IDENTIFIKASI LOGAM BERAT MERKURI Hg PADA
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
IDENTIFIKASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) PADA TANAMAN
PADI (Oriza Sativa) DI DESA MOPUYA KECAMAN DUMOGA UTARA
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
Ridel Suruh 1,Prof. Dr.Sanusi Gugule, MS 2, Dr. Tommy.M.Palapa, M.Pd3.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kandungan logam berat
pada tanaman padi dan biji padi. Logam berat yang dianalisis yaitu Cadmium(Cd),
Arsen(Ar), Timah (Pb), dan Raksa (Hg). Penelitian ini menggunakan metode eksploratif
deskriptif dengan 4 titik sampel penelitian yaitu lokasi di aliran air masuk sawah (LA),
titik pembagian air ( LB), lokasi pendistribusian air ke sawah ( LC) , titik pelepasan air
(LD). Penelitian tentang kandungan logam berat pada biji padi diambil di lokasi sekitar
aliran air irigasi, pengambilan sampel biji tanaman padi dengan umur masing-masing 2,5
bulan dan 3 bulan.
Hasil peneltian menunjukkan bahwa kandungan logam berat pada tanaman padi
masing-masing titik mengandung logam berat jauh melebihi ambang batas. Secara
keseluruhan kandungan logam berat pada tanaman padi di empat lokasi sawah di Desa
Mopuya masing-masing kisarannya adalah Cd antara 0 – 0,08 ppm, As antara 0 – 3,8
ppm, dan Hg antara 0,0 – 0,1 ppm.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bijan
padi yang ditanam di wilayah persawahan di wilayah Mopuya mengandung logam berat
dengan kandungan bervariasi dan telah melebihi ambang batas yang telah ditentukan.
Kata Kunci : Identifikasi Tanaman Padi dan Logam Berat Merkuri.
1
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
IDENTIFICATION OF MERCURY (Hg) IN RICE (ORIZA ZATIVA) IN
MOPUYA, NORTH DUMOGA
Ridel Suruh1, Professor. Dr.Sanusi Gugule,MS 2, Dr. Tommy.M.Palapa, M.Pd3.
ABSTRACT
The research purposes are to know the heavy metal in rice stem and rice. The
heavy Metal was analyzed such as Cadmium (Cd), Arsenic (Ar), Plumbum (Pb) and
Mercury (Hg). This research used descriptive explorative method with 4 nodes sample are
namely: 1) at the inlet of river stream which entering the rice field (LA); Splitting water
(LB); water distribution pond (LC) and rice field water outlet (LD). To investigate the
content of heavy metal in rice done such as: 1) the rice was taken from the surrounding of
irrigation stream. The sample of rice was taken when it was already 2,5 months and 3
months.
The research result shows tha the content of heavy metal on rice stem in every
sample nodes was over the standard. In all, the content of heavy metal on rice stem in 4
location in Mopuya Village in average namely: 1) Cadmium (Cd) between 0 – 0,08 ppm;
2) Arsenic (As) between 0 – 3,8 ppm; and Mercury (Hg) between 0,0 – 0,1 ppm. The
research conclusion is tha the rice steam and rice which planting in Mopuya village rice
field content of heavy metal was variously and over standard.
Keywords: Identification of rice,Mercury.
2
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
3
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
PENDAHULUAN
diketahui
bahwa
arsen
bersifat
karsinogenik. Sumber utama arsen
adalah hasil akhir penambangan logam.
Arsen yang dihasilkan sebagai hasil
ikatan dari pertambangan tembaga,
emas, dan terakumulasi sebagai limbah
(Ahmad, 2004).
Merkuri (Hg) merupakan salah
satu bahan pencemar logam berat yang
sangat penting untuk diperhatikan.
Selain dapat masuk secara langsung ke
dalam perairan alami dari limbah
industri juga dapat masuk melalui air
hujan dan pencucian tanah. Toksida
merkuri atau dikenal dengan minamata
deseasesecara tragis terjadi di Teluk
Minamata Jepang. Selama periode
1953-1960 terdapat 111 kasus tentang
keracunan merkuri akibat memakan
ikan yang terkontaminasi oleh merkuri.
Dari bencana ini, 43 meninggal, dan
juga terjadi cacat tubuh dari bayi-bayi
yang
dilahirkan
ibu-ibu
yang
mengkonsumsi yang terkontaminasi
merkuri tersebut sebesar 5-20 ppm.
Sumber merkuri berasal dari limbah
industi
kimia
yang
membuang
limbahnya
ke
teluk
Minamata
(Supryanto, dkk., 2007).
Usaha penambangan
emas
tradisional sering dianggap sebagai
penyebab kerusakan dan pencemaran
lingkungan, karena para penambang
menggunakan
merkuri
untuk
mengekstrak emasnya, cadmium dan
arsen sebagai hasil dari pertambangan
emas. Banyak sungai, di wilayah
Indonesia dilaporkan tercemar logam
berat seperti Cd, As, dan Hg dari
limbah
penambangan
emas
(Yustiawati., et al., 2003).
Berdasarkan
pengamatan
lapangan, banyak proses pengolahan
bijih emas dengan gelundung (tromol)
dilakukan di lokasi pemukiman, di
Air sering tercemar oleh
komponen-komponen anorganik antara
lain logam berat yang berbahaya.
Penggunaan logam-logam berat ini
untuk keperluan sehari-hari secara
langsung atau tidak langsung, sengaja
atau tidak sengaja, sengaja tapi tidak
langsung, telah mencemari lingkungan,
dimana beberapa jenis tertentu telah
mencemari
lingkungan
melebihi
ambang
batas
kehidupan(Fardiaz
1992).Logam-logam pencemar tersebut
antara lain cadmium (Cd), arsenik (As),
merkuri (Hg), timbal (Pb), kromium
(Cr), dan nikel (Ni) merupakan logamlogam yang terakumulasi dalam tubuh
suatu organisme dan akan tetap tinggal
dalam tubuh dalam jangkah waktu lama
sebagai racun.
Kadmium (Cd) merupakan
bahan
pencemar
berasal
dari
pembuangan limbah industri dan
limbah pertambangan. Pengaruh pada
manusisa
sangat
serius
yaitu
menyebabkan tekanan darah tinggi,
kerusakan ginjal, kerusakan jaringan
testikuler dan kerusakan sel-sel darah
merah.
Keracunan
cadmium
menyebabkan penyakit di Jepang yang
diberi nama “Hai-hai” atau aduh-aduh.
Hal ini dialami oleh sebagian penduduk
dimana sungai Jitusu sumber dari bahan
pencemar ini berasal dari kegiatan
pertambangan .Arsen (As) telah dikenal
merupakan Zat kimia yang sangat
berbahaya. Keracunan arsen (warangan,
As2O3) yang akut dapat berasal dari
makanan yang jumlahnya lebih dari
100 mg unsur tersebut. Keracunan
kronis dapat terjadi melalui makanan
dalam jumlah arsen yang sedikit
dalam periode waktu yang lama.
Dari bermacam-macam kejadian telah
4
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
halaman rumah atau kebun pemiliknya.
Hal ini tentu menjadi perhatian,
khususnya dalam melihat kemungkinan
kontaminasi logam berat di lingkungan
tempat tinggal masyarakat sehingga
pengetahuan tentang konsentrasilogam
berat dalam tanah dan air menjadi
cukup penting (Setiabudi, 2005).
Logam termasuk kontaminan
yang unik karena tidak dapat
terdegradasi baik secara biologi
maupun
kimiawi
yang
dapat
menurunkan kadar racunnya sehingga
dampaknya bisa berlangsung sangat
lama. Kemungkinan yang terjadi adalah
logam akan mengalami transformasi
sehingga dapat meningkatkanmobilitas
dan sifatracunnya.
Salah satu
penyebab terjadinya kontaminasi lahan
oleh logam berat adalah kegiatan
penambangan emas tanpa izin (PETI).
Hal ini terjadi karena material tambang
yang diolah oleh para penambang
mengandung logam berat seperti
Cadmium (Cd), Arsen (As), dan
Merkuri (Hg). Merkuri digunakan oleh
para penambang sebagai media untuk
mengikat emasnya, sedangkan Cd dan
As sebagai hasil samping dari proses
pengolahan emas.
Hasil
pengamatan yangada di sekitar
desaMopuya, kegiatan PETI ini
berlangsung di lingkungan rumah
penduduk setempat, dimana air
limbahnya dibuang ke saluran irigasi
yang digunakan untuk mengairi sawah
yang letaknya bersebelahan dengan
desa tersebut.Saluran irigasi merupakan
salah satu ekosistem yang seringkali
menjadi tempat pembuangan limbah
pertambangan sehingga mengakibatkan
tingkat pencemaran semakin tinggi
yang pada akhirnya pencemaran
tersebut
mempengaruhi kehidupan
biota air yang ada di dalamnya.
Saat ini masyarakat menanam
tanaman padi sawah di lahan yang
diairi oleh air yang mengandung limbah
PETI, yang masih tetap berlangsung
seperti biasa tanpa mempertimbangkan
resiko terhadap efek samping dari
limbah yang di buang ke badan sungai.
Kegiatan pertanian ini berlangsung
terus menerus sejalan dengan aktifitas
masyarakat membuang limbah pada air
irigasi yang digunakan untuk mengairi
sawah.
Padi merupakan salah
satu
jenis tumbuhan fitoremediasi
logam berat pada prakteknya dapat
mengikat logam berat pada akar dan
tajuk (batang, daun dan buah) maka
perlu dilakukan penelitian serapan
tanaman
padi
terhadap logam
berat.Berdasarkan uraian di atas maka
perlu dilakukan penelitian untuk
Identifikasi Kandungan Logam Berat
Merkuri (Hg) Pada Tanaman Padi
(Oriza Sativa) Di Desa Mopuya
Kecamatan Dumoga Utara Kabupaten
Bolaang Mongondow.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode ekplorarif
deskriptif
yaitu:
mengkaji
dan
menggambarkan
atau
melukiskan
keadaan objek-objek penelitian pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana adanya
(Nawawi, 1987). Dalam penelitian ini
ditentukan
lokasi
pengambilan
sampeltanaman padidan padi yang
ditanam di lahan yang sehari-harinya
diairi oleh air yang mengandung limbah
PETI. Pengambilan lokasi penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan
logam berat pada tanaman padi.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian
5
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
Pada dasarnya penelitian ini
merupakan penelitian lapangan yang
dilakukan pada tanaman padi di lahan
sawah yang diairi oleh limbah PETI di
Desa Mopuya Kecamatan Dumoga
Kabupaten
Bolaang
Mongondow,
dilanjutkan
dengan
analisis
Laboratorium. Analisis Laboratorium
sampel tanaman padi dilaksanakan di
Laboratorium Balai Penelitian Tanah
Bogor, Jawa Barat dan Analisis biji
padi dilakukan di Laboratorium Balai
Riset Dan Standardisasi Industri
Manado.. Analisis logam berat pada
sampel tanaman padi dan biji padi
menggunakan SSA (Spektrofotometri
Serapan Atom).
Penelitian serapan logam berat
pada tanaman padi dilakukan pada
bulan Nopember – Desember 2011.
Pengambilan sampel untuk analisis
logam
berat
pada
Tanaman
Padidilakukan tanggal 10 Nopember
2011, pada pukul 05.00. Sedangkan
penelitian sampel biji padi dilakukan
pada bulan Oktober 2011.
tidak
layu
sampai
ditempat
dilakukannya analisis. Lokasi analisis
dilakukan di Laboratorium tanah
Bogor.
Pengambilan
sampel
biji
padi,dilakukan dengan mengambil
beberapa bulir padi yang ditanam pada
titik air masuk sawah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Data
pengambilan
sampel
tanaman padi
Data sampel tanaman padi
dilakukan di lahan sawah yang
menggunakan
air
irigasi
yang
mengandung
limbah
PETI.
Pengambilan sampel dilakukan pada
tanggal, 10 Nopember 2011 diambil
dari empat stasiun pengambilan sampel
dengan jarak rata-rata antar stasiun
tersebut, yaitu:
Sampel 1 dengan kode LA : Diambil
pada titik jatuh air masuk, jarak dari
sumber PETI 2000 meter.
Sampel 2 dengan kode LB : Diambil
pada jarak 30 meter dari sampel 1
Sampel 3 dengan kode LC : Diambil
pada jarak 20 meter dari sampel 2
Sampel 4 dengan kode LD : Diambil
pada jarak 30 meter dari sampel 3.
Pemilihan lokasi pengambilan
sampel berdasarkan pada lahan sawah
menggunakan
air
irigasi
yang
mengandung
limbah
PETI
dan
mengambil tanaman padi sebagai
sampel karena padi merupakan
tanaman yang dapat menyerap logam
berat. Data Hasil analisis logam berat pada
Prosedur Penelitian
Tanaman padi diambil pada
empat lokasi dengan ciri dan
karakternya masing masing. Sampel
tanaman padi (1) dengan kode LA
diambil pada tempat jatuhnya air
irigasi. Sampel (2) dengan kode LB
diambil dengan jarak 30 meter dari
sampel 1. Sampel (3) dengan kode LC
diambil dengan jarak 20 meter dari
sampel 2, sedangkan sampel (4) dengan
kode LD diambil dengan jarak 30 meter
tanaman padi di Desa Mopuya dapat di
dari sampel 3. Setelah titik sampel
lihat pada Tabel 4.1
ditentukan, selanjutnya sampel (padi)
diambil langsung dari keempat lokasi
penelitian dengan dijaga agar tanaman
padi yang diambil dengan buahnya
Tabel 4.1. Data Hasil analisis logam berat pada tanaman padi di Desa Mopuya.
6
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
Berdasarkan
hasil
analisis
Laboratorium Balai Penelitian Tanah
Bogor kandungan Cadmium (Cd) pada
lokasi LA adalah 0,08 ppm, sedangkan
di tiga lokasi LB, LC, dan LD kadar
Cd tidak terdeteksi, dengan limit
deteksi
0,0012
ppm.
Grafik
pengamatan pada (Gambar 4.1).
Gambar 4.1.Grafik Kadar Cd pada tanaman padi
Gambar 4.2. menunjukkan kadar
Arsen (As) hasil penelitian yaitu
dimana kandungan As pada lokasi LA,
LB, dan LC tidak terderteksi dengan
limit deteksi 0,0036 ppm sedangkan
kadar As pada lokasi LD adalah 3,8
ppm. (Gambar.4.2).
7
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
Gambar. 4.2.Grafik kadar Arsen pada tanaman padi
Uji Laboratorium menunjukkan
konsentrasi Merkuri (Hg) dalam
tanaman padi di lahan sawah di desa
Mopuya adalah pada lokasi LA dan
lokasi LC adalah 0,1 ppm sedangkan
pada lokasi LB dan Lokasi LD tidak
terdeteksi dengan limit deteksi 0,0027
ppm. (Gambar 4.3).
Gambar. 4.3.Grafik kadar merkuri pada tanaman padi
4.2.Data pengambilan sampel bijian padi.
Uji Laboratorium menunjukkan
konsentrasi Merkuri (Hg) dalam
tanaman padi di lahan sawah di desa
Mopuya, pada lokasi LA dan lokasi
LC adalah 0,1 ppm sedangkan pada
lokasi LB dan Lokasi LD tidak
terdeteksi dengan limit deteksi 0,0027
ppm. (Gambar 4.3).
8
Tabel 4.2.Data Hasil analisis logam berat pada bijian padi di Desa Mopuya
N
o
Parameter
1 Raksa (Hg)
2 Timbal (Pb)
3 Cadmium (Cd)
Hasil Analisis
Satuan
Umur 2,5 Bulan Umur 3 Bulan
0.01
0.01
ppm
0.02
0.13
ppm
0.1
0.21
ppm
Metode Analisis
SSA
SSA
SSA
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Balai Riset Dan Standardisasi
Industri Tahun 2011.
Berdasarkan hasil analisis dari
laboratorium Balai Riset Dan
Standardisasi
Industri
Manado
bahwa biji padi di Desa Mopuya,
kandungan Merkuri (Hg) pada biji
padi yang diambil berumur 2,5 bulan
adalah 0,01 ppm. Grafik pengamatan
pada (Gambar.4.4.)
Gambar 4.4. Grafik kadar Merkuri pada biji padi
Uji Laboratorium menunjukkan
konsentrasi Timbal (Pb) dalam biji
padi umur 2,5 bulan adalah 0,02
ppm sedangkan pada biji padi umur
3 bulan adalah 0,13 ppm. (Gambar
4.5.)
Gambar 4.5. Grafik Kadar Timbal (Pb) pada bijian padi
Pada
uji
laboratorium
konsentrasi Cd pada biji padi umur
2,5 bulan adalah 0.1 ppm, dan
konsentrasi Cd pada umur 3 bulan
adalah 0,21 ppm (Gambar. 4.6.).
Gambar 4.6. Grafik kadar Cadmium (Cd) pada bijian padi
Pembahasan
1. Hasil Pengukuran Logam Berat
pada tanaman padi.
Hasil pengukuran logam berat
Cd dan As pada tanaman padi
dianalisis denganmetode SSA Nyala
sedangkan analisis logam berat Hg
dianalisis dengan metode SSA
Sistem uap dinginyang dilakukan di
Laboratorium Balai Penelitian Tanah
Bogor yaitu:Sampel LA = Contoh
tanaman padi yang diambil pada titik
air irigasi masuk dilahan sawah
ditemukan Cd = 0,08 ppm, As =
tidak terdeteksi, dan Hg = 0,1 ppm;
Sampel LB= Contoh tanaman padi
yang diambil pada jarak 30 meter
dari lokasi LA, ditemukan Cd = td,
As = td, dan Hg = 0,0 ppm;
SampelLC= Contoh tanaman padi
yang diambil dengan jarak 20 meter
dari lokasi LB ditemukan Cd = td, As
= td, dan Hg = 0,1 ppm; Sampel LD
sampel tanaman padi yang diambil
dengan jarak 30 meter dari lokasi LC
ditemukan Cd = td, As = 3,8 ppm,
dan Hg = 0,0 ppm.Analisis logam
berat ini menggunakan limit deteksi
untuk Cd : 0,0012 ppm; As : 0,0036
ppm; dan Hg : 0,0027 ppm.
1.1. Cadmium (Cd).
Nilai Cd yang diperoleh dari
hasil pengukuran tanaman padi
dengan analisis SSA system nyala,
terdeteksi di lokasi LA dengan
konsentrasi 0,08ppm sedangkan di
tiga lokasi LB, LC, dan LD tidak
terdeteksi. Nilai konsentrasi Cd 0,08
ppm yang ditemukan masih berada di
bawah batas ambang batas Cd dalam
tanaman yaitu : 0,1 ppm.
1.2. Arsen (As).
Hasil analisis As pada tanaman
padi yang di analisis SSA system
nyala, terdeteksi di lokasi LD dengan
konsentrasi 3,8 ppm sedangkan di
tiga lokasi LA, LB, dan LC tidak
terdeteksi. Konsentrasi As 3,8 ppm
yang ditemukan sudah melampaui
ambang batas logam berat yang
diperbolekanpada tanaman yaitu:
0,02 ppm.
1.3. Merkuri (Hg).
Nilai Hg yang diperoleh dari
hasil pengukuran tanaman padi
dengan analisis SSA system uap
dingin, terdeteksi di dua lokasi yaitu:
lokasi LA = 0,1 ppm; lokasi LC = 0,1
ppm. Sedangkan di dua lokasi yang
lain yaitu: Lokasi LB dan LD = 0,0
ppm dengan asumsi konsentrasi di
dua lokasi LB dan LD di bawah limit
deteksi dari Hg yaitu : 0,0027
ppm.Nilai konsentrasi Hg pada
lokasi LA dan LC 0,1 ppm sudah
melampaui ambang batas yang
diperbolehkan pada tanaman yaitu:
0,005 ppm. Sedangkan konsentrasi
Hg di dua lokasi LB dan LD dapat
terdeteksi tapi masih berada di
bawah limit deteksi Hg dengan
analisis SSA system uap dingin yaitu
: 0,0027 ppm.
2. Hasil Pengukuran Logam Berat
pada bijian padi di Desa Mopuya.
Berdasarkan hasil pengukuran
logam berat di laboratorium Balai
Riset dan Standardisasi Industri
Manado dengan Analisis SSA, pada
biji padi berumur 2,5 bulan
ditemukan Hg 0,01 ppp ; Pb 0,02
ppm; dan Cd 0,10 ppm, sedangkan
hasil pengukuran logam berat pada
biji padi yang berumur 3 bulan
ditemukan konsentrasi Hg 0,01 ppm;
Pb 0,13 ppm; dan Cd 0,21 ppm.
Timbal dan Cadmium pada biji padi
dianalisis dengan metode SSA
system Nyala dan Hg dianalisis
dengan metode SSA Sistem uap
dingin.
2.1. Merkuri (Hg)
Ditemukannya kadar Hg pada
biji pada yang berumur 2,5 bulan
dengan konsentrasi 0,01 ppm berarti
konsentrasi Hg sudah melewati
ambang batas yang diperbolehkan
pada tanaman yaitu 0,005 ppm.
Penemuan konsentrasi Hg pada biji
padi yang berumur 3 bulan sama
dengan konsentrasi pada biji padi
yang berumur 2,5 bulan yaitu 0,01
ppm. Kedua nilai ini baik konsentrasi
yang ditemukan pada padi yang
berumur 2,5 bulan maupun biji padi
yang diambil berumur 3 bulan sudah
melewati ambang batas yang
diperbolehkan.
2.2. Timbal (Pb)
Hasil
analisis
konsentrasi
Timbal (Pb) ditemukan pada biji padi
yang berumur 2,5 bulan adalah
Pb=0,02 ppm, sedangkan konsentrasi
Pb pada biji padi berumur 3 bulan Pb
= 0,13 ppm. Nilai Pb pada biji padi
berumur 2,5 bulan 0,02 ppm dan
nilai Pb pada biji padi yang berumur
3 bulan 0.13 ppm belum melampaui
ambang batas yang diperbolehkan
yaitu 0,2 ppm.
2.3.Cadmium (Cd)
Kadar
Cd
yang
yang
ditemukanpada biji padi berumur 2,5
bulan yaitu Cd =0,10 ppm sama
dengan
ambang
batas
yang
diperbolehkan yaitu 0,1 ppm
sedangkan konsentrasi Cd yang
ditemukan pada biji padi yeng
berumur 3 bulan yaitu 0,21 ppm
sudah melampaui ambang batas yang
diperbolehkan yaitu 0,1 ppm.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan
dari
data
penelitian dan hasil analisis data
yang diperoleh, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Tanaman padi yang di tanam
dilokasi penelitian di Desa
Mopuya Kecamatan Dumoga
Utara perlu ditangani secara
serius karena hasil analisis logam
berat telah menunjukkan kadar
logam
berat
yang
cukup
siknifikan.
2. Hasil analisis yang dilakukan pada
biji padi yang diambil di lahan
sawah menggunakan air irigasi
mengandung limbah Peti pada
biji padi berumur 2,5 bulan dan
berumur
3
bulan
telah
mengandung konsentrasi logam
berat yang melampaui ambang
batas.
2. Saran
Dari kesimpulan penelitian
yang telah disampaikan maka
beberapa
saran
yang
dapat
disarankan sebagai berikut:
1. Bagi setiap pemilik tromol atau
gelundung agar memiliki sistem
pengolahan limbah yang baik.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan
bagaimana pengaruh limbah
pengolahan tambang terhadap
tanaman padi di Desa Mopuya.
DAFTAR PUSTAKA
Juhaeti.T., Syarif.F. & Hidayati. N.
2009. Uji Potensi Tumbuhan
Akumulator Merkuri untuk
Fitoremediasi Lingkungan
Tercemar Akibat Kegiatan
Penambangan Emas Tanpa
Izin(PETI). di Kampung
Leuwi Bolang, Desa Bantar
Karet, Kecamatan Nanggung,
Bogor. Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi LIPI.
Jurnal Biologi
Indonesia
6(1) :Agustus 2009: Hal.111.
Juhaeti.T., Syarif.F. & Hidayati.
N.2005.
Inventarisasi
Tumbuhan Potensial Untuk
Fitoremediasi Lahan dan Air
Terdegradasi Penambangan
Emas. Lembaga
Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
(LIPI), Jurnal Biologi
Indonesia Vol. 6 Nomor 1
Hal.:31-33.
Hardyanti. N & Rahayu S.S. 2007.
Fitoremediasi
Phospat
Dengan
Pemanfaatan
EncengGondok (Eichhornia
Crassipes). (Studi Kasus
Pada
Limbah
Cair
Industri
Kecil
Laundry).Jurnal Presipitasi
Vol. 2 No.1 Maret 2007,
ISSN 1907-187X.
Juhaeti.T., Syarif.F. & Hidayati.
N. 2009. Pertumbuhan Dan
Akumulasi
Merkuri
BerbagaiJenis Tumbuhan
Yang DiTanam Pada Media
Limbah
Penambangan
Emas Dengan Perlakuan
Berbagai
Tingkat
Konsentrasi Merkuri Dan
Kelat Amonium Tiosulfat.
Bidang Botani Pusat
Penelitian
Biologi-LIPI.,
Berita Biologi 9(5) - Aguslus
2009: Hal. 529-538.
Setiabudi T.B.,2005,. Penyebaran
Merkuri Akibat Usaha
Pertambangan
Emas.
Subdit Konservasi. Daerah
Istimewa
Yogyakarta.,
Kolokium
Hasil
Lapangan. – DIM,. 61-78.
Zulkarnaen.R. 2008. Pengaruh
Enam
Jenis
Agen
Fitoremediasi
dan
Kombinasinya Terhadap
Penurunan Konsentrasi
Logam
Besi
dan
Kualitas
Air Sumur.
Sekolah Ilmu Dan Teknologi
Hayati. Institut Teknologi
Bandung.
Supriyanto C, dkk., 2007.Analisis
Cemaran Logam Berat Pb,
Cu, dan Cd pada Ikan
Air Tawar Dengan Metode
Spektrometri Nyala (SSA).
Seminar
Nasional III
SD Teknologi
Nuklir.
Yogyakarta,
21-22
November 2007 ISSN
1978- 0176.Hal. 149.
Inswiasri., 2008., Paradigma
Kejadian Penyakit Pajanan
Merkuri (Hg). Peneliti pada
Puslitbang Ekologi dan Status
Kesehatan.Jurnal Ekologi
Kesehatan
Vol. 7 No. 2,
Agustus 2008 : 775 – 785.
Akagi
Hirokatsu and Akira
Naganuma:
Human
exposure
to mercury and the
accumulation of
methyl
mercury
that
is
associated with gold mining
in
the Amazon Basin,
Brazil. Journal of Health
Science, 46(5); 323 – 328,
tahun 2000.
Warow Z. W.M., 2008. Teknologi
Bioremediasi
Sebagai
Pembersih
Lahan
Tercemar MetilMerkuri.
UNIMA Jurnal FORMAS
Vol. 1 No. 4 Juni 2008 :
292-301. ISSN : 1978-8452.
Syarif F.,2009. Serapan Sianida
(CN) Pada Mikania Cordata
(Burn.F) B.L. Robinson,
Centrosema Pubescens Bth
Dan Leersia Hexandra
Swartz. Yang Di
Tanam
Pada Media
Limbah
Tailing Terkontaminasi CN.
Peneliti
Di
Bidang
Botani LIPI. Jurnal Tek.
Ling. Vol. 10. No. 1, Januari
2009: 69-76. ISSN 1441314X.
Fardiaz
S. 1992.
Polusi
Air dan Udara. Yokyakarta,
Penerbit
Kanisius.
Rukaesih
A. 2004.
Kimia
Lingkungan. Yogyakarta,
Penerbit ANDI.
Prihatman. K., Sistim Informasi
Manajemen Pembangunan di
Perdesaan, Proyek PEMD,
BAPPENAS, 2000.
Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi
Lingkungan
Dengan
Menerapkan ISO
14000.
Gramedia
Widiasarana
Indonesia. Jakarta.
Supriharyono. 2002. Pelestarian
dan Pengelolaan Sumber
Daya Alam di Wilayah
Pesisir Tropis. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Wardhana, Wisnu Arya. 1995.
Dampak
Pencemaran
Lingkungan. Andi Offset.
Yogyakarta.
Nawawi, H., 1987. Metode
Penelitian. Gajah Mada
University Press Jakarta.
Eviati. S., 2009. Analisis Kimia
Tanah, Tanaman, Air, dan
Pupuk. Balai Penelitian
Tanah Bogor, Jawa Barat.
Alloway, B. J. 1995. Heavy Metal in
Soils. 2nd Ed. Blackie
Academic and Professional.
London.
Kasno, A., Subowo, Sulaeman, dan
J. Suryono. 2000. Status
pencemaran Cd
pada
padi sawah intensifikasi
jalur
Pantura
Jawa
Barat.Jurnal Ilmu
Tanah
dan
Lingkungan 3(1).
April 2000. Jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian
Bogor.
Sismiyati, R., I. Nasution, L.
Sukarno,
dan A.K.
Makarim. 1993. Masalah
pencemaran Kadmium(Cd)
pada
padi
sawah.
Disajikandalam Simposium
Penelitian Tanaman Pangan
III, Jakarta/Bogor, 23 Juli5 Agustus 1993.
IDENTIFIKASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) PADA TANAMAN
PADI (Oriza Sativa) DI DESA MOPUYA KECAMAN DUMOGA UTARA
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
Ridel Suruh 1,Prof. Dr.Sanusi Gugule, MS 2, Dr. Tommy.M.Palapa, M.Pd3.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kandungan logam berat
pada tanaman padi dan biji padi. Logam berat yang dianalisis yaitu Cadmium(Cd),
Arsen(Ar), Timah (Pb), dan Raksa (Hg). Penelitian ini menggunakan metode eksploratif
deskriptif dengan 4 titik sampel penelitian yaitu lokasi di aliran air masuk sawah (LA),
titik pembagian air ( LB), lokasi pendistribusian air ke sawah ( LC) , titik pelepasan air
(LD). Penelitian tentang kandungan logam berat pada biji padi diambil di lokasi sekitar
aliran air irigasi, pengambilan sampel biji tanaman padi dengan umur masing-masing 2,5
bulan dan 3 bulan.
Hasil peneltian menunjukkan bahwa kandungan logam berat pada tanaman padi
masing-masing titik mengandung logam berat jauh melebihi ambang batas. Secara
keseluruhan kandungan logam berat pada tanaman padi di empat lokasi sawah di Desa
Mopuya masing-masing kisarannya adalah Cd antara 0 – 0,08 ppm, As antara 0 – 3,8
ppm, dan Hg antara 0,0 – 0,1 ppm.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bijan
padi yang ditanam di wilayah persawahan di wilayah Mopuya mengandung logam berat
dengan kandungan bervariasi dan telah melebihi ambang batas yang telah ditentukan.
Kata Kunci : Identifikasi Tanaman Padi dan Logam Berat Merkuri.
1
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
IDENTIFICATION OF MERCURY (Hg) IN RICE (ORIZA ZATIVA) IN
MOPUYA, NORTH DUMOGA
Ridel Suruh1, Professor. Dr.Sanusi Gugule,MS 2, Dr. Tommy.M.Palapa, M.Pd3.
ABSTRACT
The research purposes are to know the heavy metal in rice stem and rice. The
heavy Metal was analyzed such as Cadmium (Cd), Arsenic (Ar), Plumbum (Pb) and
Mercury (Hg). This research used descriptive explorative method with 4 nodes sample are
namely: 1) at the inlet of river stream which entering the rice field (LA); Splitting water
(LB); water distribution pond (LC) and rice field water outlet (LD). To investigate the
content of heavy metal in rice done such as: 1) the rice was taken from the surrounding of
irrigation stream. The sample of rice was taken when it was already 2,5 months and 3
months.
The research result shows tha the content of heavy metal on rice stem in every
sample nodes was over the standard. In all, the content of heavy metal on rice stem in 4
location in Mopuya Village in average namely: 1) Cadmium (Cd) between 0 – 0,08 ppm;
2) Arsenic (As) between 0 – 3,8 ppm; and Mercury (Hg) between 0,0 – 0,1 ppm. The
research conclusion is tha the rice steam and rice which planting in Mopuya village rice
field content of heavy metal was variously and over standard.
Keywords: Identification of rice,Mercury.
2
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
3
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
PENDAHULUAN
diketahui
bahwa
arsen
bersifat
karsinogenik. Sumber utama arsen
adalah hasil akhir penambangan logam.
Arsen yang dihasilkan sebagai hasil
ikatan dari pertambangan tembaga,
emas, dan terakumulasi sebagai limbah
(Ahmad, 2004).
Merkuri (Hg) merupakan salah
satu bahan pencemar logam berat yang
sangat penting untuk diperhatikan.
Selain dapat masuk secara langsung ke
dalam perairan alami dari limbah
industri juga dapat masuk melalui air
hujan dan pencucian tanah. Toksida
merkuri atau dikenal dengan minamata
deseasesecara tragis terjadi di Teluk
Minamata Jepang. Selama periode
1953-1960 terdapat 111 kasus tentang
keracunan merkuri akibat memakan
ikan yang terkontaminasi oleh merkuri.
Dari bencana ini, 43 meninggal, dan
juga terjadi cacat tubuh dari bayi-bayi
yang
dilahirkan
ibu-ibu
yang
mengkonsumsi yang terkontaminasi
merkuri tersebut sebesar 5-20 ppm.
Sumber merkuri berasal dari limbah
industi
kimia
yang
membuang
limbahnya
ke
teluk
Minamata
(Supryanto, dkk., 2007).
Usaha penambangan
emas
tradisional sering dianggap sebagai
penyebab kerusakan dan pencemaran
lingkungan, karena para penambang
menggunakan
merkuri
untuk
mengekstrak emasnya, cadmium dan
arsen sebagai hasil dari pertambangan
emas. Banyak sungai, di wilayah
Indonesia dilaporkan tercemar logam
berat seperti Cd, As, dan Hg dari
limbah
penambangan
emas
(Yustiawati., et al., 2003).
Berdasarkan
pengamatan
lapangan, banyak proses pengolahan
bijih emas dengan gelundung (tromol)
dilakukan di lokasi pemukiman, di
Air sering tercemar oleh
komponen-komponen anorganik antara
lain logam berat yang berbahaya.
Penggunaan logam-logam berat ini
untuk keperluan sehari-hari secara
langsung atau tidak langsung, sengaja
atau tidak sengaja, sengaja tapi tidak
langsung, telah mencemari lingkungan,
dimana beberapa jenis tertentu telah
mencemari
lingkungan
melebihi
ambang
batas
kehidupan(Fardiaz
1992).Logam-logam pencemar tersebut
antara lain cadmium (Cd), arsenik (As),
merkuri (Hg), timbal (Pb), kromium
(Cr), dan nikel (Ni) merupakan logamlogam yang terakumulasi dalam tubuh
suatu organisme dan akan tetap tinggal
dalam tubuh dalam jangkah waktu lama
sebagai racun.
Kadmium (Cd) merupakan
bahan
pencemar
berasal
dari
pembuangan limbah industri dan
limbah pertambangan. Pengaruh pada
manusisa
sangat
serius
yaitu
menyebabkan tekanan darah tinggi,
kerusakan ginjal, kerusakan jaringan
testikuler dan kerusakan sel-sel darah
merah.
Keracunan
cadmium
menyebabkan penyakit di Jepang yang
diberi nama “Hai-hai” atau aduh-aduh.
Hal ini dialami oleh sebagian penduduk
dimana sungai Jitusu sumber dari bahan
pencemar ini berasal dari kegiatan
pertambangan .Arsen (As) telah dikenal
merupakan Zat kimia yang sangat
berbahaya. Keracunan arsen (warangan,
As2O3) yang akut dapat berasal dari
makanan yang jumlahnya lebih dari
100 mg unsur tersebut. Keracunan
kronis dapat terjadi melalui makanan
dalam jumlah arsen yang sedikit
dalam periode waktu yang lama.
Dari bermacam-macam kejadian telah
4
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
halaman rumah atau kebun pemiliknya.
Hal ini tentu menjadi perhatian,
khususnya dalam melihat kemungkinan
kontaminasi logam berat di lingkungan
tempat tinggal masyarakat sehingga
pengetahuan tentang konsentrasilogam
berat dalam tanah dan air menjadi
cukup penting (Setiabudi, 2005).
Logam termasuk kontaminan
yang unik karena tidak dapat
terdegradasi baik secara biologi
maupun
kimiawi
yang
dapat
menurunkan kadar racunnya sehingga
dampaknya bisa berlangsung sangat
lama. Kemungkinan yang terjadi adalah
logam akan mengalami transformasi
sehingga dapat meningkatkanmobilitas
dan sifatracunnya.
Salah satu
penyebab terjadinya kontaminasi lahan
oleh logam berat adalah kegiatan
penambangan emas tanpa izin (PETI).
Hal ini terjadi karena material tambang
yang diolah oleh para penambang
mengandung logam berat seperti
Cadmium (Cd), Arsen (As), dan
Merkuri (Hg). Merkuri digunakan oleh
para penambang sebagai media untuk
mengikat emasnya, sedangkan Cd dan
As sebagai hasil samping dari proses
pengolahan emas.
Hasil
pengamatan yangada di sekitar
desaMopuya, kegiatan PETI ini
berlangsung di lingkungan rumah
penduduk setempat, dimana air
limbahnya dibuang ke saluran irigasi
yang digunakan untuk mengairi sawah
yang letaknya bersebelahan dengan
desa tersebut.Saluran irigasi merupakan
salah satu ekosistem yang seringkali
menjadi tempat pembuangan limbah
pertambangan sehingga mengakibatkan
tingkat pencemaran semakin tinggi
yang pada akhirnya pencemaran
tersebut
mempengaruhi kehidupan
biota air yang ada di dalamnya.
Saat ini masyarakat menanam
tanaman padi sawah di lahan yang
diairi oleh air yang mengandung limbah
PETI, yang masih tetap berlangsung
seperti biasa tanpa mempertimbangkan
resiko terhadap efek samping dari
limbah yang di buang ke badan sungai.
Kegiatan pertanian ini berlangsung
terus menerus sejalan dengan aktifitas
masyarakat membuang limbah pada air
irigasi yang digunakan untuk mengairi
sawah.
Padi merupakan salah
satu
jenis tumbuhan fitoremediasi
logam berat pada prakteknya dapat
mengikat logam berat pada akar dan
tajuk (batang, daun dan buah) maka
perlu dilakukan penelitian serapan
tanaman
padi
terhadap logam
berat.Berdasarkan uraian di atas maka
perlu dilakukan penelitian untuk
Identifikasi Kandungan Logam Berat
Merkuri (Hg) Pada Tanaman Padi
(Oriza Sativa) Di Desa Mopuya
Kecamatan Dumoga Utara Kabupaten
Bolaang Mongondow.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode ekplorarif
deskriptif
yaitu:
mengkaji
dan
menggambarkan
atau
melukiskan
keadaan objek-objek penelitian pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana adanya
(Nawawi, 1987). Dalam penelitian ini
ditentukan
lokasi
pengambilan
sampeltanaman padidan padi yang
ditanam di lahan yang sehari-harinya
diairi oleh air yang mengandung limbah
PETI. Pengambilan lokasi penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan
logam berat pada tanaman padi.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian
5
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
Pada dasarnya penelitian ini
merupakan penelitian lapangan yang
dilakukan pada tanaman padi di lahan
sawah yang diairi oleh limbah PETI di
Desa Mopuya Kecamatan Dumoga
Kabupaten
Bolaang
Mongondow,
dilanjutkan
dengan
analisis
Laboratorium. Analisis Laboratorium
sampel tanaman padi dilaksanakan di
Laboratorium Balai Penelitian Tanah
Bogor, Jawa Barat dan Analisis biji
padi dilakukan di Laboratorium Balai
Riset Dan Standardisasi Industri
Manado.. Analisis logam berat pada
sampel tanaman padi dan biji padi
menggunakan SSA (Spektrofotometri
Serapan Atom).
Penelitian serapan logam berat
pada tanaman padi dilakukan pada
bulan Nopember – Desember 2011.
Pengambilan sampel untuk analisis
logam
berat
pada
Tanaman
Padidilakukan tanggal 10 Nopember
2011, pada pukul 05.00. Sedangkan
penelitian sampel biji padi dilakukan
pada bulan Oktober 2011.
tidak
layu
sampai
ditempat
dilakukannya analisis. Lokasi analisis
dilakukan di Laboratorium tanah
Bogor.
Pengambilan
sampel
biji
padi,dilakukan dengan mengambil
beberapa bulir padi yang ditanam pada
titik air masuk sawah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Data
pengambilan
sampel
tanaman padi
Data sampel tanaman padi
dilakukan di lahan sawah yang
menggunakan
air
irigasi
yang
mengandung
limbah
PETI.
Pengambilan sampel dilakukan pada
tanggal, 10 Nopember 2011 diambil
dari empat stasiun pengambilan sampel
dengan jarak rata-rata antar stasiun
tersebut, yaitu:
Sampel 1 dengan kode LA : Diambil
pada titik jatuh air masuk, jarak dari
sumber PETI 2000 meter.
Sampel 2 dengan kode LB : Diambil
pada jarak 30 meter dari sampel 1
Sampel 3 dengan kode LC : Diambil
pada jarak 20 meter dari sampel 2
Sampel 4 dengan kode LD : Diambil
pada jarak 30 meter dari sampel 3.
Pemilihan lokasi pengambilan
sampel berdasarkan pada lahan sawah
menggunakan
air
irigasi
yang
mengandung
limbah
PETI
dan
mengambil tanaman padi sebagai
sampel karena padi merupakan
tanaman yang dapat menyerap logam
berat. Data Hasil analisis logam berat pada
Prosedur Penelitian
Tanaman padi diambil pada
empat lokasi dengan ciri dan
karakternya masing masing. Sampel
tanaman padi (1) dengan kode LA
diambil pada tempat jatuhnya air
irigasi. Sampel (2) dengan kode LB
diambil dengan jarak 30 meter dari
sampel 1. Sampel (3) dengan kode LC
diambil dengan jarak 20 meter dari
sampel 2, sedangkan sampel (4) dengan
kode LD diambil dengan jarak 30 meter
tanaman padi di Desa Mopuya dapat di
dari sampel 3. Setelah titik sampel
lihat pada Tabel 4.1
ditentukan, selanjutnya sampel (padi)
diambil langsung dari keempat lokasi
penelitian dengan dijaga agar tanaman
padi yang diambil dengan buahnya
Tabel 4.1. Data Hasil analisis logam berat pada tanaman padi di Desa Mopuya.
6
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
Berdasarkan
hasil
analisis
Laboratorium Balai Penelitian Tanah
Bogor kandungan Cadmium (Cd) pada
lokasi LA adalah 0,08 ppm, sedangkan
di tiga lokasi LB, LC, dan LD kadar
Cd tidak terdeteksi, dengan limit
deteksi
0,0012
ppm.
Grafik
pengamatan pada (Gambar 4.1).
Gambar 4.1.Grafik Kadar Cd pada tanaman padi
Gambar 4.2. menunjukkan kadar
Arsen (As) hasil penelitian yaitu
dimana kandungan As pada lokasi LA,
LB, dan LC tidak terderteksi dengan
limit deteksi 0,0036 ppm sedangkan
kadar As pada lokasi LD adalah 3,8
ppm. (Gambar.4.2).
7
Jurnal Biologi Lingkungan (2012)
Gambar. 4.2.Grafik kadar Arsen pada tanaman padi
Uji Laboratorium menunjukkan
konsentrasi Merkuri (Hg) dalam
tanaman padi di lahan sawah di desa
Mopuya adalah pada lokasi LA dan
lokasi LC adalah 0,1 ppm sedangkan
pada lokasi LB dan Lokasi LD tidak
terdeteksi dengan limit deteksi 0,0027
ppm. (Gambar 4.3).
Gambar. 4.3.Grafik kadar merkuri pada tanaman padi
4.2.Data pengambilan sampel bijian padi.
Uji Laboratorium menunjukkan
konsentrasi Merkuri (Hg) dalam
tanaman padi di lahan sawah di desa
Mopuya, pada lokasi LA dan lokasi
LC adalah 0,1 ppm sedangkan pada
lokasi LB dan Lokasi LD tidak
terdeteksi dengan limit deteksi 0,0027
ppm. (Gambar 4.3).
8
Tabel 4.2.Data Hasil analisis logam berat pada bijian padi di Desa Mopuya
N
o
Parameter
1 Raksa (Hg)
2 Timbal (Pb)
3 Cadmium (Cd)
Hasil Analisis
Satuan
Umur 2,5 Bulan Umur 3 Bulan
0.01
0.01
ppm
0.02
0.13
ppm
0.1
0.21
ppm
Metode Analisis
SSA
SSA
SSA
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Balai Riset Dan Standardisasi
Industri Tahun 2011.
Berdasarkan hasil analisis dari
laboratorium Balai Riset Dan
Standardisasi
Industri
Manado
bahwa biji padi di Desa Mopuya,
kandungan Merkuri (Hg) pada biji
padi yang diambil berumur 2,5 bulan
adalah 0,01 ppm. Grafik pengamatan
pada (Gambar.4.4.)
Gambar 4.4. Grafik kadar Merkuri pada biji padi
Uji Laboratorium menunjukkan
konsentrasi Timbal (Pb) dalam biji
padi umur 2,5 bulan adalah 0,02
ppm sedangkan pada biji padi umur
3 bulan adalah 0,13 ppm. (Gambar
4.5.)
Gambar 4.5. Grafik Kadar Timbal (Pb) pada bijian padi
Pada
uji
laboratorium
konsentrasi Cd pada biji padi umur
2,5 bulan adalah 0.1 ppm, dan
konsentrasi Cd pada umur 3 bulan
adalah 0,21 ppm (Gambar. 4.6.).
Gambar 4.6. Grafik kadar Cadmium (Cd) pada bijian padi
Pembahasan
1. Hasil Pengukuran Logam Berat
pada tanaman padi.
Hasil pengukuran logam berat
Cd dan As pada tanaman padi
dianalisis denganmetode SSA Nyala
sedangkan analisis logam berat Hg
dianalisis dengan metode SSA
Sistem uap dinginyang dilakukan di
Laboratorium Balai Penelitian Tanah
Bogor yaitu:Sampel LA = Contoh
tanaman padi yang diambil pada titik
air irigasi masuk dilahan sawah
ditemukan Cd = 0,08 ppm, As =
tidak terdeteksi, dan Hg = 0,1 ppm;
Sampel LB= Contoh tanaman padi
yang diambil pada jarak 30 meter
dari lokasi LA, ditemukan Cd = td,
As = td, dan Hg = 0,0 ppm;
SampelLC= Contoh tanaman padi
yang diambil dengan jarak 20 meter
dari lokasi LB ditemukan Cd = td, As
= td, dan Hg = 0,1 ppm; Sampel LD
sampel tanaman padi yang diambil
dengan jarak 30 meter dari lokasi LC
ditemukan Cd = td, As = 3,8 ppm,
dan Hg = 0,0 ppm.Analisis logam
berat ini menggunakan limit deteksi
untuk Cd : 0,0012 ppm; As : 0,0036
ppm; dan Hg : 0,0027 ppm.
1.1. Cadmium (Cd).
Nilai Cd yang diperoleh dari
hasil pengukuran tanaman padi
dengan analisis SSA system nyala,
terdeteksi di lokasi LA dengan
konsentrasi 0,08ppm sedangkan di
tiga lokasi LB, LC, dan LD tidak
terdeteksi. Nilai konsentrasi Cd 0,08
ppm yang ditemukan masih berada di
bawah batas ambang batas Cd dalam
tanaman yaitu : 0,1 ppm.
1.2. Arsen (As).
Hasil analisis As pada tanaman
padi yang di analisis SSA system
nyala, terdeteksi di lokasi LD dengan
konsentrasi 3,8 ppm sedangkan di
tiga lokasi LA, LB, dan LC tidak
terdeteksi. Konsentrasi As 3,8 ppm
yang ditemukan sudah melampaui
ambang batas logam berat yang
diperbolekanpada tanaman yaitu:
0,02 ppm.
1.3. Merkuri (Hg).
Nilai Hg yang diperoleh dari
hasil pengukuran tanaman padi
dengan analisis SSA system uap
dingin, terdeteksi di dua lokasi yaitu:
lokasi LA = 0,1 ppm; lokasi LC = 0,1
ppm. Sedangkan di dua lokasi yang
lain yaitu: Lokasi LB dan LD = 0,0
ppm dengan asumsi konsentrasi di
dua lokasi LB dan LD di bawah limit
deteksi dari Hg yaitu : 0,0027
ppm.Nilai konsentrasi Hg pada
lokasi LA dan LC 0,1 ppm sudah
melampaui ambang batas yang
diperbolehkan pada tanaman yaitu:
0,005 ppm. Sedangkan konsentrasi
Hg di dua lokasi LB dan LD dapat
terdeteksi tapi masih berada di
bawah limit deteksi Hg dengan
analisis SSA system uap dingin yaitu
: 0,0027 ppm.
2. Hasil Pengukuran Logam Berat
pada bijian padi di Desa Mopuya.
Berdasarkan hasil pengukuran
logam berat di laboratorium Balai
Riset dan Standardisasi Industri
Manado dengan Analisis SSA, pada
biji padi berumur 2,5 bulan
ditemukan Hg 0,01 ppp ; Pb 0,02
ppm; dan Cd 0,10 ppm, sedangkan
hasil pengukuran logam berat pada
biji padi yang berumur 3 bulan
ditemukan konsentrasi Hg 0,01 ppm;
Pb 0,13 ppm; dan Cd 0,21 ppm.
Timbal dan Cadmium pada biji padi
dianalisis dengan metode SSA
system Nyala dan Hg dianalisis
dengan metode SSA Sistem uap
dingin.
2.1. Merkuri (Hg)
Ditemukannya kadar Hg pada
biji pada yang berumur 2,5 bulan
dengan konsentrasi 0,01 ppm berarti
konsentrasi Hg sudah melewati
ambang batas yang diperbolehkan
pada tanaman yaitu 0,005 ppm.
Penemuan konsentrasi Hg pada biji
padi yang berumur 3 bulan sama
dengan konsentrasi pada biji padi
yang berumur 2,5 bulan yaitu 0,01
ppm. Kedua nilai ini baik konsentrasi
yang ditemukan pada padi yang
berumur 2,5 bulan maupun biji padi
yang diambil berumur 3 bulan sudah
melewati ambang batas yang
diperbolehkan.
2.2. Timbal (Pb)
Hasil
analisis
konsentrasi
Timbal (Pb) ditemukan pada biji padi
yang berumur 2,5 bulan adalah
Pb=0,02 ppm, sedangkan konsentrasi
Pb pada biji padi berumur 3 bulan Pb
= 0,13 ppm. Nilai Pb pada biji padi
berumur 2,5 bulan 0,02 ppm dan
nilai Pb pada biji padi yang berumur
3 bulan 0.13 ppm belum melampaui
ambang batas yang diperbolehkan
yaitu 0,2 ppm.
2.3.Cadmium (Cd)
Kadar
Cd
yang
yang
ditemukanpada biji padi berumur 2,5
bulan yaitu Cd =0,10 ppm sama
dengan
ambang
batas
yang
diperbolehkan yaitu 0,1 ppm
sedangkan konsentrasi Cd yang
ditemukan pada biji padi yeng
berumur 3 bulan yaitu 0,21 ppm
sudah melampaui ambang batas yang
diperbolehkan yaitu 0,1 ppm.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan
dari
data
penelitian dan hasil analisis data
yang diperoleh, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Tanaman padi yang di tanam
dilokasi penelitian di Desa
Mopuya Kecamatan Dumoga
Utara perlu ditangani secara
serius karena hasil analisis logam
berat telah menunjukkan kadar
logam
berat
yang
cukup
siknifikan.
2. Hasil analisis yang dilakukan pada
biji padi yang diambil di lahan
sawah menggunakan air irigasi
mengandung limbah Peti pada
biji padi berumur 2,5 bulan dan
berumur
3
bulan
telah
mengandung konsentrasi logam
berat yang melampaui ambang
batas.
2. Saran
Dari kesimpulan penelitian
yang telah disampaikan maka
beberapa
saran
yang
dapat
disarankan sebagai berikut:
1. Bagi setiap pemilik tromol atau
gelundung agar memiliki sistem
pengolahan limbah yang baik.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan
bagaimana pengaruh limbah
pengolahan tambang terhadap
tanaman padi di Desa Mopuya.
DAFTAR PUSTAKA
Juhaeti.T., Syarif.F. & Hidayati. N.
2009. Uji Potensi Tumbuhan
Akumulator Merkuri untuk
Fitoremediasi Lingkungan
Tercemar Akibat Kegiatan
Penambangan Emas Tanpa
Izin(PETI). di Kampung
Leuwi Bolang, Desa Bantar
Karet, Kecamatan Nanggung,
Bogor. Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi LIPI.
Jurnal Biologi
Indonesia
6(1) :Agustus 2009: Hal.111.
Juhaeti.T., Syarif.F. & Hidayati.
N.2005.
Inventarisasi
Tumbuhan Potensial Untuk
Fitoremediasi Lahan dan Air
Terdegradasi Penambangan
Emas. Lembaga
Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
(LIPI), Jurnal Biologi
Indonesia Vol. 6 Nomor 1
Hal.:31-33.
Hardyanti. N & Rahayu S.S. 2007.
Fitoremediasi
Phospat
Dengan
Pemanfaatan
EncengGondok (Eichhornia
Crassipes). (Studi Kasus
Pada
Limbah
Cair
Industri
Kecil
Laundry).Jurnal Presipitasi
Vol. 2 No.1 Maret 2007,
ISSN 1907-187X.
Juhaeti.T., Syarif.F. & Hidayati.
N. 2009. Pertumbuhan Dan
Akumulasi
Merkuri
BerbagaiJenis Tumbuhan
Yang DiTanam Pada Media
Limbah
Penambangan
Emas Dengan Perlakuan
Berbagai
Tingkat
Konsentrasi Merkuri Dan
Kelat Amonium Tiosulfat.
Bidang Botani Pusat
Penelitian
Biologi-LIPI.,
Berita Biologi 9(5) - Aguslus
2009: Hal. 529-538.
Setiabudi T.B.,2005,. Penyebaran
Merkuri Akibat Usaha
Pertambangan
Emas.
Subdit Konservasi. Daerah
Istimewa
Yogyakarta.,
Kolokium
Hasil
Lapangan. – DIM,. 61-78.
Zulkarnaen.R. 2008. Pengaruh
Enam
Jenis
Agen
Fitoremediasi
dan
Kombinasinya Terhadap
Penurunan Konsentrasi
Logam
Besi
dan
Kualitas
Air Sumur.
Sekolah Ilmu Dan Teknologi
Hayati. Institut Teknologi
Bandung.
Supriyanto C, dkk., 2007.Analisis
Cemaran Logam Berat Pb,
Cu, dan Cd pada Ikan
Air Tawar Dengan Metode
Spektrometri Nyala (SSA).
Seminar
Nasional III
SD Teknologi
Nuklir.
Yogyakarta,
21-22
November 2007 ISSN
1978- 0176.Hal. 149.
Inswiasri., 2008., Paradigma
Kejadian Penyakit Pajanan
Merkuri (Hg). Peneliti pada
Puslitbang Ekologi dan Status
Kesehatan.Jurnal Ekologi
Kesehatan
Vol. 7 No. 2,
Agustus 2008 : 775 – 785.
Akagi
Hirokatsu and Akira
Naganuma:
Human
exposure
to mercury and the
accumulation of
methyl
mercury
that
is
associated with gold mining
in
the Amazon Basin,
Brazil. Journal of Health
Science, 46(5); 323 – 328,
tahun 2000.
Warow Z. W.M., 2008. Teknologi
Bioremediasi
Sebagai
Pembersih
Lahan
Tercemar MetilMerkuri.
UNIMA Jurnal FORMAS
Vol. 1 No. 4 Juni 2008 :
292-301. ISSN : 1978-8452.
Syarif F.,2009. Serapan Sianida
(CN) Pada Mikania Cordata
(Burn.F) B.L. Robinson,
Centrosema Pubescens Bth
Dan Leersia Hexandra
Swartz. Yang Di
Tanam
Pada Media
Limbah
Tailing Terkontaminasi CN.
Peneliti
Di
Bidang
Botani LIPI. Jurnal Tek.
Ling. Vol. 10. No. 1, Januari
2009: 69-76. ISSN 1441314X.
Fardiaz
S. 1992.
Polusi
Air dan Udara. Yokyakarta,
Penerbit
Kanisius.
Rukaesih
A. 2004.
Kimia
Lingkungan. Yogyakarta,
Penerbit ANDI.
Prihatman. K., Sistim Informasi
Manajemen Pembangunan di
Perdesaan, Proyek PEMD,
BAPPENAS, 2000.
Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi
Lingkungan
Dengan
Menerapkan ISO
14000.
Gramedia
Widiasarana
Indonesia. Jakarta.
Supriharyono. 2002. Pelestarian
dan Pengelolaan Sumber
Daya Alam di Wilayah
Pesisir Tropis. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Wardhana, Wisnu Arya. 1995.
Dampak
Pencemaran
Lingkungan. Andi Offset.
Yogyakarta.
Nawawi, H., 1987. Metode
Penelitian. Gajah Mada
University Press Jakarta.
Eviati. S., 2009. Analisis Kimia
Tanah, Tanaman, Air, dan
Pupuk. Balai Penelitian
Tanah Bogor, Jawa Barat.
Alloway, B. J. 1995. Heavy Metal in
Soils. 2nd Ed. Blackie
Academic and Professional.
London.
Kasno, A., Subowo, Sulaeman, dan
J. Suryono. 2000. Status
pencemaran Cd
pada
padi sawah intensifikasi
jalur
Pantura
Jawa
Barat.Jurnal Ilmu
Tanah
dan
Lingkungan 3(1).
April 2000. Jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian
Bogor.
Sismiyati, R., I. Nasution, L.
Sukarno,
dan A.K.
Makarim. 1993. Masalah
pencemaran Kadmium(Cd)
pada
padi
sawah.
Disajikandalam Simposium
Penelitian Tanaman Pangan
III, Jakarta/Bogor, 23 Juli5 Agustus 1993.