PENGARUH SIMBOL-SIMBOL KEAGAMAAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MUSLIM PADA WAROENG STEAK AND SHAKE DI SURABAYA.

(1)

PENGARUH SIMBOL-SIMBOL KEAGAMAAN TERHADAP

LOYALITAS KONSUMEN MUSLIM PADA WAROENG STEAK

AND SHAKE DI SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

ROYKHATUL JANNAH NIM: C94212145

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH SURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari simbol-simbol keagamaan terhadap loyalitas konsumen pada konsumen muslim Waroeng Steak and Shake yang bertempat di Jl. Flores no. 31 Surabaya.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan merupakan penelitian survei.Subjek penelitian ini adalah konsumen Waroeng Steak and Shake Jl. Flores no.31 Surabaya yang berjumlah 100 orang. Variabel dalam penelitian ini yaitu: variabel bebas meliputi simbol agama Islam verbal dan simbol agama Islam non verbal. Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah loyalitas konsumen.Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada responden, metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil regresi dilakukan setelah model tidak mengalami gejala-gejala asumsi klasik seperti normalitas, multikoliearitas, dan heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji F (simultan), uji T (parsial), dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel simbol agama Islam verbal dan simbol agama Islam non verbal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,458 Sedangkan secara parsial simbol agama Islam verbal menunjukkan berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai signifikansi 0,000 dan nilai koefisien regresi sebesar 1,390 Dan untuk simbol agama Islam non verbal secara parsial juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen dengan nilai signifikansi 0,017 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,210.

Kata Kunci: Simbol agama Islam verbal, Simbol agama Islam non verbal, Loyalitas konsumen.


(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TRANSLITERASI ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Landasan Teori ... 8

1. Simbol-Simbol Keagamaan ... 8

2. Simbol Verbal ... 12

3. Simbol Non Verbal ... 13

4. Perilaku Konsumen ... 14

5. Kepuasan Konsumen ... 15


(8)

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 21

C. Kerangka Konseptual ... 24

D. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

D. Variabel Penelitian ... 30

1. Variabel Bebas atau Dependen (X) ... 30

2.Variabel Terikat atau Independen (Y)... 31

E. Definisi Operasional ... 31

1. Simbol Agama Islam Verbal ... 31

2. Simbol Agama Islam Non Verbal ... 32

3. Loyalitas Konsumen ... 33

G. Data dan Sumber Data ... 34

1. Jenis Data ... 34

2. Sumber Data ... 35

H. Teknik Pengumpulan Data ... 35

I. Teknik Analisis Data ... 37

1. Metode Analisis ... 37

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38

a. Uji Validitas ... 38

b. Uji Reliabilitas ... 39

3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 40

4. Uji Asumsi Klasik ... 41

a. Uji Normalitas ... 41

b. Uji Multikolinearitas ... 42

c. Uji Heteroskedastisitas ... 43

d. Uji Autokolerasi ... 45

5. Uji Hipotesis ... 46


(9)

b. Uji F (Simultan) ... 46

c. Uji T (Parsial) ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 49

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 49

1. Sejarah Perusahaan ... 49

2. Galeri Waroeng Steak and Shake ... 51

3. Visi dan Misi Waroeng Steak and Shake ... 53

4. Karakteristik Responden ... 54

5. Karakteristik Jawaban Responden ... 57

B. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 69

1. Uji validitas ... 70

2. Uji Reliabilitas ... 71

C. Analisis Data ... 72

1. Uji Asumsi Klasik ... 72

a. Uji Normalitas ... 72

b. Uji Multikolinearitas ... 75

c. Uji Heteroskedastisitas ... 76

d. Uji Autokorelas ... 78

2. Analisis Regresi Berganda ... 79

3. Uji Hipotesis ... 81

a. Koefisien Determinasi ... 81

b. Uji F (Simultan) ... 82

c. Uji T (Parsial) ... 84

BAB V PEMBAHASAN ... 87

A. Analisis Data Penelitian ... 88

B. Pengaruh Simbol Agama Islam Verbal dan Simbol Agama Islam nonverbal Secara Simultan Terhadap Loyalitas Konsumen ... 90

C. Pengaruh Simbol Agama Islam Verbal dan Simbol Agama Islam nonverbal Secara Parsial Terhadap Loyalitas Konsumen ... 93


(10)

BAB VI PENUTUP ... 106 A. Simpulan ... 106 B. Saran ... 106 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh simbol dalam Agama Islam ... 11

Tabel 2.2Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 21

Tabel 3.1Skala Likert ... 36

Tabel 4.1 Daftar alamat galeri Waroeng Steak and Shake di seluruh Indonesia ... 50

Tabel 4.2 Jenis Kelamin responden ... 53

Tabel 4.3 Usia Responden... 54

Tabel 4.4 Jenis Pekerjaan Responden ... 54

Tabel 4.5 Lama jadi pelanggan ... 55

Tabel 4.6 Penghasilan perbulan responden ... 56

Tabel 4.7 Memperdengarkan lantunan adzan ketika waktu sholat sebagai pengingat untuk melaksanakan sholat ... 56

Tabel 4.8 Memperdengarkan lagu-lagu Islami setelah adzan berkumandang ... 57

Tabel 4.9 Para pelayan yang ramah dalam menyapa konsumen ... 58

Tabel 4.10 Mengucapkan salam “Assalamualaikum” kepada konsumen yang datang ... 58

Tabel 4.12 Makanan yang disajikan terjamin kehalalannya karena ada label halal dari MUI ... 59

Tabel 4.13 Makanan yang disajikan terjamin kebersihannya ... 59

Tabel 4.14 Terdapat fasilitas musholla yang nyaman ... 60

Tabel 4.15 Peralatan sholat yang tersedia di musholla lengkap... 60

Tabel 4.16 Terdapat ornamen Islam di dinding-dinding restoran ... 61

Tabel 4.17 Ajakan untuk bersedekah dari pemimpin restoran ... 61

Tabel 4.18 Pengajian rutin sebagai wujud dakwah dari Waroeng Steak and . Shake kepada para konsumen ... 62

Tabel 4.19 Larangan merokok bagi seluruh karyawan di Waroeng Steak and Shake ... 62


(12)

Tabel 4.20 Hadiah umrah atau haji kepada karyawan yang memiliki

kinerja yang bagus... 63

Tabel 4.21 Saya selalu mengunjungi Waroeng steak and shake ... 64

Tabel 4.22 Saya berniat untuk selanjutnya mengunjungi dan mengkonsumsi aneka menu makanan di Waroeng Steak and shake ... 64

Tabel 4.23 Saya senang mengatakan hal-hal yang positif tentang Waroeng Steak and Shake ... 65

Tabel 4.24 Saya merekomendasikan kepada orang lain yang membutuhkan informasi tentang Waroeng Steak and Shake... 65

Tabel 4.25 Saya mengajak keluarga atau teman untuk memilih Waroeng Steak and Shake sebagai tempat makan favorit ... 66

Tabel 4.26 Saya memberikan respon atau umpan balik mengenai menu makanan baru dan memberitahukan apa saja yang saya inginkan kepada Waroeng Steak and Shake ... 66

Tabel 4.27 Saya memberikan informasi tentang kinerja layanan yang saya alami kepada Waroeng Steak and Shake ... 67

Tabel 4.28 Saya memberikan saran-saran untuk perbaikan menu makanan dan pelayanan guna perkembangan Waroeng Steak and Shake dimasa mendatang ... 67

Tabel 3.2Hasil Uji Validitas Simbol Agama Islam Verbal ... 69

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Simbol Agama Islam non Verbal ... 69

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Loyalitas Konsumen ... 70

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 71

Tabel 4.29 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 73

Tabel 4.30 Hasil Uji Multikolinearitas... 74

Tabel 4.31 Hasil Uji Heteroskedastisitas Spearman’s Rho ... 75

Tabel 4.31 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 78

Tabel 4.32 Hasil Analisis Determinasi ... 80

Tabel 4.33 Hasil Uji F ... 82


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Normal Plot ... 71 Gambar 4.2 Grafik Scatter Plot ... 77


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam merupakan agama mayoritas yang dipeluk oleh penduduk Indonesia. Sebagai agama, Islam memberikan warna kepada setiap aspek kehidupan pemeluknya. Dimulai dari segi ibadah, politik, sosial, dan ekonomi walaupun Indonesia tidak menggunakan agama sebagai dasar negara. Konsep-konsep ajaran agama ini dijalankan secara individual oleh pemeluknya. Masyarakat muslim percaya apabila keselamatan dan keberuntungan akan dicapai ketika kaum muslim mengamalkan dan menerapkan ajaran agama dalam kehidupan. Al-Qur’an menegaskan kepada setiap muslim untuk senantiasa terikat dengan aturan-aturan Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan yang dijalankannya.

Peran lain yang bisa ditunjukkan oleh agama Islam dalam kegiatan ekonomi adalah dalam hal seorang produsen melakukan strategi bisnis pada sebuah perusahaanya. Menurut Cornwell agama menjadi bagian integral dari budaya, mempengaruhi produsen untuk mengeksplorasi perannya dalam konsumsi dunia, khususnya di bidang kegiatan kewirausahaan. Banyak jenis dari suatu usaha misalnya perdagangan, perindustrian, hotel, tour travel, restoran dan lain-lain. Untuk penelitian ini yang menjadi subjek adalah restoran.

Menurut Marsum restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan


(15)

2

baik kepada semua tamunya baik berupa makan maupun minuman. Selain bertujuan bisnis atau mencari untung, membuat puas para tamu pun merupakan tujuan operasi restoran yang utama. Bisnis restoran dituntut untuk melakukan pelayanan baik karena akan berhadapan langsung dengan manusia sebagai konsumennya. Petugas yang akan menangani pelayanan diseleksi secara cermat, dididik dan dilatih dengan baik selain itu juga inovasi dan kualitas dari restoran tersebut juga diperhatikan.1

Perkembangan restoran dan rumah makan sekarang ini di Indonesia khususnya dikota-kota besar seperti Surabaya semakin berkembang dengan pesat. Bisnis makanan di Surabaya mengalami perkembangan yang sangat pesat, dapat dijumpai menjamurnya bisnis makanan mulai dari yang berskala kecil sampai dengan bisnis makanan berskala besar. Diantara restoran itu terdapat hal yang unik dalam pengemasan konsepnya yang membuat restoran itu berbeda dengan lainnya. Diantara restoran itu adalah Waroeng Steak and Shake.

Simbol-simbol agama Islam mengenai konsumsi yang berkaitan juga dengan penulisan ini adalah makanan halal. Salah satu ajaran agama Islam yaitu diwajibkan setiap umatnya untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang dibolehkan oleh ajaran-ajaran agama Islam. Dalam hal ini makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh umat muslim diwajibkan halal. Makanan halal atau persoalan halal dan haram bagi umat Islam adalah sesuatu yang sangat penting, yang merupakan bagian dari keimanan dan ketaqwaan.

1


(16)

3

Perintah untuk mengkonsumsi yang halal dan larangan menggunakan yang haram sangat jelas dalam tuntunan agama Islam, sebagaimana firman Allah SWT didalam QS. Al-Baqarah : 168













































Artinya:“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.2

Manfaat makanan halal bagi diri seorang adalah dapat menjaga kesehatan jiwa dan rohani karena dengan mengkonsumsi makanan halal tubuh akan mendapat suplai yang baik sehingga spiritual akan jadi membaik. Seorang muslim seharusnya melakukan upaya mengkonsumsi makanan berkualitas baik sehingga kehidupan mereka akan lebih diberkati oleh Allah SWT jadi dalam segi perilaku konsumen tidak terlepas dari hukum agama tersebut.

Pada Waroeng Steak and Shake penulis menemukan simbol-simbol agama Islam yang diindikasikan sebagai konsep dari restoran tersebut. Waroeng Steak and Shake membuka cabang di Surabaya terhitung baru, akan tetapi minat dari masyarakat sendiri sudah baik. Waroeng Steak and Shake yang bertempat di Jl. Flores no.31 Surabaya merupakan salah satu cabang dari Waroeng Steak and Shake yang berpusat di Yogyakarta. Restoran ini

2


(17)

4

tempatnya cukup luas dengan suasana yang nyaman, akan tetapi yang menarik restoran ini konsisten menggunakan bahan makanan halal. Produsen tidak hanya memikirkan kualitas rasa makanan yang disajikan tetapi juga memikirkan kehalalan dari hidangan tersebut, terlihat dari labelisasi halal pada nama restorannya serta sertifikat halal yang berasal dari MUI. Simbol agama Islam lain yang ditemukan oleh penulis pada restoran ini adalah terdapatnya fasilitas agama bagi umat Islam yaitu musholla. Uniknya dari Waroeng Steak and Shake ini ialah ketika ada adzan sholat maka kegiatan jual beli dihentikan untuk segera menunaikan ibadah sholat. Hal ini belum banyak ditemui di Indonesia, tetapi produsen dalam strategi bisnisnya konsisten menggunakan Agama Islam sebagai jati diri restorannya, dikarenakan pasar sasaran utamanya adalah konsumen muslim.

Pemilik restoran juga menajalankan usahanya sebagai sarana untuk berdakwah, dengan memasang interior Islam yang melekat di dinding restoran yang di tujukan ke konsumen sebagai pengingat dan pesan kepada konsumen untuk melakukan tindakan yang baik dan bisa sebagai makna untuk menyampaikan ajaran Islam kepada konsumen. Dalam memberikan pelayanan yang baik dan keunggulan SDM Waroeng Steak and Shake pemilik restoran membentuk suatu ritual agama yaitu Islam dan hal ini akan menjadi ciri khas restoran. Spiritual company adalah sebuah program berisi penanaman nilai-nilai ajaran Islam kepada para pegawai, diantaranya pengajian rutin antar karyawan, larangan merokok bagi karyawan, hafalan Al-Quran, tafsir hadist, sholat dhuha sebelum bekerja dan sholat berjamaah di


(18)

5

sela-sela bekerja. Sebagai sarana dakwah kepada konsumen, Waroeng Steak and Shake mengajak konsumen untuk memperdalam agama Islam dengan mengadakan tabligh akbar yang diadakan dua kali dalam setahun.

Loyalitas konsumen dalam pemasaran merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Dalam hal ini perusahaan sangat mengharapkan akan dapat mempertahankan konsumennya dalam waktu yang lama. Sebab apabila perusahaan memiliki seorang konsumen yang loyal, maka hal itu dapat menjadi aset yang sangat bernilai bagi perusahaan. Kotler menyatakan bahwa pelanggan yang puas dan loyal (setia) merupakan peluang untuk mendapatkan pelanggan baru. Mempertahankan semua pelanggan yang ada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian pelanggan karena biaya untuk menarik pelanggan baru bisa lima kali lipat dari biaya mempertahankan seorang pelanggan yang sudah ada.3

Dari permasalahan kasus diatas penulis mengindikasikan simbol-simbol agama Islam sebagai jati diri dari sebuah restoran. Hal tersebut yang membuat ciri khas dari suatu restoran atau pembeda dari lainnya dan dapat menarik minat konsumen untuk datang di restoran tersebut. Maka peneliti

ingin mengambil judul “Pengaruh Simbol-Simbol Keagamaan terhadap

Loyalitas Konsumen pada Waroeng Steak and Shake di Surabaya”.

3

Philip Kotler & Kevin L. Keller, Manajemen Pemasaran Edisi milineum, (Jakarta: PT Prehallindo, 2000) 60.


(19)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh secara simultan simbol agama Islam verbal dan simbol agama Islam non verbal terhadap loyalitas konsumen muslim pada Waroeng Steak and Shake di Surabaya?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial simbol agama Islam verbal dan simbol agama Islam non verbal terhadap loyalitas konsumen muslim pada Waroeng Steak and Shake di Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian tersebut, maka tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan simbol agama Islam verbal dan simbol agama Islam non verbal terhadap loyalitas konsumen muslim pada Waroeng Steak and Shake di Surabaya.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial simbol agama Islam verbal dan simbol agama Islam non verbal terhadap loyalitas konsumen muslim pada Waroeng Steak and Shake di Surabaya.

D. Kegunaan Penelitian


(20)

7

a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai simbol-simbol keagamaan yang ada di Waroeng Steak and Shake di Surabaya serta pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen.

b. Penelitian ini sebagai wadah untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah, untuk membandingkan teori dengan kenyataan di lapangan, dan menambah wawasan akan kasus nyata dalam dunia bisnis.

2. Bagi organisasi dan perusahaan

Dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pertimbangan oleh manajer perusahaan agar dapat terus memperbaiki dan meningkatkan strategi pemasaran terutama dalam menjaga dan memelihara loyalitas konsumen.

3. Bagi Perguruan Tinggi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal dan referensi bagi penelitian selanjutnya serta memberikan sumbangsih data dalam kaitannya dengan teori perilaku konsumen.

4. Bagi Pihak Lain

Bisa diwujudkan sebagai alat pembanding bagi tujuan lain yang membahas hal sejenis dan berguna bagi pembaca lain yang hanya ingin mengetahui maupun bagi mereka yang ingin menelaah lebih jauh dari tujuan yang ada.


(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Simbol-Simbol Keagamaan

Secara etimologis istilah “simbol” diserap dari kata symbol dalam bahasa inggris yang berakar pada kata symbolicium dalam bahasa latin. Sementara dalam bahasa yunani kata symbolon dan symballo yang juga menjadi akar kata symbol, memiliki beberapa makna generik, yakni “memberi kesan”, “berarti”, dan “menarik”. Dalam sejarah pemikiran, simbol memiliki dua pengertian yang sangat berbeda. Dalam pemikiran dan praktik keagamaan, simbol lazim dianggap sebagai pancaran realitas transenden. Dalam sistem pemikiran logika dan ilmiah, lazimnya istilah simbol dipakai dalam arti tanda abstrak.

Dalam beberapa pengertian “simbol” diartikan sebagai berikut:

1. Simbol adalah sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang terlihat yang menggantikan gagasan atau objek.

2. Simbol adalah kata, tanda, atau isyarat yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain seperti arti, kualitas, abstraksi, gagasan dan objek.

3. Simbol adalah apapun yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan atau dengan kesepakatan atau kebiasaan.


(22)

9

4. Simbol sering diartikan secara terbatas sebagai tanda konvensional, sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar dan disepakati atau dipakai anggota masyarakat itu sendiri. arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda ilmiah.1

Arti simbol sering terbatas pada tanda konvensionalnya, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu dengan arti tertentu yang kurang lebih setandar yang disepakati atau dipakai anggota masyarakat tersebut. Adapun dalam sejarah pemikiran, istilah simbol memiliki dua arti yang sangat berbeda dalam pemikiran dan praktek keagamaan, simbol dapat dianggap sebagai gambaran kelihatan dari realitas transenden, dalam sistem pemikiran logis dan ilmiah.

Manusia sebagai mahluk yang mengenal simbol, menggunakan simbol untuk mengungkapkan siapa dirinya. Karena manusia dalam menjalani hidupnya tidak mungkin sendirian melainkan secara berkelompok atau disebut dengan masyarakat, karena antara yang satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Manusia sebagai anggota masyarakat dalam melakukan interaksinya seringkali menggunakan simbol dalam memahami interaksinya.

Adapun fungsi simbol adalah :

1. Simbol memungkinkan manusia untuk berhubungan dengan dunia material dan sosial dengan membolehkan mereka memberi nama,

1


(23)

10

membuat katagori, dan mengingat objek-objek yang mereka temukan dimana saja. Dalam hal ini bahasa mempunyai peran yang sangat penting 2. Simbol menyempurnakan manusia untuk memahami lingkungannya. 3. Simbol menyempurnakan kemampuan manusia untuk berfikir. Dalam arti ini, berfikir dapat dianggap sebagai interaksi simbolik dengan diri sendiri.

4. Simbol meningkatkan kemampuan manusia untuk memecahkan persoalan manusia. sedangkan manusia bisa berfikir dengan menggunakan simbolsimbol sebelum melakukan pilihan-pilihan dalam melakukan sesuatu.

5. Penggunaan simbol-simbol memungkinkan manusia bertransendensi dari segi waktu, tempat dan bahkan diri mereka sendiri. Dengan menggunakan simbol-simbol manusia bisa membayangkan bagaimana hidup dimasa lampau atau akan datang. Mereka juga bisa membayangkan tentang diri mereka sendiri berdasarkan pandangan orang lain.

6. Simbol-simbol memungkinkan manusia bisa membayangkan kenyataankenyataan metafisis seperti surga dan neraka.

7. Simbol-simbol memungkinkan manusia agar tidak diperbudak oleh lingkungannya. Mereka bisa lebih aktif ketimbang pasif dalam mengarahkan dirinya kepada sesuatu yang mereka perbuat.2

Agama memungkinkan manusia melakukan hal-hal paling besar yang mampu dilakukannya, dan menyebabkan orang dapat melakukan

2


(24)

11

sesuatu yang tidak dapat dilakukan orang lain, memberikan kedamaian, kebahagiaan, keharmonisan, dan kesadaran akan tujuannya, memberikan semuanya ini dalam bentuknya yang mutlak.

Menurut Geertz “agama merupakan suatu sistem simbol yang bertindak untuk menetapkan perasaan-perasaan (moods) dan motivasi-motivasi secara kuat, menyeluruh, dan bertahan lama pada diri manusia”.3

Bagi umat Islam gambar bulan bintang dan gambar Ka’abah merupakan simbol persaudaraan seluruh umat Islam di seluruh dunia. Pada simbol-simbol tersebut seakan-akan kepercayaan dan perasaan setiap orang Islam dari semua warna kulit, suku, dan bangsa dituangkan serta dipersatukan. Khusus di Indonesia misalnya gambar Ka’abah dijadikan lambang persatuan semua aliran politik yang diilhami kepercayaan Islam.

Tabel 2.1.

Contoh simbol dalam Agama Islam Jenis Ungkapan/Bentuk

Kata Allahu akbar, Assalamualikum

Wr.Wb, dan

Bissmilahiromanirohim

Objek Ka’abah, Masjid, Gelar H (haji), HJ (hajjah)

Barang/benda Peci, Mukenan, Sajada, Tasbi, Sarung, Jubah, dan Sorban, Tindakan Sujud, Rukuk, Membuka kedua

tangan, Gerakan sholat Peristiwa Idul fitri, Idul Adha, Puasa

Ramadhan, dan Tahun Baru Islam,

3


(25)

12

Simbol-simbol pada tabel memberikan informasi mengenai keberadaan dan perlambangan kehidupan umat Islam dengan melihat atau mendengar simbol tersebut secara langsung maupun tidak dapat mengenali keberadaan agama Islam.4

2. Simbol Verbal

Yang dimakud simbol verbal adalah simbol-simbol yang berupa bahasa yang dituturkan oleh para pelaku di suatu objek. Simbol verbal ini ditemukan dengan cara mengidentifikasi tuturan-tuturan yang dilakukan oleh para objek ditempat tersebut. simbol dalam bentuk verbal ini dibagi menjadi beberapa segmen:5

a. Paralinguistik

Paralinguistik dalam pengertian yang lebih sempit ialah kajian tentang isyarat-isyarat vokal yang mencakup pesan verbal. Trager mengklasifikasikan paralinguistik menjadi tiga domain perilaku, yakni piranti suara (voice set), kualitas suara (voice quality), dan vokalisasi. b. Kata

Brown dan Yulle mengemukakan bahwa kata-kata, frasa, dan larik-larik yang muncul dalam rekaman tekstual suatu wacana sebagai bukti usaha penutur mengkomunikasikan pesannya kepada pendengar. Adapun sebuah kata

4

D. Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1983), 101. 5

Dharmojo, Sistem Simbol dalam Munaba Waropen Papua, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005), 43.


(26)

13

c. Larik

Larik atau baris yang digunakan oleh para pelaku dalam berinteraksi bukanlah sekedar sebuah rangkaian kata-kata yang lebih besar atau lebih kompleks, namun merupakan suatu entitas yang baru dan memiliki pesan yang baru juga.

d. Bait

Bagian dari teks berirama (puisi atau lirik lagu) terdiri dari beberapa baris yang tersusun harmonis, menyerupai pengertian paragraf dalam sastra atau tulisan bebas.

3. Simbol Non Verbal

Yang dimaksud simbol non verbal adalah suatu sistem simbol yang berasal dari komponen-komponen selain komponen verbal yang berupa bahasa yang dipergunakan sebagai komunikasi. Dengan demikian, simbol selain sebagai wahana komunikasi verbal juga sebagai komunikasi non verbal. Berkaitan dengan kajian komunikasi non verbal, Both dalam Dharmojo mengemukakan bahwa kajian komunikasi nonverbal meliputi tentang penampilan tubuh, cara berpakaian, penataan rambut, kosmetik dan artefak-artefak lain. Sedangkan Rusech dan Kess dalam Dharmojo menambahkan bahwa kajian komunikasi verbal juga mencakup pesan-pesan yang disampaikan melalui objek dan gambar. Komponen non verbal dapat diklasifikasikan menjadi segmen-segmen yaitu:


(27)

14

a. Fisik , yang dimaksud fisik atau objek disini adalah segala macam piranti dan perlengkapan yang digunakan sebagai persyaratan pelaksanaan.

b. Tindakan , yang dimaksud tindakan adalah semua perilaku, gerakan, dan respon yang dilakukan oleh para pelaku yang berkaitan dan terlibat langsung dalam suatu atribut tersebut.

c. Latar , yang dimaksud latar adalah tempat, waktu, dan suasana atau atmosfer terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang berkaitan dengan simbol-simbol tersebut.

d. Suara musik pengiring , yang dimaksud dengan suara musik yang ditabuh untuk mengiringi suatu atribut yang dilakukan dari awal sampai akhir ritual. 6

4. Perilaku Konsumen

Menurut Engel, Blackwell dan Miniard pemahaman terhadap tindakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut, sebagaimana yang dinyatakan berikut ini:

Consumer behavior as those activities directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow these actions”.7

Lebih lanjut hawkins, Best, dan Coney menyatakan:

6

Ibid., 45.

7


(28)

15

Consumer behavior is the study if individuals, groups or organizations, and the processes they use to select, secure, use, and dispose of products, services, experiences or ideas to satisfy needs and the impact that these processes have on the consumer and society.”8

Merujuk pada pendapat Hawkins dkk ini berarti perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakna dan menghentikan produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat. Dengan demikian studi perilaku konsumen itu mencakup bidang yang lebih luas, karena termasuk didalamnya juga mempelajari dampak dari proses dan aktivitas yang dilakukan konsumen ke konsumen lain maupun masyarakat.9

5. Kepuasan Konsumen

Persaingan yang sangat ketat, dengan semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen menyebabkan setiap perusahaan harus mampu menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya perusahaan yang menyertakan komitmen terhadap kepuasan pelanggan. Karena kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan pelanggan melalui penyampaian

8

Hawkins, et al, Consumer Behavior, Building Marketing Strategy Tenth Edition, New York: McGraw Hill International Edition, 2007), 6.

9

Tatik suryani, Perilaku Konsumen Implikasi pada strategi pemasaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012) 5-6.


(29)

16

produk berkualitas dengan harga bersaing. Kepuasan konsumen dapat ditunjukkan melalui sikap konsumen pada pembelian.

Kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan prestasi atau hasil yang dirasakan. Baik praktisi ataupun akademisi memahami bahwa loyalitas pelanggan dan kepuasannya adalah berkaitan, walaupun keterkaitannya adalah tidak selalu beriringan. Kepuasan adalah langkah yang penting dalam pembentukan loyalitas tetapi menjadi kurang signifikan ketika loyalitas mulai timbul melalui mekanisme-mekanisme lainnya. Mekanis-me lainnya itu dapat berbentuk kebulatan tekad dan ikatan sosial. Loyalitas memiliki dimensi yang berbeda dengan kepuasan. Kepuasan menunjukkan bagaimana suatu produk memenuhi tujuan pelanggan. Kepuasan pelanggan senantiasa merupakan penyebab utama timbulnya loyalitas.10

6. Loyalitas Konsumen A. Definisi Loyalitas

Perilaku setelah pembelian suatu produk ditentukan oleh kepuasan atau ketidakpuasan akan suatu produk sebagai akhir dari proses penjualan. Bagaimana perilaku pelanggan dalam melakukan pembelian kembali bagaimana pelanggan dalam mengekspresikan produk yang dipakainya, dan perilaku lain yang menggambarkan reaksi pelanggan atas produk yang dirasakan.

10Ahmad Mardalis, “Meraih Loyalitas Pelanggan”,


(30)

17

Loyalitas pelanggan merupakan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang menyediakan barang atau jasa, kepuasan pelanggan merupakan faktor yang menentukan tingkat loyalitas konsumen. Menurut Tjiptono loyalitas merupakan komitmen pelanggan terhadap toko, merek ataupun pemasok yang didasarkan atas sikap positif yang tercermin dalam bentuk pembelian berulang secara konsisten.11 Loyalitas menurut pawitra adalah komitmen pelanggan terhadap suatu leveransir karena memperoleh kepuasan pada saat pembelian, dan kesetiaan ini ditunjukkan dalam bentuk sikap yang menguntungkan. 12

Dari pengertian diatas maka loyalitas dapat disimpulkan sebagai suatu komitmen pelanggan karena mendapat suatu kepuasan dari pembeli yang tercermin dengan pembelian yang berulang-ulang. Kesetiaan dan kesediaan konsumen untuk membeli suatu produk secara terus menerus pada pengecer yang sama dapat terjadi apabila konsumen merasa puas dengan kinerja perusahaan.

Menurut Schnaar pada dasarnya tujuan dari suatu usaha bisnis adalah menciptakan pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat diantaranya, hubungan antara perusahaan dengan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya

11

Fandy Tjiptono, Prespektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer, (Yogyakarta:ANDI, 2000) 110.

12

Teddy Pawitra, Sistem Pemasaran Jasa Menjelang era Tahun 2000: Pengelolaan Untuk Keunggulan Daya Saing Berkelanjutan, Usahawan No.12 TH XXV Desember 1996, 23.


(31)

18

loyalitas pelanggan serta akan membuat suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan.13

Swastha dan Handoko menyebutkan lima faktor utama yang mempengaruhi loyalitas konsumen, sebagai berikut:14

1. Kualitas produk, kualitas produk yang baik secara langsung akan mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen, dan bila hal tersebut berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan konsumen yang selalu setia membeli atau menggunakan produk tersebut dan disebut loyalitas konsumen.

2. Kualitas pelayanan, selain kualitas produk ada hal lain yang mempengaruhi loyalitas konsumen yaitu kualitas pelayanan.

3. Emosional, emosional disini lebih diartikan sebagai keyakinan penjual itu sendiri agar lebih maju dalam usahanya. Keyakinan tersebut nantinya akan mendatangkan ide-ide yang dapat meningkatkan usahanya.

4. Harga, sudah pasti orang menginginkan barang yang bagus dengan harga yang lebih murah atau bersaing. Jadi harga disini lebih diartikan sebagai akibat atau dengan kata lain harga yang tinggi adalah akibat dari kualitas produk tersebut yang bagus, atau harga yang tinggi sebagai akibat dari kualitas pelayanan yang bagus. 5. Biaya, orang berpikir bahwa perusahaan yang berani mengeluarkan

biaya yang banyak dalam sebuah promosi atau produksi pasti

13

Fandy Tjiptono, Prespektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer, (Yogyakarta:ANDI, 2000) 24.

14


(32)

19

produk yang akan dihasilkan akan bagus dan berkualitas, sehingga konsumen lebih loyal terhadap produk tersebut.

Pelanggan yang loyal merupakan asset penting perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, sebagaimana diungkapkan Griffin, pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchases);

b. Membeli diluar lini produk atau jasa (purchases across product and service line);

c. Merekomendasikan produk kepada orang lain (refers to other); d. Niat memberikan informasi personal ( Giving personal information)15

B. Loyalitas Konsumen dalam Islam

Loyalitas dalam Islam disebut dengan al-wala’. Secara etimologi, al-wala’ memiliki beberapa makna, antara lain mencintai, menolong, mengikuti dan mendekat kepada sesuatu.16 Konsep loyalitas dalam Islam atau al-wala’ adalah ketundukan mutlak kepada Allah SWT dalam wujud menjalankan syariah Islam sepenuhnya.

Setiap muslim yang meyakini kebenaran aqidah Islamiyah mempunyai kewajiban selalu menolong dan loyal terhadap

15

Devi Anita Subagyo, “Pengaruh Bauran Pemasaran dalam Bisnis Restoran terhadap Kepuasan

dan Loyalitas Konsumen pada Rumah Makan Lestari Jember”, (Skripsi—Universitas Jember, 2011), 20.

16


(33)

20

saudaranya se-aqidah Islamiyah serta memusuhi musuh-musuh mereka, mencintai ahli tauhid serta ahli ikhlas dan membenci orang-orang musyrik serta memusuhi mereka. Salah satu bentuk dari loyalitas (al-wala’) adalah menziarahi/ mengunjungi saudara-saudaranya dan senang bertemu dengan saudara-saudaranya serta senantiasa berkumpul. Disebutkan dalam Hadits Qudsiy: 17

يف نْيروزتمْلل ىتَبحم ْتبجو

Wajabat mahabbati lilmutazawarinafiyi

wajib mendapat kecintaan-Ku bagi orang-orang yang saling berkunjung karena Aku”.

Loyalitas konsumen dalam Islam terjadi apabila aktivitas muamalah itu dapat memberi manfaat yang saling menguntungkan kedua belah pihak, karena terpenuhinya kewajiban serta hak masing-masing melalui penerapan nilai-nilai Islam.18 Sikap loyalitas pelanggan dalam Islam hanya ada pada diri seorang pelanggan yang mempunyai tujuan atau ada sesuatu yang ingin dicapai. Pelanggan mempunyai visi yang jelas, pelanggan sadar bahwa pencapaian tujuan tidaklah datang begitu saja tetapi membutuhkan kesabaran, kebajikan, kewaspadaan dan perbuatan yang memberikan kebaikan semata, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Hasyr ayat 18:

17

Al- Fauzan, Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah, Al-Wala’ Wa Al-Bara’: Dan Peringatan

Dari Bahaya Bid’ah, (Solo: Pustaka At-Tibyan, 2002) 11.

18

Moch Zulfa, “Pengaruh kualitas Pelayanan Islami dan Citra Terhadap Kepuasan dan Loyalitas pasien Rumah Sakit Islam Jawa Tengah”, Disertasi -- Program Pascasarjana Universitas


(34)

21































































Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.19

Ayat tersebut memperingatkan kepada pelanggan Muslim agar mempunyai arah dan visi yang jelas untuk menentukan pilihan dikemudian hari. Makna loyalitas pelanggan dalam Islam yang berhubungan dengan aktivitas sehari-hari termasuk dalam aktivitas pemasaran adalah sikap pelanggan berkomitmen, optimis, taat, bertanggungjawab, serta percaya diri untuk menggunakan sebuah jasa yang diberikan perusahaan agar pelanggan berada dalam kondisi yang lebih baik.20

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas oleh penulis karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang lingkup hampir sama tetapi karena objek, periode waktu dan alat analisis yang digunakan berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai refrensi untuk saling melengkapi.

19

Al-Quran Terjemahan, Surat Al-Hasyr Ayat : 18, 20

Dewi Kusumawardani, “Pengaruh Sharia Marketing Compliance Terhadap Istiqomah dan Qonaah Nasabah Bank BRI Syariah dan BNI Syariah di Surabaya”, (Skripsi -- Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Surabaya, 2012), 46.


(35)

22

Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian Kusnandar, et al.,

(2015)

Pengaruh Citra Merek dan Kesadsarsan Label Halal Produk Kosmetik La Tulipe terhadap Minat Konsumen untuk Membeli Ulang

di Kota

Banyuwangi

Variabel terikat: Minat Konsumen untuk Membeli Ulang

Variabel bebas: Citra Merek dan Kesadsarsan Label Halal

brand image dan

kesadaran label halal berpengaruh positif signifikan terhadap minat membeli ulang konsumen produk La Tulipe di Kota Banyuwangi.

Dwi Aryani dan Febrinta Rosinta (2010) Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan Variabel terikat: Loyalitas Pelanggan Variabel Perantara: Kepuasan Pelanggan Variabel bebas: Kualitas Layanan Terdapat

pengaruh yang kuat dan positif antara kualitas layanan

KFC terhadap loyalitas

pelanggan pada mahasiswa

FISIP UI. Hal ini ditunjukkan oleh sebesar 91% variabel loyalitas pelanggan yang dapat dijelaskan oleh variabel kualitas layanan Risky Nurhayati

(2011)

Pengaruh

Kualitas Produk dan harga terhadap Loyalitas Pelanggan Variabel terikat: Loyalitas Pelanggan Variabel bebas: Kualitas Produk dan harga

secara bersama-sama dari variabel produk, harga dan loyalitas

pelanggan menunjukkan bahwa variabel independen kualitas dan harga berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Secara parsial produk berpengaruh dengan harga terhadap loyalitas


(36)

23

pelanggan

handphone merek Nokia.

Dyah Tiara Rita Meitia (2015) Analisis Pengaruh Label Halal Warung Bakso Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Dengan Metode Structural Equation Modeling (Sem) Di Kota Yogyakarta Variabel terikat: Kepuasan dan Loyalitas

Konsumen Variabel bebas: Label Halal

merek, rasa dan pelayanan

memiliki

pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi kepuasan dan loyalitas

konsumen

warung bakso yang telah memiliki

sertifikasi halal maupun pada warung bakso yang belum berlabel halal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

diketahui bahwa label halal dapat meningkatkan volume penjualan warung bakso. Muhammad

Fawaid (2013)

Studi Analisis Implementasi Atribut Agama Islam pada Restoran

Waroeng Steak and Shake di Surabaya

Variabel :

Atribut Agama Islam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Waroeng Steak and Shake menggunakan atribut agama Islam yang terdiri dari atribut verbal dan nonverbal. Atribut Agama Islam dalam pelaksanaanya akan

menimbulkan kesan restoran Islami pada Waroeng Steak


(37)

24

and Shake sehingga

memberikan ciri khas

dibandingkan restoran lainnya.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya diatas adalah terletak pada variabel terikat loyalitas konsumen kecuali pada penelitian Muhammad Fawaid (2013). Penelitian yang dilakukan Muhammad Fawaid (2013) merupakan penelitian deskriptif kualitatif sedangkan penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, persamaannya terletak pada objek penelitian dan variabel Agama Islam. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Kusnandar, et al., (2015) terletak pada variabel bebasnya yaitu pengaruh citra merek dan kesadaran label halal, sedangkan penelitian ini Simbol-Simbol Keagamaan. Begitupun dengan penelitian Dwi Aryani dan Febrinta Rosinta (2010), Risky Nurhayati (2011), Dyah Tiara Rita Meitia (2015) perbedaan terletak pada variabel bebasnya.

C. Kerangka Konseptual

Menurut Widayat dan Amirullah kerangka berpikir atau juga disebut sebagai kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir juga menjelaskan sementara terhadap gejala yang menjadi masalah (objek) penelitian. Deskripsi teori dan hasil penelitian terdahulu merupakan landasan utama untuk menyusun


(38)

25

kerangka berpikir yang pada akhirnya digunakan dalam merumuskan hipotesis.21

Berdasarkan pada landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar perumusan hipotesis berikut disajikan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model penelitian pada gambar berikut:

Keterangan: pengaruh secara simultan Pengaruh secara parsial

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu klonkusi yang sifatnya masih sementara atau pernyataan berdasarkan pada pengetahuan tertentu yang masih lemah dan harus dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian hipotesa merupakan

21

Masyhuri, Zainuddin. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. (Bandung:PT Refika Aditama, 2009) hal 113

Simbol-Simbol Keagamaan

Simbol-Simbol agama Islam verbal

Simbol-Simbol agama Islam non verbal


(39)

26

dugaan sementara yang nantinya akan di uji dan dibuktikan kebenarannya melalui analisa data.22

Berdasarkan teori-teori tersebut maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0= Diduga variabel simbol agama Islam verbal dan simbol agama Islam non verbal tidak berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap loyalitas konsumen.

H1= Diduga variabel simbol agama Islam verbal dan simbol agama Islam non verbal berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap loyalitas konsumen.

2. H0 = diduga variabel simbol agama Islam verbal tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.

H1 = Diduga variabel simbol agama Islam verbal berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.

3. H0= Diduga variabel simbol agama Islam non verbal tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.

H1= Diduga variabel simbol agama Islam non verbal berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.

22


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian berjenis kuantitatif kausal komparatif yaitu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulakan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah dimulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Dalam hal ini ada unsur yang membandingkan antara dua atau lebih variabel. Masalah penelitian dalam hubungan kausal termasuk dalam rumusan asosiatif, bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (variabel yang dipengaruhi).1

Dalam penelitian ini yang termasuk variabel independen (variabel yang mempengaruhi) adalah simbol agama Islam verbal dan simbol agama Islam non verbal, sedangkan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi) adalah loyalitas konsumen.

1

Sugiyono, Metode penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2008), 57-59.


(41)

28

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan daerah pengamatan tempat diadakannya penelitian untuk mengumpulkan data. Pada penyusunan skripsi ini lokasi penelitian yang dilakukan penulis pada Waroeng Steak and Shake yang terletak di jl. Flores no. 31 Surabaya. Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama 5 hari pada hari sabtu sampai dengan hari rabu, tanggal 4 – 8 Juni 2016.

C. Popoulasi dan Sampel Penelitian

Sebelum menentukan sampel, maka terlebih dahulu peneliti harus menentukan populasi. Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji. Populasi juga dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang memiliki kualitas atau karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.2 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen muslim yang datang di Waroeng Steak and Shake Surabaya.

Sedangkan sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil berdasarkan teknik tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.3 Dengan kata lain bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non probability sampling

yakni dengan teknik accidental sampling atau convinience sampling, yaitu

2

Sugiyono, Metode penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2008), 69

3

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramata Publishing, 2013), 113.


(42)

29

teknik penarikan sampel dari populasi berdasarkan apa adanya, dengan alasan untuk kemudahan mendapatkan data, dengan tanpa memperhitungkan derajat kepresentativitasnya.4 Alasan penggunaan teknik accidental sampling atau

convinience sampling ini karena populasinya adalah individu-individu yang sukar ditemui dengan alasan sibuk, tidak mau diganggu, tidak bersedia menjadi responden, atau alasan lainnya.5 Oleh karena itu dalam penelitian ini siapa saja yang ditemui oleh peneliti dan masuk dalam kategori populasi akan dijadikan sebagai sampel atau responden.

Sedangkan dalam penentuan jumlah sampel yang populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui (infinite population) dimana pada penelitian ini adalah pelanggan Waroeng Steak and Shake yang datangnya tidak pasti sehingga jumlahnya pun tidak diketahui, maka menurut Rao Purba dapat menggunakan rumus:6

Keterangan: n = Jumlah Sampel

Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95% = 1,96

Moe = Margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, biasanya 10%

Maka dari perhitungan rumus di atas diperoleh:

4

Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012), 140. 5

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:Kencana Media Grup, 2009), 126.

6Marhadi, Lilis Sulistyowati, dan Aida Nursanti, “Analisis Pengaruh Kreativitas Iklan, Daya tarik

Iklan, dan Kredibilitas Endorser Terhadap Brand Attitude pada Produk Handphone Android di


(43)

30

= 96 100

Jadi jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 100.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang berubah-ubah atau tidak tetap. Variabel dapat juga diartikan sebagai konsep dalam bentuk konkrit atau bentuk operasional. Guna mengoperasionalkannya, maka variabel harus dijelaskan parameter atau indikator-indikatornya.7 Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau kegiatan yang mempunyai varian tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pada umumnya variabel dibedakan menjadi dua jenis, yakni variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Berdasarkan pendahuluan dan landasan teori yang telah dipaparkan, variabel dependen dan independen yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (independence variable)

Variabel bebas merupakan sebab yang diperkirakan dari beberapa perubahan dalam variabel terikat, biasanya dinotasikan dengan simbol X. dengan kata lain variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah simbol agama Islam verbal dan simbol agama Islam non verbal.

7

Zainuddin Masyhuri, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, (Bandung:PT Rafika Aditama, 2009), 122.


(44)

31

b. Variabel terikat ( dependent variable)

Variabel terikat merupakan faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, biasa dinotasikan dengan Y. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah loyalitas konsumen.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah konsep atau variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari suatu konsep /variabel. Dimensi (indikator) dapat berupa: perilaku, aspek, atau sifat/karakteristik.8

Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu:

1. Variabel bebas: Simbol-simbol Keagamaan (X)

a. Simbol Agama Islam verbal (X1) merupakan simbol-simbol yang berupa bahasa yang dituturkan oleh para pelaku di suatu objek.9 Sesuai dengan pendapat Noth dalam Dharmojo Indikator simbol Agama Islam verbal diukur melalui 4 item terdiri atas:

 Memperdengarkan lantunan adzan ketika waktu sholat sebagai pengingat untuk melaksanakan sholat

 Memperdengarkan lagu-lagu Islami setelah adzan berkumandang  Para pelayan yang ramah dalam menyapa konsumen

8

Noor Juliansyah, Metodologi penelitian, (Jakarta:Prenadamedia group, 2011), 98. 9


(45)

32

 Mengucapkan salam “Assalamualaikum” kepada konsumen yang

datang

b. Simbol Agama Islam non verbal (X2) adalah suatu sistem yang berasal dari komponen-komponen selain komponen verbal yang berupa bahasa yang dipergunakan sebagai komunikasi, yang berupa fisik dan tindakan.10 Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Both dalam Dharmojo, indikator ini diukur melalui 9 item sebagai berikut:

 Makanan yang disajikan terjamin kehalalannya karena ada label halal dari MUI

 Makanan yang disajikan terjamin kebersihannya  Terdapat fasilitas musholla yang nyaman

 Peralatan sholat yang tersedia di musholla lengkap  Terdapat ornamen Islam di dinding-dinding restoran  Ajakan untuk bersedekah dari pemimpin restoran

 Pengajian rutin sebagai wujud dakwah dari Waroeng Steak and Shake kepada para konsumen

 Larangan merokok bagi seluruh karyawan di Waroeng Steak and Shake

 Hadiah umrah atau haji kepada karyawan yang memiliki kinerja yang bagus

10


(46)

33

c. Variabel terikat (Y)

Loyalitas Konsumen, merupakan komitmen pelanggan terhadap Waroeng Steak and Shake yang didasarkan atas sikap positif yang tercermin dalam bentuk pembelian berulang secara konsisten. Sesuai dengan teori Griffin, loyalitas konsumen diukur dengan empat indikator yaitu:

1. Melakukan pembelian ulang, merupakan niat pelanggan untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk/jasa. Indikator ini diukur melalui 2 item:

a. Kesediaan pelanggan untuk mengunjungi Waroeng Steak and Shake.

b. Kesediaan pelanggan untuk seterusnya mengunjungi dan mengkonsumsi aneka menu makanan di Waroeng Steak and Shake.

2. Mengatakan hal-hal positif tentang perusahaan kepada orang lain, merupakan niat pelanggan untuk memberikan informasi yang baik kepada orang lain. Indikator ini diukur melalui 1 item sebagai berikut:

a. Mengatakan hal-hal positif tentang perusahaan kepada orang lain.

3. Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain, merupakan niat pelanggan untuk merekomendasikan. Indikator ini diukur melalui 2 item sebagai berikut:


(47)

34

a. Merekomendasikan kepada seseorang yang membutuhkan informasi.

b. Mengajak keluarga atau teman untuk memilih Waroeng Steak and Shake sebagai tempat makan favorit.

4. Memberikan informasi personal kepada perusahaan (giving personal information), merupakan niat memberikan informasi personal kepada Waroeng Steak and Shake. Indikator ini diukur melalui 3 item sebagai berikut:

a. Memberikan umpan balik mengenai produk/jasa baru dan memberitahukan apa saja yang mereka inginkan.

b. Pelanggan untuk memberikan informasi personal tentang kinerja produk atau jasa.

c. Pelanggan untuk memberikan saran-saran untuk perbaikan produk/jasa.

F. Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Berdasarkan sifatnya, data dibedakan menjadi dua yaitu data kualitatif dan kuantitatif, berikut penjelasannya:

a. Data kuantitatif

Yaitu data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui peneliti. Dalam


(48)

35

penelitian ini, data kuantitatif berupa data yang diperoleh dari penyebaran hasil angket dan hasil wawancara dengan pelanggan. b. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini meliputi sejarah berdirinya Waroeng Steak and Shake, visi dan misi serta produk yang ditawarkan.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Sumber Primer, adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini data primer bersumber dari responden yaitu konsumen Waroeng Steak and Shake Surabaya.

b. Sumber Sekunder, adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahannya. Dalam penelitian ini sumber data sekunder didapat dari buku literatur, jurnal, skripsi, dan internet.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan sekunder, dimana langkah ini amat penting dalam penelitian karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


(49)

36

1. Angket dan kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang terstruktur yang terdiri dari sekumpulan pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada konsumen.

Pertanyaan yang ada merupakan kombinasi dengan pilihan dengan skala sikap yang berpedoman pada skala likert. Skala ini seperangkat pertanyaan yang merupakan pendapat responden mengenai sikap objek, setiap jenis pendapat nilai sesuai arah pertanyaan, yaitu pertanyaan positif dengan skala likert.

2. Wawancara

Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan wawancara-wawancara langsung dengan sumbernya yaitu supervisor dan karyawan Waroeng Steak and Shake di Surabaya.

3. Studi kepustakaan (library research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan berbagai bahan bacaan dan menggali berbagai teori yang didapat dari buku pegangan, jurnal, media masa, internet yang berkaitan dengan topik penelitian. Untuk kemudian dipilih beberapa yang ada relevansinya dengan analisa yang dilakukan.

4. Teknik dokumentasi

Adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung dengan data-data yang diperoleh dari perusahaan.


(50)

37

H. Teknik Analisis Data

1. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh simbol-simbol keagamaan terhadap loyalitas konsumen, dilakukan dengan menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.11 Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-kata antara lain:

Tabel 3.1 Skala Likert

Sangat tidak setuju

Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju

STS TS R S ST

1 2 3 4 5

Sumber:Sugiyono, metode penelitian bisnis ,2005, hlm 87

Selanjutnya data diperoleh dengan menggunakan kuesioner, dimana hasil analisisnya akan dipresentasikan dalam bentuk tabel. Hasil dalam bentuk tabel dianalisis berdasarkan variabel simbol-simbol

11


(51)

38

keagamaan terhadap loyalitas konsumen pada Waroeng Steak and Shake di Surabaya.

Setelah dilakukan hasil perhitungan atas hasil kuesioner pengolehan data kualitatif yang didapat mengenai simbol-simbol keagamaan dan loyalitas konsumen, dilakukan pengujian statistik regresi berganda linier dan analisis koefisien korelasi.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas A. Uji Validitas

Validitas adalah indeks yang menunjukkan tingkat kekuatan suatu alat pengukuran. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.12

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:13

12

Budi Santosa, Purbayu, dan Ashari, Analisis Statistik dengan Microsoft Excell dan SPSS, (Yoryakarta:Andi, 2005), 248.

13


(52)

39

a. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

b. Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

B. Uji Reliabilitas

Pengujian reabilitas adalah indeks yang menunjukkan terhadap tingkat kekuatan suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. Reabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat pengukur yang sama.14

Uji reabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji reabilitas sebaliknya dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui konstruk variabel mana yang tidak reliabel. Reabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai cronbach alpha >0,60.15

Pengujian reabilitas instrument dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test retest, equivalent, dan gabungan keduanya.

14

Agung Nugraha Bhuono, Strategi Jitu Memilih Strategi Statistik Penelitian dengan SPSS, (Yogyakarta: Andi, 2005), 68.

15


(53)

40

Secara internal reabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu.16

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis regresi linier berganda (multiple linier regression method) yang bertujuan untuk menguji pengaruh dan hubungan lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada awalnya analisis regresi berganda dikembangkan oleh para ahli ekonometri untuk membantu meramal akibat dari aktivitas-aktivitas ekonomi pada berbagai segmen ekonomi. Fenomena ekonomi dan bisnis bersifat kompleks sehingga perubahan suatu variabel tidak hanya dapat dijelaskan hanya dengan menggunakan satu variabel bebas saja.17

Prinsip-prinsip yang mendasari regresi linier berganda tidak berbeda dengan regresi linier sederhana. Akan tetapi dalam regresi linier berganda akan dijumpai beberapa permasalahan seperti normalitas, multikoliniearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.18 Bentuk umum persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + β1X1+ β2X2 + e

16

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV Alfabeta, 2005), 122 17

Suliyanto, Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta:CV Andi Offset, 2011), 53.

18

Djalal Nachrowi, Hardius Usman, Penggunaan teknik ekonometri, (Jakarta:PT Raja Grafindo, 2008), 118.


(54)

41

Keterangan

Y = Loyalitas Konsumen

a = konstanta merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat variabel bebasnya adalah 0 (X1, X2 = 0)

β1-β2 = koefisien regresi masing-masing variabel bebas X1 = simbol Agama Islam verbal

X2 = simbol Agama Islam non verbal e = Konstanta

4. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini dilakukan agar memperoleh model regresi yang bisa dipertanggungjawabkan dan mempunyai hasil yang tidak bias atau disebut BLUE ( Blue Linear Unbiased Estimator).19 Model regresi berganda dapat disebut sebagai model yang baik, jika tersebut memenuhi asumsi normalitas data yang terbatas dari asumsi klasik statistik, baik itu normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.20

A. Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Dasar pengambilan keputusan memenuhi normalitas atau tidak, sebagai berikut:

19

Imam Gozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit UNDIP,2007), 98.

20

Agung Nugraha Bhuono, Strategi Jitu Memilih Strategi Statistik Penelitian dengan SPSS, (Yogyakarta: Andi, 2005), 57.


(55)

42

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas.

b. Jika data yang menyebar jauh dari garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi normalitas.

Uji normalitas dilakukan dengan menguji nilai residual dari persamaan regresi dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Jika signifikansi pada nilai kolmogrov smirnov < 0,05 maka Ho ditolak, jadi data residual berdistribusi tidak normal. Jika signifikansi pada nilai K-S > 0,05 maka Ho diterima, jadi data residual berdistribusi normal.21

B. Uji Multikoliniearitas

Multikoliniearitas diartikan sebagai hubungan linier yang sempurna antara beberapa atau semua variabel bebas.22 Tujuan dilakukan pengujian multikoliniearitas adalah mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Dengan kata lain, uji multikoliniearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukannya korelasi antar variabel-variabel independen yaitu simbol agama Islam verbal dan simbol agama Islam non

21

Ibid., 109 22

Mudrajad kuncoro, Metode riset untuk bisnis dan ekonomi. Bagaimana meneliti dan menulis tesis?, (Jakarta: Erlangga, 2001), 78.


(56)

43

verbal. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat masalah multikoliniearitas.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikoliniearitas didalam model dengan melakukan korelasi antar variabel-variabel independen.23 Jika koefisien korelasi diantar masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,8 maka terjadi multikoliniearitas.

Jadi, multikoliniearitas dapat dideteksi dengan ketentuan sebagai berikut:

 Nilai korelasi < 0,8 artinya tidak terdapat multikoliniearitas.  Nilai korelasi > 0,8 artinya terdapat multikoliniearitas.

Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah adanya multikoliniearitas, antara lain: melihat informasi sejenis yang ada, mengeluarkan variabel, mencari tambahan data.24

C. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana semua gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama.25 Tujuan pengujian heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu ke pengamatan yang lain dan variance dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

23

Ajija, Shochrul Rohmatul, Cara cerdas menguasai eviews. (Jakarta:Salemba Empat, 2011), 35. 24

Nachrowi D, Hardius Usman, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrikal Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, (Jakarta: FEUI, 2006), 104.

25

Shochrul Rohmatul, Ajija dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat, 2011) 36.


(57)

44

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas, karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat menggunakan metode grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dan residualnya (SRESID) kemudian deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas.26

Dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara (ZPRED) dan (SRESID) dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah diolah.

Dari analisis grafik dapat diketahui dengan mengacu pada ketentuan sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi homoskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dn di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi homoskedastisitas.

26

Imam gozali, AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit UNDIP,2007), 125.


(58)

45

D. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. artinya bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai dari variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya, atau nilai periode sesudahnya. Syarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya autokorelasi.

Metode pengujian yang digunakan adalah dengan uji Durbin-watson (D-W) dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika d lebih kecil dari dLatau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan. Rumus uji Durbin Watson sebagai berikut:

d = keterangan:


(59)

46

e = residual 5. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus di uji secara empiris. Pengujian hipotesis, merupakan prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan yaitu menolak atau menerima hipotesis tersebut, uji hipotesis statistik dilakukan dengan cara:

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ini menunjukkan kemampuan garis regresi menerangkan variasi variabel terikat proporsi (persen) variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R2 atau (R2 Adjusted) berkisar antara 0 sampai 1, semakin mendekati 1 semakin baik.27

Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai

Adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

2. Uji Signifikansi Simultan (uji statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama berpengaruh

27

Shochrul Rohmatul, Ajija dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), 34


(60)

47

terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikansi 0,05 (5%). Pengujian semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan dengan uji-F dengan pengujian yaitu:28

Hipotesis:

H0 : βi = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. H1 : βi ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

 Bila probabilitas > α 5% maka variabel bebas tidak signifikan atau tidak memunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0 diterima, H1 ditolak)

 Bila probabilitas < α 5% maka variabel bebas signifikan atau mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0 ditolak, H1 diterima)

3. Uji Signifikan Parameter Individual (uji statistik t)

Uji t digunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas (independen) secara masing-masing parsial atau individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan menganggap variabel bebas

28

Nachrowi D, Hardius Usman, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrikal Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, (Jakarta: FEUI, 2006), 16.


(61)

48

bernilai konstan. Langkah-langkah yang harus dilakukan dengan uji t yaitu dengan pengujian, yaitu:29

Hipotesis :

H0 : β1 = 0 artinya masing-masing variabel bebas tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel terikat.

H1 : β1 ≠ 0 artinya masing-masing variabel bebas ada pengaruh yang signifikan dari variabel terikat.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

 Bila probabilitas > α 5 % maka variabel bebas tidak signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0 diterima, H1 ditolak)

 Bila probabilitas < α 5% maka variabel bebas signifikan atau mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0 ditolak, H1 diterima)

29


(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Sejarah perusahaan

Restoran steak ini didirikan oleh Jody Brotosuseno dan istrinya Siti Hariyani. Waroeng Steak and Shake berdiri dan dijadikan peluang usaha yang bagus dikarenakan stigma mahal yang sudah sangat melekat pada masakan eropa seperti steak. Konon steak hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah keatas, dari sinilah akhirnya timbul gagasan untuk membuat steak dengan harga yang terjangkau oleh kantong mahasiswa dan masyarakat menengah kebawah. Akhirnya pada tanggal 12 September tahun 2000 berdirilah outlet yang bernama Waroeng Steak and Shake di jalan Cendrawasih Demangan Yogyakarta. Dibukanya Waroeng Steak and Shake merupakan sebuah terobosan baru steak dengan harga yang murah dan rasa yang tidak kalah enak dan nikmat dengan steak yang dijual dengan harga mahal. Selain itu Waroeng Steak and Shake selalu mengutamakan kehalalan semua bahan-bahan makanan dan semua jenis minuman. Meski dengan bahan-bahan lokal, Waroeng Steak and Shake mampu menyajikan citarasa tinggi khas Eropa dengan harga yang menjangkau masyarakat Indonesia.

Sampai di tahun 2015 ini, Waroeng Steak and Shake sekarang sudah mempunyai 63 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Medan,


(63)

50

Pekanbaru, Palembang, Lampung, Bandung, Jakarta, Bogor, Cirebon, Tegal, Semarang, Ungaran, Solo, Yogyakarta, Malang, Bali, Makasar dan Surabaya. Waroeng Steak and Shake tidakdi franchise-kan atau di Waralaba-kan. Obsesi Waroeng Steak and Shake ialah dapat menjadi

superbrand kuliner dari Indonesia yang mendunia, halal dan toyyib dengan era spiritual management yang baik.

Meski bukan pelopor dalam bisnis steak, Waroeng Steak and Shake cepat berkembang dan menyalip para pemain lain yang memang menjamur di Kota Gudeg pada waktu itu. Sebelum menggeluti bisnis pengisi perut tersebut, mereka sempat menekuni berbagai bisnis kecil-kecilan, antara lain menjual roti bakar, susu kedelai serta memproduksi kaus partai menjelang Pemilu 1999. Dari bisnis kaus itu, mereka sempat membeli sepeda motor. Motor itu kemudian dijual lagi tahun 2000 buat modal membuka warung steak. Hasil jual motor itu cuma cukup buat membayar kontrakan dan membeli beberapa peralatan warung (10 hotplate, gelas, dan selusin piring). Sementara itu, meja yang disiapkan hanya 5 set. Setelah melakukan kerja keras maka sampai sekarang usaha berkembang dengan pesat dengan banyaknya cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan memiliki karyawan kurang lebih 1600 orang.1

1


(1)

105

3. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

simple random sampling atau secara acak dan tidak terfokus pada

karakteristik tertentu pada sampel penelitian ini yakni konsumen muslim

Waroeng Steak and Shake di Surabaya. Masih terdapat beberapa teknik

pengambilan sampel yang lebih spesifik untuk mendapatkan hasil

penelitian yang lebih optimal.

4. Terdapat keterbatasan baik dari sisi metodologi maupun implikasi hasil

dalam penelitian ini. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai

pengaruh simbol-simbol keagamaan terhadap loyalitas konsumen


(2)

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

maka simpulan yang diperoleh dari penelitian pengaruh simbol-simbol

keagamaan terhadap loyalitas konsumen muslim Waroeng Steak and Shake di

Surabaya adalah:

1. Simbol agama Islam verbal dan simbol agama Islam non verbal secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

loyalitas konsumen muslim Waroeng Steak and Shake di Surabaya.

2. Simbol agama Islam verbal dan simbol agama Islam non verbal secara

parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen

muslim Waroeng Steak and Shake di Surabaya.

B. Saran

Melalui beberapa tahapan analisis dalam penelitian ini, maka dapat

diberikan beberapa saran, antara lain:

1. Waroeng Steak and Shake diharapkan lebih mendekatkan diri kepada

konsumen agar lebih mengetahui apa yang menjadi keinginan konsumen

seperti membuka saluran suara konsumen untuk meningkatkan kepuasan

dan loyalitas konsumen. Waroeng steak and Shake perlu untuk


(3)

107

sesuai dengan prinsip syariah serta dapat mendakwahkan Islam ke seluruh

masyarakat khususnya konsumen dari Waroeng Steak and Shake.

2. Bagi peneliti berikutnya diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan

sebagai rujukan dalam melakukan penelitian khususnya yang berhubungan

dengan simbol keagamaan dan loyalitas konsumen. Aspek lain diluar

perilaku konsumen untuk mendukung penelitian ini, seperti penelitian

mengenai manajemen keuangan, manajemen produksi, maupun

manajemen strategi, sehingga sikap yang negatif ataupun positif dari

konsumen dapat ditanggapi dengan baik oleh pihak perusahaan dengan


(4)

DAFTAR PUTAKA

A.W, Marsum. Restoran dan segala permasalahannya edisi IV. Yogyakarta:Andi, 2005

Abdul Hamid, Buku Panduan Penulisan Skripsi, Cetakan I FEIS UIN Press,

Jakarta: Grafika Karya Utama, 2005

Ajija, Shochrul Rohmatul. Cara cerdas menguasai eviews. Jakarta:Salemba

Empat, 2011

Al- Fauzan, Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah. Al-Wala’ Wa Al-Bara’: Dan

Peringatan Dari Bahaya Bid’ah. Solo: Pustaka At-Tibyan, 2002 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2002

Bhuono, Agung Nugraha. Strategi Jitu Memilih Strategi Statistik Penelitian

dengan SPSS. Yogyakarta: Andi, 2005

D. Hendropuspito. Sosiologi Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1983.

Dharmojo, Sistem Simbol dalam Munaba Waropen Papua, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005.

Devi Anita Subagyo, “Pengaruh Bauran Pemasaran dalam Bisnis Restoran terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen pada Rumah Makan Lestari Jember”, (Skripsi—Universitas Jember, 2011)

Engel, F james et al. consumen behavior,Eight Edition. Orlando: the Dryden Press, 1995.

Gozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit UNDIP, 2007

Hardiman, Budi Fransisco. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1992

Hawkins, et al. Consumer Behavior, Building Marketing Strategy Tenth Edition.


(5)

Juliansyah, Noor. Metodologi penelitian. Jakarta:Prenadamedia group, 2011

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009

Kotler Philip & Kevin L. Keller. Manajemen Pemasaran Edisi milineum. Jakarta: PT Prehallindo, 2000

Kuncoro, Mudrajad. Metode riset untuk bisnis dan ekonomi. Bagaimana meneliti

dan menulis tesis?. Jakarta: Erlangga, 2001

Kusumawardani, Dewi. Pengaruh Sharia Marketing Compliance Terhadap

Istiqomah dan Qonaah Nasabah Bank BRI Syariah dan BNI Syariah di Surabaya, Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, 2012

Mardalis, Ahmad “Meraih Loyalitas Pelanggan”, Benefit (Desember, 2005), 115.

Masyhuri, Zainuddin. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dan Aplikatif.

Bandung:PT Refika Aditama, 2009

Nachrowi D, Hardius Usman. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrikal

Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: FEUI, 2006

Nachrowi, Djalal, Hardius Usman. Penggunaan teknik ekonometri. Jakarta:PT

Raja Grafindo, 2008

Pawitra, Teddy. Sistem Pemasaran Jasa Menjelang era Tahun 2000: Pengelolaan Untuk Keunggulan Daya Saing Berkelanjutan, Usahawan No.12 TH XXV Desember 1996

Purbayu, Budi Santosa, dan Ashari, Analisis Statistik dengan Microsoft Excell dan SPSS, (Yoryakarta:Andi, 2005), 248.

Raho, Bernard. Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi pusaka, 2007

Riyadi, Joko. Gerbang Pemasaran. Jakarta: Gramedia, 2004


(6)

Sugiyono. Metode penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta, 2008

Suliyanto. Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta:CV Andi Offset, 2011

Sunyoto, Danang. Teori, Kuesioner dan Analisis data untuk Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Yoryakarta: Graha Ilmu, 2013

Suryani, Tatik. Perilaku Konsumen Implikasi pada strategi pemasaran.

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012

Tjiptono, Fandy. Prespektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer.

Yogyakarta : ANDI, 2000

Zulfa, Moch. Pengaruh kualitas Pelayanan Islami dan Citra Terhadap Kepuasan dan Loyalitas pasien Rumah Sakit Islam Jawa Tengah, Disertasi tidak diterbitkan, Surabaya: Program Pascasarjana Universitas Airlangga, 2010

http://okipringsewu.blogspot.co.id/2014/10/al-wala.html 05 April 2016.