ANALISIS PROGRAM PNPM MANDIRI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

(1)

commit to user

ANALISIS PROGRAM PNPM MANDIRI

TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN

MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN ANDONG

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

DIAN NOVITASARI

NIM. F1107041

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

(3)

(4)

commit to user

MOTTO

Memilik i sedik it pengetahuan namun dipergunak an untuk

berk ary a, jauh lebih berarti daripada memilik i pengetahuan

luas namun mati tak berf ungsi

( Khalil Gibran )

Allah tidak membebani seseorang, melaink an sesuai dengan

k esanggupanny a.

(Al Baqarah:286)

Ilmu tanpa agama ak an buta, dan agama tanpa ilmu ak an

lumpuh.

(Albert Einstein)

Tiada usaha y ang sia-sia,setiap usaha pasti membawa hasil

(Penulis)


(5)

commit to user

PERSEMBAHAN

Penulisan sk ripsi ini penulis persembahk an k epada :

1. Ay ah dan Ibuk u tercinta

2. Adek k u tersay ang

3. Sahabat-sahabatk u EP FE UNS 07


(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PROGRAM PNPM MANDIRI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009”. Laporan ini ingin menunjukkan perbandingan pendapatan masyarakat miskin sebelum dan setelah ada Program PNPM Mandiri.

Skripsi ini disusun dengan maksud guna memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka penyelesaian penyusunan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Riwi Sumantyo, S.E., selaku Pembimbing Akademik terima kasih atas bimbingannya selama ini.

4. Bapak Dr. Agustinus Suryantoro, M.S. selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabarannya telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


(7)

commit to user

5. Bapak dan Ibu yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil. 6. Seluruh staf pengajar dan karyawan fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

7. Segenap pelaku dan pengurus lembaga UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali yang telah memberikan bantuan, dukungan dan masukan yang penulis butuhkan selama ini.

8. Seluruh teman-teman Fakultas Ekonomi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya selama ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih sangat sederhana dan kurang sempurna, karena keterbatasan data dan pengetahuan yang dimiliki penulis untuk itu penulis menghargai kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang berkepentingan dalam laporan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang dikerjakan dengan semua kemampuan ini juga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan dan masyarakat yang terkait secara umum.

Surakarta, Maret 2011

Penulis


(8)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRAKSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Ekonomi ... 7

1. Definisi Pembangunan Ekonomi ... 7

2. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ... 9

3. Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ... 10


(9)

commit to user

B. Aspek Pemberdayaan dalam Pembangunan Ekonomi ... 11

1. Hakekat Pemberdayaan ... 11

2. Tahap Pemberdayaan ... 12

3. Pengembangan Aspek Pemberdayaan ... 13

4. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat ... 14

C. Kemiskinan ... 15

1. Konsep Tentang Kemiskinan ... 15

2. Indikator Kemiskinan ... 19

3. Ukuran Kemiskinan ... 21

4. Kriteria Kemiskinan ... 23

5. Jenis-jenis Kemiskinan ... 24

6. Penyebab Kemiskinan ... 25

7. Pola Kemiskinan ... 27

8. Cara Mengatasi Kemiskinan ... 27

9. Menghilangkan Kemiskinan ... 28

10.Peran Keluarga dalam Penanggulangan Kemiskinan ... 29

D. PNPM Mandiri Perdesaan ... 30

1. Pengertian PNPM Mandiri ... 30

2. Jenis-Jenis PNPM Mandiri ... 30

3. Tujuan PNPM Mandiri ... 30

4. Visi PNPM Mandiri ... 31

5. Misi PNPM Mandiri ... 32


(10)

commit to user

7. Prinsip PNPM Mandiri ... 33

8. Jenis Kegiatan PNPM Mandiri ... 35

9. Jenis Kegiatan Yang Dilarang PNPM Mandiri ... 35

10. Jenis Usulan Kegiatan PNPM Mandiri ... 36

11. Kriteria Kegiatan PNPM Mandiri ... 40

12. Strategi PNPM Mandiri ... 40

13. Sasaran PNPM Mandiri ... 41

14. Pendanaan PNPM Mandiri ... 41

15. kriteria Alokasi ... 42

16. Dasar Hukum PNPM Mandiri ... 43

E. Unit Pengelola Kegiatan (UPK) ... 43

1. Pengertian Unit Pengelola Kegiatan ... 43

2. Peranan Unit Pengelola Kegiatan ... 43

3. Tugas Unit Pengelola Kegiatan ... 44

4. Manajemen Lembaga UPK PNPM Mandiri ... 44

5. Struktur Organisasi UPK ... 46

F. Pendapatan ... 53

1. Pengertian Pendapatan ... 53

2. Macam-Macam Pendapatan Nasional ... 54

G. Penelitian Sebelumnya ... 56

H. Kerangka Pemikiran ... 58

I. Hipotesis Penelitian ... 59

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 60


(11)

commit to user

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 60

C. Jenis Dan Sumber Data ... 61

D. Metode Analisis Data ... 63

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 67

B. Sejarah Singkat Obyek Penelitian ... 71

C. Diskripsi Responden Dan Analisis Data ... 74

D. Interpretasi Hasil ... 88

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA


(12)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat ... 42

4.1 Perbandingan Rincian Daerah Kecamatan Andong ... 68

4.2 Perbandingan Jumlah Penduduk Di Kecamatan Andong ... 70

4.3 Perbandingan Mata Pencaharian Penduduk Di Kecamatan Andong ... 70

4.4 Jumlah Masyarakat Miskin Di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2007-2009 ... 75

4.5 Rata-Rata Pinjaman Yang Diambil Oleh Pemanfaat Berdasarkan Pendapatan Sebelum Mendapat Bantuan Pinjaman Dari Program PNPM ... 76

4.6 Jenis Pekerjaan Masyarakat Rumah Tangga Miskin Yang Menjadi Pemanfaat Bantuan ... 77

4.7 Distribusi Proses Pengambilan Pinjaman Dari Program PNPM Mandiri ... 78

4.8 Penyaluran Dana BLM oleh UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali ... 79

4.9 Modal Awal Dana Bergulir dari BLM ... 83

4.10 Perkembangan Kegiatan Dana Bergulir PNPM Mandiri ... 84


(13)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Lingkaran Setan Kemiskinan ... 26

2.2 Susunan Organisasi UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong

Kabupaten Boyolali ... 46 2.3 Susunan Organisasi UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong

Pasca Program ... 47 2.4 Skema Kerangka Pemikiran ... 58 3.1 Grafik Uji t ... 65


(14)

commit to user

ABSTRAK

 

ANALISIS PROGRAM PNPM MANDIRI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN ANDONG

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009 Oleh :

Dian Novitasari NIM. F1107041

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali sebelum dan setelah ada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi dengan sampel masyarakat miskin di Kecamatan Andong yang mendapat bantuan dari PNPM Mandiri. Metode analisis yang digunakan adalah analisis beda dua mean berpasangan (Uji Paired Sample T Test).

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut : rata-rata pendapatan rumah tangga miskin setelah menjadi pemanfaat dari bantuan dana bergulir simpan pinjam kelompok perempuan (SPKP) PNPM Mandiri mengalami peningkatan dibandingkan rata-rata pendapatan rumah tangga miskin sebelum menjadi pemanfaat. Jumlah masyarakat rumah tangga miskin tahun 2009 mengalami penurunan dibanding jumlah masyarakat rumah tangga miskin tahun 2007 dan tahun 2008.

Kesimpulan yang dapat diberikan antara lain setelah mendapat bantuan pinjaman dari Program PNPM Mandiri terdapat peningkatan pendapatan masyarakat rumah tangga miskin, maka disarankan kepada masyarakat rumah tangga miskin yang ingin mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatannya untuk ikut berpartisipasi menjadi pemanfaat bantuan pinjaman dari PNPM Mandiri. Pemberian pinjaman dana bergulir dari PNPM Mandiri telah memberikan keberartian terhadap peningkatan pendapatan masyarakat rumah tangga miskin. Untuk itu disarankan agar terus ditingkatkan lagi pemberian pinjaman dana bergulir kepada masyarakat rumah tangga miskin.

Kata Kunci : PNPM Mandiri, SPKP, Dana Bergulir, Pinjaman Modal.  


(15)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai pudar. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Mandiri mulai tahun 2007 untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja,. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.

PNPM Mandiri tahun 2007 merupakan kelanjutan Program Pengembangan Kecamatan ( PPK ) sejak tahun 1999. Sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan disertakan program


(16)

commit to user

pendukungnya seperti PNPM Generasi, Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan ( P2KP ) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan, dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus ( P2DTK ) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah ( PISEW ) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen/sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2008 juga akan diprioritaskan pada desa-desa tertinggal.

Pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, diharapkan cakupan pembangunan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi antarproyek diharapkan juga dapat diwujudkan.

Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat, meliputi : penyediaan dan perbaikan prasarana / sarana lingkungan pemukiman, sosial dan ekonomi secara padat karya; penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin ( perhatian yang lebih besar perlu diberikan bagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana bergulir); kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia;


(17)

commit to user

peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah lokal melalui penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik.

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) adalah lembaga di tingkat Kecamatan sebagai pengelola dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) – PNPM Mandiri yang dapat dialokasikan untuk berbagai jenis kegiatan meliputi kegiatan prasarana/sarana, pendidikan, kesehatan, UEP ( Usaha Ekonomi Produktif ) dan SPP ( Simpan Pinjam kelompok Perempuan ). Kegiatan UEP dan SPP dikelola dan disalurkan sebagai dana bergulir di tingkat Kecamatan yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Dalam penyaluran dana bergulir tidak diperbolehkan memberikan pinjaman secara individu melainkan kepada kelompok yakni Kelompok Usaha Bersama dan Kelompok Simpan Pinjam. Prinsip transparansi, partisipasi, keberpihakan pada orang miskin, akuntabilitas, pelestarian dan pengembangan merupakan dasar-dasar pengelolaan dana bergulir (PTO Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir Program Pengembangan Kecamatan).

Tujuan umum PNPM Mandiri, yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin secara mandiri, sejalan dengan tujuan tersebut maka dunia usaha pun termotivasi untuk semakin berkembang dengan banyaknya bermunculan usaha-usaha di perdesaan, sehingga mereka mendapat peluang kerja, meningkatkan usaha dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga sehingga meningkat pula kesejahteraan daerahnya, baik yang bergerak di bidang jasa maupun industri terutama industri rumah tangga dan industri kecil. Untuk menumbuhkan kegiatan


(18)

commit to user

usaha tersebut, melalui Program PNPM Mandiri, pemerintah telah memberikan kredit pada Lembaga Unit Pengelola Kegiatan ( UPK ) PNPM Mandiri khususnya di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah : (1) peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2) pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; (5) pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan (PTO Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan 2008).

Strategi yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Berdasarkan visi, misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahapan pembelajaran


(19)

commit to user

dilakukan melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Berdasarkan uraian tersebut diatas Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Program PNPM Mandiri di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali tahun

2009. Dalam penelitian ini Penulis mengambil judul “ANALISIS

PROGRAM PNPM MANDIRI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka Peneliti dapat merumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali?

2. Bagaimana pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Andong

Kabupaten Boyolali sebelum dengan setelah mendapat bantuan pinjaman dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali.


(20)

commit to user

2. Untuk mengetahui pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali sebelum dan setelah ada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui kondisi masyarakat miskin yang sesungguhnya di daerah yang dijadikan obyek penelitian.

2. Bagi Instansi Terkait

Penelitian ini berguna sebagai umpan balik terhadap Program PNPM yang dilaksanakan pemerintah. Jika program ini dinilai berhasil, maka pemerintah akan melanjutkan program tersebut.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data atau informasi untuk pengembangan penelitian selanjutnya dalam bidang yang sejenis di masa yang akan datang.


(21)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembangunan Ekonomi

1. Definisi Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi secara umum didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi

(economic growth). Sedangkan definisi pembangunan ekonomi menurut

beberapa ahli antara lain,

a. Menurut Mudrajad (2000), pembangunan ekonomi adalah suatu

proses dimana pendapatan perkapita suatu negara selama kurun waktu yang panjang selalu meningkat dengan catatan jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan absolut tidak meningkat dan distribusi pendapatan tidak semakin timpang.

b. Menurut Lincolin Arsyad (1997), pembangunan ekonomi sebagai

proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk sutau negara dalam jangka panjang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.

Berdasarkan pengertian pembangunan ekonomi yang dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan beberapa konsep dasar dari pembangunan ekonomi, antara lain :


(22)

commit to user

a. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus menerus b. Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita

c. Kenaikan pendapatan itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang

d. Perbaikan sosial dan budaya sistem kelembagaan. Hal ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu perbaikan organisasi (institusi) dan perbaikan di bidang regulasi (baik formal maupun informal)

Pembangunan ekonomi berarti pula sebagai suatu proses yang menyebabkan antara lain :

a. Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik dan sosial yang pada mulanya berorientasi pada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.

b. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam

keluarga yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.

c. Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakukan investasi yang tidak produktif (menumpuk emas, membeli rumah dan sebagainya) menjadi investasi yang produktif.

d. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat kurang merangsang

pembangunan ekonomi (misalnya perubahan sikap yang tadinya kurang menghargai waktu, kurang menghargai prestasi perorangan dan sebagainya).


(23)

commit to user

Menurut Suryana, terdapat empat teori atau model pembangunan ekonomi yang bisa diterapkan khususnya dalam pembangunan di Indonesia, yaitu :

a. Model pembangunan yang berorientasi pertumbuhan. Tujuan pokok strategi ini adalah meningkatkan laju produksi (GDP).

b. Model pembangunan ekonomi yang berorientasi pada penciptaan

lapangan kerja.

c. Model pembangunan yang berorientasi pada penghapusan

kemiskinan.

d. Model pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar (The Bassic Necessary Oriented).

2. Pembangunan Ekonomi Dan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Secara nyata pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi mempunyai perbedaan. Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga pengetahuan dan teknik. Sedangkan pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya


(24)

commit to user

kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan.

Proses pertumbuhan ekonomi dimulai apabila perekonomian mampu melakukan pembagian kerja (division of labor). Pembagian kerja akan meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan (Adam Smith, 1776). Adam Smith juga menggaris bawahi pentingnya skala ekonomi. Dengan meluasnya pasar, akan terbuka inovasi-inovasi baru yang pada gilirannya akan mendorong perluasan pembagian kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi akan ditentukan oleh dua unsur pokok (Harrod-Domar,1944), yaitu :

a. Tingkat tabungan (investasi)

b. Produktivitas modal (capital output ratio).

Agar dapat tumbuh secara berkelanjutan, masyarakat dalam suatu perekonomian harus mempunyai tabungan yang merupakan sumber investasi. Makin besar tabungan, yang berarti makin besar investasi, maka akan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, makin rendah produktivitas kapital atau semakin tinggi capital output ratio, makin rendah pertumbuhan ekonomi.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Yang termasuk dalam faktor ekonomi dan faktor nonekonomi antara lain,


(25)

commit to user

a. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.

b. Faktor Nonekonomi

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi mencakup kondisi sosial budaya yang ada di masyarakat, keadaan politik, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

B. Aspek Pemberdayaan Dalam Pembangunan Ekonomi

1. Hakekat Pemberdayaan

Hakekat pemberdayaan pada dasarnya adalah penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat bisa berkembang. Logika ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap masyarakat pasti memiliki daya akan tetapi kadang-kadang mereka tidak menyadari atau potensi yang ada belum tergali untuk dikembangkan. Pemberdayaan jangan menjebak masyarakat dalam perangkap ketergantungan, sehingga pemberdayaan sebaiknya mengantarkan pada proses kemandirian.

Menurut Korten, terdapat tiga model pembangunan yang ada di negara sedang berkembang, yaitu :

a. Community development


(26)

commit to user

c. Desentralisasi

Tiga pelaku penting yang terkait dalam pemberdayaan yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Dalam tinjauan ekonomi, terdapat 3 daya dalam model pemberdayaan, yaitu :

a. Daya manusia mencakup deskripsi dan potret secara kualitatif dan kuantitatif meliputi aspek pendidikan, wawasan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan di sisi manajemen.

b. Daya lingkungan yaitu potensi yang dikembangkan berdasarkan kondisi geografis maupun alam yang ada di daerah.

c. Daya ekonomi merupakan kemampuan untuk menghasilkan nilai

tambah untuk mendapatkan nilai ekonomi yang lebih tinggi dalam rangka meraih keberdayaan masyarakat.

2. Tahap Pemberdayaan

Pemberdayaan mempunyai beberapa tahap, antara lain :

a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,

kecakapan ketrampilan agar mampu mengambil peran dalam pembangunan.


(27)

commit to user

c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan ketrampilan sehingga terbentuk inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantar pada tahap kemandirian.

3. Pengembangan Aspek Pemberdayaan

Aspek pemberdayaan ini dikembangkan dengan analisi CIPOO

(Contexct, Input, Process, Output dan Outcome)

a. Contexct, meliputi aspek :

1) Kelembagaan yaitu bagaimana kelembagaan yang dibentuk di daerah bisa mewadahi berbagai unsur kepentingan kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Pihak mana yang akan menangani bentuk dan model kemitraan yang akan dibuat. 2) Sistem manajemen, dalam menganalisis kemitraan diarahkan

pada fungsi – fungsi policy analysis, finance, human relations,

information, dan external relations. Di mana output yang

diharapkan adanya ditemukannya model kemitraan yang efisien.

3) Aspek kinerja organisasi, merupakan bagaimana organisasi

dalam kemitraan tersebut bekerja dan berhasil guna dengan indikator efisiensi, efektifitas, produktifitas, akuntabilitas dan memprioritaskan kualitas palayanan.

4) Penguasaan materi

c. Input, yaitu keseluruhan potensi baik internal maupun eksternal yang dimiliki daerah yang memberikan kontribusi bagi usaha – usaha pengembangan ekonomi/ pemberdayaan.


(28)

commit to user

d. Proses, merupakan langkah – langkah yang ditempuh dalam

kerangka pengembangan ekonomi/ pemberdayaan dan terdiri atas, 1) Pendekatan Capacity Building

2) Pendekatan New Public Management 3) Pendekatan Kinerja

4) Pendekatan substansial melalui pengorganisasian knowledge, attitude, practice.

e. Output, merupakan hasil dari input yang diproses, di mana hasil dari pemrosesan unsur-unsur dalam kemitraan meliputi :

1) Munculnya organisasi kemasyarakatan yang kuat / establish

2) Menghasilkan kemampuan manajerial dalam masing-masing

unsur pemberdayaan / pengembangan ekonomi

3) Munculnya kinerja oerganisasi masyarakat yang kuat dan

profesional

f. Outcomes yang diharapkan dari proses ini adalah munculnya bentuk

dan prosedur pemberdayaan/ pengembangan ekonomi yang jelas dan kuat serta memberikan manfaat bagi seluruh stakeholder daerah terutama bagi peningkatan potensi ekonomi yang ada di masyarakat.

4. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Proses pemberdayaan masyarakat mendasarkan pada 4 prinsip yaitu :

a. Partisipatif, adalah proses pemberdayaan harus dilakukan secara demokratis dengan melibatkan semua stakeholders baik pemerintah,


(29)

commit to user

swasta, masyarakat termasuk masyarakat miskin itu sendiri. Sehingga masyarakat tidak lagi hanya menjadi objek namun subjek dalam perencanaan pemberdayaan.

b. Transparansi, adalah adanya keterbukaan di antara stakeholders sehingga setiap tahapan akan direncanakan, mulai dilaksanakan sampai dengan evaluasi dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.

c. Akuntabilitas, adalah perencanaan pemberdayaan nantinya dapat diimplementasikan dan tercapai tujuan serta sasarannya.

d. Manfaat bersama, adalah proses pemberdayaan ini dapat

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada upaya pembangunan masyarakat sebagai kontribusi untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

C. Kemiskinan

1. Konsep Tentang Kemiskinan

Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu. Untuk memahami pengertian tentang kemiskinan ada berbagai pendapatan yang dikemukakan.

Menurut Mudrajad (2000:13) mendefinisikan kemiskinan sebagai seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu mencukupi tingkat


(30)

commit to user

kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal standar hidup tertentu.

Menurut Suparlan (1995) kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat kesehatan, kehidupan normal, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (1993) menjelaskan kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki oleh si miskin, melainkan karena tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang apa adanya.

Kemiskinan menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan / BKKBN (1996 : 10) adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya untuk memenuhi kebutuhannya. Miskin atau kurang sejahtera dalam pengertian Pembangunan Keluarga Sejahtera diidentikkan dengan kondisi keluarga sebagai berikut :

a. Pra Sejahtera, adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan spritual, pangan, sandang, papan, kesehatan, dan keluarga berencana. Secara


(31)

commit to user

operasional mereka tampak dalam ketidakmampuan untuk memenuhi salah satu indikator sebagai berikut :

1) Makan minimal 2 kali per hari, 2) Pakaian lebih dari satu pasang,

3) Sebagian besar lantai rumahnya bukan dari tanah, 4) Jika sakit dibawa ke sarana kesehatan.

b. Keluarga Sejahtera I, adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis, seperti kebutuhan pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi. Secara operasional mereka tidak mampu memenuhi salah satu indikator sebagai berikut :

1) Minimal seminggu sekali makan daging/telur/ikan,

2) Tidak ada anggota keluarga yang berusia 10 – 60 tahun yang buta huruf latin,

3) Salah satu anggota keluarga memiliki penghasilan tetap,

4) Dalam 3 bulan terakhir tidak sakit dan masih dapat

melaksanakan fungsinya dengan baik.

Diketahui pula bahwa keadaan yang serba kekurangan ini terjadi bukan seluruhnya karena kehendak keluarga yang bersangkutan tetapi karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh keluarga sehingga telah membuat mereka termasuk keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I. Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I itu dibagi atas dua kelompok, yaitu :


(32)

commit to user

a. Karena alasan ekonomi / keluarga miskin yaitu keluarga yang

menurut kemampuan ekonominya lemah dan miskin. Keluarga-keluarga semacam ini mempunyai sifat seperti yang dalam indikator yang dikembangkan oleh BPS dan Bappenas, yaitu keluarga yang secara ekonomis memang miskin atau sangat miskin dan belum bisa menyediakan keperluan pokoknya dengan baik,

b. Karena alasan non ekonomi yaitu keluarga yang kemiskinannya

bukan karena pada harta/uang atau kemampuan untuk mendukung ekonomi keluarganya tetapi miskin kepeduliannya untuk mengubah hidupnya menjadi lebih sejahtera misalnya dalam hal partisipasi pembangunan dan kesehatan dengan membiarkan rumahnya masih berlantai tanah padahal sebenarnya ia mampu untuk memplester lantai rumahnya atau kalau anaknya sakit tidak dibawa/diperiksa ke puskesmas.

Dengan demikian dana bergulir PNPM Mandiri dimaksudkan untuk diberikan kepada keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I alasan ekonomi yang mempunyai usaha ekonomi produktif.

M.P Todaro (2000: 200-206) mengemukakan dua anggapan dasar yang kiranya cukup relevan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli diatas mengenai kemiskinan, yaitu :

a. Kemiskinan identik dengan penduduk miskin yang tinggal di daerah pedesaan, dengan mata pencaharian pokok di bidang pertanian dan


(33)

commit to user

kegiatan lain yang erat hubungannya dengan sektor ekonomi tradisional

b. Kaum wanita dan anak-anak merupakan kaum yang paling

menderita, yang disebabkan oleh rendahnya kapasitas mereka dalam mencetak pendapatan sendiri, terbatasnya kesempatan menikmati pendidikan dan pekerjaan yang layak disektor formal.

Dari anggapan dasar tersebut dapat kita ambil konsep-konsep dasar yang perlu dibangun, yaitu :

a. Pembangunan hendaknya lebih diarahkan pada daerah-daerah

pedesaan yang identik dengan penduduk miskin, dengan meningkatkan potensi yang dimiliki daerah pedesaan yang bersangkutan

b. Kaum wanita dan anak-anak harus diberi kesempatan berusaha

secara mandiri agar dapat berperan serta secara aktif dalam proses pembangunan. 

 

2. Indikator Kemiskinan

Indikator utama kemiskinan dapat dilihat dari (1) kurangnya pangan, sandang, dan perumahan yang tidak layak, (2) terbatasnya kepemilikan tanah dan alat produksi, (3) kurangnya kemampuan membaca dan menulis, (4) kurangnya jaminan dan kesejahteraan hidup, (5) kerentanan dan keterpurukan dalam bidang sosial dan ekonomi, (6) akses terhadap ilmu pengetahuan yang terbatas.


(34)

commit to user

Indikator kemiskinan menurut Bappenas (2006) adalah terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan, terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha, terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi, terbatasnya akses terhadap air bersih, lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah, memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumber daya alam, lemahnya jaminan rasa aman, lemahnya partisipasi, dan besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga dan adanya tekanan hidup yang mendorong terjadinya migrasi.

Menurut Prof. Sajogjo (BAPPENAS) memberi batasan kemiskinan untuk masyarakat pedesaan ekuivalen dengan 20 kg beras perkapita perbulan dan bagi masyarakat perkotaan ekuivalen dengan 30 kg beras perkapita perbulan.

Pengukuran taraf kemiskinan antara lain melihat patokan dari 2.100 kalori perorangan perhari, tetapi berbeda-beda menurut umur dan jenis kelamin. Anak-anak dan manula memang tidak membutuhkan jumlah kalori sebanyak itu. Namun demikian jumlah rata-rata yang ditetapkan adalah 2.100 kalori, lalu ditambahkan kebutuhan minimum untuk pendidikan, perumahan, dan pakaian. Pengukuran kemiskinan ada juga yang melihatnya dari konsumsi orang. Pemikiran ini beranggapan bahwa pendapatan orang itu sama dengan pengeluarannya. Secara nasional, bahwa pengeluaran dan pendapatan sama memang benar. Namun tingkat disagresi yang lebih rendah, ukuran kemiskinan seperti ini dapat dikatakan menggambarkan pendapatan masyarakat.


(35)

commit to user

3. Ukuran Kemiskinan

Kemiskinan mempunyai pengertian yang luas dan memang tidak mudah untuk mengukurnya. Namun demikian, dapat dijelaskan dua macam ukuran kemiskinan yang umum digunakan yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.

a. Kemiskinan Absolut

Menurut konsep ini kemiskinan dikaitkan dengan perkiraan tingkat pendapatan dan kebutuhan. Perkiraan kebutuhan hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum yang memungkinkan seseorang untuk dapat hidup secara layak. Bila pendapatan tidak dapat mencapai kebutuhan minimum maka orang dapat dikatakan miskin. Dengan demikian, kemiskinan diukur dengan memperbandingkan tingkat pendapatan orang dengan pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya.

Tingkat pendapatan minimum merupakan pembatas antara keadaan kemiskinan dengan tidak miskin atau sering disebut sebagai garis batas kemiskinan. Kesulitan konsep ini adalah menentukan komposisi dan tingkat kebutuhan minimum karena kedua hal tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh adat kebiasaan saja, tetapi juga iklim, tingkat kemajuan suatu negara dan berbagai faktor ekonomi lainnya.

Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dengan batasan ini maka


(36)

commit to user

diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $2/hari. Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tertentu.

b. Kemiskinan Relatif

Konsep ini mejelaskan garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat hidup masyarakat berubah. Konsep kemiskinan relatif bersifat dinamis, sehingga kemiskinan akan selalu ada. Semakin besar ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan atas dan golongan bawah, maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin. Bank Dunia memberi kriteria sebagai berikut :

1) Jika 40% jumlah penduduk dengan pendapatan terendah

menerima kurang dari 12% dari pendapatan nasional, maka disebut pembagian pendapatan sangat timpang.

2) Jika 40% jumlah penduduk dengan pendapatan terendah

menerima antara 12% - 17% dari pendapatan nasional, maka disebut ketidakmerataan sedang.


(37)

commit to user

3) Jika 40% jumlah penduduk dengan pendapatan terendah tersebut menerima lebih dari 17% dari pendapatan nasional, maka disebut ketidakmerataan rendah.

4. Kriteria kemiskinan

Kriteria kemiskinan di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik ada 14 kriteria, antara lain :

a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang 8 m2 per orang.

b. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah / bambu / kayu murahan.

c. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu / rumbia / kayu berkualitas rendah / tembok tanpa diplester.

d. Tidak memiliki fasilitas buang air besar / bersama-sama dengan rumah tangga lain.

e. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

f. Sumber air minum berasal dari sumur / mata air tidak terlindung / sungai / air hujan.

g. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar / arang / minyak tanah.

h. Hanya mengkonsumsi daging / susu / ayam satu kali dalam

seminggu.

i. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.


(38)

commit to user

k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di Puskesmas /

poliklinik.

l. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : Petani dengan luas lahan 0,5 ha — Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan (2005) — atau pendapatan perkapita Rp.166.697 per kapita per bulan (2007).

m. Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.

n. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000, seperti : sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

5. Jenis-Jenis Kemiskinan

Kemiskinan dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :

a. Kemiskinan Alamiah, kemiskinan yang disebabkan oleh sumber

daya yang terbatas atau karena tingkat perkembangan teknologi yang lebih rendah. Dengan kata lain ketidakmampuan seseorang atau komunitas dalam memenuhi kebutuhan dan mengejar ketertinggalan teknologi menjadi penyebabnya.

b. Kemiskinan buatan / Struktural, kemiskinan yang disebabkan oleh kelembagaan yang ada dalam masyarakat membuat masyarakat sendiri tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara merata.


(39)

commit to user

6. Penyebab Kemiskinan

Kartasasmita (1999) menjelaskan kemiskinan disebabkan oleh,

a. Rendahnya taraf pendidikan. Taraf pendidikan yang rendah

mengakibatkan kemampuan pengembangan diri terbatas dan menyebabkan sempitnya lapangan kerja yang dapat dimasuki.

b. Rendahnya derajat kesehatan. Taraf kesehatan dan gizi yang rendah menyebabkan rendahnya daya tahan fisik, daya pikir, dan prakarsa. c. Terbatasnya lapangan kerja. Keadaan kemiskinan karena kondisi

pendidikan diperberat oleh terbatasnya lapangan pekerjaan.

d. Kondisi keterisolasian. Banyak penduduk miskin, secara ekonomi tidak berdaya karena terpencil dan terisolasi.

Menurut Mudrajad (1997 : 107) yang mengutip Sharp, mengidentifikasikan penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi, yaitu :

a. Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan

pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumberdaya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.

b. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumber daya ini karena rendahnya pendidikan,


(40)

commit to user

nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau karena keturunan.

c. Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal.

ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of proverty). Adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya (gambar 2.1). Logika berfikir ini dikemukakan oleh Nurkse dalam Kuncoro (1997 : 107), yang mengatakan : “a poor country is poor because it is poor” (negara miskin itu miskin karena dia miskin).

Gambar 2.1 : Lingkaran Setan Kemiskinan (The Vicious Circle of Proverty)

Sumber : R. Nurkse (1953)

Ketidaksempurnaan pasar,

Keterbelakangan, Ketertinggalan

Kekurangan modal

Investasi rendah produktivitas rendah


(41)

commit to user

7. Pola Kemiskinan

Ada beberapa pola kemiskinan antara lain,

a. Presistent Poverty, yaitu kemiskinan yang telah kronis atau

turun-temurun. Daerah yang mengalami kemiskinan ini pada umumnya merupakan daerah kritis sumber daya alam atau terisolasi.

b. Cyclical Poverty, yaitu pola kemiskinan yang mengikuti pola siklus

ekonomi secara keseluruhan.

c. Seasonal Poverty, yaitu kemiskinan musiman seperti yang sering

dijumpai pada kasus-kasus nelayan dan petani tanaman pangan.

d. Accidental Poverty, yaitu kemiskinan karena terjadi bencana alam

atau dampak dari suatu kebijakan tertentu yang menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan suatu masyarakat.

8. Cara Mengatasi Kemiskinan

Dimensi kemiskinan yang begitu luas mengharuskan setiap upaya penanggulangan kemiskinan dalam tatanan makro perlu dilakukan secara terpadu, yang meliputi berbagai program pembangunan terpadu baik sektoral maupun regional. Dalam hal ini yang diperlukan adalah penajaman program dan kegiatan sehingga hasilnya lebih optimal dan berdampak langsung terhadap kelompok sasaran.

Kebijaksanaan penanggulangan kemiskinan secara umum dapat dibagi atas kelompok (Edwina dalam Prasetyo, 2009 : 37)

a. Kebijaksanaan yang secara tidak langsung mengarah pada sasaran, tetapi memberikan dasar tercapainya upaya penanggulangan


(42)

commit to user

kemiskinan. Berbagai program dan kebijaksanaan tidak terbatas pada penduduk miskin tetapi program-program tersebut cukup berperan dalam mengatasi kemiskinan.

b. Kebijaksanaan yang langsung diarahkan pada peningkatan akses terhadap sarana dan prasarana yang mendukung penyediaan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan pendidikan, peningkatan produktivitas dan pendapatan, khususnya masyarakat berpendapatan rendah.

c. Kebijaksanaan khusus, keseluruhan rencana dan kegiatannya tertuju pada kelompok masyarakat miskin dan diberi nama yang mencerminkan kegiatan tersebut. Program khusus ini berupaya untuk memberdayakan masyarakat miskin agar mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan

Keberhasilan suatu program dipengaruhi oleh tersedianya dana, daya dan sarana, intensitas dan kualitas berbagai kegiatan pelaksanaannya, kualitas hasil langsung dari kegiatan tersebut dan efek serta damapk yang diperoleh.

9. Menghilangkan Kemiskinan

Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah :

a. Bantuan Kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin.

b. Bantuan terhadap keadaan individu, Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan


(43)

commit to user

perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.

c. Persiapan bagi yang lemah, daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

10. Peran Keluarga Dalam Penanggulangan kemiskinan

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peran dalam penanggulangan kemiskinan oleh karena itu dalam pembangunan keluarga sejahtera lebih diarahkan kepada peningkatan kualitas keluarga yang bercirikan kemandirian dan ketahanan keluarga yang tinggi dalam rangka mewujudkan keluarga yang bahagia sejahtera. Sehubungan dengan arah tersebut maka berbagai kegiatan program lebih diarahkan pada peningkatan sikap mental dan fungsi ekonomi keluarga sehingga pendekatan yang dipakai adalah lebih kepada pemberdayaan ekonomi keluarga. Sesuai dengan potensi dan peluangnya setiap keluarga akan dibantu dan dirangsang untuk mengembangkan sikap mental yang positif dalam pembangunan dan diajak untuk meningkatkan kemampuan dirinya. Setiap keluarga akan diusahakan menjadi unit usaha ekonomi yang makin mandiri. Pengembangan potensi keluarga terutama dilakukan dengan memberikan kemampuan kepada anggota keluarga yang


(44)

commit to user

dianggap paling lemah dan memiliki potensi yang belum banyak digunakan, yaitu para ibu, para perempuan.

D. PNPM Mandiri

1. Pengertian PNPM Mandiri

PNPM Mandiri merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong penurunan angka kemiskinan dan pengangguran. PNPM Mandiri difokuskan pada program penanggulangan kemiskinan yang berbasis partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri merupakan integrasi dan perluasan program-program penanggulangan kemiskinan yang berbasis masyarakat yang sudah jalan. (Depdagri, 2008)

2. Jenis-Jenis PNPM Mandiri

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia ada 3 jenis (Depdagri, 2008) , antara lain :

a. PNPM Mandiri Perdesaan

b. PNPM Mandiri Perkotaan

c. PNPM mandiri Wilayah Khusus dan Desa Tertinggal

3. Tujuan PNPM Mandiri (Depdagri, 2008)

Tujuan PNPM Mandiri secara umum adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan


(45)

commit to user

dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

Tujuan PNPM Mandiri secara Khusus 1) meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pelestarian pembangunan, 2) melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan sumber daya lokal, 3) mengembangkan kapasitas pemerintahan lokal dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif, 4) menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat, 5) melembagakan pengelolaan dana bergulir, 6) mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerja Sama Antar Desa dalam pengelolaan pembangunan, 7) mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.

4. Visi PNPM Mandiri

Visi PNPM Mandiri adalah mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin di perdesaan (Depdagri, 2008).

Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan.


(46)

commit to user

5. Misi PNPM Mandiri (Depdagri, 2008)

a. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya. b. Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif.

c. Mengoptimalkan fungsi dan peran pemerintah lokal.

d. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana dasar

masyarakat.

e. Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.

6. Keluaran (Output) Program PNPM Mandiri

a. Terjadinya peningkatan keterlibatan Rumah Tangga Miskin (RTM) dan kelompok perempuan mulai perencanaan sampai dengan pelestarian

b. Terlembaganya sistem pembangunan partisipatif di desa dan antar desa

c. Terjadinya peningkatan kapasitas pemerintahan desa dalam

memfasilitasi pembangunan partisipatif

d. Berfungsi dan bermanfaatnya hasil kegiatan PNPM Mandiri

Perdesaan bagi masyarakat

e. Terlembaganya pengelolaan dana bergulir dalam peningkatan

pelayanan sosial dasar dan ketersediaan akses ekonomi terhadap RTM

f. Terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa dalam


(47)

commit to user

g. Terjadinya peningkatan peran serta dan kerja sama para pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan

7. Prinsip PNPM Mandiri (Depdagri, 2008)

a. Bertumpu pada pembangunan manusia

Masyarakat lebih memilih kegiatan yang berdampak langsung terhadap upaya pembangunan manusia daripada pembangunan fisik semata.

b. Otonomi

Masyarakat memiliki hak dan kewenangan mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa intervensi negatif dari luar. c. Desentralisasi

Memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kapasitas masyarakat.

d. Berorientasi pada masyarakat miskin

Segala keputusan yang diambil dan disepakati berpihak kepada masyarakat miskin.

e. Partisipasi

Masyarakat berperan secara aktif dalam setiap tahapan proses, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pelestarian kegiatan dengan memberikan tenaga, pikiran dana, waktu maupun ruang.


(48)

commit to user

f. Kesetaraan dan keadilan gender

Memberikan kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan untuk berperan aktif dalam setiap pembangunan dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan, kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saat situasi konflik.

g. Demokratis

Masyarakat mengambil keputusan pembangunan secara musyawarah dan mufakat.

h. Transparansi dan Akuntabel

Masyarakat memiliki akses terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal maupun administratif.

i. Prioritas

Masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfaatan untuk pengentasan kemiskinan.

j. Keberlanjutan

Dalam setiap pengambilan keputusan atau tindakan pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah mempertimbangkan sistem pelestariannya.


(49)

commit to user

8. Jenis Kegiatan PNPM Mandiri (Depdagri, 2008)

a. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat langsung secara ekonomi bagi RTM. b. Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan,

termasuk kegiatan pelatihan pengembangan ketrampilan masyarakat (pendidikan nonformal).

c. Kegiatan peningkatan kapasitas/ketrampilan kelompok usaha

ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal (tidak termasuk penambahan modal),

d. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk Kelompok

Perempuan (SPP).

9. Jenis Kegiatan Yang Dilarang dalam PNPM Mandiri (Depdagri, 2008) a. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan militer atau

angkatan bersenjata, pembiayaan kegiatan politik praktis/partai politik.

b. Pembangunan/rehabilitasi bangunan kantor pemerintah dan tempat ibadah,

c. Pembelian chainsaw, senjata, bahan peledak, asbes dan bahan-bahan lain yang merusak lingkungan (pestisida, herbisida, obat-obat terlarang dan lain-lain),

d. Pembelian kapal ikan yang berbobot diatas 10 ton dan


(50)

commit to user

e. Pembiayaan gaji pegawai negeri,

f. Pembiayaan kegiatan yang memperkerjakan anak-anak di bawah

usia kerja,

g. Kegiatan yang berkaitan dengan produksi, penyimpanan, atau

penjualan barang-barang yang mengandung tembakau,

h. Kegiatan apapun yang dilakukan berkaitan dengan aktivitas

perlindungan alam pada lokasi yang telah ditetapkan sebagai cagar alam, kecuali ada ijin tertulis dari instansi yang mengelola lokasi tersebut,

i. Kegiatan pengolahan tambang atau pengambilan terumbu karang, j. Kegiatan yang berhubungan pengelolaan sumber daya air dari sungai

yang mengalir dari atau menuju negara lain,

k. Kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan jalur sungai,

l. Pembangunan jaringan irigasi baru yang luasnya lebih dari 50 Ha,

m. Kegiatan pembangunan bendungan atau penampungan air dengan

kapasitas besar, lebih dari 10.000 meter kubik.

10. Jenis Usulan Kegiatan PNPM Mandiri (Depdagri, 2008) Jenis usulan kegiatan PNPM Mandiri antara lain : a. Pendidikan

Tujuan : Mempercepat upaya peningkatan kualitas SDM

Sasaran : Masyarakat / kelompok masyarakat miskin Jenis Kegiatan :


(51)

commit to user

(a) Pemanfaatan beasiswa antara lain untuk : iuran sekolah, biaya praktikum, biaya ujian, perlengkapan sekolah (buku, alat tulis, seragam dan pendukung lainnya)

(b) Lamanya jenjang beasiswa tergantung pada jenjang

pendidikan yang sedang dijalani (sampai pendidikan dasar 9 tahun)

(c) Usulan hendaknya dikoordinasikan dengan Komite Sekolah 2) Peningkatan Pelayanan Pendidikan

(a) Bantuan peningkatan pelayanan pendidikan dapat berupa pembelian bahan-bahan penunjang belajar mengajar (buku wajib belajar, alat peraga sederhana, bahan penunjang belajar habis pakai),pembangunan atau renovasi dan perawatan kelas berikut pembelian mebeler sekolah dan perpustakaan

(b) Prasyarat lembaga penerima bantuan adalah

sekolah/lembaga tingkat dasar dan menengah kurang mampu. Khusus untuk pendidikan formal harus sudah memiliki Komite Sekolah, memiliki ijin dari Diknas.

3) Peningkatan Ketrampilan

(a) Dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi anggota

masyarakat miskin dalam rangka mengembangkan potensi,

(b) Pemanfaatan bantuan dapat berupa kursus/pelatihan,


(52)

commit to user

b. Kesehatan

Tujuan : Peningkatan pelayanan dasar kesehatan Sasaran : Warga desa, lansia, balita, ibu dan anak Jenis Kegiatan :

1) Penyuluhan Kesehatan

(a) Penyediaan alat/media informasi tentang kesehatan seperti poster, leaflet, buku mini seri kesehatan,

(b) Penyuluhan langsung tentang masalah kesehatan (c) Pendidikan kesehatan melalui lingkungan sekolah 2) Penyediaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

(a) Posyandu, pelatihan ketrampilan bidang kesehatan, Polindes (b) Bentuk kegiatannya berupa

(1) Pengadaan fasilitas pelayanan kesehatan

(2) Pengembangan fasilitas dan tempat pelayanan

kesehatan masyarakat 3) Kesehatan Lingkungan

(a) Penyediaan Sarana pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta penciptaan sanitasi lingkungan seperti : pembuatan tempat MCK, pengadaan air bersih, pembuatan atau perbaikan saluran air kotor/got

(b) Pelatihan pencegahan wabah penyakit 4) Pembiayaan Kesehatan Mandiri

Dana sehat dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) melalui kelompok


(53)

commit to user

c. Simpan Pinjam Kelompok Perempuan

Sasaran : Masyarakat miskin produktif yang memerlukan pendanaan usaha melalui kelompok

Ketentuan kelompok yang berhak menerima dana SPP :

1) Beranggotakan perempuan yang mempunyai ikatan pemersatu 2) Berumur minimal 1 tahun

3) Mempunyai kegiatan simpan pinjam

4) Mempunyai aturan pengelolaan dana simpanan dan pinjaman 5) Kegiatan simpan pinam masih berlangsung baik

6) Mempunyai organisasi (pengurus) dan administrasi d. Prasarana Sarana

Jenis Kegiatan prasarana sarana yang dapat dibiayai : 1) Jalan, antara lain :

(a) Tanah (pembukaan badan jalan) (b) Pengaspalan

(c) Saluran drainase 2) Jembatan

Jembatan gantung, gejala baja, gelagar kayu, beton 3) Pasar

4) Air Bersih (a) Sumur bor (b) Sumur gali (c) Penjernihan Air (d) Perpipaan


(54)

commit to user

5) MCK

6) Listrik 7) Pompa air

8) Irigasi (bendung, saluran, waduk, tanggul penahan banjir) 9) Pembangunan atau rehabilitasi sekolah, posyandu dan TK 10) TPT (Tembok Penahan Tanah)

11) TPI (Tempat Pelelangan Ikan)

11. Kriteria Kegiatan PNPM Mandiri

PNPM Mandiri mempunyai beberapa kriteria kegiatan (Depdagri, 2008), antara lain :

a. Lebih bermanfaat bagi Rumah Tangga Miskin b. Berdampak langsung pada kesejahteraan

c. Berpotensi untuk berkembang dan berkelanjutan

d. Didukung SDM yang ada

e. Bisa dikerjakan oleh masyarakat

12. Strategi PNPM Mandiri

PNPM Mandiri dalam menjalankan kegiatannya mempunyai beberapa strategi (Depdagri, 2008), yaitu :

a. Memberikan kewenangan yang lebih luas kepada masyarakat dalam mengambil keputusan,

b. Meningatkan sinergisitas antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan,


(55)

commit to user

c. Memberikan bantuan kepada masyarakat berupa dana bantuan

langsung masyarakat (BLM/block grant) dan bantuan pendampingan berupa technical assistance.

13. Sasaran PNPM Mandiri (Dedagri, 2008) a. Lokasi Sasaran

Lokasi sasaran PNPM Mandiri Perdesaan meliputi seluruh kecamatan perdesaan di Indonesia yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan tidak termasuk kecamatan-kecamatan kategori kecamatan bermasalah dalam PPK / PNPM Mandiri Perdesaan.

b. Kelompok Sasaran PNPM mandiri

1) Kelembagaan Masyarakat Desa

2) Kelembagaan Pemerintah Lokal

3) RTM / Rumah Tangga Miskin di perdesaan

14. Pendanaan PNPM Mandiri (Depdagri, 2008)

PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah, artinya program ini direncanakan, dilaksanakan dan didanai bersama-sama berdasarkan persetujuan dan kemampuan yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.


(56)

commit to user

Sumber Dana Berasal dari :

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Æ 80% total

dana BLM

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Æ 20% total

dana BLM

c. Swadaya Masyarakat

d. Partisipasi dunia usaha

15. Kriteria Alokasi

Alokasi dana BLM per kecamatan ditetapkan oleh Pemerintah dengan mempertimbangkan jumlah dan distribusi penduduk serta jumlah orang miskin. Alokasi dana BLM dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Jumlah Penduduk % Penduduk Miskin Alokasi BLM (dlm juta)

< 25.000 <20%

20% - 40% >40%

1.500 1.500 1.750

25.000 s/d 50.000 <20%

20% - 40% >40%

1.750 1.750 2.000 >50.000 <20%

20% - 40% >40%

2.250 2.500 3.000 Sumber : Depdagri, 2008


(57)

commit to user

16. Dasar Hukum PNPM Mandiri

Dasar hukum pelaksanaan PNPM Mandiri adalah: (Petunjuk Umum PNPM Mandiri 2007), mengacu pada landasan idiil Pancasila dan landasan konstitusioanl UUD 1945 beserta amandemennya, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya yang terkait sistem pemerintahan, perencanaan, keuangan negara dan kebijakan penanggulangan kemiskinan serta landasan khusus pelaksanaan PNPM Mandiri.

E. Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

1. Pengertian Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

Pengertian Unit Pengelola Kegiatan menurut Petunjuk Teknis Operasional bahwa UPK adalah Unit Pengelola Kegiatan yang mengelola dana Bantuan Masyarakat (BLM) – baik dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK) maupun Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang dapat dialokasikan untuk berbagai jenis kegiatan yang mencakup kegiatan sarana/prasarana, pendidikan, kesehatan, UEP dan SPP/dana bergulir (PTO Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir Program Pengembangan Kecamatan 2005).

2. Peranan Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

Peran UPK adalah sebagai unit pengelola dan operasional pelaksanaan kegiatan antar desa.


(58)

commit to user

3. Tugas Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

UPK mendapatkan penugasan MAD/BKAD untuk menjalankan tugas pengelolaan dana program dan tugas pengelolaan dana perguliran.

4. Manajemen Lembaga UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong

a. Sumber Daya Manusia

Lembaga UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali memiliki pengelola kegiatan disebut sebagai pengurus UPK, yang berfungsi sebagai karyawan terdiri dari empat orang, antara lain: Ketua (Manajer UPK), Sekertaris (Bagian Administrasi), Bendahara (Bagian Akunting) dan Staf (Pembantu Umum).

b. Pemasaran

1) Wilayah Kerja

Wilayah Kerja UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali meliputi wilayah Kecamatan Andong yang terdiri dari enam belas desa.

Sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga UPK, agar tercapai efisiensi kerja, guna penanganan masalah dan tercapainya tujuan organisasi pengurus UPK membagi wilayah kerja sebagai berikut: Ketua enam wilayah desa binaan, Sekertaris empat desa binaan, Bendahara enam desa binaan (sebagai pertimbangannya adalah kemampuan masing-masing SDM).


(59)

commit to user

2) Nasabah (pemanfaat)

Nasabah sebagai penerima manfaat dana bergulir pada UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali adalah masyarakat sebagai anggota kelompok yang diusulkan oleh kelompoknya bukan individu (UPK PNPM Mandiri tidak diperbolehkan memberikan pinjaman pada individu).

Kelompok pemanfaat dan bergulir minimal memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: usia kelompok minimal satu tahun, memiliki pengurus kelompok (ketua, sekertaris, bendahara), memiliki pertemuan rutin, memiliki kegiatan sebagai ikatan kelompok.

3) Latar belakang pemanfaat

Sesuai dengan PTO dan aturan main perguliran bahwa:

a) Pemanfaat yang diusulkan oleh kelompok diutamakan

masyarakat miskin produktif atau masyarakat miskin yang mempunyai usaha, bisa berkembang, mempunyai kemampuan untuk mengembalikan serta memiliki karakter yang bisa dipertanggungjawabkan.

b) Seseorang yang punya kegiatan usaha, dalam usaha tersebut mempekerjakan orang miskin.


(60)

commit to user

5. Sruktur Organisasi

Struktur organisasi kelembagaan UPK dibuat agar dapat tercapai efisiensi kerja. Secara skematis, bentuk struktur organisasi lembaga UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut : (Sumber AD/ART lembaga UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali).

GAMBAR 2.2 : Bagan Susunan Organisasi UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Pelaksana Program

6.

7. 8.

FORUM MAD

Pengurus BKAD

BP-UPK U P K T V T P M

TPK Desa TPK Desa TPK Desa TPK Desa

Pj O K F K / F T

Penasehat / Pembina


(61)

commit to user

GAMBAR 2.3 : Bagan Susunan Organisasi UPK PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Pasca Program

Struktur organisasi diatas dapat diuraikan tugas dari masing-masing jabatan sebagai berikut :

1. Penasehat / Pembina

Camat atas nama Bupati sebagai pembina / penasehat.

a. Berkewajiban memberi arahan maupun pembinaan kepada

pengurus.

b. Berkewajiban memberi teguran maupun peringatan jika dalam pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan aturan.

FORUM MAD

Pengurus BKAD

BP-UPK U P K T V T P M

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok


(62)

commit to user

c. Berhak mendapatkan laporan perkembangan kegiatan organisasi secara periodik.

2. Penanggungjawab Operasional Kegiatan (PjOK)

PjOK adalah seorang Kasi Pemberdayaan Masyarakat atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di Kecamatan yang ditetapkan oleh SK Bupati dan bertanggungjawab atas penyelenggaraan operasional kegiatan dan keberhasilan seluruh kigiatan program di Kecamatan.

3. Forum Musyawarah Antar Desa (MAD)

Forum Musyawarah Antar Desa (MAD) merupakan forum tertinggi yang diselenggarakan oleh Badan Kordinasi Antar Desa (BKAD). 4. Fasilitator Kecamatan (FK) dan Fasitator Teknik (FT).

FK adalah merupakan pendamping masyarakat dalam mengikuti dan melaksanakan program.

Tugasnya: memfasilitasi masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian.

FT adalah merupakan tenaga pendamping masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, mengoperasionalkan dan pemeliharaan kegiatan-kegiatan prasarana infrastruktur perdesaan.


(63)

commit to user

5. Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Tugas dan fungsi BKAD adalah : a. Perencanaan Strategis :

Merumuskan, membahas dan menetapkan rencana strategis untuk pengembangan UPK dalam bidang pengelolaan dana bergulir, pengelolaan program dan pelaksanaan usaha kelompok. b. Pengelolaan Kegiatan :

Pengelolaan kegiatan didelegasikan pada UPK selaku Unit Pengelola Kegiatan.

c. Pengawasan :

Fungsi pengawasan didelegasikan kepada Badan Pengawas UPK. d. Evaluasi Kinerja :

1) Menilai pencapaian hasil renstra (rencana strategis) 2) Menindaklanjuti hasil temuan pengawasan BP-UPK

3) Mengevaluasi kinerja lembaga-lembaga pendukung yang ada. 6. Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

Tugas dan tanggungjawab UPK: Tugas dan tanggungjawab umum :

a. Mengelola dana PPK maupun PNPM Mandiri di Kecamatan. b. Mengelola administrasi dan pelaporan seluruh transaksi kegiatan

PPK maupun PNPM Mandiri.


(64)

commit to user

d. Mengelola Dana Bergulir dan BLM yang dialokasikan untuk UEP dan atau SPP, maupun dari sumber lain dari program pemerintah dan swasta.

e. Melakukan pembinaan terhadap kelompok peminjam. Tugas dan tanggungjawab khusus :

a. Melakukan sosialisasi dan penegakan prinsip-prinsip PNPM

Mandiri dalam perencanaan dan pelestarian PNPM Mandiri. b. Melakukan administrasi dan pelaporan setiap transaksi keuangan

maupun non keuangan.

c. Membuat perencanaan keuangan dan rencana kerja.

d. Membuat pertanggungjawaban keuangan dan realisasi rencaa

kerja kepada MAD.

e. Melakukan evaluasi dan pemeriksaan RPD dan LPD yang dibuat desa dalam setiap tahapan proses.

f. Melakukan bimbingan teknis dan pemeriksaan administrasi

pelaporan pelaku desa.

g. Membuat draf rencana perguliran yang sesuai dengan prinsip dan mekanisme PNPM Mandiri

h. Melakukan fasilitasi kerjasama dengan pihak lain dalam

kaitannya dengan pengembangan potensi wilayah.

i. Melakukan penguatan kelompok peminjam dalam kelembagaan, pengelolaan keuangan, pengelolaan pinjaman dan memfasilitasi pengembangan usaha kelompok dan pemanfaat.


(65)

commit to user

j. Membantu pengembangan kapasitas pelaku program melalui

pelatihan, bimbingan lapangan dan pendampingan dalam setiap tahap kegiatan.

k. Mendorong transparansi dalam pengelolaan keuangan,

pengelolaan pinjaman, perkembangan program dan informasi lainnya.

l. Bersama pelaku lainnya melakukan fasilitasi penyelesaian

masalah.

7. Badan Pengawas UPK (BP-UPK) Tugas dan tanggungjawab BP-UPK :

a. Mengawasi pengelolaan kegiatan, administrasi dan keuangan yang dilakukan UPK.

b. BP-UPK melakukan pengawasan pelaksanaan tugas UPK untuk melaksanakan tanggungjawabnya :

1) Memastikan harta lembaga aman. 2) Memastikan data benar

3) Mendorong dan menjaga aturan ditaati

4) Mendorong dan menjaga efisiensi

c. Melakukan pengecekan atau monitoring kelompok, pemanfaat dan penerapan kesepakatan aturan serta sanksi setingkat kelompok, desa, kecamatan dan sanksi dalam kelembagaan BKAD.


(66)

commit to user

d. Memberikan masukan, peringatan dan mengusulkan diadakannya Musyawarah Khusus apabila terjadi pelanggaran pada pelaku UPK.

8. Tim Verifikasi (TV)

Tugas dan tanggungjawab TV :

a. Memeriksa kelengkapan dokumen usulan yang diajukan.

b. Melakukan observasi dan verifikasi lapangan untuk memeriksa kesesuaian dalam usulan dengan fakta di lapangan.

c. Memeriksa kesesuaian usulan dengan kriteria dan tujuan PNPM Mandiri dan peraturan perguliran.

d. Membuat rekomendasi terhadap hasil pemeriksaan usulan.

e. Menyampaikan dan menjelaskan rekomendasi hasil pemeriksaan usulan kepada peserta MAD atau kepada Tim Perguliran.

9. Tim Penyehatan Pinjaman (TPM)

TPM adalah kelembagaan yang bersifat ad-hoc atau sementara yang bekerja jika diperlukan atau dibutuhkan sebagai pendukung kelembagaan yang lain.

TPM berfungsi dan bertanggungjawab dalam penyehatan pinjaman bermasalah.

10. Tim Pelaksana Kegiatan (TPK)

TPK adalah tim pelaksana di tingkat desa.

Tugas dan fungsinya: sebagai penanggungjawab kegiatan operasional desa mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di lapangan dan pengelola administrasi serta keuangan program.


(67)

commit to user

11. Kelompok

Kelompok peminjam adalah kelompok yang menerima pinjaman dana bergulir dari PPK maupun PNPM Mandiri.

F. Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan atau dapat juga disebut keuntungan, adalah merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Dimana biaya itu terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Secara matematis analisis pendapatan dapat ditulis dan digambarkan sebagai berikut (Soekartawi, 2002):

Y = TR-TC TC = TFC + TVC

Keterangan:

Y = Pendapatan (Rp)

TR = Total Penerimaan (Rp) TC = Total Biaya (Rp)

TVC = Total Biaya Variabel (Rp) TFC = Total Biaya Tetap (Rp)

Sedangkan Pendapatan nasional didefinisikan sebagai berikut : a. Nilai barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara dalam satu


(68)

commit to user

b. Jumlah pengeluaran nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan itu.

c. Jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut.

2. Macam-Macam Pendapatan Nasional

Jika dilihat dari jumlah barang dan jasa yang dihasilkan, Pendapatan Nasional dapat dikelompokkan menjadi (Rahardja, Manurung) :

a. GDP (Gross Domestic Product) atau PDB (Produk Domestik Bruto) adalah seluruh masyarakat yang tinggal di suatu negara, termasuk warga negara asing dalam periode tertentu biasanya satu tahun. b. GNP (Gross National Product) atau PNB (Produk Nasional Bruto)

adalah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara suatu negara tertentu biasanya dalam satu tahun. GNP = GDP - Produk nasional terhadap luar negeri

c. NNP (Net National Product) atau Produk Nasional Bersih adalah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara dalam periode tertentu biasanya satu tahun, setelah dikurangi penyusutan dan barang pengganti modal.

NNP = GNP - (penyusutan + barang pengganti modal)

d. NNI (Net National Income) adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat dalam periode waktu tertentu biasanya satu tahun, setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)


(69)

commit to user

NNI = NNP - Pajak tidak langsung

e. PI (Personal Income) atau pendapatan perseorangan adalah jumlah

seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat.

PI = (NNI + TP) - (IJS + IA + LD +PP) TP = Transfer Payment

IJS = Iurang Jaminan Sosial IA = Iurang Asuransi LD = Laba ditahan PP = Pajak Perseorangan

f. DI (Disposable Income) atau pendapatan bebas adalah pendapatan

yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan penerimanya, setelah dikurangi pajak langsung (Direct Tax).

DI = PI - Pajak Langsung

Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh pemanfaat (masyarakat miskin) setelah dikurangi biaya-biaya yang dinyatakan dalam rupiah. Pendapatan merupakan faktor yang mempengaruhi jumlah pinjaman yang diambil oleh pemanfaat. Besarnya pinjaman yang diambil sesuai dengan pendapatan pemanfaat.


(70)

commit to user

G. Penelitian Sebelumnya

Hasil dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini akan dibahas secara singkat untuk dapat mengetahui dan membandingkan hasil dari perbedaan dengan penelitian ini.

1. Penelitian oleh Sulis Prasetyo, 2009

Judul, Analisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Program Pengembangan Kecamatan (PNPM-PPK) di Kabupaten Karanganyar.

Metode Analisis, ESCAP (Economic and Social Commision For Asian

and Pasific)

Hasil Penelitian

a. Pendapatan peserta program kerja mandiri / program simpan pinjam kelompok (SPKP) meningkat sebesar 29,75% untuk rumah tangga dan 33,86% untuk individu penerima program. Penigkatan pendapatan pemanfaat yang lebih tinggi menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan pemanfaat yang lebih tinggi menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan pemanfaat mempunyai kontribusi yang besar dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga.

b. Jumlah peserta program kerja mandiri yang miskin menurun sebesar 14,28%. Hal ini disebabkan keberhasilan dalam usaha mereka (net income naik) yang pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kemiskinan.

c. Efisiensi penyaluran program kerja mandiri sebesar 130,03%. Angka ini menunjukkan tingginya tambahan pendapatan usaha bersih


(71)

commit to user

peserta program antara sebelum mengikuti program dan setelah mengikuti program.

2. Penelitian oleh Tri Joko, 2004

Judul, Analisis Program Pengembangan Kecamatan Fase II di Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.

Hasil Penelitian, dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program Pengembangan Kecamatan Fase II.

Disebutkan dalam penelitian tersebut bahwa pelaksanaan Program Pengembangan Kecamatan fase II masih terdapat kekurangan, dan penelitiannya belum cukup memberikan informasi mengenai dampak riil pelaksanaan PPK fase II terhadap penduduk miskin yang menjadi peserta program. Oleh karena itu perlu diteliti lebih lanjut mengenai perkembangan PPK, yang saat ini telah berubah nama menjadi PNPM PPK.

3. Penelitian oleh Annita Shinta Dewi,dkk, Jurnal Ekonomi (2010)

Judul, Pengaruh Pinjaman Dana Bergulir Proyek Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kelompok Swadaya Masyarakat Di Kota Depok.

Metode Analisis, Uji Wilcoxon dan Korelasi Rank Spearman. Hasil Penelitian,

a. Terdapat perbedaan antara modal KSM sebelum mendapatkan

pinjaman dana bergulir P2KP dengan modal KSM setelah mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP.


(72)

commit to user

b. Terdapat perbedaan antara pendapatan usaha KSM sebelum

mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP dengan pendapatan usaha KSM setelah mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP.

c. Terdapat hubungan antara pinjaman dana bergulir P2KP dengan

peningkatan pendapatan usaha KSM.

H. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah seluruh kegiatan penelitian, sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyelesaian dalam satu kesatuan yang utuh. Kerangka pemikiran digunakan untuk memudahkan arah di dalam penelitian. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut :

GAMBAR 2.4 : SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN

Masyarakat Rumah Tangga Miskin Program PNPM mandiri

Bantuan Pinjaman Dana Bergulir

Peningkatan Pendapatan Masyarakat Rumah Tangga Miskin


(73)

commit to user

Keterangan :

Program PNPM Mandiri adalah salah satu program dari pemerintah yang tujuannya adalah untuk pengentasan kemiskinan. Dalam hal ini adalah program bantuan dana bergulir untuk penanggulangan kemiskinan bagi masyarakat di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Dengan adanya program PNPM Mandiri, maka akan membantu masyarakat miskin untuk memingkatan pendapatan mereka, sehingga masalah kemiskinan akan dapat berkurang.

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai nilai suatu parameter populasi yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna untuk pengambilan keputusan (Suharyadi dan Purwanto S.K, 2004: 390). Adapun hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga pelaksanaan Program PNPM Mandiri di Kecamatan Andong

Kabupaten Boyolali sudah berjalan baik sesuai dengan prinsip-prinsip PNPM Mandiri.

2. Diduga terdapat perbedaan pendapatan antara masyarakat rumah tangga miskin di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali sebelum dengan setelah ada Program PNPM Mandiri.


(74)

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode observasi. Dengan sampel jumlah masyarakat miskin di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali yang mendapatkan bantuan pinjaman dari Program PNPM Mandiri sebanyak 98 orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pendapatan masyarakat miskin sebelum dengan setelah ada Program PNPM Mandiri. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan Uji Beda Dua Mean Untuk Sampel Berpasangan.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Ukuran Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan/ individu-individu) yang karekteristiknya hendak diduga (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 1993:107). Dalam penelitian ini sebagai populasinya adalah masyarakat miskin di Kecamatan Andong yang mendapat bantuan dari Program PNPM Mandiri sejumlah 4948 Kepala Keluarga. Data diambil tahun 2009, dan data tersebut diperoleh peneliti dari Kantor UPK Kecamatan Andong.

2. Ukuran Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Sebagai


(1)

commit to user

4) Menghitung Nilai t

Maka  

= -13, 659

5) Kesimpulan :

Nilai t hitung < nilai t tabel (-13,659 < -1,960), maka Ho ditolak Ha diterima. Hal ini berarti ada perbedaan antara tingkat pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Andong sebelum memperoleh bantuan dari program PNPM Mandiri dengan tingkat pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Andong setelah memperoleh bantuan dari program PNPM Mandiri.


(2)

commit to user

D. Interpretasi Hasil

Dari hasil olah data dan analisa tersebut diatas dapat diinteprestasikan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Program PNPM Mandiri di Kecamatan Andong Kabupaten

Boyolali sudah berjalan sesuai prinsip-prinsip PNPM Mandiri. Berdasarkan data kualitatif diatas, menunjukkan bahwa dana bantuan dari Program PNPM Mandiri telah disalurkan sesuai dengan sasaran program dan tepat sasaran kepada masyarakat miskin. Sehingga Program PNPM Mandiri dapat membantu pemerintah dalam upaya mengurangi jumlah masyarakat miskin di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali.

2. Pendapatan rata-rata rumah tangga miskin sebelum ada program PNPM

Mandiri Perdesaan adalah 743316,33 rupiah/bulan, sedangkan rata-rata pendapatan rumah tangga miskin sesudah ada program PNPM Mandiri Perdesaan adalah 880816,33 rupiah/bulan. Berdasarkan hasil tersebut terdapat perbedaan rata-rata (mean) sebesar 137.500 rupiah/bulan (rata-rata pendapatan setelah dikurangi (rata-rata-(rata-rata pendapatan sebelum ada program PNPM Mandiri Perdesaan atau 880816,33 rupiah - 743316,33 rupiah = 137.500 rupiah). Hal ini berarti menunjukkan bahwa Program PNPM Mandiri Perdesaan efektif membantu pemerintah dalam upaya menurunkan jumlah masyarakat miskin dan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali.


(3)

commit to user

3. Dari tabel Paired Samples Test menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung = -13,659 (t tabel pada α = 5% ; Df = 98-1 = 97; diperoleh nilai 1,960). Ini menunjukka bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Andong sebelum mendapatkan pinjaman dana bergulir PNPM Mandiri dengan pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Andong setelah mendapatkan pinjaman dana bergulir PNPM Mandiri Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali.


(4)

commit to user

BAB V PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 98 rumah tangga miskin di Kecamatan Andong, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Jumlah masyarakat rumah tangga miskin di Kecamatan Andong pada

tahun 2009 mengalami penurunan dibanding jumlah masyarakat rumah tangga miskin pada tahun 2008 dan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa adanya program PNPM Mandiri dari pemerintah membantu untuk menurunkan jumlah masyarakat rumah tangga miskin di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Karena selain memberikan bantuan pinjaman modal, program PNPM Mandiri juga memberikan kegiatan pelatihan-pelatihan untuk para anggotanya.

2. Rata-rata pendapatan rumah tangga miskin setelah menjadi pemanfaat dari program simpan pinjam kelompok perempuan (SPKP) PNPM Mandiri mengalami peningkatan sebesar Rp. 137.500,00/bulan dibandingkan rata-rata pendapatan sebelum menjadi pemanfaat. Peningkatan pendapatan pemanfaat yang lebih tinggi menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan pemanfaat mempunyai kontribusi yang besar dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga.

3. Berdasarkan uji beda dua mean berpasangan, hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan rata-rata pendapatan masyarakat rumah tangga miskin


(5)

commit to user

sebelum dan setelah ada program PNPM Mandiri. Sebelum ada program PNPM Mandiri rata-rata pendapatan masyarakat miskin sebesar 743316,33 rupiah, sedangkan setelah ada program PNPM Mandiri rata-rata pendapatan masyarakat rumah tangga miskin menjadi 880816,33 rupiah, yang artinya pendapatan rumah tangga miskin mengalami kenaikan. Dengan adanya kenaikan pendapatan tersebut berarti bahwa keberadaan program dari PNPM Mandiri memang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali.

B. Saran

1. Berdasarkan hasil analisis diatas menunjukan bahwa terdapat

peningkatkan pendapatan masyarakat rumah tangga miskin setelah mendapatkan bantuan pinjaman dari Program PNPM mandiri, maka disarankan kepada masyarakat rumah tangga miskin yang ingin merintis usaha kecil, mengembangkan usahanya dan meningkatkan pendapatannya untuk ikut perpartisipasi menjadi pemanfaat bantuan pinjaman dari PNPM Mandiri.

2. Pemberian pinjaman dana bergulir dari PNPM Mandiri telah memberikan keberartian terhadap peningkatan pendapatan masyarakat rumah tangga miskin. Untuk itu disarankan agar terus ditingkatkan lagi pemberian pinjaman dana bergulir kepada masyarakat rumah tangga miskin, namun dengan tetap mempertimbangkan kapasitas usaha yang dilakukan oleh masyarakat miskin.


(6)

commit to user

3. Sebagaimana diketahui bahwa pinjaman dana bergulir PNPM Mandiri

telah memberikan pengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat rumah tangga miskin di Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, maka disarankan agar terus dilanjutkan sampai terwujudnya kemandirian masyarakat dalam berusaha.


Dokumen yang terkait

Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Oleh Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat

5 117 182

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

DAMPAK PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM-MP) BIDANG SIMPAN PINJAM PEREMPUAN TERHADAP RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER TAHUN 2009

0 10 19

Implementasi Pemberian Kredit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Pnpm) Mandiri Perdesaan Dalam Meningkatkan Pendapatan Pedagang Kecil Di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2009

1 13 89

ANALISIS DAMPAK PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN DI NAGARI BUKIK KANDUANG KAB. SOLOK.

0 0 10

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI BAGI KELUARGA MISKIN DI DESA LAMUK KECAMATAN KEJOBONG KABUPATEN PURBALINGGA.

0 0 3

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Bagi Keluarga Miskin di Desa Lamuk Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga.

0 1 121

ANALISIS PENGARUH PNPM TERHADAP PENDAPATAN WARGA MISKIN DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN.

0 0 13

PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN DI DESA KETAON KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

0 0 7