IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON.
Siti Rojaliyah, 2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING
TIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II
KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
SITI ROJALIYAH 0903850
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG 2013
(2)
Implementasi Model Cooperative Learning Tipe Listening
Team untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas IV SDN Kubang Sepat II
Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
Oleh Siti Rojaliyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Siti Rojaliyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Siti Rojaliyah, 2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
(4)
(5)
Siti Rojaliyah, 2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAKSI
Siti Rojaliyah(2013), Implementasi Model Cooperative Learning Tipe Listening Team untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon.
Latar belakang penelitian ini didasarkan atas penemuan masalah yang ada di SD yaitu: Siswa tidak terlibat aktif pada saat pembelajaran berlangsung, siswa memiliki nilai rendah pada keterampilan berbicara. Rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya tentang aktivitas belajar siswa, implementasi dan proses serta hasil dari penggunaan model cooperative learning tipe listening team pada siswa kelas IV. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, mengetahui peningkatan keterampilan berbicara dan mengetahui implikasi dengan menggunakan model tersebut terhadap pembelajaran. Berdasarkan tinjauan pustaka yang peneliti lakukan mengindikasikan bahwa model
cooperative learning tipe listening team dapat mengakibatkan siswa aktif dalam berbicara. Model tersebut merupakan suatu strategi belajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok. Listening team merupakan salah satu metode dari model pembelajaran cooperative learning. Pada pemebelajaran kooperatif siswa belajar berinteraksi, bekerja sama dalam kelompoknya dalam mengerjakan tugas yang telah ditentukan oleh guru. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan menerapkan dua siklus, dalam setiap siklusnya terdiri dari empat tindakan yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Data diperoleh dengan cara observasi dan tes lisan, dari dua puluh empat partisipan, lokasi penelitian di SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Data dianalisis dengan cara bertahap dimulai dari menyusun data pada setiap siklus, memeriksa kembali, dan mengolah tes setelah pembelajaran berakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dan keterampilan berbicara siswa dapat meningkat sehingga implikasi penggunaan model tersebut adalah meningkatnya aktivitas dan keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini tercermin dengan adanya hasil peningkatan perolehan siswa dari setiap siklus. Aktivitas belajar siswa pra siklus yaitu 1,63, siklus I yaitu 2,71 dan siklus II yaitu 3,84. Keterampilan berbicara siswa pada pra siklus yaitu 5,08, siklus I yaitu 6,70 dan siklus II yaitu 7,87. Adapun rekomendasi dari penelitian ini ditujukkan kepada guru SD untuk menggunakan model cooperative learning
tipe listening team dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
(6)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii
ABSTRAKSI ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMAKASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Pemecahan Masalah ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 7
1. Model Cooperative Learning ... 7
2. Metode Listening Team ... 11
3. Keterampila Berbicara ... 14
B. Penelitian yang Relevan ... 18
(7)
Siti Rojaliyah, 2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek penelitian ... 20
B. Metode dan Desain Penelitian ... 20
C. Definisi Operasional ... 29
D. Instrumen Penelitian ... 30
E. Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45
C. Jawaban Hipotesis ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 50
B. Rekomendasi ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
LAMPIRAN... 55
(8)
1
Siti Rojaliyah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Untuk dapat mengimplementasikan hal tersebut dalam mengajar, guru harus benar-benar memahami, mengetahui dan mendalami kurikulum yang akan dipergunakan dalam pembelajaran (Saleh, 2006:17).
Salah satu bentuk keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa. Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksetrnal yaitu metode pembelajaran, guru sebagai fasilitator harus mampu membuat siswa aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran aktif guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah satu standar kompetensi bahan kajian dalam pelajaran bahasa Indonesia adalah berbicara yang efektif, efesien untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, kritikan, perasaan, dalam berbagai bentuk kepada mitra bicara sesuai dengan tujuan dan konteks pembicaraan serta dipergunakan juga dalam melisankan berbagai bentuk apresiasi sastra. Pada umumnya pembelajaran bahasa Indonesia masih didominasi metode ceramah walaupun terkadang menggunakan demonstrasi saat pembelajaran. Penyajian kegiatan pembelajaran yang kurang bervariasi dapat menimbulkan kejenuhan siswa
(9)
2
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap materi dan kegiatan pembelajaran. Interaksi guru dengan siswa kurang berjalan secara fleksibel. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif, kurang bekerja sama dengan siswa lain. Penerapan metode ini belum dapat membuat siswa aktif dan komunikatif dalam menyampaikan pendapat selama pembelajaran berlangsung. Karena siswa lebih sering belajar individu dari pada berdiskusi dalam kelompok.
Metode listening team merupakan solusi untuk mengatasi masalah
tersebut. Listening team adalah salah satu tipe dalam pelaksanaan pembelajaran
model kooperatif. Siswa dibagi ke dalam kelompok belajar heterogen, yang memiliki tugas dan tanggung jawab tertentu yang berkaitan dengan materi pelajaran. Penggunaan metode pembelajaran listening team bertujuan
melibatkan mental siswa secara maksimal, membangun suasana dialogis serta proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksikan sendiri.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
dirumuskan judul penelitian sebagai berikut “IMPLEMENTASI MODEL
COOPERATIVE LEARNING TIPE LISTENING TEAM UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN
(10)
3
Siti Rojaliyah, 2013
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran berbicara dengan menggunakan model cooperative learning tipe listening team siswa
kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon?.
2. Bagaimanakah penggunaan model cooperative learning tipe listening team
dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon?.
3. Apakah implikasi yang dapat diberikan oleh hasil penelitian ini untuk meningkatkan pembelajaran berbicara siswa kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil kota Cilegon?.
C. Tujuan Penelitan
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
cooperative learning tipe listening team dalam pembelajaran berbicara
siswa kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon
2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara dengan
menggunakan model cooperative learning tipe listening team siswa kelas
(11)
4
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Untuk mengetahui implikasi dari penerapan model cooperative learning
tipe listening team dalam meningkatkan pembelajaran berbicara siswa kelas
IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon.
D. Manfaat Hasil Peniltian 1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dalam menerapkan metode listening team
dalam kegiatan pembelajaran berbicara serta dapat mengetahui tingkat keberhasilan dari penerapan metode tersebut.
2. Bagi Guru
Dapat membantu meningkatkan pembelajaran berbicara pada peserta didik di masa yang akan datang serta dapat membantu guru untuk menentukan suatu metode pembelajaran, sehingga metode tersebut dapat menarik perhatian dan minat siswa pada proses belajar mengajar.
3. Bagi Siswa
Terciptanya kerja sama antar siswa, siswa menjadi lebih kreatif dalam pembelajaran dan akan menunjang keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dari hasil penelitian ini siswa juga diharapkan memiliki kemampuan berbicara dengan baik dan terampil. 4. Bagi Institusi
Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya.
(12)
5
Siti Rojaliyah, 2013
5. Bagi Peneliti yang Lain
Sebagai referensi bagi peneliti yang lain yang akan mengadakan penelitian lanjutan berkaitan dengan penelitian ini.
E. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan yang dirumuskan di atas, maka suatu metode dituntut untuk mengakibatkan siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran berbicara. Alternatif yang akan dikembangkan adalah dengan menggunakan metode listening team (tim pendengar). Pengertian operasional
dari listening team adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan
hakikat dari suatu konsep atau prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan yang melibatkan indera pendengaran. Penggunaan
listening team dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada
pengoptimalan indera pendengaran siswa (di samping indera lainnya), diharapkan secara tepat dapat mendorong siswa agar tetap fokus dan siap siaga selama proses pembelajaran berlangsung. Listening team merupakan salah satu
metode dari model pembelajaran cooperative learning. Pada pemebelajaran
kooperatif siswa belajar berinteraksi, bekerja sama dalam kelompoknya dalam mengerjakan tugas yang telah ditentukan oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas, langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam metode listening team adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang menyenangkan, mengecek kehadiran siswa dan mengadakan
(13)
6
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
apersepsi (mengaitkan pelajaran yang telah diajarkan dengan materi yang akan diajarkan).
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan langkah-langkah yang telah ditentukan dalam metode listening team yaitu guru memaparkan materi
pelajaran, membentuk sebuah kelompok yang terdiri dari 4 kelompok dengan tugas masing-masing di setiap kelompoknya yaitu: penanya, pendukung, penentang, dan penarik kesimpulan.
3. Evaluasi
Pada tahap ini guru menilai proses diskusi dalam kelompok tersebut, apakah sesuai dengan materi pelajaran atau menyimpang. Kemudian apabila menyimpang guru berusaha meluruskan dan menarik kesimpulan pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, diharapkan guru mampu menerapkan dengan tepat metode yang telah ditawarkan untuk pembelajaran berbicara. Sehingga keterampilan berbicara siswa dapat ditingkatkan.
(14)
20 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Pemilihan SD tersebut berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya:
a. Lokasi penelitian mudah dijangkau, sehingga mempermudah penelitian, baik dari segi waktu maupun dari segi biaya.
b. Peneliti cukup mengenal lokasi tersebut.
c. Terdapat masalah yang menarik untuk diteliti secara ilmiah.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN Kubang Sepat II kecamatan Citangkil kota Cilegon dengan jumlah 24 siswa 13 laki-laki dan 11 perempuan.
B. Metode dan Desain Penelitian 1. Penelitian Tindakan Kelas
Berbagai definisi diketengahkan oleh para pakar tentang apa yang dimaksud dengan PTK. Walaupun ada beberapa defnisi PTK, namun pada hakikatnya definisi-definisi tersebut memiliki banyak persamaan di dalamnya. Pada umumnya, pencetus definisi tersebut mempunyai kesamaan pendapat tentang apa yang didefinisikan sebagai PTK.
(15)
21
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perlu dikemukakan bahwa sebelum istilah penelitian tindakan kelas digunakan, yang lebih banyak dikenal adalah penelitian tindakan (action
research). Penelitian tersebut mulai berkembang di Amerika dan berbagai negara
Eropa, penelitian ini dikembangkan oleh mereka ingin yang terjun mempraktikan suatu tindakan atau perlakuan di lapangan.
Secara singkat PTK dapat diidentifikasikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional ( Yusnandar, 2012:7).
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang berlangsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Singkatnya, penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktek pembelajaran yang ada.
Tujuan utama PTK yaitu untuk perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran di dalam kelas. Maka tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan berbagai kegiatan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran di kelas. Fokus dari PTK adalah terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan guru, kemudian dicobakan dan dievaluasi apakah tindakan-tindakan alternatif tersebut dapat memecahkan persoalan proses pembelajaran yang dihadapi guru.
(16)
22
PTK memiliki beberapa manfaat menurut Yusnandar (2012:9) antara lain mencakup inovasi pembelajaran, Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan tingkat kelas serta peningkatan profesionalisme guru.
Guru dapat melakukan inovasi-inovasi baru dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu pihak sekolah juga bisa mengembangkan sendiri kurikulum ditingkat sekolah atau ditingkat kelas sebagaimana diberlakukannya KTSP di sekolah dasar yang membuat pihak sekolah dapat menentukan sendiri kurikulum yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Dengan adanya PTK juga dapat meningkatkan profesionalisme guru agar lebih baik dalam pembelajaran.
2. Desain atau Model Penelitian
Dalam PTK ini terdapat beberapa model yang dikembangkan oleh para ahli seperti model Ebbut, model Kemmis McTaggart, model Elliot dan model McKernan. Antara model yang satu dengan yang lainnya mempunyai persamaan dan perbedaan.
Dari model-model yang ada, model yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah model Kemmis dan McTaggart karena dianggap sangat mudah untuk dilakukan, sebenarnya model yang dikembangkan oleh mereka berdua tampak begitu dekat dengan yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Dimana dalam setiap siklus atau putaran terdiri dari empat komponen atau tahapan seperti halnya yang dilakukan Kurt Lewin yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hanya saja suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri, demikian seterusnya atau beberapa siklus.
(17)
23
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian tindakan kelas ini, penelitian yang digunakan yaitu model Kemmis dan McTaggart. Berikut ini merupakan model alur penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan MC.Taggart (Basrowi dan Suwandi, 2008:68).
(18)
24
Siklus PTK modifikasi Model Kemmis dan McTaggart. Observasi Pra Siklus
Refleksi
Perencanaan
Tindakan
Refleksi Siklus I
Observasi
Refleksi
Perencanaan Ulang Siklus II
Observasi
Tindakan
(19)
25
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Prosedur Penelitian a. Pra siklus
1) Observasi
Pengamatan terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran. 2) Refleksi
Menganalisis permasalahan yang ditemukan pada saat observasi dan menyepakati penggunaan model cooperative learning tipe listening
team pada pembelajaran berbicara.
b. Siklus I
1) Perencanaan Pembelajaran
Pada kegiatan ini merupakan hasil refleksi dari temuan-temuan yang dilakukan pada kegiatan pra siklus. Pada tahap ini penulis akan melakukan kerjasama dengan pihak sekolah terkait yaitu kepala sekolah dan guru kelas.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pada kegiatan tindakan ini merupakan kelanjutan dari tahap perencanaan, dimana peneliti akan mempraktekkan dalam kelas berdasarkan RPP yang telah dibuat dari hasil diskusi pada tahap perencanaan.
o Guru mempresentasikan materi pelajaran mengenai beberapa
persoalan faktual.
(20)
26
o Kelompok penanya bertugas menyiapkan dua pertanyaan mengenai
materi yang telah disampaikan guru.
o Kelompok pendukung ditugaskan untuk mencari ide-ide yang disetujui
atau dipandang berguna dari materi pelajaran yang telah disampaikan guru.
o Kelomok penentang ditugaskan untuk mencari ide-ide yang tidak disetujui atau dipandang tidak berguna dari materi pelajaran yang telah disampaikan guru.
o Kelompok review bertugas untuk memberikan kesimpulan dari hasil
diskusi, serta memberikan contoh yang spesifik dari penerapan materi yang telah disampaikan guru.
o Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil dari tugas mereka.
o Pembelajaran diakhiri dengan penyampaian berbagai kata kunci atau konsep yang telah dikembangkan oleh peserta didik dalam diskusi. o Guru memberikan tugas rumah seperti “setiap kelompok ditugaskan
untuk mencari minimal satu persoalan faktual yang ada disekitar,
pertemuan mendatang salah satu kelompok akan ditunjuk sebagai tim
yang harus mempresentasikan di depan kelompok lainnya, dan tim
(21)
27
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Observasi
Observasi penelitian pada siklus I ini dilaksanakan melalui instrumen penelitian yang berupa pedoman observasi yang ditunjukkan untuk siswa, bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar.
4) Refleksi
Kegiatan refleksi merupakan peninjauan ulang terhadap kegiatan yang telah berlangsung, dimana peneliti akan bekerjasama dan mengadakan diskusi kembali serta membahas hasil dari observasi yang dilakukan peneliti. Selain itu, peneliti juga membahas apa kekurangan dari peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung, serta melakukan perencanaan ulang untuk siklus selanjutnya.
c. Siklus II
1) Perencanaan Pembelajaran
Pada tahap ini, peneliti membuat rencana tindakan setelah mengetahui hasil dari observasi dan refleksi dari kegiatan siklus I sebagai wujud revisi dari kelemahan yang terjadi pada pembelajaran siklus I.
2) Tindakan
Pada tahap ini peneliti akan melakukan tindakan perbaikan dari kekurangan dan kelemahan pada pembelajaran siklus I.
o Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan materi yang telah ditugaskan.
(22)
28
o Tim lainnya menjalankan tugas sebagai tim penanya, pendukung dan penentang. (dalam pertemuan ini guru akan menunjuk beberapa siswa perwakilan dari kelompoknya untuk melakukan review hasil diskusi).
o Pembelajaran diakhiri dengan penyampaian berbagai kata kunci atau konsep yang telah dikembangkan oleh peserta didik dalam diskusi. 3) Observasi
Peneliti melakukan pengamatan terhadap tindakan yang telah dilakukan pada siklus II, apakah kegiatan atau tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan atau ada permasalahan baru yang terjadi pada tindakan sebagai bahan refleksi. 4) Refleksi
Kegiatan refleksi merupakan peninjauan ulang terhadap kegiatan yang telah berlangsung, dimana peneliti akan bekerjasama dan mengadakan diskusi kembali serta membahas hasil observasi yang telah dilakukan peneliti. Selain itu, peneliti juga membahas berbagai macam kekurangan dari peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung, serta melakukan perencanaan ulang untuk siklus selanjutnya yaitu siklus III. Target yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu rerata 7,00. Jika hasil belajar belum mencapai target 7,00 maka pembelajaran dilanjutkan pada siklus berikutnya kemudian seterusnya.
(23)
29
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Definisi Operasional
1. Pengertian “Implementasi” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pelaksanaan, penerapan. Berbicara tentang pengertian implementasi tentunya tidak sekedar menerapkan saja, namun bagaimana penerapan itu menjadi sebuah nilai yang syarat manfaat. Pengertian Implementasi sebetulnya menuntut kita untuk betul-betul mengaplikasi setiap nilai kebaikan, diikat dengan tanggung jawab, tekad yang tak memudar serta kepekaan yang mendalam dalam menanggapi realitas yang ada.
2. Model cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran berbasis
kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapakan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud (Suprijono, 2012:54).
3. Pengertian operasional dari listening team adalah suatu usaha untuk memperoleh
pemahaman akan hakikat dari suatu konsep atau prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan yang melibatkan indera pendengaran (Suprijono, 2012:68). Penggunaan listening team dalam pembelajaran yang lebih
menekankan pada optimalisasi indera pendengaran siswa (di samping indera lainnya), diharapkan secara tepat dapat mendorong siswa agar tetap fokus dan siap siaga selama proses pembelajaran berlangsung.
(24)
30
4. Berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, merefleksikan pengalaman, dan berbagai informasi (Ellis, 1989 dalam Djuanda 2007:50).
D.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data-data dari hasil penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang dianggap sesuai dan menunjang dari hasil rencana tindakan, sehingga memudahkan dalam menentukan hasil dan dalam penyusunan laporan hasil kegiatan.
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan dan pedoman observasi. Observasi menurut Burns adalah bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksikan secara sistematis terhadap kegiatan interaksi di dalam kelas (Basrowi dan Suwandi, 2008:127). Untuk memperoleh data dalam penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti. Tes penilaian secara lisan dilaksanakan pada saat evaluasi pembelajaran yaitu mengukur kemampuan siswa dalam keterampilan berbicara. Sedangkan lembar observasi digunakan untuk mengungkapan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
1. Observasi
Pedoman observasi aktivitas belajar siswa meliputi empat aspek pengamatan yaitu kesiapan siswa, keaktifan siswa, perhatian siswa dan ketertiban siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
(25)
31
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skala nilai 1-4
Nilai A (sangat baik) jika terdapat 4 tanda (√)
Nilai B (baik) jika terdapat 3 tanda (√) Nilai C (cukup) jika terdapat 2 tanda (√) Nilai D (kurang) jika terdapat 1 tanda (√)
Nilai E sangat kurang jika tidak terdapat tanda (√)
2. Tes Lisan
Lembar penilaian keterampilan berbicara meliputi:
a. Aspek Kebahasaan
1)Ucapan atau lafal 2)Tekanan kata 3)Nada/irama
4)Kosa kata / ungkapan variasi 5)Kalimat / struktur
b. Aspek Nonkebahasaan
1)Kelancaran
2)Penguasaan materi 3)Keberanian
4)Keramahan
(26)
32
Kriteria penilaian sebagai berikut:
Pemberian skor untuk masing-masing komponen dilakukan dengan
memberikan tanda (√) pada kolom skala yang dianggap cocok.
Nilai 1 jika hanya 1 deskriptor yang Nampak. Nilai 2 jika hanya 2 deskriptor yang Nampak. Nilai 3 jika hanya 3 deskriptor yang Nampak. Nilai 4 jika hanya 4 deskriptor yang Nampak. Nilai 5 jika hanya 5 deskriptor yang Nampak. Nilai observasi berbicara siswa =
Jumlah deskriptor tiap aspek yang didapat X 100 Jumlah aspek yang diobservasi
(27)
33
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna. Pengolahan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan prosedur dan langkah-langkah secara bertahap agar mendapatkan data yang lebih akurat. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya.
1. Menyusun data pada setiap siklus, yaitu siklus I dan II. Yang dialami oleh siswa kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa selama proses belajar mengajar.
2. Pengecekan kembali data yang telah masuk selama kegiatan penelitian tindakan kelas melalui observasi.
(28)
50
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan kepada data yang diperoleh pada bab IV dan dikaitkan dengan rumusan masalah pada bab I. Berikut ini adalah pertanyaan rumusan masalah disertai hasil penelitian sebagai jawaban dan kesimpulan, antara lain sebagai berikut:
1. Rumusan masalah pertama pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran berbicara dengan menggunakan model cooperative learning tipe listening team siswa kelas IV
SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon?”.
Hasil penelitian menyatakan bahwa Penggunaan model cooperative learning
tipe listening team dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga aktivitas
belajar siswa dapat meningkat, hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengamatan/observasi, pada pra siklus sebesar 1,63, siklus I meningkat menjadi sebesar 2,71 dan siklus II menjadi 3,84 nilai pada siklus II tersebut termasuk ke dalam kategori nilai baik.
2. Rumusan masalah kedua pada penelitian ini adalah: “Bagaimanakah
penggunaan model cooperative learning tipe listening team dalam
meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Kubang Sepat II
Kecamatan Citangkil Kota Cilegon?”.
Hasil penelitian menyatakan bahwa Penggunaan model cooperative learning
(29)
51
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut dibuktikan dengan hasil tes penilaian keterampilan berbicara dengan nilai rata-rata siswa, pada pra siklus sebesar 5,08, siklus I meningkat menjadi 6,70 dan siklus II menjadi 7,87 nilai tersebut termasuk ke dalam kategori nilai baik.
3. Pada rumusan masalah terakhir peneliti merumuskan pertanyaan implikasi dari penelitian yang telah dilakukan yaitu:“Apakah implikasi yang dapat diberikan oleh hasil penelitian ini untuk meningkatkan pembelajaran berbicara siswa
kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil kota Cilegon?.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model cooperative
learning tipe listening team dapat mendukung dan mempengaruhi peningkatan
aktivitas belajar siswa dan keterampilan berbicara siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kesimpulan nomor satu dan dua.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan kepada pihak-pihak yang terkait, diantaranya:
1. Bagi Guru
Guru hendaknya memotivasi dan memberi contoh, agar siswa dapat mengaplikasikan keterampilan berbicara dalam semua kegiatan, baik di sekolah dalam proses pembelajaran, ataupun di luar sekolah. dengan demikian diharapkan keterampilan siswa dalam berbicara akan terus meningkat.
(30)
52
Hasil penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan pembelajaran di kelas, dengan hasil penelitian ini seorang kepala sekolah hendaknya dapat memotivasi guru untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas demi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.
3. Bagi Peneliti Lain.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model cooperative learning
tipe listening team dalam untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa
dengan sampel kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian ini di kelas-kelas lain dan dengan materi-materi lainnya.
(1)
31
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skala nilai 1-4
Nilai A (sangat baik) jika terdapat 4 tanda (√) Nilai B (baik) jika terdapat 3 tanda (√)
Nilai C (cukup) jika terdapat 2 tanda (√) Nilai D (kurang) jika terdapat 1 tanda (√)
Nilai E sangat kurang jika tidak terdapat tanda (√) 2. Tes Lisan
Lembar penilaian keterampilan berbicara meliputi: a. Aspek Kebahasaan
1)Ucapan atau lafal 2)Tekanan kata 3)Nada/irama
4)Kosa kata / ungkapan variasi 5)Kalimat / struktur
b. Aspek Nonkebahasaan 1)Kelancaran
2)Penguasaan materi 3)Keberanian
4)Keramahan 5)Sikap
(2)
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria penilaian sebagai berikut:
Pemberian skor untuk masing-masing komponen dilakukan dengan memberikan tanda (√) pada kolom skala yang dianggap cocok.
Nilai 1 jika hanya 1 deskriptor yang Nampak. Nilai 2 jika hanya 2 deskriptor yang Nampak. Nilai 3 jika hanya 3 deskriptor yang Nampak. Nilai 4 jika hanya 4 deskriptor yang Nampak. Nilai 5 jika hanya 5 deskriptor yang Nampak. Nilai observasi berbicara siswa =
Jumlah deskriptor tiap aspek yang didapat X 100 Jumlah aspek yang diobservasi
(3)
33
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna. Pengolahan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan prosedur dan langkah-langkah secara bertahap agar mendapatkan data yang lebih akurat. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya.
1. Menyusun data pada setiap siklus, yaitu siklus I dan II. Yang dialami oleh siswa kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa selama proses belajar mengajar.
2. Pengecekan kembali data yang telah masuk selama kegiatan penelitian tindakan kelas melalui observasi.
(4)
50
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan kepada data yang diperoleh pada bab IV dan dikaitkan dengan rumusan masalah pada bab I. Berikut ini adalah pertanyaan rumusan masalah disertai hasil penelitian sebagai jawaban dan kesimpulan, antara lain sebagai berikut:
1. Rumusan masalah pertama pada penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran berbicara dengan menggunakan model cooperative learning tipe listening team siswa kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon?”.
Hasil penelitian menyatakan bahwa Penggunaan model cooperative learning tipe listening team dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga aktivitas belajar siswa dapat meningkat, hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengamatan/observasi, pada pra siklus sebesar 1,63, siklus I meningkat menjadi sebesar 2,71 dan siklus II menjadi 3,84 nilai pada siklus II tersebut termasuk ke dalam kategori nilai baik.
2. Rumusan masalah kedua pada penelitian ini adalah: “Bagaimanakah penggunaan model cooperative learning tipe listening team dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon?”.
Hasil penelitian menyatakan bahwa Penggunaan model cooperative learning tipe listening team dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa, hal
(5)
51
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut dibuktikan dengan hasil tes penilaian keterampilan berbicara dengan nilai rata-rata siswa, pada pra siklus sebesar 5,08, siklus I meningkat menjadi 6,70 dan siklus II menjadi 7,87 nilai tersebut termasuk ke dalam kategori nilai baik.
3. Pada rumusan masalah terakhir peneliti merumuskan pertanyaan implikasi dari penelitian yang telah dilakukan yaitu: “Apakah implikasi yang dapat diberikan oleh hasil penelitian ini untuk meningkatkan pembelajaran berbicara siswa kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil kota Cilegon?.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model cooperative learning tipe listening team dapat mendukung dan mempengaruhi peningkatan aktivitas belajar siswa dan keterampilan berbicara siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kesimpulan nomor satu dan dua.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan kepada pihak-pihak yang terkait, diantaranya:
1. Bagi Guru
Guru hendaknya memotivasi dan memberi contoh, agar siswa dapat mengaplikasikan keterampilan berbicara dalam semua kegiatan, baik di sekolah dalam proses pembelajaran, ataupun di luar sekolah. dengan demikian diharapkan keterampilan siswa dalam berbicara akan terus meningkat.
(6)
Siti Rojaliyah, 2013
IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan pembelajaran di kelas, dengan hasil penelitian ini seorang kepala sekolah hendaknya dapat memotivasi guru untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas demi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.
3. Bagi Peneliti Lain.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model cooperative learning tipe listening team dalam untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan sampel kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian ini di kelas-kelas lain dan dengan materi-materi lainnya.