Respons Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Terhadap Jenis dan Waktu Aplikasi Elisitor

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar karena
berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidupnya (Andayani, 2009). Tidak
hanya kuantitas tuntutan akan kualitas pangan sebagai pangan fungsional juga
semakin meningkat yang berbanding lurus dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya arti kesehatan yang bersumber dari bahan pangan
alami. Pangan fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya
dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, selain manfaat yang diberikan oleh
zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya. Pangan fungsional tidak hanya pangan
alamiah tetapi juga pangan yang telah difortifikasi atau diperkaya dan
memberikan efek potensial yang bermanfaat untuk kesehatan jika dikonsumsi
sebagai bagian dari menu pangan (Ebook Pangan, 2006).
Kedelai sebagai bahan makanan mempunyai nilai gizi cukup tinggi karena
merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan serat paling baik. Kedelai
mengandung beberapa fosfolipida penting dan menempati urutan pertama akan
kandungan senyawa isoflavon dan derivatnya. Isoflavon adalah salah satu
golongan dari kelompok flavonoida merupakan golongan senyawa metabolit
sekunder yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan, khususnya Leguminoceae

(Handayani, 2008) yang diketahui berfungsi sebagai antioksidan, antitumor,
antikanker dan antiosteroklerosis. Dengan berbagai manfaat dan khasiatnya itu,
sangat disayangkan sampai saat ini negara kita masih belum dapat memenuhi
sendiri kebutuhan akan kedelai (Atun, 2009).

Universitas Sumatera Utara

2

Kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun terus meningkat. Menurut data
Badan Pusat Statistik (BPS) produksi kedelai nasional tahun 2014 sebanyak
mencapai 892,6 ribu ton biji kering, naik 14,44 persen atau 112,61 ribu ton
dibanding 2013 sebesar 779,99 ribu ton. Data dari Dewan Kedelai Nasional
menyebutkan kebutuhan konsumsi kedelai dalam negeri tahun 2014 sebanyak 2,4
juta ton sedangkan sasaran produksi kedelai tahun 2014 hanya 892,6 ribu ton.
Masih terdapat kekurangan pasokan sebanyak satu juta ton lebih
(Badan Litbang Pertanian, 2014).
Salah satu alternatif upaya peningkatan kuantitas dan kualitas produk
pertanian khususnya kedelai dapat dilakukan dengan pemanfaatan induksi
ketahanan sistemik dengan peningkatan metabolit sekunder yang dipicu oleh

pengaplikasian elisitor tertentu melalui proses elisitasi (Hoerussalam et al., 2013).
Penggunaan

elisitor

telah

diketahui

secara

meluas

dalam

peranannya

meningkatkan metabolit sekunder. Beberapa penelitian terkait dengan penggunaan
elisitor seperti metil jasmonat, asam salisilat, ekstrak yeast, dan kitosan dapat
meningkatkan metabolit sekunder (Namdeo, 2007).

Elisitasi adalah teknik pemberian materi abiotik maupun biotik kedalam
sel tumbuhan sehingga produksi metabolit sekunder tumbuhan meningkat.
Senyawa yang berperan dalam proses elisitasi disebut elisitor. Elisitor
mengaktifkan gen dalam tumbuhan yang mengkode enzim yang diperlukan untuk
sintesis fitoaleksin (Habibah, 2009). Faktor yang menentukan keberhasilan
elisitasi diantaranya adalah konsentrasi elisitor dan waktu kontak antara sel
dengan elisitor (Al-Tawaha, 2006).

Universitas Sumatera Utara

3

Berdasarkan penelitian Al-Tawaha dan Ababneh (2012) menyatakan
bahwa semua perlakuan elisitor meningkatkan hasil biji kedelai dibandingkan
dengan tanaman tanpa perlakuan (kontrol). Hal ini dikarenakan adanya interaksi
positif elisitor dengan tanaman sebagai respon ketahanan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk
meningkatkan produksi tanaman kedelai di Indonesia dengan memanfaatkan jenis
dan waktu aplikasi elisitor yang berbeda sebagai salah satu bentuk intensifikasi.
Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui respons produksi kedelai terhadap
jenis dan waktu aplikasi elisitor.
Hipotesa Penelitian
Aplikasi berbagai jenis, waktu aplikasi elisitor dan interaksi keduanya
berpengaruh nyata meningkatkan produksi kedelai.
Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh data dalam penyusunan
skripsi dan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi
pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara