Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pendekatan Scientific Melalui Metode Guided Discovery terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SD Gugus Perahu Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pe

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SD Gugus Perahu kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung dengan subjek penelitian yaitu SD Negeri Campursari 1 yang terletak di Desa Campursari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa dan SD Negeri Purbosari 2 yang terletak di Desa Purbosari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa. Letak sekolah berada di wilayah Kecamatan Ngadirejo. Posisi tempat duduk 1 meja untuk 2 siswa, ruangan cukup luas dan terang sehingga para siswa dapat belajar dengan nyaman. Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu peneliti, diantaranya adalah lokasi kedua sekolah ini yang tidak terlalu jauh dibandingkan dengan sekolah lain, jumlah siswa yang perbedaanya tidak terlalu jauh, karakteristik siswa yang tidak jauh berbeda, serta masalah belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

  Kegiatan pembelajaran di kelas 4 khususnya pada mata pelajaran matematika siswa jarang sekali belajar dalam bentuk kelompok kecil, mereka sering bekerja sendiri. Proses pembelajaran lebih mengaktifkan guru dan siswa pasif, penyampaian materi yang tidak mengaitkan dengan benda-benda dan pengalaman siswa, tidak adanya kesiapan siswa untuk menerima informasi, menuntut siswa untuk menghafal yang membuat siswa tidak menyukai matematika. Oleh karena itu, peneliti memilih kelas 4 SD Negeri Campursari 1 dan SD N 2 Purbosari sebagai subyek penelitian dengan bahan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan scientific melalui metode guided discovery terhadap hasil belajar siswa.

Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD N 1 Campursari dan SD N 2 Purbosari

  

Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung

  Sekolah Kelas Jenis Kelasmin Jumlah Laki-laki Perempuan Siswa

  Eksperimen SD N 1 Campursari

  14

  12

  26 Kontrol SD N 2 Purbosari

  11

  16

  27 Jumlah Seluruhnya

  53 4.1.1.

   Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Sebelum dan Pada Saat Penelitian 4.1.1.1. Sebelum Penelitian

  Pelaksanaan pembelajaran di kelas 4 pada kelas kontrol yaitu SD N 2 Purbosari sebelum pelaksanaan penelitian khususnya pada mata pelajaran matematika, siswa jarang sekali belajar dalam bentuk kelompok kecil, mereka sering bekerja sendiri. Proses pembelajaran yang dilakukan lebih mengaktifkan guru dan siswa pasif, penyampaian materi yang tidak mengaitkan dengan benda- benda dan pengalaman siswa, tidak adanya kesiapan siswa untuk menerima informasi, menuntut siswa untuk menghafal yang membuat siswa tidak menyukai matematika.

  Pelaksanaan pembelajaran masih menggunakan metode konvensioanl. Proses pembelajaran yang terjadi antara guru dan siswa hanya sebatas guru menjelaskan materi di depan kelas dengan menuliskannya di papan tulis, sedangkan siswa mendengar dan mencatat hal-hal yang penting dari apa yang disampaikan guru. Sesekali guru melempar pertanyaan kepada siswa atau memberikan kesempatan pada beberapa siswa untuk mengerjakan contoh soal di papan tulis. Guru tidak mengaitkan materi dengan hal-hal konkret atau menunjukkan dengan benda-benda konkret di sekitar siswa. Di akhir pembelajaran guru juga tidak memberikan kesimpulan dari materi pembelajaran yang sudah dipelajari. Setelah menyelesaikan satu pokok bahasan guru kemudian memberikan soal ulangan harian untuk dikerjakan siswa secara individu untuk memantau kemajuan belajar siswa.

4.1.1.2. Saat Penelitian

  Pembelajaran di kelas kontrol yaitu SD N 2 Purbosari pada saat dilakukan penelitian tidak jauh berbeda dengan sebelum dilakukan penelitian. guru menjelaskan materi di depan kelas dengan menuliskannya di papan tulis, sedangkan siswa mendengar dan mencatat hal-hal yang penting dari apa yang disampaikan guru. Sesekali guru melempar pertanyaan kepada siswa atau memberikan kesempatan pada beberapa siswa untuk mengerjakan contoh soal di papan tulis. Guru tidak mengaitkan materi dengan hal-hal konkret atau menunjukkan dengan benda-benda konkret di sekitar siswa.

  Pelaksanaan pembelajaran di SD N 2 Purbosari guru mengajar seperti proses pembelajaran biasa tanpa pemberian treatment karena hanya sebagai kelas kontrol dan pembelajaran yang terjadi juga masih menggunakan metode konvensional. Sehingga pembelajaran yang terjadi juga tidak jauh berbeda dari sebelum pelaksanaan penelitian. Pembelajaran dilakukan selama 2 kali pertemuan yang dilaksanakan dalam satu hari pada tanggal 12 Mei 2015, dengan alokasi waktu setiap pertemuaannya 2x45 menit. Hal ini karena beberapa pertimbangan dari guru kelas dan peneliti, antara lain karena kegiatan-kegiatan sekolah sehingga sebelumnya sulit untuk mengatur jadwal penelitian, sudah mendekati ujian nasional kelas 6 dan juga guru kelas harus mengejar materi yang sudah tertinggal. Selain itu juga peneliti tidak perlu sering bolak-balik dalam melaksanakan penelitian karena jarak yang tarlampau jauh.

  Pertemuan pertama guru meyampaikan materi tentang sifat-sifat bangun ruang sederhana (kubus, balok, tabung, kerucut, dan bola) yang dilakukan pada jam pertama dan kedua, serta pertemuan kedua pada jam ketiga dan keempat dengan materi yang dibahas masih sama dan melanjutkan yang disampaikan sebelumnya. Pada akhir pertemuan kedua siswa diberikan Lembar Kerja yang harus dikerjakan secara individu untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa yang nantinya akan dibuat perbandingan dengan hasil belajar pada kelas eksperimen.

4.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Sebelum dan Pada Saat Penelitian 4.1.2.1. Sebelum Penelitian

  Pelaksanaan pembelajaran di kelas 4 pada kelas eksperimen yaitu SD N 1 Campursari sebelum pelaksanaan penelitian tidak jauh berbeda dengan pembelajaran yang terjadi pada kelas kontrol. Pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode konvensional. Siswa jarang sekali belajar dalam bentuk kelompok kecil, mereka sering bekerja sendiri. Proses pembelajaran yang dilakukan lebih mengaktifkan guru dan siswa pasif, penyampaian materi yang tidak mengaitkan dengan benda-benda dan pengalaman siswa, tidak adanya kesiapan siswa untuk menerima informasi, menuntut siswa untuk menghafal yang membuat siswa tidak menyukai matematika.

  Proses interaksi yang terjadi antara guru dan siswa hanya sebatas guru menjelaskan materi di depan kelas dengan menuliskannya di papan tulis, sedangkan siswa mendengar dan mencatat hal-hal yang penting dari apa yang disampaikan guru. Siswa dituntut untuk menghafal materi karena guru hanya ceramah di depan dan siswa mendengarkan. Sesekali guru juga melempar pertanyaan lisan untuk dijawab dengan menunjuk salah satu siswa dan juga memberikan kesempatan pada beberapa siswa untuk mengerjakan contoh soal di papan tulis. Pembelajaran tidak menggunakan alat peraga atau media untuk memudahkan siswa belajar, terkecuali hanya papan tulis yang digunakan guru untuk menuliskan pokok-pokok materi. Sama seperti pada kelas kontrol, setelah menyelesaikan satu pokok bahasan guru kemudian memberikan soal ulangan harian untuk dikerjakan siswa secara individu untuk memantau kemajuan belajar siswa.

4.1.2.2. Saat Penelitian

  Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen yaitu SD N 1 Campursari pada saat penelitian dilakukan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuannya 2x45 menit yang dilaksanakan dalam satu hari seperti halnya pelaksanaan penelitian peneliti juga berkoordinasi dengan guru kelas berkaitan dengan rencana pembelajaran, materi yang diajarkan, media, alat dan juga sumber belajar yang digunakan karena guru sebagai pelaksana treatment.

  Pertemuan pertama dilakukan sebelum istirahat yaitu jam kedua dan ketiga dengan materi sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok. Guru memulai pembelajaran dengan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran kemudian memberikan motivasi. Selanjutnya guru mengajak siswa bernyanyi tentang macam-macam bangun ruang sebagai apersepsi kemudian mengulas kembali apa yang sudah dinyanyikan bersama. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran sebelum masuk dalam pembelajaran.

  Kegiatan pembelaaran selanjutnya guru membagi kelas menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa secara heterogen. Setiap kelompok diberikan gambar dan contoh bangun ruang, kemudian guru menjelaskan rencana kegiatan yang harus diselesaikan siswa. Mulai dari siswa mengamati gambar dan contoh bangun ruang untuk pengenalan terhadap masalah yang dipelajari, menyusun hipotesis, melakukan kegiatan penemuan sesuai petunjuk yang diberikan guru. setelah itu siswa menyusun hasil penemuan kemudian melaporkan hasilnya di depan kelas hingga akhirnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan penemuan yang dilakukan. Selain dalam kelompok setiap siswa juga membuat laporan progres belajarnya secara individu dengan guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa secara individu selama proses pembelajaran.

  Selama pelaksanaan pembelajaran, pada setiap tahapnya guru melakukan bimbingan dan memberikan arahan pada siswa sehingga siswa lebih terarah untuk menemukan konsep yang sedang dipejalari. Namun, pada pertemuan pertama bimbingan yang dilakukan guru masih belum maksimal. Hal ini karena guru masih terbiasa dengan pembelajaran yang biasa dilakukan dengan metode konvensional. Guru belum memberikan bimbingan secara menyeluruh pada siswa, hanya sebatas memeriksa progres dari setiap kelompok. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa membuat rangkuman materi pembalajaran yang sudah dipejari, kemudian guru memberikan pesan-pesan kepada siswa.

  Pertemuan kedua yang dilakukan setelah istirahat pertama dengan materi sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut, dan bola. Guru memulai pembelajaran dengan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran kemudian guru memberikan apersepsi dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali sifat- sifat bangun ruang kubus dan balok dan mengajak siswa untuk mengamati bangun ruang tabung, kerucut dan bola yang ada di lingkungan kelas. Setelah itu guru menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran.

  Selanjutnya guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai kelompok pada pertemuan pertama untuk lebih memudahkan pembagian kelompok. Proses pembelajarannya masih sama, mulai dari siswa mengamati gambar dan contoh bangun ruang untuk pengenalan terhadap masalah yang dipelajari, menyusun hipotesis, melakukan kegiatan penemuan sesuai petunjuk yang diberikan guru. Setelah itu siswa menyusun hasil penemuan kemudian melaporkan hasilnya di depan kelas hingga akhirnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan penemuan yang dilakukan. Selain dalam kelompok setiap siswa juga membuat laporan progres belajarnya secara individu dengan guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa secara individu selama proses pembelajaran.

  Pembelajaran pada pertemuan kedua, guru sudah melakukan bimbingan dengan baik pada siswa dalam setiap tahapannya. Mulai dari tahap memberi bimbingan pada siswa pada saat pengenalan masalah, penyusunan hipotesis, penemuan, penyusunan laporan, penyampaian hasil laporan, evaluasi kegiatan dan juga menyusun rangkuman bersama.

  Kegiatan pembelajaran di akhir pertemuan kedua guru memberikan Lembar Kerja dan dikerjakan secara individu untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa yang akan dibuat perbandingan dengan nilai pada kelas kontrol untuk mengetahui pengaruh pemberian treatment yang dilakukan pada kelas eksperimen.

4.1.2 Uji Normalitas Data

  Priyatno (2010 : 71), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Variabel Hasil Belajar dari Nilai Post Test

  

Tests of Normality

Nama Sekolah Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

  Nilai Siswa SD N 1 Campursari ,169 26 ,055 ,968 26 ,579 SD N 2 Purbosari ,151

  27 ,119 ,940 27 ,125

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4.2 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data, hasil uji normalitas sebagai berikut :

  1. Post test kelas eksperimen yaitu SD N 1 Campursari dengan statistik uji yang digunakan yaitu Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikan untuk hasil posttest kelas eksperimen sebesar 0,055. Karena signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hasil post test dari kelompok sampel kelas eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal.

  2. Post test kelas kontrol yaitu SD N 2 Purbosari dengan statistik uji yang digunakan yaitu Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikan untuk hasil posttest kelas kontrol sebesar 0,119. Karena signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hasil post test dari kelompok sampel kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal.

4.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

  Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran responden berkaitan dengan variabel yang digunakan. Analisis deskriptif meliputi

  skor

terendah (minimun), skor tertinggi (maximum), rata-rata (mean), jumlah skor (sum),

dan standar deviasi .

4.1.2.1 Analisis Deskriptif Nilai Rapor Kelas Eksperimen

  Analisis deskriptif nilai rapor kelas eksperimen yang merangkum data empirik hasil belajar siswa kelas 4 SD N 1 Campursari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung sebelum mengikuti pembelajaran yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS 20,0 for window. Dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Nilai Rapor Kelas Eksperimen

  

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Kelas Eksperimen

  26

  60 78 1729 66,50 5,464 Valid N (listwise)

26 Hasil analisis pada tabel 4.3 dapat diketahui variabel dengan jumlah data

  (N) sebanyak 26 siswa yang ada di SD N 1 Campursari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung, yaitu memperoleh hasil nilai rapot bergerak dari nilai terendah (minimum) 60 sampai nilai tertinggi (maximum) 78 dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 66,50 dan standar deviasi 5,464. Serta jumlah dari semua nilai siswa adalah 1729.

  Untuk menentukan tinggi rendahnya nilai post test kelas eksperimen digunakan lima kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan menggunakan rumus seperti yang diungkapkan Sugiyono (2010) sebagai berikut :

  Interval =

   i = = 3,6

  Hasil perhitungan di atas, diketahui nilai interval sebesar 3,6 sehingga dapat dilihat distribusi frekuensi nilai rapot kelas eksperimen pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Rapor Kelas Eksperimen SD N 1 Campursari

  

Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015

Frekuensi Prosentase No. Nilai

  Kategori (f) (%)

  1

  60 7 27% Sangat rendah

  • – 63,6 2 63,6

  9 35% Rendah

  • – 67,2 3 67,2 – 70,8

  6 23% Sedang 4 70,8 1 4% Tinggi

  • – 74,4 5 74,4

  3 11% Sangat Tinggi

  • – 78 Jumlah

  26 100% Hasil pada tabel 4.4 dapat diketahui siswa yang mendapat nilai 60

  • – 63,6 sebanyak 7 anak dengan prosentase 27%, siswa yang mendapat nilai 63,6 – 67,2 sebanyak 9 anak dengan prosentase 35%, siswa yang mendapat 67,2
  • – 70,8 sebanyak 6 anak dengan prosentase 23%, siswa yang mendapat nilai
  • – 74,4 sebanyak 1 anak dengan prosentase 4%, dan siswa yang mendapat nilai 74,4 - 78 sebanyak 3 anak dengan prosentase 11%. Di bawah ini disajikan prosentase distribusi frekuensi nilai rapot kelas eksperimen jika digambarkan dalam bentuk diagaram lingkaran akan terlihat seperti pada gambar 4.1.

  

Rapor Kelas Eksperimen

4% 11%

  27%

  60

  • – 63,6 23%

  63,6

  • – 67,2 67,2
  • – 70,8 70,8
  • – 74,4

    35%

    74,4 - 78

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Nilai Rapor Kelas EksperimenGambar 4.1 diketahui bahwa siswa kelas 4 SD Negeri Campursari 1

  Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung, dari 26 orang siswa dapat dikatakan bahwa mayoritas siswa mendapat nilai 63,6

  • – 67,2 sebesar 35%.

4.1.2.2 Analisis Deskriptif Nilai Rapor Kelas Kontrol

  Analisis deskriptif nilai rapor kelas kontrol yang merangkum data empirik hasil belajar siswa kelas 4 SD N 2 Purbosari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung sebelum mengikuti pembelajaran yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS 20,0 for window. Dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Nilai Rapor Kelas Kontrol

  

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Kelas Kontrol

  27

  60 80 1834 67,93 5,588 Valid N (listwise)

27 Hasil analisis pada tabel 4.5 dapat diketahui variabel dengan jumlah data

  (N) sebanyak 27 siswa yang ada di SD N 2 Purbosari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung, yaitu memperoleh hasil nilai rapot bergerak dari nilai terendah (minimum) 60 sampai nilai tertinggi (maximum) 80 dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 67,93 dan standar deviasi 5,588. Serta jumlah dari semua nilai siswa adalah 1834.

  Untuk menentukan tinggi rendahnya nilai post test kelas eksperimen digunakan lima kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan menggunakan rumus seperti yang diungkapkan Sugiyono (2010) sebagai berikut :

  Interval =

  Dari hasil perhitungan di atas, diketahui nilai interval sebesar 4 sehingga dapat dilihat distribusi frekuensi nilai rapot kelas eksperimen pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Rapor Kelas Kontrol SD N 2 Purbosari

  

Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015

Frekuensi Prosentase No. Nilai

  Kategori (f) (%)

  1

  60 5 19% Sangat rendah

  • – 64

  2 64 – 68 8 30% Rendah

  3

  68 9 33% Sedang

  • – 72

  4

  72 3 11% Tinggi

  • – 76

  5 76 – 80 2 7% Sangat Tinggi Jumlah 27 100%

  Hasil pada tabel 4.6 dapat diketahui siswa yang mendapat nilai 60

  • – 64 sebanyak 5 anak dengan prosentase 19%, siswa yang mendapat nilai 64
  • – 68 sebanyak 8 anak dengan prosentase 30%, siswa yang mendapat 68 – 72 sebanyak 9 anak dengan prosentase 33%, siswa yang mendapat nilai
  • – 76 sebanyak 3 anak dengan prosentase 11%, dan siswa yang mendapat nilai 76 - 80 sebanyak 2 anak dengan prosentase 7%. Di bawah ini disajikan prosentase distribusi frekuensi nilai rapot kelas eksperimen jika digambarkan dalam bentuk diagaram lingkaran akan terlihat seperti pada gambar 4.2.

  

Rapor Kelas Kontrol

7% 19%

  11%

  60

  • – 64

  64

  • – 68

  68

  • – 72 30% 33%

  72

  • – 76

  76

  • – 80

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Nilai Rapor Kelas KontrolGambar 4.2 diketahui bahwa siswa kelas 4 SD Negeri Purbosari 2

  Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung, dari 27 orang siswa dapat dikatakan bahwa mayoritas siswa mendapat nilai 68

  • – 72 sebesar 33%.

4.1.2.3 Analisis Deskriptif Nilai Post Test Kelas Eksperimen

  Analisis deskriptif nilai post test kelas eksperimen yang merangkum data empirik hasil belajar siswa SD N 1 Campursari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung setelah mengikuti pembelajaran yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan rata-rata (mean) dan standar deviasi. Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS 20,0 for window dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif Post Test Kelas Eksperimen

  

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Kelas Eksperimen

  26

  57 90 1942 74,69 7,287 Valid N (listwise)

26 Hasil analisis pada tabel 4.7 dapat diketahui variabel dengan jumlah data

  (N) sebanyak 26 siswa yang ada di SD N 1 Campursari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung, yaitu memperoleh hasil nilai post test bergerak dari nilai terendah (minimum) 57 sampai nilai tertinggi (maximum) 90 dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 74,69 dan standar deviasi 7,287. Serta jumlah dari semua nilai siswa adalah 1942.

  Untuk menentukan tinggi rendahnya nilai post test kelas eksperimen digunakan lima kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan menggunakan rumus seperti yang diungkapkan Sugiyono (2010) sebagai berikut :

  Interval =

   i = = 6,6

  Hasil perhitungan di atas, diketahui nilai interval sebesar 6,6 sehingga

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Post Test Kelas Eksperimen SD N 1 Campursari

  

Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015

Frekuensi Prosentase No. Nilai

  Kategori (f) (%)

  1

  57 2 8% Sangat rendah

  • – 63,6 2 63,6

  5 19% Rendah

  • – 70,2 3 70,2 – 76,8

  8 31% Sedang 4 76,8 9 34% Tinggi

  • – 83,4 5 83,4 - 90

  2 8% Sangat Tinggi Jumlah 26 100%

  Hasil analisis pada tabel 4.8 dapat diketahui siswa yang mendapat nilai 57- 63,6 sebanyak 2 anak dengan prosentase 8%, siswa yang mendapat nilai 63,6-70,2 sebanyak 5 anak dengan prosentase 19%, siswa yang mendapat 70,2-76,8 sebanyak 8 anak dengan prosentase 31%, siswa yang mendapat nilai 76,8-83,4 sebanyak 9 anak dengan prosentase 34%, dan siswa yang mendapat nilai 83,4-90 sebanyak 2 anak dengan prosentase 8%. Di bawah ini disajikan prosentase distribusi frekuensi nilai post test kelas eksperimen jika digambarkan dalam bentuk diagaram lingkaran akan terlihat seperti pada gambar 4.3.

   Kelas Eksperimen Post Test

  8% 8% 19%

  57

  • – 63,6 34%

  63,6

  • – 70,2 70,2
  • – 76,8 76,8
  • – 83,4 31% 83,4 - 90

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Post Test Kelas EksperimenGambar 4.3 diketahui bahwa siswa kelas 4 SD Negeri Campursari 1

  Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung, dari 26 orang siswa dapat dikatakan bahwa mayoritas siswa mendapat nilai 76,8

  • – 83,4 sebesar 34%.

4.1.2.4 Analisis Deskriptif Nilai Post Test Kelas Kontrol

  Analisis deskriptif nilai post test kelas kontrol yang merangkum data empirik hasil belajar siswa SD N 2 Purbosari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung setelah mengikuti pembelajaran yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan rata-rata (mean) dan standar deviasi. Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS 20,0 for window dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Post Test Kelas Kontrol

  

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Kelas Kontrol

  27

  50 83 1899 70,33 7,864 Valid N (listwise)

27 Hasil analisis pada tabel 4.9 dapat diketahui variabel dengan jumlah data

  (N) sebanyak 27 siswa yang ada di SD N 2 Purbosari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung, yaitu memperoleh hasil nilai post test bergerak dari nilai terendah (minimum) 50 sampai nilai tertinggi (maximum) 83 dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 70,33 dan standar deviasi 7,864. Serta jumlah dari semua nilai siswa adalah 1899.

  Untuk menentukan tinggi rendahnya nilai post test kelas eksperimen digunakan lima kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan menggunakan rumus seperti yang diungkapkan Sugiyono (2010) sebagai berikut :

  Interval =

   i = = 6,6

  Hasil perhitungan di atas, diketahui nilai interval sebesar 6,6, sehingga dapat dilihat distribusi frekuensi nilai post test kelas eksperimen pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Post Test Kelas Kontrol SD N 2 Purbosari Kecamatan

  

Ngadirejo Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015

Frekuensi Prosentase No. Nilai

  Kategori (f) (%)

  1

  50 2 7% Sangat rendah

  • – 56,6 2 56,6

  3 11% Rendah

  • – 63,2 3 63,2 – 69,8

  5 19% Sedang 4 69,8 10 37% Tinggi

  • – 76,4 5 76,4

  7 26% Sangat Tinggi

  • – 83 Jumlah

  27 100% Hasil dari tabel 4.10 dapat diketahui siswa yang mendapat nilai 50 - 56,6 sebanyak 2 anak dengan prosentase 7%, siswa yang mendapat nilai 56,6 – 63,2 sebanyak 3 anak dengan prosentase 11% , siswa yang mendapat 63,2

  • – 69,8 sebanyak 5 anak dengan prosentase 19%, siswa yang mendapat nilai 69,8
  • – 76,4 sebanyak 10 anak dengan prosentase 37%, dan siswa yang mendapat nilai 76,4 - 83 sebanyak 7 anak dengan prosentase 26%. Di bawah ini disajikan prosentase distribusi frekuensi nilai post test kelas eksperimen jika digambarkan dalam bentuk diagaram lingkaran akan terlihat seperti pada gambar 4.4.

  

Post Test Kelas Kontrol

7% 26%

  11%

  50

  • – 56,6 56,6
  • – 63,2 19% 63,2
  • – 69,8 69,8
  • – 76,4 37% 76,4 – 83

Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Post Test KelasGambar 4.4 diketahui bahwa siswa kelas 4 SD Negeri Campursari 1

  Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung, dari 26 orang siswa dapat dikatakan bahwa mayoritas siswa mendapat nilai 69,8

  • – 76,4 sebesar 37%.

4.1.4 Uji Homogenitas

  Priyatno (2010 : 76) menguraikan uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi data adalah sama atau tidak. Analisis ini menggunakan program SPSS for Windows yaitu Independent Samples T Test .

  

Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan

bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Variabel Hasil Belajar dari Nilai Post Test

  

Independent Samples Test

Levene's Test t-test for Equality of Means for Equality of Variances F Sig. T Df Sig. (2- Mean Std. 95% tailed) Differ Error Confidence ence Differen Interval of the ce Difference Low Upper er Equal variances ,024 ,877 2,091 51 ,042 4,359 2,085 ,174 8,544 assumed

  Nilai Equal Siswa variances

  2,094 50,928 ,041 4,359 2,082 ,180 8,538 not assumed

  Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.11 pada kolom Levene's

Test for Equality of Variances . Dapat diketahui bahwa signifikansi sebesar 0,877.

Karena signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama.

4.1.5 Uji Hipotesis

  Uji Hipotesis yang digunakan adalah uji dua sampel tidak berhubungan (Independen Samples T-Test). Sebelum dilakukan Uji-T sebelumnya dilakukan uji homogenitas dengan F tes artinya jika varians sama, maka uji T menggunakan

  

Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda

menggunakan Equal variances not Assumed (diasumsikan varian berbeda).

  Penelitian terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata hasil pembelajaran matematika antara kedua kelas. Masing-masing kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan scientific melalui metode guided discovery sedangkan di kelas kontrol mengunakan metode kenvensional tetapi dengan materi pembelajaran yang sama yaitu sifat-sifat bangun ruang sederhana.

  Setelah dilakukan pembelajaran dengan materi yang sama tetapi dengan perlakuan yang berbeda, evaluasi diberikan kepada kedua kelas tersebut dengan soal yang sama. Dari hasil pembelajaran yang dilakukan setelah perlakuan, nilai tes untuk kedua kelompok tersebut dianalisis menggunakan T-Test. T-Test digunakan untuk mengetahui pengaruh pendekatan scientific melalui metode

  

guided discovery terhadap hasil belajar siswa kelas 4 SD 1 Campursari (kelas

  eksperimen). Hasil T-Test tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis

  

Group Statistics

Nama Sekolah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean SD N 1 Campursari

  26 74,69 7,287 1,429 Nilai Siswa SD N 2 Purbosari 27 70,33 7,864 1,513

  Hasil uji pada tabel 4.12 Group Statistics di atas, nilai rata-rata (mean)

menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 74,69, sedangkan

nilai rata-rata siswa kelas kontrol sebesar 70,33. Hal tersebut menunjukan pengaruh

  

(kelas eksperimen). Artinya bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari

pada kelas kontrol.

  Berdasarkan tabel 4.11 Independent Samples Test. Oleh karena nilai signifikansi pada uji F adalah 0,877 lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua sapel memiliki varian sama (varian kelompok kelas eksperimen dan kontrol adalah sama). Dengan ini penggunaan uji T menggunakan equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama), untuk itu dibandingkan T hitung dengan T tabel dan probabilitas. Oleh karena T hitung > T tabel (2,091 > 2,008) dan signifikansi (0,042 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai kelas eksperimen dengan rata- rata nilai kelas kontrol. Pada table 4.14 group statistics terlihat rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen adalah 74,69 dan untuk kelas kontrol 70,33, artinya bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

  • – Sedangkan perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar 4,359 (74,692 70,333) dan perbedaan berkisar antara 0,174 sampai 8,544.

  Jadi, hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan penggunaan pendekatan scientific melalui metode guided discovery terhadap hasil belajar siswa kelas 4 di SD Negeri Gugus Perahu Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

  Hasil uji hipotesis penelitian menunjukan bahwa hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan scientific melalui metode guided

  

discovery lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan metode

  konvensional dalam pembelajaran. Hasil ini dapat menunjukan bahwa penggunaan pendekatan scientific melalui metode guided discovery berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Gugus Perahu dengan SD N 1 Campursari sebagai kelas eksperimen dan SD N 2 Purbosari.

  Hasil analisis data menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan, hal ini disebabkan bahwa dengan penggunaan pendekatan scientific melalui metode guided discovery merupakan salah satu bagian dari pembelajaran penemuan yang banyak melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses penemuan siswa mendapat bantuan atau bimbingan dari guru, agar mereka lebih terarah sehingga baik proses pelaksanaan pembelajaran maupun tujuan yang dicapai dapat terlaksana dengan baik. Sehingga proses pembelajaran tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

  Sesuai dengan pendapat Bruner (dalam Dahar, 1996: 103) menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, dapat menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap tahap kegiatan pembelajaran yang dilakukan, mulai dari siswa mengamati bangun ruang yang disediakan untuk mengenal terhadap masalah yang akan dipelajari. Siswa mengamati media bangun ruang dengan arahan guru untuk mengenali masalah yang berkaitan dengan bagian-bagian bangun ruang. Setelah itu guru memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan bagian-bagian bangun ruang yang siswa merumuskan hipotesis. Dalam kegiatan perumusan hipotesis siswa juga mengajukan pertanyaan kepada guru tentang informasi yang belum dipahami dan untuk mendapat informasi tambahan dalam merumuskan hipotesis.

  Kegiatan pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap belajar siswa adalah pada tahap penemuan. Siswa melalui media bangun ruang akan mengobservasi setiap bagian dalam bangun ruang untuk mendapatkan informasi untuk mengetahui sifat-sifat dari bangun ruang. Dalam kegiatan tersebut guru juga mempunyai peran yang penting dalam mengarahkan siswa untuk menemukan informasi, seperti dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali bagian- bagian bangun ruang yang diamati pada saat pengenalan terhadap masalah. Sambil mengingat masalah yang sudah dipelajari, guru juga menunjukkan dengan media bangun ruang berkaitan dengan masalah siswa dalam mencari informasi. Setelah mengumpulkan informasi yang diperlukan, siswa mengolah informasi tersebut dan membuat kesimpulan. Dengan bimbingan dan arahan dari guru, pengolahan informasi yang dilakukan siswa lebih terarah berdasarkan informasi yang diperoleh masing-masing siswa untuk mendapatkan kesimpulan tentang sifat-sifat bangun ruang.

  Informasi yang sudah diolah kemudian disajikan di depan kelas untuk menjawab permasalahan atau hipotesis dan kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, dan juga media bangun ruang. Untuk mengetahui kegiatan penemuan yang sudah dilakukan berjalan dengan atau tidak, siswa bersama guru melakukan evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan. Siswa menyampaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi kemudian bersama-sama dengan siswa lain dan juga guru mencari solusi dari kesulitan atau permasalahan yang dihadapi.

  Penggunaan LKS dalam kegiatan pembelajaran juga mempermudah siswa dalam mengumpulkan informasi yang diperlukan. Siswa mencari informasi yang diperlukan berdasarkan petunjuk dalam LKS dan bimbingan dari guru. dalam lembar kerja disediakan petunjuk-petunjuk untuk siswa dalam melakukan setiap tahapan kegiatan dan juga berisi panduan untuk siswa dalam mencari informasi yang diperlukan. Dengan disediakannya petunjuk-petunjuk tersebut siswa lebih mudah menemukan informasi dan mengolahnya untuk mendapatkan kesimpulan tentang sifat-sifat bangun ruang.

  Reaksi siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan pendekatan scientific melalui metode guided discovery juga menunjukkan hal yang positif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat terlihat dari respon dan sikap siswa dalam setiap tahapan kegiatan yang dilakukan. Siswa terlihat lebih antusias mengikuti pembelajaran dengan terlibat aktif dalam proses belajar mengajar, seperti dari aktif bertanya, berdiskusi dengan teman, aktif dalam mencari informasi yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan masalah yang dipelajari, dan juga mereka berkonsentrasi pada pembelajaran bukan hal lain seperti bergurau sendiri dengan teman. Selain itu keterampilan siswa dalam penggunaan media dan alat peraga dalam menemukan informasi yang dibutuhkan juga menunjukkan hal baik dengan mengikuti setiap petunjuk yang diberikan.

  Hasil uji hipotesis yang didukung dengan pelaksanaan pembelajaran terdapat perbedaan pembelajaran yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan scientific melalui metode guided discovery dapat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Gugus Perahu Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TIPE NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Se

0 2 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TIPE NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Se

0 1 76

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Pengembangan Pembelajaran Assure dalam Mengimplementasikan Pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar Muatan IPA Siswa Di Kelas 3

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Pengembangan Pembelajaran Assure dalam Mengimplementasikan Pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar Muatan IPA Siswa Di Kelas 3

0 1 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Pengembangan Pembelajaran Assure dalam Mengimplementasikan Pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar Muatan IPA Siswa Di Kelas 3

0 0 24

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Prasyarat Pre-test Hasil Belajar 4.1.1 Uji Normalitas Pre-test - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Pengembangan Pembelajaran Assure dalam Mengimplementasikan Pendekatan Saint

0 0 17

Lampiran 1 Hasil Skor Analisis Gaya Belajar Siswa (Kelas Eksperimen)

0 1 62

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pendekatan Scientific Melalui Metode Guided Discovery terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SD Gugus Perahu Kecamatan Ngadirejo K

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pendekatan Scientific Melalui Metode Guided Discovery terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SD Gugus Perahu Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pe

0 0 16

3.1.2. Waktu dan Tempat Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pendekatan Scientific Melalui Metode Guided Discovery terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SD Gugus Perahu Kecamatan Ngadirejo Kabu

0 0 18