MAKALAH MAGNESIUM Mg DALAM TANAH
MAKALAH
“MAGNESIUM (Mg) DALAM TANAH”
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Nisita Wuri
Winda Ayuning Lestari
Yolana Erica
Yunita Merlin Tamara
Zaini Ahsan Prahendra
H0415041
H 0415063
H 0415068
H 0415070
H 0415073
Kelompok : 3
Kelas : PKP - B
PROGRAM STUDI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah dalam menyediakan
unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Untuk menilai kesuburan suatu
tanah dapat dilakukan dengan melihat unsur hara yang ada di dalam tanah
maupun respon yang ditimbulkan oleh pemberian pupuk atau unsur hara.
Tanah yang kekurangan suatu unsur hara akan menampakkan gejala
(performance) secara visual. Tiap hara umumnya menunjukkan gejala tertentu
yang bersifat spesifik. Dilihat gejala yang tampak pada tanaman, maka dapat
diperkirakan adanya kekurangan hara tertentu dalam tanah. Di dalam tanah
terdapat unsur hara mikro dan unsur hara makro. Unsur hara mikro terdiri atas
Zn, Ma, Ni, Cl, Mo, Fe dan B. Unsur hara makro terdiri atas N, P, K, S, Ca,
dan Mg.
Magnesium (Mg) merupakan hara makro sekunder, diperlukan oleh
tanaman dalam jumlah relatif banyak, lebih sedikit dibanding N dan K.
Pemakaian N, P, dan K (pupuk) dan varietas unggul, mengakibatkan jumlah
Mg yang terangkut ke tanaman juga meningkat. Selain itu serupa jumlahnya
dengan P, S dan Ca; umumnya Mg Ca2+ > Mg2+ >
K+ = NH4 + > Na+ .
Manajemen pupuk Mg meliputi pengapuran, kekahatan dan grass
tetany. Mg dengan mudah dapat dikelola dengan pengapuran pada tanah
ber-pH rendah (dengan kapur dolomit), pengapuran dapat menyebabkan
kekahatan Mg jika kadar Ca yang tinggi (kalsit) digunakan pada tanah dengan
kadar Mg yang rendah. Kekahatan pada tanah masam, pasiran dengan KPK
rendah dengan pelindian yang hebat, pemupukan K (KCl and K 2SO4) dapat
meningkatakan kehilangan tersebut, tanah dengan kadar K yang tinggi
menyebabkan kekahatan Mg karena menghambat penyerapan Mg. Grass
tetany terjadi jika kekahatan Mg pada ternak dapat terjadi meskipun kadar
dalam tanaman belum kahat, lebih hemat memberi garam Epsom pada pakan
ternak dibanding pemupukan lewat tanah.
F. Kekurangan dan Kelebihan Unsur Hara Magnesium (Mg)
Magnesium (Mg) bersifat mobil dalam tanaman yaitu dialihtempatkan
dari daun tua ke titik tumbuh. Gejala kekahatan yang muncul dimulai pada
daun tua dibagian bawah tanaman; kenampakan utama berupa klorosis
kekuningan diantara tulang daun (interveinal chlorosis), sedangkan tulang
daun tetap hijau, hal ini mirip dengan gejala kekahatan Fe; pada beberapa
tanaman daun di bagian bawah membentuk a reddish-purple cast; jika lanjut
daun mengalami nekrosis.
Ciri-ciri kekurangan Mg pada tumbuhan yaitu rendahnya daya tahan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit sehingga mengakibatkan
tanaman mudah terserang hama dan penyakit, matinya titik tumbuh pada
pucuk dan akar tanaman, mempengaruhi kemampuan berbuah dan
produksinya, mengalami klorosis pada tulang-tulang daun yang sejajar dan
merah di ujung daun (Tanaman Keping Satu), warna hijau kecil pada daun,
sedang tulang daun masih sama warnanya (Tanaman Keping Dua).
Hal-hal yang menyebabkan kekurangan Magnesium (Mg) adalah
penanaman tanaman secara terus menerus pada suatu tempat, adanya
pencucian Magnesium oleh hujan, proses pemupukan yang salah dan terlalu
banyak mengandung kalium. Cara mengatasi kekurangan Magnesium (Mg)
dapat dilakukan dengan rotasi tanaman, pemupukan tanah dengan hijau daun,
pupuk kompos, pupuk kandang yang dapat menunda kehilangan Magnesium
karena proses pencucian, dan diberikan tambahan magnesium sulfat.
Kelebihan Mg tidak secara langsung meracuni tanaman atau organisme,
kelebihan Mg dapat disimpan di vakuola, kadar Mg yang tinggi dalam tanah
menghambat penyerapan kation yang lainnya, misalnya mengakibatkan
kekahatan K atau Ca. Selain itu, kelebihan Mg juga dapat menyebabkan
terhambatnya sistem perakaran pada tanaman dan perkembangan daun
menjadi kerdil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini antara lain :
1. Magnesium (Mg) merupakan hara makro sekunder. Diperlukan tanaman
dalam jumlah relatif banyak, lebih sedikit dibanding N dan K, serupa
jumlahnya dengan P, S dan Ca; umumnya Mg
“MAGNESIUM (Mg) DALAM TANAH”
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Nisita Wuri
Winda Ayuning Lestari
Yolana Erica
Yunita Merlin Tamara
Zaini Ahsan Prahendra
H0415041
H 0415063
H 0415068
H 0415070
H 0415073
Kelompok : 3
Kelas : PKP - B
PROGRAM STUDI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah dalam menyediakan
unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Untuk menilai kesuburan suatu
tanah dapat dilakukan dengan melihat unsur hara yang ada di dalam tanah
maupun respon yang ditimbulkan oleh pemberian pupuk atau unsur hara.
Tanah yang kekurangan suatu unsur hara akan menampakkan gejala
(performance) secara visual. Tiap hara umumnya menunjukkan gejala tertentu
yang bersifat spesifik. Dilihat gejala yang tampak pada tanaman, maka dapat
diperkirakan adanya kekurangan hara tertentu dalam tanah. Di dalam tanah
terdapat unsur hara mikro dan unsur hara makro. Unsur hara mikro terdiri atas
Zn, Ma, Ni, Cl, Mo, Fe dan B. Unsur hara makro terdiri atas N, P, K, S, Ca,
dan Mg.
Magnesium (Mg) merupakan hara makro sekunder, diperlukan oleh
tanaman dalam jumlah relatif banyak, lebih sedikit dibanding N dan K.
Pemakaian N, P, dan K (pupuk) dan varietas unggul, mengakibatkan jumlah
Mg yang terangkut ke tanaman juga meningkat. Selain itu serupa jumlahnya
dengan P, S dan Ca; umumnya Mg Ca2+ > Mg2+ >
K+ = NH4 + > Na+ .
Manajemen pupuk Mg meliputi pengapuran, kekahatan dan grass
tetany. Mg dengan mudah dapat dikelola dengan pengapuran pada tanah
ber-pH rendah (dengan kapur dolomit), pengapuran dapat menyebabkan
kekahatan Mg jika kadar Ca yang tinggi (kalsit) digunakan pada tanah dengan
kadar Mg yang rendah. Kekahatan pada tanah masam, pasiran dengan KPK
rendah dengan pelindian yang hebat, pemupukan K (KCl and K 2SO4) dapat
meningkatakan kehilangan tersebut, tanah dengan kadar K yang tinggi
menyebabkan kekahatan Mg karena menghambat penyerapan Mg. Grass
tetany terjadi jika kekahatan Mg pada ternak dapat terjadi meskipun kadar
dalam tanaman belum kahat, lebih hemat memberi garam Epsom pada pakan
ternak dibanding pemupukan lewat tanah.
F. Kekurangan dan Kelebihan Unsur Hara Magnesium (Mg)
Magnesium (Mg) bersifat mobil dalam tanaman yaitu dialihtempatkan
dari daun tua ke titik tumbuh. Gejala kekahatan yang muncul dimulai pada
daun tua dibagian bawah tanaman; kenampakan utama berupa klorosis
kekuningan diantara tulang daun (interveinal chlorosis), sedangkan tulang
daun tetap hijau, hal ini mirip dengan gejala kekahatan Fe; pada beberapa
tanaman daun di bagian bawah membentuk a reddish-purple cast; jika lanjut
daun mengalami nekrosis.
Ciri-ciri kekurangan Mg pada tumbuhan yaitu rendahnya daya tahan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit sehingga mengakibatkan
tanaman mudah terserang hama dan penyakit, matinya titik tumbuh pada
pucuk dan akar tanaman, mempengaruhi kemampuan berbuah dan
produksinya, mengalami klorosis pada tulang-tulang daun yang sejajar dan
merah di ujung daun (Tanaman Keping Satu), warna hijau kecil pada daun,
sedang tulang daun masih sama warnanya (Tanaman Keping Dua).
Hal-hal yang menyebabkan kekurangan Magnesium (Mg) adalah
penanaman tanaman secara terus menerus pada suatu tempat, adanya
pencucian Magnesium oleh hujan, proses pemupukan yang salah dan terlalu
banyak mengandung kalium. Cara mengatasi kekurangan Magnesium (Mg)
dapat dilakukan dengan rotasi tanaman, pemupukan tanah dengan hijau daun,
pupuk kompos, pupuk kandang yang dapat menunda kehilangan Magnesium
karena proses pencucian, dan diberikan tambahan magnesium sulfat.
Kelebihan Mg tidak secara langsung meracuni tanaman atau organisme,
kelebihan Mg dapat disimpan di vakuola, kadar Mg yang tinggi dalam tanah
menghambat penyerapan kation yang lainnya, misalnya mengakibatkan
kekahatan K atau Ca. Selain itu, kelebihan Mg juga dapat menyebabkan
terhambatnya sistem perakaran pada tanaman dan perkembangan daun
menjadi kerdil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini antara lain :
1. Magnesium (Mg) merupakan hara makro sekunder. Diperlukan tanaman
dalam jumlah relatif banyak, lebih sedikit dibanding N dan K, serupa
jumlahnya dengan P, S dan Ca; umumnya Mg