PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA Telaah Beb

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA:
(Telaah Beberapa Produk Hukum Sebagai Dasar Pijakan Formulasi
Manajemen Pendidikan Islam)

Nanang Kuswara, SE, MM.
NIM: 2014990013
Program Doktor Manajemen Pendidikan Islam
Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta
Telp. 0821 1210 6265 dan 0812 1469 5771
E-mail address : nanang.kuswara@gmail.com

Abstract
Islam education in Indonesia as a religious country, a home to the largest
Moslem population in this planet is improving with its various operational
management. Within the problems which arouse not only for its terminology of
Educational Management vis-à-vis Educational Administration, but also in seeking
the formulation of Islam Educational models as an original concept. Unfortunately,

the education problems generate to the confusion of middle and high educational
system in Islam. It is a reality that specifically high educational system is an
institution which is acknowledged as a certainty of educational outcome to produce
qualified human resources to afford competitiveness of a nation within global
empirical milieu. The problem is that, how Muslim Society in Indonesia with its
holistic manpower is able to participate in civil affairs when they are not equipped
with legal and proper rules of middle and high educational management.
Keyword: administration, education, Islam, management, system

1

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

PENDAHULUAN
Pada hakikatnya, pendidikan adalah fondasi utama umat Islam dalam
memerankan fungsi potensinya pada setiap aspek kehidupan. Islam baik sebagai
agama sekaligus sebagai inti pendidikan, tidak hanya mengatur hubungan manusia
dengan Allah (hablumminallah) melalui rangkaian ibadah ritual seperti shalat, puasa

dan haji, tetapi juga mengatur hubungan antar manusia (hablumminannas) serta
hubungan manusia dengan alam (hablumminalam). Oleh karena itu, maka pendidikan
Islam sebagai aras ilmu pengetahuan yang memiliki nilai-nilai kesempurnaan
ajarannya, seyogyanya dikaji dan dipahami agar mampu melahirkan kekuatan
individu. Yakni kekuatan yang memberikan makna kompetensi, kapabiliti, dan “innerpower” berupa kejeniusan spiritual, sehingga mampu mencetak keparipurnaan para
penganutnya dalam mewarnai peradaban kejagatan secara komprehensif. Dengan kata
lain, pendidikan Islam sejatinya harus menjadi mesin yang memiliki kemampuan
dalam mencetak setiap individu Muslim untuk memiliki kualitas kepemimpinan
berkaliber poleksosbudtekhankam, serta berperan aktif sebagai agen Allah dalam
kancah pergaulan berkarakter rahmatan lil alamin.
Pendidikan Islam bagi setiap individu, adalah “mengetahui” kualitas diri
masing-masing. Dengan mengetahui kualitas diri, kemampuan dan kekurangan
individu sebagai agenNYA dapat dianalisa untuk melakukan tindakan koreksi
(rectifying action) agar peran yang dilakukannya mampu menularkan sikap budaya
komprehensif yang berkarakter duniawi, ukhrawi, rohani dan jasmani, serta mampu
memberi warna yang indah bagi kemajemukan kultural yang bernuasa universal. Jika
“mengetahui” adalah kodrat hidup, maka sistem pendidikan adalah kebudayaan.
Sehingga ketika sistem tersebut menjauhkan manusia dari pengetahuan diri, krisis
pendidikan secara otomatis menjadi krisis kebudayaan. Dengan demikian, maka
mengetahui kualitas diri sejatinya merupakan kewajiban yang harus diemban oleh

setiap individu Muslim agar senantiasa mengingatNya, seperti Allah firmankan dalam
Surat Al-Hashr Ayat 19:

‫ك‬
‫وككل ت ك م‬
‫سهههممم أ موول كلئ ئهه ك‬
‫م‬
‫سههى لهم مم كأن م‬
‫كومنوا و ك كٱل ل ئ‬
‫ف ك‬
‫ه فكأن ك‬
‫ن نك م‬
‫ك همهه م‬
‫سههوا و ٱلل لهه ك‬
‫ذي ك‬
[١٩,‫ ]سورة الهحهشهر‬١٩ ‫ن‬
‫س م‬
‫ٱلم لك‬
‫ف ئ‬
‫قو ك‬


Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang
fasik [Al Hashr19]. 1

Dalam kaitannya sebagai seorang Muslim yang memiliki keingingan untuk
selalu mampu mengukur kualitas individunya, maka sebuah wadah pendidikan Islam
merupakan jawaban yang pasti tentang aspek-aspek yang menyangkut proses ke arah
1Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI. Jakarta: PT Pena
Pundi Aksara.

2

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

pembentukan kualitas individu Muslim sesuai yang diharapkan oleh semua stakeholder pembangunan manusia, termasuk Allah Yang Maha Mengatur ummatNya.
Lembaga pendidikan Islam yang secara strategis dan didesain sesuai kaidah-kaidah
serta nilai-nilai kesempurnaan Al-Qur’an dan Al-Hadits, merupakan perkakas yang

hakiki dalam mekanisme dan orisinalitas manajemen pendidikan Islam. Oleh karena
itu, kemudian dari titik inilah maka pemahaman orisinalitas manajemen pendidikan
Islam tertuju kepada pondok pesantren. Hal ini bisa dipahami Karena Pondok
Pesanten bisa dianggap sebagai lembaga pendidikan Islam yang paling mendekati
dengan operasionalisasi model pendidikan Islam yang sesungguhnya.
Pengharapan menetapkan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam
yang orisinal, tidak terlepas dari program-program yang sedang berjalan serta
program-program lanjutan yang sedang dan harus dilakukan oleh berbagai pihak
terutama pemerintah. Program-program lanjutan dimaksud tiada lain adalah: (1)
produk hukum yang menyetarakan pendidikan pondok pesantren tidak hanya
diberlakukan pada level pendidikan dasar, tetapi juga pada tingkat menengah dan
tinggi; (2) desain manajemen pendidikan Islam termasuk kurikulum, harus disesuaikan
dengan kebutuhan perkembangan zaman serta tidak tercerabut dari orisinalitas model
pendidikan Islam; (3) menjadikan Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pijakan dasar
berbagai fungsi-fungsi manajemen dan operasionalisasi lembaga pendidikan Islam; (4)
lembaga pendidikan Islam harus didesain berkarakter ijtihad (riset) untuk
mengantisipasi semakin dinamisnya perkembangan tatanan pergaulan kejagatan berkat
percepatan kemajuan teknologi.
Makalah ini mendiskusikan serta mengundang pemahaman berbagai pihak
khususnya otoritas pendidikan, untuk secara intensif memikirkan pola dan strategi

model pendidikan Islam di Indonesia untuk menentukan format orisinal manajemen
pendidikan Islam yang holistik. Dengan demikian makan proses pembangunan
manusia seutuhnya tidak hanya terbatas pada aspek afektif, kognitif dan psiko-motorik
saja, tetapi juga secara infinitif.

PEMBAHASAN

3

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

Pendidikan 2 merupakan sistem bagi manusia dalam memperoleh ilmu sebagai
perkakas untuk mempermudah proses-proses pencapaian tujuan parsial sebagai
mahluk individu, dan keinginan kolegial sebagai mahluk sosial. Kekuatan Islam, yang
tercermin dari kesempurnaan ayat-ayatNya yang terkandung dalam Al-Qur’an dan alHadits, berfungsi sebagai sarana inti pendidikan kehidupan dan telah menjadi bukti
dan contoh nyata betapa ia mampu merevolusi peradaban. Salah satu bukti kekuatan
kesempurnaan ajaran Islam dalam merubah keadaan ke arah berkemajuan, terjadi pada
zaman jahiliyah. Bangsa Arab yang mengalami titik nadir kehidupan sosial, kultural

dan spiritual, dalam waktu singkat mampu menyulap peradabannya sehingga Islam
mengalami puncak kejayaan pada masa dinasti Abbassiyah dan menjadi rujukan
“barat” dalam mengembangkan keilmuan. Lain kata, ajaran Islam telah memberikan
solusi pasti dalam memerhatikan pemecahan problematika sosial kehidupan. 3
A. Dasar Pijakan Hukum Pendidikan.
Menyadari tentang solusi problematika sosial inilah maka Persatuan Bangsa
Bangsa lewat UNESCO yang didirikan sejak tahun 1945, menetapkan misinya untuk
memberikan kontribusi pada proses perdamaian, eradikasi kemiskinan, pengembangan
berkesinambungan, dan dialog inter-kultural lewat prinsip-prinsip kegiatan
pendidikan. Sementara dalam visinya, UNESCO telah berkomitmen secara holistik
dan humanistik untuk memainkan peran yang fundamental pada matra kemanusiaan,
sosial dan pengembangan ekonomi dalam kualitas pendidikan yang diprogramkannya
bagi kepentingan dunia .4
Berkaitan dengan visi dan misi UNESCO, lembaga pendidikan dunia ini
menetapkan tujuan dari pendidikan yang digagasnya dengan mendukung tercapainya
program EFA (Education for All) yakni dengan jalan: (1) to provide global and
regional leadership in education; (2) to strengthen education systems worldwide from
early childhood to the adult years; dan (3) to respond to contemporary global
challenges through education. Berangkat dari ketiga program di atas, maka UNESCO
mencanangkan empat pilar pendidikan yang ditujukan untuk kepentingan masa

sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to know; (2) learning to do; (3)
learning to be; dan (4) learning to live together.

2 Dewey, John (1944). Democracy and Education. The Free Press. pp. 1–4. ISBN 0-684-83631-9. The
process of facilitating learning. Knowledge, skills, values, beliefs, and habits of a group of people are
transferred to other people, through storytelling, discussion, teaching, training, or research. Education
frequently takes place under the guidance of educators, but learners may also educate themselves in a
process called autodidactic learning
3 Abuddin Nata. (2014). Sosiologi Pendidikan Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
4 http://en.unesco.org/themes/education-21st-century - diunduh 4 Nopember, 2015

4

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

Di Indonesia, tujuan pendidikan nasional dituangkan dalam UUD 1945 (versi
Amandemen) sebagai berikut: (1) Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”; (2) Pasal 31, ayat 5
menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia.”
Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Dasar versi amandemen
di atas, kemudian dielaborasi ke dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 pasal 3
yang menyebutkan bahwa, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam tingkat yang lebih operasional, dimana pendidikan di Indonesia
membutuhkan standar nasional yang memerlukan penyesuaian terhadap dinamika
kehidupan yang berkembang di masyarakat, maka Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan kemudian diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, yang kemudian juga diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015. Perubahan-perubahan ini setidaknya menunjukkan
bahwa pemerintah memiliki keinginan yang kuat untuk selalu memperbaiki sistem

pendidikan nasional ke arah proses percepatan kualitas pendidikan yang berkemajuan.
Walaupun perubahan-perubahan ini sangat berdampak terhadap kelancaran proses
pendidikan yang berjalan pada setiap satuan pendidikan, serta menuai reaksi negative
baik dari para praktisi pendidikan maupun pengamat pendidikan, perubahanperubahan ini merupakan sebuah keniscayaan, dan sebagai respon positif dalam
menyesuaikan kebutuhan outcome pendidikan dalam menghadapi kebutuhan kekinian
(nowness) dan kedisinian (hereness).
Berkaitan dengan perubahan-perubahan di atas, sepanjang perubahan dalam
sistem pendidikan nasional itu ditujukan untuk proses berkemajuan, seyogyanya tidak
dipandang sebagai tindakan negatif otoritas pendidikan (pemerintah) dalam
menjalankan kebijakannya. Lain kata, semua stake-holder dan elemen bangsa harus
bersatu padu dan ikut mendukung perubahan-perubahan yang dilakukan oleh
pemerintah dalam melakukan kekuasaan politiknya bagi pembangunan manusia
Indonesia yang paripurna. Bahkan dalam perspektif Islam, perubahan-perubahan yang
memiliki karakter berkemajuan adalah sebuah kewajiban. Hal ini sesuai dengan
firmanNya dalam Surat Ar-Ra’d Ayat 11 yang menyatakan:

5

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I


11 Nopember, 2015

‫ ]سههورة‬١١ ‫سهئمم‬
‫ما ب ئكأن م‬
‫ما ب ئ ك‬
‫ف ئ‬
‫قومم م ك‬
‫إئ ل‬
‫ى ي مغكي يمروا و ك‬
‫ه كل ي مغكي يمر ك‬
‫ن ٱلل ل ك‬
‫حت ل ل‬
[١١,‫الررعّد‬
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. [Ar Ra'd: 11].5
Dari berbagai dasar pijakan hukum tentang tujuan dan operasionalisasi
pendidikan di atas, kemudian dapat digarisbawahi beberapa intisari tujuan pendidikan
yang terasa saling mengisi dan menjadi tujuan-tujuan yang sangat mulia seperti: (1)
menciptakan kepemimpinan pendidikan yang berilmu, cakap, kreatif dan mandiri; (2)
memperkuat sistem pendidikan kejagatan; (3) menyesuaikan kompetensi manusia
dalam pergerakan dinamisasi dan perubahan kebutuhan kejagatan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi: (4) meningkatkan keimanan dan ketaqwaan untuk
menciptakan manusia yang berakhlak mulia; (5) memajukan peradaban serta
kesejahteraan ummat manusia. Ke-5 tujuan holistik pendidikan ini merupakan kuncikunci pencapaian pendidikan komprehensif untuk menjadi sosok individu manusia
yang memiliki kecakapan intelektual, sosial dan spiritual, sehingga mampu menyasar
kebutuhan manusia pada aras duniawi dan ukhrawi. Dengan demikian, maka konsep
tujuan pendidikan yang ruang lingkupnya meliputi kebutuhan duniawi dan ukhrawi di
atas, sangat sesuai dengan perintahNya yang dituangkan dalam Al-Qur’an Surat AlQasas Ayat 77 seperti di bawah ini:

‫ل‬
‫صيب ك ك‬
‫ما كءات كى ل ك‬
‫ن ٱلد دنمي ك اا‬
‫داكر ٱلمأ ئ‬
‫ك ئ‬
‫س نك ئ‬
‫ه ٱل ل‬
‫ك ٱلل ل م‬
‫وكٱبمت كئغ ئفي ك‬
‫خكر ةةا وككل كتن ك‬
‫م كك‬
‫وأ كحمسن ك ك ك‬
‫ن‬
‫سههاد ك فئههي ٱلمأر ض ا‬
‫ه إ ئل كي ةمكا وككل ت ك ٱٱبمئغٱٱٱلم ك‬
‫ئ‬
‫مض إ ئ ل‬
‫ف ك‬
‫ما أحم ك‬
‫ن ٱلل ل م‬
‫ك‬
‫س ك‬
‫ك‬
‫ك‬
‫ل‬
[٧٧,‫ ]سورة القصص‬٧٧ ‫ن‬
‫ه ل يم ئ‬
‫س ئ‬
‫مفم ئ‬
‫ح د‬
‫ب ٱلم م‬
‫ٱلل ك‬
‫دي ك‬
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan [Al Qasas:
77]. 6

Dari hanya satu ayat tersebut di atas, dapat ditarik pemahaman bahwa Islam
secara rinci telah memberikan panduan tentang tujuan pendidikan secara keseluruhan,
yaitu: (1) membentuk manusia untuk memiliki kecakapan spiritual sebagai bekal
dalam aktivitas di negeri akhirat (ukhrawi); (2) membentuk kecakapan intelektual dan
5 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI. Jakarta: PT
Pena Pundi Aksara.
6 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI. Jakarta: PT
Pena Pundi Aksara.

6

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

sosial sebagai modal dalam beraktivitas di dunia (duniawi); (3) menjadi sosok individu
yang selalu berbuat baik dan menghindarkan diri dari berbuat kerusakan, bagi
terciptanya kemajuan peradaban dan kesejahteraan ummat manusia. Lain kata, Islam
adalah agama yang memiliki ajaran komprehensif, yang tidak hanya memiliki dimensi
akidah dan ibadah saja, tetapi juga dimensi filosofis dan amaliah. 7
B. Kepemimpinan Pendidikan.
Berkaitan dengan tujuan-tujuan yang digagas oleh UNESCO dan Negara
Republik Indonesia sendiri, salah satu tujuannya adalah untuk melahirkan manusia
yang memiliki kaliber kepemimpinan dalam pendidikan. Salah satu elemen
kepemimpinan dalam pendidikan adalah profesi guru. Guru adalah satu-satunya unsur
pendidikan yang langsung berhadapan dengan proses belajar dan mengajar, dimana
peran dan fungsinya sangat strategis. Sedemikian pentingya peran dan fungsi guru,
sehingga ada pemahaman di antara pakar pendidikan yang berpendapat bahwa:
“apabila tidak terdapat kurikulum tertulis, tidak ada ruang kelas, dan tidak tersedia
sarana serta prasarana pendidikan, selama masih ada guru maka pendidikan masih
dapat berjalan”. 8 Maka dari pemahaman itulah kemudian lahir sebuah gelar yang
menggetarkan jiwa semua yang mendengarnya: “guru adalah pahlawan tanpa tanda
jasa”. Kebahagiaan guru hanya satu, linangan air mata bahagia ketika melihat anak
muridnya jaya dan berguna.
Bagaimanapun perlu disadari bila orientasi guru sebagai “agent of social
change” (agen perubahan sosial) ke arah pembangunan peradaban yang berkemajuan,
banyak terkendala dengan dinamisnya kemajuan zaman dalam era kejagatan
(globalisasi) yang melahirkan sikap materialisttik, hedonistik, sekularistik, pragmatik
dan kurang menghayati nilai-nilai moral dan spiritual. Hal ini boleh jadi karena aras
empiris kehidupan manusia hanya berpatokan kepada kesuksesan kepemilikan ilmu
pengetahuan, teknologi, rasio dan materi, sehingga manusia terlalu mempercayai
kekuatannya sendiri (anthropo-centris) dengan memudarkan kepercayaan kepada
kekuatanNya.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi guru untuk menempatkan posisi
individunya sebagai seorang manusia yang harus berada pada level yang berkarakter
serta bermental mulia, sebagai seorang Ulul Albab yang meneruskan peran
“pendidikan” Rasulullah Saw, yang memiliki keseimbangan daya pikir dan daya nalar
dengan daya zikir dan spiritual, yang selalu tunduk kepada kesucian jiwa
kependidikannya dengan jalan memelihara akal pikiran, mengingat yang menciptakan
keberadaan, serta berfikir dan mengamati fakta empiris keteraturan tata kelola bumi
dan langit, sebagai bukti nyata kekuasaanNya dalam memberikan kemanfaatan bagi
7 Abuddin Nata. (2011). Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Kencana Prenada Media group.
8 Nana S. Sukmadinata (1997). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya.

7

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

manusia, yang tanpa sia-sia. Peringatan Allah dalam memelihara akal serta
mempercayai keMaha-Dahsyatan Allah dalam menciptakan dan mengelola
kesempurnaan pengaturanNya, dinyatakan dalam Surat Ali Imran Ayat 190 – 191 di
bawah ini:

‫ك‬
‫ت‬
‫ن ئفي ك‬
‫ل ٱوكٱٱلن لهكههارئ كل لي لكهه ت‬
‫مولك ئ‬
‫ض وكٱخمت ئل لكهه ئ‬
‫إئ ل‬
‫ق ٱل ل‬
‫س لك‬
‫ف ٱل ل ٱٱيم ئ‬
‫خلم ئ‬
‫ت وكٱلمأرم ئ‬
‫ك‬
‫يل م‬
‫دا وكعّ كل ك‬
‫ن ٱل ل ل‬
‫ ٱل ل‬١٩٠ ‫ب‬
‫م‬
‫م‬
‫ى‬
‫هه‬
‫ههو‬
‫ع‬
‫ق‬
‫و‬
‫هها‬
‫م‬
‫ي‬
‫ق‬
‫ه‬
‫هه‬
‫رو‬
‫ك‬
‫ذ‬
‫م‬
‫هه‬
‫ي‬
‫ن‬
‫ذي‬
‫ب‬
‫ل‬
‫م‬
‫أ‬
‫ل‬
‫م‬
‫ٱ‬
‫لي‬
‫و‬
‫ئ‬
‫ئ‬
‫ئ‬
‫د‬
‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
‫ك‬
‫ك‬
‫ل‬
‫ك‬
‫د‬
‫ك‬
‫ئ‬
‫ك‬
‫م‬
‫ك‬
‫و‬
‫ل‬
‫فك لرون في خلمق ٱلسموت وٱلمأ ك‬
‫ت‬
‫ر‬
‫م‬
‫ما ك‬
‫جمنوب ئهئمم وكي كت ك ك م ك ئ‬
‫م‬
‫خل ك ٱٱ قم ك‬
‫ض كرب لكنا ك‬
‫ل لك لك ئ ك‬
‫ك ئ‬
‫ئ‬
‫حن ك ك‬
‫قكنا عّ ك ك‬
‫هلك ك‬
,‫ ]سورة آل عّمههران‬١٩١ ‫ب ٱللنارئ‬
‫ك فك ئ‬
‫ذا ك‬
‫سبم لك‬
‫ذا ب لكط ئدل م‬
[١٩١-١٩٠
(190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal; (191) (yaitu) orangorang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka [Al 'Imran,190-191]
C. Sistem Pendidikan Kejagatan.
Salah satu program EFA yang digagas UNESCO adalah “to strengthen
education systems worldwide from early childhood to the adult years”. Penguatan
sistem pendidikan kejagatan ini mengacu kepada kepentingan semua pihak dan untuk
segala usia di 191 negara. Tujuan organisasi ini adalah mendukung perdamaian, dan
keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang
berlandaskan kepada keadilan, peraturan hukum, HAM (hak asasi manusia), dan
kebebasan hakiki (Pasal 1 Konstitusi UNESCO). 9 Isi dari program ini mengandung
sifat: (1) kesetaraan hak dalam mendapatkan pendidikan; (2) bimbingan keilmuan; (3)
penghormatan terhadap akal manusia dari mulai anak-anak sampai manusia dewasa;
(4) memberikan kesempatan keinginan belajar yang menjadi fitrah manusia; (5)
memberikan jalan menuju penghidupan sosial yang harmonis; dan (6) kebebasan
hakiki.
Berkaitan dengan hal di atas, dalam Al-Qur’an sendiri telah memberi isyarat
bahwa permasalahan pendidikan sangat penting. Apabila Al-Qur’an dikaji dengan
lebih mendalam, maka ditemukan beberapa prinsip dasar pendidikan yang bisa
dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu. Beberapa
indikasi dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan pendidikan antara lain; (1)
9 https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Pendidikan,_Keilmuan,_dan_Kebudayaan_PBB#cite_note2. Diunduh pada 19 Nopember 2015.

8

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

menghormati akal manusia; (2) bimbingan ilmiah; (3) fitrah manusia; (4) penggunaan
cerita (kisah) untuk tujuan pendidikan; dan (4) memelihara kepentingan sosial
masyarakat. 10 Dari keempat butir di atas, dapat disimpulkan bila mendapatkan hak
pendidikan adalah hak asasi manusia. Hak asasi manusia dalam Islam mengandung
prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan dan penghormatan terhadap
sesama manusia. Persamaan, artinya Islam memandang semua manusia setara, yang
membedakan adalah prestasi ketakwaanya. Hal ini sesuai dengan firmanNya dalam
Al-Qur’an Surat al-Isra ayat 70 seperti di bawah ini:

‫حم وككرقمكزٱٱٱٱن لكهمههم‬
‫۞وكل ك ك‬
‫م وك ك‬
‫ي كءاد ك ك‬
‫ح ك‬
‫قدم ك كلرممكنا ب كن ئ ل‬
‫ملمن لكهممم فئههي ٱلمب كههير وكٱلمب ك ٱٱرئ‬
‫ك‬
٧٠ ‫ضههيدل‬
‫مههنم ك‬
‫خل كقمن كهها ت كفم ئ‬
‫ن ٱلط لي يب لكهه ئ‬
‫ت وكفك ل‬
‫م ل‬
‫ى ك كث ئيههتر ي‬
‫ي‬
‫مهه ك‬
‫ضههلمن لكهممم عّ كلهه ل‬
[٧٠,‫]سورة السراء‬
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan [Al Isra"70]. 11
Kebebasan mendapatkan hak, termasuk mendapatkan pendidikan, merupakan
elemen penting dalam ajaran Islam. Kehadiran Islam memberikan jaminan kepada
kebebasan manusia agar terhindar dari kesia-siaan dan tekanan, baik yang berkaitan
dengan masalah agama, ideology, ataupun poleksosbudhankam.
Namun demikian, pemberian kebebasan terhadap manusia bukan berarti
mereka dapat menggunakan kebebasan tersebut secara mutlak, tetapi dalam kebebasan
tersebut terkandung hak dan kepentingan orang lain yang harus dihormati pula.
Disinilah fungsi pemeliharaan akal yang menjadi panglima utama dalam kehidupan
manusia. Akal akan mengatur bagaimana manusia berfikir, berencana, berbicara, dan
bertindak agar segala aspek kehidupannya tidak hanya berguna untuk dirinya sendiri,
tetapi juga bermanfaat bagi kesejahteraan dan kehidupan sosial kemasyakatan dan
kejagatan. Pemeliharaan akal seperti inilah yang diingatkan Allah dalam Surat AlJatsiyah Ayat 5 di bawah ini:

‫مهها أ كنههكز ك‬
‫مههن يرزمتق‬
‫مائء ئ‬
‫ه ئ‬
‫وكٱخمت ئل لك ئ‬
‫ن ٱل ل‬
‫سهه ك‬
‫ل ٱلل لهه م‬
‫ل وكٱلن لكهارئ وك ك‬
‫مهه ك‬
‫ف ٱل ليم ك ئ‬
‫ك‬
‫ن‬
‫ت لي ك‬
‫قوممت ي كعم ئ‬
‫قملههو ك‬
‫ري ئ‬
‫ض ب كعمد ك ك‬
‫فكأحمكيا ب ئهئ ٱلمأرم ك‬
‫ف ٱليري لكئح كءاي لك ت‬
‫مومت ئكها وكت كصم ئ‬
[٥,‫ ]سورة الجاثية‬٥
10
https://pintania.wordpress.com/konsep-pendidikan-dalam-al-qur%E2%80%99an-danpengembangan- diunduh pada 17 Nopember 2015
11 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI. Jakarta: PT
Pena Pundi Aksara.

9

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit
lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada
perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal [Al
Jatshiyah: 5]. 12
D. Kompetensi Manusia Dalam Ranah dan Dinamisasi Kejagatan.
Secara positif perkembangan global sedikitnya dapat dicirikan ke dalam lima
hal yaitu: (1) terjadinya pergeseran dari konflik ideology dan politik ke arah
persaingan perdagangan, investasi, dan informasi; dari keseimbangan kekuatan
balance of power ke arah keseimbangan kepentingan (balance of interest); (2)
hubungan antarnegara bangsa secara struktural berubah dari sifat ketergantungan
(dependency) ke arah saling bergantung (interdependency); hubungan yang bersifat
primordial berubah menjadi sifat bergantung kepada posisi tawar-menawar
(bargaining position); (3) batas-batas geografis hampir tidak lagi menjadi sesuatu yang
berarti secara operasional. Kekuatan suatu negara dan komunitas di dalam interaksinya
dengan negara dan komunitas lain lebih banyak ditentukan oleh kemampuannya
memanfaatkan keunggulan komparatif (comparative advantage) dan keungulan
kompetitif (competitive advantage); (4) persaingan antar negara lebih diwarnai oleh
perang penguasaan teknologi tinggi. Sehingga setiap negara berkepentingan untuk
mendongkrak anggaran dan penyediaan dana yang besar bagi penelitian dan
pengembangan bila tidak ingin tertinggal dengan negara lain; (5) terciptanya budaya
dunia yang cenderung mekanistis, efisien, dan tidak menghargai nilai dan norma yang
secara ekonomi dianggap tidak menguntungkan. 13
Kejagatan atau globalisasi yang ditandai dengan kelima hal tersebut di atas,
dimana terjadi proses hubungan yang rumit antar masyarakat yang luas dunia,
antarbudaya, institusi dan individual, yang mempersingkat waktu dan jarak dari
pengurungan waktu yang diambil baik secara langsung maupun tidak langsung,
dimana dunia dilihat seakan-akan semakin mengecil dalam beberapa aspek, yang
membuat hubungan manusia antara yang satu dengan yang lain semakin dekat 14
dalam Islam dianggap sebagai sebuah keniscayaan. Hal ini sesuai dengan
pernyataanNya dalam Surat Hujurat ayat 13 yang pemahamannya seperti beikut:
12 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI. Jakarta: PT
Pena Pundi Aksara.
13 Harahap, Syahrin (ed), Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi (Yogyakarta: Tiara Wacana,
1998)
14 Amer Al-Roubaie. 2005. "Globalisasi dan Posisi Peradaban Islam" dalam jurnal Islamiyah Tahun I
No. 4/Januari-Maret 2005. Jakarta: Institute for Study of Islamic Thought and Civilization [INSIST]
dan Khoirul Bayan. hal. 11.

10

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

‫ك‬
‫م‬
‫جعكلمن لك م‬
‫مهن ذ ك ك‬
‫خل كقمن لك م‬
‫كهمم م‬
‫شهمعودبا‬
‫س إ ئن لهها ك‬
‫ى وك ك‬
‫كهم ي‬
‫ي كلأي دكهها ٱلن لهها م‬
‫كهتر وك كأنكثه ل‬
‫ل ل ئتعارفموام ا إ ك‬
‫م‬
‫عّند ك ٱلل لهههئ أتم ك‬
‫مك ممم ئ‬
‫قى لك مههمم إ ئ ل‬
‫وكقككبائ ئ ك ك ك ك ل ئ ل‬
‫ه عّ كل ئيهه م‬
‫ن ٱلل لهه ك‬
‫ن أكمكر ك‬
[١٣,‫جهرات‬
‫ك‬
‫حه م‬
‫ ]سورة ال م‬١٣ ‫خئبيتر‬
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal [Al Hujurat13]. 15
Dengan kenyataan tentang globalisasi yang terjadi, maka sejatinya ummat
Islam memiliki kesadaran untuk membekali kekuatan individunya dengan perangkat
ilmu pengetahuan yang akan mempermudah proses pencapaian tujuan. Tujuan tiap
individu Muslim adalah berjuang untuk memperoleh gelar “khoeru ummatin” pada
aras milieu kehidupan kejagatan. Gelar inilah sebagai pembeda orang-orang yang
memiliki ilmu dan tidak, yang Allah firmankan dalam Surat Az-Zumar Ayat 9 di
bawah ini:

‫ل‬
‫ك‬
‫جههوا و‬
‫ما ي كحمذ كمر ٱلمأ ئ‬
‫خههكرة ك وكي كرم م‬
‫ج د‬
‫ل ك‬
‫دا وككقائ ئ د‬
‫سا ئ‬
‫منم هموك قلكن ئ م‬
‫أ ل‬
‫ت كءاكناكء ٱل ليم ئ‬
‫مههو ة م‬
‫ن‬
‫م ك‬
‫ن وكٱل لهه ئ‬
‫وي ٱل ل ئ‬
‫مو ك‬
‫ن كل ي كعمل ك م‬
‫ن ي كعمل ك م‬
‫كرحم ك‬
‫ذي ك‬
‫ذي ك‬
‫ة كرب يهئۦم مقملم هكلم ك ي كسمت ك ئ‬
[٩,‫ ]سورة الزمر‬٩ ‫ب‬
‫إ ئن ل ك‬
‫ما ي كت كذ كك لمر أووملوا و ٱلمألمب لك ئ‬
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran [Az Zumar: 9].
16

Dari isi ayat tersebut di atas kemudian dapat dipahami, bahwa sebagai ummat
yang terbaik, masyarakat Muslim tidak hanya memiliki kompetensi lahiriah dan
bathiniyah, tetapi juga kapabel dalam memaksimalkan kecerdasan spiritual serta
kepandaian akal, sehingga mampu mendominasi matra sosial kehidupan global dengan
mengajak kepada kesuksesan dan kebaikan (ma’ruf) dan melarang kepada kegagalan
dan keburukan (munkar), serta selalu bersikap ihsan dengan secara total menjalankan
15 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI. Jakarta: PT
Pena Pundi Aksara.
16 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI. Jakarta: PT
Pena Pundi Aksara.

11

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

tugas dan tanggung jawab sesuai kapasitasnya. Hal ini selaras dengan pernyataan
Allah Swt. dalam Surat Ali Imran Ayat 110 di bawah ini:

‫م‬
‫م‬
‫م‬
‫ن‬
‫كنت ممم ك‬
‫ف وكت كنمهكوم ك‬
‫معممرو ئ‬
‫ممرو ك‬
‫مةم أخمرئ ك‬
‫ن ب ئٱلم ك‬
‫س ت كأم م‬
‫خيمكر أ ل‬
‫ن عّ ك ئ‬
‫جتم ئلللنا ئ‬
[١١٠,‫ ]سورة آل عّمران‬١١٠ ‫ن ب ئٱلل ل ض مه‬
‫منك كرئ وكت مؤم ئ‬
‫ممنو ك‬
‫ٱلم م‬
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. [Al 'Imran:
110]. 17
Konsep gelar “khoeru-ummatin” yang diberikan Allah Swt. terhadap ummat
Muslim memiliki makna yang jauh lebih dalam. Setiap individu Muslim dalam hal ini,
adalah agen Allah dalam mewujudkan peran agama Islam yang memiliki karakter
“rahmatan lil ‘alamin” dengan kompetensi puncak yang dimilikinya.
E. Pendidikan Menciptakan Individu Berakhlak Mulia.
Slogan UNESCO tentang tujuan pendidikan sebagai “learning to be” atau
belajar untuk menjadi (pintar, cerdas, hebat, sukses, dan lain-lainnya), sangat berbeda
dengan perspektif Islam. Kecerdasan dan intelektualitas barat yang hebat, tiada lain
hanya berupa kebodohan holistik yang menyangka kesuksesan intelektual dan sosial
manusia akan mampu memberikan kebahagiaan yang paripurna, yaitu kebahagiaan
lahir, bathin, duniawi dan ukhrawi. Dalam pandangan Islam, kecerdasan intelektual
dan sosial barat ditekankan dalam Surat Ar-Rum Ayat 7 yang dipahami sebagai
berikut:

‫ل‬
٧‫ن‬
‫ن ٱلمأ ئ‬
‫خكرةئ هممم غ لك ئ‬
‫فملو ك‬
‫ن ٱلم ك‬
‫مو ك‬
‫ن ظ لكهئدرا ي‬
‫ي كعمل ك م‬
‫م ك‬
‫حي كولةئ ٱلد دنمكيا وكهم مم عّ ك ئ‬
[٧,‫]سورة الروم‬
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka
tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai [Ar Rum7]. 18
Kesuksesan intelektual dan sosial barat, tidak memberikan manfaat yang hakiki
dan memberikan sisa ruang kosong bathiniyah dalam hati dan fikiran mereka.
Kebahagiaan mereka selalu hilang sesaat setelah mereka menemukan yang dicarinya,
untuk kemudian kecewa lagi ketika pencarian hal barunya tertumbuk pada kegagalan17 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI. Jakarta: PT
Pena Pundi Aksara.
18 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI. Jakarta: PT
Pena Pundi Aksara.

12

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

kegagalan yang ditemuinya. Mereka terus mencari dan mencari dalam pencarian yang
dibelenggu oleh hawa nafsunya, yang persis seperti diutarakanNya dalam Surat AlJathiyah Ayat 23 di bawah ini:

‫ك‬
‫ك‬
‫ه ٱلل لهه م ك‬
‫م‬
‫عّٱٱلممتٱٱ وك ك‬
‫ن ٱت ل ك‬
‫ى ئ‬
‫ه وكأ ك‬
‫خت كهه ك‬
‫ضههل ل م‬
‫هۥ هكوكى ل م‬
‫خذ ك إ ئل لكهك م‬
‫ت ك‬
‫أفككركءيم ك‬
‫ه عّ كلهه ل‬
‫م ئ‬
‫جع ك ك ك‬
‫عّ كل ك‬
‫صرئهئۦ ئغ لك‬
‫مههن ي ك ٱٱ ئهم‬
‫ديهئ‬
‫سممعئهئۦ وكقكلمب ئهئۦ وك ك‬
‫ى ك‬
‫شوكة د فك ك‬
‫ى بك ك‬
‫ل عّ كل ل‬
‫ل‬
‫ك‬
[٢٣,‫ ]سورة الجاثية‬٢٣ ‫ن‬
‫ئ‬
‫منن ب كعمد ئ ٱلل ل ض مه أفككل ت كذ كك لمرو ك‬
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci
mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran [Al Jathiyah23]. 19
F. Pendidikan Menciptakan Peradaban dan Kesejahteraan Ummat Manusia.
Pendidikan merupakan faktor penting, strategis dan determinatif bagi
masyarakat. Maju mundurnya kualitas peradaban suatu bangsa sangat bergantung pada
bagaimana kualitas pendidikan diselenggarakan oleh bangsa yang bersangkutan.
Sejarah membuktikan bahwa hanya bangsa-bangsa yang menyadari dan memahami
makna strategisnya pendidikanlah yang mampu meraih kemajuan dan menguasai
dunia, karena bagaimanapun, pendidikan merupakan alat terefektif bagi perubahan dan
pencapaian kemajuan dalam berbagai dimensi kehidupan. Oleh karena itu, maka
pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, dan
bangsa, karena sangat berperan penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Tanpa
pendidikan, manusia menjadi tidak berdaya. 20
Dengan mengetahui pemahaman di atas, maka tidak dapat disangkal lagi bila
pendidikan akan memberikan dampak berkemajuan terhadap peradaban manusia, yang
sekaligus mampu menciptakan kemudahan-kemudahan bagi tercapainya keinginan
manusia. Korelasi pendidikan dengan peradaban manusia serat kesejahteraannya juga
dinyatakan oleh Xiufang Zao dalam International Conference on Education
Technology and Information System (ICETIS 2013): “There is closely relation
between education and civilization, with a particular form of civilization has specific
requirements for education”. 21

19 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI. Jakarta: PT
Pena Pundi Aksara.
20 Hadirah Ira. (2008). “Dasar-dasar Kependidikan”. Makassar: UIN Alauddin. Dalam MS Djaelani.
Jurnal Ilmiah Wydia. Volume 1 Nomor 2. Juli – Agustus 2013.

13

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

Dalam perspektif Islam, pentingnya ilmu yang diraih lewat proses pendidikan
memiliki nilai ibadah yang sangat luar biasa, karena berdampak terhadap kualitas
berkemajuan individu dan ummat. Oleh karena itu Al-Ghazali, sangat memerhatikan
pentingnya pembangunan peradaban ilmu, sampai-sampai Kitab Ihya’ Ulumid Din
diawali pembahasannya dengan bab tentang ilmu (kitabul ilmi). Pada saat perang salib
berlangsung, al-Ghazali justru banyak menekankan jihad bil-ilmi. Bukan karena alGhazali tidak memahami arti jihad atau tidak peduli dengan perang salib, tapi ada
bangunan pondasi yang harus lebih dulu diletakkan sebelum sebuah peradaban dapat
tegak berdiri, yaitu pondasi ilmu. Hasilnya bisa dilihat, dari guru semacam al-Ghazali
lahirlah generasi hebat Salahuddin al-Ayyubi yang kemudian mampu merebut kembali
Jerussalem. 22 Lain kata, pendidikan memiliki kemampuan yang luar biasa dalam
menciptakan peradaban dan kesejahteraan masyarakat.
Peradaban dan kesejahteraan yang ditimbulkan oleh pendidikan Islam, tentu
tidak sama bila dibandingkan dengan konsep barat. Pendidikan Islam harus mampu
menciptakan peradaban dan kesejahteraan tanpa batas, bukan hanya pada batas aras
empiris duniawi seperti konsep peradaban dan kesejahteraan barat, tetapi pada aras
yang sesungguhnya, yakni kehidupan ukhrawi. Konsep inilah yang didesain oleh Allah
dalam Surat al-Baqarah Ayat 126 seperti termaktub di bawah ini:

‫ك‬
‫وكإ ئذم كقا ك‬
‫ب ٱجمعكههلم هلكهه ك‬
‫ن‬
‫هههۥ ئ‬
‫دا كءا ئ‬
‫ذا ب كل كهه د‬
‫م كر ي‬
‫من دهها وكٱرممزقم أهمل ك م‬
‫ل إ ئبملكرضه‍‍ م‬
‫مهه ك‬
‫ل‬
‫خهه ض مر قكهها ك‬
‫فههكر‬
‫مههن ك ك ك‬
‫منممهم ب ئٱلل لهئ وكٱلمي كههومم ئ ٱلمأ ئ‬
‫ن ئ‬
‫ملكر ئ‬
‫ل وك ك‬
‫منم كءا ك‬
‫ت ك‬
‫ٱلث ل ك‬
‫م ك‬
‫فكأ م‬
‫ك‬
‫م أضمط كدره مۥۥ إ ئل ك‬
‫هۥ قكئلي د‬
‫م‬
‫ى عّ كهه ك‬
‫صههيمر‬
‫هه‬
‫ث‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ت‬
‫م‬
‫م ئ‬
‫ي‬
‫م‬
‫سٱٱٱلم ك‬
‫ل‬
‫م‬
‫ك‬
‫ب ٱلن لهها ضرا وكب ئ ٱٱئم ك‬
‫ذا ئ‬
‫ل‬
[١٢٦,‫ ]سورة البقرة‬١٢٦
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri
yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya
yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman:
"Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku
paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali" [Al
Baqarah: 126]. 23
G. Pondok Pesantren Sebagai Model Manajemen Pendidikan Islam.

21 Xiufang Zhao. (2013). Transformation of Higher Education from the Perspective of Ecological
Civilization. School of Marxism, University of Jinan, Jinan, 250022, China.
22E-Journal. (2010). http://alrasikh.uii.ac.id/2010/04/16/membangun-peradaban-islam-melaluipenguasaan-ilmu-pengetahuan/ - diunduh pada 18 Nopember 2015.
23 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI. Jakarta: PT
Pena Pundi Aksara.

14

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

Usaha-usaha pemerintah untuk mendorong pondok pesantren sebagai lembaga
pendidikan Islam agar lebih bermakna dan mampu bersaing dengan lembaga
pendidikan umum, secara krusial terjadi pada masa-masa awal Orde Baru dimana
SKB (Surat Keputusan Bersama) 3 Menteri Tahun 1973 tentang Peningkatan Mutu
Madrasah. Kemudian sistem pendidikan keagamaan mulai terakomodir dalam sistem
pendidikan nasional setelah disahkannya UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan nasional, walaupun UU ini hanya menjadikan keimanan dan ketaqwaan
sebagai tujuan pendidikan nasional. Terminologi keimanan dan ketaqwaan adalah
terminologi yang identik dengan pendidikan keagamaan. Dengan demikian, karena
Islam adalah konsep rahmat bagi alam, maka dapat dianggap bahwa kegagalan dalam
sistem pendidikan Islam, akan mengakibatkan kegagalan bagi tatanan peradaban dan
kebudayaan umat manusia.
Posisi pendidikan keagamaan semakin kuat setelah secara eksplisit disebutkan
sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional dalam UU Nomor 20 Tahun
2003. Dan secara yuridis pendidikan keagamaan dalam sistem pendidikan nasional
semakin jelas seteleh diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun
2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan sebagai tindak lanjut dari
amanat yang terdapat pada pasal 30 ayat (5) UU Nomor 20 Tahun 2003. Pendidikan
Keagamaan Islam sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah di atas, terdiri
dari pendidikan diniyah dan pondok pesantren.
Political will pemerintah dalam menyetarakan tingkat pendidikan agama dan
keagamaan, khususnya pada pondok pesantren patut disyukuri walaupun masih
menyisakan persoalan-persoalan lanjutan yang membutuhkan usaha keras semua
pihak. Kesetaraan pendidikan pondok pesantren dengan pendidikan umum, baru
melangkah pada Program Belajar dan Pendidikan dasar (Wajar Dikdas) dimana ijazah
yang dikeluarkan pondok pesantren baru setara dengan Ijazah SLTP. Kemudian,
apakah political will itu bisa melangkah ke arah yang lebih tinggi sehingga pondok
pesantren salafiyah mampu disetarakan dengan SLTA dan bahkan Strata 1? Hal inilah
yang harus dipikirkan semua stake-holder yang menginginkan terwujudnya model
Manajemen Pendidikan Islam yang orisinal dan komprehensif.
Indonesia membutuhkan keteladanan hampir dalam setiap spektrum
kehidupan, khususnya dalam dunia pendidikan. Bagaimanapun pendidikan merupakan
proses transformasi nilai-nilai dan budi pekerti yang akan mampu medongkrak dan
membawa manusia Indonesia ke arah yang lebih maju dan bermartabat. Keteladanan
dalam dunia pendidikan, berarti keteladanan kepemimpinan dan manajemen
pendidikan. Keteladanan ini sesuatu yang nyata da nada, karena terdapat dalam figur
Rasulullah saw. sebagai pemimpin yang: (1) holistic, dengan mengembangkan
leadership dalam berbagai elemen kehidupan; (2) accepted, karena diakui oleh lebih
dari 1,3 miliar ummat manusia; (3) proven, terbukti sejak lebih dari 15 abad yang lalu

15

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

sampai sekarang masih compatible untuk dijalankan. 24 Lain kata, model manajemen
pendidikan Islam dalam operasionalisasi sebuah lembaga pendidikan, adalah jalan
yang selayaknya ditindak lanjuti dengan berbagai usaha keras dan kekuatan keinginan
semua pemegang kepentingan.

SIMPULAN
Pendidikan agama Islam berfungsi untuk membentuk manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT, sehingga manusia terbentuk dengan karakter
kepatuhan kepadaNya, dan dengan demikian maka peran individu dalam setiap
aktivitas kehidupannya akan dijalani secara optimal dan penuh keikhlasan. Dari titik
inilah maka pendidikan agama Islam menjadi fondasi yang utama sebagai sistem
pendidikan moral dan ahklak dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya. Pembangunan manusia yang maksimal, baik sebagai human-capital yang
bermanfaat bagi daya saing bangsa, maupun sebagai Agen Allah dalam mewujudkan
konsep agama Islam yang memiliki karakter ajaran “rahmatan lil ‘alamin”, akan
melahirkan generasi yang kuat dalam segala aspek kehidupan seperti kejeniusan
intelektual, kekuatan sosial dan kecerdasan spiritual. Oleh karena itu, sejatinya ummat
Islam harus merasa takut ketika harus meninggalkan generasi yang lemah seperti
diperingatkan oleh Allah dalam Surat An-Nisa Ayat 9 di bawah ini:

‫ن ل كوم ت ككر م‬
‫خههامفوا و عّ كل كيمئههمم‬
‫ضهعلك د‬
‫فا ك‬
‫منم ك‬
‫فهئمم ذ ميري ل د‬
‫ة ئ‬
‫خلم ئ‬
‫كوا و ئ‬
‫ش ٱل ل ئ‬
‫وكلمي كخم ك‬
‫ذي ك‬
[٩,‫ ]سورة النساء‬٩ ‫دا‬
‫ه وكلمي ك م‬
‫فكلمي كت ل م‬
‫س ئ‬
‫دي د‬
‫قوملوا و قكومدل ك‬
‫قوا و ٱلل ل ك‬

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
24 Veitzal Rivai Zainal. (2014). The Economics of Education. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

16

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar [An Nisa: 9]. 25
Di lain pihak, hendaknya otoritas pendidikan (pemerintah) menyadari kekuatan
outcome dari pendidikan Islam yang menghasilkan individu-individu yang memiliki
kompetensi holistik, dimana outcome pendidikan ini justeru diselenggarakan oleh
masyarakat Muslim. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Keagamaaan, merupakan jalan panjang sejarah perkembangan pendidikan
Islam yang harus ditindaklanjuti agar manajemen pendidikan Islam yang orisinal dan
terpadu mampu diwujudkan. Penyetaraan ijazah pada tingkat pendidikan dasar bagi
Pondok Pesantren, selayaknya dikaji ulang untuk secara bertahap dilakukan
penyetaraan pada tingkat pendidikan menengah dan tinggi. Dalam hal ini, berbagai
stake holder sejatinya bekerja keras dan banyak melakukan ijtihad untuk mendesain
kurikulum dan silabus yang selalu dibungkus oleh kesempurnaan ajaran al-Qur’an dan
al-Hadits. Bekerja keras inilah yang Allah tekankan dalam mencari kebaikanNya
seperti yang diungkapkanNya dalam Surat At-Taubah Ayat 105 di bawah ini :

‫مل ك م‬
‫ممنههو ةنا‬
‫مؤم ئ‬
‫كههمم وككر م‬
‫مملههوا و فك ك‬
‫هۥ وكٱلم م‬
‫سههول م م‬
‫ه عّ ك ك‬
‫سههي ككرى ٱلللهه م‬
‫ل ٱعم ك‬
‫وكمقهه ئ‬
‫سههت مكرددو ك ك‬
‫مهها م‬
‫ب وكٱٱٱل ل‬
‫كنت مههمم‬
‫وك ك‬
‫شهههلكد كةئ فكي من كب يئ مك مههم ب ئ ك‬
‫ى عّ لكل ئههم ئ ٱلمغك ٱٱيم ئ‬
‫ن إ ئلهه ل‬
[١٠٥,‫ ]سورة التوبة‬١٠٥ ‫ن‬
‫مملو ك‬
‫ت كعم ك‬
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan [At Tawbah105]. 26

25 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI. Jakarta: PT
Pena Pundi Aksara.
26 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI. Jakarta: PT
Pena Pundi Aksara.

17

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

KEPUSTAKAAN
Abuddin Nata. (2014). Sosiologi Pendidikan Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Abuddin Nata. (2011). Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Kencana Prenada Media
group.
Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. (2002). Transliterasi Latin: Departemen Agama RI.
Jakarta: PT Pena Pundi Aksara.
Amer Al-Roubaie. 2005. "Globalisasi dan Posisi Peradaban Islam" dalam jurnal
Islamiyah Tahun I No. 4/Januari-Maret 2005. Jakarta: Institute for Study of
Islamic Thought and Civilization [INSIST] dan Khoirul Bayan. hal. 11.
Dewey, John (1944). Democracy and Education. The Free Press. pp. 1–4. ISBN 0684-83631-9. The process of facilitating learning.
E-Journal.(2010).http://alrasikh.uii.ac.id/2010/04/16/membangun-peradaban-islammelalui-penguasaan-ilmu-pengetahuan/ - diunduh pada 18 Nopember 2015.
Hadirah Ira. (2008). “Dasar-dasar Kependidikan”. Makassar: UIN Alauddin. Dalam
MS Djaelani. Jurnal Ilmiah Wydia. Volume 1 Nomor 2. Juli – Agustus 2013.

18

Mata Kuliah “Studi Islam Komprehensif” - Makalah I

11 Nopember, 2015

Harahap, Syahrin (ed), Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1998).
http://en.unesco.org/themes/education-21st-century. Diunduh 4 Nopember, 2015.
https://pintania.wordpress.com/konsep-pendidikan-dalam-al-qur%E2%80%99an-danpengembangan. Diunduh pada 17 Nopember 2015.
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Pendidikan,_Keilmuan,_dan_Kebudayaan_P
BB#cite_note-2. Diunduh pada 19 Nopember 2