View of Hukum Islam dan Perubahan Sosial: Studi atas Konsep Mas}lah}ah dan Aplikasinya dalam Hukum Keluarga Islam Kontemporer
Hukum Islam dan Perubahan Sosial: Studi atas Konsep Mas}lah}ah dan Aplikasinya dalam Hukum Keluarga Islam Kontemporer
Yoyo Hambali*
Abstract: The focus of this paper is the problem of how the concept maslahah and its application in contemporary of law of Islamic family. The approach of this paper is the sociological approach and social history of Islamic law. The conclusion of this paper, among others that since the early days of Islam and the rise of the mujtahid scholars, as well as the next generation, ijtihad is done to decide new issues that arise as social change by making maslahah as the basis and legal considerations. In the contemporary times, cases of family law that emerged during this period, such as interfaith marriage, marry a pregnant woman, marriage contract, adoption of children with the listing, the status of a child born out of wedlock, and other cases, it can be decided legal with the basic of maslahah, namely to realize the benefit and prevent damage. Thus, consideration of maslahah can be the basis in istinbat of Islamic law that should not be overlooked simply because the law is decided in order to create the benefit of human life.
Keywords: Islamic Law, Social Change, The Concept of Maslahah
Pendahuluan * Muhammad saw. yang diterima Para ulama membagi Islam ke
penganutnya sepanjang abad-abad dalam tiga aspek: akidah, akhlak, dan 1 kemudian
hukum. Bidang hukum adalah aspek Hukum Islam adalah salah satu praktis ajaran Islam. Hukum adalah
yang terpenting yang telah sum- salah satu sendi pembentukan organi-
bangkan Islam kepada peradaban sasi-organisasi sosial umat Islam.
dunia. Ia adalah salah satu fenomena Dalam pandangan para sarjana Mus-
yang berbeda dengan bentuk hukum lim, hukum bukanlah semata fakta
lainnya dan yang penting untuk yang yang independen atau semata
diapresiasi karena keunikan fenome- kajian empiris, namun hukum meru-
nanya. Bagi Muslim, hukum Islam pakan aspek praktis agama dan
adalah totalitas perintah Tuhan yang doktrin sosial yang diajarkan Nabi
mengatur segala aspek kehidupan setiap Muslim, tidak saja dalam aspek
ibadah dan ritual, tetapi juga aspek
* Yoyo Hambali adalah dosen UNISMA
Bekasi dan saat ini tengah menempuh studi pada Program Doktoral SPS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Email:
hambal.
H.A.R. Gibb, Mohammedanisme An 1945@gmail.com . Historical Survey, (New York: Oxford University Press, 1962), 89.
39 Maslahah, Vol. 6, No. 2, November 2015 39 Maslahah, Vol. 6, No. 2, November 2015
Pengamalan praktis hukum dalam pengaruh hukum dalam pemikiran semua aspek kehidupan Muslim
umat Islam, yang sering terbukti merupakan manifestasi keimanan dan
menang. Hukum tetap merupakan relasi keduanya, ditambah aspek
suatu elemen penting, jika bukan lainnya, yakni aspek moral ( akhla>q )
paling penting, dalam perjuangan merupakan relasi satu kesatuan yang
yang dipertarungkan dalam Islam tidak bisa dipisahkan dalam sistem
antara tradisionalisme dan moder- ajaran Islam. 3 nisme di bawah pengaruh ide-ide
Barat. Di samping itu, semua kehi- bahwa hukum Islam memberikan ke-
Joseph Schacht
mengatakan
dupan umat Islam, literatur berbahasa pada kita suatu contoh luar biasa
Arab, dan disiplin Arab dan keislaman tentang kemungkinan-kemungkinan
tentang belajar sangat dipengaruhi pemikiran hukum dan pemikiran
oleh gagasan-gagasan hukum Islam; manusia secara umum, dan memberi-
adalah mustahil memahami Islam kan suatu kunci untuk memahami inti
tanpa memahami hukum Islam. 5 salah satu dari agama-agama besar
Aspek hukum dalam Islam disebut
4 dunia. 6 Hukum Islam adalah repre- syariah yang sering diartikan sebagai sentasi pemikiran Islam; manifestasi
yang paling khas dari pandangan
hidup Islam, intisasari dari Islam itu Joseph Schacht, an Introduction to Islamic sendiri. Kalam (teologi Islam) belum
Law, 1-2. 6
Syariah secara literal berarti ‚jalan yang pernah mencapai posisi yang sama
benar‛ atau ‚petunjuk‛ sedangkan fikih merujuk kepada pemahaman dan pengetahuan
2 manusia. Konsep syariah lebih luas dari fiqih di Joseph Schacht, C.E. Bosworth, (Ed.), mana syariah adalah keseluruhan petunjuk yang
The Legacy of Islam, (Oxford, New York, diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad Toronto, Melborne: Oxford University Press,
yang berkaitan dengan ajaran Islam yang 1979), 392.
meliputi nilai-nilai moral dan hukum praktis. 3 Dalam maknanya yang luas, syariah
Lihat Mohammaad Hashim Kamali, ‚Law and meliputi seluruh aspek agama Islam, politik dan
Society: The Interplay of Revelation and kehidupan sosial. Lihat Gustav E. Von
Reason in the Shari>’ah‛, dalam John L. Grunebaum, Medieval Islam A Study in
Esposito (Ed.), The Oxfod History of Islam, Cultural Orientation, (Chicago & London: The
(Oxford and New York: Oxford University University of Chicago Press, 1966), h. 145.
Press, 1999), 107-110. Mahmud Shaltu>t Lihat juga La Jamaa, ‚Konsep Ta’abbudi dan
mendefinsikan ‚syariah adalah peraturan yang Ta’aqqulli
ditetapkan oleh Allah atau ditetapkan dasar- Perkembangan Hukum Islam‛, Jurnal Ilmu
dan Implikasinya
terhadap
dasarnya oleh Allah agar manusia berpegang Syariah dan Hukum Asy-Syir’ah, vol. 47, no. 1
teguh kepadanya dalam interaksi dengan (Juni 2013): 2. 4 Tuhannya, dengan sesama manusia, alam
Joseph Schacht, an Introduction to semesta dan dengan kehidupan.‛ Mahmu>d Islamic Law, (London: Oxford Univesity Press,
Shaltu>t, al-Isla>m ‘Aqi>dah wa Shari>’ah, (Kairo: 1965), xix.
Da>r al-Shuru>k, 2001), 12.
Maslahah , Vol. 6, No. 2, November 2015 40 Maslahah , Vol. 6, No. 2, November 2015 40
dengan zaman dan kultur yang sangat ditinjau dari segi historis, sudah
beragam menjadikan hukum Islam memasuki periode ke-6 dari sejarah
sebagai salah satu hukum yang perkembangan hukum Islam ( tarikh
sampai saat ini tetap eksis di berbagai tashri>’ Islami>). belahan dunia Islam. Hal ini, ten-
Umar Sulaiman al-Ashqa>r mem- tunya tidak bisa terlepas dari
fleksibilitas yang dianut hukum Islam enam periode, yaitu masa Rasulul-
bagi sejarah hukum Islam 7 ke dalam
serta tujuan hukum (maqa>s}id al- lah, masa sahabat, masa tabi’in,
shari’ah ) yang ada dalam Islam. masa pengkodifikasian dan tokoh-
Tujuan hukum Islam inilah yang tokoh mujtahid, masa taqlid dan
menjadi pembahasan intensif dalam jumud, dan masa kini. 8 kerangka mengembangkan pemikiran
Beberapa periode yang telah hukum dalam Islam agar bisa dilalui oleh hukum Islam menunjuk-
menjawab persoalan-persoalan kon- kan bahwa hukum Islam dapat
temporer yang kasusnya tidak diatur secara tegas dalam Alqur‘an dan 9
Hadis. 7
Istilah hukum Islam hanya dikenal di Indonesia dan istilah ini tidak ditemukan di
Hukum Islam yang dikembangkan dalam Alqur’an dan literatur hukum dalam
oleh para ulama> tidak berasal dari Islam klasik. Kata yang digunakan dalam
titik vakum, namun dilahirkan dalam Alqur’an adalah syariah, fikih, dan hukum Allah, dan yang seakar dengannya. Dengan
rangka menjawab tantangan perubah- demikian, hukum Islam merupakan istilah khas
an sosial dan kebutuhan zamannya Indonesia yang mungkin diadopsi secara harfiah
untuk mengadaptasikan teori hukum dari literatur Barat seperti term Islamic Law
dengan kondisi sosial baru. Hukum dalam bahasa Inggris, droit musulman dalam
Islam dihadapkan pada tantangan bahasa Perancis, islamistise recht dalam bahasa
Belanda, dan Islam bukuku dalam bahasa perubahan karenanya mesti adaptable Turki.. Lihat Dedi Ismatullah, Sejarah Sosial
dengan perubahan dan kebutuhan Hukum Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2011),
sosial. Dengan menggunakan prinsip 6.
8 maslahah dan maqa>si}d al-shari’ah Lihat Umar Sulaiman al-Asyqar, , Tarikh al-Fiqh al-Islamy, diterjemahkan oleh Dedi
menunjukkan bahwa hukum Islam Junardi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2001),
menerima adaptasi terhadap perubah- 45. Lihat juga Ahmad Ibrahim Bek, ‘Ilmu Us}u>l
an sosial walaupun tidak dalam semua al-Fiqh wa Yalih Tarikh al-Tashri>’ al-Isla>m (Mesir: Da>r al-Ans}a>r. 1939), 4-46. Sedangkan
aspek hukum. Kasus-kasus hukum di Abu Zahrah menitikberatkan pembagian
mana hukum dapat beradaptasi sejarah hukum Islam pada fase-fase ijtihad
dengan perubahan sosial dengan mulai dari fase ijtihad masa Rasulullah saw.
mempertimbangkan kebaikan ( mas}la-
Lihat Muhammad Abu Zahrah,
Tarikh
Madha>hib fi al-Islamiyyah, terj. Nabhani Idris, Fiqih Islam: Mazhab dan Aliran, (Tangerang
9 Mursyid, ‚Membumikan Maqasid al- Selatan: Gaya Media Pratama, 2014), 1-2
Shari’ah, makalah tidak dipublikasikan.
41 Maslahah, Vol. 6, No. 2, November 2015 41 Maslahah, Vol. 6, No. 2, November 2015
hukum Islam menyebutkan bahwa shari>’ah). 10 salah satu tujuan hukum Islam untuk
Muh}ammad Abu> Zahrah mengata- kemaslahatan para hamba, dunia dan kan bahwa berdasarkan
istiqra 13 akhirat. Dalam rangka mewujudkan (penelitian empiris) dan nas-nas
kemaslahatan ada lima unsur pokok Alqur’an maupun hadis diketahui
yang harus dipelihara, yaitu: (1) bahwa hukum Islam mencakup di
Agama ( al-di>n ); (2) Jiwa ( al-nafs ); (3) antaranya pertimbangan kemasla-
Akal, ( al-`aql ); (4) Keturunan ( al-nasl) hatan manusia. Firman Allah. 14 ‚Dan dan ; (5) Harta. (al-ma>l ).
tiadalah Kami mengutus kamu, Hukum Islam (Syariah) selaras melainkan untuk (menjadi) rahmat
dengan fitrah, memperhatikan sege- bagi semesta alam ‛ (Q.S. al-Anbiya:
nap sisi kehidupan manusia, dan 107). Dan firman-Nya, ‚Hai manusia,
menawarkan tuntunan hidup yang sesungguhnya telah datang kepadamu
berkeadilan. Hukum Islam juga sela- pelajaran dari Tuhanmu dan penyem-
ras dengan moralitas kemanusiaan buh bagi penyakit-penyakit (yang
yang luhur, yang membebaskan ma- berada) dalam dada dan petunjuk
nusia dari cengkeraman kuasa hawa serta rahmat bagi orang-orang yang
nafsu yang destruktif. Hukum Islam beriman‛ (Q.S. Yunus: 57). Maslahah
bervisi dan bermisi mulia. 15 Hukum ini dapat ditangkap jelas oleh orang
senantiasa memperhatikan yang berpikir, meskipun bagi sebagian
Islam
realisasi maslahah bagi segenap ham- orang masih samar atau berbeda
ba-Nya. Karena itulah, konsep pendapat mengenai hakikat maslahah
maslahah memberi saham besar bagi tersebut. 11 Al-Shatibi mengemukakan terwujudnya panduan yang layak di-
beberapa firman Allah yang dengan perhatikan sang mujtahid guna me- menggunakan metode istiqra' ma'na-
ngetahui hukum Allah atas perkara wi dapat ditarik bahwa tujuan syariah
yang tidak ditegaskan oleh nass suci adalah untuk kemaslahatan manusia
syariah. 16
di dunia dan di akhirat. 12 Hasbi Ash-
T.M. Hasby Ash-Shiddiqy, Falsafah
10 Hukum Islam, (Yogyakarta: Bulan Bintang, Lihat Muh}ammad Kha>lid Mas’u>d, 1974), hal. 181-183). ‚Islamic Legal Philosophy: A Study of Abu>
14 Abi> Ish}a>q Ibrahi>m al-Lakhmi> al-Gharnati> Isha>q al-Sha>tibi>’s Life and Thought‛. 10 al-Shat}ibi>,
Disertasi, (Montral: Institite of Islamic Studies 15 Lihat Mannâ„ al-Qattân, al-Muwafaqa>t fi> Us}u>l al-Ah}ka>m, 6. Raf‘ al-Haraj fi
McGill University, 1973), 48. 11 Al-Imam Muhammad Abu Zahrah, al-Sharî‘ah al-Islâmiyyah, (Riyad: al-Dâr al- Us}u>l Su’ûdiyyah, 1402 H/1982 M), 61-62. al-Fqh, (Kairo: Dar al-Fikr ‘Arabi, 1987), 277.
12 Sa Abi> Ish}a>q Ibrahi>m al-Lakhmi> al-Gharnati> ‟îd Ramadân al-Bûti, Dawâbit} al- Maslah}ah fi al-Sharî’ah al-Islâmiyyah, (Beirut: al-Shat}ibi>, al-Muwafaqa>t fi> Us}u>l al-Ah}ka>m, Jld
Mu’assasat al-Risâlah wa al-Dâr al-Muttahidah, 2, Beirut, Dar al-Fikr, tt. , h. 4-5.
1421 H/2000 M), h. 69
Maslahah , Vol. 6, No. 2, November 2015 42
Menurut Ridwan Ibda dalam dan bermanfaat bagi kehidupan ma- artikelnya, ‚Hukum Islam dan Per- 18 syarakat itu sendiri.
ubahan Sosial‛, jelaslah bahwa Dalam beberapa dekade terakhir mas}lah}ah menjadi elan vital bagi
ini, terjadi kebangkitan ketertarikan hukum Islam sehingga ia senantiasa
kesarjanaan Barat terhadap studi- memiliki relevansi dengan konteks 19 studi Islam . Salah satu studi yang
zamannya; dan ini pada gilirannya sangat menarik minat intelektual menjadikan hukum Islam tetap
kesarjanaan Barat adalah studi ten- to date
up
menyapa segenap persoalan tang hukum islam. Banyaknya studi kehidupan manusia dengan cahaya
dan literatur dari kalangan insider ajarannya yang mencerahkan. Fondasi
outsider 20 , membuktikan bangunan hukum Islam itu direpre-
maupun
bahwa terjadi peningkatan keterta- sentasikan oleh maslahah yang ditu-
rikan para sarjana terhadap aspek ini. jukan bagi kepentingan hidup manusia
Sebagaimana dikatakan oleh Wael B. sebagai hamba Allah, baik menyang-
Hallaq aspek hukum dalam Islam kut kehidupan duniawinya maupun
mendapatkan
perhatian sebagai
bagian dari agenda revitalisasi dan dan keluhuran hukum Islam termini- festasikan pada kompatibilitas dok-
kehidupan ukhrawi-nya. 17 Keagungan
trin hukum Islam dengan perkem- 18 Ridwan, ‚Hukum Islam dan Perubahan bangan kehidupan manusia lantaran
Sosial‛`: | 276-285. ruh maslahah yang menggerak- 19 Lihat Muhibuddin Hanafiah, ‚Revitalisasi
kannya. Hukum berfungsi demikian Metodologi dalam Studi Islam: Suatu
terhadap Studi Ilmu-ilmu karena tertinggal dari perubahan
Pendekatan
Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, vol. sosial. Adapun dalam hal hukum ber-
Keislaman‛,
XI, no, 2 (Februari 2011): 292-302. Lihat juga fungsi sebagai sarana untuk meng-
Farhat Daftary (Ed.), Intellectual Traditions in ubah masyarakat (social engineering) Islam, (London & New York:The Institute of Ismaili Studies, 2000), xi.
berarti hukum dilihat sebagai sarana 20 Yang dimaksud dengan perspektif insider pengubah struktur sosial, yakni
di sini adalah studi-studi Islam dalam apabila perubahan sosial terlambat
perspektif para sarjana Islam . Sedangkan perspektif dari perubahan hukum, sehingga outsider adalah studi-studi Islam dalam perspektif para sarjana Barat atau sarjana
hukum, dengan segala perangkatnya, di luar Islam. Lihat M. Arfan Mu’ammar, memainkan peran untuk membawa
Abdul Wahid Hasan, dkk., Studi Islam mayarakat ke dalam suatu tatanan
Insider/Outsider, (Yogyakarta: baru yang dianggap lebih maslahat IRCiSod, 2012), 6. Lihat juga Rusdin, ‚Problem Insider dan Outsider dalam Studi Agama‛, Hunafa: Jurnal Studia Islamica, vol. 9, no. 2 (Desember, 2012): 186-187. Mengenai manfaat
Perspektif
17 studi agama oleh outside lihat Peter Connolly, Ridwan, ‚Hukum Islam dan Perubahan (Ed.), Approaches to the Study of Religion, Sosial‛ Jurnal Ibda`,| Vol. 5 | No. 2, |( Jul-Des
(London: York House Typographic Ltd, 1999). 2007): | 276-285.
Lihat bagian pengantar.
43 Maslahah, Vol. 6, No. 2, November 2015 43 Maslahah, Vol. 6, No. 2, November 2015
pertimbangkan maslahah yang ber- Muslim sejak akhir tahun 1970 dan
bingkai syariah. Untuk memelihara awal 1980-an telah membangkitkan
syariah yang ideal adalah menentukan gairah akademis dengan ketertarikan
kemaslahatan berdasarkan kebutuhan- dalam disiplin hukum Islam, yang
kebutuhan yang diakui oleh shara’. sebelumnya hanya menjadi ketertarik-
Hukum yang telah dibuktikan oleh an sebagian kecil kesarjanaan Barat. 22 Alqur’an dan Sunnah tidak dibenar-
Artikel ini merupakan bagian dari kan mengalami perubahan dengan ketertarikan terhadap studi hukum
pertimbangan maslahah karena hu- Islam yang dilakukan oleh para
kum Islam adalah abadi. sarjana Barat maupun Muslim. Fokus
Berikutnya, karya H}usein H}a>mid permasalahan adalah mengenai kons-
H}asan yang berjudul Naz}ariyyah al- truksi maslahah dan perubahan sosial
Maslah}ah fi> al-Fiqh al-Isla>mi> yang dan penerapan maslahah dalam fikih
merupakan disertasi di Universitas klasik dan kontemporer.
Kairo, Mesir. 24 Sebagaimana Sa’id Ramd}a>n al-Bu>ti, H}usein H}a>mid H}asan Kajian Terdahulu yang Relevan
tidak mengakui maslahah yang tidak Beberapa kajian terdahulu yang
keterangannya dari syariat. Menurut- relevan dengan topik pembahasan ini
nya, tidak ada maslahah kecuali yang di antaranya sebagai berikut:
dikandung oleh syariat. Ia mengakui Karya Sa’id Ramd}a>n al-Bu>t}i yang
maslahah yang tidak bertentangan berjudul Dawa>bit} al-Maslah}ah fi al-
dengan nas dan sampai pada tingkat Shari>’ah al-Isla>miyah . Karya ini me-
d}aru>ry.
rupakan disertasi yang diajukan kepa- Selanjutnyam karya Muhammad
da Universitas al-Azhar, Mesir. 23 Roy Purwanto, Dekonstruksi Teori Dalam karyanya ini Sa’id Ramdan
Hukum Islam: Kritik terhadap Konsep tidak membenarkan penggunaan mas-
Maslahah Najmuddin al-Thufi, yang lahah yang tidak bersumber dari Al-
merupakan disertasi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. qur’an dan al-Sunnah. Dengan kata 25
Kesimpulan Muhammad Roy Purwanto antara lain bahwa mas}lah}ah menurut al-T}ufi>
Etim E. Okon, ‚Islamic Jurispridence and adalah tujuan utama pernsyariatan Primacy of Shariah‛, International Journal of Asian Social Science, vol. 3, no. 1 (2013): 138-
149. 22 H}usein H}a>mid H}asan, Naz}ariyyah al- Wael B. Hallaq, The Origin and
Maslah}ah fi> al-Fiqh al-Isla>mi>, (Kairo: Dal al- Evolution of Islamic Law, (Cambridge:
Nahdah al-Arabiyah, 1971). Cambridge University Press, 2005), 1.
23 Muhammad Roy Purwanto, Sa’id Ramd}a>n al-Bu>t}i, Dekonstruksi Dawa>bit} al- Teori Hukum Islam: Kritik terhadap Konsep Maslah}ah fi al-Shari>’ah al-Isla>miyah, (Beirut:
Maslahah Najmuddin al-Thufi, (Yogyakarta: Mu’assasah al-Risala>h, 1977).
Kaukaba, 2014).
Maslahah , Vol. 6, No. 2, November 2015 44
(qutb maqsud alshari’ ). Artinya, pakan kumpulan dalil yang mem- segala sesuatu yang diperintahkan dan
berikan faedah yang pasti (qat}’î). dilarang oleh Allah pasti mengandung
Apabila dalil yang pasti ini memiliki kemaslahatan. Maslahah merupakan
makna kullî, maka dalil kullî yang sumber hukum terkuat karena me-
bersifat pasti tersebut kekuatannya rupakan sumber yang paling jelas
sama dengan satu dalil tertentu. yang bersifat riil di dalam dirinya
Masalah-masalah baru yang belum sendiri, terbukti dengan sendirinya
ada konfirmasinya, baik dibenarkan yang tidak perlu diperdebatkan.
maupun ditolak, dan mengandung Sedangkan teks-teks Alqur’an dan al-
kemaslahatan yang diputuskan de- Sunnah saling bertentangan dan
ngan maslahah mursalah adalah ber- berbeda satu sama lain. Muhammad
kaitan dengan masalah-masalah mua- Roy Purwanto juga mengkritisi
malat, bukan berkaitan dengan iba- pemikiran al-Tufi yang menurutnya,
dah. Penggunaan maslahah mursalah konsep
sebagai dalil penetapan hukum hanya sebenarnya rasional, namun kembali
maslahah al-T}ufi>
yang
untuk kebutuhan yang sifatnya terpasung oleh kekuatan teks. Hal ini
dharûrîdan hâjî. 27 terjadi karena era al-T}ufi> hegemoni
Selanjutnya artikel karya Ridwan, teks beitu kuat sehingga setiap
‚Hukum Islam dan Perubahan Sosial‛. pendapat dan teori ilmiah selalu
Dalam artikel ini dijelaskan bahwa berpusat pada teks. 26 Persoalan-persoalan baru yang status
Berikutnya, sebuah artikel karya hukumnya sudah jelas dan tegas yang Imron Rosyadi, ‚Pemikiran Asy-
dinyatakan secara eksplisit dalam Syatibi tentang Maslahah Mursalah‛.
Alqur’an dan al-Hadis, tidak akan Menurutnya, al-Shâtibî mendefinisi-
menimbulkan pro dan kontra di kan maslahah mursalah adalah mas-
kalangan umat Islam. Akan tetapi, lahah yang ditemukan pada kasus
terhadap persoalan-persoalan baru baru yang tidak ditunjuk oleh nas} yang belum jelas status hukumnya
tertentu tetapi ia mengandung dalam kedua sumber itu, menuntut kemaslahatan yang sejalan
para Ulama untuk memberi solusi dan munâsib) dengan tindakan syara.
(al-
jawaban yang cepat dan tepat agar Kesejalanan dengan tindakan ( tashar-
hukum Islam menjadi responsif dan rufât) shara’ dalam hal ini tidak harus
dinamis. Di sinilah letak strategisnya didukung dengan dalil tertentu yang
posisi ijtihad sebagai instrumen untuk berdiri sendiri dan menunjuk pada
‘social engineering’ . maslahah tersebut tetapi dapat meru-
melakukan
26 Imron Rosyadi, ‚Pemikiran Asy-Syatibi Muhammad Roy Purwanto, Dekonstruksi tentang Maslahah Mursalah‛, PROFETIKA, Teori Hukum Islam: Kritik terhadap Konsep
Jurnal Studi Islam, Vol. 14, No. 1, (Juni 2013): Maslahah Najmuddin al-Thufi, 345-347.
79-89
45 Maslahah, Vol. 6, No. 2, November 2015
Hukum Islam akan berperan secara (social engineering) untuk melakukan nyata dan fungsional kalau ijtihad
perubahan dalam masyarakat. 28 ditempatkan
Selain beberapa karya di atas, dalam mengantisipasi dinamika sosial
secara
proporsional
karya yang relevan dengantopik ini dengan berbagai kompleksitas perso-
adalah Muh}ammad Kha>lid Mas’u>d alan yang ditimbulkannya. Masya-
yang berjudul ‚Islamic Legal Philo- rakat dengan berbagai dinamika yang
sophy: A Study of Abu> Isha>q al- ada menuntut adanya perubahan
Sha>tibi>’s Life and Thought‛. 29 Diser- sosial, dan setiap perubahan sosial
tasi ini diajukan kepada Program pada umumnya meniscayakan adanya
Doctor of Philosophy Institite of perubahan sistem nilai dan hukum.
Islamic Studies McGill University, Untuk mengawal hukum Islam tetap
Montreal, Maret 1973. Dalam karya- dinamis, responsif dan punya adap-
nya ini Muh}ammad Kha>lid Mas’u>d tabilitas
menjelaskan bahwa doktrin maqa>s}id tuntutan perubahan, adalah dengan
yang tinggi
terhadap
al-shari>’ah al-Sha>tibi> merupakan sua- cara menghidupkan dan menggairah-
tu usaha untuk menegakkan mas}lah}ah kan kembali semangat berijtihad di
sebagai sumber esensial bagi tujuan- kalangan umat Islam. Islam meyakini
tujuan hukum. Al-Sha>tibi> memper- perubahan sebagai suatu realitas yang
tahankan bahwa premis mas}alih } bisa tidak bisa diingkari. Islam juga
ditegakkan dalam syariah melalui memberi posisi yang paling tepat
metode induksi, misalnya, Alquran demi memudahkan semua hal untuk
menjelaskan alasan-alasan wudu, berubah secara shahih dan aman.
puasa, dan jihad secara berturut-turut Agama berjalan bersama beriringan
sebagai pensucian, kesalehan dan dengan lajunya kehidupan. Tugas
pembasmian tekanan. Menurut al- agama adalah mengawal perubahan
Sha>tibi>, tujuan utama shar’i adalah secara benar untuk kemaslahatan
mas}lah}ah manusia. Kewajiban-kewa- hidup manusia. kerangka metodologi
jiban dalam syariah adalah memper- penggalian hukum yang mereka
hatikan maqa>s}id al-shari>’ah di mana ciptakan. Agar hukum Islam sesuai
ia merubah tujuan untuk melindungi dengan perubahan sosial dan dapat berperan dalam perubahan sosial
diperlukan metodologi ijtihad. Salah 28 Ridwan, ‚Hukum Islam dan Perubahan satu perangkat metodologi itu adalah
Sosial, Ibda, P3M STAIN Purwokerto, Vol. 5,
mas}lah}ah al-mursalah No. 2 (Jul-Des 2007):| 276-285. , selain qiyas,
29 Versi lain judul disertasi Mas’ud adalah,
istihsan, istishab , dan ‘urf . Dalam
‚Sha>tibi>’s Philosophy of Islamic Law: An posisi demikian, hukum Islam akan
Analitical Study of Sha>tibi>’s Concept of berfungsi sebagai rekayasa sosial
Mas}laha in Relation to His Doctrine of Maqa>si>d al-Shari>’a With Particular Reference to the Problem of Adaptability of Islamic Legal Theory to Social Changes‛.
Maslahah , Vol. 6, No. 2, November 2015 46 Maslahah , Vol. 6, No. 2, November 2015 46
maqsudah yang merupakan bentuk an‛. Al-Sha>tibi> membagi maqa>sid baru baru dari al-mas}lah}ah konven-
atau mas}a>lih} menjadi d}aruri> (keha- sional, baik klasik maupun kontem- rusan), haji> (dibutuhkan) dan tah}sini> porer.
30 Al-Mas}lah}ah al-Maqsûdah (penghias).
Muh}ammad Kha>lid adalah metode ijtihâd alternatif Mas’u>d mengemukakan komponen-
kontemporer ( manhaj al-ijtihâd al- komponen dasar dalam konsep al-
mu`âsir ) yang berangkat dari cita-cita Sha>tibi> tentang maslahah sebagai
Islam dan tujuan-tujuan Syarî`ah berikut: (1) Mempertimbangkan kebu-
( maqâsid al-Sharî`ah ), disertai dengan tuhan manusia; (2) Rasionalitas
HAM dan realitas sosial, tanpa hukum
dan pertanggungjawaban mempertimbangkan apakah mu`taba- manusia; (3) Perlindungan dari
rah, mulghah, ataupun mursalah, bahaya, sesuai dengan tujuan si
untuk memberikan jawaban terhadap pembuat hukum. Sebagaimana dike-
persoalan-persoalan hukum yang lebih mukakan sebelumnya, bahwa al-
membawa kepada kemaslahatan ma- Sha>tibi> menerima sebagian kasus
nusia. Dengan al-Maslahah al- perubahan hukum dan sebagian
Maqsûdah adalah model al-maslahah menolaknya. Fakta bahwa al-Sha>tibi>
post-kontemporer. Pengutamaan al- tidak menerima atau menolak per-
Mas}lah}ah al-Maqsûdah sebagai meto- ubahan sosial in toto dan lebih lanjut
de ijtihâd alternatif kontemporer lebih ia membedakan berbagai kasus
jelas dengan diimplementasikannya perubahan, menunjukkan bahwa al-
dalam menjawab berbagai masalah- Sha>tibi> memiliki konsep tentang
masalah hukum. Implementasi al- perubahan dan interaksi antar per-
Maslahah al-Maqsûdah mencakup ubahan sosial dan perubahan hukum. 31 semua bidang hukum, baik ibadah,
Karya lainnya yang relevan maupun muamalah, yang meliputi berjudul ‚Reformulasi Al-Maslahah:
perdata dan pidana. Masalah-masalah Relevansi dan Implementasinya da-
hukum yang dikupas dengan metode lam Pengembangan Pemikiran Islam
al-Maslahah al-Maqsûdah , seperti Hukum Islam Kontemporer‛, sebuah
zakat include dalam pajak, zakat per- tesis di UIN Syarif Hidayatullah
kebunan, dan zakat perusahaan; Jakarta karya Ahmad Ali. Dalam
perkawinan beda agama (PBA), dan tesisnya itu Ahmad Ali memper-
waris beda agama (WBA); hukuman potong tangan terhadap koruptor,
Muh}ammad Kha>lid Mas’u>d, ‚Islamic hukuman mati terhadap terpidana Legal Philosophy: A Study of Abu> Isha>q al-
terpidana terorisme, dan narkotika. 32 Sha>tibi>’s Life and Thought‛, 300. 31
Muh}ammad Kha>lid Mas’u>d, ‚Islamic Legal Philosophy: A Study of Abu> Isha>q al-
32 Ahmad Ali, ‚Reformulasi Al-Maslahah: Sha>tibi>’s Life and Thought‛, 363.
Relevansi
dan
Implementasinya dalam
47 Maslahah, Vol. 6, No. 2, November 2015
Beberapa karya lainnya adalah porer sebagai teori dan metode untuk karya M. Zaki, ‚Formulasi Standar
menjawab berbagai permasalahan maslahat dalam Hukum islam: Studi
fikih ( masa>il al-fiqhiyah ) yang atas Pemikiran al-Gazali dalam Kitab
muncul dalam masyarakat seiring al-Mus}tas}fa 33 ; karya Muh. Tahmid
dengan perubahan sosial. Nur, ‚Maslahat dalam Hukum Pidana Islam‛ 34 ; Noor Naemah Abdul
Konstruksi Teori Maslahah dan Rahman, Mohd Anuar Ramli, Shaikh
Perubahan Sosial Mohd Saifuddeen Bin Shaikh Mohd
1. Teori Maslahah Salleh, ‚Relevansi Teori Al-Mas}lah}ah Secara bahasa, kata mas}lah}ah Menurut Al-Syatibi dalam Menangani
merupakan kata benda infinitif dari isu Perobatan Masa Kini‛ 35 ; dan kata s}-l-h}. Kata kerja s}aluh}a di-
Muhammad Rusfi, ‚Validitas Masla- gunakan untuk menunjukkan jika hah
Mursalah sebagai
Sumber
sesuatu atau seseorang menjadi baik, Hukum‛ 36 tidak korupsi, benar, adil, saleh, jujur
Perbedaan makalah ini dengan atau secara alternatif untuk menun- beberapa kajian di atas, bahwa dalam
jukkan keadaan yang mengandung makalah ini diuraikan bagaimana
kebajikan-kebajikan tersebut. Li- penerapan maslahah dan contoh-con-
s}aluh}a berarti keserasian dan dalam tohnya baik klasik maupun kontem-
pengertian rasionalnya, mas}lah}ah berarti sebab, cara atau suatu tujuan
yang baik. Ia juga bisa berarti sesuatu, Pengembangan Pemikiran Islam Hukum Islam Kontemporer‛, Tesis UIN Syarif Hidayatullah
permasalahan atau bagian dari suatu Jakarta, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
urusan yang menghasilkan kebaikan 2008), cclxxxiii.
33 M. Zaki, ‚Formulasi Standar maslahat atau sesuatu untuk kebaikan. Bentuk jamaknya adalah dalam Hukum islam: Studi atas Pemikiran al-
mas}alih} sebagai
lawan dari mafsadah . Gazali dalam 37 Dalam bebe- RISALAH Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 13, No. 1,
Kitab al-Mus}tas}fa‛, AL-
rapa kamus dijelaskan bahwa al-
( Juni 2013): 97-118.
serupa al-manfa’ah dari Muh. Tahmid Nur, ‚Maslahat dalam
34 mas{lah{ah
segi wazan maupun makna. Dengan Hukum Pidana Islam‛, Jurnal Diskursus Islam,
mas{lah{ah merupakan 35 Noor Naemah Abdul Rahman, Mohd
Volume 1 Nomor 2, (Agustus 2013): 289-314.
redaksi ini,
masdar bermakna kebaikan/kesalehan
Anuar Ramli, Shaikh Mohd Saifuddeen Bin
(s{ala@h{), sebagaimana manfa’ah ber- Shaikh Mohd Salleh, ‚Relevansi Teori Al-
makna manfaat. Dalam Lisa@n al-
Mas}lah}ah Menangani isu Perobatan Masa Kini‛, AL-
Menurut Al-Syatibi
dalam
RISALAH Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 13, No. 1, Muhammad Khalid Mas’ud, ‚Islamic (Juni 2013): 119-138. 36 Legal Philosophy: A Study of Abu> Isha>q al- Muhammad Rusfi, ‚Validitas Maslahah
Sha>tibi>’s Life and Thought‛, 260-279. Mursalah sebagai Sumber Hukum‛, AL-
38 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al- ‘ADALAH, Vol. XII, No. 1, (Juni 2014):
Arab-Indonesia Terlengkap 63:74.
Munawwir
(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), 788.
Maslahah , Vol. 6, No. 2, November 2015 48
‘Arab , dijelaskan bahwa mas{lah{ah manusia terdapat pada keber- sama dengan
mendapatkan tujuan- merupakan 39 mufrad dari mas{a@lih {. Di tujuan mereka. Namun yang kami
s{ala@h {.
Mas{lah{ah hasilan
dalam Al-Qa@mu@s al-Muh{i@t{, s{ala@h{ maksud dengan maslahah adalah berati baik lawan dari
memelihara tujuan syariah Islam. berarti rusak, istas{lah{a berarti menja-
fasa@d
yang
Sedangkan tujuan syariah Islam dikannya baik, lawan dari
istafsada dari manusia adalah memelihara yang berarti menjadikannya rusak. 40 agama, jiwa, akal, keturunan, dan
Penjelasannya lainnya, maslahah harta mereka. Semua tindakan ditujukan pada perbuatan itu sendiri
manusia yang mengandung unsur yang bersifat menarik manfaat dan
memelihara lima prinsip tersebut menolak bahaya. Pengungkapan mas-
adalah maslahah. Semua yang lahah dalam arti ini bersifat
maja@zi@ menghilangkan lima prinsip ini (kiasan) terhadap sebab yang meng-
adalah mafsadah dan menolak antarkan kepada maslahah . Maslahah mafsadah adalah maslahah. Ketika
dalam arti ini adalah lawan kerugian kami mengatakan ‘makna@ al- (mafsadah). Sebab keduanya saling
mukhi@l au al-muna@sib’ dalam berlawanan dan tidak dapat dikum-
bahasan qiyas, maka yang kami pulkan, sebagaimana manfaah adalah
adalah jenis ini lawan darar , dan atas dasar itu,
maksud
(maslahah 41 )‛ menolak kerugian (mad{arrah ) adalah
maslahah. ‘Izz al-Di@n ibn ‘Abd al-Sala@m (w. Secara terminologis ada beberapa
660 H) Imam ‘Izzuddin menjelaskan definisi yang berbeda di antara para
bahwa ada empat macam maslahah ulama. Al-Ghaza@li@ mendefinisikan
yaitu kelezatan ( al-ladhdha@t ) dan maslahah sebagai berikut,
sebab-sebabnya serta kesenangan (al- ‛ Maslaha h adalah ungkapan me-
afra@h{) dan sebab-sebabnya. Dan mafa- ngenai prinsip menghasilkan man-
sid ada empat macam pula yaitu faat atau menghindarkan kerugian
kesengsaraan ( al-a@la@m ) dan sebab- ( madarrat )). Yang kami maksud
sebabnya serta kesedihan ( al-humu@m ) tidak demikian. Sebab menghasil-
dan sebab-sebabnya. Keduanya ter- kan manfaat atau menghindarkan
bagi menjadi dua bentuk yaitu madarrat merupakan tujuan ( ma-
duniawi dan ukhrawi‛ 42 qa@s{id ) manusia dan kemaslahatan
Pada bagian lain, ia mengatakan:
Al-Mustas{fa@ min ‘Ilm al- Ibn Manz{u@r , Lisa@n al-‘Arab (Kairo: Dar
Al-Ghaza@li@,
Usu@l (Kairo: Maktabah al-A@miriyah, 1332 H), I al-Hadith, 2003), 5 : 374. 40 :286-287.
Muhammad al-Fairuza@ba@di@, Al-Qa@mu@s 42 Ibn ‘Abd al-Sala@m, Qawa@@id Ah{ka@m fi@ al-Muh{i@t{ (Beirut: Muassasah al-Risa@lah,
Is{la@h{ al-Ana@m (Damshi@k: Da@r al-Qalam, t.th), 2005), 229.
I:15.
49 Maslahah, Vol. 6, No. 2, November 2015
‛Mas{lah{ah ada dua bentuk, yang yang dominan adalah penggunaan pertama bersifat
h{aqi@qi @ yaitu hasana@t untuk mas{a@lih{ dan 44 sayyi- kesenangan dan kelezatan, dan
a@t untuk mafa@sid ‛ kedua bersifat
maja@zi@
yaitu se-
bab-sebab keduanya. Kadang-ka- Ibn ‘Abd al-Sala@m menyatakan dang sebab-sebab maslahah berupa
bahwa sebagian besar mas{ a@lih { dan mafa@sid sehingga ia diperintahkan
dunia dapat diketahui de- atau diperbolehkan, bukan karena
mafa@sid
ngan akal manusia. Demikian pula, ia mafa@sid , akan tetapi karena ia
sebagian besar syariat Islam. Sebab menjadi sarana menuju
mas{a@lih{. sebelum adanya ketetapan hukum Seperti memotong tangan pencuri
syariah, orang berakal yakin bahwa dalam rangka memelihara nyawa,
memperoleh maslahah murni dan menghadapkan nyawa pada resiko
menolak mafsadah murni dari dari meninggal dalam jihad, dan ber-
manusia merupakan tindakan yang bagai macam sanksi hukum. 45 bagus dan terpuji.
Semua ini tidak diperintahkan Kata mas}lah}ah sebagai suatu disebabkan adanya
istilah teknis tidak digunakan oleh dalamnya, akan tetapi demi mem-
mafa@sid
di
Malik atau Syafi’i, yang karenanya peroleh maslahah yang merupakan
konsep ini mestilah berkembang pada tujuan syariah. Hukum bunuh
periode pasca Syafi’i. Sejumlah peng- dalam qisas, hukum potong tangan
ikut Syafi’i dan mutakallimin mene- pencuri dan hukum rajam dalam
rima mas}lah}ah yang mempunyai lan- zina diwajibkan oleh syariah Islam
dasan tekstual khusus (asl}). Yang dalam rangka menghasilkan mas-
tidak demikian dan berarti berten- lahah 43 . tangan dengan dalil maka tidaklah
valid. Pengikut Hanafi menerima Ibn
mas}lah}ah . Mas}lah}ah sebagai istilah menyatakan,
‘Abd al-Sala@m
juga
teknis tidak digunakan oleh Ibn Hazm ‛Ungkapan lain dari masalih dan
dari mazhab Zahiri dan oleh Pazdawi mafasid adalah baik ( al-khair ) dan
seorang pakar hukum dari mazhab buruk ( al-sharr ) , manfaat ( al-naf’ )
Hanafi. Abu> al-Husayn al-Basri se- dan bahaya ( al-d{arr) , dan bagus
orang Mu’tazili mengunakannya. ( al-hasana @t) dan jelek ( al-sayyia@t ).
Baginya mas}lah}ah berarti kebaikan. Sebab semua masalih adalah baik,
Sebelum al-Sha>tibi>, al-Ghaza>li> pada bermanfaat dan bagus. Semua
abad ke-12 telah menggunakannya mafasid adalah buruk, berbahaya dan jelek. Di dalam al-Qur’an,
Ibn ‘Abd al-Sala@m, Qawa@@id Ah{ka@m fi@
43 Ibn ‘Abd al-Sala@m, Is{la@h{ al-Ana@m, I:15. Qawa@@id Ah{ka@m fi@ 45 Ibn ‘Abd al-Sala@m, Qawa@@id Ah{ka@m fi@ Is{la@h{ al-Ana@m, I:15.
Is{la@h{ al-Ana@m, I:15.
Maslahah , Vol. 6, No. 2, November 2015 50 Maslahah , Vol. 6, No. 2, November 2015 50
‘Ilal al-‘Ubudiyyah dan al-Furuq. Kemudian Ibn ‘Abd al-Sala>m, sedang-
Setelah Al-Hakim kemudian muncul kan Ibn Taimiyah dan muridnya Ibn
Abu Mansur Al-Maturidi (w.333. H.) Qayyim menolak maslahah karena
dengan karyanya Ma’khad al-Shara’ mempertahankannya sebagai landasan
disusul Abu Bakar Al-Qaffal Al- pertimbangan materi hukum berarti
Syasyi (w.365 H.) dengan bukunya membuat hukum agama dan Tuhan
Usul Al-Fiqh dan Mahasin al- tidak
Shari’ah. Setelah Al-Qaffal muncul Melakukan itu sama dengan istih}sa>n Abu Bakar Al-Abhari (w.375 H.) dan
dan tah}si>n ‘aqli> . Namun demikian, Al-Baqillany (w. 403 H.) masing- selama maslahah mempertimbangkan
masing dengan karyanya, antara lain perbuatan spesifik untuk mencari
Mas’alah al-Jawab wa al-Dalail wa al- manfaat yang disukai, dan di dalam
‘Illah dan al-Taqrib wa al-Irsyad fi tidak ada (aturan) yang menentang-
Tartib Turuq al-Ijtihad . Sepeninggal nya, maka maslahah kategori ini
Al-Baqillani muncullah Al-Juwaini, diterima oleh Ibn Taimiyah. Pertim-
Al-Ghazali, Al-Razi, Al-Amidi, Ibnu bangan mas}lah}ah Ibn Taimiyah ini
Hajib, Al-Baidhawi, Al-Asnawi, Ibnu diikuti oleh muridnya Ibn Qayyim
Subki, Ibnu Abd Al-Salam, Al-Qarafi, dengan istilah siyasah , yang diakui
Al-Tufi, Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Al- oleh Ibn Qayyim dalam I’lam al-
Qayyim. Pada perkembangan selan- Muwaqqi>n memainkan peran penting
jutnya penelaahan terhadap maqa>shid dalam mnerangkan kewajiban-kewa-
shari>’ah semakin mendapat perhatian jiban hukum, penalaran hukum, dan
di kalangan ulama ushul. Imam Al- perubahan hukum. Yang lebih liberal
Haramain Al-Juwaini, Abu Al-Ma'ali adalah pendapat al-Tufi. Ia memberi-
Abd Al-Malik Ibn Abdullah Ibn Yusuf kan justifikasi kepada penggunaan
Al-Juwaini dapat dikatakan sebagai mas}lah}ah bahkan yang melampaui nas} ulama ushul yang pertama kali
(teks). Mas}lah}ah adalah prinsip yang meletakkan dasar kajian tentang fundamental yang mengalahkan meto-
maqa>shid shari>’ah ini. Imam Al- de-metode lain sepeti ijma’. 46 Juwaini mengatakan orang- orang
Menurut Ahmad Raisuni, masla- yang tidak mampu memahami dengan hat sebagai tujuan syariah digunakan
baik tujuan Allah dalam memberikan pertama kali oleh al-Turmudzi Al-
perintah dan larangan-Nya, maka ia Hakim, melalui buku-bukunya, al-
belum dipandang mampu dalam S}alat wa Maqashiduhu, al-Hajj wa
menetapkan atau melakukan istinbath hukum-hukum Syari'at. Pemikiran
46 Imam Al-Juwaini ini selanjutnya Muhammad Khalid Mas’ud, ‚Islamic Legal Philosophy: A Study of Abu> Isha>q al-
dikembangkan oleh Al-Ghazali. Pada Sha>tibi>’s Life and Thought‛, 260-279.
abad ke-5 Hijriyah. Imam Al-
51 Maslahah, Vol. 6, No. 2, November 2015
Haramain Al-Juwaini merupakan pemikir Islam kontemporer yang salah seorang ulama ushul yang mulai
membahas maslahah antara lain menggunakan substansi maqa>shid
Rashi>d Rid}a>, S}ubh}i> Mah}mas}a>ni, ‘Abd shari>’ah dalam istinbat } hukum.
al-Razza>q al-Sanhu>ri, Ma’ru>f al- Kitab-kitab yang dapat dikatakan
Duwa>libi, Mus}t}afa> Shalabi, ‘Abd al- sebagai embrio munculnya pembahas-
Waha>b Khalaf, Muh}ammad al- an maqashid syari’ah antara lain: 48 Al- Khud}ari, dan Mus}t}afa> Zaid.
Burhan fi> Us}u>l Al-Fiqh karya Imam Berkaitan dengan penggunaan Al-Haramain Al-Juwaini (w. 478
maslahah Muhammad Abu Zahrah H/1085 M), Al-Mustas}fa dan Al-
mengemukakan tiga golongan, yaitu, Mankhul karya Abu Hamid Al-
Pertama , yang menolak keberadaan Ghazali (w. 505 H/1111 M), Al-
mas}lah}ah kecuali yang dengan tegas Ah}ka>m fi> Us}u>l Al-Ah}ka>m karya Saif
disebut oleh nas, dan tidak perlu Al-Din Al-Amidi (w. 621 H/1223 M),
mencari-cari kemaslahatan di luar na>s} . Al-Qawa>id Al-Kubra karya Sulthan
Golongan ini berpegang teguh kepada Al-Ulama Al-Izz Al-Din Ibn Abd Al-
nas} secara tekstual dan tidak berani Salam (w. 660 H/1261 M), Majmu’
memperkirakan adanya maslahah di Fata>wa>
balik suatu na>s}. Mereka ini adalah Taqiyuddin Ibn Taimiyah (w. 728
Ibn
Taimiyah karya
golongan Zahiriyah. Kedua , golongan H/1327 M ), I’lam Al-Muwaqqi’i>n ‘an
yang mencari kemaslahatan dari na>s} Rabb Al-‘Alami>n karya Ibn Qayyim
yang diketahui tujuannya dari illat - Al-Jauziyah (w. 751 H/1350 M), Al-
nya. Karena itu, mereka meng- qiyas- Qawa>’id karya Tajuddin Al-Subki (w.
kasus yang jelas 756 H/1355 M), dan Al-Muwafaqa>t mengandung suatu mas}lah}ah, dengan karya Al-Syatibi (w. 790 H/1388 M).
kan
setiap
kasus lain yang jelas ada ketetapan Kemudian pada akhir abad ke-20,
na>s }-nya dalam maslahah tersebut. muncul ulama-ulama kontemporer
Meskipun demikian mereka tidak yang memperkokoh pilar kajian
mengklaim suatu mas}lah}ah kecuali maqasid syari’ah dan memperkaya
didukung oleh adanya bukti dari dalil dimensi pembahasannya, di antara
khas sehingga tidak tercampur antara mereka adalah; Syaikh Thahir bin
maslahah yang didorong hawa nafsu ‘Asyur (w: 1973 M) yang menulis
dengan maslahah yang hakiki. buku dengan judul Maqasid Al-
Mas}lah}ah yang diterima ( mu’tabarah ) Syari’ah Al-Islamiyah, dan Syaikh
hanyalah yang dikuatkan oleh na>s} Alal Al-Fasi (w: 1974 M) yang menyusun buku Maqa>si}d Al-Shari>’ah
Al-Isla>miyah wa Maka>rimuha> .
Para
Muassasah al-Jam’iyah Liddirasah wa al-Nashr al-Tauzi, 1992), 32. 48
Dekonstruksi Lihat Ahmad Raisuni, Nad}ariyyah al-
Muhammad Roy Purwanto,
Teori Hukum Islam: Kritik terhadap Konsep Maqa>s}id ‘Ind al-Imam al-Shatibi>, (Beirut: al-
Maslahah Najmuddin al-Thufi, 20
Maslahah , Vol. 6, No. 2, November 2015 52 Maslahah , Vol. 6, No. 2, November 2015 52
angkat kesusahan yang membe- dijadikan ukuran untuk menyatakan 50 bankan di dalam agama.
suatu maslahah ialah illat qiyas . Ketiga, golongan yang menetapkan
Sedangkan Abd al-Wahhâb setiap maslahah harus ditepatkan pa-
Khallâf menguraikan syarat-syarat
da kerangka kemaslahatan yang maslahah dapat dijadikan hujjah, ditetapkan oleh syariat Islam, yaitu
yaitu:
dalam rangka memelihara jiwa,
1. Kemaslahatan itu harus hakiki dan agama, keturunan, akal dan harta ben-
tidak boleh didasarkan pada
da. Dalam hal ini, tidak harus prediksi ( wahm ). Artinya, dalam didukung oleh sumber dalil yang
mengambil kemaslahatan tersebut khusus sehingga bisa disebut qiyas, harus mempertimbangkan juga
tapi sebagai dalil yang berdiri sendiri, kemudaratan yang akan ditimbul- yang dinamakan maslahah mursalah. 49 kannya. Kalau mengabaikan ke-
Al-Shatibi> dalam al-I’tis}am meru- mudaratan yang akan ditimbul- muskan beberapa syarat yang perlu
kannya, berarti kemaslahatan itu dijaga dalam menggunakan maslahah,
dibina atas dasar wahm. Misalnya yaitu:
upaya merampas hak talak suami,
1. Hendaklah mas}lah}ah itu diterima dengan melimpahkannya pada oleh logika akal. Hanya saja
hakim dalam setiap kondisi; mas}lah}ah tidak dipekenankan
2. Kemaslahatan itu harus berlaku dalam perkara ibadah karena hu-
secara universal atau untuk semua kum asal ibadat adalah menerima
lapisan dan bukan untuk orang tanpa melihat kepada sebab dan
perorang atau untuk kelompok `illah ;
tertentu saja (parsial). Artinya,
2. Mas}lah}ah tersebut bersesuaian kemaslahatan tersebut untuk ke- dengan tujuan syariah secara
pentingan mayoritas manusia atau umum, yaitu dengan syarat mas-
untuk menghindarkan mayoritas lahah itu tidak bertentangan
umat dari kesulitan dan kemu- dengan pokok shara’ dan dalil
daratan;
yang qat`i’ . Sebaliknya maslahah
3. Pelembagaan hukum atas dasar tersebut harus dipastikan bertepat-
ke-maslahatan ( mas}lah}ah mursa- an dengan maslahah-maslahah yang diinginkan oleh shara’ ;
Noor Naemah Abdul Rahman, Mohd
3. Maslahah tersebut perlu merujuk Anuar Ramli, Shaikh Mohd Saifuddeen Bin kepada pemeliharaan maslahah
Shaikh Mohd Salleh, ‚Relevansi Teori Al- Maslahah
Menurut Al-Syatibi dalam
AL- Muhammad Abu Zahrah, Us}u>l al-Fiqh,
Menangani isu Perobatan Masa Kini‛
RISALAH Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 13, No. 1, 279.
(Juni 2013): 119-138.
53 Maslahah, Vol. 6, No. 2, November 2015 53 Maslahah, Vol. 6, No. 2, November 2015
terdiri dari tiga tingkatan, yaitu: dasar penetapan nas(Alquran dan
mas}a>lih} menjadi d}aruri> (keharusan), Sunnah) dan ijma’ . 51 haji> (dibutuhkan)
dan tah}sini> (penghias). Kategori d}aruri> terdiri dari Persyaratan atau kriteria yang
lima hal: memelihara agama (al-di>n), diberikan para ulama tersebut di atas
memelihara jiwa (al-nafs) , memeli- mengindikaskan bahwa para ulama
hara keturunan (al-nasl) , memelihara yang menerima dan menerapkan
kekayaan (al-ma>l) , dan memelihara maslahah mursalahsebagai dalil istin-
akal (al-‘aql) . Hajiyyah dibutuhkan bât } hukum ( legal theory ) dengan sikap
untuk memperluas tujuan maqa>sid yang cukup berhati-hati dalam meng-
dan untuk menghilangkan kekakuan implementasikannya dalam tataran
dan kesulitan. Contoh-contoh hajiy- praktis. Sikap kehati-hatian ini diindi-
yah antara lain rukhs}ah (konsesi) kasikan dengan memberikan persya-
dalam salat dan puasa bagi orang ratan dan kriteria yang ketat terhadap
sakit atau musafir. Tah}siniyyah ber- kemaslahatan yang dapat diterima
arti mengambil apa yang terbaik dari sebagai basis dan landasan teoritis-
kebiasaan-kebiasaan (adat) dan meng- nya. 52 hindari cara-cara yang tidak disukai,
Dalam kitabnya al-Mustasfâ fî misalnya kesopanan dalam menutup ’Ilm al-Usûl , al-Ghazali mengemuka-
aurat dalam salat, dan dalam adat kan beberapa tingkatan maslahah.
adalah etiket, sopan santun, dan lain- Dengan melihat ada tidaknya dukung-
lain. Sedangkan dalam muamalat, an syara` terbagi menjadi tiga kategori
misalnya larangan menjual barang- berikut. Pertama, mas}lah}ah mu’ta-
barang najis; untuk jinayah (pidana) barah , yaitu jenis mas}lah}ah yang
adalah larangan dari membunuh seo- memiliki bukti nas yang mendukung
rang yang merdeka sebagai ganti pertimbangannya. Kedua, 54 mas}lah}ah seorang budak.
mulghah , yaitu maslahah yang diing- Dari uraian di atas dapat disim- kari oleh bukti nas }. Ketiga, mas}lah}ah
pulkan bahwa walaupun terdapat mursalah , yaitu jenis maslahah yang
perdebatan di kalangan ulama fikih, tidak didukung ataupun disangkal
maslahah menduduki posisi penting oleh bukti nas .} 53
54 Abû Hâmid Muhammad ibn Muhammad
‘Abd al-Wahhâb Khallâf, Ilm Us}ûl al- ibn Muham-mad al-Ghazâlî, al-Mustasfâ min Fiqh, 86-87 52 ‘Ilm al-Usûl, 174. Lihat al-Shat}ibi>, al-
Muhammad Rusfi, ‚Validitas Maslahah Muwâfaqât fî Usûl al-Syarî`ah. Editor `Abd sebagai Sumber Hukum‛: 68-69. 53 Allâh Darrâz. Beirût: Dâr al-Kutub al-
Abû Hâmid Muhammad ibn Muhammad `Ilmiyyah, 2003, 2 Jilid dan Muh}ammad Kha>lid ibn Muhammad al-Ghazâlî, al-Mustasfâ min
Mas’u>d, ‚Islamic Legal Philosophy: A Study of ‘Ilm al-Us}ûl, I (Baghdâd: Musannâ, 1970), 173.
Abu> Isha>q al-Sha>tibi>’s Life and Thought‛, 280.
Maslahah , Vol. 6, No. 2, November 2015 54 Maslahah , Vol. 6, No. 2, November 2015 54
pola budaya, struktur sosial dan (darury) yaitu memelihara agama,
perilaku sosial. Hal ini sebagaimana akal, jiwa, keturunan dan harta. Mas-
dinyatakan Ian Robertson "social lahah yang sepakat diterima ( muta-
change is the alterationin pattern barah) adalah maslahah yang tidak
sofculturel, social structure and social bertentangan dengan tata hukum dan
Dalam pandangan teori dasar-dasar penetapan nas (Alquran
behavior".
fungsional yang antara lain tokohnya dan Sunnah) dan ijma’ dan bukan
E.Durkheim, suatu masyarakat seba- dalam perkara ibadah.
gaimana organisme biologis mengala- mi pertumbuhan semakin lama bukan
2. Perubahan Sosial hanya semakin besar tetapi juga Perubahan masyarakat adalah
semakin kompleks. Dalam masyarakat sebuah keniscayaan, pasti terjadi yang
itu terdiri dari bagian-bagian, masing- tidak mungkin bisa dicegah baik itu
masing mempunyai fungsi tertentu perubahan yang terjadi tanpa diusa-
yang berbeda. Perubahan yang terjadi hakan, tanpa dikehendaki dan tanpa
pada suatu bagian masyarakat meng- direncanakan yang oleh para sosiolog
akibatkan perubahan pada bagian- disebut sebagai ‚unintended-cange ‛
bagian lain yang pada gilirannya ber- dan ‚unplanned change ‛ maupun
pengaruh terhadap sistim keseluruhan. perubahan itu dengan diusahakan,
Emile Durkheim menambahkan bah- dikehendaki dan direncanakan oleh
wa di dalam masyarakat terdapat manusia sebagai agen perubahan
berbagai macam kebutuhan yang (agent of change) yang disebut