TINJAUAN YURIDIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO. 184 K/AG/2009 TENTANG TEORI PENYUSUNAN SURAT PERMOHONAN CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA DIHUBUNGKAN DENGAN HUKUM ACARA PERDATA INDONESIA.

TINJAUAN YURIDIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK
INDONESIA NO. 184 K/AG/2009 TENTANG TEORI PENYUSUNAN SURAT
PERMOHONAN CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA DIHUBUNGKAN
DENGAN HUKUM ACARA PERDATA INDONESIA
ABSTRAK
Widya Sarasayu Kusuma Martha Giana
110110090169
Perkawinan yang berlangsung sejak 24 Oktober 1981 antara Pemohon dan
Termohon dalam perkara ini tidak berlangsung langgeng karena pada tahun 2007
Pemohon selaku suami mengajukan permohonan cerai talak ke Pengadilan
Agama Jakarta Pusat, dan dalam amar putusannya Pengadilan Agama Jakarta
Pusat mengabulkan permohonan cerai talak yang diajukan Pemohon dengan
pertimbangan perkawinan tersebut telah pecah (marriage breakdown), selanjutnya
pada tingkat banding Pengadilan Tinggi Agama Jakarta dalam amar putusannya
menyatakan surat permohonan cerai talak yang diajukan Pemohon tidak dapat
diterima karena dianggap kabur atau tidak jelas (Obscuur libel), dan pada tingkat
kasasi Mahkamah Agung RI dalam putusannya No. 184 K/AG/2009 mengambil
alih pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi Agama Jakarta dan menyatakan surat
permohonan cerai talak yang diajukan Pemohon tidak dapat diterima. Kasus ini
menunjukkan permasalahan hukum mengenai bagaimana teori penyusunan surat
permohonan cerai talak yang dinyatakan tidak dapat diterima dalam proses

perkara di Pengadilan Agama dan bagaimana pertimbangan hukum Putusan
Mahkamah Agung RI dalam perkara No. 184 K/AG/2009.
Metode penelitian yang digunakan yaitu melalui pendekatan yuridis normatif,
yaitu penelitian dititikberatkan pada penggunaan data sekunder yaitu bahan
hukum primer, sekunder, dan tersier, baik berupa peraturan perundang-undangan,
literatur dan bahan-bahan lainnya. Spesifikasi penelitian yang digunakan yaitu
deskriptif analitis berupa penggambaran, penelaahan, penganalisisan ketentuan
hukum yang berlaku dihubungkan dengan kasus yang diteliti dan dilanjutkan
dengan analisis yuridis kualitatif.
Hasil penelitian dalam penyusunan studi kasus menunjukkan bahwa surat
permohonan cerai talak yang dinyatakan tidak dapat diterima dalam proses
perkara di Pengadilan Agama adalah surat permohonan cerai talak yang dianggap
kabur atau tidak jelas (Obscuur libel), dan pertimbangan hukum Putusan
Mahkamah Agung RI No. 184 K/AG/2009 adalah surat permohonan cerai talak
yang diajukan Pemohon kabur atau tidak jelas karena Pemohon tidak
menguraikan secara jelas dan konkrit mengenai fakta dan kejadian hukum yang
menjadi dasar permohonan cerai talak walaupun Pemohon menggunakan teori
penyusunan individualiseringstheorie dalam merumuskan surat permohonan cerai
talaknya.
iv


JUDICIAL REVIEW ON THE CONCLUSION OF INDONESIA’S SUPREME COURT
NO. 184 K/AG/2009 ON THE THEORY FOR COMPILATION OF LETTERS OF
APPLICATION FOR DIVORCE IN RELIGIOUS COURTS CONNECTED TO
INDONESIAN CIVIL PROCEDURE LAW
ABSTRACT
Widya Sarasayu Kusuma Martha Giana
110110090169
The marriage that has been lasted since October 24, 1981 between the Aplicant and
the Respondent in this case does not go along in harmony because in 2007, the Applicant
as the husband filed for divorce to the Religious court of Central Jakarta, and in its
injunction the Court granted the Applicant’s application for divorce with the consideration in
marriage breakdown, in the appeal Jakarta’s Religious Hight Court in its injunction
concluded that the letter of application for divorce was unacceptable because it was
considered vague and unclear (Obscuur libel), and in the appeal Indonesia’s Supreme
Court in its conclusion No. 184 K/AG/2009 took over the Jakarta’s Religious High Court’s
legal consideration and concluded that the letter applied by the Applicant was
unacceptable. This case show legal issue on how the theory for compilation of letters of
application for divorce can be considered unacceptable in the legal process in the
Religious Court and how legal consideration of Indonesia’s Supreme Court works in the

case No. 184 K/AG/2009.
The method applied for this research in normative judicial approach which means
that the research is emphasized on the use of secondary data which include primary,
secondary, and tertiary legal materials, whether they are legislations, literatures, and other
materials. The research specification used is descriptive analytical approach which
includes description, study, and analysis on applied legislation which is connected to the
studied case, and then it is continued to the qualitative judicial approach.
The results show that the unacceptable letter of application for divorce in the legal
process in the Religious Court is the one which is considered vague and unclear (obscuur
libel), and the legal consideration the conclusion of the Supreme Court No. 184 K/AG/2009
states that the letter filed by the Applicant is vague and unclear because he does not
clearly and concretely describe the facts and legal occurrences as the basis for the
application for divorce even though the Applicant employs the individualiseringstheorie for
this theory for compilation in his letter of application for divorce.

v

Dokumen yang terkait

Eksistensi Presidential Threshold Paska Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/Puu-Xi/2013

6 131 94

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122

TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA DALAM MEMUTUS PERMOHONAN CERAI TALAK DENGAN PEMOHON NON MUSLIM

0 8 112