukur.
فإ ذا أقبلت حيضتك فدعى الصلةا وإذا أدبرتت فاغسلى عنك الدم ثم صلي
"jika haidl datang maka tinggalkanlah sholat, dan jika berhenti maka
bersihkan darahnya, lalu sholat”(HR.Al-Bukhori, An-Nasa’i, dan Abu Dawud)
2)
Berpuasa baik fardlu maupun sunnah. Jika seorang wanita haid, maka ia
tidak diwajibkan untuk berpuasa tapi ia wajib menggantikan puasanya pada
hari yang lain. Dalam hadist muttafaqun alaih, Aisyah berkata:
ول نضضؤمر بقضضضاء،كنا نحيض علي عهدي رسول الله ص م فكنا نؤمر بقضاء الصوم
}} الصلةا
“Kami haidl pada masa Rosulullah, maka ketika itu kami diperintahkan untuk
mengqodlo puasa kami, tapi kami tidak diperintahkan untuk mengqodlo
sholat kami”
3) Membaca Al-Qur’an
(ل يقرا الجنب ول الحاض شيئا من القران )رواه الترمذي
Artinya: Tidak diperbolehkan bagi orang yang junub dan wanita yang sedang
haidl membaca sesuatu (ayat) dari Al-qur’an (HR, Turmudzi)
4) Menyentuh dan membawa mushaf (Al-Qur’an)
Firman Allah menyatakan:
انه لقران كريم في كتاب مكنون ليمسه ال المطهرين تنزيل من رب العالمين
Artinya:
“sesungguhnya Al-Qur’an adalah bacaan yang mulia, pada kitab yang
terpelihara (lauhul Mahfudz), tidak boleh menyentuhnya kecuali hambahamba yang disucikan, diturunkan dari Tuhan semesta alam” (QS. AlWaqia’ah: 77)
5) Diam atau lewat dalam masjid
Hadits Nabi menjelaskan:
(اني لاحل المسجد لحائض ولجانب )رواه ابو داوود
Artinya: “saya tidak menghalalkan masjid bagi orang yang sedang haidl dan
orang yang sedang junub” (HR. Abu Dawud)
6) Thawaf
7) Seorang wanita yang sedang haid haram untuk dijima’.
قل هو اذى فاعتزلوا النسضضاء فضضي المحيضضض ول تقربضضوهن،ويسئلونك عن المحيض
فاذا تطهرن فاتوهن من حيث امركم الله،حتي يطهرن
“mereka bertanya kepadamu tentang haidl. Katakanlah, haidl itu adalah
suatu kotoran, oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita
diwaktu haidl. Dan jangan kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci.
Apabila merekatelah suci, maka campurilah mereka itu ditempat yang
diperintahkan Allah kepadamu.”(Q.S Al-Baqoroh:222)
8)
Haram bersenang-senang dengan bagian badan yang ada di antara pusar
dan lutut perempuan.
اصنعوا كل شيء ال النكاح
“Kalian boleh lakukan apa saja (terhadap istrimu yang sedang haidl) kecuali
bersetubuh”
9) Thalaq. Seorang suami tidak boleh menceraikan istrinya apabila ia sedang
haidl. Karena Allah berfirman,
يا ايهاالنبي اذا طلقتم النساء فطلقوهن لعدتهن واحصوا العدةا
“Hai Nab, apabila kamu menceraikan istri-istrimu , maka hendaklah kamu
ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) Iddahnya yang
wajar.”(Q.S. At-Thalaq:1)
D. Hukum mempelajari tentang haid, nifas dan istihadloh
Bagi wanita muslimah balighah diwajibkan belajar tentang haidl, nifas,
dan istihadloh serta ibadah yang menjadi kewajibannya, baik dikala masih
remaja dan maupun sudah bersuami. Jika sudah bersuami dan suaminya
mampu mengajarinya, maka suami wajib mengajarinya. Jika tidak mampu,
maka wanita tersebut wajib keluar rumah untuk belajar tentang haidl, nifas,
bersuci, shalat, dan seterusnya. Dan suami haram melarang istrinya keluar
rumah untuk belajar tentang haidl, nifas, dan hal-hal yang berkaitan dengan
ibadah wajib, jika dia tidak mampu mengajarinya. Karena kewajiban belajar
tentang haidl,nifas,thaharoh dan seterusnya hukumnya fardlu ‘ain bagi
wanita muslimah dan fardlu kifayah bagi laki-laki.
Dan untuk selain ilmu-ilmu haid dan ilmu ibadah wajib lainnya, wanita
dilarang keluar rumah untuk mempelajarinya, kecuali atas seizin suaminya.
Karena belajar selain ilmu ibadah wajib hukumnya fardlu kifayah.
Hal ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.Sebab masih
banyak sekali wanita yang sudah haidl atau nifas atau istihadloh,tetapi
belum mengerti tentang hukum-hukum yang penting ini.Bahkan banyak
yang berumah tangga,baik yang laki-laki maupun perempuan sama sekali
belum mengerti tentang hal ini.Padahal bab ini sangat kuat hubunganya
dengan sholat,puasa,mandi,hubungan suami istri dan sebagainya.
3.3. Istihadlo
Pengertian istihadloh
Istihadloh
secara bahasa mempunyai arti mengalir, dan secara istilah
syar’i adalah darah
penyakit yang keluar dari farji wanita yang tidak sesuai dengan ketentuan
haid dan nifas.
الدم الخضضارج فضضضي غيضضر أيضضام الحيضضض و النفضضضضضاس ل علضضى سضضبيل: و الستحضضاضة
الصضضضضضضضضضضضضحة مضضضضضضضضضضضضن عضضضضضضضضضضضضرق فضضضضضضضضضضضضي أدنضضضضضضضضضضضضضى الرحضضضضضضضضضضضضم
إعضانة المبضضتدين ببعض فروع الدين
Istihadloh ialah darah yang keluar di luar hari-hari haid dan nifas, tidak di jalan sehat (suatu
penyakit). Yang keluar dari otot dibawah Rahim.
Penggolongan Wanita Yang Istihadloh
a) Mubtadiah Mumayyizah
-Mubtadiah = wanita yang baru pertama kali istihadloh.
-Mumayyizah = wanita yang bisa membedakan kuat dan lemahnya darah
istihadloh.
-Hukumnya = darah yang kuat adalah haid dan yang lemah istihadloh.
Penghukuman ini dengan syarat :
1. Darah qowi tidak kurang dari minimalnya masa haid.
2. Darah qowi tidak lebih dari maksimalnya masa haid.
3. Darah dlo'if tidak kurang dari minimalnya masa suci.
4. Darah dlo'if keluarnya harus berturut-turut tidak boleh diselingi darah qowi.
Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi maka wanita itu cacat
syarat dari syarat-syaratnya tamyiz.
b) Mubtadiah Ghoiru Mumayyizah
Yaitu wanita yang melihat darah hanya dengan satu sifat saja ( hanya
melihat warna merah saja misalnya ) . Begitu juga mubtadiah mumayyizah
yang tidak memenuhi syarat , hukum haidnya adalah sehari semalam dan
sucinya 29 hari jika ingat waktu pertama keluar darah. Jika tidak ingat maka
hukumnya seperti MUTAHAYYIRAH.
c) Mu'tadah Mumayyizah
-Mu'tadah adalah wanita yang sudah pernah mengalami haid dan suci.
-Mumayyizah adalah yang bisa membedakan qowi dan dlo'if nya darah.
-Hukumnya adalah sesuai dengan kemampuannya membedakan sifatnya
darah walaupun tidak sesuai dengan kebiasaannya tiap bulan.
d) Mu'tadah Ghoiru Mumayyizah Dzakiratun Li 'Adatiha Qadran Wa
Waqtan
-Mu'tadah = yang sudah pernah haid dan suci.
-Ghairu Mumayyizah = yang tidak bisa membedakan warnanya darah.
-Dzakiratu li 'adatiha qadran wa waktan = yang ingat akan kebiasaanya
meliputi kadar dan waktunya.
Hukumnya : Haidnya dikembalikan kepada adat kebiasaanya tiap bulan baik
kadar maupun waktunya.
e)
Mu'tadah Ghoiru Mumayyizah Nasiyatun Li 'Adatiha Qadran Wa
Waktan ( Mutahayyirah )
Maksudnya adalah wanita yang pernah haid dan suci tetapi tidak ingat
akan adat kebiasaan haidnya baik kadar dan waktunya.
contohnya ada seorang wanita keluar darah selama 20 hari dengan satu
sifat, sedangkan dia lupa kadar haidnya, dan apakah haidnya itu diawal
bulan, atau pertengahan bulan, atau diakhir bulan ?
Mutahayyirah ini tidak wajib mandi kecuali setelah 15 hari, kemudian
wajib mandi setiap masuk waktu shalat karena kemungkinan sudah suci.
Wanita ini dalam hukumnya seperti wanita yang haid di dalam
keharaman bersetubuh, masuk area masjid jika khawatir mengotorinya,
memegang dan membaca Al-Qur'an diluar shalat untuk berhati-hati, karena
setiap hari yang dilaluinya kemungkinan waktu haid. Dan wanita ini
juga hukumnya seperti wanita yang suci didalam masalah shalat, puasa,
thawaf dan thalaq untuk hati-hati karena kemungkinan sudah suci. Dan
diwajibkan mandi setiap waktu shalat jika hendak melakukan shalat.
f)
Mu'tadah Ghairu Mumayyizah Dzakiratun Li 'Adatiha Qadran La
Waktan
Wanita yang ingat kadar adat haidnya akan tetapi tidak ingat waktunya.
Contoh : seorang wanita mengatakan " haidku 5 hari pada sepuluh hari
pertama , dan aku ingat pada hari pertama aku suci "
Hukumnya : hari ke enam dipastikan haid, hari pertama dipastikan suci
sebagaimana 20 hari yang akhir. Hari ke dua sampai akhir hari ke 15
dimungkinkan haid dan suci bukannya naqo' / berhenti keluar darah. Hari ke
tujuh sampai akhir hari ke sepuluh kemungkinan haid, suci dan juga naqo'.
Maka yang dipastikan haid dihukumi haid dan yang dipastikan suci dihukumi
suci.
3. Cara ibadah bagi mustahadloh
Istihadloh itu tidak menghalangi pada perkara yang dilarang atau haram
sebab haidl. orang yang istihadloh itu hukumnya seperti orang yang suci,
artinya ia tetap melakukan kewajiban-kewajiban syar’i, seperti puasa, sholat,
membaca al-qur’an dan ibadah-ibadah yang menjadi kewajibanya, tetapi ia
harus lebih hati-hati mengenai dan menjaga darah yang keluar, darah jangan
sampek mengenai atau mengotori bagian selain jalan keluarnya.
Kemudian karena hadats
dan najisnya terus menerus maka jika akan
melakukan sholat fardhu harus melakukan 4 perkara terlebih dahulu,yaitu:
1. Membasuh farji dari najis yang keluar
2.
Menyumbat farji dengan kapas atau yang serupa, supaya darah tidak
menetes keluar. Oleh karena itu sumbatanya harus masuk pada bagian yang
tidak wajib dibasuh pada waktu istinja’.Yaitu bagian farji yang tidak kelihatan
ketika wanita berjongkok. Oleh karena itu jika sumbatanya keluar bagian
yang wajib dibasuh atau istinja’ maka sholatnya tidak syah. Sebab membawa
perkara kena najis. Wajib menyumbat tadi kalau memang butuh disumbat
dan tidak sakit serta tidak sedang puasa. Kalau tidak butuh disumbat atau
terasa sakit atau sedang puasa maka tidak wajib menyumbatnya, bahkan
kalau puasa wajib tidak menyumbat diwaktu siang.
3.
Membalut farji dengan celana dalam atau sejenisnya. Wajib membalut ini
jika membutuhkan dibalut dan tidak terasa sakit. Namun kalau tidak ingin
dibalut atau terasa sakit maka tidak wajib dibalut
4. Bersuci dengan wudlu atau tayamum.
Semua perkara diatas wajib dijalankan setiap akan sholat fardlu dan sudah
masuk waktu shalat dilakukan dengan tertib dan segera dan setelah selesai
bersuci supaya cepat-cepat sholat.
Kalau tidak segera sholat maka batal dan wajib mengulangi empat
perkara tadi seluruhnya, kecuali jika tidak segera sholat tadi disebabkan
kemaslakhatan sholat, misalnya: menjawab adzan, ijtihad arah kiblat,
menutup aurat, makatidak batal.
Kalau sudah menjalankan empat perkara tersebut tetapi belum sholat,
tiba-tiba mengalami hadats, maka wajib mengulangi seluruhnya.
BAB IV
KESIMPULAN
Darah yang keluar dari farji wanita itu ada 3 macam, yaitu:
1.haid
2. Nifas
3. Istihadloh.
Haidl adalah darah yang keluar dari farji seorang perempuan setelah umur 9
tahun, dengan keadaan sehat (tidak karena sakit) tetapi memang watak atau
kodrat wanita, dan tidak setelah melahirkan anak. Adapun darah yang keluar
karena sakit maka dinamakan darah istihdloh (seperti ketentuan dalam bab
istihadloh). Dan darah yang keluar setelah melahirkan dinamakan nifas.
Faidah haidl adalah salah satu dari tanda-tanda baligh. Lengkapnya
alamat baligh itu ada tiga:
Untuk laki-laki dua: Mengeluarkan mani pada umur 9 tahun dan umur 15
tahun apabila setelah umur 9 tahun tidak mengeluarkan mani, maka awal
balighnya pada umur 15 tahun.
Untuk perempuan ada tiga: Yaitu keluar darah haidl setelah umur 9 tahun
atau kurang sedikit (tidak sampai 16 hari) , keluar mani setelah umur 9
tahun atau kurang sedikit, umur 15 tahun yakni jika setelah umur 9 tahun
tidak haidl juga tidak keluar mani, maka awal balighnya umur 15 tahun, jadi
meskipun umur 9 tahun tapi belum keluar haidl dan mani maka belum belum
baligh.
Bila anak laki-laki atau pun perempuan telah melakukan salah satu
alamat-alamat tersebut, maka sudah wajib sholat, puasa romadhon dan
kewajiban-kewajiban syar’i. Maka hukum mempelajari tentang haidl, nifas,
dan istihadloh itu fadhu ‘ain bagi perempuan, fardhu kifayah bagi laki-laki.
BAB V
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami sampaikan. Kami sadar bahwa karya
tulis ini belum sempurna baik dari segi penulisan maupun materi yang
disampaikan. Oleh karena itu kami sangat berharap akan kritik dan saran
dari pembaca untuk kemajuan dan perbaikan makalah berikutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ardani Bin Ahmad, Muhammad. 1998 , Risalatul Mahaidl, Surabaya: Al Miftah,
Ibrahim,Su’ad,2011. Fiqih Ibadah Wanita,Jakarta:Amzah
Muhammad Ibnu Qasim, Fathul Qorib
Zuhri, Saifudin. 2010 Buku Pintar Haidl, Mojokerto: AL Maba
http://untuknaily2.blogspot.com/2010/04/bab-istihadloh-bagian-2.html
november 2013, 10.45
11
http://fiqh9.blogspot.com/2012/12/seputar-haid-dan-istihashoh.html
NOVEMBER 2013 10.55
11
“MACAM-MACAM DARAH PADA WANITA”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah agama
Disusun oleh :
Nama : Triyana
NPM : 217.C.0047
Dosen : H.Jaelani,M.Ag
STIKes MAHARDIKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur alkhamdulilah saya panjatkan kehadirat Allah SWT,yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya,karena atas izin-Nyalah saya
dapat menyelesaikan makalah ini.Dengan dibuatnya makalah ini saya
berharap setiap pembaca dapat mengambil ilmu tambahan dari yang saya
peroleh pula.
Meskipun demikian saya sebagai penyusun juga menyadari bahwa
banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu saya selaku
penyusun mengharapkan saran-saran dari setiap pembaca agar saya dapat
membuat makalah yang lebih baik.
Cirebon,Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar belakang
BAB II Rumusan masalah
BAB III Pembahasan
3.1. Haid
3.2. Nifas
3.3. Istihadloh
BAB IV Kesimpulan
BAB V Penutup
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Berbicara tentang darah yang ada ditubuh wanita, kita akan banyak
membahas tentang darah, diantaranya darah bersih dan darah kotor. Darah
yang biasa keluar dari vagina perempuan ada 3 macam yaitu: haidl, nifas,
dan istihadloh. Masalah ini sangat penting dimengerti oleh semua wanita,
laki-laki yang sudah beristri, juga para mu’alim, para da’I dan kita
semua.Sebab, masalah ini sangat erat hubungannya dengan ibadah fardlu
‘ain,
seperti:
sholat
dan
puasa,
dan
semua
wanita
melakukannya.
Seharusnya wanita yang berumur 9 tahun sudah mengerti tentang hal ini
atau suaminya.Sebab umur 9 tahun wanita mungkin sudah mengalami
haidl dan kenyataannya anak-anak yang baru tamat MI atau SD sudah
banyak yang haidl atau istihadloh. Padahal masih banyak orang yang sudah
dewasa (suami, istri) yang sama sekali belum mengerti masalah ini, bahkan
masih banyak yang belum mengerti cara-cara mandi besar yang benar,
sholat, dan puasa yang wajib di qodloi. Ada yang sudah belajar namun masih
banyak yang salah. Hal ini sangat membutuhkan perhatian kita semua!
Lebih-lebih akhir ini banyak sekali wanita yang haidl nya tidak teratur.Oleh
karena itu pemakalah mengangkat tema ini untuk menggugurkan kewajiban
dan agar dapat membantu kebutuhan muslimin dan muslimat yang sangat
mendesak ini. Sekalipun pemakalah sendiri masih sangat kurang
BAB II
RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian haid dan waktunya?
B. Apa pengertian nifas dan waktunya?
C.
Apa larangan bagi wanita haidh dan nifas?
D. Apa hukum mempelajari tentang haid, nifas dan istihadloh?
E. Apa pengertian dan bagaimana cara ibadah bagi wanita istihadloh?
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Haid
1. Pengertian darah haid
Pengertian haid secara harfiah berasal dari kata حيضا- ))حاض – يحيضyang
artinya mengalir, dan secara istilah haid adalah darah yang keluar dari
Rahim wanita yang sudah mencapai umur 9 tahun hijriyah kurang sedikit,
tidak di karenakan penyakit atau sebab setelah melahirkan .Dan yang di
maksud kurang sedikit umur 9 tahun hijriyah kurang tidak genap 16 hari 16
malam. Jadi kalau mengeluarkan darah sudah termasuk haidl. Apabila darah
tersebut memenuhi 3 syarat bagi darah haidl, yakni:
a.
Tidak kurang 24 jam/1 hari 1 malam
b. Tidak lebih dari 15 hari
c.
Bertempat pada waktu mungkin/bisa haidl
Contoh:
Pada umur 9 tahun kurang 20 hari mengeluarkan darah selama sepuluh
hari, maka 8 hari lebih sedikit awal itu istihadloh, kemudian 6 hari kurang
sedikit yang akhir itu darah haid.
Secara klinis haidl adalah merupakan hasil kerja sama yang sangat
komplek antara otak, indung telur (ovarium) dan Rahim (endoterium).
Menstruasi merupakan pelepasan lapisan endomentrium.
2) Waktunya Haidl
a.
Masa keluarnya darah haidl
Darah haid itu keluar paling sedikit satu hari satu malam, yakni 24 jam
falakiyyah (istiwa’) baik 24 jam itu secara terus menerus ataupun putusputus. Jadi 24 jam itu boleh tidak keluar mulai awal sampai 24 jam ,
tetapi kumpulan dari darah yang terputus putus dalam beberapa hari, asal
tidak lebih 15 hari 15 malam. Kalau darah itu ada 24 jam tetapi melampui 15
hari 15 malam, maka sebagian dari darah itu dihukumi darah istikhadloh.
Paling lamanya adalah 15 hari 15 malam. Sedangkan umumnya adalah 6
atau 7 hari.
Warna darah haid tidak harus merah, dan darah warna merah juga belum
disebut darah haidl. Karena menghukumi darah itu disebut darah haidl,
terdapat syarat-syarat yang harus diperhatikan. Dalam memahami darah
haidh harus memahami warna, sifat dan waktu lamanya mengeluarkan
darah haidl.
Warna darah haidl ada 5 macam:
1) Hitam(warna ini paling kuat)
2) Merah
3) Abu-abu (antara merah dan kuning)
4) Kuning
5) Keruh (antara kuning dan putih)
Maka kalau ada cairan keluar dari farji tetapi warnanya bukan salah satu
dari warna yang 5 tersebut, seperti cairan putih yang keluar sebelum dan
sesudah haidl, atau ketika sakit keputihan maka jelas ini bukan haidl tetapi
sama dengan kencing, oleh karena itu jika keluar terus menerus maka tetap
diwajibkan sholat, dengan cara yang telah ditentukan dalam masalah
istihadloh.
Sedangkan sifat sifat darah(selain warna)ada 4 macam:
1. Kental
2. Berbau
3. Kental sekaligus berbau
4. Tidak kental dan tidak berbau
Darah yang hitam sekaligus kental adalah lebih kuat dibandingkan darah
hitam yang tak kental, Darah hitam yang berbau adalah darah lebih kuat
dibanding darah hitam yang tak berbau. Darah kental yang berbau itu lebih
kuat dari darah kental yang tak berbau.
Kalau darah yang keluar ada dua macam dan sama kuatnya seperti darah
hitam encer dan merah kental,maka darah yang lebih dulu keluar adalah
yang lebih kuat.
b. Masa suci diantara 2 haidl
Masa suci diantara dua haidl itu paling sedikit 15 hari,jika tidak keluar
darah dan sudah mencapai 15 hari,lalu keluar lagi, jelas ini merupakan darah
haidl, apabila memenuhi syarat syarat darah haidl tersebut diatas,walaupun
belum tiba tanggal kebiasaanya.Umumnya masa suci itu 23 atau 24 hari,
batas maksimal (paling lama) tidak terbatas.
Contoh:
Mengeluarkan darah pada tanggal 1 sampai 7,setelah itu suci dan pada
tanggal 30 keluar lagi sampai tanggal 7 dan suci, tanggal 22 keluar lagi
sampai tanggal 25.
Tanggal
: 1,...7….15……….30….7………22…..25
Drah keluar
: (Haidl),,,,,,,,,,,,,,,,,(haidl),,,,,,,,,(haidl)
3.2. Nifas
1. Pengertian nifas
Nifas adalah darah yang kdeluar dari Rahim wanita setelah melahirkan,
walaupun anak yang dilahirkan belum berwujud manusia atau masih berupa
alaqah (darah kental) atau (segumpal daging).
Darah yang keluar setelah melahirkan itu disebut darah nifas jika jarak
antara melahirkan dan keluar darah tidak melebihi 15 hari 15 malam.Jika
melebihi15 hari 15 malam,maka darah yang keluar disebut darah haidl jika
memenuhi
syarat
syarat haidl.Jika tidak memenuhi darah haidl ,maka
disebut darah fasad atau istihadloh.
Jika setelah melahirkan tidak langsung mengeluarkan darah tetapi bersih
(naqo’) terlebih dahulu, lalu mengeluarkan darah , maka diperinci sebagai
berikut:
Kalau keluarnya darah tadi sebelum melebihi 15 hari maka tetap termasuk
darah nifas, lalu masa diantara melahirkan dan keluarnya darah tersebut
dihitung NIFAS (nifas ada dan laa hukman)
artinya:
sebanyak-
banyak
nifas
yang
60
hari
itu
dihitung
mulai
melahirkan ,meskipun tidak keluar darah,akan tetapi sebelum keluarnya
darah dihukumi suci.Tetapi kalau keluarnya darah setelah melebihi 15 hari
maka ini darah haidl kalau memenuhi syarat haidl.Jadi tidak ada sama sekali
nifas.
2. Masa keluar darah nifas
Nifas itu paling sedikit setetes darah artinya asal ada darah yang keluar
meskipun sedikit sudah dinamakan nifas. Pada umumnya lama nifas 40 hari
dan paling lama 60 hari.
Oleh karena itu kalau darah nifas berlangsung melebihi 60 hari, maka
termasuk istihadlah di dalam nifasnya. Yakni sebagian nifas, sebagian darah
rusak (istihadhoh) dan sebagian haidl. Namun apabila tidak melebihi 60 hari,
maka seluruhnya darah nifas meskipun bermacam-macam darah dan tidak
sama dengan adatnya.
C. Larangan-larangan Bagi Wanita Haidl dan Nifas
Larangan-larangan bagi wanita yang sedang haidl dan nifas, ada 9 perkara
yaitu:
1) Sholat, baik fardlu maupun sunnah. Demikian juga haram melakukan sujud
tilawah/ sujud syukur.
فإ ذا أقبلت حيضتك فدعى الصلةا وإذا أدبرتت فاغسلى عنك الدم ثم صلي
"jika haidl datang maka tinggalkanlah sholat, dan jika berhenti maka
bersihkan darahnya, lalu sholat”(HR.Al-Bukhori, An-Nasa’i, dan Abu Dawud)
2)
Berpuasa baik fardlu maupun sunnah. Jika seorang wanita haid, maka ia
tidak diwajibkan untuk berpuasa tapi ia wajib menggantikan puasanya pada
hari yang lain. Dalam hadist muttafaqun alaih, Aisyah berkata:
ول نضضؤمر بقضضضاء،كنا نحيض علي عهدي رسول الله ص م فكنا نؤمر بقضاء الصوم
}} الصلةا
“Kami haidl pada masa Rosulullah, maka ketika itu kami diperintahkan untuk
mengqodlo puasa kami, tapi kami tidak diperintahkan untuk mengqodlo
sholat kami”
3) Membaca Al-Qur’an
(ل يقرا الجنب ول الحاض شيئا من القران )رواه الترمذي
Artinya: Tidak diperbolehkan bagi orang yang junub dan wanita yang sedang
haidl membaca sesuatu (ayat) dari Al-qur’an (HR, Turmudzi)
4) Menyentuh dan membawa mushaf (Al-Qur’an)
Firman Allah menyatakan:
انه لقران كريم في كتاب مكنون ليمسه ال المطهرين تنزيل من رب العالمين
Artinya:
“sesungguhnya Al-Qur’an adalah bacaan yang mulia, pada kitab yang
terpelihara (lauhul Mahfudz), tidak boleh menyentuhnya kecuali hambahamba yang disucikan, diturunkan dari Tuhan semesta alam” (QS. AlWaqia’ah: 77)
5) Diam atau lewat dalam masjid
Hadits Nabi menjelaskan:
(اني لاحل المسجد لحائض ولجانب )رواه ابو داوود
Artinya: “saya tidak menghalalkan masjid bagi orang yang sedang haidl dan
orang yang sedang junub” (HR. Abu Dawud)
6) Thawaf
7) Seorang wanita yang sedang haid haram untuk dijima’.
قل هو اذى فاعتزلوا النسضضاء فضضي المحيضضض ول تقربضضوهن،ويسئلونك عن المحيض
فاذا تطهرن فاتوهن من حيث امركم الله،حتي يطهرن
“mereka bertanya kepadamu tentang haidl. Katakanlah, haidl itu adalah
suatu kotoran, oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita
diwaktu haidl. Dan jangan kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci.
Apabila merekatelah suci, maka campurilah mereka itu ditempat yang
diperintahkan Allah kepadamu.”(Q.S Al-Baqoroh:222)
8)
Haram bersenang-senang dengan bagian badan yang ada di antara pusar
dan lutut perempuan.
اصنعوا كل شيء ال النكاح
“Kalian boleh lakukan apa saja (terhadap istrimu yang sedang haidl) kecuali
bersetubuh”
9) Thalaq. Seorang suami tidak boleh menceraikan istrinya apabila ia sedang
haidl. Karena Allah berfirman,
يا ايهاالنبي اذا طلقتم النساء فطلقوهن لعدتهن واحصوا العدةا
“Hai Nab, apabila kamu menceraikan istri-istrimu , maka hendaklah kamu
ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) Iddahnya yang
wajar.”(Q.S. At-Thalaq:1)
D. Hukum mempelajari tentang haid, nifas dan istihadloh
Bagi wanita muslimah balighah diwajibkan belajar tentang haidl, nifas,
dan istihadloh serta ibadah yang menjadi kewajibannya, baik dikala masih
remaja dan maupun sudah bersuami. Jika sudah bersuami dan suaminya
mampu mengajarinya, maka suami wajib mengajarinya. Jika tidak mampu,
maka wanita tersebut wajib keluar rumah untuk belajar tentang haidl, nifas,
bersuci, shalat, dan seterusnya. Dan suami haram melarang istrinya keluar
rumah untuk belajar tentang haidl, nifas, dan hal-hal yang berkaitan dengan
ibadah wajib, jika dia tidak mampu mengajarinya. Karena kewajiban belajar
tentang haidl,nifas,thaharoh dan seterusnya hukumnya fardlu ‘ain bagi
wanita muslimah dan fardlu kifayah bagi laki-laki.
Dan untuk selain ilmu-ilmu haid dan ilmu ibadah wajib lainnya, wanita
dilarang keluar rumah untuk mempelajarinya, kecuali atas seizin suaminya.
Karena belajar selain ilmu ibadah wajib hukumnya fardlu kifayah.
Hal ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.Sebab masih
banyak sekali wanita yang sudah haidl atau nifas atau istihadloh,tetapi
belum mengerti tentang hukum-hukum yang penting ini.Bahkan banyak
yang berumah tangga,baik yang laki-laki maupun perempuan sama sekali
belum mengerti tentang hal ini.Padahal bab ini sangat kuat hubunganya
dengan sholat,puasa,mandi,hubungan suami istri dan sebagainya.
3.3. Istihadlo
Pengertian istihadloh
Istihadloh
secara bahasa mempunyai arti mengalir, dan secara istilah
syar’i adalah darah
penyakit yang keluar dari farji wanita yang tidak sesuai dengan ketentuan
haid dan nifas.
الدم الخضضارج فضضضي غيضضر أيضضام الحيضضض و النفضضضضضاس ل علضضى سضضبيل: و الستحضضاضة
الصضضضضضضضضضضضضحة مضضضضضضضضضضضضن عضضضضضضضضضضضضرق فضضضضضضضضضضضضي أدنضضضضضضضضضضضضضى الرحضضضضضضضضضضضضم
إعضانة المبضضتدين ببعض فروع الدين
Istihadloh ialah darah yang keluar di luar hari-hari haid dan nifas, tidak di jalan sehat (suatu
penyakit). Yang keluar dari otot dibawah Rahim.
Penggolongan Wanita Yang Istihadloh
a) Mubtadiah Mumayyizah
-Mubtadiah = wanita yang baru pertama kali istihadloh.
-Mumayyizah = wanita yang bisa membedakan kuat dan lemahnya darah
istihadloh.
-Hukumnya = darah yang kuat adalah haid dan yang lemah istihadloh.
Penghukuman ini dengan syarat :
1. Darah qowi tidak kurang dari minimalnya masa haid.
2. Darah qowi tidak lebih dari maksimalnya masa haid.
3. Darah dlo'if tidak kurang dari minimalnya masa suci.
4. Darah dlo'if keluarnya harus berturut-turut tidak boleh diselingi darah qowi.
Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi maka wanita itu cacat
syarat dari syarat-syaratnya tamyiz.
b) Mubtadiah Ghoiru Mumayyizah
Yaitu wanita yang melihat darah hanya dengan satu sifat saja ( hanya
melihat warna merah saja misalnya ) . Begitu juga mubtadiah mumayyizah
yang tidak memenuhi syarat , hukum haidnya adalah sehari semalam dan
sucinya 29 hari jika ingat waktu pertama keluar darah. Jika tidak ingat maka
hukumnya seperti MUTAHAYYIRAH.
c) Mu'tadah Mumayyizah
-Mu'tadah adalah wanita yang sudah pernah mengalami haid dan suci.
-Mumayyizah adalah yang bisa membedakan qowi dan dlo'if nya darah.
-Hukumnya adalah sesuai dengan kemampuannya membedakan sifatnya
darah walaupun tidak sesuai dengan kebiasaannya tiap bulan.
d) Mu'tadah Ghoiru Mumayyizah Dzakiratun Li 'Adatiha Qadran Wa
Waqtan
-Mu'tadah = yang sudah pernah haid dan suci.
-Ghairu Mumayyizah = yang tidak bisa membedakan warnanya darah.
-Dzakiratu li 'adatiha qadran wa waktan = yang ingat akan kebiasaanya
meliputi kadar dan waktunya.
Hukumnya : Haidnya dikembalikan kepada adat kebiasaanya tiap bulan baik
kadar maupun waktunya.
e)
Mu'tadah Ghoiru Mumayyizah Nasiyatun Li 'Adatiha Qadran Wa
Waktan ( Mutahayyirah )
Maksudnya adalah wanita yang pernah haid dan suci tetapi tidak ingat
akan adat kebiasaan haidnya baik kadar dan waktunya.
contohnya ada seorang wanita keluar darah selama 20 hari dengan satu
sifat, sedangkan dia lupa kadar haidnya, dan apakah haidnya itu diawal
bulan, atau pertengahan bulan, atau diakhir bulan ?
Mutahayyirah ini tidak wajib mandi kecuali setelah 15 hari, kemudian
wajib mandi setiap masuk waktu shalat karena kemungkinan sudah suci.
Wanita ini dalam hukumnya seperti wanita yang haid di dalam
keharaman bersetubuh, masuk area masjid jika khawatir mengotorinya,
memegang dan membaca Al-Qur'an diluar shalat untuk berhati-hati, karena
setiap hari yang dilaluinya kemungkinan waktu haid. Dan wanita ini
juga hukumnya seperti wanita yang suci didalam masalah shalat, puasa,
thawaf dan thalaq untuk hati-hati karena kemungkinan sudah suci. Dan
diwajibkan mandi setiap waktu shalat jika hendak melakukan shalat.
f)
Mu'tadah Ghairu Mumayyizah Dzakiratun Li 'Adatiha Qadran La
Waktan
Wanita yang ingat kadar adat haidnya akan tetapi tidak ingat waktunya.
Contoh : seorang wanita mengatakan " haidku 5 hari pada sepuluh hari
pertama , dan aku ingat pada hari pertama aku suci "
Hukumnya : hari ke enam dipastikan haid, hari pertama dipastikan suci
sebagaimana 20 hari yang akhir. Hari ke dua sampai akhir hari ke 15
dimungkinkan haid dan suci bukannya naqo' / berhenti keluar darah. Hari ke
tujuh sampai akhir hari ke sepuluh kemungkinan haid, suci dan juga naqo'.
Maka yang dipastikan haid dihukumi haid dan yang dipastikan suci dihukumi
suci.
3. Cara ibadah bagi mustahadloh
Istihadloh itu tidak menghalangi pada perkara yang dilarang atau haram
sebab haidl. orang yang istihadloh itu hukumnya seperti orang yang suci,
artinya ia tetap melakukan kewajiban-kewajiban syar’i, seperti puasa, sholat,
membaca al-qur’an dan ibadah-ibadah yang menjadi kewajibanya, tetapi ia
harus lebih hati-hati mengenai dan menjaga darah yang keluar, darah jangan
sampek mengenai atau mengotori bagian selain jalan keluarnya.
Kemudian karena hadats
dan najisnya terus menerus maka jika akan
melakukan sholat fardhu harus melakukan 4 perkara terlebih dahulu,yaitu:
1. Membasuh farji dari najis yang keluar
2.
Menyumbat farji dengan kapas atau yang serupa, supaya darah tidak
menetes keluar. Oleh karena itu sumbatanya harus masuk pada bagian yang
tidak wajib dibasuh pada waktu istinja’.Yaitu bagian farji yang tidak kelihatan
ketika wanita berjongkok. Oleh karena itu jika sumbatanya keluar bagian
yang wajib dibasuh atau istinja’ maka sholatnya tidak syah. Sebab membawa
perkara kena najis. Wajib menyumbat tadi kalau memang butuh disumbat
dan tidak sakit serta tidak sedang puasa. Kalau tidak butuh disumbat atau
terasa sakit atau sedang puasa maka tidak wajib menyumbatnya, bahkan
kalau puasa wajib tidak menyumbat diwaktu siang.
3.
Membalut farji dengan celana dalam atau sejenisnya. Wajib membalut ini
jika membutuhkan dibalut dan tidak terasa sakit. Namun kalau tidak ingin
dibalut atau terasa sakit maka tidak wajib dibalut
4. Bersuci dengan wudlu atau tayamum.
Semua perkara diatas wajib dijalankan setiap akan sholat fardlu dan sudah
masuk waktu shalat dilakukan dengan tertib dan segera dan setelah selesai
bersuci supaya cepat-cepat sholat.
Kalau tidak segera sholat maka batal dan wajib mengulangi empat
perkara tadi seluruhnya, kecuali jika tidak segera sholat tadi disebabkan
kemaslakhatan sholat, misalnya: menjawab adzan, ijtihad arah kiblat,
menutup aurat, makatidak batal.
Kalau sudah menjalankan empat perkara tersebut tetapi belum sholat,
tiba-tiba mengalami hadats, maka wajib mengulangi seluruhnya.
BAB IV
KESIMPULAN
Darah yang keluar dari farji wanita itu ada 3 macam, yaitu:
1.haid
2. Nifas
3. Istihadloh.
Haidl adalah darah yang keluar dari farji seorang perempuan setelah umur 9
tahun, dengan keadaan sehat (tidak karena sakit) tetapi memang watak atau
kodrat wanita, dan tidak setelah melahirkan anak. Adapun darah yang keluar
karena sakit maka dinamakan darah istihdloh (seperti ketentuan dalam bab
istihadloh). Dan darah yang keluar setelah melahirkan dinamakan nifas.
Faidah haidl adalah salah satu dari tanda-tanda baligh. Lengkapnya
alamat baligh itu ada tiga:
Untuk laki-laki dua: Mengeluarkan mani pada umur 9 tahun dan umur 15
tahun apabila setelah umur 9 tahun tidak mengeluarkan mani, maka awal
balighnya pada umur 15 tahun.
Untuk perempuan ada tiga: Yaitu keluar darah haidl setelah umur 9 tahun
atau kurang sedikit (tidak sampai 16 hari) , keluar mani setelah umur 9
tahun atau kurang sedikit, umur 15 tahun yakni jika setelah umur 9 tahun
tidak haidl juga tidak keluar mani, maka awal balighnya umur 15 tahun, jadi
meskipun umur 9 tahun tapi belum keluar haidl dan mani maka belum belum
baligh.
Bila anak laki-laki atau pun perempuan telah melakukan salah satu
alamat-alamat tersebut, maka sudah wajib sholat, puasa romadhon dan
kewajiban-kewajiban syar’i. Maka hukum mempelajari tentang haidl, nifas,
dan istihadloh itu fadhu ‘ain bagi perempuan, fardhu kifayah bagi laki-laki.
BAB V
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami sampaikan. Kami sadar bahwa karya
tulis ini belum sempurna baik dari segi penulisan maupun materi yang
disampaikan. Oleh karena itu kami sangat berharap akan kritik dan saran
dari pembaca untuk kemajuan dan perbaikan makalah berikutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ardani Bin Ahmad, Muhammad. 1998 , Risalatul Mahaidl, Surabaya: Al Miftah,
Ibrahim,Su’ad,2011. Fiqih Ibadah Wanita,Jakarta:Amzah
Muhammad Ibnu Qasim, Fathul Qorib
Zuhri, Saifudin. 2010 Buku Pintar Haidl, Mojokerto: AL Maba
http://untuknaily2.blogspot.com/2010/04/bab-istihadloh-bagian-2.html
november 2013, 10.45
11
http://fiqh9.blogspot.com/2012/12/seputar-haid-dan-istihashoh.html
NOVEMBER 2013 10.55
11