Analisis kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia, pengalaman, dan status sosial ekonomi: studi empiris pada guru sma di Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository
ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DITINJAU DARI USIA,
PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI
Studi Empiris pada Guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Agustina Susanti
041334065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PERSEMBAHAN Kupersembahkann karyaku ini untuk: Bapa di Surga tempat aku berlindung dan memohon
Kedua orang tuaku Mikael Suprapto dan Margaretha Indarwati
Kakakku Emilintiana Retnoningtyas Kekasihku Leonardus Bayu Ari Primantoro...........................
Motto
Untuk segala sesuatu ada masanya, Untuk apapun di bawah langit ada waktunya; Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal,Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang
ditanam; Ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan;Ada waktu untuk merrombak, ada waktu membangun; Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; Ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari;
Ada watu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu;
Ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;Ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi;
Ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;
Ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit;Ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;
Ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; Ada waktu untuk perang, ada waktu untuk perang; ada waktu untuk damai..... Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.(Pengkhotbah 3: 1-8, 11 )
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesunguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 November 2008 Penulis
Agustina Susanti
Kata Pengantar
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul: ” Analisis Kompetensi Guru Ditinjau dari Usia, Pengalaman Kerja, dan Status Sosial Ekonomi”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dorongan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu di kesempatan ini sudah selayaknyabagi penulis untuk menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta beserta stafnya, yang telah memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan selama penulis mengikuti pendidikan.
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
4. Bapak L. Saptono, S. Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
5. Bapak Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Orang tuaku tercinta Bapak Mikael Suprapto dan Ibu Margaretha Indarwati, kakakku Emilintiana Retnoningtyas dan Agus Hariyanto, adikku Riki Hakrisnowo, dan ponakanku Bimandaru yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Leonardus Bayu Ari Primantoro terima kasih untuk segala doa dan dukungannya.
8. Alfonsa Ika Andriani dan Putri Kurnia Jati terima kasih untuk kerja samanya, akhirnya kita berhasil.........he3x...
9. Terima kasih untuk Agung dan Mas Regar serta semua pihak yang telah membantu dalam penelitian.
10. Teman-teman mitra perpustakaan Mrican terima kasih selalu memberiku semangat dan hiburan.
11. Teman-teman kos Trembuku 1, jangan malas semangat....cayoo...!!!
12. Teman-teman PAK’04, buruan nyusul ya jangan males, semangat.........!!!!!
13. Teman-temanku serta pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Yogyakarta, November 2008 Penulis
Agustina Susanti
ABSTRAK
ANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DITINJAU DARI USIA,
PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI
Agustina Susanti
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia, (2) perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari pengalaman kerja, (3) perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari status sosial ekonomi.
Populasi penelitian ini adalah guru-guru SMA se Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan sampelnya sebanyak 359 guru yang diambil secara
proportionate stratified random sampling . Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner yang berisi angket pertanyaan tertutup. Teknik analisis datanya dengan menggunakan Chi-Square dengan taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tidak terdapat perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia, (Chi-Square hitung = 7,721 lebih kecil daripada
Chi-Square tabel = 12,6). (2) tidak terdapat perbedaan kompetensi kepribadian guru
ditinjau dari pengalaman kerja, (Chi-Square hitung = 9,22 lebih kecil daripada Chi-
Square = 12,6). (3) tidak terdapat perbedaan kompetensi kepribadian guru
tabelditinjau dari status sosial ekonomi (Chi-Square hitung = 4,676 lebih kecil daripada Chi-Square tabel = 9,49).
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF TEACHERS’ PERSONALITY COMPETENCY
PERCEIVED FROM THE AGE, WORKING EXPERIENCE, AND
SOCIO-ECONOMICAL STATUS
Agustina Susanti
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2008
This research purposes to know: (1) the difference of teachers’ personality competency perceived from the age, (2) the difference of teachers’ personality competency perceived from the working experience, (3) the difference of teachers’ personality competency perceived from the socio-economical status.
The population of this research are Senior High School teachers in Yogyakarta Special Region. There were 359 samples of the theachers taken by
proportionate stratified random sampling . The data gathering method was
questionnaire that contains closed questions. The data analysis method was Chi- Square with 5% significance.
The result of the research shows that (1) there are no difference in personality competency of the teachers perceived from the age ( Chi-Square = 7,721 is count smaller than Chi-Square = 12,6), (2) there are no difference in personality table competency of the teachers perceived from the working experience ( Chi-Square count = 9,22 is smaller than Chi-Square = 12,6), (3) there are no difference in table personality competency of the teachers perceived from the socio-economical status ( Chi-Square = 4,676 is smaller than Chi-Square = 9,49). count table
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..................................... ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ iii MOTTO................................................................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................ v KATA PENGANTAR...................................................................................... .... vi ABSTRAK............................................................................................................. viii ABSTRACT.......................................................................................................... ix DAFTAR ISI.......................................................................................................... x DAFTAR TABEL.................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................................ 1 B. Batasan Masalah............................................................................................. 4 C. Rumusan Masalah........................................................................................... 5 D. Tujuan penelitian............................................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian........................................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORETIK A. Landasan Teori................................................................................................ 7 B. Kerangka Berpikir........................................................................................... 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian................................................................................................ 23 B. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................... 23 C. Subyek dan Obyek Penelitian........................................................................ .23
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel........................................... 24
E. Operasionalisasi Varisbel................................................................................ 26
F. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................. 37
G. Teknik Pengujian Instrumen........................................................................... 38
H. Teknik Analisis Data...................................................................................... 40
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data................................................................................................ 47 B. Analisis Data.................................................................................................. 51 C. Pembahasan.................................................................................................... 60 BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan.................................................................................................... 68 B. Saran............................................................................................................... 68 C. Keterbatasan................................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 2.1. Kompetensi Kepribadian....................................................................... 9Tabel 3.1. Jumlah sampel....................................................................................... 26Tabel 3.2. Variabel kompetensi kepribadian.......................................................... 27Tabel 3.3. Variabel usia......................................................................................... 28Tabel 3.4. Variabel pengalaman kerja.................................................................... 28Tabel 3.5. Variabel status sosial ekonomi.............................................................. 29Tabel 3.6. Kriteria Kompetensi Kepribadian........................................................ 29Tabel 3.7. Penilaian Acuan Normal tipe II........................................................... 30Tabel 3.8. Kriteria Usia......................................................................................... 30Tabel 3.9. Kriteria masa kerja............................................................................... 31Tabel 3.10. Pendapatan keluarga per bulan............................................................ 32Tabel 3.11. Jumlah Anggota Keluarga................................................................... 32Tabel 3.12. Jumlah Tanggungan Keluarga..............................................................32Tabel 3.13. Kriteria Rumah Tinggal........................................................................32Tabel 3.14. Fasilitas Khusus Barang Yang Dimiliki.............................................. 33Tabel 3.15. Sumber Air Yang Digunakan............................................................... 33Tabel 3.16. Jumlah Kamar Mandi.......................................................................... 33Tabel 3.17. Sawah Yang Dimiliki.......................................................................... 34Tabel 3.18. Kebun Yang Dimiliki.......................................................................... 34Tabel 3.19. Pangkat Guru...................................................................................... 34Tabel 3.20. Ruang Golongan Guru........................................................................ 35Tabel 3.21. Jabatan Dalam Keorganisasian............................................................ 35Tabel 4.4. Deskripsi Kompetensi Kepribadian Guru.......................................... 50Tabel 4.11. Kompetensi kepribadian dan status sosial ekonomi........................... 58Tabel 4.10. Chi-Square Pengalaman Kerja........................................................... 56Tabel 4.9. Kompetensi kepribadian dan pengalaman kerja................................. 56Tabel 4.8. Chi-Square Usia................................................................................. 54Tabel 4.7. Kompetensi kepribadian dan usia...................................................... 53Tabel 4.6. Hasil Pengujian Homogenitas............................................................ 52Tabel 4.5. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................................. 51Tabel 4.3. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi................ 49Tabel 3.22. Keaktifan Dalam Kegiatan Keagamaan............................................. 35Tabel 4.2. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja...................... 49Tabel 4.1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia............................................ 48Tabel 3.28. Reliability Statistics............................................................................ 40Tabel 3.27. Hasil pengujian validitas..................................................................... 39Tabel 3.26. Item-Total Statistics ........................................................................... 38Tabel 3.25. Penilaian Acuan Norma tipe II.......................................................... 37Tabel 3.24. Pendidikan Terakhir Guru.................................................................. 36Tabel 3.23. Keaktifan Dalam kegiatan Pertemuan Kemasyarakatan.................... 36Tabel 4.12. Chi-Square Status Sosial Ekonomi.................................................... 59
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Kuesioner........................................................................................... 70 Lampiran 2. Uji validitas dan reliabilitas............................................................... 71 Lampiran 3. Uji normalitas dan homogenitas........................................................ 72 Lampiran 4. Uji hipotesis....................................................................................... 73 Lampiran 5. Daftar nama-nama sekolah ............................................................... 74 Lampiran 6. Surat ijin penelitian............................................................................ 75 Lampiran 7. Surat keterangan penelitian............................................................... 76
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional banyak cara yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan itu. Cara yang dilakukan oleh pemerintah tersebut yang digalakkan pada saat ini adalah program sertifikasi guru dan tunjangan profesi. Program tersebut menjadi prioritas tahun 2008 oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK).
Dalam program sertifikasi ini guru diwajibkan untuk menjadi seorang yang profesional dimana untuk menentukan guru yang profesional tersebut adalah dengan uji sertifikasi. Uji sertifikasi ini meliputi proses penyusunan portofolio, penyusunan portofolio tersebut bertujuan agar guru mendapatkan point, jika point sudah mencukupi maka dapat dikatakan bahwa guru tersebut lulus uji sertifikasi dan berhak mendapat tunjangan profesi.
Program pemerintah tersebut tentu sangat bagus dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional, akan tetapi dalam kenyataan yang terjadi untuk kuota program sertifikasi guru tahun 2006/2007 menunjukkan bahwa dari 20.000 guru yang mengikuti uji sertifikasi ternyata hanya 8.839 guru saja yang lulus uji atau separuh lebih peserta tidak lulus uji sertifikasi (kedaulatan Rakyat, 01/09/2007).
Melihat kenyataan di atas tentu kita dapat menilai bagaimana mutu pendidikan nasional sekaligus mutu guru di Indonesia, sehingga wajar jika sebuah pertanyaan guru seperti apa yang bermutu tersebut. Jika kita tengok kembali pengertian seorang guru, guru merupakan seorang pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru yang profesional adalah guru yang mengenal dirinya yaitu bahwa dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam belajar. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 pasal 28 Peraturan Pemerintah tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan dikatakan bahwa guru profesional adalah guru yang memiliki empat jenis kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Tanpa bermaksud mengabaikan salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, di sini peneliti lebih memfokuskan untuk membahas kompetensi kepribadian. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir
b, dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, dapat menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi ini berkaitan dengan idealisme dan kemampuan seorang guru untuk dapat memahami dirinya sendiri dalam kapasitas sebagai pendidik. Setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang memadai karena kompetensi ini akan melandasi atau menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran saja, akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.
Mulyasa (2007, 117) mengatakan bawa pribadi seorang guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan khususnya dalam kegiatan pembelajaran, karena guru berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadinya. Tak heran ketika orang tua hendak mendaftarkan anaknya ke suatu sekolah, orang tua cenderung mencari tau terlebih dahulu siapa guru-guru yang akan membimbing anaknya. Berkaitan dengan kepribadian, masyarakat sering melihat berbagai faktor dalam memandang seorang guru misalnya; usia, pengalaman kerja, status sosial ekonomi, jenis kelamin, dll.
Masyarakat sering menduga bahwa guru yang usianya lebih tua cenderung
mempunyai kepribadian yang lebih baik dari pada guru yang berusia lebih muda hal
tersebut disebabkan karena di usia tua emosi seseorang cenderung lebih stabil
dibandingkan di usia muda yang merupakan masa pencarian jati diri. Begitu juga
dengan faktor pengalaman kerja, masyarakat sering menilai bahwa guru yang sudah
lama bekerja cenderung lebih berkompeten dari pada guru baru karena dengan
semakin lama guru bekerja maka ia sudah mendapatkan pengalaman yang lebih
banyak dalam bekerja termasuk dalam menangani permasalahan-permasalahan
siswa. Selain kedua faktor di atas, masyarakat juga sering menduga bahwa guru yang
mempunyai latar belakang status sosial ekonomi tinggi di masyarakat, juga
mempunyai kompetensi kepribadian yang baik dibandingkan dengan guru yang
berasal dari status sosial ekonomi rendah karena seseorang dengan status sosial
ekonomi yang tinggi cenderung mempunyai reaksi mental yang lebih baik dalam
memandang hidup yaitu dengan adanya bekal kekayaan, ilmu pengetahuan, dan
kehormatan dalam diri mereka.Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul penelitian
“Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Ditinjau dari Usia, Pengalaman Kerja, dan
Status Sosial Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta.B. Batasan Masalah
Guru yang profesional adalah guru yang mempunyai empat kompetensi yaitu kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional. Dalam penelitiaan ini, peneliti akan membahas mengenai kompetensi kepribadian guru. Analisis kompetensi kepribadian guru tersebut dapat ditinjau dari berbagai faktor, akan tetapi dalam penelitian ini peneliti membatasi pada faktor usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia?
2. Apakah ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari pengalaman kerja?
3. Apakah ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari status sosial ekonomi?
D. Tujuan Penelitian
Dengan melihat rumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia.
2. Untuk mengetahui perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari pengalaman kerja.
3. Untuk mengetahui perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari status sosial ekonomi.
6 E. Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi dinas pendidikan khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru yaitu mengenai kompetensi kepribadian.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi Universitas
Sanata Dharma untuk membantu memajukan fakultas keguruannya sehingga Universitas Sanata Dharma mampu mencetak calon guru yang profesional.
3. Bagi Penulis Penelitian ini bermanfaat bagi penulis sebagai sarana berlatih dalam penelitian maupun dalam penerapan teori-teori dengan kenyataan yang sesungguhnya terjadi di lapangan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Kompetensi
Undang-Undang guru dan dosen no 14 tahun 2005 pasal 8 menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Mengacu substansi pasal 8 tersebut, jelas bahwa kepemilikan kompetensi itu hukumnya wajib, artinya bagi guru yang tidak mampu memiliki kompetensi akan gugur keguruannya.
Pada dasarnya kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen no 14 tahun 2005 pasal 1, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Menurut Ellis (1984) secara garis besar kompetensi terdiri dari tiga hal sebagai berikut.
a. Standar atau kriteria yang harus dimiliki oleh seorang guru, sehingga ia dapat mengajar dengan memuaskan.
b. Keterampilan yang diperlukan oleh seorang guru.
c. Syarat seorang guru agar mempunyai keterampilan mengajar dengan baik.
8 Pasal 10 Undang-Undang Guru dan Dosen no 14 tahun 2005
menyebutkan bahwa kompetensi guru sebagaimana di maksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi para guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah suatu kompetensi yang mencerminkan kepribadian seseorang terkait dengan profesinya. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah
9 kemampuan kepribadian guru yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, dapat menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menyebutkan bahwa kompetensi kepribadian seorang guru meliputi:
Tabel 2.1 Kompetensi KepribadianKompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bertindak sesuai dengan norma Menghargai peserta didik tanpa - agama, hukum, sosial, dan membedaan keyakinan yang dianut, suku, kebudayaan nasional adat-istiadat, daerah asal, dan gender. Indonesia. Bersikap sesuai dengan norma agama yang - dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
Menampilkan diri sebagai - Berperilaku jujur, tegas, dan manusia.
- pribadi yang jujur, berakhlak Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan mulia, dan teladan bagi peserta dan akhlak mulia.
- didik dan masyarakat. Berperilaku yang dapat diteladan oleh masyarakat disekitarnya.
- Menampilkan diri sebagai Menampilkan diri sebagai pribadi yang pribadi yang mantap, stabil, mantab dan stabil.
- dewasa, arif, dan berwibawa. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
Menunjukkan etos kerja, Menunjukkan etos kerja dan tanggung - tanggung jawab yang tinggi, jawab yang tinngi.
Bangga menjadi guru dan percaya pada diri - rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. sendiri. Bekerja mandiri secara profesional. - - Menjujung tinggi kode etik Memahami kode etik profesi guru. profesi guru. Menerapkan kode etik profesi guru. -
Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi - guru.
10 Analisis kompetensi kepribadian guru tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
Dalam kompetensi ini, seorang guru dituntut untuk bisa menjadi seorang pribadi yang berdasarkan prinsip Bhineka Tunggal Ika (berbeda- beda tetapi tetap satu jua), yaitu menghargai setiap perbedaan yang ada.
b. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
1) Bertindak sesuai norma agama Norma agama disebut juga dengan norma religi atau kepercayaan yang ditujukan kepada kehidupan beriman dan kewajiban manusia kepada Tuhan (Dwi Winarno, 2006). Contoh perilaku yang bertindak sesuai norma agama adalah; percaya kepada Tuhan, menghargai ajaran agama, menerapkan ajaran agama, menghargai peserta didik yang beragama lain.
2) Bertindak sesuai norma hukum Norma ini dimaksudkan agar guru senantiasa sadar akan ketertiban, ketenangan, dan keteraturan hidup bersama yang dapat diperoleh dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang ada menuju kepada pemenuhan rasa keadilan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Contoh perilaku yang berdasarkan
11 norma hukum adalah, mentaati peraturan perundang-undangan, menunjukkan perilaku disiplin, dll. 3) Bertindak sesuai norma sosial
Norma ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam terhadap sesama, misalnya dengan bertutur kata secara santun, berpenampilan sopan, berperilaku santun, menampilkan saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan tolong- menolong di antara sesama manusia dan anak bangsa. 4) Bertindak sesuai norma kebudayaan nasional Indonesia
Norma ini dimaksudkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kembali kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi dengan menggugah, menghargai, mengembangkan budaya lokal dan nasional serta menyiapkan budaya yang dimaksud untuk melakukan adaptasi dan tindakan proaksi sejalan dengan tuntutan globalisasi. Sehingga sasaran utama tugas guru dalam pengembangan kebudayaan nasional itu adalah:
a.) Memelihara dan meningkatkan persatuan dan kesatuan nasional dalam masyarakat Indonesia yang beraneka ragam dalam suku bangsa, agama, dan kepercayaan.
b.) Membina integritas nasional.
c.) Membina masyarakat yang bersifat terbuka dan demokratis (Amirmachmud, 1986).
12
c. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi Jujur dapat diartikan sebagai kelurusan atau ketulusan hati, jadi seorang guru dituntut utuk selalu berperilaku sesuai dengan ketulusan hati.
d. Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia Ketakwaan dan akhlak mulia adalah suatu sikap yang didasari kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang disertai dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Oleh sebab itu seorang guru dituntut untuk selalu berperilaku takwa dan berakhlak mulia karena guru dapat berperan sebagai orang kepercayaan atau penasihat yang harus memiliki kepercayaan diri yang istiqomah dan tidak tergoyahkan. Guru yang berakhlak mulia akan menjadi panutan bagi peserta didik dalam menghadapi persoalan-persoalannya. Selain itu untuk menjadi guru juga harus dilandasi oleh niat dan keinginan yang kuat. Jika niat untuk menjadi guru adalah niat untuk beribadah, maka dalam menghadapi permasalahan yang bagaimanapun guru tidak cepat termakan amarah dan tidak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis seperti demo. Dalam hal ini guru harus meluruskan niatnya bahwa menjadi guru bukan semata-mata untuk kepentingan duniawi, melainkan untuk beribadah yaitu dengan memperbaiki ikhtiar terutama berkaitan dengan kompetensi kepribadiannya dengan tetap bertawakal kepada Allah ( Mulyasa, 2007).
13
e. Pribadi yang dapat menjadi teladan Guru merupakan teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang. Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima ataupun menggunakannya secara konstruktif maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran. Peran dan fungsi ini patut dipahami dan tidak perlu menjadi beban yang memberatkan. Teladan seorang guru misalnya tercermin dalam; sikap dasar, gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap terhadap adanya kesalahan dan pengalaman, cara berpakaian, hubungan kemanusiaan, proses berpikir, dll. Contoh perilaku guru yang dapat diteladani peserta didik adalah; bertutur kata sopan, berperilaku terpuji, disiplin, tepat waktu, dll.
f. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil Pribadi yang mantap dan stabil dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam menjaga kestabilan emosinya. Kestabilan emosi guru tersebut misalnya kemampuan guru dalam menahan marah (marah yang berlebihan). Guru yang mudah marah akan membuat peserta didik takut, dan ketakutan mengakibatkan minat dan konsentrasi belajar siswa berkurang.
g. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa Dalam kompetensi ini seorang guru dituntut untuk selalu menunjukkan sikap dewasa, arif, dan berwibawa. Contoh perilaku guru yang dewasa, arif, dan berwibawa misalnya menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, disiplin, bekerja secara profesional, dll.
h. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi Tanggung jawab dapat diartikan sebagai kondisi yang mewajibkan seseorang harus menanggung sesuatu. Contoh guru yang menunjukkan etos kerja dan tanggung yang tinggi adalah bekerja secara profesional, menggunakan waktu mengajar dengan sebaik mungkin, tepat waktu, menyampaikan materi yang benar dan tidak menyesatkan peserta didik. i. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri
Bangga menjadi guru dapat diartikan sebagai sikap mensyukuri pekerjaan sebagai guru misalnya dengan bekerja sebaik mungkin, berusaha menjaga agar tetap menjadi guru yang profesional. j. Bekerja mandiri secara profesional
Mandiri dapat diartikan sebagai sikap yang tidak tergantung pada yang lain. Seorang guru harus berperilaku secara mandiri. Contoh perilaku guru yang bekerja secara mandiri misalnya;mencari bahan ajar sendiri tanpa tergantung dari pihak sekolah atau pemerintah, bekerja dengan baik meskipun tidak ada penilaian dari kepala sekolah, dll. k. Memahami kode etik profesi guru
Seorang guru yang memahami kode etik profesi guru berarti guru yang mampu memahami apa yang boleh dan tidak boleh atau pantas dan tidak pantas dilakukan oleh seorang guru. Apa yang pantas dan tidak pantas dilakukan oleh guru tersebut tertulis dalam rumusan Kode Etik Guru Indonesia , yang berbunyi:
“Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan tanah air serta kemanusiaan pada umumnya dan guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 merasa turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai Guru dengan mempedomani dasar-dasar sebagai berikut: 1) Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
2) Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3) Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala bentuk penyalahgunaan. 4) Guru menciptakan suasana sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5) Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6) Guru secara sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
7) Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan. 8) Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.
9) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.” l. Menerapkan kode etik profesi guru
Guru yang mampu menerapkan kode etik profesi guru adalah guru yang berperilaku dengan mendasarkan diri pada kode etik profesi guru yaitu dengan berperilaku apa yang boleh dan tidak boleh atau yang pantas dan tidak pantas dilakukan oleh guru. Contoh perilaku guru yang dapat menerapkan kode etik profesi adalah; mentaati peraturan sekolah dan pemerintah, disiplin, menyampaikan materi sesuai kurikulum, dll. m. Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi
Perilaku yang sesuai dengan kode etik guru adalah perilaku yang sesuai atau pantas yang dilakukan oleh seorang guru. Contoh perilaku guru yang sesuai dengan kode etik profesi guru adalah bekerja keras, melaksanakan tugas secara bertanggung jawab, mengembangkan diri secara terus menerus sebagai pendidik.
3. Usia
Menurut Ensiklopedi Nasional usia adalah lamanya hidup semenjak lahir menurut kalender. Usia dapat didefisikan sebagai satuan yang mengukur
17 waktu keberadaan suatu benda/ makhluk, baik yang hidup maupun yang mati misalnya umur manusia.
4. Pengalaman Kerja
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, kerja adalah perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan (diperbuat). Pengalaman dapat diartikan sebagai barang apa yang telah dirasai (diketahui, dikerjakan, dst.), sehingga pengalaman kerja adalah suatu kegiatan yang pernah dilakukan seseorang.
Pengalaman kerja dalam penelitian ini lebih berkaitan dengan lama bekerja seseorang atau lamanya waktu seseorang bekerja.
5. Status Sosial Ekonomi Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok.
Status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan ekonomi yang dimiliki seseorang dalam suatu kelompok. Status sosial ekonomi adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, status tersebut merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah manusia (Astrid Susanto, 1977: 99).
Menurut Soerjono Soekamto (1990) status sosial ekonomi adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasi, hak-hak serta kewajibannya. Adapun kriteria-kriteria untuk menggolongkan status sosial ekonomi masyarakat yang satu dengan yang lain, yaitu: 1) Ukuran Kekayaan
Ukuran kekayaan dapat diukur melalui beberapa indikator antara lain pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, harta benda yang dimiliki, serta fasilitas yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Ukuran Kekuasaan
Barang siapa memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang dalam masyarakat, maka ia menempati lapisan tertinggi dalam masyarakat.
3) Ukuran Kehormatan Orang yang paling disegani dan paling dihormati dalam masyarakat mendapat tempat teratas statusnya.
4) Ukuran Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan dipakai pada masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Masyarakat sering menggunakan tingkatan pendidikan sebagai indikator penggolongan status sosial ekonomi, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia mempunyai status sosial ekonomi yang tinggi dalam masyarakat.
6. Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar. Sedangkan menurut Undang-Undang Guru dan Dosen no 14 tahun 2005, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam perspektif psikologi pendidikan, mengajar pada prinsipnya berarti proses perbuatan
19 seseorang (guru) yang membuat orang lain (siswa) belajar dalam arti mengubah seluruh dimensi perilaku.
B. Kerangka Berpikir
1. Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Ditinjau dari Usia
Usia merupakan faktor penting dalam kehidupan seseorang karena usia tersebut selain menunjukkan waktu hidup seseorang, juga digunakan sebagai indikator kedewasaan seseorang. Sering dikatakan bahwa orang yang berumur lebih matang lebih baik kepribadiaannya dari pada orang yang usianya lebih muda. Pada usia muda keadaan emosional seseorang cenderung belum stabil hal tersebut dikarenakan usia muda merupakan tahap pencarian jati diri sehingga perkembangan pribadinya belum mantap. Mappiare (1982, 25) mengatakan bahwa masa dewasa awal adalah masa ketegangan emosi, banyak di antara dewasa muda mengalami ketegangan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti jabatan, perkawinan, keuangan dsb. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu kedewasaan seseorang akan bertumbuh dan diantara dewasa muda ini akan memperoleh ketenangan atau kepuasan. Karena pada usia yang lebih matang, keadaan emosional seseorang sudah lebih stabil yang ditandai dengan kemampuannya mengendalikan emosi, serta kemantapan dalam hal kepercayaan, sikap, dan perilaku religius dikalangan orang dewasa
Berdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian ini diduga bahwa guru yang berusia lebih tua mempunyai kompetensi kepribadian yang lebih
20 tinggi dari pada guru yang berusia lebih muda hal tersebut disebabkan karena di usia yang lebih matang keadaan emosi guru sudah lebih stabil sehingga kemampuan guru dalam mengendalikan emosi, memecahkan masalah, dan sikap dalam menghadapi permasalahan sudah lebih dewasa seiring dengan perkembangan usianya.
Berdasarkan kerangka di atas, maka peneliti menurunkan hipotesis sebagai berikut: Ha1 = Ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia
2. Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Ditinjau dari Pengalaman Kerja
Banyak orang meyakini bahwa kinerja masa lalu di pekerjaan yang serupa dapat dijadikan indikator terbaik dari kinerja di masa yang akan datang, selain itu orang sering menganggap pengalaman sebagai indikator yang tepat dari kemampuan dan sikap yang berhubungan dengan pekerjaan.
Alasannya adalah semakin lama orang bekerja tentulah ia menggemari pekerjaannya tersebut dan mampu bekerja dengan baik karena lebih kompeten di pekerjaannya ( Henry Simamora, 2003:206).
Mulyasa ( 2007, 122) mengatakan bahwa stabilitas dan kematangan emosi seorang pekerja berkembang sejalan dengan pengalaman selama dia mau memanfaatkan pengalamannya dalam bekerja. Oleh sebab itu berdasarkan pendapat kedua ahli di atas, dalam penelitian ini diduga bahwa guru yang telah lama bekerja mempunyai kompetensi kepribadian lebih
21 tinggi dari pada guru baru. Berdasarkan kerangka di atas, maka peneliti menurunkan hipotesis sebagai berikut: Ha2 = Ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari pengalaman kerja
3. Analisis kompetensi kepribadian guru ditinjau dari status sosial
ekonomiManusia dilahirkan dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat yang mempunyai struktur dan tata nilai tertentu. Dengan adanya struktur inilah dalam masyarakat terbentuk suatu status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi merupakan kombinasi antara status sosial dengan staus ekonomi, jadi antara status sosial dengan status ekonomi akan terus berkaitan.
Ukuran status sosial ekonomi tersebut terlihat dari kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan tingkat pendidikan. Masyarakat sering menggolongkan status sosial ekonomi seseorang kedalam beberapa golongan misalnya status sosial ekonomi tinggi, status sosial ekonomi menengah, dan status sosial ekonomi rendah. Antara status tersebut biasanya terdapat perbedaan yaitu dalam hal penampilan, reaksi mental, dan sikap sosial yang pada akhirnya mempengaruhi kepribadian seorang individu.