PERBANDINGAN METODE SIMPLE QUEUES DAN QUEUES TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN MIKROTIK (STUDI KASUS: PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI)

semanTIK, Vol.3, No.2, Jul-Des 2017, pp. 1-8
ISSN : 2502-8928 (Online)

 1

PERBANDINGAN METODE SIMPLE QUEUES DAN
QUEUES TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN
BANDWIDTH MENGGUNAKAN MIKROTIK (STUDI
KASUS: PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI)
Abdul Malik*1, LM Fid Aksara2, Muh. Yamin3
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Kendari
e-mail: *1 maliknnas@gmail.com, 2kapasole@gmail.com, 3putra0683@gmail.com
1,2,3

Abstrak
Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Kendari merupakan suatu lembaga peradilan, penggunaan
internet di lingkungan PTA Kendari memiliki mobilitas yang sangat tinggi, baik digunakan untuk
unduh/unggah berkas, dan penggunaan fasilitas internet yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kualitas jaringan internet yang ada di Kantor PTA Kendari sebagai upaya untuk
optimalisasi jaringan agar menghasilkan kualitas jaringan internet yang lebih baik.
Metode Simple Queues merupakan cara pembatasan dengan menggunakan pembatasan

sederhana berdasarkan data rate, dan metode Queues Tree cara pembatasan dengan menggunakan
pembatasan yang kompleks, karena dikelompokkan berdasarkan protocol, ports atau kelompok IP
Address. Kedua metode tersebut diterapkan secara bergantian pada mikrotik. Pada setiap metode yang
akan diterapkan, akan di analisis dengan menggunakan aplikasi wireshark, parameter QoS yang terdiri
dari Packet Loss, Delay, dan Throughput.
Pengujian yang dilakukan terhadap client yang berjumlah lima (5) dan lima belas (15) yang
terhubung ke access point. Skenario pengujian yang dilakukan yakni kondisi unduh dan unggah data.
Dari hasil pengujian diperoleh hasil penelitian, Queues Tree memiliki nilai throughput, delay, packet
loss yang lebik baik dibandingkan Simple Queues.
Kata kunci—Simple Queues, Queues Tree, Quality of Service (QoS), Bandwidth
Abstract
Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Kendari is a judicial institution, internet usage in the PTA
kendari has a very high mobility, either used for downloading/uploading files, and other internet
facilities usage. This research aims to analyze the quality of internet network in PTA office kendari as
an effort to optimize the network in the hope of producing a better quality Internet network.
The Simple Queues method is a way of limitation by using a simple delimiter based on the data
rate, and Queues Tree method is the way of limitation by using complex delimiter, because grouped
by protocol, ports or group of IP Address. Both methods are applied alternately on mikrotik. In each
method wich will applied, will be analyzed using wireshark application, QoS parameters wich
consisting of packet loss, delay, and throughput.

Testing performed on the five (5) and fifteen (15) clients connected to the access point. Testing
scenario performed are the condition of download and upload data. From the test result obtained,
that the Queues Tree has a value of throughput, delay, packet loss is better compare to Simple
Queues.
Keywords—Simple Queues, Queues Tree, Quality of Service (QoS)
1. PENDAHULUAN
nternet merupakan sebuah jaringan global
terbuka, dimana setiap pengguna saling
berkomunikasi dan bertukar informasi baik

I

berbagai sumber daya atau berbagi file [1].
Seiring dengan maraknya pengguna jaringan
internet, maka instansi memerlukan sebuah
jaringan internet dengan kapasitas bandwidth
yang cukup besar, tetapi karena keterbatasan

Received June 1st ,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012


2
bandwidth yang ada maka diperlukan
manajemen bandwidth agar bandwidth stabil
dan bisa terdistribusi dengan merata.
Bandwidth merupakan daya tampung
atau kapasitas dari sebuah Ethernet atau
wireless agar dapat dilewati oleh paket data
yang
dilalui.
Management
bandwidth
merupakan sebuah cara dalam penerapan dan
optimalisasi pada sebuah jaringan dengan
menerapkan layanan Quality of Service (QoS)
[2].
Quality of Services (QoS) adalah suatu
pengukuran seberapa baik jaringan dan untuk
mendefinisikan karakteristik dan sifat suatu
layanan, QoS mengacu pada performasi dari
packet-packet IP yang telah lewat melalui satu

atau lebih jaringan [3].
Penelitian dilakukan oleh [4] tentang
implementasi QoS dengan metode HTB
(Hierarchical Token Bucket) pada PT.
Komunikasi Lima Duabelas yang memberikan
kesimpulan bahwa teknik QoS yang mampu
memaksimalkan bandwidth yang tidak
terpakai, sehingga kualitas pelayanan menjadi
lebih meningkat dan terjadi pemerataan
bandwidth sesuai prioritasnya saat kondisi
traffic
seluruh
paket
penuh.
Tetapi
kelemahannya dimana management bandwidth
masih terpaku berdasarkan IP user saja.
Metode lain tentang pembagian
bandwidth adalah Queue Tree dan Simple
Queue.

Simple
Queue
menghasilkan
throughput yang lebih besar daripada
manajemen bandwidth dengan menggunakan
Queue Tree. Delay yang dihasilkan dari
menggunakan Simple Queue lebih besar
daripada menggunakan Queue Tree. Pada
Queue Tree semua paket melewati trafik
secara bersamaan tanpa harus diurutkan
terlebih dahulu seperti Simple Queue, oleh
karena itu Simple Queue menghasilkan delay
yang lebih lama [5].
Penggunaan internet di lingkungan
Kantor Pengadilan Tinggi Agama (PTA)
Kendari saat ini memiliki mobilitas yang
sangat tinggi, baik digunakan untuk browsing
informasi, unduh berkas, unggah berkas, dan
penggunaan fasilitas internet yang lain. Jumlah
pengguna yang banyak dapat mengakibatkan

pembagian bandwidth tidak merata. Hal ini
dikarenakan
belum
adanya
metode
managament bandwidth yang diterapkan.
Untuk itu diterapkan salah satu dari metode
Simple Queues atau Queues Tree dalam

Perbandingan Metode Simple Queues dan Queues Tree…

jaringan internet yang dipakai untuk menguji
performansi antara kedua metode tersebut
apabila diterapkan pada lingkungan Kantor
Pengadilan Tinggi Agama.
Metode Simple Queues atau Queues
Tree dapat mencegah pengguna untuk
menggunakan bandwidth yang berlebihan
sehingga dapat menganggu penguna lain untuk
terhubung ke internet. Metode tersebut

digunakan pada jaringan skala kecil maupun
menengah,
Simple
Queues
membagi
bandwidth secara merata tergantung jumlah
klien serta Queues Tree membagi bandwidth
secara merata namun bisa lebih spesifik [6].
Beradasarkan latar belakang yang telah
diuraikan maka penulis mengambil topik
penelitian dengan judul “Perbandingan
Metode Simple Queues dan Queues Tree
Untuk Optimasi Manajemen Bandwidth
Menggunakan Mikrotik
(Studi
Kasus:
Pengadilan Tinggi Agama Kendari)” untuk
mendapatkan metode yang sesuai, agar
masing-masing pengguna bisa menggunakan
internet dengan lancar.

2. METODE PENELITIAN
2.1

Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sistem yang
terdiri dari komputer - komputer serta piranti piranti yang saling terhubung sebagai satu
kesatuan. dengan dihubungkan piranti-piranti
tersebut, alhasil dapat saling berbagi sumber
daya satu piranti dengan piranti lainnya [7].
2.2

Topologi Tree
Topologi tree atau topologi pohon
adalah salah satu dari topologi jaringan
komputer yang paling banyak diterapkan
didalam pembuatan sebuah jarngan komputer.
Dengan bentuk menyerupai pohon dengan
ranting-ranting, topologi ini akan mencakup
lebih banyak komputer yang dapat terhubung
dengan jaringan komputer. Didalam topologi

tree terdapat sebuah perangkat (switch atau
hub) pada level teratas atau biasa disebut
dengan root yang menjadi pusat utama
komunikasi bagi semua komputer yang
terhubung dengannya [8].
Pada level ini menggunakan topologi
peer to peer (P2P), kemudian pada level
dibawahnya terdapat satu komputer lain yang
disebut dengan central dimana komputer
tersebut menjadi pusat koneksi bagi komputer

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

 3

IJCCSISSN: 1978-1520

Malik, Aksara dan Yamin

yang berada dibawahnya yang membentuk

seperti topologi star. Dengan model seperti ini
bisa dikatakan topologi tree merupakan
gabungan dari dua topologi jaringan yaitu
topologi star dan topologi peer to peer [8].
Quality of Service (QoS)
Quality of Service (QoS) adalah
kemampuan
suatu
jaringan
untuk
menyediakan layanan yang baik dengan
menyediakan bandwidth, mengatasi jitter dan
delay. Parameter QoS adalah latency, jitter,
packet loss, throughput, MOS. QoS sangat
ditentukan oleh kualitas jaringan yang
digunakan. Terdapat beberapa faktor yang
dapat menurunkan nilai QoS, seperti:
Redaman, Distorsi, dan Noise [9].
Performa jaringan komputer dapat
bervariasi akibat dari beberapa masalah,

seperti halnya masalah bandwidth, latency dan
jitter, yang dapat membuat efek yang cukup
besar bagi banyak aplikasi. Sebagai contoh,
video streaming dapat membuat pengguna
kesal ketika paket data aplikasi tersebut
berjalan dengan bandwidth yang tidak cukup,
dengan latency yang tidak dapat diprediksi,
atau jitter yang berlebih. Beberapa fitur
Quality of Service (QoS) dapat menangani
masalah diatas, dapat menurunkan latency
dengan mengendalikan pengiriman paket data
dan membatasi paket data tertentu, jitter yang
dapat diprediksi dan dicocokkan dengan
kebutuhan aplikasi yang digunakan di dalam
jaringan tersebut [10].
Performansi mengacu ke tingkat
kecepatan dan keandalan penyampaian
berbagai jenis beban data di dalam suatu
komunikasi.
Performansi
merupakan
kumpulan dari beberapa parameter teknis
yaitu.

Tabel 1 Kategori Delay
Kategori Degradasi
Sangat Bagus
Bagus
Sedang
Buruk

2.3

1. Delay (Waktu Tunda)
Delay adalah waktu yang dibutuhkan data
untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan.
Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media
fisik, kongesti atau juga waktu proses yang
lama. Delay versi Telecommunications and
Internet Protocol Harmonization Over
Networks (TIPHON) dikelompokkan menjadi
empat kategori [9]. Tabel 1 menunjukkan
kategori delay. Persamaan (1) menunjukkan
perhitungan jumlah delay.

(1)

Delay =

Delay
0 ms
0 s/d 75 ms
75 ms s/d 125 ms
>125 ms

2. Packet Loss (Paket Hilang)
Merupakan
suatu
parameter
yang
menggambarkan
suatu
kondisi
yang
menunjukkan jumlah total paket yang hilang,
dapat terjadi karena collision dan congestion
pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada
semua aplikasi karena retransmisi akan
mengurangi
efisiensi
jaringan
secara
keseluruhan meskipun jumlah bandwidth
cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut.
Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer
untuk menampung data yang diterima. Jika
terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan
penuh, dan data baru tidak akan diterima.
Packet loss Versi Telecommunications and
Internet Protocol Harmonization Over
Networks
(TIPHON)
[9].
Tabel
2
menunjukkan kategori packet loss. Persamaan
(2) menunjukkan perhitungan jumlah packet
loss
Packet loss =
(

)

100%

(2)

Tabel 2 Kategori Packet Loss
Kategori Degradasi
Sangat Bagus
Bagus
Cukup
Buruk

Packet Loss
0%
3%
15%
25%

3. Throughput
Throughput adalah kecepatan (rate)
transfer data efektif, yang diukur dalam bps.
Troughput merupakan jumlah total kedatangan
paket yang sukses yang diamati pada
destination selama interval waktu tertentu
dibagi oleh durasi interval waktu [9]. Tabel 3
menunjukkan kategori Throughput. Persamaan
(3)
menunjukkan
perhitungan
jumlah
throughput.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

Perbandingan Metode Simple Queues dan Queues Tree…

4
Throughput =

(3)

Tabel 3 Kategori Throughput
Kategori Degradasi
Sangat Bagus
Bagus
Sedang
Buruk

Throughput (bps)
100
75
50