Peran Komunikasi Antar Pribadi(Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah Kepada Siswa SD. Advent Timbang Deli Medan).

(1)

PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU

UNTUK MENSOSIALISASIKAN

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)

(Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Guru Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah Kepada Siswa SD. Advent Timbang Deli Medan)

D I S U S U N OLEH:

MINAR KARTIKA PANJAITAN 060922043

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI (EKSTENSION)

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

JL. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Minar Kartika Panjaitan

NIM : 060922043

PEMBIMBING : Dra. Dayana, M.Si

NO TGL PERTEMUAN

PEMBAHASAN PARAF PEMBIMBING

01 18 April 2008 Bimbingan Bab I 02 26 April 2008 Perbaikan Bab I 03 02 Mei 2008 Penyerahan Bab I

04 09 Mei 2008 Bimbingan I Pembuatan Kuesioner

05 16 Mei 2008 ACC Kuesioner 06 30 Mei Bimbingan Bab II

07 05 Juni 2008 Bimbingan Bab III

08 19 Juni 2008 Bimbingan Bab IV

09 24 Juni 2008 Bimbingan Bab IV

10 30 Juni 2008 Bimbingan Bab IV


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Minar Kartika Panjaitan

NIM : 060922043

Jurusan : Ilmu Komunikasi Program Ekstension Judul : Peran Komunikasi Antar Pribadi

(Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah Kepada Siswa SD. Advent Timbang Deli Medan)

Medan, Julii 2008

Pembimbing Ketua Departement

Dra. Dayana, Msi Drs. Amir Purba, MA

NIP : 131 676 480 NIP : 131 654 104

Dekan

Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA NIP : 131 575 010


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Program Ekstension

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poitik Univeritas Sumatera Utara

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

Panitia Penguji

Ketua : (...) Penguji I : (...) Penguji II : (...)


(5)

KATA PENGANTAR

Sgala puji, hormat serta syukur kehadirat Allah Bapa pencipta, pemelihara hidup penulis yang telah menopang, mengajari serta memberkati selama penulisan skiripsi ini. Suatu anugrah dan kesempatan yang berharga jika penulis dapat mengecap ilmu bahkan menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Departement Ilmu Komunikasi Ekstension.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini adalah karena adanya motivasi, masukan serta kritikan yang penulis peroleh dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan trima kasih kepada kedua orang tua Bapak Bikner Panjaitan, SE dan Mamak Remes Manik yang telah mendukung penulis baik secara moril dan materil. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih untuk saudara-saudaraku, untuk Kakak Relis Panjaitan, SS dan Mei Helen Panjaitan STP yang telah membantu dalam membagikan kuesioner untuk adik-adikku Maruli Panjaitan, Nursuzanna Panjaitan, Amd, Tiurma Panjaitan dan untuk Gustina Panjaitan yang sering mengingatkan penulis dengan pertanyaan kapan penulis akan wisuda.

Penghargaan yang tak ternilai penulis sampaikan kepada: 1. Bpk. Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fisip USU

2. Bpk. Drs. Amir Purba, MA , selaku Ketua Departement Ilmu Komunikasi

3. Ibu. Dra. Dayana, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membagikan pengetahuan melalui penyusunan skripsi, trima kasih untuk saran, kritik serta waktu yang diberikan hingga penyelesaian skripsi ini


(6)

4. Ibu D. Sinaga, Spd, selaku Kepala Sekolah SD. Advent dan juga Bpk. Tagor Panjaitan, Spd, selaku wakil kepala sekolah serta para guru yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di sekolah SD. Advent, trima kasih untuk informasi, data dan waktu yang diberikan untuk membagikan kuesioner kepada para murid.

5. Yayasan Tanggul Bencana Indonesia yang telah memberikan waktu ijin sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini.

6. Teman-temanku di kelompok tumbuh bersama: Kak Iin, Cory, Aswindo, Jerry, Bang Abed dan juga Ria, trima kasih untuk dukungan doa dan semangatnya.

7. Teman-temanku sepelayanan di PAK-MDN, Tim MBA, trima kasih telah menjadi tempat untuk bercerita dan tertawa. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih untuk temanku Jobit Sibarani yang menjadi tempat penulis bertanya jika bingung metode penelitian.

8. Teman-temanku di Ilmu Komunikasi Ekstension Stambuk 2006 buat Rotua, Rut, Mona, Bang Bobby, Bang Barmin, Dian, Alin, Hotma, Herda. Trima kasih untuk tempat berbagi cerita, informasi tentang kuliah, masukan, saran dan waktu kumpul bersama untuk tertawa dan usilin orang lain.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini, karena penulis menyadari bahwa masih banyak yang harus dibenahi dan masih jauh dari sempurna penulisan skripsi ini.

Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...i

ABSTRAKSI...………...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR BAGAN...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I PENDAHULUAN...1

I.1. Latar Belakang Masalah...1

I.2. Perumusan Masalah...7

I.3. Pembatasan Masalah...7

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian...8

I.5. Kerangka Teori...8

I.5.1. Komunikasi...8

I.5.2. Komunikasi Antar Pribadi...11

I.5.3. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)...15

I.6. Kerangka Konsep...19

I.7. Model Teoritis...19

I.8. Operasional Konsep...20


(8)

BAB II LANDASAN TEORI

II.1. Ruang Lingkup Komunikasi dan Pengertian Komunikasi...23

II.1.1. Ruang Lingkup Komunikasi...23

II.2.2. Pengertian Komunikasi...26

II.2. Model Komunikasi...30

II.3. Fungsi Komunikasi...33

II.4. Komunikasi Antar Pribadi (KAP)...34

II.4.1. Pesan...38

II.4.2. Sifat-Sifat Komunikasi Antar Pribadi...40

II.5. Komunikasi Persuasif...44

II.6. Sosialisasi...45

II.7. Bantuan Operasional Sekolah...49

II.8. Peranan KAP Untuk Mensosialisasikan BOS...51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...54

III.1. Deskripsi SD. Advent...54

III.1.1. Sejarah Berdiri...54

III.1.2. Struktur Sekolah...56

III.1.3. Materi Pelajaran dan Kurikulum...57

III.1.4. Fasilitas Sekolah...58


(9)

III.2. Metodologi Penelitian...61

III.3. Populasi dan Sampel...61

III.3.1. Populasi...61

III.3.2. Sampel...62

III.3.3. Teknik Penarikan Sampel...64

III.3.4. Teknik Pengumpulan Data...64

III.3.5. Teknik Analisa Data...65

BAB IV ANALISA DATA...67

IV.1. Pelaksanaan dan Pengumpulan Data...67

IV.1.1. Tahap Awal...67

IV.1.2. Pengumpulan Data...67

IV.2. Analisa Tabel Tunggal...68

IV.3. Analisa Tabel Silang...84

IV.4. Pembahasan...88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...91

V.1. Kesimpulan...91

V.2. Saran...92

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin Pra Penelitian 2. Surat Ijin Penelitian

3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 4. Kuesioner

5. Fotran Cobol

6. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi 7. Biodata Penulis


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

01. Jumlah Siswa……….4

02. Jumlah Siwa Berdasarkan Jenis Kelamin………..64

03. Golongan Usia...65

04. Populasi...67

05. Jumlah Sample...68

06. Jenis Kelamin...74

07. Informasi Adanya BOS...75

08. Penerimaan BOS...76

09. Jenis Pesan Yang Disampaikan...77

10. Kejelasan Isi Pesan...78

11. Tatanan Intrinsik...79

12. Arus Pesan cenderung Dua Arah...79

13. Keterkaitan Pesan Dengan Masalah...80

14. Frekwensi Penyampaian...81

15. Cara Penyampaian Pesan...82

16. Suasana Penyampaian Pesan...83

17. Komunikasi Non Verbal...84

18. Kegiatan Persuasi...85

19. Pemahaman Terhadap Tujuan BOS...86


(12)

21. Pemanfaatan...88

22. Pemeliharaan...88

23. Dampak/ Pengaruh BOS...89

24. Hubungan Jenis Pesan Yang Disampaikan...90

Dengan Pemahaman Tujuan 25. Hubungan Jenis Pesan Yang Disampaikan...91

Dengan Motivasi Siswa 26. Hubungan Kejelasan Isi Pesan Dengan Dampak BOS...92


(13)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

01.Model Teoritis………..19

02.Operasional Konsep………. 20

03.Unsur-unsur Komunikasi………..34

04.Model Komunikasi Laswell..………36


(14)

BIODATA PENULIS

Nama : Minar Kartika Panjaitan Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal Lahir : P. Siantar, 07 Maret 1981 Orangtua

-Ayah : Bikner Panjaitan, SE

-Ibu : Remes Manik

Pekerjaan Orangtua : Wiraswasta (Ayah), Guru (Ibu)

Anak ke : 3

Jumlah Saudara : 6 orang

Alamat : Jl. Damai No. 3 Medan Amplas Medan 20148 Telepon/ HP : 061-7867320/ 081376425751

Email : kartikapanj@yahoo.com

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1. SD. Inpres No. 060939 Jl. Turi Medan Amplas (1988-1993) 2. SMP Santa Maria Medan (1993-1996)

3. SMK Pariwisata YAPIM Medan (1996-1999)

4. D3 Jurusan Pariwisata, Fakultas Sastra USU Medan (2000-2003) 5. S1 Jurusan Ilmu Komunikasi Ekstension, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu


(15)

PENGALAMAN BEKERJA

Administrasi assistant Yayasan Tanggul Bencana Indonesia (30 Juni 2005-Juni 2008) Finance dan Administrasi assistant Yayasan Tanggul Bencana Indonesia (Juni-sekarang)


(16)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)” dengan perumusan masalah bagaimana peranan komunikasi antar pribadi guru untuk mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah kepada para siswa SD Advent di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peranan dan manfaat komunikasi antar pribadi untuk mensosialisasikan bantuan serta dampak apa yang dihasilkan dari program yang telah disosialisasi tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan analisa data secara kuantitatif yaitu bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.

Sampel yang digunakan adalah sebanyak 58 siswa dari kelas III s/d VI dengan teknik purposive sampling dalam menarik sample. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan buku-buku, internet serta penelitian lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada para siswa yang menjadi responden.

Analisa data yang dipakai adalah analisa tabel tunggal dan tabel silang yaitu dengan mengaitkan analisa konsep teoritis dengan konsep operasional.

Dari penelitian yang dilakukan, secara garis besar diketahui bahwa komunikasi antar pribadi yang dilaksanakan guru memiliki peran penting dalam mensosialisasikan bantuan operasional sekolah, hal ini terjadi karena pesan yang disampaikan itu jelas dan frekwensi penyampaiannya juga cukup sering sehingga para siswa memiliki informasi yang cukup terhadap keberadaan serta tujuan BOS dan tidak sekedar menerimanya saja. Hasil penelitian juga menyimpulkan manfaat bahwa manfaat komunikasi antar pribadi dalam sosialisasi ini adalah dapat membantu perkembangan pengetahuan, hal ini disebabkan komunikasi berlangsung secara dinamis atau mengalami proses yang berkembang dimana informasi yang disampaikan juga berkembang sehingga pengetahuan baik siswa dan guru semakin bertambah. Dampak yang dirasakan setelah menerima BOS adalah dapat membantu meringankan beban orang tua untuk membiayai kebutuhan sekolah, serta memotivasi siswa untuk rajin belajar sehingga semakin pintar.


(17)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Peranan Komunikasi Antar Pribadi Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)” dengan perumusan masalah bagaimana peranan komunikasi antar pribadi guru untuk mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah kepada para siswa SD Advent di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peranan dan manfaat komunikasi antar pribadi untuk mensosialisasikan bantuan serta dampak apa yang dihasilkan dari program yang telah disosialisasi tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan analisa data secara kuantitatif yaitu bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.

Sampel yang digunakan adalah sebanyak 58 siswa dari kelas III s/d VI dengan teknik purposive sampling dalam menarik sample. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan buku-buku, internet serta penelitian lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada para siswa yang menjadi responden.

Analisa data yang dipakai adalah analisa tabel tunggal dan tabel silang yaitu dengan mengaitkan analisa konsep teoritis dengan konsep operasional.

Dari penelitian yang dilakukan, secara garis besar diketahui bahwa komunikasi antar pribadi yang dilaksanakan guru memiliki peran penting dalam mensosialisasikan bantuan operasional sekolah, hal ini terjadi karena pesan yang disampaikan itu jelas dan frekwensi penyampaiannya juga cukup sering sehingga para siswa memiliki informasi yang cukup terhadap keberadaan serta tujuan BOS dan tidak sekedar menerimanya saja. Hasil penelitian juga menyimpulkan manfaat bahwa manfaat komunikasi antar pribadi dalam sosialisasi ini adalah dapat membantu perkembangan pengetahuan, hal ini disebabkan komunikasi berlangsung secara dinamis atau mengalami proses yang berkembang dimana informasi yang disampaikan juga berkembang sehingga pengetahuan baik siswa dan guru semakin bertambah. Dampak yang dirasakan setelah menerima BOS adalah dapat membantu meringankan beban orang tua untuk membiayai kebutuhan sekolah, serta memotivasi siswa untuk rajin belajar sehingga semakin pintar.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Wajib belajar sembilan tahun yang dicetuskan oleh pemerintah merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengentaskan buta huruf yang telah dilaksanakan sejak pemerintahan Orde Baru, kemudian pemerintah mengeluarkan lagi UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal lima, ayat satu menyatakan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”, dan pasal 11, ayat satu menyatakan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pada tahun 2005 pemerintah merelokasikan subsidi dana ke bidang pendidikan dan salah satunya adalah program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bertujuan yaitu untuk ”Membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar sembilan tahun.” (http://www.smeru.or.id), bantuan tersebut diberikan kepada sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik negeri maupun swasta yang memiliki siswa yang dikategorikan tidak mampu untuk membiayai sekolahnya.


(19)

Salah satu alasan dilaksanakannya program tersebut adalah karena rendahnya partisipasi pendidikan khususnya pada kelompok kecil yaitu tingginya biaya pendidikan baik biaya langsung (iuran uang sekolah, buku, seragam, alat tulis) maupun tidak langsung (biaya transportasi, kursus, uang saku).

Bantuan Operasional Sekolah yang diberikan, berhak dipergunakan oleh pihak sekolah sesuai dengan batasannya atau petunjuk pelaksanaan, adapun bantuan dana yang diberikan dapat dialokasikan untuk hal-hal seperti (Buku Panduan BOS, 2007: 18-19):

1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang;

2. Pembelian buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan;

3.Pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, gula, kopi dan teh untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah;

4. Pembiayaan kegiatan kesiswaan: program remedial, program pengayaan, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan sejenisnya;

5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa;

6. Pengembangan profesi guru: pelatihan, Kelompok Kerja Guru (KKG) atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) atau Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS);


(20)

7. Pembiayaan perawatan sekolah: pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler dan perawatan lainnya;

8. Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah;

9.Pembayaran honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer sekolah yang tidak dibiayai pemerintah dan/ atau pemerintah daerah; Tambahan insentif bagi kesejahteraan guru PNS ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah;

10. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin;

11. Khusus untuk pesantren salafiyah dan sekolah agama non-Islam, dana BOS dapat digunakan untuk biaya asrama/ pondokan dan membeli peralatan ibadah; 12. Pembiayaan pengelolaan BOS: ATK, penggandaan, surat menyurat dan penyusunan laporan;

13. Bila seluruh komponen di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, dan mebeler sekolah;

Sekolah yang berhak mendapatkan bantuan operasional sekolah telah ditetapkan aturan oleh pemerintah antara lain (Petunjuk Pelaksanaan BOS, 2005: 7-9):

1. Sekolah yang jumlah penerimaan dari peserta didik (sebelum BOS) lebih kecil dari BOS harus membebaskan siswa dari semua bentuk pungutan/ sumbangan/ iuran yang digunakan untuk membiayai pengeluaran yang dapat dibiayai dari dana BOS. Sekolah juga diminta untuk membantu siswa kurang mampu yang mengalami kesulitan transportasi dari dan ke sekolah.


(21)

2. Sekolah yang jumlah penerimaan dari peserta didik (sebelum BOS) lebih besar dari BOS tetap dapat memungut biaya tambahan, tetapi harus membebaskan iuran sekolah bagi siswa miskin, apabila di sekolah tersebut ada siswa miskin. Bila masih ada sisa dana BOS, setelah digunakan untuk mensubsidi siswa miskin, maka sisa dana tersebut dapat digunakan untuk mensubsidi siswa yang lain. Apabila di sekolah tersebut tidak ada siswa miskin, dana BOS dapat digunakan untuk mensubsidi semua siswa sehingga iuran siswa akan berkurang. Dalam Buku Petunjuk 2006 disebutkan bahwa sekolah yang menolak BOS juga harus membebaskan iuran bagi siswa miskin, tetapi aturan ini tidak ada dalam Petunjuk Pelaksanaan 2005.

SD Advent Kel. Timbang Deli, Kec. Medan Amplas adalah salah satu

sekolah yang menerima program bantuan tersebut, tercatat bahwa ada 345 siswa yang mendapatkan bantuan sekolah, sesuai dengan tingkat kelas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel sbb:

Tabel 01

Jumlah Siswa

No Kelas Jumlah Siswa 1 I A & B 64 orang

2 II A & B 50 orang

3 III 60 orang

4 IV 57 orang

5 V 55 orang

6 VI A & B 59 orang


(22)

Bantuan yang diberikan kepada siswa SD Advent Timbang Deli ini adalah bantuan uang sekolah, buku pelajaran gratis dan juga bebas uang ujian. Waktu pemberiannya disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan siswa, misalnya untuk uang sekolah diberikan setiap bulan dengan langsung mensubsidi uang sekolah setiap siswa, sementara untuk pemberian buku pelajaran diberikan setiap tahun ajaran baru.

Jumlah guru yang mengajar pada sekolah tersebut adalah sebanyak delapan orang guru kelas, satu orang guru bidang studi..

Pemerintah mengharapkan bantuan yang diberikan tersebut dapat membantu siswa untuk melanjutkan pendidikannya sehingga tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud namun disadari bahwa tidak sedikit bantuan yang disalurkan tersebut tidak dimanfaatkan dengan maksimal sebagai contoh adalah masih ada siswa yang tidak menghargai buku-buku pelajaran yang diberikan secara gratis, kurang berdampak terhadap meningkatnya motivasi siswa untuk belajar, kondisi ini juga diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD. Advent Ibu D. Sinaga Spd dimana penelitian akan dilaksanakan.

Pemerintah menghimbau kepada sekolah-sekolah yang menerima bantuan tersebut dapat menyalurkannya dengan tepat sasaran yaitu kepada siswa yang membutuhkan dan yang paling penting adalah para siswa mengetahui informasi, mengerti tujuan serta memanfaatkan bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersebut dengan benar, sehingga kelangsungan pendidikan dapat terus berlangsung,

Sosialisasi merupakan hal penting yang harus dilaksanakan pihak sekolah dalam menyalurkan bantuan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan secara


(23)

maksimal oleh siswa, pihak yang dianggap memiliki peranan penting untuk mesosialisasikannya adalah para guru karena merekalah yang sering berinteraksi dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar setiap harinya. Proses pemberian bantuan dimulai dari: penyebaran surat kepada masing-masing orangtua siswa untuk menginformasikan tentang adanya bantuan, kemudian memberi penjelasan kepada para siswa di setiap kelas.

Sunarjo (Liliweri, 1991:42-43) mengatakan tentang sifat komunikasi antar pribadi yaitu suatu teknik untuk mempengaruhi manusia dengan memanfaatkan/ menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari komunikan yang hendak dipengaruhi. Artinya memanfaatkan pengetahuan, pendapat, perasaan serta kebiasaan seseorang dari mana pesan itu perlu disesuaikan agar dapat diterima. Guru disadari merupakan seorang sosok yang dapat mempengaruhi para siswanya, sehingga untuk mensosialisasikan bantuan operasional sekolah diharapkan keterlibatan para dewan guru.

Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti hendak melakukan penelitian terhadap sekolah yang menerima bantuan operasional sekolah untuk melihat “bagaimana komunikasi antar pribadi guru untuk mensosialisasikan bantuan operasional sekolah kepada para siswanya di SD Advent Kel. Timbang Deli, Kec. Medan Amplas. Peneliti memilih sekolah tersebut dengan alasan karena sekolah tersebut melalui para guru melaksanakan sosialiasi bantuan kepada siswa, selain itu bersedia memberikan informasi/data berkenaan dengan penelitian ini.


(24)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimana peranan komunikasi antar pribadi guru untuk mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada para siswa SD Advent di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas”.

I.3. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan menjadikannya lebih khusus, maka perlu adanya pembatasan masalah, Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Sosialisasi disini sebagai batasannya adalah memberikan informasi kepada para siswa, menyalurkan bantuan, memotivasi siswa untuk mempergunakan BOS pada tahun ajaran 2007/2008.

2.Bantuan Operasional Sekolah yang dimaksud adalah subsidi uang sekolah, pemberian buku pelajaran secara gratis, bebas biaya ujian.

3.Objek penelitiannya adalah para siswa di SD Advent di Kel. Timbang Deli, Kec. Medan Amplas kelas III s/d VI.


(25)

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimanakah peranan komunikasi antar pribadi guru untuk mensosialisasikan program bantuan operasional sekolah .

2. Untuk mengetahui manfaat komunikasi antar pribadi untuk mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah.

3. Untuk melihat manfaat/dampak dari program bantuan operasional sekolah yang telah disosialisasikan tersebut kepada para siswa SD.

2. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU khususnya bidang ilmu komunikasi. 2. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah dasar (SD) Advent Timbang Deli.

I.5. Kerangka Teori

I.5.1. Komunikasi

Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Secara etimologis istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun


(26)

kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi (Cangara, 2007: 18)

Menurut Harold D Laswell (Cangara, 2007: 19) mengungkapkan sebuah defenisi singkat tentang komunikasi yaitu cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan ”Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.

Berdasarkan defenisi diatas dapat dikemukakan bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh unsur-unsur atau disebut juga komponen atau elemen komunikasi antara lain (Cangara, 2007: 24-28):

1.Sumber

Sumber adalah pengirim atau pembuat informasi atau komunikator. Dalam komunikasi antar manusia sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga.

2. Pesan

Yang dimaksud dengan pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda, sedangkan jenis pesan yang disampaikan adalah: informational message (pesan yang mengandung informasi), instructional

message (pesan yang mengandung perintah) , motivational message (pesan yang


(27)

3. Media

Media disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima, media bisa bermacam-macam bentuknya dalam komunikasi antar manusia pancaindra dianggap sebagai media komunikasi.

4. Penerima

Sering disebut sebagai komunikan yaitu pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang (saya dengan Anda), satu orang dengan banyak orang (guru dengan satu kelas siswa), bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh itu bisa berupa pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku seseorang.

6. Tanggapan balik

Umpan balik bisa berasal dari pesan dan media suatu komunikasi, umpan balik disini terjadi jika ada gangguan saat komunikasi disampaikan.

Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain (Widjaja, 1988: 62):

1. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti oleh karenanya seorang komunikator harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan.


(28)

2. Memahami orang lain

3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain, agar gagasan dapat diterima orang lain maka diperlukan pendekatan persuasif bukan dengan memaksakan kehendak. 4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.

I.5.2. Komunikasi Antar Pribadi

Berkomunikasi antarpribadi, atau singkatnya disebut berkomunikasi, merupakan keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya. Selain itu, ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia hanya dapat dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya (Supratiknya, 1995: 9).

Menurut Effendy (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar pribadi (penulis, pribadi) adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau prilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan, arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positip atau negatip, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Dean C. Barnlund (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan pendapatnya tentang komunikasi antar pribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antara dua orang, atau tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur.


(29)

Sedangkan menurut Rogers dalam Depari (Liliweri, 1991:12) mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Adapun ciri komunikasi yang menggunkan saluran antar pribadi adalah sbb:

1. Arus pesan yang cenderung dua arah 2. Konteks komunikasinya tatap muka 3. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi

4. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas (terutama ”selective exposure”) yang tinggi;

5. Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatip lambat; 6. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap.

Kemudian pelbagai sumber diatas dapat dirumuskan bahwa komunikasi antar pribadi mempunyai ciri-ciri sbb:

1. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu, contohnya adalah suatu pertemuan diantara dua orang di suatu tempat tanpa adanya perencanaan sebelumnya

2. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu, walaupun ada komunikasi antar pribadi yang terjadi memiliki tujuan dan sudah direncanakan sebelumnya namun kebanyakan aksi terjadinya komunikasi antar pribadi tidak mempunyai satu tujuan yang diprogramkan atau dirumuskan lebih dahulu.

3. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas yang jelas, contoh pertemuan di suatu tempat diantara beberapa orang biasanya tidak mengenal satu sama lain untuk pertama kali


(30)

4. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang tidak disengaja, yaitu suatu komunikasi yang menghasilkan suatu akibat yang disengaja atau yang tidak disengaja, atau akibat yang direncanakan terlebih dahulu maupun yang tidak direncanakan

5. Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan, komunikasi antar pribadi mempunyai ciri hubungan antara seorang komunikator dengan komunikan dalam suatu percakapan saling memberi dan menerima baik menggunakan lambang-lambang pengganti informasi secara berganti-gantian. 6. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan

7. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan hasil

8. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang bermakna, maksudnya adalah bahwa komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang pengganti pesan dengan makna-makna tertentu, sebagai contoh pada saat seseorang bingung biasanya ditunjukkan dengan wajah yang berkerut, tangan sering memukul-mukul dahi untuk mengingat suatu pesan tertentu.

Readon, Effendy, Porter dan Samovar (Liliweri, 1997: 28-29) juga mengungkapkan ciri-ciri komunikasi antar pribadi:

1. Melibatkan perilaku melalui pesan verbal dan non verbal

2. Melibatkan pernyataan/ ungkapan yang spontan, scripted (suatu prilaku yang dilakukan melalui proses belajar terus menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan),

contrived (suatu prilaku yang sebagian besar dilakukan atas pertimbangan


(31)

3. Bersifat diamis, bukan statis

4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (pernyataan pesan yang harus berkaitan)

5. Dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik, maksud intrinsik adalah apakah informasi yang disampaikan sesuai dengan kepentingan para komunikator dan komunikan, sedangkan ekstrinsik adalah aturan yang diciptkan untuk melindungi suatu tema pembicaraan akibat pengaruh ketiga atau pengaruh situasi dan kondisi sehingga komunikasi antar pribadi harus diperbaiki.

6. Meliputi kegiatan dan tindakan

7. Komunikasi antarpribadi melibatkan persuasi.

Peranan Komunikasi Antar Pribadi

Johnson (Supratiknya, 1995:9) mengungkapkan beberapa peranan komunikasi antar pribadi dalam kehidupan manusia antara lain:

1. Komunikasi antar pribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita, karena kedua perkembangan tersebut sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi dengan orang lain.

2. Identitas atau jati-diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain maksudnya adalah ketika berkomunikasi dengan orang lain kita bisa mengetahui diri kita sebenarnya.

3. Memahami realitas di sekeliling kita menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, yaitu pembandingan sosial yang hanya dapat kita lakukan lewat komunikasi dengan orang lain.


(32)

4. Kesehatan mental yang sebagian besar ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain.

I.5.3. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Bantuan operasional sekolah adalah salah satu program pemerintah untuk peningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dasar yang lebih berkualitas melalui peningkatan pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Tujuan dari pelaksanaan program ini adalah untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat mengingat kemampuan daya beli masyarakat yang menurun akibat adanya kenaikan harga BBM (Buku Petunjuk Pelaksanaan: 2007: 4).

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Buku Panduan BOS, 2007: 3) mengatakan bahwa:

”Setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut maka pemerintah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs serta satuan pendidikan yang sederajat).

Salah satu indikator penuntasan program wajib Belajar Sembilan Tahun diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK). Pada tahun 2005, APK tingkat SMP sebesar 85,22 % dan pada akhir 2006 telah mencapai 88,68 %. Target penuntasan Wajar sembilan tahun harus dicapai pada tahun 2008/2009 dengan APK minimum 95 %”


(33)

Selain masalah pencapaian target APK, permasalahan lain yang dihadapi adalah masih rendahnya mutu pendidikan yang antara lain mencakup masalah tenaga kependidikan, fasilitas, manajemen, proses pembelajaran dan prestasi siswa.

Landasan Hukum

Pelaksanaan program BOS memiliki landasan hukum yang meliputi semua peraturan perundang-undangan yang berlaku (Buku Panduan BOS, 2007: 5) antara lain:

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.

2. Undang-Undang No. 17 tahun 1965 tentang Pembentukan Badan Pemeriksaan Keuangan.

3. Undang-Undang No.8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 43 tahun 1999.

4. Undang-Undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

5. Undang-Undang No. 17 tahun 2000 tentang Bendaharawan Wajib Memungut Pajak Penghasilan.

6. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

7. Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional 8. Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

9. Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara.


(34)

11.Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

12.Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 1998.

13.Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan No. 56 tahun 1998

14.Peraturan Pemerintah No. 106 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas pembantuan.

15.Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.

16.Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2000, tentang Perubahan Tarif Bea Materai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga nominal yang dikenakan Bea Materai.

17.Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 18.Instruksi Presiden No. 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.

19.Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama No. 1/U/KB/2000 dan No. MA/86/2000 tentang Pondok Pesantren Salafiyah sebagai Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.

20.Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 036/U/1995 tentang Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar


(35)

21.Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.

22.Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 060/U/ 2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah.

23.Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran.

24. Surat Edaran Dirjen Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia No. SE-02/PJ/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Sehubungan dengan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah oleh Bendaharawan atau Penanggungjawab Pengelolaan Penggunaan Dana BOS di Masing-Masing Unit Penerima BOS.

Komponen Biaya Pendidikan:

Adapun yang menjadi komponen pendidikan yang dibiayai (Petunjuk Pelaksanaan BOS, 2005:8) adalah sbb:

1.Uang formulir pendaftaran

2. Buku pelajaran pokok dan buku penunjang untuk perpustakaan 3. Biaya peningkatan mutu guru

4. Biaya pemeliharaan

5. Ujian sekolah, ulangan umum bersama, dan ulangan umum harian 6. Honor guru dan tenaga kependidikan honorer

7. Kegiatan kesiswaan (remedial, pengayaan, ekstrakurikuler)

Melaui program BOS yang diberikan, warga sekolah diharapkan dapat lebih mengembangakan sekolah dengan memperhatikan hal-hal seperti: adanya peningkatan pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan akses, mutu dan


(36)

manajemen sekolah, diberikan kepada siswa yang tidak mampu dengan membebaskan segala pungutan/gratis, melaksanakan semua kegiatan secara lebih profesional, transparan, mandiri, kerjasama dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pemerintah mengharapakan bantuan ini dapat dirasakan oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan karenanya informasi yang jelas dibutuhkan dalam hal pemanfaatan bantuan, pemerintah mengalokasikan sebagian dana dalam rangka mensosialisasikan program tersebut. Kegiatan sosialisasi berbeda-beda di setiap sekolah tergantung pada sekolah yang bersangkutan, sosialisai dapat disampaikan pada saat guru mengajar maupun diluar jam pelajaran, dapat berupa diskusi, pelatihan sampai forum group discussion (FGD) .

I.6. Kerangka Konsep

Menurut Kerlinger (Kriyantono, 2006:17) menyebut konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus atau dengan kata lain konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang akan diteliti yaitu:

1. Konsep teoritis yaitu komunikasi antarpribadi

2. Konsep operasional yaitu sosialisasi bantuan operasional sekolah

I.7. Model Teoritis

Kerangka konsep tersebut selanjutnya akan dibentuk menjadi satu model teoritis sebagai berikut:

Bagan 01


(37)

I.8. Operasional Konsep

Dalam penelitian ini akan diuraikan konsep indikator-indikator yang akan diteliti yaitu:

Bagan 02

Operasional Konsep

Konsep Teoritis Konsep Operasional

Komunikasi Antar Pribadi

1. Pesan *Jenis pesan

*Kejelasan isi pesan * Tatanan intrinsik

*Arus pesan cenderung dua arah *Keterkaitan pesan dengan masalah *Frekuensi penyampaian

*Cara peyampaian *Suasana penyampaian 2. Komunikasi non verbal 3. Kegiatan persuasi

Sosialisasi Bantuan Operasional Sekolah

1. Pemahaman terhadap tujuan pesan 2.Memotivasi/mempengaruhi

3. Tindakan

* Pemanfaatan bantuan * Memiliki dampak/pengaruh.


(38)

I.9. Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjelasan tentang prinsip-prinsip dan prosedur-prosedur dalam operasionalisasi atau mengukur perilaku-perilaku komunikasi. Pengukuran merupakan proses mengubah konstruk ke dalam seperangkat angka yang dapat dianalisis secara statistik (Buleang, 2004: 73). Konsep defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Komunikasi Antar Pribadi, yang terdiri atas:

a. Pesan, adalah kata verbal tertulis maupun lisan, isyarat, gambar maupun lambang-lambang lainnya yang disampaikan oleh komunikator dan dapat dimengerti oleh komunikan (Purba, 2006: 42), konsep operasional pesan menyangkut:

*Jenis pesan maksudnya adalah klasifikasi/jenis pesan apa saja yang disampaikan *Kejelasan isi pesan, yaitu bagaimana kejelasan isi pesan yang disampaikan

* Tatanan intrinsik, yaitu sejauh mana pesan/ tema yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan siswa

*Arus pesan cenderung dua arah maksudnya adalah arah pesan dan umpan balik yang disampaikan cenderung berbalas-balasan, berganti-gantian secara sinambung *Keterkaitan pesan dengan masalah maksudnya adalah bagaimana keselarasan pesan yang disampaikan dengan masalah

*Frekuensi penyampaian, yaitu melihat sejauh mana sosialisasi itu sering dilakukan

*Cara penyampaian pesan yaitu bagaimana sistem penyampaian pesan

*Suasana penyampaian adalah suatu kondisi/situasi pada saat komunikator menyampaikan pesan


(39)

2. Komunikasi non verbal, yaitu bagaimana komunikasi non verbal (bahasa tubuh, raut wajah) yang dilakukan guru saat sosialisasi

3. Kegiatan persuasi, yaitu apa saja kegiatan persuasi yang dilakukan atau bagaimana para guru memotivasi siswa

2. Sosialisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS), yang terdiri dari:

1. Pemahaman, yaitu sejauhmana pemahaman siswa terhadap tujuan pesan (BOS) yang diberikan

2. Memotivasi/mempengaruhi, yaitu sejauhmana pesan tersebut dapat memotivasi/ mempengaruhi siswa SD

3.Tindakan menyangkut:

- Pemanfaatan, yaitu apakah BOS tersebut digunakan/dimanfaatkan dengan tepat oleh siswa SD

- Memiliki dampak/ pengaruh, yaitu apakah BOS yang disosialisaikan memiliki manfaat/ dampak positif bagi siswa.


(40)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Ruang Lingkup Komunikasi dan Pengertian Komunikasi

II.1.1. Ruang Lingkup Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak Adam dan Hawa.

Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk memenuhi hasrat orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang, isyarat, kemudian disususul dengan kemampuan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.

Peristiwa komunikasi pasti dilaksanakan oleh manusia karena itu pembicaraan tentang komunikasi sangat luas hampir tak ada batasnya, oleh karenanya batas-batas yang mampu menunjukkan kekhususan komunikasi sebagai suatu disipln ilmu dapat dipelajari.

Effendy (Liliweri, 1997: 6) menampilkan ruang lingkup ilmu publistik/ ilmu komunikasi atas unsur-unsur: bentuk, sifat, metode, teknik, fungsi, tujuan, model, lapangan dan sistem.

1. Bentuk Komunikasi

a. Personal Communication

1) Intrapersonal Communication

2) Interpersonal Communication


(41)

b Group Communication

1) Small Group Communication 1) lecture

2) Panel Discusion 3) Symposium 4) Brainstorming

2) Large Group communication/Public Speaking c Mass Communication

1) Press 2) Televisi 3) Film 2. Sifat Komunikasi a. Verbal

1) Oral

2) written

b. Nonverbal

1) Gestural

2) Pictorial 3. Teknik Komunikasi a. Journalism b. Public Relations c. Advertising d. Propaganda e. Publicy


(42)

4. Metode Komunikasi

a. Informative Communication b. Persuasive Communication

c. Coersive/Instructive Communication 5. Fungsi Komunikasi

a. Mass Information b. Mass Education c. Mass Persuasion d. Mass Entertainment 6. Tujuan Komunikasi

a. Social Change/Social Participation b. Attitude Change

c. Opinion Change d. Behavior Change 7. Model Komunikasi

a. One Step Flow Communication b. Two Step Communication c. Multi Step Communication 8. Bidang Komunikasi

a. Social Communication

b. Management/Organizational Communication c. Bussiness Communication

d. Political Communication e. Cultural Communication f. Traditional Communication


(43)

g. International Communication h. Developtment Communication i. Environmental Communication 9. Sistem Komunikasi

a. Sosial Responsibility System b. Authoritarian System

II.I.2. Pengertian Komunikasi

Komuniaksi merupakan suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-lambang, yang mengandung arti atau makna atau perbuatan-perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lainnya, atau lebih jelasnya suatu pemindahan atau penyampaian informasi mengenai pikiran dan perasaan-perasaan. Jikalau ingin memaparkan pengertian komunikasi ada begitu banyak defenisi yang diberikan oleh para ahli hal ini disebabkan begitu banyak sarjana tertarik mempelajari komunikasi. Berikut ini adalah beberapa pengertian komunikasi:

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Commucio yang artinya membagi (Cangara, 2007:18).

Menurut Everett M. Rogers (Cangara, 2007: 20) seorang pakar Sosiolog Pedesaan Amerika mengungkapkan defenisi komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.


(44)

Menurut Carl I. Hovland (Purba, 2006: 29-30), seorang sarjana psikologi menyebutkan ilmu komunikasi adalah:

”Suatu usaha yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap.”

Sedangkan mengenai komunikasi sendiri, dirumuskan sebagai proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain (komunikate).

Jika ditinjau menurut tujuan penelitian dan keilmuan, komunikasi memiliki pengertian yang berbeda-beda antara lain:

1. Komunikasi dalam organisasi

Menurut Edward Depari (Purba, 2006: 33) komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti yang dilakukan oleh penyampaian pesan ditujukan kepada penerima pesan.

2. Management

Menurut James A.F. Stoner (Purba, 2006: 34), menyebutkan komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.

Sedangkan menurut William F. Glueck, komunikasi dibagi menjadi dua bagian yaitu interpersonal comunication (proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam kelompok kecil manusia) dan organization communication (yaitu suatu proses komunikasi dimana pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang


(45)

banyak di dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga di luar yang ada hubungannya).

3. Managing Organizational Behaviour

Menurut John R. Schemerhom (Purba, 2006: 34), komunikasi diartikan sebagai proses antar pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.

Unsur-unsur komunikasi

Ketika seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu unsur-unsur komunikasi seperti: sumber, pesan, media, penerima dan efek telah tercakup didalamnya artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oeh adanya sumber-sumber tersebut (Cangara, 2007: 22).

Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen yang mendukung terjadinya komunikasi antara lain:

Aristoteles ahli filsasafat kuno dalam bukunya Rhetorica (Cangara, 2007: 22), menyebut bahwa proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukung yaitu: siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan.

Claude E. Shannon dan Waren Weaver (Cangara, 2007: 23) menyatakan bahwa ada lima unsur yang mendukung terjadinya proses komunikasi yaitu: pengirim, transmitter, signal, penerima, dan tujuan.


(46)

Unsur-unsur komunikasi yang dikemukakan tersebut dapat dilukiskan dalam gambar sbb:

Bagan 03

Unsur-Unsur Komunikasi

1. Sumber, sering disebut juga pengirim, komunikator atau source, sender atau

encoder. Secara umum semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai

pembuat atau pengirim informasi, sumber bisa terdiri satu orang, kelompok, organisasi maupun lembaga.

2. Pesan, adalah kata verbal tertulis (written) maupun lisan (spoken), isyarat (gestural), gambar (pictorial) maupun lambang-lambang lainnya yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dan dapat dimengerti oleh komunikan (Purba, 2006: 42-43). Suatu lambang verbal maupun nonverbal yang tidak dapat dimengerti atau dipahami oleh orang lain tidak dapat dikatakan pesan, sebab lambang atau simbol akan menjadi pesan apabila terdapat kesamaan makna terhadap pesan atau dengan kata lain dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, baik komunikator maupun komunikan.

3. Media, adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dapat dibedakan atas dua yaitu media cetak seperti: surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk dsb. Sedangkan media media

SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA EFEK


(47)

elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic

board, audio cassette dll.

4. Penerima/ Komunikan, adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber, penerima merupakan elemen penting dalam proses komunikasi karena jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering menuntut perbuatan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran. 5. Pengaruh/ Efek, dapat terjadi ketika seseorang menerima pesan dapat berupa pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (Cangara, 2007: 27)

6. Tanggapan Balik, merupakan salah satu umpan balik atau pengaruh yang berasal dari penerima, contohnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan.

II.2. Model Komunikasi

Model teori merupakan suatu bentuk paradigma berfikir yang mencerminkan arah dari proses komunikasi yang sedang berlangsung, yang akan menunjukkan serta menggambarkan sebuah kerangka kerja yang bermanfaat untuk menganalisis fenomena komunikasi yang ada.

Fungsi model dalam sebuah ilmu dapat memberi fungsi antara lain mengorganisasikan atau mengatur dan menghubungkan serta memperlihatkan kesamaan diantara data yang ada namun tidak terlihat sebelumnya. Beberapa model dalam ilmu komunikasi adalah sbb:


(48)

1. Model Dasar Komunikasi Satu Arah

Model ini merupakan model komunikasi yang menunjukkan proses komunikasi dengan arah yang menyerupai garis lurus (linear) (Purba, 2006: 48-50). Adapun model dasar komunikasi satu arah dari beberapa ahli komunikasi adalah sbb: 1.1.Model Laswell

Model komunikasi dapat dipahami dengan menjawab: Siapa (who), berkata apa (says what), melalui saluran apa (in which channel), kepada siapa (to whom), dengan efek apa (with what effect) atau dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 04

Model Komunikasi Laswell

Bidang-bidang penelitian dalam model ini adalah adalah penelitian siapa yaitu komunikator yang disebut control studies, berkata apa sebagai pesan yang menjadi subjek analisis isi pesan atau informasi, melalui saluran apa disebut analisis media, komunikan yakni analisis audience (penerima), dengan dampak apa (efek) adalah analisis efek, pengaruh atau dampak.

Model ini dikemukakan Lasswel untuk konteks komunikasi massa, komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Model komunikasi ini memiliki keuntungan dan kerugian, keuntungannya yaitu dapat menghemat waktu dan dana, komunikator terhindar dari pertanyaan-pertanyaan akibat kehilafan atau kesalahan yang mungkin dilakukan sedangkan kerugiannya komunikator kehilangan kesempatan untuk memperbaiki komunikasinya pada masa yang akan datang dan tidak

Siapa Berkata Apa

Melalui Saluran Apa

Kepada Siapa

Apa Efeknya


(49)

1.2. Model Bradolock

Model Bradolock adalah sebuah model linear yang menunjukkan arah garis lurus atau tidak memiliki banyak perbedaan dengan model Lasswell namun bedanya menambahkan dua elemen kedalam model Lasswell yang erat kaitannya dengan tindak komunikasi yaitu pertama situasi yang ada ketika pesan disampaikan dan kedua apa tujuan komunikator menyampaikan pesan.

1.3. Model Sharon dan Waver

Model ini juga disebut dengan The Mathematical Theori of Communication yaitu model yang memiliki dasar komunikasi linear atau satu arah dengan elemen-elemen dasarnya sumber informasi, alat penerima, sumber noise, alat penerima dan tujuan. Dalam model ini Shannon dan Weaver menambahkan sumber noise (gangguan) dalam proses komunikasi ini berdasarkan hasil pengalamannya bekerja pada sebuah perusahaan telekomunikasi.

2. Model Dasar Komunikasi Dua Arah 2.1. Model Melvin De Fleur

Model teori ini mengkaji lebih dalam serta menerapkan tentang pemberian makna pada setiap yang transmisikan dalam proses komunikasi massa. DeFleur mencoba menguplikasikan dalam sebuah kajian bahwa ’makna’ dari sumber informasi diubah menjadi pesan yang kemudian oleh transmitter (penerima) diubah lagi menjadi sebuah informasi, kemudian informasi yang sampai kepada penerima akan diterima menjadi sebuah pesan yang kemudian diubah lagi menjadi ’makna’. Penekanan ’makna’ yang sama antara sumber komunikasi dan penerima pesan akan menentukan keberhasilan proses komunikasi tersebut.


(50)

2.2. Model Osgood & Schramm

Model ini diorientasikan untuk masalah komunikasi yang bersifat mekanistik dengan mengembangkan teori tentang makna dan proses psikolinguistik secara umum dan menjadikan sumber, transmitter, serta penerima sebagai bagian yang terpisah. Model ini mengembangkan model komunikasi yang mengemukakan bahwa komunikasi yang berlangsung untuk menyampaikan pengalaman yang sama-sama dimengerti dan dipahami oleh kedua belah pihak baik sumber maupun penerima.

II.3. Fungsi Komunikasi

William I. Gorden (Mulyana, 2005: 5-30) mengemukakan ada empat fungsi komunikasi yang saling berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi yang dominan. Keempat fungsi tersebut antara lain:

1. Komunikasi Sosial, maksudnya adalah bahwa fungsi komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

2. Komunikasi Ekspresif, jika dikaitan dengan komunikasi sosial adalah bahwa komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan melalui


(51)

pesan-pesan non verbal seperti: perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci.

3. Komunikasi Ritual, jika dikaitkan dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif contohnya seperti upacara-upacara yang sering dilakukan oleh para komunitas sepanjang tahun bahkan sepanjang hidup.

4. Komunikasi instrumental, fungsi dari komunikasi dalam hal ini adalah untuk menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur atau dengan kata lain fungsi komunikasi disini adalah untuk membujuk (bersifat persuasif) yang memiliki pengertian pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikan akurat dan layak untuk diketahui.

Fungis-fungsi komunikasi juga dapat ditelusuri dari tipe komunikasi itu sendiri, adapun fungsi komunikasi antar pribadi (Cangara, 2007: 61) antara lain: berusaha meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidak pastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

II.4. Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Vito (Liliweri,1991: 12) mengungkapakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.

Effendi (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang


(52)

komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positip atau negatip, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Sedangkan menurut Roger dan Depari (Liliweri, 1991: 12) komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Juga Tan (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan bahwa

interpersonal communucation (komunikasi antar pribadi) adalah komunikasi tatap

muka antara dua atau lebih orang.

Menurut Barnlund (Liliweri, 1991:12-13) ada beberapa ciri yang bisa diberikan untuk mengenal komunikasi antar pribadi yaitu :

1. Komunikasi antar pribadi terjadi secara spontan 2. Tidak mempunyai struktur yang teratur atau diatur 3. Terjadi secara kebetulan

4. Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu 5. Identitas keanggotaanya kadang-kadang kurang jelas

6. Bisa terjadi hanya sambil lalu saja.

Menurut Evert M. Rogers dalam Depari (Liliweri, 1991: 13) ada beberapa ciri komunikasi yang menggunakan saluran antar pribadi adalah :

1. Arus pesan yang cenderung dua arah 2. Konteks komunikasinya tatap muka 3.Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi


(53)

4.Kemampuan mengatasi tingkat selektifitas (terutama “selective exposure”) yang tinggi

5. Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatip lambat 6. Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap

Dari berbagai sumber penulis dapat dirumuskan bahwa komunikasi antar pribadi mempunyai ciri-ciri :

1. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu contoh pertemuan dirumah makan

2. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu. Kebanyakan aksi terjadi komunikasi antar pribadi tidak mempunyai satu tujuan yang diprogramkan atau dirumuskan terlebih dahulu walaupun beberapa komunikasi anatar pribadi terjadi telah dijanjikan sebagai contoh pertemuan yang terjadi di rumah makan sebagaimana di lukiskan tersebut, perkenalan dalam bis, pertemuan di ruang perpustakaan kemudian merencanakan belajar bersama di rumah teman, saling mengajak bermain kartu sesudah sholat magrib.

3. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas yang jelas, yaitu peristiwa komunikasinya terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas sebagai contoh adalah pertemuan yang terjadi di suatu tempat untuk pertama kali, biasanya orang yang bersangkutan mengenal satu sama lain.

4. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang tidak disengaja, yaitu komunikasi yang menghasilkan suatu akibat yang tidak disengaja atau yang disengaja, atau akibat yang direncanakan terlebih dahulu maupun yang tidak direncanakan.


(54)

Dalam suatu percakapan anda bermaksud mengetahui keadaan orangtua mahasiswa. Obrolan dimulai dengan menanyakan nama ayah dan ibu, pekerjaan sekarang. Mungkin anda ingin mengetahui keadaan kehidupan orangtua si mahasiswa lalu andapun bertanya apakah kedua orangtuamu, ayah dan ibu sehat-sehat sampai sekarang? Dalam hati keinginan anda hanya menghendaki jika orangtunya sehat walafiat. Namun tidak terduga anda memperoleh jawaban dari sang mahasiswa : ayah saya kini sudah di-phk-kan perusahaan dan tidak tidak mempunyai pekerjaan lagi, kemudian gara-gara itu bercerai dengan ibuku sehingga ibuku akhirnya menikah lagi dengan seorang penjudi yang sama sekali tidak aku sukai.

Komunikasi antar pribadi terkadang mengakibatkan suatu reaksi yang tidak direncanakan terlebih dahulu, dan keadaan inipun sebenarnya tidak dikehendaki. 5. Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan. Komunikasi antar pribadi mempunyai hubungan antara seorang komunikator dengan komunikan dalam suatu percakapan saling memberi dan menerima informasi secara berganti-gantian. Suasana dialogispun terjadi sehingga tidak lagi diketahui siapa sebenarnya komunikator dan siapa yang menjadi komunikan karena pembicaraan keduanya bergantian bergilir terus menerus.

6. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana yang bebas, adanya keterpengaruhan. Setiap orang lebih suka berkomunikasi dengan orang lain dan berusaha supaya lebih dekat dengan pasangannya. Faktor kedekatan itu biasanya terutama menyatakan hubungan mereka. Dengan kedekatan tersebut maka akan melahirkan suatu kebebasan untuk menyatakan pendapatnya dalam percakapan di antara mereka. Setelah bebas maka berbagai variasi dalam percakapan dapat dilakukan tanpa pihak yang lain merasa tersinggung.


(55)

Dalam suasana yang lebih bebas, terbuka tanpa ada hambatan psikologis antara dua orang yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi, maka kebebaasan menyatakan pikiran, perasaan perilaku (berbicara sambil berpelukan, berpegangan tangan), semuanya dalam berbagai variasi dapat dilakukan.

7. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan hasil. Suatu komunikasi antar pribadi dinyatakan sukses kalau membawa hasil. Komunikasi antar pribadi itu selain melibatkan dua orang dalam keadaan bebas dan saling mempengaruhi, saling bercakap-cakap berbalasan, membuahkan hasil disengaja dan tidak disengaja dan didorong oleh banyak faktor pendorong, maka hasil-hasil komunikasi harus nyata merubah cara pandang/wawasan, perasaan, maupun perilaku yang nyata. Hasil komunikasi ini menentukan sukses tidaknya komunikasi yang telah dilaksanakan.

8. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang bermakna. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang pengganti pesan dengan makna-makna tertentu contoh pada saat seseorang bingung biasanya wajah kelihatan berkerut tangan sering memukul-mukul dahi.

II.4.1. Pesan

Reardon (Liliweri, 1991: 20) menyampaikan bahwa pesan mempunyai kekuatan bermakna dan mengandung nilai informatif. Pemahaman terhadap pesan dipengaruhi pula oleh faktor denotatif dan konotatif suatu kata dalam pesan.

Menyampaikan Pesan

Pesan terdiri atas sekumpulan lambang-lambang. Lambang-lambang itu merupakan kata-kata verbal, gerakan anggota tubuh, pelbagai bunyi, dan bau yang disebut non verbal. Lambang-lambang itu diucapkan, diperagakan sehingga bermanfaat kalau seseorang menggunakannya untuk melukiskan persetujuannya


(56)

terhadap pikirannya, pendapatnya, perasaanya, sikapnya terhadap suatu objek, orang lain kejadian yang ditunjukkannya.

Suatu pesan harus dipersiapkan dalam arti jika hendak ditulis atau diucapkan harus benar-benar disusun dengan memperhatikan beberapa faktor penting. Effendy (Liliweri, 1991: 20) mengemukakan bahwa kita sangat memerlukan suatu strategi dan perencanaan komunikasi untuk mengidentifikasi isi pesan. Jenis pesan yang disampaikan ini bisa merupakan informational message (pesan yang mengandung informasi), instructional message (pesan yang mengandung perintah), motivational

message (pesan yang berusaha mendorong).

Nimmo (Liliweri, 1991:20) mengemukakan dalam komunikasi antar pribadi pesan merupakan unsur primer. Pembicaraan, percakapan merupakan bentuk komunikasi antar pribadi yang tidak bermedia. Hal ini harus mengandung unsur-unsur seperti :

1. Lambang

2. Hal yang dilambangkan (rujukan)

3. Intrepretasi yang menciptakan lambang bermakna.

Lambang merupakan cara lain untuk menyatakan suatu pesan, rujukan menunjukkan sesuatu objek, peristiwa, benda : interpretasi ialah pikiran yang aktip dari seseorang untuk melihat kedudukan lambang/pesan dan hal yang diwakili oleh pesan.

Setiap manusia dalam komunikasi antar pribadi satu terhadap yang lainnya berhak menginterprestasi rujukan dengan pikiran-pikiran.

Dalam kehidupan menusia ada begitu banyak pesan yang diwakilkan dalam lambang kata-kata, gerakan anggota badan, pelbagai bunyi bunyi dan bau-bauan yang menjelaskan suatu rujukan yang harus diintrepretasikan.


(57)

Memberi Makna Informasi dan Pemahaman

Fungsi pesan sebagai stimulus atau rangsangan untuk direspon oleh pasangan bicara dalam komunikasi antar pribadi. Pesan yang disusun merupakan wakil yang melambangkan suatu objek peristiwa, kejadian, atau tentang sesuatu hal. Susunan pesan umumnya harus berdasarkan data atau informasi. Menurut Keraf (Liliweri, 1991 : 2) sebenarnya yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan. Apapun namanya, keduanya merupakan pesan yang umumnya dalam komunikasi antar pribadi berfungsi terutama untuk menghasilkan suatu kebersamaan dalam makna.

Memahami Makna Secara Denotatip dan Konotatip

Salah satu rintangan terbesar dalam pertukaran informasi komunikasi antar pribadi adalah betapa sering pihak penerima menafsirkan arti suatu pesan dengan arti yang lain yang sama sekali tidak dimaksudkan komunikator. Jadi mereka memaksudkan sesuatu yang lain daripada yang dimaksudkannya.

II.4.2. Sifat-sifat Komunikasi Antar Pribadi

Konsep komunikasi antarpribadi sangat ditentukan oleh cara kita memperhatikan perilaku komunikasi antarpribadi. Misalnya apakah komunikasi antarpribadi yang kita amati melibatkan mereka yang secara pribadi sudah saling mengenal atau berlangsung diantara mereka yang berkomunikasi karena berbasa-basi belaka.

Menurut Readon, Effendy, Porter dan Samovar (Liliweri, 1997: 28) menunjukkan tujuh ciri komunikasi antar pribadi yakni:


(58)

1. Komunikasi Antar Pribadi, Perilaku Pesan Verbal dan Nonverbal

Goffman dan De Lozier, Little Jhon (Liliweri, 1997 : 29) merinci perilaku pesan verbal atas: bahasa jarak/ruang atau proksemik, bahasa gerak anggota tubuh atau kinesik dan perilaku yang terletak antara verbal dan nonverbal yang disebut paralinguistik. Maksud dari proksemik yaitu tanda-tanda nonverbal yang mewakili pesan tentang bagaimana komunikator dan komunikan menempatkan jarak fisik atau memelihara ruang gerak dalam komunikasi antarpribadi. Sedangkan maksud dari

kinesik adalah pesan nonverbal melalui gerak tubuh atau anggota tubuh tertentu.

Komunikasi atarpribadi selalu memanfaatkan tanda-tanda informasi verbal maupun nonverbal sebagai perilaku yang memberikan isi pesan dan hubungan pesan (ingat hubungan antar lambang dan rujukan). Unsur isi pesan selalu terdiri atas apa yang dikatakan dan dibuat, sedangkan unsur hubungan/relasi adalah bagaimana sesuatu itu dikatakan dan dibuat. Jadi baik perilaku melalui pesan-pesan verbal maupun nonverbal bisa menunjukkan seberapa jauh hubungan antara komunikator dan komunikan. Kesimpulan bahwa, perilaku verbal dan nonverbal menghasilkan suatu suasana kedekatan (proximity) antara komunikator dengan komunikan yang dalam bahas sosiologi komunikasi disebut jarak sosial atau social distance.

2. Komunikasi Antrapribadi, Perilaku Spontan, Scripted, dan Contrived

Maksud dari bentuk perilaku spontan adalah perilaku yang dilakukan secara tiba-tiba, serta merta untuk menjawab suatu rangsangan dari luar. Perilaku spontan biasanya dilakukan tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Bentuk perilaku Scripted adalah suatu bentuk perilaku yang dihasilkan melalui proses belajar.

Bentuk perilaku Contrived merupakan perilaku yang sebahagian besar dilakukan atas pertimbangan kognitip. Jadi perilaku itu timbul karena manusia yakin dan percaya atas apa yang dia lakukan tersebut benar-benar masuk akal. Semua


(59)

perilaku, ucapan kata-kata verbal dan gerak-gerak nonverbal sesuai dengan pikiran, pendapat, kepercayaan, dan keyakinan sipelaku.

3. Komunikasi Antarpribadi, Proses Dinamis

Komunikasi antarpribadi merupakan suatu proses yang berkembang. Konsep tersebut menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi tidak statis melainkan dinamis. Proses komunikasi antarpribadi selalu mengalami perkembangan dan kemajuan akibat pertambahan informasi. Apabila perkembangan tersebut semakin konstan dan mantap maka kita dapat meramalkan hasil suatu komunikasi.

4. Komunikasi Antarpribadi – Umpan Balik, Interaksi dan Koherensi

Setiap tindakan komunikasi termasuk komunikasi antarpribadi selalu ditandai umpan balik. Ketika kita berkomunikasi kita mengharapkan agar komunikasi yang kita ciptakan harus ditanggapi dengan umpan balik dari komunikan.

Hasil Interaksi

Komunikasi antapribadi melibatkan beberapa tingkat interaksi antarpribadi. Keberadaan interaksi menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi menghasilkan suatu umpan balik pada tingkat keterpengaruhan tertentu.

Ada lima faktor yang perlu diketahui tentang interaksi antarpribadi, yaitu : (1) bagaimana status dan peranan individu dalam lingkungan tertentu; (2) bagaimana ikatan-ikatan individu dengan organisasi sosial maupun politik yang menjadi affiliasi individu; (3) pertemuan-pertemuan apa yang biasa diikuti oleh individu tersebut.

Hasil Koherensi

Yang dimaksud dengan koherensi yaitu terciptanya suatu benang merah atau jalinan antara pesen-pesan verbal maupun nonverbal yang telah dinyatakan dan akan dinyatakan oleh orang lain. Apabila anda dapat memahami alur dan cara berpikir, perasaan maupun tindakan komunikasi orang lain maka anda mulai memperoleh hasil


(60)

komunikasi antarpribadi yang bersifat koherensi. Hasil koherensi itu demikian penting bagi anda untuk memahami dan mencegah kesalahpahaman terhadap orang lain.

5. Komunikasi Antarpribadi, Tatanan Intrinsik dan Ekstrinsik

Tatanan Intrinsik

Yang dimaksud dengan tatanan “intrinsik” adalah suatu standarisasi perilaku yang sengaja dikembangkan untuk memandu pelaksanaan komunikasi antarpribadi atau kesesuaian tema pesan dengan siapa lawan kita bicara.

Tatanan Ekstrinsik

Tatanana ekstrinsik adalah tata aturan yang timbul akibat pengaruh pihak ketiga atau pengaruh situasi dan kondisi sehingga komunikasi antarpribadi harus diperbaiki.

6. Komunikasi Antarpribadi, Merujuk pada Tindakan

Ciri keenam komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antarpribadi harus disertai dengan tindakan-tindakan tertentu. Jadi komunikator dengan komunikan harus bersama-sama menciptakan kegiatan tertentu yang mengesankan bahwa mereka selalu berkomunikasi antarpribadi.

Para ahli komunikasi dalam pertengahan 1970-an melukiskan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi adalah suatu upaya untuk memulai suatu pesan dari seorang komunikator dan berakhir pada reaksi komunikator. Cara pandang tersebut merupakan perspektif Model Stimulus Respons (SR) yang bersumber dari teori-teori psikologi yang menekankan pada hubungan yang berorientasi sebab akibat.

7. Komunikasi Antarpribadi, Tindakan Persuasi Antarmanusia

Sunarjo (Liliweri, 1997:40) yang mengutip dari berbagai sumber menyebutkan persuasi merupakan teknik untuk mempengaruhi manusia dengan


(61)

memanfaatkan/menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari komunikan yang hendak dipengaruhi. Persuasi bukan sekedar menampilkan bukti bahwa suatu pendapat sudah diterima komunikan, tetapi persuasi harus mampu menyatukan suasana sosiologis, psikologis antar komunikator dengan komunikan. Ini berarti bahwa seluruh proses komunikasi yang disertai dengan tindakan persuasif senantiasa diarahkan untuk mengubah cara berpikir, pandangan dan wawasan, perasaan, sikap dan tindakan komunikan.

II.5. Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif merupakan salah satu metode komunikator dalam menyampaikan pesan, Winston Brembeck dan William Howell (Malik, 1994: v) mendefenisikan persuasi sebagai usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasikan motif-motif orang ke arah tujuan yang ditetapkan, sedangkan komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pilihan orang lain.

Mengajar merupakan salah satu contoh komunikasi persuasif yang dilakukan oleh guru kepada para muridnya, mengajar merupakan suatu bentuk pengaruh interpersonal yang dimaksudkan untuk mengubah perilaku potensial orang lain (Malik, 1994: 166). Setiap perilaku seorang guru yang diperlihatkan memiliki tujuan (disadari atau tidak disadari) yang mungkin efektif guna mencapai tujuan tersebut, baik dalam derajat yang tinggi maupun rendah.

Prilaku seorang guru pada umumnya menciptakan pola yang diikuti oleh siswanya (Malik, 1994: 166) misalnya seorang guru yang bersikap menguasai dan otoriter akan mendorong siswa berprilaku lebih integratif mampu memiliki siswa yang penampilannya lebih spontan, berinisiatif, secara sukarela memberikan kesimpulan.


(62)

Sedangkan guru yang berprilaku lebih dominatif cenderung mempunyai siswa yang patuh kepada pengaruh guru, dan juga siswa yang menolak pengaruh tersebut.

II.6. Sosialisasi

Keseluruhan kebiasaan yang dipunyai manusia di bidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama politik dan sebagainya dan harus dipelajari oleh setiap anggota baru suatu masyarakat melalui suatu proses dinamakan sosialisasi (socialization) (Kamanto, 2004: 23).

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. (http://id.wikipedia.org).

Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai “ a process by which a child learns

to be a participant member of society” proses melalui mana seorang anak belajar

menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Kamanto, 2004: 23). Sejumlah tokoh sosiologi mengatakan teori sosialisasi merupakan teori mengenai peran (role theory). Menurut Mead (Kamanto, 2004: 24) salah satu teori peran yang dikaitkan dengan sosialisasi ialah George Herbert Mead. Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society, Mead menguraikan tahap pengembangan diri (self) manusia. Manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Diri manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain.


(63)

Menurut Mead setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada dalam masyarakat, suatu proses yang dinamakannya pengambilan peran (role taking). Dalam proses ini seseorang belajar untuk mengetahui peran yang harus dijalankannya serta peran peran yang harus dijalankan orang lain. Melalui penguasaan peran yang ada dalam masyarakat ini seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain.

Charles H. Cooley menekankan bahwa proses sosialisasi terletak pada peran interaksi. Konsep diri seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain, pembentukan diri seseorang dengan perilaku orang yang sedang bercermin; kalau cermin memantulkan apa yang terdapat di depannya maka seseorangpun memantulkan apa yang dirasakannya sebagai tanggapan masyarakat terhadapnya.

Agen Sosialisasi

Menurut Charles H. Cooley (Sunarto, 2004:26) agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Menurut Fuller dan Jacobs (Sunarto, 2004: 26-29) ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah.

1. Keluarga (kinship)

Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orang yang berada diluar


(64)

anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi (baby sitter). menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam lingkungan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.

2. Teman pergaulan

Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.

Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.

3. Lembaga pendidikan formal (sekolah)

Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme,


(1)

Sosialisai Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

14. Apakah Adik mengerti tujuan Bapak/ Ibu guru memberikan bantuan?

1. Ya mengerti

2. Tidak mengerti 25

Kalau tidak mengerti, mengapa?... ...

15. Setelah mendengarkan nasehat Ibu/Bapak guru apakah Adik semakin termotivasi?

1. Ya rajin

2.Tidak

A. (...) Untuk memelihara buku agar tetap bisa dipakai 26 B. (...) Untuk semakin pintar 27

C.(...) Untuk tetap sekolah 28

16. Bagaimana perasaan Adik setelah menerima bantuan uang sekolah? 1. Senang

2. Biasa saja 29

3. Tidak senang


(2)

17. Apakah Adik masih menyimpan buku pelajaran yang diberikan oleh guru?

1.Masih ada 30 2.Sudah tidak ada

18. Kalau tidak menyimpannya lagi, Mengapa?

1. Hilang 31 2. Dibuang

3. Dipakai oleh saudara, teman untuk dipakai

19. Setelah mendapatkan BOS apakah ada manfaat yang Adik rasakan?

1. Bermanfaat 32 2. Kadang-kadang bermanfaat

3. Tidak ada manfaatnya

20. Kalau bermanfaat, Apa manfaatnya bagi Adik ?

... ...

21. Kalau tidak ada mafaatnya? Apa alasannya?

... ...


(3)

(4)

FOTRAN COBOL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

0 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

0 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 1 3 3

0 3 1 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

0 4 1 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

0 5 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

0 6 1 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

0 7 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

0 8 1 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

0 9 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

1 0 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 1 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

1 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

1 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

1 3 1 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

1 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

1 5 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

1 6 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 1 3 1 2 1 2 2 3 2 0 3

1 7 1 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 1 1 2 2 2 3 2 0 3

1 8 1 3 2 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 1 2 2 2 3 2 0 3

1 9 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 1 3 1 2 1 2 2 3 2 0 3

2 0 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

2 3 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

2 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

2 5 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

2 6 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

2 7 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

2 8 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

2 9 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 1 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

3 0 1 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

3 1 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2 3 2 0 3

3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

3 4 1 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

3 5 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

3 6 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

3 7 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

3 8 1 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 1 2 2 2 2 3 2 0 3

3 9 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

4 0 1 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

4 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

4 2 1 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2 3 2 0 3

4 3 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2 3 2 0 3

4 4 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

4 5 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 0 3

4 6 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

4 7 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 1 3 3

PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU

UNTUK MENSOSIALISASIKAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)


(5)

4 8 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

4 9 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

5 0 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

5 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

5 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

5 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

5 4 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

5 5 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

5 6 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3

5 7 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 0 3


(6)

Dokumen yang terkait

Peranan Komunikasi Sebagai Solusi Konflik (Studi Deskriptif Komunikasi Antar Pribadi sebagai Solusi Konflik pada Hubungan Persahabatan Remaja di SMA ST. THOMAS -2 MEDAN)

8 214 101

Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari Dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sir Istana Maimun Medan)

0 58 136

Aktivitas Komunikasi Antar Budaya Tjong A Fie (Studi Biografi Gaya Komunikasi Tjong A Fie Dalam Komunikasi Antar Budaya)

2 68 138

Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi : (Studi Deskriptif Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi Pada Karyawan PT Bank Bukopin Cabang Syariah Medan)

6 51 77

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Kepuasan Ekspatriat :( Studi Deskriptif Tentang Peranan Komunikasi Antar Pribadi Yang Dilakukan GRO (Guest Relation Officer ) Shoot Sports Bar & Billiards Medan Terhadap Kepuasan Ekspatriat )

0 57 94

Komunikasi Antar Pribadi Dan Kepribadian Anak-Anak Cacat (Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Guru Dalam Perkembangan Kepribadian Anak-anak Cacat Pada YPAC Melalui Pendekatan Behaviorisme di Kota Medan)

10 80 109

Komunikasi Antar Pribadi

0 7 1

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU TERHADAP MURID (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Dalam Membentuk

0 3 16

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU TERHADAP MURID (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Dalam Membentuk

1 4 13

PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI. pptx

0 0 2