PROFIL CAPAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA DI GARUT BERDASARKAN KERANGKA PISA (THE PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ACCESMENT) PADA KONTEN PENGETAHUAN BIOLOGY.
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PROFIL CAPAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA DI GARUT
BERDASARKAN KERANGKA PISA PADA KONTEN
PENGETAHUAN BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh:
GINNA SOPHIA
0606724
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIK DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA
di Garut Berdasarkan Kerangka PISA
(The Programme for International
Student Assessments) pada Konten
Pengetahuan Biologi
Oleh Ginna Sophia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Asaretkha Adjane 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
GINNA SOPHIA
PROFIL CAPAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA DI GARUT
BERDASARKAN KERANGKA PISA PADA KONTEN
PENGETAHUAN BIOLOGI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Siti Sriyati, M.Si. NIP. 19640928 198901 2 001
Pembimbing II
Drs. H. Andrian Rustaman, M.Ed.Sc. NIP. 19500201 198401 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Dr. H. Riandi, M.Si. NIP. 19630501 198803 1 002
(4)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i ABSTRAK
Penelitian berjudul “Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA di Garut Berdasarkan
Kerangka PISA Pada Konten Pengetahuan Pengetahuan Biologi” ini merupakan
penelitian deskriptif. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya capaian literasi sains siswa Indonesia pada partisipasi studi The Programme for International Student Assessment (PISA) yang diselenggarakan setiap tiga tahu sekali oleh The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan siswa SMA kisaran usia limabelas tahunan dalam mengerjakan soal-soal literasi sains PISA pada konten pengetahuan Biologi, mendeskripsikan capaian kompetensi ilmiah serta memperoleh informasi tentang sikap terhadap sains siswa SMA Negeri klaster I, II dan III. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X dari lima SMA Negeri di Garut (n=178). Hasil penelitian menunjukkan capaian literasi sains siswa relatif rendah. Rata-rata skor literasi sains yang dicapai siswa adalah 26,58 atau setara dengan 29,53%, dengan nilai standar deviasi 14,73. Skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 64 dan skor terendahnya adalah 4. Siswa mencapai rata-rata skor 6,07 atau setara 23,33% untuk aspek Mengidentifikasi Permasalahan Ilmiah; rata-rata skor 12,98 atau setara dengan 34,09% untuk aspek Menjelaskan Fenomena Secara Ilmiah; dan rata-rata skor 7,59 atau setara 29,08% untuk aspek Menggunakan Bukti-Bukti Ilmiah. Kesimpulan penelitian adalah kemampuan siswa SMA klaster I, II dan III dalam merespon soal-soal literasi sains PISA konten pengetahuan Biologi menunjukkan pencapaian yang rendah, dengan rata-rata capaian tertinggi berturut-turut adalah SMAN klaster I, klaster II dan klaster III. Rata-rata capaian kompetensi ilmiah dari yang tertinggi berturut-turut adalah Menjelaskan Fenomena Secara Ilmiah, Menggunakan Bukti-Bukti Ilmiah kemudian terakhir Mengidentifikasi Permasalahan Ilmiah. Sedangkan presentase sikap siswa mulai dari yang tertinggi berturut-turut adalah dukungan terhadap inkuiri ilmiah, tanggung jawab terhadap sumber daya alam dan lingkungan, keyakinan diri sebagai pembelajar sains dan ketertarikan terhadap sains.
(5)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i ABSTRACT
The research which titled “Scientific Literacy Profile of Senior High School’s Student Based on PISA Framework in knowledge of Biology Content” was undertaken to explore student responses to PISA’s scientific literacy task in knowledge of biology content,
describe 1st cluster, 2nd cluster and 3rdcluster Senior High School’s student performance
in scientific competences, and acquire information about student’s attitude towards
science. The questions and questionnaires was taken from PISA assessment task and was selected as only questions with knowledge of biology content, grouped it based on its scientific competence task of PISA 2006 and gave it to X grade student from three different cluster Senior High School in Garut (n=178). The result shows average score is 26,58 equal to 29,53% with standard deviation value 14,73. The highest score is 64 and the lowest is 4. Student achieve average score 12,98 or equal to 34,09% for Explaining
Phenomena Scientifically aspect; average score 7,59 or equal to 29,08% for Using Scientific Evidence aspect; and average score 6,07 or equal to 23,33% for Identifying Scientific Issues aspect. The research show student performance in respond PISA’s scientific literacy task relatively low, which the best performance in order Senior High School 1st cluster, then the second and last the 3rd. The strongest aspect is in order Explaining Phenomena Scientifically, Using Scientific Evidence and Identifying Scientific Issues. Student attitude shows high percentage in order support for scientific
inquiry, responsibility and concern towards environments and resources, interest in science, self-concept and self-efficacy (student believe) as science learners.
(6)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Literasi Sains ... 9
B. Studi PISA ... 10
(7)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu v
2. Aspek yang Dinilai dalam PISA ... 12
3. Indonesia dalam Studi PISA ... 13
C. Pengukuran Literasi Sains dalam PISA ... 15
1. Konteks dan Situasi ... 17
2. Kompetensi Ilmiah ... 19
3. Konten Pengetahuan Sains ... 23
4. Sikap terhadap Sains ... 25
D. Pengetahuan Biologi ... 30
E. Karakteristik Soal Literasi Sains PISA ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode ... 34
B. Definisi Operasional ... 34
C. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35
D. Instrumen Penelitian ... 36
1. Butir Soal Literasi Sains ... 36
2. Kuesioner Sikap ... 38
E. Prosedur, Pengumpulan dan Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Capaian Literasi Sains Siswa Secara Keseluruhan ... 45
(8)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vi
2. Capaian Literasi Sains Siswa Berdasarkan Klaster Sekolah ... 59
3. Capaian Literasi Sains Siswa Berdasarkan Gender ... 61
B. Profil Capaian Kompetensi Ilmiah Siswa ... 63
1. Capaian Aspek Mengidentifikasi Permasalahan Ilmiah ... 71
2. Capaian Aspek menjelaskan Fenomena Secara Ilmiah ... 77
3. Capaian Aspek Menggunakan Bukti-Bukti Ilmiah ... 84
C. Profil Sikap Siswa terhadap Sains ... 90
1. Dukungan terhadap Inkuiri Ilmiah ... 91
2. Keyakinan Diri Sebagai Pembelajar Sains ... 95
3. Ketertarikan terhadap Sains ... 98
4. Tanggung Jawab terhadap Sumber Daya Alam & Lingkungan 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 108
B. Saran ... 109
DAFTAR PUSTAKA ... 113
LAMPIRAN A: INSTRUMEN PENELITIAN ... 117
LAMPIRAN B: TABULASI & DATA HASIL PENELITIAN ... 143
(9)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vii
(10)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kecakapan hidup atau “life skills” mengacu pada beragam kemampuan yang diperlukan untuk menempuh kehidupan yang penuh kesuksesan dan kebahagiaan, seperti kemampuan berkomunikasi yang efektif, kemampuan bekerjasama, menjadi warga negara yang bertanggung jawab, memiliki kecakapan untuk bekerja, memiliki karakter, dan cara-cara berpikir analitis dan logis dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah hidup dan kehidupan (Satori, 2001: 3).
Konsep kecakapan hidup mempunyai makna yang sama dengan kompetensi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 29-30) bahwa secara umum kompetensi mempunyai makna yang hampir sama dengan kecakapan hidup atau “life skills”, yaitu kecakapan-kecakapan, keterampilan untuk menyatakan, memelihara, menjaga dan mengembangkan diri. Kecakapan dan keterampilan-keterampilan tersebut tidak hanya bersangkutan dengan aspek fisik-biologis, tetapi juga aspek intelektual, sosial dan afektif (perasaan, sikap dan nilai).
Salah satu unsur kecakapan hidup tersebut adalah kemampuan literasi. Literasi adalah sekumpulan kecakapan yang dimiliki atau ada pada seseorang (Martha, 2010). Rustaman (2003) menyebutkan bahwa kemampuan literasi merupakan kemampuan menganalisis masalah, memberikan alasan, mengomunikasikan gagasan secara efektif dan mengaplikasikan pengetahuan
(11)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2
ilmiah secara fleksibel sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Kecakapan dan keterampilan-keterampilan yang terintegrasi dalam literasi tersebut dapat diamati dan diukur. Pengukuran tersebut bertujuan untuk bahan evaluasi sebagai upaya perbaikan-perbaikan. Penelitian tentang literasi biasanya dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan, sekolah misalnya, karena sekolah merupakan tempat terjadinya proses penerimaan pembelajaran tentang kecakapan-kecakapan tersebut. Berdasarkan latar belakang akan pentingnya literasi bagi kehidupan manusia tersebut maka banyak berdiri lembaga penelitian baik pada skala nasional maupun internasional yang berdedikasi pada bidang tersebut, salah satunya ialah The Programme for International Student Assessment (PISA) yang dinaungi oleh The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Program tersebut bertujuan untuk memfasilitasi informasi komparasi tentang capaian kemampuan literasi siswa negara-negara partisipannya.
Kerangka kerja asesmen PISA yaitu mengukur literasi yang terdiri dari literasi membaca, literasi matematika dan literasi sains. PISA mendefinisikan literasi sains bersifat multidimensional, bukan hanya pemahaman terhadap pengetahuan sains tetapi juga kemampuan menerapkan sains dalam konteks kehidupan nyata (Firman 2007: Wulan, 2009: 1). Literasi sains menurut PISA dipertimbangkan menjadi suatu hasil kunci dari pendidikan anak usia 15 tahun, baik bagi yang melanjutkan belajar sains maupun tidak (Rustaman, 2006b).
(12)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3
Orang yang scientifically literate memiliki pengetahuan dasar tentang fakta-fakta, konsep-konsep, jaringan konsep serta keterampilan proses yang memungkinkan untuk meneruskan belajar dan berpikir secara logis. Orang yang demikian menghargai sains dan teknologi dalam masyarakat serta memahami keterbatasannya (The National Science Teacher Association, NSTA, 2003:1). Berpikir ilmiah atau scientific adalah harga minimal yang harus dimiliki oleh masyarakat agar mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat dalam hidupnya.
Sains menjadi sangat penting untuk dipahami oleh setiap orang karena sains sering kali harus mengambil keputusan-keputusan yang memerlukan pengetahuan ilmiah, seperti pengetahuan tentang kimia, fisika, biologi dan sebagainya (Adisendjaja, 2008: 2). Sains pun sangat kompleks dan hanya dapat dipahami benar melalui pengalaman luas dan pemikiran mendalam (Carrier, 2001). Dinyatakan dalam Executive Summary PISA 2006 (OECD, 2007b: 12):
Knowledge of science and about science is more important than ever. Science is relevant to everyone‘s life and an understanding of science is an essential tool for people in achieving their goals. This makes how science is taught and learned especially important.
PISA telah dilaksanakan sebanyak tiga periode namun masing-masing periode memiliki fokus penilaian literasi sains yang berbeda-beda. PISA tahun 2000 memiliki fokus penilaian literasi membaca, PISA tahun 2003 memiliki fokus literasi matematika dan PISA tahun 2006 memiliki fokus penilaian literasi sains. PISA tahun 2006 mengembangkan soal-soal asesmen sains yang memiliki empat aspek yang saling berkait satu sama lain (interrelated aspects): konteks (context),
(13)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4
kompetensi ilmiah (scientific competencies), pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitudes) (OECD, 2007a: 35). Namun asesmen literasi sains PISA bukanlah asesmen konteks (OECD, 2006: 27). Kompetensi ilmiah (scientific competencies) yang dikembangkan pada literasi sains PISA 2006 terdiri dari tiga aspek yaitu: (1) mengidentifikasi permasalahan ilmiah; (2) menjelaskan fenomena secara ilmiah, dan; (3) menggunakan bukti-bukti ilmiah (OECD, 2009: 188). PISA menggunakan istilah “sistem” (sistem hayati, sistem fisik, sistem bumi dan antariksa, sistem teknologi) sebagai konten pengetahuan sains (OECD, 2006: 33). Istilah tersebut berbeda dengan istilah yang umum digunakan di Indonesia, namun makna keduanya adalah sama, misalnya istilah “sistem hayati” sama dengan istilah “Biologi”.
Berdasarkan pemaparan di atas, bahwa literasi merupakan hal yang penting untuk diketahui, diamati, diukur dan diteliti, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan kerangka PISA. PISA 2006 dijadikan kerangka dalam penelitian, karena dibandingkan dengan PISA di tahun-tahun sebelum dan setelahnya, PISA 2006 menjadikan literasi sains sebagai domain utama yang diteliti (OECD, 2006: 3). Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih terarah dan sesuai dengan bidang keilmuan yang diemban maka penulis hanya meneliti literasi sains pada konten Biologi saja. Sesuai dengan kerangka kerja asesmen PISA, pada penelitian ini pun digunakan subjek penelitian pada anak berusia 15 tahun atau setara dengan siswa SMA kelas X. Dengan tujuan secara umum untuk mendeskripsikan kemampuan literasi sains siswa SMA kelas X di Garut maka
(14)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5
penulis melakukan penelitian dengan judul “Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA di Garut Berdasarkan Kerangka PISA Pada Konten Pengetahuan Biologi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah profil capaian literasi sains siswa SMA Garut berdasarkan kerangka PISA 2006 pada konten pengetahuan Biologi?”
Berdasarkan pada kerangka yang digunakan dalam penelitian literasi sains ini, rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian berikut: 1. Bagaimanakah profil capaian kemampuan literasi sains siswa SMA di Garut
klaster I, klaster II dan klaster III berdasarkan kerangka PISA 2006 dalam merespon soal-soal literasi sains PISA konten pengetahuan Biologi?
2. Bagaimanakah profil capaian penguasaan kompetensi ilmiah (scientific competencies) siswa SMA di Garut klaster I, klaster II dan klaster III pada konten pengetahuan Biologi yang terdiri dari kemampuan mengidentifikasi permasalahan ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah dan menggunakan bukti-bukti ilmiah?
3. Bagaimanakah profil sikap siswa SMA di Garut klaster I, klaster II dan klaster III terhadap sains yang menunjukkan dukungan terhadap inkuiri ilmiah, keyakinan sebagai pembelajar sains, ketertarikan terhadap sains dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya alam?
(15)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6 C. Batasan Masalah
Definisi literasi sains yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi literasi sains PISA 2006 yang membahas kemampuan literasi sains secara rinci, kompleks dan mendalam. Dalam upaya menerjemahkan kerangka kerja asesmen literasi sains PISA 2006 ke dalam penelitian ini, beberapa batasan masalah dijelaskan sebagai berikut.
1. Profil capaian literasi sains dilihat dari persentase total jawaban benar siswa pada setiap item soal kemudian dideskripsikan berdasarkan sekolah dan gender.
2. Kerangka PISA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aspek literasi sains PISA 2006 yang dibatasi hanya pada aspek kompetensi ilmiah dan sikap terhadap sains. Penelitian ini tidak meneliti aspek konteks, melainkan kompetensi, pengetahuan dan sikap (OECD, 2006:27).
3. Soal literasi sains PISA sebanyak 49 butir soal yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Take the Test: Sample Questions from OECD’s PISA Assesment yang hanya mengandung konten pengetahuan Biologi saja. 4. Sikap sains yang diteliti dibatasi pada empat aspek, yaitu: dukungan terhadap
inkuiri ilmiah, keyakinan diri sebagai pembelajaran sains, ketertarikan terhadap sains, serta tanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
(16)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 7
5. Data yang diambil berasal dari 178 siswa SMA kelas X di Garut yang diambil dari satu SMA klaster I, tiga SMA klaster II dan satu SMA klaster III.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai profil capaian literasi sains siswa SMA di Garut berdasarkan kerangka PISA pada konten pengetahuan Biologi.
Tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengungkap profil kemampuan siswa SMA klaster I, klaster II dan klaster III dalam merespon soal-soal literasi sains PISA pada konten pengetahuan Biologi.
2. Mengeksplorasi dan mendeskripsikan profil capaian kompetensi ilmiah siswa SMA klaster I, klaster II, dan klaster III berdasarkan kerangka asesmen literasi sains PISA 2006.
3. Memperoleh informasi tentang profil sikap terhadap sains siswa SMA klaster I, klaster II dan klaster III berdasarkan kerangka asesmen literasi sains PISA 2006.
E. Manfaat Penelitian
Secara garis besar hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran bagi masyarakat Garut untuk mengetahui sejauh mana kemampuan generasi muda dalam literasi sains. Data informasi tersebut dapat dijadikan
(17)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 8
pertimbangan sebagai bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Garut menjadi masyarakat scientific literate.
Beberapa manfaat yang sifatnya terapan dan dapat segera digunakan untuk keperluan praktis dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang:
1. Bagi Siswa dan Guru Biologi
a. Capaian literasi sains dapat digunakan sebagai evaluasi keberhasilan belajar sains bidang Biologi.
b. Informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam pembelajaran Biologi yang mengarah pada upaya peningkatan literasi sains.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian yang berupa informasi capaian literasi sains siswa dapat menjadi masukan bagi sekolah dalam mengevaluasi pelaksanaan kurikulum KTSP Biologi di sekolah.
3. Bagi Peneliti lainnya
Hasil penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian lain yang lebih spesifik. Permasalahan-permasalahan lanjutan berupa temuan dalam penelitian ini dapat ditindaklanjuti untuk dicari solusinya kemudian. 4. Bagi Pemerintahan
Karena penelitian dilakukan terhadap siswa-siswa SMA di tiga klaster sekolah yang berbeda di kota Garut, maka hasil penelitian ini memberikan gambaran umum literasi sains siswa-siswa SMA di kota Garut. Pemerintah
(18)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 9
melalui Dinas Pendidikan setempat, dapat melakukan evaluasi untuk pembelajaran sains yang mengarah pada peningkatan literasi sains siswa.
(19)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 34 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan dan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, peristiwa sebagaimana adanya atau mengungkap fakta secara lebih mendalam mengenai profil capaian literasi sains siswa SMA di Garut berdasarkan kerangka PISA pada konten pengetahuan biologi. Penelitian deskriptif ini hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum peneliti terjun ke lapangan dan tidak ada perlakuan khusus maupun hipotesis sebagai petunjuk arah penelitian.
B. Definisi Operasional
1. Profil capaian literasi sains siswa adalah gambaran capaian 178 siswa SMA kelas X di Garut dalam merespon 49 butir soal literasi sains PISA konten pengetahuan Biologi.
2. Kompetensi ilmiah yang dimaksud adalah skor setiap aspek kompetensi ilmiah berdasarkan kerangka PISA 2006 yang terdiri dari tiga aspek, yaitu: a. Mengidentifikasi permasalahan ilmiah;
b. Menjelaskan fenomena secara ilmiah; dan c. Menggunakan bukti-bukti ilmiah.
(20)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 35
3. Sikap ilmiah yang dimaksud adalah persentase jawaban siswa dalam setiap kuesioner literasi sains PISA 2006 dukungan terhadap inkuiri ilmiah, keyakinan diri sebagai pembelajar sains, ketertarikan terhadap sains, serta tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan.
C. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian
Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan metode probability sampling dissproportioned stratified random sampling (Sugiyono, 2008: 83). Agar data hasil penelitian dapat mewakili seluruh karakter siswa-siswi kelas X SMA, maka sampel yang dipilih pada penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas X yang mewakili klaster I, II maupun III. Sekolah tempat penelitian tersebut diambil dengan cara dikocok satu sekolah mewakili SMA klaster I, tiga sekolah mewakili SMA klaster II dan satu sekolah mewakili SMA klaster III.
Jumlah siswa untuk masing-masing sekolah sebelumnya tidak ditentukan tergantung kesediaan dan beberapa pertimbangan dari pihak sekolah. Berdasarkan proses tersebut akhirnya didapatkan kesimpulan jumlah siswa total siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah sebanyak 178 siswa/i yang dapat mewakili siswa kelas X SMA di Garut dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Peserta Tes
No. Kelompok
Klaster SMA
Jumlah Siswa per
Kelas
1. I SMA Negeri 1 Garut 30
2.
II SMA Negeri 11 Garut 34
(21)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 36
4. SMA Negeri 6 Garut 43
5. III SMA Negeri 9 Garut 28
∑ 5 178
Sesuai dengan latar belakang dan karakter asesmen PISA yang dirancang untuk siswa berusia 15 tahun (OECD, 2006: 20) maka seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X yang usianya berkisar 15 tahunan. Penelitian dilakukan pada awal tahun ajaran baru 2012/2013 dengan tujuan data hasil penelitian setidak-tidaknya mendekati titik akurasi yang tepat karena pada waktu tersebut siswa kelas X SMA dianggap sudah memiliki bekal kecakapan dan pengetahuan yang cukup segar didapatkan dari sekolah menengah pertama sebelumnya.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dalampenelitian ini berupa: soal literasi sains dan angket atau kuesioner siswa.
1. Butir soal literasi sains
Tes yang digunakan berupa soal-soal literasi sains PISA yang dipublikasikan di internet dalam format buku elektronik (e-book) Take The
Test: Sample Questions fron OECD’s PISA Assessment yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterima sudah dalam bentuk hard copy. Soal-soal yang diujikan dalam penelitian ini hanya soal-soal yanag mengandung konten pengetahuan Biologi dan aspek kompetensi ilmiah saja yang semuanya terklasifikasi menjadi enam belas unit soal dengan tema
(22)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 37
berbeda yang total keseluruhan sebanyak 49 butir soal yang terdiri dari 45 butir soal kognitif dan empat butir soal afektif. Berikut adalah spesifikasi soal beserta urutannya.
Tabel 3.2
Spesifikasi Butir Soal Literasi Sains
Unit No Kode Soal Kognitif Soal Afektif a b c
1. Kloning
1.1 S128Q01 - √ - -
1.2 S128Q02 - √ - -
1.3 S128Q03 √ - - -
2. Rumah Kaca
2.1 S114Q03 - - √ -
2.2 S114Q04 - - √ -
2.3 S114Q05 - √ - -
3. Mary Montagu
3.1 S477Q02 - √ - -
3.2 S477Q03 - √ - -
3.3 S477Q04 - √ - -
3.4 S477Q10S - - - √
4. Diari Semmelweis
4.1 S195Q02 - √ - -
4.2 S195Q04 √ - - -
4.3 S195Q05 - - √ -
4.4 S195Q06 - - √ -
5. Latihan Fisik
5.1 S493Q01 - √ - -
5.2 S493Q02 - √ - -
5.3 S493Q05 - √ - -
6. Panen Modifikasi Genetik
6.1 S508Q02 √ - - -
6.2 S508Q03 √ - - -
6.3 S508Q10N - - - √
7. Biodiversitas 7.1 S126Q03 - - √ -
7.2 S126Q04 - √ - -
8. Perubahan Iklim 8.1 S210Q03 - - √ -
9. Lalat 9.1 S212Q01 √ - - -
9.2 S212Q02 √ - - -
10. Kloning Anak Sapi 10.1 S251Q01 √ - - -
10.2 S251Q04 - √ - -
11. Jagung
11.1 SQ307Q02 - √ - -
11.2 S307Q05 √ - - -
11.3 S307Q07 - - √ -
12. Gigi Berlubang
12.1 S414Q01 - - √ -
12.2 S414Q04 - - √ -
12.3 S414Q08 √ - - -
12.4 S414Q10N - - - √
13. Perilaku Ikan Stickleback
13.1 S433Q01 √ - - -
13.2 S433Q02 - - √ -
13.3 S433Q03 - - √ -
14. Rokok Tembakau
14.1 S439Q01 - √ - -
14.2 S439Q02 - √ - -
14.3 S439Q05 √ - - -
14.4 S439Q06 √ - - -
15. Evolusi
15.1 S472Q01 - - √ -
15.2 S472Q02 √ - - -
15.3 S472Q03 - √ - -
(23)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 38 16. Operasi Mayor
16.1 S526Q01 - √ - -
16.2 S526Q02 - √ - -
16.3 S526Q03 - √ - -
16.4 S526Q04 - - √ -
JUMLAH 49 SOAL 13 19 13 4
Soal afektif adalah pertanyan tentang sikap yang teritegrasi dalam buku soal. Soal kognitif adalah soal yang menilai kompetensi ilmiah siswa, terdiri dari 3 aspek:
Kolom a adalah aspek mengidentifikasi pertanyaan/permasalahan ilmiah, Kolom b adalah aspek menjelaskan fenomena secara ilmiah,
Kolom c adalah aspek menggunakan bukti-bukti ilmiah.
Sumber: OECD (2009b: 315)
Persentase sebaran aspek kompetensi ilmiah dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.3
Sebaran soal kompetensi ilmiah
Kompetensi Ilmiah Persentase (%)
Mengidentifikasi permasalahan ilmiah 28.8
Menjelaskan fenomena secara ilmiah 42.4
Menggunakan bukti-bukti ilmiah 28.8
Total 100
2. Kuesioner Sikap
Pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang digunakan dalam penelitian adalah pertanyaan kuesioner PISA 2006 yang diunduh dari www.nfer.ac.uk. Dalam PISA 2006, kuesioner menanyakan tentang siswa dan keluarganya, pandangan siswa terhadap sains lingkungan, karir dan sains, waktu belajar sains serta pengajaran dan pembelajaran sains. Dalam penelitian ini, pertanyaan-pertanyaan tersebut dipilih sesuai dengan apa yang diperlukan untuk memperoleh informasi tentang sikap siswa terhadap sains. Total butir pertanyaan kuesioner berjumlah 73 yang terdiri dari 61 butir pertanyaan/ pernyataan pada buklet kuesioner dan 12 butir
(24)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 39
pertanyaan/ pernyataan afektif pada buklet soal literasi sains. Pertanyaan/ pernyataan dirangkai dalam sembilan topik pada buklet kuesionerdan dua topik pertanyaan afektif dalam buklet soal. Berikut adalah spesifikasi pertanyaan/ pernyataan yang terdapat dalam buklet kuesioner.
Tabel 3.4
Spesifikasi Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Sains
Topik
Jumlah pernyataan/
pertanyaan
I. Kenyamanan Sains 5
II. Kemampuan Diri sebagai Pembelajar Sains 8
III. Nilai Umum & Nilai Personal Sains 10
IV. Ketertarikan Umum terhadap Sains 8
V. Kesadaran Masalah Lingkungan 5
VI. Kepedulian Lingkungan 6
VII. Optimisme Siswa 6
VIII. Tanggung Jawab Terhadap SDA & Lingkungan 7
IX. Konsep Diri 6
∑ 61
Sedangkan tabel di bawah ini merupakan spesifikasi pertanyaan afektif yang terdapat pada buklet soal literasi sains.
Tabel 3.5
Spesifikasi Pertanyaan Afektif
Topik Terdapat pada Buklet Soal Literasi Sains No. Jumlah pernyataan/ pertanyaan
Dukungan Terhadap Inkuiri Ilmiah 3.4 3
Ketertarikan Terhadap Sains 6.3 3
(25)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 40
15.4 3
∑ 12
E. Prosedur, Pengumpulan dan Analisis Data
Prosedur penelitian dilakukan melalui empat tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, pengolahan/ analisis data dan pelaporan yang dijabarkan sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan yang dilakukan peneliti sebelum pelaksanaan penelitian. Tahapan persiapan dilaksanakan sebagai berikut.
a. Studi kepustakaan dilaksanakan untuk mendapatkan landasan teori dan bahan rujukan dari sumber-sumber kepustakaan seperti buku, tesis, makalah, jurnal dan laporan penelitian yang relevan dengan hal-hal yang akan diteliti.
b. Penyusunan proposal dilakukan sebelum pelaksanaan seminar. Proposal yang telah disusun, kemudian diseminarkan untuk mendapatkan persetujuan dan bimbingan dari Dewan Bimbingan Skripsi (DBS).
c. Telaah dan penentuan soal literasi sains PISA dilakukan untuk menentukan soal-soal literasi sains PISA yang akan digunakan dan sesuai dengan bidang yang akan diteliti.
(26)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 41
d. Soal-soal literasi sains PISA konten pengetahuan Biologi yang sudah dipilih kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, disusun ulang serta istilah-istilah pada soal disesuaikan dengan istilah yang dikenal siswa.
e. Pemilihan soal-soal kuesioner yang diadopsi dari www.nfer.uk disesuaikan dengan keperluan penelitian kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan disusun ulang.
f. Melakukan uji keterbacaan, kebermaknaan soal, dan efektifitas waktu dalam pengerjaan soal kepada siswa SMA kelas X dengan kemampuan kognitf yang berbeda.
g. Pencarian informasi ke Dinas Pendidikan Kabupaten Garut berupa data SMA klaster I, II dan III di Garut.
h. Perizinan kepada Universitas, BAKESBANG-POL Provinsi Jawa Barat, BAKESBANG-POL Kabupaten Garut, BAPPEDA Kabupaten Garut, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut untuk penentuan subjek yang akan diteliti dan pelaksanaan penelitian.
i. Pelaksanaan survey pada sejumlah sekolah yang direkomendasikan Dinas Pendidikan untuk dijadikan subjek penelitian dengan membawa surat rujukan dari Dinas Pendidikan bagian Pengembangan Penelitian untuk mengetahui kondisi sekaligus konfirmasi kepada pihak sekolah.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahapan ini merupakan proses pelaksanaan penelitian. Data berupa jawaban-jawaban siswa terhadap soal-soal literasi sains PISA konten pengetahuan
(27)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 42
Biologi dan kuesioner sikap kemudian dikumpulkan sebagai bentuk proses pengumpulan data. Tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut.
a. Pemberian tes soal-soal literasi sains PISA konten pengetahuan Biologi dilaksanakan selama 90 menit oleh seluruh subjek penelitian secara perorangan.
b. Pengisian kuesioner sikap dilaksanakan seluruh subjek selama 30 menit, dilakukan setelah selesai tes literasi sains.
3. Tahap Pengolahan Data/ Analisis Data
Sebelum dianalisis capaiannya, terlebih dahulu dilakukan penggantian nama/ pengkodean sekolah, no urut, jenis kelamin dan umur siswa. Untuk sekolah
klaster I diberi kode “A”, sekolah klaster II diberi kode “B” dan sekolah III diberi kode “C”. Siswa laki-laki diberi kode “L” dan perempuan diberi kode “P”. Umur dicantumkan pada akhir pengkodean. Contoh, subjek penelitian dengan karakter: siswa laki-laki, no urut 01, sekolah klaster I dan berumur 15 tahun diberi kode A01L15 dan seterusnya.
a. Pengolahan data jawaban soal literasi sains
1) Dilakukan penskoran terhadap lembar jawaban soal literasi sains secara manual dengan menggunakan kunci jawaban yang diperoleh dari Take the test: Sample
Questions from OECD’s PISA Assessment.
2) Jawaban siswa diberi skor sesuai dengan aturan penskoran dalam PISA. Jawaban benar diberi skor 2 dan jawaban salah atau dikosongkan diberi skor 0.
(28)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 43
Khusus untuk soal no 2.2, 4.1, 8.1, 9.1, 9.2, 13.3 dan 16.2 diberikan skor 1 untuk jawaban benar sebagian/ tidak lengkap (OECD, 2006:38).
3) Dilakukan penabulasian skor literasi sains seluruh siswa sesuai dengan kode yang telah ditentukan.
4) Tabulasi jawaban dikelompokkan berdasarkan aspek kompetensi ilmiah dan sekolah.
5) Dilakukan perhitungan persentase capaian baik itu secara keseluruhan maupun berdasarkan kelompok sekolah dan jenis kelamin.
6) Menganalisis dan menginterpretasikan data dengan menggunakan grafik, diagram maupun tabel.
b. Pengolahan data kuesioner sikap
1) Dilakukan penskoran jawaban kuesioner siswa sesuai dengan aturan penskoran PISA. Jawaban yang menunjukan ketertarikan yaitu: “sangat tertarik”,
“tertarik”, “sangat setuju” dan “setuju” diberi skor satu. Sedangkan siswa yang memilih respon “cukup tertarik”, “tidak tertarik”, “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju” dengan pernyataan positif sebelumnya menunjukkan ketidaktertarikan sehingga diberi skor nol (OECD, 2007a: 123).
2) Melakukan tabulasi skor kuesioner seluruh siswa dengan kode yang telah ditentukan.
3) Mengelompokan skor siswa berdasarkan sekolah dan jenis kelamin.
4) Menghitung rata-rata persentase secara keseluruhan untuk setiap kelompok kuesioner.
(29)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 44
4. Tahap Pelaporan
Hasil yang diperoleh yaitu berupa informasi profil capaian literasi sains siswa SMA di Garut berdasarkan kerangka PISA pada konten pengetahuan Biologi kemudian dilaporkan kepada masing-masing sekolah terutama kepada guru biologi untuk mengetahui sejauh mana kemampuan literasi siswa pada konten pengetahuan biologi.
(30)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 108 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa capaian kompetensi ilmiah siswa SMA Negeri di Garut relatif rendah. Kemampuan siswa SMA Negeri Garut klaster I, II dan III dalam merespon soal-soal literasi sains PISA konten pengetahuan Biologi menunjukkan pencapaian yang relatif rendah dengan nilai rata-rata setara dengan 29.5 % dengan rata-rata capaian tertinggi berturut-turut SMAN klaster I, II dan III. Sedangkan rata-rata capaian tertinggi pada setiap aspek kompetensi ilmiah berturut-turut adalah Menjelaskan Fenomena Secara Ilmiah (34.09%), Menggunakan Bukti-Bukti Ilmiah (29.08%) dan Mengidentifikasi Permasalahan Ilmiah (23.33%). Diduga penyebab rendahnya capaian literasi sains tersebut disebabkan oleh kebiasaan pembelajaran Biologi yang cenderung menekankan aspek pemahaman berdasarkan ingatan (hafalan) dan kurangnya pembangunan kemampuan analisis (menerjemahkan, menghubung-hubungkan), menjelaskan dan menerapkan informasi) berdasarkan data ilmiah.
Sikap kepedulian terhadap lingkungan (90%), nilai umum sains (81%) dan tanggung jawab terhadap lingkungan (80%) adalah tiga pertanyaan dalam kuesioner dengan persentase respon positif yang paling tinggi. Namun, berdasarkan hasil kuesioner sikap tersebut, siswa memiliki optimisme yang
(31)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 109
rendah (38%) terhadap isu-isu lingkungan untuk menjadi lebih baik dalam kurun waktu 20 tahun mendatang.
B. Saran
Hasil penelitian ini akan menjadi data yang sangat berharga bagi pribadi sebagai calon pengajar dan pendidik, sekolah, departemen pendidikan dan peneliti lainnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kendala teknis utama dalam penelitian ini adalah kesulitan siswa dalam mencerna bahasa dan maksud soal. Maka, saran untuk penelitian berikutnya yang akan menggunakan soal literasi sains PISA versi terjemahan bahasa Indonesia hendaknya meninjau kembali soal versi bahasa Indonesia tersebut dengan cara lebih menyederhanakan bahasa terjemahan tersebut menjadi lebih ringan sesuai dengan kemampuan berbahasa siswa usia 15 tahun tanpa mengubah makna dan maksud yang ditujukan soal tersebut. Seperti
penggunaan klausa “Latihan Fisik” pada judul soal unit 5 sebaiknya diganti dengan menggunakan kata “Olahraga” agar siswa tidak salah dalam
mencerna maksud dan tujuan dari soal tersebut. Selain itu, penggunaan kata
kerja “mereplikasi” pada opsi jawaban B sebaiknya disederhanakan menjadi “bereproduksi” agar mudah dipahami oleh siswa.
2. Salah satu hakikat Biologi sebagai bagian dari sains adalah sebagai proses. Sedangkan data hasil penelitian ini membuktikan bahwa siswa belum cukup mampu untuk merancang sebuah eksperimen sebagai langkah awal
(32)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 110
melakukan suatu proses (eksperimen). Guru memiliki peran strategis untuk membenahi hal tersebut. Guru harus mampu memfasilitasi belajar sains siswa yang bernuansa proses, dengan menggunakan metode belajar penemuan atau eksperimen misalnya. Sehingga siswa terbiasa untuk memecahkan suatu masalah dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah baik itu dalam lingkungan kegiatan belajar-mengajar di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kemampuan siswa dalam membuat, mengolah dan menggunakan data ilmiah pun perlu ditingkatkan. Siswa harus mampu menggunakan pengetahuan yang diperolehnya di sekolah dalam berbagai konteks dan situasi. Selama ini kegiatan belajar sains pelajaran Biologi khususnya masih relatif bersifat hafalan sehingga sulit untuk terciptanya belajar bermakna. Guru harus mampu tetap menjaga dan sesekali merangsang pengetahuan yang telah diberikan kepada siswa sehingga kegiatan belajar-mengajar tidak terkotak-kotak, kegiatan belajar-mengajar dari pertemuan ke pertemuan membentuk rangkaian proses belajar yang tidak terputus. Akan lebih bermakna lagi apabila setiap pelajaran yang diberikan dikaitkan dengan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Beberapa variasi penelitian yang dapat mengevaluasi kesulitan-kesulitan siswa secara spesifik dalam mengerjakan soal-soal literasi sains PISA perlu dikembangkan dan diteliti lebih lanjut. Variabel-variabel yang tidak diteliti dapat diteliti lebih rinci lagi, misalnya kegiatan pembelajaran sains, bentuk
(33)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 111
butir soal, perbandingan gender yang lebih mendetail, pengaruh lingkungan sekolah atau latar belakang keluarga. Analisis item mungkin dilakukan karena beberapa siswa menunjukkan kesulitan dalam mengerjakan soal uraian dan menjelaskan atau menarik kesimpulan berdasarkan masalah atau grafik yang diberikan. Penelitian lanjutan dapat juga dilakukan dalam konten yang lain, baik secara spesifik maupun secara lebih luas. Selain itu, penelitian pada aspek kompetensi ilmiah yang lebih fokus perlu dilakukan karena analisis trend capaian aspek komptensi ilmiah siswa pada PISA 2000-2009 menunjukkan hasil yang sangat beragam dan fluktuatif pada kelompok rendah.
5. Siswa memang cenderung menunjukan sikap positif, namun ketertarikan terhadap sains dan tanggung jawab terhadap sumber daya alam dan lingkungan masih kurang. perbaikan dalam pembelajaran IPA di sekolah seharusnya menjadi program prioritas Pemerintah ke depan. Guru sebagai fasilitator dan motivator berperan penting dalam membuat suasana belajar yang menyenangkan. Siswa yang menikmati belajar sains cenderung tertarik secara emosional untuk mempelajari sains dan menganggapnya sebagai aktivitas bermakna. Apabila sudah menyadari bahwa belajar sains adalah penting baik untuk memahami diri sendiri maupun lingkungannya maka siswa akan termotivasi untuk terus ingin tahu tentang sains, salah satu caranya adalah dengan belajar menyelesaikan masalah-masalah sains yang
(34)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 112
diberikan baik secara formal (di sekolah) maupun secara informal (di lingkungan).
6. Pembangunan literasi sains siswa tidak hanya dibentuk di lingkungan sekolah saja tetapi juga ditunjang oleh lingkungan siswa di luar sekolah terutama di lingkungan rumah. Siswa perlu mengakses berbagai macam informasi ilmiah yang mungkin tidak diperoleh dalam kegiatan belajar di sekolah. Permasalahan dalam pokok uji literasi sains PISA tidak berhubungan secara langsung dengan konsep ilmiah dalam kurikulum sekolah sehingga pengadaan sumber-sumber informasi yang mungkin diakses siswa perlu ditingkatkan. Penyedian sumber-sumber informasi tersebut adalah tanggung jawab berbagai pihak, terutama pemerintah dan sekolah. Sosialisasi permasalahan dan pemecahan ilmiah perlu diberikan secara masif kepada masyarakat agar masyarakat mampu berpikir ilmiah.
(35)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 113
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H. 2008. “Apa yang Dimaksud Sains?”. Bandung: Diktat Kuliah Pembelajaran Sains untuk Pendidikan Dasar Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Nasional Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Ringkasan Studi PISA 2006. Jakarta: Depdiknas.
Baron, R.A, dan Jerald Greenberg. 2003. Behavior in Organization (8th ed). USA: Prentice Hall.
Bukhori, Ahmad. (2005, 9 April). Menciptakan Generasi Literat. Pikiran Rakyat. [Online]. 1 halaman. Tersedia: http://www.pikiran_rakyat.com [4 Februari 2012].
Carier, R. 2001. “Test Your Scinetific Literacy!”. [Online]. Tersedia: http://www.infidels.org/library/modern/Richard_carrier/ScLit.html [15 Januari 2012].
Echols, J.M, dan Shadily, H. 2005. Kamus Indonesia Inggris. Jakarta: PT Gramedia.
Firman, H. 2007. Laporan Hasil Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta: Puspendik Depdiknas.
Firman, H., N.Y Rustaman dan Kardiawarman. 2004 Analisis Tes PISA. Dalam Pusat Penilaian Pendidikan Depdiknas. [Online]. Tersedia: http://forumliterasi.blogspot.com [13 Februari 2012].
Furqon. 2002. Statistika Terapan untuk Penelitian (Edisi Keempat). Bandung: Alfabeta.
Hazen, R. 1998. “Why You Should Be Scientifically Literate?”. [Online]. Tersedia: http://www.actionbioscience.org/newfrontiers/hazen.html [20 Maret 2012]. Hidayat, I. 2008. Analisis Kesulitan Siswa SMA Berdasarkan Kerangka PISA
2006 pada Konten Pengetahuan Biologi. Skripsi Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.
Laugksch, R.C. 1998. Scientific Literacy: A Conceptual Overview. [Online]. Tersedia: http://ci.unlv.edu/files/Laugksch_Scientific_Literacy.pdf [20 Maret 2012].
(36)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 114
Marta, Wisnu. 2010. Kecakapan dalam Literasi. [Online]. Tersedia: http://wisnumartha14.blogspot.com/2010/06/kecakapan-dalam-literasi-media.html [5 Januari 2012].
National Academy of Science. 2005. Doing Science:The Process of Scientific Inquiry. Colorado: National Institute of Health.
Organization of Economic Co-operation and Development. 2006. Assessing Scientific, Reading and Mathematical Literacy: A Framework for PISA 2006. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/bookshop [21 Desember 2011].
Organization of Economic Co-operation and Development. 2007a. PISA 2006 Science Competencies for Tomorrow’s World Executive Summary [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org [21 Desember 2011].
Organization of Economic Co-operation and Development. 2007b. PISA 2006 Science Competencies for Tomorrow’s World Volume 1: Analysis. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/publishing/corrigenda [21 Desember 2011]. Organization of Economic Co-operation and Development. 2007c. PISA 2006
Volume 2: Data. [Online]. Tersedia:
http://www.oecd.org/publishing/corrigenda [21 Desember 2011].
Organization of Economic Co-operation and Development. 2009. Take the Test: Sample Questions from OECD’s PISA Assessments. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/dataoecd/47/23/41943106.pdf. [21 Desember 2011]. Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Poedjiaji, Anna. 2005. Sains Teknologi Masyarakat (STM): Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Pusat Penelitian Pendidikan Balitbang Kemendikbud. 2011. “Analisis Trend
Literasi Sains Siswa Indonesia dalam Studi PISA 2000-2009”. Makalah pada Seminar PISA Analisis Trend Kemampuan Siswa Indonesia Hasil PISA 2000-2009, Puspendik Balitbang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rustaman, A. 2005. Pengembangan Kompetensi (Pengetahuan, Keterampilan, Sikap dan Nilai) Melalui Kegiatan Praktikum Biologi. FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
(37)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 115
Rustaman, N.Y, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi (Edisi revisi). Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia. Rustaman, N.Y, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM
Press.
Rustaman, N.Y. 2006a. ”Literasi Sains Anak Indonesia 2000 & 2003”. Makalah pada Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia. Jakarta: Puspendik Depdiknas.
Rustaman, N.Y. 2006b. “Pencapaian Siswa Indonesia pada TIMSS”. Makalah pada Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia. Jakarta: Puspendik Depdiknas.
Rustaman, N.Y. 2007. “Pendidikan Biologi dan Trend Penelitiannya”. Proseding Seminar Nasional Biologi: Perkembangan Biologi dan Pendidikan Biologi untuk Menunjang Profesionalisme Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, 25-26 Mei 2007, 19-28.
Satori, Jam’an. 2001.”Pengembangan Sistem Jaminan Mutu dalam Praktek Supervisi Sekolah”. Makalah. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Shwartz, Y. et al,. 2006. “The Use of Scientific Literacy Taxonomy for Assessing the Development of Chemical Literacy Among High-School Students”. Chemical Educational Research and Practice. 7. (4). 203-225.
Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika (Edisi keenam). Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. 2004. Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kusuma Karya.
Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Susanti, Wati. 2012. Analisis Profil Capaian Soal-Soal Biologi Literasi Sains Kategori Sulit Pada Tes PISA. Skripsi Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.
Tjalla, A. 2009. Potret Mutu Pendidikan Indonesia Ditinjau dari Hasil-hasil Studi
Internasional. [Online]. Tersedia:
http://pustaka.ut.ac.id/pdfartikel/TIG601.pdf [15 Januari 2012].
Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
(38)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 116
Wulan, A.R. 2009. “Asesmen Literasi Sains”. Makalah pada Diskusi Terbatas Team Hibah Bersaing. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Yusuf, S. (Eds). 2004. Literasi Siswa Indonesia Laporan PISA 2003. Jakarta: Puspendik Depdiknas.
Yusuf, S. 2006. “Tingkat Literasi membaca Siswa Indonesia dan Upaya pengembangan Model Ujian (Nasional) Berbasis Literasi”. Makalah pada Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia. Jakarta: Puspendik Depdiknas.
(1)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 111
butir soal, perbandingan gender yang lebih mendetail, pengaruh lingkungan sekolah atau latar belakang keluarga. Analisis item mungkin dilakukan karena beberapa siswa menunjukkan kesulitan dalam mengerjakan soal uraian dan menjelaskan atau menarik kesimpulan berdasarkan masalah atau grafik yang diberikan. Penelitian lanjutan dapat juga dilakukan dalam konten yang lain, baik secara spesifik maupun secara lebih luas. Selain itu, penelitian pada aspek kompetensi ilmiah yang lebih fokus perlu dilakukan karena analisis
trend capaian aspek komptensi ilmiah siswa pada PISA 2000-2009 menunjukkan hasil yang sangat beragam dan fluktuatif pada kelompok rendah.
5. Siswa memang cenderung menunjukan sikap positif, namun ketertarikan terhadap sains dan tanggung jawab terhadap sumber daya alam dan lingkungan masih kurang. perbaikan dalam pembelajaran IPA di sekolah seharusnya menjadi program prioritas Pemerintah ke depan. Guru sebagai fasilitator dan motivator berperan penting dalam membuat suasana belajar yang menyenangkan. Siswa yang menikmati belajar sains cenderung tertarik secara emosional untuk mempelajari sains dan menganggapnya sebagai aktivitas bermakna. Apabila sudah menyadari bahwa belajar sains adalah penting baik untuk memahami diri sendiri maupun lingkungannya maka siswa akan termotivasi untuk terus ingin tahu tentang sains, salah satu caranya adalah dengan belajar menyelesaikan masalah-masalah sains yang
(2)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa Sma Di Garut Berdasarkan Kerangka Pisa (The Programme For
diberikan baik secara formal (di sekolah) maupun secara informal (di lingkungan).
6. Pembangunan literasi sains siswa tidak hanya dibentuk di lingkungan sekolah saja tetapi juga ditunjang oleh lingkungan siswa di luar sekolah terutama di lingkungan rumah. Siswa perlu mengakses berbagai macam informasi ilmiah yang mungkin tidak diperoleh dalam kegiatan belajar di sekolah. Permasalahan dalam pokok uji literasi sains PISA tidak berhubungan secara langsung dengan konsep ilmiah dalam kurikulum sekolah sehingga pengadaan sumber-sumber informasi yang mungkin diakses siswa perlu ditingkatkan. Penyedian sumber-sumber informasi tersebut adalah tanggung jawab berbagai pihak, terutama pemerintah dan sekolah. Sosialisasi permasalahan dan pemecahan ilmiah perlu diberikan secara masif kepada masyarakat agar masyarakat mampu berpikir ilmiah.
(3)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
113
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H. 2008. “Apa yang Dimaksud Sains?”. Bandung: Diktat Kuliah
Pembelajaran Sains untuk Pendidikan Dasar Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Nasional Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Ringkasan Studi PISA 2006. Jakarta: Depdiknas.
Baron, R.A, dan Jerald Greenberg. 2003. Behavior in Organization (8th ed). USA: Prentice Hall.
Bukhori, Ahmad. (2005, 9 April). Menciptakan Generasi Literat. Pikiran Rakyat. [Online]. 1 halaman. Tersedia: http://www.pikiran_rakyat.com [4 Februari 2012].
Carier, R. 2001. “Test Your Scinetific Literacy!”. [Online]. Tersedia: http://www.infidels.org/library/modern/Richard_carrier/ScLit.html [15 Januari 2012].
Echols, J.M, dan Shadily, H. 2005. Kamus Indonesia Inggris. Jakarta: PT Gramedia.
Firman, H. 2007. Laporan Hasil Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta: Puspendik Depdiknas.
Firman, H., N.Y Rustaman dan Kardiawarman. 2004 Analisis Tes PISA. Dalam Pusat Penilaian Pendidikan Depdiknas. [Online]. Tersedia: http://forumliterasi.blogspot.com [13 Februari 2012].
Furqon. 2002. Statistika Terapan untuk Penelitian (Edisi Keempat). Bandung: Alfabeta.
Hazen, R. 1998. “Why You Should Be Scientifically Literate?”. [Online]. Tersedia:
http://www.actionbioscience.org/newfrontiers/hazen.html [20 Maret 2012]. Hidayat, I. 2008. Analisis Kesulitan Siswa SMA Berdasarkan Kerangka PISA
2006 pada Konten Pengetahuan Biologi. Skripsi Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.
Laugksch, R.C. 1998. Scientific Literacy: A Conceptual Overview. [Online]. Tersedia: http://ci.unlv.edu/files/Laugksch_Scientific_Literacy.pdf [20 Maret 2012].
(4)
Ginna Sophia, 2013
Marta, Wisnu. 2010. Kecakapan dalam Literasi. [Online]. Tersedia: http://wisnumartha14.blogspot.com/2010/06/kecakapan-dalam-literasi-media.html [5 Januari 2012].
National Academy of Science. 2005. Doing Science:The Process of Scientific Inquiry. Colorado: National Institute of Health.
Organization of Economic Co-operation and Development. 2006. Assessing Scientific, Reading and Mathematical Literacy: A Framework for PISA 2006. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/bookshop [21 Desember 2011].
Organization of Economic Co-operation and Development. 2007a. PISA 2006
Science Competencies for Tomorrow’s World Executive Summary [Online].
Tersedia: http://www.oecd.org [21 Desember 2011].
Organization of Economic Co-operation and Development. 2007b. PISA 2006
Science Competencies for Tomorrow’s World Volume 1: Analysis. [Online].
Tersedia: http://www.oecd.org/publishing/corrigenda [21 Desember 2011]. Organization of Economic Co-operation and Development. 2007c. PISA 2006
Volume 2: Data. [Online]. Tersedia:
http://www.oecd.org/publishing/corrigenda [21 Desember 2011].
Organization of Economic Co-operation and Development. 2009. Take the Test:
Sample Questions from OECD’s PISA Assessments. [Online]. Tersedia:
http://www.oecd.org/dataoecd/47/23/41943106.pdf. [21 Desember 2011]. Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Poedjiaji, Anna. 2005. Sains Teknologi Masyarakat (STM): Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Pusat Penelitian Pendidikan Balitbang Kemendikbud. 2011. “Analisis Trend
Literasi Sains Siswa Indonesia dalam Studi PISA 2000-2009”. Makalah pada Seminar PISA Analisis Trend Kemampuan Siswa Indonesia Hasil PISA 2000-2009, Puspendik Balitbang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rustaman, A. 2005. Pengembangan Kompetensi (Pengetahuan, Keterampilan, Sikap dan Nilai) Melalui Kegiatan Praktikum Biologi. FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
(5)
Ginna Sophia, 2013
Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
115
Rustaman, N.Y, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi (Edisi revisi). Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia. Rustaman, N.Y, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM
Press.
Rustaman, N.Y. 2006a. ”Literasi Sains Anak Indonesia 2000 & 2003”. Makalah pada Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia. Jakarta: Puspendik Depdiknas.
Rustaman, N.Y. 2006b. “Pencapaian Siswa Indonesia pada TIMSS”. Makalah
pada Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia. Jakarta: Puspendik Depdiknas.
Rustaman, N.Y. 2007. “Pendidikan Biologi dan Trend Penelitiannya”. Proseding
Seminar Nasional Biologi: Perkembangan Biologi dan Pendidikan Biologi untuk Menunjang Profesionalisme Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, 25-26 Mei 2007, 19-28.
Satori, Jam’an. 2001.”Pengembangan Sistem Jaminan Mutu dalam Praktek Supervisi Sekolah”. Makalah. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Shwartz, Y. et al,. 2006. “The Use of Scientific Literacy Taxonomy for Assessing the Development of Chemical Literacy Among High-School Students”. Chemical Educational Research and Practice. 7. (4). 203-225.
Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika (Edisi keenam). Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. 2004. Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kusuma Karya.
Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Susanti, Wati. 2012. Analisis Profil Capaian Soal-Soal Biologi Literasi Sains Kategori Sulit Pada Tes PISA. Skripsi Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.
Tjalla, A. 2009. Potret Mutu Pendidikan Indonesia Ditinjau dari Hasil-hasil Studi
Internasional. [Online]. Tersedia:
http://pustaka.ut.ac.id/pdfartikel/TIG601.pdf [15 Januari 2012].
Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
(6)
Ginna Sophia, 2013
Wulan, A.R. 2009. “Asesmen Literasi Sains”. Makalah pada Diskusi Terbatas Team Hibah Bersaing. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Yusuf, S. (Eds). 2004. Literasi Siswa Indonesia Laporan PISA 2003. Jakarta: Puspendik Depdiknas.
Yusuf, S. 2006. “Tingkat Literasi membaca Siswa Indonesia dan Upaya pengembangan Model Ujian (Nasional) Berbasis Literasi”. Makalah pada Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia. Jakarta: Puspendik Depdiknas.