PERBANDINGAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA.
PERBANDINGAN HAS IL BELAJAR, BERPIK IR K RITIS DAN
K ERJASAMA SISWA DENGAN MENG GUNAK AN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA
Oleh :
Lydia Pramesti
NIM 4103131036
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
RIWAYAT HIDUP
Lydia Pramesti dilahirkan di kota Medan pada tanggal 10 Desember 1992. Ayah
bernama Pramono dan Ibu bernama Elisa, merupakan anak Kedua dari Lima bersaudara.
Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1998 di SDN 060854 Medan sampai kelas
V dan melanjutkan kembali di SDN 101736 Medan dan lulus jenjang pendidikan SD
pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 35 Medan, dan
lulus pada tahun 2007. Tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri
18 Medan, lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di PTN Universitas
Negeri Medan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada prodi
Pendidikan Kimia melalui Jalur SNMPTN dan lulus ujian pada tanggal 17 Juli 2014.
iii
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA
SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
(STAD) PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA
Lydia Pramesti (NIM. 4103131036)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
Student Team Achievement Division (STAD) pada materi pokok Tata Nama
Senyawa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X MIA SMAN 1
Percut Sei Tuan, yang berjumlah 5 kelas dan setiap kelas terdiri dari 36 siswa.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan dua tahap, tahap pertama yaitu
pengambilan sampel kelas secara acak sebanyak 2 kelas dan tahap kedua yaitu
pengambilan sampel siswa secara purposif. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen non tes. Intrumen tes dalam
bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang memiliki
validitas isi dalam kategori baik, reliabel, tingkat kesukaran soal dalam kategori
sedang, kriteria daya pembeda memenuhi syarat dan distruktor yang memenuhi
syarat. Berdasarkan uji hipotesis 1 dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung ≥
ttabel, yakni thitung = 3,50 > ttabel = 2,056, berarti Ha diterima dan tolak Ho yaitu ada
perbedaan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan Student Team Achievement Division (STAD)
pada materi pokok Tata Nama Senyawa. Untuk uji hipotesis 2 thitung = 3,90 > ttabel
= 2,056, berarti Ha diterima dan tolak Ho yaitu ada perbedaan kemampuan
berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada materi
pokok Tata Nama Senyawa. Untuk uji hipotesis 3 thitung = 0,14 < ttabel = 2,056,
berarti Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan sikap
kerjasama siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada materi
pokok Tata Nama Senyawa.
.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1
Latar Belakang Masalah
1
1.2
Ruang Lingkup
4
1.3
Rumusan Masalah
5
1.4
Batasan Masalah
5
1.5
Tujuan Penelitian
6
1.6
Manfaat Penelitian
6
1.7
Defenisi Operasional
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1.
8
Kerangka Teoritis
2.1.1 Model Pembelajaran
8
2.1.2 Model Pembelajaran Problem Based Learning
8
2.1.2.1 Langkah-Langkah dalam Problem Based Learning
9
2.1.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning
11
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
12
2.1.3.1 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
13
2.1.4 Belajar
14
2.1.5 Hasil Belajar
15
2.1.6 Kemampuan Berpikir Kritis
15
2.1.6.1 Pengertian dan Keterampilan Berpikir Kritis
15
vii
2.1.6.2 Tujuan dan Manfaat Berpikir Kritis
17
2.1.7 Kerjasama
18
2.1.8 Tata Nama Senyawa
19
2.1.8.1 Penamaan Senyawa Ionik
20
2.1.8.2 Penamaan Senyawa Kovalen Biner
24
2.1.8.3 Tata Nama Senyawa Hidrokarbon
25
2.1.8.4 Tata Nama IUPAC Berdasarkan Bilangan Oksidasi
26
2.2
Penelitian yang Relavan
27
2.3
Kerangka Berpikir
28
2.4
Hipotesis Penelitian
29
BAB III METODE PENELITIAN
32
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
32
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
32
3.2.1 Populasi
32
3.2.2 Sampel
32
3.3
Variabel Penelitian
33
3.4
Instrumen Penelitian
33
3.4.1 Instrumen Tes
33
3.4.2 Instrumen Non Tes
34
3.4.3 Standarisasi Instrumen Penelitian
35
3.5
Rancangan/Desain Penelitian
39
3.6
Teknik Pengumpulan Data
40
3.6.1 Tahap Persiapan Penelitian
40
3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
40
3.6.3 Tahap Akhir Penelitian
41
3.7
43
Teknik Analisis Data
3.7.1 Pedoman Penilaian Instrumen Tes
43
3.7.2 Pedoman Penilaian Instrumen Non-tes
46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
47
4.1
47
Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian
47
viii
4.1.1.1 Analisis Instrumen Tes
47
4.1.1.2 Analisis Instrumen Non Tes
48
4.1.2 Data Hasil Penelitian
49
4.2
Analisis Data Pre-test
50
4.3
Uji Persyaratan Analisis Uji Hipotesis
52
4.3.1 Uji Normalitas
52
4.3.2 Uji Homogenitas
53
4.4
Uji Hipotesis
54
4.5
Pembahasan
55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
62
5.1
Kesimpulan
62
5.2
Saran
62
DAFTAR PUSTAKA
63
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahapan-Tahapan dalam Pembelajaran Problem Based Learning
10
Tabel 2.2 Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
13
Tabel 2.3 Logam yang Membentuk lebih dari Satu Ion Monoatomik
20
Tabel 2.4 Ion Poliatomik
21
Tabel 2.5 Penamaan Kelompok Anin Oksihalogen
23
Tabel 2.6 Awalan Latin untuk Jumlah Hidrat dan Jumlah Atom dalam
Senyawa-Senyawa Kovalen Biner
23
Tabel 2.7 Rumus dan Nama Senyawa-Senyawa
25
Tabel 2.8 Rumus dan Nama Senyawa Biner Menurut Aturan IUPAC
26
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal
34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi
35
Tabel 3.3 Klasifikasi Analisis Validasi Isi
36
Tabel 3.4 Rancangan Penelitian
39
Tabel 3.5 Penolong Untuk Uji Normalitas
44
Tabel 3.6 Persentase Nilai Sikap Siswa
46
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test
51
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test
51
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Post-test dan Data Observasi Karakter
53
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Post-test dan Data Observasi Karakter 54
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis
55
Tabel 4.6 Deskriptif Nilai Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis dan
Sikap Kerjasama
59
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian
42
Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Pre-test dan Post-test Sampel
50
Gambar 4.2 Diagram Hasil Observasi Karakter Sampel
50
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus
66
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
68
Lampiran 3. Kuisioner
91
Lampiran 4. Lembar Analisis Masalah
92
Lampiran 5. Lembar Diskusi Kelompok
96
Lampiran 6. Lembar Observasi Penilaian Sikap
100
Lampiran 7. Lembar Validasi Isi Instrumen Tes dan Non-test
112
Lampiran 8. Instrumen Tes
140
Lampiran 9. Validasi Isi
143
Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
145
Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Test
147
Lampiran 12. Perhitungan Distruktor Test
150
Lampiran 13. Perhitungan Uji Reliabilitas
153
Lampiran 14. Rekap Analisis Instrumen Test
155
Lampiran 15. Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen I
156
Lampiran 16. Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen II
158
Lampiran 17. Korelasi Data Hasil Belajar dan Karakter Siswa
160
Lampiran 18. Perhitungan Uji Normalitas
162
Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas
168
Lampiran 20. Pengujian Hipotesis
174
Lampiran 21. Tabulasi Data Nilai Hasil Belajar Sampel Siswa
177
Lampiran 22. Tabulasi Data Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Sampel Siswa 178
Lampiran 23. Tabulasi Data Nilai Sikap Kerjasama Sampel Siswa
179
Lampiran 24. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)
180
Lampiran 25. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment
181
Lampiran 26. Daftar Nilai Pesrsentil Untuk Distribusi F
182
Lampiran 27. Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi-t
185
Lampiran 28. Dokumentasi
186
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang penting dalam peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM), karena melalui pendidikan segala potensi yang ada
dalam diri manusia dapat dibina dan dikembangkan. Pendidikan dapat diartikan
sebagai usaha sadar manusia untuk menyiapkan kehidupan yang berarti dan
bermakna dengan cara meningkatkan kualitas hidup dalam segala aspek
kepribadian yang dimilikinya. Proses pendidikan harus berorientasi kepada siswa
dan akhir dari proses pendidikan itu berujung kepada pembentukan sikap,
pengembangan kecerdasan intelektual serta pengembangan keterampilan anak
sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian pendidikan diharapkan mampu
mempersiapkan
SDM
mengkomunikasikan
berkualitas
gagasan
dan
yang
mampu
sistematis
berpikir
dalam
kritis,
menghadapi
logis,
dan
menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya (Lisa, 2012)
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di SMA Negeri 1 Percut Sei
Tuan, dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru selama ini, khususnya
pada pelajaran kimia, guru cenderung mengajar kurang bervariasi yang pada
umumnya menerapkan pembelajaran konvensional yang cenderung berpusat pada
guru. Disamping itu, peneliti melakukan tanya jawab kepada beberapa siswa
tentang pandangannya terhadap mata pelajaran kimia. Banyak siswa yang
mengeluh dan menganggap materi kimia itu sulit dan susah untuk dimengerti.
Permasalahan lainnya yang ditemukan adalah rendahnya kemampuan berpikir
kritis siswa dan kemampuan kerjasama siswa. Kemampuan berpikir kritis terlihat
dari siswa kurang mampu menggunakan daya nalar dalam menanggapi informasi
yang diterimanya dan kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dalam proses
pembelajaran. Kemampuan kerjasama siswa terlihat dari siswa kurang dapat
menerima perbedaan pendapat dan kurangnya kerjasama diantara sesama kelas.
Kondisi ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa masih rendah dimana dari 36
siswa rata-rata hanya 34,17% siswa yang dinyatakan tuntas dalam ulangan harian
2
sedangkan 65,83% siswa dinyatakan tidak tuntas dalam ulangan harian tersebut
dengan KKM yang diterapkan oleh sekolah yaitu 75, yang sesuai dengan Daftar
Kumpulan Nilai (DKN) di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan semester genap tahun
ajaran 2012/2013.
Data tersebut, menunjukkan kualitas pendidikan masih rendah yang
disebabkan oleh mutu pembelajaran yang belum optimal. Ada beberapa faktor
penyebab rendahnya pelajaran belum optimal diantaranya guru belum
menggunakan model, strategi, metode dan media pembelajaran yang tepat,
pembelajaran cenderung berpusat pada guru, sehingga siswa tidak aktif dan
menjadi bosan oleh karena itu hasil belajar siswa menjadi rendah.
Sementara itu pemerintah telah berusaha melakukan perbaikan melalui
perbaikan kurikulum sehingga muncul kurikulum 2013, kurikulum 2013
merupakan hasil perbaikan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Kurikulum 2013 ini dikembangkan berdasarkan
pengalaman dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
yang
masih
meninggalkan
sejumlah permasalahan.
Pemerintah tidak hanya melakukan penataan pola pikir perumusan kurikulum,
pendalaman dan perluasan materi, serta penyesuain beban guru dan murid tetapi
pemerintah menekankan juga dalam penguatan proses pembelajaran. Pada
kurikulum 2013 proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yang
memiliki karakter antara lain materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika serta mendorong dan menginspirasi siswa
berpikir secara kritis, analitis dan tepat dalam memecahkan masalah serta
mengaplikasikan materi pembelajaran, menuntun siswa untuk mencari tahu
(discovery learning) bukan diberitahu. Penguatan proses pembelajaran pada
kurikulum 2013 ini menghasilkan 3 alternatif model pembelajaran yaitu Discovery
Learning / Inkuiri, Problem Based Learning, dan Project Based Learning (Modul
PLPG : 2013).
Untuk itu tugas guru selanjutnya adalah memilih model pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini akan
3
menggunakan dua model pembelajaran yaitu Problem Based Learning dan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang
didasarkan pada suatu permasalahan. Adanya permasalahan yang dimunculkan
dalam pembelajaran, diharapkan menjadikan siswa dapat berperan dalam proses
pembelajaran di kelas. Selain itu permasalahan dapat digunakan sebagai
pendorong bagi siswa untuk belajar mengintegrasikan dan mengorganisasikan
informasi yang didapat, sehingga nantinya dapat selalu diingat dan diaplikasikan
untuk
menyelesaikan
masalah-masalah
yang
akan dihadapi
selanjutnya
(Purwaningsih, 2011).
PBL adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan
hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Pengalaman siswa yang
diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna
memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya
(Nasrudin, 2010). Berbeda dengan model pembelajaran PBL yang memakai
permasalahan pada awal pembelajaran sehingga memacu siswa untuk berpikir
kritis dalam penyelesaiannya, model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang
memakai permalasahan pada akhir pembelajaran (setelah guru memberikan materi
pembelajaran).
Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement
Division) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
Siswa dalam satu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5
orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan,
memiliki kemampuan tinggi, sedaang dan rendah. Anggota tim menggunakan
lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi
pelajarannya dan kemudian saling membantu untuk memahami bahan pelajaran
melalui diskusi (Tambunan, 2012).
Banyak penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya diantaranya,
Penelitian Purwaningsih (2011) menunjukkan bahwa penggunaan peta konsep
pada model PBL mempengaruhi metakognisi siswa dan mempunyai kontribusi
sebesar 47,8%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Nasruddin, 2010) di MAN
4
Tempel, telah membuktikan penerapan model pembelajaran problem based
learning pada siswa kelas X B MAN Tempel dapat meningkatkan partisipasi dan
prestasi belajar siswa dengan peningkatan penguasaan konsep siswa ditunjukkan
dengan adanya nilai effect size sebesar 1,51. Hal ini sejalan dengan penelitian
Haani (2010) pada siswa SMA Swasta YAPIM Medan pada pokok bahasan
struktur atom menunjukkan peningkatan terhadap hasil belajar dan peningkatan
kemampuan penalaran berpikir kritis siswa dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah.
Tata nama senyawa merupakan salah satu materi kimia yang sulit
dipahami siswa. Karena selain harus mengingat aturan IUPAC (International
Union of Pure and Apllied Chemistry), siswa juga harus dapat membedakan nama
senyawa walaupun ciri-ciri fisiknya mirip dan terdiri dari unsur-unsur yang sama.
Dalam penyampaian materi secara konvensional, materi tata nama senyawa ini
akan sulit dipahami dan dimengerti siswa. Untuk itulah pokok bahasan tata nama
senyawa diharapkan sesuai bila menggunakan model pembelajaran PBL. Sehingga
diharapkan siswa lebih tertarik mempelajari materi ini dan dapat membuat siswa
berpikir kritis dan meningkatkan kerja sama siswa serta dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Berdasarkan keterangan di atas tentang kesulitan siswa dalam memahami
pelajaran kimia, khususnya pada pokok bahasan tata nama senyawa dan dalam
pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi tersebut maka penulis
tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil
Belajar, Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Student Team Achievement
Division (STAD) Pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa”.
1.2
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran PBL
dan STAD pada materi tata nama senyawa dan pengaruhnya terhadap hasil belajar
kimia siswa, kemampuan berpikir kritis siswa dan kemampuan kerjasama siswa di
SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan.
5
1.3
Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian ini maka dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada
materi pokok tata nama senyawa ?
2. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
dan
model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division
pada materi pokok tata nama senyawa ?
3. Apakah ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada
materi pokok tata nama senyawa ?
1.4
Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
pembatasan masalah dititik beratkan pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas X MIA semester Genap SMA Negeri 1
Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Problem
Based Learing (PBL) untuk kelas eksperimen I dan Model Pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) untuk kelas eksperimen II.
3. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan Tata Nama Senyawa.
4. Hasil belajar mata pelajaran kimia siswa hanya dalam ranah kognitif
taksonomi Bloom dengan materi tata nama senyawa dan dalam ranah afektif
hasil belajar kimia siswa hanya dilihat dari kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan kerjasama dalam kelompoknya.
6
1.5
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan
model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division
pada materi pokok tata nama senyawa.
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment
Division pada materi pokok tata nama senyawa.
3. Untuk mengetahui perbedaaa sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan
model menggunakan pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada
materi pokok tata nama senyawa.
1.6
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.
Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan
pengalaman cara belajar siswa.
2.
Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan tentang
penggunaan model pembelajaran PBL dalam mengajarkan pembelajaran
kimia khususnya pada pokok bahasan tata nama senyawa.
3.
Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki
kualitas pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan.
4.
Bagi peneliti/mahasiswa, hasil penelitan akan menambah wawasan,
kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai
calon guru.
5.
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan
sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
7
1.7
Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran istilah yang digunakan maka perlu
didefenisikan secara operasional beberapa istilah berikut:
1.
Problem Based Learning
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu
model pembelajaran yang menggunakan permasalahan-permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari, dimana permasalahan tersebut diberikan kepada siswa
sebelum guru memberikan materi ajarnya.
2.
Student Team Achievement Division
Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) merupakan
salah
satu
model
pembelajaran
yang
menggunakan
permasalahan-
permasalahan dalam pembelajarannya, dimana permasalahan tersebut
diberikan kepada siswa setelah guru memberikan materi ajarnya.
3.
Hasil Belajar
Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan nilai post test siwa.
4.
Berpikir Kritis
Berpikir kritis dalam penelitian ini merupakan aspek penilaian terhadap siswa
dimana siswa dapat mengenali masalah, siswa dapat bersikap dan berpikir
terbuka dan siswa dapat memecahkan masalah/menarik kesimpulan.
5.
Kerjasama
Kerjasama dalam penelitian ini merupakan aspek penilaian terhadap siswa
dimana siswa dapat berdiskusi dalam kelompok, siswa dapat kompak dalam
melaksanakan kegiatan presentasi, dan siswa dapat menjaga ketertiban kelas.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Student Team
Achievement Division (STAD) pada materi pokok Tata Nama Senyawa.
2.
Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Student Team
Achievement Division (STAD) pada materi pokok Tata Nama Senyawa.
3.
Tidak ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Student Team
Achievement Division (STAD) pada materi pokok Tata Nama Senyawa.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai
beberapa saran :
1.
Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau kooperatif tipe
Student Team Achievement Division (STAD) yang mampu meningkatkan
hasil belajar, kemampuan berpikir kritis dan sikap kerjasama siswa pada
materi Tata Nama Senyawa.
2.
Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah disarankan memilih
masalah-masalah yang nyata dan aktual dan dalam pembentukan
kelompok diskusi diusahakan agar anggota kelompok bervariasi tingkat
kemampuan yang dimiliki mereka sehingga interaksi sosial yang terjadi
antar siswa lebih baik.
63
DAFTAR PUSTAKA
Apriono, Djoko., (2011), Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa dalam
Belajar Melalui Pembelajaran Kolaboratif, Prospektus Jurnal, Tahun IX
Nomor 2. (Diakses Bulan Februari 2014).
Arikunto, Suharsimi., (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi),
Bumi Aksara, Jakarta.
Bonimariska., (2009), Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning yang
Didukung Media Audiovisual dengan Metode Demonstrasi Di Kelas XI
SMA Negeri 15 Medan., Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Divisi PLPG Rayon 102., (2013), Buku Kurikulum 2013, Universitas Negeri
Medan Press, Medan.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada,
Jakarta.
Lisa., (2012), Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa SMP Negeri I Hokseumawe Melalui Pendekatan
Matematika Realistik, Tesis, Universitas Negeri Medan, Medan.
Manik, Reymon., (2010), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat-Zat Adiktif dan
Psikotropika, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Nasruddin, Toha., (2010). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (Pbl) Sebagai Upaya Peningkatan Partisipasi dan Prestasi
Belajar Siswa Kelas X B Man Tempel Yogyakarta Pada Pokok Bahasan
Keanekaragaman Hayati. Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
(Diakses Bulan Februari 2014).
Ngalimun, (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Penerbit Ajwaja Pressindo,
Yogyakarta.
64
Purwaningsih, Heni. (2011). Pengaruh Penggunaan Peta Konsep Pada Model
Problem Based Learning Terhadap Metakognisi Siswa, Skripsi, UIN
Sunan Kalijaga, Yogyakarta. (Diakses Bulan Februari 2014).
Pratiwi, Yenny P., (2012), Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan
Berpikir
Kritis
dan
Berpikir
Kreatif
Siswa
Pada
Pembelajaran Biologi, Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
(Diakses Bulan Februari 2014).
Ruandini, W., dkk, (2012), Peningkatan Kemampuan Kerjasama Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa N 14 Purworejo Tahun
Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Fisika. (Diakses Bulan Februari
2014).
Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan.
Simamora, Khairul F., (2010), Pengaruh Metode Problem Based Learning (PBL)
dengan Menggunakan Media Komputer Animasi Terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Di SMA Negeri 2
Tanjung Balai, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Assesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi
Mahasiswa Calon Guru. Desertasi, UPI, Bandung.
Suryani.,
(2013),
Meningkatkan
Kemampuan
Menyelesaikan
Masalah
Matematika dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis
Masalah di Kelas VC SDN 105855 PTPN II Tanjungmorawa, Tesis,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Tambunan, M., dan Simanjuntak, A., (2012), Strategi Belajar Mengajar Kimia,
FMIPA UNIMED, Medan.
65
Tarigan, Amos A., (2012), Perbedaan Kreatifitas Siswa dengan Menerapkan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan Model Pembelajaran PBL
di Kelas VIII SMP Negeri 1 Namorambe, Skripsi, Universitas Negeri
Medan, Medan.
Watoni, A. Haris., (2013), Kimia Untuk Sma/Ma Kelas X Peminatan, Yrama
Widya, Bandung.
Yusfy., (2012), Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based
Learning,
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2254000-
kelebihan-dan-kekurangan-model-pembelajaran/#ixzz2rmv37eVR Diakses
Tanggal 10 Februari 2012.
K ERJASAMA SISWA DENGAN MENG GUNAK AN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA
Oleh :
Lydia Pramesti
NIM 4103131036
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
RIWAYAT HIDUP
Lydia Pramesti dilahirkan di kota Medan pada tanggal 10 Desember 1992. Ayah
bernama Pramono dan Ibu bernama Elisa, merupakan anak Kedua dari Lima bersaudara.
Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1998 di SDN 060854 Medan sampai kelas
V dan melanjutkan kembali di SDN 101736 Medan dan lulus jenjang pendidikan SD
pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 35 Medan, dan
lulus pada tahun 2007. Tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri
18 Medan, lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di PTN Universitas
Negeri Medan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada prodi
Pendidikan Kimia melalui Jalur SNMPTN dan lulus ujian pada tanggal 17 Juli 2014.
iii
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA
SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
(STAD) PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA
Lydia Pramesti (NIM. 4103131036)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
Student Team Achievement Division (STAD) pada materi pokok Tata Nama
Senyawa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X MIA SMAN 1
Percut Sei Tuan, yang berjumlah 5 kelas dan setiap kelas terdiri dari 36 siswa.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan dua tahap, tahap pertama yaitu
pengambilan sampel kelas secara acak sebanyak 2 kelas dan tahap kedua yaitu
pengambilan sampel siswa secara purposif. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen non tes. Intrumen tes dalam
bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang memiliki
validitas isi dalam kategori baik, reliabel, tingkat kesukaran soal dalam kategori
sedang, kriteria daya pembeda memenuhi syarat dan distruktor yang memenuhi
syarat. Berdasarkan uji hipotesis 1 dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung ≥
ttabel, yakni thitung = 3,50 > ttabel = 2,056, berarti Ha diterima dan tolak Ho yaitu ada
perbedaan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan Student Team Achievement Division (STAD)
pada materi pokok Tata Nama Senyawa. Untuk uji hipotesis 2 thitung = 3,90 > ttabel
= 2,056, berarti Ha diterima dan tolak Ho yaitu ada perbedaan kemampuan
berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada materi
pokok Tata Nama Senyawa. Untuk uji hipotesis 3 thitung = 0,14 < ttabel = 2,056,
berarti Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan sikap
kerjasama siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada materi
pokok Tata Nama Senyawa.
.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1
Latar Belakang Masalah
1
1.2
Ruang Lingkup
4
1.3
Rumusan Masalah
5
1.4
Batasan Masalah
5
1.5
Tujuan Penelitian
6
1.6
Manfaat Penelitian
6
1.7
Defenisi Operasional
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1.
8
Kerangka Teoritis
2.1.1 Model Pembelajaran
8
2.1.2 Model Pembelajaran Problem Based Learning
8
2.1.2.1 Langkah-Langkah dalam Problem Based Learning
9
2.1.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning
11
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
12
2.1.3.1 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
13
2.1.4 Belajar
14
2.1.5 Hasil Belajar
15
2.1.6 Kemampuan Berpikir Kritis
15
2.1.6.1 Pengertian dan Keterampilan Berpikir Kritis
15
vii
2.1.6.2 Tujuan dan Manfaat Berpikir Kritis
17
2.1.7 Kerjasama
18
2.1.8 Tata Nama Senyawa
19
2.1.8.1 Penamaan Senyawa Ionik
20
2.1.8.2 Penamaan Senyawa Kovalen Biner
24
2.1.8.3 Tata Nama Senyawa Hidrokarbon
25
2.1.8.4 Tata Nama IUPAC Berdasarkan Bilangan Oksidasi
26
2.2
Penelitian yang Relavan
27
2.3
Kerangka Berpikir
28
2.4
Hipotesis Penelitian
29
BAB III METODE PENELITIAN
32
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
32
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
32
3.2.1 Populasi
32
3.2.2 Sampel
32
3.3
Variabel Penelitian
33
3.4
Instrumen Penelitian
33
3.4.1 Instrumen Tes
33
3.4.2 Instrumen Non Tes
34
3.4.3 Standarisasi Instrumen Penelitian
35
3.5
Rancangan/Desain Penelitian
39
3.6
Teknik Pengumpulan Data
40
3.6.1 Tahap Persiapan Penelitian
40
3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
40
3.6.3 Tahap Akhir Penelitian
41
3.7
43
Teknik Analisis Data
3.7.1 Pedoman Penilaian Instrumen Tes
43
3.7.2 Pedoman Penilaian Instrumen Non-tes
46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
47
4.1
47
Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian
47
viii
4.1.1.1 Analisis Instrumen Tes
47
4.1.1.2 Analisis Instrumen Non Tes
48
4.1.2 Data Hasil Penelitian
49
4.2
Analisis Data Pre-test
50
4.3
Uji Persyaratan Analisis Uji Hipotesis
52
4.3.1 Uji Normalitas
52
4.3.2 Uji Homogenitas
53
4.4
Uji Hipotesis
54
4.5
Pembahasan
55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
62
5.1
Kesimpulan
62
5.2
Saran
62
DAFTAR PUSTAKA
63
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahapan-Tahapan dalam Pembelajaran Problem Based Learning
10
Tabel 2.2 Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
13
Tabel 2.3 Logam yang Membentuk lebih dari Satu Ion Monoatomik
20
Tabel 2.4 Ion Poliatomik
21
Tabel 2.5 Penamaan Kelompok Anin Oksihalogen
23
Tabel 2.6 Awalan Latin untuk Jumlah Hidrat dan Jumlah Atom dalam
Senyawa-Senyawa Kovalen Biner
23
Tabel 2.7 Rumus dan Nama Senyawa-Senyawa
25
Tabel 2.8 Rumus dan Nama Senyawa Biner Menurut Aturan IUPAC
26
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal
34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi
35
Tabel 3.3 Klasifikasi Analisis Validasi Isi
36
Tabel 3.4 Rancangan Penelitian
39
Tabel 3.5 Penolong Untuk Uji Normalitas
44
Tabel 3.6 Persentase Nilai Sikap Siswa
46
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test
51
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test
51
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Post-test dan Data Observasi Karakter
53
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Post-test dan Data Observasi Karakter 54
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis
55
Tabel 4.6 Deskriptif Nilai Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis dan
Sikap Kerjasama
59
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian
42
Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Pre-test dan Post-test Sampel
50
Gambar 4.2 Diagram Hasil Observasi Karakter Sampel
50
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus
66
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
68
Lampiran 3. Kuisioner
91
Lampiran 4. Lembar Analisis Masalah
92
Lampiran 5. Lembar Diskusi Kelompok
96
Lampiran 6. Lembar Observasi Penilaian Sikap
100
Lampiran 7. Lembar Validasi Isi Instrumen Tes dan Non-test
112
Lampiran 8. Instrumen Tes
140
Lampiran 9. Validasi Isi
143
Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
145
Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Test
147
Lampiran 12. Perhitungan Distruktor Test
150
Lampiran 13. Perhitungan Uji Reliabilitas
153
Lampiran 14. Rekap Analisis Instrumen Test
155
Lampiran 15. Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen I
156
Lampiran 16. Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen II
158
Lampiran 17. Korelasi Data Hasil Belajar dan Karakter Siswa
160
Lampiran 18. Perhitungan Uji Normalitas
162
Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas
168
Lampiran 20. Pengujian Hipotesis
174
Lampiran 21. Tabulasi Data Nilai Hasil Belajar Sampel Siswa
177
Lampiran 22. Tabulasi Data Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Sampel Siswa 178
Lampiran 23. Tabulasi Data Nilai Sikap Kerjasama Sampel Siswa
179
Lampiran 24. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)
180
Lampiran 25. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment
181
Lampiran 26. Daftar Nilai Pesrsentil Untuk Distribusi F
182
Lampiran 27. Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi-t
185
Lampiran 28. Dokumentasi
186
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang penting dalam peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM), karena melalui pendidikan segala potensi yang ada
dalam diri manusia dapat dibina dan dikembangkan. Pendidikan dapat diartikan
sebagai usaha sadar manusia untuk menyiapkan kehidupan yang berarti dan
bermakna dengan cara meningkatkan kualitas hidup dalam segala aspek
kepribadian yang dimilikinya. Proses pendidikan harus berorientasi kepada siswa
dan akhir dari proses pendidikan itu berujung kepada pembentukan sikap,
pengembangan kecerdasan intelektual serta pengembangan keterampilan anak
sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian pendidikan diharapkan mampu
mempersiapkan
SDM
mengkomunikasikan
berkualitas
gagasan
dan
yang
mampu
sistematis
berpikir
dalam
kritis,
menghadapi
logis,
dan
menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya (Lisa, 2012)
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di SMA Negeri 1 Percut Sei
Tuan, dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru selama ini, khususnya
pada pelajaran kimia, guru cenderung mengajar kurang bervariasi yang pada
umumnya menerapkan pembelajaran konvensional yang cenderung berpusat pada
guru. Disamping itu, peneliti melakukan tanya jawab kepada beberapa siswa
tentang pandangannya terhadap mata pelajaran kimia. Banyak siswa yang
mengeluh dan menganggap materi kimia itu sulit dan susah untuk dimengerti.
Permasalahan lainnya yang ditemukan adalah rendahnya kemampuan berpikir
kritis siswa dan kemampuan kerjasama siswa. Kemampuan berpikir kritis terlihat
dari siswa kurang mampu menggunakan daya nalar dalam menanggapi informasi
yang diterimanya dan kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dalam proses
pembelajaran. Kemampuan kerjasama siswa terlihat dari siswa kurang dapat
menerima perbedaan pendapat dan kurangnya kerjasama diantara sesama kelas.
Kondisi ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa masih rendah dimana dari 36
siswa rata-rata hanya 34,17% siswa yang dinyatakan tuntas dalam ulangan harian
2
sedangkan 65,83% siswa dinyatakan tidak tuntas dalam ulangan harian tersebut
dengan KKM yang diterapkan oleh sekolah yaitu 75, yang sesuai dengan Daftar
Kumpulan Nilai (DKN) di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan semester genap tahun
ajaran 2012/2013.
Data tersebut, menunjukkan kualitas pendidikan masih rendah yang
disebabkan oleh mutu pembelajaran yang belum optimal. Ada beberapa faktor
penyebab rendahnya pelajaran belum optimal diantaranya guru belum
menggunakan model, strategi, metode dan media pembelajaran yang tepat,
pembelajaran cenderung berpusat pada guru, sehingga siswa tidak aktif dan
menjadi bosan oleh karena itu hasil belajar siswa menjadi rendah.
Sementara itu pemerintah telah berusaha melakukan perbaikan melalui
perbaikan kurikulum sehingga muncul kurikulum 2013, kurikulum 2013
merupakan hasil perbaikan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Kurikulum 2013 ini dikembangkan berdasarkan
pengalaman dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
yang
masih
meninggalkan
sejumlah permasalahan.
Pemerintah tidak hanya melakukan penataan pola pikir perumusan kurikulum,
pendalaman dan perluasan materi, serta penyesuain beban guru dan murid tetapi
pemerintah menekankan juga dalam penguatan proses pembelajaran. Pada
kurikulum 2013 proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yang
memiliki karakter antara lain materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika serta mendorong dan menginspirasi siswa
berpikir secara kritis, analitis dan tepat dalam memecahkan masalah serta
mengaplikasikan materi pembelajaran, menuntun siswa untuk mencari tahu
(discovery learning) bukan diberitahu. Penguatan proses pembelajaran pada
kurikulum 2013 ini menghasilkan 3 alternatif model pembelajaran yaitu Discovery
Learning / Inkuiri, Problem Based Learning, dan Project Based Learning (Modul
PLPG : 2013).
Untuk itu tugas guru selanjutnya adalah memilih model pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini akan
3
menggunakan dua model pembelajaran yaitu Problem Based Learning dan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang
didasarkan pada suatu permasalahan. Adanya permasalahan yang dimunculkan
dalam pembelajaran, diharapkan menjadikan siswa dapat berperan dalam proses
pembelajaran di kelas. Selain itu permasalahan dapat digunakan sebagai
pendorong bagi siswa untuk belajar mengintegrasikan dan mengorganisasikan
informasi yang didapat, sehingga nantinya dapat selalu diingat dan diaplikasikan
untuk
menyelesaikan
masalah-masalah
yang
akan dihadapi
selanjutnya
(Purwaningsih, 2011).
PBL adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan
hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Pengalaman siswa yang
diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna
memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya
(Nasrudin, 2010). Berbeda dengan model pembelajaran PBL yang memakai
permasalahan pada awal pembelajaran sehingga memacu siswa untuk berpikir
kritis dalam penyelesaiannya, model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang
memakai permalasahan pada akhir pembelajaran (setelah guru memberikan materi
pembelajaran).
Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement
Division) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
Siswa dalam satu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5
orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan,
memiliki kemampuan tinggi, sedaang dan rendah. Anggota tim menggunakan
lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi
pelajarannya dan kemudian saling membantu untuk memahami bahan pelajaran
melalui diskusi (Tambunan, 2012).
Banyak penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya diantaranya,
Penelitian Purwaningsih (2011) menunjukkan bahwa penggunaan peta konsep
pada model PBL mempengaruhi metakognisi siswa dan mempunyai kontribusi
sebesar 47,8%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Nasruddin, 2010) di MAN
4
Tempel, telah membuktikan penerapan model pembelajaran problem based
learning pada siswa kelas X B MAN Tempel dapat meningkatkan partisipasi dan
prestasi belajar siswa dengan peningkatan penguasaan konsep siswa ditunjukkan
dengan adanya nilai effect size sebesar 1,51. Hal ini sejalan dengan penelitian
Haani (2010) pada siswa SMA Swasta YAPIM Medan pada pokok bahasan
struktur atom menunjukkan peningkatan terhadap hasil belajar dan peningkatan
kemampuan penalaran berpikir kritis siswa dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah.
Tata nama senyawa merupakan salah satu materi kimia yang sulit
dipahami siswa. Karena selain harus mengingat aturan IUPAC (International
Union of Pure and Apllied Chemistry), siswa juga harus dapat membedakan nama
senyawa walaupun ciri-ciri fisiknya mirip dan terdiri dari unsur-unsur yang sama.
Dalam penyampaian materi secara konvensional, materi tata nama senyawa ini
akan sulit dipahami dan dimengerti siswa. Untuk itulah pokok bahasan tata nama
senyawa diharapkan sesuai bila menggunakan model pembelajaran PBL. Sehingga
diharapkan siswa lebih tertarik mempelajari materi ini dan dapat membuat siswa
berpikir kritis dan meningkatkan kerja sama siswa serta dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Berdasarkan keterangan di atas tentang kesulitan siswa dalam memahami
pelajaran kimia, khususnya pada pokok bahasan tata nama senyawa dan dalam
pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi tersebut maka penulis
tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil
Belajar, Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Student Team Achievement
Division (STAD) Pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa”.
1.2
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran PBL
dan STAD pada materi tata nama senyawa dan pengaruhnya terhadap hasil belajar
kimia siswa, kemampuan berpikir kritis siswa dan kemampuan kerjasama siswa di
SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan.
5
1.3
Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian ini maka dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada
materi pokok tata nama senyawa ?
2. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
dan
model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division
pada materi pokok tata nama senyawa ?
3. Apakah ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada
materi pokok tata nama senyawa ?
1.4
Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
pembatasan masalah dititik beratkan pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas X MIA semester Genap SMA Negeri 1
Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Problem
Based Learing (PBL) untuk kelas eksperimen I dan Model Pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) untuk kelas eksperimen II.
3. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan Tata Nama Senyawa.
4. Hasil belajar mata pelajaran kimia siswa hanya dalam ranah kognitif
taksonomi Bloom dengan materi tata nama senyawa dan dalam ranah afektif
hasil belajar kimia siswa hanya dilihat dari kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan kerjasama dalam kelompoknya.
6
1.5
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan
model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division
pada materi pokok tata nama senyawa.
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment
Division pada materi pokok tata nama senyawa.
3. Untuk mengetahui perbedaaa sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan
model menggunakan pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada
materi pokok tata nama senyawa.
1.6
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.
Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan
pengalaman cara belajar siswa.
2.
Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan tentang
penggunaan model pembelajaran PBL dalam mengajarkan pembelajaran
kimia khususnya pada pokok bahasan tata nama senyawa.
3.
Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki
kualitas pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan.
4.
Bagi peneliti/mahasiswa, hasil penelitan akan menambah wawasan,
kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai
calon guru.
5.
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan
sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
7
1.7
Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran istilah yang digunakan maka perlu
didefenisikan secara operasional beberapa istilah berikut:
1.
Problem Based Learning
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu
model pembelajaran yang menggunakan permasalahan-permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari, dimana permasalahan tersebut diberikan kepada siswa
sebelum guru memberikan materi ajarnya.
2.
Student Team Achievement Division
Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) merupakan
salah
satu
model
pembelajaran
yang
menggunakan
permasalahan-
permasalahan dalam pembelajarannya, dimana permasalahan tersebut
diberikan kepada siswa setelah guru memberikan materi ajarnya.
3.
Hasil Belajar
Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan nilai post test siwa.
4.
Berpikir Kritis
Berpikir kritis dalam penelitian ini merupakan aspek penilaian terhadap siswa
dimana siswa dapat mengenali masalah, siswa dapat bersikap dan berpikir
terbuka dan siswa dapat memecahkan masalah/menarik kesimpulan.
5.
Kerjasama
Kerjasama dalam penelitian ini merupakan aspek penilaian terhadap siswa
dimana siswa dapat berdiskusi dalam kelompok, siswa dapat kompak dalam
melaksanakan kegiatan presentasi, dan siswa dapat menjaga ketertiban kelas.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Student Team
Achievement Division (STAD) pada materi pokok Tata Nama Senyawa.
2.
Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Student Team
Achievement Division (STAD) pada materi pokok Tata Nama Senyawa.
3.
Tidak ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Student Team
Achievement Division (STAD) pada materi pokok Tata Nama Senyawa.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai
beberapa saran :
1.
Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau kooperatif tipe
Student Team Achievement Division (STAD) yang mampu meningkatkan
hasil belajar, kemampuan berpikir kritis dan sikap kerjasama siswa pada
materi Tata Nama Senyawa.
2.
Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah disarankan memilih
masalah-masalah yang nyata dan aktual dan dalam pembentukan
kelompok diskusi diusahakan agar anggota kelompok bervariasi tingkat
kemampuan yang dimiliki mereka sehingga interaksi sosial yang terjadi
antar siswa lebih baik.
63
DAFTAR PUSTAKA
Apriono, Djoko., (2011), Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa dalam
Belajar Melalui Pembelajaran Kolaboratif, Prospektus Jurnal, Tahun IX
Nomor 2. (Diakses Bulan Februari 2014).
Arikunto, Suharsimi., (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi),
Bumi Aksara, Jakarta.
Bonimariska., (2009), Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning yang
Didukung Media Audiovisual dengan Metode Demonstrasi Di Kelas XI
SMA Negeri 15 Medan., Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Divisi PLPG Rayon 102., (2013), Buku Kurikulum 2013, Universitas Negeri
Medan Press, Medan.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada,
Jakarta.
Lisa., (2012), Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa SMP Negeri I Hokseumawe Melalui Pendekatan
Matematika Realistik, Tesis, Universitas Negeri Medan, Medan.
Manik, Reymon., (2010), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat-Zat Adiktif dan
Psikotropika, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Nasruddin, Toha., (2010). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (Pbl) Sebagai Upaya Peningkatan Partisipasi dan Prestasi
Belajar Siswa Kelas X B Man Tempel Yogyakarta Pada Pokok Bahasan
Keanekaragaman Hayati. Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
(Diakses Bulan Februari 2014).
Ngalimun, (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Penerbit Ajwaja Pressindo,
Yogyakarta.
64
Purwaningsih, Heni. (2011). Pengaruh Penggunaan Peta Konsep Pada Model
Problem Based Learning Terhadap Metakognisi Siswa, Skripsi, UIN
Sunan Kalijaga, Yogyakarta. (Diakses Bulan Februari 2014).
Pratiwi, Yenny P., (2012), Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan
Berpikir
Kritis
dan
Berpikir
Kreatif
Siswa
Pada
Pembelajaran Biologi, Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
(Diakses Bulan Februari 2014).
Ruandini, W., dkk, (2012), Peningkatan Kemampuan Kerjasama Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa N 14 Purworejo Tahun
Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Fisika. (Diakses Bulan Februari
2014).
Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan.
Simamora, Khairul F., (2010), Pengaruh Metode Problem Based Learning (PBL)
dengan Menggunakan Media Komputer Animasi Terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Di SMA Negeri 2
Tanjung Balai, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Assesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi
Mahasiswa Calon Guru. Desertasi, UPI, Bandung.
Suryani.,
(2013),
Meningkatkan
Kemampuan
Menyelesaikan
Masalah
Matematika dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis
Masalah di Kelas VC SDN 105855 PTPN II Tanjungmorawa, Tesis,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Tambunan, M., dan Simanjuntak, A., (2012), Strategi Belajar Mengajar Kimia,
FMIPA UNIMED, Medan.
65
Tarigan, Amos A., (2012), Perbedaan Kreatifitas Siswa dengan Menerapkan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan Model Pembelajaran PBL
di Kelas VIII SMP Negeri 1 Namorambe, Skripsi, Universitas Negeri
Medan, Medan.
Watoni, A. Haris., (2013), Kimia Untuk Sma/Ma Kelas X Peminatan, Yrama
Widya, Bandung.
Yusfy., (2012), Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based
Learning,
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2254000-
kelebihan-dan-kekurangan-model-pembelajaran/#ixzz2rmv37eVR Diakses
Tanggal 10 Februari 2012.