BAB IV - DOCRPIJM cc7b5103bf BAB IV4. Bab 4 Analisis Sosial Ekonomi edit

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

BAB
IV

4.1.

ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN

Analisis Sosial

4.1.1. Pengarasutamaan Gender
Pengarusutamaan gender merupakan strategi untuk mengurangi kesenjangan gender dan
mencapai kesetaraan gender dengan cara menggunakan perspektif gender dalam proses
pembangunan
Pengarusutamaan gender adalah proses untuk menjamin perempuan dan laki-laki
mempunyai akses dan kontrol terhadap sumber daya, memperoleh manfaat pembangunan
dan pengambilan keputusan yang sama di semua tahapan proses pembangunan
Pengarusutamaan gender merupakan satu strategi nasional yang merupakan strategi lintas
bidang


bersama

dengan

pengarusutamaan

pembangunan

berkelanjutan

dan

pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik, yang berfungsi sebagai:


Landasan Operasional bagi seluruh pelaksanaan pembangunan yang tertuang dalam
RPJMN




Prinsip-prinsip pengarusutamaan diarahkan untuk dapat tercermin di dalam keluaran
pada kebijakan pembangunan



Prinsip-prinsip pengarusutamaan akan menjadi jiwa dan semangat yang mewarnai
berbagai kebijakan pembangunan disetiap bidang pembangunan.

Landasan operasional bagi seluruh pelaksanan pembangunan yang tertuang dalam Prinsipprinsip pengarusutamaan ini diarahkan untuk dapat tercermin di dalam keluaran pada
kebijakan Prinsip-prinsip pembangunan infrastruktur sangat penting bagi masyarakat namun,
infrastruktur akan lebih bermanfaat dan berguna bagi masyarakat jika memperhatikan
penggunaannya terkait dengan pengarusutamaan gender. Pengarusutamaan gender dalam
mendukung infrastruktur dimaksud adalah infrastruktur yang memperhatikan keamanan,
kenyamanan dan kemudahan semua masyarakat/semua kalangan dalam memanfaatkan
infrastruktur tersebut.
Pengarusutamaan gender di sini adalah pemenuhan kebutuhan sarana dan fasilitas baik lakilaki, perempuan dan mereka yang memiliki kebutuhan khusus fisik dan disable. Gender
lainnya yakni sosial dan ekonomi serta ras. Salahsatu Contoh seperti pembuatan trotoar
yang dapat dimanfaatkan oleh pejalan kaki atau orang berkebutuhan khusus yang
menggunakan kursi roda, memperhatikan penerangan dan permukaan trotoar. Karena

1

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

terkadang permukaan trotoar tidak tidak rata akibat sering digunakan oleh pengendara motor.
Selain itu, penerangan di trotoar juga harus maksimal untuk menghindari terjadinya
perampokan pengguna jalan akibat redupnya penerangan.
Perhitungan Sex Ratio menggunakan asumsi jumlah penduduk perempuan per 100
penduduk laki – laki, dengan jumlah penduduk perempuan berbanding dengan jumlah
penduduk laki-laki. Hal ini dikarenakan dalam perhitungan mengasumsikan jumlah laki-laki
sebagai pembanding yang berdasarkan pada ketentuan islam yaitu laki-laki sebagai imam,
sehingga diasumsikan setiap 100 jiwa laki-laki terdapat beberapa jiwa perempuan.
4.1.2.

Identifikasi Kebutuhan Penanganan Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya
Pembangunan Kabupaten Buton Utara melalui Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) Bidang Cipta Karya diharapkan mampu mewujudkan keterpaduan, integrasi perencanaan,
sinkronisasi program dan penentuan prioritas dalam pembangunan pelaksanaan daerah. Maka dari

itu agar tujuan dari pembangunan bidang Cipta Karya tercapai, diperlukan penanganan sosial pasca
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, antara lain :
1. Prioritas pengembangan difokuskan pada sempadan wilayah pesisir, wilayah kumuh perdesaan

diperbukitan pulau Kabupaten Buton Utara sekaligus kawasan penyangga air sehingga sebagian
upaya untuk mengamankan sistim tata air dan kawasan lindung.
2.

Melakukan peremajaan/redevelopment perumahan dan permukiman kawasan permukiman
kumuh, perlu mendapat perhatian sebagai salah satu upaya pemanfaatan ruang yang serasi.
Upaya ini dapat merupakan eksperimen percontohan pengembangan lingkungan, misalnya
dengan program perbaikan kampung dan rumah susun (RUSUN).

3. Melakukan Pengembangan rencana sistem transportasi,

perencanaan dalam sistem

pergerakan meliputi pengaturan sistem dan pengembangan jaringan jalan, rute dan sarana
angkutan umum serta perparkiran.
4. Melakukan pengembangan air bersih, Upaya pelayanan air bersih dapat dilakukan dengan:

pengaturan distribusi air setiap dua hari sekali, pembangunan jaringan primer air bersih baru,
dan pengembangan jaringan air bersih ke lokasi rencana industri, perbaikan pipa jaringan yang
tidak efektif lagi, dan penggunaan teknologi semacam booster pump untuk melayani daerah di
daerah dataran tinggi.
5. Melakukan pengembangan jaringan listrik dan jaringan telepon, upaya peningkatan pelayanan
terhadap kebutuhan listrik dan komunikasi pada Kabupaten Buton Utara

2

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

Tabel 4.2 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang
CK
Sektor

Program/ Kegiatan

Lokasi


Tahun

Sumber
Dana

Kebutuhan
Penanganan Sosial
Pasca Pembangunan

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

3

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA


Sektor

Program/ Kegiatan

Lokasi

Tahun

Sumber
Dana

Kebutuhan
Penanganan Sosial
Pasca Pembangunan

Pengembangan Air Minum

4

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)

KABUPATEN BUTON UTARA

Tabel 4.3 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kab. Buton Utara
Jumlah
Penduduk
Miskin

Lokasi

Kawasa
n Kumuh
Nelayan

Kondisi Umum

Permasalahan

Bentuk
Penanganan yang
Sudah Dilakukan


Kebutuhan
Penanganan



-

Kawasa
n Kumuh
Perkotaa
n

4.2.

Analisis Ekonomi

4.2.1.

Analisis Tingkat Kemiskinan


Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan
dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Sebagian orang memahami istilah ini secara
subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif,
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Konsep atau difinisi kemiskinan yang digunakan di Indonesia sesuai dengan konsep Badan
Pusat Statistik adalah Kemiskinan Absolut yaitu kemiskinan yang ditentukan berdasarkan
ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti Pangan, sandang,
kesehatan, perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
Kebutuhan Pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang.
Nilai kebutuhan minimum/ kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah garis

5

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya dibawah garis kemiskinan digolongkan
sebagai penduduk miskin.
Garis kemiskinan absolut, mampu membandingkan kemiskinan secara umum. Garis

kemiskinan absolut sangat penting untuk menilai efek dari kebijakan penanggulangan
kemiskinan antar waktu, atau memperkirakan dampak dari suatu program terhadap
kemiskinan (misalnya, pemberian kredit usaha kecil). Angka kemiskinan akan dapat
dibandingkan antara satu Negara dengan Negara lain, jika garis kemiskinan absolut yang
digunakan sama di Negara yang dibandingkan. Bank dunia memerlukan garis kemiskinan
absolut agar dapat membandingkan angka kemiskinan antar Negara. Hal ini bermanfaat
dalam menentukan kemana menyalurkan sumber daya sosial atau dana yang ada, juga
dalam menganalisis kemajuan dalam memerangi kemiskinan. Pemerintah Indonesia
menggunakan ukuran pendapatan US $1 perkapita per hari sebagai garis kemiskinan.
Penduduk yang pendapatannya dibawah US$1 perkapita per hari dikatagorikan sebagai
penduduk miskin.
Tidak tercapainya standar hidup layak oleh seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
sifatnya multidimensi seperti tidak mencukupinya kualitas SDM, kurangnya kesempatan
produktif dan tidak mencukupinya perlindungan social. Rendahnya kualitas SDM
dipengaruhi oleh akses terhadap pendidikan, kesehatan dan pelayanan lainnya yang
diselenggarakan pemerintah. Sementara kurangnya kesempatan produktif dipengaruhi oleh
rendahnya kemampuan dan iklim wirausaha khususnya bagi Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Sementara perlindungansosial yang cukup akan melindungi
masyarakat dari guncangan sosial yang dapat menyebabkan seseorang jatuh kedalam
kemiskinan ketika terjadi bencana, sakit ataupun krisis ekonomi.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan, menyatakan bahwa program penanggulangan kemiskinan
adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah , pemerintah daerah, dunia usaha dan
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro, kecil, serta program lain
dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi . Dengan demikian percepatan
penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan strategi:
1. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin
2. Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin
3. Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil
4. Mensinergikan kebijakan program penanggulangan kemiskinan.

6

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

Dalam operasinalnya strategi tersebut dilakukan dengan instrument pendekatan klaster
yang terdiri dari 4 (empat) klaster yaitu :
1. Program Penanggulangan Kemiskinan bersasaran Rumah Tangga atau Keluarga
2. Program Penanggulangan Kemiskinan bersasaran komunitas
3. Program Penanggulangan Kemiskinan bersasaran Usaha Mikro dan Kecil
4. Peningkatan dan Perluasan program Pro Rakyat.
1.

Persentase Penduduk Miskin
Tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada dibawah garis kemiskinan

(povertyline) serta kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan
antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat
berpendapatan

rendah

merupakan

dua

masalah

besar

dibanyak

daerah

diIndonesia,begitupun diKabupaten Buton Utara. Adapun tingkat kemiskinan dan jumlah
penduduk miskin Kabupaten Buton Utara Tahun 2007-2014 dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1
Perkembangan jumlah Penduduk Miskin dan tingkat Kemiskinan
Kabupaten Buton UtaraTahun 2007-2014

14.000
12.000

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat
Kemiskinan
13.242
Kab. Buton
Utara Tahun 2007 - 2014
12.095
11.035

Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
10.285

6.000
4.000

40,00

Persentase Penduduk Miskin (%)

9.800 10.200
9.700
8.900

10.000
8.000

Sumber: BPS,
diolah

25,09
22,86
20,58
18,80
17,34 17,5316,35
15,76

30,00

20,00

10,00

2.000
0

0,00
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Basis Data Terpadu TNP2K

Pada tahun 2013 persentase penduduk miskin di Kabupaten Buton Utara sebesar
17,53% atau sebanyak 10.200 ribu orang, telah mengalami kenaikan dibandingkan tahun
2012 sebesar 15,76% atau sebanyak 8.900 ribu orang.Tingkat Kemiskinan Kabupaten
Buton Utara memiliki tren yang cukup positif sekalipun tidak mengalami percepatan yang
7

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

tinggi dimana sejak tahun 2009 hingga 2012 mengalami penurunan angka dengan rata-rata
1,00%. Pada tahun 2009 tingkat kemiskinan Kabupaten Buton Utara sebesar 11,035 orang,
yang kemudian menurun menjadi 10,285 orang pada tahun 2010. Pada tahun 2011 angka
kemiskinan kembali menurun menjadi 9,800, Pada tahun 2012 terus menurun sebesar
8.900. Dan pada tahun 2013 angka kemiskinan Kabupaten Buton Utara naik lagi sebesar
17,53%. Hingga tahun 2014 angka kemiskinan Kabupaten Buton Utara kembali menurun
menjadi 9,700 orangatau sebesar 16,35%.Hal ini berarti bahwaprogram- program
penanggulangan kemiskinan masih harus ditingkatkan efektivitasnya agar mampu
mempertahankan konsistensi laju penurunan angka kemiskinan.
2. Perkembangan Antar Waktu Tingkat Kemiskinan Daerah
Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Buton Utara memiliki tren yang cukup positif
sekalipun tidak mengalami percepatan yang tinggi dimana sejak tahun 2007 hingga 2012
mengalami penurunan angka dengan rata-rata 1,00%. Lebih lengkap perkembangan tingkat
kemiskinan Kabupaten Buton Utara dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8
Perkembagan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Buton Utara
Tahun 2007-2014

Sumber : Basis Data Terpadu TNP2K

8

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA
Dari gambar 4.8 diatas dapat dilihat bahwa laju penurunan persentase penduduk miskin
Kabupaten Buton Utara tahun 2007 sebesar 2,05% sampai dengan 2012 sebesar 15,76% terjadi
penurunan sebesar 9,33% atau rata-rata penurunan per tahun sebesar 1,86%,angka ini
menunjukkan efektifitas program/kegiatan pemerintah daerah Kabupaten Buton Utara untuk
menekan perkembangan Tingkat Kemiskinan Daerah. Namun pada tahun 2013 mengalami kenaikan
menjadi 17,53% dan kembali turun pada tahun 2014 menjadi sebesar 16,35%. Ini menunjukkan
bahwa pemerintah daerah perlu meningkatkan program/kegiatan dalam hal penanggulangan
kemiskinan.
Perkembangan antar waktu indeks kedalaman kemiskinan Kabupaten Buton Utara dapat
dikatakan tidak konsisten dari tahun ketahun. Lebih jelas perkembangan antar waktu indeks
kedalaman kemiskinan Kabupaten Buton Utara dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9
Perkembangan Antar Waktu Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Kabupaten Buton Utara Tahun 2007-2014

Sumber : Basis Data Terpadu TNP2K

Dari gambar 4.9 diatas dapat dilihat bahwa laju penurunan indeks kedalaman
kemiskinan Kabupaten Buton Utara tahun 2007sampai dengan 2014 tidak konsisten. Pada
tahun 2007 sebesar 4,37% naik pada tahun 2008 menjadi 4,40% dan terjadi penurunan
yang cukup signifikan pada tahun 2009 menjadi sebesar 3,03% dan terus turun sampai
tahun 2012 menjadi sebesar 2,13%. Pada tahun 2013 naik menjadi 3,58% dan turun lagi

9

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

pada tahun 2014 menjadi sebesar 2,44%. Angka ini menunjukkan bahwa jarak antara
penduduk miskin dengan garis kemiskinan cukup sulit diperkecil,sehingga upaya
pemerintah belum menunjukkan hasil yang baik. Untuk itu Pemerintah Daerah Kabupaten
Buton Utara harus memprioritaskan program/kegiatan yang dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat miskin, sehingga dapat mendekati dan atau melewati garis
kemiskinan.
Ukuran penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin dapat dilihat dari
perkembangan antar waktu indeks keparahan kemiskinan Kabupaten Buton Utara. Lebuh
jelas Indeks Keparahan Kemiskinan Kabupaten Buton Utara dapat dilihat pada Gambar
4.10.

Gambar 4.10
Perkembangan Antar Waktu Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Kabupaten Buton Utara Tahun 2007-2014

Sumber : Basis Data Terpadu TNP2K

Dari Gambar diatas dapat dilihat laju penurunan Indeks Keparahan Kemiskinan dari tahun
2008 sebesar 1,16% sampai dengan 2010 sebesar 0,58%. Namun pada tahun 2011 naik
menjadi 0,63%, kemudian tahun 2012 turun menjadi 0,47%. Pada tahun 2013 mengalami
kenaikan yang cukup signifikan sebesar 1,34% dan kembali turun pada tahun 2014 menjadi

10

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

sebesar 0,64%. Angka ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah masih belum bisa
mengendalikan laju penurunan indeks keparahan kemiskinan, sehingga prioritas
pemerintah

harus

tetap

diarahkan

pada

program/kegiatan

yang

dapat

mendekatkan/memperkecil indeks keparahan kemiskinan.
3. Pemetaan Program
Masalah kemiskinan tidak dapat dipecahkan melalui kebijakan yang bersifat sektoral, parsial
dan berjangka pendek, tetapi

kebijakan yang konsisten, terpadu dan terencana.

Kebijakan Penanggulangan kemiskinan bertumpu pada kebijakan publik yang berpihak
kepada orang miskin(propoor policy). Kebijakan yang berpihak kepada orang miskin tersebut
harus diterjemahkan dalam pembangunan yang berpihak kepada orang miskin(pro poor
development) dan pertumbuhan ekonomi yang berpihak kepada orang miskin (pro poor
growth). Atas dasar hal tersebut diperlukan sinkronisasi kebijakan sebagai acuan
penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah,dunia
usaha,organisasi non pemerintahdan komponen masyarakat lainnya.
Penanggulangan

kemiskinan

merupakan

hasil

komulatif

dari

seluruh

proses

pembangunan.Setiap upaya pembangunan hasilnya akan berkontribusi terhadap
penanggulangan kemiskinan, namun ada program-program yang langsung dialokasikan
dengan sasaran khusus penduduk miskin.Program semacam ini dikatagorikan sebagai
program penanggulangan kemiskinan yang afirmatif, artinya program-program tersebut
memang secara khusus dirancang dan dijalankan untuk menjawab persoalan kemiskinan
secara langsung kepada sasaran penduduk miskin secara individu,keluarga maupun rumah
tangga, melalui komunitasnya maupun melalui sumber penghidupannya.
Meninjau pelaksanaan kebijakan program penanggulangan kemiskinan akhir-akhir ini
memunculkan kesepakatan bahwasanya pola dan paradigma baru penanganan kemiskinan.
Secara umum memiliki ciri sebagai berikut :
1.

Kemiskinan tidak hanya dilihat dari karakteristik orang miskin statis, melainkan dilihat
secara dinamis.

2.

Indikatoruntuk mengukur kemiskinan adalah komposit.

3.

Konsep

kemampuansosialdipandang

dari pendapatandalam memotret dinamika

kemiskinan.
4.

Pengukuran kemampuan sosial keluarga miskin pada beberapa indikator kunci
mencakup kemampuan keluargamiskin dalam memperoleh mata pencaharian
(lifelihoods), memenuhi

kebutuhan dasar (basic needs full filment), mengelola asset

11

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

(asset management),berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan serta kemampuan
dalam menghadapi guncangan dan tekanan.
5.

Berorientasipadapenghormatan,perlindungan,danpemenuhanhak-hak dasarmasyarakat
miskin.

6.

Bertumpu pada

pembangunanberbasis komunitas dengan pola memberikan

kewenangan kepada masyarakat sampai pada tingkat terbawah dalam pengambilan
keputusan danpengelolaan program.
7.

Mengedepankanketerlibatanpelaku-pelakukunciuntukdiarahkanpada

pemberdayaan

potensimasyarakat miskin.
8.

Terintegrasi dalamskemaperencanaan pembangunan dan penganggaran.

9.

Bersifatpemenuhanterhadaphakdasar utamaindividudanrumahtangga miskin.

10. Mengutamakanpendekatanpartisipatifdalamsetiap prosesnya,berbasis pemberdayaan
masyarakat.
11. Berorientasi pada pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro dan kecil.
12. Berperspektif Gender

dan kelompok marjinal dalam pengambilan keputusan.

13. Memperhatikan keragaman budaya lokal.
Dalam Peraturan Presiden Nomor15 tahun 2010 tentang Percepatan
penanggulangan Kemiskinan, pada Pasal 1 disebutkan bahwa Penanggulangan
Kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah yang
dilakukan secara sitematis,terencana dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat
untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat
kesejahteraan rakyat. Sedangkan arah kebijakan penanggulangan kemiskinan seperti
disebutkan dalam pasal 2 adalah sebagai berikut:
1. Arah kebijakanpenanggulangankemiskinan nasionalberpedoman pada Rencana
PembangunanJangka Panjang(RPJP);
2. Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan daerah berpedoman pada Rencana
Pembangunan JangkaPanjang Daerah(RPJPD).
Terkait dengan ha lini penanggulangan kemiskinan tidak termasuk kategori sektor
atau urusan, namun merupakan program lintas sector yang bersifat pengutamaan, dan bisa
melekat pada setiap urusan pembangunan daerah. Dalam Pasal 3 Peraturan Presiden
Nomor 15 Tahun 2010disebutkan bahwa Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
dilakukan dengan :
1. Mengurangi beban pengeluaran masyarakatmiskin;
2. Meningkatkan kemampuan dan pendapatanmasyarakat miskin;

12

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

3. Mengembangkandanmenjaminkeberlanjutanusahaekonomimikrodan kecil;
4. Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
Sedangkan dalam pasal 5 disebutkan bahwa program percepatan penanggulangan
kemiskinan terdiri dari :
1. Kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga,bertujuan untuk melakukan
pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup
masyarakat miskin.
2. Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat,
mengembangkan potensi dan kelompok masayarakat miskin dalam pembangunan yang
didasarkan pemberdayaan masyarakat.
3. Kelompok program penanggulangan kemiskinan
usaha

ekonomi

mikro dan

kecil,

yang berbasis pemberdayaan
bertujua

untuk

memberikan

akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil.
4. Program-programlainnya yang baik

secara langsung maupun tidak langsung dapat

meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin.
Kebijakan yang dilakukan dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan perlu
dilaksanakan secara koordinatif, terukur, sinergisdan terencana yang dilandasi oleh
komitmen dan keterlibatan berbagai pihak dan dikelola sebagai suatu gerakan bersama
penanggulangankemiskinan.Berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Kabupaten Buton
Utaraantaralain :
1.

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermoral yang ditopang
oleh 4 pilar utama yaitu, pendidikan, kesehatan, budaya dan keagamaan,yang
dilakukanmelalui :
a. Membangun dan mengadakan prasarana dan sarana pendidikan, kesehatan, budaya
dan keagamaan yang berkualitas dan berkeadilan.
b. Melakukan pelayanan yang berkualitas dan bermutu dalam penyelenggaraan
pendidikan, kesehatan, budaya dan keagamaan.
c. Melakukan peningkatan fungsilembaga adat/sara dan peningkatan kesejahteraan
pegawai sara, imam masjid dan guru ngaji.
d. Melakukan peningkatan kapasitas SDM birokrasi dan masyarakat melalui bantuan
pendidikan ke jenjang sarjana (S1), magister (S2) dan doktor (S3).

2.

Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur (terutama infrastruktur dasar) secara
berkelanjutan,antara lain :

13

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

a. Membangun infrastruktur transportasi, penerangan, komunikasi dan air bersih yang
memadai, berkualitas, berkadilan dan berkelanjutan.
b. Melakukan pemeliharaan infrastruktur transportasi, penerangan, komunikasi dan air
bersih secara berkelanjutan.
3.

Meningkatkan kualitas tata pemerintahan yang baik (good goverment)dan
pemerintahan yang bersih(good govermance), yang dilakukanmelalui:
a. Melaksanakan secara konsisten prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik dan
bersih.
b. Meningkatkan kompetensi aparat birokrasi secara berjenjang.

4.

Meningkatkan dan mendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan yang kreatif dan
produktif berbasis sumber daya lokal secara berkelanjutanantaralain :
a. Mempermudah dan menyederhanakan pengurusan ijin usaha, terutama usaha
mikro, kecil dan menengah.
b. Menyediakan modal usaha dengan suku bunga terjangkau.

5.

Mengelola Sumber Daya Alam (SDA) yang berpihak pada kepentingan masyarakat
dan ramah lingkungan secara berkelanjutan,dilakukan melalui upaya:
a. Melakukan promosi potensi SDA dalam dan luar negeri.
b. Mempermudah dan menyederhanakan pengurusan ijin bagi investor secara
terintegrasi.

6.

Membangun kerjasama dalam negeri dan luar negeri yang saling menguntungkan
untuk membuka lapangan kerja masyarakat,dilakukan melalui upaya:
a. Membangun kerjasama dalam dan luar negeri yang saling menguntungkan.

7.

Peningkatan sistemkeamanan, ketertiban dan kenyamanan kehidupan bermasyarakat
secara persuasif, humanis dan egaliter, dilakukan melalui :
a. Mengupayakan terbentuknya Kepolisian Resor (Polres).
b. Membangun dan menyediakan prasarana dan sarana pemeliharaan keamanan,
ketertiban dan kenyamanan kehidupan bermasyarakat.
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas aparat keamanan.

8.

Membangun dan meningkatkan penggunaan sistem informasi daerah yang berbasis
data secara online, dilakukan melalui :
a. Membangun sistem informasi daerah berbasis sumber daya lokal secara online.
b. Meningkatkan kompetensi birokrasi dibidang sistem informasi.

14

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

4. Pemetaan Program
Berikut ini akan kami petakan program-program kluster 1, kluster 2 dan kluster 3
yang akan dijalankan di Kabupaten Buton Utara. Pemetaan yang dilakukan untuk program
daerah, sehingga dapat diidentifikasi berapa banyak program-program khusus
penanggulangan kemiskinan, siapa dan apa saja sasarannya, berapa jumlah penerima
manfaat, berapa jumlah sumberdaya/anggaran yang dialokasikan, serta siapa pelaksana
programnya.

Program Peanggulangan kemiskinan Kluster 1 diDaerah
Pemetaan prorgam– program penanggulangan kemiskinan daerah yang dirancang
oleh pemerintah daerah yang sasarannya adalah individu, keluarga danrumah tangga
miskin diKabupaten Buton Utara dengan tujuan untuk memperluas cakupan
individu,keluarga dan rumah tangga miskin agar mendapat akses terhadap layanan dasar
pendidikan dan kesehatan,seperti tergambar dalam table 4.1 berikut :
Tabel 4.1
Pemetaan program-program Kluster1diDaerah
Program

Kegiatan

1
1

2
Pemenuhan
Hak-Hak Dasar
Penduduk
Miskin

3
4

5

2
Pemberian Beasiswa
bagi Siswa SD,
SMP, SMA dari
Keluarga miskin
Pemberian makanan
balita/anak sekolah
penduduk miskin.
Pelayanan
kesehatan bagi
penduduk miskin
Perawatan kasus gizi
buruk bagi penduduk
miskin
Pelayanan
Kesehatan bagi
penduduk miskin
(BPJS)

SKPD
Penanggungjawab
3

Jumlah
Jenis
Jumlah
Unit
Transfer Dana
4
5
6

Dinas Pendidikan

Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan

15

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

Program penanggulangan kemiskinan kluster 2 didaerah
Pemetaan prorgam– program penanggulangan kemiskinan daerah yang dirancang
oleh pemerintah daerah yang sasarannya adalah kelompok dan komunitas diKabupaten
Buton Utara dengan tujuan untuk memberdayakan kelompok dan komunitas untuk
menunjang program nasional pemberdayaan masyarakat,seperti padatabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Pemetaan program-programKluster 2 diDaerah

Program
1
1

2
Rumah layak
huni
3

4

4.2.2.

SKPD
Penanggungjawab

Kegiatan
2
Rehabilitasi rumah
tidak layak huni
termasuk fasilitas
jamban keluarga
Penyediaan Sarana
Lingkungan dan
Sumber air bersih
Rehabilitasi ruamah
tidak layak huni
termasuk fasilitas
jamban keluarga
Pemyediaan Listrik
rumah penduduk
miskin

Jumlah
Jenis
Jumlah
Unit
Transfer Dana

3

4

5

6

Dinas PU

Dinas PU

Dinas Sosial
Nakerstrans
Dinas
Pertambangan
dan Energi

Analisis Dampak Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Terhadap Ekonomi Lokal
Masyarakat
Tabel 1 Identifikasi Kegiatan Ck Terkait Yang Mendukung Peningkatan Ekonomi Lokal Tahun 2010 2014

Sektor

Program/ Kegiatan

Lokasi

Tahun

Sumber
Dana

Kebutuhan Penanganan
Sosial Pasca
Pembangunan

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

16

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

Sektor

Program/ Kegiatan

Lokasi

Tahun

Sumber
Dana

Kebutuhan Penanganan
Sosial Pasca
Pembangunan

PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Pengembangan Air Minum

4.3

Analisis Lingkungan
Mengacu pada Pasal 15 Undang – Undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwaKLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh danpartisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunankeberlanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalampembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana
dan/atauprogram. KLHS juga memiliki relevansi yang tinggi di dalam kontekspembangunan daerah,

17

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA
karena KLHS menawarkan dua manfaat utama, yaitu, mengatasi kelemahan dan keterbatasan
AMDAL,

dan

mempromosikan

prinsip-prinsip

pembangunanberkelanjutan

dan

ramah

lingkunganPrinsip dari pengembangan wilayah.
Dampak suatu kegiatan tergolong pentingapabila:
1.

Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus sehingga pada kurun waktu
tertentu tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau lingkungan sosial yang menerimanya

2.

Berbagai dampak lingkungan bertumpuk pada suatu ruang tertentu sehingga tidak dapat
diasimilasi oleh lingkungan alam atau lingkungan sosial yang menerimanya,

3.

Dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan yang menimbulkan efek yang saling
memperkuat.

Dampak kumulatif lingkungan di Kabupaten Buton Utara padaumumnya akibat berlangsung
berulang kali dan terus menerus,sehingga pada kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi
olehlingkungan alam atau lingkungan sosial yang menerimanya. Padasaat ini, dampak ini telah
terjadi dan diperkirakan akan terus terjadibila tidak diantisipasi oleh perwujudan struktur dan pola
ruangseperti yang diamanatkan dan RTRW. Dampak kumulatif tersebutadalah sebagai berikut :
1.

Dampak positif meliputi :
a. Menurunnya luas lahan kritis.
b. Meningkatnya kemampuan tanah untuk menahan dan menyerap air.
c. Terintegrasinya upaya-upaya pengendalian dan rehabilitasi lahan kritis.
d. Meningkatnya jumlah dan debit sumber-sumber mata air.
e. Terselenggaranya pembangunan di Kabupaten Buton Utara yang sesuai dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah.
f. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan daya dukung
lingkungan.
g. Terpeliharanya ekosistem dan biota pesisir dan perairan laut.
h. Antisipasi dini terhadap dampak pemanasan global dan perubahan iklim.
i. Meningkatnya keaneragaman hayati sumberdaya hutan.
j. Menurunnya kasus-kasus perusakan lingkungan yang disebabkan oleh eksploitasi
sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang kurang memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup.
k. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelestarian sumberdaya hutan.
l. Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30% atau lebih dari luas kawasan.
m. Dipertahankannya lahan-lahan pertanian dan perkebunan.
n. Tersedianya aparatur yang cukup dalam pengendalian dan pengawasan hutan.
o. Tersedianya peraturan daerah tentang pengelolaan hutan.
p. Terdapatnya batas yang jelas antara kawasan lindung dan budidaya.
q. Terlestarikannya keanekaragaman hayati ekosistem pesisir, laut dan terumbu karang.

18

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA
r. Dipertahankannya kawasan peruntukan hutan bakau.
s. Menurunnya kerusakan lingkungan akibat pertambangan dan industri.
t. Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah dan limbah permukiman.
u. Tersedianya regulasi tentang sistem penanganan bencana di Kabupaten Buton Utara.
2. Dampak Negatif meliputi :
a. Semakin berkurangnya kesempatan masyarakat yang terbiasa dengan perladangan liar,
pembalakan liar dan perambahan hutan.
b. Hilangnya kesempatan masyarakat penambang rakyat sebagai sumber mata pencaharian.
c. Berkurangnya kesempatan masyarakat yang menjadikan laut sebagai sumber
penghidupan.
3. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
Tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya alamdan lingkungan hidup adalah
tidak adanya keterpaduanantara kegiatan perlindungan fungsi lingkungan hidup
denganpemanfaatan sumberdaya alam sehingga terjadi konflikkepentingan antara ekonomi
sumberdaya alam(pertambangan, kehutanan) dengan lingkungan. Kebijakanekonomi selama
ini cenderung lebih berpihak terhadap kegiataneksploitasi sumberdaya alam sehingga
mengakibatkanlemahnya kelembagaan pengelolaan dan penegakan hukum.Sementara itu,
kualitas lingkungan juga terus menurunyang ditunjukkan dengan menurunnya persediaan air
dankualitas air, udara dan atmosfer. Umumnya pencemaran airdari kegiatan manusia
disebabkan oleh kegiatan industri,rumah tangga, pertambangan dan pembukaan lahan
pertanian.Di sisi lain pencemaran udara pada umumnya disebabkan olehindustri dan
kendaraan bermotor yang menggunakan bahanbakar minyak, kebakaran hutan dan lain-lain.
Dari pencemaranair dan udara yang ditimbulkan dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi
berbagai unsur dan senyawa yang membahayakanbagi kelangsungan kehidupan ekosistem.
Selain itu, penerapanprinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam sistem,organisasi
maupun program kerja pemerintahan baik dipusat maupun daerah masih belum berjalan
dengan baik

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Berdasarkan usulan rencana/program

dalam RPIJM yang telah disusun oleh

pemerintah Kota Kendari maka dilakukan penapisan untuk masing-masing sektor
dengan mempertimbangkan isu pokok:
1)

Perubahan iklim,

2)

kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati,

3)

peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan dan lahan,

19

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

4)

penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam,

5)

peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,

6)

peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau,

7)

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu
tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi
menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.

Tabel 2 Kriteria Penapisan Usulan Program /Kegiatan Bidang Cipta Karya
Penilaian
No

Kriteria

1.

Perubahan Iklim

2.

Kerusakan,
kemerosotan,
dan/kepunahan
keanekaragaman hayati

3.

Peningkatan intensitas dan
cakupan wilayah bencana
banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan dan
lahan.

4.

Penurunan
mutu
dan
kelimpahan sumber daya alam

5.

Peningkatan
alih
fungsi
kawasan hutan dan/atau lahan.

6.

Peningkatan jumlah penduduk
miskin atau terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok masyarakat

Kesimpulan
(signifikan/Tidak Siginifikan)
Tidak terdapat jenis kegiatan Yang
dapat mempengaruhi perubahan
iklim secara signifikan
Pembangunan dan peningkatan Pengaruh yang ditimbulkan Tidak
Drainase Pri-mer di kawasan signifikan.
perkotaan akan menyebabkan
terjadinya penebangan pohon
penghijauan di beberapa bagian
Damija.
Tidak terdapat jenis kegiatan Yang
dapat mempengaruhi Peningkatan
intensitas dan cakupan wilayah
bencana banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan dan
lahan.
Tidak terdapat jenis kegiatan yang
dapat menyebabkan Penurunan
mutu dan kelimpahan sumber daya
alam.
Pembangunan dan Pening-katan Pengaruh yang ditimbulkan bersifat
Tempat
Pemrosesan
Akhir sementara dan Tidak signifikan.
Sampah dan Infrastruktur Di TPA
Puwatu akan merubah 1/3 bagian
kawasan alami yang dimanfaatkan
sebagai sabuk hijau dan
perlindungan flora fauna di
kawasan TPA.
Catatan: Luas areal kawasan TPA
Puwatu (Eksisting) 12,4 ha.
Tidak terdapat jenis kegiatan yang
dapat menyebabkan Peningkatan
jumlah penduduk miskin atau
terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok
masyarakat.
Uraian Pertimbangan *)

20

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG (RPIJM)
KABUPATEN BUTON UTARA

Penilaian
No

Kriteria

7.

Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan
manusia

Uraian Pertimbangan *)

Kesimpulan
(signifikan/Tidak Siginifikan)
Tidak terdapat jenis kegiatan yang
dapat menyebabkan Peningkatan
risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia.

*) didukung data dan informasi yang menjelaskan apakah kebijakan, rencana dan/atau
program yang ditapis menimbulkan risiko/dampak terhadap lingkungan hidup
Tahap selanjutnya setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses penapisan di
atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPIJM tidak berpengaruh terhadap
kriteria penapisan di atas maka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No.9/2011 tentang
Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPIJM Kabupaten/Kota dapat menyertakan Surat
Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas
RPIJM dengan persetujuan BPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPIJM.
AMDAL, UKL-UPL DAN SPPLH
Penjabaran regulasi dan peraturan pemerintah secara detail tentang segala bentuk rencana
kegiatan pembangunan yang diprediksi akan memberikan dampak penting dan besar terhadap
lingkungan, mengikuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan dan selanjutnya diikuti oleh Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib
Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Mengacu pada kriteria rencana program dan kegiatan yang tertuang dalam RPIJM Kota
Kendari maka secara mendasar kajian lingkungan yang dibutuhkan berupa penyusunan
dokumen dan kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) serta Surat pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

21