Pengaruh Teknik Audit Berbantuan Komputer, Pelatihan Profesional, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Provinsi Bali.

(1)

PENGARUH TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER, PELATIHAN PROFESIONAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITORPADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DIPROVINSI

BALI

SKRIPSI

Oleh:

I GUSTI AGUNG MADE WIRA P NIM: 111535180

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

PENGARUH TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER, PELATIHAN PROFESIONAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITORPADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DIPROVINSI

BALI

SKRIPSI

Oleh:

I GUSTI AGUNG MADE WIRA P NIM: 111535180

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memeroleh gelar Sarjana Ekonomi di

PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing serta diuji pada tanggal :

Tim Penguji: Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. I Dw Nyoman Badera, SE., MSi ...

2. Sekretaris : Ni Luh Sari Widhiyani, SE., MSi ...

3. Anggota : Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa., MSi, Ak ...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak. Ni Luh Sari Widhiyani, SE., M.Si. NIP. 19650323 199103 1 004 NIP. 19671119 199203 2 003


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memeroleh gelar akademi di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan. Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 7 Maret 2015

I Gusti Agung Made Wira Praktiyasa NIM. 1115351080

Materai Rp.6.0000


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Teknik Audit Berbantuan Komputer, Pelatihan Profesional, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja AuditorPada Kantor Akuntan Publik Di Provinsi Bali”dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan serta bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Bapak Dr. A.A.G.P Widanaputra, S.E., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, S.E., M.Si., Ak., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Bapak Drs. I Ketut Suardhika Natha, M.Si., selaku Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6. Bapak Prof. Dr. I Wayan Suartana, S.E., M.Si., Ak., selaku Pembimbing Akademik.

7. IbuNi Luh Sari Widhiyani, SE., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam menyusun skripsi ini. 8. BapakDr. I Dewa Nyoman Badera, SE., MSi selaku dosen pembahas skripsi


(6)

9. Bapak Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, MSi, Akselaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan arahan serta masukan dalam penyelesaian skripsi ini. 10.Dosen dan pegawai di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana, atas segala bantuannya selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

11.Orang tua penulis, I Gusti Made Agus Salim dan Ni Made Ariwati S.Km, adik-adik saya Komang, Dewi, dan paman saya Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, S.E., M.Si., yang telah memberikan dukungan, doa, dan fasilitas selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

12.Teman-teman yang sudah membantu Satwika, Tutang, Wira, Wibi, Bacol, Iben, Agus Santika,Eka Lestari, Harum,dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah mendukung dan memotivasi saya setiap waktu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggungjawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Denpasar, Maret 2016


(7)

Judul : Pengaruh Teknik Audit Berbantuan Komputer, Pelatihan Profesional, dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali

Nama : I Gusti Agung Made Wira Praktiyasa

NIM : 1115351080

ABSTRAK

Adanya perkembangan teknologi di masa sekarang ini, menyebabkan teknologi informasi akan terus menerus berkembang yang kemudian mempengaruhi setiap tahapan proses audit.Auditor diharapkan mampu menerapkan Teknik Audit Berbantuan Komputer sebagai salah satu pengaruh dari perkembanganTI dan untuk meningkatkan kinerjanya. Auditor juga diharuskan menjalani pelatihan profesional agar dapat mampu dan menguasai suatu sistem agar penugasan dan dalam pemeriksaan akuntansi dapat berjalan dengan baik.Selain Pelatihan profesional dan TABK auditor harus memiliki etika profesi dalam menjalankan pemeriksaan audit dan untuk meningkatkan kinerjannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh TABK, pelatihan profesional, dan etika profesi terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali.Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada auditor pada kantor akuntan publik yang tergabung pada Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) wilayah Bali sebagai responden dengan menggunakan teknik penentuan sampel purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa TABK, pelatihan profesional, dan etika profesi berpengaruh positifpada kinerja auditor. Hal ini menunjukan bahwa semakin meningkatnyapemakaian TABK dan auditor yang seringmengikuti pelatihan profesional serta auditor yang patuh pada etika profesi,maka kinerja auditor semakin meningkat.

Kata Kunci: kinerja auditor, Teknik Audit Berbantuan Komputer, pelatihan profesional,dan etika profesi.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 12

2.1.1 Teori Keagenan(Agency Theory) ... 12

2.1.2 Teori Sikap Dan Perilaku (Theory of Attitude and Behavior) ... 13

2.1.3 Audit Sistem Informasi ... 14

2.1.4 Kinerja Auditor ... 15

2.1.5 Konsep Dasar TABK ... 17

2.1.6 Pelatihan Profesional ... 21

2.1.7 Etika Profesi ... 22

2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian ... 25

2.2.1 Pengaruh TABKTerhadap Kinerja Auditor ... 25

2.2.2 Pengaruh Pelatihan Profesional Terhadap Kinerja Auditor ... 26

2.2.3 Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Desain Penelitian ... 29

3.2 Lokasi Penelitian ... 30

3.3 Objek Penelitian ... 31

3.4 Identifikasi Variabel ... 31

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 32


(9)

3.6.1 Jenis Data ... 34

3.6.2 Sumber Data ... 35

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 35

3.7.1 Populasi ... 35

3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 36

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.9 Teknik Analisis Data ... 38

3.9.1 Uji Instrumen Penelitian ... 38

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 39

3.9.3 Analisis Deskriptif ... 41

3.9.4 Metode Pengujian Hipotesis ... 41

3.9.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 41

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 44

4.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ... 44

4.1.1 Sejarah Singkat Kantor Akuntan Publik ... 44

4.1.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 48

4.2 Karakteristik Responden dan Rincinan Pengembalian Kuisioner ... 52

4.3 Pembahasan ... 56

4.3.1 Uji Instrumen Penelitian ... 56

4.4 Deskripsi Variabel ... 58

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 60

4.5.1 Uji normalitas ... 60

4.5.2 Uji multikolinearitas ... 61

4.5.3 Uji heterokedastisitas ... 62

4.6 Analisis Regresi Linear Berganda ... 62

4.7 Uji Kesesuaian Model (Uji F) dan Koefisien Determinasi (R2)... 64

4.8 Uji t ... 66

4.9 Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

4.9.1 Pengaruh TABK Terhadap Kinerja Auditor ... 67

4.9.2 Pengaruh Pelatihan Profesional Terhadap Kinerja Auditor ... 68

4.9.3 Pengaruh Etika ProfesiTerhadap Kinerja Auditor ... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1 Simpulan ... 70

5.2 Saran ... 71

DAFTAR RUJUKAN ... 72


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Daftar Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali ... 30

3.2 Daftar Jumlah Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali ... 37

4.1 Rincian Pengiriman dan Penerimaan Kuisioner ... 53

4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan ... 54

4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Umur ... 55

4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 55

4.6 Hasil Uji Validitas ... 57

4.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 58

4.8 Statistik Deskriptif ... 59

4.9 Hasil Uji Normalitas ... 60

4.10 Hasil Uji Multikolinearitas ... 61

4.11 Hasil UjiHeterokedastisitas ... 62

4.12 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 63

4.13 Hasil Uji Kesesuaian Model... 64

4.14 Hasil Uji Koefisien Determenasi Model ... 65


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

3.1 Model Penelitian ... 29 4.1 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 48


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 78

2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 82

3 Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 86

4 Statistik Deskriptif ... 92

5 Uji Asumsi Klasik ... 93


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis yang memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan mendasar bagi struktur, operasi dan manajemen organisasi. Seiring meningkatnya kompleksitas kegiatan bisnis, mengakibatkan semakin tingginya risiko kesalahan interprestasi dan penyajian laporan keuangan yang menyulitkan para users laporan keuangan dalam mengevaluasi kualitas laporan keuangan, dimana mereka harus mengandalkan laporan auditor independen atas laporan keuangan yang diaudit untuk memastikan kualitas laporan keuangan yang bersangkutan (Isworo, 2009).

Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan (Herawaty dan Susanto, 2008). Akuntan publik adalah akuntan yang menjalankan pekerjaan di bawah suatu Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien (Halim, 2008:12). Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disebut KAP adalah lembaga yang memiliki ijin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya.


(14)

Jasa yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan dan audit laporan keuangan (Halim, 2008:14). Masyarakat mengharapkan dari profesi akuntan publik adalah penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Informasi yang dihasilkan dalam bentuk laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan keputusan, maka bagian akuntansi dituntut untuk dapat menyajikan informasi yang memiliki relevansi, reliabilitas, daya uji, netralitas, dan disajikan dengan tepat (Kieso, dkk, 2008:36).

Pentingnya peran profesi akuntan publik serta beragamnya pengguna jasa, menyebabkan jasa profesi akuntan publik harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tersebut. Baik atau tidaknya pertanggungjawaban yang diberikan tergantung dari kinerja auditor. Kinerja auditor adalah kemampuan dari seorang auditor menghasilkan temuan atau hasil pemeriksaan dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang dilakukan dalam satu tim pemeriksaan (Yanhari, 2007).

Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung jawab yang diberikan kepadanya, dan ini menjadi sangat penting karena, menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan baik atau sebaliknya. Pengukuran atau penilaian kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Mahsun, dkk, 2007:157). Kualitas kerja auditor dinilai dengan


(15)

melihat respon yang akurat yang diberikan oleh auditor untuk setiap tugas audit yang dilakukan (Nelly, dkk, 2010).

Auditor tidak dapat memeriksa setiap transaksi dengan detail sehingga harus mengandalkan pada sistem dan kontrol internal serta melihat bahwa hal ini bekerja secara efektif dan tidak ada kesenjangan yang signifikan (Lintje, 2012). Terdapat tiga faktor yang memengaruhi kinerja yaitu faktor individu yang berasal dari dalam diri seseorang, faktor organisasi dan faktor psikologis. Beberapa faktor yang memengaruhi kinerja seorang auditor salah satunya yang berasal dari dalam diri mereka yaitu, auditor diharuskan menjalani pelatihan profesional agar dapat mampu dan menguasai suatu sistem yang berbasis komputer agar penugasan dan dalam pemeriksaan akuntansi dapat berjalan dengan baik. Penugasan yang dihadapi auditor selanjutnya mendorong auditor untuk semakin memerdayakan seluruh perangkat sistem informasi teknologi elektronik yang tersedia, baik dalam komunikasi dan pengambilan keputusan antar team audit, melakukan prosedur analitis, dan prosedur audit lainnya yang memerlukan solusi dengan perangkat lunak (Herusetya, 2010).

Adanya perkembangan teknologi di masa sekarang ini, menyebabkan teknologi informasi akan terus menerus berkembang yang kemudian memengaruhi setiap tahapan proses audit. Auditor yang peduli dan menggunakan teknologi informasi dalam pekerjaannya akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar, terutama dalam efisiensi dan efektivitas audit (Fefri, 2007). Kesesuaian pekerjaan dengan teknologi berdampak pada peningkatan kinerja auditor dilihat dari kemampuan memeroleh informasi yang lebih baik untuk


(16)

pengambilan keputusan dan efisiensi waktu dalam meyelesaikan suatu pekerjaan, (Mueller and Aderson, 2002).

Perkembangan sistem teknologi informasi audit, melahirkan suatu alat bantu yang nantinya sangat diharapkan dapat memudahkan auditor dalam melaksanakan audit yaitu Teknik Audit Berbantuan Komputer –TABK (Computer Assisted Audit Techniques-CAATs). Jaksic (2009:10) menyatakan bahwa dengan menggunakan CAATs yang memanfaatkan kemajuan teknologi memberikan keuntungan bagi auditor.

Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) adalah penggunaan komputer dalam kegiatan pemeriksaan. TABK merupakan alat yang membantu pemeriksa dalam mencapai tujuan pemeriksaan. Secara lebih spesifik, TABK mengacu pada prosedur pemeriksaann khusus untuk menguji dua komponen teknologi informasi, yakni: (1) data, dan (2) program. TABK yang digunakan untuk menguji data dikelompokkan dalam: perangkat lunak penginterograsi berkas (file interrogation software) dan system control audit review file (SCARF) sedangkan TABK yang digunakan untuk menguji program diantaranya adalah reviu program (program review), pembandingan kode (code comparison), dan simulasi paralel (parallel simulation).

Kantor Akuntan Publik yang salah satu kegiatannya memberikan pelayanan dibidang jasa audit tentunya juga menyadari bahwa peranan komputer juga akan membantu meningkatkan kinerja auditor dalam melakukan tugasnya. Fenomena di atas mendorong Kantor Akuntan Publik, lembaga yang memiliki ijin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan


(17)

pekerjaannya untuk menggunakan software yang membantu kinerja auditor dalam menyelesaikan tugas auditnya dengan berbantuan komputer.

Teknik Audit Berbantuan Komputer yang dimaksud disini adalah dari program–program audit yang dihasilkan komputer sampai kemampuan software audit dalam melakukan pengujian seluruh populasi terhadap data klien, sehingga keberadaan teknologi informasi merupakan hal yang mendasar bagi akuntan untuk dapat memahami proses bisnis klien dan mengahadapi lingkungan audit yang tanpa kertas (paperless audit). Tingkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor tergantung atas kompleksitas dan sifat TABK dan sistem akuntansi entitas. Auditor harus menyadari bahwa penggunaan TABK dalam keadaan tertentu dapat mengharuskan dimilikinya jauh lebih banyak pengetahuan komputer dibandingkan dengan yang dimilikinya dalam keadaan lain (Nugroho, 2009).

Harum (2014) meneliti tentang Teknik Audit Berbantuan Komputer sebagai prediktor kualitas audit pada BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Hasilnya adalah variabel TABK berpengaruh positif pada kualitas audit karena pengunaan TABK dapat membantu auditor menyelesaikan tugasnya dan fungsinya sebagai auditor. Hasil penelitian Jen (2003), Christianto, dkk. (2007) dan Soudani (2012) menunjukkan hasil yang tidak mendukung adanya hubungan yang positif antara pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual. Berdasarkan penelitian diatas peneliti ingin mengembangkan dan berfokus meneliti di lokasi yang berbeda serta berfokus pada variable dependen, yaitu kinerja auditor yang di pengaruhi oleh variabel independen TABK.


(18)

Persyaratan sebagai seorang profesional auditor harus menjalani pelatihan yang cukup agar dalam melakukan proses audit, kinerja auditor tersebut dapat maksimal. Pelatihan tersebut dapat berupa kegiatan-kegiatan seperti seminar, simposium, pelatihan lokal karya dan kegiatan penunjang keterampilan lainnnya (Fakhri, 2011). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 210 (PSA No. 04) menegaskan perlunya pendidikan dan pengalaman memadai dalam bidang auditing sebagai syarat utama untuk melakukan audit.

Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional auditor harus mengikuti pelatihan teknis yang cukup (IAI 2004). Pelatihan bisa diselenggarakan oleh organisasi profesi atau dilakukan secara mandiri oleh kantor akuntan publik terhadap staf auditor. Pelatihan ini harus cukup mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Program pelatihan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian kerja auditor. Melalui program pelatihan para auditor juga mengalami proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan situasi yang akan ditemui (Noviyani dan Bandi, 2002).

Noviyani dan Bandi (2002) juga mendapatkan hasil bahwa pelatihan yang lebih didapatkan auditor akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perhatian auditor pada departemen tempat kekeliruan terjadi. Noviyani dan Bandi (2002) mengatakan bahwa pelatihan perlu dilakukan untuk membangun kesuksesan akuntan dan pendapat Boner dan Walker (1994) yang menyatakan bahwa pengalaman yang didapat dari program khusus, dalam hal ini melalui program pelatihan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian daripada yang didapat dari program tradisional, dalam hal ini hanya


(19)

dengan kurikulum yang ada tanpa pelatihan. Jamilah Lubis (2008) dalam penelitiannya di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara menyatakan terdapat pengaruh yang positif dari pelatihan terhadap kinerja auditor dan penelitian yang dilakukan Adinda (2011) pada KAP di Jakarta menunjukkan bahwa variabel pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor junior.

Kompetensi seorang auditor tidak hanya dilihat dari segi teknis tapi juga dari segi etika (Fortin and Martel, 1997 dalam Cathy dan Christine, 2011). Dalam menjalankan profesinya akuntan publik juga dituntut untuk memiliki prinsip dan moral, serta perilaku etis yang sesuai dengan etika. Menurut Halim (2008:29) etika profesi meliputi suatu standar dari sikap para anggota profesi yang dirancang agar sedapat mungkin terlihat praktis dan realitis, namun tetap idealistis.

Auditor harus mematuhi etika profesi mereka agar tidak menyimpangi aturan dalam menyelesaikan laporan keuangan kliennya. Memahami peran perilaku etis seorang auditor dapat memiliki efek yang luas pada bagaimana bersikap terhadap klien mereka agar dapat bersikap sesuai dengan aturan akuntansi berlaku umum (Curtis et al., 2012). Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor adalah yang berasal dari psikologis mereka. Auditor seharusnnya dapat mengendalikan psikologis mereka agar etika yang muncul dalam diri mereka membantu kinerja auditor dalam mengerjakan pemerikasaan akuntansi dengan baik.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mendukung profesionalitas akuntan dalam melaksanakan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat yaitu dengan disusun dan disahkannya Kode Etik Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI),


(20)

aturan etika Kompartemen Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Pengendalian Mutu Auditing yang merupakan acuan yang baik untuk mutu auditing (Jati, 2009). Prinsip-prinsip etika yang dirumuskan Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan dianggap menjadi kode etik perilaku akuntan Indonesia adalah (1) tanggung jawab, (2) kepentingan masyarakat, (3) integritas, (4) obyektifitas dan independen, (5) kompetensi dan ketentuan profesi, (6) kerahasiaan, dan (7) perilaku profesional.

Keahlian yang diperoleh dari pendididkan belum cukup dikatakan suatu pekerjaan sebagai profesi, tetapi perlu penguasaan teori secara sistematis yang mendasari praktek dan penguasaan teknik intelektual yang merupakan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Dengan demikian dapat di harapkan prilaku moral yang lebih terbatas pada keaksahan pola etika terhadap profesi. Penelitan yang dilakukan Gabritha Floretta (2014) menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta dan Satwika (2014) dalam penelitiannya di Kantor Akuntan Publik di Bali menyatakan etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengambil judul: "Pengaruh Teknik Audit Berbantuan Komputer, Pelatihan Profesional dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali".


(21)

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1) Bagaimana pengaruh TABK terhadap kinerja auditor ?

2) Bagaimana pengaruh pelatihan profesional terhadap kinerja auditor ? 3) Bagaimana pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan:

1) Untuk mengetahui pengaruh TABK terhadap kinerja auditor.

2) Untuk mengetahui pengaruh pelatihan professional terhadap kinerja auditor. 3) Untuk mengetahui pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan acuan serta memperluas pengetahuan dan wawasan di dalam bidang lingkungan akademis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika lainnya dalam


(22)

rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan.

2) Kegunaan praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk penggunaan TABK dalam profesi audit sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pihak KAP untuk mengembangkan sistem informasi di masa yang akan datang serta dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam penggunaan TABK dalam meningkatkan kualitas kinerja auditor pada KAP.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini merupakan pendahuluan, diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini merupakan kajian pustaka terdiri dari landasan teori, pembahasan hasil penelitian sebelumnya, dan hipotesis. Landasan teori menjelaskan mengenai Teori Keagenan, Teori Sikap dan Perilaku (Theory of Attitude and Behavior), Audit Sistem Informasi, Kinerja Auditor, Konsep dasar TABK, Pelatihan Profesional dan Etika Profesi.


(23)

Bab III Metode Penelitian

Bab ini merupakan metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini terdiri dari gambaran umum instansi auditor yang diteliti yaitu KAP Provinsi Bali penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini merupakan penutup terdiri dari simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian serta saran-saran yang dipandang perlu atas simpulan yang dikemukakan.


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) dalam Pebi (2010:9) menggambarkan teori keagenan sebagai suatu kontrak dibawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Agen bertanggungjawab kepada prinsipal dengan membuat laporan pertanggungjawaban setiap periode tertentu.

Pertentangan dan tarik menarik kepentingan antara prinsipal dan agen dapat menimbulkan permasalahan yang dalam teori ini dikenal sebagai Asymmetric Information (AI) (Arifin, 2007). Asymmetric Information (AI) yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi informasi yang tidak sama yang terkait dengan transaksi bisnis (Astika, 2011:4). Ketergantungan pihak eksternal pada angka akuntansi, memberikan celah kepada manajer untuk mencari keuntungan sendiri dan tingkat AI yang tinggi menyebabkan manajer untuk memanipulasi kerja yang akan dilaporkan untuk kepentingan diri sendiri.

Pertanggungjawaban berupa laporan keuangan perusahaan tiap periode tertentu diberikan agen kepada prinsipal. Oleh karena hal tersebut, timbul rasa


(25)

keraguan terhadap agen. Untuk mengurangi rasa keraguan terhadap agen, jasa akuntan publik diperlukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut dengan menyatakan kewajaran atas laporan keuangan yang dibuat agen. Audit ini juga dilakukan guna memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan informasi seperti, investor, kreditor, calon kreditor dan lembaga pemerintah (Boyton & Kell, 2006:16).

2.1.2 Teori Sikap dan Perilaku (Theory of Attitude and Behavior)

Teori sikap dan perilaku yang dikembangkan oleh Triandis (1980), menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh sikap yang terkait dengan apa yang orang-orang ingin lakukan serta terdiri dari keyakinan tentang konsekuensi dari melakukan perilaku, aturan-aturan sosial yang terkait dengan apa yang mereka pikirkan akan mereka, dan kebiasaan yang terkait dengan apa yang mereka biasa lakukan (Chandra dan Ramantha, 2013).

Dengan mengetahui sikap pada diri seseorang maka akan dapat diduga respon

atau perilaku yang akan diambil oleh seseorang terhadap masalah atau keadaan yang dihadapi. Pembentukan atau perubahan sikap ditentukan oleh dua faktor pokok, yaitu faktor individu (faktor dalam) dan faktor luar. Faktor individu adalah faktor yang berhubungan dengan respon individu menanggapi dunia luar secara selektif. Sedangkan faktor luar adalah faktor yang berhubungan dengan hal-hal atau keadaan dari luar yang merupakan rangsangan atau stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap (Maryani dan Ludigdo, 2000 dalam Hidayat, 2011).


(26)

Teori sikap dan perilaku mampu memengaruhi auditor untuk mengelola faktor personalnya sehingga mampu bertindak jujur, tidak memihak pada suatu kepentingan tertentu, berpikir rasional, bertahan meskipun dalam keadaan tertekan, berperilaku etis dengan senantiasa mengindahkan norma-norma profesi dan norma moral yang berlaku yang nantinya akan memengaruhi auditor dalam mengambil opini yang sesuai (Chandra dan Ramantha, 2013).

2.1.3 Audit Sistem Informasi

Audit merupakan proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi secara objektif, bukti yang berkaitan dengan penilaian mengenai berbagai kegiatan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penilaian tersebut dan membentuk ktiteria serta menyampaikan hasilnya ke para pengguna yang berkepentingan (Manik, 2012). Alat pengelohan komputerisasi dapat menggunakan teknik dan alat audit berbantuan komputer Computer Aided Audit Tolls and Techniques (CAATs), alat ini disebut Electronic data Processing Auditing (Audit EDP) (Singleton, 2013).

Audit EDP adalah suatu proses mengumpulkan data dan menilai bukti untuk menentukan apakah sistem komputer mampu mengamankan aset, memelihara kebenaran data, mampu mencapai tujuan organisasi perusahaan secara efektif dan menggunakan aset perusahaan secara hemat (Budilaksono, 2011). Penerapan teknologi informasi untuk mendukung operasional sebuah organisasi atau organisasi, memberi dampak yang sangat besar terhadap kinerja organisasi, semakin besar pula kerugian yang akan dihadapi organisasi tersebut,


(27)

bila terjadi kegagalan sistem informasinya. Pemanfaatan teknologi menunjukkan keputusan individu untuk menggunakan atau tidak menggunakan teknologi dalam menyelesaikan tugasnnya. Technology acceptance model adalah salah satu model perilaku pemanfaatan teknologi informasi dalam literature sistem informasi manajemen, (Chenhall, 2004).

Teknik dan metode yang diguakan melaksanakan audit EDP (James Hall, 2007), ada tiga yakni: auditing sekitar komputer (audit around the computer) dapat dilakukan jika dokumen sumber tersedia dalam bahasa non-mesin memungkinkan auditor menelusuri suatu transaksi dari dokumen sumber ke output. Audit melalui komputer (audit trough the computer), auditor menguji dan menilai efektivitas prosedur pengendalian operasi dan program komputer serta ketepatan proses di dalam komputer. Keunggulan teknik ini adalah bahwa auditor memiliki kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian terhadap sistem komputer. Audit dilakukan dengan komputer (audit with the computer) menggunakann software untuk mengotomasikan prosedur pelaksanaan audit.

2.1.4 Kinerja Auditor

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Mangkunegara (2005:67) mengemukakan istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang), yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan


(28)

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Teori tentang prestasi kerja lebih banyak mengacu pada teori psikologi yaitu tentang proses tingkah laku kerja seseorang, sehingga seseorang tersebut menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari pekerjaannya (Agustia, 2006:104). Kinerja atau prestasi kerja dapat diukur melalui kriteria seperti kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi dan keselamatan dalam menjalankan tugas pekerjaan.

Gibson, et. al. (1996) dalam Wibowo (2009), menyatakan bahwa kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja organisasi. Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu.

Pengertian kinerja auditor menurut Mulyadi dan Kanaka (1998:116) adalah auditor yang melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Kalbers dan Forgarty (1995) mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung.

Pencapaian kinerja auditor yang lebih baik harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu, yaitu (Fanani, 2008) :


(29)

1) Kualitas kerja

Mutu penyelesaian pekerjaan dengan bekerja berdasar pada seluruh kemampuan dan keterampilan, serta pengetahuan yang dimiliki auditor.

2) Kuantitas kerja

Jumlah hasil kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi tanggungjawab pekerjaan auditor, serta kemampuan untuk memanfaatkan sarana dan prasarana penunjang pekerjaan.

3) Ketepatan waktu

Ketepatan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang tersedia.

Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung jawab yang diberikan kepadanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi perhatian utama, baik bagi klien ataupun publik, dalam menilai hasil audit yang dilakukan.

2.1.5 Konsep Dasar TABK

TABK merupakan alat yang membantu pemeriksa dalam mencapai tujuan pemeriksaan. Secara lebih spesifik, TABK mengacu pada prosedur pemeriksaann khusus untuk menguji dua komponen teknologi informasi, yakni: (1) data, dan (2) program. TABK yang digunakan untuk menguji data dikelompokkan dalam: perangkat lunak penginterograsi berkas (file interrogation software) dan system control audit review file (SCARF) sedangkan TABK yang digunakan untuk


(30)

menguji program diantaranya adalah reviu program (program review), pembandingan kode (code comparison), dan simulasi paralel (parallel simulation).

Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dalam pemeriksaan diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)-PSA No. 59 (SA Seksi 327) tentang Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK). Dalam standar ini dijelaskan mengenai tipe dan manfaat TABK, pertimbangan dalam menggunakan TABK, langkah-langkah dalam menggunakan TABK, dokumentasi hasil pemeriksaan dengan TABK, dan penggunaan TABK dalam lingkungan komputer bisnis kecil.

PSA No.59 (SA Seksi 327) mengidentifikasi faktor-faktor yang harus dipertimbangkan oleh pemeriksa sebelum menggunakan TABK, yaitu:

1) Pengetahuan, keahlian, dan pengalaman komputer yang dimiliki oleh pemeriksa Pemeriksa harus memiliki pengetahuan memadai untuk merencanakan, melaksanakan, dan menggunakan hasil penggunaan TABK. Tingkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh pemeriksa tergantung atas kompleksitas dan sifat TABK

dan sistem akuntansi entitas.

2) Tersedianya TABK dan fasilitas komputer yang sesuai

Pemeriksa harus memertimbangkan tersedianya TABK, kesesuaian fasilitas komputer, dan sistem akuntansi serta file berbasis komputer yang diperlukan. Pemeriksa dapat merencanakan untuk menggunakan fasilitas komputer yang


(31)

lain bila penggunaan TABK atas komputer entitas dianggap tidak ekonomis atau tidak praktis untuk dilakukan.

3) Ketidakpastian pengujian manual

Banyak sistem akuntansi terkomputerisasi dalam melaksanakan tugas tertentu tidak menghasilkan bukti yang dapat dilihat. Dalam keadaan ini, tidaklah praktis bagi pemeriksa untuk melakukan pengujian secara manual. Tidak adanya bukti yang dapat dilihat dapat terjadi berbagai tahap proses akuntansi. 4) Efektivitas dan efisiensi

Efektivitas dan efisiensi prosedur pemeriksaan dapat ditingkatkan melalui penggunaan TABK dalam memeroleh dan mengevaluasi bukti pemeriksaan. (a) Beberapa transaksi dapat diuji secara lebih efektif pada tingkat biaya

yang sama dengan menggunakan komputer untuk memeriksa semua atau lebih banyak transaksi bila dibandingkan dengan jika dilaksanakan manual.

(b) Dalam penerapan prosedur analitik, transaksi atau saldo akun dapat direview dan dicetak laporannya untuk pos-pos yang tidak biasa dengan cara yang lebih efisien dengan menggunakan komputer bila dibandingkan dengan cara manual.

(c) Penggunaan TABK dapat membuat prosedur pengujian substantive tambahan lebih efisien daripada jika pemeriksa meletakkan kepercayaan atas pengendalian dan pengujian pengendalian yang bersangkutan.


(32)

5) Saat pelaksanaan

File komputer tertentu, seperti file transaksi rinci, seringkali disimpan hanya untuk jangka waktu pendek, dan mungkin tidak disediakan dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin pada saat diperlukan oleh pemeriksa. Jadi, pemeriksa akan memerlukan pengaturan untuk memertahankan data yag dibutuhkannya atau ia dapat mengubah saat pekerjaannya memerlukan data tersebut.

1) Kegunaan TABK

Dalam pemeriksaan, TABK dapat digunakan untuk melakukan prosedur berikut (PSA No. 59) :

(a) Pengujian rincian transaksi dan saldo

(b) Seperti penggunaan perangkat lunak pemeriksaan untuk menguji semua (suatu sampel) transaksi dalam file komputer.

(c) Prosedur analytical review, misalkan penggunaan perangkat lunak pemeriksaan untuk mengidentifikasi unsur atau fluktuasi yang tidak biasa. (d) Pengujian pengendalian (test of control) atas pengendalian umum sistem

informasi komputer, misalkan penggunaan data uji untuk menguji prosedut akses ke perpustakaan program (program libraries.

(e) Pengujian pengendalian atas pengendalian aplikasi sistem informasi komputer, misalkan penggunaan data uji untuk menguji berfungsinya prosedur yang telah diprogramkan.


(33)

(f) Mengakses file, yaitu kemampuan untuk membaca file yang berbeda record -nya dan berbeda format-nya.

(g) Mengelompokkan data berdasarkan kriteria tertentu.

(h) Mengorganisasikan file, seperti menyortasi dan menggabungkan. (i) Membuat laporan, mengedit, dan memformat keluaran.

(j) Membuat persamaan dengan operasi rasional (AND; OR; =; <>; <; >; IF)

2) Perangkat TABK

Untuk dapat meggunakan TABK dalam pemeriksaan, pemeriksa memerlukan sejumlah perangkat yang berupa perangkat keras (hardware) dan perangakat lunak (software).

Perangkat keras yang dibutuhkan untuk menggunakan TABK antara lain: (a) Komputer, dapat berupa laptop/notebook atau komputer desktop.

(b) Media penyimpanan data eksternal, seperti floppy disk, compact disk (CD), flash disk, dan external hard disk.

(c) Perangkat lunak yang diperlukan untuk TABK di antaranya adalah perangkat lunak pemeriksaan (generalized audit software), perangkat lunak pengeolah angkat (spreadsheet software), dan perangkat lunak pengolah data (database software).

2.1.6 Pelatihan Profesional

Pelatihan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama dalam hal pengetahuan (knowledge), kemampuan (abilty),


(34)

keahlian (skill) dan sikap (attitude) (Bulchia 2008). Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana staf mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas (Ayuni, 2008). Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu proses pendidikan jangka pendek guna memeroleh dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang khusus agar mampu untuk melakukan sesuatu.

Pelatihan bisa diselenggarakan oleh organisasi profesi atau dilakukan secara mandiri oleh kantor akuntan publik terhadap staf auditor. Pelatihan ini harus cukup mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Pelatihan di sini dapat berupa kegiatan-kegiatan, seperti seminar, simposium, pelatihan lokal karya itu sendiri dan kegiatan penunjang keterampilan lainnya.

2.1.7 Etika Profesi

Arens (2010:67) mendefinisikan etika secara umum sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Perilaku beretika diperlukan oleh masyarakat agar semuanya dapat berjalan secara teratur. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsip–prinsip moral yang mengatur tentang perilaku profesional. Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Merujuk pada klasifikasi profesi secara umum, maka salah satu ciri yang membedakan profesi-profesi yang ada adalah etika profesi yang dijadikan sebagai


(35)

standar pekerjaan bagi para anggotanya. Etika profesi diperlukan oleh setiap profesi, khususnya bagi profesi yang membutuhkan kepercayaan dari masyarakat seperti profesi auditor. Masyarakat akan menghargai profesi yang menerapkan standar mutu yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaannya.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan prinsip etika profesi dalam kode etik Ikatan Akuntansi Indonesia merupakan pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan (Halim, 2008:29). Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggungjawab profesionalnya dalam melakukan pekerjaanya termasuk dalam membuat keputusan pemberian opini. Hal ini didukung dengan pendapat Gordon F. Woodbine dan Joanne Liu (2010) yaitu moralitas memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi.

Prinsip etika merupakan kerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia terdapat delapan prinsip etika yaitu:

(1) Tanggung jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.


(36)

(2) Kepentingan publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

(3) Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

(4) Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

(5) Kompetensi dan kehati-hatian profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memeroleh manfaat dari jasa profesionalnya yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.

(6) Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa pesetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.


(37)

(7) Perilaku profesional

Setiap anggota berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

(8) Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.

2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh TABK Terhadap Kinerja Auditor

Teknologi informasi telah umum dalam dunia ekonomi (bisnis) tapi untuk pemenuhan kebutuhan audit, pemanfaatan teknologi informasi bisa dikatakan masih kurang penerapannya. Hal ini tentunya berpengaruh pada kinerja auditor dalam mengerjakan dan memberikan opininya atas laporan keuangan. TABK adalah penggunaan komputer dalam kegiatan pemeriksaan. Noviari (2009) menyatakan audit sekitar komputer merupakan black box dimana audit dilakukan hanya di sekitar box saja karena pemrosesan dalam komputer akan dianggap benar bila output sudah sesuai dengan input.

Sumber daya manusia dalam hal penerimaannya terhadap teknologi audit sekitar komputer merupakan faktor sentral dalam menentukan sukses atau tidaknya auditor dalam mengerjakan suatu pemeriksaan audit dengan menggunakan TABK. Hal penting yang harus diperhatikan oleh pelaku bisnis adalah seberapa besar suatu sistem dapat meningkatan kinerja baik individu maupun organisasi secara keseluruhan.


(38)

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh Teknik Berbantuan Komputer terhadap kinerja auditor adalah mengenai penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individual, antara lain, Sari (2009), Darmini dan Putra (2008) yang menyimpulkan bahwa kepercayaan dan efektivitas terhadap teknologi sistem informasi berpengaruh positif signifikan pada kinerja individual. Berdasarkan hasil penelitian Astuti (2014) menyimpulkan bahwa efektivitas penerapan sistem informasi akuntansi, pemanfaatan dan kesesuaian tugas dengan teknologi informasi memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Berbeda dengan hasil penelitian Jen (2003), Christianto, dkk. (2007) dan Soudani (2012) menunjukkan hasil yang tidak mendukung adanya hubungan yang positif antara pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti dapat mengembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: TABK berpengaruh positif terhadap kinerja auditor

2.2.2 Pengaruh Pelatihan Profesional Terhadap Kinerja Auditor

Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana staf mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas (Ayuni, 2008). Program pelatihan profesional mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian dan kinerja auditor. Pelatihan profesional dapat dilakukan dengan mengkuti seminar atau simposium. Pelatihan harus dibuat sistematis dan berjenjang sesuai dengan tingkatan auditor yang ada di KAP. Bertambahnya


(39)

pengalaman auditor yang diperoleh melalui pelatihan akan meningkatkan ketelitian dalam melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan dengan ketelitian yang tinggi menghasilkan laporan audit yang berkualitas dan menunjukkan kinerja auditor yang baik.

Penelitian yang dilakukan Jamilah Lubis (2008) dalam penelitiannya di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara menyatakan terdapat pengaruh yang positif dari pelatihan terhadap kinerja auditor dan Penelitian yang dilakukan Satwika (2014) pada KAP di Bali menunjukkan bahwa variabel pelatihan berpengaruh secara positif terhadap kinerja auditor junior. Penelitian yang dilakukan Adinda (2011) menunjukkan bahwa variabel pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor junior. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Pelatihan profesional berpengaruh positif terhadap kinerja auditor

2.2.3 Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan prinsip etika profesi dalam kode etik Ikatan Akuntansi Indonesia merupakan pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan (Halim, 2008:29). Prinsip ini juga memandu anggota dalam memenuhi tanggungjawab profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen auditor yang memenuhi prinsip etika profesi akan mampu memberikan rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap pekerjaannya. Rasa tanggungjawab membuat auditor berusaha sebaik mungkin menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan berkualitas.


(40)

Penelitian yang dilakukan oleh Dinata (2013) di KAP di Bali menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dan penelitan yang dilakukan Gabritha Floretta (2014) menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Berdasarkan penjabaran tersebut dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:


(1)

standar pekerjaan bagi para anggotanya. Etika profesi diperlukan oleh setiap profesi, khususnya bagi profesi yang membutuhkan kepercayaan dari masyarakat seperti profesi auditor. Masyarakat akan menghargai profesi yang menerapkan standar mutu yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaannya.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan prinsip etika profesi dalam kode etik Ikatan Akuntansi Indonesia merupakan pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan (Halim, 2008:29). Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggungjawab profesionalnya dalam melakukan pekerjaanya termasuk dalam membuat keputusan pemberian opini. Hal ini didukung dengan pendapat Gordon F. Woodbine dan Joanne Liu (2010) yaitu moralitas memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi.

Prinsip etika merupakan kerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia terdapat delapan prinsip etika yaitu:

(1) Tanggung jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.


(2)

(2) Kepentingan publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

(3) Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

(4) Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

(5) Kompetensi dan kehati-hatian profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memeroleh manfaat dari jasa profesionalnya yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.

(6) Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa pesetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.


(3)

(7) Perilaku profesional

Setiap anggota berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

(8) Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.

2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh TABK Terhadap Kinerja Auditor

Teknologi informasi telah umum dalam dunia ekonomi (bisnis) tapi untuk pemenuhan kebutuhan audit, pemanfaatan teknologi informasi bisa dikatakan masih kurang penerapannya. Hal ini tentunya berpengaruh pada kinerja auditor dalam mengerjakan dan memberikan opininya atas laporan keuangan. TABK adalah penggunaan komputer dalam kegiatan pemeriksaan. Noviari (2009) menyatakan audit sekitar komputer merupakan black box dimana audit dilakukan hanya di sekitar box saja karena pemrosesan dalam komputer akan dianggap benar bila output sudah sesuai dengan input.

Sumber daya manusia dalam hal penerimaannya terhadap teknologi audit sekitar komputer merupakan faktor sentral dalam menentukan sukses atau tidaknya auditor dalam mengerjakan suatu pemeriksaan audit dengan menggunakan TABK. Hal penting yang harus diperhatikan oleh pelaku bisnis adalah seberapa besar suatu sistem dapat meningkatan kinerja baik individu maupun organisasi secara keseluruhan.


(4)

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh Teknik Berbantuan Komputer terhadap kinerja auditor adalah mengenai penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individual, antara lain, Sari (2009), Darmini dan Putra (2008) yang menyimpulkan bahwa kepercayaan dan efektivitas terhadap teknologi sistem informasi berpengaruh positif signifikan pada kinerja individual. Berdasarkan hasil penelitian Astuti (2014) menyimpulkan bahwa efektivitas penerapan sistem informasi akuntansi, pemanfaatan dan kesesuaian tugas dengan teknologi informasi memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Berbeda dengan hasil penelitian Jen (2003), Christianto, dkk. (2007) dan Soudani (2012) menunjukkan hasil yang tidak mendukung adanya hubungan yang positif antara pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti dapat mengembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: TABK berpengaruh positif terhadap kinerja auditor

2.2.2 Pengaruh Pelatihan Profesional Terhadap Kinerja Auditor

Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana staf mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas (Ayuni, 2008). Program pelatihan profesional mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian dan kinerja auditor. Pelatihan profesional dapat dilakukan dengan mengkuti seminar atau simposium. Pelatihan harus dibuat sistematis dan berjenjang sesuai dengan tingkatan auditor yang ada di KAP. Bertambahnya


(5)

pengalaman auditor yang diperoleh melalui pelatihan akan meningkatkan ketelitian dalam melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan dengan ketelitian yang tinggi menghasilkan laporan audit yang berkualitas dan menunjukkan kinerja auditor yang baik.

Penelitian yang dilakukan Jamilah Lubis (2008) dalam penelitiannya di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara menyatakan terdapat pengaruh yang positif dari pelatihan terhadap kinerja auditor dan Penelitian yang dilakukan Satwika (2014) pada KAP di Bali menunjukkan bahwa variabel pelatihan berpengaruh secara positif terhadap kinerja auditor junior. Penelitian yang dilakukan Adinda (2011) menunjukkan bahwa variabel pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor junior. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Pelatihan profesional berpengaruh positif terhadap kinerja auditor

2.2.3 Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan prinsip etika profesi dalam kode etik Ikatan Akuntansi Indonesia merupakan pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan (Halim, 2008:29). Prinsip ini juga memandu anggota dalam memenuhi tanggungjawab profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen auditor yang memenuhi prinsip etika profesi akan mampu memberikan rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap pekerjaannya. Rasa tanggungjawab membuat auditor berusaha sebaik mungkin menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan berkualitas.


(6)

Penelitian yang dilakukan oleh Dinata (2013) di KAP di Bali menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dan penelitan yang dilakukan Gabritha Floretta (2014) menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Berdasarkan penjabaran tersebut dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:


Dokumen yang terkait

Pengaruh etika profesi auditor eksternal dan masa perikatan audit terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik di Wilayah Bandung

0 5 1

Pengaruh pengalaman auditor dan etika profesi auditor terhadap kualitas audit : (survey pada kantor akuntan publik (KAP) di Wilayah Bandung)

1 26 79

PENGARUH PENGALAMAN, OTONOMI, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR Pengaruh Pengalaman, Otonomi, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Semarang).

4 33 19

PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 4 20

PENGARUH INDEPENDENSI,PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 2 15

PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR MENGGUNAKAN TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung).

0 3 61

PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDIT DAN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR PADA PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK PROVINSI BALI.

0 0 8

PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI DAN PELATIHAN AUDITOR TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI.

0 0 28

PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, TINGKAT PENDIDIKAN, ETIKA PROFESI, PENGALAMAN, DAN KEPUASAN KERJA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI.

0 0 18

Penerapan Teknik Audit Berbantuan Komputer, Computer Self Efficacy dan Etika Profesi pada Kinerja Auditor di Surakarta dan Yogyakarta

0 0 11