ARTIKEL Produksi Briket dari Serabut Kel (1)

ARTIKEL
Produksi Briket dari Serabut Kelapa Sebagai Media Pembelajaran Fisika
Untuk Meningkatkan Kemampuan Proses Sains
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Rudi Haryadi, M.Pfis

Disusun oleh :
Amalia fitriyani

(2280150012)

Madadina dwi andini (2280150014)
Nurhesa mutiara (22801500
Siti rohanah (22801500
Mochammed chameel gamarra (
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018

KATA PENGANTAR

i

Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Media
Pembelajaran Fisika Menggunakan Briket dari tempurung Kelapa” . Makalah ini di susun untuk
memenuhi tugas Media Pembelajaran Fisika. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pihak
– pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini. Kami sangat berharap makalah
ini dapat berguna dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang briket dari
tempurung kelapa . kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami berharap adanya kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan makalah ini kedepannya. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Serang, Mei 2018

Penulis

DAFTAR ISI
ii


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BEKAKANG

1.2

MAKSUD DAN TUJUAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI BRIKET
2.2 MANFAAT BRIKET
2.3 KELEBIHAN BRIKET TEMPURUNG KELAPA
2.4 KELEMAHAN BRIKET TEMPURUNG KELAPA
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 TAHAP PEMBUATANALAT DAN BAHAN
3.2 PROSEDUR PEMBUATAN
3.3 BIAYA
BAB IV
4.1 PEMBAHASAN
4.2 HASIL
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Media pembelajaran yang menarik dan edukatif sangatlah diperlukan untuk pembelajaran
di era milenial. Media pembelajaran memiliki keterkaitan dengan keberhasilan suatu

pembelajaran. Karena media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat
menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sehingga terjadi
lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
efisien dan efektif (Rayanda Asyar , 2012 : 8). Selain itu , kebutuhan manusia yang terus
meningkat dalam penggunaan energi sehingga kita harus mengantisipasi dengan membuat energi
alternatif baru yang juga dapat digunakan sebagai energy cadangan, di luar ketergantungan kita
terhadap energi yang selama ini disuplai oleh negara. Pencarian energi alternatif ini akan lebih
meringankan beban negara karena dapat mengurangi jumlah kebutuhan energi masyarakat yang
harus disediakan negara. Semakin menipisnya bahan bakar fosil yang selama ini digunakan
sebagai penghasil energi, maka dicarilah alternatif peralatan lain yang mampu menghasilkan
energi tanpa memakai bahan bakar fosil. Selain itu, dampak pemakaian bahan bakar fosil yang
menghasilkan gas karbon monoksida (Co),kurang baik bagi kehidupan dan lingkungan alam
sekitar.Selain itu, dengan meningkatnya harga minyak bumi di pasar global,menjadikan harga
minyak bumi sebagai konsumsi publik yang paling besar,langka dan mahal di pasaran selain itu
masalah lain yang dihadapi masyarakat Indonesia dengan meningkatnya jumlah penduduk adalah
produksi sampah yang semakin meningkat. Sampah merupakan suatu masalah yang kompleks,
baik dari segi ekonomi, sosial, budaya maupun kesehatan.Salah satu cara mengatasi kedua
masalah tersebut adalah membuat bahan bakar alternatif berupa briket arang dengan
memanfaatkan sampah organic (sabut kelapa). Produksi buah kelapa indonesia rata rata 15,5
milyar butir/tahun atau setara dengan 3,02 juta ton kopra, 3,75 juta ton air, 1,8 juta ton serabut

kelapa dan 3,3 juta ton deu sabut (Agustian et al, 2003: Allorerung, dan Lay , 1998: Anonim,
2000 : Nur et al, 2003: APCC,2003). Industri pengolahan buah kelapa umumnya masih terfokus
kepada pengolahan hasil daging buah sebagai hasil utama, sedangkan industri yang mengolah
hasil samping buah seperti : air, sabut, dan tempurung kelapa masih dalam skala kecil.
Dimasyarakat umumnya sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk mencuci piring. Sebagian besar
masyarakat lebih memilih limbah sabut kelapa untuk di buang. Padahal sabut kelapa bisa pula
dijadikan bahan bakar sama hal nya dengan tempurung kelapa dengan diolah menjadi briket.
Karena sabut kelapa yng memiliki kandungan arang didalamnya. Sabut kelapa yang dijadikan
arang dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya dengan menjadikannya karbon aktif. Cara membuat
karbon aktif dari sabut kelapa relatif lebih mudah. Selain bisa dimanfaatkan menjadi bahan
bakar alternatif, briket sabut kelapa juga bisa dijadikan sebagai media pembelajaran fisika,
karena proses pembuatannya melibatkan variabel variabel yang bisa di tinjau dari ilmu fisika,
seperti kerapatan, tekanan dsb. Dimana variabel variabel tsb dapat mempengaruhi hasil briket
sabut kelapa Oleh karena itu, penyusun berinisiatif untuk membuat produk briket sabut kelapa
dan membuat laporan dengan judul “Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Briket dari Sabut
Kelapa guna melatih keterampilan proses sains “

1

1.2 TUJUAN

1. Melakukan percobaan briket arang
2. Menemukan kelebihan briket bioarang dibandingkan bahan bakar lain.
3. Memberikan masukan kepada instansi terkait untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai potensi briket bioarang dan mengenai potensinya sebagai bahan bakar alternatif
yang ramah lingkungan.
4. Memberi informasi kepada masyarakat mengenai adanya briket bio arang sebagai bahan
bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan , mudah cara memperoleh bahan serta cara
pembuatannya dan juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran fisika.
5. Diharapkan nantinya dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena pemakaian bahan
bakar yang mengandung polutan berbahaya.

BAB II
2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI BRIKET
Briket adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang tersusun dari
butiran halus dari bahan yang mengandung karbon tinggi dengan sedikit campuran bahan
perekat. Briket merupakan bahan bakar padat yang dapat digunakan untuk memasak. Briket

merupakan sumber energi alternatif dan atau pengganti bahan bakar minyak dan atau kayu yang
terbuat dari limbah organik, limbah pabrik maupun dari limbah perkotaan dengan metode yang
mengkonversi bahan baku padat menjadi suatu bentuk hasil kompaksi yang lebih efektif, efisien
dan mudah untuk digunakan (Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006). Salah
satu upaya untuk mengatasi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak ialah
melalui bahan bakar alternatif, seperti briket. Briket adalah padatan yang umumnya berasal dari
limbah pertanian. Sifat fisik briket tidak kompak, tidak keras, dan tidak padat, seperti serbuk
gergaji dan sekam.Briket merupakan hasil dari pengolahan limbah atau sampah padat, namun
hanya sampah yang bersifat degradable yang hanya dapat dijadikan sebagai briket, artinya hanya
sampah yang mudah hancur yang dapat dijadikan briket. Briket sudah sering ditemui di
lingkungan dan dikenal sebagai arang, namun kebanyakan briket yang ada di masyarakat adalah
briket yang berasal dari kayu dan batu bara, sebab disamping masyarakat belum memahami
bahwa briket ini sebenarnya dapat dibuat dari berbagai macam bahan baku, misalnya; tempurung
kelapa, kotoran sapi, eceng gondok, kulit kacang, dan sampah organik (contohnya; dedaunan,
ranting, serasah, dan jerami).
2.2 MANFAAT BRIKET
1. Pengganti bahan bakar lain seperti kayu bakar, minyak tanah dan lain lain
2. Merupakan bahan bakar yang cukup aman dalam proses penghidupannya.
3. Mudah di temui karena bahan utamanya disediakan oleh alam.
2.3 SABUT KELAPA

Sabut kelapa merupakan bagian terluar buah kelapa yang membungkus tempurung
kelapa.ketebalan sabut kelapa berkisar 5-6 cm yang terdiri atas lapisan terluar (exocarpium) dan
lapisan dalam (endocarpium). Endocarpium mengandung sel serat halus yang dapat digunakan
sebagai bahan pembuat tali, karung, pulp, karpet, sikat, keset , isolator panas dan suara, filter,
bahan pengisi jok/kursi mobil dan papan hardboard. Satu butir buah kelapa menghasilkan 0,4 kg
sabut yang mengandung 30% serat. Komposisi kimia sabut kelapa terdiri atas : selulosa, lignin,
pyroligneous, acid, gas, arang, tertannin, dan potasium (Rindengan et el, 1995)

2.4 KELEBIHAN BRIKET TEMPURUNG KELAPA
1. Lebih murah dan Ekonomis
3

2. Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama.
3. Tidak beresiko meledak/terbakar seperti Kompor Minyak Tanah atau Kompor Elpiji
4. Tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga sehingga tidak membuat alat2
memasak anda menjadi rusak
5. Sumber Briket Sabut Kelapa berlimpah
6. Ramah Lingkungan dan aman Bagi Kesehatan terutama bagi Ibu-Ibu yang sering
memasak didapur.
2.5 KELEMAHAN BRIKET TEMPURUNG KELAPA

1. Tidak efisien waktu karena proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Daya panas api sedikit lambat dibangdingkan bahan bakar lainnya.
3. Hanya bisa dipakai satu kali sampai habis karena panas briket tidak akan hilang sampai
briket menjadi bara.

BAB III
4

METODE PENELITIAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
a) ALAT
1.
2.
3.
4.
5.

Kaleng bekas
Cobek
Saringan

Wadah untuk mengaduk
Cetakan (paralon bekas)

b) BAHAN
1. Sabut kelapa dan arang tempurung kelapa
2. Tepung kanji
3. Korek api
4. Air panas
3.2 PROSEDUR PEMBUATAN
1. Penyiapan bahan baku
Usahakan sabut kelapa sudah kering agar mempercepat proses karbonisasi dan hasil karbonisasi
lebih homogen.
2. Karbonisasi (pengarangan)
Bakar sabut kelapa hingga sabut kelapa berwarna hitam.
3. Penumbukan arang
Arang yang terbentuk ditumbuk sampai halus.
4. Saringan
Arang yang sudah di tumbuk disaring dengan saringan 0,1 atau 0,5 mm atau saringan mesh atau
saringan biasa kalau tidak ada. Arang yang tidak lolos saringan bisa digiling kembali


5. Pencampuran dengan bahan pelekat
Ada beberapa perekat yang bisa digunakan , seperti tepung kanji (tapioka)yang paling murah dan
mudah adalah lem kanji. Untuk pembuatan lem kanji di campur dengan air mendidih dan
diaduk-aduk. Setelah dingin lem di campur dengan tempurung kelapa yang sudah halus.
5

6. Pencetakan adonan
Adonan antara arang dengan bahan perekat dimasukkan di dalam cetakan dengan ditekan-tekan
agar padat dan tidak mudah pecah atau hancur. Cetakan bisa terbuat dari kayu, logam, atau PVC
yang mempunyai lubang di atas dan di bawah agar mempermudah pengeluaran briket.
7. Pengeringan briket
Briket yang sudah dicetak dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari sampai benarbenar kering, selama pengeringan, briket dibolak-balik agar pengeringan merata.
8. Uji nyala
Uji nyala digunakan untuk mengetahui kemampuan briket arang sebagai bahan bakar. Idealnya
200 gram briket bisa mendidihkan 2 liter air dalam waktu 45 menit.
3.3 BIAYA
Untuk masalah biaya sangat murah karena briket merupakan pemanfaatkan limbah yang sudah
tidak terpakai lagi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

6

Pada proses pembuatan briket sabut kelapa kelompok kami membuat beberapa briket
dengan variasi komposisi yang berbeda. Di minggu pertama kami membuat briket dengan bahan
sabut kelapa yang dicampur dengan arang tempurung kelapa dan di minggu selanjutnya kami
membuat briket dengan bahan hanya sabut kelapa saja. Dan setelah di uji coba ternyata nyala
briket yang lebih lama adalah briket hasil campuran antara sabut kelapa dengan arang tempurung
kelapa. Mengapa demikian? Karena briket dengan campuran sabut kelapa dan arang tempurung
kelapa memiliki kadar karbon yang lebih banyak. Dimana kadar karbon pada arang tempurung
kelapa sebesar 76,32 % . presentase karbon pada arang tempurung kelapa mengalami kenaikan
setelah tempurung kelapa melewati proses pembakaran. Sebelum menjadi arang, tempurung
kelapa memiliki kadar karbon sebesar 18,29 persen. Perubahan tempurung kelapa menjadi arang
dilakukan melalui proses pirolisis (pemanasan). Pada proses pirolisis unsur unsur bukan karbon
seperti hidrogen dan oksigen akan hilang hingga menyisakan sebanyak mungkin karbon (C)
dalam bahan. Sedangkan , kadar karbon pada sabut kelapa sebesar 17%. Semakin besar jumlah
karbon semakin lama proses pembakaran yang dihasilkan. Ini berarti briket dengan bahan
campuran sabut kelapa dan arang sabut kelapa memiliki lama waktu bertahan lebih lama
dibanding briket hanya dengan sabut kelapa saja.selain itu ketika di uji coba nyala briket, briket
dengan campuran sabut kelapa dan arang tempurung kelapa lebih cepat dalam menghasilkan bara
api sedangkan briket dengan sabut kelapa saja memerlukan waktu yang cukup lama.

BAB V
PENUTUP
7

5.1 KESIMPULAN
Dengan adanya briket kita dapat mengolah bahan- bahan yang sudah tidak terpakai lagi
menjadi barang yang lebih multifungsi. Proses pembriketan adalah proses pengolahan yang
mengalami perlakuan pencampuran bahan baku, pencetakan dan pengeringan pada, sehingga
diperoleh briket yang mempunyai bentuk, ukuran fisik, dan sifat kimia tertentu prinsipnya untuk
membuat briket ini digunakan proses yang meliputi : Pengeringan, pemisahan, karbonisasi,
pencampuran dan pencetakan. Briket dengan campuran sabut kelapa dan arang tempurung kelapa
lebih cepat dalam menghasilkan bara api dan juga memiliki waktu daya bakar yang lama Dari
kajian mengenai pengertian dan proses pembuatan briket dari sabut kelapa, briket sabut kelapa
ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran fisika.
5.2 SARAN
Perlu adanya analisis lebih detail lagi mengenai briket sabut kelapa yang ditinjau dari uji
fisika, seperti kerapatan dan tekanan, sehingga pembaca bisa mengetahui bagaimana mengolah
briket dengan sabut kelapa namun hasilnya maksimal.
.
5.3 UCAPAN TERIMA KASIH
Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada seluruh anggota tim briket sabut kelapa
yang telah membantu dalam pembuatan briket sabut kelapa dan juga kepada dosen pengampu
mata kulian alat peraga fisika bapak Rudi Haryadi, M.Pfis yang telah memberikan bimbingannya
selama proses pembuatan briket sabut kelapa.

Daftar pustaka

8

LAMPIRAN
A. Alat dan bahan

9

Serabut kelapa yang telah di keringkan

Cobek

Centong

Wadah untuk mengaduk

Tepung kanji

10

Saringan

Air hangat

B. Prosedur percobaan

1. bakar sabut kelapa

2. haluskan sabut kelapa yang telah di bakar

11

2. saring hasil sabut kelapa yag halus

3. campurkan tepung kanji dengan air hangat

12

4. masukan abu sabut kelapa kedalam adonan aci

5. campurkan hingga merata dan kalis

4. cetak briket

13

5. briket yang sudah dikeringkan

5. uji nyala briket

14