Analisis Wacana Citra Perempuan Pada Rubrik Ada Apa Dengan Hari Ibu Di Majalah
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
ANNA SAPITRI
NIM: 109051000012
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
(2)
ANALISIS WACANA CITRA PEREMPUAN PADA RUBRIK
ADA APA DENGAN HARI IBU DI MAJALAH
DAQU
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Anna Sapitri NIM: 109051000012
Di Bawah Bimbingan
Ade Rina Farida, M.Si NIP: 197705132007012018
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(3)
(4)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 Januari 2014
(5)
i Majalah Daqu merupakan sarana komunikasi antar lembaga, donatur, dan
masyarakat. Lembaga Daarul Qur’an mempunyai banyak program, dengan adanya
majalah Daqu diharapkan mampu menyampaikan kepada masyarakat bahwa
dengan sedekah atau apapun yang diberikan kepada Daarul Qur’an itu berefek
baik. Citra perempuan banyak digambarkan bahwa perempuan berkiprah diberbagai lapangan diluar tugas utamanya sebagai Ibu, baik sosial maupun politik. Untuk memenuhi spirit Hari Ibu pemerintah memberikan quota untuk perempuan untuk ikut serta dalam partai politik.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana perumusan rubrik Daqu Utama yang berjudul Ada Apa dengan Hari Ibu maka diperlukan rumusan masalah. Adapun rumusan masalahnya yaitu bagaimana struktur teks (makro, superstruktur, dan struktur mikro) pada rubrik Ada Apa dengan Hari Ibu di majalah Daqu? Bagaimana kognisi sosial dari penulis rubrik Ada Apa dengan Hari Ibu di majalah Daqu? Bagaimana konteks sosial yang melatar belakangi wacana citra perempuan pada rubrik Ada Apa dengan Hari Ibu di majalah Daqu?
Wacana teks pada rubrik Daqu Utama yang berjudul Ada Apa dengan Hari Ibu menggunakan teori citra perempuan. Konstruksi rubrik ini dapat dilihat dari penggunaan bahasa dalam teks, penggunaan ayat al-Qur’an serta Hadist, kognisi sosial, dan konteks sosial dari penulis yang ikut mengkonstruksi teks tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis wacana model Teun Van Dijk. Van Dijk membagi wacananya ke dalam tiga dimensi yaitu dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Van Dijk tidak hanya meneliti wacana teks yang dikontruksikan saja, tapi juga mental dari penulis serta menganalisa wacana yang berkembang di masyarakat
Judul Ada Apa dengan Hari Ibu diambil dari fenomena yang marak terjadi di masyarakat. Pandangan penulis mengenai hari ibu hanya sekedar peringatan bagi masyarakat. Penulis berusaha memberikan penjelasan bagaimana wacana citra perempuan, yakni sebagai ibu yang mendidik dan berkarir. Penulis juga memberikan sebuah contoh peristiwa bagaimana perempuan yang sudah bisa menyalurkan emansipasinya namun tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya sehingga berpengaruh pada citra seorang perempuan.
Dari penelitian pada rubrik Ada Apa dengan Hari Ibu di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa teks ini menjelaskan citra perempuan yang dapat berkembang seiring perkembangan zaman dari hanya mendidik anak sampai berkarir guna menyalurkan kreatifitasnya. Perempuan yang sudah bisa menyalurkan emansipasinya, diharapkan bisa bertanggung jawab demi menunjukkan citra perempuan yang baik.
(6)
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah. Puji syukur yang tak terhingga atas nikmat yang luar biasa
yang diberikan Allah SWT kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyusun dan
merampungkan skripsi ini. Hambatan serta rintangan yang ada selama proses
penyusunan skripsi ini juga merupakan suatu hadiah yang luar biasa dari-Nya.
Karena tanpa hambatan dan rintangan mustahil skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam tak lupa penulis sanjungkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti. Amin.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan. Tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak tidaklah
mungkin skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang terkait dalam penyusunan skripsi ini. Rasa terima kasih penulis
ucapkan kepada:
1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof.
Dr. Komaruddin Hidayat, MA.
2. Dr. H. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Suparto, M. Ed, MA.,
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Drs. Jumroni, M.Si, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Drs. Wahidin Saputra, MA.
(7)
iii 4. Hj. Umi Musyarrofah, MA., selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam.
5. Pembimbing Skripsi Ade Rina Farida, M.Si yang selalu sabar dalam
memberikan bimbingan dan pengarahan serta setia mengoreksi
tulisan-tulisan penulis.
6. Pembimbing Akademik Drs. Armawati Arbi, MA, yang telah meluangkan
waktunya untuk berdiskusi dengan penulis mengenai proposal skripsi dan
menyarankan beberapa alternatif judul kepada penulis.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan. Semoga ilmu
yang diberikan bermanfaat bagi penulis dan menjadi amal sholeh yang
akan terus mengalir bagi para dosen.
8. Almarhum Bapak Supardi dan Ibu Triningsih yang memiliki peran sangat
penting dan tak terkira, memberikan do’a tulus dan ikhlas, motivasi, dan
kasih sayang serta dukungan moril dan materil kepada penulis
9. Kakakku Anom Sasono dan Tika Sri Utami yang selalu memotivasi dalam
mengerjakan skripsi ini
10.Penulis Daqu utama, bapak Gumanti dan bapak Tarmizi Ashidiq selaku
(8)
iv dibutuhkan penulis dan seluruh staff majalah Daqu yang telah memberikan
kesempatan untuk melakukan penelitian.
11.Terima kasih banyak untuk Rulli Chandra, Nurul Adhani, Esti Nurhayati,
Fajriah Rifai, Dina Damayanti, dan Ika Istiani yang selalu memberi
semangat, dan bantuan untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.
12.Teman-teman KPI angkatan 2009, dan khususnya KPI A terima kasih atas
segala hal yang dapat dijadikan pelajaran yang berharga di setiap harinya.
Akhirnya peneliti hanya mampu mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu peneliti baik secara langsung
maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT semakin menambah rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua. Peneliti mohon maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan karya ilmiah ini. Harapan peneliti, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
untuk para pembacanya.
Jakarta, 2 Januari 2014
(9)
v
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Tinjauan Pustaka ... 6
E. Metodologi Penelitian ... 8
F. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Analisis Wacana dan Teori Van Dijk ... 14
1. Pengertian Analisis Wacana ... 14
2. Model Teun A. Van Dijk ... 15
3. Kerangka Analisis Teun A. Van Dijk ... 17
B. Ruang Lingkup Media Massa ... 22
1. Jenis-jenis Media Massa ... 22
2. Pengertian Majalah... 23
3. Karakteristik Majalah ... 24
4. Pengertian Rubrik... 26
(10)
vi
1. Pengertian Citra ... 27
2. Media dan Perempuan ... 28
BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH DAQU A. Sekilas tentang Majalah Daqu ... 30
B. Sejarah Majalah Daqu ... 30
C. Visi dan Misi Majalah Daqu ... 31
D. Struktur Majalah Daqu ... 31
E. Rubrikasi Majalah Daqu... 32
F. Sasaran Pembaca Majalah Daqu ... 35
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA A. Analisis Citra Perempuan pada Rubrik Ada Apa dengan Hari Ibu di Majalah Daqu dari Segi Teks ... 39
B. Analisis Citra Perempuan pada Rubrik Ada Apa dengan Hari Ibu di Majalah Daqu dari Segi Kognisi Sosial ... 55
C. Analisis Citra Perempuan pada Rubrik Ada Apa dengan Hari Ibu di Majalah Daqu dari Segi Konteks Sosial ... 58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 60
(11)
(12)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Skema Penelitian dan Metode dalam Kerangka Van Dijk ... 9
Tabel 2.1 Diagram Model Analisis Van Dijk ... 17
Tabel 2.2 Struktur/Elemen Wacana Van Dijk ... 17
Tabel 2.3 Skema/Model Kognisi Sosial Van Dijk ... 21
Tabel 3.1 Presentase Pembaca Majalah Daqu Berdasarkan Gender ... 34
Tabel 3.2 Presentase Pembaca majalah Daqu Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 36
Tabel 3.3 Total Pembaca Majalah Daqu. ... 38
Tabel 4.1 Temuan Teks Pada Berita “Ada Apa dengan Hari Ibu” ... 39
(13)
1
A. Latar Belakang Masalah
Media massa terbagi menjadi dua golongan yaitu media massa cetak
(tabloid, majalah, koran) dan media massa elektronik (radio, televisi, internet).
Yang menjadi perbedaan dari kedua jenis media massa tersebut adalah cara
pengemasan pesan yang disampaikan melalui media massa tersebut. Harold D.
Lasswell mengungkapkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media sehingga
menimbulkan efek tertentu.1 Apapun media yang digunakan sebenarnya adalah untuk menyampaikan pesan ataupun informasi bagi khalayak.
Perkembangan teknologi komunikasi saat ini semakin beragam.
Namun, teknologi penulisan merupakan tahapan yang tidak pernah lekang,
dan terus berkembang. Kini semakin banyak media surat kabar dan majalah.
Masyarakat pun dapat memilih media yang disukainya. Situasi itu menjadi
peluang untuk para da’i dalam menyampaikan dakwah. Jika para da’i hanya
mengandalkan dakwah billisan (melalui lisan) saja, maka para objek dakwah
yang tidak dapat menghadiri pengajian tidak akan mendapatkan informasi.2 Salah satu media yang memiliki peluang yang cukup besar di era
informasi ini adalah media cetak, berdakwah melalui media cetak berarti
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.10
2
Asep Kusnawan, Berdakwah Lewat Tulisan, (Bandung: Mujahid Press, 2004) cet.ke-2, h. 24
(14)
2
berdakwah melalui tulisan atau dikenal dengan metode dakwah bil qalam.
Dengan cara persuasi dan argumentasi yang baik melalui tulisan, da’i dapat
berdakwah baik secara tersirat maupun terang-terangan.3
Dakwah Islam meliputi ajakan, keteladanan, dan tindakan untuk
melakukan tindakan yang baik bagi keselamatan dunia dan akhirat bagi
umatnya.4 Dakwah dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara, dan media apapun tanpa mengurangi makna dan tujuan dakwah.
Dakwah melalui tulisan dapat dilakukan oleh siapa saja dan dalam
bentuk apapun. Seperti berdakwah melalui tulisan di majalah, surat kabar,
buku, koran dan juga pamphlet. Yang terpenting adalah dakwah yang
disampaikan sesuai dengan ajaran Islam dan mengandung seni dalam menulis.
Semakin pesat perkembangan zaman maka bermunculan pula alat
teknologi yang berkembang dan ruang lingkup teknologi komunikasi. Adapun
media cetak yang digunakan untuk menyampaikan pesan dakwah salah
satunya adalah majalah Daarul Qur’an (Daqu) yang menjadi subjek penelitan,
melihat peluang umat Islam untuk menyampaikan pesan dakwah pada setiap
edisinya.
Majalah Daqu adalah salah satu majalah religius yang tidak hanya
berisi pesan-pesan dakwah, tetapi juga sebagai sarana komunikasi antar
lembaga, donatur, dan masyarakat. Daarul Qur’an mempunyai banyak
program, dan dengan dibuatnya majalah ini adalah untuk menyampaikan
kepada masyarakat bahwa dengan sedekah atau apapun yang diberikan kepada
3
Ahmad, Y. Samantho, Jurnalistik Islami, (Bandung: Harakah, 2002) cet. Ke-1, hal.69
4
Bambang S. Ma’arif, Komunikasi Dakwah, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) cet. Ke-1, h. 22
(15)
Daarul Qur’an semua berefek baik. Dengan 60.000 eksemplar tiap edisinya
majalah ini diperuntukkan untuk semua umur, dari mulai anak-anak sampai
orang dewasa.
Pengemasan kata dalam majalah Daqu sangat menarik, dengan
mengangkat tema setiap edisinya sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
Majalah Daqu sudah memiliki banyak pembaca disetiap daerah. Terutama
Jakarta, Yogyakarta, Bandung dan Surabaya yang merupakan Program
Pembibitan Penghafalan Al-Qur’an (PPPA) Daqu daerah. Sehingga dengan dakwah melalui tulisan ini, tidak lagi dipahami sebagai tabligh atau ceramah
saja, tetapi juga sebagai pemberdayaan nilai-nilai Islam.
Sedangkan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah rubrik
Daqu Utama edisi Januari 2013. Rubrik Daqu Utama edisi Januari 2013 ini
membahas mengenai Hari ibu. Di zaman sekarang ini sudah tampak bahwa
perempuan telah berkiprah di berbagai lapangan, baik sosial kemasyarakatan
maupun politik. Perempuan telah membuktikan bahwa mereka mampu
mengemban tugas dengan baik dan sukses dalam karirnya. Serta perempuan
juga tidak lupa mempunyai tugas utama sebagai ibu rumah tangga.
Di Indonesia telah menetapkan tanggal 22 Desember sebagai hari ibu.
Untuk memenuhi spirit hari ibu, pemerintah memberikan quota bagi
perempuan untuk ikut serta dalam partai politik. Dengan keikut sertaan
perempuan dalam partai politik ini telah merubah citra seorang perempuan,
bahwa perempuan tidak hanya mengurus rumah tangga tetapi juga bisa
(16)
4
Citra merupakan persepsi yang diberikan terhadap seseorang
berdasarkan realitas. Pencitraan perempuan terjadi karena maraknya citra
perempuan yang marak ditonjolkan. Dalam hal ini citra perempuan
digambarkan sebagai sesorang yang menjadi panutan bagi anak-anaknya.
Dalam majalah Daqu rubrik Daqu Utama edisi Januari 2013 ini memberikan
sebuah contoh kasus dari ibu-ibu yang ikut serta dalam partai politik.
Wewenang tersebut kemudian disalah gunakan, banyak dari ibu-ibu yang ikut
dalam parpol yang kemudian terjerat kasus korupsi. Hal ini yang dapat
membentuk citra seorang perempuan.
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah diatas, penulis
menyusun skripsi ini dengan judul “Analisis Wacana Citra Perempuan Pada Rubrik Ada Apa Dengan Hari Ibu di Majalah Daqu”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan sinkron
antar masalah yang peneliti kemukakan pembahasannya, maka penelitian
ini hanya dibatasi pada wacana citra perempuan yang terdapat dalam
rubrik yang berjudul Ada Apa dengan Hari Ibu di majalah Daqu edisi
Januari 2013.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan diatas, maka pokok permasalahannya
(17)
a. Bagaimana struktur teks (makro, superstruktur, dan struktur mikro)
pada rubrik Ada Apa dengan Hari Ibu di majalah Daqu edisi
Januari 2013?
b. Bagaimana kognisi sosial penulis dalam menulis rubrik Ada Apa
dengan Hari Ibu di majalah Daqu edisi Januari 2013?
c. Bagaimana konteks sosial yang melatar belakangi wacana citra
perempuan pada rubrik Ada Apa dengan Hari Ibu di majalah Daqu
edisi Januari 2013?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulisan ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui struktur teks yang tertulis pada rubrik Ada Apa
dengan Hari Ibu di majalah Daqu edisi Januari 2013.
2. Untuk mengetahui kognisi sosial dari penulis rubrik Ada Apa dengan
Hari Ibu di majalah Daqu edisi Januari 2013.
3. Untuk mengetahui konteks sosial yang melatar belakangi wacana citra
perempuan pada rubrik Ada Apa dengan Hari Ibu di majalah Daqu
edisi Januari 2013.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam studi tentang
(18)
6
wacana dengan berfokus pada majalah. Analisis wacana adalah sebuah
metode dalam menganalisa media yang saat ini sudah banyak dipakai
selain analisis isi (content analysis).
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para
pembaca, baik lembaga, maupun perorangan. Selain itu juga diharapkan
dapat memberikan sedikit gambaran bagi peneliti-peneliti yang lain dan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam penulisan masalah ini.
Selanjutnya memberikan motivasi bagi para pelaksana dakwah Islam
untuk memanfaatkan media massa cetak sebagai saluran dakwah Islam
melalui tulisan.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, penulis meninjau beberapa skripsi-skripsi
yang terdapat di Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis
menemukan beberapa skripsi yang pembahasannya hampir sama dengan judul
yang penulis buat.
Dalam skripsi pertama di tulis oleh Sri Utami yang berjudul “Analisis Wacana Pesan Dakwah Islam dalam Buku Beyond The Inspiration Karya
Felix Y. Siauw”. Dalam skripsi ini peneliti menganalisis pesan dakwah dalam
sebuah buku berjudul Beyond The Inspiration. Peneliti menganalisis mengenai
(19)
disampaikan.5 Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang di tulis oleh Sri Utami adalah sama-sama menggunakan teori Van Dijk. Sedangkan yang
menjadi perbedaannya adalah subjek yang digunakan oleh penelitian Sri
Utami adalah buku Beyond The Inspiration.
Skripsi kedua di tulis oleh Pipit Permatasari yang berjudul “Analisis Semiotika Terhadap Citra Perempuan Di Ruprik ""Liputan Malam"" Majalah
Popular Edisi Januari Maret 2008”. Penulis menganalisis mengenai citra perempuan di media massa yang digambarkan sebagai pelengkap bagi
laki-laki. Dalam media massa perempuan dituntut untuk tampil cantik dan seksi
yang kemudian menjadi ide dan citra sekaligus sumber eksploitasi dimedia
massa.6 Perbedaan dengan skripsi ini adalah metode yang digunakan yaitu analisis semiotik.
Skripsi ketiga yang ditulis oleh mahasiswa jurusan KPI bernama Ibnu
Khamdan yang berjudul “Analisis Wacana Pesan Dakwah Islam Kumpulan Cerpen Jack&Sufi: Sufisme di Remang-remang Jakarta”. Persamaan skripsi yang ditulis oleh Ibnu Khamdan dengan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan teori Van Dijk. Sedangkan yang menjadi perbedaannya adalah
dalam skripsi ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data Research
Document dan teknik pengambilan sample menggunakan purposive sampling
5
Sri Utami, Analisis Wacana Pesan Dakwah Islam dalam Buku Beyond The Inspiration Karya Felix Y. Siauw Skripsi UIN, 2012.
6
Pipit Permatasari, Analisis Semiotika Terhadap Citra Perempuan Di Ruprik "Liputan Malam" Majalah Popular Edisi Januari Maret 2008, Skripsi UIN, 2008.
(20)
8
yaitu mengambil sampel teks yang sudah ditentukan dengan melihat ciri-ciri
dari cerpen tersebut.7
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar dan data yang
dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Peneliti tidak menggunakan
angka dalam mengumpulkan data dan memberikan penafsiran terhadap
hasil penelitian.8
Dalam penelitian ini, metodelogi yang digunakan ialah metodelogi
analisis wacana (discourse analysis). Analisis wacana berbeda dengan
analisis isi kuantitatif. Analisis isi kuantitatif lebih menekankan kepada
pertanyaan “apa”, sedangkan dalam analisis wacana lebih melihat “bagaimana” dari pesan atau teks komunikasi dibuat. Melalui analisis
wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga
bagaimana pesan itu disampaikan. Perbedaan antara analisis wacana
dengan analisis isi adalah:
Pertama, analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks
dari pada jumlah kategori. Analisis isi kuantitatif hanya dapat digunakan
untuk membedah muatan teks, sedangkan wacana memfokuskan pada
7
Ibnu Khamdan, Analisis Wacana Pesan Dakwah Islam Kumpulan Cerpen Jack&Sufi: Sufisme di Remang-remang Jakarta, Skripsi UIN, 2009.
8
Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta Pers, 2006), hal.41
(21)
pesan yang tersembunyi. Kedua, analisis wacana lebih menyelidiki
“bagaimana ia dikatakan” (how), analisis isi hanya mempertimbangkan
“apa yang dikatakan” (what). Ketiga, analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi.9
Menurut Eriyanto, analisis wacana tidak hanya mengetahui
bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan,
lewat kata, frase, kalimat, metafora macam apa suatu berita disampaikan.
Dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut,
analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu
teks.10
Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya
didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil suatu
praktik produksi yang harus juga diamati. Wacana Van Dijk digambarkan
mempunyai tiga dimensi, yaitu: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Tabel 1.1
Skema Penelitian dan Metode dalam Kerangka Van Dijk
STRUKTUR METODE
Teks
Menganalisis bagaimana strategi
wacana yang dipakai untuk
menggambarkan seseorang atau
Critical linguistics
9
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), cet.ke-5, hal. 71.
10
(22)
10
peristiwa tertentu. Bagaimana
strategi tekstual yang dipakai
untuk menyingkirkan atau
memarjinalkan suatu kelompok,
gagasan, atau peristiwa tertentu.
Kognisi sosial
Menganalisis bagaimana kognisi
wartawan dalam memahami
seseorang atau peristiwa tertentu
yang akan ditulis.
Wawancara mendalam
Konteks sosial
Menganalisis bagaimana wacana
yang berkembang dalam
masyarakat, proses produksi dan
reproduksi seseorang atau
peristiwa digambarkan.
Studi pustaka, penelusuran
sejarah
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dari judul di atas, maka yang menjadi subjek pada penelitian ini
adalah rubrik Daqu Utama majalah Daarul Qur’an (Daqu) edisi Januari 2013. Sedangkan yang menjadi objek pada penelitian ini adalah konstruksi
wacana dari segi atau dimensi teks sosial, kognisi sosial, dan konteks
(23)
3. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
Observasi adalah berupa kegiatan mengenai yang
berhubungan dengan pengawasan, peninjauan, penyelidikan dan
riset.11Dilakukan dengan membaca dan mengamati teks dari rubrik Daqu Utama untuk memperoleh data tentang bagaimana struktur
penulisan wacana citra perempuan yang terkandung dalam rubrik
Daqu Utama yang dibatasi hanya edisi bulan Januari 2013.
2) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan dalam
mengumpulkan data yang diperlukan. Wawancara langsung dengan
narasumber dilakukan guna mendapatkan informasi dan data yang
valid.
3) Dokumentasi
Dokumentasi yang dipakai oleh penulis adalah majalah
Daarul Qur’an (Daqu) edisi Januari 2013.
4) Teknik Penulisan Skripsi
Pada teknik penulisan penelitian ini, penulis mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development
11
(24)
12
and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, cetakan I tahun 2007.
b. Teknik Pengolahan Data
Data yang didapatkan dari hasil wawancara maupun dokumen
yang berupa majalah Daarul Qur’an (Daqu) edisi Januari 2013
dikumpulkan kemudian data diolah dan dideskripsikan.
c. Analisis Data
Analisis wacana lebih melihat kepada isi pesan yang akan diteliti,
data-data akan disesuaikan dengan metode yang digunakan oleh Van
Dijk, yaitu meneliti dari analisis teks, kognisi sosial, dan konteks
sosial. Data-data tersebut merupakan data yang terdapat dalam rubrik
Daqu Utama pada majalah Daarul Qur’an (Daqu) edisi Januari 2013 yang kemudian ditafsirkan oleh peneliti dengan disesuaikan pada
kerangka dalam analisis wacana.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dengan membagi menjadi
beberapa bab, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas: Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.
(25)
Bab ini membahas: Analisis wacana dan teori Van Dijk, ruang lingkup media
massa, dan pengertian citra perempuan
BAB III PROFIL MAJALAH DAQU
Bab ini membahas: Gambaran umum majalah daqu, sejarah majalah Daqu,
visi dan misi majalah Daqu, struktur redaksi majalah Daqu, dan rubrikasi
majalah Daqu, dan sasaran pembaca.
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini membahas: Analisis temuan teks citra perempuan pada rubrik daqu
utama majalah Daqu edisi Januari 2013 dari segi teks, Analisis citra
perempuan pada rubrik daqu utama majalah Daqu edisi Januari 2012 dari segi
kognisi sosial, Analisis citra perempuan pada rubrik daqu utama majalah Daqu
edisi Januari 2012 dari segi konteks sosial BAB V PENUTUP
(26)
14
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Analisis Wacana dan Teori Van Djik 1. Pengertian Analisis Wacana
Kata analisis wacana terdiri dari dua kata, yaitu analisis dan wacana.
Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyelidikan
terhadap suatu peristiwa, penjelasan sesudah dikaji sebaik-baiknya,
penguraian suatu pokok atas berbagai bagian, serta penguraian karya sastra
atas unsur-unsurnya untuk memahami pertalian antar unsur tersebut.1
Secara etimologi, istilah wacana berasal dari bahasa Sansakerta,
yaitu wac/wak/uak yang memiliki arti “berkata” atau “berucap”. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata “ana” yang
berada dibelakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna
“membendakan” (nominalisasi). Dengan demikian, kata wacana dapat
diartikan sebagai perkataan atau urutan.2
Namun, istilah wacana diperkenalkan dan digunakan oleh para
linguis di Indonesia sebagai terjemahan dari istilah bahasa Inggris
”discourse”. Kata “discourse” sendiri berasal dari bahasa latin “discursus”
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. Ke-1, h. 32.
2
Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode, Aplikasi, dan Prinsip-prinsip Analisis Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005) h. 3.
(27)
(lari ke sana ke mari). Kata ini diturunkan dari kata “dis” (dan/dalam arah yang berbeda) dan kata “currere” (lari).3
Menurut Ismail Maharimin dalam buku Alex Sobur, pengertian
wacana adalah sebagai kemampuan untuk maju (dalam pembahasan)
menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya, komunikasi buah
pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.4
Menurut Howtorn wacana adalah komunikasi kebahasaan yang
terlihat sebagai sebuah pertukaran di antara pembicara dan pendengar,
sebagai sebuah aktivitas personal di mana bentuknya ditentukan oleh
tujuan sosialnya.5
Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media menggambarkan
wacana dalam aspek makna kebahasaan, di antaranya:
1. Komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau
gagasan-gagasan konverasi atau percakapan.
2. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu objek studi
atau pokok telaah.
3. Risalat tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah, khotbah.
2. Model Teun A. Van Dijk
Model yang dipakai oleh Van Dijk sering disebut sebagai kognisi
sosial, yaitu penelitian tidak hanya didasarkan pada analisis teks semata
3
Dede Oetomo, Kelahiran dan Perkembangan Analisis Wacana, (Yogyakarta: Kanisius, 1993), h. 3.
4
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), cet.ke-5, hal. 10
5
Eriyanto, Analisis Wacana (pengantar analisis teks media), (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta), Cet. Ke-V, hal. 2
(28)
16
tetapi harus diketahui bagaimana suatu teks diproduksi atas dasar dan
alasan yang jelas.6 Kognisi sosial mempunyai dua arti, yaitu:
a. Menunjukkan bagaimana proses teks tersebut diproduksi oleh
wartawan atau media.
b. Menggambarkan bagaimana nilai-nilai masyarakat yang
patrialkal itu menyebar dan diserap oleh kognisi wartawan,
yang akhirnya digunakan untuk membuat teks berita.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis wacana versi
Teun A. Van Dijk, wacana oleh Van Dijk mempunyai tiga
dimensi/bangunan. Pertama, teks yang diteliti adalah bagaimana struktur
teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema
tertentu. Kedua, kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang
melibatkan kognisi individu dari wartawan. Terakhir konteks sosial,
mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan
suatu masalah.7
Berikut adalah model analisis Van Dijk:
6
Eriyanto, Analisis Wacana (pengantar analisis teks media), (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta),hal 221
7
(29)
Tabel 2.1
Diagram Model Analisis Van Dijk8
3. Kerangka Analisis Teun A. Van Dijk a. Dimensi Teks
Dalam teks memiliki beberapa struktur yang saling berhubungan,
Van Dijk membaginya kedalam tiga bagian.
Tabel 2.2
Struktur/Eelemen wacana Van Dijk diuraikan sebagai berikut: No. Struktur
wacana
Hal yang diamati Elemen
1. Struktur makro Tematik (tema/topik yang
dikedepankan dalam suatu
berita).
Topik
2. Superstruktur Skematik (bagaimana bagian
dan urutan berita diskemakan
Skema
8
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, hal. 225
Konteks sosial
Kognisi sosial Teks
(30)
18
dalam teks berita utuh).
3. Struktur mikro Semantik (makna yang ingin
ditekankan dalam teks berita.
Misalkan, dengan memberi detil
pada satu sisi atau memberi
ekplisit satu sisi dan
mengurangi detil sisi lain).
Latar, detil,
maksud,
praanggapan,
nominalisasi.
4. Struktur mikro Sintaksis (bagaimana kalimat
(bentuk, susunan) yang
dipilih)).
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
ganti.
5. Struktur mikro Stilistik (bagaimana pilihan kata
yang dipakai dalam teks berita).
Leksikon.
6. Struktur mikro Retoris (bagaimana dan cara
penekanan dilakukan).
Grafis, metafora,
ekspresi.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai kerangka diatas:
1. Tematik
Tema sering disebut juga topik. Topik dari suatu wacana
memainkan peranan penting menunjukkan informasi atau inti pesan
yang disampaikan oleh komunikator. Elemen tematik menunjukkan
(31)
inti, ringkasan, atau yang utama dari teks. Topik menggambarkan apa
yang ingin disampaikan atau diungkapkan oleh penulis.9
Teks tidak hanya didefinisikan mencerminkan suatu pandangan
tertentu atau topik tertentu, tetapi suatu pandangan umum yang
koheren. Van Djik menyebut hal ini sebagai koherensi global (global
coherence), yakni bagian-bagian teks yang saling mendukung satu
sama lain untuk menggambarkan topik.10
2. Skematik
Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari
pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana
bagian-bagian dalam teks dapat disusun dan diurutkan sehingga
membentuk satu kesatuan arti.
3. Semantik
Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna/arti
dalam bahasa.11 Semantik merupakan bagian dari struktuk makro, yaitu makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks berita.
Elemen-elemen yang dijelaskan adalah latar, detil dan maksud yang ingin
diungkapkan oleh pengarang.
4. Sintaksis
9
Alex Sobur, Analisis Teks Media, hal. 75
10
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, hal. 230
11
Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. Ke-3, h. 2.
(32)
20
Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antar kata
dalam tuturan/kalimat.12 Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat. Koherensi dapat ditampilkan melalui
hubungan sebab-akibat, bisa juga sebagai penjelas. Koherensi dapat
diamati diantaranya dari kata penghubung (konjungsi) seperti: dan,
tetapi, lalu, karena, dan lain-lain.
5. Stalistik
Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana melakukan
pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Stalistik
menitikberatkan pada style atau gaya bahasa untuk menyatakan
maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Gaya bahasa
mencakup diksi atau leksikel, struktur kalimat, majas, dan yang
lainnya yang digunakan penulis dalam sebuah karya sastra. Gaya
bahasa menjadi salah satu bagian pemilihan kata yang mempersoalkan
cocok tidaknya pemakaian kata. 13
6. Retoris
Strategi dalam retoris adalah gaya bahasa yang diungkapkan ketika
seseorang berbicara. Ada yang dinamakan dengan grafis dan metafora.
Grafis adalah bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau
ditonjolkan oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Elemen
12
W. M. Verhaar, Asas-asas Linguistik Umum, (Jogjakarta: Universitas Gajah Mada Press, 2001), cet. Ke-3, hal. 161
13
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), cet. Ke-14, hal. 112
(33)
muncul dalam bentuk foto, gambar atau tabel untuk mendukung
gagasan.14
b. Dimensi Kognisi Sosial
Kognisi sosial meneliti bagaimana kesadaran mental
wartawan dalam membentuk suatu teks. Struktur wacana itu
menunjukkan sejumlah makna, pendapat dan ideologi.
Dibutuhkannya kognisi sosial ini karena setiap teks dihasilkan
melalui kesadaran pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan
tertentu atas suatu peristiwa.
Tabel 2.3
Skema/ Model Kognisi Sosial Van Dijk
c. D i m e n s c
14
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, hal. 139
Skema Person (Person Schemas). Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan dan memandang orang lain.
Skema Diri (self Schemas). Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri dipandang, dipahami, dan digambarkan oleh seseorang.
Skema Peran (Role Schemas). Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi seseorang
dalam masyarakat.
Skema Peristiwa (Event Schemas). Skema ini yang paling sering dipakai, karena setiap peristiwa selalu ditafsirkan dan dimaknai dengan skema
(34)
22
c. Konteks Sosial
Konteks berkaitan dengan hal-hal yang mempengaruhi
pemakaian bahasa, dan terbenuknya sebuah wacana. Seperti latar,
situasi, peristiwa, dan kondisi sosial yang terjadi pada saat itu, pada
konteks sosial tertentu, sebuah wacana dapat diteliti, dianalisis dan
dimengerti.15
B. Ruang Lingkup Media Massa
Media massa merupakan media informasi yang terkait dengan
masyarakat, digunakan berhubungan dengan khalayak (masyarakat) secara
umum, dikelola secara profesional dan bertujuan mencari keuntungan. Media
massa yang kini digunakan masyarakat semakin beragam. Media cetak itu
bisa berupa surat kabar, tabolit, atau majalah.16
1. Jenis-jenis media massa
Media massa pada masyarakat luas saat ini dapat dibedakan atas
tiga kelompok, meliputi media cetak, media elektronik dan media online.
a. Media cetak
Media cetak merupakan media tertua yang ada di muka bumi.
Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta Diurna
dan Acta Senatus di kerajaan romawi, kemudian berkembang pesat
setelah Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak, hingga kini
15
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS 2001)hal. 271
16
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2008), cet pertama, hal-12.
(35)
sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar (Koran), tabloid, dan
majalah.
b. Media elektronik
Media elektronik muncul karena perkembangan teknologi
modern yang berhasil memadukan konsep media cetak, berupa
penulisan naskah dengan suara (radio), bahkan kemudian dengan
gambar, melalui layar televisi. Maka kemudian, yang disebut dengan
media massa elektronik adalah radio dan televisi.
c. Media Online
Media online merupakan media yang menggunakan internet.
Sepintas lalu orang akan menilai media online merupakan media
elektronik, tetapi para pakar memisahkannya dalam kelompok
tersendiri. Alasannya, media online menggunakan gabungan proses
media cetak dengan menulis informasi yang disalurkan melalui sarana
elektronik, tetapi juga berhubungan dengan komunikasi personal yang
terkesan perorangan.
2. Pengertian Majalah
Menurut Kurniawan Djubaedhi, majalah adalah penerbitan pers
berkala yang memuat bermacam-macam tulisan yang dihiasi foto-foto.17 Menurut Dominick dalam buku Komunikasi Massa, klasifikasi majalah
dibagi menjadi lima kategori, yaitu:
17
Kurniawan Junaedhie, Ensiklopedia Pers Indonesia, Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama, hal. 154-155
(36)
24
a. General consumer magazine. Konsumen majalah ini adalah umum,
atau siapa saja bisa membeli majalan tersebut. Majalah ini
menyajikan informasi tentang produk dan jasa yang diiklankan.
b. Business publication. Majalah bisnis secara khusus memberikan
informasi mengenai bisnis, industri atau profesi. Pembaca majalah
ini adalah kaum profesional atau pelaku bisnis.
c. Literacy reviews and academic journal. Majalah kritik sastra dan
majalah ilmiah umumnya diterbitkan oleh organisasi, universitas,
yayasan atau organisasi profesional.
d. Newsletter. Merupakan majalah khusus terbitan berkala.
e. Public relations magazine. Majalah humas ini diterbitkan oleh
perusahaan, dan dirancang untuk sirkulasi pada karyawan
perusahaan, agen, pelanggan dan pemegang saham.
3. Karakteristik Majalah
Walaupun surat kabar sama-sama sebagai media cetak, namun
majalah memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:
a. Penyajian lebih dalam
Umumnya majalah terbit tiap mingguan, dwi minggu atau
bahkan sebulan sekali. Majalah yang terbit mingguan membuat
para reporternya mempunyai waktu untuk memahami dan
mempelajari suatu peristiwa. Mereka juga lebih leluasa melakukan
analisis terhadap suatu peristiwa, sehingga penyajian berita dan
(37)
b. Nilai aktualitas lebih lama
Apabila aktualitas surat kabar hanya satu hari, maka nilai
aktualitas majalah bisa satu minggu. Surat kabar akan dianggap
usang apabila kita membacanya pada hari ini, padahal waktu
terbitnya kemarin atau dua hari lalu. Dalam membaca majalah
tidak pernah tuntas sekaligus dalam sehari. Dihari pertama
mungkin hanya membaca topic yang disenangi, hari seterusnya kita
akan membaca topik lain sebagai referensi.
c. Gambar/foto lebih banyak
Majalah menampilkan gambar/foto yang lebih lengkap
dengan ukuran yang besar, kertasnya berwarna serta berkualitas.
Foto-foto yang ditampilkan majalah memiliki daya taris sendiri,
apalagi jika foto tersebut bersifat eksklusif. Daya tarik foto sangat
besar bagi pembacanya, karena itu promosi majalah edisi terbaru
seringkali lebih menonjolkan foto.
d. Cover sebagai daya tarik
Cover atau sampul juga mempunyai daya tarik tersendiri.
Sampul majalah ibarat pakaian dan aksesoris. Sampul majalah
biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar/foto
yang menarik. Menarik tidaknya cover suatu majalah sangat
bergantung pada tipe majalahnya, serta konsistensi atau keajegan
(38)
26
4. Pengertian Rubrik
Rubrik adalah kepala karangan (ruangan tetap) di surat kabar,
majalah, dan lain sebagainya.18 Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy, rubrik berasal dari istilah Belanda yang berarti ruangan pada
surat kabar, majalah atau media cetak lainnya mengenai suatu aspek
kegiatan dalam kehidupan masyarakat seperti rubrik wanita, olahraga,
politik, dan lain sebagainya19
Menurut Komaruddin Hidayat, rubrik adalah kepala ruangan, bab
atau pasal. Di dalam surat kabar atau majalah, rubrik sering diartikan
sebagai “ruangan” misalnya rubrik tinjauan luar negeri, rubrik ekonomi, rubrik olahraga dan rubrik kewanitaan.20
C. Citra Perempuan 1. Pengertian citra
Citra merupakan sebuah persepsi tentang suatu realitas dan tidak
harus selalu sesuai dengan realitas yang ada. Citra terbentuk berdasarkan
informasi yang diterima.21 Di lain pihak citra sebagai sebuah kategori di
18
Tim Penyusun kamus pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet. Ke-4, hal. 965
19
Anton, Meolino (et, al), Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hal. 756
20
Komaruddin, Hidayat, Kamus Istilah Skripsi dan Tesis, hal. 74
21
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005)hal. 223
(39)
dalam relasi simbolik antara manusia dan objek, yang membutuhkan
aktualisasi dirinya kedalam dunia realitas, termasuk dunia gaya hidup.22 Citra adalah sebuah konsep yang terus berkembang. Yang
mengalami banyak perubahan dan perkembangan seiring perkembangan
teknologi dan informasi. Perempuan adalah pencerminan sebuah identitas
asli yang bisa didasarkan pada biologi atau budaya. Banyak yang
mengatakan bahwa perempuan lebih bersifat cultural dan linguistik dari
pada biologis. Meski bagian itu merupakan penanda bahwa dia adalah
perempuan.
Pencitraan perempuan tidak saja terjadi karena buatan media massa
saja, tetapi juga karena fenomena citra perempuan yang semakin
marak ditonjolkan. Pencitraan itu terjadi karena adanya berbagai
macam perspektif yang terjadi di masyarakat.
Agar kreativitas berkembang, perempuan harus melatih diri untuk
tidak berhenti pada deskripsi, reproduksi, pengulangan dalam segala
bidang, tetapi harus pandai mereka ciptakan atau membayangkan yang
belum pernah terjadi. Kebebasan perempuan akan tercipta bila berada
dikalangan sejenisnya. Kebersamaan itu perlu untuk menghubungkan
subjektif antara perempuan dengan dunia. Dengan cara itu perempuan
dapat memiliki identitas lain yang bukan sekedar ibu.
Pada era pasca kejatuhan Orde Baru atau era reformasi, seluruh
partai politik peserta pemilu saling berlomba mendapatkan dukungan
22
Alfathri Adlin, Resistensi Gaya Hidup Teori dan Realitas, (Bandung: Jala Sutra, 2006) hal. 73
(40)
28
suara dari kaum perempuan, terutama ibu rumah tangga untuk meraih
kursi parlemen. Bahkan dengan perkembangan demokrasi, komposisi
anggota parlemen pun disyaratkan dengen presentase anggota
parlemen perempuan.23
2. Media dan Perempuan
Media telah berhasil menyebarkan mengenai nilai-nilai
pembebasan dan kesetaraan sehingga lebih banyak orang menyadari
akan hak-haknya. Media bisa menjadi cermin dalam memberi gambar
kepedulian, konsepsi, atau aspirasi kepemimpinan perempuan.
Sebaliknya, media juga bisa melemahkan citra perempuan dan
kepemimpinannya.24
Masyarakat yang menekankan orientasi pada ekonomi merupakan
masyarakat yang hanya kenal satu pola hubungan , yaitu bertarung
dalam kompetisi. Masyarakat seperti ini menjadi arena para individu
dan kelompok bertarung tanpa ada yang menengahi. Suasana seperti
itu sangat mempengaruhi perkembangan media dan perjuangan
perempuan dalam membangun citra kepemimpinan yang positif dan
memberi alternatif.
Dalam buku Dominasi Penuh Muslihat Akar Kekerasan dan
Diskriminasi, Jean Baudrillard menjelaskan empat fase citra, yaitu:
23
Gadis Arivia, Mengapa Perempuan Menolak?, (Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2006)hal.17
24
Haryatmoko, Dominasi Penuh Muslihat Akar Kekerasan dan Diskriminasi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010) hal.151
(41)
1. Representasi citra di mana citra merupakan cerminan suatu
realitas,
2. Ideologi di mana citra menyembunyikan dan memberi gambar
yang salah akan realitas,
3. Citra menyembunyikan bahwa tak ada realitas,
4. Citra tidak ada hubungan sama sekali dengan realitas apapun.
Yang perlu dikembangkan adalah model pemberitaan dengan
menggunakan fase citra yang pertama. Melalui pencitraan fase pertama
itu bobot dan efektivitas kepemimpinan perempuan bukan sekedar
(42)
30
BAB III
GAMBARAN UMUM MAJALAH DAQU
A. Sekilas tentang Majalah Daqu
Majalah Daqu merupakan bacaan inspiratif masyarakat yang peduli
pada nilai-nilai sedekah, humanisme, sosial, dan kemanusiaan. Dicetak 60.000
eksemplar tiap edisi. Sebagai media komunitas, Daqu tidak pernah ada return
atau kembali ke redaksi. Seluruhnya diterima dan dibaca oleh masyarakat dan
donatur PPPA Daarul Qur’an.
Dalam sajiannya, Daqu menggunakan kekuatan fotografi human
interest yang mampu bicara tentang dirinya. Juga dibalut dalam naskah feature
yang segar dan enak dibaca, meski pesan yang ingin disampaikan berat. Daqu
memahami, bahwa pembaca tak perlu lelah untuk menerima pesan sebuah
majalah, pembaca harus dimudahkan untuk menikmati pesan dan
gambar-gambar yang bicara. Majalah Daqu, ruang bagi masyarakat yang peduli pada
budaya bersedekah, menolong, dan bermanfaat bagi masyarakat lainnya.1
B. Sejarah Majalah Daqu
Majalah Daqu dibuat sebagai sarana komunikasi antara lembaga,
donatur, dan masyarakat. Daarul Quran memiliki banyak program dan cara
untuk menyampaikan program-progam kepada masyarakat melalui web.
Tetapi internet di Indonesia masih dikota-kota besar saja. Sedangkan banyak
jamaah Daarul Quran yang berada di daerah. Maka Daarul Quran membuat
1
(43)
majalah Daqu untuk mencapai pelosok-pelosok. Tujuan utamanya untuk para
donatur, tapi kemudian diperbesar untuk masyarakat umum supaya tahu
aktifitas, kegiatan dari Daarul Quran. Dengan total 60.000 eksemplar tiap edisi
akan disebarkan ke donatur, masyarakat, dan kepenerima program Daarul
Quran. Edisi pertama terbit pada Januari 2012. Rencana awal terbit sekitar dua
sampai tiga bulan sekali.2
C. Visi dan Misi Majalah Daqu
Visinya ingin menyampaikan semua kegiatan Daarul Quran. Misinya,
ingin memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa dengan sedekah,
dengan apapun yang diberikan kepada Daarul Qur’an itu semua berefek baik,
multi player efek kepada kalangan miskin dan duafa.
Misinya untuk mengajak kebaikan kepada semua orang dengan
majalah Daqu. Kemudian majalah ini kita buat tidak seperti majalah yang
hanya sekedar melaporkan kegiatan. Majalah ini kita buat hidup, pertama
penulisannya kita ambil model feature, kemudian foto-foto yang hidup. Jadi,
para pembaca akan tergugah ketika membacanya.
D. Struktur Majalah Daqu
Dewan redaksi : Yusuf Mansur, M. Anwar Sani,
Ahmad Jameel,
Tarmizi Ashidiq
Pemimpin redaksi : Tarmizi Ashidiq.
2
(44)
32
Redaktur pelaksana : Sunaryo Adhiatmoko.
Kontributor : Nurbowo,
Darmawan Eko S,
Helmi Ariwibawa,
Effendi Wahyu Piyantoro,
Hendra Irawan.
Fotografer : Arsa Wening,
Rusli HB,
Mas Meng.
Desain dan Layout : Feryawi.
Desain iklan : Wahid Wahyudiyono,
Sandi Salam.
Alamat Redaksi : Graha Daarul Quran, kawasan bisnis CBD
Ciledug, blok A3 No. 21, jalan HOS
Cokroaminoto, Karang Tengah, Kota Tangerang
15157
Telp : (021) 73453000
Fax : (021) 73444858
Email Redaksi : majalahdaqu@gmail.com
E. Rubrikasi Majalah Daqu
Berikut ini merupakan macam-macam rubrik yang ada di majalah
(45)
1. Menembus Pintu Langit
Berisikan tentang doa-doa pembuka paling ampuh.
2. Editorial
Membahas kebijakan redaksi atas tema yang diangkat dan penyikapan
pada situasi kekinian terkait sedekah, Al-Quran, sosial dan
kemanusiaan.
3. Sapa
Untaian salam dari lembaga pada donatur dan masyarakat penerima
program. Juga perkembangan-perkembangan baru yang terjadi di
dalam lembaga untuk disampaikan ke publik.
4. Jalan Sedekah
Kisah inspiratif dari orang maupun kelompok masyarakat yang punya
tradisi bersedekah.
5. Santri
Kisah pergulatan para santri penghafal Al-Quran yang berada di
wilayah program Rumah Tahfidz.
6. Mendaras
Artikel yang diasuh oleh Ust. Yusuf Mansur dan Ust. Anwar Sani.
7. Daqu Utama
Berisi laporan utama tentang dunia Islam, dunia kemanusiaan, dunia
pesantren, mencakup manusia dan kehidupannya. Disajikan dengan
bahasa yang ringan, mudah dicerna, menarik dan ilustrasi foto yang
(46)
34
Ada Apa Dengan Hari Ibu
Rubrik Ada apa dengan hari ibu ini ditulis bertepatan dengan
peringatan hari ibu 22 Desember. Rubrik ini berisikan mengenai
bagaimana menjadi seorang anak yang soleh dan solehah, berbakti
kepada kedua orang tua, khususnya ibu. Tulisan dalam rubrik ini
diperkuat dengan tambahan ayat Al-Qur’an, Hadist, dan kisah Rasulullah. Serta terdapat pula peristiwa yang sedang marak terjadi
dalam masyarakat.
8. Konsultasi
Diasuh oleh Ust. Ahmad Jameel dan Ust. Ahmad Kosasih.
9. Jejak Daqu
Laporan aktivitas program PPPA Daqu terkait program yang langsung
ke masyarakat. Juga kiprah lembaga dalam pentas membangun
masyarakat di dalam dan luar negeri.
10.Daftar Donatur 11.Laporan Keuangan 12.Kilas
Ini istilah lain dari seremonial. Aktivitas yang sifatnya seremonial,
fundraishing, kunjungan dan event diwadahi di dalam rubrik ini.
Bentuk kemasannya narsis tapi elegan dan perlu.
(47)
Adalah esay penutup yang dirangkai dengan bahasa kuat, sederhana
tapi memikat. Tulisan ini seakan mengikat tiap pembaca untuk segera
melakukan tindakan sosial, menghafap Al-Quran, dan berbagi setelah
membaca majalah sejah halaman cover.
F. Sasaran Pembaca Majalah Daqu
Majalah Daqu dibaca oleh 60.000 donatur dan masyarakat umum. Dari
60.000 eksemplar yang dicetak dan di distribusikan habis. Pembaca potensial
adalah para donatur Program Pembibitan Penghafalan Al-Qur’an (PPPA) Daarul Quran yang sampai tahun 2012 tercatat sebanyak 65.616 orang
donatur.
Jika dihitung untuk satu donatur penerima majalah dibaca keluarga
dengan jumlah empat orang, maka Majalah Daqu setiap edisinya dibaca oleh
240.000 orang.
1. Berdasarkan Gender
Berikut adalah jumlah pembaca majalah Daqu yang
dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin
Perempuan : 39.342 (60%)
Laki-laki : 26.274 (40%)
Tabel 3.1
(48)
36
Berdasarkan Gender
Laki-laki
Perempuan
2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berikut adalah jumlah pembaca majalah Daqu yang
dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan
SD : 1200
SMP : 1.439
SMA : 3.021
SKM : 5.543
D1 : 9123
D2 : 8.212
D3 : 9.421
S1 : 23.125
(49)
Tabel 3.2
Presentase Pembaca Majalah Daqu Berdasarkan Tingkat Pendidikan
3. Total Pembaca
Berikut adalah jumlah pembaca majalah Daqu yang
dikelompokkan berdasarkan wilayah
Jakarta Barat : 1.959 (3%)
Jakarta Utara : 1.077 (2%)
Jakarta Selatan : 5.717 (9%)
Jakarta Timur : 3.481 (5%)
Jakarta Pusat : 2.575 (4%)
Bekasi : 3.214 (5%)
Bogor : 1.618 (2%)
Depok : 1.914 (3%)
Tangerang : 5.679 (9%)
2% 2% 5%
8%
14%
13% 14%
35% 7%
Tingkat Pendidikan
sd smp sma smk D1 D2 D3 S1
(50)
38
Bandung : 8.400 (13%)
Yogyakarta : 10.760 (16%)
Semarang : 8.252 (13%)
Malang : 5.320 (8%)
Surabaya : 3.200 (5%)
Lampung : 2.450 (4%)
Total : 65.616
Tabel 3.3
Total Pembaca Majalah Daqu 3% 2% 9% 5% 4% 5% 2% 3% 9% 13% 16% 12% 8% 5% 4%
Total Pembaca
Jakarta Barat Jakarta Utara Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Bekasi Bogor Depok Tangerang Bandung(51)
(52)
39
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Analisis Citra Perempuan Pada Rubrik Ada Apa dengan Hari Ibu di Majalah Daqu dari Segi Teks
Pada bab ini akan menguraikan tentang Analisis wacana citra
perempuan rubrik Daqu Utama majalan Daqu edisi Januari 2013 berdasarkan
model Teun A. Van Dijk. Dalam model analisis wacana model Teun A. Van
Dijk terdapat tiga elemen/bangunan yang digunakan dalam menganalisis suatu
teks media. Tiga elemen/bangunan tersebut yaitu ditinjau dari segi teks,
kognisi sosial, dan konteks sosial. Dalam segi teks terbagi menjadi tiga
tingkatan. Yang pertama, struktur makro yang terdiri dari tematik. Kedua,
superstruktur yang terdiri dari skematik. Ketiga struktur mikro yang terdiri
dari semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris.
Tabel 4.1
Temuan Teks pada Berita “Ada Apa Dengan Hari Ibu” Struktur
Wacana
Hal Yang Diamati
Elemen Keterangan
Struktur Makro Tematik Topik Tema berita ini penulis
temukan pada kalimat:
“Rugi, rugi, rugi! ucap
Rasulullah SAW tiba-tiba. Siapa ya Rasulullah? Tanya sahabat terperanjat. Merugilah orang yang hidup bersama orang tuanya atau salah satunya di saat mereka tua renta,
(53)
namun ia tidak masuk
surga.” (Paragraf 1)
“Negeri kita mempunyai
momentum Hari Ibu untuk mengenang jasa orng yang telah melahirkan kita.
Presiden Soekarno
menetapkan 22 Desember
sebagai Hari Ibu.”
(Paragraf 5)
Superstruktur Skematik Skema Skematik yang terdiri dari susunan teks berita secara utuh (pendahuluan, isi, dan penutup) penulis temukan pada beberapa kalimat berikut:
Pendahuluan: “Merugilah
orang yang hidup bersama kedua orang tuanya atau salah satunya di saat mereka tua renta, namun ia tidak masuk surga. Wasiat Nabi itulah yang membuat para ulama begitu berbakti kepada orang tuanya.” (Paragraf 1)
Isi: 1. “Memenuhi spirit
Hari Ibu dan Hari Kartini,
demokrasi Indonesia
menetapkan quota
minimum 30% pengurus perempuan pada partai politik peserta pemilu. Tingkat keterwakilan ini semakin meningkat. Pada Pemilu tahun 1999 sebesar 9%, Pemilu 2004 menjadi 11,8%, dan Pemilu 2009
mencapai 18%. Ini
menyebabkan Senayan
sejak era reformasi lebih semarak dengan kehadiran
politisi wanita.” (Paragraf
5)
2. “Allah SWT
(54)
41
berbakti kepada orang tuanya sejak mereka masih hidup hingga mereka di alam barzakh sampai hari
kebangkitan datang.”
(Paragraf 7)
Penutup: “Anak sholeh dan
Sholehah adalah investasi orang tuanya. Bersama ilmu yang bermanfaat dan sedekah jariyah, ia akan
menjadi “ATM” pahala
bagi kedua ibu-bapaknya di
alam barzakh.” (Paragraf
9) Struktur Mikro Semantik Latar
Detail
Maksud
Nominalis asi
Latar pada bagian rubrik ini terdapat pada kalimat:
“Demokrasi Indonesia
menetapkan quota
minimum 30% pengurus perempuan pada partai politik peserta pemilu. (Paragraf 5)
“Pada pemilu tahun 1999
sebesar 9%, pemilu 2004 menjadi 11,8%, dan pemilu
2009 mencapai 18%.”
(Paragraf 5)
“Apa hendak dikata, di
Hari Ibu 2012 ini, kita panen ibu-ibu di bui lantaran terjerat kasus korupsi Senayan dan mitranya. Ada yang dari parpol di Senayan, dari lembaga tinggi negara mitra Senayan, juga dari pengusaha kongsi Senayan. Tampaknya ada yang salah dari cara kita memulyakan
Ibu.” (Paragraf 6)
“Muhammad bin Sirin
(55)
di masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, harga pohon kurma melejit hingga seribu dirham perbatang. Seribu dirham setara 1000x2,975 gr emas, yang saat ini senilai kira-kira Rp 1,71 Milyar. (Paragraf 3). Melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959,
Presiden Soekarno
menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu. (Paragraf 5)
Memenuhi spirit Hari Ibu
dan Hari Kartini,
demokrasi Indonesia
menetapkan quota
minimum 30% pengurus perempuan pada parta politik peserta pemilu. Tingkat keterwakilan ini semakin meningkat. Pada pemilu tahun 1999 sebesar 9%, pemilu 2004 menjadi 11,8%, dan pemilu 2009 mencapai 18%. (Paragraf 5)
Apa hendak dikata, di Hari Ibu 2012 ini, kita panen ibu-bu di bui lantaran terjerat kasus korupsi Senayan dan mitranya. (Paragraf 6)
Struktur Mikro Sintaksis Bentuk kalimat
Koherensi
Bentuk kalimat yang ada dalam rubrik Daqu Utama dengan judul Ada Apa dengan Hari Ibu adalah kalimat deduktif.
Koherensi dengan
menggunakan konjungsi
„dan’ adalah:
Dan setiap ibuku
(56)
43
yang mampu kudapatkan, aku pasti memberikannya. (Paragraf 4)
Memenuhi spirit Hari Ibu
dan Hari Kartini,
demokrasi Indonesia
menetapkan quota
minimum 30% pengurus perempuan pada partai politik peserta pemilu. Pada pemilu tahun 1999 sebesar 9%, pemilu 2004 menjadi 11,8%, dan pemilu
2009 mencapai 18%.
(Paragraf 5)
Apa hendak dikata, di Hari Ibu 2012 ini, kita panen ibu-ibu di bui lantaran terjerat kasus korupsi Senayan dan mitranya. (Paragraf 6)
Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah”
dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: “Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
(57)
mendidik aku waktu kecil. (Paragraf 7)
Saat bunda masih ada, maka bentuk bakti kita kepadanya disebutkan Imam An-Nawaawi: ”Arti birrul waalidain yaitu berbuat baik pada kedua orang tua, melakukan hal
yang dapat membuat
mereka bergembira, dan berbuat baik kepada
teman-teman mereka.” (Paragraf
8)
Abu Asyad Malik
menuturkan, ketika ia dan para sahabatnya duduk di sisi Rasulullah SAW tiba-tiba ada seorang lelaki mendekati beliau seraya
bertanya, “Masih adakah
kebaktian lainnya kepada orang tua yang bisa
kulakukan setelah
kematiannya?” (Paragraf 8)
Beliau menjawab, “Ya, yaitu sholat tepat waktu, mendoakan ampunan bagi keduanya, memenuhi janji mereka semasa hidup, dan menyambung silaturahmi dengan kerabat yang bisa terputus dan menghargai teman-teman baiknya.” (Paragraf 8)
Itulah PR anak sholeh dan sholehah bagi almarhum dan almarhumah orang tuanya. (Paragraf 9)
Anak sholeh dan sholehah adalah investasi orang tuanya. Bersama ilmu yang bermanfaat dan sedekah jariyah, ia akan menjadi
“ATM” pahala bagi kedua
(58)
45
barzakh. (Paragraf 9) Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan
do’a anak sholeh. (Paragraf
9)
Koherensi dengan
menggunakan konjungsi
„Sebab’ dan „Akibat’
adalah: Ini menyebabkan
Senayan sejak era
reformasi lebih semarak dengan kehadiran politisi wanita. (Paragraf 5)
Koherensi dengan
menggunakan konjungsi
„Lalu’ adalah:
Ibnu Mas’ud pun
mengambil air, lalu dibawa kepada ibunya. (Paragraf 2)
Koherensi kondisional
dengan menggunakan
konjungsi „Yang’ adalah:
Merugilah orang yang hidup bersama orang tuanya atau salah satunya di saat mereka tua renta, namun ia tidak masuk surga. (Paragraf 1)
Wasiat Nabi itulah yang
membuat para ulama
begitu berbakti kepada orang tuanya, wabil khusus sang ibu. (Paragraf 2) Seribu dirham setara 1000x2,975 gr emas, yang saat ini senilai kira-kira Rp 1,71 Milyar. (Paragraf 3). Umbut adalah bagian ujung
pokok kurma yang
berwarna putih, berlemak, bentuknya seperti punuk unta, yang biasa dimakan
(59)
Kata ganti
bersama madu. (Paragraf 4)
Dan setiap ibuku
menginginkan sesuatu yang mampu kudapatkan, aku pasti memberikannya. (Paragraf 4)
Negeri kita punya
momentu Hari Ibu untuk mengenang jasa orang yang telah melahirkan kita. (Paragraf 5)
Ada yang dari parpol di Senayan, dari lembaga tinggi segara mitra
Senayan, juga dari
pengusaha kongsi Senayan. (Paragraf 6)
Tampaknya ada yang salah dari cara kita memulyakan ibu. (Paragraf 6)
Dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Paragraf 7)
Melakukan hal yang dapat
membuat mereka
bergembira, dan berbuat baik kepada teman-teman mereka. (Paragraf 8)
Masih adakah kebaktian lainnya kepada orang tua yang bisa kulakukan setelah kematiannya?. (Paragraf 8)
Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan
do’a anak sholeh. (Paragraf
9)
Koherensi dengan
menggunakan kata “atau”
(60)
47
Merugilah orang yang hidup bersama kedua orang tuanya atau salah satunya disaat mereka tua (Paragraf 1)
Koherensi dengan
menggunakan kata
“namun” adalah:
Namun ia tidak masuk surga. (Paragraf 1)
Koherensi dengan
menggunakan kata
“hingga” adalah:
Peringatan ini dirayakan secara nasional hingga sekarang. (Paragraf 5) Sejak mereka masih hidup hingga mereka di alam barzakh. (Paragraf 7)
Kata ganti „Aku’ terdapat pada kalimat: Dan setiap
ibuku menginginkan
sesuatu yang mampu
kudapatkan, aku pasti memberikannya. (Paragraf 4)
Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya,
sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku diwaktu kecil. (Paragraf 7) Kata ganti „Kamu’ adalah: Hai Usamah, kamu ini bagaimana sih? (Paragraf 4)
Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada
ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada
(61)
dan janganlah kamu
membentak mereka.
(Paragraf 7)
Kata ganti „Ia’ adalah:
Merugilah orang yang hidup bersama kedua orang tuananya atau salah satunya di saat mereka tua renta, namun ia tidak masuk surga. (Paragraf 1) Ketika ia dan para sahabat duduk di sisi Rasulullah SAW tiba-tiba ada seorang lelaki mendekati beliau. (Paragraf 8)
Bersama ilmu yang
bermanfaat dan sedekah jariyah, ia akan menjadi
“ATM” pahala bagi kedua
ibu-bapaknya di alam barzakh. (Paragraf 9)
Kata ganti „Mereka’
adalah: Allah SWT
mengharuskan anak
berbakti kepada orang tuanya sejak mereka masih hidup hingga mereka di alam barzakh sampai hari
kebangkitan datang.
(Paragraf 7)
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah”
dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan. Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya,
sebagaimana mereka
(62)
49
diwaktu kecil. (Paragraf 7) Melakukan hal yang dapat
membuat mereka
bergembira, dan berbuat baik kepada teman-teman mereka. (Paragraf 8)
Memenuhi janji mereka
semasa hidup, dan
menyambung silaturahmi. (Paragraf 8)
Kata ganti „Kita’ adalah:
Negeri kita punya
momentum Hari Ibu untuk mengenang jasa orang yang telah melahirkan kita. (Paragraf 5)
Apa hendak dikata, di Hari Ibu 2012 ini, kita panen ibu-ibu di bui lantaran terjerat kasus korupsi Senayan dan mitranya. (Paragraf 6)
Tampaknya ada yang salah dari cara kita memulyakan ibu. (Paragraf 6)
Saat bunda masih ada, maka bentuk bakti kita kepadanya disebutkan
Imam An-Nawaawi.
(Paragraf 8)
Struktur Mikro Stilistik Leksikon Itulah “PR” anak sholeh
dan sholehah bagi
almarhum dan almarhumah orang tuanya.
Bersama ilmu yang
bermanfaat dan sedekah jariyah, ia akan menjadi
“ATM” pahala bagi kedua
ibu-bapaknya di alam barzakh. (Paragraf 9) Struktur Mikro Retoris Grafis
Metafora Merugilah orang yang
hidup bersama kedua orang tuanya atau salah
(63)
satunya di saat mereka tua renta, namun ia tidak masuk surga (HR Muslim dari Abu Hurairah ra, paragraf 1)
Anas bin an-Nadhr
al-Asyja’i berkisah, suatu malam ibunda Ibnu Mas’ud meminta air. Ibu Mas’ud
pun mengambil air, lalu dibawa kepada ibunya. Sesampainya di kamar ibunya, ternyata beliau telah tertidur. Maka sambil
tetap menyiagakan
minuman itu, Ibnu Mas’ud
menunggui ibunya hingga beliau terjaga jelang subuh (Birrul Walidain karya Ibnul Jauzi/550, paragraf 2)
Ibuku menghendakinya.
Dan setiap ibuku
menginginkan sesuatu yang mampu kudapatkan, aku pasti memberikannya (Shifatush Shafwah I:522, paragraf 4)
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah”
dan janganlah kamu membentak merekan dan ucapkanlah kepada mereka
(64)
51
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: “Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil
(QS Al-Isra:23-24,
paragraf 7)
Ya, yaitu sholat tepat
waktu, mendoakan
ampunan bagi keduanya, memenuhi janji mereka
semasa hidup, dan
menyambung silaturahmi dengan kerabat yang bisa terputus dan menghargai teman-teman baiknya (HR Abu Daud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim, paragraf 8)
Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do;a anak sholeh (HR Muslim no.1631 dari Abu Hurairah ra, paragraf 8)
a. Tematik
Setelah penulis memperhatikan dan membaca majalah Daqu, khususnya
rubrik Daqu Utama dengan judul Ada Apa dengan Hari Ibu secara
berulang-ulang, ada dua tema yang ingin disaampaikan oleh pengarang seperti yang
tertera di tabel atas. Tema tersebut yaitu bentuk pengabdian seorang anak
(65)
sebagai Hari Ibu yang kemudian oleh pemerintah ditetapkanlah quota 30 %
untuk perempuan dalam partai politik.
b. Skematik
Seperti yang dijelaskan pada bab dua bahwa analisis wacana Van Dijk
mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut
menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks dapat disusun dan diurutkan
sehingga membentuk satu kesatuan arti.
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa temuan skematik
pada judul Ada Apa dengan Hari Ibu terdapat pendahuluan yang berbentuk
cerita pada zaman Rasulullah mengenai ruginya seorang anak apabila ia tidak
bisa masuk surga padahal ia hidup bersama kedua orang tuanya. Adapun isi
yang terdapat di judul Ada Apa dengan Hari Ibu ada dua, pertama adalah
demokrasi Indonesia memberikan quota yang cukup besar bagi perempuan
Indonesia untuk ikut serta dalam partai politik. Jumlah perempuan yang
bergabung dalam partai politik semakin meningkat. Namun, kesempatan itu
tidak digunakan dengan baik sehingga mempengaruhi citra seorang perempuan.
Di Hari Ibu tahun 2012 banyak sekali ibu-ibu yang masuk bui karena terjerat
kasus korupsi. Isi yang kedua adalah Allah mengharuskan seorang anak untuk
berbakti kepada kedua orang tuanya sejak mereka masih ada dengan cara
jangan mengucapkan kata “ah” dan membentaknya, hingga kedua orang tuanya
berada di alam barzakh dengan cara sholat, memdoakan ampunan dan
menyambung silaturahmi. Kesimpulan yang diambil dari tabel di atas adalah
(66)
53
c. Semantik
Semantik merupakan bagian dari struktuk makro, yaitu makna yang ingin
ditekankan dalam suatu teks berita. Elemen-elemen yang dijelaskan adalah latar,
detil dan manksud yang ingin diungkapkan oleh pengarang.
Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa adanya latar belakang
yang dilakukan pengarang dalam menulis rubrik judul Ada Apa dengan Hari Ibu
ini. Pengarang menulis judul tersebut secara sistematis, mulai dari latar
belakang, menjabarkan secara detail dengan menyebutkan jumlah keikut sertaan
perempuan dalam partai politik yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
d. Sintaksis
Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antar kata dalam
tuturan/kalimat. Elemen sintaksis menjelaskan bagaimana sebuah kata atau
kalimat disususn dan dirancang menjadi sebuah kesatuan arti. Dalam sintaksis
terdapat beberapa elemen, yaitu bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti.
Bentuk kalimat yang digunakan pengarang dalam judul Rubrik Ada Apa
dengan Hari Ibu adalah kalimat deduktif, ide dan gagasan ditempatkan diawal
kalimat, serta inti dari apa yang diceritakan terdapat diakhir kalimat.
Sedangkan untuk koherensi atau pertalian antar kalimat dalam rubrik Daqu
Utama yang berjudul Ada Apa dengan Hari Ibu ini menggunakan kata: dan,
sebab, lalu, yang,
Untuk kata ganti yang dipakai dalam rubrik ini agar tidak ada pemborosan
kata dan kebosanan apabila mengulang kata yang sama, maka kata gantinya
(67)
e. Stalistik
Stalistik yaitu bagaimana pilihan kata yang dipakai oleh seorang
pengarang, dan elemen yang digunakan adalah leksikon yang pada dasarnya
elemen ini menandakan bagaimana seorang melakukan pemilihan kata atas
berbagai kemungkinan. Dalam rubrik ini penulis menemukan tulisan
pengarang berupa majas. Majas merupakan bahasa imajinatif atau bahasa yang
maknanya melewati batas yang lazim. Majas yang digunakan pengarang
adalah majas hiperbola, yaitu majas yang menyatakan suatu dengan
melebih-lebihkan dari kenyataan yang sebenarnya untuk menonjolkan gagasan yang
dimaksudkan. Kata yang mengadung majas hiperbola yaitu: Itulah “PR” anak
sholeh dan sholehah, dan ia akan menjadi “ATM” pahala bagi kedua ibu -bapaknya.
f. Retoris
Retoris menjelaskan bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada
khalayak, atau kalimat penekanan-penekanan dalam tulisan. Elemen yang
dipakai retoris adalah grafis dan metafora. Pada elemen grafis temuan yang
didapat yaitu berupa dua foto seorang ibu. Pertama, seorang ibu sedang
mengayuh sepeda dengan membawa keranjang didepannya, dan peti telur di
belakanh sepedanya. Yang kedua, seorang ibu menggendong belakang dan
menenteng keranjang yang berisikan dagangan. Untuk metafora peneliti
mengamati dan menemukan bahwa yang digunakan adalah ayat-ayat
(68)
55
B. Analisis Citra Perempuan pada Rubrik Ada Apa dengan Hari Ibu di Majalah Daqu Dari Segi Kognisi Sosial
Tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, Van Dijk juga
memperhatikan bagaimana suatu teks diproduksi. Yang disebut sebagai
kognisi sosial, kesadaran mental wartawan yang membentuk teks tersebut.1 Untuk mengetahui apa yang dituliskan penulis dalam rubrik Daqu Utama,
dalam hal ini Van Dijk mempunyai empat elemen untuk mengetahui strategi
penulis dalam memahami peristiwa.
1. Seleksi
Seleksi merupakan strategi yang menunjukkan bagaimana sumber,
peristiwa, informasi diseleksi oleh wartawan untuk ditampilkan ke dalam
tulisan. Penulis rubrik Daqu Utama dengan judul Ada Apa dengan Hari
Ibu karena ia melihat banyak perempuan, ibu-ibu di Indonesia yang
berfungsi ganda, yakni menjadi seorang Ibu dan mencari nafkah. Masalah
yang dihadapi oleh perempuan Indonesia cukup banyak, seperti akses
kesehatan, pendidikan rendah, dan pernikahan usia dini.
Dalam rubrik ini penulis ingin mengangkat bahwa sebetulnya citra
perempuan dalam Islam itu sangat mulia, seperti melahirkan, dan
mendidik anak. Seiring perkembangan teknologi dan informasi, citra
perempuan pun juga mengalami perubahan. Beberapa perempuan
Indonesia juga sudah menyumbangkan emansipasinya dalam hal
1
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS 2001)hal. 259-260
(69)
pekerjaan. Agar kreativitas berkembang, perempuan harus melatih diri
mereka dalam berbagai bidang. Dengan cara itu citra perempuan tidak
hanya sekedar menjadi ibu.
Dalam rubrik ini penulis menambahkan satu contoh peristiwa
dalam masyarakat bagaimanacitra perempuan yang sudah mengalami
peningkatan kemudian oleh pemerintah diberikan kesempatan untuk
menyalurkan emansipasinya dalam partai politik.
2. Reproduksi
Dalam reproduksi wacana, penulis rubrik Dau Utama menampilkan
argumentasi yang diambil dari al-Qur’an, hadist, kisah Rasulullah, dan peristiwa yang terjadi di masyarakat untuk dijadikan sumber-sumber
penyampaian informasi.
3. Penyimpulan
Penulis memberikan informasi kepada pembaca bahwa hari ibu
tidak hanya dijadikan sebagai peringatan saja. Kemudian citra seorang
perempuan yang sudah semakin meningkat seiring perubahan zaman ini
juga harus diamalkan sehingga tidak mencoreng citra perempuan yang
seharusnya mulia.
4. Transformasi lokal
Strategi ini berhubungan dengan bagaimana peristiwa tersebut
ditampilkan. Dalam penulisannya, penulis menggunakan contoh kasus
yang sedang terjadi di masyarakat menganai citra perempuan yang
(70)
57
pemerintah kepada perempuan di Indonesia mengenai kasus korupsi
yang terjadi di Senayan.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengembangan konsep serta
pemahaman peneliti terhadap objek yang diteliti, maka tersusunlah
tabel analisis wacana Teun Van Dijk mengenai kognisi sosial sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Skema/ Model Kognisi Sosial van Dijk
Skema Person (Person Schemas)
Penulis mulai bergabung dengan tim penulis Daqu Utama sejak majalah Daqu ini terbit pertama kali. Menurutnya yang lebih penting adalah adanya kebijakan tentang kaum perempuan. Sebenarnya citra perempuan sangat mulia, melahirkan kemudian mendidik anak. Seiring perkembangan zaman perempuanpun juga harus lebih kreatif, selain mengurus rumah tangga, perempuan juga bekerja di luar rumah.
Skema Diri (Self Schemas)
Bagi sebagian orang, Hari Ibu hanya sebagai peringatan saja. Namun sebenarnya masih banyak hal-hal yang harus dibenahi terkait citra sorang perempuan yang berperan ganda.
Skema Peran (Role Schemas)
Peran seorang ibu sangat menjadi teladan bagi orang lain. Tidak hanya melahirkan, tetapi seorang ibu juga mendidik anaknya supaya menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Citra perempuanpun terjadi perubahan, tidak lagi hanya mendidik anak tetapi juga menyumbangkan emansipasi seperti ikut dalam partai politik.
Skema Peristiwa (Event Schemas)
Untuk mengenang jasa seorang ibu, di Indonesia juga telah menetapkan tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu. Pemerintah juga
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)