REORIENTASI PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBA

RIORiENIASI PENDIDIKA|\j iStAM OALAM MtMEAfiJGUiJ (HAZAijAH PERADAtsAN iSLAM
Oleh: MujamilQomar

-

khususnya Eropa Barat dan Amerika utara masih mendominasi dunia. Berbagai temuan sains dan teknologi sebagian besar berasal
dari Barat, rnesklpun Barat rnula! mendapat saingan baru dari kawasan.Asia. Di samping
Belakangan

ini peradaban Barat

Jepang sebagai pemain lama, sedang bermunculan pemain-pemain baru dalam
mengembangkan sains dan teknologi modern dari kawasan Asia ini, yakni China, Korea
Selatan, lndia, dan lran. Fenomena ini menumbuhkan penilaian dari para futurolog (ahli
memprediksi masa depan) bahwa abad-2l bukan lagi milik Eropa maupun Amerika, tetapi
rnenjadi milik Asia. Narnun dernlklan, pengaruh peradaban Barat rnasih menghegemoni
dunia hingga hari ini.

Peradaban Barat tersebut merefleksikan reatitas ganda yanB dampaknya
berlawanan. Di satu sisi peradaban Barat menunjukkan etos kerja yang tinggi, semangat
ilmiah yang tinggi, kreatif, produktif, efektif-efisien, demokratis, dan menghargai hak-hak

azasi manusia, sebagai sisi yang memberikan pencerahan dan meneladani yang seharusnya
kita adaptasi. Namun, pada sisi lain, peradaban Barat juga bersifat !mperialis, kolonialis,
behas tanpa kendali (liar), kekerlngan spiritualisme, arogan, dan cenderung menyingkirkan
peran Tuhan dalam kehidupan manusia, sebagai sisi gelap yang harus kita kritisi dan kita
hindari sejauh mungkin. Maka peradaban Barat dianggap pincang dan tidak mampu
memberikan pemecahan terhadap kegelisahan manusia.
Semakin peradaban Barat tersebut mencapai tingkat kualifikasi modern, ternyata

semakin membahayakan bagi kedamaian dan keharmonisan umat manusia. Padahal
peradaban Barat modern tersebut diharapkan memberikan ketenangan dan kesejukan
dalam kehidupan mereka. Tariq Ramadan menyatakan, 'The modern era is one of confuslcn
and insecurity. The globalization of communications has globalized attitudes that were once
mostly encountered at the local or national level."1 (Era modern merupakan satu kekacauan
dan ketidakamanan. Globalisasi komunikasi telah menyeragamkan sikap-sikap yang
mendadak terutama muncul tiba-tiba pada level lokal maupun nasional).
Oleh karena itu, lantaran harapan terhadap peradaban Barat ternyata kandas,
nnodernisasi yang selama ini diagung-agungkan oleh Barat ternyata gagal mengobati
kegelisahan manusia, maka pemikir Muslim mulai memikirkan untuk membangun kembali
peradaban lslam yang pernah berpengalaman mempelopori peradaban dunia pada era


-Makalah

disampaikan dalam Studium General Fakultas Tarbiyah dan llmu Keguruan lAlN Samarinda, 28
September 2016.
l
Tariq Ramad an, The Quest far Meaning Developing a Philosohopy of Pluralism, (London...: Penguin Group,
2010), h. 108.

2

kejayaannya, narnun juga mengalami pasang surut dalam keseluruhan sejarah
pertumbuhan dan perkembangannya.
PASANG SURUT PERADABAN ISLAM

Sejarah mencatat bahwa peradaban lslam sesungguhnya dimulai dari peradaban

yang dibangun oleh Nabi Muhammad Saw., kendatipun masih bersifat embrional seiring
dengan konsentrasi Nabi pada penyebaran ajaran-ajaran lslam kepada masyarakat Arab
pada waktu itu. Nabi telah meletakkan bangunan peradaban lslam itu mengingat Nabi
bukan sekedar pemimpin agama, melainkan juga sebagai kepala Negara Madinah. Sebuah


wilayah pertanian yang dijadikan pusat penyebaran dan pengembangan lslam. Secara
politik, Nabi telah meletakkan batu pertama bangunan kekuatan politik umat lslam
terutama dengan mendirikan Negara Madinah. Melalui pendirian Negara Madinah ini, Nabi
telah memberikan pendidikan politik kepada sahabat-sahabatnya.
Ketika masa kehidupan Nabi di Madinah ini, Negara adidaya yang menguasai dunia

adalah lmperium Bizantium di Eropa Timur dan lmperium Persia di Asia Barat. Dibanding
dua Negara itu, Madinah masih sangat kecil, tetapi Nabi me-monage Negara yang baru lahir

tersebut hingga Negara Madinah mampu tumbuh dan berkembang dengan kondusif.
Sepeninggal Nabi, Negara Madinah ini dipimpin oleh sahabat seniornya, yaitu Abu Bakar al-

Siddiq. la meneruskan kepemimpinan Nabi dan mampu mempertahankan Madinah
meskipun terdapat gangguan-gangguan eksternal sehingga harus menyerang Siria dan
kekaisaran Bizantium maupun gangguan internal sehingga harus memerangi kemurtadan
(penolakan sebagian umat lslam untuk mengeluarkan zakat) dan memerangi nabi-nabi
palsu. Kemudian Abu Bakar wafat, lalu kepemimpinan Madinah diteruskan oleh Umar ibn alKhaththab.

ini Negara Madinah bertambah luas karena Umar

berhasil melakukan ekpansi dengan melakukan serentetan penaklukan, yaitu penaklukan
Sirian, penyerangan Yerusalem, penaklukan lrak dan Persia, memenangkan pertempuran
Qadisia, dan penaklukan Mesir. Keberhasilan Umar dalam menaklukkan Persia ini patut
Pada era kepemimpinan Umar

diperhatikan sebab Persia merupakan Negara adidaya. Dengan menaklukkan Persia berarti
posisi Negara adidaya itu diambil alih oleh Negara Madinah. Maka sejak saat inilah Madinah
menjadi Negara adidaya baru. Harun Nasution menyatakan bahwa sejak Umar menguasai
daerah-daerah tersebut Negara Madinah telah menjadi imperium atau adikuasa yang
berada dalam keadaan perang dengan Bizantium sebagai adikuasa kedua.2 Saat ini usia
Madinah sebagai Negara kecil yang didirikan Nabi Muhammad itu baru mencapai 20 tahun.
Usia 20 tahun mampu mengalahkan Negara adidaya Persia, suatu prestasiyang luar biasa.

Kemudian Umar wafat, kepemimpinan Madinah diganti oleh Usman. la sempat
memperluas imperium, membangun angkatan laut, dan menaklukkan Tripoli, namun timbul
'Saiful Muzani ted.), lstom Rasional iagasan dan Pemikiran Prof. Dr. Harun Nasutian, (Bandung: Mizan, 1995),
h. 102.

3


pemberontakan dari kalangan umat lslam sendiri hingga menewaskannya. Selanjutnya
kepemimpinan Madinah berada di tangan Ali. Menantu Nabi ini tampil ketika situasi sangat
kacau hingga terjadi pemberontakan Thalkah dan Zubair, perang unta, pemberontakan

Muawiyah hingga perang Siffin, sehingga Ali tidak sempat mengembangkan Madinah.
Bahkan akhirnya Ali sendiri terbunuh oleh Abdurrahman lbn Muljam, seorang utusan
Xhawarij yang bertugas membunuh Ali.

Dalam episode berikutnya kepemimpinan Negara Madinah berpindah ke tangan
dinasti Umayyah. Bersamaan dengan perpindahan kekuasaan ini, ibukota Negara yang
berada di Madinah itu dipindah ke Damaskus. Dinasti Umayyah berhasil mengulang
kesuksesan Umar dengan melakukan ekpansi secara besar-besaran hingga ke Spanyol dan

berhasil menjaga stabilitas Negara. Setelah mencapai kemajuan, dinasti Umayyah
mengalam! kemunduran. Akhirnya dinasti Umayyah jatuh di tangan dinasti Abbasiyah.
Seiring dengan perpindahan kekuasaan ke tangan Abbassiyah ini, ibukota Negara
dipindahkan dari Damaskus ke Baghdad. Tetapi sempalan dinasti Umayyah yang lolos dari
pembantaian pemimpin Abbassiyah berlari ke Spanyol dan mendirikan imperium di salah
satu negera Eropa itu. Maka pada saat itu pusat kekuasaan lslam berada di Timur (Baghdad)
dan Barat (Cordoba Spanyol). Kedua dinasti ini sesungguhnya berposisi sebagai musuh satu

sama lain, tetapi sejarah melaporkan bahwa kedua dinasti ini berhasil memajukan
peradaban lslam bahkan menjadi puncak kejayaan peradaban lslam.
Pada masa Umayyah dan khususnya Abbassiyah inilah kita bisa mencatat kemajuan

peradaban lslam. Banyak ilmuan Muslim yang menemukan ilmu pengetahuan pada saat itu.

Muhammad lbn Musa al-khawarizmi (w. 833 M.) menemukan angka nol dengan sebutan
sfr; kemudian membentuk kata cipher dan zero dalam bahasa Eropa.3 la juga perumus
utama aljabar, sebuah nama yang diambil dari judul bukunya, ol-Jabr wa al-Muqabolah.a
Logaritma yang dibentuk dari kata lnggris al-gorithm ternyata sebuah ilmu matematika yang
dinisbahkan pada namanya, al-Khawarizmi.s Jabir lbn Hayan l72L-8L5 M) sebagai orang
pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam penelitiannya di bidang alkemi yang
menjadi cikal bakal ilmu kimia di Barat.s Pada abad L1 M. al-Biruni menemukan hukum
gravitasi, yang teori temuannya mirip teori Newton.T Al-Biruni juga menemukan "gravitasi
spesifik" unsur-unsur.t la luga penemu prinsip menggambar di atas permukaan benda yang
bulat.e orang-orang Arablah yang pertama kali menggunakan jam meridionol.l0 Quth al-Din
t
o
s


SH. Nasr, lslomic

kience: on lllustrotedSfudy; (London: World of lslam Festival Publishing, 1976), h. 80

tbid.,n.ru.

Charles E. Butterwortle (ed.), The tntroduction al Arobis Philosophy into Europe, (Leiden: ES. Brill, 1994).
A. Baiquni, lslam dan tlmu Pengetohuan Modern, (Jakarta: Pustaka, 1983), h. 6
Hakim Muhammad Said dan A. Z. Khan, ol-Biruni: His Times, Life ond Warld, (Karachi: Hamdard academy,
1981), h. 14s.

6

"
u

tbid., h. r47

ee


Komisi Nasional Mesir untuk UNESCO, Sumbangan tslam kepada llmu dan Kebudoyoan, terj. Ahmad Tafsir,
(Bandung: Pustaka, 1986i, h. L83.
10
Syaikh Muhammad Abduh, lslom llmu Pengetahuan don Mosyarokot Madoni, terj. Haris Fadlillah dan
Muhammad Abqory, (Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 149.

4

Syirazi telah menemukan metode baru untuk menghitung gerakan planet yang disebut
'Kopel Thusi' (Thusi's Couflel.ll lbn Haitsam telah menegakkan teori pandangan (visron) yang

benar dan diterima hingga saat ini.12 Muhammad lqbal sebagaimana dikutip Mulyadhi
Kertanegara melaporkan, "lbn Hazm dan lbn Taimiyah telah dikenal sebagai perintis
metode ilmiah modern, terutama metode induksi."13 Teori evolusi ternyata telah dirintis
oleh para ilmuan Muslim secara berurutan mulai al-Jahizh {w. 890 M), lbn Miskawayh (w.
1010 M), dan puncaknya seorang sufi dan penyair Persia, Muhammad Jalaluddin Rumi (w.
L?73 M).14

Dalam bidang filsafat, al-Kindi membangun konsep keselarasan agama dengan
filsafat atau keselarasan akal dengan wahyu, al-Razi menemukan filsafat Lima Yang Kekal, alFarabi membangun teori al-foidh {emanasi atau pancaran) dan teori kenabian, lbnu Sina

mengembangkan teori ol-faidh itu dan merumuskan teori manusia terbang. Dalam bidang

hukum lslam {fiqh),lmam Hanafi menemukan metode intinbath hukum syara' yaitu istihsan,
lmam Maliki menemukan moslahah mursalah, lmam Syafi'i menemukan istishab, dan lbnu
Hazm menemukan ol-dolail. Dalam bidang tasawuf, Rabiah al-Adawiyah mempopulerkan

hubb llahi, Dzun Nun al-Mishri mempopulerkan ma'rifat, Abu Yazid

al-Bustami

fana' dan al-ittihad, Abu Manshur al-hallaj mempopulerkan ol-huluf lbnu
Arabi mempopulerkan wahdot ol-Wujud, Jalaluddin Rumi mempopulerkan 'isyq, dan alJilli
mempopulerkan

mempopule rkan al-i nsan ol-kami l.

lnilah sekedar ilustrasi gambaran kemajuan peradaban lslam yang berkembang
pada masa lalu. Puncak kejayaan lslam dengan berbagai temuan sainsnya akhirnya
mengalami kemunduran dramatis semenjak dinasti Abbasivah dihancurkan oleh Hulaqu
Khan dan perampokan di Baghdad pada 1258 M.1s Sedangkan khalifah Umayyah terakhir di

Spanyol, Hisyam lll, telah digulingkan oleh orang-orang Berber pada 1035 M.16 Dengan kata
lain dinasti Umayyah di Spanyol justru telah digulingkan lebih dulu 223 tahun sebelum
kehancuran Abbasiyah di Baghdad. Mulai pasca kehancuran Baghdad itulah peradaban lslam
terus-menerus meredup di berbagai belahan negeri Muslim.

Setelah Baghdad dihancurkan oleh Hulaqu khan pada 1258 M, tidak ada lagi
adikuasa di dunia lslam pada saat itu, kecuali tinggal sultan-sultan yang menguasai daerah
masing-masing di Spanyol, Afrika l)tara, Mesir, Asia Barat dan Asia Tengah. Namun, pada
permulaan abad ke-16 M muncul tiga adikuasa baru yaitu kerajaan Turki Usmani yang

" John Walbridge, The Science
Dtiil^.^^htt

i iiitvJrp"rrtv-iif

ra^*r'.i,|-^
Mi

12


of Mystic Lights: Quth al-Din Shirazi ond llluminasionistTrodition in lslomic

trr+cc. lJrn,curl

'v6L,

I

1')l
lnirrarcitrr Drarc
1OO?l h
t iLJJ,
tt' L-L.
-rJ-t,

Mulyadhi Kertanegara, Menyibok Tirai Kejohilon Pengontar Epistemotogi lslom, {Bandung: Mizan, 2003), h
54.
13
Mulyadhi Kertanegara, Menembus Batos waktu Panoromo Fitsafot /s/orn, (Bandung: Mizan, 20021,h.62.
1a
Mulyadhi Kertanegara, Mengislamkon Nolor Sebuoh ResponsTerhadop Modernitos, (Jakartal Erlangga,
2007), h. 56.
ts

Syed Mahmudunna sir,

lslam Konsepsi don Sejorahnyo, terj. Adang Affandi, (Bandung:

ttosclakarya, 1991), h. 282.
'u rbid., h.319

PT. Remaja

5

berpusat di lstanbul, kerajaan Safawi di Persia, cian kerajaan Mughal di lndia.17 Era ini terjadi

setelah sultan-sultan Usmani dapat mengalahkan Konstantinopel pada 1453 M., yang
menandai Bizantium hancur, sehingga di Eropa tidak ada lagi adikuasa. Adikuasa yang ada
hanyalah di dunia lslam.l8 Masa ini menjadi milik dunia lslam, karena adikuasa lslam tidak
ar{r eaincr:nntr.
rrrru

c.m.
Jsrrru

colz:li
J!r\qrrr

Tior
qrrruJrt
rrEq rlin:cti

lcltrn
rrturrr

tarcahr
moncr
rni: lzo+ilzr
itr
!stJevvlrsrr rll:h rr=nc
rr!g!rEvsJqrr:cai rlr
uu,iailgatilg
iau
,qr.6

r

dan ketiganya mernperoleh keuntungan ekonornis lantaran posisinya masing-masing.

jaian rempah cian jaian sutera ciari Timur ke Barat mesti meiaiui tiga kerajaan itu,
sehingga menyebabkan ekonomi ketiga kerajaan itu meningkat. Akhirnya tiga kerajaan
tersebut mencapai kemajuan politik dan ekonomi. Namun kemajuan politik dan ekonomi
yang dicapai ketiga kerajaan tersebut tidak diimbangi dengan kemajuan peradaban. Ketiga
kerajaan itu besar dalam bidang politik dan ekonomi, tetapi lemah dalam bidang pemikiran,

sains dan filsafat.le Sedangkan Eropa mulai mengalami perubahan setelah melakukan
adaptasi dengan peradaban lslam baik sains, filsafat lslam maupun pemikiran rasional lslam
sehingga menimbulkan Renaisans di Eropa. Pemikiran filosofis dan sains yang diambil dari
dunia lslam, rnereka kembangkan sehingga pada abad ke-15 M Eropa memasuki zaman
modern. Bersamaan dengan ini ekonomi Eropa juga meningkat setelah terjadi perubahan
jalur perdagangan melalui Tanjung Harapan di Timur Jauh, sehingga ekonomi lslam
kehilangan sumber dan dengan sendirinya menurun tajam.20
Peningkatan ekonomi dan pengembangan pemikiran rasional membawa Eropa ke

zaman modern yang ditandai dengan kemajuan pemikiran, sains, dan teknologi. Akhirnya
muncullah dua adikuasa baru pada abad ke-18 M, yaitu lnggris dan Perancis setelah lama
Eropa tidak memiliki adikuasa. Maka ketiga kerajaan tersebut mendapat saingan baru pada

abad ke-18 ini. Jika di Eropa, sains dan teknologi berkembang cepat, maka di dunia lslam
tidak ada sains dan teknologi pada saat itu. Akhirnya lnggris dan Perancis bersama teknologi
modernnya mampu mengungguli ketiga kerajaan lslam tersebut.2l
Demikianlah lemahnya dunia lslam. Kerajaan Mughal di lndia dihancurkan lnggris

pada 1857 M., kerajaan Safawi di Persia jatuh dengan sendirinya, sedangkan kerajaan
Usmani berperang melawan Eropa pada abad ke-18 M selalu mengalami kekalahan sehingga

kerajaan ini digelari The Sick Man

of

Europe. Tetapi Usmani masih bertahan hingga

permulaan abad ke-20. Kerajaan Usmani berkolaborasi dengan Jerman melawan lnggris dan

Perancis dalam Perang Dunia l, tetapi mengalami kekalahan. Maka tamatlah kerajaan
Usmani yang menadai berakhirnya adikuasa lslam, selanjutnya diganti adikuasa Barat.

Melemahnya adikuasa lslam pada abad ke-18 M itu menimbulkan adikuasa Eropa
bersemangat menjajah dunia lslam abad ke-19 M di Timur Tengah. Tetapi setelah Perang
Dunia ll seluruh dunia lslam dapat melepaskan diri dari jajahan Eropa. Sungguh demikian,
17

Muzani, lslom Rasionol, h. L03.

'" tbid., h. 104.

"

rbid.

"

tbid.,h.Los

'o tbid., h. 104-105

6

dunia islam belum sanggup merebut kembali adikuasa.22 Kegagaian dunia lslam merebut
adikuasa ini berlangsung hingga sekarang ini (sekitar tiga abad, mulai abad ke-18 hingga
awalabad ke-21 ini).
lnilah pasang surut peradaban lslam di dunia ini. Ada masa rintisan, pertumbuhan,
oerkembangan, kemajuan; puncak kejayaan, kehancuran, kebangkitan kembali, keja,vaan
lag!, kemunduran dan kehancuran. Kelemahan-kelemahan dunia lslam ini mendorong para
pemikir lslam untuk segera merubah peta dunia lslam menjadi berdaya mewujudkan
peradaban lslam baru yang mencerahkan.

PERADABAN ISLAM BARU

Awal abad ke-19 M beriringan dengan penjajahan Eropa di dunia lslam, terasa
sekali ketertinggalan dunia lslam dari kemajuan Barat, sehingga menyadarkan pemikiroemikir lslam untuk mengadakan pembaharuan lslam. vaitu oembaharuan oemikiran,
pemahaman, dan penafsiran terhadap ajaran-ajaran lslam maupun pembaharuan gerakan,
pengorganisasian, dan kelembagaan. Pembaruan ini muncul di Mesir, Turki, lndia, dan
Pakistan.

Mesir menampilkan pembaru Muhammad Ali Pasya dengan mendirikan berbagai
sekolahan baru, al-Tahtawi mengenalkan emansipasi wanita (tahrir al-mar'oh\, patriotisme,
dan trias politika; Jamaluddin at-Afghani memilih jalur pembaharuannya di hidang politik
terutama melalui konsep Pan-lslamisme; Muhammad Abduh melalui jalur pendidikan dan

ilmu pengetahuan; dan Rasyid Ridha melalui jalur dakwah. Turki menampilkan Sultan
Mahmud ll yang menekankan pada pembaharuan pemerintahan dan pendidikan, gerakan
Tanzimat menekankan pada pembaharuan perundang-undangan, serakan Usmani Muda
menekankan pada pembaharuan pemerintahan absolut meniadi pemerintahan
konstitusional, gerakan Turki Muda sebagai gerakan oposisi yang menentang pemerintahan
absolut, tiga aliran pembaharuan (Barat, lslam, dan Nasionalis) yang berusaha mewarnai
pembaharuan lslam melalui dasarnya masing-masing, dan Mustafa Kemalyang menekankan
pembaharuan pemerintahan Turki menjadi Negara sekuler.23 lndia menampilkan gerakan

Mujahidin yang berusaha meneruskan ide-ide pembaharuan Syah Waliyultah, Sayyid Ahmad
Khan menekankan pembaharuan pendidikan, gerakan Aligarh berusaha meneruskan ide-ide
pembaharuan Sayyid Ahmad khan yang bermarkas di sekolah MAOC., Sayyid Amir Ali
menekankan sikap apologis, Muhammad lqbal menekankan ajaran dinamisme, dan Abul

Kalam Azad menekankan pada penguatan nasionalisme lndia.2a Sedangkan Pakistan
menampilkan Muhammad Ati Jinnah yang berjuang mewujudkan negara Pakistan, Liaquat
22.,.,,

toto., n. tuo,
Harun Nasution, Pemboharuan datam lslam Sejorah Pemikiran don Gerakan, (Jakarta: Eulan Bintang, 79561,
h. 34-154.
'o lbid., h. 156-2Cr5; lihat juga A. Muktr A.li, A.lam Pikiron lslqm Modern d! lndia don Pokistqn, (Bandung: M!zan,
1993), h. 50-95, 142-160,

"

7

Ali Khan yang menekankan perjuangan pembaharuannya melalui politik pemerintahan, dan
Abul A la Maududi yang berjuang memajukan umat lslam melalui gerakan-gerakan politik,
kegiatn-kegiatn akadem ik, dan jurnalistik.2s

Pembaharuan lslam di Mesir dilanjutkan oleh Hasan Hanafi melalui proyek Kiri
lslam {oLYasor al-lslomi atau lslamic Le!t!; pembaharuan lslam di Pakistan dilanjutkan Fazlur
rahman; pembaharuan lslam di lran dirintis Ayatullah lmam Khumaini dan Ali Syariati;
pembaharuan lslam di Sudan dilakukan Hasan Turabi; pembaharuan lslam di Aljazair
dilakukan Muhammed Arkoun; pembaharuan lslam di Palestina dilakukan oleh lsmail Raji al-

di

Malaysia dilakukan oleh Mahatir Muhammad dan Syed
Naquib al-Attas; sedangkan pembaharuan lslam di lndonesia dilakukan Kiai Ahmad Dahlan,
Kiai Hasyim Ay'ari, Syekh al-Surkati, Mukti Ali, Harun Nasutlon, Nurcholish Madjid,

Faruqi; pembaharuan lslam

Abdurrahman Wahid, dan sebagainya hingga sekarang ini.

Tokoh-tokoh yang disebut di sini sekedar sebagai contoh semata. Selain tokohtokoh yang disebutkan ini, masih terdapat banyak pembaharu lslam yang tidak sempat
dijabarkan dalam pembahasan ini. lntinya, ada semangat pembaharuan lslam di berbagai
belahan dunia lslam akhir-akhir ini. Azyumardi Azra melaporkan memang pada akhir abad
ke-20 M di dunia lslam telah tumbuh kesadaran tentang urgensi rekonstruksi peradaban

lslam melalui penguasaan sains dan teknologi, tetapi tantangan-tantangan yang dihadapi
luar biasa kompleks. Singkatnya, masyarakat Muslim tidak hanya berhadapan dengan
hambatan-hambatan internal, tetapi juga hambatan eksternal yang sering berkaitan satu
sama lain.26

Salah satu hambatan eksternal adalah interaksi lslam dengan Barat yang penuh
kecurigaan sehingga tidak jarang menimbulkan konfrontasi. Hubungan lslam dengan Barat
agakn,va merupakan hubungan yang paling menegangkan, dan pengalaman ini tidak terjadi

pada agama lain seperti Hindu dan Budha, lantaran lstam pernah melakukan ekpansi ke

Barat baik pada Abu Bakar, Muawiyah, Walid bin Abdul Malik, Harun

al-Rasyid,

Abdurrahman, hingga sultan-sultan Usmani. Akbar 5. Ahmed menyarankan bahwa pada
permulaan abad ke-21, konfrontasi antara lslam dan Barat menimbulkan dilema internal
bagi keduanya. Kalangan Muslim dihadapkan pada pertanyaan: bagaimana melestarikan
esensi pesan-pesan al-Qur'an tentang odl dan ehsan,

ilm

dan

shobr, tanpa mereduksinya

menjadi sekedar slogan tanpa makna dalam zaman kita, bagaimana berpartisipasi dalam
peradaban gtobal tanpa menghapus identitas mereka.27
Hanya saja masih terdapat berbagai problem berat yang dihadapi dunia lslam dan

hingga kini belum terpecahkan.. yaitu: (1) lemahnya masyarakat ilmiah; (2) kurang

"

lbid., h. 195-200; lihat juga A. Mukti Ali,Alom Pikiron tslam Modern di lndia dan Pakistan, (Bandung: Mizan,
1993), h. 190-264.
26
Azyumardi Azra, Pendidikan lslom Tradisi dqn Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta: PT. Logos
Wacana llmu, J.999), h. 11-12.
" Akbar S. Ahmed, Posmodernisme Bohaya don Haropon Bogi lslom, terj. M. Sirozi, (Bandung: Mizan, 1993), h.
ZIU.

8

integralnya kebijakan sains nasional; (3) tidak memadainya anggaran penelitian ilmiah; (4i
kurangnya kesadaran di kalangan sektor ekonomi tentang pentingnya penelitian ilmiah; (5)
kurang memadainya fasilitas perpustakaan, dokumentasi dan pusat informasi; (6) isolasi
ilmuan; dan (7) birokrasi, retriksi dan kurangnya insentif.z8

Problem-problem ini sedapat mungkin harus dipecahkan agar memberikan jalan
lurus bagi perwujudan peradaban lslam baru sebagai alternatif yang memberikan kepuasan
dalam kehidupan mas.varakat, baik masyarakat ttvluslim maupun mas.varakat non Muslim.

Nurchlolish Madjid menyarankan bahwa yang paling dibutuhkan sekarang ini adalah
membangkitkan kembali etos intelektual lslam klasik yang membuat para pendulu kaum
Muslim begitu kreatif dan kuat dalam wawasan keislaman mereka.'e Ziauddin Sardar
menegaskan bahwa kejayaan ilmu pengetahuan masa lslam awal merupakan akibat dari
perhatian kalangan Muslim yang serius terhadap anjuran al-O-ur'an pada waktu itu.30
Dengan begitu, al-Qur'an justru memberikan inspirasi dan menyemangati pembentukan
peradaban lslam sehingga peradaban ini senantiasa memancarkan nilai-nilai llahiah. Kondisi
peradaban lslam yang demikian ini sesungguhnya yang ingin diwujudkan kembali sekarang
ini melalui saluran proses pendidikan lslam.

MEMPERTARUHKAN PENDIDIKAN ISLAM

Untuk mewujudkan peradaban lslam baru yang mencerahkan dan menyejukkan
masyarakat dunia itu menyebabkan para pemikir lslam serius menggali saluran apa yang
oaling tepat dilalui sehingga benar-benar mampu mewujudkan impian itu? Di sini memang
tidak ada kesepakatan karena terdapat berbagai perspektif, kecenderungan, dan pilihan di
kalangan pembaharu lslam dalam menetapkan objek atau "trayek" pembaharuan Islam
dengan argumentasinya masing-masing baik pembaharuan dalam bidang teologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, dakwah, ilmu pengetahuan maupun pendidikan.
Mengenai pendidikan ini Fazlur Rahman menyatakan bahwa pembaruan lslam apa
pun bentuknya yang berorientasi pada realisasi weltonschouung lslam yang genuine dan

modern harus memulai dari pendidikan.3' Dengan kata lain, pernyataan Rahman ini
sesungguhnya lngin menegaskan dan memberikan pemahaman bahwa pendidikan itu
memiliki posisi, peran dan fungsi paling strategis dalam merealisasikan kemajuan peradaban
lslam dibanding dengan komponen-komponen lainnya baik teologi, politik, ekonomi,
hukum, sosial dan sebagainya. Karena itu, upaya membangkitkan kemajuan umat lslam
maupun peradabann'ya harus melalui pendidikan sebagai konsentrasi utame-

"29 Azra, Pendidikon

tslom,h.16-20.

D:r:mrrlinr
trt,,".h^li"h
tlnbi Luityr!
tnnnit .DornAnhnn
iViSUjiU, n!-iri
ilui
Li iuiiii i l\radiii
-t uuurel lcfam Ahmeet Gartq AQ lad I Ilrlu:rna.
tJuraur lur
dengan Dian Rakyat, 2009), h. 31.
30

Ziauddin Sardar, Rekayoso Mosa Depan Peradobon Muslim, terj. Rahmani Astuti, (Bandung: Mizan, 1993), h.

72.
31

Elqlrpriqeame
esr\v.Jqrur..u

Fazlur Rahman, /s/am, (Bandung: Pustaka, 1997), h. 384.

9

Oleh karena itu, Sayyid Ahmad Khan memilih pendidikan modern sebagai sasaran
dan saluran dalam melakukan pembaharuan lslam di lndia yang diyakini mampu mengobati
penyakit sosial-politik yang mewabah di lndia. Pengalaman Muhammad Abduh gagal
melakukan pembaharuan lslam melalui jalur politik sebagai upaya mengikuti jejak-jejak
gurunya, Jamaluddin al-Afghani, akhirnya Abduh dengan mantap menjatuhkan oilihan pada
pendidikan di sarnping ilmu pengetahuan sebagai objek sekaligus saluran pembaharuan
lslam untuk membangkitkan kesadaran masyarakat dalam merombak pola pikir, pola sikap,

dan pola hidupnya sebagai prasyarat dalam mewujudkan kemajuan umat lslam dan
kejayaan peradabannya. Bahkan Muhammad Ali Pasya kendatipun ia seorang buta huruf,
tetapi tangkas berperang sehingga mengantarkannya menjadi penguasa Mesir.
Kekuasaannya ini dlmanfaatkan untuk melakukan pembaharuan lslam dengan mendirikan
berbagai lembaga pendidikan, yaitu Kementerian Pendidikan, Sekolah Militer, Sekolah
Teknik, sekolah Kedokteran, Sekolah Obat-obatan (apoteker), Sekolah Pertambangan,
Sekolah pertanian, dan Sekolah Penerjemahan.

Pendidikan sebagai trayek pembaharuan lslam ini memang tepat sekali, karena
pendidikan berusaha untuk memperkuat dan memperkokoh sumberdaya manusia melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, perilaku, dan ketrampilan rlang menjadi penentu
kemajuan umat lslam. Jadi pendidikan telah berfungsi mendongkrak kemajuan peradaban

lslam. Abdul Munir Mulkhan menegaskan bahwa penyusunan konsep pendidikan lslam
secara benar merupakan sumbangan yang berarti bagi penyiapan suatu tata kehidupan
umat lslam dan juga penyiapan masyarakat bangsa di masa depan secara lebih baik.32
Caiarah
rlJsrsrr

manr:l:|
rrrurruslql

h.h.^rr

lzaiarra:n
r\LJsrsqrr

nararl.h:n
iJursuuvurr

lcl:m

maca

l:lr
rurq r c:nart
iqrr6qr

rlih:ntr
qrvsrrlv

r nlah
vrlrr

nracac
y!vJlJ

pendidikan lslam yang dilakukan secara serius dengan penuh kesadaran menguasai ilmu
pengetahuan dan mengembangkannya sehingga membuahkan manfaat yang besar bagi
kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
Sebenarnya istilah pendidikan lslam itu masih sangat general dan bisa difokuskan

pada komponen tertentu. Komponen pendidikan lslam mana yang perlu mendapat
perhatikan paling besar daripada komponen-komponen lainnya? Ada pemikir lslam yang
membebankan pada institusi pendidikan Islam yang harus berusaha menghidupkan
pemikiran peserta didik dan alumninya. A. Syafii Maarif menyatakan bahwa tugas utama
lembaga pendidikan lslam ialah menciptakan kondisi dan lingkungan pendidikan yang
angsun. hingga memberi kemungkinan bagi lahirnva cendekia-cendekia vang berwawasan
luas dan memilikitilikan pandangan yang tajam dalam membaca peta bumi kemanusiaan.33
Apakah lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta memiliki kemampuan strategis di

t' Abdul Munir
lVnaralzrrt:.
t.vbru!\ur
33

Mulkha n, Parodigmo tntelektusl Muslim Pengantar Fitsafat Pendidikon lslam dan Dakwah,

CIDPFCC lrJrtt
1OO?l lt\h ut,

A. Syafii Maarif. Peta Bumi lntelektuolisme lslam
h. 33.

di

lndanesia, Fauzi Rahman (ed.), (Bandung: Mizan, 1993),

10

rRasa mendatang untuk menciptakan kampus-kampus yang konciusii serta mampu
mendorong lahirnya pemikir-pemikir Muslim yang mandiri, produktif, dan kreatif.3a

Memang pendidikan Islam itu meliputi berbagai komponen. Idealnya semua
komponen pendidikan lslam itu dilakukan penyempurnaan-penvempurnaan agar semua
komponen itu berkembang dan bergerak slnergls menuju satu arah utama yaitu
mewujudkan hasil pendidikan yang benar-benar berkualitas sehingga merefleksikan
keuntungan ekonomis, keuntungan intelektual, keuntungan sosial, keuntungan politis,
keuntungan religius, keuntungan kultural, dan keuntungan-keuntungan lainnya. Salah satu
komponen strategis dari pendidikan lslam yang perlu mendapatkan perhatian dan
pen'/empurnaan aCalah orientasi pendidlkan lslarn sehingga perlu dllakukan penataan
orientasi kembali (reorientasi pendidikan lslam).

REORIENTASI PENDIDIKAN ISLAM

Upaya melakukan reorientasi pendidikan lslam ini terlebih dahulu harus
mengidentifikasi orientasi pendidikan lslam maupun orientasi pendidikan yang diikuti
pendidikan lslam rTang dinilai kurang strategis. Tindakan ini berguna dalam menawarkan
crientasi pendidikan lslam yang baru. Kita bisa mengidentifikasi sejumlah orientasi dari
pendidikan lslam yang pernah dialami hingga sekarang ini, antara lain: berorientasi pada
tujuan sehingga seluruh proses kegiatan pendidikan maupun medianya diarahkan pada
pencapaian tujuan, berorientasi pada materi keilmuan sehingga berusaha memompa
pengetahuan kognitif pada peserta didik, berorientasi materialistik sehingga oertimbangan
menempuh pendidikan selalu mengacu pada peluang kerja, bercrientasi pada pendidikan
Barat sehingga selalu mengacu pada model pendidikan yang dikembangkan dunia Barat, dan
berorientasi pada kualitas rnput sehingga selalu merekrut peserta didik baru yang pandai
saja bagi lembaga pendidikan lslam yang telah maju.
Akhir-akhir ini kita dihadapkan pada sebuah era baru dimana batas-batas negara
menjadi mengecil bahkan tidak ada, yaitu era globalisasi melalui teknologi komunikasi dan
informasinrTa yang super canggih menembus seluruh belahan bumi ini, sehingga era
tersebut menlmbulkan tantangan dan ancaman baru. Tantangan rnemberikan peluang atau
kesempatan baik pada pendidikan kita, sedangkan ancaman menyebarkan ketakutan pada

dunia pendidikan. Maka dibutuhkan sikap ekstra-hati-hati. Mastuhu menyarankan bahwa
menyadari tantangan globalisasi terhadap tata kehidupan, maka kita harus
mendefinisikan kembali orientasi pendidikan.3s Orientasi ini perlu dikokohkan dengan
paradlgma pendiCikan lslarn .;ang relevan. Selaniutnya Mastuhu mengatakan bahwa
paradigma baru pendidikan lslam ini berdasar pada filsafat teocentris dan antropocentris

jika

'o tbid.,h.

"

Lt8

Mastuhu, Memberdoyokan Sistem Pendidikan tslom Strotegi Budoya Menuju Mosyorakat Akademik,
{Jakarta: PT. Logos Wacana llmu, 1999}, h. 46.

11

sekaligus. Sedangkan prinsip-prinsip yang ingin ciikembangkan dalam paradigma baru
pendidikan lslam ini adalah: tidak ada dikotomi antara ilmu dan agama; ilmu tidak bebas
nilai tetapi bebas dinilai; mengajarkan agama dengan bahasa ilmu pengetahuan dan tidak
hanya mengajarkan sisi tradisional, melainkan sisi rasional.36

Gerakan modernisasi yang dipertegas melalui globalisasi informasi tersebut
memang menjadi tantangan serius bagi pendidikan maupun pendidikan lslam. Husni Rahim
menilai bahwa pendidikan lslam di lndonesia berada di persimpanean jalan antara
mempertahankan tradisi iama dan nnengaCopsi perkem,bangan baru. Si+.uaEi ini
menyebabkan kebingungan, maju-mundur, dan ketidakjelasan arah dan tujuan modernisasi
pendidikan lslam selama ini.37 Jalan keluar dari situasi tersebut menuntut penegasan visi
pendidikan Islam sehingga tidak tergoda oleh tarikan-tarikan ekstrem, tetapi rnampu
mengelola berbagai kecenderungan yang tersedia secara responsif dan tuntas. Visi
nanr.lir{ilzrn lclrm mrcr r.lonrn itr r :r'lrlrh

tamintrnrre

cictam },vl
nondidilzrn
tvlvlRvl

l

rrrno
nnnr
rlic
lD iclrmi
i9r9r
l l|,
t,vl,9rrJ,
,9r

berorientasi mutu, dan kebhinekaan.38

H. Djohar menilai bairwa crrientasi pendidikan kita seiarrra ini diai-ahkar:

pada

tujuan, namun evaluasi hasilnya tidak mengukur keberhasilan tujuan itu, sehingga peserta
didik tidak mendapatkan apa-apa dari proses pendidikan tersebut.3s Jika orientasinya pada
tujuan pendidikan; seharusnya pendidik dalam melaksanakan pembelajaran selalu
diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan; matari pembelajaran disesuaikan dengan
tr rir r=n nandir{ilzrn.
lv.vl'\q.1,

},!l

clrataai

namhal:i:ran

nanrlolzat:n

namholai:r3n

mar rnr rn motnr{o

pembelajaran yang ditempuh disesuaikan dengan tujuan pendidikan; media pembelajaran
yang dipilih dan dipergunakan disesuaikan dengan tujuan pendidikan; dan begitu juga
Iingkungan pembelajaran dikondisikan sesuai dengan tujuan pendidikan.

Oleh karena itu, dibutuhkan pemikiran, perenungan, dan penelaahan untuk
menyempurnakan kembali orientasi pendidikan lslam sehingga pendidikan lslam mampu
berdaya emansipatoris dari berbagai keterpasungan, menjaga keseimbangan pemenuhan
kehiCupan rnanusia, dan memfasilitasi pembentukan peradaban lslam yang menyejukkan
kehidupan masyarakat, yaitu antara lain:

Periama, berorientasi pada teoantroposentris. Penrjiciikan lslam harus ciiarahkan
pada orientasi keseimbangan dalam menjalin hubungan dengan Allah (hablun minallohl dan
hubungan dengan manusia (hoblun minannosl. Upaya menjalin hubungan dengan Allah

dimaksudkan untuk menyempurnakan iman, meningkatkan kualitas ibadah, dan
memperkokoh kadar ketakwaan kepada Allah Swt. Sedangkan upaya menjalin hubungan
dengan manusia dimaksudkan untuk rneningkatkan interaksi sosia!, nnernbangun kesadaran

'u

t'

tbid.,h.\s.

Husni Rahim, Aroh Boru Pendidikan lslom di lndonesia, Affandi Muchtar (ed.), (Jakarta: PT. Logos Wacana
llmu, 2001), h. 16-17.
" lbid., h. 17.
" H. D;ohar, Pendidikan Strotegik Alternotif lJntuk Pendidikon Masa Depan, Andy Dermawan (ed.),

L2

sosiai, mewujucikan soiiciaritas sosial, cian membentuk kesalihan sosiai. Keseimbangan ini

harus betul-betul direalisir, dan tidak dibenarkan hanya menjalin hubungan dengan Allah
semata tetapi mengingkari hubungan dengan sesama manusia seperti orang yang ahli
ibadah tetapi sering menyakiti tetangga. Sikap demikian ini sangat tidak terpuji.

Orientasi pendidikan lslam pada keseimbangan hubungan dengan Allah dan
hubungan dengan manusia ini harus ditindaklanjuti secara operasional melalui kurikulum
dan strategi pembelajarannya. Kurikulum pendidikan lslam harus memfasilitasi dan
menyajikan nr.ateri yang mengarah pada penyer,h,purnaan inn,an, peningkatan kuatitas
ibadah, dan penguatan ketakwaan kepada Allah Swt., di samping materi yang membekali
peserta didik dalam menempuh kehidupan bermasyarakat baik pembentukan intelektual
maupun penguatan ketrampilan atau kecakapan hidup (life skilll. Demikian juga strategi
pembelajarann\ra juga harus memfasilitasi oenguatan kedua macam hubunqan tersebut,
rrrno
r{inarrnlzrn
,gtttivttJv|g,vv*vlr,ltr\vll},vrvll,9rlD

alah nondir{ilz

l.)i cinilrh

otrrttltrcfrr{z/dncan/lziri

mom:inlzrn

n6ran \rzno

sangat menentukan dalam mewujudkan keseimbangan kedua macam hubungan itu.

Kedua, berorientasi pacia kejayaan dunia ciarr kebaiiagiaari akhirat. Pendidikan
lslam seharusnya didesain dengan cara membekali peserta didik melalui internalisasi
pemahaman tentang sains dan teknologi modern. Bahkan mereka seharusnya juga dibekali
tentang strategi mengembangkan sains dan teknologi modern agar kelak mereka memiliki
naluri pengembangan {sense o! developmenf) terhadap sains dan teknologi modern. Melalui
pengembangan sains dan teknclcgi modern !ni, mereka mampu meralh prestas! akademik,
menemukan dan merumuskan berbagai teori, menemukan teknologi baru, membangun
peradaban baru, menghadirkan kebudayaan baru, mengharumkan bangsa dan negara,
membangkitkan sumber-sumber perekonomian, meningkatkan devisa negara, dan pada
akhirnva mampu memakmurkan dan menvejahterakan masvarakat.
Pada bagian lain, peserta didik dalam lembaga pendidikan lslam harus dibekali
dengan motivasi maupun stimulasi yang mensarah oada upaya memperkokoh ketauhidan,

upaya memperbanyak amal kebajikan, upatia menghindari kemaksiatan, upaya
memperbaiki dan menyempurnakan perbuatan, upaya mengkritisi tindakan sendiri
(introspeksi), upaya merubah tindakannya sendiri menjadi tindakan yang membuahkan
maslohoh bagi orang lain, dan berbagai upaya positif lainnya yang membuahkan manfaat
baik bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. lntinrTa, peserta didik harus dibudayakan
banyak berama! baik amal individual maupun annal sosial. Sebaliknya, peserta didik harus
dibudayakan menjauhi kemaksiatan atau kejahatan. Kedua macam pembudayaan ini
dimaksudkan sebagai investasi bagi kebahagiaan hidup di akhirat kelak.
Kedua harapan ini, yakni kejayaan dunia dan kebahagiaan akhirat menunjukkan
adanrTa kesinambungan kesuksesan dalam kehidupan umat lslam, sekaligus dapat menepis

stigma yang salah selama ini hahrsa pendidikan lslam itu hanya mengutanr,akan kehidupan

akhirat semata. Kedua kesuksesan ini melambangkan kebahagiaan yang utuh dan sejati
sehingga menjadi harapan semua orang lslam dimana mereka seringkali bahkan setiap hari

13

menghacjapkan permohonan (ber-munajat) kepada Ailah Swt. melalui doa sopujagot yang

berbunyi; Rabbano atina fi al-dunya hasanoh wo fi al-akhiroti hosanoh woqina 'odzob ol-nor
(Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat kelak, dan jagalah kami
dari adzab neraka).

Ketiga, menggali model pendidikan lslam masa kejayaan

kemudian

menyempurnakannya sesuaituntutan kontemporer. Sesungguhnya model pendidikan lslam

pada masa kejarTaannya terutama pada masa Abbasiyyah merupakan model pendidikan
lslam yang sangat iCeai. ldealisrne ini belunn berhasil diu;ujudkan olel', pendidikan lslam
sekarang ini. Bahkan idealisme ini gagal diwujudkan model pendidikan Barat. Sejarah
merekam dengan baik setidaknya model pendidikan lslam pada masa tersebut memiliki dua

macam keunggulan yaitu (1) pendidikan lslam ternyata mampu menghasilkan ilmuan
maupun filosof yang memiliki potensi generalis. Misaln-va lbnu Khaldun, dia dikenal sebagai
sejarawan, sosiolog, filosof, pedagog, dan ek-onom; al-Kindi menurut laporan M. Saeed
Sheikh telah mengarang kitab berjumlah 265 kitabao yang terbagi menjadi lebih dari 17
rumpun keilmuan; dan (2) pendidikan lslam mampu menghasilkan ilmuan dan/atau filosof
sekaligus ulama, seperti lbnu Khaldun, lbn Rusyd, lbnu Sina, al-Farabi, ialaluddin Rumi, dan
sebagainrTa. Keunggulan kedua ini masih menjadi cita-cita pendidikan lslam sekarang ini dan
sama seka[itidak dimiliki oleh moCel pendidikan Barat.
l\/lnz{al
lYrvggr

nnnrlirlilzrn
ygrlulutAqtr

ii
ul

Drrr+
uqlqt

ir rr+ru
Ju9Llv

mrlzin
lrrqNlll

mnni+r,hL^^
llitrueultnqrt

m-^r,rir
tltqtaqJlg

alrri
uqtt

T',hrnnr,tgtrqtttlyg.

Banyak ilmuan maupun fiiosof Barat, mereka makin panriaijustru semakin iidak bertuhan.
Hal ini terjadi bermula dari pandangan mereka terhadap status ontologis objek-objek ilmu

pengetahuan. Akibat pengaruh aliran filsafat materialisme dan positivisme, Barat
mempersempit objek-objek ilmu pengetahuan hanya terbatas pada objek-objek yang
empiris mauoun fisik semata. dan menolak objek-objek metaempiris maupun metafisik.
Mulyadhi Kartanegara nnenyatakan bahwa keraguan atau penolakan kebanyakan ilmuan
Barat terhadap dunia metafisik, menyebabkan mereka membatasi lingkup sains hanya pada
objek-objek inderawi atau substansi-substansi material belaka. Sains hanya berkutat dengan
entitas-entitas yang bisa diobservasi.al Seiring dengan pembatasaan pada objek-objek
inr{orrlrri

ini

mrlrr

mofndo
vs

rr:no
,-:

di:nd:llr:n

er{:l:h

mafnr{o

nhccrrrrci

drn

olrcncriman

inderawi, sehingga tidak mengherankan kalau cara demikian ini rnenghasilkan ilmuanilmuan yang berperspektif serba materialistik sehingga makin pandai justru semakin anti
Tuhan, karena Tuhan tidak terindera, seperti Charles Darwin, Auguste Comte, Friedrich
Nietzsche, Karl Marx, dan lain sebagainya.
Keacjaan ini sangat berbeda dengan mekanisme pengembangan ilmu pengetahuan

dalam lslam. Mengingat ilmuan dan filososf lslam di samping menerima objek-objek empiris
!uga objek-objek metaempiris, objek-objek fisik juga objek-objek metafisik, sehingga metode

4
41

M. Saeed Sheikh, Studies in Muslim Philosophy, (Delhi: Adam Publishers, 1994), h. 55.
lf\r,,l.,r.fhi
l/ar]=noo:r:
It,llomnhnmi llnbaba* Ttrhnn
Alam rlnn nnnnttcin iJuird,!+tlzbz*a.
ltlalnt Qoliaitr<
.-:.'3!!t:
,.;u,r-v.i:,---:.-i:!bu:ur:.-,vt
rtt..5.4;

2007), h. 66.

Frl:aoo:
L,:u,,ob-,

L4

yang digunakan bukan hanya observasi dan eksperimen inderawi, melainkan berbagai
metode ilmial. Mulyadhi Kertanegara menyebut "metode observasi dan eksperimen {tajribil
untuk objek-objek fisik, metode logis (burhanil untuk objek-objek nonfisik, dan metode
intuitif ('irfanil untuk objek-objek nonfisik dengan cara yang lebih langsung."o'Akhirnya
malr:nicma

noncaf:hrr:n
nancamh:nrrn
ilmrr Hvr,6L!qr
i,'Lr.aL;rrvu,rburt,,,,,u

r{amilzirn

ini mol:hirL:n

ilmurn

rl:n filncnf

yang makin religius. Seliberal-iiber-al filosof lslanr hanyalah terciapat pacia sosok pribau'i Aliu

Zakaria al-Razi yang menentang sistem kenabian, tetapi

ia sangat

mengesakan atau

mentauhidkan Tuhan lmuwahhid atau monotheis).

Mengingat tantangan-tantangan yang dihadapi umat lslam sekarang ini jauh lebih
kompleks darioada tantangan-tantangan vang dihadaoi umat lslam masa kejavaan vang
lampau, maka kendatipun .'node! pendidikan lslarn masa kejayaan tersebut dipa.ndang
sangat ideal karena mampu menghasilkan output yang berkemampuan generalis dan
mampu melahirkan keterpaduan potensi filosof/ilmuan dengan ulama, namun tetap perlu

disempurnakan dalam konteks merespons tantangan-tantangan kontemporer bahkan
merespons tantangan-tantangan masa deoan yane daoat diprediksikan.
Keempat, mempertimbangkan segi positif pendidikan Barat modern. Kendatipun
model pendidikan Barat modern telah dikritisi. tetapiiuga harus diakui masih ada segi positif
+ar+6h+r r rlari

mnr,lal

nanrlir.lilzrn
Psrruru'r\vrr

tarcoht rt

Dandirlilzrn

Rrrat

mar{arn

harl.rarlr
vleq

r.lana:n
vlrrburr

pendidikan lslam apalagi pendidikan lslam masa kejayaan karena perbedaan pemikiran
(aliran filsafat) yang mendasarinya, paradigma dan mindset-nya, pengakuan terhadap status
ontologis objek-objek ilmu pengetahuan, pemilihan dan penggunaan metode keilmuannya,
dan akhirnva juga berdamoak pada hasil pendidikannva. Namun pendidikan modern Barat
juga masih mem.iliki segi-segi positif tertentu yang patut direspons oleh. pendidikan lslam
kontemporer.
tr^-^-^-rL-l:l----L---l-^.-l-L
---!-f,-t--i
-^-lil:l--ydI16 UlKeIrlUdllBndtl
NeLdIltE,ltlclIl pellE,Uclsddll ltleLUUUlUEIs
Ulcll
PellulUlKdll

n^--r

Ddtd{.

modern, betapapun masih menjadi daya tarik secara khusus. Bertolak dari kecanggihan ini
model pendidikan tersebut mampu memfasilitasi dan membekali lulusan-lulusan
pendidikannya memiliki semangat dan budaya mengembangkan ilmu dan teknologi. Di
samping itu, keseriusan dalam mengkaji ilmu pengetahuan dan kedalaman penelaahan
maupun penelitian !!miah yang berhasil d!!nterna!lsaslkan melalui proses pendidikannya itu
merupakan sisi positif lainnya yang patut diperhatikan dan dipertimbangkan oleh pendidik-

pendidik Muslim dalam melakukan kegiatan dan proses pendidikan agar peserta didik
Muslim memiliki budaya ilmu dan budaya teknologi dalam kehidupan sehari-hari baik di
sekolah, di rumah maupun ditengah-tengah masyarakat.
Kelima, mengandalkan pada pemberdayaan proses pendidikan. Sekarang ini
kecenderungan pendidikan rTang dikembangkan di dunia ini menekankan upayanva untuk
mendapatkan fnpuf 'yang sebaik-baiknya guna mennudahkan keberh,asilan pendidikan.
o'Kertanegara,

M enyiba

k

Ti roi,

h. 52.

15

Memang mendidik siswa maupun mahasiswa yang pandai jauh iebih muciah, lebih efektii,
dan lebih hemat energi daripada mendidik siswa maupun mahasiswa yang bodoh. Siswa

maupun mahasiswa yang pandai diberi rangsangan sedikit saja mereka mampu
mengembangkan stimulasi itu secara mandiri dan maksimal. Hal ini sangat berbeda dengan
siswa maupun mahasiswa vang bodoh. Taoi kalau pendidikan hanva mau menerima input
yang baik saja untuk menghasllkan output yang balk sesungguhnya merupakan pendidikan
yang gagal, karena tidak mampu meciptakan perubahan positif. Jika cara ini dipertahankan

dan mengklaim sebagai pendidikan yang maju, bonafide, berkeunggulan, model, dan plus
sesungguhnya merupakan kebohongan publik yang tidak disadari.
Oleh karena itu, pendidikan lslam harus menggeser kecenderungan mengandalkan
inputyang baik tersebut ke arah proses pendidikan emansipatoris (suatu proses pendidikan

yang benar-benar mampu membebaskan peserta didik dari keterpasungan intelektual,
lrotornrcr rnorn

lzr

rltr rr:l
lzatornrcr rnq.n
vtrrrllvrrvevrvbrerrvrr\er\rte,

ncilrnlnoic

r{rn lzafornrct rn6ah idanlnoicl

Mujamil Qomar menegaskan bahwa manajemen pendidikan lslam

I

lntr rlr if r

r

senantiasa

mengutamakan dan mengandalkan proses ini. Melalui penekanan proses ini pendidikan
lslam diharapkan mampu menghasilkan dan membuktikan kualitas kepribadian Muslim yang
utama di hadapan masvarakat. Maka proses dipertaruhkan dalam merealisasikan
keberhasilan pendidikan lslam sehingga kegiatan penCidikan baik berbentuk kepemimpinan,

pengajaran, pembimbingan, pelatihan dan penuntunan berfungsi memperbaiki dan
menyempurnakan kepribadian peserta didik dan tentu sekaligus pendidiknya.a3
Penekanan pada proses pendidikan itu merupakan pendidikan yang hakiki.
Bukankah educotion is by process oendidikan itu mamou mewujudkan hasilnva melalui
nr^cac drn tid:lz

hicr inctrn

Dondidiken

lclarn treno rnrmn, r morrrr

rir

rdlr:n

nrncac coheilr

mungkin meskipun input-nya rendah maupun sedang sehingga mampu menghasilkan out
yang baik, berarti sebagai pendidikan yang berkualitas yang telah teruji dan siap diuji oleh
siapa pun, kapan pun, dan dimana pun. Pendidikan lslam yang mengandalkan proses ini
senantiasa menumbuhkan perubahan positif pada peserta didik baik pada level intelektual

maupun perilakunya. Bahkan ketika prosesnya dimaksinnalkan, pendidikan lslam akan
mampu mewujudkan potensi-potensi peserta didik yang berkeunggulan.
Keenam, memperkuat penguasaan serta aktualisasiepistemologis dan metodologis

dalam mengembangkan peradaban lslam secara mandiri. Epistemologi merupakan
subsistem filsafat yang khusus bertugas mempelajari dan mengembangkan ilmu
pengetahuan. Epistemologi mencakup pembahasan yang sangat luas: asal-usul
pengetahuan, dasar oengetahuan, sumber pengetahuan, batas pengetahuan.. jangkauan
pengetahuan, rnacarn-macam pengetahuan, struktur pengetahuan, unsu!'-unsur
pengetahuan, validitas pengetahuan, dan metode pengetahuan. Ilmu yanB khusus
membahas metode pengetahuan disebut metodologi. Jika epistemologi adalah penurunan

dari filsafat, maka metodologi merupakan penurunan dan epistemologi. Selanjutnya kalau
as y1g_iamil

Qomar, Strategi Pendidikan lslom, lJakarta: Erlangga, 2013), h. 25,

16

epistemoiogi bisa disebut anak kanciung filsafat, metocioiogi acialah anak akandung
epistemologi, berarti metodologi sebagai cucu filsafat.
Epistemologi ini memiliki kekuatan tertentu yang dahsyat sekali. Penekanan
penguasaan epistemologi ini sangat berbeda dengan penekanan penguasaan ontologi
maupun aksiologi, meskipun ketlganya sebagai subsistem filsafat tidak mungkin dipasahkan.
Kalau penekanan penguasaan onotologi mengakibatkan penguasaan sejumlah pengetahuan
sebagai objek sehingga menumbuhkan konciisi yang pasif, penekanan penguasaan aksiologi

menyebabkan timbulnya sensitivitas yang rawan pertikaian, permusuhan hingga
pengkafiran- maka penekanan penguasaan epistemologi menumbuhkan dan
membangkitkan Cinamika pemikiran, dinamika ilmu pengetahuan Can teknolcg!, dinamika
kebudayaan, dan dinamika peradaban. Penekanan penguasaan epistemologi ini tentu
berdampak pada penekanan penguasaan metodologi. Maka penekanan penguasaan
epistemologi dan metodologi serta aktualisasinya inilah yang menjadikan resep kemajuan
peradaban termasuk peradaban lslam.

Oleh karena itu, proses pendidikan lslam sebaiknya didesain

memberikan

oenquasaan dan aktualisasi eoistemologidan metodologi ini. Penguatan keduanva ini bukan

hanva herdamnak nada kpmairran nendit{ikan lslann itu sendiri, mplainka-n
i r rvivrr
rr\vr
r irrsa mprnberikan

energi pada pendidikan lslam sebagai saluran yang efektif dalam memajukan perdaban
lslam. Dengan menyadari potensi pendongkrak bagi epistemologi ini, Abdul Munir Mulkhan
menyarankan bahwa kalau sasaran utama pendidikan lslam adalah agar peserta didik
memperoleh sejumlah pengetahuan, maka seharusnya menempatkan epistemologi sebagai
nanr{alzafrn
p!,,qv,\q!q,r

r

r+ama

rlrlrm

hr^c6c

namhalrirrrn
l,vrrtvLrqJuru

Elrhlzrn

nr^c6c
PrvJvJ

harf rurruP
ahan
plr

manca*ahr

ri rlanri

dipergunakan sebagai model proses bertahap pendidikan lslam.aa
Selanjutnya, proses pendidikan yang ditempuh melalui penelekatan epistemoiogi ini

akan membekali dan melatih peserta didik menjadi produsen dalam mengembangkan
peradaban. Mujamil Qomar menyatakan bahwa epistemologi membekali seseorang untuk
menjadi produsen baik dalam ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, bisnis, maupun secara
umum peradaban. Produsen ini rnemiliki sifat kreatif, dinamis, berusaha menviasati
^^., 'h-h-^
lJrtvvuttott

,-H-n
Lstttstt

.lo^-aa
uLir6srr

narmrf
rrrqL.
L!t

Drnr.lt rcan

ini

mamililzi

lrraal

r

rntr rlz hica

mamililzi

konsumen sebanyak-banyaknya sepertidalam dunia bisnis. Dalam dunia intelektual, tipologi
ilmuan produsen itu selaiu berusaha menggali pengetahuan baru yang senantiasa menjadi

referensi bagi masyarakat terpelajar, sehingga teori yang dibangun selalu diikuti oleh
masvarakat tersebut.as Maka ilmuan produsen senantiasa menghadirkan produk-produk
namilzirrn

Fs.rr.rr..

m.r rnr rn' tsv.,v,.c.vrr
nanoli+ian

harr r rranc rlic:iilzrn

cohrori

cahr r:h

t1\lrlran

lznncantr rrl

maupun tawaran teoritis kepada masyarakat.

*

Abdul Munir Mulkha n, Poradigma lntelektuat, h.56.

45 ttr,,i.-il
r:!*j+...::

flnm=r