DESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DI
DESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SESUAI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK
Sri Yekti Wirdalena
(NIM.17330051)S2 PAUD
Universitas Negeri Padang
[email protected]
ABSTRAK:
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal,
dan informal. Kurikulum sangat penting dalam mengembangkan potensi setiap anak.
Kurikulum saat ini digunakan dalam berbagai bentuk dan konsep harus melakukan studi
mendalam yang lebih efektif untuk pengembangan potensi anak. Kurikulum kreatif menjadi
penting dalam mengembangkan potensi anak. Kurikulum kreatif rnemberikan kesempatan
yang lebih luas untuk pengembangan potensi anak bergerak menuju penwujudan setiap
potensi yang dimiliki anak. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, sekaligus merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di
sekolah.
Kata kunci: kurikulum; anak usia dini; perkembangan anak
ABSTRACT:
Early childhood education (PAUD) is the level of education before the level of basic
education which is a coaching efforts aimed at children from birth up to the age of six years is
done through the provision of educational stimulus to help growth and physical and spiritual
development so that children have readiness in entering further education, organized on
formal, informal, and informal channels. The curriculum is very important in developing the
potential of every child. Curriculum is currently used in various forms and the concept of
having to conduct more in-depth study more effectively for the development of potential
children. The creative curriculum becomes important in developing the potential of the child.
The creative curriculum provides a wider opportunity for the development of the child's
potential to move towards the realization of every potential that the child has. Curriculum is
one tool to achieve the goal of education, as well as a guideline for the implementation of
teaching and learning activities in schools.
Keywords: curriculum; early childhood; child development
PENDAHULUAN
Kurikulum anak usia dini berisi
seperangkat kegiatan belajar melalui
bermain
yang
dapat
memberikan
pengalaman langsung bagi anak dalam
rangka mengembangkan seluruh potensi
perkembangan yang dimilki oleh setiap
anak. Catron dan Allen menyatakan bahwa
kurikulum mencakup jawaban tentang
pertanyaan apa yang harus diajarkan dan
bagaimana
mengajarkannya
dengan
menyediakan sebuah rencana program
kegiatan bermain yang berlandaskan
filosofis
tentang
bagaimana
anak
berkembang dan belajar. Selanjutnya
dijelaskan bahwa program kegiatan
bermain
pada
dasarnya
adalah
pengembangan secara konkret dari sebuah
krikulum. Pengembangan kurikulum bagi
anak usia dini merupakan langkah awal
yang menjadi tolok ukur dari kegiatan
belajar selanjutnya. Menurut NAEYC
Early Childhood Program Standar
terdapat 2 hal penting tentang kurikulum
bagi anak usia dini, yaitu:
1. Program kegiatan bermain pada anak
usia dini diterapkan berdasarkan
kurikulum yang berpusat pada anak
serta dapat mendukung kegiatan
pembelajaran dan perkembangan
pada setiap aspek baik estetika,
kognitif, emosional, bahasa, fisik dan
sosial.
2. Kurikulum berorientasi pada hasil
dan mengaitkan berbagai konsep dan
perkembangan.
Pada
saat
disampaikan oleh guru pada tiap
indiidu anak, maka kurikulum yang
telah dirancang diharapkan dapat
membantu guru, sehingga dapat
menyediakan pengalaman yang dapat
mengembangkan perkembangan pada
jenjang yang lebih tinggi pada
wilayah perkembangannya. Hal ini
juga mengarah pada intensionalitas
dan
ungkapan
kreatif,
dan
memberikan kesempatan pada anak
untuk belajar secara individu dan
berkelompok berdasarkan kebutuhan
dan minat mereka.
Tujuan pengembangan kurikulum menurut
Catron
dan
Allen
adalah
untuk
mengoptimalkan perkembangan anak
secara menyeluruh serta terjadinya
komunikasi interaktif.kurikulum bagi anak
usia dini haruslah memfokuskan pada
perkembangan yang optimal pada seorang
anak melalui lingkungan sekitarnya yang
dapat menggali berbagai potensi tersebut
melalui permainan serta hubungan dengan
orang
tua
atau
orang
dewasa
lainnya.selanjutna
mereka
berdua
berpendapat bahwa seharusnya kelas-kelas
bagi anak usia dini merupakan kelas yang
mampu menciptakan suasana kelas yang
kreatif dan penuh kegembiraan bagi anak.
Adapun tujuan kurikulum anak usia dini di
Indonesia adalah membantu meletakkan
dasar ke arah perkembangan sikap
pengetahuan,
keterampilan,
dam
kreativitas yang diperlukan oleh anak
untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan untuk pertumbuhan
serta
perkembangan
pada
tahapan
berikutnya.
Ada
beberapa
pendekatan
dalam
pengembangan kurikulum anak usia dini,
yaitu:
1. Teori Perkembangan anak
Perkembangan adalah suatu perubahan
kualitatif dari setiap fungsi kepribadian
akibat dari pertumbuhan dan belajar.
Menurut Bijau dan Baer, perkembangan
adalah perubahan progresif yang
menunjukkan
cara
organisme
bertingkah laku dan berinteraksi dengan
lingkungan. Sedangkan Libert, Paulus,
dan Strauss mengartikan perkembangan
sebagai proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai
fungsi kematangan dan interaksi dengan
lingkungan. Anak usia dini berada
dalam masa keemasan di sepanjang
rentang usia perkembangan manusia.
Montessori
dalam
Hainstock
mengatakan bahwa masa ini merupakan
periode sensitif, selama masa inilah
anak secra khusus mudah menerima
stimulus-stimulus dari lingkungan
nya.berdasakan teori perkembangan
anak, diyakini bahwa setiap anak lahir
dengan lebih dari satu bakat. Bakat
tersebut bersifat potensial dan ibaratnya
belum muncul di atas permukaan air.
Untuk itulah anak perlu diberikan
pendidikan yang sesuai dengan
perkembangannya
dengan
cara
memperkaya lingkungan bermainnya.
Berdasarkan tinjauan aspek pedagogis,
masa usia dini merupakan masa peletak
dasar
atau
ondasi
awal
bagi
pertumbuhan
dan
perkembangan
selnjutnya. Secara teoritis berdasarkan
aspek perkembangannya, seorang anak
dapat belajar dengan sebaik-baiknya
apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi
dan mereka merasa aman dan nyaman
secara psikologis. Berhubungan dengan
hal itu maka Wolfgang dan Wolfgang
mengatakan bahwa pendidikan anak
usia dini berkaitan dengan teori
perkembangan, antara lain:
a. tanggap dengan proses yang terjadi
dari dalam diri anak dan berusaha
mengikuti arus perkembangan anak
yang individual
b. mengkreasikan lingkungan dengan
materi luas yang beragam dan alatalat yang memungkinkan anak
belajar
c. memperhatikan laju dan kecepatan
belajar dari masing-masing anak dan
d. adanya bimbingan dari guru agara
anak tertantang untuk melakukan
sendiri.
2. Pendekatan Berpusat pada Anak
Ialah suatu kegiatan belajar di mana
terjadi interaksi dinamis antara guru
dan anak atau antara anak dengan anak
lainnya. Filosofi dari pembelajaran
berpusat pada anak adalah program
tahap demi tahap, yang didasari pada
adanya suatu keyakinan bahwa anakanak dapat tumbuh dengan bai jika
mereka dilibatkan secara alamiah dalam
proses belajar. Lingkungan yang
dirancang secara cermat dengan
menggunakan konsep tahap demi tahap
mendorong
anak-anak
untuk
mempelopori dan menciptakan sesuatu.
Coughlin
mengemukakan
bahwa
pembelajaran berpusat pada anak
bertujuan untuk:
a. mengembangkan kemampuan anak
secara alamiah sesuai dengan tingkat
perkembangannya
b. berusaha membuat anak bebas dan
aman secara psikologis sehingga
senang belajar di sekolah
c. meningkatkan kepedulian dan kerja
sama antara pihak sekolah, keluarga,
dan masyarakat
d. menekankan pada asas keterbukaan
bagi hal-hal yang menunjang
pendidikan anak, serta
e. berusaha
melengkapi
segala
kebutuhan
yang
menunjang
perkembangan anak secara optimal.
3. Pendekatan Konstruktivisme Implikasi
konstruktivisme
dalam
kegiatan
bermain:
a. Anak
hendaknya
memperoleh
kesempatan luas dalam kegiatan
pembelajaran guna mengembang
kan potensinya.
b. Pembelajaran pada anak usia dini
hendaknya dikaitkan dengan tingkat
perkembangan potensial daripada
perkembangan aktualnya.
c. Program kegiatan bermain lebih
diarahkan pada penggunaan strategi.
d. Anak diberi kesempatan yang luas
untuk mengintegrasikan pengeta
huan deklaratif yang telah dipelajari
dengan pengetahuan procedural
untuk melakukan tugas-tugas dan
memecahkan masalah
e. Proses belajar dan pembelajaran
tidak sekedar bersifat transferal
tetapi
lebih
merupakn
kokonstruksi.
Teori konstruktivisme dapat disimpulkan
bahwa:
1. aliran konstruktivisme meyakini bahwa
pembelajaran terjadi saat anak berusaha
memahami dunia di sekeliling mereka,
anak membangun pemahaman mereka
sendiri terhadap dunia sekitar dan
pembelajaran menjadi proses interaktif
yang melibatkan teman sebaya, orang
dewasa dan lingkungan dan
2. setiap anak membangun pengetahuan
mereka sendir berkat pengalamanpengalaman dan interaksi aktif dengan
lingkungan sekitar dan budaya di mana
mereka berada melalui bermain. Anak
membutuhkan
lebih
banyak
pengetahuan dan pengalaman yang
berkesinambungan dan mendapatkan
pengalaman
yang
baru
untuk
menambah kemampuannya. Kondisi
emosi anak menjadi penting saat anak
belajar,
anak
membutuhkan
pembelajaran
untuk
merasakan
keamanan dan kenyamanan. Stres akan
menjadi
senjata
yang
dapat
menghancurkan sel otak dan membuat
anak menghadapi kesulitan belajar,
hubungan yang harmonis penuh
kehangatan dengan anggota keluarga
guru dan orang yang ada disekitar anak
menjadi
sangat
penting
dalam
menunjang
pembelajaran
anak.
pertumbuhan otak juga sangat ditunjang
oleh asupan gizi berimbang, kesehatan,
dan aktivitas fisik. Stimulasi gerak,
kebutuhan tidur yang cukup, dan
kesehatan berpengaruh besar terhadap
pertumbuh-an jaringan set syaraf otak.
Anak adalah pembelajar yang sangat
banyak membutuhkan latihan fisik
melalui kegiatan di dalam maupun di
luar ruangan. Pertumbuhan dan
perkembangan anak memiliki tahapan
yang berkesinambungan, antara tahapan
akan dilalui oleh anak dan bagaimana
memberikan
stimulasinya
agar
perkembangan anak menuju ke arah
berikutnya dengan baik. Kita mengenal
teori Piaget tentang logika berpikir dan
kemampuan bernalar bagi anak usia
dini yaitu tahapan sensorimotor,
properasional. Teori Vygotsky tentang
interkasi sosial dan pembelajaran, kita
juga mengenal tenri kecerdasan jamak
Howard Gardner, peranan bennain
anak-anak
dalarn
belajar
Sara
Smilansky. Itu adalah teori-teori yang
melandasi pembelajaran yang kreatif
sehingga
dapat
memberikan
pengalaman belajar yang bennakna bagi
anak dalam melaksanakan tahspan
perkembangannya.
Pendidikan dan Perkembangan Anak
Usia Dini
Pendidikan merupakan hal yang
sangat penting bagi kesejahteraan anak dan
berkontribusi
terhadap
penurunan
kemiskinan dan ketidaksetaraan. Tingkat
pendidikan ibu yang lebih tinggi
mempromosikan perilaku sehat dan
perilaku pencarian pengobatan (healthseeking)
sehingga
terkait
dengan
kemungkinan penurunan kematian anak
sebelum ulang tahun kelima mereka, dan
dengan penurunan resiko kematian ibu.
Anak-anak muda yang siap untuk
bersekolah akan lebih siap untuk belajar,
lebih mungkin untuk tetap bersekolah dan
lebih mungkin untuk berhasil, dengan
kemampuan penghasilan yang lebih tinggi
di masa yang akan datang. Pengetahuan
orang muda tentang kesehatan reproduksi
dapat membantu mengurangi resiko HIV
dan IMS (infeksi menular seksual).
Kesiapan bersekolah merupakan strategi
yang telah terbukti untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi dan sosial sebuah
masyarakat. Berbagai studi menunjukkan
manfaat dan pengembalian investasi dari
kesiapan bersekolah, terkait dengan
penurunan biaya pendidikan, peningkatan
produktivitas dan pendapatan manusia, dan
manfaat bagi masyarakat.
Program-program pendidikan dan
perkembangan anak usia dini (PAUD)
yang efektif dapat menurunkan biaya
pendidikan melalui peningkatan efisiensi
internal pendidikan dasar: sedikit anak
mengulang kelas. Setiap kelas Pendidikan
dan Perkembangan Anak Usia Dini unite
for children tambahan yang dicapai di
sekolah memberikan pendapatan akhir
yang lebih tinggi. Orang yang dapat
memperoleh lebih banyak akan mampu
memberikan kontribusi yang lebih besar
terhadap pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Secara keseluruhan, manfaat
program PAUD bagi masyarakat lebih
besar daripada biaya-biaya tersebut
sebesar lima sampai tujuh kali. Kesiapan
bersekolah harus dimasukkan dalam
perkembangan anak secara holistik, yang
meliputi keterampilan dan pengetahuan
verbal dan intelektual, kemampuan sosial,
serta status kesehatan dan gizi. Studi
menunjukkan bahwa kinerja pendidikan
yang buruk, penurunan lama pendidikan
dan penurunan pendapatan ketika dewasa
semuanya dapat dikaitkan dengan anak-
anak muda yang bertubuh pendek
(stunting). Oleh karena itu, anak-anak
memperoleh manfaat terbesar jika
program-program PAUD bersifat holistik,
yang
mengintegrasikan
intervensi
psikososial dan kesiapan bersekolah
dengan intervensi kesehatan dan gizi.
Perkembangan holistik sangat penting bagi
kesiapan anak untuk bersekolah dan
kemampuan mereka untuk berpartisipasi
dalam lingkungan belajar yang berbeda.
Hubungan yang kuat antara perkembangan
holistik anak dan kesiapan bersekolah
menekankan pentingnya program-program
PAUD terpadu multi-sektoral, yang
menyatukan kesehatan, gizi, pendidikan
dan perlindungan, yang menjamin semua
anak tentang awal yang kuat untuk hidup.
Perkembangan dalam pendidikan anak
usia dini dapat didefiniskan sebagai
perubahan yang sistematis dan adaptif
dalam tubuh dan pikiran berdasarkan
urutan dan pola pertumbuhan dan
kematangan (Jackman, 2009). Pendidikan
anak usia dini melayani pendidikan anak
yang berada pada rentang usia lahir
sarnpai usia delapan tahun (Bredekarnp &
Cnnnle.
19471
Pcrtumhuh:in
rlnn
perhcn~bangan anaK antara usla lahrr
sampai delapan tahun merupakan masa
yay rnencnt~iknn. knrcna pada saat ini
terjadi perkembangan yang penting seperti
pertt~rnbuhan
Fisik,
intelektual,
emosional, dan perkembangan sosial harus
dimulai stimulasinya di rumah, tempat
pengasuhan anak, pelayanan pendidikan
lainnya. Setiap anak memerlukan stimulasi
pembelajaran dan perkembangan yang
berbeda antara satu anak dengan lainnya.
Dalam undang-undang tentang sistem
pendidikan nasional dinyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enarn
tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam rnemasuki pendidikan lebih lanjut
(UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1
Ayat 14).
Tahap Dan Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini
Anak merupakan makhluk individu yang
sejak lahir telah membawa berbagai
potensi (fisik, Psikososial, bahasa,
inteligensi). Seluruh potensi yang dimiliki
anak tersebut yang baru akan berkembang
apabila
mendapat
pengaruh
dari
lingkungan di mana anak tersebut berada.
Ditinjau dari sudut religi anak merupakan
mahluk Allah yang perlu ditumbuh
kembangkan atau dididik sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai makhluk
Allah yang memiliki keimanan, ketaqwaan
pada-Nya dalam melakukan berbagai
kegiatan sebagai Khalifah di muka bumi.
Banyak pendidik anak usia dini bertanya
mengapa mereka perlu belajar tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak usia
dini sejak dari bayi sampai usia delapan
tahun. Tahap-tahap perkembangan ini
sangat penting untuk diketahui supaya
dapat memenuhi kebutuhan setiap anak.
Tidak semua anak berkelakuan atau
berkembang sesuai dengan usia kronologis
mereka. Sesungguhnya banyak anak yang
masuk program anak usia dini pada usia
tiga atau empat tahun menunjukkan
perilaku yang biasa terlihat pada anak
yang lebih muda. Seperti telah diketahui
masa tumbuh kembang anak pada usia 0 –
5 tahun merupakan Masa Keemasan
(Golden Age), masa dimana pertumbuhan
dan perkembangan yang terjadi pada
rentang usia tersebut akan menjadi pondasi
bagi anak akan menentukan akan menjadi
apa kelak di kemudian hari. Namun perlu
diingat bahwa setiap anak itu adalah unik.
Anak
akan
tumbuh,
berkembang
mengikuti pola yang sudah dapat
diperkirakan namun dengan cara belajar
dan kecepatan yang berbeda bila
dibandingkan dengan anak yang seusianya.
Oleh karena itu orangtua atau guru harus
dapat dengan jeli melihat kesiapan anak
untuk distimulasi agar memperoleh
keterampilan baru dan dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Pada dasarnya
ada dua proses perkembangan yang saling
bertentangan yang terjadi secara serempak
selama kehidupan, yaitu pertumbuhan atau
evolusi dan kemunduran atau involusi.
Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
Pertumbuhan
dan
perkembangan
merupakan proses alami yang terjadi
dalam kehidupan manusia, dimulai sejak
dalam kandungan sampai akhir hayat.
Pertumbuhan lebih menitikberatkan pada
perubahan fisik yang bersifat kuantitatif,
sedangkan perkembangan yang bersifat
kualitatif berarti
serangkaian perubahan progresif sebagai
akibat dari proses kematangan dan
pengalaman (Mansur, 2011:17) Usia lahir
sampai memasuki pendidikan dasar
merupakan masa keemasan sekaligus masa
kritis dalam tahapan kehidupan, yang akan
mementukan
perkembangan
anak
selanjutnya. Masa ini merupakan masa
yang tepat untuk meletakan dasar-dasar
pengembangan kemampuan fisik, bahasa,
sosial-emosional, konsep diri, seni, moral
dan nilai-nilai agama (Mansur, 2011:18).
Agar si buah hati dapat tumbuh dan
berkembang dengan sehat dan cerdas,
maka
orangtua
setidaknya
harus
memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak.
Kebutuhan dasar anak adalah perlindungan
dan kasih sayang, makanan, perumahan
dan sandang, udara segar dan cukup
cahaya matahari, bermain dan istirahat,
pencegahan penyakit dan kecelakaan,
latihan ketrampilan dan kebiasaan yang
diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
Kebutuhan psikis anak adalah nilai-nilai
luhur sebagai manusia, perasaan dicintai,
rasa aman karena merasa memiliki, merasa
mempunyai hubungan interpersonal yang
kuat, mengenal lingkungan, tidak tertekan
oleh berbagai larangan-larangan, disiplin,
rasa tanggung jawab dan kesempatan
membantu orang lain, kesempatan untuk
mendapatkan sukses dalam bidang yang
dikerjakan, kesemptan untuk belajar dari
pengalaman, kesempatan untuk lepas dari
ketergantungan orang lain. Peran aktif
orangtua sangat diperlukan agar anaknya
dapat tumbuh dan berkembang dengan
sehat dan cerdas, kongkritnya orangtua
harus
senantiasa
memperhatikan,
mengawasi serta memberikan fasilitas
untuk pertumbuhan dan perkembangannya
(Sudarna, 2014:146-147). Berbagai aspek
perkembangan
yang
melingkupi
perkembangan anak usia dini antara lain
aspek perkembangan motorik, kognitif,
emosi, sosial, bahasa, moral dan agama.
Kelima aspek tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri
dan memiliki saling keterkaitan. Hal ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Fisik, meliputi ketrampilan:
1. Motorik kasar
2. Motorik halus
Kesimpulan
Anak usia dini berada dalam masa
keemasan di sepanjang rentang usia
perkembangan
manusia.
Masa
ini
merupakan periode sensitif, selama masa
inilah anak secara khusus mudah
menerima
stimulus
stimulus
dari
lingkungannya. Pada masa ini anak siap
melakukan berbagai kegiatan dalam
rangka memahami dan menguasai
lingkungannya. Usia keemasan merupakan
masa di mana anak mulai peka untuk
menerima berbagai stimulasi dan berbagai
upaya pendidikan dari lingkungannya baik
disengaja maupun tidak disengaja. Pada
masa peka inilah terjadi pematangan
fungsifungsi fisik dan psikis sehingga siap
merespon dan mewujudkan semua tugastugas perkembangan yang diharapkan
muncul pada pola perilakunya sehari-hari.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6
tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan pada anak usia dini pada
dasarnya meliputi seluruh upaya dan
tindakan yang dilakukan pendidik dan
orang tua dalam proses perawatan,
pengasuhan dan pendidikan pada anak
dengan menciptakan aura dan lingkungan
dimana anak dapat mengeksplorasi
pengalaman yang memberikan kesempatan
kepadanya
untuk
mengetahui
dan
memahami pengalaman belajar yang
diperolehnya dari lingkungan, melalui cara
mengamati, meniru dan bereksperimen
yang berlangsung secara berulang-ulang
dan melibatkan seluruh potensi dan
kecerdasan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Indriati, Ratna. 2016. “Cinta Bunda Desa
Baran Sukoharjo In Early Childhood
Education Cinta Bunda Village Baran
Sukoharjo ) Abstract :” 3 (1).
Meriyanti. 2016. “Membangun Karakter
Anak Sejak Usia Dini.” Jurnal Studi
Gender dan Anak I (1): 48–61.
Nasser, Amany. 2016. “The Difference
Between Girls and Boys in
Learning.” Defense Language
Institute Foreign Language School 1
(December).
Purnomo, Hendarti, Hazhira Qudsyi, A
Latar Belakang, dan Christine Chan
Khadijah Alavi, Rahim M Sail,
Khairuddin Idris, Asnarulkhadi Abu
Samah. 2011. “Optimalisasi
Pendidikan Anak Usia Dini Melalui
Pembelajaran Yang Berbasis
Perkembangan Otak.” Prosiding
Seminar Nasional Parenting 6 (2):
23–26.
https://doi.org/10.22146/bpsi.11540.
Seksio, Post, Sesarea Di, dan R S
Moewardi. n.d. “Quasi Eksperimen,”
4841.
Sitorus, Ahmad Syukri, dan M Pd. 2017.
“Pendidikan Multikultur Pada
Pendidikan Anak Usia Dini” 1 (1).
Suryana.Dadan.”Pembelajaran
Berbasis
Pendekatan Pada Taman KanakKanak Kota Padang”.( Penelitian
Dosen Madya ) UNP Press, Padang
(2016)
Suryana. Dadan. Pendidikan Anak Usia
Dini
(Teori
dan
Praktek
Pembelajaran) UNP Press, Padang
(2013)
SESUAI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK
Sri Yekti Wirdalena
(NIM.17330051)S2 PAUD
Universitas Negeri Padang
[email protected]
ABSTRAK:
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal,
dan informal. Kurikulum sangat penting dalam mengembangkan potensi setiap anak.
Kurikulum saat ini digunakan dalam berbagai bentuk dan konsep harus melakukan studi
mendalam yang lebih efektif untuk pengembangan potensi anak. Kurikulum kreatif menjadi
penting dalam mengembangkan potensi anak. Kurikulum kreatif rnemberikan kesempatan
yang lebih luas untuk pengembangan potensi anak bergerak menuju penwujudan setiap
potensi yang dimiliki anak. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, sekaligus merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di
sekolah.
Kata kunci: kurikulum; anak usia dini; perkembangan anak
ABSTRACT:
Early childhood education (PAUD) is the level of education before the level of basic
education which is a coaching efforts aimed at children from birth up to the age of six years is
done through the provision of educational stimulus to help growth and physical and spiritual
development so that children have readiness in entering further education, organized on
formal, informal, and informal channels. The curriculum is very important in developing the
potential of every child. Curriculum is currently used in various forms and the concept of
having to conduct more in-depth study more effectively for the development of potential
children. The creative curriculum becomes important in developing the potential of the child.
The creative curriculum provides a wider opportunity for the development of the child's
potential to move towards the realization of every potential that the child has. Curriculum is
one tool to achieve the goal of education, as well as a guideline for the implementation of
teaching and learning activities in schools.
Keywords: curriculum; early childhood; child development
PENDAHULUAN
Kurikulum anak usia dini berisi
seperangkat kegiatan belajar melalui
bermain
yang
dapat
memberikan
pengalaman langsung bagi anak dalam
rangka mengembangkan seluruh potensi
perkembangan yang dimilki oleh setiap
anak. Catron dan Allen menyatakan bahwa
kurikulum mencakup jawaban tentang
pertanyaan apa yang harus diajarkan dan
bagaimana
mengajarkannya
dengan
menyediakan sebuah rencana program
kegiatan bermain yang berlandaskan
filosofis
tentang
bagaimana
anak
berkembang dan belajar. Selanjutnya
dijelaskan bahwa program kegiatan
bermain
pada
dasarnya
adalah
pengembangan secara konkret dari sebuah
krikulum. Pengembangan kurikulum bagi
anak usia dini merupakan langkah awal
yang menjadi tolok ukur dari kegiatan
belajar selanjutnya. Menurut NAEYC
Early Childhood Program Standar
terdapat 2 hal penting tentang kurikulum
bagi anak usia dini, yaitu:
1. Program kegiatan bermain pada anak
usia dini diterapkan berdasarkan
kurikulum yang berpusat pada anak
serta dapat mendukung kegiatan
pembelajaran dan perkembangan
pada setiap aspek baik estetika,
kognitif, emosional, bahasa, fisik dan
sosial.
2. Kurikulum berorientasi pada hasil
dan mengaitkan berbagai konsep dan
perkembangan.
Pada
saat
disampaikan oleh guru pada tiap
indiidu anak, maka kurikulum yang
telah dirancang diharapkan dapat
membantu guru, sehingga dapat
menyediakan pengalaman yang dapat
mengembangkan perkembangan pada
jenjang yang lebih tinggi pada
wilayah perkembangannya. Hal ini
juga mengarah pada intensionalitas
dan
ungkapan
kreatif,
dan
memberikan kesempatan pada anak
untuk belajar secara individu dan
berkelompok berdasarkan kebutuhan
dan minat mereka.
Tujuan pengembangan kurikulum menurut
Catron
dan
Allen
adalah
untuk
mengoptimalkan perkembangan anak
secara menyeluruh serta terjadinya
komunikasi interaktif.kurikulum bagi anak
usia dini haruslah memfokuskan pada
perkembangan yang optimal pada seorang
anak melalui lingkungan sekitarnya yang
dapat menggali berbagai potensi tersebut
melalui permainan serta hubungan dengan
orang
tua
atau
orang
dewasa
lainnya.selanjutna
mereka
berdua
berpendapat bahwa seharusnya kelas-kelas
bagi anak usia dini merupakan kelas yang
mampu menciptakan suasana kelas yang
kreatif dan penuh kegembiraan bagi anak.
Adapun tujuan kurikulum anak usia dini di
Indonesia adalah membantu meletakkan
dasar ke arah perkembangan sikap
pengetahuan,
keterampilan,
dam
kreativitas yang diperlukan oleh anak
untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan untuk pertumbuhan
serta
perkembangan
pada
tahapan
berikutnya.
Ada
beberapa
pendekatan
dalam
pengembangan kurikulum anak usia dini,
yaitu:
1. Teori Perkembangan anak
Perkembangan adalah suatu perubahan
kualitatif dari setiap fungsi kepribadian
akibat dari pertumbuhan dan belajar.
Menurut Bijau dan Baer, perkembangan
adalah perubahan progresif yang
menunjukkan
cara
organisme
bertingkah laku dan berinteraksi dengan
lingkungan. Sedangkan Libert, Paulus,
dan Strauss mengartikan perkembangan
sebagai proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai
fungsi kematangan dan interaksi dengan
lingkungan. Anak usia dini berada
dalam masa keemasan di sepanjang
rentang usia perkembangan manusia.
Montessori
dalam
Hainstock
mengatakan bahwa masa ini merupakan
periode sensitif, selama masa inilah
anak secra khusus mudah menerima
stimulus-stimulus dari lingkungan
nya.berdasakan teori perkembangan
anak, diyakini bahwa setiap anak lahir
dengan lebih dari satu bakat. Bakat
tersebut bersifat potensial dan ibaratnya
belum muncul di atas permukaan air.
Untuk itulah anak perlu diberikan
pendidikan yang sesuai dengan
perkembangannya
dengan
cara
memperkaya lingkungan bermainnya.
Berdasarkan tinjauan aspek pedagogis,
masa usia dini merupakan masa peletak
dasar
atau
ondasi
awal
bagi
pertumbuhan
dan
perkembangan
selnjutnya. Secara teoritis berdasarkan
aspek perkembangannya, seorang anak
dapat belajar dengan sebaik-baiknya
apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi
dan mereka merasa aman dan nyaman
secara psikologis. Berhubungan dengan
hal itu maka Wolfgang dan Wolfgang
mengatakan bahwa pendidikan anak
usia dini berkaitan dengan teori
perkembangan, antara lain:
a. tanggap dengan proses yang terjadi
dari dalam diri anak dan berusaha
mengikuti arus perkembangan anak
yang individual
b. mengkreasikan lingkungan dengan
materi luas yang beragam dan alatalat yang memungkinkan anak
belajar
c. memperhatikan laju dan kecepatan
belajar dari masing-masing anak dan
d. adanya bimbingan dari guru agara
anak tertantang untuk melakukan
sendiri.
2. Pendekatan Berpusat pada Anak
Ialah suatu kegiatan belajar di mana
terjadi interaksi dinamis antara guru
dan anak atau antara anak dengan anak
lainnya. Filosofi dari pembelajaran
berpusat pada anak adalah program
tahap demi tahap, yang didasari pada
adanya suatu keyakinan bahwa anakanak dapat tumbuh dengan bai jika
mereka dilibatkan secara alamiah dalam
proses belajar. Lingkungan yang
dirancang secara cermat dengan
menggunakan konsep tahap demi tahap
mendorong
anak-anak
untuk
mempelopori dan menciptakan sesuatu.
Coughlin
mengemukakan
bahwa
pembelajaran berpusat pada anak
bertujuan untuk:
a. mengembangkan kemampuan anak
secara alamiah sesuai dengan tingkat
perkembangannya
b. berusaha membuat anak bebas dan
aman secara psikologis sehingga
senang belajar di sekolah
c. meningkatkan kepedulian dan kerja
sama antara pihak sekolah, keluarga,
dan masyarakat
d. menekankan pada asas keterbukaan
bagi hal-hal yang menunjang
pendidikan anak, serta
e. berusaha
melengkapi
segala
kebutuhan
yang
menunjang
perkembangan anak secara optimal.
3. Pendekatan Konstruktivisme Implikasi
konstruktivisme
dalam
kegiatan
bermain:
a. Anak
hendaknya
memperoleh
kesempatan luas dalam kegiatan
pembelajaran guna mengembang
kan potensinya.
b. Pembelajaran pada anak usia dini
hendaknya dikaitkan dengan tingkat
perkembangan potensial daripada
perkembangan aktualnya.
c. Program kegiatan bermain lebih
diarahkan pada penggunaan strategi.
d. Anak diberi kesempatan yang luas
untuk mengintegrasikan pengeta
huan deklaratif yang telah dipelajari
dengan pengetahuan procedural
untuk melakukan tugas-tugas dan
memecahkan masalah
e. Proses belajar dan pembelajaran
tidak sekedar bersifat transferal
tetapi
lebih
merupakn
kokonstruksi.
Teori konstruktivisme dapat disimpulkan
bahwa:
1. aliran konstruktivisme meyakini bahwa
pembelajaran terjadi saat anak berusaha
memahami dunia di sekeliling mereka,
anak membangun pemahaman mereka
sendiri terhadap dunia sekitar dan
pembelajaran menjadi proses interaktif
yang melibatkan teman sebaya, orang
dewasa dan lingkungan dan
2. setiap anak membangun pengetahuan
mereka sendir berkat pengalamanpengalaman dan interaksi aktif dengan
lingkungan sekitar dan budaya di mana
mereka berada melalui bermain. Anak
membutuhkan
lebih
banyak
pengetahuan dan pengalaman yang
berkesinambungan dan mendapatkan
pengalaman
yang
baru
untuk
menambah kemampuannya. Kondisi
emosi anak menjadi penting saat anak
belajar,
anak
membutuhkan
pembelajaran
untuk
merasakan
keamanan dan kenyamanan. Stres akan
menjadi
senjata
yang
dapat
menghancurkan sel otak dan membuat
anak menghadapi kesulitan belajar,
hubungan yang harmonis penuh
kehangatan dengan anggota keluarga
guru dan orang yang ada disekitar anak
menjadi
sangat
penting
dalam
menunjang
pembelajaran
anak.
pertumbuhan otak juga sangat ditunjang
oleh asupan gizi berimbang, kesehatan,
dan aktivitas fisik. Stimulasi gerak,
kebutuhan tidur yang cukup, dan
kesehatan berpengaruh besar terhadap
pertumbuh-an jaringan set syaraf otak.
Anak adalah pembelajar yang sangat
banyak membutuhkan latihan fisik
melalui kegiatan di dalam maupun di
luar ruangan. Pertumbuhan dan
perkembangan anak memiliki tahapan
yang berkesinambungan, antara tahapan
akan dilalui oleh anak dan bagaimana
memberikan
stimulasinya
agar
perkembangan anak menuju ke arah
berikutnya dengan baik. Kita mengenal
teori Piaget tentang logika berpikir dan
kemampuan bernalar bagi anak usia
dini yaitu tahapan sensorimotor,
properasional. Teori Vygotsky tentang
interkasi sosial dan pembelajaran, kita
juga mengenal tenri kecerdasan jamak
Howard Gardner, peranan bennain
anak-anak
dalarn
belajar
Sara
Smilansky. Itu adalah teori-teori yang
melandasi pembelajaran yang kreatif
sehingga
dapat
memberikan
pengalaman belajar yang bennakna bagi
anak dalam melaksanakan tahspan
perkembangannya.
Pendidikan dan Perkembangan Anak
Usia Dini
Pendidikan merupakan hal yang
sangat penting bagi kesejahteraan anak dan
berkontribusi
terhadap
penurunan
kemiskinan dan ketidaksetaraan. Tingkat
pendidikan ibu yang lebih tinggi
mempromosikan perilaku sehat dan
perilaku pencarian pengobatan (healthseeking)
sehingga
terkait
dengan
kemungkinan penurunan kematian anak
sebelum ulang tahun kelima mereka, dan
dengan penurunan resiko kematian ibu.
Anak-anak muda yang siap untuk
bersekolah akan lebih siap untuk belajar,
lebih mungkin untuk tetap bersekolah dan
lebih mungkin untuk berhasil, dengan
kemampuan penghasilan yang lebih tinggi
di masa yang akan datang. Pengetahuan
orang muda tentang kesehatan reproduksi
dapat membantu mengurangi resiko HIV
dan IMS (infeksi menular seksual).
Kesiapan bersekolah merupakan strategi
yang telah terbukti untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi dan sosial sebuah
masyarakat. Berbagai studi menunjukkan
manfaat dan pengembalian investasi dari
kesiapan bersekolah, terkait dengan
penurunan biaya pendidikan, peningkatan
produktivitas dan pendapatan manusia, dan
manfaat bagi masyarakat.
Program-program pendidikan dan
perkembangan anak usia dini (PAUD)
yang efektif dapat menurunkan biaya
pendidikan melalui peningkatan efisiensi
internal pendidikan dasar: sedikit anak
mengulang kelas. Setiap kelas Pendidikan
dan Perkembangan Anak Usia Dini unite
for children tambahan yang dicapai di
sekolah memberikan pendapatan akhir
yang lebih tinggi. Orang yang dapat
memperoleh lebih banyak akan mampu
memberikan kontribusi yang lebih besar
terhadap pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Secara keseluruhan, manfaat
program PAUD bagi masyarakat lebih
besar daripada biaya-biaya tersebut
sebesar lima sampai tujuh kali. Kesiapan
bersekolah harus dimasukkan dalam
perkembangan anak secara holistik, yang
meliputi keterampilan dan pengetahuan
verbal dan intelektual, kemampuan sosial,
serta status kesehatan dan gizi. Studi
menunjukkan bahwa kinerja pendidikan
yang buruk, penurunan lama pendidikan
dan penurunan pendapatan ketika dewasa
semuanya dapat dikaitkan dengan anak-
anak muda yang bertubuh pendek
(stunting). Oleh karena itu, anak-anak
memperoleh manfaat terbesar jika
program-program PAUD bersifat holistik,
yang
mengintegrasikan
intervensi
psikososial dan kesiapan bersekolah
dengan intervensi kesehatan dan gizi.
Perkembangan holistik sangat penting bagi
kesiapan anak untuk bersekolah dan
kemampuan mereka untuk berpartisipasi
dalam lingkungan belajar yang berbeda.
Hubungan yang kuat antara perkembangan
holistik anak dan kesiapan bersekolah
menekankan pentingnya program-program
PAUD terpadu multi-sektoral, yang
menyatukan kesehatan, gizi, pendidikan
dan perlindungan, yang menjamin semua
anak tentang awal yang kuat untuk hidup.
Perkembangan dalam pendidikan anak
usia dini dapat didefiniskan sebagai
perubahan yang sistematis dan adaptif
dalam tubuh dan pikiran berdasarkan
urutan dan pola pertumbuhan dan
kematangan (Jackman, 2009). Pendidikan
anak usia dini melayani pendidikan anak
yang berada pada rentang usia lahir
sarnpai usia delapan tahun (Bredekarnp &
Cnnnle.
19471
Pcrtumhuh:in
rlnn
perhcn~bangan anaK antara usla lahrr
sampai delapan tahun merupakan masa
yay rnencnt~iknn. knrcna pada saat ini
terjadi perkembangan yang penting seperti
pertt~rnbuhan
Fisik,
intelektual,
emosional, dan perkembangan sosial harus
dimulai stimulasinya di rumah, tempat
pengasuhan anak, pelayanan pendidikan
lainnya. Setiap anak memerlukan stimulasi
pembelajaran dan perkembangan yang
berbeda antara satu anak dengan lainnya.
Dalam undang-undang tentang sistem
pendidikan nasional dinyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enarn
tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam rnemasuki pendidikan lebih lanjut
(UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1
Ayat 14).
Tahap Dan Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini
Anak merupakan makhluk individu yang
sejak lahir telah membawa berbagai
potensi (fisik, Psikososial, bahasa,
inteligensi). Seluruh potensi yang dimiliki
anak tersebut yang baru akan berkembang
apabila
mendapat
pengaruh
dari
lingkungan di mana anak tersebut berada.
Ditinjau dari sudut religi anak merupakan
mahluk Allah yang perlu ditumbuh
kembangkan atau dididik sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai makhluk
Allah yang memiliki keimanan, ketaqwaan
pada-Nya dalam melakukan berbagai
kegiatan sebagai Khalifah di muka bumi.
Banyak pendidik anak usia dini bertanya
mengapa mereka perlu belajar tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak usia
dini sejak dari bayi sampai usia delapan
tahun. Tahap-tahap perkembangan ini
sangat penting untuk diketahui supaya
dapat memenuhi kebutuhan setiap anak.
Tidak semua anak berkelakuan atau
berkembang sesuai dengan usia kronologis
mereka. Sesungguhnya banyak anak yang
masuk program anak usia dini pada usia
tiga atau empat tahun menunjukkan
perilaku yang biasa terlihat pada anak
yang lebih muda. Seperti telah diketahui
masa tumbuh kembang anak pada usia 0 –
5 tahun merupakan Masa Keemasan
(Golden Age), masa dimana pertumbuhan
dan perkembangan yang terjadi pada
rentang usia tersebut akan menjadi pondasi
bagi anak akan menentukan akan menjadi
apa kelak di kemudian hari. Namun perlu
diingat bahwa setiap anak itu adalah unik.
Anak
akan
tumbuh,
berkembang
mengikuti pola yang sudah dapat
diperkirakan namun dengan cara belajar
dan kecepatan yang berbeda bila
dibandingkan dengan anak yang seusianya.
Oleh karena itu orangtua atau guru harus
dapat dengan jeli melihat kesiapan anak
untuk distimulasi agar memperoleh
keterampilan baru dan dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Pada dasarnya
ada dua proses perkembangan yang saling
bertentangan yang terjadi secara serempak
selama kehidupan, yaitu pertumbuhan atau
evolusi dan kemunduran atau involusi.
Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
Pertumbuhan
dan
perkembangan
merupakan proses alami yang terjadi
dalam kehidupan manusia, dimulai sejak
dalam kandungan sampai akhir hayat.
Pertumbuhan lebih menitikberatkan pada
perubahan fisik yang bersifat kuantitatif,
sedangkan perkembangan yang bersifat
kualitatif berarti
serangkaian perubahan progresif sebagai
akibat dari proses kematangan dan
pengalaman (Mansur, 2011:17) Usia lahir
sampai memasuki pendidikan dasar
merupakan masa keemasan sekaligus masa
kritis dalam tahapan kehidupan, yang akan
mementukan
perkembangan
anak
selanjutnya. Masa ini merupakan masa
yang tepat untuk meletakan dasar-dasar
pengembangan kemampuan fisik, bahasa,
sosial-emosional, konsep diri, seni, moral
dan nilai-nilai agama (Mansur, 2011:18).
Agar si buah hati dapat tumbuh dan
berkembang dengan sehat dan cerdas,
maka
orangtua
setidaknya
harus
memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak.
Kebutuhan dasar anak adalah perlindungan
dan kasih sayang, makanan, perumahan
dan sandang, udara segar dan cukup
cahaya matahari, bermain dan istirahat,
pencegahan penyakit dan kecelakaan,
latihan ketrampilan dan kebiasaan yang
diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
Kebutuhan psikis anak adalah nilai-nilai
luhur sebagai manusia, perasaan dicintai,
rasa aman karena merasa memiliki, merasa
mempunyai hubungan interpersonal yang
kuat, mengenal lingkungan, tidak tertekan
oleh berbagai larangan-larangan, disiplin,
rasa tanggung jawab dan kesempatan
membantu orang lain, kesempatan untuk
mendapatkan sukses dalam bidang yang
dikerjakan, kesemptan untuk belajar dari
pengalaman, kesempatan untuk lepas dari
ketergantungan orang lain. Peran aktif
orangtua sangat diperlukan agar anaknya
dapat tumbuh dan berkembang dengan
sehat dan cerdas, kongkritnya orangtua
harus
senantiasa
memperhatikan,
mengawasi serta memberikan fasilitas
untuk pertumbuhan dan perkembangannya
(Sudarna, 2014:146-147). Berbagai aspek
perkembangan
yang
melingkupi
perkembangan anak usia dini antara lain
aspek perkembangan motorik, kognitif,
emosi, sosial, bahasa, moral dan agama.
Kelima aspek tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri
dan memiliki saling keterkaitan. Hal ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Fisik, meliputi ketrampilan:
1. Motorik kasar
2. Motorik halus
Kesimpulan
Anak usia dini berada dalam masa
keemasan di sepanjang rentang usia
perkembangan
manusia.
Masa
ini
merupakan periode sensitif, selama masa
inilah anak secara khusus mudah
menerima
stimulus
stimulus
dari
lingkungannya. Pada masa ini anak siap
melakukan berbagai kegiatan dalam
rangka memahami dan menguasai
lingkungannya. Usia keemasan merupakan
masa di mana anak mulai peka untuk
menerima berbagai stimulasi dan berbagai
upaya pendidikan dari lingkungannya baik
disengaja maupun tidak disengaja. Pada
masa peka inilah terjadi pematangan
fungsifungsi fisik dan psikis sehingga siap
merespon dan mewujudkan semua tugastugas perkembangan yang diharapkan
muncul pada pola perilakunya sehari-hari.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6
tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan pada anak usia dini pada
dasarnya meliputi seluruh upaya dan
tindakan yang dilakukan pendidik dan
orang tua dalam proses perawatan,
pengasuhan dan pendidikan pada anak
dengan menciptakan aura dan lingkungan
dimana anak dapat mengeksplorasi
pengalaman yang memberikan kesempatan
kepadanya
untuk
mengetahui
dan
memahami pengalaman belajar yang
diperolehnya dari lingkungan, melalui cara
mengamati, meniru dan bereksperimen
yang berlangsung secara berulang-ulang
dan melibatkan seluruh potensi dan
kecerdasan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Indriati, Ratna. 2016. “Cinta Bunda Desa
Baran Sukoharjo In Early Childhood
Education Cinta Bunda Village Baran
Sukoharjo ) Abstract :” 3 (1).
Meriyanti. 2016. “Membangun Karakter
Anak Sejak Usia Dini.” Jurnal Studi
Gender dan Anak I (1): 48–61.
Nasser, Amany. 2016. “The Difference
Between Girls and Boys in
Learning.” Defense Language
Institute Foreign Language School 1
(December).
Purnomo, Hendarti, Hazhira Qudsyi, A
Latar Belakang, dan Christine Chan
Khadijah Alavi, Rahim M Sail,
Khairuddin Idris, Asnarulkhadi Abu
Samah. 2011. “Optimalisasi
Pendidikan Anak Usia Dini Melalui
Pembelajaran Yang Berbasis
Perkembangan Otak.” Prosiding
Seminar Nasional Parenting 6 (2):
23–26.
https://doi.org/10.22146/bpsi.11540.
Seksio, Post, Sesarea Di, dan R S
Moewardi. n.d. “Quasi Eksperimen,”
4841.
Sitorus, Ahmad Syukri, dan M Pd. 2017.
“Pendidikan Multikultur Pada
Pendidikan Anak Usia Dini” 1 (1).
Suryana.Dadan.”Pembelajaran
Berbasis
Pendekatan Pada Taman KanakKanak Kota Padang”.( Penelitian
Dosen Madya ) UNP Press, Padang
(2016)
Suryana. Dadan. Pendidikan Anak Usia
Dini
(Teori
dan
Praktek
Pembelajaran) UNP Press, Padang
(2013)