UPAYA MENGATASI KESULITAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KONSEP TEKNOLOGI DENGAN MENERAPKAN METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON.

(1)

Elyssa Malaniyawati, 2015

UPAYA MENGATASI KESULITAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KONSEP TEKNOLOGI DENGAN MENERAPKAN

METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KUBANG SEPAT II

KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

(PTK di Kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Elyssa Malaniyawati 1104653

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG


(2)

Elyssa Malaniyawati, 2015

UPAYA MENGATASI KESULITAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KONSEP TEKNOLOGI DENGAN MENERAPKAN

METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KUBANG SEPAT II

KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

Oleh

Elyssa Malaniyawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan

© Elyssa Malaniyawati 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak Cipta dilindung undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRACT

ElyssaMalaniyawati (2015) “The Effort of Overcoming Difficulties of Learning Outcome in Social Subject about Concept of Technology by Applying Contextual Teaching and Learning (CTL) Method at Fourth Grade Students of SDN KubangSepat II CitangkilSubdistrictCilegon City.” According to Blanchard (2001: 2-8), Contextual teaching is a learning which happens in tight bond with the real experience. In line with the explanation above, there are some factors that make students of SDN KubangSepat II difficult in learning such as the method used by teachers is not interesting, less interaction between students and teachers, less media and teaching aids, and less opportunity for the students to share their ideas and opinion. Based on the background above, the researcher can formulate the problem into two research questions as follow: (1) How are the steps in learning using the model of contextual teaching and learning? (2) How is the improvement of students’ score through the model of contextual teaching and learning about technology concept? Subject and location of the research were fourth grade students of SDN KubangSepat II CitangkilSubdistrictCilegon City. The research method was classroom action research. The instrument of the research used was observation, test, and documentation. Based on the result of the research, the students’ score in social subject about technology concept by using contextual teaching and learning method had improvement. It can be seen from the result of the test. The mean of students’ score in pre-cycle was 57,16, and in cycle I the score was 65,43, in cycle II it became 73,86, then in cycle III it improved again became 81,29. So, itcan be concluded that learning social subject by implementing Contextual Teaching and Learning can improve students’ comprehension about technology concept.


(5)

ABSTRAK

ElyssaMalaniyawati (2015) “Upaya Mengatasi Kesulitan Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran IPS Konsep Teknologi dengan Menerapkan Metode Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa Kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Menurut Blanchard (2001: 2-8), pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalamansesungguhnya.Sejalandenganpendapat di atas, kesulitan yang dialamisiswa SDN KubangSepat II adalahkurangmenariknyametode yang digunakan, kurangnyainteraksiantara guru dansiswa, kurangnyakesempatan yang diberikan guru kepadasiswauntukmengeluarkanpendapat, media danbahan ajar yang digunakansedikit. Berdasarkanlatarbelakang di atas, makapermasalahandirumuskandalambentukpertanyaanpenelitiansebagaiberikut: (1) Bagaimanalangkah-langkahpembelajarandengan model Contextual Teaching and Learning dapatmengatasikesulitandalammemahamikonsepteknologi? (2) Bagaimanapeningkatanhasilbelajarsiswamelaluipenerapan model Contextual

Teaching and Learning padakonsepteknologi?

Subjekdanlokasipenelitianiniadalahsiswa SDN KubangSepat II

KecamatanCitangkil Kota

Cilegon.Penelitianinimenggunakanpenelitiantindakankelas (PTK) dengan instrument penelitianmelaluiobservasi, tes, dandokumentasi. Berdasarkanhasilpenelitian yang diperolehbahwahasilbelajarsiswapadapelajaran IPS padakonsepteknologidenganmenerapkanmetodeContextual Teaching and Learning mengalamipeningkatandilihatdarihasiltesnilai rata-rata hasilbelajarsiswapadasaatprasiklusyaitu 57,16. Padasiklus I diperolehnilai 65,43. Selanjutnya, padasiklus II meningkatmenjadi 73,86danpadasiklus III meningkatlagimenjadi 81,29. Dapatdisimpulkanbahwapelajaran IPS konsepteknologidenganmenerapkanmetodeContextual Teaching and Learning dapatmeningkatkanpemahamansiswapadakonsepteknologi.


(6)

v

Elyssa Malaniyawati, 2015

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN ……….i

PERNYATAAN ………ii

KATA PENGANTAR ………..iii

ABSTRAK ……….iv

DAFTAR ISI ……….v

DAFTAR TABEL ……….vi

DAFTAR GAMBAR ………vii DAFTAR GRAFIK ………..viii

DAFTAR LAMPIRAN ………ix

BAB I : PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah ………..1

2. Rumusan Masalah ………...4

3. Tujuan Penelitian ………...4

4. Manfaat Hasil Penelitian ……….4

5. Definisi Oprasional ……….5

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep IPS ……….7

a. Pengertian IPS ………...7

b. Tujuan IPS ……….8

2. Konsep Teknologi ………...9

a. Pengertian Teknologi……….9

3. Metode CTL ………...12

a. Pengertian CTL (Contextual Teaching and Learning)……….12

b. Tujuan dan Sistem CTL (Contextual Teaching and Learning) …...16

c. Mengapa CTL menjadi pilihan ………17


(7)

B. Kajian Terdahulu ………18

C. Kerangka Berfikir ………..19

D. Hipotesis Tindakan ………21

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ……….22

B. Prosedur Penelitian ………...28

C. Subyek penelitian dan lokasi penelitian ………...30

D. Instrumen Penelitian ……….31

E. Analisis Data ……….38

BAB IV : PELAKSANAAN, HASIL, PEMBAHASAN PENELITIAN A. PELAKSANAAN PENELITIAN ………..41

1. Pelaksanaan Kegiatan Pra Siklus………..41

2. Pelaksanaan Kegiatan Siklus I………..44

3. Pelaksanaan pada siklus 2 ………51

4. Pelaksanaan pada siklus 3 ………58

B.HASIL PENELITIAN………...65

C. PEMBAHASAN ………68

D. JAWABAN HIPOTESIS ………...69

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.KESIMPULAN ……….70

B. REKOMENDASI ……….71 DAFTAR PUSTAKA


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah proses yang membantu menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, membuat yang tidak tertata atau liar menjadi semakin tertata, semacam proses penciptaan sebuah kultur dan tata keteraturann dalam diri sendiri maupun dalam diri orang lain. Pendidikan juga berarti proses pengembangan berbagai macam potensi yang ada dalam diri manusia, seperti kemampuan akademis, relasional, bakat-bakat, talenta, kemampuan fisik, atau daya-daya seni.

Dalam pendidikan terdapat proses belajar mengajar antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa. Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan perilaku dalam proses lingkungan adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlansung secara sengaja. Proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan perilaku yang disebut dengan proses belajar. Proses ini merupakan suatu aktivitas psikis/mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan yang relativ konstan dan berbekas.

Dalam kegiatan pembelajaran IPS banyak upaya yang dilakukan oleh para pendidik, yaitu diharapkan siswa mampu membawa dirinya secara dewasa dan bijak dalam kehidupan nyata, melalui pembelajaran IPS juga siswa diharapkan tidah hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan di dalam masyarakat tetapi mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan sosial. Perancangan pembelajaran dalam mata pelajaran IPS tergantung pada guru yang akan mengajar, dimana proses pembelajaran merupakan cara pendidik untuk memberikan dorongan dalam pembelajaran yang tertuju pada pencapaian tujuan. Namun dilihat dari kenyataan yang


(9)

dihadapi dalam proses pembelajaran IPS masih terjadi masalah-masalah antara lain, akibat proses evaluasi yang kurang, serta metode yang tidak bervariasi membuat siswa bosan, guru pun lebih banyak berbicara sehingga siswa lebih banyak diam mendengarkan dari pada aktif bertanya, sehingga siswa menekankan pada aspek mengingat dan menghafal saja.

Sehubungan dengan pembelajaran IPS guru dituntut untuk mampu merangsang dan merencanakan sedemikian rupa sesuai dengan materi yang diajarkan serta model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran IPS itu sendiri adalah mendidik kewarganegaraan yang baik, dimana mata pelajaran yang disajikan guru sekaligus harus ditempatkan dalam konteks budaya melalui pengelolaan secara ilmiah dan psikologis yang tepat. N. Daldjoeni (1985:23).

Dalam pembelajaran IPS sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, seperti di dalam ruang lingkup keluarga, masyarakat serta interaksi dengan lingkungan tempat tinggal. Mulai dari wilayah yang mereka tinggali sampai tempat yang mereka datangi. Oleh karena itu, pembelajaran IPS sangat penting untuk pengetahuan siswa karena dalam pembelajannya sangat berhubungan dengan lingkungan sekitar sehingga anak mudah untuk mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari, dalam hal ini peran guru sangatlah penting dalam proses pengajaran tingkah laku serta pengembangan potensi yang dimiliki, agar anak mampu beradaptasi dengan lingkungan, sekolah maupun di dalam kelas IV SDN Kubang Sepat II yang melatar belakangi penelitian ini.

Permasalahan yang di hadapi siswa kelas IV pada konsep teknologi di SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon adalah mengatasi kesulitan hasil belajar siswa yang belum mencapai nilai yang ditentukan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti, kurang menariknya metode yang digunakan sehingga siswa kurang aktif dalam menerima materi ajar dari guru, kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa saat terjadinya proses pembelajaran. Kurangnya kesempatan yang diberikan guru


(10)

kepada siswa untuk mengeluarkan pendapatnya dikarenakan guru telalu banyak memberi penjelasan tentang materi sehingga siswa mudah bosan, media dan bahan ajar yang digunakan pun sedikit sehingga tidak banyak siswa yang memahami luas tentang materi tersebut. Serta kurangnya motivasi yang diberikan guru.

Untuk itu cara guru mengatasi kesulitan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan metode CTL (Contextual Teaching and Learning). Dimana metode (Contextual Teaching and Learning) ini adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Komponen utama dalam pembelajaran CTL, yakni : 1) landasan berfikir (Konstruktivisme) yaitu penekanan bahwa belajar tidak sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri yang aktif secara mental membangun pengetahuan yang dimilikinya, 2) Bertanya (Questioning), 3) menemukan (Inquiry) merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual, karena pengetahuann dan keterampilan yang diperoleh siswa adalah penemuannya sendiri, 4) masyarakat belajar (Learning Community), 5)pemodelan (Modeling) yaitu sebuah contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa , 6) penilaian sebenarnya (Aunthetic Assessment) yaitu penilaian yang dilakukan guru setelah mengumpulkan informasi/nilai dari perkembangan hasil belajar siswa, 7) Refleksi yaitu proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari dan mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang telah dilaluinya (Depdiknas, 2003).

Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, maka peneliti mencoba melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “UPAYA MENGATASI KESULITAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KONSEP TEKNOLOGI DENGAN MENERAPKAN


(11)

METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II

KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON”. Untuk menerapkan

metode ini peneliti memimta bantuan kepada Guru kelas dan Kepala Sekolah menganalisis dan menindak lanjuti pembelajaran pada konsep Teknologi ini, agar prestasi belajar siswa meningkat dan bisa memahami materi lebih baik lagi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning dapat mengatasi kesulitan dalam memahami konsep teknologi?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model Contextual Teaching and Learning pada konsep teknologi?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai adalah :

1. Ingin mengetahui langkah-langkah pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning dapat mengatasi kesulitan dalam memahami konsep teknologi

2. Ingin meningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model Contextual Teaching and Learning pada konsep teknologi

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam pelaksanaan penelitian ini secara umum adalah dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Sedangkan manfaat secara khususnya diantaranya yaitu :


(12)

1. Bagi peneliti

Dalam melaksanakan penelitian ini bisa menambah wawasan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam pembelajaran Teknologi dengan menerapkan metode kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dan dapat mengetahui permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan mencari solusi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut,sehingga dapat memotivasi diri sendiri untuk menjadi guru yang kreatif dan professional.

2. Bagi guru

Dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mengenai konsep teknologi dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Sehingga bisa mengimplementasikan berbagai bahan masukan dalam penggunaan desain pembelajaran yang paling cocok serta sesuai dengan materi yang akan disampaikan dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya desain pembelajaran tersebut yang tetap disesuaikan dengan karateristik anak dan teknologi dikelas IV. 3. Bagi siswa

Sebagai bahan masukan bagi siswa mengenai desain pembelajaran teknologi dengan menerapkan metode kontekstual (Contextual Teaching and Learning) sehingga dapat mempermudah penguasaan materi serta menarik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan prestasi belajar.

E. Definisi Oprasional

Dalam Penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil judul Upaya mengatasi kesulitan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS konsep Teknologi dengan menerapkan metode kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada siswa kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon.


(13)

Untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dalam menafsikan istilah, maka penilis berusaha untuk menjelaskan istilah karya ilmiah sebagai berikut :

1. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah gangguan yang menghambat proses belajar, kesulitan belajar dapat menghinggapi seseorang dalam kurun waktu yang lama. Kesulitan belajar ini mempengaruhi beberapa aspek kehidupan seseorang, baik itu di sekolah, pekerjaan, rutinitas sehari-hari, kehidupan keluarga, atau bahkan terkadang dalam hubungan persahabatan dan bermain.

2. Model Pembelajaran Kooperatif (Contextual Teaching and Learning) Pembelajaran kontekstual kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan tenaga kerja (US. Departement of Education the National School-to-Work office yang dikutip pleh Blancbard, 2001).

3. Konsep Teknologi

Menurut Nasution (1995) istilah Teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Technologia yang menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu yang sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skill, science atau keahlian, keterampilan, ilmu. Teknologi dibagi menjadi 3


(14)

yaitu teknologi prodeksi, teknologi komunikasi dan teknologi transportasi.


(15)

22

Elyssa Malaniyawati, 2015

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru/pelaku, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Menurut pendapat Rapoport, (1970:5) bahwa PTK adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama

PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas, bahkan pada instrument input kelas (silabus, RPP, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengkaji mengenai hal-hal yang terjadidi dalam kelas. Makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik (siswa) yang sedang belajar yang tidak hanya terbatas di dalam ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata. Praktik di laboratorium, di bengkel, di rumah, atau di tempat lain, atau bahkan ketika siswa sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baik di rumah, di sekolah atau di tempat lain.

Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasialan PTK. Dengan satu refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya.

Penelitian tindakan kelas ini memiliki karakteristik diantaranya didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional, adanya kolaborasi dalam pelaksanannya, peneliti sekaligus sebagai praktisi yang


(16)

melakukan refleksi, bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek instruksional, dan dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

Dari karakteristik diatas, terdapat teori para ahli yang mengemukakan tentang karakteristik PTK, tujuan PTK, manfaat PTK bagi guru, dan model PTK.

a. Karakteristik PTK menurut Sunyono, (2011:9) mengemukakan bahwa PTK memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Masalah pada PTK muncul dari kesadaran pada diri guru, yang harus diperbaiki dengan upaya perbaikan dari guru itu sendiri, bukan oleh orang dari luar. Dengan demikian masalah dalam PTK berasal dari permasaahan nyata dan actual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas.

2. PTK merupakan penelitian yang dilakukan melalui refleksi diri (self reflective inquiry). Untuk melakukan refleksi, guru sebaiknya bertanya pada diri sendiri, misalnya:

-Apakah penjelasan saya terlalu cepat?

-Apakah bahasa yang saya gunakan dapat mudah dipahami siswa? 3. PTK dilakukan di dalam kelas. Fokus penelitian ini adalah kegiatan

pembelajaran di kelas yang berupa prilaku guru dan siswa dalam berinteraksi.

4. PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan secara bertahap dan terus-menerus selama PTK dilakukan. Oleh sebab itu, dalam PTK dikenal adanya siklus tindakan yang meliputi: perencanaan – pelaksanaan – observasi – refleksi – revisi (perencaan ulang)

5. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesionalisme guru, karena PTK mampu membelajarkan guru untuk menulis, dan membuat catatan.


(17)

b. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan guru melaksanakan PTK adalah umtuk memperbaiki cara-cara mengajar melalui penerapan metode baru atau tindakan baru yang di temukan dan di yakini, karena metode baru itu telah teruji ternyata efektif meningkatkan hasil pembelajaran seperti yang diharapkan. Melalui PTK akan menghasilkan peningkatan baik kualitas proses maupun kualitas hasil belajar siswa. Guru diharapkan dapat memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Berikut tujuan PTK adalah

1. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang bermutu.

2. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

3. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.

4. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarkannya.

5. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.

6. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.

7. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada kenyataan yang berdasarkan pengalam di kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau sekedar dugaan saja.


(18)

Tujuan tersebut sangat berpengaruh penting dalam PTK Karena dalam tujuan ini terdapat upaya tidakan yang dilakukann guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Manfaat PTK bagi guru antara lain:

1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya.

2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru.

3. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.

4. Pelaksanaan PTK tidak menganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya.

5. Guru menjadi lebih kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. Berdasarkan manfaat PTK di atas, maka proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan lebih baik lagi serta siswapun tidak mudah bosan dalam menerima materi ajar seperti penerimaan materi ajar yang sebelumnya.

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti menggunakan Model Kemmis dan McTaggart yang dipandang sebagai suatu siklus putaran dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya diikuti dengan siklus putaran berikutnya, dan memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning)

Rencana tindakan ini mencangkup semua langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana pelajaran yang mencangkup metode/teknik mengajar, serta teknik intrumen observasi/evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahapan perencanaan ini.

b. Pelaksanaan (acting)

Tahapan ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahapan ini yang berlangsung


(19)

didalam kelas, adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

c. Pengamatan (observing)

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencanayang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrument pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti.

d. Refleksi (reflect-ing)

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapaqt pada saat dilakukan pengamatan (observasi). Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis.

Dari keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus, siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus lain secara bersinambungan.

Dalam teknik penelitian ini mengacu pada tiga siklus. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini seperti yang digambarkan dalam bagan berikut menurut model Kemmis dan Taggart.

Selain metode di atas yang telah dikemukakan teknik penelitian yang dilakukan peneliti yaitu mengacu pada beberapa siklus. Prosedur pelaksanaan teknis penelitian tindakan kelas ini seperti yang digambarkan dalam bagan berikut model Kemmis dan Taggart tahapan-tahapan dalam siklus tersebut adalah sebagai berikut :


(20)

Perencanaa n

Pelaksanaan SIKLUS I

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaa n

Refleksi Pelaksanaa n

SIKLUS III

Pengamatan

Gambar 3.1 Bagan Model Kemmis dan Taggart

Dan berikut ini bagaimana alur perencanaan PTK kelas IV SDN Kubang sepat II, menggunakan metode Contextual Teaching and Learning pada konsep Teknologi, yang terdiri dari tiga siklus yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.


(21)

Proses siklus I

Gambar 3.2: Modifikasi Alur PTK menggunakan model Kemmis dan Taggart

B. Prosedur Penelitian

Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini dibuat dalam beberapa siklus tindakan dari mulai pra siklus, siklus I, siklus II, siklus III dst.

1. Pra siklus a. Observasi

Pra siklus

Observasi

Refleksi

Siklus 1

Perencanaan Tindakan

Observasi Refleksi


(22)

Peneliti bekerja sama dengan guru melakukan pengamata terhadap proses kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa dalam pembelajaran IPS konsep teknologi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelumnya.

b. Refleksi

Dalam kegiatan ini peneliti dengan guru mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan melalui proses belajar mengajar yang berkaitan dengan konsep teknologi. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan pada saat pembelajaran tersebut, peneliti bersama guru kelas perlu mengadakan perbaikan dalam pembelajaran dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL). 2. Siklus I

a. Perencanaan

Setelah diperoleh gambaran tentang kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPS konsep teknologi. Peneliti mencatat hasil pengamatan yang diperoleh pada tahap pra siklus. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) b. Tindakan

Setelah diperoleh gambaran tentang siswa dalam memahami konsep teknologi, maka tindakan yang akan dilakukan disesuaikan dengan apa yang telah diperoleh berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan pra siklus. Peneliti melakukan suatu tindakan yang merupakan langkah-langkah untuk perbaikan dari kekurangan yang terjadi pada prasiklus untuk mengatasi hasil belajar siswa dalam konsep teknologi dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning.

c. Observasi

Dalam kegiatan ini peneliti memfokuskan pada kegiatan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Kegiatan ini memantau proses belajar


(23)

mengajar IPS tentang materi teknologi dengan model Contextual Teaching and Learning yaitu:

 Kegiatan yang dilakukan siswa dalam memahami konsep teknologi dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning

 Kegiatan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada konsep teknologi

Keterampilan guru dalam menggunakan model Contextual Teaching and Learning

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh guru mengevaluasi dan mendiskusikan hasil temuan-temuan yang terjadi dalam proses pembelajaran berlangsung seperti :

 Jika kemampuan siswa dalam memahami konsep teknologi belum maksimal, maka yang akan dilakukan adalah memberi penjelasan kembali.

 Jika kemampuan siswa dalam memahami konsep teknologi menggunakan model Contextual Teaching and Learning kurang di mengerti maka yang akan dilakukan peneliti adalah memberi penjelasan pada guru mengenai langkah-langkah menggunakan model Contextual Teaching and Learning dalam konsep teknologi.

Dan jika hasil belum maksimal maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya.

C. Subyek penelitian dan lokasi penelitian 1) Subyek penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah aktivitas belajar atau kegiatan pembelajaran konsep teknologi kominikasi dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning siswa kelas IV dengan jumlah siswa 37 orang yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Saat ini jumlah


(24)

seluruhnya sebanyak, 450 dengan rinsian 202 orang siswa laki-laki dan 248 siswa perempuan serta jumlah tenaga pengajar disekolah ini terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 10 orang guru kelas, 2 orang guru pendidikan agama islam, 2 orang guru penjaskes dan 5 orang guru TKS (honorer).

Lokasi penelitian ini di laksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Kubang Sepat II yang jumlah siswanya sebanyak 450, terbagi dalam 10 rombongan belajar.

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas IV SDN Kubang Sepat II Tahun 2014-2015

Laki-laki Perempuan

19 18

Jumlah : 37

2) Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Kubang Sepat II kelas IV, beralamat jalan Sutan Syahrir Kubang Sepat Inpres Kelurahan Citangkil Kecamatan Citangkil Kota Cilegon.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data ini adalah salah satu cara untuk mengumpulkan dan mengelola data. Teknik ini perlu ditetapkan untuk menindak lanjuti metode yang digunakan. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrument penilaian. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi/ pengamatan

Observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Observasi yaitu pengamatan terhadap proses pembelajaran, pengaruh kendala dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenalkan terhadap siswa. Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh dari tindakan yang dilakukan.


(25)

Dalam kegiatan ini peneliti memfokuskan pada kegiatan pembelajaran IPS tentang konsep teknologi yang terjadi di dalam kelas. Apakah dalam materi teknologi anak mampu menerima materi dengan baik atau masih terdapat kekurangan serta masalah yang terjadi dalam penyampaian materi teknologi. Dalam melakukan observasi cara yang paling efektif adalah menggunakan instrumen pengamatan. Peneliti melakukan pengamatan tidak hanya kepada siswanya saja, gurupun masuk kedalam proses pengamatan. Pengamatan ini dilakukan pada waktu proses pembelajaran sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Di dalam kegiatan observasi ini peneliti mencari solusi untuk masalah-masalah yang terjadi didalam pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menggunakan metode CTL.

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Langkah-Langkah Pembelajaran IPS Pada Konsep Teknologi Dengan Model CTL

No Aspek yang

Diamati Deskriptor

Nilai Ya Tidak 1 Konstuktivisme  Memberi kesempatan siswa

menemukan dan menerapkan idenya sendiri.

 Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar

 Guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.

2 Bertanya  Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan materi pembelajaran.  Mengecek pemahaman siswa  Membangkitkan lebih banyak lagi

pertanyaan dari siswa


(26)

pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

 Guru memberi nilai sesuai kemampuan siswa

3 Menemukan  Guru merumuskan masalah. 4 Masyarakat

belajar

 Guru membentuk kelompok belajar.

5 Pemodelan  Guru memanfaatkan model yang digunakan dalam pembelajaran dengan baik.

 Guru melibatkan siswa dalam permodelan sesuatu berdasarkan pengalaman yang diketahuinya.  Kekreatifitasan guru dalam

mendeskripsikan model yang digunakan dalam pembelajaran. 6 Refleksi  Guru merespons semua kejadian,

aktivitas, atau pengalaman yang terjadi pada pembelajaran.

 Guru bertanya tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu.  Guru memeriksa catatan atau

jurnal dibuku siswa

 Guru dan siswa melakukan diskusi

 Guru dan siswa menciptakan sebuah solusi atau kesimpulan. 7 Penilaian autentik  Dilaksanakan selama dan sesudah

proses pembelajaran berlangsung.  Yang diukur keterampilan


(27)

fakta. Jumlah

Persentase

Keterangan:

Ya = Jika deskriptor yang tampak pada siswa dalam pembelajaran lebih dari 50%.

Tidak = Jika deskriptor yang tidak tampak pada siswa dalam pembelajaran kurang dari 50%.

2. Tes

Tes ini dilakukan untuk mengatahui sejauh mana anak bisa menerima materi teknologi dengan menggunakan metode CTL dengan baik dan mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari.

Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes berupa tes tertulis tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana anak mampu memahami konsep teknologi. Soal yang diberikan peneliti kepada anak semuanya sama jadi peneliti tidak membedakan antara yang pintar, sedang dan tidak pintar. Bentuk dari tes yang diberikan peneliti adalah berupa soal pilihan ganda dan essay. Berikut ini cara peneliti menyusun tes.

a. Membuat kisi-kisi

kisi-kisi merupakan tahap awal sebelum pembuatan soal. Kisi-kisi berguna untuk memudahkan menganalisis soal dalam setiap materi. Berikut ini kisi-kisi soal untuk pelajaran IPS konsep teknologi.


(28)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Soal Mata Pelajaran IPS Kelas IV Konsep Teknologi

(siklus 1)

No Standar kopetensi/

kopetensi dasar Kisi-kisi soal

Bentuk soal dan nomor soal

PG ESSA

Y 1. 2. Mengenal sumber

daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi dilingkungan

kabupaten/kota dan provinsi

2.3Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman

menggunakanya.

Menjelaskan persamaan teknologi

tradisional 1 Menjelaskan kegunaan kerbau pada

jaman dahulu 2 Menyebutkan bahan untuk membuat

meja dan almari 3 Menyebutkan alat tradisional untuk

menggemburkan tanah 4 Menjelaskan cara mengirim surat 5

Menyebutkan jenis-jenis teknologi 1 Menyebutkan arti teknologi produksi 2 Menyebutkan jenis-jenis komunikasi

masa lalu 3

Memberi contoh alat angkut yang

menggunakan tenaga mesin 4 Menyebutkan alat transportasi pada


(29)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Soal Mata Pelajaran IPS Kelas IV Konsep Teknologi

(siklus 2)

No Standar kopetensi/

kopetensi dasar Kisi-kisi soal

Bentuk soal dan nomor soal PG ESSAY 1. 2. Mengenal sumber

daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi dilingkungan

kabupaten/kota dan provinsi

2.3Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman

menggunakanya.

Menjelaskan kegiatan pembuatan suatu barang sampai bahan siap pakai 1 Menyebutkan alat transportasi air 2 Menyebutkan angkutan tradisional yang masih digunakan di beberapa kota

3

Memberi contoh industri minuman pada masa lalu 4 Memberi contoh yang bukan teknologi

modern 5

Menjelaskan kegunaan teknologi

mesin melalui gambar 1 Menjekaskan tentang getek 2 Menjelaskan tentang produksi 3 Menjelaskan tentang tukang pos 4 Menjelaskan kegunaan tenanga

manusia melalui gambar 5 Keterangan:

 Soal pilihan ganda 1-5, 1 soal diberi skor 10  Soal essay 1-5, 1 soal diberi skor 20


(30)

Rumus nilai = Skor yang diperoleh

Skor ideal

x 100

Katagori nilai

Skor nilai 90 – 100 = Baik sekali Skor nilai 80 – 90 = Baik Skor nilai 70 – 80 = Sedang Skor nilai 60 – 70 = Cukup Skor nilai 50 – 40 = Kurang Skor nilai 40 – 50 = Kurang sekali

Tabel 3.5

Kisi-kisi Soal Mata Pelajaran IPS Kelas IV Konsep Teknologi

(siklus 3)

No Standar kopetensi/

kopetensi dasar Kisi-kisi soal

Bentuk soal dan nomor soal PG ESSAY 1. 2. Mengenal sumber

daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi dilingkungan

kabupaten/kota dan provinsi

3.3Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta

Menjelaskan kegunaan kerbau pada jaman dahulu 1 Menyebutkan alat transportasi air 2 Menyebutkan alat tradisional untuk menggemburkan tanah 3 Memberi contoh industri minuman pada masa lalu 4 Menjelaskan cara mengirim surat 5

Menyebutkan arti teknologi produksi 1 Menjekaskan tentang getek 2 Menjelaskan tentang produksi 3 Menyebutkan jenis-jenis komunikasi


(31)

pengalaman menggunakanya.

Menyebutkan alat transportasi pada

jaman dulu 5

Keterangan:

 Soal pilihan ganda 1-5, 1 soal diberi skor 10  Soal essay 1-5, 1 soal diberi skor 20

Teknik penilaian

Rumus nilai = Skor yang diperoleh

Skor ideal

x 100

Katagori nilai

Skor nilai 90 – 100 = Baik sekali Skor nilai 80 – 90 = Baik Skor nilai 70 – 80 = Sedang Skor nilai 60 – 70 = Cukup Skor nilai 50 – 40 = Kurang Skor nilai 40 – 50 = Kurang sekali

3. Dokumentasi

Dokumentasi ini adalah semua bentuk bukti/rekaman yang terjadi dalaam proses observasi dan pemberiaan tes. Dan selanjutkan akan dilampirkan sebagai lampiran dari penilitian.

Dalam dokumentasi ini peneliti menggunakan kamera untuk mengambil gambar-gambar pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dari gambar-gambar tersebut dapat dilihat gambar proses pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menggunakan metode CTL kelas IV Sekolah Dasar.

E. Analisis Data 1. Pengamatan

Dalam tahap pengamatan ini peneliti menentukan lokasi dan subjek penelitian kemudian peneliti meminta ijin penelitian kepada Kepala Sekolah Dasar dilanjutkan dengan mempersiapkan segala sesuatu dan


(32)

mengecek perlengkapan data yang akan digunakan untuk dianalisis dalam kegiatan observasi.

2. Pengelolaan data

Menafsirkan data sesuai pertanyaan yang di berikan peneliti. Mendeskripsikan hasil temuan kemudian membahas dan menarik kesimpulan dari pertanyaan tersebut.

Berikut ini bagan gambar dan pemberian skor kepada siswa dengan menggunakan rumus :

Tabel 3.6

Format Nama dan Nilai Siswa No Nama Siswa Skor Nilai 1 Aril F.M

2 Arya G 3 Azra A.H 4 Badrun M 5 Budiman 6 Daniel E 7 Dedi S 8 Defriawan 9 Dammar A.R.N 10 Desi R

11 Destiani S 12 Fani A 13 Fahru A 14 Nivie E 15 Ilham K 16 M. Irsyad M.G 17 M. Khairul I 18 M. Najmudin M.A 19 M. Rafli A


(33)

21 Meylani W 22 Maulana F 23 M. Rafik 24 Kiki A 25 Rahma A 26 Risvi A

27 Saskia Bintang M 28 Siti N

29 Suhartikasari 30 Tria A.W 31 Niken A 32 Janti F.M 33 Wilya R.L 33 Ramadan 34 Yandi M 35 Zufar W.J 36 Khalisa N.Y 37 Dhiva J.K Jumlah

Rata-rata Nilai

Jumlah nilai seluruh siswa

Kriteria Penilaian = x 100 Banyaknya siswa

Keterangan kriteria penilaian  90% – 100% = Baik sekali  80% – 90% = Baik  70% – 80% = Sedang  60% – 70% = Cukup  50% – 40% = Kurang  40% – 50% = Kurang sekali


(34)

70

Elyssa Malaniyawati, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti, tentang pembelajaran IPS pada konsep tekbologi. Peneliti mencoba menggunakan metode Contextual Teaching and Learning dalam penelitiannya. Contextual Teaching and Learning itu sendiri adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Adapun langkah-langkah pembelajaran Contextual Teaching ang Learning adalah 1) Landasan berfikir (Konstruktivisme), 2) Bertanya (Questioning), 3) Menemukan (Inquiry), 4) Masyarakat belajar (Learning Community), 5) Pemodelan (Modeling), 6) Penilaian sebenarnya (Aunthetic Assessment), 7) Refleksi. Peneliti ini menggunakan model PTK Kemmis dan Taggart yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Dilihat dari persentase hasil observasi atau langkah-langkah kegiatan pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning. Nilai yang diperoleh pada siklus 1 yaitu sebesar 58% setelah diberikan tindakan pada siklus pertama persentase hasil observasi meningkat pada siklus II menjadi 70%, dan pada siklus ke III meningkat menjadi 82%.

Dan hasil belajar siswa pada siklus I, II dan siklus III juga mengalami peningkatan. Pada saat pra siklus nilai yang diperoleh siswa pada konsep teknologi yaitu rata-rata 57,16, kemudian dilanjutkan dengan


(35)

siklus I dengan perolehan nilai rata-rata 65,43, di siklus II meningkat dengan rata-rata 73,86, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 81,29

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep teknologi hal ini dibuktikan dengan hasil observasi serta hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning yang meningkat. Dalam pembelajarannya guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran serta pemahan siswa akan lebih bermakna. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang meningkat dari siklus I, II sampai siklus III.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas maka disarankan beberapa hal sehubungan dengan penelitian tindakan kelas ini yaitu:

1. Bagi Guru

Bagi guru sebaiknya menerapkan metode Contextual Teaching and Learning pada pembelajaran IPS maupun pembelajaran lainnya. Karena dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning guru akan lebih mudah mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan siswa akan cepat paham dengan materi yang sedang di ajarkan karna dikaitkan dengan kehidupan mereka sehari-hari 2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat menumbuhkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning karena dalam penerapkannya mengaitkan pada kehidupan sehari-hari, dengan begitu siswa akan lebih mudah mempelajari konsep teknologi, maka dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning hasil belajar siswa akan semakin meningkat.


(36)

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya mendukung dan memberikan bantuan baik secara moral maupun material serta memberikan motivasi kepada guru-guru untuk menggunakan metode-metode yang cocok seperti metode Contextual Teaching and Learning pada pelajaran IPS di SD atau pada pelajaran yang lainnya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.

4. Bagi Peneliti

Semoga dengan penelitian yang dilakukan tentang penerapan metode Contextuan Teaching And Learning ini dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya sebagai referensi dalam memperbaiki hasil belajar anak dan untuk meningkatkan proses belajar mengajar bukan hanya dalam mata pelajaran IPS konsep teknologi saja namun pada mata pelajaran lainnya untuk masa depan yang lebih baik.


(37)

Elyssa Malaniyawati, 2015

Daftar Pustaka

Darmawan, D., Halimah, L., & Iskandar, S. (2006). Dasar Teknologi dan komunikasi. Bandung : UPI PRESS

Koesoema A, Doni. (2007). Pendidikan Karakter. Jakarta : PT. Grasindo.

Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : refika ADITAMA

Raniredja, tukiran, dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung : Alfabeta.

Suprayekti. (2003). Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Direktorat Tenaga Pendidikan

Supriya, Sundawa, D., & Masyifoh, I.S. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung : UPI PRESS

Tim Bina Karya Guru (BKG). (2012). IPS Terpadu untuk SD/MI kelas IV. Jakarta : Erlangga.

Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivisme. Surabaya : Pretasi Pustaka

Wood, Derek. Dkk. (2005). Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. Jogjakarta : KATAHATI.


(1)

mengecek perlengkapan data yang akan digunakan untuk dianalisis dalam kegiatan observasi.

2. Pengelolaan data

Menafsirkan data sesuai pertanyaan yang di berikan peneliti. Mendeskripsikan hasil temuan kemudian membahas dan menarik kesimpulan dari pertanyaan tersebut.

Berikut ini bagan gambar dan pemberian skor kepada siswa dengan menggunakan rumus :

Tabel 3.6

Format Nama dan Nilai Siswa

No Nama Siswa Skor Nilai

1 Aril F.M 2 Arya G 3 Azra A.H 4 Badrun M 5 Budiman 6 Daniel E 7 Dedi S 8 Defriawan 9 Dammar A.R.N 10 Desi R

11 Destiani S 12 Fani A 13 Fahru A 14 Nivie E 15 Ilham K 16 M. Irsyad M.G 17 M. Khairul I 18 M. Najmudin M.A 19 M. Rafli A


(2)

40

Elyssa Malaniyawati, 2015

UPAYA MENGATASI KESULITAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KONSEP TEKNOLOGI DENGAN MENERAPKAN METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KUBANG SEPAT III KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21 Meylani W 22 Maulana F 23 M. Rafik 24 Kiki A 25 Rahma A 26 Risvi A

27 Saskia Bintang M 28 Siti N

29 Suhartikasari 30 Tria A.W 31 Niken A 32 Janti F.M 33 Wilya R.L 33 Ramadan 34 Yandi M 35 Zufar W.J 36 Khalisa N.Y 37 Dhiva J.K Jumlah

Rata-rata Nilai

Jumlah nilai seluruh siswa

Kriteria Penilaian = x 100

Banyaknya siswa

Keterangan kriteria penilaian

 90% – 100% = Baik sekali

 80% – 90% = Baik

 70% – 80% = Sedang

 60% – 70% = Cukup

 50% – 40% = Kurang


(3)

70

Elyssa Malaniyawati, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti, tentang pembelajaran IPS pada konsep tekbologi. Peneliti mencoba menggunakan metode Contextual Teaching and Learning dalam penelitiannya. Contextual Teaching and Learning itu sendiri adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Adapun langkah-langkah pembelajaran Contextual Teaching ang Learning adalah 1) Landasan berfikir (Konstruktivisme), 2) Bertanya (Questioning), 3) Menemukan (Inquiry), 4) Masyarakat belajar (Learning Community), 5) Pemodelan (Modeling), 6) Penilaian sebenarnya (Aunthetic Assessment), 7) Refleksi. Peneliti ini menggunakan model PTK Kemmis dan Taggart yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Dilihat dari persentase hasil observasi atau langkah-langkah kegiatan pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning. Nilai yang diperoleh pada siklus 1 yaitu sebesar 58% setelah diberikan tindakan pada siklus pertama persentase hasil observasi meningkat pada siklus II menjadi 70%, dan pada siklus ke III meningkat menjadi 82%.

Dan hasil belajar siswa pada siklus I, II dan siklus III juga mengalami peningkatan. Pada saat pra siklus nilai yang diperoleh siswa pada konsep teknologi yaitu rata-rata 57,16, kemudian dilanjutkan dengan


(4)

71

Elyssa Malaniyawati, 2015

UPAYA MENGATASI KESULITAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KONSEP TEKNOLOGI DENGAN MENERAPKAN METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KUBANG SEPAT III KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siklus I dengan perolehan nilai rata-rata 65,43, di siklus II meningkat dengan rata-rata 73,86, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 81,29

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep teknologi hal ini dibuktikan dengan hasil observasi serta hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning yang meningkat. Dalam pembelajarannya guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran serta pemahan siswa akan lebih bermakna. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang meningkat dari siklus I, II sampai siklus III.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas maka disarankan beberapa hal sehubungan dengan penelitian tindakan kelas ini yaitu:

1. Bagi Guru

Bagi guru sebaiknya menerapkan metode Contextual Teaching and Learning pada pembelajaran IPS maupun pembelajaran lainnya. Karena dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning guru akan lebih mudah mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan siswa akan cepat paham dengan materi yang sedang di ajarkan karna dikaitkan dengan kehidupan mereka sehari-hari

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat menumbuhkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning karena dalam penerapkannya mengaitkan pada kehidupan sehari-hari, dengan begitu siswa akan lebih mudah mempelajari konsep teknologi, maka dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning hasil belajar siswa akan semakin meningkat.


(5)

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya mendukung dan memberikan bantuan baik secara moral maupun material serta memberikan motivasi kepada guru-guru untuk menggunakan metode-metode yang cocok seperti metode Contextual Teaching and Learning pada pelajaran IPS di SD atau pada pelajaran yang lainnya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.

4. Bagi Peneliti

Semoga dengan penelitian yang dilakukan tentang penerapan metode Contextuan Teaching And Learning ini dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya sebagai referensi dalam memperbaiki hasil belajar anak dan untuk meningkatkan proses belajar mengajar bukan hanya dalam mata pelajaran IPS konsep teknologi saja namun pada mata pelajaran lainnya untuk masa depan yang lebih baik.


(6)

Elyssa Malaniyawati, 2015

UPAYA MENGATASI KESULITAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KONSEP TEKNOLOGI DENGAN MENERAPKAN METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KUBANG SEPAT III KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Darmawan, D., Halimah, L., & Iskandar, S. (2006). Dasar Teknologi dan

komunikasi. Bandung : UPI PRESS

Koesoema A, Doni. (2007). Pendidikan Karakter. Jakarta : PT. Grasindo.

Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : refika ADITAMA

Raniredja, tukiran, dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung : Alfabeta.

Suprayekti. (2003). Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Direktorat Tenaga Pendidikan

Supriya, Sundawa, D., & Masyifoh, I.S. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil

Belajar IPS. Bandung : UPI PRESS

Tim Bina Karya Guru (BKG). (2012). IPS Terpadu untuk SD/MI kelas IV. Jakarta : Erlangga.

Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivisme. Surabaya : Pretasi Pustaka

Wood, Derek. Dkk. (2005). Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. Jogjakarta : KATAHATI.


Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar siswa kelas 5 pada sistem pernapasan manusia

1 38 151

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

IMPLEMENTASI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS Implementasi Metode Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Manyaran, Karangged

0 1 15

IMPLEMENTASI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS Implementasi Metode Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Manyaran, Karangged

0 2 14

MENGATASI KESULITAN BELAJAR DALAM MEMAHAMI KONSEP GEJALA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNNG (CTL)PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TAMAN KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG.

0 6 31

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN IPA DALAM MATERI TANAH LONGSOR.

0 1 37

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON.

0 1 30

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KALIWUNGU KUDUS

0 0 23