PENGARUH PENGELUARAN KONSUMSI DAN INVES

ANALISIS JURNAL

“PENGARUH PENGELUARAN KONSUMSI DAN INVESTASI
PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI
INDONESIA”
Darma Rika Swaramarinda*Susi Indrian
FAKULTAS EKONOMI NEGERI JAKARTA
JURNAL ONLINE EKONOMI & PENDIDIKAN Volume IX, Nomor 2, Agustus 2011

Oleh:

Devia Puspita Badzlin
8143163179
D3 SEKRETARI 2016
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Pengeluaran Investasi Pemerintah Dalam neraca anggaran pendapatan dan belanja negara,
pengeluaran pemerintah Indonesia secara garis besar dikelompokkan atas pengeluaran rutin
dan pengeluaran pembangunan. Klasifikasi ini mirip seperti klasifikasi pengeluaran ke dalam
pos-pos pengeluaran lancar dan pos-pos pengeluaran kapital. Pengeluaran rutin pada

dasarnya berunsurkan pos-pos pengeluaran untuk membiayai pelaksanaan roda pemerintahan
sehari-hari, meliputi belanja pegawai, belanja barang, berbagai macam subsidi (subsidi
daerah dan subsidi harga barang); angsuran dan bunga utang pemerintah; serta sejumlah
pengeluaran lain. Sedangkan pengeluaran pembangunan maksudnya pengeluaran yang
bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk prasarana fisik, dibedakan atas
pengeluaran pembangunan yang dibiayai dengan dana rupiah dan bantuan proyek. Banyak
pertimbangan yang mendasari pengambilan keputusan pemerintah dalam mengatur
pengeluarannya. Pemerintah tidak cukup hanya meraih tujuan akhir dari setiap kebijaksanaan
pengeluarannya, tetapi juga harus memperhitungkan sasaran antara yang akan menikmati
atau terkena kebijaksanaan tersebut. Memperbesar pengeluaran dengan tujuan semata-mata
untuk meningkatkan pendapatan nasional atau memperluas kesempatan kerja adalah tidak
memadai, melainkan harus pula diperhitungkan siapa (masyarakat lapisan mana) yang akan
terpekerjakan atau meningkat pendapatannya.
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Seperti telah diketahui, pengeluaran pemerintah
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tercermin dalam realisasi
anggaran belanja rutin dan realisasi anggaran belanja pembangunan, sedangkan jumlah
seluruh penerimaan meliputi penerimaan dalam negeri dan penerimaan luar negeri yang
disebut penerimaan pembangunan. Ditinjau dari tujuannya, pengeluaran rutin merupakan
pengeluaran operasional dan mutlak harus dilakukan serta konsumtif, tetapi tidak semua
anggaran belanja rutin dapat dikategorikan sebagai pengeluaran konsumsi (current

expenditure), misalnya seperti belanja pembelian inventaris kantor, belanja pemeliharaan
gedung kantor, dan lain-lain. Pengeluaran konsumsi yaitu pengeluaran rutin negara dalam hal
ini belanja pegawai yang mencakup gaji dan pensiun, tunjangan serta belanja barang-barang
dalam negeri, dana rutin daerah dan pengeluaran rutin lainnya yang berdampak konsumsi
pegawai atau masyarakat terhadap barang-barang meningkat yang kemudian menaikkan
fungsi konsumsi yang menyumbang kontribusi terhadap bruto nasional dan pertumbuhan
ekonomi.
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya diartikan sebagai suatu proses
dimana PDB riil atau pendapatan riil per kapita meningkat secara terus menerus melalui
kenaikan produktivitas per kapita (Salvatore:1977). Peranan dan besarnya pengeluaran
konsumsi dan investasi pemerintah menjadi sesuatu yang mengundang kontroversi pada
ekonomi makro. Sementara negara-negara bergerak menuju pasar terbuka dan bebas,
pengeluaran konsumsi pemerintah telah meningkat secara terus-menerus.

KETERKAITAN PENGARUH PENGELUARAN KONSUMSI DAN INVESTASI
PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
TERHADAP AKTIVITAS PELAKU-PELAKU EKONOMI DAN TEORI EKONOMI
MAKRO

Sebelumnya kita bahas terlebih dahulu aktivitas pelaku-pelaku ekonomi yaitu,

Kegiatan Ekonomi ini dilakukan oleh Pelaku Ekonomi yang terdiri dari:
1. Rumah Tangga Keluarga
Memiliki dua peran:
Pertama sebagai konsumen yaitu dengan membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh
rumah tangga produsen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kedua sebagai penyedia jasa
factor produksi berupa: modal, tenaga kerja, tanah dan lain-lain.
2. Rumah Tangga Produsen atau Perusahaan
Berupa kesatuan yuridis dan ekonomis dari factor-faktor produksi yang bertujuan mencari
laba atau memberi layanan kepada masyarakat. Di lihat dari kepemilikannya dibedakan
menjadi BUMN dan BUMS. BUMN menekankan layanan kepada masyarakat tanpa
bertujuan mencari laba. BUMN dan BUMS (Persero) hampir sebagian besar bertujuan
mencari laba.
3. Pemerintah
Pemerintah sebagai pelaku ekonomi dapat dilihat dari kegiatan produksi dan konsumsi. Dari
kegiatan produksi pemerintah memiliki andil dalam mengelola segala yang ada di alam ini.
Dari kegiatan konsumsi adalah belanja keperluan Negara, perawatan harta Negara.
4. Masyarakat Luar Negeri
Berupa kerjasama yang baik antar Negara seperti:
a. Memperoleh pinjaman untuk pembangunan
b. Eksport hasil produksi

c. Pengiriman tenaga kerja
d. Berbagi perkembangan IPTEK
e. Import barang
Seperti yang sudah dijelaskan, aktivitas pelaku ekonomi dalam hal ini seperti
pengeluaran rutin yang dikeluarkan pemerintah untuk membiayai pelaksanaan roda
pemerintahan sehari-hari, meliputi belanja pegawai, belanja barang, berbagai macam subsidi

(subsidi daerah dan subsidi harga barang); angsuran dan bunga utang pemerintah; serta
sejumlah pengeluaran lain. Sedangkan pengeluaran pembangunan yaitu pengeluaran yang
bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk prasarana fisik, dibedakan atas
pengeluaran pembangunan yang dibiayai dengan dana rupiah dan bantuan proyek. engeluaran
pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tercermin dalam
realisasi anggaran belanja rutin dan realisasi anggaran belanja pembangunan, sedangkan
jumlah seluruh penerimaan meliputi penerimaan dalam negeri dan penerimaan luar negeri
yang disebut penerimaan pembangunan.
Pengeluaran konsumsi misalnya seperti belanja pembelian inventaris kantor, belanja
pemeliharaan gedung kantor, dan lain-lain. Pengeluaran konsumsi yaitu pengeluaran rutin
negara dalam hal ini belanja pegawai yang mencakup gaji dan pensiun, tunjangan serta
belanja barang-barang dalam negeri, dana rutin daerah dan pengeluaran rutin lainnya. Gajigaji pegawai, pembelanjaan negara, pembenahan sarana dan prasarana juga dalam hal ini
termasuk aktivitas pelaku ekonomi. Mengapa? Karena kegiatan-kegiatan tersebut

mempengaruhi aktivitas ekonomi seperti jual-beli dan pembelanjaan dan sebagainya.

Teori Ekonomi Makro sesuai dengan namanya pula, “makro” berarti besar. Dengan
demikian teori ekonomi makro menganalisis keseluhan kegiatan perekonomian, bersifat
global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam
perekonomian. Dalam menganalisis mengenai kegiatan pembeli, misalnya, yang dianalisis
bukanlah mengenai tingkah laku seorang pembeli, melainkan keseluruhan pembeli yang ada
di pasar. Kita juga tidak lagi memperhatikan permintaan dan penawaran terhadap suatu
barang (misalnya permintaan terhadap mobil, atau penawaran kopi), melainkan permintaan
dan penawaran barang-barang secara keseluruhan (agregat). Dalam hal ini pertumbuhan
ekonomi sangat berkaitan dengan teori ekonomi makro. Pertumbuhan ekonomi suatu negara
dipengaruhi oleh pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah. Banyak pertimbangan
yang dijadikan pengambilan keputusan pemerintah untuk mengatur pengeluaran. Pemerintah
tidak hanya mendapatkan kebijakan nya semata, tetapi juga mempertimbangkan rakyat yang
mana menikmati dan terkena kebijaksanaan tersebut. Memperbesar pengeluaran dengan
tujuan semata-mata untuk meningkatkan pendapatan nasional atau memperluas kesempatan
kerja adalah tidak memadai, melainkan harus pula diperhitungkan siapa (masyarakat lapisan
mana) yang akan terpekerjakan atau meningkat pendapatannya. Pemerintah harus bijak dalam
mengambil keputusan untuk pengeluaran dalam konsumsi karena dalam hal ini juga akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/econosains/article/view/619/534 Darma Rika S & Susi
I: Pengaruh Pengeluaran Konsumsi dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia; JURNAL ONLINE EKONOMI & PENDIDIKAN Volume IX, Nomor 2,
Agustus 2011
Badan Pusat Statistik. Indikator Ekonomi, berbagai edisi.Badan Pusat Statistik.
Statistik dalam 50 Tahun Indonesia Merdeka.Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia,
berbagai edisi.Badan Pusat Statistik.Matriks Investasi pemerintah, Tahun 1996/19971998/1999.Bank Indonesia. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, berbagai
edisi.Dumairy.1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga..Goeritno
Mangkoesoebroto. Ekonomi Publik, Edisi III. Yogyakarta :BPFE, 1995. Gujarati, Damodar.
2003. N. Basic Econometrics. Fourth Edition. McGraw-Hill Higher Education, Ibnu
Syamsi S.U. 1994. Dasar-dasar Kebijaksanaan Keuangan Negara, Jakarta : Rineka Cipta,
Ram,R.. 1986.Government Size and Economic Growth: A New Framework and Some
Evidence from Cross-Sectional and Time-Series Data, American Economic Review, 76,
191-202, Ram,R., 1989.Government Size and Economic Growth: A New Framework
and Some Evidence from Cross-Sectional and Time-