Peranan Komunikasi Antarpribadi Sebagai Solusi Konflik Pada Hubungan Persahabatan Remaja SMU Negeri 7 Medan
PERANAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SEBAGAI SOLUSI KONFLIK
PADA HUBUNGAN PERSAHABATAN REMAJA SMU NEGERI 7 MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata 1
(S1) Di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Disusun Oleh
RIZKI PUTRA HIDAYAT
070922064
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul peranan komunikasi antarpribadi sebagai solusi konflik
dalam hubungan persahabatan remaja SMU Negeri 7 Medan. Tujuannya adalah untuk
mengetahui peranan komunikasi antarpribadi dalam menyelesaikan konflik dalam
hubungan persahabatan dikalangan siswa dan siswi SMU Negeri 7 Medan.
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah komunikasi antarpribadi, remaja
dan persahabatan, konflik dalam hubungan dan teori self disclosure. Teori self disclosure
digunakan untuk mengetahui proses pengungkapan informasi diri pribadi seseorang
kepada orang lain maupun sebaliknya. Pengungkapan diri merupakan kebutuhan
seseorang sebagai jalan keluar atas tekanan-tekanan yang terjadi dalam dirinya.
Metode yang digunakan peneliti adalah metode deskriptif,yaitu menggambarkan
atau melukiskan hasil penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan
sifat populasi tertentu. Penelitian yang bersifat menggambarkan atau mendeskripsikan
data yang telah terkumpul yang nantinya dianalisa. Populasi pada penelitian ini adalah
siswa dan siswi SMU Negeri 7 Medan dengan jumlah siswa sebanyak 723 orang. Dengan
menggunakan rumus taro yamane dengan presisi 10% dan selang kepercayaan 90%,
maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 88 orang. Distribusi sampel menggunakan
teknik accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi berperan dalam
menyelesaikan konflik pada hubungan persahabatan remaja SMU Negeri 7 Medan. Hal
ini terbukti dengan cara mereka melakukan komunikasi antarpribadi dengan sikap
kesediaan membuka diri, rasa empati yang tinggi terhadap sahabatnya, sikap saling
mengahargai, sikap positif dan mendukung terhadap sahabatnya. Maka komunikasi
antarpribadi efektif yang terjalin dapat dijadikan solusi dalam menyelesaikan masalah
pada suatu hubungan persahabatan.
(3)
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat
dan hidayah-Nya, karena izin serta limpahan anugerah yang tak terhitung, penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik, serta selawat dan salam atas junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW yang telah memberikan teladan yang baik kepada seluruh umat
manusia.
Adapun judul dari skripsi ini adalah Peranan Komunikasi Antarpribadi Sebagai
Solusi Konflik Dalam Hubungan Persahabatan Remaja SMU Negeri 7 Medan. Skripsi ini
dapat diselesaikan karena adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ayahanda tercinta
Dannert Sihombing dan ibunda tercinta Siti Fatimah, serta adik-adik tersayang Fauzi dan
Luna yang selalu mendoakan dan membantu penulis dari segi materil maupun spiritual.
Terima kasih untuk semua kasih sayang dan dukungan yang diberikan seluruh keluarga
kepada penulis. Dan penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
2.
Bapak Amir Purba, MA, Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3.
Bapak Drs. Humaizi, MA selaku pembantu Dekan I yang telah banyak
memberikan arahan kepada penulis selama menjalani masa perkuliahan.
4.
Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si selaku dosen pembimbing yang penuh perhatian
dan kesabaran untuk selalu meluangkan waktu kepada penulis dengan banyak
(4)
memberikan dukungan, bimbingan, pengetahuan, saran serta arahan yang sangat
bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Seluruh dosen Ilmu Komunikasi serta staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
khususnya Departemen Ilmu Komunikasi yang banyak membantu penulis dalam
segala urusan perkuliahan maupun penyelesaian skripsi ini.
6.
Sahabat-sahabat seperjuangan terbaik penulis, , Kibar, Gondel, Frans, Mamid,
Poltak, Robin Consolatio, jalich , bang Nanang, k’Ammy, Riri, k’didi, rere
andaresta, mery, dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan namanya, mari
kita terus berkarya
7.
Sahabat-sahabat tersayang yang tak pernah berhenti menemani hari-hari penulis,
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari bahwa skripsi ini
jauh dari kesempurnaan, maka penulis menerima kritikan dan saran yang membangun
dari pada pembaca. Akhir kata saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua
pihak, baik sekarang maupun yang akan datang. Amin Ya Robbal Alamin…..
Penulis
(5)
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ...
i
KATA PENGANTAR ... ...
ii
DAFTAR ISI ...
v
DAFTAR GAMBAR ... ...
vii
DAFTAR TABEL ...
viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ...
ix
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah ...
1
I.2
Perumusan Masalah ...
6
I.3
Pembatasan Masalah ... ...
6
I.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian ...
6
I.4.1) Tujuan Penelitian ...
6
I.4.2) Manfaat Penelitian ...
7
I.5
Kerangka Teori ...
7
I.5.1) Komunikasi dan Komunikasi Antarpribadi ...
8
I.5.2) Remaja dan Persahabatan...
12
I.5.3) Konflik Dalam Hubungan Persahabatan...
14
I.6
Kerangka Konsep ...
15
I.6.1) Komponen Peranan KomunikasiAntarpribadi...
16
I.6.2) Komponen Konflik dalam hubungan Persahabatan....
16
I.7
Model Teoritis...
17
I.8
Operasional Konsep ...
18
I.9
Definisi Operasional ...
19
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1
Komunikasi ...
22
II.1.1) Pengertian Komunikasi ...
22
II.1.2) Fungsi Komunikasi ...
25
II.1.3) Tujuan Komunikasi ...
26
II.2
Komunikasi Antarpribadi ...
27
II.2.1) Pengertian Komunikasi Antarpribadi ...
27
II.2.2) Ciri-Ciri Komunikasi Antarpribadi ...
29
II.2.3) Tujuan Komunikasi Antarpribadi ...
30
II.2.4) Jenis-jenis Hubungan Antarpribadi...
32
II.2.5) Teori Self Disclosure ...
36
II.3
Remaja dan Persahabatan ...
41
II.4
Konflik dalam Hubungan Persahabatan ...
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1
Metode Penelitian ...
48
III.2
Lokasi dan Waktu Penelitian ...
48
III.3
Populasi dan Sampel ...
48
(6)
III.3.2) Sampel ...
49
III.4
Teknik Penarikan Sampel ...
50
III.5
Teknik Pengumpulan Data ...
51
III.6
Teknik Analisis Data ...
52
III.7
Langkah-Langkah Penelitian ...
52
III.7.1) Tahap Awal ...
52
III.7.2) Pengumpulan Data ...
53
III.7.3) Proses Pengolahan Data ...
53
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1
Desksripsi Lokasi penelitian ...
55
IV.1.1) Lokasi Penelitian...
55
IV.1.2) Keadaan Siswa...
56
IV.2
Analisa Tabel Tunggal ...
57
IV.2.1) Karakteristik Responden ...
57
IV.2.2) Peranan Komunikasi Antarpribadi ...
62
IV.2.3) Konflik Dalam Hubungan Persahabatan ...
73
IV.3
Pemabahasan ...
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1
Kesimpulan ...
84
V.2
Saran ...
85
DAFTAR PUSTAKA
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Populasi...
49
Tabel 2. Komposisi Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ...
56
Tabel 3. Usia Responden ...
57
Tabel 4. Kelas ...
58
Tabel 5. Jenis Kelamin ...
58
Tabel 6. Apakah Memiliki Sahabat Karib ...
59
Tabel 7. Apakah Sahabat di SMU Yang Sama ...
59
Tabel 8. Berapa Lama Bersahabat ...
60
Tabel 9. Pertemuan Pertamakali Dengan Sahabat ...
60
Tabel 10. Apakah Pernah Bermasalah Dengan Sahabat ...
61
Tabel 11. Dimana Saling Bertemu Pertama Kali Dengan Sahabat ...
62
Tabel 12. Cara Bertemu Dengan Sahabat Setiap Harinya ...
62
Tabel 13. Cara Berkomunikasi Dengan Sahabat ...
63
Tabel 14. Suasana Saat Berbincang-Bincang Dengan Sahabat ...
64
Tabel 15. Topik Yang Biasa Diperbincangkan Dengan Sahabat ...
65
Tabel 16. Apakah Pernah Merasakan Kesulitan Sahabat ...
66
Tabel 17. Saat Sahabat Mengikuti Lomba Apakah Kamu Mendukung ...
67
Tabel 18. Sikap Kamu Saat Sahabat Menyampaikan Masalah ...
68
Tabel 19. Sikap Sahabat Saat Kamu Mengemukakan Masalah ...
68
Tabel 20. Apakah Kamu Mengetahui Saat Sahabat Mengalami Kesulitan ...
69
Tabel 21. Jika Kesalahan Terjadi,Yang Kamu Lakukan ...
70
Tabel 22. Jika Sahabat Memiliki Prestasi,Apakah TetapMemberi Dukungan ...
71
Tabel 23. Sikap Kamu Jika Memiliki Sahabat Baru ...
72
Tabel 24. HalYang Sering Menimbulkan Perbedaan Pendapat ...
73
Tabel 25. Hal Yang Tidak Ingin di Bicarakan Dengan Sahabat ...
74
Tabel 26. Keinginan Memiliki Sahabat Baru Pada Waktu Mengalami Masalah .
74
Tabel 27. Alasan Menginginkan Sahabat Baru ...
75
Tabel 28. Perubahan Apa Yang Terjadi Pada Sahabat ...
76
Tabel 29. Pernahkah Merasa Tidak Memperoleh Sesuatu Yang Diharapkan ...
77
Tabel 30. Hal Yang Diharapkan Tetapi Tidak Diperoleh Dari Sahabat ...
77
Tabel 31. Yang Dilakukan Jika Mengalami Masalah Dalam Hubungan ...
78
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Model Jendela Johari...
11
Gambar 2
Skema Model Teoritis ...
17
(9)
LAMPIRAN
1
Lembar catatan bimbingan skripsi
(10)
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul peranan komunikasi antarpribadi sebagai solusi konflik
dalam hubungan persahabatan remaja SMU Negeri 7 Medan. Tujuannya adalah untuk
mengetahui peranan komunikasi antarpribadi dalam menyelesaikan konflik dalam
hubungan persahabatan dikalangan siswa dan siswi SMU Negeri 7 Medan.
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah komunikasi antarpribadi, remaja
dan persahabatan, konflik dalam hubungan dan teori self disclosure. Teori self disclosure
digunakan untuk mengetahui proses pengungkapan informasi diri pribadi seseorang
kepada orang lain maupun sebaliknya. Pengungkapan diri merupakan kebutuhan
seseorang sebagai jalan keluar atas tekanan-tekanan yang terjadi dalam dirinya.
Metode yang digunakan peneliti adalah metode deskriptif,yaitu menggambarkan
atau melukiskan hasil penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan
sifat populasi tertentu. Penelitian yang bersifat menggambarkan atau mendeskripsikan
data yang telah terkumpul yang nantinya dianalisa. Populasi pada penelitian ini adalah
siswa dan siswi SMU Negeri 7 Medan dengan jumlah siswa sebanyak 723 orang. Dengan
menggunakan rumus taro yamane dengan presisi 10% dan selang kepercayaan 90%,
maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 88 orang. Distribusi sampel menggunakan
teknik accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi berperan dalam
menyelesaikan konflik pada hubungan persahabatan remaja SMU Negeri 7 Medan. Hal
ini terbukti dengan cara mereka melakukan komunikasi antarpribadi dengan sikap
kesediaan membuka diri, rasa empati yang tinggi terhadap sahabatnya, sikap saling
mengahargai, sikap positif dan mendukung terhadap sahabatnya. Maka komunikasi
antarpribadi efektif yang terjalin dapat dijadikan solusi dalam menyelesaikan masalah
pada suatu hubungan persahabatan.
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat melepaskan diri dari jalinan relasi
sosial, dimana manusia selalu akan mengadakan kontak sosial yaitu selalu berhubungan
dengan orang lain. Bahkan sebahagian besar dari waktu kita gunakan untuk
berkomunikasi. Mengingat kuantitas berkomunikasi yang dilakukan di bandingkan
dengan kegiatan lainnya, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan salah satu
hal yang penting bagi manusia.
Tidak ada suatu yang lebih penting bagi sebagian besar orang selain berinteraksi
dengan orang lain. Begitu pentingnya interaksi ini sehingga apabila tidak dilakukan
dalam jangka waktu lama, akan menimbulkan depresi, kurang percaya diri dan kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan dasar bagi kehidupan sehari-hari. Beberapa alasan umum
tentang mengapa seseorang menjalin hubungan yaitu : mengurangi kesepian yang muncul
ketika kebutuhan interaksi akrab tidak terpenuhi, menguatkan dorongan karena semua
manusia membutuhkan dorongan semangat dan salah satu cara terbaik untuk
mendapatkannya adalah dengan interaksi antar manusia, memperoleh pengetahuan
tentang diri sendiri karena melalui interaksi seseorang akan melihat dirinya seperti orang
lain melihatnya, memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit dengan cara
melalui berbagi rasa dengan orang lain (Devito, 1997:245-246).
(12)
Hubungan tersebut dapat dilihat pada hubungan individu dengan keluarga, teman,
dosen, pacar, tetangga, atau teman yang didasari dengan adanya komunikasi. Salah satu
jenis dari komunikasi antarpribadi adalah hubungan persahabatan.
Persahabatan adalah salah satu hubungan yang paling penting dalam
pembentukkan hidup kita. Melalui persahabatan, orang mendapatkan kepercayaan, kasih
sayang, penerimaan dan dukungan. Hubungan yang paling penting di luar keluarga
adalah hubungan yang kita bangun dengan teman-teman kita yaitu hubungan
persahabatan.
Persahabatan sangat penting bagi remaja karena untuk membantu memudahkan
transisi dari masa kanak-kanak sampai dewasa. Ini juga merupakan kesempatan untuk
memperoleh pengalaman, yang akan membantu proses pengembangan identitas diri dan
meningkatkan kemampuan untuk bersosialisasi, dan keterampilan komunikasi
pengelolaan konflik.
Bersahabat dekat dengan seseorang membutuhkan banyak pengertian, waktu dan
rasa percaya. Persahabatan diperoleh setelah melalui tahap perkenalan. Seseorang sahabat
merupakan orang yang memiliki kedudukan tertentu dalam hubungan antarpribadi.
Menempatkan seseorang menjadi sahabat karena telah mengenal dia dengan baik, selain
itu kita juga telah menaruh rasa percaya dan harapan kepada sahabat sebagai seseorang
yang mempunyai perhatian terhadap kita. Persahabatan sejati juga diartikan dengan
melipat gandakan kebaikan dalam hidup dan memecahbelah keburukan hidup.
Individu berhubungan dengan individu lain karena mengharapkan sesuatu yang
dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap individu secara sukarela masuk dan tinggal dalam
hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi
(13)
ganjaran dan biaya (Rakhmat, 1996:121). Lebih spesifik lagi, suatu hubungan
kemungkinan besar akan dipelihara ketika dianggap menguntungkan .
Hubungan berkembang sejalan dengan waktu dan individu yang terlibat dalam
suatu hubungan berusaha saling mengenal sehingga dapat melakukan proses penyesuaian
tehadap perbedaan masing-masing. Apabila penyesuaian berhasil hubungan akan berjalan
lancar, bertambah dekat dan akrab. Namun apabila penyesuaian tersebut tidak berjalan
dengan baik, akan terjadi suatu kemunduran dalam hubungan itu. Hubungan mungkin
dapat tumbuh dan maju, menjadi kuat dan lebih bermakna, tetapi mungkin juga dapat
menyusut dan mundur. Kemunduran hubungan terjadi apabila mulai muncul
ketidakpuasan dan konflik diantara anggota hubungan tersebut, begitu juga dalam
hubungan persahabatan.
Jika dua orang atau lebih secara individu tidak setuju atau berbeda secara ekstrim
tentang suatu gagasan,isu,tindakan,sasaran dan tujuan dan seandainya hasil perpaduan
dari mereka adalah signifikan maka disana berarti telah terjadi konflik antarpribadi.
Konflik antarpribadi ini seringkali dipicu oleh adanya perbedaan persepsi,perbedaan
asumsi, perbedaan orientasi,perbedaan status dan perbedaan prinsip.
Penelitian ini ditujukan pada hubungan persahabatan remaja karena peneliti
melihat bahwa sahabat begitu penting dalam kehidupan remaja. Sahabat begitu penting
dalam kehidupan remaja karena pada masa remaja mulai terlihat merenggangnya
hubungan antara orangtua dengan remaja karena hubungan dalam bentuk percakapan
dengan orangtua makin jarang, di satu pihak para remaja merasa tidak dimengerti oleh
orangtuanya dan sebaliknya orangtua tidak mengetahui isi hati anaknya. Remaja sering
membicarakan banyak hal yang tidak mereka bicarakan dengan orangtua, saudara, atau
(14)
pacar. Sejalan dengan bertambahnya pertentangan antara mereka terlihat pula keinginan
yang besar pada remaja untuk berkumpul dengan teman-teman sebaya. Pergaulan dengan
teman sebaya bertambah sering dan bertambah akrab.
Objek dari penelitian ini adalah remaja, karena dengan melihat pertimbangan
bahwa kaum remaja memiliki suatu fenomena interaksi sosial yang berbeda dengan
golongan masyarakat yang lain, diikuti dengan pernyataan yang menyatakan bahwa
remaja adalah suatu masa transisi dimana seseorang anak menjalini proses menjadi
dewasa, dan pada masa tersebut tidak jarang terjadi bahwa kaum remaja sangat sulit
untuk dapat dimengerti oleh orangtuanya maupun oleh orang dewasa lainnya, melainkan
sahabatnya yaitu semasa remaja (Hurlock, 1997:207). Setiap remaja menampilkan sebuah
dunia didalam diri kita, suatu dunia yang mungkin tidak akan pernah ada kalau si sahabat
itu tidak muncul, dan hanya lewat pertemuan inilah sebuah dunia akan lahir. Dimana
dengan melihat beberapa pertimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa remaja sebagai
suatu fenomena yang menarik, khususnya pada hubungan persahabatan antara remaja.
Remaja pada penelitian ini adalah remaja berusia 16-18 tahun, karena pada usia
tersebut mereka mulai merasa sudah dewasa dan tidak mau terlalu bergantung pada
orangtua, mereka sudah mulai mandiri dan mencari teman sebaya sebagai teman
pengganti orangtua mereka, dalam membicarakan masalah mereka. Pada usia itu mereka
mulai mengurangi sifat kekanak-kanakan dan mulai memikirkan masa depan mereka.
Pada usia 16-18 tahun adalah rata-rata setiap remaja memasuki Sekolah Menengah
Tingkat Atas. Dengan demikian objek dari penelitian ini adalah hubungan persahabatan
remaja di SMU Negeri 7 Medan, karena peneliti sebelumnya telah mengamati pola
(15)
persahabatan beberapa siswa SMU Negeri 7 dan peneliti mengetahui ada beberapa siswa
yang bertengkar atau terlibat konflik dengan sahabatnya.
Seringkali suatu hubungan mengalami konflik dan mulai mengalami kemunduran
yang disebabkan adanya proses negoisasi yang tidak berjalan dengan baik dan
mengakibatkan pola komunikasi diantara persahabatan mereka berubah. Peneliti ingin
mengetahui apa yang menyebabkan konflik dalam persahabatan remaja tersebut dan
sebagai solusinya, komunikasi apa yang digunakan oleh remaja ketika mengalami konflik
dalam hubungan persahabatan, serta penerapan dari solusi tersebut.
Berdasarkan dengan hal-hal yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk
meneliti “ Peranan Komunikasi Antarpribadi Sebagai Solusi Konflik Pada Hubungan
Persahabatan Remaja di SMU Negeri 7 Medan”.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakanng yang telah diuraikan diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah peranan komunikasi antarpribadi
sebagai solusi konflik pada hubungan persahabatan remaja SMU Negeri 7 Medan?”
I.3
Batasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat
mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti sebagai
berikut:
1.
Penelitian ini adalah studi deskriptif yang hanya memaparkan situasi atau
peristiwa secara sistematis, tidak menjelaskan hubungan maupun menguji
hipotesis.
(16)
2.
Penelitian ini dilakukan di SMU 7 Medan dan objek yang akan diteliti adalah
siswa kelas X dan kelas XI.
3.
Hal yang diteliti adalah penerapan komunikasi sebagai solusi konflik pada
hubungan persahabatan siswa SMU Negeri 7 Medan.
4.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2010.
I.4 Tujuan dan Manfaat
I.4.1) Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui penyebab dari konflik yang terjadi dalam hubungan
persahabatan remaja SMU Negeri 7 Medan.
2.
Untuk mengetahui bentuk komunikasi yang merupakan solusi konflik pada
hubungan persahabatn remaja SMU Negeri 7 Medan.
3.
Untuk mengetahui penerapan komunikasi sebagai solusi konflik pada remaja
SMU Negeri 7 Medan untuk menyelesaikan konflik pada hubungan persahabatan
remaja SMU Negeri 7 Medan.
I.4.2) Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Secara akademis, penelitian ini di harapkan dapat memperkaya khasanah
penelitian di bidang komunikasi.
2.
Secara praktis, penelitian di harapkan dapat mampu memberikan tambahan
pengetahuan tentang komunikasi yang benar untuk diterapkan dalam hubungan
persahabatan remaja sehingga remaja dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam
hubungan persahabatannya.
(17)
3.
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat khususnya remaja diharapkan mampu
memberi informasi tambahan tentang dunia remaja.
I.5
Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti
masalah, untuk itu perlu di susun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang
menggambarkan dari sudut mana penelitian yang menggambarkan dari sudut mana
penelitian akan disoroti. (Nawawi,1995:39). Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi
permasalahan yang diajukan digunakan teori-teori yang mendukung dan berguna untuk
membahas permasalahan.
Adapun teori-teori yang di anggap relevan dengan penelitian ini adalah
komunikasi, komunikasi antarpribadi, hubungan persahabatan, penyebab konflik dalam
hubungan persahabatan serta remaja.
1.5.1)
Komunikasi dan Komunikasi Antarpribadi
Menurut Onong Uchjana Effendy, istilah komunikasi dalam bahasa inggris
communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis
yang berarti sama. Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan dalam
bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi,
kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagainya, yang dilakukan kepada orang lain baik
langsung secara tatap muka maupun tidak langsung melalui media dengan tujuan
mengubah sikap, pandangan, atau perilaku (Effendy,2004:60)
Adapun bentuk dari komunikasi yaitu: (effendy,2004:7)
1. Komunikasi Antar Pribadi
(18)
3. Komunikasi Organisasi
4. Komunikasi Massa
Dalam keseluruhan komunikasi menjadi akan memberikan manfaat yang
mendalam, jika komunikasi berlangsung dengan baik mampu memberi keuntungan dan
mampu mencapai tujuan yang baik, jika komunikasi menjadi efektif. Pentingnya
komunikasi untuk membina hubungan yang baik, bahwa kebutuhan utama manusia dan
untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah adalah kebutuhan akan hubungan
sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik
dengan orang-orang lain. Menurut Abraham Maslow menyebutkan bahwa satu di antara
keempat kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan sosial untuk memperoleh rasa aman
lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi, dan menerima
persahabatan.
Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional, sebuah hubungan antar manusia
yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Hubungan antar pribadi yang
berkelanjutan dan terus menerus akan memberikan semangat, saling merespon tanpa
adanya manipulasi, tidak hanya tentang menang atau kalah dalam beragumentasi
melainkan tentang pengertian dan penerimaan. (Beebe,2008:3). Komunikasi antarpribadi
merupakan awal mula membangun sebuah hubungan dan akan mempengaruhi kelanjutan
hubungan tersebut, jika hubungan dan komunikasi terjalin baik, timbul sikap saling
memnghargai memberikan perhatian lebih satu dengan yang lain. Maka hubungan akan
terjalin lama atau panjang.
Menurut DeVito (Liliweri,1991:13), suatu komunikasi antarpribadi yang efektif
mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
(19)
a.
Keterbukaan (Openness)
b.
Empati (Empathy)
c.
Dukungan (Supportiveness)
d.
Rasa Positif (Positiveness)
e.
Kesamaan (Equality)
Beberapa alasan umum mengapa seseorang menjalin hubungan diantaranya yaitu:
mengurangi kesepian dimana rasa kesepian muncul ketika kebutuhan interaksi akrab
tidak terpenuhi, mengutarakan dorongan karena semua manusia membutuhkan dorongan
semangat dan salah satu cara terbaik mendapatkannya adalah dengan interaksi antar
manusia, memperoleh pengetahuan tentang diri sendiri karena melalui interaksi seseorang
akan melihat dirinya seperti orang lain melihatnya, memaksimalkan kesenangan dan
meminimalkan rasa sakit dengan cara melalui berbagi rasa dengan orang lain karena
seseorang berusaha untuk memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit
(Devito,1997:226).
Proses negosiasi dimulai ketika individu dalam suatu hubungan mempunyai
kesadaran penuh bahwa mereka berbeda dengan individu lainnya. Pada kenyataannya,
dalam komunikasi antarpribadi semuanya melalui proses negosiasi. Dua manusia yang
berbeda antara satu dengan lainnya menegosiasikan perbedaan mereka untuk
mendapatkan pengertian dari penyelesaian yang didapatkan dari perbedaan-perbedaan
yang ada. Hubungan manusia melalui suatu proses dari perkenalan ke arah hubungan
yang lebih intim bahkan dapat kearah kemunduran dan pemutusan hubungan.
(20)
Berbicara tentang hubungan, ada beberapa teori yang berkaitan dengan
pengembangan hubungan, salah satunya menurut Joseph Luft (1969) dalam Liliweri
(1997:53), yaitu :
Self Disclosure (Pengungkapan Diri)
Adalah proses pengungkapan informasi diri pribadi seseorang kepada orang lain
maupun sebaliknya. Pengungkapan diri merupakan kebutuhan seseorang sebagai jalan
keluar atas tekanan-tekanan yang terjadi dalam dirinya. Pada teori ini terjadi ketika kita
dengan sengaja memberikan informasi tentang diri kita sendiri kepada orang lain, dimana
mereka tidak akan mengetahui dan memahami kita jika kita tidak memberitahukan
kepada orang lain. Hubungan antarpribadi tdak akan mencapai keintiman tanpa
pengungkapan diri (self disclousure). Dengan pengungkapan diri setiap individu dapat
melangsungkan hubungan dengan siapapun, dengan demikian akan terbina kedekatan dan
saling mengenal satu dengan yang lain.
Ada empat macam pengenalan yang ditunjukkan dalam jendela Johari Window.
Tidak
Diketahui sendiri diketahui sendiri
Diketahui
orang lain
Tidak diketahui
Orang lain
Gambar 1. Jendela Johari (Liliweri,1997:53)
1. Terbuka
2. Buta
(21)
Menurut Johari bahwa tiap diri kita memiliki keempat unsur tersebut, termasuk
yang belum diketahui maupun yang disadari. Dalam pengembangan hubungan terdapat
empat kemungkinan sebagaimana terwakili melalui suasana di keempat bidang tersebut.
Bidang 1.
Mengetahui diri sendiri dan mengetahui orang lain.
Melukiskan kondisi antara seseorang dengan yang lain mengembangkan suatu
hubungan yang terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah tentang
hubungan mereka.
Bidang 2.
Tidak mengetahui diri sendiri tetapi mengetahui orang lain.
Melukiskan masalah hubungan antara kedua belah pihak hanya diketahui orang
lain namun tidak diketahui oleh dirinya sendiri.
Bidang 3.
Mengetahui diri sendiri tetapi tidak mengetahui orang lain.
Masalah hubungan antara kedua pihak diketahui diri sendiri namun tidak
diketahui oleh orang lain.
Bidang 4.
Tidak diketahui diri sendiri atau orang lain.
Dimana kedua belah pihak sama-sama tidak mengetahui masalah hubungan di
antara mereka.
I.5.2) Remaja dan Persahabatan
Hubungan persahabatan merupakan salah satu jenis dari komunikasi antarpribadi.
Beberapa alasan mengapa kita membutuhkan sahabat adalah karena dalam persahabatan
terdapat rasa kebersamaan, perpaduan emosi dan stabilitas, kesempatan untuk
berkomunikasi tentang diri kita, dukungan dari sahabat, kesempatan untuk saling
membantu, persedian pertolongan dan dukungan fisik, jaminan akan nilai dan harga diri.
(22)
Persahabatan diperoleh setelah melalui tahap perkenalan. Seorang sahabat
merupakan orang yang mempunyai kedudukan tertentu dalam hubungan antarpribadi.
Menempatkan seseorang menjadi sahabat karena telah mengenal dia dengan baik, selain
itu kita juga telah menaruh percaya dan harapan kepada dia sebagai seseorang yang
mempunyai perhatian terhadap kita(Liliweri,1997:58). Persahabatan yang baik ditandai
dengan adanya kehangatan dan kasih sayang, kejujuran,adanya komitmen dan menjalani
tersebut dengan alami. Dalam hubungan persahabatan, komitmen ditunjukkan dengan
cara mengorbankan waktu dan energi mereka untuk menolong sahabat yang
membutuhkan. Namun sering kali individu dalam menjalankan suatu hubungan tidak
menyadari harapan mereka pada sahabatnya, sampai terjadi sesuatu yang dirasakannya
mengganggu. Hubungan tersebut mengalami konflik dan mulai mengalami kemunduran
dan proses negosiasi tidak bejalan yang mengakibatkan pola komunikasi diantara mereka
berubah. Padahal komunikasi mempengaruhi hubungan karena komunikasi dan hubungan
senantiasa berkaitan.
Remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia
dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan berada
pada tingkatan yang sama. Masa remaja secara umum dapat dibagi menjadi dua fase
yaitu: remaja awal (antara usia 13 sampai 15 tahun) dan remaja akhir (antara usia 16
samapi 18 tahun) (Hurlock,1997:206). Penelitian ini ditujukan pada remaja akhir (usia
16-18) karena pada masa tersebut remaja akhir sudah mulai berprilaku seperti orang
dewasa dibandingkan dengan remaja awal (usia 13-15 tahun) yang masih erat dengan
sifat kekanak-kanakan dan masih bergantung kepada orang tua. Remaja akhir sudah
mulai lepas dari kehidupan orangtua karena mereka ingin hidup mandiri dan tidak terlalu
(23)
bergantung pada orang tua, mereka mulai mencari teman sebaya sebagai tempat yang
dapat dipercaya untuk membicarakan masalah-masalah mereka.
Dalam setiap periode peralihan, remaja bukan lagi seorang anak kecil dan juga
merupakan orang dewasa. Kalau remaja berprilaku seperti anak-anak, ia akan diajari
untuk bertindak sesuai umurnya. Tetapi kalau remaja berprilaku seperti orang dewasa, ia
sering kali diperolok atau dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang dewasa.
Dilain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status
memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan
perilaku,nilai, dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. Pada masa remaja terdapat
kecenderungan untuk mengurangi jumlah teman meskipun sebagian besar remaja
menginginkan untuk menjadi anggota dari kelompok sosial yang lebih besar dalam
kegitan sosial. Karena kegiatan sosial kurang berarti dibandingkan dengan persahabatan
pribadi yang lebih erat, maka pengaruh kelompok sosial yang lebih besar menjadi kurang
menonjol dibandingkan dengan pengaruh teman-teman (Hurlock,1997:207). Dalam
memilih teman, remaja menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai
pemikiran yang sama, yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman, dan yang
kepadanya ia dapat mempercayakan masalah-masalah dan membahas hal-hal yang tidak
dapat dibicarakan dengan orangtua maupun guru (Hurlock,1997:215).
I.5.3) Konflik Dalam Hubungan Persahabatan
Hubungan antar manusia mungkin tumbuh dan maju, menjadi kuat dan
bermakna, tetapi hubungan tersebut mungkin juga mundur dan menyusut, menjadi lemah
dan tidak bermakna. Ini dapat terjadi pada semua hubungan manusia termasuk juga
hubungan persahabatan. Kemunduran hubungan menunjukkan lemahnya ikatan suatu
(24)
hubungan. Kemunduran hubungan dimulai dengan adanya ketidakpuasan individu pada
pasangannya(Devito.1997:296).
Defenisi dari konflik itu sendiri adalah suatu keadaan dimana individu satu dengan
individu lain mengalami perbedaan persebsi atau pendapat yang tidak dapat dipersatukan
sehingga mengakibatkan proses negosiasi yang tidak berjalan dengan
baik(Devito,1997:296).
Beberapa penyebab konflik pada suatu hubungan yaitu: (Devito,1997:250)
a.
Alasan-alasan untuk membina hubungan telah meluntur
b.
Hubungan pihak ketiga
c.
Perubahan sifat hubungan
d.
Harapan yang tidak terkatakan
I.6
Kerangka Konsep
Kerangka adalah hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian yang bersifat
kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat
menghantarkan penelitian pada perumusan hipotesa.
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk
dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari
pengamatan. Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang
bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat
mengantarkan penelitian pada hipotesis. (Nawawi,1995:40)
Konsep yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara
abstrak: kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial. (Singarimbun,1995:57).
(25)
Dalam menyusun kerangka konsep diperlukan hasil pemikiran rasional yang
bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai.
Kerangka konsep adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan antara
satu teori dengan teori lainnya. Sehingga masalah yang diteliti menjadi jelas
penyelesaiannya. (Ginting,2008:97).
Dalam komunikasi antarpribadi sudah jelas bahwa yang melakukan komunikasi
adalah individu. Pada hakikatnya dalam berkomunikasi seseorang membawa serta
nilai-nilai dan latar belakang yang beragam. Seperti jenis kelamin, usia dan kelas. Hal ini
berpengaruh dalam berinteraksi dengan orang lain maupun lingkungan. Maka peneliti
mengeneralisasikan pada beberapa komponen, yaitu:
I.6.1 Komponen Peranan Komunikasi Antarpribadi
Komponen komunikasi antar pribadi dalam penelitian ini adalah komunikasi antar
pribadi yang dilakukan sebagai solusi konflik dalam hubungan persahabatan siswa siswi
SMU Negeri 7 Medan.
I.6.2 Komponen Konflik Dalam Hubungan Persahabatan
Komponen konflik dalam hubungan di dalam penelitian ini adalah penyebab
yang menyebabkan kemunduran hubungan persahabatan yang dirasakan siswa siswi
SMU Negeri 7 Medan.
(26)
I.7
Model Teoritis
Berdasarkan kerangka konsep yang telah disusun untuk memudahkan penelitian,
maka peneliti membuat model teoritis dengan memasukkan ke dalam skema sebagai
berikut:
Gambar 2. Skema Model Teori
Komponen
Peranan Komunikasi
Antarpribadi
Komponen
(27)
I.8
Operasional Konsep
Berdasarkan kerangka teori dan konsep yang ada diatas maka dibuat operasional
konsep untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian ini,yaitu:
Komponen
Indikator
Peranan Komunikasi Antarpribadi
Sebagai Solusi Konflik dalam
Hubungan Persahabatan
a)
Self disclosure
b)
Keterbukaan
c)
Empati
d)
Sikap Mendukung
e)
Sifat Positif
f)
Kesetaraan
g)
Alasan-alasan untuk membina
hubungan telah luntur
h)
Hubungan pihak ketiga
i)
Perubahan sifat hubungan
j)
Harapan yang tidak terkatakan
k)
Jenis Kelamin
l)
Usia
m)
Kelas
(28)
I.9
Definisi Operasional
Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberikan cara
mengukur variabel penelitian. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang
sangat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama
(Singarimbun,1995:46).
Definisi operasional dari konsep-konsep dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a)
Self disclosure (pengungkapan diri)
Adalah proses pengungkapan informasi diri pribadi seseorang kepada orang lain
meupun sebaliknya. Pengungkapan diri merupakan kebutuhan seseorang
sebagai jalan keluar atas tekanan-tekanan yang terjadi dalam dirinya.
b)
Keterbukaan
Memiliki pengertian bahwa dalam komunikasi antar pribadi yang efektif harus
terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi, kesediaan untuk membuka diri,
kesediaan untuk mengakui perasaan dan pikiran yang anda miliki dan juga
mempertanggungjawabkannya.
c)
Empati
Kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain
pada suatu saat tertentu dari sudut pandangan atau kacamata orang lain tersebut,
dimana seseorang juga mampu untuk memahami motivasi dan pengalaman
orang lain, perasaan, dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka
untuk masa depannya
(29)
Dalam hal ini merupakan pelengkap daripada kedua hal sebelumnya, karena
komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana
yang tidak mendukung.
e)
Sikap Positif
Komunikasi antarpribadi akan terbina apabila orang memiliki sikap yang positif
terhadap diri mereka sendiri, karena orang yang merasa positif dengan diri
sendiri akan mengisyaratkan perasaan ini kepada orang lain, yang selanjutnya
juga akan merefleksikan perasaan positif ini kepada lawan bicaranya, kemudian
sikap positif juga dapat diwujudkan dengan memberikan suatu sikap dorongan
dengan menunjukkan sikap menghargai keberadaan , pendapat, dan pentingnya
orang lain, dimana perilaku ini sangat bertentangan dengan sikap sikap ketidak
acuhan
f)
Kesetaraan
Memiliki pengertian bahwa kita menerima pihak lain atau mengakui dan
menyadari bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga. Karena pada
kesetaraan, suatu konflik akan lebih dapat dinilai sebagai upaya untuk
memahami perbedaan yang pastia ada daripada sebagai kesempatan untuk
menjatuhkan pihak lain.
g)
Alasan-alasan untuk membina hubungan telah meluntur
Masing-masing individu dalam suatu hubungan mempunyai kepercayaan atau
cara mereka berfikir tentang suatu hubungan perbedaan pengertian dan
kepercayaan tentang hubungan akan mempengaruhi hubungan tersebut.
(30)
Suatu hubungan akan mengalami kemunduran apabila salah satu anggota dalam
hubungan itu mempunyai hubungan baru dengan yang lain. Apalagi apabila
hubungan baru itu lebih baik daripada hubungan sebelumnya.
i)
Perubahan sifat hubungan
Perubahan perilaku individu dalam suatu hubungan akan menghasilkan problem
yang serius. Apabila mereka tidak terbiasa dengan perubahan tersebut maka
mereka akan merasa tidak nyaman, akibatnya hubungan yang sedang berjalan
akan mengalami konflik.
j)
Harapan yang tidak terkatakan
Harapan individu dalam suatu hubungan sering kali tidak realistik bagi individu
lainnya.
k)
Jenis Kelamin
Adalah merupakan pembagian pria atau wanita dari responden yang akan
dilakukan
l)
Usia
Adalah menunjukkan kondisi dari responden yang akan dilajukan, dimana
terdapat batasan umur untuk para responden tersebut.
m)
Kelas
(31)
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1
Komunikasi dan Komunikasi Antarpribadi
II.1.1) Pengertian Komunikasi
Banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan
ilmu komunikasi, misalnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu
manajemen, linguistik, dan sebagainya, menyebabkan banyaknya definisi tentang
komunikasi yang telah dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya.
Carl I. Hovland (Widjaja, 2000: 26-27) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu
proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang
kata-kata untuk mengubah perilaku orang lain. Jadi, dengan demikian komunikasi itu adalah
persamaan pendapat dan untuk kepentingan itu maka orang harus mempengaruhi orang
lain dahulu sebelum orang lain itu berpendapat, bersikap, bertingkah laku yang sama
dengan kita.
Salah satu definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat
untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang
menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa
pengaruhnya”.
Paradigma Lasswel di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni :
a.
Komunikator (communicator, sender, source) adalah orang yang menyampaikan
pesan atau informasi .
(32)
b.
Pesan (message) adalah pernyataan yang didukung oleh lambing, bahsa, gambar
dan sebagainya.
c.
Media (channel, media) adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila
komunikan jauhyempatnya atua banyak jumlahnya, maka diperlukan media
sebagaipenyampai pesan.
d.
Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) adalah orang yang
menerima pesan atau informasi yang disampaikan komunikator.
e.
Efek (effect, impact, influence) adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.
Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2003: 10).
Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian
informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat
berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak dapat
memahaminya (Widjaja, 2000: 15).
Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang
kepadaorang lain, komunikasi akan berhasil jika adanya pengertian serta kedua belah
pihak saling memahaminya. Dimana dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat
penting sama halnya dengan bernafas. Kualitas komunikasi menentukan keharmonisan
hubungan dengan sesame individu. Adapun bentuk dari komunikasi yaitu (Effendy, 2003:
7) :
(33)
Terdiri dari komunikasi intra personal (Intrapersonal Communication) dan
komunikasi antar personal (Interpersonal Communication).
b.
Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok kecil (small group communication), terdiri dari
ceramah, forum, diskusi dan seminar.
Komunikasi kelompok besar (large group communication), terdiri dari
kampanye.
c.
Komunikasi Organisasi (Organization Communication).
d.
Komunikasi Massa (Mass Communication).
Adapun proses komunikasi menurut Onong terbagi atasa dua tahap, yakni secara
primer dan secara sekunder (Effendy, 2004: 11).
a.
Proses Komunikasi Secara Primer
Adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambing sebagai media. Lambing ini umumnya bahasa
tetapi dalam situasi komunikasi tertentu lambing-lambang yang digunakan dapat
berupa gerak tubuh, gambar, warna dan sebagainya.
b.
Proses Komunikasi Secara Sekunder
Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama. Proses ini termasuk sambungan dari proses primer untuk
menembus dimensi ruang dan waktu, dalam prosesnya komunikasi sekunder ini
akan semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang
semakin canggih, yang ditopang oleh teknologi-teknologi lainnya.
(34)
II.1.2) Fungsi Komunikasi
Komunikasi sebagai ilmu dan seni, sudah tentu memiliki fungsi yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam terjadinya
komunikasi tidak terlepas dari bentuk dan fungsi komunikasi, dimana komunikasi yang
baik, tidak jauh dari fungsi yang mendukung keefektifan komunikasi. Adapun
fungsi-fungsi dari komunikasi adalah sebagai berikut:
a.
Menyampaikan informasi (To inform)
Komunikasi berfungsi dalam menyampaikan informasi, tidak hanya informasi
tetapi juga pesan, ide, gagasan, opini maupun komentar. Sehingga masyarakat
bisa mengetahui keadaan yang terjadi dimanapun.
b.
Mendidik (To educate)
Komunikasi sebagai sarana informasi yang mendidik, menyebarluaskan
kreativitas, tidak hanya sekedar memberi hiburan, tetapi juga memberi pendidikan
untuk membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara
luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk di luar sekolah, serta
memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik,
lebih maju, dan lebih berkembang.
c.
Menghibur (To entertain)
Komunikasi juga memberikan warna dalam kehidupan, tidak hanya informasi
tetapi juga hiburan. Semua golongan menikmatinya sebagai alat hiburan dalam
bersosialisasi. Menyampaikan informasi dalam lagu, lirik dan bunyi maupun
gambar dan bahasa.
(35)
d.
Mempengaruhi (To influence)
Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk memberi
motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apayang
dilihat, dibaca dan didengar. Serta memperkenalkan nilai-nilaibaru untuk
mengubah sikap dan perilaku kea rah yang baik dan modernisasi.
II.1.3) Tujuan Komunikasi
Dalam berkomunikasi tidak hanya untuk memahami dan mengerti satu dan
lainnya tetapi juga memiliki tujuan dalam berkomunikasi. Ada empat tujuan komunikasi
(Effendy, 2004) yaitu:
a.
Perubahan sikap
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat
akan berubah sikapnya. Misalnya memberikan informasi mengenai bahaya
menggunakan obat-obatan terlarang dan tujuannya adalah agar masyarakat tidak
menggunakan obat-obatan terlarang.
b.
Perubahan pendapat
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat
mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi yang
disampaikan. Misalnya informasi mengenai kebijakan baru pemerintah yang
biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai
penyampaian informasi yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat
terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.
(36)
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat
akan berubah perilakunya. Misalnya informasi tentang kerugian dari tawuran agar
siswa dan mahasiswa jangan ikut dalam kegiatan tawuran.
d.
Perubahan sosial
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat, yang pada akhirnya bertujuan
agar masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi yang
disampaikan.
II.2
Komunikasi Antarpribadi
II.2.1) Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antar pribadi seperti bernapas untuk kelangsungan hidup, dimana
tidak dapat dielakkan. Komunikasi antar priabadi bersifat transaksional, dari sebuah
hubungan manusia yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Hubungan
antarpribadi yang berkelanjutan dan terus menerus akan memberikan semangat, saling
merespon tanpa adanya manipulasi, tidak hanya tentang menang atau kalah dalam
beragumentasi melainkan tentang pengertian dan penerimaan (Beebe, 2008: 3-5).
Komunikasi antar pribadi mempengaruhi hubungan, jika hubungan dan komunikasi
terjalin baik, maka akan terjadi jalinan yang panjang, dimana saling menghargai dan
memberikan perhatian antara satu dengan yang lain.
Para ahli teori komunikasi mendefinisikan komunikasi antarpribadi secara
berbeda-beda, dan berikut ini adalah 3 sudut pandang definisi utama :
a.
Berdasarkan Komponen
Komunikasi antarpribadi didefinisikan dengan mengamati
komponen-komponen utamanya,yaitumulai dari penyampaian pesan oleh satu orang dan
(37)
penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan
berbagai dampak hingga peluang untuk memberikan umpan balik.
b.
Berdasarkan Hubungan Diadik
Komunikasi antarpribadi adalah komunikais yang berlangsung diantara dua
orang yang mempunyai hubungan yangmantap dan jelas. Sebagai contoh
dapat dilihat pada contoh hubungan komunikasi antarpribadi antara ayah
dengan anak, pramuniaga dengan pelanggan, guru dengan murid, dan
lain-lain. Definisi ini disebut juga definisi diadik, yang menjelaskan bahwa selalu
ada hubungan tertentu yang terjadi antara dua orang tertentu, bahkan pada
hubungan persahabatan juga dapat dilihat hubungan antarpribadi yang terjalin
antara dua sahabat.
c.
Berdasarkan Pengembangan
Komunikasi antarpribadi dilihat sebagai akhir dari komunikasi yang bersifat
tak pribadi menjadi komunikasi pribadi atau yang lebih intim.
Ketiga definisi diatas membantu dalam menjelaskan yang dimaksud dengan
komunikasi antarpribadi dan bagaimana komunikasi tersebut berkembang, serta
bahwakomunikasi antarpribadi dapat berubah apabila mengalami suatu pengembangan
(Devito, 1997: 231-232).
Dalam komunikasi antar pribadi tidak hanya tertuju pada pengertian melainkan
ada fungsi yang dari komunikasi antarpribadi itu sendiri. Fungsi komunikasi adalah
berusaha meningkatkan hubungan insani, menghindari dan mengatasi konflik pribadi,
mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan
orang lain (Cangara, 2007: 60).
(38)
II.2.2) Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi
Liliweri (1991) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Spontan dan terjadi sambil lalu saja (umumnya tatap muka).
b.
Tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu.
c.
Terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas yang
belum tentu jelas.
d.
Berakibat sesuatu yang disengaja maupun tidak disengaja.
e.
Kerapkali berbalas-balasan.
f.
Mempersyaratkan adanya hubungan paling sedikit dua orang, serta hubungan
harus bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan.
g.
Harus membuahkan hasil.
h.
Menggunakan berbagai lambang-lambang bermakna.
II.2.3) Tujuan Komunikasi Antarpribadi
Dalam kegiatan apapun komunikasi antarpribadi tidak hanya memiliki ciri
tertentu, tetapi juga memiliki tujuan agar komunikasi antarpribadi tetap berjalan dengan
baik. Adapun tujuan dari komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut :
1.
Mengenal diri sendiri dan orang lain
Salah satu cara amengenal diri sendiri adalah melelui komunikasi antarpribadi.
Komunikasi antarpribadi memberikan kesempatan bagi kita untuk
memperbincangkan diri kita sendiri, dengan membicarakan tentang diri kita
sendiri pada orang lain. Kita akan mendapatkan perspektif baru tentang diri kita
sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap danperilaku kita. Pada
(39)
kenyataannya, persepsi-persepsi diri kita sebagian besar merupakan hasil yang
dari apa yang kita pelajari tetntang diri kita sendiri dari orang lain melalui
komunikasi antarpribadi.
2.
Mengetahui dunia luar
Komunikasi antar pribadi juga memungkinkan kita untuk memahami lingkungan
kita secara baik yakni tentang objek, kejadian-kejadian, dan orang lain. Banyak
hal yang sering kita bicarakan melalui komunikasi antarpribadi mengenai hal-hal
yang disajikan di media massa.
3.
Menciptakan dan memelihara hubungan
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, hingga dalam kehidupan sehari-dari
orang ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain.
Dengan demikian banyak waktu yang digunakan dalam komunikasi antarpribadi
bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.
Hubungan demikian membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta
membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri.
4.
Mengubah sikap dan perilaku
Dalam komunikais anntarpribadi sering kita berupaya mengubah sikap dan
perilaku orang lain. Keinginan memilihsuatu cara tertentu, mencoba makanan
baru, membaca buku, berfikir dalam cara tertentu, dan sebagainya. Singkatnya
banyak yang kita gunakan untuk mempersuasikan orang lain melalui komunikais
antarpribadi.
(40)
5.
Bermain dan mencari hiburan
Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan.
Pembicaraan-pembicaraan lain yang hampir sama merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
memperoleh hiburan. Seringkali hal tersebut tidak dianggap penting, tapi
sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena memberi suasana
lepas dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan, dan sebagainya.
6.
Membantu orang lain
Kita sering memberikan berbagai nasihat dan saran pada teman-teman yang
sedang menghadapi masalah atau suatu persoalan dan berusaha untuk
menyelesaikannya. Hal ini memperlihatkan bahwa tujuan dari proses komunikais
antarpribadi adalah membantu orang lain.
II.2.4) Jenis-jenis Hubungan Antarpribadi
Jenis-jenis hubungan antarpribadi antara lain:
1.
Tahap Perkenalan
Dalam tahap ini dikategorikan tahap perkenalan karena proses pertukaran
informasi dan tingkat keterbukaan diri pada tahap ini sangat terbatas, Karena pada
waktu pertama kali bertemu dengan seseorang, pembicaraan yang terjadihanya
akan pada seputar informasi untuk saling mengenal saja.
2.
Tahap Persahabatan
Tahap ini juga disebut sebagai tahap pertemanan. Persahabatn diperoleh setelah
melalui tahap perkenalan. Seorang sahabat merupakan orang yang mempunyai
kedudukan tertentu dalam hubungan antar pribadi. Menempatkan seorang menjadi
sahabat karena telah mengenal dia dengan baik, selain itu kita juga telah menaruh
(41)
rasa percaya dan harapan kepada dia sebgai seseorang yang mempunyai perhatian
kepada kita. Di dalam persahabatan agar berjalan dengan baik, dua pihak
komunikator dan komunikan harus mempunyai kedudukan yang sama.
3.
Tahap Keakraban dan Keintiman
Jika pertemanan sudah diciptakan maka tahap tersebut dapat ditingkatkan menjadi
hubungan antarpribadi yang akrab dan intim. Dalam hubungan ini keakraban dan
keintiman terjadi karena dua pribadi memiliki banyak kesamaan dan keadaan
tersebut dapat menimbulkan rasa cinta.
4.
Hubungan Suami Isteri
Hubungan ini ditandai dengan cinta antara dua individu yang telah menjalin kasih
dan terikat di dalam suatu ikatan pernikahan. Pada hubungan ini berlangsung
sebuah tahapan yang dapat dikatakan intim.
5.
Hubungan Orang Tua dan Anak
Hubungan ini adalah hubungan yang terlihat di antara orang tua dengan
anak-anak mereka dalam suatu keluarga inti. Anak-anak-anak merupakan hasil perkawinan
dari sepasang suami isteri, diman anak merupakan wujud dari keatuan mereka.
6.
Hubungan Persaudaraan
Hubungan ini ditandai oleh perasaan cinta dan kedekatan antara kakak dan adik,
maupun antara anak-anak dari ayah dan ibu yang sama.
Menurut Devito (1997: 259-268) komuniakasi antarpribadi dapat menjadi efektif
maupun sebaliknya, karena apabila terjadi suatu permasalahan dalam hubungan,
diantaranya hunungan persahabatan, maka komunikasi antarpribadi menjadi tidak efektif.
(42)
Berikut ini terdapat 3 sudut pandang yang membahas tentang karakteristik komunikasi
antarpribadi yang efektif yaitu :
a.
Sudut Pandang Humanistik
Sudut pandang yang menekankan pada keterbukaan, empati, sikapmendukung,
sikap positif, dan kesetaraan yang menciptakan interaksi yang bermakna, jujur, dan
memuaskan. Beberapa hal yang ditekankan dalam sudut pandang yang memiliki
penjabaran yang luas, diantaranya :
•
Keterbukaan, yang memiliki pengertian bahwa dalam komunikasi antarpribadi
yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi, kesediaan untuk
mebuka diri, kesediaan untuk mengakui perasaan dan pikiran yang anda miliki
dan mempertanggungjawabkannya.
•
Empati, kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang
lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain tersebut, dimana
seseorang juga mampu untuk memahami motivasi dan pengalaman orang lain,
perasaan, dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa
depannya.
•
Sikap mendukung, dalam hai ini merupakan pelengkap daripada kedua hal
sebelumnya, karena komunikasi yang terbuka dan empati tidak dapat berlangsung
dalam suasana tidak mendukung.
•
Sikap positif, komunikasi antarpribadi akan terbina apabila orang memilki sikap
yang positif terhadap diri mereka sendiri, karena orang yang merasa positif
dengan diri sendiri akan mengisyaratkan perasaan kepada orang lain, yang
selanjutnya juga akan merefleksikan perasaan positif kepada lawan bicaranya,
(43)
kemudian sifat positif juga dapat diwijudkan dengan memberikan suatu sikap
dorongan dengan menunjukkan sikap menghargai keberadaan, pendapat, dan
pentingnya orang lain, dimana perilakuini sangat bertentangan dengan sikap acuh.
•
Kesetaraan, memiliki pengertian bahwa kita menerima pihak lain atau mengakui
dan menyadari bahwa kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga.
Karena apada kesetaraan, suatu konflik akan lebih dapat dilihat sebagai upaya
untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk
menjatuhkan pihak lain.
b.
Sudut Pandang Pragmatis
Sudut pandang yang menekankan pada mnajemen dan kesegaran interaksi secara
umum, kua litas-kualitas yang menentukan pencapaian tujuan spesifik. Beberapa hal yang
ditekankan dalam sudut pandang ini adalah sebagai berikut :
•
Kepercayaan diri, komunikator yang efektif memiliki kepercayaan diri, dimana
hal itu dapat dilihat pada kemampuan untuk menghadirkan suasana nyaman pada
saat berinteraksi diantara orang-orang yang merasa gelisah, pemalu atau khawatir.
•
Kebersatuan, mengacu pada penggabungan antara pembicara dan pendengar,
dimana terciptanya rasa kebersamaan dan kesatuan yang mengisyaratkan minat
dan perhatian untuk mau mendengarkan.
•
Manajemen interaksi, dalam melakukan komunikasi dapat mengendalikan
interaksi untuk kepuasan kedua belah pihak, hingga tidak seorang pun merasa
diabaikan atau merasa menjadi tokoh yang paking penting. Beberapa cara yang
tepat untuk melakukannya adalah dengan menjaga peran sebagai pembicara dan
pendengar melalui gerakan mata, ekspresi vocal, gerakan tubuh dan wajah yang
(44)
sesuai dan juga dengan saling memberikan kesempatan untuk berbicara
merupakan wujud dari manajemen interaksi.
•
Daya ekspreksi, mengacu pada kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang
ingin disampaikan dengan aktif, bukan dengan menarik diri atau melemparkan
tanggung jawab kepada orang lain.
•
Orientasi kepada orang lain, dalam hal ini dimaksudkan untuk lebih
menyesuaikan diri pada lawan bicara dan mengkomunikasikan perhatian dan
minat terhadap apa yang dikatakan oleh lawan bicara.
c.
Sudut Pandang Pergaulan Sosial
Sudut pandang yang berdasarkan model ekonomi imbalan dan biaya. Suatu
hubungan diasumsikan sebagai suatu kemitraan dimana imbalan dan biaya saling
dipertukarkan.
II.2.5) Teori Pengungkapan Diri (Self Disclosure)
Adalah proses pengungkapan informasi diri pribadi seseorang kepada orang lain
maupun sebaliknya. Pengungkapan diri merupakan kebutuhan seseorang sebagai jalan
keluar atas tekanan-tekanan yang terjadi dalam dirinya. Pada teori ini terjadi ketika kita
dengan sengaja memeberikan informasi tentang diri kita sendiri kepada orang lain,
dimana mereka tidak akan mengetahui dan memahami kita jika kita tidak
memberitahukan kepada orang lain. Hubungan antarpribadi tidak akan mencapai
keintiman tanpa pengungkapan diri (self disclosure).
Menurut Morton, pengungkapan diri merupakan membagi perasaan dan informasi
yang akrab dengan orang lain. Informasi didalam pengungkapan diri ini bersifat
deskriptif dan evaluatif. Deskriptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai
(45)
diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh pendengar. Sedangkan evaluatif artinya
individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang kita
sukai atau hal-hal yang kita suka i atau kita benci.
Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi prilaku,
perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat di dalam diri orang yang
bersangkutan. Kedalaman dari pengungkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan
orang yang diajak untuk berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi dengan kita
menyenangkan dan membuat kita merasa aman serta dapat membangkitkan semangat
maka kemungkinan bagi kita untuk lebih membuka diri amatlah besar. Sebaliknya pada
beberapa orang tertentu kita dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya.
Dalam proses pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki
kecenderungan memiliki norma timbal balik. Bila seseorang menceritakan sesuatu yang
bersifat pribadi pada kita, kita akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada
umumnya kita mengharapkan orang lain memeperlakukan kita sama seperti
memperlakukan mereka. (Dayakisni,2003:88).
Seseorang yang mungungkapkan informasi pribadi lebih akrab daripada yang kita
lakukan akan membuat kita merasa terancam dan kita akan lebih senang mengakhiri
hubungan semacam ini. Bila sebaliknya kita yang mengungkapkan diri terlalu akrab
dibandingkan orang lain, kita merasa bodoh dan tidak aman.
(46)
Ada empat macam pengenalan yang ditunjukkan dalam jendela Johari Window:
Tidak
Diketahui sendiri diketahui sendiri
Diketahui
oranglain
Tidak
diketahui
Oranglain
Gambar . Jendela Johari (Liliweri,1997:53)
Dalam Johari Window diatas bahwa tiap diri kita memeiliki keempat unsue
tersebut, termasuk yang belum diketahui maupun yang disadari. Dalam penembangan
hubungan terdapat empat kemungkinan sebagaimana terwakili melalui suasana di
keempat bidang tersebut.
Bidang 1.
Mengetahui diri sendiri dan mengetahui orang lain (Terbuka).
Melukiskan kondisi antara seseorang dengan yang lain mengembangkan suatu
hubungan yang terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah tentang hubungan
mereka. Pada bidang ini kita mengenal diri kita dalam hal kepribadian, kelebihan dan
kekurangan. Menurut konsep ini, kepribadian, kelebihan dan kelemahan yang kita miliki
selain diketahui oleh diri sendiri, juga diketahui oleh orang lain. Dengan demikian kita
sukses dalam berkomunikasi, maka kita harus mampu memepertemukan keinginan orang
lain.
Jika ingin menang sendiri dengan cara mendesak kehendak kita pada orang lain,
maka hal itu dapat mengundang konflik. Sebab itu, jika bidang terbuka ini makin lebar,
1. Terbuka
2. Buta
(47)
dalam arti kita dapat memahami orang lain dan orang lain juga memahami diri kita, maka
komunikasi pun terjalin dengan sangat erat. Sebaliknya jika bidang terbuka ini makin
mengecil berarti komunikasi cenderung tertutup dan komunikasi yang terjalin belum
akrab.
Bidang 2.
Tidak mengetahui diri sendiri tetapi mengetahui orang lain (Buta).
Melukiskan masalah hubungan antara kedua belah pihak hanya diketahui orang
lain namun tidak diketahui oleh diri sendiri. Pada bidang buta ini orang tidak mengetahui
kekurangan yang dimilikinya, tetapi sebaliknya kekurangan justru diketahui oleh orang
lain, banyak orang yang mengetahui kelemahannya tetapi ia berusaha menyangkal. Oleh
karena itu, jika bidang buta ini melebar ke bidang lain, maka akan terjadi kesulitan.
Menurut Joseph Luft, bidang ini ada pada tiap manusia dan sulit dihapuskan sama sekali,
kecuali menguranginya. Denga cara bercermin pada nilai, norma dan hukum yang diikuti
oleh orang lain.
Bidang 3.
Mengetahi diri sendiri tetapi tidak mengetahui orang lain
(Tersembunyi).
Masalah hubungan antara kedua pihak diketahui diri sendiri namun tidak
diketahui oleh orang lain. Pada bidang ini kemampuan yang kita miliki tersembunyi,
sehingga tidak diketahui oleh orang lain ada dua konsep yang erat hubungannya dengan
bidang ini, yaitu over disclosure dan under disclosure.
Over disclosure ialah sikap terlalu banyak mengungkapkan sesuatu, hingga
hal-hal yang seharusnya disembunyikan juga diutarakan. Misalnya saja konflik rumah
tangga. Sedangkan under disclosure ialah sikap terlalu menyembunyikan sesuatu yang
seharusnya dikemukakan. Terlalu banyak tahu tentang orang lain, namun tidak mau
(48)
bicara tentang dirinya. Pada bidang tersembunyi ini juga memiliki keuntungan pada diri
seseorang jika dilakukan secara wajar. Tetapi jika under disclosure ini muncul, maka
akan menyulitkan tercapainya komunikasi yang baik.
Bidang 4.
Tidak diketahui diri sendiri atau orang lain (wilayah tak dikenal).
Dimana kedua belah pihak sama-sama tidak mengatahui masalah hubungan di
antara mereka. Bidang ini adalah bidang kritis dalam komunikasi. Sebab selain diri kita
sendiri yang tidak mengenal diri kita, juga orang lain tidak mengetahui siapa kita. Dalam
kehidupan sehari-hari sering terjadi kesalahan persepsi maupun kesalahan perlakuan
kepada orang lain karena tidak saling mengenal baik kelebihan dan kekurangan juga
statusnya.
Pada keempat bidang dalam konsep Johari Window merupakan satu kesatuan
yang terdapat dalam diri setiap orang. Hanya saja kadar bidang berbeda satu dengan yang
lain. Mereka yang mampi bersosialisasi dan membangun hubungan baik, maka akan
memperluas bidang terbuka. Sebab dengan memperluas bidang terbuka maka ketiga
bidang yang lain akan menyempit. Dengan demikian komunikasi merupakan medium
penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi dan untuk kontak sosial. Melalui
komunikasi kita tumbuh dan belajar, kita menemukan pribadi kita dan orang lain, kita
bergaul, bersahabat, menemukan kasih sayang, bermusuhan ,membenci orang lain, dan
sebagainya. Komunikasi tidak lain merupakan interaksi simbolik. Manusia dalam
berkomunikasi lebih pada memanipulasi lambang-lambang dari berbagai benda. Semakin
tinggi tingkat peradaban manusia semakin maju orientasi masyarakatnya terhadap
lambang-lambang. Adanya empat bentuk dari komunikasi, yaitu komunikasi kelompok,
(49)
komunikasi massa, komunikasi organisasi dan komunikasi antarpribadi. Dalam hal ini
komunikasi antarpribadi sangat membantu untuk mengharmonisasikan hubungan.
II.3
Remaja dan Persahabatan
Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam
masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah
tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.
(Hurlock,1997:209)
Remaja seringkali membangun interaksi dengan sesama teman sebayanya secara
khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktifitas bersama. Remaja juga sebetulnya
tidak memiliki tempat yang jelas, mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak,
tetapi juga belum dapat diterima sepenuhnya untuk masuk kedalam golongan orang
dewasa. Remaja ada diantara anak-anak dan dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali
dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan atau badai”. Dikarenakan remaja
belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun
psikisnya. (Hurlock,1997:212).
Masa remaja secara umum dapat dibagi menjadi 2 mfase yaitu: remaja awal
(antara usia 13-15 tahun) dan remaja akhir ( antar usia 16-18 tahun).
(Hurlock.1997:2006).
Pemelitian ini ditujukan pada remaja akhir yang sudah mulai berprilaku seperti
orang dewasa dibandingkan dengan remaja awal (usia 13-15 tahun) yang masih erat
dengan sifat kekanak-kanakan dan masih bergantung pada orang tua. Remaja akhir sudah
mulai lepas dari kehidupan orang tua karena keinginan mereka yang ingin hidup mandiri
(50)
dan tidak terlalu bergantung pada orang tua, mereka mulai mencari teman sebaya sebagai
tempat yang dapat dipercaya untuk membicarakan masalah-masalah mereka.
Dalam periode peralihan, remaja bukan lagi seorang anak kecil dan juga bukan
merupakan orang dewasa. Kalau remaja berprilaku seperti anak-anak, ia akan diajari
untuk bertindak sesuai dengan umurnya. Tetapi kalau dengan remaja berprilaku seperti
orang dewasa, ia sering kali diperolok atau dimarahi karena mencoba bertindak seperti
orang dewasa. Dipihak lain status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena
status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan
menentukan prilaku, nilai dan sifat yang sesuai dengan dirinya. Pada masa remaja
terdapat kecenderungan untuk mengurangi jumlah teman meskipun sebagian besar
remaja menginginkan untuk menjadi anggota dari kelompok sosial yang lebih besar
dalam kegiatan sosial. Karena kegiatan sosial kurang berarti dibandingkan dengan
persahabatan pribadi yang lebih erat, maka pengaruh kelompok sosial yang lebih besar
menjadi kurang menonjol dibandingkan dengan pengaruh teman-teman.
(Hurlock,1997:214). Dalam memilih teman remaja menginginkan teman yang
mempunyai minat dan nilai-nilai pemikiran yang sama, yang dapat mengerti dan
membuatnya merasa aman dan kepadanya ia dapat mempercayakan masalah-masalah dan
membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orang tua maupun guru.
(Hurlock,1997:215).
Persahabatan adalah perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau
lebih intensitas sosial, dimana memusatkan perhatian pada pemahaman yang khas dalam
hubungan antarpribadi. Istilah “persahabatan” menggambarkan suatu hubungan yang
melibatkan pengetahuan, penghargaan dan afeksi. Sahabat akan menyambut kehadiran
(51)
sesamanya dan menunjukkan kesetian satu sama lain, selera mereka biasanya serupa dan
mungkin saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai.
Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar menukar
nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang saling
memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang,
persahabatan seringkali tidak lebih dari pada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu
tidak akan merugikan atau menyakiti mereka.
Nilai yang terdapat dalam persahabatan seringkali apa yang dihasilkan ketika
seorang sahabat memperlihatkan secara konsisten:
a.
Kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain.
b.
Simpati dan empati
c.
Kejujuran, barangkali dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang lain untuk
mengucapkan kebenaran.
d.
Saling pengertian. .
Seringkali ada anggapan bahwa sahabat sejati anggup mengungkapkan
perasaan-perasaan yang terdalam, yang mungkin tidak dapat diungkapkan, kecuali dalam
keadaan-keadaan yang sangat sulit, ketika mereka datang untuk menolong.
Dibandingkan dengan hubungan pribadi, persahabatan
dianggap lebih dekat daripada sekedar kenalan, meskipun dalam persahabatan
atau hubungan antar kenalan terdapat tingkat keintiman yang berbeda-beda. Bagi
banyak orang, persahabatan dan hubungan antar kenalan terdapat dalam kontinum
yang sama.
(52)
II.4
Konflik Dalam Hubungan Persahabatan
Hubungan antar manusia mungkin tumbuh dan maju, menjadi kuat dan bermakna,
tetapi hubungan tersebut mungkin juga mundur dan menyusut, menjadi lemah dantidak
bermakna. Ini dapat terjadi pada semua hubungan manusia termasuk juga hubungan
persahabatan. Kemunduran hubungan menunjukkan lemahnya ikatan suatu hubungan.
Kemunduran hubungan dimulai dengan adanya ketidakpuasan individu pada
pasangannya.
Definisi dari konflik itu sendiri adalah suatu keadaan dimana individu satu dengan
individu yang lain mengalami perbedaan persepsi atau pendapat yang tidak dapat
dipersatukan sehingga mengakibatkan proses negosiasi yang tidak berjalan dengan baik
(Devito, 1997:296-297).
Beberapa penyebab konflik pada suatu hubungan yaitu:
1.
Alasan-alasan untuk membina hubungan telah luntur
Masing-masing individu dalam suatu hubungan mempunyai kepercayaan atau
cara mereka berfikir tentang suatu hubungan. Perbedaan pengertian dan
kepercayaan tentang hubungan akan mempengaruhi hubungan tersebut.
2.
Hubungan pihak ketiga
Suatu hubungan akan mengalami suatu kemunduran apabila salah satu anggota
dalam hubungan itu mempunyai hubungan baru dengan yang lain. Apalagi
apabila hubungan baru itu lebih baik dari hubungan sebelumnya.
3.
Perubahan sifat hubungan
Perubahan perilaku individu dalam suatu hubungan akan menghasilkan problem
yang serius. Apabila mereka tidak terbiasa dengan perubahan tersebut maka
(53)
mereka akan merasa tidak nyaman, akibatnya hubungan yang sedang berjalan
akan mengalami konflik.
4.
Harapan yang tidak terkatakan
Harapan individu dalam suatu hubungan seringkali tidak realistik bagi individu
lainnya.
Didalam keadaan pada suatu hubungan persahabatan yang mengalami konflik
atau masalah memiliki beberapa bentuk pola komunikais tertentu yang dilakukan oleh
individu-individu yang menjalani hubungan tersebut, yang diperkuat dengan teori 4
macam bentuk pola komunikasi dalam kemunduran suatu hubungan diantaranya (Devito,
1997: 254-255) :
1.
Menarik diri
Pola menarik diri bisa dalam bentuk nonverbal dan verbal.
Non verbal : jika anggota dalam hubungan persahabatan berperilaku dengan
mengambil jarak diantara mereka dengan kontak mata, sentuhan, dan bahkan
pakaian atau apapun yang mereka kenakan dapat memperlihatkan kalau mereka
sedang mengalami kemunduran hubungan.
Verbal : ditandai dengan berkurangnya keinginan untuk berbicara dan
mendengarkan.
2.
Pengungkapan diri
Jika individu dalam suatu hubungan persahabatantidak merasa nyaman dan puas
dengan hubungan yang dijalaninya, mereka akan mengurangi keterbukaan
mereka masing-masing. Mereka merasa tidak ada yang bisa dipercaya lagi.
(1)
14. Ketika sahabat kamu sedang menghadapi kesulitan, apakah kamu juga merasakannya?
1. Ya
2. Kadang-kadang 16
3. Tidak
4. Lain-lain, sebutkan……….
15. Ketika sahabat kamu sedang atau ikut dalam perlombaan, apakah kamu memberinya dukungan?
1. Tidak mendukung
2. Biasa-biasa saja 17
3. Mendukung
4. Sangat mendukung
16. Ketika sahabat kamu menyampaikan masalah pribadi yang dihadapinya kepada kamu, bagaimana sikap kamu?
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian 2. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi solusi 18 3. Mendengarkan saja
(2)
17. Ketika kamu mengemukakan masalah pribadi yang kamu hadapi kepada sahabat kamu, bagaimana sikap sahabat kamu tersebut?
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
2. Mendengarkan penuh perhatian dan memberi solusi 19 3. Mendengarkan saja
4. Lain-lain, sebutkan………
18. Apakah kamu mengetahui jika sahabat kamu sedang dalam kesulitan? 1. Sangat mengetahui
2. Mengetahui
3. Tidak begitu mengetahui 20
4. Tidak mengetahui
19. Apa yang kamu lakukan, jika sahabat kamu melakukan kesalahan terhadap kamu? 1. Memberi maaf
2. Biasa saja 21 3. Tidak memaafkan
4. Memutuskan untuk tidak bersahabat dengannya
20. Jika sahabat kamu memiliki prestasi lebih unggul daripada kamu, apakah kamu akan tetap memberi dukungan?
1. Memberi dukungan dan menghargainya
2. Biasa saja 22 3. Bersikap tidak peduli
(3)
21. Bagaimana sikap kamu, jika sahabat kamu memiliki kenalan baru atau teman baru?
1. Menjadikan teman baru tersebut menjadi teman kamu juga
2. Membiarkan teman kamu dengan teman barunya 23 3. Menolak teman baru dan sahabat kamu berteman dengan kamu 4. Menjauh dari sahabat kamu dan menyendiri
III. Konflik Dalam Hubungan Persahabatan
22. Dari beberapa topik dibawah ini, hal apa yang paling sering menimbulkan perbedaan pendapat antara kamu dan sahabat?
1. Masalah minat
2. Masalah pacar 24
3. Masalah sikap atau perilaku 4. Masalah sekolah atau pelajaran
23. Dari beberapa topik dibawah ini, hal apa yang tidak ingin kamu bicarakan dengan sahabat?
1. Masalah keluarga
2. Masalah pacar 25
3. Masalah keuangan 4. Masalah hobby
(4)
24. Pernahkah kamu menginginkan sahabat baru pada waktu mengalami masalah dengan sahabat?
1. Tidak
2. Ingin 26 3. Sangat ingin
25. Mengapa kamu menginginkan sahabat baru pada waktu kamu mengalami masalah dengan sahabat?
1. Karena hubungan baru akan terasa lebih menyenangkan 2. Karena merasa lebih dihargai
3. Karena merasa lebih diperhatikan 27 4. Karena ingin melupakan masalah dengan sahabat
26. Perubahan apa yang terjadi pada sahabat kamu? 1. Sahabat dulu mau mendengarkan, sekarang tidak
2. Sahabat dulu menyenangkan, sekarang tidak 28 3. Sahabat dulu mendukung, sekarang tidak 4. Sahabat dulu perhatian, sekarang tidak
27. Pernahkah kamu merasa tidak memperoleh sesuatu yang diharapkan dari sahabat? 1. Tidak
2. Jarang 29
3. Pernah
(5)
28. Hal apa yang kamu harapkan tetapi tidak diperoleh dari sahabat? 1. Sahabat tidak mau mendengarkan masalah kamu
2. Sahabat tidak mendukung apa yang kamu lakukan 30 3. Sahabat tidak memberikan solusi pada masalah kamu
4. Sahabat tidak mau melakukan kegiatan bersama
29. Apa yang kamu lakukan jika mengahadapi masalah dalam hubungan persahabatan?
1. Bertemu langsung dan bertanya
2. Menunggu sahabat kamu mengajak bicara 31 3. Membicarakannya dengan teman lain
4. Tidak perduli
30. Hal apa yang kamu lakukan untuk menyelesaikan konflik dalam hubungan persahabatan?
1. Berusaha bersikap terbuka dan membicarakan masalah yang ada 2. Menunggu sahabat meminta maaf
3. Bersikap tertutup dan tidak mau mendengarkan sahabat 32 4. Tidak perduli dan mencari teman baru
(6)
BIODATA
Nama : Rizki Putra Hidayat Tempat/Tgl Lahir : Bukittinggi 23Maret 1986
Alamat : Jln. M.Yakub Gg,Hasibah No 4A Medan Nama Ayah : H. Maili Syarkawi
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Hj.Yenny
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Saudara Kandung : Ulfayani Mayasari
Muhammad Reza Hamdani Taufiq Ridha Pahlawan Pendidikan : 1. SD Negeri 09 Sibolga
SD Negeri 14 Bukittinggi SD Negeri 03 Sibolga
2. MTs Darur Rachmat Sibolga 3. SMU Negeri 7 Medan
SMU Negeri 3 Sibolga