Rona Nidihu PENGARUH SAINS DAN TEKNOLOGI

KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH SAINS DAN TEKNOLOGI PADA
PEMAHAMAN AYAT SUCI AL-QUR’AN

RONA NIDIHU
NIM:160301011

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON 2018

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI AMBON FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN
RONA NIDIHU
NIM 160301011
ABSTRACK
The influence of science and technology on understanding the holy verses of the Qur'an
is very important for us to study more deeply. How is the influence of science and technology on
the understanding of these holy verses of the Qur'an? Whether science and technology have a
negative influence on the understanding of the verses of the Qur'an or only have a positive
influence on what is described in the Qur'an and hadith. For example we begin to try to compare

the statement of verse 68 of Surat al-qashash which means "And your Lord creates whatever is in
his will and chooses." If we compare this verse with what science finds then it is very
appropriate if "turob" "Substance" that we interpret as "cells". Because when the egg in the fruit
he became what is called "gametes" which then grow into a clot that gripped the uterine wall like
"alaqoh" (ie a animal that can stick and suck blood) which then grow into a more perfect
creature.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI AMBON FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN
OLEH: RONA NIDIHU
NIM:160301011
ABSTRAK
Pengaruh sains dan teknologi pada pemahaman ayat-ayat suci Al-qur’an ini sangatlah penting
untuk kita mengkaji lebih dalam lagi.Bagaimana pengaruh sains dan teknologi terhadap
pemahaman ayat-ayat suci Al-qur’an ini? Apakah sains dan teknologi memiliki pengaruh yang
negatif terhadap pemahaman ayat Al-qur’an ataukah hanya memiliki pengaruh positif saja
terhadap apa yang di jelaskan di dalam Al-qur’an dan hadis. Misalnya kita mulai mencoba untuk
membandingkan pernyataan ayat 68 surah Al- qashash yang artinya “Dan Tuhanmu yang
menciptakan apa saja yang di kehendakinya dan memilih.”Kalau kita bandingkan ayat ini
dengan apa yang di temukan sains maka kecocokannya sangat tepat jika “turob” yang merupakan

“zat renik “itu kita tafsirkan sebagai “sel”. Sebab bila sel telur di buahi ia menjadi apa yang di
sebut “gamet” yang kemudian tumbuh menjadi gumpalan yang mengcengkeram dinding rahim
seperti “alaqoh” (yaitu seekor binatang yang dapat menempel dan mengisap darah) yang
kemudian tumbuh menjadi makhluk yang lebih sempurnah.
METODE
Dari penulisan artikel ini saya menggunakan metode kualitatif saya menggunakan referensi dari
buku yang saya dapatkan di perpustakaan
HASIL
Dari hasil yang saya dapatkan disini terkait dengan pengaruh sains dan teknologi pada
pemahaman ayat suci Al-qur’an.

PENDAHULUAN
di dalam karya tulis ilmiah ini saya ingin mengemukakan suatu hal yang sangat penting untuk
kita sadari bersama; yaitu adanya persepsi yang keliru pada berbagai kalangan tentang
pemanfaatan AL-qur’an sebagai sumber sains. Hal ini terungkap pada berbagai diskusi yang
pernah dilakukan dengan beraneka kelompok, dalam bentuk suatu anggapan dari orang-orang
tertentu bahwa untuk mengembangkan sains kita cukup membaca ayat-ayat kauniyah di dalam
Al-qur’an saja.Namun kita juga jangan hanya menilai kegiatan mempelajari dan
mengembangkan sains melalui penelitian-penelitian sebagai usaha yang tak ada gunanya,
memboroskan uang, dan membuang waktu. Namun perlu kita sadari juga bahwa ternyata sains

juga memiliki pengaruh yang positif . Ada anggapan semacam ini karena mungkin timbul
sebagai akibat pernyataan-pernyataan yang mengemukakan bahwa Al-qur’an merupakan sumber
segala sumber ilmu; ini merupakan suatu ungkapan yang tidak hanya terdengar di lingkungan
umat islam saja, tetapi kadang-kadang terucapkan juga oleh beberapa cendekiawan Barat dalam
menghadapi situasi tertentu. Memang tidak seorang pun dapat menyangkal bahwa di dalam Alqur’an tidak hanya diletakkan dasar-dasar peraturan hidup manusia dalam hubungannya dengan
tuhan sang pencipta, dalam interaksinya dengan sesama manusia dan dalam tindakannya
terhadap alam disekitarnya, tetapi juga dinyatakan untuk apa manusia di ciptakan.Namun, saya
melihat adanya kesalafahaman yang berbahaya yang terkandung di dalam anggapan tersebut. Alqur’an menyebutkan juga tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman lainnya,
tentang penciptaan makhluk hidup, termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya, dan di
pacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada disekitarnya.Meskipun demikian, kitab suci
itu bukan buku pelajaran kosmologi,atau biologi,atau sains pada umumnya. Sebab ia hanya
menyatakan bagian yang sangat penting saja dari ilmu-ilmu yang dimaksud.Ayat-ayat yang
menuntun manusia kearah kebahagiaan ukhrowi maupun yang membimbingnya menuju
kesejahteraan duniawi, sebenarnya memberikan garis besar saja yang harus kita cari
kelengkapannya agar kita dapat memahaminya secara utuh.kalau rincian itu tidak dapat
ditemukan dalam ayat yang lain di dalam Al-qur’an ,maka ia harus dicari di dalam sunnah Rasul
bagi hal-hal yang menyangkut masalah ubudiyah serta muamalah, atau di alam semesta bagi
ihwal yang mengenai peristiwa-peristiwa alamiah sebab gejala-gejala alam itu di dalam Alqur’an sendiri dinyatakan sebagai ayat-ayat Allah.

PEMBAHASAN

PENGARUH SAINS DAN TEKNOLOGI PADA PEMAHAMAN AYAT-AYAT SUCIALQUR’AN.
Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa sains dan teknologi dapat berpengaruh pada ayat-ayat
suci Al-qur’an ?Dalam laboraturium dapat dibuktikan bahwa lucutan listrik yang terjadi dalam
atmosfir yang terdiri dari campuran gas yang mengandung unsur-unsur kimiawi hydrogen,
nitrogen, oksigen dan karbon dapat menghasilkan, dalam suasana amoniak dan air, satuan-satuan
penyusun protein dan asam-asam nukleik. Adanya air disini merupakan kondisi yang sangat
penting. Kita ingat ayat 30 surah al-anbiyah :
‫“ ؤجعلنا مه الما ء كل شئ حي ا فال يؤ منؤ ن‬Dan dari air kami ciptakan segala sesuatu yang hidup.
Mengapakah mereka tidak juga beriman.”
Satuan –satuan asam nukleik yang disebut DNA itu tersusun dari senyawa unsur-unsur kimiawi
yang dapat diekstraksi dari tanah dan keluar dari tanah dalam bentuk gas yang membentuk
atmosfir bumi sekitar 4000 juta tahun yang lalu. Kita ingat ayat 12 surah al-mu’minun dengan
pengertian baru yaitu bahwa “ekstrak dari tanah”atau “sulalah mentihn”disini ialah “unsur-unsur
kimiawi. ”Dalam labolaturium asam- asam nukleo tida itu dapat dipolimerisasi hingga terbentuk
rantai DNA yang panjang dengan menggunakan semacam lempung sebagai katalisator. Kita
ingat ayat 14 Ar-rahman dengan pengertian baru yaitu bahwa “semacam lempung tembikar” atau
“ solsolun kalfakhkhor ” disini berfungsi sebagai “katalisator pada proses polimerisasi .”
Sekalipun pada polimerisasi peptida dan nukleotida terbentuk enzim-enzim dan untai DNA,
namun polipeptida dan polinukleotida ini belum dapat dikatakan makhluk hidup. Mereka masih
belum apa-apa; strukturnya masih terlalu sederhana. Kta ingat ayat 67 surah maryam:“Dan

tidakkah manusia itu ingat bahwa sesungguhnya kami telah menciptakannya dahulu padahal
waktu itu ia belum merupakan apa-apa.”Baru setelah poli peptida dan polinukleotida itu berda
dalam satu kesatuan yang dibatasi atau dilindungi membram, makhluk hidup yang paling
sederhana muncul dibumi yang kemudian oleh Allah swt di evolusikan atau disempurnakan dari
tingkat yang di rendah hingga mencapai tingkat tertinggi.Kita ingat ayat 13 dan 14 surah nuh
yang berbunyi: ‫“ما لكم الثر جو ن هلل وقا را وقد خلقكم ا طوار‬Mengapa kamu tidak percaya
kepadakebesaran Allah? Padahal dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa

tingkatan kejadian.”Dari waktu ke waktu terjadi perubahan yang mendadak setelah jenis
makhluk yang tercipta itu stabil selama beberapa ratus juta tahun. Pada masa terjadinya
perubahan itu muncullah makhluk baru yang lebih tinggi tingkatnya, sedangkan yang tidak
mampu hidup dalam kondisi yang baru akan punah. Dalam Al-qashsah Ayat 68 kita baca:
“Dan tuhanmu menciptakan apa saja yang dikehendakinya dan memilih”
Apa yang oleh Darwin disebut seleksi alamiah sebenarnya adalah seleksi Ilahiyah karena Allah
lah yang memilih siapa akan punah dan siapa yang akan terus hidup berkembang. ternyata
bahwa kita dapat memahami ayat ayat yang telah kita bahas itu lebih mendalam. Bagaimana
dengan ayat 5 surah Al Hajj? Jadi dapat kita bandingkan pernyataan ayat ini dengan apa yang di
temukan sains maka kecocokannya sangat tepat jika “turob’’ yang merupakan “zat renik” itu kita
tafsirkan sebagai “sel”. Sebab bila sel telur di buahi ia menjadi apa yang di sebut gamet yang
kemudian tumbuh menjadi gumpalan yang mencengkeram dinding rahim seperti “alaqoh” (yaitu

seekor binatang yang dapat menempel dan mengisap darah) yang kemudian tumbuh menjadi
makhluk yang lebih sempurna. Sebenarnya sebelum menjadi alaqoh itu gumpalan yang dalam
biologi disebut “blastomer” ini menempel di dinding rahim menumbuhkan “akar-akarnya”
masuk kedalamnya. Di dalam An- naziaat ayat 31, kita temukan :
Ia memancarkan dari padanya mata airnya da(menumbuhkan)tumbuhtumbuhannya.”
Waktu Al-qur’an di turunkan sebagai wahyu sekitar 14 abad yang lalu kata-kata “unsur
“kimiawi” lempung katalisator” biomolekul dan sel belum ada,karena sains baru di kembangkan
sesudah turunnya Al-qur’an. Namun kitab suci ini mempergunakan kata-kata yang mengandung
makna yang sangat mengenai sasaran. Bahwa kata-kata lama dapat diperluas pengertiannya
sesuai dengan kemajuan peradaban manusia telah saya terangkan dimuka. Saya tegaskan bahwa
dalam segi inilah kita perlu mengadakan pembaharuan. Bukan islam yang dikenakan yang
pembaharuan. Sebab islam bersumber pada Al-qur’an; suatu kebenaran sepanjang zaman. Yang
kita perbaharui adalah pengertian kita tentang ayat-ayat Al-qur’an yang berhubungan dengan Alkaun.Karena, seperti kita uraikan di muka, pengertian itu berevolusi.Di dalam menafsirkan ayatayat Al-qur’an kita harus menggunakan ayat-ayat Allah dan sunnatur Rasul. Jika untuk ayat yang
menyangkut akidah,alam gaib, perintah ibadah dan sebagainya yang termasuk dalam syriat kita
harus ayat-ayat Al-qur’an yang lingkupnya sama dan hadis untuk nenafsirkannya, maka untuk

ayat yang menyangkut alam fisis yang dapat kita inderakan kita harus mencari penafsirannya
dengan ayat-ayat Allah dalam Al-kaun,dengan menggunakan sains dan teknologi, didasarkan
pada observasi dan penalaran. Dan inilah yang seharusnya dilakukan.karena, tidakkah Allah swt
memerintahkan kepada kita untuk memeriksa apa-apa yang ada di langit dan di bumi ? (ayat 101

surah yunus). Bukankah kita ditegur untuk meneliti bagaimana langit ditinggikan, bagaimna
gunung-gunung ditegakkan dan bagaimana bumi dibentangkan? (ayat 17 dengan 21 surah AlGhasyiyah).Adapun beberapa pertanyaan yang dapat kita uraikan jawabannya.
Bagaimana pandangan ilmu pengetahuan tentang isyarat Al-quran berkenaan dengan makhluk
hidup diluar bumi adanya?
Jadi terkait dengan pernyataan mengenai adanya makhluk yang hidup di luar bumi memang
sering ditanyakan orang. Adapun salah satu universitas Amerika serikat yang berusaha
berkomunikasi dengan makhluk yang ada diluar angkasa sana dengan menggunakan alat yaitu
dengan cara memasangkan antena untuk mengumpulkan data dengan pertolongan menggunakan
komputer untukmenelusuri langit secara sistematis.Tetapi sampai sekarang apa yang mereka
harapkan, yaitu tanda-tanda atau sinyal dari luar angkasa tidak dapat ditangkap oleh alat yang
digunakan bahkan tidak ada sama sekali sesuatu yang menunjukkan bahwa ada makhluk yang
hidup di luar bumi yang memiliki kecerdasan paling tidak sama dengan manusia.proyek ini
diberi nama SETI(search for Ekstra Terrestial Inteligence). Mengapa orang mencari makhluk
semacam itu ?karena dalam satu galaksi yang normal terdapat 100 bilyun bintang. Matahari kita
ini merupakan salah satu bintang yang terdapat dalam galaksi kita disebut bimasakti.Diluar
galaksi kita terdapat 100 bilyun galaksi .Jadi orang menduga tentunya bahwa diantara berbilyunbilyun bintang dialam ini ada yang menghasilkan makhluk dengan kecerdasan tinggi seperti kita
ini.Nah jadi inilah alasan mereka.Di dalam Al-qur’an memang ada ayat-ayat yang menyebutkan
adanya makhluk yang berada diluar bumi. Misalnya di dalam surah An-nahl ayat 49:“Dan
kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berda di langit dan di bumi dari makhluk
hidup,malaikat,sedang mereka tidak bersombong.Di dalam surah An-nahl ayat ini

hanyamenyabutkan tidak di jelaskan bagaiman kita bisa mengetahui hal tersebut apakahmemang
betul maklhluk ini memiliki kecerdasan setinggi manusia.Namun observasi akhir-akhir ini
menunjukkan bahwa materi kita mempunyai posisi yang khusus karena ai terletak di dalam
galaksi, yang dalam gerak-putar mengelilingi pusatnya melewati daerah yang memperlihatakan “

perpadatan”. Waktu edar mengelilingi pusat galaksi sekitar 200 juta tahun. Planet-planet dan
bumi kta berbentuk dari materi antar bintang yang tersapu- serta ketika matahari melewati daerah
dimana terjadi “perpadatan” itu, sehingga timbul suatu sistem tata surya.Karena posisi matahari
bersifat khusus, maka hal ini berarti tidak semua bintang mempunyai posisi yang sebaik
matahari, sehingga dapat terbentuk sistem planet pada bintang itu. Oleh karenanya, maka
sebagian sarjana ada yang berpendapat, barangkali bumi ini yang khusus, yang mampu
menampung evolusi kehidupan menjadi manusia.Untuk dapat berevolusi seperti itu, jarak antara
planet yang bersangkutan dengan bintang yang diikutinya harus menjamin suhu yang memadai,
sedangkan komposisi kimiannya harus juga serupa. Untuk mendapatkan makhluk seperti
manusia, segala perubahan alam di planet itu harus seperti yang telah terjadi di bumi.jelas disini
bahwa untuk mendalami ayat untuk mendalami ayat 49 surah kita harus menggunakan sains
dan teknologi agar kita bisa mengetahui penjelasannya karena di dalam Al-qur’an yang
menyebutkannya namun tidak menjelaskannya secara detail memang fungsi dari hadis itu untuk
menjelaskan apa yang belum di sebutkan di dalam Al-qur’an namun kita juga pasti
membutuhkan referensi lain lagi untuk bisa menjadi suatu ilmu yang memang bisa bermanfaat

bagi diri kita
b. Apa yang di maksud oleh Al-qur’an dengan tujuh lapis langit?
Pertanyaan mengenai tujuh langit dapat di Jwab dengan ayat 12 surah fushshilat yang
menyatakan:
“maka Allah menjadikannya tujuh langit dalam dua hari dan mewahyukan perintahnnya pada
tiap-tiap langit ;dan kami hiasi langit dunia dengan pelita-pelita dan kami
memeliharannya.Demikianlah ketentuan yang maha perkasa lagi maha mengetahui”
Di sini dikatakan bahwa tujuh langit telah di ciptakan Allah swt dalam dua hari dan bahwa langit
dunia telah di hiasinnya dengan pelita-pelita yang kita dapat lihat sebagai bintang-bintang,
galaksi, bulan, matahari dan lain-lain. Langit-langit yang lain tidak memerlukan pelita semacam
itu untuk terang. Sebab, hokum-hukum alamnya tidak perlu sama dengan hukum alam fisis kita
yang dapat kita inderakan. Uraian yang lebih panjang tentang pendapat para kosmolog mengenai
kemungkinan terciptnya lebih dari satu alam dan adanya alam gaib yang hukum-hukumnya
berbeda dengan yang ada di dunia ini telah saya berikan di dalam bab yang lalu. Bahkan

kemungkinan adanya “alam kembaran” di samping alam yang kita huni ini telah di perkirakan
para ilmuan yang menggeluti “teori tali heterotik “.

KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa sains dan teknologi juga memiliki

pengaruh positif tarhadap pemahaman ayat Al-qur’an namun kita juga jangan terlalu
memfokuskan bahwa sains dan teknologi itu sangatlah berpengaruh pada ayat-ayat Alqur’an.jadi kita harus ingat bahwa ini hanya salah satu kajian agar bagaimana bisa untuk
menambah kemampuan kita agar kita tidak salah dalam memahami kedua penjelasan
tersebut.untuk itu dari penulisan Artikel ini jika memang masih terdapat kekurangan baik dari
segi pembahasan maupun yang dari segi lain saya selaku pribadi mohon maaf atas
kekeliruannya karena kita hanya sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan
UCAPAN TERIMA KASIH:
Alhamdulillah saya sangat berterima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah metode
penelitian karena dengan adanya tugas Artikel ini meskipun dalam pembuatan artikel ini belum
terlalu mapan namun saya tetap bersyukur.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad Baiquni, “Al-qur’an ilmu pengetahuan dan teknologi” seri tafsir Al-qur’an Bil Ilmi:01.
(Jakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995).