BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Peranan Komunikasi Sebagai Solusi Konflik (Studi Deskriptif Komunikasi Antar Pribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. THOMAS -2 MEDAN)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat melepaskan diri dari jalinan sosial, dimana manusia selalu akan mengandalkan kontak sosial yang selalu berhubungan dengan orang lain. Bahkan sebagian besar dari waktu kita gunakan untuk berkomunikasi. Mengingat kuantitas berkomunikasi yang dilakukan di bandingkan dengan kegiatan lainnya, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang penting bagi manusia.

  Tidak ada suatu yang lebih penting bagi sebagian besar orang selain berinteraksi dengan orang lain. Begitu pentingnya interaksi ini sehingga apabila tidak dilakukan dalam jangka waktu lama, akan menimbulkan depresi, kurang percaya diri dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar bagi kehidupan sehari-hari. Beberapa alasan umum tentang mengapa seseorang menjalin hubungan yaitu: mengurangi kesepian yang muncul ketika kebutuhan interaksi akrab yang tidak terpenuhi, menguatkan dorongan karena semua manusia membutuhkan dorongan semangat dan salah satu cara terbaik untuk mendapatkannya adalah dengan berinteraksi antar manusia, memperoleh pengetahuan tentang diri sendiri karena melalui interaksi seseorang akan melihat dirinya sendiri seperti orang lain melihatnya, memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit dengan cara berbagi rasa sakit melalui berbagi rasa dengan orang lain (Devito, 1997:245-246). Pentingnya interaksi antar individu di dalam sebuah hubungan, dapat dilihat pada hubungan individu dengan keluarga, teman, dosen, pacar, tetangga, atau teman yang didasari dengan adanya komunikasi. Para ahli komunikasi mengemukakan 6 jenis hubungan antarpribadi yaitu: hubungan perkenalan, hubungan persahabatan, hubungan keakraban atau keintiman, hubungan suami dan istri, hubungan orangtua dan anak dan hubungan persaudaraan (Liliweri, 1997:54).

  1 Universitas Sumatera Utara Persahabatan adalah salah satu hubungan yang paling penting dalam pembentukan hidup kita. Melalui persahabatan, orang mendapatkan kepercayaan, kasih sayang, penerimaan dan dukungan. Hubungan yang paling penting di luar keluarga adalah hubungan yang kita bangun dengan teman-teman kita yaitu hubungan persahabatan.

  Persahabatan sangat penting bagi remaja karena untuk membantu memudahkan transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Ini juga merupakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman, yang akan membantu proses pengembangan identitas diri dan meningkatkan kemampuan untuk bersosialisasi, dan keterampilan komunikasi dalam pengelolaan konflik.

  Hubungan berkembang sejalan dengan waktu dan individu yang terlibat dalam suatu hubungan yang berusaha saling mengenal sehingga dapat melakukan proses penyesuaian terhadap perbedaan masing-masing. Apabila penyesuaian berhasil hubungan akan berjalan lancar, bertambah dekat dan akrab. Namun apabila penyesuaian tersebut tidak berjalan dengan baik, akan terjadi suatu kemunduran dalam hubungan itu. Hubungan mungkin dapat bertumbuh dan maju, menjadi kuat dan lebih bermakna, tetapi mungkin juga dapat menyusut dan mundur. Kemunduran hubungan terjadi apabila telah terjadi ketidakpuasan dan konflik diantar anggota hubungan tersebut, begitu juga dalam hubungan persahabatan.

  Jika dua orang atau lebih secara individu tidak setuju atau berbeda secara ekstrim tentang suatu gagasan, isu, tindakan, sasaran, dan tujuan. Dan seandainya hasil perpaduan dari mereka adalah signifikan maka disana berarti telah terjadi konflik antarpribadi. Konflik antarpribadi seringkali dipicu oleh adanya perbedaan persepsi, perbedaan asumsi, perbedaan orientasi, perbedaan status dan perbedaan prinsip.

  Penelitian ini ditujukan pada hubungan persahabatan remaja karena peneliti melihat dan merasakan bahwa sahabat begitu penting dalam kehidupan remaja. Sahabat begitu penting dalam kehidupan remaja karena pada masa remaja mulai terlihat merenggangnya hubungan antara orangtua dengan remaja karena hubungan dalam bentuk percakapan dengan orangtua makin jarang, di satu pihak para remaja merasa tidak dimengerti oleh orangtuanya dan sebaliknya orangtua tidak mengetahui isi hati anaknya (Gunarsa, 1988:119). Remaja sering membicarakan banyak hal yang tidak mereka bicarakan dengan orang tua, saudara, atau pacar. Sejalan dengan bertambahnya pertentangan antara mereka terlihat pula keinginan yang besar pada remaja untuk berkumpul dengan teman- teman sebaya. Pergaulan dengan teman sebaya bertambah sering dan akrab.

  Seringkali suatu hubungan mengalami konflik dan mulai mengalami kemunduran yang disebabkan adanya proses negosiasi yang tidak berjalan dengan baik dan mengakibatkan pola komunikasi diantara persahabatan mereka berubah. Peneliti ingin mengetahui apa yang menyebabkan konflik dalam persahabatan remaja tersebut dan sebagai solusinya, komunikasi apa yang digunakan oleh remaja ketika mengalami konflik dalam hubungan persahabatan, serta penerapan dari solusi tersebut.

  Objek dari penelitian ini adalah remaja, karena dengan melihat pertimbangan bahwa kaum remaja memiliki suatu fenomena interaksi sosial yang berbeda dengan golongan masyarakat yang lain, diikuti dengan pernyataan yang menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa transisi dimana seorang anak menjalin proses menjadi dewasa, dan pada masa tersebut tidak jarang terjadi bahwa kaum remaja sangat sulit untuk dapat dimengerti oleh orangtuanya maupun oleh orang dewasa lainnya, melainkan sahabatnya yaitu semasa remaja (Hurlock, 1997:207). Dimana dengan melihat beberapa pertimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa remaja sebagai suatu fenomena yang menarik, khususnya pada hubungan persahabatan antar remaja.

  Remaja pada penelitian ini adalah remaja berumur 16-18 tahun, karena pada usia tersebut mereka mulai merasa sudah dewasa dan tidak mau terlalu bergantung pada orangtua, mereka sudah mulai mandiri dan mencari teman sebaya sebagai pengganti orangtua mereka, dan membicarakan masalah mereka. Pada usia itu mereka mulai mengurangi sifat kekanak-kanakan dan mulai memikirkan masa depan mereka. Pada usia 16-18 tahun adalah rata-rata setiap remaja memasuki Sekolah Menengah Atas. Dengan demikian objek dari penelitian ini adalah hubungan persahabatan remaja SMA ST. Thomas-2 Medan, karena peneliti sebelumnya telah memperoleh data primer dari hasil wawancara dengan pihak sekolah dan peneliti mengetahui ada beberapa siswa yang bertengkar atau terlihat dengan sahabatnya. Biasanya pertengkaran mereka dipacu oleh perbedaan pendapat. Kebohongan, janji yang tidak ditepati, dan kesalapahaman antar sahabat.

  Lokasi penelitian terletak di SMA ST. Thomas 2 Medan, dengan mengambil pertimbangan berdasarkan pengamatan peneliti yang melihat langsung bahwa siswa-siswi SMA ST. Thomas 2 terbukti pernah memiliki konflik dengan sahabatnya. Dan beberapa pertimbangan lainnya tentang pemilihan lokasi SMA ST. Thomas 2 sebagai sasaran penelitian karena peneliti pernah bersekolah disana, serta lokasi penelitian yang mudah diakses, dimana dapat melakukan penelitian dengan lebih mudah dan mendapatkan hasil yang lebih baik.

  Berdasarkan dengan hal-hal yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana komunikasi sebagai solusi dalam mengatasi konflik yang terjadi pada hubungan persahabatan remaja, karena seringkali suatu hubungan mengalami konflik dan mulai mengalami kemunduran yang disebabkan adanya proses negosiasi yang tidak berjalan dengan baik lagi dan mengakibatkan pola komunikasi diantara persahabatan mereka berubah. Peneliti ingin mengetahui apa yang menyebabkan konflik dalam persahabatan remaja tersebut dan sebagai solusinya, komunikasi apa yang digunakan remaja ketika mengalami konflik dalam hubungan persahabatan, serta penerapan dari solusi tersebut.

  1.2 Pembatasan Masalah

  Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah yang lebih spesifik dan jelas. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: a.

  Peranan komunikasi antarpribadi dalam penelitian ini adalah keterbukaan, empati, dukungan, sifat positif, kesamaan siswa-siswi SMA ST. Thomas 2 Medan.

  b.

  Solusi yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi kepada: Alasan-alasan untuk membina hubungan telah berkurang, hubungan pihak ketiga, perubahan sifat hubungan, harapan yang tidak terkatakan.

  c.

  Objek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X dan XI (IPA, dan IPS) SMA ST. Thomas 2 Medan.

  1.3 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian merumuskan masalah sebagai berikut: a.

  Bagaimana komunikasi antarpribadi yang terjadi di SMA ST. Thomas 2 Medan? b. Bagaimana hubungan persahabatan antara remaja SMA ST. Thomas 2

  Medan? c. Bagaimana peranan komunikasi antarpribadi antara pribadi sebagai solusi konflik dalam hubungan persahabatan remaja SMA ST. Thomas 2

  Medan?

  1.4 Tujuan Penelitian a.

  Mendeskripsikan komunikasi antarpribadi SMA ST. Thomas 2 Medan.

  b.

  Mendeskripsikan Hubungan Persahabatan Remaja SMA ST. Thomas 2 Medan.

  c.

  Menganalisis peranan komunikasi antarpribadi sebagai solusi konflik pada hubungan persahabatan remaja SMA ST. Thomas 2 Medan.

1.5 Manfaat Penelitian a.

  Secara Teoritis, penelitian ini berguna bagi pengembangan ilmu komunikasi. Temuan-temuan empiris dari hasil penelitian ini juga menjadi sumbangan berharga sekaligus sebagai pengkaya materi dalam pengembangan khazanah keilmuan komunikasi.

  b.

  Secara Praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi SMA ST. Thomas 2 Medan dalam upaya mengurangi konflik yang terjadi.

  c.

  Penelitian ini juga berguna bagi para peneliti lain yang berminat pada kajian komunikasi antarpribadi, terutama relevan dengan variabel-variabel yang dibahas, yakni komunikasi antarpribadi dan hubungan persahabatan remaja.

Dokumen yang terkait

Peranan Komunikasi Sebagai Solusi Konflik (Studi Deskriptif Komunikasi Antar Pribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. THOMAS -2 MEDAN)

8 214 101

Peran Komunikasi Antar Pribadi(Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah Kepada Siswa SD. Advent Timbang Deli Medan).

0 57 127

Komunikasi Antar Pribadi dan Produktivitas Kerja ( Studi Korelasional Tentang Peranan Komunikasi Antar Pribadi antara Pimpinan Dan Karyawan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja di PT. LOGIKREASI UTAMA MEDAN)

0 51 85

Komunikasi Antar Pribadi Ayah Dan Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ayah terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja di SMA Swasta Al- Ulum, Medan)

0 44 140

Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan (Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Team Leader pada PT. Infomedia Medan terhadap Peningkatan Kualitas Kerja Caroline Officer)

2 41 72

Peranan Komunikasi Antarpribadi Sebagai Solusi Konflik Pada Hubungan Persahabatan Remaja SMU Negeri 7 Medan

1 34 101

Komunikasi Antar Pribadi Dan Kepribadian Anak-Anak Cacat (Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Guru Dalam Perkembangan Kepribadian Anak-anak Cacat Pada YPAC Melalui Pendekatan Behaviorisme di Kota Medan)

10 80 109

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

0 1 10

Peranan Komunikasi Sebagai Solusi Konflik (Studi Deskriptif Komunikasi Antar Pribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. THOMAS -2 MEDAN)

0 0 12

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 - Peranan Komunikasi Sebagai Solusi Konflik (Studi Deskriptif Komunikasi Antar Pribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. THOMAS -2 MEDAN)

0 0 30