PESAN DAKWAH MAJALAH DIGITAL AL-FALAH RUBRIK KAJIAN BEDAH HADITS EDISI 317 - 319 : ANALISIS WACANA VAN DIJK.

(1)

PESAN DAKWAH MAJALAH DIGITAL AL-FALAH

RUBRIK KAJIAN BEDAH HADITS EDISI 317 - 319

( Analisis Wacana Van Dijk )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam

Dalam Bidang Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam

Oleh : ASMAWI B01209012

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2015


(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : ASMAWI

NIM : B01209012

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi Jurusan : Komunikasi

Program Studi : Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Judul Skripsi : PESAN DAKWAH MAJALAH DIGITAL AL-FALAH RUBRIK KAJIAN BEDAH HADITS EDISI 317 ± 139

Surabaya, 26 Agustus 2015 Pembimbing

Lukman Hakim, S.Ag. M.Si., MA NIP. 197308212005011004


(3)

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi oleh Asmawi ini telah dipertahankan di depan tim penguji Skripsi

Surabaya, 26 Agustus 2015 Mengesahkan

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Dekan,

Dr. Hj. Rr. Suhartini, M.Si NIP. 195801131982032001

Penguji I,

Lukman Hakim, S.Ag. M.Si., MA NIP. 197308212005011004

Penguji II,

H. Fahrur Razi, S.Ag., M.H.I NIP. 196906122006041018

Penguji III,

M. Anis Bachtiar, M.Fil.I NIP. 196912192009011002

Penguji IV,

Wahyu Ilaihi, MA NIP. 19784022008012026


(4)

PERNYATAAN

PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI

Bismilahirrahmanirrahim

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : ASMAWI

NIM : B01209012

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

Program Studi : Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Alamat : Desa Kertagena Tengah Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :

1. Skripsi ini tidak pernah dikumpulkan kepada lembaha pendidikan tinggi manapun untuk mendapatkan gelar akademik apapun.

2. Skripsi ini adalah benar-benar hasil karya saya secara mandiri dan bukan merupakan hasil plagiasi atas karya orang lain.

3. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini sebagai hasil plagiasi, saya akan bersedia menanggung segala konsekuensinya, sesuai hukum yang berlaku.

Surabaya, 26 Agustus 2015 Yang Menyatakan,

ASMAWI B01209012


(5)

ABSTRAK

Asmawi (B01209012), 2014. Pesan Dakwah Majalah Digital Al-Falah Rubrik Kajian Bedah Hadits Edisi 317 – 319, (Analisis Wacana Van Dijk). Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata kunci: Pesan Dakwah, Majalah Digital, Analisis Wacana

Fokus persoalan penelitian ini adalah bagaimana makna pesan dakwah yang terdapat dalam Rubrik Kajian Bedah Hadits Majalah Digital Al-Falah Edisi 317 – 319 dan untuk mengetahui representasi pesan dakwah yang dibentuk dalam tulisan tersebut dalam analisis wacana Van Dijk. Analisis Wacana Rubrik Kajian Bedah Hadits Majalah Digital Al-Falah Edisi 317 – 319?

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif berdasarkan teori analisis wacana perspektif Van Dijk dengan melihat sebuah teks wacana terdiri dari enam struktur, yakni Tematik, Skematik, Semantik, Sintaksis, Stilistik dan Retoris. Untuk mengidentifikasi persoalan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif non kancah. Kemudian teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan teknik dokumentasi dan observasi. Data kemudian dianalisis menggunakan metode analisis wacana perspektif Van Dijk. Model ini menekankan pada aspek bahasa yang digunakan oleh media yang menggunakan 3 Struktur: struktur mikro, struktur makro dan super struktur.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Rubrik Kajian Bedah Hadits dengan tema Allah hanya menerima yang baik, Qurban dan Inti Haji adalah Wukuf di Arafah mengandung tentang masalah keimanan (aqidah), keislaman (syari‟at), dan budi pekerti (akhlaqul karimah). Dari penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa dalam hadits Nabi SAW yang terkait dengan tema di atas adalah memberikan beberapa pelajaran diantaranya amar ma‟ruf nahi munkar, keikhlasan serta kepedulian terhadap sesama dan pemahaman yang terkait dengan syari‟at Islam.

Namun, banyak hal yang dapat kita peroleh dari Hadits Nabi SAW yang paling utama adalah sebagai pedoman hidup dalam menghadapi berbagai persoalan di kehidupan ini.

Berdasarkan masalah dan kesimpulan tersebut, penelitian ini belum menjawab lebih jauh bagaimana pesan dakwah dalam rubrik Kajian Bedah Hadits Majalah Digital Al-Falah ini. Kiranya tema ini dapat dijadikan masalah penelitian berikutnya sehingga penelitian ini menjadi penelitian yang sempurna.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Persetujuan Pembimbing ... ii

Pengesahan Tim Penguji ... iii

Motto ... iv

Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Gambar ... xii

Daftar Tabel ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Definisi Konseptual ... 11

F. Sistematika Pembahasan ... 13

BAB II KERANGKA TEORITIK ... 16

A. Kajian Pustaka ... 16

B. Kajian Teoritik ... 58

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 60

BAB III METODE PENELITIAN ... 61

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 61

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 62

2. Unit Analisis ... 62

3. Jenis dan sumber data ... 63

4. Tahap-tahap Penelitian ... 64

5. Teknik Pengumpulan Data ... 66


(7)

7. Teknik Keabsahan Data ... 69

8. Validasi Data ... 70

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA ... 72

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 72

B. Penyajian Data ... 78

C. Analisis Data ... 86

D. Analisis Struktur Wacana ... 114

E. Interpretasi Teoritik ... 127

BAB V PENUTUP ... 136

A. Kesimpulan ... 136

B. Saran ... 138


(8)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 : Elemen-elemen struktur wacana Teun A. Van Dijk 2. Tabel 2 : Model Analisis Wacana Van Dijk


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada perkembangan zaman saat ini pesan dakwah banyak menyebar di kalangan masyarakat, tapi banyak masyarakat yang masih minim tentang ilmu agama Islam. Berdakwah merupakan merupakan sebuah tugas umat Islam yang tidak habis dibicarakan, karena dakwah menentukan perkembangan dan pertumbuhan Islam. Berkembangnya suatu ideologi atau ajaran bukan bukan semata-mata tergantung pada benar atau tidaknya ajaran itu. Dalam hal ini A. Dahlan berpendapat, bahwa Allah menjamin agama Islam tidak mungkin terhapus di permukaan bumi, namun Allah tidak menjamin Islam lenyap dari bumi Indonesia.3

Dakwah merupakan sebuah risalah universal, dakwah kepada manusia secara keseluruhan dan sebagai rahmat bagi setiap hamba Allah, Arab maupun non Arab, setiap negeri Allah Barat maupun Timur dan semua warna kulit.4

Dakwah dengan perbuatan lebih menekankan pada kegiatan aksi misalnya bakti sosial dan pelaksanaan program kerja di masyarakat. Sedangkan dakwah dengan metode tulisan diantaranya dengan menerbitkan majalah, buku, koran, bulletin dan lain sebagainya. Dakwah bil qolam

merupakan salah satu metode dakwah yang harus diketahui oleh da`i di

3

Hasan Bisri, Filsafat Dakwah, Dakwah digital Press 2010, hal 43 4


(10)

2

zaman sekarang ini, agar dakwah yang disampaikan bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat.

Pada dasarnya dakwah merupakan tugas pokok para Rosul mereka diutus untuk berdakwah kepada kaumnya agar mereka beriman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya seperti yang digariskan dalam syari‟at yang dibawanya.5 Kemudian setelah Rosul tiada maka berdakwah menjadi tanggung jawab setiap ummatnya, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Imran:104.

                      

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.6

Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Seorang da`i sudah tentu memiliki tujuan yang hendak dicapai dalam dakwahnya, agar mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam dakwahnya, da`i harus mengorganisasi komponen-komponen dakwah secara baik dan tepat.7

Dakwah bil qolam mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan dakwah bil lisan, dengan tulisan, surat kabar, majalah dan media cetak lainya pesan-pesan dakwah yang disampaikan dapat dikaji ulang dan dipelajari serta disimpan untuk dibaca kembali setiap saat.8

5

Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam membentuk Da`i dan khatip profesional, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal 9.

6

Departemen Agama RI, Al-Quran & Terjemah,(Bandung: CV Diponegoro, 2005), hal 50. 7

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hal 114. 8


(11)

3

Majalah merupakan salah satu jenis media cetak yang bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan dakwah. Majalah sebagai media dakwah lebih efektif dan efisien untuk mengisi wacana religi keseharian, demikian pula metode yang digunakan tidak membutuhkan waktu secara khusus untuk kegiatannya. Kapan saja dan dimana saja objek dakwah dapat menikmati sajian dakwah bil qolam.9

Dalam dakwah bil qolam diperlukan kepandaian da`i khususnya dalam hal menulis. Penyampaian dakwah mengunakan media cetak, da`i harus menyadari bahwa dakwah mengunakan media cetak ini tidak sama dengan dakwah di mimbar (bil lisan), dakwah mengunakan tulisan (bil qalam) da`i harus mampu mengemas pesan dakwah sesingkat dan sejelas mungkin agar mudah dipahami pembaca.

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola berdakwah bil qalam (dakwah melalui tulisan) baik menerbitkan kitab-kitab, novel, buku, majalah, online, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Kelebihan dari dakwah bil qalam yakni pesan dakwahnya tetap dapat tersampaikan meskipun da‟inya sudah tidak ada, atau penulisnya sudah wafat.

Inti dari dakwah bil qalam adalah menulis, menulis laksana mendayung, berlayar dengan pikiran yang dengannya penulis akan menemukan tantangan, pengalaman dan kepuasan. Dengan menulis juga

9


(12)

4

sebagai salah satu metode dakwah yang efektif dan relevan hingga sekarang.10

Media cetak juga sebagai salah satu media dakwah yang efektif untuk berdakwah bil qalam, namun pada zaman sekarang ini dakwah bil qalam

tidak hanya dilakukan di media cetak saja melainkan juga di dunia maya (internet) seperti yang dikemas dalam blog, website dan artikel-artikel lain yang bisa di akses lewat internet. Dan buku-buku yang mengandung sisi pesan dakwah juga bisa di posting di internet dan bisa dibaca oleh jutaan umat. Meskipun internet merupakan barang baru namun internet secara langsung berperan dalam menciptakan dunia yang mengglobal.11

Fenomena baru abad ini menunjukkan maraknya dakwah digital yang berkembang seiring perkembangan teknologi informasi di dunia internet. Pada zaman digital ini “konektivitas” memiliki makna lebih luas daripada sekedar memberi tempat bagi dua orang atau lebih saling berhubungan. Internet memberi ruang universal baru untuk saling berbagi informasi, berkolaborasi, dan berinteraksi.

Penggunaan jaringan Internet adalah sebuah terobosan bagi efisiensi dan efektifitas dakwah, karena hal ini berhubungan erat dengan transformasi pemikiran, terutama di kalangan educated middle class sebagai elemen strategis dari unsur pengubah masyarakat. Selaku penggerak bagi perjalanan masyarakat, kalangan ini selalu mencari tatanan terbaik yang akan meningkatkan kualitas masyarakat di masa depan.

10

Asep Saeful Muhtadi, Merakit Tradisi Menulis, (Bandung: Mujahid Press, 2004), hal.10 11


(13)

5

Faktanya pula mereka adalah kalangan yang paling intens berinteraksi dengan dunia siber (Internet) dan jumlahnya terus meningkat secara eksponensial. Komunitas siber menstimulir seseorang untuk menjadi lebih sensitif dengan berbagai hal yang terjadi di seluruh pelosok negeri. Hal ini dapat diakses melalui berbagai fasilitas Internet seperti mailing list, halaman web/situs, blog dan lain-lain yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya.

Banyak website yang menyediakan informasi untuk referensi kaum muslimin. Melalui saluran ini peselancar internet bisa menemukan berbagai ilmu, kitab-kitab Islam, berita-berita dalam dan luar negeri yang bervisi Islam.

Demikian pula kegiatan pembelajaran tentang keislaman dapat ditemui di media ini. Salah satu contoh situs bernuansakan Islam yang dapat ditemui adalah : Cyber Dakwah, My Quran, Wisata Hati Blogs, Hanan‟s Blogs, Ngaji salaf, Arsip Moslem, Aldakwah.org, Media Islam, Komunitas Tarbiyah London, Media Muslim Community Forum, Tarbiyah.com, Dakwatuna.com, Era muslim, forumislam.tk, Islammuda.com, Al-ikhwan.net, Islamic Space Online, pks-anz.org, Moslem community WebBlogs, Ydsf.org dan lainnya.

Melalui situs-situs tersebut, materi keislaman dan dakwah bisa disebarkan dengan cepat dan efisien. Dari segi biaya pun menjadi sangat murah. Informasi yang disebarkan lewat internet, dapat menjangkau siapa pun dan di mana pun asalkan yang bersangkutan mengakses internet.


(14)

6

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam teknologi informasi, maka salah satu tantangan para da‟i adalah berdakwah melalui multi media. Salah satu media yang sangat cepat perkembangannya dan mendunia adalah internet. Kemajuan teknologi informasi berupa internet sangat patut menjadi perhatian umat Islam saat. Internet telah menjadi sebuah perpustakaan raksasa yang di dalamnya terdapat jutaan artikel, buku, jurnal, kliping berita, foto dan lain-lain dalam bentuk media elektronik. Orang bisa berkunjung ke perpustakaan tersebut kapan saja dan dari mana saja. Bagi yang suka berbelanja, internet merupakan sebuah shopping centre terbesar di dunia. Dengan panduan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses yang mudah atas bermacam informasi.

Dengan realitas tersebut, internet sebenarnya memberikan peluang sangat baik kepada pendakwah untuk ber-amar ma‟ruf nahi munkar. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian media cetak untuk memberikan kemudahan bagi pembacanya dengan menerbitkan versi online yang dapat diakses melalui situs maupun blog-nya. Disamping itu juga dapat menekan ongkos cetak yang akhir-akhir ini harga kertas dan bahan-bahan cetak lainnya tambah mahal.

Majalah Digital Al-Falah yang diterbitkan oleh Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) merupakan salah satu contoh dalam meningkatkan kualitas berdakwah. Hal itu tidak terlepas dari semakin meningkatnya kemampuan masyarakat dalam segi pengetahuan teknologi informasinya. Sehingga


(15)

7

mendorong YDSF untuk memposting majalahnya dalam bentuk majalah digital.

YDSF sendiri tidak hanya terfokus dalam pendayagunaan dana sosial saja akan tetapi YDSF juga turut andil dalam mengembangkan dakwah Islamiyah melalui dakwah bil qolam, hal tersebut dibuktikan dengan menerbitkan Majalah Falah dan yang terbaru adalah Majalah Digital Al-Falah yang posting melalui websitenya di www.ysdf.org.

Secara singkat Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF) didirikan pada 1 Maret 1987, Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF) telah dirasakan manfaatnya di lebih dari 25 propinsi di Indonesia. Paradigma prestasi YDSF sebagai lembaga pendayagunaan dana yang amanah dan profesional, menjadikannya sebagai lembaga pengelola zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) terpercaya di Indonesia.

Lebih dari 200.000 donatur dengan berbagai potensi, kompetensi, fasilitas, dan otoritas dari kalangan birokrasi, profesional, swasta, dan masyarakat umum telah terajut bersama YDSF membentuk komunitas peduli dhuafa. Mereka, dengan segala kemampuan terbaiknya, telah memberikan kontribusi, cinta, dan kepedulian dalam membangun negeri ini.

YDSF yang dikukuhkan menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional oleh Menteri Agama Republik Indonesia dengan SK No.523 tanggal 10 Desember 2001 menjadi entitas yang menaruh perhatian mendalam pada kemanusiaan yang universal. Melalui Divisi Penyaluran YDSF semakin meneguhkan pendayagunaan dana Anda secara syar‟i, efisien, efektif & produktif.


(16)

8

Lembaga yang memiliki visi “YDSF Surabaya sebagai lembaga sosial yang benar-benar amanah serta mampu berperan serta secara aktif dalam mengangkat derajat dan martabat umat Islam, khususnya di Jawa Timur.”

Dengan misi “Mengumpulkan dana masyarakat/ummat baik dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah, maupun lainnya dan menyalurkannya dengan amanah, serta secara efektif dan efisien untuk kegiatan-kegiatan diantaranya : 1. Meningkatkan kualitas sekolah-sekolah Islam;

2. Menyantuni dan memberdayakan anak yatim, miskin, dan terlantar; 3. Memberdayakan operasional dan fisik masjid, serta memakmurkannnya; 4. Membantu usaha-usaha dakwah dengan memperkuat peranan para dai,

khususnya yang berada di daerah pedesaan/terpencil;

5. Memberikan bantuan kemanusiaan bagi anggota masyarakat yang mengalami musibah.

Majalah Digital Al-Falah yang posting setiap bulan memiliki content isi, didominasi oleh rubrikasi-rubrikasi atau kolom yang bernuansakan Islami dan penjelasan berbagai layanan yang dikelola oleh YDSF diantaranya : Selasar, Info LD, Zakat, Tebar Rahmat, Muallaf, Mutiara Islam, Ruang Utama, Kolom, Kilas Buku, Konsultasi Agama, Konsultasi Kesehatan, Konsultasi Parenting, Konsultasi Psikologi, Konsultasi Ekonomi Syari‟ah, Kajian Bedah Hadits, YDSF Terkini, Iklan Baris, Islamuna, Doa, Adocil, Tasyakur & Ta‟ziyah, Performa, Uswah, Jejak, Cita Rasa dan Pojok.

Adapun rubrik yang dijadikan sumber penelitian ini adalah Rubrik Kajian Bedah Hadits pada edisi 317, 318, 319. Adapun penyampaian pesan


(17)

9

dakwah dalam rubrik Kajian Bedah Hadits pada majalah digital Al-Falah ini termasuk dalam bentuk dakwah bil qolam.

Dalam penelitian ini, peneliti lebih terfokus untuk mengetahui Pesan Dakwah Majalah digital Al-Falah. Maka dengan menggunakan Teori Teun A. Van Dijk untuk mengetahui bagaimana analisis wacana makna pesan dakwah dalam bentuk tulisan yang ada pada rubrik kajian bedah hadits.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian adalah

Bagaimana makna pesan dakwah dalam Rubrik Kajian Bedah Hadits Majalah Digital Al-Falah Edisi ke – 317, 318, 319 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: “Mengetahui makna pesan dakwah Rubrik Kajian Bedah Hadits Majalah Digital Al-Falah edisi 317-319 tahun 2014” dengan menggunakan analisis wacana Van Dijk.


(18)

10

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritik

a. Mampu mendeskripsikan serta mengeksplorasi pesan dakwah melalui media cetak / media digital.

b. Menambah wawasan tentang bagaimana sebuah media mengkontruksi suatu berita atau pengetahuan dan menyampaikan pesan dakwah melalui media cetak konvensional atupun online.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu informasi konsumtif dalam dakwah melalui media cetak konvensional atupun online.

b. Sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program S1 pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang telah penulis ikuti.


(19)

11

E. Definisi Konseptual

Pada definisi konseptual ini, peneliti menjelaskan tentang makna konsep yang ada dalam judul penelitian ini, yang nantinya akan dijadikan sebagai landasan pada pembahasan selanjutnya. Pemilihan konsep yang tepat memang mempunyai perspektif yang baik untuk mencapai kesuksesan penelitian harus bisa menentukan batasan ruang lingkup permasalahan yang diteliti, maka disini dapat dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul antara lain :

1) Pesan Dakwah

Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada komunikan, dakwah berasal dari bahasa Arab yang artinya panggilan, ajakan dan seruan. Dakwah menurut hamzah Ya‟qub dalam bukunya publik Islam memberikan pengertian Islam adalah mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan rasulnya.12

Jadi, definisi pesan dakwah adalah sesuatu yang disampaikan komunikator kepada komunikan yang berisi tentang Amar Ma‟ruf Nahi Mungkar, yakni menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada yang mungkar).

Sesuatu yang disampaikan bukan hanya melalui ucapan saja, akan tetapi dapat juga berupa tulisan dan lain sebagainya yang berisikan amar ma‟ruf nahi mungkar. Semua itu sudah termasuk dalam pesan dakwah.13

12

Asmuni syukir, dasar-dasar strategi dakwah Islam (Surabaya: Al-ikhlas,1983) hal 19 13


(20)

12

Yang dimaksud pesan dakwah dalam penelitian ini adalah pesan dalam bentuk tulisan yang terdapat pada rubrik Kajian Bedah Hadits.

2) Majalah Digital

Majalah Digital adalah majalah yang melalui digitalisasi melalui Online sehingga menjadi majalah digital. berfungsi sebagai sarana informasi dan menjadikannya sebagai media komunikasi yang dapat diakses melalui internet.

Majalah digital adalah suatu media kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan informasi. Keunggulan majalah digital bagi para konsumen baca yang benar-benar membutuhkan informasi yang tepat, tajam dan aktual.

Jika dulu hanya bisa membaca majalah pada umumnya dengan bahan baku kertas, sekarang majalah telah mengalami kemajuan dengan adanya proses digitalisasi majalah cetak kedalam bentuk majalah digital atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Online Magazine. kini masyarakat penikmat berita termasuk dapat membaca segala jenis majalah sebagai media informasi dengan lebih mudah dan praktis.

a. Keunggulan majalah digital 1. Dapat dibawa kemana-mana.

2. Harganya dapat dijangkau semua kalangan.

3. Dapat di baca berkali-kali dengan cara menyimpan file atau browsing langsung ke websitenya.


(21)

13

1. Masyarakat awam belum tentu paham tentang media digital. 2. Butuh koneksi internet bila di tempat-tempat tertentu.14

3. Butuh alat elektronik yang memadai seperti gadget, smartphone canggih, laptop / komputer.

F. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan sistematika, nantinya akan berisi tentang alur penambahan yang akan terdapat dalam bab pendahuluan sampai bab penutup. Adapun sistematika dalam pembahasan dalam penelitian ini meliputi :

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini merupakan bab awal yang berisikan latar belakang masalah yakni fenomena media dakwah digital yang mendasari penelitian ini. Adapun rumusan masalah merupakan akar masalah yang jawabannya akan ditemukan setelah melakukan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual, dan sistematika pembahasan.

BAB II KERANGKA TEORITIK. Pada bab ini berisikan tentang kajian pustaka yang membahas tentang teori kepustakaan yang terkait dengan Pesan Dakwah Majalah Digital Al-Falah, kajian teoritik yakni pembahasan kajian teori baik secara substantif atau wacana. Serta penelitian terdahulu yang relevan sebagai rujukan dan perbandingan terhadap penelitian yang dilakukan sekarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Merupakan Bab yang menjelaskan metode penelitian meliputi : pendekatan dan jenis penelitian, unit analisis, jenis

14


(22)

14

dan sumber data, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab penyajian dan analisis data ini menjelaskan tentang setting penelitian yaitu analisis wacana pesan dakwah yang terkandung dalam Rubrik Kajian Bedah Hadits Majalah Digital Al-Falah Edisi 317, 318, 319. Dan pada bab IV inilah yang nantinya akan menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.

BAB V PENUTUP. Dan bab penutup merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi, yang memuat kesimpulan dan saran.


(23)

BAB II

KERANGKA TEORETIK

A. Kajian Pustaka 1. Pesan Dakwah

a. Pengertian Pesan Dakwah

Pesan dakwah adalah semua ajaran Islam yang harus disampaikan kepada ummat Manusia. Ajaran Islam mengandung pengertian yang sangat luas, Secara bahasa Islâm berarti inqiyâd

(patuh), Islâm dari syarî„ah berarti menunjukkan ketundukkan dan prilaku syariah serta senantiasa melakukan apa yang dibawa oleh Nabi SAW, sehingga dengan keislaman itu darahnya dijaga dan hal-hal yang dibenci dihindari.15

1. Jenis Pesan Dakwah

Dakwah yang dilakukan oleh para pendakwah tidak akan pernah terlepas dari pesan dakwah. Karena pesan dakwah memainkan peranan yang sangat penting dalam upaya menciptakan perubahan yang berarti pada mitra dakwah. Pesan dakwah dapat meliputi apa saja, baik ekonomi, sosial, politik, keagamaan, budaya maupun berbagai sektor kehidupan lainnya yang mewarnai kehidupan masyarakat. Akan tetapi, secara mendasar pesan dakwah berisi tentang amar ma‟ruf

15

M. Tata Taufik, Dakwah Era Digital Seri Komunikasi Islam (Kuningan Jawa Barat; Pustaka Al-Ikhlash, 2013) hal. 71


(24)

16

(menganjurkan dan mengajak kepada kebaikan) dan nahi munkar (mencegah dari perbuatan yang dilarang oleh agama).

Abu Zahrah, merumuskan pesan yang terpenting dalam proses dakwah menjadi lima bagian, yaitu: pertama, tentang akidah Islamiah, yaitu akidah wahdaniyah (mengesakan Allah). Kedua, tentang keimanan (percaya) kepada al-Qur‟an, bahwa al-Qur‟an itu diturunkan dari Allah dan dapat melumpuhkan bangsa Arab untuk membuat yang serupa. Ketiga, pesan yang mengajarkan tentang perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Keempat, pemahaman yang memberikan keyakinan kepada manusia bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan yang baik dan berakhlak mulia. Dan kelima, pesan yang menjelaskan tentang tujuan Islam bagi individu dan masyarakat dengan prinsip menghormati manusia, keadilan hukum diantara manusia, keadilan dalam masyarakat dan bernegara, persamaan dan kemerdekaan, gotong royong dalam kebaikan dan takwa, serta melarang gotong royong dalam berbuat dosa.16

Secara lebih spesifik, Asmuni Syukir, berpendapat bahwa pesan dakwah meliputi tiga hal pokok, yakni masalah aqidah, syar‟iyah, dan budi pekerti (akhlaqul karimah).17

Sedangkan secara garis besar, pesan dakwah mencakup seluruh ajaran Islam secara kaffah (keseluruhan), tidak sepenggal-penggal atau

16

Abu Zahrah, Dakwah Islamiah, Terjemahan oleh Ahmad Subandi dan Ahmad Sumpeno (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 159-161

17

Untuk penjelasan secara lebih mendetail mengenai pesan dakwah yang dikemukakan oleh Asmuni Syukir di atas, dapat dirujuk dalam Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, hal. 60-63.


(25)

17

sepotong-potong. Tetapi meskipun demikian, pesan dakwah yang hendak disampaikan kepada mitra dakwah, mesti disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi riil mitra dakwah yang bersangkutan, artinya sesuai dengan pola pikir, keperluan, dan permintaannya.18 Sehingga pesan dakwah yang akan disampaikan dapat lebih mengena dan tidak menyebabkan pemahaman yang bisa bagi mitra dakwah yang bersangkutan.

Pada hakikatnya, kegiatan dakwah yang dilakukan oleh para pendakwah bertujuan untuk menyampaikan risalah Illahi dengan cara lemah lembut (persuasif) dan tanpa adanya paksaan sedikit pun. Maka secara otomatis pesan dakwah yang hendak disampaikan oleh para pendakwah pun mesti merujuk pada kalam (ketentuan) Illahi pula, yakni dalam agama Islam berupa ketetapan dan ketentuan Allah SWT yang berupa kitab suci al-Qur‟an dan manifestasi secara riil dari kitab suci al-Qur‟an yang diimplementasikan oleh rasulullah Muhammad SAW yang dinamakan al-Hadits/as-Sunnah serta hasil ijtihad para ulama yang menggunakan akal mereka untuk menentukan hukum dan ketentuan baru dengan cara melakukan analogi (penyamaan) maupun penjelasan secara lebih rinci dari sumber hukum ajaran Islam yang pokok (al-Qur‟an dan hadits) yang disesuaikan dengan kondisi riil yang berisi tentang berbagai problematika dan dinamika hidup yang senantiasa dihadapi oleh manusia dari zaman ke zaman yang belum

18


(26)

18

dijelaskan secara spesifik dan sistemik di dalam al-Qur‟an maupun al -Hadits.19

Sementara itu, Moh. Ali Aziz, menuturkan bahwa secara garis besar, pesan dakwah terbagi menjadi dua, yaitu pesan utama (al-Qur‟an dan hadits) dan pesan tambahan atau penunjang (selain al-Qur‟an dan hadits). Pesan-pesan dakwah tersebut antara lain :

1) Ayat-ayat Al-Qur‟an.

Al-Qur‟an adalah wahyu penyempurna. Seluruh wahyu

yang diturunkan Allah SWT kepada nabi-nabi terdahulu termaktub dan teringkas dalam al-Qur‟an. Untuk melihat kandungan al -Qur‟an, dapat ditelaah antara lain kandungan surat al-Fatihah yang oleh para ulama dikatakan sebagai ringkasan al-Qur‟an. Dalam surat al-Fatihah, terdapat tiga bahasan pokok yang sebenarnya menjadi pesan sentral dakwah, yaitu akidah (ayat 1 – 4), ibadah (ayat 5 – 6), dan muamalah (ayat 7). Ketiga hal itulah yang menjadi pokok-pokok ajaran Islam. Semua pokok ajaran Islam tersebut disebutkan secara global dalam al-Qur‟an, sedangkan detailnya dijelaskan dalam hadits. Dalam mengutip ayat al-Qur‟an sebagai pesan dakwah, ada beberapa etika yang harus diperhatikan: a) Penulisan atau pengucapan ayat al-Qur‟an harus benar.

19

Asmuni Syukir berpendapat bahwa pada hakikatnya sumber pesan dakwah terdiri dari

al-Qur‟an, hadits dan pendapat para ulama (pemikiran ulama/rakyu ulama). Meskipun demikian,

pendapat para ulama tersebut mesti merujuk kepada dua sumber hukum ajaran Islam yang pokok, yakni al-Qur‟an dan hadits. Dan apabila tidak merujuk pada dua sumber hukum agama Islam tersebut (al-Qur‟an dan hadits), apalagi menyelisihi, maka pesan dakwah yang disampaikan tidak dapat disebut sebagai pesan yang bermuatan dakwah, tetapi hanya sekedar opini yang berdasarkan pemikiran manusia semata, dan secara otomatis dakwahnya tidak sah dan tertolak. Lihat dalam Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, hal. 63-64.


(27)

19

b) Penulisan atau pengucapan ayat al-Qur‟an sebaiknya disertai terjemahannya.

c) Sebaiknya ayat al-Qur‟an ditulis pada lembaran yang tidak mudah diletakkan pada tempat yang kotor atau mudah terinjak. d) Penulisan atau pengucapan ayat al-Qur‟an sebaiknya tidak

dipenggal dari keseluruhan ayat, agar terhindar dari distorsi pemahaman.

e) Sebaiknya ayat al-Qur‟an dibaca dengan tartil dan jelas.

f) Ketika mengutip ayat al-Qur‟an, sebelumnya perlu didahului ungkapan atau tulisan.

g) Antara ayat yang dikemukakan dengan topik dakwah harus sesuai dan relevan.

h) Sebelum membaca ayat al-Qur‟an, pendakwah hendaknya membaca ta„awwudh dan basmalah.

2) Hadits Nabi SAW

Segala hal yang berkenaan dengan Nabi SAW yang meliputi ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat, bahkan ciri fisiknya dinamakan hadits. Jumlah hadits Nabi SAW yang termaktub dalam beberapa kitab hadits sangat banyak. Sehingga terlalu berat bagi pendakwah untuk menghafal semuanya. Maka pendakwah cukup membuat klasifikasi hadits berdasarkan kualitas dan temanya. Dalam mengutip hadits Nabi SAW, ada beberapa etika yang harus diperhatikan oleh para pendakwah :


(28)

20

a) Penulisan atau pengucapan hadits harus benar.

b) Penulisan atau pengucapan matan hadits sebaiknya disertai terjemahannya, agar pengertiannya dapat dipahami oleh mitra dakwah.

c) Nama Nabi SAW atau Rasulullah SAW serta nama perawi sahabat dan perawi penulis kitab hadits harus disebutkan. d) Pendakwah harus memprioritaskan hadits yang lebih tinggi

kualitasnya.

e) Pengungkapan hadits harus sesuai dengan topik yang dibicarakan.

3) Pendapat Para Sahabat Nabi SAW

Orang yang hidup semasa dengan Nabi SAW, pernah bertemu dan beriman kepadanya adalah sahabat Nabi SAW. Pendapat sahabat Nabi SAW memiliki nilai tinggi, karena kedekatan mereka dengan Nabi SAW dan proses belajarnya yang langsung dari beliau. Sama dengan kutipan-kutipan sebelumnya, dalam mengutip pendapat sahabat juga harus mengikuti etika sebagai berikut :

a) Tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan hadits. b) Menyebutkan nama sahabat yang dikutip. c) Menyebut sumber rujukan.

d) Membaca do‟a dengan kata radliyallahu „anhu „anha atau menulis dengan singkatan r.a dibelakang nama sahabat.


(29)

21

4) Pendapat Para Ulama

Meski ulama berarti semua orang yang memiliki ilmu pengetahuan secara mendalam, namun maksud ulama disini dikhususkan untuk orang yang beriman, menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan menjalankannya. Pendapat ulama apa pun isi dan kualitasnya harus dihargai, karena ia dihasilkan dari pemikiran yang mendalam berdasarkan sumber utama hukum Islam serta telah men”diskusi”kannya dengan pendapat ulama-ulama yang telah ada. Adapun etika mengutip pendapat ulama adalah sebagai berikut :

a) Tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan hadits. b) Menyebut nama ulama yang dikutip.

c) Mengetahui argumentasinya, agar terhindar dari kepengikutan yang tidak cerdas (taqlid).

d) Memilih pendapat ulama yang tertulis dari pada pendapat yang didapatkan dari komunikasi lisan.

e) Memilih pendapat ulama yang paling kuat dasarnya dan paling besar manfaatnya untuk masyarakat.

f) Menghargai setiap pendapat ulama, meski kita harus memilih salah satunya.

g) Sebaiknya kita mengenal jati diri ulama, walaupun tidak sempuma, sebelum mengutip pendapatnya.


(30)

22

Tidak sedikit ayat al-Qur‟an yang bisa kita pahami lebih mendalam dan luas setelah dibantu hasil sebuah penelitian ilmiah. Inilah hasil penelitian yang menjadi salah satu sumber pesan dakwah. Oleh sebab itu, pengutipan hasil penelitian ilmiah untuk pesan dakwah harus berpegang pada etika berikut :

a) Menyebut nama penelitinya, atau lembaga bila melibatkan suatu lembaga.

b) Menyebutkan objek penelitian yang sesuai dengan topik dakwah.

c) Disajikan dengan kalimat yang singkat dan jelas.

d) Disampaikan kepada mitra dakwah yang memahami fungsi penelitian.

e) Disampaikan untuk menguatkan pesan utama dakwah. Bukan sebaliknya, pesan utama dakwah dipakai untuk memperkuat hasil penelitian.

6) Kisah dan Pengalaman Teladan

Ketika mitra dakwah merasa kesulitan dalam mencerna konsep-konsep yang disampaikan oleh pendakwah, maka pendakwah sebaiknya mencari upaya-upaya yang memudahkannya. Ketika mereka kurang antusias dan kurang yakin terhadap pesan dakwah, maka pendakwah sebaiknya mencari keterangan yang menguatkan argumentasinya atau bukti-bukti nyata dalam kehidupan. Salah satu diantaranya adalah


(31)

23

menceritakan pengalaman seseorang atau pribadi yang terkait dengan topik.

7) Berita dan Peristiwa

Pesan dakwah bisa berupa berita tentang suatu kejadian. Peristiwanya lebih ditonjolkan dari pada pelakunya. Berita (kalam khabar) menurut istilah ilmu al-Balaghah dapat benar atau dusta. Berita dikatakan benar jika sesuai dengan fakta. Jika tidak sesuai, disebut berita bohong. Hanya berita yang diyakini kebenarannya yang patut dijadikan pesan dakwah. Dalam menjadikan berita sebagai penunjang pesan dakwah, terdapat beberapa etika yang harus diperhatikan :

a) Melakukan pengecekan berkali-kali sampai diyakini kebenaran berita tersebut.

b) Dampak dari suatu berita juga harus dikaji.

c) Sifat berita adalah datar, hanya memberitahukan (to inform). d) Berita yang disajikan harus mengandung hikmah.

8) Karya Sastra

Pesan dakwah kadangkala perlu ditunjang dengan karya sastra yang bermutu, sehingga lebih indah dan menarik. Karya sastra ini dapat berupa: syair, puisi, pantun, nasyid atau lagu, dan sebagainya. Karya sastra yang dijadikan pesan dakwah harus berlandaskan etika sebagai berikut :


(32)

24

mendorong berbuat kebaikan.

b) Dibentuk dengan kalimat yang indah.

c) Ketika pendakwah mengungkapkan sebuah sastra secara lisan, kedalaman perasaan harus menyertainya, agar sisi keindahannya dapat dirasakan.

d) Jika diiringi musik, maka penyampaian karya sastra tidak dengan alat musik yang berlebihan.

9) Karya Seni

Karya seni juga memuat nilai keindahan yang tinggi. Jika karya sastra menggunakan komunikasi verbal (diucapkan), karya seni banyak mengutarakan komunikasi non-verbal (diperlihatkan). Pesan dakwah jenis ini mengacu pada lambang yang terbuka untuk ditafsirkan oleh siapa pun. Bagi pecinta karya seni, pesan dakwah jenis ini lebih banyak membuatnya berpikir tentang Allah SWT dan makhluk-Nya, lebih dari pada ketika hanya mendengar ceramah agama. Untuk menjadikan karya seni sebagai pesan dakwah, ada beberapa etika yang harus diperhatikan, yaitu :

a) Diupayakan sedemikian rupa agar karya seni tidak ditafsirkan secara salah oleh mitra dakwah.

b) Menurut ulama yang berpaham tekstualis (memahami ayat atau hadits sesuai dengan teksnya), tidak dibenarkan karya seni dengan objek makhluk hidup.


(33)

25

simbol agama, melecehkan orang lain, atau menimbulkan dampak-dampak negatif lainnya, baik langsung maupun tidak langsung.20

2. Tema-tema Pesan Dakwah

Menurut RB. Khatib Pahlawan Kayo, pada dasarnya tema-tema pesan dakwah meliputi bidang pengajaran dan akhlak. Pada bidang pengajaran, harus menekankan dua hal: Pertama, pada hal keimanan dan ketauhidan sesuai dengan kemampuan daya pikir mitra dakwah.

Kedua, mengenai hukum-hukum syara‟ seperti: wajib, haram, sunnah, makruh, dan mubah. Sedangkan pada bidang akhlak, harus menerangkan tentang batasan-batasan akhlak yang baik, mulia, dan terpuji serta mana pula batasan-batasan akhlak yang buruk, hina, dan tercela.21

Sementara itu, M. Hafi Anshari menuturkan bahwa pada prinsipnya tema-tema pesan dakwah meliputi tiga hal prinsip, yaitu : 1) Aqidah, yang menyangkut sistem keimanan atau kepercayaan

kepada Allah SWT.

2) Syari‟at, yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktifitas setiap muslim di dalam semua aspek hidup dan kehidupannya, misalnya mengenai apa saja yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, mana saja yang halal dan haram, mubah, dan

20

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hal. 319-331. 21

RB. Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah: Dari Dakwah Konvensional Menuju Dakwah Profesional (Jakarta: Amzah, 2007), hal. 52-53.


(34)

26

sebagainya.

3) Akhlaq, yaitu menyangkut tata cara berhubungan baik secara vertikal dengan Allah SWT, maupun secara horizontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk-makhluk Allah.22

3. Karakteristik Pesan Dakwah

Pesan dakwah memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan secara mendasar dengan pesan-pesan yang tidak mengandung unsur dakwah. Untuk memastikan bahwa pesan dakwah memiliki karakteristik, Abd. Al-Karim Zaidan, dalam Moh. Ali Aziz, mengemukakan lima karakter pesan dakwah, yaitu :

1) Berasal dari Allah SWT (annahu min „indillah). 2) Mencakup semua bidang kehidupan (al-syumul).

3) Umum untuk semua manusia (al- „umum).

4) Ada balasan untuk setiap tindakan (al-jaza‟fi al-Islam).

5) Seimbang antara idealitas dan realitas (al-mitsaliyyah wa al-waqi „iyyah).23

Sedangkan Asep Muhiddin, merumuskan karakteristik pesan dakwah sebagai berikut :

1) Islam sebagai agama fitrah.

2) Islam sebagai agama rasional dan pemikiran. 3) Islam sebagai agama ilmiah, hikmah, danfiqhiyah.

22

M. Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hal. 146. 23


(35)

27

4) Islam sebagai agama argumentatif (hujjah) dan demonstratif

(burhan).

5) Islam sebagai agama hati (qalb), kesadaran (wijdan), dan nurani

(dhamir).

6) Islam sebagai agama kebebasan (huriyah) dan kemerdekaan

(istiqlal)24

b. Metode Dakwah

Dalam Kamus Ilmiah Populer, metode adalah cara yang teratur dan sistematis untuk melaksanakan sesuatu atau cara kerja.25 Dari definisi tersebut, apabila dikaitkan dengan aktivitas dakwah, setidaknya terdapat tiga karakter yang melekat dalam metode dakwah, yaitu :

a. Metode dakwah merupakan cara-cara sistematis yang menjelaskan arah strategi dakwah yang telah ditetapkan. Ia bagian dari strategi dakwah.

b. Karena menjadi bagian dari strategi dakwah yang masih berupa konseptual, metode dakwah bersifat lebih konkret dan praktis. Ia harus dapat dilaksanakan dengan mudah.

c. Arah metode dakwah tidak hanya meningkatkan efektivitas dakwah, melainkan pula bisa menghilangkan hambatan-hambatan

24

Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur‟an: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan Wawasan,hal. 150-151.

25


(36)

28

dakwah.26 a. Metode Diskusi

Metode diskusi pada era sekarang sering dilakukan lewat berbagai diskusi keagamaan, dimana pendakwah berperan sebagai nara sumber, sedangkan mitra dakwah berperan sebagai audien.27 Diskusi sebagai metode dakwah adalah bertukar pikiran tentang suatu masalah keagamaan sebagai pesan dakwah antar beberapa orang dalam tempat tertentu. Dalam diskusi, pasti ada dialog yang tidak hanya sekedar bertanya, tetapi juga memberikan sanggahan atau usulan. Berhasil atau tidaknya suatu diskusi dakwah, banyak ditentukan oleh baik tidaknya moderator atau ketua diskusi dalam memimpin diskusi. Jos Daniel Parera, menyebutkan bahwa tugas-tugas pimpinan diskusi adalah sebagai berikut :

1) Menjelaskan tujuan dan maksud diskusi.

2) Menjamin kelangsungan diskusi secara teratur dan tertib. 3) Memberikan stimulasi, anjuran, ajakan, agar setiap peserta

benar-benar mengambil bagian dari diskusi tersebut.

4) Menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan serta membuat beberapa kesimpulan kesepakatan dan beberapa persetujuan bersama.

5) Mempersiapkan laporan.28

26

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hal. 358. 27

Munzier Suparta & Harjani Hefni (ed.), Metode Dakwah, hal. 23. 28


(37)

29

2. Media dakwah

Media berasal dari bahasa latin yang secara harfiah berarti perantara, pesan komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.29 Media dakwah media ini hampir bisa disebut sebagai makanan pokok masyarakat. Sebagai salah satu contoh dalam media dakwah adalah majalah. Ini merupakan alat informasi guna memberi wawasan, gagasan ilmu pengetahuan.

Munculnya beberapa surat kabar yang membawa misi dakwah dan solidaritas Ukhuwah Islamiyah ternyata besar sekali manfaatnya. Disamping menjadi bekal untuk membela umat, juga tampil sebagai penjaga kebudayaan Islam.30 Terbitnya media oleh partai-partai bernuansa isla bertujuan meluruskan aqidah/kepercayaan manusia yang banyak menyimpang dari kebenaran.

3. Majalah Digital

Majalah (magazine) berarti ageneral storehouse atau gudang yang berisi beraneka ragam informasi. Majalah adalah penerbitan prodical. Maksudnya alat komunikasi yang berbentuk publikasi yang terbit berkala.31

Majalah merupakan gabungan uraian fakta atau pendapat, yang dirangkai dalam satu wadah atau mata acara. Ada majalah yang isinya homogen, yang disebut majalah khusus, dan ada pula yang isinya

29

Mohammad Ali Azis, Ilmu Dakwah, edisi revisi (Surabaya: IAIN Press, 2009), h.403 30

Suf Kasman, Jurnalisme Universal, (Bandung: Teraju, 2004), h. 202 31


(38)

30

hiterogen yang disebut majalah umum. Majalah udara ini dapat menjadi mata acara yang sangat menarik minat khalayak karena tayangnya lebih beragam dan lebih leluasa diolah dengan materi yang selektif.

Apa itu Majalah Digital/ Digital Magazine? Pengertian Majalah Digital atau majalah online adalah sebuah majalah yang melalui tahap digitalisasi sehingga berbentuk Majalah Digital, berfungsi sebagai sarana informasi dan menjadikannya sebagai media komunikasi yang dapat diakses melalui internet. Seberapa pentingkah Majalah Digital atau majalah online? Apa keunggulan Majalah Digital atau majalah online bagi para konsumen baca yang benar-benar membutuhkan informasi yang tepat, tajam dan aktual.

Majalah Online atau Majalah Digital adalah satu produk kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan informasi. Jika dulu anda hanya bisa membaca majalah pada umumnya dengan bahan baku kertas, sekarang majalah telah mengalami kemajuan dengan adanya proses digitalisasi majalah cetak kedalam bentuk majalah online atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Majalah Digital. Dengan adanya proses digitalisasi majalah cetak kedalam bentuk majalah online atau biasa dimengerti khalayak luas dengan sebutan e magazine, kini masyarakat penikmat berita termasuk anda dapat membaca segala jenis majalah sebagai media informasi dengan lebih mudah dan praktis.

Betapa tidak, dengan adanya Majalah Digital anda tidak perlu repot untuk membeli majalah tertentu yang ingin anda baca. Hanya dengan


(39)

31

mengakses nya melaui internet, anda bisa membaca majalah manapun yang anda minati dalam mendapatkan informasi dan berita terkini baik edisi majalah tertentu mulai dari yang terbaru sampai edisi lampau. Sekarang e magazine pun dapat anda akses juga dapat anda baca melalui gadgets dan smartpones yang anda miliki. Jadi, dimanapun dan kapanpun anda berada, anda dapat membaca majalah tertentu yang anda minati dengan mudah dan praktis guna mendapatkan informasi, berita dan tips terkini. Banyak sekali keuntungan yang bisa anda dapatkan dari bentuk majalah yang telah mengalami proses digitalisasi ini, salah satu keuntungan nya adalah anda dapat membaca nya terlebih dahulu sebelum edisi cetak nya diterbitkan.

Jika anda merasa heran mengapa hal tersebut bisa terjadi, tentu saja bisa. Majalah Digital memang benar lebih cepat terbit dibandingkan majalah cetak pada umumnya karena majalah online yang biasa disebut e magazine ini tidak memerlukan proses cetak sama sekali seperti apa yang dibutuhkan oleh majalah cetak lain nya sehingga proses terbit nya pun akan lebih cepat. Hal tersebut juga menjadi salah satu landasan bagi para penerbit majalah untuk beralih kepada majalah online karena majalah online dapat menjadi salah satu solusi untuk meringankan biaya produksi dikarenakan tidak memerlukan proses cetak sama sekali.

Setiap orang menyukai hal yang praktis dan mudah. Jika ada solusi terbaik untuk melakukan segala hal dengan praktis, lalu mengapa anda harus memilih yang rumit, benar begitu bukan? Hal serupa juga terjadi


(40)

32

dalam mengakses informasi dan berita melalui majalah. Dengan canggih nya teknologi saat ini, membaca majalah pun dapat dilakukan dengan praktis dan mudah. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan beralih untuk mengakses informasi dan berita melaui majalah online atau yang biasa dikenal dengan majalah digital. Ini adalah versi yang lebih modern dan canggih daripada majalah cetak karena format informasi dan berita yang terkandung di dalam nya telah mengalami proses digitalisasi kedalam bentuk file digital sehingga anda dapat mengakses nya melalui ponsel, smartpones, dan juga gadgets lain nya.

Dengan adanya majalah online atau majalah digital tentunya para publisher majalah pun beralih untuk menjalankan bisnis mereka dalam dunia penerbitan majalah online ketimbang majalah cetak. Hal tersebut dikarenakan mempublikasikan majalah digital tentu saja dapat meminimalkan biaya produksi karena majalah digital tidak memerlukan proses cetak sama sekali. Selain itu, khalayak luas juga lebih senang mengakses informasi dan berita melalui majalah digital.32

Di tengah arus teknologi internet yang makin berkembang, dijadikan masyarakat sebagai sarana untuk penyebaran dan pencarian informasi. Salah satunya melalui majalah dengan sistem online. Dan majalah dengan sistem online dianggap sebagai salah satu jenis media yang memiliki banyak kelebihan daripada media cetak atau media elektronik.

32

https://dimasmultimedia.wordpress.com/2013/09/30/digital-magazine-online-magazine/ 12/12/2014


(41)

33

Beberapa kelebihan majalah dengan sistem online di antaranya adalah :

1. Majalah dengan sistem online memiliki kecepatan berita. Sebab, informasi yang disajikan berupa perkembangan informasi terkini. Hal ini berbeda dengan majalah cetak yang harus melewati proses produksi, sehingga informasi terkini menjadi tidak didapatkan.

Dengan kemampuan untuk dapat mengupdate berita dengan lebih cepat maka keberadaan majalah dengan sistem online ini dapat mengakomodir kebutuhan manusia saat ini akan kemudahan dan kecepatan dari berita itu sendiri.

Kehadiran majalah dengan sistem online memang sejalan dengan adanya kemudahan sistem internet dimana saat ini internet sudah seakan menjadi salah satu kebutuhan dasar alam kehidupan manusia. Internet sudah begitu dekat dengan kehidupan manusia. Kehidupan manusia semakin dibuat lebih mudah dengan adanya internet. Manusia saat ini yang memang memiliki kebutuhan akan cepatnya informasi dapat dipenuhi dengan adanya internet.

Dengan interenet manusia dapat mengejar berita atau informasi apapun yang sedang terjadi di belahan bumi manapun dengan lebih cepat dan mudah. Jika dahulu dengan adanya berita dalam bentuk majalah konvensional, seseorang harus menunggu terbitnya berita tersebut secara berkala sesuai dengan kebijakan dari si penerbit majalah tersebut, maka saat ini hal ini tak perlu untuk dilakukan.


(42)

34

Untuk mendapatkan berita dengan lebih cepat maka seseorang hanya perlu untuk menghidupakan gadget mereka, duduk di depan layar komputer sambil menghubungkannya dengan sambungan internet. Secara sekejap maka apa yang ingin diketahui akan mudah diketahui. Informasi yang disajikan di majalah dengan sistem online ini sudah dapat dinikmati dengan mudah, cepat dan juga murah.

Seakan keberadaan sistem online yang begitu mendunia ini semakin memanjakan kehidupan manusia. Manusia di jaman yang serba moderen ini membutuhkan segala hal dapat dilakukan dengan lebih cepat termasuk pemerolehan berita dan informasi. Keberadaan sistem online ini secara jelas dan nyata memudahkan hal ini.

2. Tidak perlu berlangganan atau membeli untuk bisa membaca majalah dengan sistem online. Hal ini berbeda dengan majalah cetak, di mana untuk bisa membaca isi majalah tersebut kita harus membeli atau berlangganan.

Inilah sisi ekonomis yang akan diperoleh dari keberadaan majalah dengan sistem online ini. biasanya untuk majalah konvensional, kita diperlukan untuk memesan atau menjadi pelanggan yang akan didistribusikan majalah itu kepada kita secara berkala menurut waktu terbitnya. Dan hal ini secara nyata pula akan membutuhkan anggaran dalam keuangan kita.

Sedangkan dalam sistem online ini, kita tak perlu untuk melakukan hal ini, tidak ada sistem pemesanan majalah setiap waktu terbitnya. Karena


(43)

35

setiap saat kita sudah dapat untuk mengakses website majalah tersebut dan mengupdate semua informasi dan berita yang disajikan.

Dalam hal pengeluaran kita tak dibutuhkan untuk membayar sejumlah uang tertentu, karena dana yang kita butuhkan dalam mengakses majalah dengan sistem online ini adalah bagaimana kita mendapatkan sambungan atau koneksi internet. Dan hal ini akan dianggap jauh lebih murah. Karena dengan sejumlah uang untuk koneksi internet, kita tak hanya akan mendapatkan imbal balik dari kemampuan untuk mengakses majalah dengan sistem online ini saja namun kitapun masih dapat untuk mengakses segala hal dalam dunia online selama memang sambungan internet masih berjalan.

3. Berita majalah dengan sistem online disampaikan secara singkat dan jelas sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca. Penyajian berita memang disajikan dengan sangat memanjakan para pembacanya. Kata atau kalimat yang digunakan di setiap artikel memang padat dan jelas. Namun kepadatan dari setiap artikel yang ada mampu untuk mengakomodir setiap isi dari berita sehingga masih mampu untuk menghadirkan berita dengan jelas dan lengkap.

Jikalau berita yang disajikan masih belum dapat memuaskan dari pihak pembaca maka pembaca masih dapat untuk mencari referensi dari topik yang dibaca di dalam sumber online yang lainnya.


(44)

36

Cukup mengetik ke search engine akan hal yang ingin diketahui maka semua informasi yang dibutuhkan sudah dapat tersajikan dan kita tinggal memilih mana yang akan kita baca.

Namun memang penyaji majalah ini akan memberikan banyak berita dalam topik yang sama. Semuanya akan diambil dari satu sisi yang berbeda. Setiap sisi ini akan dibahas dalam satu artikel yang berbeda namun kita masih diberikan link atau penghubung terhadap berita lain yang masih dalam satu topik. Dan hal ini akan memudahkan kita untuk mendapatkan berita tersebut.

Salah satu contohnya adalah kasus meninggalnya seorang anak di Jakarta akibat adanya tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. Pihak majalah akan memberikan pembedaan atas berita yang dibuat.

Misalnya adalah dalam satu artikel membahas kronologi kematian dia, satu artikel lain membahas siapa orang yang bertanggung jawab atas kematiannya, satu artikel yang lain akan membahas bagaimana keadaan tubuhnya sampai ia meninggal.

Jika kita lihat dari pembagian subjek berita ini maka akan terlihat adanya banyak berita yang berbeda. Namun sejatinya semuanya masih dalam satu topik pembahasan hanya saja setiap artikel mengambil sisi atau tema yang lainnya. Hal ini sejatinya semakin memberikan kerincian akan berita yang disajikan.


(45)

37

4. Majalah dengan sistem online ini tak akan memberikan kesan yang menumpuk di salah satu ruangan rumah kita seperti halnya majalah konvensional. Karena memang majalah ini hanya akan tersimpan di

file gadget kita.

Untuk majalah konvensional biasanya sudah berbentuk lembaran kertas. Namun majalah dengan sistem online ini hnaya berupa soft copy. Dengan bentuk ini sejatinya akan lebih memudahkan kita untuk mencari berita yang kita inginkan.

Di dalam majalah konvensional, jika kita ingin mencari satu berita tertentu, kita perlu untuk membolak-balik setiap edisi dari majalah tersebut dan mencarinya di setiap halaman. Namun hal ini tak perlu kita lakukan dalam majalah dengan sistem online ini.

Yang perlu kita lakukan hanya melihat nama file yang sudah kita simpan di dalam folder majalah yang sudah kita beri nama. Kita tinggal melihat nama akan berita yang kita inginkan. Hal ini jika kita selalu setia untuk menyimpan setiap artikel yang disajikan di setiap rubrik dari majalah.

Jika memang kita tak menyimpan setiap artikel ini maka ketika kita membutuhkan satu berita atau informasi tertentu maka yang kita butuhkan adalah hanya cukup mengetik akan berita tersebut di search engine dan seluruh berita yang ada akan tersajikan di sana.

Pembaca bisa membaca majalah dengan sistem online di mana pun dan kapanpun tanpa harus tergantung pada sesuatu. Cukup menggunakan


(46)

38

perangkat media komputer atau telepon genggam (handphone / gatget) maka kita bisa memilih majalah online apa saja.

4. Pengertian Analisis Wacana

Pada dasarnya, analisis merupakan upaya yang dilakukan untuk mengungkap identitas objek analisis. Karena objek analisis wacana tidak pernah hadir sendirian, selalu disertai konteks, maka konteks merupakan penentu identitas objek analisis. Dalam hal ini kita memfokuskan objek kita pada salah satu media massa yang ada, yaitu majalah. Tetapi dengan mencoba menganalisis wacana tersebut, kita akan mengetahui motif/ideologi yang tersembunyi di balik teks berita tersebut secara sederhana, cara membaca yang lebih mendalam dan jauh ini disebut sebagai analisis wacana.

Istilah wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut saat ini selain kata demokrasi, hak asasi manusia, masyarakat sipil, dan lingkungan hidup. Akan tetapi, seperti umumnya banyak kata semakin tinggi disebut dan dipakai kadang bukan makin jelas tetapi semakin membingungkan dan rancu. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan atau diskursus. Kata wacana juga dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan lain sebagainya.


(47)

39

maju (dalam pembahasan) menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya”, dan “komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur”. Jika definisi ini kita pakai sebagai pegangan, maka dengan sendirinya semua tulisan yang teratur, yang menurut urut-urutan yang semestinya atau logis adalah wacana. Oleh karena itu, sebuah wacana harus mempunyai dua unsur penting, yakni kesatuan (unity) dan kepaduan (coherence).

Sebuah tulisan adalah sebuah wacana. Tetapi, apa yang dinamakan wacana itu tidak perlu hanya sesuatu yang tertulis seperti diterangkan dalam kamus Webster; sebuah pidato pun adalah wacana juga. Sementara itu, dalam pengertian yang lebih sederhana, wacana berarti cara objek atau ide yang diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas. Kleden menyebut wacana sebagai “Ucapan dalam mana seseorang pembicara menyampaikan sesuatu tentang sesuatu kepada pendengar”. Wacana selalu mengandaikan pembicara atau penulis, apa yang dibicarakan, dan pendengar/pembaca. Bahasa merupakan mediasi dalam proses ini. Wacana itu sendiri, seperti dikatakan Tarigan, mencakup keempat tujuan penggunaan bahasa, yaitu “Ekspresi diri sendiri, eksposisi, sastra, dan persuasi”.33

Dalam ilmu Komunikasi dan kajian media, analisis wacana diperkenalkan oleh Van Dijk dan Foutlogh. Dalam penelitian ini, peneliti dengan sengaja akan menggunakan analisis wacana model Van Dijk.

33


(48)

40

5. Deskripsi Model Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

Dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh beberapa ahli, adalah model Van Dijk yang paling banyak dipakai. Hal ini kemungkinan karena Van Dijk mampu mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis. Model yang dipakai oleh Van Dijk ini sering disebut sebagai “kognisi sosial”.34

Nama pendekatan semacam ini tidak dapat dilepaskan dari karakteristik pendekatan yang diperkenalkan oleh Van Dijk. Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Ia juga melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu.

Berbagai masalah yang kompleks dan rumit itulah yang coba digambarkan dalam model van Dijk. Bagaimana media menempatkan rasialisme itu sehingga tampak sebagai suatu kewajaran. Media membentuk konsensus dan pembenar bahwa seperti itulah kenyataannya. Wacana oleh Van Dijk digambarkan menjadi tiga dimensi/bangunan, yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis Van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan

34


(49)

41

analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Model dari analisis van Dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel.1

Model Analisis Wacana Van Dijk35

Jadi wacana tidak hanya ada begitu saja tetapi bagian dari struktur diskursif yang ada, yang dikenal sebagai Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis). Analisis wacana termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana media, dan pada akhirnya berita harus dipahami dalam keseluruhan proses produksi dan struktur sosial.

a) Teks

Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia membaginya ke dalam tiga tingkatan. Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita.

35


(50)

42

Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar.

Teks adalah sebuah objek kenikmatan, sebagaimana diproklamirkannya dalam buku Sade / Fourier / Loyola: “The text is an object of pleasure. (Teks adalah objek kenikmatan)”. Sebuah

kenikmatan dalam pembacaan sebuah teks adalah kesenangan kala menyusuri halaman demi halaman objek yang dibaca. Sebentuk keasyikan tercipta yang hanya dirasakan oleh si pembaca itu sendiri. Kenikmatan yang dimaksud Barthes, selain pada ranah bahasa (teks), juga terkait dengan tubuh. Dalam The Pleasure Of The Text, Barthes menunjukkan bahwa konsep kenikmatan yang dianutnya menyangkut atau berada dalam rangka aktivitas semiologi maupun analisis tekstual.

Teks juga bisa kita artikan sebagai “seperangkat tanda yang ditransmisikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima melalui medium tertentu dan kode-kode tertentu”. Teun Van Dijk melihat teks terdiri dari beberapa struktur atau tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung seperti pada tabel berikut ini :


(51)

43

Struktur Makro

Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/tema yang diangkat oleh suatu teks

Superstruktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan

Struktur Mikro

Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks

Tabel. 2

Struktur Teks Wacana Van Dijk36

b) Kognisi Sosial

Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Van Dijk menawarkan suatu analisis yang disebut sebagai kognisi sosial. Menurut Van Dijk, kognisi sosial terutama dihubungkan dengan proses produksi suatu berita amatlah penting. Proses terbentuknya teks ini tidak hanya bermakna bagaimana suatu teks itu dibentuk, proses ini juga memasukkan informasi yang digunakan untuk menulis dari suatu bentuk wacana tertentu, seperti dari wawancara, laporan, konferensi pers atau debat parlemen. Proses itu juga memasukkan didalamnya bagaimana peristiwa ditafsirkan, disimpulkan, dan dimaknai oleh wartawan yang akan ditulis dalam sebuah berita.37

Dalam pandangan Van Dijk dijelaskan bahwa produksi berita

36

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKIS,2006), hal 227 37


(52)

44

sebagian besar dan terutama terjadi pada proses mental dalam kognisi seorang wartawan. Semua proses memahami dan memaknai peristiwa terutama terjadi pada kognisi sosial wartawan. Oleh karena itu, untuk mengetahui kenapa suatu berita cenderung seperti itu, atau kenapa peristiwa tertentu dimaknai dan dipahami dalam pengertian tertentu, dibutuhkan analisis kognisi sosial untuk menemukan struktur mental wartawan ketika memahami suatu peristiwa. Hal yang sama terjadi pada diri khalayak yang membaca suatu teks berita. Konstruksi khalayak atas suatu peristiwa akan mempengaruhi pembacaan dan pemahaman mereka atas berita yang ditulis oleh seorang wartawan.

Meskipun terlihat bersifat individual, bukan berarti pendekatan van Dijk bersifat personal dan mengabaikan faktor sosial. Hal ini karena individu pada dasarnya tidak hidup dalam ruang hampa yang tersendiri, tetapi pemikiran dan penafsirannya banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai atau kepercayaan yang diterimanya sebagai bagian dari anggota komunitas masyarakat.

c) Konteks

Antara teks, konteks, dan wacana merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Guy Cook, misalnya menyebut ada tiga hal yang sentral dalam pengertian wacana : teks, konteks, dan wacana. Cook mengartikan teks sebagai semua bentuk bahasa bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis


(53)

45

ekspresi, komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra, dan sebagainya. Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi dimana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan sebagainya.

Titik perhatian dari analisis wacana adalah menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi. Di sini, dibutuhkan tidak hanya proses kognisi dalam arti umum, tetapi juga gambaran spesifik dari budaya yang dibawa. Studi mengenai bahasa di sini, memasukkan konteks, karena bahasa selalu berada dalam konteks, dan tidak ada tindakan komunikasi tanpa partisipan, interteks, situasi, dan sebagainya.38

Pada dasarnya, konteks pemakaian bahasa dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu : (1) konteks fisik (physical context) yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa dalam suatu komunikasi, objek yang disajikan dalam peristiwa komunikasi itu dan tindakan atau perilaku dari para peran dalam peristiwa komunikasi itu; (2) konteks epistemis (epistemic context) atau latar belakang pengetahuan yang sama- sama diketahui oleh pembicara maupun pendengar; (3) konteks linguistik (linguistics context) yang terdiri atas kalimat-kalimat atau tuturan-tuturan yang mendahului satu kalimat atau tuturan tertentu dalam peristiwa komunikasi; dan (4) konteks sosial (social context)

38


(54)

46

yaitu relasi sosial dan lattar setting yang melengkapi hubungan antara pembicara (penutur) dengan pendengar.

6. Elemen-Elemen Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

Penulis menggunakan elemen-elemen analisi wacana Teun A. Van Dijk untuk mempermudah dalam menjelaskan makna yang terkandung dalam teks.

Pemakaian kata, kalimat, proposisi, retorika tertentu oleh media dipahami van Dijk sebagai bagian dari strategi wartawan. Pemakaian kata-kata tertentu, kalimat, gaya tertentu bukan semata-mata dipandang sebagai cara berkomunikasi, melainkan suatu cara untuk mempengaruhi pendapat umum, menciptakan dukungan, memperkuat legitimasi, dan menyingkirkan lawan atau penentang. Struktur wacana adalah cara yang efektif untuk melihat proses retorika dan persuasi yang dijalankan ketika seseorang menyampaikan pesan. Kata-kata tertentu mungkin dipilih untuk mempertegas pilihan dan sikap, membentuk kesadaran politik, dan sebagainya. Berikut akan digambarkan elemen wacana van Dijk :

Tabel. 3

Elemen – Elemen Struktur Wacana Teun A. Van Dijk39

Struktur

Wacana Hal Yang Diamati Elemen Struktur Makro Tematik : Tema/Topik yang

dikedepankan dalam suatu berita.

Topik

Superstruktur Skematik : Bagaimana Skema

39

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKIS,2006), hal 228-229


(55)

47

bagian dan urutan berita diskemakan dalam teks berita utuh.

Struktur Mikro Semantik : Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita. Misal dengan memberi detil pada satu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi detil sisi lain.

Latar, Detil, Maksud, Pra-anggapan,

Nominalisasi

Struktur Mikro Sintaksis : Bagaimana kalimat

(bentuk, susunan) yang dipilih.

Bentuk kalimat, Koherensi, Kata Ganti

Struktur Mikro Stilistik : Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks berita.

Leksikon

Struktur Mikro Retoris : Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan.

Grafis, Metafora, Ekspresi

Dalam pandangan van Dijk, segala teks bisa dianalisis dengan menggunakan elemen tersebut. Meski terdiri atas berbagai elemen, semua elemen itu merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan mendukung satu sama lainnya.40 Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas dari elemen-elemen struktur wacana tersebut, berikut ini akan dijelaskan secara singkat agar mudah dipahami oleh para pembaca :

a. Tematik

Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Topik menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh penulis dalam tulisannya. Topik menunjukkan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu berita. Oleh

40


(56)

48

karena itu, ia sering disebut sebagai tema atau topik. Secara harfiah

tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan”, atau “sesuatu yang telah

ditempatkan”. Kata ini berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti „menempatkan‟ atau „melekatkan‟. Dilihat dari sudut sebuah tulisan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.41

Sebuah tema bukan merupakan hasil dari seperangkat elemen yang spesifik, melainkan wujud-wujud kesatuan yang dapat kita lihat dalam teks atau bagi cara-cara yang kita lalui agar beraneka kode dapat terkumpul dan koheren. Kata tema kerap disandingkan dengan apa yang disebut topik. Kata topik berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat. Aristoteles, yang dianggap sebagai salah seorang tokoh retorika zaman klasik, menegaskan bahwa untuk membuktikan sesuatu mula-mula harus ditentukan dan dibatasi topoi „tempat‟

berlangsungnya suatu peristiwa.

Teun A. van Dijk mendefinisikan topik sebagai struktur makro dari suatu wacana. Dari topik, kita bisa mengetahui masalah dan tindakan yang diambil komunikator dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan, keputusan, atau pendapat dapat diamati pada struktur makro dari suatu wacana. Misalnya, apa yang dilakukan, pembuatan keputusan/kebijakan, mengontrol atau melawan oposisi dan sebagainya. Struktor makro juga memberikan pandangan apa yang


(57)

49

akan dilakukan untuk mengatasi suatu masalah. Gagasan penting van Dijk, wacana umumnya dibentuk dalam tata aturan umum (macrorule). Teks tidak hanya didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu atau topik tertentu, tetapi suatu pandangan umum yang koheren. Van Dijk menyebut hal ini sebagai koherensi global (global coherence), yakni bagian-bagian dalam teks kalau diruntut menunjuk pada suatu titik gagasan umum, dan bagian-bagian itu saling mendukung satu sama lain untuk menggambarkan topik umum tersebut.

b. Skematik

Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian- bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Wacana percakapan sehari-hari, misalnya mempunyai skema salam perkenalan, isi pembicaraan, dan salam penutup / perpisahan. Wacana pengetahuan seperti dalam jurnal atau tulisan ilmiah juga mempunyai skematik, ditunjukkan dengan skema seperti abstraksi, latar belakang, masalah, tujuan, hipotesis, isi, dan kesimpulan. Berita juga mempunyai skematik meskipun tidak disusun dengan kerangka yang linear seperti halnya tulisan dalam jurnal ilmiah. Dalam konteks penyajian berita, meskipun mempunyai bentuk dan skema yang beraneka ragam, berita umumnya secara hipotetik mempunyai dua kategori skema besar, yaitu pertama, summary yang


(58)

50

umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead (teras berita). Elemen skema ini merupakan elemen yang dipandang paling penting. Kedua, story yakni isi berita secara keseluruhan. Berkenaan dengan judul berita, biasanya judul dibuat semenarik mungkin, to attrack the reader. Judul berita (head line) pada dasarnya mempunyai tiga fungsi, yaitu mengiklankan cerita atau berita, meringkaskan atau mengikhtisarkan cerita, dan memperbagus halaman surat kabar. Dalam judul berita tidak diizinkan mencantumkan sesuatu yang bersifat pendapat atau opini.

Elemen skema lainnya adalah apa yang disebut lead. Tiap berita terdiri atas dua bagian, yaitu teras berita (lead) dan tubuh berita (body). Kunci untuk penulisan berita yang baik, sebagaimana halnya penulisan feature, terletak pada paragraf pertama, yaitu lead. Setiap penulis selalu sadar akan perlunya lead. Begitu pentingnya penulisan lead, sehingga banyak penulis yang terpaku agak lama di depan komputernya untuk mencari dan memilih bagian mana yang paling pokok dalam suatu berita untuk diajdikan lead.

Menurut van Dijk, arti penting dari skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.


(1)

134

langkah, menggalang jaringan dan potensi, menyusun program untuk menghadapi tantangan dan masa depan. Wukuf berarti membentuk jaringan inter disiplin dan antar disiplin. Wukuf berarti membangun solidaritas sosial dan kerjasama antar umat, antar jamaah, antar firqah, menyusun program bersama untuk satu tahun mendatang. Wukuf adalah kongres umat Islam sedunia dalam bidang dan profesi masing-masing.

Dengan wukuf, maka setiap individu dapat mengenal bagaimana hubungan dirinya dengan Allah. Dengan wukuf berarti setiap muslim harus mengenal dirinya, mengadakan refleksi kehidupan dalam profesi masing. Dengan wukuf berarti seorang itu mengenal potensi dirinya masing-masing, dan juga mengenal kelemahan dan kekurangan dirinya.

Dengan wukuf, berarti setiap orang dapat mengenal kelebihan orang lain, sehingga dia dapat menjalin kerjasama. Dengan wukuf juga berarti antar kelompok dan jamaah umat dapat duduk bersama menyusun program terpadu. Dengan wukuf juga berarti setiap muslim mengenal dan mencari informasi bagaimana strategi musuh Islam yang selalu berusaha menghancurkan Islam di setiap kawasan. Itulah sebabnya wukuf tersebut berada di bumi Arafah. Arafah dalam bahasa arab artinya mengenal, diharapkan dengan wukuf, setiap muslim dalam melakukan analisa “ SWOT “ sebagaimana dilakukan dalam bidang manajemen.

Dengan adanya solidaritas sosial dan kerjasama antar individu dan kelompok, dengan mengenal diri, mengenal kawan, mengenal musuh, mengenal potensi, maka barulah setiap individu menjadi “rahmat” bagi suatu


(2)

135

umat. Seorang ilmuwan dapat menjadi rahmat bagi umat, dengan inovasi keilmuannya. Seorang konglomerat/milyader dapat menjadi rahmat dengan kekayaannya. Inilah yang dimaksudkan dengan adanya Jabal Rahmah, di Arafah. Dengan wukuf, setiap individu dapat menjadi rahmat (bukan musibah) bagi kelangsungan umat, dan kemanusiaan. Dengan wukuf, setiap kelompok masyarakat, mazhab, firqah, menjadi “sparing partner” bagi kelompok yang lain, untuk berlomba dalam kebaikan ( fastabiqul khairat ) bukan menjadi musuh dan lawan yang saling bermusuhan. Dengan wukuf, setiap kelompok berbagi tugas dalam membangun umat, bukan berebut mencari jamaah dengan menghina dan merendahkan kelompok yang lain.

Wukuf adalah pertemuan tahunan yang dihadiri oleh utusan berbagai profesi, dan kelompok umat untuk menganalisa situasi umat dan menysuun langkah-langkah strategis dalam menghadapi tantangan masa depan. Inilah kekuatan haji, dan keutamaan wukuf sehingga rasulullah saw bersabda : Haji itu adalah Wukuf di Arafah“. ( hadis riwayat Muslim )


(3)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan dan penjelasan yang telah dikemukakan secara panjang lebar pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan bahwa: 1. Pesan Dakwah dalam rubrik kajian bedah hadits Majalah Digital Al-Falah

Edisi 317 tentang “Allah hanya menerima yang baik” adalah mengajak

setiap manusia beriman kepada Allah dan Rasul-Nya agar lebih menyenangi hal-hal yang sudah dihalalkan oleh Allah dan berusaha untuk tidak menyenangi hal-hal yang tidak baik dan tidak disenangi oleh Allah. Seperti apa yang ia makan, minum dan yang ia pakai semuanya harus berasal dari yang dihalalkan atau yang diperoleh dengan jalan yang tidak melanggar hak-hak orang lain maupun yang melanggar hukum Allah. 2. Pesan Dakwah dalam rubrik kajian bedah hadits Majalah Digital Al-Falah

Edisi 318 tentang “Qurban” adalah menekankan kepada memahami makna

ibadah qurban dan penyembelihannya serta mengetahui cara

pendistribusian daging qurban. Adapun ibadah qurban dalam makna vertikal tecermin pada keikhlasan shahibul Qurban (orang yang berqurban) dalam menyembelih hewan qurban tanpa mengharap imbalan apa pun, kecuali ridha Allah Swt.

Wujud kepedulian sesama lewat ibadah qurban ini merupakan satu rangkaian pengabdian kepada Allah yang memiliki dimensi ibadah murni


(4)

137

dan juga dimensi kemanusiaan. Dengan kata lain, hablun minannas

merupakan salah satu faktor terjalinnya hablun minallah secara baik 3. Pesan Dakwah dalam rubrik kajian bedah hadits Majalah Digital Al-Falah

Edisi 319 tentang “Inti Haji adalah Wuquf di Arafah” adalah Memberikan

pemahaman tentang hal penting dalam rukun haji menurut hadits Nabi SAW. Wuquf di Padang Arafah merupakan rangkaian ibadah haji utama yang wajib dilakukan oleh seorang jamaah. Sebab wukuf merupakan inti dari semua rangkaian ibadah-ibadah haji lainnya. Begitu pentingnya ibadah ini sampai tidak ada dam (denda) pengganti sebagaimana jika seorang jamaah meninggalkan rukun dan wajib haji lainnya. Karena itu tak heran jika pada saat wukuf seseorang akan dipaksa hadir walau dalam keadaan sakit sekalipun.

B. Saran

Penelitian ini telah membahas tentang Pesan Dakwah dalam majalah digital yang meliputi pesan Aqidah, akhlaq dan syari‟ah. Tetapi penelitian ini belum tentu menjawab tentang seberapa efektif pesan dakwah yang diterapkan oleh Majalah Digital Al-Falah dalam proses menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Oleh karena itu, penelitian tentang pesan dakwah majalah digital ini, kiranya bisa menjadi pertimbangan bagi para peneliti ilmu dakwah lainnya untuk dapat mengkaji kembali dan melengkapi dalam kajian penelitian selanjutnya.


(5)

138

DAFTAR PUSTAKA

Alwisral Imam Zaidallah, 2002, Strategi Dakwah dalam membentuk Da`i dan khatip profesional, Jakarta: Kalam Mulia

Aziz, M. Ali. 2004. Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana

Asep Saeful Muhtadi, 2004, Merakit Tradisi Menulis, Bandung: Mujahid Press Anshari,M. Hafi, 1993, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah, Surabaya:

Al-Ikhlas

Abu Zahrah, 1994, Dakwah Islamiah, Terjemahan oleh Ahmad Subandi dan Ahmad Sumpeno, Bandung: Remaja Rosdakarya

Asmuni Syukir, 1983, dasar-dasar strategi dakwah Islam, Surabaya: Al-ikhlas Azwar, Syaiful, 2001, Metodologi Penelitian, Jakarta: Pustaka Pelajar

A. Zainuddin & M. Jamhari, 1999, Al-Islam 1 : Aqidah dan Ibada, Jakarta: Pusaka Setia

Asmar Abdullah, Media Massa seperti Jarum Suntik. (http :// en. Wordpress.com / tag/ teori -jarum Suntik, diaskes 7 April 2015).

Bacthiar, Wardi. 1997, Metodologi Penelitiaan Dakwah, Jakarta: Logos

Bungin, Burhan. 2001, Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya: Airlangga Grafindo Pustaka

Bisri, Hasan, 2010. Filsafat Dakwah, Surabaya; Dakwah Digital Press

Canggara Hafed, 1998, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Departemen Agama RI, 2005, Al-Quran & Terjemah, Bandung: CV Diponegoro Eriyanto, 2006, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta :

LKIS

Hafed, Canggara. 1998, Pengertian Ilmu Komunikasi Jakarta: Raja Grafindo, Persada

Imam Suprayogo, 2001, Metode Penelitian Sosial Agama, Bandung: Remaja Rosdakarya

Kafie, Jamaluddin, 1993, Psikologi Dakwah, Surabaya : Indah Kasman Suf, 2004, Jurnalisme Universal, Bandung : Teraju


(6)

139

Kriyanto Rachmat, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media

Munir Amin, Samsul, 2010. Ilmu Dakwah, Jakarta; Press

Mulyana, Deddy.2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Moleong Lexy J., 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda Karya

Pahlawan Kayo, RB. Khatib, 2007, Manajemen Dakwah: Dari Dakwah

Konvensional Menuju Dakwah Profesional, Jakarta: Amzah

Qardhawy Yusuf Qardhawy, 1996, Pengantar Kajian Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Taufik M. Tata, 2013, Dakwah Era Digital Seri Komunikasi Islam, Kuningan Jawa Barat; Pustaka Al-Ikhlash

Samsul Munir Amin, 2009, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah

Sobur, Alex. 2001, Analisis Teks Media, Bandung: PT Remaja Rosda Karya Strauss, Anselm & Corbin, Juliet. 2003, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif,

Terjemahan oleh Muhammad Shodiq & Imam Muttaqien, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sutrisno Hadi yang dikutip oleh Sugiono. 1999, metode penelitian administrasi, Bandung : Grafindo Persada

Samantho, Ahmad Y. 2002, Jurnalistik Islami, Jakarta: harakah

Warsito Hermawan, 1995, Pengantar metodologi penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka

Zaidallah Imam Alwisral, 2002, Strategi Dakwah dalam membentuk Da`i dan khatip profesional, Jakarta: Kalam Mulia

https://dimasmultimedia.wordpress.com/2013/09/30/digital-magazine-online-magazine/ 12/12/2014

http.blogspot.com//luxy Moleong-validasi data. Diakses 12 Maret 2015

http://imamsaepudinn.blogspot.com/2013/04/digitalisasi-majalah.html. tanggal 14/01/2015

Hilton Wamabe, Teori-teori Jarum Suntik/ Hipodermic Needle, (http ://

Yuwie.com /Blog/ Entri. Asp, 2003). Hilton Wamabe, Tec