MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU DI PRINT

MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU
AYAT DALAM KITAP SUCI YANG BERHUBUNGAN MENINGKATKA KUALITAS
Disusun oleh :
TOTO GITO SAPUTRO
2015410135

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2017

Ayat ayat al-qur’an dan hadish tentang mutu
Siapa bilang agama islam tidak memperhatikan mutu.. sebenarnya agama islam sangat
menginginkan umatnya untuk mengembangkan potensi diri agar menjadi pribadi yang
berkualitas hingga terciptanya umat yang bermutu. dibawah ini sedikit diantara anjuran agama
baik hadits maupun ayat al-Qur'an untuk menjadi umat dan pribadi yang bermutu, yaitu:
‫إ نن ال يأمر بالعدل والحسان وإيتائ ذي القربى و ينهى عن الثحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون‬
( 90 :‫) النحل‬
Artinya; ”Sesungguhnya Allah menyuruh berbuat keadilan, berbuat baik dan menolong kaum
kerabat dan melarang dari perkara yang keji, mungkar dan dosa. Allah menasehati kamu mogamoga kamu menjadi ingat". (Q.S. AN-Nahl; 90)

( 9 :‫ب المقسطين (الحجرات‬
‫واقسطوا إنن ال يح ن‬
Artinya: "Berbuat adillah, sesungguhnya Allah suka pada orang-orang yang berbuat adil”.
(Q.S. Al-Hujurat: 9)

( 11:‫كنتم خير امة اخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بال ) العمرن‬
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah”.(QS. Al Imran:110).
( 286:‫لها ماكسبت وعليها مااكتسبت ) البقره‬
Artinya: “Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat (siksa
dari kejahatan) yang dikerjakannya”.(QS.Al Baqarah:286)
(11 :‫ان ال ليغير مابقوم حتى يغيروا مابأنفسهم ) الرعد‬
Artinya: ”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan (nasib) sesuatu kaum kecuali
setelah mereka itu sendiri (mau berusaha) merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”.
(QS.Ar ra’du:11)

(11: ‫يرفع ال الذين امنوا منكم والذين اوتوا العلم درجات ) المجادله‬
Artinya: “Tuhan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan”.
(QS: Al-Mujadalah: 11)


( ‫ب إلي ال من المسلم النضعيف ) رواه البخاري‬
‫المسلم القو ن‬
‫ي خير وأح ن‬
Artinya: “Muslim yang kuat lebih baik dan lebih disukai dari muslim yang lemah”( H.R. AlBukhari )

( ‫خير الناس انفعهم للناس ) رواه القظاعى‬
Artinya: “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang lebih berguna bagi manusia”. (HR. AlQadha’I).
( ‫المؤمن القوي خير واحب الى ال من المؤمن الضعيف ) رواه مسليم‬
Artinya: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disayangi Allah ketimbang orang
mukmin yang lemah”. (HR. Muslim).
(‫إن السلم يعلو ول يعلى عليه )رواه البخارى‬
Artinya: ”sesungguhnya Islam itu mulia/tinggi tidak ada agama yang lebih tinggi
daripadanya”. (HR. Bukhari).
( ‫ وإنن النبني ال داود كان يأكل من عمل يده ) الحديث‬,‫ماأكل ابن ادم طعاما خيرا من عمل يده‬
Artinya: “Tidak ada yang lebih baik dimakan oleh anak adam selain dari hasil usaha tanganya.
Sesungguhnya Nabi Allah Dawud makan dari usaha tangannya sendiri.”

Artinya: “Tenangkanlah hati dari masa ke masa”

( ‫رنوحوا عن القلوب ساعة بعد ساعة ) الحديث‬


Konsep mutu”, firman Allah adalah
Al Kahfi [18]: “Sesungguhnya orang yang beriman dan bekerja dengan benar [sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan (amal shaleh)], kami tidak akan menyia-nyiakan (disia-siakan) pahala
setiap orang yang mengerjakan pekerjaan dengan benar [sempurna (baik)]” (30).
Bila Pendekatan Menghasilkan (pross produksi)
“Bila pendekatan menghasilkan (proses produksi) sesuatu produk”, dalam Al Quran disebutkan
pada beperapa ayat.
An Naml [27]: “Dia (Allah) menyelesaikan sesuatu (benda-benda/barang-barang) permintaan
dengan sempurna” (88).
Ash-Shaff [61]: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang
tidak kamu kerjakan (2). Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan (3).

Asy-Syuaraa [26]: Sempurnakanlah takaran (ukuran) dan janganlah kamu termasuk orang-orang
yang merugikan (181), dan timbanglah dengan timbangan (ukuran) yang lurus (tepat-benar)
(182)
Al Muthaffifiin [83]: Kecelakaan besar bagi orang-orang yang curang (1), (Yaitu) orang-orang
yang apabila menerima takaran (ukuran) dari orang lain mereka minta dipenuhi (2), Dan apabila
mereka menakar atau menimbang (mengukur) untuk orang lain, mereka mengurangi (tidak tepatbenar) (3).

Al Baqarah [2]: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan” (168).
Ayat-ayat diatas menjelaskan mutu berdasarkan ukuran, dalam masyarakat produksi/
produsen (industri) dikenal sebagai variable.
Bila pendekatan kasat mata
Al Israa’ [17]: “Janganlah kamu menerima informasi yang kamu tidak mengetahui.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta
pertanggungjawabannya” (36).
Mutu secara kasat mata (penglihatan/dilihat), dalam masyarakat produksi/produsen (industri)
dikenal sebagai atribut.
Untuk menganalisis penyebab kecacatan atau menurangi cacat produk yang menurunkan mutu
dilakukan dengan mencari penyebab (digunakan konsep hubungan sebab-akibat). Konsep Islam
tentang sebab-akibat Al Qur’an menjelaskan pada surat Al Isra’ [17] ayat (7) sebagai berikut:
Jika kalian berbuat kebaikan, akibat kebaikan untuk dirimu sendiri, jika kalian berbuat
keburukan, maka akibat keburukan itu untuk dirimu sendiri, …. (7).
Sunnah Rasul
Mengenai mutu Rasulullah Saw menyatakan bahwa Beliau Saw menunjung tinggi mutu dengan
menekankan ihsan (kebaikan) dan itqan (kesempurnaan). Dalam istilah lain adalah teliti, kerja
terbaik dan tidak ada cela (cacat) (zero difect). Rasulullah Saw berkata: “Allah telah mewajibkan
kamu untuk berbuat baik (ihsan) dalam segala hal” dan bahwa “Allah menyukai orang yang

melakukan sesuatu pekerjaan, ia melakukan indah dan sebaik mungkin (sempurna) (Al Hadits)
[Chapra, 2001: 59 – 60; Yusanto, 2002: 42]. Hadits ini juga digunakan Chapra (2001: 59 – 60)
sebagai konsep untuk menyusun pengertian efisiensi penggunaan sumberdaya manusia dan alam.
Untuk “menilai mutu produk yang dihasilkan”, rujukan yang bagus dari Nabi Saw tercermin
dalam sebuah hadits berbunyi: ”Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin

sesungguhnya dia telah beruntung, barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka
sesungguhnya ia telah merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin,
maka sesungguhnya ia terlaknat.” [HR Dailami] [Ibad, 2008]. Perhatikan kembali slogan mutu.
Dari paparan diatas jelaslah konsep “mutu” menurut Islam dinyatakan dengan kata “ihsan”
(kebaikan) dan “itqan” (kesempurnaan). Kebaikan (ihsan) itu adalah kemanfaatan, sedangkan
kesempurnaan (intaq) itu adalah tanpa cacat (zero defect).