BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dalam Pembelajaran IPA dengan Model Problem Based Learing (PBL) Siswa Kelas 5 SDN Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupate

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian

  Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suhardjono (2008 : 58), Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas terhadap kegiatan belajar dengan tujuan untuk melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran / meningkatkan mutu praktik pembelajaran.

  Tipe penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah kolaboratif, yaitu peneliti berkolaborasi dengan guru kelas 5 SDN Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Pada PTK tipe kolaboratif peneliti yang merancang RPP kolaboratif sedangkan guru yang mengajarkan pada saat pelaksanaan penelitian. Pada penelitian ini setiap siklus terdiri atas perencanaan pelaksanaan tindakan,observasi/pengamatan, dan refleksi.

  3.2 Latar dan Subjek Penelitian

  3.2.1 Latar Penelitian

  Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2014/2015 tepatnya pada bulan Januari sampai dengan Maret 2015.

  3.2.2 Subjek Penelitian

  Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Peneliti dan guru kelas sebagai pelaku tindakan sedangkan siswa sebagai pembelajar. Peneliti sebagai subjek yang melaksanakan perencanaan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan penelitian.

3.3 Variabel Penelitian

  Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

  3.3.1 Variabel bebas (X)

  Menurut Ruslan (2008: 61), variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini terdapat 1 variabel bebas yaitu model problem based learning.

  3.3.2 Variabel terikat (Y)

  Menurut Ruslan (2008: 65), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini terdapat 1 variabel terikat yaitu keaktifan intelektual siswa.

  Pembelajaran Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang menekankan siswa terlibat untuk memecahan masalah melalui tahap

  • – tahap metode ilmiah dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah Ward,2002; Stepien,1993 (dalam Ngalimun 2012). Model Problem Based Learning (PBL) pembelajaran inovatif yang memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa (Ngalimun, 2012). Terdapat 5 fase pembelajaran PBL sebagai berikut: 1.

  Mengorientasikan siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, materi yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif pada aktifitas pemecahan masalah yang dipilih.

  2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membagi kelompok untuk menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

  3. Membimbing penyelidikan kelompok Siswa didorong untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan masalah, melaksanakan eksperimen, dan mencari untuk penjelasan dan pemecahan.

  4. Mengembangkan dan menyajikan hasil kaya

  Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai dan menunjukan hasil karyanya yang akan dinilai guru dan kelompok lainnya.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

  Merefleksi penyelidikan dan proses

  • – proses yang digunakan selama berlangsungnya pemecahan masalah.

  Dengan demikian “Pembelajaran harus menumbuhkan suasana aktif sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan

  ” (Sudjana, 2009). Dalam penelitian ini yang dimaksud keaktifan adalah aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran

  IPA dengan model problem based learning (PBL).

3.4 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

  Menurut model spiral Hopkins (dalam Supardi, 2008 : 104), PTK dilaksanakan dengan strategi siklus, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi. Rangkaian kegiatan secara berurutan dimulai dari perencanaan sampai dengan refleksi disebut satu siklus penelitian. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus pertama akan menjadi dasar bagi perencanaan siklus kedua. Demikian pula dengan siklus kedua akan menjadi dasar bagi perencanaan siklus ketiga dan seterusnya. Secara jelas Hopkins 1993 (dalam Supardi, 2008 : 104) mengemukakan langkah-langkah tersebut seperti dalam gambar sebagai berikut:

  Siklus I Siklus II Gambar 5 Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins 1993 dalam Supardi, 2008 : 104)

3.4.1 Siklus I

3.4.1.1 Perencanaan (planning) 1.

  Peneliti dan guru membuat langkah-langkah perbaikan dalam bentuk rencana pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran PBL. Dalam penelitian ini peneliti mengambil mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2 dengan perincian materi pokok sebagai berikut:

  Tabel 3 Perincian Materi Pokok Siklus I 2.

  • – sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.

  Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang sesuai serta menyusun lembar kerja siswa.

  3. Peneliti menyiapkan instrumen pengumpulan data dan lembar pengamatan.

  4. Menetapkan kegiatan pertemuan sebanyak dua kali.

  Guru kelas melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan dibantu oleh peneliti sebagai pengamat. Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut:

  Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok

  6. Menerapkan sifat

  6.1 Mendeskripsi kan sifat-sifat cahaya.

  1. Sifat-sifat cahaya

3.4.1.2 Pelaksanaan tindakan (acting)

1. Kegiatan Awal

  Mengawali pembelajaran dengan salam, melakukan apersepsi, memyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari kepada siswa.

  f.

  4.2.1.4 Refleksi

  Peneliti melakukan pengamatan dengan berpedoman pada lembar pengamatan yang telah tersedia. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan pembelajaran.

  4.2.1.3 Pengamatan

  Tanya jawab materi b. Menyimpulkan materi c. Evaluasi

  3. Kegiatan Akhir a.

  Kegiatan tersebut diulang-ulang dengan berbagai pertanyaan.

  g.

  Membahas secara bersama hasil tugas kelompok dengan bimbingan guru.

  Setiap kelompok menpresentasikan hasil percobaan dan diskusi didepan kelas.

  2. Kegiatan Inti a.

  e.

  Siswa melakukan percobaan dan berdiskusi menyatukan pendapat dengan anggota kelompoknya mengenai jawaban permasalahan yang diberikan guru, dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui dan memahami jawaban tersebut.

  d.

  Mengajukan sebuah pertanyaan/ masalah kepada siswa.

  c.

  Membagi murid dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5/6 orang.

  b.

  Guru menjelaskan langkah - langkah diskusi dan percobaan.

  Dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan data-data hasil pengamatan guru bersama peneliti melakukan refleksi untuk menemukan keberhasilan dan kegagalan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran. Hasil refleksi ini digunakan untuk menentukan perencanaan tindakan pada siklus selanjutnya.

3.4.2 Siklus II

3.4.2.1 Perencanaan (planning) 1.

  Dari hasil refleksi pada siklus I, peneliti dan guru menyusun rencana baru untuk ditindak lanjuti.

  2. Peneliti dan guru membuat langkah-langkah perbaikan dalam bentuk rencana pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran PBL dengan perincian materi pokok sebagai berikut:

  Tabel 4 Perincian Materi Pokok Siklus II Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok

  7.Memahami perubahan yang terjadi dialam dan hubungan dengan penggunaan sumber daya alam.

  7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan

  7.2 Mengidentifikasi jenis- jenis tanah Tanah 3.

  Peneliti mengacak anggota kelompok dengan tetap memperhatikan heterogenitas kelompok, mengawasi siswa lebih tegas lagi dan memberikan arahan atau motivasi kepada siswa yang kurang memperhatikan pelajaran atau tidak aktif.

4. Peneliti dan guru menyiapkan media pembelajaran yang lebih relevan.

3.4.2.2 Pelaksanaan tindakan (acting)

  Guru kelas melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan dibantu oleh peneliti sebagai pengamat. Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal

  Membuka pembelajaran dengan salam, meyampaikan apersepsi, menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari kepada siswa.

2. Kegiatan Inti a.

  Guru menjelaskan langkah - langkah diskusi dan percobaan.

  b.

  Membagi murid dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang c.

  Kelompok melakukan percobaan, dan guru memastikan setiap anggota kelompok mengetahui dan memahami jawaban tersebut.

  d.

  Setiap kelompok menpresentasikan hasil percobaan dan diskusi didepan kelas.

  e.

  Membahas secara bersama hasil tugas kelompok dengan bimbingan guru.

  f.

  Kegiatan tersebut diulang-ulang dengan berbagai pertanyaan 3. Kegiatan Akhir a.

  Tanya jawab materi b. Menyimpulkan materi c. Evaluasi

  3.4.2.3 Pengamatan

  Peneliti melakukan pengamatan dengan berpedoman pada lembar pengamatan yang telah tersedia. Pengamatan dilakukan terhadap aktifitas siswa selama pelaksanaan tindakan pembelajaran.

  3.4.2.4 Refleksi

  Dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan data-data hasil pengamatan guru bersama peneliti melakukan refleksi untuk menemukan keberhasilan dan kegagalan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran. Hasil refleksi ini digunakan untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian tindakan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

  Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan:

  1. Observasi, digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dengan model PBL. Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan siklus pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk melihat perkembangan pembelajaran IPA dan juga sebagai pedoman untuk menentukan tindakan berikutnya.

  2. Tes, diberikan pada siswa yaitu berupa tes tertulis. Siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau kebehasilan pelaksanaan tindakan.

  Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Observasi

  Dalam kegiatan observasi, lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi keaktifan siswa. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Angket pernyataan ini menggunakan empat alternatif jawaban dengan bobot skor selalu= 4, sering= 3, kadang-kadang= 2, tidak pernah= 1.

  Adapun kisi-kisi observasi keaktifan siswa disajikan dalam tabel berikut:

  Tabel 5 Kisi-Kisi Observasi Keaktifan Siswa

  Aspek Yang No Indikator No item

  Diteliti › Berdiskusi dengan teman kelompok › Kompak dalam pelaksanaan

  1 Kerjasama 14,15,16 kegiatan diskusi kelompok

  › Mempresentasikan hasil kelompok › Memperhatikan penjelasan guru › Mencatat

  7,8,9, › Bertanya mencari informasi

  Keseriusan 10,11

  2 › Menjawab Pertanyaan dalam Belajar 12,13,17, › Memberi pendapat

  18,19 › Mengerjakan tugas › Tidak berbicara sendiri

2. Tes dilakukan setelah diadakan tindakan setiap siklus dengan tujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa.

  1 3. Menyebutkan sifat – sifat cahaya.

  4 Emosional › Suka › Antusias › Semangat

  1,2,3

  5 Pengamatan › Melihat › Mendengar › Membaca › Mencoba

  4,5,6 Jumlah Soal

  19 Kategori hasil keaktifan siswa digolongkan menjadi 4, yaitu jika mendapat nilai 1 = kurang aktif, nilai 2 = cukup aktif, nilai 3 = aktif, dan nilai 4 = sangat aktif Dalam menentukan kategori hasil keaktifan adalah sebagai berikut: x =

  

Tabel 6

Kisi-Kisi Siklus I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Item Jum lah 6.

  Menerapka n sifat

  6.2 Membuat suatu karya atau model.

  1. Menjelaskan pengertian cahaya.

  1,19, 20,22

  4 2. Menyebutkan macam

  • – macam sumber cahaya.

  2

  • – sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatau karya atau model.

  9 4. Menyebutkan contoh nyata peneraan sifat

  9,10,11 ,

  • – sifat cahaya.

  13,15,1 7,24,25

  ,27

  9 5.

  Menjelaskan benda bening.

  4

  1 6. Menjelaskan benda gelap.

  21,23

  2 7. Menyebutkan benda bening.

  26

  1 8. Menyebutkan benda

  5

  1

  3,6,7,8, 12,14,1 6,18,30

  9

  1. Menjelaskan proses pelapukan batuan menjadi tanah.

  Menyebutka n ciri

  5 2.

  1,2,3,1 3, 16

  1. Menjelaskan komposisi tanah.

  gelap 9. Mengelompokan benda bening dan benda gelap.

  4,5,6,7, 8, 15,17,1 8, 20

  7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

  6 Jumlah

  7.1Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan

  7. Memahami perubahan yang terjadi dialam dan hubungan dengan penggunaan sumber daya alam.

  Kisi-Kisi Siklus II Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Item Juml ah

  30 Tabel 7

  2 Jumlah

  28,29

  9,10,11 , 12,14,

  • – ciri satu persatu komposisi tanah.

  19

  20

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

  Sebelum digunakan peneliti dan guru terlebih dahulu soal diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0. Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen, ada berbagai pendapat. Kriteria intrumen dari Saifuddin Azwar menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak.

  Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang hendak diukur. Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variabel bentukkan yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum.

  Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0 dan kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery (dalam Saifuddin Azwar) sebagai berikut:

  α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima : dapat diterima

  0,7 < α ≤ 0,8 : reliabilitas bagus

  0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas memuaskan

  α > 0,9

  Tabel 8 Hasil Uji Validitas Siklus I Bentuk Item Soal Valid Tidak Instrumen Valid

  Pilihan ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 6, 13, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 10, 11, 12, 14, 15,

  20 18, 19, 20 16, 17, 18, 19

  Menjodohkan 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 21, 22, 24, 25, 26, 23, 30 28, 29, 30 27, 28, 29

  Uji validitas dan reliabilitas soal dilakukan sebanyak 2 kali dengan hasil tingkat reliabilitas adalah 0,881 masuk kategori bagus, adapun 5 Item soal yang tidak valid karena belum memenuhi syarat ≥ 0,20 yaitu nomor 6, 13, 20, 23, dan 30.

  Tabel 9 Hasil Uji Validitas Siklus II

  Bentuk Item Soal Valid Tidak Instrumen

  Valid Isaian 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 6, 13,

  11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 10, 11, 12,14, 15, 16, 18, 20 18, 19, 20 17, 19

  Di siklus II sama dengan siklus I soal di uji validitas dan reliabilitas sebanyak 2 kali di dapatkan hasil tingkat reliabilitas adalah 0,826 masuk kategori bagus, tetapi masih ada 4 Item soal yang tidak valid karena belum memenuhi syarat ≥ 0,20 yaitu nomor 6, 13, 18 dan 20.

3.7 Indikator Kinerja

  Indikator keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan keaktifan pembelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang setelah menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

  Dalam menentukan tingkat pengukuran keaktifan siswa digunakan 4 kategori yaitu 4 = sangat aktif, 3 = aktif, 2 = cukup, dan 1 = kurang aktif. Untuk menghitung kategori keaktifan digunakan rumus sebagai berikut: x =

  Keterangan: n = jumlah maksimal

  • – jumlah minimal N = banyaknya kriteria x = kategori tingkat keaktifan siswa

  Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran (siswa terlibat aktif dalam pembelajaran) dinyatakan berhasil apabila 26 (87 %) dari 30 siswa aktif dalam pembelajaran adalah minimal termasuk kategori aktif. Selain keaktifan yang menentukan keberhasilan pembelajaran, ada juga peningkatan hasil beajar sebagai pengiring berhasilnya pembelajaran.

3.8 Analisis Data

  Data yang sudah diperoleh melalui lembar pengamatan dan tes hasil belajar pembelajaran IPA dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan data tentang keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Data tentang peningkatan keaktifan siswa dan hasil tes belajar IPA hasilnya dianalisis dengan deskriptif kuantitatif kemudian dianalisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan kategori keaktifan dengan indikator keberhasilan keaktifan siswa.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas III SDN 1 Wulung Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 59

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 07 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 07 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 07 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 07 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Kutowinangun 07 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 104

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Pembelajaran IPA 2.1.1 Pengertian IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dalam Pembelajaran IPA dengan Model Problem Based Learing (PBL) Siswa Kelas 5 SDN Wonorejo 04 Kec

0 0 19