this PDF file PENGGELAPAN TERHADAP OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI LEMBAGA PEMBIAYAAN (STUDI KASUS DI POLRES PALU) | Akril | Legal Opinion 1 PB
PENGGELAPAN TERHADAP OBJEK JAMINAN
FIDUSIA DI LEMBAGA PEMBIAYAAN
(STUDI KASUS DI POLRES PALU)
Akril
Johnny Salam
Awaliah
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai seringnya terjadi penggelapan barang yang
menjadi objek jaminan fidusia di wilayah hukum Polres Palu. Permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini bagaimanakah penyidikan terhadap penggelapan yang
berkaitan dengan jaminan fidusia di lembaga Pembiayaan dan peranan polisi dalam
pelaksanaan pengamanan eksekusi objek jaminan fidusia lembaga pembiayaan di
Polres Palu. Meode penelitian yaitu normatif-empiris.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa, Penyidikan terhadap penggelapan yang
jaminan fidusia di Polres Palu yaitu berdasarkan pengaduan dan memeriksa apakah
ada akta perjanjian fidusia, kalau ada akta fidusia maka dapat dilanjutkan pada
tahap penyidikan sesuai Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Fidusia,
pengaduan pada Polres Palu tiap tahunnya mengalami penurunan. Pada Tahap
pelimpahan berkas perkara turun karena pengadu mencabut laporannya, barang
bukti dan tersangka belum ditemukan dan pnyelesaian diluar persidangan dan
Peranan Polri untuk mengamankan pelaksanaan ekseskusi jaminan fidusia secara
lancar, aman dan dapat dipertanggungjawabkan serta terlindunginya keselamatan
barang dan keamanan penerima dan pemberi karena biasanya penerima fidusia
menolak memberi barang, adanya ancaman dari salah satu pihak sehingga dapat
menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Disaranakan perlunya lembaga
pembiayaan memperhatikan kemampuan konsumen sesuai dengan pendapatan/daftar
gaji dalam membayar angsuran.
Kata Kunci: Jaminan Fidusia, Penggelapan, Penyidikan
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Salah kejahatan yang sering
terjadi
dalam
penggelapan
masyarakat
dari
objek
adalah
jaminan
membeli
sesuatu
bermotor.
secara
barang,
kontan
terhadap
seperti kendaraan
Sehingga
menimbulkan
fidusia, karena semakin bertambahnya
bentuk kejahatan baru objek jaminan
kebutuhan masyarakat tidak sebanding
fidusia, menurut dimana kejahatan
dengan kemampuan ekonomi untuk
dimengerti melalui pemikiran sebagai
1
Untuk mengantisipasi tindak
sesuatu yang selalu berubah-ubah dan
merupakan
refleksi
dari
proses
interaksi yang rumit 1.
pidana yang berkaitan dengan jaminan
fidusia, Polri membuat aturan hukum
Salah satu bentuk kejahatan
dalam pelaksanaan jaminan fidusia
adalah penggelapan terhadap barang
melalui Peraturan Kapolri Nomor 8
atau kendaraan yang masih kredit
Tahun
melalui
Eksekusi Jaminan Fidusia. Potensi
lembaga pembiayaan
(finance)
dan
bank
(bank
tentang
Pengamanan
tindak pidana lain yang umumnya
terjadi adalah manakala konsumen
umum maupun perkreditan).
Setelah
2011
dikeluarkannya
selaku debitur cedera janji, mengelak
Undang-undang Nomor 42 Tahun
untuk
1999
lebih
pembiayaan mengandalkan kekuatan
mempertegas apabila ada wanprestasi
debt collector untuk meminta bayaran
seperti penggelapan tersebut maka
debitur,
sudah menjadi wilayah hukum pidana
menggelapkan
dan peran Polri sebagai penyidik
sehingga diperlukan peran Polri dalam
sangat penting untuk mengusut kasus
penegakan hukum baik yang dilakukan
tersebut hingga tuntas. Namun dalam
oleh kreditur maupun yang dilakukan
pelaksanaannya
oleh debitur.
tentang
Fidusia
Kepolisian
Negara
membayar
dan
merusak
perusahaan
barang
jaminan
dan
fidusia,
Republik Indonesia pun menemui
banyak
kendala
dalam
proses
penyidikan atau mengungkap kasus
tindak pidana yang berkaitan dengan
jaminan fidusia memuat sanksi pidana
sebagai tindakan preventif dan represif
untuk penanggulangan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penyidikan terhadap
penggelapan yang berkaitan dengan
jaminan
fidusia
di
lembaga
Pembiayaan?
2. Bagaimanakah peranan polisi dalam
pelaksanaan pengamanan eksekusi
objek
1
Soerjono Soekanto, Hartono Widodo, dan
Chalimah
Suyatno,
Penanggulangan
Pencurian Kendaraan Bermotor Suatu
Tindakan Kriminologi, Bina Aksara,
Jakarta, 1988, Hlm. 25
jaminan fidusia
lembaga
pembiayaan di Polres Palu?
II. PEMBAHASAN
2
A. Penyidikan
Terhadap
Penggelapan Yang Berkaitan
Dengan Jaminan Fidusia
mempunyai
arti
perbuatan
penggelapan4.
Dalam perkembangan hukum
Hukum
Wiryono
pidana
Projodikoro
2
menurut
berpendapat
bahwa hukum pidana adalah peraturan
hukum mengenai pidana. Selanjutnya
ia menambahkan bahwa kata „pidana”
berarti hal yang “dipidanakan” yaitu
yang oleh instansi yang berkuasa
dilimpahkan kepada seorang oknum
sebagai
hal
yang
tidak
enek
dirasakannya dan juga hal yang tidak
sehari-hari dilimpahkan.
Penggelapan
dewasa ini, antara hukum pidana dan
hukum perdata termuat dalam suatu
ketentuan perundang-undangan seperti
Undang-undang Nomor 42 Tahun
1999 tentang Fidusia juga memuat
sanksi pidana, sesuai ketentuan dalam
Pasal 35. Sanksi pidana yang ada
dalam ketentuan hukum perdata dan
administrasi bertujuan untuk menakutnakuti setiap orang jangan sampai
melakukan perbuatan yang tidak baik,
adalah
suatu
terjemahan dari kata “Verdeuistering”
merugikan kepentingan umum atau
sebagai upaya terakhir apabila sanksi
3
dalam Bahasa Belanda . Penggelapan
perdata dan administrasi tidak ditaati.
berasal dari kata gelap yang memiliki
arti tidak kelam, lalu ditambah dengan
awalan pemenjadi penggelap yang
mengandung arti pelaku dari suatu
perbuatan,
melakukan
yaitu
perbuatan
orang
yang
yang
tidak
terang-terangan, ditambah lagi dengan
Hukum pidana sebagai hukum
publik mempunyai hubungan yang erat
dengan
administrasi,
3
Wirjono Prodjodikoro. Azas-azas Hukum
Pidana di Indonesia . Eresco. Jakarta, 1989.
Hlm. 1
PAF. Lamintang dan C. Djisman Samosir,
Delik-Delik Khusus Kejahatan Yang
Ditujukan Terhadap Hak Milik dan Hak
yang Timbul Dari Hak Milik, Citra Aditya,
Bandung, 1979, Hlm.174.
dan
bahkan
Hazewinkel-Suringga
hukum
menurut
sebagaimana
dikutip oleh Wirjono Prodjodikoro
bahwa:
akhiran an- menjadi penggelapan yang
2
perdata
Tidak pernah dapat dikatakan
secara tepat, dimana letak batas
antara hukum pidana dan
hukum perdata, antara hukum
pidana dan hukum pendidikan,
4
WSJ. Poerwadarminta, Kamus Umum
Bahasa Indonesia , Bina Pustaka, Jakarta,
1986, Hlm.306.
3
antara hukum pidana
hukum administrasi5.
dan
perdata, kedua hukum ini saling
Utrecht menganggap “hukum
pidana”
mempunyai
melibatkan hukum pidana dan hukum
kedudukan
memiliki kepentingan atas barang yang
menjadi sarana kejahatan.
Kasus
istimewa, yang harus diberi tempat
yang
sering
timbul
tersendiri di luar kelompok hukum
terkait masalah di atas adalah kasus
publik dan hukum privat. Utrecht
jaminan fidusia, ini karena banyaknya
melihat hukum pidana sebagai suatu
lembaga
hukum
sanctie
dengan jaminan fidusia. Pengertian
recht). Hukum pidana memberi suatu
jaminan fidusia sendiri adalah jaminan
sanksi istimewa, baik atas pelanggaran
kebendaan atas benda bergerak baik
hukum
yang berwujud maupun tidak berwujud
sanksi
(bijzonder
privat
maupun
atas
pelanggaran hukum publik.
Hukum
memberikan kredit
sehubungan dengan hutang-piutang
melindungi
antara debitur dan kreditur. Jaminan
diselenggarakan
fidusia diberikan oleh debitur kepada
oleh peraturan-peraturan hukum privat
kreditur untuk menjamin pelunasan
maupun peraturan-peraturan hukum
hutangnya.
kepentingan
pidana
yang
yang
publik. Hukum pidana melindungi
Jaminan
fidusia
diberikan
kedua macam kepentingan itu dengan
sesuai kredit yang diberikan bahkan di
membuat
Sanksi
prakteknya jaminan fidusia lebih tinggi
istimewa ini perlu, kata Utrecht, oleh
nilainya dari kredit yang diberikan.
karena kadang-kadang perlu diadakan
Masalah akan timbul apabila barang
tindakan pemerintah yang lebih keras 6.
yang dijaminkan tersebut dibuat untuk
Artinya antara hukum pidana dan
melakukan / sarana kejahatan, barang
hukum perdata berjalan seimbang. Ada
atau kendaraan tersebut digelapkan,
kalanya
memalsukan,
menghilangkan
dengan
apapun
5
6
sanksi
suatu
istimewa.
kasus
kejahatan
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum
Pidana di Indonesia , PT Refika Aditama,
Bandung, 2003, Hlm. 17-18
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim
Barkatullah, Politik Hukum Pidana: Kajian
Kebijakan
Kriminalisasi
dan
Dekriminalisasi,
Pustaka
Pelajar,
Yogyakarta, 2005, Hlm. 10
cara
keterangan
secara
atau
memberikan
menyesatkan
sehingga memenuhi unsur sebagai
4
suatu perbuatan pidana atau tindak
terjadinya tindak pidana dalam bidang
pidana7.
jaminan fidusia dan mengamankan
Kepolisian Republik Indonesia
pelaksanaan eksekusi Jaminan Fidusia.
Kepala
Di Kota Palu, ada beberapa
Kepolisian Negara Republik Indonesia
kasus penyelidikan dan penyidikan
Nomor
terhadap adanya dugaan tindak pidana
mengeluarkan
8
Peraturan
Tahun
Pengamanan
2011
tentang
Eksekusi
Jaminan
yang
berkaitan
dengan
jaminan
Fidusia dan terkait barang sitaan yang
fidusia. Penyidikan dilakukan oleh
merupakan jaminan fidusia. Tujuan
Satuan Reserse Kriminal yang ada
dikeluarkannya
pada Polres Palu.
Peraturan
Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia
Penyelidikan berkaitan dengan
tersebut untuk memelihara keamanan
jaminan fidusia yang dilaporkan dan
dan ketertiban masyarakat, penegakan
diadukan oleh korban mulai Tahun
hukum, perlindungan, pengayoman,
2014 sampai dengan 2015 berjumlah 9
dan pelayanan kepada masyarakat,
(sembilan) kasus. Berdasarkan data
adalah yang paling berwenang didalam
pada Polres Palu dapat diketahui
memberikan
hukum
bahwa jumlah laporan dan pengaduan
terhadap tindak pidana yang berkaitan
tindak pidana yang berkaitan dengan
dengan jaminan fidusia dan bantuan
jaminan fidusia mengalamu penurunan
pengamanan
yaitu pada Tahun 2014 berjumlah 5
penegakan
pelaksanaan
eksekusi
jaminan fidusia. Lembaga kepolisian
(lima)
adalah
yang
turun menjadi 4 (empat) kasus, dan
ditetapkan sebagai suatu lembaga dan
Januari sampai dengan Juli 2016
diberikan kewenangan menjalankan
belum ada perkara dugaan tindak
fungsinya
peraturan
pidana yang berkaitan dengan jaminan
seperti
fidusia. Sehingga dapat disimpulkan
penyidikan
bahwa terjadi penurunan pengaduan
organ
pemerintah
berdasarkan
perundang-undangan8
penyelidikan
dan
yang
7
8
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana ,
Alumni, Bandung, 1981, Hlm. 68,
Sadjijono, Mengenal Hukum Kepolisian,
Laksbang Mediatama, Surabaya, 2008,
Hlm. 52-53
kasus dan pada Tahun 2015
berkaitan
dengan
jaminan
fidusia.
Jumlah kasus yang disidik yang
berkaitan dengan jaminan fidusia di
5
Berdasarkan penelitian penulis
Polres Palu sesuai Tabel. 1 di atas,
proses
dan wawancara dengan KBO Reskrim
penyidikan karena pada prinsipnya
Polres Palu, M. Tarigan, bahwa yang
Kepolisian wajib menerima laporan
menjadi alasan sehingga sebagian
atau
masyarakat
kasus dugaan tindak pidana yang
tentang suatu peristiwa pidana yang
dilaporkan dan diadukan ke pihak
dicatat dalam buku Register Laporan
Polres Palu tidak dilanjutkan ke tahap
Polisi.
penyidikan sebagai berikut9:
tidak
semua
pengaduan
dilakukan
dari
Dari 9 (semblan) kasus laporan
1. Pelakunya tidak terbukti
melakukan tindak pidana
yang
berkaitan
dengan
jaminan fidusia;
2. Berita
acaranya
belum
lengkap,
saksi
pelapor/pengadu
tidak
pernah datang lagi;
3. Pelakunya belum berhasil
ditangkap
sehingga
pelakunya masih buron;
4. Kasus tindak pidana yang
berkaitan dengan jaminan
fidusia diselesaikan secara
kekeluargaan.
dan pengaduan dugaan penggelapan
yang berkaitan dengan jaminan fidusia
yang diterima Polres Palu hanya 5
(lima)
kasus
saja
yang
dapat
ditingkatkan pada tahap penyidikan
karena yang telah memenuhi syarat
formil.
Syarat
suatu
penyelidikan
ditingkatkan menjadi penyidikan baru
dapat dilaksanakan oleh penyidik
apabila telah terjadi suatu tindak
Berdasarkan data pada Polres
pidana dan terhadap tindak pidana
tersebut dapat dilakukan penyidikan
menurut yang diatur dalam Kitab
Undang-undang
Hukum
Acara
Pidana. Untuk dapat menentukan
suatu peristiwa yang terjadi adalah
termasuk
suatu
tindak
pidana,
menurut kemampuan penyidik untuk
mengidentifikasi
suatu
sebagai
pidana
tindak
peristiwa
Palu adanya tindak pidana berkaitan
dengan jaminan fidusia pada tahap
penyidikan, tidak semua dilimpahkan
pada Kejaksaan Negeri Palu. Tidak
dilimpahkannya perkara tindak pidana
berkaitan dengan jaminan fidusia dapat
diketahui berdasarkan tabel di bawah
ini.
dengan
berdasarkan pada pengetahuan hukum
9
pidana.
Wawancara, KBO Reskrim, Wawancara
Kamis 26 Mei 2016Wawancara
6
Selanjutnya dari 5 (lima) kasus
aduan. Salah satu ketentuan Pasal yang
penyidikan jaminan fidusia selama
termasuk delik aduan adalah Pasal 36
Tahun 2014 sampai dengan Tahun
Undang-undang Nomor 42 Tahun
2015, hanya 3 (tiga) kasus jaminan
1999 tentang Fidusia sebagai berikut:
fidusia yang dilimpahkan oleh Polres
Pemberi
Fidusia
yang
mengalihkan, menggadaikan,
atau menyewakan Benda yang
menjadi objek Jaminan Fidusia
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (2) yang
dilakukan tanpa persetujuan
tertulis terlebih dahulu dari
Penerima Fidusia, dipidana
dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun dan denda
paling banyak Rp. 50.000.000,(lima puluh juta) rupiah.
Palu (P 21) ke Kejaksaan Negeri Palu,
sehingga
tidak
semuanya
dapat
dilakukan penuntutan oleh Kejaksaan.
Jadi yang berhasil diajukan Kejaksaan
Negeri Palu ke Pengadilan Negeri Klas
I A Palu sebanyak 3 (tiga) kasus.
Suatu perkara jaminan fidusia
tidak dilanjutkan penegakan hukum
pidana di Polres Palu menurut Syarif
bahwa10:
Pelanggaran
dijerat
Penyidik tidak diperbolehkan
memberi, menganjurkan dan
pengambil
inisiatif
untuk
mencabut pengaduan korban
yang berkaitan dengan tindak
pidana
jaminan
fidusia.
Penyidik hanya menjadi saksi,
memediasi pelaku dan korban
apa yang terbaik yang akan
dilakukan oleh pemberi fidusia
dan penerima fidusia, apakah
mau
mencabut/berdamai,
apabila korban tetap pada
pendiriannya maka proses
hukum harus tetap dilanjutkan.
dengan
Kepolisian
ketentuan
wajib
penegakan
hukum
Undang-undang
Nomor 42 Tahun 1999 tentang Fidusia
ada beberapa ketentuan termasuk delik
10
Syarif, Penyidik Krimum II Polres Palu,
Wawancara, Kamis 26 Mei 2016
dapat
pidana,
melakukan
melalui
proses
penyidikan.
Berdasarkan hasil penyidikan
yang dilakukan oleh Satuan Reserse
Kriminal Polres Palu dapat diketahui
beberapa
modus
operandi
yang
dilakukan oleh pelaku tindak pidana
jaminan fidusia
dalam
melakukan
penggelapan.
Tindak
Berdasarkan
tersebut
pidana
jaminan
fidusia yang disidik oleh Polres
Palu sejak Tahun 2014 sampai
dengan Tahun 2015 dilakukan oleh
Penerima Fidusia berjumlah 3 (tiga)
7
kasus dan Pemberi Fidusia atau
atau
pihak leasing 1 (satu) kasus.
kendaraan yang menjadi jaminan.
menghilangkan
surat-surat
Modus operandi dilakukan
Undang-undang Nomor 42
oleh pelaku untuk menggelapkan
Tahun 1999 tentang Fidusia tidak
kendaraan atau melakukan tindak
hanya memberikan perlindungan
pidana jaminan fidusia yaitu, dari
hukum pada Pemberi Fidusia tetapi
pihak
tidak
juga
memberikan
membayar angsuran dan mobil
yang
sama
tidak dikembalikan berjumlah 2
Fidusia sehingga ada kesetaraan
kasus, selanjutnya tidak membayar
hukum atau mempunyai kedudukan
dan memindah tangankan mobil dan
yang
Menjual
prakteknya lebih banyak Penerima
penerima
fidusia
tanpa
sepengetahuan
leasing masing-masing berjumlah 1
dominan
adalah
tidak
terhadap
sama,
Penerima
walaupun
dalam
Fidusia yang menjadi korban.
(Satu) kasus. Sehingga kasus yang
paling
perlindungan
Apablia
kita
bandingkan
antara jumlah kasus dugaan tindak
membayar angsuran dan mobil
pidana
tidak
diterima atau dilaporkan/diadukan
dikembalikan.
Sedangkan
jaminan
yang
modus operandi yang dilakukan
di
oleh Pemberi Fidusia yaitu Pihak
penyelidikan
leasing tidak mengembalikan Buku
sampai pada tahap
Pemilikan
berkas perkara yang sudah lengkap
Kendaraan
Bermotor
Polres
fidusia
dilakukan
dan
penyidikan
pelimpahan
sebanyak 1 (satu) kasus, pihak
(P21)
Pemberi Fidusia dalam melakukan
keberhasilan Polres Palu dalam
tindak pidana jaminan fidusia yaitu
melakukan
dengan cara menggelapkan jaminan
khususnya
dapat berupa suart-surat kendaraan
ketentuan pidana dalam Undang-
bermotor
undang Nomor 42 Tahun 1999
dan
surat-surat
yang
berkaitan dengan syarat pemberian
lamanya
pihak
pemberi
fidusia tidak dapat menunjukkan
adanya
penegakan
dugaan
suatu
hukum
pelanggaran
tentang Fidusia.
Berdasarkan hasil penelitian
kredit, saat pelunasan atau beberapa
waktu
terlihat
Palu,
pada Polres Palu diketahui bahwa
pada
dasarnya
tindak
pidana
8
paut
Selain melakukan penyelidikan
dengan objek jaminan fidusia serta
dan penyidikan dugaan tindak pidana
kepentingan
pemegang
jaminan fidusia Polres Palu juga
jaminan fidusia, secara taat asas
melakukan penegakan hukum yang
wajib
berkaitan
penggelapan
tersangkut
kreditor
merujuk
ancaman
sanksi
pada
ketentuan
pidana
pada
dengan
pelaksanaan
pengamanan eksekusi jaminan fidusia.
Undang-undang Nomor 42 Tahun
Pengamanan
1999 tentang Fidusia. Namun ketika
mencegah terjadinya konflik yang
objek
dapat
jaminan
sempurna
belum
jaminan
diikat
kebendaan
dilakukan
mengarah
pidana
untuk
terjadinya
tindak
seperti penganiayaan,
atau
seperti tidak didaftarkan secara sah,
perbuatan yang dapat mengganggu
maka Undang-undang Nomor 42
ketertiban masyarakat antara pemberi
Tahun 1999 tentang Fidusia tak
fidusia dan penerima fidusia, sesuai
dapat diberlakukan bilamana saat
dengan peran dan fungsi Kepolisian
kejadian
Negara Republik Indonesia.
tindak
pidana
terjadi
Kewenangan
jaminan fidusia belum didaftarkan
Kepolisian
secara sah. Pelaku yang melanggar
didalam mengamankan pelaksanaan
Undang-undang Nomor 42 Tahun
eksekusi
Jaminan
1999 tentang Fidusia yang tidak
bertujuan
agar
didaftarkan secara sah hanya dapat
pelaksanaan eksekusi Jaminan Fidusia
dituntut
secara aman, tertib, lancar dan dapat
berdasarkan
ketentuan
Fidusia
adalah
terselenggaranya
penggelapan yang ada dalam Pasal
dipertanggung
jawabkan
serta
372 Kitab Undang-undang Hukum
terlindunginya
keselamatan
dan
Pidana.
keamananan
Penerima
Jaminan
Fidusia, Pemberi Fidusia dan/ atau
B. Pelaksanaan
Pengamanan
Eksekusi
Objek
Jaminan
Fidusia Lembaga Pembiayaan
di
Polres
Palu
menurut
Peraturan Kapolri Nomor 8
Tahun
2011
tentang
Pengamanan Eksekusi Jaminan
Fidusia
masyarakat dari perbuatan yang dapat
menimbulkan kerugian harta benda
dan
keselamatan.
lingkup
Kepolisian
Artinya
ruang
dalam
rangka
pengamanan eksekusi Jaminan Fidusia
adalah
dalam
lingkup
melindungi
9
keselamatan dan keamanan para Pihak
hukum, perlindungan, pengayoman,
(Pemberi dan Penerima Fidusia) serta
dan pelayanan kepada masyarakat.
masyarakat
secara
umum
Kepolisian tidak dibenarkan
dari
tindakan, perbuatan dan hal-hal yang
melakukan
merugikan
sebagaimana
harta
benda
dan
keselamatan.
tindakan-tindakan
dalam
Pasal
20
Perkapolri Nomor 8 Tahun 2011
Berdasarkan Pasal 1 angka (11)
Tentang
Pengamanan
Eksekusi
Perkapolri Nomor 8 Tahun 2011
Jaminan Fidusia tersebut jika muncul
Tentang
suatu keadaan Termohon eksekusi
Jaminan
terhadap
jaminan
dilakukan
Pengamanan
Fidusia.
Eksekusi
Tindakan
saat
sudah
membayar/
menyelesaikan kewajibannya, apalagi
dasarnya
memutuskan sah atau tidaknya bukti
pengambilan
pembayaran yang dikemukakan oleh
pada
pada
merasa
eksekusi
pengamanan
fidusia
Polri
benda objek jaminan fidusia dari
Termohon
pemberi fidusia yang telah lalai dan
kepolisian menghentikan pelaksanaan
tidak mau menyerahkan benda secara
eksekusi jaminan fidusia. Tindakan
sukarela. Karena permasalahan yang
tersebut jelas melanggar ketentuan
seringkali
Pasal 29 Undang-undang Nomor 42
terjadi
adalah
adanya
perlawanan pada saat pengambilan
Eksekusi,
kemudian
Tahun 1999 tentang Fidusia.
benda objek jaminan dari pemberi
Berdasarkan analisis terhadap
fidusia. Oleh karena itu Polri sebagai
peranan, Polri sebagai alat negara yang
alat Negara berperan didalam ikut
bertugas
mengamankan
memelihara keamanan dan ketertiban
proses
eksekusi
dan
masyarakat,
Jaminan fidusia tersebut.
Analisa peraturan tersebut di
berperan
untuk
penegakan
perlindungan,
hukum,
pengayoman,
atas bahwa Kepolisian telah bertindak
pelayanan
melampaui
berperan
pula
untuk
memberikan
yang
bantuan
pengamanan
pelaksanaan
bertugas memelihara keamanan dan
putusan
ketertiban
jaminan fidusia. Pasal 15 ayat 2
sebagai
batas
alat
kewenangannya
negara
masyarakat,
penegakan
kepada
dan
pengadilan
masyarakat,
atau
eksekusi
Undang-undang Nomor 42 Tahun
10
1999 tentang Fidusia menerangkan
bahwa
sertifikat
jaminan
fidusia
memiliki kekuatan eksekutorial yang
sama dengan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum
tetap,
sehingga
c. Jaminan
fidusia
d. Memiliki sertifikat jaminan fidusia;
dan
e. Jaminan fidusia berada di wilayah
negara Indonesia.
pengamanan dari Polri. Oleh karena itu
Permohonan
Perkapolri
Nomor
pada
kantor pendaftaran fidusia;
memerlukan
dibentuklah
terdaftar
pengamanan
8
eksekusi objek jaminan fidusia di
Tahun 2011 Tentang Pengamanan
Polresta Palu diajukan oleh kreditur
Eksekusi Jaminan Fidusia.
kepada
Tujuan dibentuknya Perkapolri
Nomor
8
Tahun
Pengamanan
Fidusia
2011
Eksekusi
adalah
Kapolresta
secara
tertulis
dengan melampirkan berkas-berkas,
Tentang
yaitu:
Jaminan
a. Salinan akta jaminan fidusia;
terselenggaranya
pelaksanaan eksekusi jaminan Fidusia
b. Salinan sertifikat jaminan fidusia;
c. Surat
peringatan
atau
somasi
secara aman, tertib, lancar, dan dapat
kepada konsumen untuk memenuhi
dipertanggungjawabkan
kewajibannya;
terlindunginya
keselamatan
serta
dan
keamanan Penerima Jaminan Fidusia,
Pemberi Jaminan Fidusia dan/atau
d. Surat Tugas Pelaksanaan Eksekusi
dan
e. Identitas pelaksana eksekusi
masyarakat dari perbuatan yang dapat
Tujuan dilampirkan sertifikat
menimbulkan kerugian harta benda
jaminan fidusia adalah sebagai bukti
dan/atau keselamatan jiwa.
bahwa kreditur memiliki kekuatan
Pengamanan terhadap objek
eksekutorial terhadap benda atau objek
jaminan fidusia dapat dilaksanakan
jaminan fidusia. Pendaftaran sertifikat
dengan persyaratan yang diatur dalam
jaminan fidusia di Kota Palu diajukan
Pasal 6 Perkapolri Nomor 8 Tahun
kepada Kantor Wilayah Hukum dan
2011 Tentang Pengamanan Eksekusi
HAM
Jaminan Fidusia, yaitu:
Banyaknya pihak yang mengadakan
a. Ada permintaan dari pemohon;
perjanjian jaminan fidusia dan harus
b. Memiliki akta jaminan fidusia;
medaftarkan sertifikat jaminan fidusia
Provinsi
Sulawesi
Tengah.
11
hanya
pada
satu
mengakibatkan
sertifikat
tempat,
(Kasubbagkum)
untuk
jaminan
penelitian kelengkapan dan keabsahan
dalam
dilakukan
fidusia biasanya baru jadi setelah 3
persyaratan
permohonan
sampai 4 bulan dihitung dari tanggal
pengamanan.
pendaftaran11.
penelitian, Kasubbagkum memberikan
Setelah
melakukan
Dalam prakteknya perjanjian
saran tertulis kepada Kapolres atas
jaminan fidusia, bahwa apabila dalam
terpenuhi atau tidaknya persyaratan
kurun waktu tersebut ada konsumen
permohonan pengamanan eksekusi.
yang lalai, sedangkan harus segera
Dalam hal persyaratan permohonan
dilakukan eksekusi, maka sertifikat
pengamanan
jaminan fidusia diwakili dengan surat
lengkap,
tanda daftar sertifikat jaminan fidusia
secara tertulis kepada pemohon untuk
yang mencantumkan nomor registrasi.
melengkapi persyaratan. Dalam hal
Nomor registrasi ini sama dengan
permohonan pengamanan dinyatakan
nomor sertifikat jaminan fidusia.
tidak memenuhi syarat, Polres Palu
dinyatakan
Kapolres
kurang
memberitahukan
Berkas-berkas yang juga harus
memberitahukan secara tertulis kepada
dilampirkan selain 5 (lima) berkas
pemohon dengan disertai alasannya.
yang diatur dalam Pasal 8 ayat 1
Apabila
Perkapolri Nomor 8 Tahun 2011, yaitu
yang dinyatakan memenuhi syarat,
perjanjian kredit atau pembiayaan
maka
yang telah dibuat oleh konsumen dan
kepada pemohon bahwa permohonan
kreditur,
dan
pengamanan telah memenuhi syarat
benda yang akan dieksekusi dan bukti
dan diterima, kemudian Kapolresta
angsuran yang telah dibayarkan oleh
memerintahkan
konsumen12.
Operasional
identitas
konsumen
Kemudian
menyerahkan
berkas
Kapolres
permohonan
permohonan
Kapolres
pengamanan
memberitahukan
Kepala
(Kabagops)
Bagian
untuk
mempersiapkan, merencanakan, dan
melaksanakan pengamanan eksekusi.
kepada Kepala Sub Bagian Hukum
11
Wawancara, Lembaga Pembiayaan
Syarif, Penyidik Krimum II Polres Palu,
Wawancara, Kamis 26 Mei 2016
12
12
III PENUTUP
pemberi. Peranan Polri terhadap
A. Kesimpulan
ekseslusi jaminan fidusia dilakukan
1. Penyidikan terhadap tindak pidana
saat pengambilan barang karena
penggelapan jaminan fidusia di
adanya perlawanan baik perorangan
Polres
berdasarkan
maupun kelompok yang menolak
pengaduan dan memeriksa apakah
memberi barang fidusia atau timbul
ada akta perjanjian fidusia, kalau
perselisihan atau adanya ancaman
ada
dari salah satu pihak sehingga dapat
Palu
akta
yaitu
fidusia
maka
dapat
dilanjutkan pada tahap penyidikan
menganggu
sesuai Undang-undang Nomor 42
ketertiban masyarakat.
Tahun
1999
tentang
tiap
tahunnya
mengalami
penurunan, selama Tahun 2014
sampai Tahun 2015 jumlah laporan
dan pengaduan 9 Kasus, terdiri dari
penyelidikan
4
kasus
dan
penyidikan 5 kasus. Pada Tahap
pelimpahan berkas perkara turun
menjadi 3 kasus disebabkan oleh
pengadu
mencabut
laporannya,
barang bukti dan tersangka belum
ditemukan dan pnyelesaian diluar
2. Peranan Polri jaminan fidusia dalam
rangka mengamankan pelaksanaan
ekseskusi jaminan fidusia secara
aman
dan
dipertanggungjawabkan
dapat
serta
terlindunginya keselamatan barang
dan
keamanan
B. Saran
1. Untuk
tindak
menghindari
pidana
penerima
dan
terjadinya
jaminan
fidusia,
jangan memberikan uang muka
dengan nilai yang minim dan
memperhatikan
konsumen
kemampuan
sesuai
pendapatan/daftar
gaji
dengan
dalam
membayar angsuran.
2. Dihimbau kepada Polri dan pemberi
fidusia untuk melakukan sosialisasi
Perkapolri Nomor 8 Tahun 2011
tentang
persidangan.
lancar,
dan
Fidusia,
laporan dan pengaduan pada Polres
Palu
keamanan
Pengamanan
Eksekusi
Jaminan Fidusia kepada anggota
Polri
dan
Masyarakat,
supaya
pelaksanaan eksekusi fidusia dapat
berjalan lancer dan Polri tidak
melampui
kewenangan
yang
diberikan dalam Perkapolri Nomor
8 Tahun 2011 tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku:
PAF. Lamintang dan C. Djisman Samosir, Delik-Delik Khusus Kejahatan Yang
Ditujukan Terhadap Hak Milik dan Hak yang Timbul Dari Hak Milik, Citra
Aditya, Bandung, 1979
Sadjijono, Mengenal Hukum Kepolisian, Laksbang Mediatama, Surabaya, 2008
Soerjono Soekanto, Hartono Widodo, dan Chalimah Suyatno, Penanggulangan
Pencurian Kendaraan Bermotor Suatu Tindakan Kriminologi , Bina Aksara,
Jakarta, 1988
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana , Alumni, Bandung, 1981
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Politik Hukum Pidana: Kajian
Kebijakan Kriminalisasi dan Dekriminalisasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2005
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia , PT Refika Aditama,
Bandung, 2003
Wirjono Prodjodikoro. Azas-azas Hukum Pidana di Indonesia . Eresco. Jakarta, 1989
WSJ. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia , Bina Pustaka, Jakarta, 1986
Peraturan Perundang-undangan:
Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Fidusia, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Perkapolri Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia
kepada anggota Polri dan Masyarakat
14
FIDUSIA DI LEMBAGA PEMBIAYAAN
(STUDI KASUS DI POLRES PALU)
Akril
Johnny Salam
Awaliah
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai seringnya terjadi penggelapan barang yang
menjadi objek jaminan fidusia di wilayah hukum Polres Palu. Permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini bagaimanakah penyidikan terhadap penggelapan yang
berkaitan dengan jaminan fidusia di lembaga Pembiayaan dan peranan polisi dalam
pelaksanaan pengamanan eksekusi objek jaminan fidusia lembaga pembiayaan di
Polres Palu. Meode penelitian yaitu normatif-empiris.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa, Penyidikan terhadap penggelapan yang
jaminan fidusia di Polres Palu yaitu berdasarkan pengaduan dan memeriksa apakah
ada akta perjanjian fidusia, kalau ada akta fidusia maka dapat dilanjutkan pada
tahap penyidikan sesuai Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Fidusia,
pengaduan pada Polres Palu tiap tahunnya mengalami penurunan. Pada Tahap
pelimpahan berkas perkara turun karena pengadu mencabut laporannya, barang
bukti dan tersangka belum ditemukan dan pnyelesaian diluar persidangan dan
Peranan Polri untuk mengamankan pelaksanaan ekseskusi jaminan fidusia secara
lancar, aman dan dapat dipertanggungjawabkan serta terlindunginya keselamatan
barang dan keamanan penerima dan pemberi karena biasanya penerima fidusia
menolak memberi barang, adanya ancaman dari salah satu pihak sehingga dapat
menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Disaranakan perlunya lembaga
pembiayaan memperhatikan kemampuan konsumen sesuai dengan pendapatan/daftar
gaji dalam membayar angsuran.
Kata Kunci: Jaminan Fidusia, Penggelapan, Penyidikan
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Salah kejahatan yang sering
terjadi
dalam
penggelapan
masyarakat
dari
objek
adalah
jaminan
membeli
sesuatu
bermotor.
secara
barang,
kontan
terhadap
seperti kendaraan
Sehingga
menimbulkan
fidusia, karena semakin bertambahnya
bentuk kejahatan baru objek jaminan
kebutuhan masyarakat tidak sebanding
fidusia, menurut dimana kejahatan
dengan kemampuan ekonomi untuk
dimengerti melalui pemikiran sebagai
1
Untuk mengantisipasi tindak
sesuatu yang selalu berubah-ubah dan
merupakan
refleksi
dari
proses
interaksi yang rumit 1.
pidana yang berkaitan dengan jaminan
fidusia, Polri membuat aturan hukum
Salah satu bentuk kejahatan
dalam pelaksanaan jaminan fidusia
adalah penggelapan terhadap barang
melalui Peraturan Kapolri Nomor 8
atau kendaraan yang masih kredit
Tahun
melalui
Eksekusi Jaminan Fidusia. Potensi
lembaga pembiayaan
(finance)
dan
bank
(bank
tentang
Pengamanan
tindak pidana lain yang umumnya
terjadi adalah manakala konsumen
umum maupun perkreditan).
Setelah
2011
dikeluarkannya
selaku debitur cedera janji, mengelak
Undang-undang Nomor 42 Tahun
untuk
1999
lebih
pembiayaan mengandalkan kekuatan
mempertegas apabila ada wanprestasi
debt collector untuk meminta bayaran
seperti penggelapan tersebut maka
debitur,
sudah menjadi wilayah hukum pidana
menggelapkan
dan peran Polri sebagai penyidik
sehingga diperlukan peran Polri dalam
sangat penting untuk mengusut kasus
penegakan hukum baik yang dilakukan
tersebut hingga tuntas. Namun dalam
oleh kreditur maupun yang dilakukan
pelaksanaannya
oleh debitur.
tentang
Fidusia
Kepolisian
Negara
membayar
dan
merusak
perusahaan
barang
jaminan
dan
fidusia,
Republik Indonesia pun menemui
banyak
kendala
dalam
proses
penyidikan atau mengungkap kasus
tindak pidana yang berkaitan dengan
jaminan fidusia memuat sanksi pidana
sebagai tindakan preventif dan represif
untuk penanggulangan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penyidikan terhadap
penggelapan yang berkaitan dengan
jaminan
fidusia
di
lembaga
Pembiayaan?
2. Bagaimanakah peranan polisi dalam
pelaksanaan pengamanan eksekusi
objek
1
Soerjono Soekanto, Hartono Widodo, dan
Chalimah
Suyatno,
Penanggulangan
Pencurian Kendaraan Bermotor Suatu
Tindakan Kriminologi, Bina Aksara,
Jakarta, 1988, Hlm. 25
jaminan fidusia
lembaga
pembiayaan di Polres Palu?
II. PEMBAHASAN
2
A. Penyidikan
Terhadap
Penggelapan Yang Berkaitan
Dengan Jaminan Fidusia
mempunyai
arti
perbuatan
penggelapan4.
Dalam perkembangan hukum
Hukum
Wiryono
pidana
Projodikoro
2
menurut
berpendapat
bahwa hukum pidana adalah peraturan
hukum mengenai pidana. Selanjutnya
ia menambahkan bahwa kata „pidana”
berarti hal yang “dipidanakan” yaitu
yang oleh instansi yang berkuasa
dilimpahkan kepada seorang oknum
sebagai
hal
yang
tidak
enek
dirasakannya dan juga hal yang tidak
sehari-hari dilimpahkan.
Penggelapan
dewasa ini, antara hukum pidana dan
hukum perdata termuat dalam suatu
ketentuan perundang-undangan seperti
Undang-undang Nomor 42 Tahun
1999 tentang Fidusia juga memuat
sanksi pidana, sesuai ketentuan dalam
Pasal 35. Sanksi pidana yang ada
dalam ketentuan hukum perdata dan
administrasi bertujuan untuk menakutnakuti setiap orang jangan sampai
melakukan perbuatan yang tidak baik,
adalah
suatu
terjemahan dari kata “Verdeuistering”
merugikan kepentingan umum atau
sebagai upaya terakhir apabila sanksi
3
dalam Bahasa Belanda . Penggelapan
perdata dan administrasi tidak ditaati.
berasal dari kata gelap yang memiliki
arti tidak kelam, lalu ditambah dengan
awalan pemenjadi penggelap yang
mengandung arti pelaku dari suatu
perbuatan,
melakukan
yaitu
perbuatan
orang
yang
yang
tidak
terang-terangan, ditambah lagi dengan
Hukum pidana sebagai hukum
publik mempunyai hubungan yang erat
dengan
administrasi,
3
Wirjono Prodjodikoro. Azas-azas Hukum
Pidana di Indonesia . Eresco. Jakarta, 1989.
Hlm. 1
PAF. Lamintang dan C. Djisman Samosir,
Delik-Delik Khusus Kejahatan Yang
Ditujukan Terhadap Hak Milik dan Hak
yang Timbul Dari Hak Milik, Citra Aditya,
Bandung, 1979, Hlm.174.
dan
bahkan
Hazewinkel-Suringga
hukum
menurut
sebagaimana
dikutip oleh Wirjono Prodjodikoro
bahwa:
akhiran an- menjadi penggelapan yang
2
perdata
Tidak pernah dapat dikatakan
secara tepat, dimana letak batas
antara hukum pidana dan
hukum perdata, antara hukum
pidana dan hukum pendidikan,
4
WSJ. Poerwadarminta, Kamus Umum
Bahasa Indonesia , Bina Pustaka, Jakarta,
1986, Hlm.306.
3
antara hukum pidana
hukum administrasi5.
dan
perdata, kedua hukum ini saling
Utrecht menganggap “hukum
pidana”
mempunyai
melibatkan hukum pidana dan hukum
kedudukan
memiliki kepentingan atas barang yang
menjadi sarana kejahatan.
Kasus
istimewa, yang harus diberi tempat
yang
sering
timbul
tersendiri di luar kelompok hukum
terkait masalah di atas adalah kasus
publik dan hukum privat. Utrecht
jaminan fidusia, ini karena banyaknya
melihat hukum pidana sebagai suatu
lembaga
hukum
sanctie
dengan jaminan fidusia. Pengertian
recht). Hukum pidana memberi suatu
jaminan fidusia sendiri adalah jaminan
sanksi istimewa, baik atas pelanggaran
kebendaan atas benda bergerak baik
hukum
yang berwujud maupun tidak berwujud
sanksi
(bijzonder
privat
maupun
atas
pelanggaran hukum publik.
Hukum
memberikan kredit
sehubungan dengan hutang-piutang
melindungi
antara debitur dan kreditur. Jaminan
diselenggarakan
fidusia diberikan oleh debitur kepada
oleh peraturan-peraturan hukum privat
kreditur untuk menjamin pelunasan
maupun peraturan-peraturan hukum
hutangnya.
kepentingan
pidana
yang
yang
publik. Hukum pidana melindungi
Jaminan
fidusia
diberikan
kedua macam kepentingan itu dengan
sesuai kredit yang diberikan bahkan di
membuat
Sanksi
prakteknya jaminan fidusia lebih tinggi
istimewa ini perlu, kata Utrecht, oleh
nilainya dari kredit yang diberikan.
karena kadang-kadang perlu diadakan
Masalah akan timbul apabila barang
tindakan pemerintah yang lebih keras 6.
yang dijaminkan tersebut dibuat untuk
Artinya antara hukum pidana dan
melakukan / sarana kejahatan, barang
hukum perdata berjalan seimbang. Ada
atau kendaraan tersebut digelapkan,
kalanya
memalsukan,
menghilangkan
dengan
apapun
5
6
sanksi
suatu
istimewa.
kasus
kejahatan
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum
Pidana di Indonesia , PT Refika Aditama,
Bandung, 2003, Hlm. 17-18
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim
Barkatullah, Politik Hukum Pidana: Kajian
Kebijakan
Kriminalisasi
dan
Dekriminalisasi,
Pustaka
Pelajar,
Yogyakarta, 2005, Hlm. 10
cara
keterangan
secara
atau
memberikan
menyesatkan
sehingga memenuhi unsur sebagai
4
suatu perbuatan pidana atau tindak
terjadinya tindak pidana dalam bidang
pidana7.
jaminan fidusia dan mengamankan
Kepolisian Republik Indonesia
pelaksanaan eksekusi Jaminan Fidusia.
Kepala
Di Kota Palu, ada beberapa
Kepolisian Negara Republik Indonesia
kasus penyelidikan dan penyidikan
Nomor
terhadap adanya dugaan tindak pidana
mengeluarkan
8
Peraturan
Tahun
Pengamanan
2011
tentang
Eksekusi
Jaminan
yang
berkaitan
dengan
jaminan
Fidusia dan terkait barang sitaan yang
fidusia. Penyidikan dilakukan oleh
merupakan jaminan fidusia. Tujuan
Satuan Reserse Kriminal yang ada
dikeluarkannya
pada Polres Palu.
Peraturan
Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia
Penyelidikan berkaitan dengan
tersebut untuk memelihara keamanan
jaminan fidusia yang dilaporkan dan
dan ketertiban masyarakat, penegakan
diadukan oleh korban mulai Tahun
hukum, perlindungan, pengayoman,
2014 sampai dengan 2015 berjumlah 9
dan pelayanan kepada masyarakat,
(sembilan) kasus. Berdasarkan data
adalah yang paling berwenang didalam
pada Polres Palu dapat diketahui
memberikan
hukum
bahwa jumlah laporan dan pengaduan
terhadap tindak pidana yang berkaitan
tindak pidana yang berkaitan dengan
dengan jaminan fidusia dan bantuan
jaminan fidusia mengalamu penurunan
pengamanan
yaitu pada Tahun 2014 berjumlah 5
penegakan
pelaksanaan
eksekusi
jaminan fidusia. Lembaga kepolisian
(lima)
adalah
yang
turun menjadi 4 (empat) kasus, dan
ditetapkan sebagai suatu lembaga dan
Januari sampai dengan Juli 2016
diberikan kewenangan menjalankan
belum ada perkara dugaan tindak
fungsinya
peraturan
pidana yang berkaitan dengan jaminan
seperti
fidusia. Sehingga dapat disimpulkan
penyidikan
bahwa terjadi penurunan pengaduan
organ
pemerintah
berdasarkan
perundang-undangan8
penyelidikan
dan
yang
7
8
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana ,
Alumni, Bandung, 1981, Hlm. 68,
Sadjijono, Mengenal Hukum Kepolisian,
Laksbang Mediatama, Surabaya, 2008,
Hlm. 52-53
kasus dan pada Tahun 2015
berkaitan
dengan
jaminan
fidusia.
Jumlah kasus yang disidik yang
berkaitan dengan jaminan fidusia di
5
Berdasarkan penelitian penulis
Polres Palu sesuai Tabel. 1 di atas,
proses
dan wawancara dengan KBO Reskrim
penyidikan karena pada prinsipnya
Polres Palu, M. Tarigan, bahwa yang
Kepolisian wajib menerima laporan
menjadi alasan sehingga sebagian
atau
masyarakat
kasus dugaan tindak pidana yang
tentang suatu peristiwa pidana yang
dilaporkan dan diadukan ke pihak
dicatat dalam buku Register Laporan
Polres Palu tidak dilanjutkan ke tahap
Polisi.
penyidikan sebagai berikut9:
tidak
semua
pengaduan
dilakukan
dari
Dari 9 (semblan) kasus laporan
1. Pelakunya tidak terbukti
melakukan tindak pidana
yang
berkaitan
dengan
jaminan fidusia;
2. Berita
acaranya
belum
lengkap,
saksi
pelapor/pengadu
tidak
pernah datang lagi;
3. Pelakunya belum berhasil
ditangkap
sehingga
pelakunya masih buron;
4. Kasus tindak pidana yang
berkaitan dengan jaminan
fidusia diselesaikan secara
kekeluargaan.
dan pengaduan dugaan penggelapan
yang berkaitan dengan jaminan fidusia
yang diterima Polres Palu hanya 5
(lima)
kasus
saja
yang
dapat
ditingkatkan pada tahap penyidikan
karena yang telah memenuhi syarat
formil.
Syarat
suatu
penyelidikan
ditingkatkan menjadi penyidikan baru
dapat dilaksanakan oleh penyidik
apabila telah terjadi suatu tindak
Berdasarkan data pada Polres
pidana dan terhadap tindak pidana
tersebut dapat dilakukan penyidikan
menurut yang diatur dalam Kitab
Undang-undang
Hukum
Acara
Pidana. Untuk dapat menentukan
suatu peristiwa yang terjadi adalah
termasuk
suatu
tindak
pidana,
menurut kemampuan penyidik untuk
mengidentifikasi
suatu
sebagai
pidana
tindak
peristiwa
Palu adanya tindak pidana berkaitan
dengan jaminan fidusia pada tahap
penyidikan, tidak semua dilimpahkan
pada Kejaksaan Negeri Palu. Tidak
dilimpahkannya perkara tindak pidana
berkaitan dengan jaminan fidusia dapat
diketahui berdasarkan tabel di bawah
ini.
dengan
berdasarkan pada pengetahuan hukum
9
pidana.
Wawancara, KBO Reskrim, Wawancara
Kamis 26 Mei 2016Wawancara
6
Selanjutnya dari 5 (lima) kasus
aduan. Salah satu ketentuan Pasal yang
penyidikan jaminan fidusia selama
termasuk delik aduan adalah Pasal 36
Tahun 2014 sampai dengan Tahun
Undang-undang Nomor 42 Tahun
2015, hanya 3 (tiga) kasus jaminan
1999 tentang Fidusia sebagai berikut:
fidusia yang dilimpahkan oleh Polres
Pemberi
Fidusia
yang
mengalihkan, menggadaikan,
atau menyewakan Benda yang
menjadi objek Jaminan Fidusia
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (2) yang
dilakukan tanpa persetujuan
tertulis terlebih dahulu dari
Penerima Fidusia, dipidana
dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun dan denda
paling banyak Rp. 50.000.000,(lima puluh juta) rupiah.
Palu (P 21) ke Kejaksaan Negeri Palu,
sehingga
tidak
semuanya
dapat
dilakukan penuntutan oleh Kejaksaan.
Jadi yang berhasil diajukan Kejaksaan
Negeri Palu ke Pengadilan Negeri Klas
I A Palu sebanyak 3 (tiga) kasus.
Suatu perkara jaminan fidusia
tidak dilanjutkan penegakan hukum
pidana di Polres Palu menurut Syarif
bahwa10:
Pelanggaran
dijerat
Penyidik tidak diperbolehkan
memberi, menganjurkan dan
pengambil
inisiatif
untuk
mencabut pengaduan korban
yang berkaitan dengan tindak
pidana
jaminan
fidusia.
Penyidik hanya menjadi saksi,
memediasi pelaku dan korban
apa yang terbaik yang akan
dilakukan oleh pemberi fidusia
dan penerima fidusia, apakah
mau
mencabut/berdamai,
apabila korban tetap pada
pendiriannya maka proses
hukum harus tetap dilanjutkan.
dengan
Kepolisian
ketentuan
wajib
penegakan
hukum
Undang-undang
Nomor 42 Tahun 1999 tentang Fidusia
ada beberapa ketentuan termasuk delik
10
Syarif, Penyidik Krimum II Polres Palu,
Wawancara, Kamis 26 Mei 2016
dapat
pidana,
melakukan
melalui
proses
penyidikan.
Berdasarkan hasil penyidikan
yang dilakukan oleh Satuan Reserse
Kriminal Polres Palu dapat diketahui
beberapa
modus
operandi
yang
dilakukan oleh pelaku tindak pidana
jaminan fidusia
dalam
melakukan
penggelapan.
Tindak
Berdasarkan
tersebut
pidana
jaminan
fidusia yang disidik oleh Polres
Palu sejak Tahun 2014 sampai
dengan Tahun 2015 dilakukan oleh
Penerima Fidusia berjumlah 3 (tiga)
7
kasus dan Pemberi Fidusia atau
atau
pihak leasing 1 (satu) kasus.
kendaraan yang menjadi jaminan.
menghilangkan
surat-surat
Modus operandi dilakukan
Undang-undang Nomor 42
oleh pelaku untuk menggelapkan
Tahun 1999 tentang Fidusia tidak
kendaraan atau melakukan tindak
hanya memberikan perlindungan
pidana jaminan fidusia yaitu, dari
hukum pada Pemberi Fidusia tetapi
pihak
tidak
juga
memberikan
membayar angsuran dan mobil
yang
sama
tidak dikembalikan berjumlah 2
Fidusia sehingga ada kesetaraan
kasus, selanjutnya tidak membayar
hukum atau mempunyai kedudukan
dan memindah tangankan mobil dan
yang
Menjual
prakteknya lebih banyak Penerima
penerima
fidusia
tanpa
sepengetahuan
leasing masing-masing berjumlah 1
dominan
adalah
tidak
terhadap
sama,
Penerima
walaupun
dalam
Fidusia yang menjadi korban.
(Satu) kasus. Sehingga kasus yang
paling
perlindungan
Apablia
kita
bandingkan
antara jumlah kasus dugaan tindak
membayar angsuran dan mobil
pidana
tidak
diterima atau dilaporkan/diadukan
dikembalikan.
Sedangkan
jaminan
yang
modus operandi yang dilakukan
di
oleh Pemberi Fidusia yaitu Pihak
penyelidikan
leasing tidak mengembalikan Buku
sampai pada tahap
Pemilikan
berkas perkara yang sudah lengkap
Kendaraan
Bermotor
Polres
fidusia
dilakukan
dan
penyidikan
pelimpahan
sebanyak 1 (satu) kasus, pihak
(P21)
Pemberi Fidusia dalam melakukan
keberhasilan Polres Palu dalam
tindak pidana jaminan fidusia yaitu
melakukan
dengan cara menggelapkan jaminan
khususnya
dapat berupa suart-surat kendaraan
ketentuan pidana dalam Undang-
bermotor
undang Nomor 42 Tahun 1999
dan
surat-surat
yang
berkaitan dengan syarat pemberian
lamanya
pihak
pemberi
fidusia tidak dapat menunjukkan
adanya
penegakan
dugaan
suatu
hukum
pelanggaran
tentang Fidusia.
Berdasarkan hasil penelitian
kredit, saat pelunasan atau beberapa
waktu
terlihat
Palu,
pada Polres Palu diketahui bahwa
pada
dasarnya
tindak
pidana
8
paut
Selain melakukan penyelidikan
dengan objek jaminan fidusia serta
dan penyidikan dugaan tindak pidana
kepentingan
pemegang
jaminan fidusia Polres Palu juga
jaminan fidusia, secara taat asas
melakukan penegakan hukum yang
wajib
berkaitan
penggelapan
tersangkut
kreditor
merujuk
ancaman
sanksi
pada
ketentuan
pidana
pada
dengan
pelaksanaan
pengamanan eksekusi jaminan fidusia.
Undang-undang Nomor 42 Tahun
Pengamanan
1999 tentang Fidusia. Namun ketika
mencegah terjadinya konflik yang
objek
dapat
jaminan
sempurna
belum
jaminan
diikat
kebendaan
dilakukan
mengarah
pidana
untuk
terjadinya
tindak
seperti penganiayaan,
atau
seperti tidak didaftarkan secara sah,
perbuatan yang dapat mengganggu
maka Undang-undang Nomor 42
ketertiban masyarakat antara pemberi
Tahun 1999 tentang Fidusia tak
fidusia dan penerima fidusia, sesuai
dapat diberlakukan bilamana saat
dengan peran dan fungsi Kepolisian
kejadian
Negara Republik Indonesia.
tindak
pidana
terjadi
Kewenangan
jaminan fidusia belum didaftarkan
Kepolisian
secara sah. Pelaku yang melanggar
didalam mengamankan pelaksanaan
Undang-undang Nomor 42 Tahun
eksekusi
Jaminan
1999 tentang Fidusia yang tidak
bertujuan
agar
didaftarkan secara sah hanya dapat
pelaksanaan eksekusi Jaminan Fidusia
dituntut
secara aman, tertib, lancar dan dapat
berdasarkan
ketentuan
Fidusia
adalah
terselenggaranya
penggelapan yang ada dalam Pasal
dipertanggung
jawabkan
serta
372 Kitab Undang-undang Hukum
terlindunginya
keselamatan
dan
Pidana.
keamananan
Penerima
Jaminan
Fidusia, Pemberi Fidusia dan/ atau
B. Pelaksanaan
Pengamanan
Eksekusi
Objek
Jaminan
Fidusia Lembaga Pembiayaan
di
Polres
Palu
menurut
Peraturan Kapolri Nomor 8
Tahun
2011
tentang
Pengamanan Eksekusi Jaminan
Fidusia
masyarakat dari perbuatan yang dapat
menimbulkan kerugian harta benda
dan
keselamatan.
lingkup
Kepolisian
Artinya
ruang
dalam
rangka
pengamanan eksekusi Jaminan Fidusia
adalah
dalam
lingkup
melindungi
9
keselamatan dan keamanan para Pihak
hukum, perlindungan, pengayoman,
(Pemberi dan Penerima Fidusia) serta
dan pelayanan kepada masyarakat.
masyarakat
secara
umum
Kepolisian tidak dibenarkan
dari
tindakan, perbuatan dan hal-hal yang
melakukan
merugikan
sebagaimana
harta
benda
dan
keselamatan.
tindakan-tindakan
dalam
Pasal
20
Perkapolri Nomor 8 Tahun 2011
Berdasarkan Pasal 1 angka (11)
Tentang
Pengamanan
Eksekusi
Perkapolri Nomor 8 Tahun 2011
Jaminan Fidusia tersebut jika muncul
Tentang
suatu keadaan Termohon eksekusi
Jaminan
terhadap
jaminan
dilakukan
Pengamanan
Fidusia.
Eksekusi
Tindakan
saat
sudah
membayar/
menyelesaikan kewajibannya, apalagi
dasarnya
memutuskan sah atau tidaknya bukti
pengambilan
pembayaran yang dikemukakan oleh
pada
pada
merasa
eksekusi
pengamanan
fidusia
Polri
benda objek jaminan fidusia dari
Termohon
pemberi fidusia yang telah lalai dan
kepolisian menghentikan pelaksanaan
tidak mau menyerahkan benda secara
eksekusi jaminan fidusia. Tindakan
sukarela. Karena permasalahan yang
tersebut jelas melanggar ketentuan
seringkali
Pasal 29 Undang-undang Nomor 42
terjadi
adalah
adanya
perlawanan pada saat pengambilan
Eksekusi,
kemudian
Tahun 1999 tentang Fidusia.
benda objek jaminan dari pemberi
Berdasarkan analisis terhadap
fidusia. Oleh karena itu Polri sebagai
peranan, Polri sebagai alat negara yang
alat Negara berperan didalam ikut
bertugas
mengamankan
memelihara keamanan dan ketertiban
proses
eksekusi
dan
masyarakat,
Jaminan fidusia tersebut.
Analisa peraturan tersebut di
berperan
untuk
penegakan
perlindungan,
hukum,
pengayoman,
atas bahwa Kepolisian telah bertindak
pelayanan
melampaui
berperan
pula
untuk
memberikan
yang
bantuan
pengamanan
pelaksanaan
bertugas memelihara keamanan dan
putusan
ketertiban
jaminan fidusia. Pasal 15 ayat 2
sebagai
batas
alat
kewenangannya
negara
masyarakat,
penegakan
kepada
dan
pengadilan
masyarakat,
atau
eksekusi
Undang-undang Nomor 42 Tahun
10
1999 tentang Fidusia menerangkan
bahwa
sertifikat
jaminan
fidusia
memiliki kekuatan eksekutorial yang
sama dengan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum
tetap,
sehingga
c. Jaminan
fidusia
d. Memiliki sertifikat jaminan fidusia;
dan
e. Jaminan fidusia berada di wilayah
negara Indonesia.
pengamanan dari Polri. Oleh karena itu
Permohonan
Perkapolri
Nomor
pada
kantor pendaftaran fidusia;
memerlukan
dibentuklah
terdaftar
pengamanan
8
eksekusi objek jaminan fidusia di
Tahun 2011 Tentang Pengamanan
Polresta Palu diajukan oleh kreditur
Eksekusi Jaminan Fidusia.
kepada
Tujuan dibentuknya Perkapolri
Nomor
8
Tahun
Pengamanan
Fidusia
2011
Eksekusi
adalah
Kapolresta
secara
tertulis
dengan melampirkan berkas-berkas,
Tentang
yaitu:
Jaminan
a. Salinan akta jaminan fidusia;
terselenggaranya
pelaksanaan eksekusi jaminan Fidusia
b. Salinan sertifikat jaminan fidusia;
c. Surat
peringatan
atau
somasi
secara aman, tertib, lancar, dan dapat
kepada konsumen untuk memenuhi
dipertanggungjawabkan
kewajibannya;
terlindunginya
keselamatan
serta
dan
keamanan Penerima Jaminan Fidusia,
Pemberi Jaminan Fidusia dan/atau
d. Surat Tugas Pelaksanaan Eksekusi
dan
e. Identitas pelaksana eksekusi
masyarakat dari perbuatan yang dapat
Tujuan dilampirkan sertifikat
menimbulkan kerugian harta benda
jaminan fidusia adalah sebagai bukti
dan/atau keselamatan jiwa.
bahwa kreditur memiliki kekuatan
Pengamanan terhadap objek
eksekutorial terhadap benda atau objek
jaminan fidusia dapat dilaksanakan
jaminan fidusia. Pendaftaran sertifikat
dengan persyaratan yang diatur dalam
jaminan fidusia di Kota Palu diajukan
Pasal 6 Perkapolri Nomor 8 Tahun
kepada Kantor Wilayah Hukum dan
2011 Tentang Pengamanan Eksekusi
HAM
Jaminan Fidusia, yaitu:
Banyaknya pihak yang mengadakan
a. Ada permintaan dari pemohon;
perjanjian jaminan fidusia dan harus
b. Memiliki akta jaminan fidusia;
medaftarkan sertifikat jaminan fidusia
Provinsi
Sulawesi
Tengah.
11
hanya
pada
satu
mengakibatkan
sertifikat
tempat,
(Kasubbagkum)
untuk
jaminan
penelitian kelengkapan dan keabsahan
dalam
dilakukan
fidusia biasanya baru jadi setelah 3
persyaratan
permohonan
sampai 4 bulan dihitung dari tanggal
pengamanan.
pendaftaran11.
penelitian, Kasubbagkum memberikan
Setelah
melakukan
Dalam prakteknya perjanjian
saran tertulis kepada Kapolres atas
jaminan fidusia, bahwa apabila dalam
terpenuhi atau tidaknya persyaratan
kurun waktu tersebut ada konsumen
permohonan pengamanan eksekusi.
yang lalai, sedangkan harus segera
Dalam hal persyaratan permohonan
dilakukan eksekusi, maka sertifikat
pengamanan
jaminan fidusia diwakili dengan surat
lengkap,
tanda daftar sertifikat jaminan fidusia
secara tertulis kepada pemohon untuk
yang mencantumkan nomor registrasi.
melengkapi persyaratan. Dalam hal
Nomor registrasi ini sama dengan
permohonan pengamanan dinyatakan
nomor sertifikat jaminan fidusia.
tidak memenuhi syarat, Polres Palu
dinyatakan
Kapolres
kurang
memberitahukan
Berkas-berkas yang juga harus
memberitahukan secara tertulis kepada
dilampirkan selain 5 (lima) berkas
pemohon dengan disertai alasannya.
yang diatur dalam Pasal 8 ayat 1
Apabila
Perkapolri Nomor 8 Tahun 2011, yaitu
yang dinyatakan memenuhi syarat,
perjanjian kredit atau pembiayaan
maka
yang telah dibuat oleh konsumen dan
kepada pemohon bahwa permohonan
kreditur,
dan
pengamanan telah memenuhi syarat
benda yang akan dieksekusi dan bukti
dan diterima, kemudian Kapolresta
angsuran yang telah dibayarkan oleh
memerintahkan
konsumen12.
Operasional
identitas
konsumen
Kemudian
menyerahkan
berkas
Kapolres
permohonan
permohonan
Kapolres
pengamanan
memberitahukan
Kepala
(Kabagops)
Bagian
untuk
mempersiapkan, merencanakan, dan
melaksanakan pengamanan eksekusi.
kepada Kepala Sub Bagian Hukum
11
Wawancara, Lembaga Pembiayaan
Syarif, Penyidik Krimum II Polres Palu,
Wawancara, Kamis 26 Mei 2016
12
12
III PENUTUP
pemberi. Peranan Polri terhadap
A. Kesimpulan
ekseslusi jaminan fidusia dilakukan
1. Penyidikan terhadap tindak pidana
saat pengambilan barang karena
penggelapan jaminan fidusia di
adanya perlawanan baik perorangan
Polres
berdasarkan
maupun kelompok yang menolak
pengaduan dan memeriksa apakah
memberi barang fidusia atau timbul
ada akta perjanjian fidusia, kalau
perselisihan atau adanya ancaman
ada
dari salah satu pihak sehingga dapat
Palu
akta
yaitu
fidusia
maka
dapat
dilanjutkan pada tahap penyidikan
menganggu
sesuai Undang-undang Nomor 42
ketertiban masyarakat.
Tahun
1999
tentang
tiap
tahunnya
mengalami
penurunan, selama Tahun 2014
sampai Tahun 2015 jumlah laporan
dan pengaduan 9 Kasus, terdiri dari
penyelidikan
4
kasus
dan
penyidikan 5 kasus. Pada Tahap
pelimpahan berkas perkara turun
menjadi 3 kasus disebabkan oleh
pengadu
mencabut
laporannya,
barang bukti dan tersangka belum
ditemukan dan pnyelesaian diluar
2. Peranan Polri jaminan fidusia dalam
rangka mengamankan pelaksanaan
ekseskusi jaminan fidusia secara
aman
dan
dipertanggungjawabkan
dapat
serta
terlindunginya keselamatan barang
dan
keamanan
B. Saran
1. Untuk
tindak
menghindari
pidana
penerima
dan
terjadinya
jaminan
fidusia,
jangan memberikan uang muka
dengan nilai yang minim dan
memperhatikan
konsumen
kemampuan
sesuai
pendapatan/daftar
gaji
dengan
dalam
membayar angsuran.
2. Dihimbau kepada Polri dan pemberi
fidusia untuk melakukan sosialisasi
Perkapolri Nomor 8 Tahun 2011
tentang
persidangan.
lancar,
dan
Fidusia,
laporan dan pengaduan pada Polres
Palu
keamanan
Pengamanan
Eksekusi
Jaminan Fidusia kepada anggota
Polri
dan
Masyarakat,
supaya
pelaksanaan eksekusi fidusia dapat
berjalan lancer dan Polri tidak
melampui
kewenangan
yang
diberikan dalam Perkapolri Nomor
8 Tahun 2011 tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku:
PAF. Lamintang dan C. Djisman Samosir, Delik-Delik Khusus Kejahatan Yang
Ditujukan Terhadap Hak Milik dan Hak yang Timbul Dari Hak Milik, Citra
Aditya, Bandung, 1979
Sadjijono, Mengenal Hukum Kepolisian, Laksbang Mediatama, Surabaya, 2008
Soerjono Soekanto, Hartono Widodo, dan Chalimah Suyatno, Penanggulangan
Pencurian Kendaraan Bermotor Suatu Tindakan Kriminologi , Bina Aksara,
Jakarta, 1988
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana , Alumni, Bandung, 1981
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Politik Hukum Pidana: Kajian
Kebijakan Kriminalisasi dan Dekriminalisasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2005
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia , PT Refika Aditama,
Bandung, 2003
Wirjono Prodjodikoro. Azas-azas Hukum Pidana di Indonesia . Eresco. Jakarta, 1989
WSJ. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia , Bina Pustaka, Jakarta, 1986
Peraturan Perundang-undangan:
Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Fidusia, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Perkapolri Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia
kepada anggota Polri dan Masyarakat
14