Pertanggungjawaban Mitra Usaha dalam Perusahaan Berbasis Penjualan Langsung terhadap Pemberian Garansi atas Produk yang Diperdagangkan
ABSTRAK
Tessalonika Aurelia1
Bismar Nasution 2
Mahmul Siregar3
Kemitraan mengandung makna bahwa tanggung jawab moral pengusaha
menengah/besar untuk membimbing dan membina pengusaha kecil mitranya agar
mampu mengembangkan usahanya sehingga mampu menjadi mitra yang handal
untuk menarik keuntungan dan kesejahteraan bersama. Adapun masalah hukum
yang diteliti dan dibahas terkait hal tersebut adalah bagaimana pengaturan
perjanjian kemitraan dalam hukum Indonesia, bagaimana pengaturan hukum
terhadap garansi produk dalam usaha perdagangan dengan sistem penjualan
langsung, dan bagaimana perlindungan dan pemberian garansi terhadap
perusahaan oleh mitra usaha dalam kegiatan usaha perdagangan berbasis
penjualan langsung.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang dilakukan
dengan metode pengumpulan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer,
sekunder dan tersier melalui studi kepustakaan (library reaseacrh). Bahan hukum
tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif dan dipaparkan secara deskriptif
analitis.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Pengaturan perjanjian
kemitraan dalam hukum Indonesia berupa Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun
1997 tentang Kemitraan, dan Undang-undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan. Pengaturan hukum terhadap garansi produk dalam usaha
perdagangan dengan sistem penjualan langsung barupa Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor: 32/MDAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Usaha Perdagangan Dengan Sistem Penjualan Langsung. Dalam Pasal 4 ayat (1)
disebutkan bahwa Kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung
diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antara perusahaan dan mitra
usaha, dengan memperhatikan kode etik dan peraturan perusahaan. Perlindungan
dan pemberian garansi terhadap perusahaan oleh mitra usaha dalam kegiatan
usaha perdagangan berbasis penjualan langsung dalam hal merasa dirugikan
akibat adanya informasi yang tidak benar dapat menuntut secara langsung
i
Universitas Sumatera Utara
penggantian kerugian kepada pelaku usaha dan pelaku usaha harus member
tanggapan dan/atau penyelesaian dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah
tanggal transaksi pembelian.
Kata Kunci : Mitra Usaha, Garansi
1
Peneliti, Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
2
Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
3
Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
ii
Universitas Sumatera Utara
Tessalonika Aurelia1
Bismar Nasution 2
Mahmul Siregar3
Kemitraan mengandung makna bahwa tanggung jawab moral pengusaha
menengah/besar untuk membimbing dan membina pengusaha kecil mitranya agar
mampu mengembangkan usahanya sehingga mampu menjadi mitra yang handal
untuk menarik keuntungan dan kesejahteraan bersama. Adapun masalah hukum
yang diteliti dan dibahas terkait hal tersebut adalah bagaimana pengaturan
perjanjian kemitraan dalam hukum Indonesia, bagaimana pengaturan hukum
terhadap garansi produk dalam usaha perdagangan dengan sistem penjualan
langsung, dan bagaimana perlindungan dan pemberian garansi terhadap
perusahaan oleh mitra usaha dalam kegiatan usaha perdagangan berbasis
penjualan langsung.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang dilakukan
dengan metode pengumpulan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer,
sekunder dan tersier melalui studi kepustakaan (library reaseacrh). Bahan hukum
tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif dan dipaparkan secara deskriptif
analitis.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Pengaturan perjanjian
kemitraan dalam hukum Indonesia berupa Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun
1997 tentang Kemitraan, dan Undang-undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan. Pengaturan hukum terhadap garansi produk dalam usaha
perdagangan dengan sistem penjualan langsung barupa Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor: 32/MDAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Usaha Perdagangan Dengan Sistem Penjualan Langsung. Dalam Pasal 4 ayat (1)
disebutkan bahwa Kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung
diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antara perusahaan dan mitra
usaha, dengan memperhatikan kode etik dan peraturan perusahaan. Perlindungan
dan pemberian garansi terhadap perusahaan oleh mitra usaha dalam kegiatan
usaha perdagangan berbasis penjualan langsung dalam hal merasa dirugikan
akibat adanya informasi yang tidak benar dapat menuntut secara langsung
i
Universitas Sumatera Utara
penggantian kerugian kepada pelaku usaha dan pelaku usaha harus member
tanggapan dan/atau penyelesaian dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah
tanggal transaksi pembelian.
Kata Kunci : Mitra Usaha, Garansi
1
Peneliti, Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
2
Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
3
Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
ii
Universitas Sumatera Utara