View of Peran Intelektual Capital dalam Peningkatan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia

  • Modal Intelektual (

  Maslahah

  , Vol. 6, No. 2, November 2015 98 Pendahuluan

  intellectual capital ) merupakan sesuatu yang stra-

  tegis dalam perusahaan dikarenakan beberapa alasan, pertama pada tataran makro, fenomena pergeseran tipe ma- syarakat dari masyarakat industrialis

  • * Purnama Putra lahir di Sukoharjo, 5 Oktober 1981. Memperoleh gelar sarjana Akuntansi di Universitas Ter-buka., Magister pada bidang Ekonomi Ke-uangan Syariah Universitas Indonesia. Saat ini menjadi pengajar tetap di Program Studi Perbankan Syariah FAI UNISMA Bekasi. Selain itu, ia sedang menempuh pendidikan Doktoral Ekonomi Islam di Universitas Airlangga Surabaya.

  dan jasa ke masyarakat pengetahuan

  1 .

  Dalam masyarakat pengetahuan ( knowledge society ), tindakan berin- vestasi dimaksudkan untuk memba- ngun basis-basis intelektual yang merupakan penggerak perubahan yang cepat dalam masyarakat.

  Kedua, pada tataran mikro, agak- nya sangat sulit untuk tidak meng- kaitkan atau menyertakan perkem- bangan pengetahuan dalam konteks persaingan dan pencarian keunggulan kompetitif perusahaan. Wacana 1 Drucker, Peter F. Manajemen di Tengah

  Perubahan Besar. Jakarta: Elex Media Komputindo, 1997. Dan Drucker,P.F T he Essential Druker. New York: Harper Collins,

  2001.

  

Peran Intelektual Capital dalam Peningkatan Kinerja

Perbankan Syariah di Indonesia

  Purnama Putra* Abstract:

  In the end of 2008, Bank Indonesia reported that Islamic Banking has grown as much as 40 % over Conventional Bank which has only 14 %. Islamic Banking has to solve the problems to maintain the stability of the growth so as it can achieve the market share target as much as 5 % per year. The problems faced are human resource, technology,and networking which are all sharia based. This research attemps to discribe the growth of human resources that is considered as undefined added value which is Intellectual capital (Mouritsen,2001) and optimalized it. It is caused by the huge gap between market value and book value disclosured by Enterprises. This problem is caused by the failure of the Enterprises in reporting their hidden value in the annual report (Brennan, 2001).Based on the library research that has been done, it is inferred that there are three categories of Intellectual Capital that have to be known by the Islamic Banking Stakeholder. The categories are human capital, relational capital and structural capital. Optimalizing Intellectual capital by developing Islamic human resources who have four competencies. The Competencies are Main competency, Behaviour Competency, Funtional competency and managerial competency. Keywords : Intellectual Capital; library research; human capital

  N. D. Intellectual Capital and the 'Capable Firm': Narrating, Visualising and Numbering for Managing for Managing Knowledge. Accounting, Organisation and Society, 2001, Vol. 26

  4

  Journal of Intellectual Capital, 2000,1 (3), 206- 240 5 Mouritsen, J., Larsen, H. T., dan Bukh, P.

  Ownership Structure and Intellectual Capital Performance in Malaysian Companies Listed in MESDAQ, 2008 4 Brennan, N. dan Connel, B. Intellectual Capital: Current Issue and Policy Implications.

  didasarkan pada kriteria akun- 3 Saleh, Norman Mohd, Rahman, Mara Ridhuan Abdul, dan Hasan. Mohamat Sabri.

  intellec- tual capital sebagai unccounted capital

  stakeholder

  merupakan modal yang penting bagi perusahaan yang harus diketahui oleh

  intellectual capital

  , padahal

  unaccounted capital

  dipandang penting karena saat ini masih dianggap sebagai

  intelellectual capital

  Purnomosidhi (2006) mengung- kapkan bahwa

  5 .

  (Brennan dan Cornell, 2000, dan Mouritsen et.al, 2004). Hidden value tersebut diterjemahkan sebagai intellectual capital (IC)

  . Beberapa hasil penelitian telah menemukan adanya gap yang besar antara nilai pasar dan nilai buku yang diungkapkan oleh perusahaan yang disebabkan karena perusahaan-perusahaan gagal mela- porkan “ hidden value ’ dalam laporan tahunannya

  • nya. Anggapan

  Secara faktual, saat ini komunitas bisnis seluruh dunia sepakat bahwa

  Kemudian muncul teori keunggulan bersaing ( competitive advantage) yang dikembangkan oleh Michael Porter di era 1980an, tetapi teori ini- pun tidak mampu menjelaskan secara komprehensif fenomena keuanggulan sebuah organisasi atau negara dari lainnya. Terakhir muncul aliran baru dalam menganalisis keunggulan bersaing dengan sebuah pendekatan yang dikenal dengan pendekatan berbasis sumber daya (

  resource-based view of the firm / RBV

  ) dan akhirnya pendekatan ini dianggap paling rele- van dalam konteks perekonomian yang bercirikan keunggulan penge- tahuan ( knowledge economy ) atau perekonomian berbasis aset tidak berwujud (

  intangible assets

  )

  2 .

  99 Vol. 6, No. 2, November 2015 kompetisi dan keunggulan bersaing mengalami pergeseran yang sangat signifikan dalam perkembangan kaji- an strategi bisnis dan pembangunan ekonomi. Awalnya dikenal teori keunggulan absolut dan keunggulan komparatif dalam konteks perda- gangan antar wilayah atau negara.

  3

  menjadi sangat pen- ting dalam pengkreasian nilai per- usahaan daripada faktor produksi fisik. Perkembangan ekonomi dunia ditunjukkan dengan cara kerja per- 2 Rupidara, Neil. Modal Intelektual dan

  Strategi Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia.

  Makalah Diskusi Pusat Studi Kawasan Timur Indonesia, Universitas Kristen Satya Wacana, 2008

  usahaan di dunia yang diiringi dengan peningkatan penggunaan teknologi. Peningkatan kualitas teknologi yang digunakan oleh perusahaan meng- indikasikan adanya

  value added

  bagi perusahaan tersebut

  knowledge asset

  Maslahah

  global financial service market

  market share

  lama ikut serta dalam industri perbankan syariah sehingga perkembangan yang seharusnya signi- fikan dalam pencapaian target

  mind set

  Semakin mantapnya kedudukan perbankan syariah menunjukkan bah- wa mereka harus memiliki sumber daya, teknologi, dan jaringan yang memadai untuk menjalankan sistem perbankan berbasis syariah. Namun beberapa permasalahan muncul terutama terkait dengan kualitas sumber daya manusia (Sumber daya Insani, SDI), istilah yang digunakan dalam perbankan syariah). Saat ini SDI yang berkualitas dan memilki semangat berekonomi syariah sangat- lah minim. Hal ini terbukti dari se- dikitnya universitas-universitas yang membuka kelas ekonomi syariah khususnya perbankan syariah. Dalam kenyataanya SDI yang ada di perban- kan syariah Indonesia saat ini meru- pakan pemain lama yang sebelumnya bekerja di bank konvensonal. Akibat- nya

  sebesar $500 milyar dan pertumbuhan yang mencapai 15% per tahun. Sesuai dengan data yang ada, perbankan syariah di Indonesia pertumbuhannya mencapai 40% pada tahun 2008, sedangkan rata-rata pertumbuhan bank konvensional hanya 14% (Berbagi Cahaya, Metro TV).

  global asset

  dengan

  cepat dalam

  , Vol. 6, No. 2, November 2015 100 tansi dalam hal pengakuan dan penilaian aktiva, seperti disebutkan dalam PSAK (2007) Nomor 19 poin 19.5 bahwa accounted capital memi- liki kriteria keteridentifikasian, ada- nya pengendalian sumber daya, dan manfaat ekonomis di masa depan

  modal intelektual pada perusahaan public di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2006, Vol. 9 No. 1: 1-20.

  Selanjutnya perbankan syariah merupakan sektor yang tumbuh paling 6 Purnomosidhi, B. Praktik pengungkapan

  yang memiliki power paling tinggi karena opera- sional bank berasal dari dana nasabah atau sering disebut Dana Pihak Ketiga (DPK).

  stakeholder

  merupakan

  stake- holder -nya. Di dalam hal ini, nasabah

  Salah satu industri yang banyak menggunakan knowledge di dalam upayanya mendapatkan pendapatan usahanya adalah bank. Bank merupa- kan lembaga yang berperan di dalam menjalankan fungsi intermediasi atas arus dana dalam suatu perekonomian. Permasalahan yang muncul pada suatu bank dapat menimbulkan masa- lah kepada nasabah, investor, ataupun pihak-pihak lainnya untuk melakukan kegiatan bisnis dengan menggunakan jasa bank. Tujuan utama bank adalah mempertahankan kepercayaan nasa- bah kepada industri perbankan. Tuju- an tersebut merupakan suatu alasan pentingnya pemberian informasi me- ngenai kejadian-kejadian di dalam bank baik kejadian ekonomis maupun kejadian non-ekonomis kepada

  6 .

  2009 sebesar 5 % pun tidak tercapai. Oleh karena itu, pertanyaan- pertanyaan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah:

  101 Vol. 6, No. 2, November 2015 1.

  Bagaimana kinerja perbankan syariah di Indonesia saat ini?

  2. Hal-hal apa saja yang termasuk dalam modal intelektual ( intellect-

  tual capital

  ) perbankan syariah? 3. Bagaimana mengoptimalkan mo- dal intelektual ( intellectual capi-

  tal

  ) dalam peningkatan kinerja perbankan syariah di Indonesia? Pembahasan 1.

  Awal kelahiran perbankan syariah di mulai dengan munculnya dua gerakan renaissance Islam modern: neorevilalis dan modernis. Tujuannya adalah untuk mewujudkan lembaga keuangan yang berlandaskan etika dan upaya muslimin untuk mendasari segenap aspek ekonominya yang berlandaskan Al Quran dan Sunnah. Rintisan tersebut tercatat dimulai di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940an, melalui pengelolaan haji se- cara non konvensional. Rintisan insti- tusional yang lain adalah berdirinya Islamic Rural Bank (Lembaga Keuangan Unit Desa) di desa Mit Ghamr pada tahun 1963 di Kairo, Mesir (Ariff, 1988). Perkembangan perbankan syariah skala besar pertama kali dimulai dengan berdirinya Faisal Islamic Bank di Mesir pada Maret 1978. Pendirian bank ini kemudian menjadi wacana di kalangan anggota Organisasi Konferesi Islam (OKI) yang kemudian mendirikan Islamic Development Bank pada tahun 1975, kemudian diikuti oleh negara-negara anggota OKI

  7 (Karim, 2007).

  Di Indonesia, bank umum pertama yang menggunakan sistem syariah di Indonesia yaitu PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang mulai beropera- si pada 1992. Perkembangan bisnis bank syariah berlangsung lambat, sampai dengan lima tahun kedepan belum ada pertambahan bank baru. BMI masih menjadi satu-satunya bank syariah.

Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia saat ini

  Baru pada 1998 pasar bank syariah mulai diramaikan dengan hadirnya PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) anak perusahaan Bank Mandiri, bank BUMN terbesar di Indonesia. Selan- jutnya menyusul kemunculan PT. Bank Mega Syariah pada tahun 2001. Memasuki tahun 2009 ini ada dua bank baru memasuki pasar per- bankan syariah yaitu PT. Bank Buko- pin Syariah dan PT. BRI Syariah. Walaupun perkembangan-nya agak terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya, kinerja perbankan syariah di Indonesia terus bertumbuh. Pertumbuhan aset perban- kan syariah mampu mencatatkan per- tumbuhan yang cukup tinggi yaitu 35,6% dari 2007 yang sebesar Rp 36,5 triliun. Namun dengan total aset Rp 49,5 triliun pada 2008, pangsa pasar bank syariah baru mencapai 2,08% dari total asset perbankan konven- sional. Pencapaian ini masih jauh dari 7 Karim, Adiwarwan A.

  Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.

  , Vol. 6, No. 2, November 2015 102 target yang ditetapkan Bank Indo- nesia (BI) sebesar 5% dari bank konvensional. Dengan demikian per- kembangan kinerja bank syariah nasional hingga kini belum optimal, mengingat pangsa pasarnya masih relatif kecil.

  8

  Intellectual capital reporting: A Human capital focus. Academy of Accounting and Financial Studies 2007, Vol. 12 No. 1

  Management Decision, 2000, 36 (2): 63 – 76 9 Cuganesan, S.,N. Finch., dan T. Carlin.

  Review of the Models used to Measures and Models.

  (Cuganesan et al., 2007) yang saling terintegrasi. Ketiga elemen tersebut meliputi: 8 Bontis, N. Assesing Knowlegde Assets: A

  9

  (Bontis et al., 2000; Mouritsen dan Larsen, 2001; dan Li et al., 2008) merupakan sebuah konsesus umum dalam kemanfaatannya

  structural capital

  , dan

  relational capital

  ,

  terbagi dalam tiga kategori, yaitu: human capital

  Sementara itu, pertumbuhan pem- biayaan syariah 2008 agak melambat dibanding pertumbuhan tahun sebe- lumnya. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2007 yaitu sebesar 37,0% atau mencapai Rp 28,0 triliun dan tahun berikutnya naik menjadi Rp 38,2 triliun yang berarti terjadi pening- katan 36,4%.

  intellectual Capital ) perbankan syariah. Intellectual Capital Intellectual capital

  2. Hal-hal yang termasuk dalam modal intelektual (

  `, dari sebe- lumnya rata-rata 59,6% dalam tiga tahun ini terakhir ini menjadi 84,0%.

  office chanelling

  Selanjutnya tingkat pertumbuhan Dana pihak Ketiga (DPK) tercatat rata-rata 32,8% per tahun dalam periode 2004 - 2008, yaitu melonjak menjadi Rp 36,8 triliun pada 2008 dari Rp 11,8 triliun pada 2003. DPK selama 2008 yang mencapai Rp 36,8 triliun merupakan kontribusi terbesar dari deposito mudharabah yaitu Rp 20,1 triliun atau sekitar 54,6%, ta- bungan mudharabah Rp 12,5 triliun (33,8%) dan giro wadiah Rp 4,2 triliun (11,6%). Peningkatan DPK terutama didukung oleh bertambah- nya unit-unit usaha syariah (UUS) milik bank konvensional melalui strategi `

  Besarnya kebutuhan layanan syariah di daerah, mendorong sejumlah bank daerah membuka Unit Usaha Syariah (UUS). Saat ini terdapat 16 BPD su- dah membuka cabang syariah, yaitu Bank NTB, Bank Sumut, Bank Aceh, Bank Sumsel dan lain-lain Sebelum- nya sudah ada unit syariah BPD DKI Jakarta, BPD Jabar, BPD Riau, BPD Kalbar, BPD Kalsel dan BPD Sulsel. Menurut data BI, hingga Maret 2008, jumlah bank yang memiliki UUS terdapat 28 bank, bertambah dua bank dibandingkan posisi akhir Desember yaitu UUS Bank Pembangunan Dae- rah Jawa Tengah dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN).

  office channeling sebanyak 1.452 kantor.

  bank syariah saat ini tercatat sebanyak 908 kantor ditambah

  spin off unit usahanya. Jumlah kantor

  Untuk meningkatkan kinerja, se- jumlah bank akan melakukan

Maslahah

  103 Vol. 6, No. 2, November 2015 a.

  14

  12 .

  b. Relational Intellectual Capital.

  Relational capital terkait dengan

  hubungan eksternal dengan pelang- gan, pemasok, mitra, jaringan, dan regulator

  13

  . Relational capital meru- pakan hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya

  serta mewakili intangible

  Intellectual capital reporting: A Human capital focus. Academy of Accounting and Financial Studies 2007, Vol. 12 No. 1 capital

  asset

  di luar organisasi yang dapat meningkatkan kompetensi perusahaan secara luas (Bontis, 2000). Elemen ini merupakan komponen modal inte- lektual yang memberikan nilai secara nyata. Beberapa komponen dari

  relational capital

  dapat dimiliki, te- tapi sifatnya adalah temporal (Wong dan Gardner, 2004). Hal tersebut dikarenakan reputasi serta hubungan yang terjalin dengan pihak eksternal dapat berubah setiap waktu dan perusahaan tidak dapat mengen- dalikan perilaku dari pelanggan atau pemasok jika keinginan mereka tidak dipenuhi.

  Relational capital

  merupa- 12 Bontis, N. Assesing Knowlegde Assets:

  A Review of the Models used to Measures and Models. Management Decision, 2000, 36 (2): 63 – 76 13 Pike, S., A. Rylander., dan G. Roos. Intellectual capital management and disclosure. The Strategic Management of Intellectual Capital and Organizational Knowledge: A Selection of Readings, Oxford University Press, 2001. 14 Sawarjuwono, T., dan A.P. Kadir. Intellectual capital: Perlakuan, peng-ukuran dan pelaporan (sebuah library research).

  adalah pada kecerdasan yang dimiliki oleh karyawan

  Management Decision, 2000, 36 (2): 63 – 76 11 Cuganesan, S.,N. Finch., dan T. Carlin.

  Human Intellectual Capital Human capital

  tual capital , human capital meme-

  (

  employee compe- tences ) terkait dengan keahlian,

  pelatihan dan pendidikan, serta pe- ngalaman dan karakteristik nilai dari kekuatan SDI dalam organisasi (Bontis, 2000; Cuganesan et al., 2007).

  Human capital

  adalah keber- adaan individual knowledge dalam sebuah organisasi yang diwakili oleh SDI yang ada dalam perusahaan

  10 .

  Dalam menciptakan nilai intellect-

  gang peranan sentral. Pengukuran serta pelaporan human capital dapat memberikan arti penting dalam mem- berikan keyakinan kepada

  10 Bontis, N. Assesing Knowlegde Assets: A Review of the Models used to Measures and Models.

  stakehol- der,

  sehingga mereka diberikan infor- masi secara menyeluruh me-ngenai potensi nilai dari bisnis perusahaan

  11 .

  Keahlian dan kemampuan SDI diper- lukan dalam mendorong inovasi, men- ciptakan dan mewujudkan hubungan yang bermanfaat dengan pelanggan dan pemasok. Bontis (1999) dalam Bontis et al. (2000) berpendapat bah- wa

  human capital

  penting karena inovasi dan pembaharuan strategi yang dilakukan. Esensi dari

  human

  Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 2003, Vol.5, No. 1: 35-57 Maslahah

  , Vol. 6, No. 2, November 2015 104 kan pilar pendukung eksistensi suatu organisasi. Keberadaannya perlu un- tuk diungkapkan untuk memberikan keyakinan kepada para pemegang saham dan calon investor.

  capital

  Perbankan syariah membutuhkan SDI yang memiliki pandangan dan keyakinan yang sesuai dengan misi dan visi perbankan syariah. Misi merupakan tujuan keberadaan or- ganisasi, sedangkan visi merupakan hasil di masa depan yang diinginkan (Luis, 2009:7). Pada perbankan

  katan kinerja perbankan syariah di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu dibutuhkan Sumber Daya Insani (SDI) yang setidaknya memiliki empat (4) kompetensi, yaitu: a.

  intellectual capital ) yang optimal dalam pening-

  3. Optimalisasi modal intelektual ( intellectual capital ) dalam peningkatan kinerja perbankan syariah di Indonesia. Bank Indonesia menargetkan aset Rp 97 trilyun untuk perbankan syariah pada tahun 2010. Sampai dengan akhir Nopember 2009 tercatat Rp 63,4 trilyun telah dibukukan oleh perbankan syariah. Dengan jumlah aset saat ini, perbankan syariah mam- pu menyerap sekitar 15 ribu SDI, sehingga, untuk mencapai target Rp 97 trilyun masih dibutuhkan sekitar 7000 SDI. Untuk mencari kandidat SDI yang memenuhi kualitas modal intelektual intelektual (

  Struktur Organisasi yang kuat akan menyebabkan kondisi kultural yang kondusif bagi individu, sehingga mereka selalu mencoba sesuatu yang baru (Bontis, 2000).

  tidak dapat mencapai kinerja optimal dan potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

  dalam perusahaan dapat diciptakan oleh seluruh SDI perbankan syariah, dan nilainya sangat penting untuk tetap ada sampai hari kerja berakhir (Wong dan Gardner, 2004). Menurut Bontis (1999) dalam Bontis (2000), ketika sebuah organisasi memiliki sis- tem dan prosedur yang lemah, maka seluruh intellectual capital di dalamnya tidak akan mencapai poten- si maksimal. Adapun menurut Sawar- juwono dan Kadir (2003), seorang individu dapat memiliki tingkat intelektual yang tinggi, tetapi jika organisasi tidak memiliki sistem dan prosedur yang baik maka intellectual

  c. Structural Intellectual Capital Structural capital merupakan kemam-

  tal

  , struktur organisasi, proses manual, strategi, kegiatan rutin, serta nilai-nilai lain dari organisasi yang lebih tinggi dari nilai material (Bontis, 2000; Pike et al., 2001; Wong dan Gardner, 2004). Structural capi-

  database

  meli- puti seluruh sumber daya non-human dalam organisasi yang meliputi

  Structural capital

  puan organisasi atau perusahaan da- lam memenuhi proses rutinitas per- usahaan dan mendukung usaha SDI untuk menghasilkan kinerja intelek- tual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003).

Kompetensi Inti

  105 Vol. 6, No. 2, November 2015 syariah, implementasi misi dan visinya harus berorientasi pada kegiatan yang menghasilkan mashla-

  hah , yaitu segala bentuk keadaan,

  perintah-Nya apabila Allah ingin menghendaki sesuatu, hanyalah ber- kata kepadanya< jadilah>, maka terjadilah ia . Konsekuensi dari prinsip

  atau ber- pusat pada prinsip nilai-nilai universal dan nilai-nilai ketuhanan yang ada dalam Al Qur’an dan Hadits. Salah satu prinsip yang terkait dengan komitmen terdapat dalam surat

  principal centered

  ) adalah

  Commitment

  yang punya komitmen (

  Commitment, Achievement, Respon- sibility, dan Enthuisiastic ). Ciri SDI

  Yang diutamakan dari kompe- tensi ini ialah kemampuan SDI untuk bertindak efektif, memiliki semangat Islami, fleksibel dan memiliki jiwa ingin tahu yang tinggi. Menurut Syarif (2005), kompetensi SDI ter- sebut dapat tercapai jika masing- masing personal dalam perbankan syariah tersebut memiliki CARE (

  b.

  two in one ”.

  , dan terjadi “

  dan rishwah . Selanjutnya transaksi yang tidak sah atau tidak lengkap akadnya yaitu transaksi yang bila terjadi salah satu (atau lebih) hal-hal berikut, yaitu rukun dan syarat tidak terpenuhi, terjadi ta’alluq

  maysir,

  (penipuan) yang dilakuka di antara salah satu syarat sahnya transaksi yaitu kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penye- rahan. Adapun prinsip yang kedua yaitu praktik-praktik transaksi yang berkaitan dengan taghrir (gharar), rekayasa pasar, riba,

  tadlis

  adalah

  Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007

  wala tudzlamun ”. Prinsip pertama 15 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta bekerja sama dengan Bank Indonesia. Ekonomi Islam. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, 2008 16 Karim, Adiwarwan A.

  Haram selain zatnya meliputi beberapa transaksi yang mela-nggar prinsip “ an taradin minkum ” dan melanggar prinsip “ la tadzlimuna

  Haram zatnya artinya transaksi yang dilarang karena obyek ((barang dan atau jasa) yang ditransaksikan, misalnya minuman keras, bangkai, daging babi, dan lain-lain, sehingga bagi nasabah yang mengajukan tran- saksi untuk pembiayaan obyek yang haram, menjadi haram transaksinya.

  16 .

  ), dan (c) tidak sah (lengkap) akadnya

  haram li ghairihi

  ), (b) haram selain zatnya (

  Haram li-dzatihi

  (P3EI, 2008:5) Dengan merujuk pada misi dan visi tersebut di atas, maka SDI perbankan syariah harus mampu mengidentifikasi transaksi-transaksi yang terlarang menurut syariah Islam. Menurut Karim (2007), penyebab transaksi terlarang ada beberapa faktor, yaitu: (a) Haram Zatnya (

  15

  baik material maupun nonmaterial, yang mampu meningkatkan keduduk- an manusia sebagai mahluk yang paling mulia

Kompetensi Perilaku

Yaasiin ayat 83:” Sesungguhnya

Responsibility , yaitu kemampuan

  kemudian terpancar pada aura yang positif), dalam berinteraksi dengan nasabah.

  (kepemimpinan) adalah kemampuan seseorang untuk mempenga-ruhi ting- kah laku orang lain dan lingkungan- nya. Kepemimpinan juga berarti kepedulian yang mendalam akan hasrat untuk mengubah dunia, meng- ubah alam rokhani dan alam ragawi. SDI yang mempunyai nilai kepe- mimpinan adalah tipe manusia yang selalu bearani menerima tantangan pekerjaan yang rumit, karena ia sadar bahwa di balik kerumitanyya terdapat vitamin batin yang akan memperkaya khasanah dirinya. Kualitas kepemim- pinan akan terasah jika dia selalu

  leadership

  , cepat menang- kap perubahan dan mampu mem- bangun hubungan dengan yang lain. Menurut Tasmara (1995),

  team leader

  Dibutuhkan SDI yang mampu menjadi

   Kompetensi Manajerial

  d.

  dibutuhkan ialah SDI yang memiliki dasar ekonomi syariah, operasi perbankan, administrasi keuangan, dan analisis keuangan. SDI ini dapat dihasilkan dari berbagai lembaga pen- didikan yang mengembangkan kuriku- lum ekonomi syariah yang sistematis, terstruktur, dan berkelanjutan. Ada- nya kemudahan dari pemerintah untuk membuka program studi ekonomi syariah (ekonomi Islam) juga akan mempercepat dihasilkannya SDI yang kompeten di bidang pengelolaan perbankan syariah.

  background dan keahlian. SDI yang

  Kompetensi ini berbicara tentang

   Kompetensi Fungsional

  c.

  Maslahah

  , Vol. 6, No. 2, November 2015 106 komitmen adalah keyakinan yang tinggi kepada kekuasaan Allah SWT.

  Terakhir adalah Enthusiastic, yaitu memiliki satu energi, dinamis, dan aktif dengan membangun

  untuk merespon yang positif atau yang biasa disebut dengan “proaktif”. Sikap proaktif diimplementasikan dengan lebih banyak mendengar sebe- lum mengambil keputusan. Artinya ketika mendapat klaim dari nasabah, maka harus dihadapi dengan banyak mendengarkan keluhan dari nasabah, sebelum akhirnya mengambil tindak- an terbaik sesuai dengan nilai-nilai kebenaran.

  buatlah kalian, yang menilai nanti adalah Allah dan Rasul-Nya ”.

  adalah orang- orang yang process oriented , seperti yang difirmankan oleh Allah “ Ber-

  achievemant

  memiliki

  because success is not destination but it is a journey . Dengan demikian, SDI yang

  kepada atau dengan siapa dia bekerja, tetapi dia lebih berorienstasi kepada tugas apa yang harus dikerjakan. Jadi apakah tugas nanti mencapai target atau tidak, bukan persoalan

  task oriented tidak pernah mempersoalkan

  ). SDI yang mempunyai

  ted

  Selanjutnya Achievement , yaitu berorientasi pada tugas ( task orien-

  inner power (kekuatan dari dalam diri yang mencoba daya kreatifitas di bidang yaitu: ,

  human capital relational

  17

  pekerjaannya. , dan me-

  capital structural capital

  rupakan sebuah konsesus umum Kesimpulan dalam kemanfaatannya yang sa- Hasil pembahasan di atas dapat ling terintegrasi. disimpulkan beberapa hal, yaitu:

  Optimalisasi modal intelektual 3. Karakteristik sistem perbankan ( ) dalam pe-

  intellectual capital 1.

  syariah yang beroperasi berdasar- ningkatan kinerja perbankan kan prinsip bagi hasil memberikan syariah di Indonesia dapat dilaku- alternatif sistem perbankan yang kan dengan mengembangkan SDI saling menguntungkan bagi ma- yang mempunyai empat (4) syarakat dan bank, serta menon- kompetensi, yaitu kompetensi inti, jolkan aspek keadilan dalam kompetensi perilaku, kompetensi bertransaksi, investasi yang ber- fungsional, dan kompetensi mana- etika, mengedepankan nilai-nilai jerial. kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghin- Daftar Pustaka dari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Kinerja Bontis, N. Assesing Knowlegde perbankan syariah di Indonesia Assets: A Review of the sepanjang tahun 2008, memperli- Models used to Measures and hatkan total aset tumbuh dari Rp Models. Management Deci- 36,5 triliun pada 2007 menjadi Rp n, 2000, 36 (2): 63 – 76.

  sio

  49,5 triliun. Sementara itu dana Bontis, N. Intellectual Capital pihak ketiga meningkat menjadi Disclosure in Canadian Corpo- Rp 36,8 triliun dari sebelumnya rations.

  Journal of Human

  Rp 28,0 triliun. Demikian pula Resource Costing and Accoun- dengan pembiayaan pada 2008 ting , 2002, 7 (1/2): 9-20. mencapai Rp 38,2 triliun. Diban- Brennan, N. dan Connel, B. dingkan tahun sebelumnya hanya Intellectual Capital: Current sebesar Rp 27,9 triliun. Issue and Policy Implications.

  ,

  Journal of Intellectual Capital

  merupakan

  modal yang penting bagi perusa- Cuganesan, S.,N. Finch., dan T. haan yang harus diketahui oleh

  Carlin. Intellectual capital -nya.

  stakeholder Intellectual capi-

  reporting: A Human capital

  tal terbagi dalam tiga kategori, 17 focus. Academy of Accounting

  2007,

  and Financial Studies Tasmara, Toto.

  Etos Kerja Pribadi Vol. 12 No. 1. Muslim. PT Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1995

  107 Vol. 6, No. 2, November 2015

  Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2006, Vol. 9 No. 1: 1-20.

  Manajemen di Tengah Perubahan Besar.

  Jakarta: Elex Media Kompu- tindo, 1997.

  • . T

  he Essential Druker . New York: Harper

  Collins, 2001. Karim, Adiwarwan A.

Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan

  Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007. Li. Jing, Richard Pike dan

  Roszaini Haniffa. Intellectual Capital Disclosure and Corpo- rate Governance Structure in UK Firms. Accounting and

  Organisasi dan Sumber Daya Manusia. Makalah Diskusi

  Pusat Pengkajian dan Pengem- bangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta bekerja sama de- ngan Bank Indonesia. Ekonomi Islam. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, 2008. Rupidara, Neil. Modal Intelektual dan Strategi Pengembangan

Pusat Studi Kawasan Timur Indonesia

Value Statement

  Mouritsen, J., Larsen, H. T., dan Bukh, P. N. D. Intellectual Capital and the 'Capable Firm': Narrating, Visualising and Numbering for Managing for Managing Knowledge. Acco-

  Intellectual capital: Perlakuan, peng-ukuran dan pelaporan (sebuah library research).

  , Vol. 6, No. 2, November 2015 108 Drucker, Peter F.

  . PT Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1995.

  Muslim

  . Penerbit PRESTASI, Jakarta, 2005. Tasmara, Toto. Etos Kerja Pribadi

  Menuju Hidup Hidup Lebih Baik

  , 2003, Vol.5, No. 1: 35-57. Syarif, Reza M. Life Exellent,

  Jurnal Akuntansi dan Keuangan

   Sawarjuwono, T., dan A.P. Kadir.

  unting, Organisation and Society

  Mara Ridhuan Abdul, dan Hasan. Mohamat Sabri. Ownership Structure and Intel- lectual Capital Performance in Malaysian Companies Listed in MESDAQ, 2008.

  , Universitas Kristen Satya Wacana, 2008. Saleh, Norman Mohd, Rahman,

  Business Research

  , 2008, 38 (2): 137-159. Luis, Suwardi. Vission, Mission &

  . Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Januari, 2009.

  Maslahah

  The Strategic Management of Intellectual Capital and Orga- nizational Knowledge: A Selection of Readings, Oxford University Press, 2001.

  Roos. Intellectual capital management and disclosure.

  , 2001, Vol. 26. Pike, S., A. Rylander., dan G.

  Purnomosidhi, B. Praktik Peng- ungkapan Modal Intelektual pada perusahaan public di Bursa Efek Jakarta.