FAKTOR PENYEBAB PARKIR LIAR DI UNIVERSIT

FAKTOR PENYEBAB PARKIR LIAR DI UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
(Studi Kasus di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga)

Disusun Oleh :
Rury Noviani
Ahmad Taufiqurrahman
Zainuddin
Mukholifah Wahyu Utami
Siti Sarah
Pembimbing:
Dr.Aziz Muslim, M.Pd
NIP.197005281994031002
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015

FAKTOR PENYEBAB PARKIR LIAR di UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA

Oleh: Ahmad taufiqurrohman (13230019)
ahmadtaufiq102@gmail.com
Abstrak
Parkir liar di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga merupakan
sebuah tragedi selalu menghiasi setiap hari di halaman parkir UIN
Sunan Kalijaga, dan hal tersebut memang tak enak dipandang mata,
selain itu karena UIN Sunan Kalijaga merupakan sebuah kampus yang
Inklusif maka seharusnya rama terhadap difabel. Akan tetapi secara realitanya banyaknya parkir liar atau orang yang mempunyai kendaraan
tidak memarkir kendaraan pada tempatnya, sehingga lingkungan kampus terbilang sangat membahayakan dan tidak bersahabat dengan difabel. Untuk itu penelitian ini menjadi sangat penting untuk mengetahui
apa saja faktor yang menjadi penyebab parkir liar di area kampus UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kata kunci:Parkir liar, Kampus UIN, Inklusif & difabel,

A. Latar Belakang
Yogyakarta adalah salah satu kota tujuan wisata dan pendidikan di Indonesia, hal ini
menyebabkan wisatawan maupun semua kalangan tertarik untuk mengunjungi bahkan
menetap dalam jangka waktu yang cukup lama. Kondisi tersebut berakibat
meningkatnya penduduk dari tahun ke tahun serta memadati kota yang dikenal dengan
kota “gudeg” ini. Perkembangan di berbagai sektor bidang ekonomi, pendidikan, dan
khususnya kebudayaan sangat pesat di kota ini. Selain itu bisnis dan perdagangan pun

ikut serta mendominasi setiap individu dalam memenuhi kebutuhan hariannya. Dalam
menunjang kebutuhan serta aktifitas kesehariannya, mereka mendambakan hadirnya
sesuatu yang dapat membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka baik itu
dirumah maupun di lingkungan kerja. Baik yang bersifat mekanik maupun manusiawi,
seperti adanya mesin cuci untuk mencuci pakaian dengan mudah dan dalam waktu yang
efisien, kendaraan bermotor untuk menjangkau tempat tujuan mereka beraktifitas. Jika
dalam sebuah keluarga setiap perorangan yang memiliki pekerjaan yang berbeda
mereka umunya memiliki kendaraan pribadi sendiri-sendiri. Hal ini menyebabkan

meluapnya kendaraan di setiap ruas jalan serta penuhnya lahan parkiran di berbagai
tempat umum
Kehidupan yang semakin global dan adanya pasar bebas yang memudahkan setiap
individu maupun kelompok mendapatkan kendaraan pribadi, akibatnya masyarakat
memiliki kendaraan lebih dari satu, kemudian mereka menciptakan berbagai aktifitas
hidup dan memberikan suasana yang berbeda-beda khususnya untuk pemenuhan
kebutuhan guna menunjang prestasi era modern. Memiliki kendaraan pribadi dihitung
menghemat biaya dan mempercepat jarak tempuh, tah heran mereka memilih untuk
menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi umum yang tersedia. 1
Meskipun demikian, hal ini sangat merugikan jika di tinjau dari tidak dapatnya
menghindari kemacetan serta sebagai salah satu pelaku yang menyebabkan penuh

sesaknya jalanan di Ibu Kota. Tak khayal, meskipun tidak seimbang dengan ruas jalan
yang ada jumlah kendaraan bermotor baik itu roda dua, tiga maupun empat di DIY terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.2
Menggunakan alat transportasi pribadi bagi sebagian kalangan dianggap sudah
menjadi trend masa kini dan dirasa cukup efisien dalam hal keamnan dan kenyamanan.
Tetapi tidak semua pemikiran terwujud menjadi solusi yang tepat jika kita lihat jalanan
di berbagai sudut Kota Yogyakarta, justru semakin semrawut dan padat dengan
kemacetan yang sulit terurai oleh penuhnya kendaraan pribadi. Selain masalah
kepadatan volume kendaraan di jalanan, kepadatan juga terjad di lahan parkir. Karena
meningkatnya volumen kendaraan semakin banyak, seharusnya setiap bangunan seperti
halnya gedung perkantoran, ruko, rumah sakit, pasar, lembaga sosial, dan lembaga
pendidikan wajib memiliki dan menyediakan tempat parkir yang memadai, sehingga
dapat menampung kendaraan yang akan terparkir di lahan yang telah tersedia. Begitu
juga dengan UIN Sunan Kalijaga yang memiliki banyak mahasiswa seharusnya
memiliki tempat parkir yang memadai, karena tak jarang memicu terjadinya parkir liar
akibat dari tidak cukupnya lahan parkir dan kurangnya kesadaran pengendara akan
rambu-rambu yang ada.
Pada dasarnya, masalah parkir yang tidak tertib adalah masalah semua orang tak
terkecuali.3 Sempitnya lahan parkiran membuat kendaraan semrawut dan tidak nyaman
1


Nurrahman’s, Rute TransJogja, http://Nurrahmanarif.wordpress.com, di akses 09 September

2015
2

Tribunnews.com,Yogya Online, Pertambahan Jumlah Kendaraan di DIY dari Tahun ke Tahun,
09 September 2015
3
Arif Maftuhin, Kisah Aksesibilitas, UIN Sunan Kalijaga:PLD.uin-suka.ac.id/2014/12/kisahaksesibilitas.html. di akses 08 September 2015

di lihat, kita yang normal berjalan dengan melihat dan kaki melangkah dengan ringan
tentu juga ingin mendapatkan kenyamanan dan kemudahan dalam mengeluarkan
kendaraan dari area parkir, terutama saat terburu-buru. Selain itu, mengingat UIN Sunan
Kalijaga adalah perguruan tinggi Inklusi di Yogyakarta.4 Yang mana mempunyai dan
dapat menerima mahasiwa berkebutuhan khusus atau yang biasa desibut difabel.
Dengan ini, kesadaran pemilik kendaraan dan adanya kebijakan kampus demi
terwujudnya keamanan agar timbul kenyamanan bersama. Sehingga keamanan,
ketertiban, dan kerapihan tetap terjaga di lingkungan kampus yang berbasis Islami ini.
Dan di harapkan semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak dalam hal ini

ikut serta turut mempunya andil dalam menjaga ketertiban yang didambakan. Semata
untuk menunjukkan bahwa semua civitas yang ada di UIN Sunan Kalijaga merupakan
orang-orang yang peka dan sadar akan tanggung jawab masing-masing.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan diatas penulis merasa tertarik untuk mengulas lebih lanjut tentang
parkir liar di kampus khsusnya yang berfokus pada beberapa pembahasan terkait lahan
parkir, kesadaran, keamanan, dan kebijakan kampus terhadap selurh lapisan maysarakat
UIN Suna Kalijaga Yogyakarta. Hingga akhirnya penulis mengajukan Rumusan
masalah yang diantaranya :
1. Apakah parkir liar disebabkan kurangnya lahan ?
2. Apakah parkir liar disebabkan oleh rendahnya kesadaran ?
3. Apakah kurang tegasnya keamanan menyebabkan parkir liar?
4. Bagaimana kebijakan kampus mengenai parkir liar ?
C. Kajian Pustaka
Sejauh ini yang penelit ketahui, belum ada penelitian sebelumnya yang serupa
dengan objek pembahasannya dengan penelitian yang sekarang sedag berlangsung.
Namun penelitian yang ada sebelumnya dapat menjadi acuan bagi peneliti dalam hal
yang berkaitan dengan faktor penyebab parkir liar di kampus. Berikut beberapa skripsi
penelitian yang di jadikan pedoman acuan anta lain :
Skripsi karya Umi Hanifah yang berjudul “Aplikasi Peraturan Daerah No.19 Tahun

2002 tentang Retribus Parkir di Tepi Jalan Umum di Kota Yogyakarta ditinjau dari
Hukum Islam. Skripsi ini menjelaskan bagaimana disiplin pengelolaan parkir
berdasarkan Hukum Islam.5
4
Harta Ning Wijaya, http://solider.or.id/2013/05/16/uin-sunan-kalijaga-perguruan-tinggi-inklusidi-yogyakarta-dan-sosok-yang-berjasa-terhadap , di akses 10 September 2015

Dari skripsi yang ada di atas peneliti belum menemukan adanya kesamaan dengan
judul yang ingin di teliti oleh peneliti, sehingga penelitian ini dirasa pantas untuk di
tindak lanjuti dengan judul Faktor Penyebab Parkir Liar di UIN Sunan Kalijaga.
D. Kerangka Teori
1. Pengertian Kendaraan
Di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, Pasal 1 ayat 7, 8, dan 9.
Mengartiakn kendaraan sebagai suatu sarana angkut dijalan yang terdiri atas kendaraan
bermoor dan tidak bermotor. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaaraan yang
digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas
rel. Dan kendaraan tidak bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh tenaga
manusia dan/ hewan.6
2. Pengertian Parkir Liar
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 15 parkir adalah
keadaan dilarang kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan di

tinggalkan pengemudinya. Pengertian parkir jug dapat di artikan setiap kendaraan yang
berhenti pada tempat tertentu yang dinyatakan dengaan rambu atau tidak, serta tidak
semata-mata untuk menaikkan dan atau menurunkan orang dan atau barang. Secara
hukum untuk perkir ditengah jalan raya ; namun parkir disisi jalan umumnya
diperbolehkan. Fasilitas parkir dibangun bersama-sama dengan kebanyakan gedung ,
untuk memfasilitasi setiap kendaraan pemakai gedung. Termasuk dalam pengertian
parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang
dinyatakan dengan rambu lalu lintas ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk
kepentingan menaikkan dan menurunkan orang atau barang.7
Sedangkan liar menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah 1.tidak ada
yang memelihara; tidak di piara orang (tt binatang): binatang ini (binatang) 2.tidak
(belum) jinak: ayam (burung) ini masih 3.tidak tenang (tt pandangan mata), buas, ganas,
matanya memandang kekiri ke kanan, pandangannya seperti harimau akan menerkam
mangsanya, 4.tidak teratur, tidak menuruti aturan (hukum) sikap dan tingkahnya,
5.orang yang belum beradab, 6.tidak resmi di tunjuk atau di akui oleh berwenang tanpa
izin resmi dari yang berwenang, tidak memiliki izin usaha, mendirikan, atau

5

Umi Hanifah, Aplikasi Peraturan Daerah No 19 Tahun 2002, Skripsi, (Yogyakarta : Fakultas

Syari’ah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), 2009
6
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, tentang lalulintas dan angkutan jalan, pasal 1 ayat (7, 8,
dan 9)
7
http://id.wikipedia.org/wiki/Parkir , di akses pada 14 September 2015

memebangun, dsb: tukang parkir, bangunan (rumah).8 Jdi parkir liar adalah setiap
kendaraan yang berhenti dan di tinggalkan oleh pengemudinya pada tempat-tempat
tertentu atau bukan tempat area parkir yang resmi serta tidak sesuai dengan ramburambu lalu lintas.
3.

Faktor-faktor Penyeba Parkir Liar
Adapun beberapa faktor yang umunya mempengaruhi parkir liar, adalah rendahnya

kesadaran untuk mematuhi aturan parkir, kurangnya lahan parkir yang disediakan,
kurangnya rambu-rambu peringatan dilarang parkir, para pelaku umunya memilih
tempat parkir yang memudahkannya untuk mengakses tempat tujuan dari asal semula
parkir. Parkir liar terjadi akibar beberapa faktor, diantaranya adalah :
a. Kurangnya Lahan

Lahan merupakan unsur pertama dalam penataan lahan parkir, pada setiap
pembangunan gedung, institute, rumah sakit, mall, dan tempat umum lainnya wajib
menyediakan lahan sebagai tempat parkir kendaraan. Dalam perencanaan parkir salah
satu aspeknya berupa perkiraan kebutuhan terhadap parkir. Kebutuhan dapat diperkiraan
berdasarkan pada aktifitas lahan atau luas lahan yang akan digunakan. Adapun
pengertian lahan secara luas yaitu suatu daerah permukaan daratan bumi yang ciricirinya mencakup semua tanda pengenal, baik yang bersifat cukup kuat maupun yang
bisa diramalka, bersifat mendaur dari beberapa unsur tanah dan kehidupan serta
populasi tumbuhan dan hewan, beserta hasil kegiatan manusia pada masa kini, selama
tanda-tanda pengenal tersebut memberikan pengaruh yang baik atas penggunaan lahan
oleh manusia pada masa kini dan masa yang akan datang. Secara sempit lahan
merupakan kesatuan berbagai sumber daya daratan yang saling berinteraksi membentuk
suatu sistem struktural dan fungsional.9 Lahan dimanfaatkan sebagai sarana parkir
dalam penaatn kendaraan di area kampus. Namun akibat dari prakiraan penggunaan
lahan yang tidak tepat mengakibatkan kurangnya lahan untuk area parkir, khususnya di
kampus UIN Sunan Kalijaga itu sendiri.
b. Kurangnya kedisiplinan dan kesadaran
Kedisiplinan diartikan sebagai sebuah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati
semua peraturan perusahaan, institute dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran
adalah sikap seseorang yang secara sukarela mematuhi semua peraturan dan sadar akan
8


Kamus Besar Baha Indonesia, http://www.artikata.com/arti-106736-liar.html , di akses pada 14
September 2015
9
Tejowuyono, notohadiprawiro, Kemampuan dan Kesesuaian Lahan : Pengertian dan
Penetapannya, Jurnalonline:hal.1

tugas serta tanggung jawabnya. Jadi, seseorang akan bersedia menaati semua peraturan
dan melaksanakan tugas-tugasnya, baik secara sukarela maupun karena terpaksa. 10
Berkembangnya tehnologi, namun miskin akan akhlaq mulia yang sejatinya ada dalam
setiap aliran darahnya. Mayoritas dari mereka tidak memikirkan kepribadian khususnya
tingkah laku mereka yang sejatinya tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku
disetiap lingkungan saat mereka berada. Dan rendahnya penyadaran diri terhadap
kepedulian terhadap lingkungannya terlebih lingkungan kampus khususnya yang
berbasis Islami ini.
c. Kurangnya Keamanan
Pengertian keamanan yang dilihat dari sisi perundang-undangan, konsep keamanan
Iindonesia dapat dilihat sebagai berikut:
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Pasal 1 ayat (1) Keamanan dalam negeri adalah suatu keadaan yang ditandai dengan

terjaminna keamanan dan ketertiban masyarakat (KAMTIBMAS), tegaknya hukum,
serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. 11
Menurut Undang-Undang Kepolsian Negara, keamanan dan ketertiba masyarakat
adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya
proses pembangunan naional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang di tandai
oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan teganya hukum, serta terbinanya
keamanan.12 Selain itu keamanan kampus juga mencakup tenaga pengawas, penjaga
parkir, dan tercukupinya layanan dalam hal penjagaan parkir di area parkis itu sendiri.
d. Cara menangani parkir liar
Tentu parkir liar harus di kritisi bersama tidak hanya wewenang yang bertugas untuk
menertibkan kendaraan dilokasi parkir tapi untuk semua kalangan agar dapat ikut serta
mengambil bagian agar terciptanya suasana yang tertib dan nyaman. Dan peringatan
yang ada tidak hanya selembar spanduk saja, melainkan dituangkan dalam peraturan
yang tertulis dan disetujui oleh pihak civitas kampus UIN. Sehingga peraturan dan
kebijakan untuk menindak lanjuti parkir liar itu jelas ada didalam buku tata tertib
kampus.

10

Karlina Nukas, Makalah Sumber Daya Manusia Kedisiplina Karyawan, http://karlinanukas.co.id/
2013/01/makalah-sumber-daya-manusia.html. Diakses, 18 September 2015
11
Undang-Undang Nomor 2/2002 Tntang Kepolisian Negara RI Pasal 1 ayat (1).
12
Heru Susetyo, Menuju Paradigma Kemanan Komprehensif Berprespektif Keamanan Manusia
Dalam Kebijakan Keamanan Nasional Indonesia. Jurnal Online. Lex Jurnalica Vol. 6 No.1, di akses 18
September 2015. Hal 1.

Bagian terpenting dasi sistem transportasi komunikasi modern salah satunya adalah
dengan pengembangan perparkiran. Apabila perencanaan perparkiran mengalami
sebuah kegagalan maka akan terjadi sesuatu yang fatal, yaitu timbulnya kemacetan
didalam lingkungan kampus dan kesulitan mencari lahan untuk parkir yang
mengakibakan banyak kendaraan yang terparkir tidak pada tempat yang semestinya.13
E. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di lingkungan kampus UIN Sunan Kalijga Yogyakarta yang
lokasinya ada di Jalan Marsda Adi Sudjicpto, Depok, Sleman Yogyakarta. Alasan
memilih lokasi in adalah :
Lokasi itu stategis dan menjadi daya tarik tersendiri untuk semua kalangan yang
ingin berkuliah di Universitas ini, khususnya bagi kalangan kelas ekonomi menengah
kebawah.
UIN Sunan Kalijaga merupakan satu-satunya Universitas Islam Negeri di
Yogyakarta yang menurut pandangan orang kebanyakan, kampus ini ramah
lingkungannya, mencintai ketertian, dan patuh terhadap segala aturan baik itu dari
agamanya maupun kebujakan kampus.
UIN Sunan Kalijaga merupakan kampus untuk kalangan menengah kebawah yang
rata-rata dari sudut pandang orang awam mahasiswa dan mahasiswinya mayoritas
adalah pejalan kaki.
2. Jenis Penelitian
Penelitian mengenai Penyebab Faktor Parkir Liar diKampus, menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian atau responden ialah pihak-pihak yang dijadikan sebagai
sampel dalam sebuah penelitian dalam mendapatkan informasi.14 Subyek penelitian
dapat dikatakan sebagai sumber informasi yang mengetahui dengan pasti dan secra rinci
masalah yang sedang diteliti.Berdasarkan kriteria tersebut, peneliti memlih subyek
penelitian antara lain : pihak pimpinan kampus/fakultas, kepala security, ketua
keamanan parkir, pelaku (yang melakukan) parkir liar, mahasiswa/i, dosen, dan

13

I Nyoman Sugita, Kajian Kelayakan Finansial Pembangunan Gedung Parkir Universitas
Udayana di Jalan Sudirman Denpasar, tesis online, Program Magister, Program Studi Tehnik Sipil,
Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar, 2011, hal.6.
14
http://id.wikipedia.org/wiki/Subjek-Penelitian. Diakses pada 30 September 2015

karyawan yang mengetahui fenomena tersebut. Adapun sampelnya adalah : mahasiswa,
dosen, dan karyawan kampus UIN Sunan Kalijaga.
4.

Dimensi Penenlitian
Dimensi penenlitian dapat menggambarkan tinjauan dari penelitian. Dengan

melihat dimensi dari penelitiannya dapat terlihat bagaimana penelitian itu dilakukan dan
untuk tujuan apa dilakukan penelitian, serta melihat bagaimana data dapat dikumpulkan,
dilihat dari berbagai aspeknya sehingga hal itu dapat menunjukkan jenis penelitian dari
aspek tinjauannya.

15

dimensi dalam penelitian ini yaitu untuk melihat beberapa faktor-

faktor sebagai berikut:
a. Kurangnya Lahan

: Area Parkir dan Jumlah/ Volume Kendaraan

b. Rendahnya Kesadara : Pengetahuan tentang etika dan moral dalam berkendara,
Aturan dalam berparkir berparkir dan Individu/ pelaku parkir liar
c. Keamanan Rendah

: Tenaga pengawas/ penjaga parkir kurang, Ketegasan

tenaga pengawas
d. Kebijakan

: Aturan tertulis mengenai parkir dari pihak berwenang di

kampus
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang
menyebabkan terjadinya parkir liar di lingkungan kampus UIN Sunan Kalijaga.
5. Tehnik Sampling
Dalam penenlitian ini, penelitian memilih sampel dengan berdasarkan tujuannya
atau bisa di sebut juga dengan purposive sampling. Strategi yang digunakan adalah
strategi berdasarkan kriteria. Sampel yang akan di teliti merupakan orang yang benarbenar paham terhadap masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Dimanan sampel tersebut
berada di lingkungan UIN Sunan Kalijaga antara lain :Pihak civitas akademik (staff
ahli, dosen, dan karyawan) UIN Sunan Kalijaga, Penjaga parkir di lingkungan kampus
UIN Sunan Kalijaga, Ketua / perwakilan darinsecurity UIN Sunan Kalijaga, Mahasiswa/
i yang mengetahui fenomena parkir liar di UIN Sunan Kalijaga, danPelaku parkir liar.
6. Tehnik pengumpulan data
Tehnik pengumpulan data digunakan sebagai salah satu metode atau cara dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh peneliti dengan tehnik tertentu, dengan
adanya tehnik-tehnik tersebut dapat memperlancar proses penenlitian. 16 Pada umumnya
15

Dr. Uhar Suhar Saputra, M.Pd. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2012)hal.33.
16
M Nazir, Metodologi Penelitian, jurnal online, Universitas Pendidikan
Indonesia,http://repository.upi.edu/2060/6/S_PEA_0806567_CHAPTER3.pdf. di akses pada 30
September 2015., hal.43

cara dalam pengumpulan data menggunakan tehnik observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Maka dengan itu penenlitian ini juga menggunakan tehnik yang sama,
yaitu: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
7. Tehnik Validitas Data
Dan tehnik yang akan digunakan untuk mengukur kevalidan data penelitian ini
adalah Triangulasi daam hal metode pengumpulan data. Yaitu menggunakan lebih dari
satu

metode pengumpulan data dan informasi dalam sebuah kasus yang bersifat

tunggal. Penggunaan data triangulasi sering sekali di perlukan terlebih dalam penelitian
yang berifat kualitatif, karena sangat di anjurkan untuk menggunakan metode yang lebih
dari satu dalam hal pengumpulan data.17
8. Analis Data
Adapun dalam menganalisis data, penyusun menggunakan tehnik Analisi Interaktif
yaitu, dengan mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.

BAB III
PENYEBAB dari PARKIR LIAR di UIN Sunan Kalijaga
Pada setiap tahun ajaran baru jumlah mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga terus
bertambah. Hal ini mengakibatkan ketidak seimbangan antara mahasiswa baru dengan
mahasiswa yang lulus wisuda maupun yang drop out. Tentu hal ini menyebabkan
keresahan bagi para pimpinan di UIN Sunan Kalijaga menginat kampus dari segi
kapasitasnya sudah tidak mampu lagi menampung sekian banyak mahasiswa yang ada.
Selain itu, lahan parkir yang tersedia sangat tidak memadai dengan banyaknya
kendaraan pribadi yang dibawa oleh setiap mahasiswa , dosen mapun karyawan baik itu
roda dua bahkan roda empat. Inilah yang merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya parkir liar di UIN Sunan Kalijaga.18
Maka didalam bab ini, peneliti akan mencoba untuk menguraikan dan
memaparkan beberapa faktor-faktor penyebab parkir liar di UIN Sunan Kalijaga yang
akan dimulai dengan beberapa masalah yaitu kurangnya lahan, rendahnya kesadaran,
keamanan rendah serta kebijakan.
1. Kurangnya Lahan
17

Haruis Herdiansyah, Metode Pennelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial, hal.201
18
Wawancara Bapak Moh. Amin sebagai Pembantu Dekan II Fakultas Ushulludin tanggal
12/11/2015 pukul 13.01 WIB

Lahan disini yang dimaksud adalah lahan yang di manfaatkan dan digunakan
sebagai tempar parkir yang resmi. Lahan parkir merupakan kebutuhan pokok yang harus
ada di lingkungan kampus, jika lahan parkir yang tersedia tidak dapat memenuhi
kebutuhan akan kendaraan untuk beparkir maka dapat memicu terjadinya parkir liar.
Kekurangan lahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya banyak civitas
akademika yang menggunakan kendaraan pribadi ke kampus, serta sempitnya lahan
yang kini tersedia untuk memarkir kendaraan. Pada kenyataannya lahan yang tersedia
sudah tidak mampu lagi menampung kendaraan-kendaraan yang kian hari kian
bertambah. Berikut akan diuraikan faktor yang menyebabkan kurangnya lahan :
a. Jumlah atau/ volume kendaraan :
Jumlah kendaraan yang ada di kampus UIN Sunan Kalijaga setiap tahunnya kian
meningkat secara drastis. Peningkatan yang tak terkira menyebabkan lahan parkir yang
tersedia tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kendaraan akan parkir.
Banyaknya kendaraan tidak sebanding dengan area parkir yang tersedia. Meskipun tidak
terhitung namun sangatlah tampak bahwa kemampuan lahan dalam menampung
kendaraan untuk berparkir sudah tidak lagi mencukupi. Hal ini sebagaimana
diungkapkan oleh kepala bagian rumah tangga UIN Sunan Kalijaga, berikut ungkapan
beliau :
“...UIN luasnya hanya sekitar 13 hektar, di desain untuk maksimal 12 ribu
mahasiswa. Kata almarhum Pak Wondo, yang dulu merancang UIN, jika
mahasiswa labih dari itu, itu tentu menjadi masalah...sekarang mahasiswa UIN
berapa ? 22.000 ribu kan ? itu masalahnya, bukan di lahan parkirnya. Dulu
mahasiswa yang pake motor dengan sepeda 6 banding 4, yang 6 naik sepeda atau
jalan kaki, dan yang 4 naik motor. Sekarang 9,5 naik motor dan setengah jalan
kaki/sepeda... itulah realitanya...lahan sudah tidak bisa di apa-apakan kok...”19
Memang secara nyata dapat di amati bahwa UIN sudah tidak mampu lagi
menampung sekian banyak mahasiswa yang ada terlebih dalam masalah lahan parkir
yang kian hari kian sempit akibat dari banyaknya kendaraan yang ada. Argumen itu
sependapat dengan apa yang telah di ungkapkan oleh Pembantu Dekan II Fakultas
Ushulludin kepada peneliti bahwa, UIN saat ini sudah tidak lagi mencukupi untuk
menampung sekian banyak mahasiswa yang ada. Berikut ungkapan beliau kepada
peneliti saat ditanya mengenai pendapatnya tentang penyebab parkir liar di UIN :
“....kenapa terjadi perkir liar ? karena di kampus kita ini emang sudah overload.
Karena tadinya kampus kita tidak di desai untuk mahasiswa sebanyak ini.
Seharusnya 15.000 ribu sekarang sudah di atas 20.000ribu an, ya sehingga
19
Wawancara Bapak Ali Sodiq, sebagai Kepala Bagian Rumah Tangga tanggal 19/11/2015 pukul
14.45 WIB

terjadilah overload itu, itu pertama. Yang kedua, disadari atau tidak disadari
yang tadinya hanya pake sepeda atau naik motor sekarang sudah cukup banyak
yang punya mobil ya? Tempat yang ersedia itu terbatas tidak bertambah tapi
kendaraan yang butuh parkir erus bertambah...”
b. Area Parkir
Area parkir merupakan wilayah yang hanya diperuntukkan sebagai tempat parkir
dan umumnya di setiap Fakultas ada tempat parkir terpadu. Dengan adanya tempat
parkir yang resmi seharusnya tidak ada lagi kendaraan yang parkir di sembarang tempat,
atau yang tidak ada petugasnya karena inilah yang disebut parkir liar. Namun parkir
terpadu pada kenyataannya saat ini sangat tidak mencukupi untuk menampung sekian
banyak kendaraan yang ada. Area parkir yang benar adalah tempat yang resmi, ada
penjagaya dan tidak ada rambu-rambu yang menyatakan larangan untuk berparkir.
Seperti yang di ungkapkan oleh Pembantu Dekan II Fakultas Dakwah sebagai berikut :
“yang pertama pengertian parkir, parkir itu untuk tempat kendaraan yang
nyaman dan aman jadi tempat itu memang dakhususkan untuk kendaraan
berhenti disitu supaya aman dan nyaman, yang kedua terkait dengan parkir liar
ya? Kata-kata itu kan diluar yang sebenarnya nah kemudia jika dikontekkan
dengan uin parkir liar itu, satu parkir yang tidak diperuntukkan bagi orang yang
parkir. Contoh : di rektor lama itu ya? Ada garis kuning, pita kuning itukan. Itu
menunjukkan larangan untuk parkir orang parkir disitu maka disebut dengan
parkir liar...”20
Lebih dari itu, ada banyak area parkir terpadu yang seyogyanya di gunakan untuk
parkir dengan fasilitas lahan yang luas namun kenyataannnya lahan tidak mencukupi
untuk menampung kendaraan yang membutuhkan lahan parkir, karena mahasiswapun
seenaknya saja saat memarkirkan kendaraan mereka. Berikut penuturan yang di
sampaikan oleh Bapak Aryanto sebagai penjaga parkir terpadu :
“....paling besar sini, paling besar sini tapi tidak mencukupi. Ini untuk parkir
pakultas... tarbiyah, syari’ah dan saintek kan sini semua. Eeh, apa leb itu kan
sini.. oh iya ini aja parkir sembarangan to gletak lari-gletak lari wes mboh liane
iso lewat po rak wes mboh wes gleak mlayu...”21
Area parkir di UIN Sunan Kalijaga baik itu yang terpadu maupun yang legal pada
dasarnya saat ini sudah tidak mampu lagi menampung banyaknya kendaraan yang di
bawa oleh setiap civitas akademika.
2. Rendahnya Kesadaran

20

Wawancara Bapak Zainuddin, sebagai Pembantu Dekan II Fakultas Dakwah dan Komunikasi
tanggal 16/11/2015 pukul 08.35 WIB
21
Wawancara Bapak Aryanto sebagai Petugas Parkir Terpadu tanggal 12/11/2015 pukul 11.30
WIB

Kesadaran disini sangat dibutuhkan terlebih dalam hal penataan kendaraan pribadi
masing-masing individu. Diharapkan kepada semua pihak yang merasa memiliki
kendaraan yang tidak terparkir rapih kesadarannya dapat segera tumbuh, sehingga dapat
meminimalisir terjadinya parkir liar yang saat ini marak terjadi di UIN Sunan Kalijaga.
Namun pada kenyataannya kesadaran yang dimiliki setiap individu untuk tidak
memarkirkan kendaraan pada sembarang tempat itu jarang dimiliki. Bahkan banyak
juga di kalangan dosen yang notabennya layak disebut orang yang bermoral dan
berpendidikan lebih tinggi dari mahasiswa justru melanggar dan bahkan terang-terangan
mengakui kesadaran yang dimilikinya itu masih rendah. Hal di atas sesuai dengan yang
di ungkapkan oleh Bapak Moh. Amin:
“...dan mereka parkir dimana-mana itu kadang-kadang bingung mou parkir
mobil dimana itu yang dibelakang fakultas seharusnya untuk mobil gitu kan. Tapi
dipenuhi motor sehingga sering juga parkir dibarat fakultas itu yang sebetulnya
bukan tempat parkir ya? Sebab yang lain ya mungkin kita-kita tidak sungguhsungguh tertib meskipun itu sedikit mengorbankan waktu tenaga...”22
a. Pengetahuan etika dan moral dalam berkendara
Pengetahuan etika dan moral dalam berkendara dan berparkir masih sangat
jarang dimiliki oleh kalangan mahasiswa, kebanyakan dari mereka banyak yang tidak
paham dan tahu tentang rambu-rambu lalu lintas. Berikut beberapa penuturan dari
narasumber yang di jumpai di lapangan mengenai pengetahuan etika dan moral dalam
berkendara :
“.....kayaknya ga punya kesadaran harusnya kalo sadar dia parkirnya ketempat
yang seharusnya......”23
Di sebutkan pula bahwa penyebab parkir liar di UIN

karena disebabkan oleh

pelakunya yang rata-rata kurang memahami mengenai etika dan moral dalam
berkendara yang baik. Hal ini sesuai dengan ungakapan yang dinyatakan pula oleh
mahasiswa fakultas Syaria’ah :
“.....Penyebabya objeknya, kurang memahami mungkin ya...”24
b. Aturan parkir
Sejatinya parkir telah ada peraturannya, baik itu secara tertulis maupun tersirat.
Akan tetapi realitanya, peneliti banyak menjumpai aturan parkir yang tidak di hiraukan
bahkan terkesan tidak ada aturan. Sehingga banyak dari pemakai fasilitas parkir
22

Wawancara dengan Bapak Moh. Amin sebagai Pembantu Dekan II Fakultas Ushulludin tanggal
12/11/2015 pukul 13.01 WIB
23
Wawancara Mba Irma mahasiswi Saintek tanggal 12/11/2015 pukul 11.55 WIB
24
Wawancara Mas Deni Mahasiswa Muamalat Syari’ah tanggal 12/11/2015 pukul 12.15 WIB

mengabaikan rambu-rambu maupun peringatan mengenai aturan parkir yang
resmi/sesuai dengan tata tertib. Seperti informasi yang peneliti dapatkan dari beberapa
narasumber yang menyatakan bahwa aturan parkir itu penting dan memang harus ada.
“....mobil parkir sembarangan. kayak itu tulisan dilarang parkir didepanya ada
mobil. Disini, ditikungan ini ganggu to ditempat masuk....”25
Seperti yang di ungkapkan oleh kepala satpam UIN bahwa parkir liar tidak hanya
parkir tidak pada tempatnya namun juga parkir yang tidak ada petugasnya, berikut
ungkapannya mengenai aturan parkir yang sebenarnya :
“......apa parkir-parkir liar itu kan seperti itu karena, yang disebut parkir liar kan
otomatis yang parkir yang tidak ada petugasnya, dan tidak ada istilahnya tanda
kalo itu tempat parkir ya… gada rambu-rambunyayang dimaksud parkir liarkan
seperti itu...”26
Adapun pendapat lain mengenai, aturan parkir yang sebenarnya bukan lahan
parkir namun di dispensasikan lahan tersebut sebagai area parkir meskipun tidak legal.
Hal ini disampaikan oleh Pembantu Dekan IIyang menyatakan sebagai berikut :
“.....maka diambil cara bagaimana hanya mobil yang parkir disebelah barat
karena ini hanya mobil yang parkir disebelah barat karena itu satu jalur karna
difabel lewat ga kenak mobil karena disebelah barat depan pintu ga boleh dapan
jurusan ga boleh maka akses untu difabel masih untuk jalan nah jadi parkir itu
hanya batas toleransi sebelah barat karena disana penuh dan akses untuk difabel
tidak terganggu. Jadi yang masih kita tertibkan itu yang ini yang pohon itu lho
sampai ke perpus itu yang belum bisa karena penuh ya gimana? orang dosen
rumahnya jauh pake motor ya ga bisa, kalo parkir dibawah sana jauh dia
jalan.......”27
c. Individu
Parkir liar bisa saja disebabkan oleh setiap individunya baik itu dari kalangan
mahasiswa maupun hingga ke tingkat dosen. Yang mungkin tidak paham akan peraturan
dan rendahnya pengetahuan mereka mengenai tata cara berparkir yang baik. Atau
bahkan mereka tahu namun tidak mau tahu mengenai perilaku mereka dalam berparkir
yang sejatinya salah. Berikut beberapa penuturan, pendapat dan pengakuan dari
narasumber yang melihat/ merasakan dan tetap melakukan parkir liar. Seperti yang di
sampaikan oleh pak Moh.Amin :
“.....ya mungkin kita-kita ini tidak sungguh-sungguh tertib meskipun itu sedikit
mengorbankan waktu tenaga seperti saya ya seperti saya ya, kalo saya betul25

Wawancara dengan Bapak Suar sebagai Penjaga Parkir barat Pascasarjana tanggal 12/11/2015
pukul 10.45 WIB
26
Wawancara Bapak Sudoyono sebagai Kepala Satpam tanggal 12/11/2015 pukul 08.30 WIB
27
Wawancara dengan Bapak Zainuddin Pembantu Dekan II Fakultas Dakwah dan Komunikasi
tanggal 16/11/2015 pukul 08.35 WIB

betul tertib itu kan saya harus mengorbankan waktu saya, saya parkir di tempat
terpadu. Bisa jadi saya dan banyak orang merasa tidak efisien tidak wajarlah
parkir sejauh ... (jika parkir disekitar gor)....”28
Sependapat dengan argumen pak Moh. Amin, bahwa yang menyebabkan banyak
terjadi parkir liar di UIN itu karena dari individunya sendiri tidak memahami akan
aturan parkir yang benar. Berikut pendapat yang diungkapkan oleh mas Deni :
“....orangnya itu yg dari batinnya. Parkir sembangan biar pulangnya cepat gitu
jadi gak mau parkir di terpadu. Mungkin iya itu tentang kecepatannya. Saya
belum melanggar, saya parkir gak sembrangan kok. Terpadu kan ada petugasnya
lho. Nah itu orangnya itu, objeknya yang di depan fakultas saintek, bukan
haknya kok di srobot, motor kan sudah ada. Kenapa kok tetap disana....Mayoritas
paham, kalo memang mahasiswa gak paham banyak dong yang parkir liar.
Menurut saya sudah banyak kok...”29
Pentingnya kesadaran bagi setiap civitas akademika di UIN harus di tumbuhkan.
Karena bukan hanya masalah lahan yang sempit, namun juga kesadaran setiap bagi
setiap individunya. Apabila kesadaran tidak di tumbuhkan mulai dari sekarang, maka
sulit untuk menangani parkir liar di UIN.
3. Keamanan Rendah
a. Tenaga Pengawas atau Penjaga Parkir Kurang
Pada setiap area parkir, baik itu area parkir terpadu tingkat Universitas maupun
tingkat Fakultas pasti ada tenaga/penjaga parkirnya. Namun kenyataannya, adanya
penjaga parkir itu ternyata sangat kurang jika dipekerjakan hanya paling banyak itu 2
orang untuk satu parkir terpadu. Sehingga tak jarang dari mereka merasa keteteran
untuk mengamankan kunci yang kadang tertinggal di motor maupun dalam hal penataan
kendaaan yang memakan tempat terlalu banyak. Tak jarang pula para pengendara
memilih memarkirkan kendaraan mereka tidak pada tempat parkir yang ada petugasnya,
di karenakan tempat parkir yang resmi telah penuh dengan kendaraan yang telah lebih
dulu parkir. Padahal kenyataannya karena banyak kendaraan semrawut yang belum
tertata rapih akibat dari kurangnya tenaga yang berwenang untuk menjaga dan
merapikan kendaraan. Berikut penuturan dari narasumber mengenai kurangnya tenaga
penjaga parkir di UIN :
“......Jadi poinya UIN itu areanya luas, parkirnya, tempat parkirnya banyak tapi
petugasnya sedikit gitu aja. Jadi ga seimbang jadi tempat parkir itu banyak
namun petugasnya hanya sedikit....penambahan petugas parkir, ada lahan untuk

28

Wawancara Bapak Moh.Amin sebagai Pembantu Dekan II Fakultas Ushulludin tanggal
12/11/2015 pukul 13.01 WIB
29
Wawancara Mas Deni Mahasiswa Muamalat Syariah tanggal 12/11/2015 pukul 12.15 WIB

parkir tetapi tidak ada yang ngatur sama saja bohong. Solusi yang tepat ya itu
ada penambahan lahan parkir dan ada petugasnya.....”30
Keluhan lain yang sama dengan hal di atas juga di sampaikan oleh petugas parkir
terpadu tarbiyah, yang menyatakan bahwa perlu adanya penambahan tenaga penajag
parkir :
“kurang mencukupi disini.... Cuma dua orang aku sama temanku satu pension
satu ditarik masuk paling minimal tu orang 4 udah minimal.....”31
b. Ketegasan Tenaga Pengawas / Keamanan
Ketidak tegasan pegawai parkir terhadap beberapa pelaku parkir liar,
menyebabkan semakin maraknya orang yang melakukan kesalahan mengenai aturan
parkir yang benar. Sebaiknya sanksi diberikan kepada semua pihak-pihak yang terbukti
sebagai pelaku parkir liar. Tidak hanya sekedar kalangan mahasiswa, tapi untuk semua
dosen dan karyawan di UIN. Sehingga dapat menciptakan manusia yang beradab dan
sadar akan peraturan. Peneliti mendapatkan informasi, mengenai kinerja penjaga parkir
dalam hal menjaga dan memberikan sanksi kepada para pelaku yang terjaring
melakukan kesalahan dalam hal parkir kendaraan. Namun tak jarang dari para pelaku
parkir liar saat di tegur justru malah mengelak, dan bahkan ada yang terang-terangan
menolak. Seperti yang diungkapkan oleh petugas parkir barat pascasarjana :
“.....kendalane cuma sama dosen, di tegur malah nganu ganti dimarahin. Kalo
mahasiswa kalo tak tegur gak mau motor itu tetep tak pindah, kalo ngeyel pernah
berkelahi itu hampir iya hampir. Gak ada sanksi cuma tak hafalin aja cuma plat
nomernya, nanti kalo kunci ketinggalan tak buang tak bilangin ngeyel ya tak
buang aja......”32
Hal tersebut di perkuat oleh pendapat satpam sebelah selatan masjid UIN yang
menyatakan bahwa sanksi memang sudah tegas, di ingatkan selalu di ingatkan. Namun
nyatanya tidak ada efek jera dari pelakunya sendiri. Inilah pernyataan kepala satpam:
“.....Setiap hari diberi teguran misalnya itu parkirnya dikasih tempelan dilarang
parkir disini. Sanksinya itu tadi, kan jognya dikasihlem itu sebetulnya sanksi yang
ringan tapi ga membuat mereka jera......”33
Hendaknya sanksi yang di berikan oleh petugas keamanan kepada pelaku harus benarbenar sanksi yang membuatnya jera. Selain itu adanya kontinuitas dari petugas parkir

30
31

Wawancara Bapak Sudoyono sebagai Kepala Satpam tanggal 12/11/2015 pukul 08.30 WIB
Wawancara Bapak Aryanto sebagai Penjaga Parkir Terpadu tanggal 12/11/2015 pukul 11.30

WIB
32

Wawancara Bapak suar sebagai Penjaga Parkir barat Pascasarjana tanggal 12/11/2015 pukul
10.45 WIB
33
Wawancara Bapak Sudoyono sebagai Kepala Satpam tanggal 12/11/2015 pukul 08.30 WIB

saat menertibkan kendaraan-kendaraan dan orang yang melakukan parkir liar. Hal ini
disampaikan oleh mahasiswa Syari’ah sebagai berikut:
“....Ngecek STNK, dari jam berapa sampe jam berapa? Apakah, apakah gak anu..
kalo memag dia mengecek keamanan tapi mereka, jam 2 siang saja sudah
bubar...... satpam kasih lem. Parkir liar setang sama jok di kasih lem......”34
4. Kebijakan
Kebijakan merupakan suatu bentuk kepedulian yang diwujudkan untuk mencapai
kesejahteraan dan kemaslahatan bersama. Seperti kebijakan mengenai tata tertib dalam
perparkiran kendaraan di UIN Sunan Kalijaga. Yang mana kebijakan tersebut dibuat
untuk menciptakan suasana yang aman, nyaman, ramah lingkungan dan terkendali.
Peraturan dari kampus mengenai parkir sebenarnya sudah di tetapkan, namun
implementasinya belum berjalan dengan baik. Sebagaimana yang di jelaskan oleh
narasumber berikut ini, berikut ungkapan dari kepala satpam :
“.........Sudah ada aturan perparkirankan sudah ada, Cuma teman-teman yang
dilapangan kadang-kadang sudah masa bodoh dengan aturan. Itusebetulnya kalo
anda tertib, kuliah anda tenang, enak belajar, juga tenang kalo anda tidak
tertib,ya pasti gelisahlah disana tadiada tukang parkirnya ga ya? kan jadinya ga
konsen ketar-ketir.....”35
Hal tersebut di ungkapkan pula oleh kepala bagian rumah tangga, yang
menyatakan bahwasannya aturan parkir dari kampus sudah ada. Di mana aturan tersebut
dibuat untuk ditaati bersama, baik itu untuk kalangan mahasiswa, karyawan maupun
tingkat dosen dan bahkan tamu. Namun kenyataan di lapangan mengatakan berbeda,
masih sangat banyak yang tidak menghiraukan kebijakan dan aturan mengenai tata
tertib parkir yang ada. :
“....nek kebijakan dari atasan ada tapi yo mahasiswane gitu paling merapikan,
junjungi, ngankati to parkir yang rapi ben kanca nek iso rapi lewat ya to...”36
5. Pembahasan Hasil Penenlitian
a. Kurangnya Lahan
Kekurangan lahan dalam memicu terjadinya parkir liar dapat di sebabkan oleh dua
faktor. Yang pertama, jumlah atau volume kendaraan yang meningkat. Kendaraan yang
bertambah banyak namun lahan yang tersedia sedikit, mengakibatakan banyak terjadi
parkir liar. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang di ungkapkan oleh Endang Sri
Muryati sebagai berikut:

34

Wawancara Mba Irma mahasiswi saintektanggal 12/11/2015 pukul 11.55 WIB
Wawancara Bapak Sudoyono sebagai Kepala Satpam tanggal 12/11/2015 pukul 08.30 WIB
36
Wawancara Bapak Ali Sodiq sebagai Kepala Bagian Rumah Tangga
35

“....Saat ada event atau kegiatan besar, jumlah pengunjung membeludak hingga
puluhan ribu orang. Saat digelarnya kegatan Fun Bike pada 8 Mei lalu. Saat itu,
lebih dari sepuluh ribu pengunjung memadati Taman Balekambang. Akibatnya,
mobil-mobil pengunjung kesulitan memasuki taman. Mobil-mobil itu akhirnya
saling berjejal di jalan masuk menuju Taman Balekambang...”37
Kedua, karena area parkir yang tersedia tidak mencukupi untuk menampung
kendaraan yang membutuhkan lahan parkir. Tidak bisa di pungkiri, bahwa setiap tempat
wisata, gedung perkantoran bahkan gedung perkuliahan harus mempunya lahan yang
cukup luas untuk memenuhi kebutuhan akan parkir. Sehingga tidak terjadi parkir liar
yang di sebabkan oleh kurangnya lahan akibat area parkir yang sempit. Hal tersebut
sesuai dengan Endang Sri Muryati yang mengatakan bahwa lahan area parkir harus di
siapkan secara khusus:
“Taman Balekambang menempati lahan seluas 9,8 hektare. Namun, tidak ada
lahan khusus untuk tempat parkir......Taman Balekambang setidaknya punya
lahan parkir seluas 10% dari luas keseluruhan lahan yang ada. Idealnya, Taman
Balekambang punya lahan khusus untuk parkir seluas satu hektare...”38
b. Rendahnya Kesadaran
Rendahnya kesadaran seseorang memepengaruhi setiap tingkah laku dan aktifitas
yang di lakukan dalam kesehariannya. Kesadaran sangatlah penting dalam menunjang
kehidupan yang bertaraf lebih baik dan unggul, sehingga kesadaran dapat
mencerminkan jati diri dari setiap masing-masing individu. Seperti parkir liar di UIN
yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran. Kurangnya kesadaran sendiri di sebabkan
oleh ketidak tahuan mengena etika dan moral dalam berkendara. Sesuai dengan yang di
ungkapkan oleh Dimas Wibisono mengenai etika dalam bekendara sebagai berikut:
“Etika Berkendara : adalah bagaimana cara manusia mengemudi
atau menjalankan kendaraan dengan benar. Namun, pada
praktiknya tidak semua pengendara berlaku secara benar di
jalanan. Etika berkendara seringkali dianggap hal yang sepele
bahkan diabaikan, padahal hal ini penting sekali untuk
keselamatan si pengendara dan penumpangnya. Salah satu
contoh etika berkendara adalah dengan bersikap disiplin di
jalanan, mematuhi segala aturan rambu lalu lintas yang berlaku,
tidak menyalip dari sebelah kiri, tidak kebut-kebutan, tidak putar
balik pada area yang dilarang. Karena, bersikap disiplin saat
berkendara adalah modal utama untuk keselamatan diri sendiri
dan pengguna jalan lain....”39
37
Khalid Yogi, http://news.wedding.my.id/go/view/52496/taman-balekambang-kekurangan-lahanparkir.html, di akses 1 Desember 2015
38
Ibid.
39
Dimas Wibisono, http://dimaswibisono23.blogspot.co.id/2015/05/berkendara-yang-baik.html,
diakses 1 Desember 2015

Rendahnya kesadaran juga dapat disebabkan oleh ketidak patuhan individu
terhadap peraturan yang sudah ada. Berikut ini merupakan aturan parkir yang ada di
Yogayakarta peraturan daerah Nomor 18 Tahun 2009 mengenai Tata Tertib Parkir,
Pasal 20 (Setiap pengguna jasa tempat parkir wajib) :
a. mematuhi semua tanda-tanda parkir dan atau petunjuk yang ada, berupa: rambu,
marka atau tanda lain;
b. meminta karcis parkir resmi sebagai tanda bukti pada saat akan parkir;
c. menunjukkan dan membayar retribusi parkir kepada juru parkir atau pengelola
parkir pada saat akan meninggalkan parkir.40
c. Keamanan Rendah
Keamanan yang tidak di jaga menyebabkan marak terjadinya parkir liar di UIN
Sunan Kalijaga. Keamanan yang rendah bisa juga di sebabkan oleh kurangnya penjaga
parkir yang ditugaskan. Seperti yang terjadi di KUDUS, penambahan personil penjaga
parkir karena untuk memenuhi kebutuhan di lapangan.41Hal lain juga terjadi di Kampus
3 UIN Walisongo, kekurangan lahan serta kurangnya tenaga pengawas menyebabkan
banyaknya kendaraan yang terparkir di tempat yang tidak terjangkau dan menyebabkan
terjadinya kehilangan kendaraan atau barang yang lain.42
Ketegasan tenaga pengawas terhadap beberapa pelaku parkir liar di UIN Sunan
Kalijga dirasa sudah cukup tegas. Namun kenyataannya masih banyak yang melakukan
parkir liar. Mungkin pelaku atau kendaraan pelaku harus diberi sanksi yang tegas.
Seperti yang saat ini dilaksanakan di Jakarta dan Palembang. Bagi para pelaku parkir
liar dikenakan sanksi yaitu dengan menggembok roda kendaraan setelah diberikan
waktu selama 15 menit, namun si empunya tidak juga memindahkan kendaraannya. Hal
tersebut telah dituangkan kedalam perda Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Angkutan
Jalan, Kereta Api, Sungai Dan Danau serta Penyeberangan, Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan. Dalam penggembokan mobil
yang diparkir liar, apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan yaitu 10 sampai 30
40

analisis teori aturan parkir
perda-no-18-th-2009-kota-yogyakarta-http://sintilandasparkir.files.wordpress.com201502perda-no-18-th2009-kota-yogyakarta.pdf, diakses 1 Desember 2015
41

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/tenaga-parkir-akan-ditambah/, diakses 1
Desember 2015
42

Pipit Larasati, http://pipitvanessa.blogspot.co.id/2015/04/lemahnya-kesadaran-parkir.html,
diakses 1 Desember 2015

menit, kunci tidak kunjung diambil di kantor Dishub, maka aparat akan menderek mobil
yang di parkir liar. Biaya derek sepenuhnya akan dilimpahkan kepada pemilik
kendaraan dengan kisaran Rp 50.000 ribu hingga Rp 75.000 ribu.43
d. Kebijakan
Seyogyanya dengan adanya kebijakan dapat meminimalisir dan mencegah terjadinya
parkir liar yang saat ini terjadi di UIN Sunan Kalijaga. Namun kebijakan yang ada
hanya sekedar formalitas saja, karena kenyataan di lapangan menyatakan nihil
mengenai kebijakan tersebut. Banyak dari mahasiswa tidak mengetahui mengenai
aturan parkir yang telah ditetapkan. Seperti kebijakan di UGM, dimana kebijakan
mengenai berkendara di tetapkan dan tertulis di dalam surat pernyataan persayaratan
menjadi mahasiswa UGM dalam mematuhi aturan yang ada di kampus.44

43

Manajemen Lalu Lintas/ Pengendalian Parkir,
https://id.wikibooks.org/wiki/Manajemen_Lalu_Lintas/Pengendalian_parkir, diakses 1 Desember 2015.
44
Magang, http://www.balairungpress.com/2015/11/kebijakan-parkir-ugm-minim-sosialisasi/,
diakses 3 Desember 2015.

PENUTUP
Dari pembahasan tentang Faktor-Faktor Penyebab Parkir Liar di UIN Sunan
Kalijaga dapat diambil kesimpulanya yaitu:
1. Kurangnya lahan: kurangnya lahan disebabkan oleh dua faktor yaitu pertama,
jumlah atau/ volume kendaraan. hal ini terjadi karena Jumlah kendaraan yang ada di
kampus UIN Sunan Kalijaga setiap tahunnya meningkat secara drastis. kedua, Area
Parkir. parkir terpadu pada kenyataannya sangat tidak mencukupi untuk menampung
sekian banyak kendaraan yang ada. jadi faktor-faktor parkir liar di UIN di sebabkan
oleh kurangnya lahan parkir, kekurangan lahan parkir tidak lain karena banyaknya
mahasiswa di UIN yang membawa kendaraan pribadi dan desain pertama
pembangunan gedung kuliah ini tidak di peruntukkan bagi mahasiwa dengan kuota
lebih dari 15.000ribu mahasiswa. Sehingga apabila pada kenyataannya lebih dari itu
maka menjadi masalah yang sulit di atasi.
2. Rendahnya Kesadaran: UIN merupakan kampus yang berlabel islam, seharusnya
tinggi akan kesadaran Pengetahuan etika dan moral dalam berkendara, Aturan parkir,
serta menjadi Individu atau subjek yang memahami akan perparkiran. Namun pada
kenyataannya, kesadaran yang dimiliki setiap individu untuk tidak memarkirkan
kendaraan pada sembarang tempat itu jarang dimiliki, bahkan banyak juga di
kalangan dosen yang notabennya layak disebut orang yang berpendidikan tinggi dan
bermoral tapi tetap saja melanggar dan bahkan terang-terangan mengakui kesadaran
dirinya memang rendah.
3. Keamanan Rendah: area parkir di UIN Sunan Kalijaga masih kekurangan tenaga
pengawas atau penjaga parkir, sehingga pengamanan kendaraan yang parkir diarea
kampus tidak berjalan dengan semestinya. Selain itu, ketidak tegasan tenaga
pengawas / keamanan mengakibatkan para pelaku tidak mendapat efek jera terhadap
apa yang mereka lakukan.
4.

Kebijakan: Kebijakan dari UIN Sunan Kalijaga mengenai tata tertib perparkiran
sebenarnya sudah ada. Namun kenyataanya, implementasi dilapangan tidak sesuai
dengan kebijakan tersebut. Sehingga parkir liar masih marak terjadi di lingkungan
kampus yang berbasis Islami ini. Seharusnya kebijakan yang ada tidak hanya
diperuntukkan bagi mahasiswa saja, namun bagi semua pemilik dan pengguna
kendaraan di lingkungan UIN Sunan Kalijaga. Agar nantinya kampus ini, benarbenar kampus yang ramah Inklusi dan menjadi panutan bagi perguruan tinggi
lainnya yang mungkin kondisinya saat ini sama dengan UIN.

Daftar Pustaka
Ari, byung, Tinjauan hukum islam terhadap tanggung jawab pengelola jasa
perparkiran (studi pelaksanaan perda yogyakarta NO. 18 Tahun 2009
tentang penyelenggaraan perarkiran), Yogyakarta: skripsi fakultas syari’ah
hukum, UIN Sunan kalijaga, 2010.
Herdiansyah, Haris. Metode Penenlitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta
selatan: Selemba Humanika, 2010.
Restu, kartika widi. Asas metodologi penelitian sebuah pengenalan dan panutan
langkah demi langkah pelaksanaan penelitian. Yogyakarta: Graha ilmu,
2010.
Samsuri, nuruddin. Tinjauan hukum islam terhadap penanggung risiko kehilangan
kendaraan ditempat parkir (studi kusus dibeberapa tempat parkir kota
Yogyakarta). Yogyakarta: skripsi fakultas syari’ah Hukum, UIN Sunan
kalijaga, 2014 2015
Saputra, Uhar Suhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung:
PT Refika Aditama, 2012.
Sugita I Nyoman. Kajian Kelayakan Finansial Pembangunan Gedung Parkir
Universitas Udaya di Jalan Sudirman Denpasar. Program Magister Studi
Tehnik Sipil : Tesis Online, 2011.
Tejowuyono, notohadiprawiro, Kemampuan dan Kesesuaian Lahan : Pengertian dan
Penetapannya, Jurnalonline:hal.
Umi Hanifah, Aplikasi Peraturan Daerah No 19 Tahun 2002, Yogyakarta: Skripsi,
Fakultas Syari’ah, UIN Sunan Kalijaga, 2009
Undang-Undang Nomor 2/2002 Tntang Kepolisian Negara RI Pasal 1 ayat (1).
Undang-Undang Nomor 22, tentang lalulintas dan angkutan jalan, pasal 1 ayat (7, 8, dan
9), 2009.
Wahyudi, agus imam, Pemberdayaan difabel dalam rangka pemberian pengetahuan
dan penelitian keterampilan (studi di yayasan mandiri craft, sewon, cabean,
bantul, Yogyakarta),