Persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan, status guru dan golongan ruang : studi kasus pada guru SMP di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Jawa Tengah.

(1)

viii ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP UJI SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, DAN GOLONGAN RUANG Studi Kasus Pada Guru-Guru SMP di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten

Jawa Tengah

Tri Purnomo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan: (1) perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari status guru; (3) perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari golongan ruang.

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri yang ada di Kecamatan Prambanan pada bulan Desember 2010 sampai dengan bulan Februari 2011. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 144 guru. Sampel penelitian berjumlah 106 guru. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisa data menggunakan uji F dan uji T

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan (F hitung = 0,217 < F tabel = 3,08), (2) Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau

dari status guru (T hitung = 0,883 < T tabel = 1,985), (3) Tidak ada perbedaan

persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari golongan ruang (F hitung = 0,234

< F tabel = 3,087).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

ix ABSTRAK

TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS TEACHER’S FROFESSIONAL CERTIFICATE PERCEIVED FROM EDUCATIONAL LEVEL,

TEACHER’S STATUS, AND OFFICIAL RANK

A Case Study at Senior High School Teachers in Prambanan District, Klaten Regency

Tri Purnomo Sanata Dharma University

2011

The purposes of this research are to know the different perception of teachers towards teacher’s proffessional certificate perceived from: (1) the educational level; (2) teacher’s status; (3) official rank.

The research was conducted at private and state Senior High Schools in Prambanan District, Klaten Regency in February 2011. The methods of data collection were documentation and questionnaire. The population of this research were 144 teachers. The samples of this research were 106 teachers. The technique of taking samples was purposive sampling. The techniques of data analysis were F test and T test.

The results of this research show that there isn’t any different perception towords teacher’s professional certificate perceived from: (1) educational level (F

count = 0,217 <F table = 3,08), (2) teacher’s status (T count = 0,883 < T table = 1,985),


(3)

i

PERSEPSI GURU TERHADAP UJI SERTIFIKASI DITINJAU

DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU DAN

GOLONGAN RUANG

Studi Kasus Pada Guru SMP di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Jawa Tengah

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

oleh: TRI PURNOMO

041334085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1.

Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah Nya

2.

Bapak & Ibu

3.

Kedua kakaku

4.

Sanak- saudara yang telah membantu perjuangan ini

5.

Teman – teman


(7)

v MOTTO

Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian

itu, melainkan buahnya yang makin membesar

keuntungannya

(Filipi 4 : 17)

Orang harus berjuang untuk mendapatkan apa

yang diinginkan tetapi tidak ditemukan

pejuang tanpa kesalahan dan kegagalan

(Johann Wolfgang Von Goethe)

Kejujuran adalah batu penjuru dari segala

kesuksesan , pengakuan adalah motivasi

terkuat

(M. Kay Ash)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(8)

vi


(9)

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(10)

viii ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP UJI SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, DAN GOLONGAN RUANG Studi Kasus Pada Guru-Guru SMP di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten

Jawa Tengah

Tri Purnomo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan: (1) perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari status guru; (3) perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari golongan ruang.

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri yang ada di Kecamatan Prambanan pada bulan Desember 2010 sampai dengan bulan Februari 2011. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 144 guru. Sampel penelitian berjumlah 106 guru. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisa data menggunakan uji F dan uji T

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan (F hitung = 0,217 < F tabel = 3,08), (2) Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau

dari status guru (T hitung = 0,883 < T tabel = 1,985), (3) Tidak ada perbedaan

persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari golongan ruang (F hitung = 0,234


(11)

ix ABSTRAK

TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS TEACHER’S FROFESSIONAL CERTIFICATE PERCEIVED FROM EDUCATIONAL LEVEL,

TEACHER’S STATUS, AND OFFICIAL RANK

A Case Study at Senior High School Teachers in Prambanan District, Klaten Regency

Tri Purnomo Sanata Dharma University

2011

The purposes of this research are to know the different perception of teachers towards teacher’s proffessional certificate perceived from: (1) the educational level; (2) teacher’s status; (3) official rank.

The research was conducted at private and state Senior High Schools in Prambanan District, Klaten Regency in February 2011. The methods of data collection were documentation and questionnaire. The population of this research were 144 teachers. The samples of this research were 106 teachers. The technique of taking samples was purposive sampling. The techniques of data analysis were F test and T test.

The results of this research show that there isn’t any different perception towords teacher’s professional certificate perceived from: (1) educational level (F

count = 0,217 <F table = 3,08), (2) teacher’s status (T count = 0,883 < T table = 1,985),

(3) official rank (F count = 0,234 < F table = 3,087).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “PERSEPSI GURU TERHADAP UJI SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU DAN GOLONGAN RUANG ”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.d Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si.. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi.


(13)

xi

4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. Selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.

5. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.

6. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

7. Bapak dan Ibu tercinta, Mbak Nanik dan Mas Agus, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu beserta kalian semua.

8. Buat Mantan Pacar terimaksih atas dukungan dan kasih sayangnya serta Calon Pacar yang belum bisa disebut namanya karena penulis belum menemukannya.

9. Seluruh keluarga Bpk.Saliyo terima kasih atas dukungan, saran dan kepercayaan yang telah diberikan terima kasih yang sebesar-besarnya. 10.Buat “ Temen Kost 20e” Tejow Afif, Cahyo, Alex terima kasih atas

dukungannya selama ini.

11.Angkatan 2004 “ Yoga, Pandu, Sukaca, Wibi, Donny, Dana, Dion, Didik, Rudi, Galuh, Welly, Hariz, Eko, Moko, Lasmex, Indra, Emy, Mamy, Wina Agung, Anton. Terima kasih atas bantuannya selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(14)

xii

12.Buat teman-teman seperjuangan di Wonorejo khususnya RT 03 Pak Tukul, Coglenk, Moto, Mbetur, Jumendul, Kuntet dll . Terima kasih atas bantuan dan dukunganya selama ini.

13.Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntasi 2004.

14.Teman-teman panitia mahasiswa dalam PLPG 2009 dan 2010 Sertifikasi Guru Rayon 38.

15.Teman-teman TPK Desa Bawukan PNPM Mandiri Perdesaan.

16.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 19 Mei 2011


(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN HASIL KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(16)

xiv BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik ... 7

1. Pengertian persepsi ... 7

2. Pengertian Guru ... 9

3. Sertifikasi Guru ... 12

4. Program Sertifikasi Guru ... 20

5. Tingkat Pendidikan ... 23

6. Status Guru ... 25

7. Golongan Ruang ... 26

B. Kerangka Berpikir ... 27

C. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 30

D. Populasi dan Sampel ... 31

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Uji Kuisioner ... 39


(17)

xv

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 51

B. Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas ... 57

C. Pengujian Hipotesis ... 60

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Keterbatasan Penelitian ... 71

C. Saran ... 72

Daftar Pustaka... 74

Lampiran... 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel... 34

Tabel 3.2 Tabel Skor Guru Terhadap Uji Sertifikasi Guru... 38

Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian... 40

Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Realibilitas Instrumen Penelitian... 43

Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian... 51

Tabel 4.2 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan... 52

Tabel 4.3 Kesimpulan Responden Menurut Tingkat Pendidikan... 52

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Menurut Status Guru... 52

Tabel 4.5 Kesimpulan Responden Menurut Status Guru... 52

Tabel 4.6 Deskripsi Responden Menurut Golongan Ruang Guru... 53

Tabel 4.7 Kesimpulan Responden Menurut Golongan Ruang Guru... 53

Tabel 4.8 Deskripsi Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi... 53


(19)

xvii

Tabel 4.10 Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi... 55

Tabel 4.11 Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi... 56

Tabel 4.12 Rangkuman Pengujian Normalitas Variabel Penelitian... 57

Tabel 4.13 Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian... 59

Tabel 4.14 Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian... 60

Tabel 4.15 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru... 61

Tabel 4.16 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru... 62

Tabel 4.17 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru... 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian...77

Lampiran 2 Data Prapenelitian...82

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas...84

Lampiran 4 Data Induk Penelitian...86

Lampiran 5 Deskripsi Data...93

Lampiran 6 Normalitas dan Homogenitas...98

Lampiran 7 Pengujian Hipotesis...102

Lampiran 8 Daftar R Tabel, T Tabel, dan F Tabel...105


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi peningkatan kualitas masyarakat suatu negara. Pendidikan menciptakan sumberdaya manusia yang cerdas dan berwawasan luas. Dengan adanya sumber daya manusia yang cerdas dan berwawasan luas, proses pembangunan di suatu negara akan berjalan lancar. Akan tetapi mutu pendidikan di negara kita dirasa masih rendah, hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya mutu lulusan sekolah-sekolah kita sehingga masih kalah bersaing dengan lulusan dari negara lain (Surya Online, 10 Oktober 2007).

Untuk mengatasi permasalahan yang ada perlu adanya perbaikan dalam sistem pendidikan di negara kita. Salah satu bagian dari sistem pendidikan adalah guru. Guru memiliki peran yang sangat penting bagi keberhasilan peserta didik. Untuk itu, guru harus berkualitas .

Dalam usaha meningkatkan kualitas guru, pemerintah menyelenggarakan program standarisasi tenaga pendidik (guru dan dosen), dengan mengesahkan undang-undang No. 14 Tahun 2003 tentang Guru dan Dosen. Tujuan dari langkah pemerintah ini jelas untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru dan dosen. Pada tahun 2007 pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permen Diknas) No. 18 Tahun 2007 sebagai payung hukum pelaksanaan sertifikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(22)

Dalam Permen Diknas No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan, terdapat 10 aspek yang menjadi parameter penilaian. Aspek-aspek itu meliputi: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, serta (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Sertifikasi guru masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Mereka yang setuju mengatakan bahwa progam sertifikasi dapat meningkatkan profesionalitas guru. Sedangkan pihak yang tidak setuju, uji sertifikasi tidak mudah karena harus mengumpulkan portofolio sedangkan guru juga masih bingung dengan portofolio (www.pendidikan.net). Persoalan ini juga masih membingungkan bagi guru-guru Kabupaten Klaten, sehingga guru harus menunggu kapan uji sertifikasi ini diadakan di Kabupaten Klaten secara serentak.

Latar belakang pendidikan guru merupakan kualifikasi akademik yang dimiliki oleh guru. Semakin tinggi pendidikan guru maka semakin luas wawasan yang dimiliki oleh guru. Guru mempunyai latar belakang pendidikan yang tidak sama, ada yang menjadi guru dengan tingkat pendidikan DII, ada yang lulus DIII kemudian menjadi guru dan ada pula yang lulusan S1 atau S2 juga berprofesi sebagai guru. Dari perbedaan tingkat pendidikan guru ini akan menimbulkan cara pandang guru atau persepsi guru terhadap uji sertifikasi.


(23)

3

Di sisi lain status guru dalam suatu organisasi sekolah juga berpengaruh terhadap kesejahteraannya. Misalnya guru swasta dengan guru negeri akan mempunyai tingkat kesejahteraan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan itu, maka setiap guru dengan statusnya masing-masing akan mempunyai persepsi yang berbeda dalam menyikapi sertifikasi yang berdampak pada kesejahteraan.

Golongan ruang ada kaitannya dengan tingkat pendidikan dan lama bekerja seorang guru, jika tingkat pendidikan guru itu tinggi maka golongan ruang yang akan dimiliki guru itu juga tinggi dan masih dapat mengajukan permohonan kenaikan pangkat atau golongan ruang guru sampai dengan jenjang maksimal kepangkatannya berdasarkan tingkat pendidikan terakhirnya. Karena pendidikan terakhir dan lama bekerja setiap guru tidak sama maka golongan ruang yang disandang guru juga tidak sama. Apabila guru menyandang golongan ruang yang tinggi berarti guru juga mempunyai wawasan yang luas terutama di bidang pendidikan begitu juga kesejahteraan berupa gaji yang diperoleh masing-masing guru juga akan berbeda, dari perbedaan golongan ruang yang disandang setiap guru akan mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap uji sertifikasi ini.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul “Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi, Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Status Guru, dan Golongan Ruang”, studi kasus pada Sekolah Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(24)

B. BATASAN MASALAH

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap uji sertifikasi. Penelitian ini akan memfokuskan pada variabel tingkat pendidikan guru, status guru, dan golongan ruang. Sedangkan cakupan dalam sertifikasi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI no 18 tahun 2007 meliputi 10 komponen yaitu : (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalamam organisasi di bidang pendidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepi guru tentang sertifikasi dilihat dari tingkat pendidikan, status guru, golongan ruang. Agar penelitian ini lebih terarah maka hanya dibatasi untuk tiga faktor yang mempengaruhi sertifikasi guru yaitu ditinjau dari tingkat pendidikan, status guru dan golongan ruang.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan batasan di atas, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan?


(25)

5

2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi ditinjau dari status guru ?

3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi ditinjau dari golongan ruang?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru ditinjau dari tingkat pendidikan.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru ditinjau dari status guru.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru ditinjau dari golongan ruang.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan,antara lain:

1. Bagi Penulis

Hasil penelitihan ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan memberikan pengalaman yang bermanfaat terutama mengenai profesi guru yang erat kaitannya dengan kesejahteraan dan penghargaan terhadap profesi guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(26)

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan memberikan dukungan yang positif untuk menjadi guru yang profesional.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong pemikiran-pemikiran kritis dalam bentuk penelitian-penelitian pengembangan sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

4. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi tentang profesi guru yang sangat relevan bagi universitas sebagai salah satu penghasil lulusan tenaga pendidik.

5. Bagi Pemerintah

Hasil penelitihan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan profesi guru, khususnya yang berkaitan dengan sertifikasi yang dirumuskan dalam UU RI no 14 Tahun 2005.


(27)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Pengertian Persepsi

Semenjak manusia lahir secara langsung telah berhubungan dengan dunia luar. Sejak itu pula seseorang akan menerima stimulus atau ransangan dari luar dirinya. Proses terjadinya persepsi adalah adanya obyek yang menimbulkan rangsangan dan rangsangan tersebut mengenai alat indera. Rangsangan atau stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan ke syaraf otak, kemudian terjadilah suatu proses di otak sehingga individu dapat menyadari apa yang dia terima. Menurut Mitfah Thoha (1983:138) persepsi adalah proses yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat pendengaran, penglihatan, penghayatan, perasaan, maupun penciuman. Kunci untuk persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi. Pendapat lain dikemukakan oleh Linda L Davidoff (1981:232) tentang persepsi yang diartikan sebagai proses pemahaman yang terorganisir dan menggabungkan data-data indera kita untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa persepsi adalah pemahaman, menerima, pengorganisasian dan pengolahan rangsangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(28)

dari lingkungan melalui panca indera sehingga individu menyadari mengerti tentang yang diinderakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, menurut Mitfah Thoha (1988:1945-1952) terdiri dari faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam terdiri dari:

1. Proses belajar

Semua faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada suatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan, kekomplekan kejiwaan ini selaras dengan proses pemahaman/belajar dan motivasi yang dipunyai masing-masing.

2. Motivasi

Proses belajar dapat membentuk persepsi dari dalam dan menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian. Pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi. 3. Kepribadian

Dalam mermbentuk persepsi unsur ini sangat erat hubunganya dengan proses belajar dan motivasi mempunyai akibat terhadap apa yang diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.


(29)

9

Faktor dari luar yang terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan luar antara lain:

1. Intensitas

Prinsip intensitas dari perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, semakin besar pula hal itu dipahami.

2. Ukuran

Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar untuk obyek semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.

3. Pengulangan

Dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang-ulang akan memberi perhatian yang lebih besar dibandingkan dalam sekali lihat.

4. Gerakan

Prinsip gerakan ini antara lain menyatakan bahwa orang akan memberi banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibanding obyek yang diam.

5. Baru dan familiar

Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.

2. Pengertian Guru.

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(30)

menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampun khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya.

1. Hak dan Kewajiban Guru

Dalam undang undang sistem pendidikan nasional guru sebagai pendidik mempunyai hak untuk memperoleh:

a. penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;

b. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

c. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas; d. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil


(31)

11

e. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional guru sebagai pendidik mempunyai kewajiban untuk:

a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis;

b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan;

c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. 2. Peranan guru

Menurut Peter F. Oliver dalam Piet A Sahertian (1990:36), guru mempunyai peranan sebagai berikut:

a. guru sebagai penceramah artinya guru sebagai penyampai informasi; b. guru sebagai orang sumber (resourse person);

Guru dianggap sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan kepada anak didik.

c. Guru sebagai fasilitator;

Guru menyediakan berbagai lingkungan untuk belajar, memperlengkapi berbagai sumber yang membantu siswa untuk dapat belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(32)

d. Guru sebagai konselor;

Guru membantu siswa memberi nasehat, memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya sendiri.

e. Guru sebagai pemimpin kelompok;

Dalam belajar guru berperan sebagai master ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam kelompok belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi bersama.

f. Guru sebagai tutor;

Guru menolong seorang demi seorang dengan bermacam cara.

g. Guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar yang disediakan;

h. Guru sebagai pembina laboratorium.

Guru meletakkan berbagai pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi dengan demikian anak ikut aktif memecahkan.

3. Sertifikasi Guru

Pengertian sertifikasi secara umum mengacu pada National Commision on Educatinal Services (NCES) disebutkan“Certification is a procedure whereby the state evaluates and reviews a teacher candidate’s


(33)

13

credentials and provides him or her a license to teach”(Sawali Tuhusetya, 2007).

Dalam pedoman tanya jawab tentang sertifikasi (Depdiknas Dirjen Peningkatan Mutu dan Tenaga Kepandidikan, 2007), sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas yang bertujuan guna menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, serta mengangkat harkat dan martabat guru. Proses sertifikasi dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.

1. Tujuan Sertifikasi

Dalam situs www.sertifikasiguru.org sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru yang pada akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

2. Manfaat Sertifikasi

Adapun manfaat ujian sertifikasi guru dapat diberikan sebagai berikut: a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,

yang dapat merusak citra profesi guru;

b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(34)

c. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK , dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi pengguna layanan pendidikan;

d. Menjaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku;

e. Memperoleh tunjangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikas. 3. Kompetensi Sertifikasi Di dalam Portofolio

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru, komponen portofolio meliputi:

a. Kualifikasi akademik

Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar ( S1, S2, atau S3) maupun non gelar (D4 atau Post Graduate diploma), baik di dalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikasi diploma.

b. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan yaitu pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional, maupun international. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara dikalat.


(35)

15

c. Pengalaman Mengajar

Pengalaman mengajar yaitu masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (baik dari pemerintah, atau dari kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan atau surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.

d. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan tujuan atau kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber atau media pembelajaran, dan penilaiaan proses dan hasil belajar. Pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran dikelas dan pembelajaran individual.

Kegiatan ini mencangkup.

• Tahapan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi).

• Kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media atau sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(36)

• Penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut)

Bukti fisik yang dilampirkan berupa dokumen hasil penilaiaan oleh kepala sekolah atau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran yang dikelola oleh guru.

Khusus untuk guru bimbingan dan koseling, komponen pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah kegiatan guru bimbingan dan konseling yang meliputi bidang pelayanan bimbingan pendidikan atau kegiatan belajar, karier, pribadi, sosial, akhlak mulia atau budi pekerti. Jenis dokumen yang dilaporkan berupa :

• agenda kerja guru bimbingan dan konseling; • daftar konseli (siswa);

• data kebutuhan dan permasalahan konseli; • laporan bulanan;

• laporan semesteran atau tahunan;

• aktifitas pelayanan bimbingan dan konseling (pemahaman, pelayanan langsung, pelayanan tidak langsung);

• laporan hasil evaluasi program bimbingan konseling;

• bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi rekaman atau dokumen laporan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang disahkan oleh atasan.

Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format penilaiaan.


(37)

17

e. Penilaian dari atasan dan pengawas

Penilaian dari atasan dan pengawas yaitu penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran kedisiplinan, keteladanan etos kerja, inovasi dan kreativitas, kemampuan menerima kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerja sama dengan menggunakan Format Penilaian Atasan.

f. Prestasi akademik

Prestasi akademik yaitu prestasi yang dicapai guru, hal ini yang terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari lembaga atau panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional,maupun international.

Komponen ini meliputi:

• lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan karya monumental dibidang pendidikan atau nonkependidikan);

• pembimbingan teman sejawat (instruktur, guru inti, tutor);

• pembimbingan siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler ( pramuka, drum band, mading, karya ilmiah remaja atau KIR.

Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan, atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga atau panitia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(38)

g. Karya pengembangan profesi

Karya pengembangan profesi yaitu suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten, provinsi, nasional; artikel yang dimuat dalam media, jurnal, majalah, bulletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional; menjadi review buku, penulis soal EBTANAS atau UN; modul atau buku cetak lokal (kabupaten) yang minimal mencangkup materi pembelajaran selama satu semester; media atau alat pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas ( individu atau kelompok ); karya seni. Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut.

h. Keikursertaan dalam forum ilmiah

Keikutsertaan dalam forum ilmiah yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta.

Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat atau piagam bagi narasumber, dan sertifikat bagi peserta.


(39)

19

i. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial

Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial yaitu pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan, organisasi sosial, atau mendapat tugas tambahan.

Pengurus organisasi di bidang kependidikan antara lain. • Pengurus Forum Komunikasi kepala Sekolah (FKKS). • Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG).

• Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). • Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI). • Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI). • Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). • Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI). • Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Pengurus organisasi sosial antara lain: • Ketua RT

• Ketua RW

• Ketua LMD atau BPD • Pembina kegiatan keagamaan

Mendapat tugas tambahan antara lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan, kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio, kepala klinik rehabilitasi, dan lain-lain.

Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(40)

j. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil, likasi atau geografis), kualitatif (komitmen, etos, kerja), dan relevansi (dalam bidang atau rumpun bidang), baik dalam tingkat kabupaten, provinsi, nasional, maupun internasional.

Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.

4. Program Sertifikasi Guru

Undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensi sesuai dengan persyaratan kegiatan pembelajaran jenjang pendidikan tertentu dan sertifikasi guru.

Program sertifikasi guru atau pendidik, berisi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Secara umum menurut Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP), kompetensi pedagogik lebih menyangkut pada kemampuan guru dalam mengajar dan memahami siswa, mampu memahami penguasaan kelas dengan baik, menyampaikan


(41)

21

bahan kepada siswa, dan bagaimana siswa dapat aktif belajar sehingga menguasai bahan dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Kemampuan kepribadian merupakan kemampuan guru dalam mencerminkan kebribadian yang mantap, bertaqwa, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, sehingga dengan lulus ujian kompetensi ini, seorang guru menjadi teladan bagi siswa dan menjadikan siswa berakhlak mulia.

Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran bidang studi yang dipegangnya, maksudnya menguasai bahan ajar dan juga latar belakang bahan itu sehingga dapat mengajarkan dengan baik dan benar.

Kompetensi sosial menyangkut kemampuan guru untuk berkomunikasi dengan siswa, guru yang lain, kepala sekolah, masyarakat dan orang tua wali

Guru yang mempunyai kualifikasi pendidikan D4 dan S1 harus mengikuti ujian sertifikasi. Tentang ujian sertifikasi ini diperjelas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 yang menyatakan bahwa sertifikasi bagi guru dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Ujian kompetensi itu dilakukan dalam bentuk portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(42)

Ujian sertifikasi berupa empat standar kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Kompetensi yang diujikan berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab.

Guru yang sudah menikuti ujian sertifikasi dan dinyatakan lulus berhak mendapat sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Sertifikat ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh tunjangan profesi. Sertifikat kompetensi adalah pengakuan terhadap penguasaan kopetensi pada bidang pekerjaaan tertentu, yang diberikan oleh satuan pendidikan kedinasan yang berakreditasi atau lembaga sertifikasi profesi yang diakreditasi.

Prosedur dan Mekanisme

Penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dilakukan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam bentuk Rayon yang terdiri dari LPTK Induk dan LPTK Mitra dikoordinasikan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru ( KSG ). Unsur KSG terdiri atas LPTK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Derektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

4. Tingkat Pendidikan

Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan


(43)

23

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Ada 3 jenis pendidikan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional ini, yaitu:

1. Pendidikan formal

Yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Misalnya SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi

2. Pendidikan nonformal

Yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Misalnya berbentuk kursus-kursus. 3. Pendidikan informal

Yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Menurut WS. Winkel (1986:160), pendidikan informal adalah suatu jenis pendidikan yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(44)

terencana dan tersusun secara tegas dan tidak sistematis, dilaksanakan di luar sekolah terutama dalam keluarga.

Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan (LPTK) mempunyai empat macam program pendidikan guru (Piet A. Sahertian, 1994:68) yaitu: 1. program gelar yang melalui jenjang Sarjana (S1) dengan lama studi 4-7

tahun;

2. program Pasca Sarjana dengan lama studi 6-9 Tahun (S2); 3. program Doktor dengan lama studi 8-11 tahun (S3);

4. program Non Gelar (program diploma) dengan rincian sebagai berikut . a. Program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun

b. Program Diploma 2 (D2) dengan lama studi 2-3 tahun c. Program diploma 3 (D3) dengan lama studi 3-5 tahun

Selain itu juga ada program akta mengajar, yang diberikan kepada mereka yang berasal dari fakultas non keguruan untuk memperoleh kemampuan mengajar pada berbagai tingkatan sekolah. Program akta mengajar ini terdiri atas:

1. Akta I sebanyak 20 SKS selama dua semester.

2. Akta II sebanyak 20 SKS dan dapat ditempuh bagi mereka yang sudah memperoleh 60 Sks dalam bidang non kependidikan.

3. Akta III sebanyak 20 SKS yang dapat ditempuh selama dua semester setelah memiliki 90 SKS untuk bidang studi non kependidikan.

4. Akta IV dengan beban kresit 20 SKS ditempuh selama dua semester setelah memiliki 120 SKS dalam bidang studi non kependidikan.


(45)

25

5. Akta V dengan beban kredit 20 SKS bagi mereka yang telah memiliki 160 SKS bidang studi di luar kependidikan.

5. Status Guru

Status (kedudukan) yang dipergunakan dalam hubungannya dengan guru-guru berarti martabat atau penghargaan yang diberikan kepada mereka, sebagai tingkat pengakuan atas pentingnya fungsi mereka serta atas kemampuan mereka dalam melakukannya dan persyaratan kerja, penggajian serta keuntungan-keuntungan materi lainnya yang diberikan kepada mereka dibandingkan dengan golongan-golongan karya lainnya.

Seorang guru dapat berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau pegawai yayasan. Guru negeri, sebagian besar bekerja di sekolah-sekolah negeri, sisanya bekerja di sekolah-sekoalah swasta yang diselenggarakan oleh Yayasan-yayasan Pendidikan, sebagai “guru negeri” yang dipekerjakan, gaji dan penghasilan lain tetap dibayarkan oleh pemerintah. Status kepegawaian dari guru tersebut tetap pada instansinya, yaitu Pemerintah.

Menurut Piet A. Sahertian (1994:10) yang dimaksud dengan status guru adalah kedudukan guru dilihat dari prototipenya dalam suatu sistem sosial. Di dalam pendidikan, status guru itu terdiri atas.

a. Guru Negeri adalah guru yang diangkat dan bekerja dalam suatu instansi milik pemerintah, guru yang diperkerjakan di suatu instansi swasta tetapi tetap digaji oleh negara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(46)

b. Guru swasta adalah guru yang diangkat oleh suatu yayasan tertentu dan digaji oleh yayasan atau lembaga tersebut. Guru swasta masih dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok seperti :

- Guru Honorer adalah guru yang bekerja karena diangkat oleh yayasan atau lembaga tertentu dan digaji oleh yayasan tersebut tetapi belum mengajar penuh atau dapat dikatakan sebagai guru bantu.

- Guru Yayasan adalah guru yang diangkat dan digaji oleh yayasan dan sudah berstatus sebagai guru tetap dari yayasan.

- Guru Tidak Tetap Yayasan adalah guru yang diangkat dan digaji oleh yayasan tetapi statusnya belum tetap.

6. Golongan Ruang.

Ruang atau pekerjaan adalah satu kelompok dari tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai bagi organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penggolongan dari jabatan seorang guru didasarkan pada ijasah pendidikan terakhir guru.

Jenjang kepangkatan menurut golongan ruangnya adalah sebagai berikut : 1. I/a : Juru Muda

2. I/b : Juru Muda Tingkat I 3. I/c : Juru

4. I/d : Juru Tingkat I 5. II/a : Pengatur Muda


(47)

27

7. II/c : Pengatur 8. II/d : Pengatur Tingkat I 9. III/a : Penata Muda 10. III/b : Penata Muda Tingkat I 11. III/c : Penata

12. III/d : Penata Tingkat I 13. IV/a : Pembina 14. IV/b : Pembina Tingkat I 15. IV/c : Pembina Utama Muda 16. IV/d : Pembina Utama Madya 17. IV/e : Pembina Utama

B. Kerangka Berpikir

1. Persepsi Guru Dalam Tahap Uji Sertifikasi Dilihat Dari Tingkat Pendidikan

Cara pandang guru terhadap uji sertifikasi sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Antara guru yang satu dengan guru yang lain mungkin mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh guru. Untuk mengikuti uji sertifikasi ini, tingkat pendidikan yang ditempuh oleh guru adalah SLTA, D-1, D-2, D-3, D-4 atau S-1

Persepsi yang mucul bisa berbeda diantara guru yang memiliki tingkat pendidikan SLTA, D-1, D-2, D-3, D-4 atau S-1 terhadap program

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(48)

sertifikasi guru. Guru yang latar belakang pendidikan tinggi diduga berpersepsi positif karena mereka memiliki wawasan yang lebih luas, sebaliknya guru yang latar belakang pendidikannya memiliki keterbatasan pengetahuan. Selain wawasan, kesempatan guru yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi kesempatan untuk lulus dalam program setifikasi lebih besar dari pada guru yang berpendidikan tinggi. Hal ini ditunjukkan dari skor kualifikasi akademik untuk guru yang tingkat pendidikannya tinggi memperoleh skor yang tinggi pula.

2. Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifiakasi Ditinjau dari Status Guru Perbedaan persepsi dapat muncul karena status guru dalam satu sekolah atau antar sekolah tidak sama. Perbedaan persepsi yang disebabkan oleh status guru dapat terjadi karena kuota peserta uji sertifikasi untuk guru yang berstatus non-PNS lebih sedikit yaitu berjumlah 38.406 peserta dibandingkan dengan kuota peserta uji sertifikasi guru yang berstatus PNS berjumlah 161.594 peserta ( Buku 1 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 ). Oleh karena itu, sejalan dengan kerangka berpikir tersebut dapat diduga terdapat perbedaan persepsi antara guru yang satu dengan guru lainnya ditinjau dari status gurunya, karena kesempatan untuk guru non-PNS lebih kecil dibandingkan dengan guru PNS.


(49)

29

3. Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi Ditinjau dari Golongan Ruang Guru

Golongan ruang seorang guru erat kaitannya dengan tingkat pendidikan dan lamanya guru mengajar. Golongan seorang guru itu dibedakan berdasarkan tingkat pendidikannya lamanya guru mengajar. Semakin tinggi golongan ruang guru semakkin tinggi peluang untuk lulus dalam program sertifikasi karena skor yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan guru yang kurang berpengalaman. Dengan demikian diduga adanya perbedaan persepsi di antara guru yang memiliki golongan ruang yang berbeda.

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian yang biasa dirumuskan dalam bentuk yang diuji secara empirik. Berdasarkan kerangka berpikir yang telah ditetapkan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha1: Ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari

tingkat pendidikan guru.

Ha2: Ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari

status guru.

Ha3: Ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari

golongan ruang guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(50)

30

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian mengenai unit sosial tertentu yang menghasilkan gambaran yang berlaku untuk jangka waktu tertentu, pengumpulan dan analisis data dilakukan pada waktu tertentu (Winarno,1990:43). Studi kasus dalam penelitian ini di Prambanan, sehingga kesimpulan hanya berlaku di daerah tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian yaitu SMP di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.

2. Waktu Penelitian

Waktu untuk penelitian ini yaitu pada bulan Desember 2010

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru-guru SMP di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.


(51)

31

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah persepsi guru terhadap uji sertifikasi, ditinjau dari tingkat pendidikan, status guru, dan golongan ruang.

D. Populasi

1. Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru SMP di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Menurut sumber dari Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten jumlah guru SMP di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten adalah 144 guru.

No Nama Sekolah Jumlah Guru

1 SMPN 1 PRAMBANAN 55

2 SMPN 2 PRAMBANAN 42

3 MTs PRAMBANAN 47

Jumlah 144

Sumber : Katalog BPS Kecamatan Prambanan Klaten dalam angka 2008 2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 1999:73). Sampel penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin (Husein Umar, 2003:102):

2

1 Ne

N n

+ =

Keterangan:

n = ukuran sampel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(52)

N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang dapat ditolelir.

Jadi jumlah sampel yang akan diambil (n), dengan nilai kritis/ batas kesalahan (e) 5% dari populasi (N) tersebut adalah :

(

)

2

05 , 0 144 1

144

+ = n

.= 105,88 atau sekitar 106 orang yang akan menjadi sampel

3. Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,

Cara pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 1999:78). Peneliti menetapkan sampel penelitian ini adalah guru-guru di 3 SMP Negeri di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Pertimbangan dipilihnya 3 sekolah tersebut karena hanya sekolah tersebut yang ada di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Berikut ini daftar Instansi penelitian yang akan dilakukan :

No Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Guru yang dijadikan

sampel

1 SMPN 1 PRAMBANAN 55

 

2 SMPN 2 PRAMBANAN 42


(53)

33

3 MTs PRAMBANAN 47

 

Jumlah 144 106

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Tingkat Pendidikan Guru

Tingkat pendidikan guru adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang dicapai oleh guru.

Pengelompokan untuk variabel ini adalah sebagai berikut:

SMP – SMA : Skor 1

D1 – D4 : Skor 2

S1 – S3 : Skor 3

2. Variabel Status Guru

Status guru adalah kedudukan guru dilihat dari prototipenya dalam suatu sistem sosial sekolah. Pengelompokan untuk variabel ini adalah sebagai berikut:

- Guru Negeri (PNS) : Skor 1

- Guru Swasta Tetap Yayasan : Skor 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(54)

3. Variabel Golongan ruang

Golongan ruang guru adalah jabatan seorang guru yang didapatkan berdasarkan pada ijasah pendidikan formal terakhir guru. Pemberian peringkat dalam variabel ini adalah sebagai berikut:

a. Golongan I : Skor 1

b. Golongan II : Skor 2

c. Golongan III : Skor 3

d. Golongan IV : Skor 4

4. Variabel Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi

Kompetensi yang menjadi komponen penilaian dalam sertifikasi guru mencangkup 4 dimensi, yaitu kompetensi bidang pedagogik , bidang kepribadian, sosial, dan profesional.

Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel persepsi guru terhadap uji sertifikasi yang di kutip dari penelitian terdahulu. (Guswanto, 2009:40).

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru terhadap Uji Sertifikasi

No Variabel Dimensi Indikator

Pernyataan Positif Negatif 1 Sertifikasi

Guru

1. Kualifikasi akademik

1. Pendidikan formal seorang guru

2. Guru yang mempunyai ijazah SLTA tetapi

1


(55)

35

bukan SLTA pendidikan 2. Pendidikan dan

pelatihan

3. Pelatihan meningkatkan kompetensi pedagogik 4. Bukti keikutsertaan

dalam pendidikan dan pelatihan yang disahkan.

3 4

3. Pengalaman

mengajar

5. Pengalaman mengajar berpengaruh pada kompetensi pedagogik 6. Pengalaman mengajar

berpengaruh pada kompetensi profesional 7. Pengalaman mengajar

berpengaruh pada kompetensi sosial 8. Pengalaman mengajar

berpengaruh pada kompetensi kepribadian 5 6 7 8

4. Perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran

9. Kompetensi profesional ditunjukkan dengan komponen merumuskan RPP

10. Kompetensi profesional ditunjukkan dengan menggunakan media pembelajaran

11. Kompetensi pedagogik ditunjukkan dengan

9

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(56)

kegiatan pembelajaran dalam RPP

12. Kompetensi pedagogik ditunjukkan dengan kemampuan guru dalam penilaian belajar

11

12

5. Penilaian dari

atasan dan pengawas

13. Kepribadian guru dinilai oleh atasan dalam hal ketaatan beragama, tanggung jawab dan kejujuran

14. Dasar penilaian dari atasan adalah etos kerja dan kreativitas

15. Dasar penilaian dari atasan adalah kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama 13 14 15 6. Prestasi akademik

16. Kompetensi profesional ditunjukkan dalam keikutsertaan guru dalam lomba akademik sesuai bidang ilmunya 17. Prestasi akademik

ditunjukkan dengan guru mendampingi siswa dalam lomba

16


(57)

37

7. Karya

pengembangan profesi

18. Kompetensi profesional dapat ditunjukkan melalui penerbitan buku atau artikel.

19. Kompetensi profesional dapat ditunjukkan melalui penelitian dan karya teknologi 20. Bukti karya

pengembangan profesi harus disahkan oleh kepala dinas 18 20 19

8. Keikutsertaan

dalam forum ilmiah

21. Profesionalitas ditunjukkan dari peran guru sebagai narasumber 22. Profesionalitas

ditunjukkan dari peran guru sebagai peserta dalam forum ilmiah 23. Bukti dalam forum

ilmiah harus disahkan oleh kepala dinas

22

23

21

9. Pengalaman

organisasi dibidang pendidikan dan sosial

24. Kompetensi

kepribadian dan sosial ditunjukkan dari

kesediaan guru menjadi pengurus organisasi 25. Kompetensi

kepribadian dan sosial

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(58)

ditunjukkan dari kesediaan mendapat tugas tambahan 26. Bukti dalam

pengalaman organisasi disahkan oleh kepala

dinas 26

25

10. Penghargaan

yang relevan dengan bidang pendidikan

27. Guru yang pernah mengajar di daerah terpencil diberi pengakuan

28. Guru yang pernah mendapatkan penghargaan diberi pengakuan

27

28

Pengukuran variabel persepsi guru terhadap uji sertifikasi didasarkan pada indikator-indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam empat skala Likert, yaitu sangat setuju

Tabel 3.2

Skor Pernyataan Guru Terhadap Uji sertifikasi

Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat setuju 1 5

Setuju 2 4

Ragu-ragu 3 3

Tidak setuju 4 2


(59)

39

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1999:135). Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan, status guru dan masa kerja.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik yang dimungkinkan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal/melakukan kegiatan sehari-hari. Dokumen ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu tentang jumlah guru yang berada di Kabupaten Klaten.

3. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan dengan guru untuk melengkapi data.

G. Uji Kuesioner

a. Pengujian Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan berdasarkan uji korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus ( Arikunto, 1998:225): sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(60)

r =

(

) (

)

(

)

(

)

∑ ∑

− − − 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Y = skor total item

X = skor item

n = jumlah responden

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal tersebut tidak valid.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang telah diuji pada penelitian sebelumnya yang berjudul Persepsi Guru terhadap Uji Sertifikasi ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Status Guru dan Golongan Ruang ( Guswanto,2009:47-49)

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Untuk Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,239 0,466 Valid

2 0,239 0,635 Valid

3 0,239 0,571 Valid

4 0,239 0,370 Valid

5 0,239 0,393 Valid

6 0,239 0,540 Valid

7 0,239 0,486 Valid

8 0,239 0,734 Valid


(61)

41

10 0,239 0,296 Valid

11 0,239 0,371 Valid

12 0,239 0,546 Valid

13 0,239 0,523 Valid

14 0,239 0,737 Valid

15 0,239 0,733 Valid

16 0,239 0,585 Valid

17 0,239 0,507 Valid

18 0,239 0,389 Valid

19 0,239 0,790 Valid

20 0,239 0,625 Valid

21 0,239 0,441 Valid

22 0,239 0,627 Valid

23 0,239 0,308 Valid

24 0,239 0,250 Valid

25 0,239 0,551 Valid

26 0,239 0,723 Valid

27 0,239 0,381 Valid

28 0,239 0,363 Valid

Sumber : Data Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada persepsi guru terhadap uji sertifikasi menunjukkan bahwa ke dua puluh delapan butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan

jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan

diperoleh bahwa keseluruhan nilai r hitung semuanya menunjukkan angka

yang lebih besar dari dari pada r tabel (r hitung > 0,239). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel persepsi guru terhadap uji sertifikasi adalah valid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(62)

b. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulangkali (Husein Umar, 2003:72). Pengujian reliabilitas didasarkan

pada perhitungan koefisien alpha (α) dari Cronbach (Husein Umar,

2003:90) yaitu sebagai berikut:

11

r =

⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

2

2 1 1 t b k k σ σ Keterangan: 11

r = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2

t

σ = varian total

2

b

σ = jumlah varian butir

Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut (Husein Umar, 2003:91):

2

σ =

(

)

n

n X X

2

2

Keterangan :

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)


(63)

43

Jika nilai alpha lebih dari 0,60 maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60 maka instrumen penelitian dinyatakan tidak reliabel Nunnaly (1978) dalam Iman Gozhali (2001).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang telah diuji pada penelitian sebelumnya yang berjudul Persepsi Guru terhadap Uji Sertifikasi ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Status Guru dan Golongan Ruang ( Guswanto,2009:49)

Tabel 3.4

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status

Persepsi guru terhadap uji sertifikasi

0,6 0,917 Reliabel

Dari dua puluh delapan pertanyaan pada variabel persepsi guru terhadap uji sertifikasi ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,917. Pengambilan

kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel.

Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan sebesar 0,6 sehingga dapat dikatakan penelitian ini reliabel (Nunnaly dalam Imam Gozali, 2001: 42). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel (0,917 > 0,6). Ini berarti bahwa butir-butir

pertanyaan pada variabel persepsi guru terhadap Uji Sertifikasi dapat dikatakan andal.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(64)

H. Teknik Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu melakukan uji prasyarat. Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov One Sample Tes, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Tes Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada penyimpangan (deviasi) terbesar.

Harga Fo (X) – Sn terbesar dinamakan deviasi maksimum. Adapun

rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Imam Ghozali, 2002:36):

( )

X S

( )

X F

maksimum

D= on

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan


(65)

45

Kriteria penerimaan:

- Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih besar dari nilai probabilitas (ρ = 0,05) maka H0 diterima.

- Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih kecil dari nilai probabilitas (ρ = 0,05) maka H0 ditolak.

2. Uji Homogenitas

Sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian, maka harus terlebih dahulu dipastikan bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal sampel ini antara lain dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi kelompok-kelompok yang membentuk sampel tersebut. Jika ternyata tidak terdapat perbedaan variansi di antara kelompok sampel berarti kelompok-kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang sama. Untuk pengujian komparatif tiga sampel dengan menggunakan Analisis Varian Satu Jalan (Sugiyono, 1991:198-200). Dalam rangka pengujian dengan ANOVA, maka dicari varians data dengan rumus sebagai berikut berikut:

n X X n i i

= = 1 __ 1 1 2 __ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ =

= n X X S n i i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(66)

Selanjutnya penggujian homogenitas varians diuji dengan uji F Terkecil Varians Terbesar Varians F ... ... =

Nilai F hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel, dengan dk pembilang

η

a

-

1 dan dk penyebut

η

c-

1. Apabila Fhitung <

Ftabel (0,05);(dk pembilang n-1;dk penyebut n-1), maka dapat disimpulkan bahwa

varians data yang akan dianalisis homogen, dan apabila Fhitung ≥ Ftabel (0,05);(dk pembilang n-1;dk penyebut n-1), menunjukkan varians data yang akan

dianalisis tidak homogen sehingga pengujian dengan statistik parametrik tidak dapat dilanjutkan.

Ada beberapa metode yang telah ditemukan untuk melakukan pengujian ini seperti uji Bartlett (Arikunto, 2000:415). Beberapa satuan yang diperlukan untuk mengerjakan pengujian tes adalah:

1) Disusun daftar seperti yang disajikan dalam tabel berikut:

Sampel ke-

Derajat kebebasan

1/dk Si2 Log Si2 (dk) Log Si2

1 2 K

n1 – 1 n2 – 1 nk – 1

1/(n1 – 1) 1/(n2 – 1) 1/(nk– 1)

S12 S22 Sk2

Log S 12 Log S22 Log Sk2

(n1-1)Log S12 (n1-1)Log S22 (n1-1)Log Sk2 Jumlah

(

1

)

1 n

⎜⎜⎛ 11⎟⎟⎞ 1 n

- -

(

)

2

1 i

i LogS


(67)

47

2) Mencari variansi gabungan dari semua sampel dengan rumus :

(

)

(

)

− −

= n 1 /Si2 ni 1

S

3) Mencari satuan B dengan rumus:

(

)

(

)

= logS2 ni 1

B

4) Menghitung harga Chi-kuadrat ( X ) dengan rumus

(

)

{

}

= 2 2 log 1 10

1n B ni Si

χ

Dimana 1n10 = 2,3026 merupakan bilangan tetap yang disebut logaritma asli daripada bilangan 10. Jadi rumus dapat ditulis:

(

)

{

}

= 2 2 log 1 3026 ,

2 B ni Si

χ

a) Jika χ2 < taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis diterima atau tidak ada perbedaan variansi antara sampel-sampel yang diambil.

b) Jika χ2 > taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis ditolak atau

terdapat perbedaan variansi antar asampel-sampel yang diambil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(68)

2. Pengujian Hipotesis

a. Untuk menguji hipotesis 1 dan 3 dilakukan langkah-langkah:

1. Perumusan hipotesis pertama

Ho1: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau

dari tingkat pendidikan.

Ha1: Ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari

tingkat pendidikan.

2. Perumusan hipotesis ketiga

Ho3: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau

dari golongan ruang.

Ha3: Ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari

golongan ruang.

3. Menyusun dan menjumlahkan skor dari setiap jawaban responden.

4. Menentukan nilai kritis dengan taraf signifikansi (level significance) = 0.05

5. Menyusun skor dan mean untuk masing-masing variabel dari setiap

responden.

6. Menghitung statistik Uji F (ANOVA) (Djarwanto Sp, 1996:160)

dengan rumus: k N nj T X k N T T F n i k j k j j ij k j j j − − − − =

∑∑

= = = =

1 1 1

2 2 1 2 2 1


(69)

49

Keterangan:

Xij = Nilai individu ke i dari sampel j.

k = Banyaknya sampel (sampel 1, sampel 2,….,sampel k). nj = Banyaknya individu (ukuran) sampel j.

Tj = T1+T2+T3

N = Banyaknya semua sampel

b. Pengambilan keputusan

Hipotesis 1 dan 3

Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan Fhitung dengan F tabel

adalah :

ƒ Jika Fhitung F tabel maka Ha ditolak

ƒ Jika Fhitung > F tabel maka Ha diterima

Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai probabilitas yaitu:

ƒ Jika nilai probabilitas (Sig.) > taraf nyata (0,05), maka Ha ditolak.

ƒ Jika nilai probabilitas (Sig.) < taraf nyata (0,05), maka Ha diterima.

c. Perumusan hipotesis 2

Ho2: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau

dari status guru.

Ha2: Ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari

status guru.

Untuk menguji hipotesis kedua dilakukan langkah-langkah:

1. Menyusun dan menjumlahkan skor dari setiap jawaban responden.

2. Menentukan nilai kritis dengan taraf signifikansi (level significance) = 0.05

3. Menyusun skor dan mean untuk masing-masing variabel dari setiap

responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(70)

4. Menghitung statistik untuk dua sampel independen (Sugiyono, 2007 : 138) dengan rumus:

t

   

Keterangan: 

 Rata-rata sampel 1 

 Rata-rata sampel 2 

 Simpangan baku sampel 1 

 Simpangan baku sampel 2 

  =  Varians sampel 1 

  = Varians sampel 2

5. Pengambilan keputusan

Hipotesis 2

Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan Thitung

dengan T tabel adalah :

ƒ Jika Thitung ≤ T tabel maka Ha ditolak

ƒ Jika Thitung > T tabel maka Ha diterima

Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai probabilitas yaitu:

ƒ Jika nilai probabilitas (Sig.) > taraf nyata (0,05), maka Ha ditolak.

ƒ jika nilai probabilitas (Sig.) < taraf nyata (0,05), maka Ha diterima.


(71)

51 BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Februari 2011. Subjek penelitian ini adalah guru-guru pada 3 Sekolah di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Tiga sekolah tersebut adalah SMP N 1 Prambanan, SMP N 2 Prambanan, dan MTs N Prambanan. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 106 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 106 kuesioner atau dapat dikatakan responrate 100%. Berdasarkan jawaban 106 responden, selanjutnya diperoleh data dengan rincian seperti pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1

Sebaran Responden Penelitian

Nama Sekolah Jumlah Kuesioner

Tersebar Kembali Tertinggal Responden

SMP N 1 Prambanan 40 40 0 40

SMP N 2 Prambanan 31 31 0 31

MTs N Prambanan 35 35 0 35

Jumlah 106 106 0 106

Berikut ini disajikan deskripsi data untuk setiap variabel penelitian ini. 1. Deskripsi Responden Penelitian

a. Tingkat Pendidikan Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(72)

Tabel 4.2

Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Guru

Nama Sekolah

Tingkat Pendidikan Guru

SMP-SMA D1-D4 S1-S3

Jumlah

SMP N 1 Prambanan 2 0 38 40

SMP N 2 Prambanan 2 5 24 31

MTs N Prambanan 2 15 18 35

Jumlah 6 20 80 106

Tabel 4.3

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

SMP-SMA 6 5.67 %

D1-D4 20 18.86 %

S1-S3 80 75.47 %

Jumlah 106 100%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berpendidikan S1 ke atas.

b. Status Guru

Tabel 4.4

Deskripsi Responden Menurut Status Guru

Nama Sekolah Status Guru

PNS GTY Jumlah

SMP N 1 Prambanan 40 0 40

SMP N 2 Prambanan 29 2 31

MTs N Prambanan 20 15 35

Jumlah 89 17 106

Tabel 4.5

Status Guru Jumlah Persentase

PNS 89 83,97 %

GTY 17 16,03 %

Jumlah 106 100%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berstatus PNS.


(73)

53

c. Golongan Ruang Guru

Tabel 4.6

Deskripsi Responden Menurut Golongan Ruang Guru

Nama Sekolah Golongan Ruang Guru

I II III IV Jumlah

SMP N 1 Prambanan 0 2 9 29 40

SMP N 2 Prambanan 0 2 4 23 29

MTs N Prambanan 0 2 0 18 20

Jumlah 0 6 13 70 89

Tabel 4.7

Golongan Ruang Jumlah Persentase

I 0 0

II 6 6.74%

III 13 14.61 %

IV 70 78.65 %

Jumlah 89 100%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini bergolongan IV

2. Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi

Persepsi guru terhadap Uji Sertifikasi dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.8

Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi

Skor Frekuensi Persentase Intepretasi Penilaian 119 – 140

102 – 118 91 – 101

80 – 90 28 – 79

3 51 47 5 0 2,83% 48,11% 44,33% 4,71% 0% Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

Jumlah 106 100%

Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap Uji Sertifikasi pada guru-guru di Kecamatan Prambanan terkategorikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(74)

sangat setuju sebanyak 3 guru atau 2,83%, terkategorikan setuju sebanyak 51 guru atau 48,11%, terkategorikan ragu-ragu sebanyak 47 guru atau 44,33%, terkategorikan tidak setuju sebanyak 5 guru atau 4,71%, dan terkategorikan sangat tidak setuju sebanyak 0 guru atau 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berpersepsi setuju. Guru yang berpersepsi positif jumlahnya hampir sama dengan yang berpersepsi ragu-ragu yaitu guru yang berpersepsi setuju berjumlah 51 guru, sedangkan berpersepsi ragu-ragu berjumlah 47 guru.

a. Persepsi guru terhadap Uji Sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan Tabel 4.9

Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi Ditinjau dari Tingkat Pendidikan

Kriteria Tingkat Pendidikan

SMP-SMA D1-D4 S1-S3 Total

Jml % Jml % Jml % Jml %

Sangat setuju - 1 5,00 2 2,50 3 2,83

Setuju 2 33,34 11 55,00 38 47,50 51 48,12

Ragu-ragu 4 66,66 7 35,00 36 45,00 47 44,33

Tidak setuju - 1 5,00 4 5,00 5 4,72

Sangat tidak setuju

- - -

Jumlah 6 100 20 100 80 100 106 100

Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari tingkat pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut: 1) SMP-SMA, tidak ada guru yang memiliki persepsi sangat setuju, 2 guru (33,34%) memiliki persepsi setuju, 4 guru (66,66%) memiliki persepsi ragu-ragu, dan tidak ada


(75)

55

guru yang memiliki persepsi tidak setuju. 2) D1-D4, 1 guru (5,00%) memiliki persepsi sangat setuju, 11 guru (55,00%) memiliki persepsi setuju, 7 guru (35,00%) memiliki persepsi ragu-ragu, dan 1 guru (5,00%) memiliki persepsi tidak setuju. 3) S1-S3, 2 guru (2,50%) memiliki persepsi sangat tidak setuju, 38 guru (47,50%) memiliki persepsi setuju, 36 guru (45,00%) memiliki persepsi ragu-ragu, dan 4 guru (5,00%) memiliki persepsi tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan ditinjau dari tingkat pendidikan, sebagian besar guru memiliki persepsi setuju terhadap uji sertifikasi. b. Persepsi guru terhadap Uji Sertifikasi ditinjau dari status guru

Tabel 4.10

Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi Ditinjau dari Status Guru

Kriteria Status Guru

PNS GTY Total

Jml % Jml % Jml %

Sangat setuju

2 2,25 1 5,88 3 2,83

Setuju 41 46,06 10 58,82 51 48,11

Ragu-ragu

42 47,20 5 29,42 47 43,34

Tidak setuju

4 4,49 1 5,88 5 4,72

Sangat tidak setuju

- - - - - -

Jumlah 89 100 17 100 106 100

Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari status guru dapat diuraikan sebagai berikut: 1) PNS, 2 guru (2,25%) memiliki persepsi sangat setuju, 41 guru (46,06%) memiliki persepsi setuju, 42 guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(76)

(47,20%) memiliki persepsi ragu-ragu, dan 4 guru ( 4,49 %) memiliki persepsi tidak setuju. 2) GTY, 1 guru (5,88%) memiliki persepsi sangat setuju, 10 guru (58,82%) memiliki persepsi setuju dan 5 guru (29,42%) memiliki persepsi ragu-ragu dan 1 guru (5,88%) memiliki persepsi tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan ditinjau dari status guru, sebagian besar guru memiliki persepsi setuju terhadap uji sertifikasi.

c. Persepsi guru terhadap Uji Sertifikasi ditinjau dari golongan ruang Tabel 4.11

Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifkasi Ditinjau dari Golongan Ruang

Kriteria Golongan Ruang

II III IV Total

Jml % Jml % Jml % Jml %

Sangat setuju

0 0 0 0 2 2,86 2 2,25

Setuju 2 33,33 6 46,15 33 47,14 41 46,07

Ragu-ragu

4 66,67 6 46,15 32 45,72 42 47,19

Tidak setuju

0 1 7,70 3 4,28 4 4,49

Sangat tidak setuju

- - - - -

Jumlah 6 100 13 100 70 100 89 100

Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa ditinjau dari golongan ruang dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Golongan II, 2 guru (33,33%) memiliki persepsi setuju, dan 4 guru (66,67%) memiliki persepsi ragu-ragu. 2) Golongan III, 6 guru (46,15%) memiliki persepsi setuju, 6 guru (46,15%) memiliki persepi ragu-ragu, dan 1 guru (7,70%) memiliki persepsi tidak setuju. 3) Golongan IV, 2 guru (2,86%)


(77)

57

memiliki persepsi sangat setuju, 33 guru (47,14%) memiliki persepsi setuju, 32 guru (45,72%) memiliki persepsi ragu-ragu, dan 3 guru (4,28%) memiliki persepsi tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan ditinjau dari golongan ruang, sebagian besar guru memiliki persepsi ragu-ragu terhadap uji sertifikasi.

B. Hasil Pengujian Normalitas Dan Homogenitas 1. Uji normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui kenormalan distribusi data. Dalam penelitian ini uji normalitas didasarkan pada uji One Sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS for Windows versi 12. Berikut ini disajikan rangkuman hasil pengujian (Lampiran VI hal 99)

Tabel 4.12

Rangkuman Pengujian Normalitas Tingkat Pendidikan

SMP-SMA D1-D4 S1-S3

N 6 20 80

Normal Parameters(a,b) Mean 101.17 102.30 101.24

Std. Deviation 6.795 6.317 6.557

Most Extreme Differences

Absolute

.176 .129 .073

Positive .176 .129 .064

Negative -.154 -.109 -.073

Kolmogorov-Smirnov Z .432 .577 .653

Asymp. Sig. (2-tailed) .992 .893 .787

Hasil pengujian menunjukkan tingkat pendidikan SMP-SMA nilai probabilitas 0,992 > 0,05 maka distribusi untuk tingkat pendidikan SMP-SMA adalah normal. Hasil pengujian tingkat pendidikan D1-D4 nilai probabilitas 0,893 > 0,05 maka distribusi untuk tingkat pendidikan D1-D4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(78)

adalah normal. Hasil pengujian tingkat pendidikan S1-S3 nilai probabilitas 0,787 > 0,05 maka distribusi untuk tingkat pendidikan S1-S3 adalah normal (Lampiran VI hal 99 )

Rangkuman Pengujian Normalitas Status Guru

PNS GTY

N 89 17

Normal Parameters(a,b) Mean 101.22 102.73 Std. Deviation 6.507 6.395 Most Extreme

Differences

Absolute .059 .176

Positive .049 .176

Negative -.059 -.114

Kolmogorov-Smirnov Z .559 .726

Asymp. Sig. (2-tailed) .913 .668

Hasil pengujian menunjukkan status PNS nilai probabilitas 0,913 > 0,05 maka distribusi untuk status guru PNS adalah normal. Hasil pengujian status GTY nilai probabilitas 0,668 > 0,05 maka distribusi untuk status guru GTY adalah normal (Lampiran VI hal 99 ).

Rangkuman Pengujian Normalitas Golongan Ruang

GOL 2 GOL 3 GOL 4

N 6 13 70

Normal Parameters(a,b) Mean 101.17 101.34 100.62

Std. Deviation 6.795 6.534 6.727

Most Extreme Differences

Absolute

.176 .065 .213

Positive .176 .065 .138

Negative -.154 -.065 -.213

Kolmogorov-Smirnov Z .432 .769 .542

Asymp. Sig. (2-tailed) .992 .595 .931

Hasil pengujian menunjukkan golongan II/ nilai probabilitas 0,992 > 0,05 maka distribusi untuk golongan II adalah normal. Hasil pengujian golongan III nilai probabilitas 0,595 > 0,05 maka distribusi untuk golongan III adalah normal. Dan hasil pengujian golongan IV nilai


(79)

59

probabilitas 0,931 > 0,05 maka distribusi untuk golongan IV adalah normal.

2. Uji Homogenitas

Dalam penelitian ini uji homogenitas tingkat pendidikan dan golongan ruang dilakukan menggunakan ANOVA dengan bantuan program SPSS for Windows versi 12. Berikut ini disajikan rangkuman hasil pengujian ( Lampiran VI hal 100 ).

Tabel 4.13

Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian

No Variabel Levene Statistic df1 df2 sig 1 Tingkat Pendidikan 0,128 2 103 0,880 2 Golongan Ruang 0,295 3 102 0,829

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa levene statistic hitung variabel tingkat pendidikan adalah 0,128 dengan nilai probabilitas 0,880. Oleh karena nilai probabilitas 0,0880 > 0,05 maka varians tingkat pendidikan adalah homogen. Levene statistic hitung variabel golongan ruang adalah 0,295 dengan nilai probabilitas 0,829. Oleh karena nilai probabilitas 0,829> 0,05 maka varians status guru adalah homogen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(1)

(2)

(3)

1. Tingkat Pendidikan   

103  =   3,09  100  3      ‐  103  0      3,07  125  22      0,02  25  25 

        =      3,09 – 0,0024           =       3,0876        2. Status Guru   =         

60 ( Y – 2,00 ) = 44 ( ‐0,02 )  60 Y – 120       = ‐0,88 

Y        =   

= 1,9853   

3. Golongan Ruang   

102  =   3,09  100  2      ‐  102  0      3,07  125  23      0,02  25  25 

        =      3,09 – 0,0024           =       3,0876           


(4)

LAM PI RAN I X

(Sura t I zin Pe ne lit ia n)


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja : studi kasus guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.

0 1 137

Persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan, status guru dan golongan ruang.

0 0 141

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan status kepegawaian.

0 4 151

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru, golongan jabatan guru dan masa kerja guru.

0 2 115

Persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari pengalaman mengajar, tingkat pendidikan dan status guru studi kasus pada guru SD dan SMP negeri dan swasta di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sle

0 2 140

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

0 0 113

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan status kepegawaian - USD Repository

0 2 149

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, DAN MASA KERJA GURU

0 0 104

PERSEPSI GURU TERHADAP UJI SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU DAN GOLONGAN RUANG

0 0 139

PERSEPSI GURU TERHADAP UJI SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU DAN GOLONGAN RUANG

0 0 131