MAKALAH PROSES DAN BELAJAR MENGAJAR
MAKALAH
PROSES BELAJAR DAN PEMBELAJARAN YANG
EFEKTIF
Di Ajukan Untuk Mendapatkan Nilai Ujian Tengah Semester Pada Mata
Kuliah “ Belajar dan Pembelajaran ”
Disusun Oleh : Siti Khodijah
NPM
Semester
: 10.TI.3479
: VI ( Enam)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYAMSUL ’ULUM
GUNUNG PUYUH SUKABUMI
Jl. Bhyangkara No 33 Tel ( 0266) 231605 Sukabumi
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‘alamin, tiada kata lain yang patut untuk penulis
ungkapkan selain ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan, kesehatan dan kemampuan kepada penulis sehingga tugas makalah ini
dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda Muhammad
SAW, para sahabat dan seluruh keluarga beliau serta para pengikut beliau hingga
akhir zaman.
Selama penyusunan makalah ini, penulis telah mendapat bantuan dari
berbagai pihak, terutama dari Drs.H. Syafei Firdaus, M.M.Pd selaku dosen pengasuh
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Serta ucapan terima kasih juga penulis
persembahkan kepada semua pihak yang baik secara langsung ataupun tidak
langsung ikut terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan. Penulis
mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun guna lebih menyempurnakan
makalah-makalah penulis selanjutnya.
Sukabumi, Maret 2014
Wassalam
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................... i
Daftar Isi................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................... 2
C. Pembatasan Masalah............................................... 3
D. Manfaat/ Tujuan....................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Pembelajaran Efektif .................................. 3
B. Karakteristik Belajar Yang Efektif ........................... 5
C. Kondisi yang Efektif Dalam Proses Pembelajaran ...... 6
D. Bagaimanakah Suasana Pembelajaran Efektif ........... 9
E. Memelihara Kondisi Dan Suasana Belajar Yang Efektif
11
F. Strategi Pembelajaran Efektif .................................. 14
G. Manajemen Pengajaran Efektif ................................. 15
H. Mengajar Yang Efektif ............................................. 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................. 18
B. Saran...................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA..................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses
pembelajaran
merupakan
suatu
proses
yang
mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan
syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada
kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru
terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa
dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa
dalam
proses
pembelajaran
tidak
efektif.
Jika
proses
pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektiftas
pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan
kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu
mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan
kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa
belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar
sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk
memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses
belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang
diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang
efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari
pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan
dalam
ingatan
dan
pemikiran
mereka
(Kognitif)
dengan
menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat.
Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan
berjalan
dengan
efektif
dan
optimal
Tanpa
menyiapkan
sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat.
Makalah
ini
membahas
bagaimana
menerapkan
pembelajaran yang efektif ditinjau dari hakikat sebenarnya,
sehingga dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran
yang menghasilkan pembelajaran yang optimal sesuai tujuan
yang akan dicapai.
A. Rumusan Masalah
Untuk memudahakan pembahasan masalah tentang Belajar
dan Pembelajaran.
Maka, perlu adanya Perumusan Masalah
diantaranya:
1) Bagaimana Hakikat Pembelajaran Efektif ?
2) Bagaimana Karakteristik Belajar Yang Efektif ?
3) Bagaimanakah Kondisi Efektif Dalam Proses Pembelajaran ?
4) Bagaimanakah Suasana Pembelajaran Efektif ?
5) Apa Saja Upaya Memelihara Kondisi Dan Suasana Belajar Yang
Efektif ?
6) Apa Saja Strategi Pembelajaran Efektif ?
7) Bagaimanakah Manajemen Pengajaran Efektif ?
8) Bagaimanakah Mengajar Yang Efektif itu ?
B. Pembatasan Masalah
Setiap makhluk di dunia mempunyai keterbatasan baik itu
pendengaran, penglihatan, penciuman dan lain-lain. Begitu juga
dengan saya selaku penyusun yang mempunyai kelemahan dan
keterbatasan waktu, biaya, pengetahuan dan lain-lain. Maka
dari
itu,
Penyusun
membahas
makalah
ini
sampai
Bagaimanakah Mengajar Yang Efektif itu.
C. Manfaat / Tujuan
Adapun manfaat/tujuan yang dapatdiambil dari isi makalah ini
adalah
1. menambah wawasan pengetahuan tentang mata kuliah Belajar
dan Pembelajaran.
2.
sebagai
sumber
bacaan
dan
pengetahuan
bagi
yang
membutuhkan.
3.
sebagai
bahan
diskusi/pembahasan
mahasiswa
fakultas
tarbiyah sebagai penambah khazanah ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT PEMBELAJARAN EFEKTIF
Sebelum
pembelajaran
menelusuri
efektif,
akan
apa
diuraikan
sebenarnya
terlebih
hakikat
dahulu
apa
sebenarnya yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran
serta apa juga yang dimaksud dengan efektif. Berkenaan
dengan hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran
Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagai
suatu pola baru yang berupa kecakapan sikap kebiasaan, atau
suatu pengertian. Belajar pada hakikatnya merupakan suatu
usaha, suatu proses perubahan yang terjadi pada individu
sebagai hasil dari pengalaman atau hasil dari pengalaman
interaksi dengan lingkungannya.
Soemanto mengemukakan defnisi belajar menurut para ahli
bahwa
belajar
dapat
didefnisikan
sebagai
proses
dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman. ”Learning may be defned as the process by which
behavior
originates
or
is
altered
through
training
or
experience.” Dengan demikian, perubahan-perubahan tingkah
laku akibat pertumbuhan fsik atau kematangan, kelelahan,
penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah tidak termasuk
sebagai belajar.
Dapat
disimpulkan
bahwa
secara
umum
pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih
baik.
Pembelajaran
bertujuan
membantu
siswa
agar
memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu
tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap
dan perilaku siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun
kualitasnya.
2. Pengertian Efektif
Efektif adalah perubahan yang membawa pengaruh, makna
dan manfaat tertentu. Pembelajaran yang efektif ditandai
dengan sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa
secara
aktif.
Pembelajaran
menekankan
pada
penguasaan
pengetahuan
tentang
apa
yang
dikerjakan,
tetapi
lebih
menekankan pada internalisasi, tentang apa yang dikerjakan
sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan
hayati serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh siswa.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran efektif merupakan
sebuah proses perubahan seseorang dalam tingkah laku dari
hasil pembelajaran yang ia dapatkan dari pengalaman dirinya
dan dari lingkungannya yang membawa pengaruh, makna dan
manfaat tertentu.
3. Hakikat Pembelajaran Efektif
Dari defenisi belajar dan pembelajaran serta efektif, maka
hakikat
pembelajaran
yang
efektif
adalah
proses
belajar
mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai
peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang
efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan,
ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan
perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
mereka.
Peran utama dalam pengajaran adalah menciptakan model
aktivitas pengajaran kuat dan tangguh. Intinya adalah aktivitas
pengajaran sebagai penataan lingkungan, pengaturan ruang
kelas, yang didalamnya para pelajar dapat berinterkasi dan
belajar
mengetahui
bagaimana
caranya
belajar.
Berkaitan
dengan efektivitas pengajaran, untuk mencapai pembelajaran
aktif,
satu
aspek
penting
adalah
masalah
metode
yang
digunakan guru dalam menciptakan suasana aktif. Proses
pembelajaran dengan metode ceramah, guru mendominasi
pembicaraan sementara siswa terpaksa atau bahkan dipaksa
untuk duduk, mendengar dan mencatat hal ini sangat tidak
dianjurkan.
Metode
ceramah
harus
dikurangi
bahkan
ditinggalkan.
Bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu :
Aspek
kognitif
meliputi
penguasaan
perubahan-perubahan
pengetahuan
dan
dalam
segi
perkembangan
eterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan
pengetahuan tersebut.
Aspek efektif meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap
mental, perasaan dan kesadaran.
Aspek psikomotor meliputi perubahan-perubahan dalam segi
bentuk-bentuk tindakan motorik. (Daradjat, 1995: 197) Prestasi
belajar siswa yang diperoleh dalam proses belajar-mengajar
disekolah dapat dilihat dan diketahui dari nilai hasil ujian
semester, yang kemudian dituangkan dalam daftar nilai raport.
B.
KARAKTERISTIK BELAJAR YANG EFEKTIF
Pembelajaran
pembelajaran
dapat
yang
efektif
apabila
diinginkansesuai
mencapai
dengan
tujuan
indikator
pencapaian. Untuk mengetahui bagaimana memperoleh hasil
yang efektif dalam proses pembelajaran, maka sangat penting
untuk mengetahui cirri-cirinya. Adapun Pembelajaran yang
efektif dapat diketahui dengan cirri:
1)
Belajar secara aktif baik mental maupun fsik. Aktif secara
mental
ditunjukkan
dengan
mengembangkan
kemampuan
intelektualnya, kemampuan berfkir kritis. Dan secara fsik,
misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lainlain.
2)
Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian
siswa dan kelas menjadi hidup.
3)
Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi
motivasi seorang guru akan mendorong siswa untuk giat dalam
belajar.
4)
Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan
lingkungan
yang
saling
menghormati,
dapat
mengerti
kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberi kesempatan kepada
siswa untuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
5)
Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan
nyata.
6)
Interaksi
belajar
yang
kondusif,
dengan
memberikan
kebebasan untuk mencari sendiri, sehingga menumbuhkan rasa
tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih
percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri
orang lain.
7)
Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang
muncul, mencari faktor penyebab dan memberikan pengajaran
remedial sebagai perbaikan, jika diperlukan
Selain mengetahui karakteristik belajar yang efektif perlu
diketahui juga bagaimana Karakteristik Guru Efektif, hal ini
berguna
untuk
mengetahui
seorang
pendidik
keahlian
dan
dalam melaksanakan
keprofesionalan
pembelajaran
yang
efektif. Adapun karakteristknya yaitu:
1)
2)
Memiliki minat terhadap mata pelajaran
Memiliki
kecakapan
untuk
menafsirkan
suasana/iklim
psikologis siswa
3)
Menumbuhkan semangat belajar
4)
Memiliki imajinasi dalam menjelaskan
5)
Menguasai metode/strategi pembelajaran
6)
Memiliki sikap terbuka terhadap siswa.
C. KONDISI EFEKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Guru sebagai pembimbing diharapkan mampu menciptakan
kondisi yang strategi yang dapat membuat peserta didik
nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Dalam
menciptakan
kondisi
yang
baik,
hendaknya
guru
memperhatikan dua hal: pertama, kondisi internal merupakan
kondisi
yang
ada
pada
diri
siswa
itu
sendiri,
misalnya
kesehatan, keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya.
Kedua, kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada di luar pribadi
manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan serta
keadaan lingkungan fsik yang lain. Untuk dapat belajar yang
efektif diperlukan lingkungan fsik yang baik dan teratur,
misalnya ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang
dapat mengganggu konsentrasi belajar, ruangan cukup terang,
tidak
gelap
dan
tidak
mengganggu
mata,
sarana
yang
diperlukan dalam belajar yang cukup atau lengkap. Dalam
mewujudkan kondisi pembelajaran yang efektif, maka perlu
dilakukan langkah-langkah berikut ini:
1.
Melibakan Sisiwa Secara Aktif
Mengajar
adalah
membimbing
kegiatan
belajar
siswa
sehingga ia mau belajar. Dengan demikian aktiftas siswa
sangat
diperlukan
dalam
kegiatan
pembelajaran.
Aktivitas
belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, antara
lain :
a.
Aktivitas
visual,
seperti
membaca,
menulis,
melakukan
eksprimen dsb.
b. Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya jawab, dsb.
c.
Aktivitasme mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan
guru, mendengarkan pengarahan guru dsb.
d. Aktivitas gerak, seperti melakukan praktek di tempat praktek.
e.
Aktivitas
menulis,
seperti
mengarang,
membuat
surat,
membuat karya tulis dsb.
aktivitas kegiatan pembelajaran siswa di kelas hendaknya
lebih banyak melibatkan siswa, atau lebih memperhatikan
aktivitas siswa. Berikut ini cara meningkatkan keterlibatan
siswa :
1.
Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
dengan cara menggunakan berbagai teknik mengajar.
2.
Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
3. Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk
itu guru harus mengetahui minat siswa dan mengaitkannya
dengan bahan pembelajaran.
2.
Menarik Minat Dan Perhatian Siswa
Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat
yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali
pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang
akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa
minat
seseorang
tidak
mungkin
melakukan
sesuatu.
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan
sifat, bakat dan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat
menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan siswa merupakan
pembelajaran yang diminati.
3. Membangkitkan Motivasi Siswa
Motif
adalah
seseorang
sesuatu.
semacam
yang
dapat
Sedang
daya
yang
terdapat
mendorongnya
motivasi
adalah
untuk
suatu
dalam
diri
melakukan
proses
untuk
menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku
untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Tugas guru
adalah bagaimana membangkitkan motivasi siswa sehingga ia
mau
belajar.
Berikut
ini
beberapa
cara
bagaimana
membangkitkan motivasi siswa :
Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya
untuk meningkatkan prestasi belajarnya;
Pada awal kegiatan pembelajaran, guru hendaknya terlebih
dahulu menyampaikan kepada siswa tentang tujuan yang akan
dicapai
dalam
pembelajaran
tersebut,
sehingga
siswa
terpancing untuk ikut serta didalam mencapai tujuan tersebut.
Guru
berusaha
mendorong
siswa
dalam
belajar
untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk meraih sukses dengan usahanya sendiri;
Guru selalu berusaha menarik minat belajar siswa.
Sering-seringlah memberikan tugas dan memberikan nilai
seobyektif mungkin.
4. Memberikan Pelayanan Individu Siswa
Memberikan pelayanan individual siswa bukanlah sematamata ditujuan kepada siswa secara perorangan saja, melainkan
dapat juga ditujukan kepada sekelompok siswa dalam satu
kelas
tertentu.
Sistem
pembelajaran
individual
atau
pembelajaran privat, belakangan ini memang cukup marak
dilakukan
melalui
les-les
privat
dan
atau
melalui
lembagalembaga pendidikan yang memang khusus memberikan
pelayanan yang bersifat individual. Dalam sistem pembelajaran
tuntas, pelayanan individu merupakan kegiatan yang mesti
dilakukan. Setiap sub materi pelajaran yang disajikan harus
dapat dimengerti oleh semua siswa, tanpa terkecuali. Oleh
karena itu dalam pembelajaran tuntas, materi pelajaran tidak
boleh diteruskan sebelum materi yang sedang diajarkan dapat
diserap oleh seluruh siswa.
5.
Menyiapkan
Dan
Menggunakan
Berbagai
Media
adalah
alat-alat
Dalam
Pembelajaran
Alat
peraga/media
pembelajaran
yang
digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas
materi
pelajaran
mencegah
yang
terjadinya
disampaikan
verbalisme
pada
kepada
diri
siswa
siswa.
dan
Sebab,
pembelajaran yang mengggunakan banyak verbalisme tentu
akan
membosankan.
menarik,
bila
siswa
Sebaliknya
merasa
pembelajaran
senang
menerima pelajaran dari gurunya.
dan
akan
gembira
lebih
setiap
Di dalam menyiapkan dan menggunakan media atau alat
peraga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai
berikut :
Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar
perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diasjikan.
Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan
dan
pengalaman
siswa
serta
perbedaan
individual
dalam
kelompok.
Alat
yang
dipilih
hendaknya
tepat,
memadai
dan
mudah
digunakan.
D.
SUASANA PEMBELAJARAN EFEKTIF
Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya
guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif
dalam
kegiatan
belajar
mengajar
sehingga
tercipta
suatu
interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa
dengan siswa.
Untuk mewujudkan suasana kelas yang mendukung proses
belajar mengajar yang dapat membantu efektivitas proses
belajar mengajar yaitu :
1) Memanggil setiap murid dengan namanya
2) Selalu bersikap sopan kepada murid,
3)
Memastikan bahwa anda tidak menunjukkan sikap pilih kasih
terhadap murid tertentu.
4)
Merencanakan dengan jelas apa yang anda lakukan dalam
setiap pelajaran
5)
Mengungkapkan kepada murid-murid tentang apa yang ingin
anda capai dalam pelajaran ini
6)
Dengan
cara
tertentu
melibatkan
setiap
murid
selama
pelajaran.
7) Memberikan kesempatan bagi murid untuk saling berbicara
8) Bersikaplah konsisten dalam menghadapi murid-murid.
Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah
belajar,
meningkatkan
memungkinkan
terhadap
guru
siswa
prestasi
belajar
memberikan
dalam
siswa,
bimbingan
belajar,
dan
dan
maka
lebih
bantuan
diperlukan
pengorganisasian kelas yang memadai. dalam hal ini akan
diuraikan beberapa suasana yang efektif dalam pelaksanaan
proses pembelajaran:
1.
Suasana Belajar Yang Menyenangkan
Suasana
belajar
pembelajaran
akan
yang
berjalan
menyenangkan
efektif,
membuat
apabila
suasana
pembelajaran tersebut menyenangkan, peserta didik akan lebih
Rileks, Bebas dari tekanan, Aman, Menarik, Bangkitnya minat
belajar, Adanya keterlibatan penuh, Perhatian peserta didik
tercurah, Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan
kelas terang, pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta
didik bergerak), Bersemangat, Perasaan gembira, Konsentrasi
tinggi.
2.
Suasana Bebas
Suasana
bebas
atau
terbuka
(permisif)
merupakan
kebebasan bagi siswa dalam berbicara dan atau berpendapat
sesuai dengan tujuan dari proses pembelajaran, sehingga
dengan hal tersebut siswa tidak akan merasakan tekananan,
adanya rasa takut, malu dan lainnya terhadap guru maupun
sesame peserta didik.
3.
Pemilihan Media Pengajaran Dan Metode Yang Sesuai
Menurut Nasrun dalam forum pendidikan mengemukakan
bahwa guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan media
pengajaran sesuai de ngan materi yang akan di sajikan,
dituntut
mampu
menggunakan
metode
mengajar
secara
stimulan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan
baik.
E. UPAYA MEMELIHARA KONDISI DAN SUASANA BELAJAR YANG
EFEKTIF
Strategi
pengelolaan
kelas
adalah
pola/siasat,
yang
menggambarkan langkah-langkah yang digunakan guru dalam
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar tetap
kondusif, sehingga siswa dapat belajar optimal, aktif, dan
menyenangkan dengan efektif dan efsien untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Keberhasilan Untuk mencegah timbulnya
tingkah laku-tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya
kegiatan belajar mengajar, guru berusaha mendayagunakan
potensi kelas, memfokuskan perhatian kepada peserta didik,
memahami mereka secara individu dan memberi pelayananpelayanan tertentu yang merupakan wujud dukungan dari
warga sekolah.
1.
Tanggung Jawab Pendidik
Dalam memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif
maka guru sebagai pembimbing mempunyai tanggung jawab
yang
besar
dalam
melaksanakannya.
Adapun
yang
harus
dilakukan seorang guru adalah:
Guru
sebagai
perancang
pengajaran
dituntut
memiliki
kemampuan untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar
secara efektif, yang berarti harus memiliki pengetahuan dan
keahlian yang profesional serta kesiapan pada proses belajar
mengajar.
Guru sebagai pengelolah pengajaran, dituntut untuk memiliki
kemampuan
mengajar
mengelolah
dengan
seluruh
menciptakan
proses
kegiatan
suasana
belajar
belajar
yang
menguntungkan bagi siswa sehingga siswa benar-benar belajar
secara efektif .
Guru sebagai evaluator of learning, dituntut untuk secara terus
menerus mengikuti prestasi belajar yang telah dicapai oleh
siswa dari waktu ke waktu. Informasi ini merupakan umpan
balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar sehingga
memperoleh hasil yang optimal.
Guru
sebagai
pembimbing,
dituntut
untuk
mengadakan
pendekatan secara instruksional yang bersifat pribadi dalam
setiap
proses
belajar
mengajar
berlangsung.
Pendekatan
pribadi dimaksudkan untuk lebih mengenal dan memahami
murid-murid
secara
mendalam
sehingga
dapat
membantu
dalam keseluruan belajar mengajar.
Guru harus menjadi pembimbing dan penyuluh yang tegas yang
memelihara
dan
mengarahkan
perkembangan
pribadi
dan
keseimbanggan mental murid-muridnya. Guru juga menjadi
orang tua murid didalam mempelajari dan membangun system
nilai yang dibutuhkan dalam masyarakat dalam dewasa ini.
2.
Penataan Lingkungan Belajar
Dalam memelihara kondisi dan suasana yang efektif perlu
adanya penataan lingkungan belajar. Aktivitas guru dalam
menata
lingkungan
belajar
lebih
terkonsentrasi
pada
pengelolaan lingkungan belajar di dalam kelas. Oleh karena itu
guru dalam melakukan penataan lingkungan belajar dikelas
tiada
lain
melakukan
aktivitas
pengelolaan
kelas
atau
manajemen kelas (classroom management). Menurut Milan
Rianto, pengelolaan kelas merupakan upaya pendidik untuk
menciptakan
dan
mengendalikan
kondisi
belajar
memulihkannya
apabila
terjadi
gangguan
penyimpangan,
sehingga
proses
pembelajaran
serta
dan/atau
dapat
berlangsung secara optimal.
3.
Cara Pegajaran Pendidik
Dalam rangka memelihara kondisi dan suasana belajar yang
efektif maka guru harus mampu memilih cara yang tepat dalam
pelaksanaan pembelajaran. Karena mengajar adalah hal yang
kompleks dan melibatkan peserta didik yang bervariasi, maka
seorang
Pendidik
harus
mampu
dan
menguasai
beragam
strategi dan perspektif serta dapat mengaplikasikannya secara
pleksibel.
Dalam hal ini guru harus mempunyai pengetahuan dan
keahlian yang profesional dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dalam hal ini guru harus mampu menguasai materi pelajaran,
strategi pengajaran, mempunyai keahlian manajemen kelas,
keahlian motivasional, keahlian komunikasi dan dapat bekerja
secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang
beragam. Dalam hal ini Pentingnya Guru Memotivasi Siswa
merupakan salah satu yang urgen dalam meningkatkan minat
belajar siswa. Untuk itu guru harus:
1) Siswa senantiasa memerlukan dorongan dari guru
2) Siswa perlu bekerja dan berusaha sesuai tuntutan belajar
3)
Motivasi perlu dimiliki oleh siswa agar mereka memiliki
ketangguhan dalam
belajar
Motivasi merupakan proses yang kompleks, hal ini terlihat
bahwa motivasi merupakan upaya untuk mengubah sesuatu hal
yang bersifat positif dalam pembelajaran. Hal ini karena:
a. Motif merupakan sebab terjadinya tindakan
b. Individu memiliki kebutuhan dan harapan yang senantiasa
berubah
c. Manusia ingin memiliki kepuasan atas tercapainya kebutuhan
d. Perilaku yang mengarah pada tujuan tidak selalu mencapai
kepuasan
Guru harus mampu dan tahu bagaimana memotivasi siswa
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dengan ini ada
beberapa prinsip-prinsip dalam mengembangkan memotivasi
siswa yaitu:
a. Prinsip Kompetisi
b. Prinsip Pemacu
c. Prisnip Ganjaran dan Hukuman
d. Kejelasan dan kedekatan tujuan
e. Pemahaman hasil
f. Pengembangan minat
g. Lingkungan yang kondusif
h. Keteladanan
Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam memelihara kondisi dan
suasana belajar yang efektif maka harus terwujud seorang guru
yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran,
adanya penataan lingkungan belajar yang baik, serta cara atau
strategi pengajaran seorang guru yang profesional.
F. STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF
Cara belajar yang efektif dapat membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan
tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan
cara belajar yang efektif diperlukan strategi yang tepat agar
pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan seefektif
mungkin. Dalam melaksanakan strategi tersebut, diperlukan
beberapa hal yaitu:
1. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip
belajar
merupakan
cara
untuk
mencapai
pembelajaran yang efektif. Dengan adanya prinsip belajar ini,
akan
terjadi
sebuah
perubahan
bagi
signifkan diantaranya:
a. Perubahan yang disadari
b. Perubahan yang berkesinambungan
c. Perubahan fungsional
d. Perubahan bersifat positif aktif
e. Perubahan secara permanen
f. Perubuhan yang terarah
2. Esensi Belajar
a. Perubahan seluruh aspek pribadi
b. Proses yang disengaja dan disadari
peserta
didik
yang
c. Terjadi karena ada dorongan/kebutuhan yang ingin dicapai
d. Bentuk pengalaman yang sistematis, dan terarah
3. Rangkaian Aktivitas Belajar
a.
Adanya
kebutuhan
dan
tujuan
:
merasakan
adanya
kekurangan
b. Kesiapan untuk memenuhi kebutuhan
c. Pemahaman situasi : melihat aspek yang terkait dengan
belajar
d. Menafsirkan situasi : hubungan berbagai aspek
e. Respons : aktivitas belajar
4. Hasil Pembelajaran
a. Informasi verbal
b. Kecakapan intelektual : diskriminasi, konsep konkret, aturan
c. Strategi kognitif
d. Sikap
e. Kecakapan motorik
5. Kualitas Belajar
a. Belajar untuk menjadi diri sendiri
b. Belajar untuk belajar
c. Belajar untuk berbuat
d. Belajar untuk hidup bersama secara damai
G. MANAJEMEN PENGAJARAN EFEKTIF
Pengelolaan
atau
manajemen
adalah
kemampuan
dan
keterampilan untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama
orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan
organisasi.
Pertama,
manajemen
pembelajaran
adalah
proses
pendayagunaan seluruh komponen yang saling berinteraksi
(sumber
daya
pengajaran)
untuk
mencapai
visi
dan
misi
pengajaran, Kedua, manfaat manajemen pengajaran adalah
sebagai
aktivitas
memelihara
profesional
kurikulum
(satuan
dalam
menggunakan
dan
pengajaran)
yang
program
dilaksanakan, Ketiga, secara organisasional pembelajaran atau
kegiatan aktivitas pengajaran guru dituntut memiliki kesiapan
mengajar dan murid disiapkan untuk belajar, Keempat, dalam
menjalankan
fungsi
manajemen
pembelajaran
guru
harus
memanfaatkan sumber daya pengajaran (learning resources)
yang ada di dalam kelas maupun di luar kelas.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan manajemen dalam suatu model pembelajaran , yaitu :
Manajemen efektif adalah hasil dari sejumlah faktor, tidak ada
cetak biru/pedoman yang sederhana bagi manajemen kelas
yang efektif. Guru harus menentukan kebutuhan murid-murid
dengan
mengembangkan
keseharian
kepada
suatu
kebutuhan
sistem
manajemen
kepribadian
untuk
anak
yang
diharapkan berinteraksi terhadap prestasi tertentu.
Manajemen
efektif
manajemen
yang
mendorong
baik
adalah
keberhasilan
sebagai
murid.
alat
Fungsi
penghubung
kekuatan yang dimiliki murid ke dalam suatu pengalaman
pembelajaran produktif jika murid belajar secara efsien, maka
guru akan lebih berusaha mencapai prestasi dalam pengelolaan
kelas yang lemah.
Keberhasilan meningkatkan penghargaan kepada murid jika
murid-murid berprestasi, ada hasil perasaan puas, maka harga
diri dan dorongan untuk berprestasi semakin tinggi.
Manajemen efektif bebas dan tidak terbatas. Banyak guru
mempercayai bahwa jika manajemen terlalu terstruktur, hal itu
mengurangi
kreativitas
murid.
Bagaimanapun
manajemen
efektif memberikan kepada murid dengan pedoman yang jelas
dan
bekerja.
Keadaan
ini
menyebabkan
pola
kerja
yang
konsisten dan bebas dari kebingungan dan disiplin yang kurang
terstruktur untuk menghasilkan penuh kreativitas mereka.
Manajemen efektif melibatkan perhatian dan pengembangan
inovasi.
Hal
itu
manajemen
seharusnya
dilaksanakan
muncul
oleh
guru
untuk
murid
untuk
bahwa
memelihara
pembelajaran murid dan mengembangkan inovasi aktivitas
pengajaran.
Problem manajemen mungkin saja tidak menghargai kualitas
sistem pengajaran.
Manajemen efektif mencakup pengaruh ulang terhadap perilaku
diinginkan dan penguatan dari perilaku yang diinginkan.
Guru-guru
adalah
model
dari
perilaku
yang
diterima.
Pembelajaran yang terobsesi seharusnya dijadikan model oleh
para guru.
Manajemen efektif menuntut teamworks, kepala sekolah, guruguru,
orang
tua,
masyarakat,
dan
profesional
pendidikan
lainnya. Bekerja secara konsisten menuju tujuan yang sama.
Untuk keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
menurut Urlich dkk ada tiga perlakuan yang harus dilakukan
guru yaitu : Pertama, They are well organized in their planing,
Kedua, they communikate efectively with their students, and,
Ketiga, they have high expectations of their student.
H. MENGAJAR YANG EFEKTIF
Mengajar adalah membimbing siswa agar mereka mengalami
proses belajar. Dalam belajar para siswa menghendaki hasil
belajar
yang
efektif:
Demi
tuntutan
tersebut
guru
harus
membantu dengan cara mengajar yang efektif pula. Mengajar
efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar yang
efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus mampu
menciptakan iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi
yang optimal bagi terjadinya proses belajar. Kondisi yang
dimaksudkan
hanya
dapat
tejadi
apabila
menggunakan prinsip-prinsip mengajar.
guru
mengajar
Mursel dalam hal ini mengemukakan enam prinsip mengajar,
yang
apabila
ke-enam
digunakan/ditempatkan
prinsip
dengan
mengajar
sebaik-baiknya
itu
maka'-iklim
belajar yang menunjang terciptanya kondisi bagi terjadinya
proses belajar akan dicapai. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:
a.
Konteks
b. Fokus
1) Memobilisasi tujuan
2) Belajar yang efektif mempunyai ciri antara lain uniformitas
(keseragaman)
3) Mengorganisasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan
penemuan
c. sosialisasi
d. individualisasi
e. urutan
f. evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses
pembelajaran
merupakan
suatu
proses
yang
mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan
syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
Pada
hakikatnya
pembelajaran
yang
efektif
merupakan
proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil
yang
dicapai
peserta
didik,
namun
bagaimana
proses
pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman
yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta
dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan mereka.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari
kondisi dan suasana serta upaya pemeliharaannya, maka guru
selaku
pembimbing
harus
mampu
pembelajaran
tersebut
secara
menciptakan
suasana
dan
melaksanakan
maksimal.
kondisi
Selain
yang
proses
itu
efektif
untuk
dalam
pembelajaran harus adanya factor factor pendukung tertentu
seperti lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar,
fasilitas dan sarana yang memadai serta kerjasama yang baik
antara guru dan peserta didik.
Upaya-upaya
yang
tersebut
merupakan
usaha
dalam
menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar
yang
kondusif,
optimal
dan
menyenangkan
agar
proses
pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan
pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal.
B.
SARAN
Adapun saran yang dapat saya sampaikan adalah
1) Agar para pembaca dapat mempelajari makalah yang kami buat
dan mengerti isi serta ruang lingkupnya sehingga dapat diambil
pelajaran dan diterapkan dalam kehidupan, Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
2)
semoga para pembaca dapat mengkaji dengan baik dan bias
melengkapi kekurangan makalah yang kami buat
3) kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata
lengkap
dan
sempurna.
Masih
banyak
kekurangan
dan
kesalahan dalam hal sisitematika makalah maupun isinya. Maka
dari itu, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang membangun
BELAJAR
DAN
dari teman-teman dan dosen mata kuliah
PEMBELAJARAN
demi
perbaikan
dalam
penyusunan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT
Grasindo, 2002)
Mulyasa, E., Menjadi kepala sekolah profesional: dalam konteks
menyukseskan MBS dan KBK (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2003)
Nawawi, Hadari, Organisasi Sekolah dan Pengelolaaan Kelas
sebagai Lembaga Pendidikan (Jakarta: Haji Masagung, 1989)
Nasrun,
Media,
Keberhasilan
Metode,
Praktek
dan
Pengelolaan
Lapangan
Kelas
Kependidikan,
pendidikan :Universitas Negeri Padang, 2001)
Terhadap
(Forum
Purwanto,
Ngalim,
Psikologi
pendidikan
remaja
(Bandung:
Remaja Rosda Karya,1996)
Prayitno, Dasar teori dan praksis Pendidikan (Jakarta: Grasindo,
2009)
Rianto, Milan, Pengelolaan Kelas Model Pakem (Jakarta: Dirjen
PMPTK, 2007)
Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah
Model
Pelibatan
Masyarakat
dalam
Penyelenggaraan
Pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2004)
Santrock, John W., educational Psychology, Terj.Tri wibowo B.S,
Psikologi Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group, 2008)
Semiawan, Cony, Pendekatan Keterampilan Proses (Jakarta:
Gramedia, 1990)
Slameto,
Belajar
dan
Faktor
-
Faktor
Belajar
yang
Mempengaruhi (Jakarta: rineka cipta, 1995)
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Grasindo, TT)
Hamalik, Oemar. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :
PT. Bumi Aksara.
Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja
Pemimpin Pendidikan (Edisi Baru). Jakarta : PT Rineka Cipta
Sudjana, Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan
Nonformal
dan
Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia,
(Bandung : Falah Production ; 2004)
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran,
(Jakarta : Penerbit Quantum Teaching,2005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada ALLAH SWT. Karena telah memberikan kita
kesehatan dan kemampuan sehingga sampai sekarang kita masih bisa menghirup udara
segar yang penuh akan nikmatNYA dan karena rahman rohim NYA lah kita bisa
menyelesaikan tugas makalah ini.
Sholawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau sekarang kita
bisa merasakan nikmatnya iman dan islam dari agama yang beliau sebarkan. Dan semoga
kelak kita menjadi umat yang beliau syafaati di padang tandus yang tidak kita temui
syafaat selain dari beliau.
Makalah ini dibuat dengan judul “Guru dan proses belajar mengajar” sebagaimana
kita sebgai calon guru seyogyanya mengetahui bagaimanakah proses belajar mengajar
yang menyenangkan bagi peserta didik dan bagaimanakah fungsi guru didalamnya serta
karakteristik guru yang bagaimanakah yang digolongkan sebagai guru yang profesional.
Makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan
kekurangan baik isi, atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami sangat
mengharap kritik dan saran untuk mrnyempurnakan makalah ini. Walaupun demikian
makalah ini juga sangat bermanfaat bagi kita karena dengan membaca makalah ini kita
mengetahui tentang karakteristik kepribadian guru, kompetensi profesionalisme guru,
hubungan guru dalam proses belajar mengajar dan skiil pengajaran. Demikian sebagai
pengantar makalah ini.
Malang, 5 Oktober 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Menurut pandangan konstruktivisme, mengajar merupakan
kegiatan yang mengondisikan sehingga memungkinkan berlangsungnya
peristiwa belajar. Mengajar berarti bagaimana guru membelajarkan
murid. Dalam pengertian ini guru belum dikatakan mengajar kalau
belum membelajarkan siswa atau membuat murid belajar.
Peristiwa belajar mengajar ini mirip dengan kegiatan jual-beli, ketika
komponen-komponen didalamnya tidak lengkap maka proses belajar
mengajar tidak akan berjalan dengan baik, misalnya ada guru, ada
media pembelajaran, tapi tidak ada murid maka sampai kapanpun tidak
akan berjalan suatu proses belajar mengajar tersebut begitu juga
proses jual-beli. Sebagaimana yang dikatakan oleh William H. Burton,
mengajar merupakan upaya memberikan stimulus, bimbingan,
pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar
mengajar berarti mengorganisasi aktiftas siswa dan memberi fasilitas
belajar, sehingga mereka bisa belajar dengan baik.
Untuk menjadi guru yang profesional, memang tidak cukup
hanya mengandalkan penguasaan atas materi atau ilmu yang akan
diajarkan. Sebab dalam proses belajar mengajar penguasaan materi
hanya merupakan perangsang tindakan guru dalam memberikan
dorongan belajar yang diarahkan pada pencapaian tujuan belajar.
karena itu seorang guru harus membekali diri dengan sejumlah
pengetahuan dan keterampilan lain yang sangat diperlukan, ketika guru
memilik skill mengajar yang baik dan bisa menjadi guru yang
profesional maka suasana belajar mengajar akan terasa sangat
menyengkan. Disamping itu guru juga harus memiliki kepribadian yang
baik sehingga menjadi cerminan bagi peserta didiknya, Berhasil atau
tidaknya seorang guru bisa dinilai dari perkembangan dan prilaku siswa
yang diajarnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah karakteristik kepribadian guru?
2. Bagaimanakah guru yang profesional itu?
3. Apakah hubungan guru dengan proses belajar mengajar?
4. Apakah skill pengajaran itu?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik kepribadian guru.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah guru yang profesional itu
3. Untuk mengetahui hubungan guru dengan proses belajar mengajar.
4. Untuk mengetahui skill pengajaran.
1.4 Deskripsi Kasus
Dalam dunia pendidikan saat ini banyak banyak didapati tenaga
pengajar yang kurang professional. Namun, pemerintah telah
meminimalisir dengan adanya program-program peningkatan mutu
seorang guru. Akan tetapi dalam kenyataannya masih ada saja oknum
guru yang kurang professional. Meskipun guru tersebut memiliki
kecakapan dalam bidang kognitif namun tidak memiliki kecakapan
dalam penyampaian materi atau pesan terhadap siswanya.
Dalam suatu kasus, seorang guru yang otoriter menggunakan
metode pengajaran yang tidak disukai dan tidak sesuai dengan
karakter-karakter siswanya. Guru tersebut memaksakan kehendaknya
dan menyuruh agar siswanya patuh terhadap peraturan yang telah
dibuat. Meskipun siswa yang diajarnya merasa tidak nyaman sehingga
terganggu dalam proses penerimaan ilmu yang diberikan.
Keadaan tersebut menjadikan suasana dalam kelas menjadi tidak
kondusif lagi untuk kegiatan belajar mengajar. Karena siswa cenderung
enggan mendengarkan penjelasan guru yang tidak disukainya. Apalagi
dengan metode pengajaran yang tidak sesuai. Misalnya guru
menggunakan metode ceramah secara terus menerus tanpa
memperhatikan siswanya yang sedang lelah dan bosan mendengarkan
ceramah tersebut. Dalam makalah ini akan mencoba mengulas tentang
kasus tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pustaka
A. Karakteristik Kepribadian Guru
Guru memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Karena guru memegang
kunci dalam pendidikan dan pengajaran disekolah. Guru adalah pihak yang paling dekat
dengan siswa dalam pelaksanaan pendidikan sehari-hari, dan guru merupakan pihak yang
paling besar peranannya dalam menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Kepribadian berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada
sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain.
Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda dengan individu
yang lainnya, sehingga dari sifat hakiki inilah kita bisa menilai
kepribadian seseorang. Menurut McLeod (1989) Kepribadian
(personalitity) adalah sifat khas yang dimiliki seseorang.[1] Dalam hal
ini, kata khas yang sangat dekat artinya dengan kepribadian adalah
karakter dan identitas.
Menurut Reber (1988) dari tinjauan psikologi, kepribadian pada
prinsipnya adalah susunan atau kesatuan aspek prilaku mental (pikiran,
perasaan, dan sebagainya) dengan aspek prilaku behavioral (perbuatan
nyata).[2] Aspek-aspek ini berkaitan secara fungsional dalam diri
seorang individu, sehingga membuatnya bertingkah laku secara khas
dan tetap. Dari prilaku psiko-fsik (rohani-jasmani) yang khas dan
menetap tersebut muncul julukan-julukan yang bermaksud
menggambarkan kepribadian seseorang seperti: Aminah anak yang
rajin, Handoko anak yang malas dan sebagainya.
Karakteristik kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, dan mampu menjadi teladan
bagi peserta didik denagn akhlak mulianya.
Sebagai seorang guru kepribadian merupakan hal yang sangat
penting karena merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia,
guru juga berperan sebagai peembimbing, pembantu dan anutan.
Mengenai pentingnya kepribadian guru, seorang psikolog
terkemuka, Profesor Doktor Zakiah Daradjat (1982) menegaskan :
Kepribadian itulah yang menentukan apakah ia menjadi pendidik dan
pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak
atau penghancur bagi masa depan anak didik, terutama bagi anak didik
yang masih kecil (yang masih berada di tingkat sekolah dasar) atau
bagi mereka yang berada di tingkat menengah.[3] Ketika seorang guru
mempunyai kepribadian yang baik maka dalam proses pembinaan
peserta didik pasti akan berjalan dengan baik pula begitu juga
sebaliknya. Misalnya ketika peserta didik masih duduk ditingkat sekolah
dasar mereka masih sangat polos dan lugu sehingga terkadang apa
yang mereka lihat, dengar dan yang diperintahkan kepada mereka
langsung mereka kerjakan tanpa memilah-milah apakah itu perbuatan
baik atau tidak.
Setiap guru yang profesional ataupun bagi setiap calon guru
harus memahami karakteristik (ciri khas) kepribadian dirinya yang
diperlukan sebagai panutan para siswanya. Secara konstitusional, guru/
pendidik pada setiap jenjang pendidikan formal wajib memiliki satuan
kualifkasi (keahlian yang diperlukan).
Secara rinci karakteristik kepribadian yang harus dimiliki oleh guru yaitu:
a) Guru harus memiliki kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator
berupa: bertindak sesuai dengan norma hukum bertindak sesuai dengan norma sosial,
bangga sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
b) Guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang dewasa dimana guru harus
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru.
c) Guru harus memiliki kompetensi arif, dimana sikap guru menampilkan tindakan
yang didasarkan pada kemanfaatan untuk peserta didik, sekolah dan masyarakat serta
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
d) Guru harus memiliki kepribadian yang berwibawa, dimana guru harus
berperilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang
disegani.
e) Guru harus memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki tindakan
yang sesuai dengan norma religius dan perilaku yang bisa diteladani oleh peserta didiknya.
f) Guru harus adil kepada anak didik.
Hendaknya guru bersikap adil di antara para peserta didiknya: tidak cenderung
kepada salah satu golongan di antara mereka, dan tidak melebihkan seseorang atas yang
lain, dan segala kebijaksanaan dan tindakannya ditempuh dengan jalan yang benar dan
dengan memperhatikan setiap pelajar, sesuai dengan perbuatan serta kemampuannya.
Dalam mendidik anak didik guru haruslah bersifat adil.
g) Sifat guru harus sesuai dengan perkataan dan perbuatan.
Guru adalah suatu sosok yang harus bisa ditiru oleh anak didik. Sebelum guru
mengajarkan suatu kebaikan guru harus terlebih dahulu memulainya dari diri sendiri.
Seorang guru tidak hanya dituntut untuk mengajarkan kebaikan tetapi juga harus bisa
mengaplikasikan apa yang dia ajarkan dalam kehidupan sehari-hari.
h) Guru harus bisa menjadi contoh
Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya.
Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat
harus sesuai dengan Agama, norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan
negara.
i) Guru harus demokratis dan bersifat terbuka kepada anak didik
Dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif dan sesuai bagi anak didik guru harus
menerima saran dan kririk dari anak didik.
j) Memberi nasihat dan bimbingan kepada anak didik
Guru haruslah senantiasa memberikan nasehat dan bimbingan kepada anak didik karena
hal ini sangat dibutuhkan oleh para anak didik terutama ketika menghadapi suatu persoalan
ataupun permasalahan.
k) Menolong murid-murid yang sedang menghadapi masalah
Dalam artian ketika murid tersebut mengalami sebuah kesulitan, maka guru harus
menanyai apa masalah yang dihadapi muridnya. Ketika dirasa guru bisa membantu
masalah tersebut maka guru harus membantu menyelesaikannya.
l) Guru harus menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih
sayang dan menghindari diri dari tindak kekerasan. Meskipun peserta didik kurang begitu
bisa dikontrol ataupun tergolong murid yang nakal, maka jangan sekali-kali guru
melakukan tindakan kekerasan terhadap mereka.
m) Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi anak didik kecuali dengan alasan
tertentu. Ketika guru sudah dipercaya oleh murid dalam hal menjaga rahasia pribadinya
maka seorang guru harus menjaga kepercayaan tersebut, sehingga murid tidak merasa sakit
hati dan menaruh rasa kepercayaan yang kuat pada pribadi seorang guru, hal ini
berpengaruh baik terhadap proses belajar-mengajar, ketika seorang murid mempercayai
seorang guru, maka seorang murid tadi tidak pernah meremehkan penjelasan maupun
perkataan guru.
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan
guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi:[4]
1). Fleksibilitas kognitif.
2). Keterbukaan Psikologi.
1). Fleksibilitas Kognitif Guru.
Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan
kemampuan berpikir yang dikuti dengan tindakan yang memadai dalam
situasi tertentu. Guru yang feksibel pada umumnya ditandai dengan
keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu guru juga harus
memiliki resistensi (daya tahan) terhadap ketertutupan ranah cipta
yang prematur (terlampau dini) dalam pengamatan dan pengenalan.
Menurut Heger dan Kaye, 1990 berpikir kritis (critical thinking)
ialah berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat yang dipusatkan
pada pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari
sesuatu, dan melakukan atau menghindari sesuatu.
Ciri prilaku kognitif guru yang luwees:
1. Menunjukkan keterbukaan dalam perencanaan kegiatan belajarmengajar
2. Menjadikan materi pelajaran berguna bagi kehidupan nyata.
3. Mampu merencanakan sesuatu dalam keadaan mendesak.
2). Keterbukaan Psikologi Pribadi Guru.
Keterbukaan ini merupakan dasar kompetensi profesional
(kemampuan dan kewenangan melaksanakan tugas) keguruan yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Hal ini juga menjadi faktor yang turut
menentukan keberhasilan tugas seorang guru. Menurut (Reber, 1988)
[5]. Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan
kesediaannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya
dengan faktor-faktor ekstern antara lain: siswa, teman, dan lingkungan
pendidikan tempatnya kerja. Ia mau menerima kritik dengan ikhlas,
disamping itu ia juga memiliki respons terhadap pengalaman emosional
dan perasaan tertentu orang lain.
Ada beberapa signifkansi yang terkandung dalam keterbukaan
psikologis guru:
1. Keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting
yang perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang
lain.
2. Keterbukaan psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana
hubungan yang harmonis antara pribadi pendidik dan peserta didik.
Pengalaman seorang guru ditentukan oleh kemampuannya
dalam menggunakan pengalamannya sendiri dalam hal berkeinginan,
berperasaan dan berfantasi untuk menyesuaikan diri dengan peserta
didiknya. Jika seorang guru lebih cakap menyesuaikan diri, maka ia
akan lebih memiliki keterbukaan diri.
Ditinjau dari sudut fungsi dan signifkansinya, keterbukaan
psikologis merupakan karakteristik kepribadian yang penting bagi guru
sebagai direktur belajar dan panutan bagi siswanya. Oleh karena itu,
hanya guru yang memiliki keterbukaan psikologis yang diharapkan
berhasil dalam mengelola proses belajar-mengajar. Optimisme muncul
karena guru yang terbuka dapat lebih terbuka dalam
PROSES BELAJAR DAN PEMBELAJARAN YANG
EFEKTIF
Di Ajukan Untuk Mendapatkan Nilai Ujian Tengah Semester Pada Mata
Kuliah “ Belajar dan Pembelajaran ”
Disusun Oleh : Siti Khodijah
NPM
Semester
: 10.TI.3479
: VI ( Enam)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYAMSUL ’ULUM
GUNUNG PUYUH SUKABUMI
Jl. Bhyangkara No 33 Tel ( 0266) 231605 Sukabumi
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‘alamin, tiada kata lain yang patut untuk penulis
ungkapkan selain ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan, kesehatan dan kemampuan kepada penulis sehingga tugas makalah ini
dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda Muhammad
SAW, para sahabat dan seluruh keluarga beliau serta para pengikut beliau hingga
akhir zaman.
Selama penyusunan makalah ini, penulis telah mendapat bantuan dari
berbagai pihak, terutama dari Drs.H. Syafei Firdaus, M.M.Pd selaku dosen pengasuh
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Serta ucapan terima kasih juga penulis
persembahkan kepada semua pihak yang baik secara langsung ataupun tidak
langsung ikut terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan. Penulis
mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun guna lebih menyempurnakan
makalah-makalah penulis selanjutnya.
Sukabumi, Maret 2014
Wassalam
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................... i
Daftar Isi................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................... 2
C. Pembatasan Masalah............................................... 3
D. Manfaat/ Tujuan....................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Pembelajaran Efektif .................................. 3
B. Karakteristik Belajar Yang Efektif ........................... 5
C. Kondisi yang Efektif Dalam Proses Pembelajaran ...... 6
D. Bagaimanakah Suasana Pembelajaran Efektif ........... 9
E. Memelihara Kondisi Dan Suasana Belajar Yang Efektif
11
F. Strategi Pembelajaran Efektif .................................. 14
G. Manajemen Pengajaran Efektif ................................. 15
H. Mengajar Yang Efektif ............................................. 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................. 18
B. Saran...................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA..................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses
pembelajaran
merupakan
suatu
proses
yang
mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan
syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada
kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru
terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa
dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa
dalam
proses
pembelajaran
tidak
efektif.
Jika
proses
pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektiftas
pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan
kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu
mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan
kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa
belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar
sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk
memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses
belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang
diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang
efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari
pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan
dalam
ingatan
dan
pemikiran
mereka
(Kognitif)
dengan
menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat.
Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan
berjalan
dengan
efektif
dan
optimal
Tanpa
menyiapkan
sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat.
Makalah
ini
membahas
bagaimana
menerapkan
pembelajaran yang efektif ditinjau dari hakikat sebenarnya,
sehingga dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran
yang menghasilkan pembelajaran yang optimal sesuai tujuan
yang akan dicapai.
A. Rumusan Masalah
Untuk memudahakan pembahasan masalah tentang Belajar
dan Pembelajaran.
Maka, perlu adanya Perumusan Masalah
diantaranya:
1) Bagaimana Hakikat Pembelajaran Efektif ?
2) Bagaimana Karakteristik Belajar Yang Efektif ?
3) Bagaimanakah Kondisi Efektif Dalam Proses Pembelajaran ?
4) Bagaimanakah Suasana Pembelajaran Efektif ?
5) Apa Saja Upaya Memelihara Kondisi Dan Suasana Belajar Yang
Efektif ?
6) Apa Saja Strategi Pembelajaran Efektif ?
7) Bagaimanakah Manajemen Pengajaran Efektif ?
8) Bagaimanakah Mengajar Yang Efektif itu ?
B. Pembatasan Masalah
Setiap makhluk di dunia mempunyai keterbatasan baik itu
pendengaran, penglihatan, penciuman dan lain-lain. Begitu juga
dengan saya selaku penyusun yang mempunyai kelemahan dan
keterbatasan waktu, biaya, pengetahuan dan lain-lain. Maka
dari
itu,
Penyusun
membahas
makalah
ini
sampai
Bagaimanakah Mengajar Yang Efektif itu.
C. Manfaat / Tujuan
Adapun manfaat/tujuan yang dapatdiambil dari isi makalah ini
adalah
1. menambah wawasan pengetahuan tentang mata kuliah Belajar
dan Pembelajaran.
2.
sebagai
sumber
bacaan
dan
pengetahuan
bagi
yang
membutuhkan.
3.
sebagai
bahan
diskusi/pembahasan
mahasiswa
fakultas
tarbiyah sebagai penambah khazanah ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT PEMBELAJARAN EFEKTIF
Sebelum
pembelajaran
menelusuri
efektif,
akan
apa
diuraikan
sebenarnya
terlebih
hakikat
dahulu
apa
sebenarnya yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran
serta apa juga yang dimaksud dengan efektif. Berkenaan
dengan hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran
Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagai
suatu pola baru yang berupa kecakapan sikap kebiasaan, atau
suatu pengertian. Belajar pada hakikatnya merupakan suatu
usaha, suatu proses perubahan yang terjadi pada individu
sebagai hasil dari pengalaman atau hasil dari pengalaman
interaksi dengan lingkungannya.
Soemanto mengemukakan defnisi belajar menurut para ahli
bahwa
belajar
dapat
didefnisikan
sebagai
proses
dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman. ”Learning may be defned as the process by which
behavior
originates
or
is
altered
through
training
or
experience.” Dengan demikian, perubahan-perubahan tingkah
laku akibat pertumbuhan fsik atau kematangan, kelelahan,
penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah tidak termasuk
sebagai belajar.
Dapat
disimpulkan
bahwa
secara
umum
pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih
baik.
Pembelajaran
bertujuan
membantu
siswa
agar
memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu
tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap
dan perilaku siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun
kualitasnya.
2. Pengertian Efektif
Efektif adalah perubahan yang membawa pengaruh, makna
dan manfaat tertentu. Pembelajaran yang efektif ditandai
dengan sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa
secara
aktif.
Pembelajaran
menekankan
pada
penguasaan
pengetahuan
tentang
apa
yang
dikerjakan,
tetapi
lebih
menekankan pada internalisasi, tentang apa yang dikerjakan
sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan
hayati serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh siswa.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran efektif merupakan
sebuah proses perubahan seseorang dalam tingkah laku dari
hasil pembelajaran yang ia dapatkan dari pengalaman dirinya
dan dari lingkungannya yang membawa pengaruh, makna dan
manfaat tertentu.
3. Hakikat Pembelajaran Efektif
Dari defenisi belajar dan pembelajaran serta efektif, maka
hakikat
pembelajaran
yang
efektif
adalah
proses
belajar
mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai
peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang
efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan,
ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan
perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
mereka.
Peran utama dalam pengajaran adalah menciptakan model
aktivitas pengajaran kuat dan tangguh. Intinya adalah aktivitas
pengajaran sebagai penataan lingkungan, pengaturan ruang
kelas, yang didalamnya para pelajar dapat berinterkasi dan
belajar
mengetahui
bagaimana
caranya
belajar.
Berkaitan
dengan efektivitas pengajaran, untuk mencapai pembelajaran
aktif,
satu
aspek
penting
adalah
masalah
metode
yang
digunakan guru dalam menciptakan suasana aktif. Proses
pembelajaran dengan metode ceramah, guru mendominasi
pembicaraan sementara siswa terpaksa atau bahkan dipaksa
untuk duduk, mendengar dan mencatat hal ini sangat tidak
dianjurkan.
Metode
ceramah
harus
dikurangi
bahkan
ditinggalkan.
Bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu :
Aspek
kognitif
meliputi
penguasaan
perubahan-perubahan
pengetahuan
dan
dalam
segi
perkembangan
eterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan
pengetahuan tersebut.
Aspek efektif meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap
mental, perasaan dan kesadaran.
Aspek psikomotor meliputi perubahan-perubahan dalam segi
bentuk-bentuk tindakan motorik. (Daradjat, 1995: 197) Prestasi
belajar siswa yang diperoleh dalam proses belajar-mengajar
disekolah dapat dilihat dan diketahui dari nilai hasil ujian
semester, yang kemudian dituangkan dalam daftar nilai raport.
B.
KARAKTERISTIK BELAJAR YANG EFEKTIF
Pembelajaran
pembelajaran
dapat
yang
efektif
apabila
diinginkansesuai
mencapai
dengan
tujuan
indikator
pencapaian. Untuk mengetahui bagaimana memperoleh hasil
yang efektif dalam proses pembelajaran, maka sangat penting
untuk mengetahui cirri-cirinya. Adapun Pembelajaran yang
efektif dapat diketahui dengan cirri:
1)
Belajar secara aktif baik mental maupun fsik. Aktif secara
mental
ditunjukkan
dengan
mengembangkan
kemampuan
intelektualnya, kemampuan berfkir kritis. Dan secara fsik,
misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lainlain.
2)
Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian
siswa dan kelas menjadi hidup.
3)
Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi
motivasi seorang guru akan mendorong siswa untuk giat dalam
belajar.
4)
Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan
lingkungan
yang
saling
menghormati,
dapat
mengerti
kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberi kesempatan kepada
siswa untuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
5)
Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan
nyata.
6)
Interaksi
belajar
yang
kondusif,
dengan
memberikan
kebebasan untuk mencari sendiri, sehingga menumbuhkan rasa
tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih
percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri
orang lain.
7)
Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang
muncul, mencari faktor penyebab dan memberikan pengajaran
remedial sebagai perbaikan, jika diperlukan
Selain mengetahui karakteristik belajar yang efektif perlu
diketahui juga bagaimana Karakteristik Guru Efektif, hal ini
berguna
untuk
mengetahui
seorang
pendidik
keahlian
dan
dalam melaksanakan
keprofesionalan
pembelajaran
yang
efektif. Adapun karakteristknya yaitu:
1)
2)
Memiliki minat terhadap mata pelajaran
Memiliki
kecakapan
untuk
menafsirkan
suasana/iklim
psikologis siswa
3)
Menumbuhkan semangat belajar
4)
Memiliki imajinasi dalam menjelaskan
5)
Menguasai metode/strategi pembelajaran
6)
Memiliki sikap terbuka terhadap siswa.
C. KONDISI EFEKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Guru sebagai pembimbing diharapkan mampu menciptakan
kondisi yang strategi yang dapat membuat peserta didik
nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Dalam
menciptakan
kondisi
yang
baik,
hendaknya
guru
memperhatikan dua hal: pertama, kondisi internal merupakan
kondisi
yang
ada
pada
diri
siswa
itu
sendiri,
misalnya
kesehatan, keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya.
Kedua, kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada di luar pribadi
manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan serta
keadaan lingkungan fsik yang lain. Untuk dapat belajar yang
efektif diperlukan lingkungan fsik yang baik dan teratur,
misalnya ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang
dapat mengganggu konsentrasi belajar, ruangan cukup terang,
tidak
gelap
dan
tidak
mengganggu
mata,
sarana
yang
diperlukan dalam belajar yang cukup atau lengkap. Dalam
mewujudkan kondisi pembelajaran yang efektif, maka perlu
dilakukan langkah-langkah berikut ini:
1.
Melibakan Sisiwa Secara Aktif
Mengajar
adalah
membimbing
kegiatan
belajar
siswa
sehingga ia mau belajar. Dengan demikian aktiftas siswa
sangat
diperlukan
dalam
kegiatan
pembelajaran.
Aktivitas
belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, antara
lain :
a.
Aktivitas
visual,
seperti
membaca,
menulis,
melakukan
eksprimen dsb.
b. Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya jawab, dsb.
c.
Aktivitasme mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan
guru, mendengarkan pengarahan guru dsb.
d. Aktivitas gerak, seperti melakukan praktek di tempat praktek.
e.
Aktivitas
menulis,
seperti
mengarang,
membuat
surat,
membuat karya tulis dsb.
aktivitas kegiatan pembelajaran siswa di kelas hendaknya
lebih banyak melibatkan siswa, atau lebih memperhatikan
aktivitas siswa. Berikut ini cara meningkatkan keterlibatan
siswa :
1.
Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
dengan cara menggunakan berbagai teknik mengajar.
2.
Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
3. Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk
itu guru harus mengetahui minat siswa dan mengaitkannya
dengan bahan pembelajaran.
2.
Menarik Minat Dan Perhatian Siswa
Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat
yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali
pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang
akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa
minat
seseorang
tidak
mungkin
melakukan
sesuatu.
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan
sifat, bakat dan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat
menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan siswa merupakan
pembelajaran yang diminati.
3. Membangkitkan Motivasi Siswa
Motif
adalah
seseorang
sesuatu.
semacam
yang
dapat
Sedang
daya
yang
terdapat
mendorongnya
motivasi
adalah
untuk
suatu
dalam
diri
melakukan
proses
untuk
menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku
untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Tugas guru
adalah bagaimana membangkitkan motivasi siswa sehingga ia
mau
belajar.
Berikut
ini
beberapa
cara
bagaimana
membangkitkan motivasi siswa :
Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya
untuk meningkatkan prestasi belajarnya;
Pada awal kegiatan pembelajaran, guru hendaknya terlebih
dahulu menyampaikan kepada siswa tentang tujuan yang akan
dicapai
dalam
pembelajaran
tersebut,
sehingga
siswa
terpancing untuk ikut serta didalam mencapai tujuan tersebut.
Guru
berusaha
mendorong
siswa
dalam
belajar
untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk meraih sukses dengan usahanya sendiri;
Guru selalu berusaha menarik minat belajar siswa.
Sering-seringlah memberikan tugas dan memberikan nilai
seobyektif mungkin.
4. Memberikan Pelayanan Individu Siswa
Memberikan pelayanan individual siswa bukanlah sematamata ditujuan kepada siswa secara perorangan saja, melainkan
dapat juga ditujukan kepada sekelompok siswa dalam satu
kelas
tertentu.
Sistem
pembelajaran
individual
atau
pembelajaran privat, belakangan ini memang cukup marak
dilakukan
melalui
les-les
privat
dan
atau
melalui
lembagalembaga pendidikan yang memang khusus memberikan
pelayanan yang bersifat individual. Dalam sistem pembelajaran
tuntas, pelayanan individu merupakan kegiatan yang mesti
dilakukan. Setiap sub materi pelajaran yang disajikan harus
dapat dimengerti oleh semua siswa, tanpa terkecuali. Oleh
karena itu dalam pembelajaran tuntas, materi pelajaran tidak
boleh diteruskan sebelum materi yang sedang diajarkan dapat
diserap oleh seluruh siswa.
5.
Menyiapkan
Dan
Menggunakan
Berbagai
Media
adalah
alat-alat
Dalam
Pembelajaran
Alat
peraga/media
pembelajaran
yang
digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas
materi
pelajaran
mencegah
yang
terjadinya
disampaikan
verbalisme
pada
kepada
diri
siswa
siswa.
dan
Sebab,
pembelajaran yang mengggunakan banyak verbalisme tentu
akan
membosankan.
menarik,
bila
siswa
Sebaliknya
merasa
pembelajaran
senang
menerima pelajaran dari gurunya.
dan
akan
gembira
lebih
setiap
Di dalam menyiapkan dan menggunakan media atau alat
peraga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai
berikut :
Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar
perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diasjikan.
Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan
dan
pengalaman
siswa
serta
perbedaan
individual
dalam
kelompok.
Alat
yang
dipilih
hendaknya
tepat,
memadai
dan
mudah
digunakan.
D.
SUASANA PEMBELAJARAN EFEKTIF
Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya
guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif
dalam
kegiatan
belajar
mengajar
sehingga
tercipta
suatu
interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa
dengan siswa.
Untuk mewujudkan suasana kelas yang mendukung proses
belajar mengajar yang dapat membantu efektivitas proses
belajar mengajar yaitu :
1) Memanggil setiap murid dengan namanya
2) Selalu bersikap sopan kepada murid,
3)
Memastikan bahwa anda tidak menunjukkan sikap pilih kasih
terhadap murid tertentu.
4)
Merencanakan dengan jelas apa yang anda lakukan dalam
setiap pelajaran
5)
Mengungkapkan kepada murid-murid tentang apa yang ingin
anda capai dalam pelajaran ini
6)
Dengan
cara
tertentu
melibatkan
setiap
murid
selama
pelajaran.
7) Memberikan kesempatan bagi murid untuk saling berbicara
8) Bersikaplah konsisten dalam menghadapi murid-murid.
Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah
belajar,
meningkatkan
memungkinkan
terhadap
guru
siswa
prestasi
belajar
memberikan
dalam
siswa,
bimbingan
belajar,
dan
dan
maka
lebih
bantuan
diperlukan
pengorganisasian kelas yang memadai. dalam hal ini akan
diuraikan beberapa suasana yang efektif dalam pelaksanaan
proses pembelajaran:
1.
Suasana Belajar Yang Menyenangkan
Suasana
belajar
pembelajaran
akan
yang
berjalan
menyenangkan
efektif,
membuat
apabila
suasana
pembelajaran tersebut menyenangkan, peserta didik akan lebih
Rileks, Bebas dari tekanan, Aman, Menarik, Bangkitnya minat
belajar, Adanya keterlibatan penuh, Perhatian peserta didik
tercurah, Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan
kelas terang, pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta
didik bergerak), Bersemangat, Perasaan gembira, Konsentrasi
tinggi.
2.
Suasana Bebas
Suasana
bebas
atau
terbuka
(permisif)
merupakan
kebebasan bagi siswa dalam berbicara dan atau berpendapat
sesuai dengan tujuan dari proses pembelajaran, sehingga
dengan hal tersebut siswa tidak akan merasakan tekananan,
adanya rasa takut, malu dan lainnya terhadap guru maupun
sesame peserta didik.
3.
Pemilihan Media Pengajaran Dan Metode Yang Sesuai
Menurut Nasrun dalam forum pendidikan mengemukakan
bahwa guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan media
pengajaran sesuai de ngan materi yang akan di sajikan,
dituntut
mampu
menggunakan
metode
mengajar
secara
stimulan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan
baik.
E. UPAYA MEMELIHARA KONDISI DAN SUASANA BELAJAR YANG
EFEKTIF
Strategi
pengelolaan
kelas
adalah
pola/siasat,
yang
menggambarkan langkah-langkah yang digunakan guru dalam
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar tetap
kondusif, sehingga siswa dapat belajar optimal, aktif, dan
menyenangkan dengan efektif dan efsien untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Keberhasilan Untuk mencegah timbulnya
tingkah laku-tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya
kegiatan belajar mengajar, guru berusaha mendayagunakan
potensi kelas, memfokuskan perhatian kepada peserta didik,
memahami mereka secara individu dan memberi pelayananpelayanan tertentu yang merupakan wujud dukungan dari
warga sekolah.
1.
Tanggung Jawab Pendidik
Dalam memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif
maka guru sebagai pembimbing mempunyai tanggung jawab
yang
besar
dalam
melaksanakannya.
Adapun
yang
harus
dilakukan seorang guru adalah:
Guru
sebagai
perancang
pengajaran
dituntut
memiliki
kemampuan untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar
secara efektif, yang berarti harus memiliki pengetahuan dan
keahlian yang profesional serta kesiapan pada proses belajar
mengajar.
Guru sebagai pengelolah pengajaran, dituntut untuk memiliki
kemampuan
mengajar
mengelolah
dengan
seluruh
menciptakan
proses
kegiatan
suasana
belajar
belajar
yang
menguntungkan bagi siswa sehingga siswa benar-benar belajar
secara efektif .
Guru sebagai evaluator of learning, dituntut untuk secara terus
menerus mengikuti prestasi belajar yang telah dicapai oleh
siswa dari waktu ke waktu. Informasi ini merupakan umpan
balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar sehingga
memperoleh hasil yang optimal.
Guru
sebagai
pembimbing,
dituntut
untuk
mengadakan
pendekatan secara instruksional yang bersifat pribadi dalam
setiap
proses
belajar
mengajar
berlangsung.
Pendekatan
pribadi dimaksudkan untuk lebih mengenal dan memahami
murid-murid
secara
mendalam
sehingga
dapat
membantu
dalam keseluruan belajar mengajar.
Guru harus menjadi pembimbing dan penyuluh yang tegas yang
memelihara
dan
mengarahkan
perkembangan
pribadi
dan
keseimbanggan mental murid-muridnya. Guru juga menjadi
orang tua murid didalam mempelajari dan membangun system
nilai yang dibutuhkan dalam masyarakat dalam dewasa ini.
2.
Penataan Lingkungan Belajar
Dalam memelihara kondisi dan suasana yang efektif perlu
adanya penataan lingkungan belajar. Aktivitas guru dalam
menata
lingkungan
belajar
lebih
terkonsentrasi
pada
pengelolaan lingkungan belajar di dalam kelas. Oleh karena itu
guru dalam melakukan penataan lingkungan belajar dikelas
tiada
lain
melakukan
aktivitas
pengelolaan
kelas
atau
manajemen kelas (classroom management). Menurut Milan
Rianto, pengelolaan kelas merupakan upaya pendidik untuk
menciptakan
dan
mengendalikan
kondisi
belajar
memulihkannya
apabila
terjadi
gangguan
penyimpangan,
sehingga
proses
pembelajaran
serta
dan/atau
dapat
berlangsung secara optimal.
3.
Cara Pegajaran Pendidik
Dalam rangka memelihara kondisi dan suasana belajar yang
efektif maka guru harus mampu memilih cara yang tepat dalam
pelaksanaan pembelajaran. Karena mengajar adalah hal yang
kompleks dan melibatkan peserta didik yang bervariasi, maka
seorang
Pendidik
harus
mampu
dan
menguasai
beragam
strategi dan perspektif serta dapat mengaplikasikannya secara
pleksibel.
Dalam hal ini guru harus mempunyai pengetahuan dan
keahlian yang profesional dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dalam hal ini guru harus mampu menguasai materi pelajaran,
strategi pengajaran, mempunyai keahlian manajemen kelas,
keahlian motivasional, keahlian komunikasi dan dapat bekerja
secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang
beragam. Dalam hal ini Pentingnya Guru Memotivasi Siswa
merupakan salah satu yang urgen dalam meningkatkan minat
belajar siswa. Untuk itu guru harus:
1) Siswa senantiasa memerlukan dorongan dari guru
2) Siswa perlu bekerja dan berusaha sesuai tuntutan belajar
3)
Motivasi perlu dimiliki oleh siswa agar mereka memiliki
ketangguhan dalam
belajar
Motivasi merupakan proses yang kompleks, hal ini terlihat
bahwa motivasi merupakan upaya untuk mengubah sesuatu hal
yang bersifat positif dalam pembelajaran. Hal ini karena:
a. Motif merupakan sebab terjadinya tindakan
b. Individu memiliki kebutuhan dan harapan yang senantiasa
berubah
c. Manusia ingin memiliki kepuasan atas tercapainya kebutuhan
d. Perilaku yang mengarah pada tujuan tidak selalu mencapai
kepuasan
Guru harus mampu dan tahu bagaimana memotivasi siswa
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dengan ini ada
beberapa prinsip-prinsip dalam mengembangkan memotivasi
siswa yaitu:
a. Prinsip Kompetisi
b. Prinsip Pemacu
c. Prisnip Ganjaran dan Hukuman
d. Kejelasan dan kedekatan tujuan
e. Pemahaman hasil
f. Pengembangan minat
g. Lingkungan yang kondusif
h. Keteladanan
Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam memelihara kondisi dan
suasana belajar yang efektif maka harus terwujud seorang guru
yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran,
adanya penataan lingkungan belajar yang baik, serta cara atau
strategi pengajaran seorang guru yang profesional.
F. STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF
Cara belajar yang efektif dapat membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan
tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan
cara belajar yang efektif diperlukan strategi yang tepat agar
pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan seefektif
mungkin. Dalam melaksanakan strategi tersebut, diperlukan
beberapa hal yaitu:
1. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip
belajar
merupakan
cara
untuk
mencapai
pembelajaran yang efektif. Dengan adanya prinsip belajar ini,
akan
terjadi
sebuah
perubahan
bagi
signifkan diantaranya:
a. Perubahan yang disadari
b. Perubahan yang berkesinambungan
c. Perubahan fungsional
d. Perubahan bersifat positif aktif
e. Perubahan secara permanen
f. Perubuhan yang terarah
2. Esensi Belajar
a. Perubahan seluruh aspek pribadi
b. Proses yang disengaja dan disadari
peserta
didik
yang
c. Terjadi karena ada dorongan/kebutuhan yang ingin dicapai
d. Bentuk pengalaman yang sistematis, dan terarah
3. Rangkaian Aktivitas Belajar
a.
Adanya
kebutuhan
dan
tujuan
:
merasakan
adanya
kekurangan
b. Kesiapan untuk memenuhi kebutuhan
c. Pemahaman situasi : melihat aspek yang terkait dengan
belajar
d. Menafsirkan situasi : hubungan berbagai aspek
e. Respons : aktivitas belajar
4. Hasil Pembelajaran
a. Informasi verbal
b. Kecakapan intelektual : diskriminasi, konsep konkret, aturan
c. Strategi kognitif
d. Sikap
e. Kecakapan motorik
5. Kualitas Belajar
a. Belajar untuk menjadi diri sendiri
b. Belajar untuk belajar
c. Belajar untuk berbuat
d. Belajar untuk hidup bersama secara damai
G. MANAJEMEN PENGAJARAN EFEKTIF
Pengelolaan
atau
manajemen
adalah
kemampuan
dan
keterampilan untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama
orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan
organisasi.
Pertama,
manajemen
pembelajaran
adalah
proses
pendayagunaan seluruh komponen yang saling berinteraksi
(sumber
daya
pengajaran)
untuk
mencapai
visi
dan
misi
pengajaran, Kedua, manfaat manajemen pengajaran adalah
sebagai
aktivitas
memelihara
profesional
kurikulum
(satuan
dalam
menggunakan
dan
pengajaran)
yang
program
dilaksanakan, Ketiga, secara organisasional pembelajaran atau
kegiatan aktivitas pengajaran guru dituntut memiliki kesiapan
mengajar dan murid disiapkan untuk belajar, Keempat, dalam
menjalankan
fungsi
manajemen
pembelajaran
guru
harus
memanfaatkan sumber daya pengajaran (learning resources)
yang ada di dalam kelas maupun di luar kelas.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan manajemen dalam suatu model pembelajaran , yaitu :
Manajemen efektif adalah hasil dari sejumlah faktor, tidak ada
cetak biru/pedoman yang sederhana bagi manajemen kelas
yang efektif. Guru harus menentukan kebutuhan murid-murid
dengan
mengembangkan
keseharian
kepada
suatu
kebutuhan
sistem
manajemen
kepribadian
untuk
anak
yang
diharapkan berinteraksi terhadap prestasi tertentu.
Manajemen
efektif
manajemen
yang
mendorong
baik
adalah
keberhasilan
sebagai
murid.
alat
Fungsi
penghubung
kekuatan yang dimiliki murid ke dalam suatu pengalaman
pembelajaran produktif jika murid belajar secara efsien, maka
guru akan lebih berusaha mencapai prestasi dalam pengelolaan
kelas yang lemah.
Keberhasilan meningkatkan penghargaan kepada murid jika
murid-murid berprestasi, ada hasil perasaan puas, maka harga
diri dan dorongan untuk berprestasi semakin tinggi.
Manajemen efektif bebas dan tidak terbatas. Banyak guru
mempercayai bahwa jika manajemen terlalu terstruktur, hal itu
mengurangi
kreativitas
murid.
Bagaimanapun
manajemen
efektif memberikan kepada murid dengan pedoman yang jelas
dan
bekerja.
Keadaan
ini
menyebabkan
pola
kerja
yang
konsisten dan bebas dari kebingungan dan disiplin yang kurang
terstruktur untuk menghasilkan penuh kreativitas mereka.
Manajemen efektif melibatkan perhatian dan pengembangan
inovasi.
Hal
itu
manajemen
seharusnya
dilaksanakan
muncul
oleh
guru
untuk
murid
untuk
bahwa
memelihara
pembelajaran murid dan mengembangkan inovasi aktivitas
pengajaran.
Problem manajemen mungkin saja tidak menghargai kualitas
sistem pengajaran.
Manajemen efektif mencakup pengaruh ulang terhadap perilaku
diinginkan dan penguatan dari perilaku yang diinginkan.
Guru-guru
adalah
model
dari
perilaku
yang
diterima.
Pembelajaran yang terobsesi seharusnya dijadikan model oleh
para guru.
Manajemen efektif menuntut teamworks, kepala sekolah, guruguru,
orang
tua,
masyarakat,
dan
profesional
pendidikan
lainnya. Bekerja secara konsisten menuju tujuan yang sama.
Untuk keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
menurut Urlich dkk ada tiga perlakuan yang harus dilakukan
guru yaitu : Pertama, They are well organized in their planing,
Kedua, they communikate efectively with their students, and,
Ketiga, they have high expectations of their student.
H. MENGAJAR YANG EFEKTIF
Mengajar adalah membimbing siswa agar mereka mengalami
proses belajar. Dalam belajar para siswa menghendaki hasil
belajar
yang
efektif:
Demi
tuntutan
tersebut
guru
harus
membantu dengan cara mengajar yang efektif pula. Mengajar
efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar yang
efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus mampu
menciptakan iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi
yang optimal bagi terjadinya proses belajar. Kondisi yang
dimaksudkan
hanya
dapat
tejadi
apabila
menggunakan prinsip-prinsip mengajar.
guru
mengajar
Mursel dalam hal ini mengemukakan enam prinsip mengajar,
yang
apabila
ke-enam
digunakan/ditempatkan
prinsip
dengan
mengajar
sebaik-baiknya
itu
maka'-iklim
belajar yang menunjang terciptanya kondisi bagi terjadinya
proses belajar akan dicapai. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:
a.
Konteks
b. Fokus
1) Memobilisasi tujuan
2) Belajar yang efektif mempunyai ciri antara lain uniformitas
(keseragaman)
3) Mengorganisasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan
penemuan
c. sosialisasi
d. individualisasi
e. urutan
f. evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses
pembelajaran
merupakan
suatu
proses
yang
mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan
syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
Pada
hakikatnya
pembelajaran
yang
efektif
merupakan
proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil
yang
dicapai
peserta
didik,
namun
bagaimana
proses
pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman
yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta
dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan mereka.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari
kondisi dan suasana serta upaya pemeliharaannya, maka guru
selaku
pembimbing
harus
mampu
pembelajaran
tersebut
secara
menciptakan
suasana
dan
melaksanakan
maksimal.
kondisi
Selain
yang
proses
itu
efektif
untuk
dalam
pembelajaran harus adanya factor factor pendukung tertentu
seperti lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar,
fasilitas dan sarana yang memadai serta kerjasama yang baik
antara guru dan peserta didik.
Upaya-upaya
yang
tersebut
merupakan
usaha
dalam
menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar
yang
kondusif,
optimal
dan
menyenangkan
agar
proses
pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan
pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal.
B.
SARAN
Adapun saran yang dapat saya sampaikan adalah
1) Agar para pembaca dapat mempelajari makalah yang kami buat
dan mengerti isi serta ruang lingkupnya sehingga dapat diambil
pelajaran dan diterapkan dalam kehidupan, Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
2)
semoga para pembaca dapat mengkaji dengan baik dan bias
melengkapi kekurangan makalah yang kami buat
3) kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata
lengkap
dan
sempurna.
Masih
banyak
kekurangan
dan
kesalahan dalam hal sisitematika makalah maupun isinya. Maka
dari itu, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang membangun
BELAJAR
DAN
dari teman-teman dan dosen mata kuliah
PEMBELAJARAN
demi
perbaikan
dalam
penyusunan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT
Grasindo, 2002)
Mulyasa, E., Menjadi kepala sekolah profesional: dalam konteks
menyukseskan MBS dan KBK (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2003)
Nawawi, Hadari, Organisasi Sekolah dan Pengelolaaan Kelas
sebagai Lembaga Pendidikan (Jakarta: Haji Masagung, 1989)
Nasrun,
Media,
Keberhasilan
Metode,
Praktek
dan
Pengelolaan
Lapangan
Kelas
Kependidikan,
pendidikan :Universitas Negeri Padang, 2001)
Terhadap
(Forum
Purwanto,
Ngalim,
Psikologi
pendidikan
remaja
(Bandung:
Remaja Rosda Karya,1996)
Prayitno, Dasar teori dan praksis Pendidikan (Jakarta: Grasindo,
2009)
Rianto, Milan, Pengelolaan Kelas Model Pakem (Jakarta: Dirjen
PMPTK, 2007)
Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah
Model
Pelibatan
Masyarakat
dalam
Penyelenggaraan
Pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2004)
Santrock, John W., educational Psychology, Terj.Tri wibowo B.S,
Psikologi Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group, 2008)
Semiawan, Cony, Pendekatan Keterampilan Proses (Jakarta:
Gramedia, 1990)
Slameto,
Belajar
dan
Faktor
-
Faktor
Belajar
yang
Mempengaruhi (Jakarta: rineka cipta, 1995)
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Grasindo, TT)
Hamalik, Oemar. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :
PT. Bumi Aksara.
Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja
Pemimpin Pendidikan (Edisi Baru). Jakarta : PT Rineka Cipta
Sudjana, Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan
Nonformal
dan
Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia,
(Bandung : Falah Production ; 2004)
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran,
(Jakarta : Penerbit Quantum Teaching,2005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada ALLAH SWT. Karena telah memberikan kita
kesehatan dan kemampuan sehingga sampai sekarang kita masih bisa menghirup udara
segar yang penuh akan nikmatNYA dan karena rahman rohim NYA lah kita bisa
menyelesaikan tugas makalah ini.
Sholawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau sekarang kita
bisa merasakan nikmatnya iman dan islam dari agama yang beliau sebarkan. Dan semoga
kelak kita menjadi umat yang beliau syafaati di padang tandus yang tidak kita temui
syafaat selain dari beliau.
Makalah ini dibuat dengan judul “Guru dan proses belajar mengajar” sebagaimana
kita sebgai calon guru seyogyanya mengetahui bagaimanakah proses belajar mengajar
yang menyenangkan bagi peserta didik dan bagaimanakah fungsi guru didalamnya serta
karakteristik guru yang bagaimanakah yang digolongkan sebagai guru yang profesional.
Makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan
kekurangan baik isi, atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami sangat
mengharap kritik dan saran untuk mrnyempurnakan makalah ini. Walaupun demikian
makalah ini juga sangat bermanfaat bagi kita karena dengan membaca makalah ini kita
mengetahui tentang karakteristik kepribadian guru, kompetensi profesionalisme guru,
hubungan guru dalam proses belajar mengajar dan skiil pengajaran. Demikian sebagai
pengantar makalah ini.
Malang, 5 Oktober 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Menurut pandangan konstruktivisme, mengajar merupakan
kegiatan yang mengondisikan sehingga memungkinkan berlangsungnya
peristiwa belajar. Mengajar berarti bagaimana guru membelajarkan
murid. Dalam pengertian ini guru belum dikatakan mengajar kalau
belum membelajarkan siswa atau membuat murid belajar.
Peristiwa belajar mengajar ini mirip dengan kegiatan jual-beli, ketika
komponen-komponen didalamnya tidak lengkap maka proses belajar
mengajar tidak akan berjalan dengan baik, misalnya ada guru, ada
media pembelajaran, tapi tidak ada murid maka sampai kapanpun tidak
akan berjalan suatu proses belajar mengajar tersebut begitu juga
proses jual-beli. Sebagaimana yang dikatakan oleh William H. Burton,
mengajar merupakan upaya memberikan stimulus, bimbingan,
pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar
mengajar berarti mengorganisasi aktiftas siswa dan memberi fasilitas
belajar, sehingga mereka bisa belajar dengan baik.
Untuk menjadi guru yang profesional, memang tidak cukup
hanya mengandalkan penguasaan atas materi atau ilmu yang akan
diajarkan. Sebab dalam proses belajar mengajar penguasaan materi
hanya merupakan perangsang tindakan guru dalam memberikan
dorongan belajar yang diarahkan pada pencapaian tujuan belajar.
karena itu seorang guru harus membekali diri dengan sejumlah
pengetahuan dan keterampilan lain yang sangat diperlukan, ketika guru
memilik skill mengajar yang baik dan bisa menjadi guru yang
profesional maka suasana belajar mengajar akan terasa sangat
menyengkan. Disamping itu guru juga harus memiliki kepribadian yang
baik sehingga menjadi cerminan bagi peserta didiknya, Berhasil atau
tidaknya seorang guru bisa dinilai dari perkembangan dan prilaku siswa
yang diajarnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah karakteristik kepribadian guru?
2. Bagaimanakah guru yang profesional itu?
3. Apakah hubungan guru dengan proses belajar mengajar?
4. Apakah skill pengajaran itu?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik kepribadian guru.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah guru yang profesional itu
3. Untuk mengetahui hubungan guru dengan proses belajar mengajar.
4. Untuk mengetahui skill pengajaran.
1.4 Deskripsi Kasus
Dalam dunia pendidikan saat ini banyak banyak didapati tenaga
pengajar yang kurang professional. Namun, pemerintah telah
meminimalisir dengan adanya program-program peningkatan mutu
seorang guru. Akan tetapi dalam kenyataannya masih ada saja oknum
guru yang kurang professional. Meskipun guru tersebut memiliki
kecakapan dalam bidang kognitif namun tidak memiliki kecakapan
dalam penyampaian materi atau pesan terhadap siswanya.
Dalam suatu kasus, seorang guru yang otoriter menggunakan
metode pengajaran yang tidak disukai dan tidak sesuai dengan
karakter-karakter siswanya. Guru tersebut memaksakan kehendaknya
dan menyuruh agar siswanya patuh terhadap peraturan yang telah
dibuat. Meskipun siswa yang diajarnya merasa tidak nyaman sehingga
terganggu dalam proses penerimaan ilmu yang diberikan.
Keadaan tersebut menjadikan suasana dalam kelas menjadi tidak
kondusif lagi untuk kegiatan belajar mengajar. Karena siswa cenderung
enggan mendengarkan penjelasan guru yang tidak disukainya. Apalagi
dengan metode pengajaran yang tidak sesuai. Misalnya guru
menggunakan metode ceramah secara terus menerus tanpa
memperhatikan siswanya yang sedang lelah dan bosan mendengarkan
ceramah tersebut. Dalam makalah ini akan mencoba mengulas tentang
kasus tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pustaka
A. Karakteristik Kepribadian Guru
Guru memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Karena guru memegang
kunci dalam pendidikan dan pengajaran disekolah. Guru adalah pihak yang paling dekat
dengan siswa dalam pelaksanaan pendidikan sehari-hari, dan guru merupakan pihak yang
paling besar peranannya dalam menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Kepribadian berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada
sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain.
Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda dengan individu
yang lainnya, sehingga dari sifat hakiki inilah kita bisa menilai
kepribadian seseorang. Menurut McLeod (1989) Kepribadian
(personalitity) adalah sifat khas yang dimiliki seseorang.[1] Dalam hal
ini, kata khas yang sangat dekat artinya dengan kepribadian adalah
karakter dan identitas.
Menurut Reber (1988) dari tinjauan psikologi, kepribadian pada
prinsipnya adalah susunan atau kesatuan aspek prilaku mental (pikiran,
perasaan, dan sebagainya) dengan aspek prilaku behavioral (perbuatan
nyata).[2] Aspek-aspek ini berkaitan secara fungsional dalam diri
seorang individu, sehingga membuatnya bertingkah laku secara khas
dan tetap. Dari prilaku psiko-fsik (rohani-jasmani) yang khas dan
menetap tersebut muncul julukan-julukan yang bermaksud
menggambarkan kepribadian seseorang seperti: Aminah anak yang
rajin, Handoko anak yang malas dan sebagainya.
Karakteristik kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, dan mampu menjadi teladan
bagi peserta didik denagn akhlak mulianya.
Sebagai seorang guru kepribadian merupakan hal yang sangat
penting karena merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia,
guru juga berperan sebagai peembimbing, pembantu dan anutan.
Mengenai pentingnya kepribadian guru, seorang psikolog
terkemuka, Profesor Doktor Zakiah Daradjat (1982) menegaskan :
Kepribadian itulah yang menentukan apakah ia menjadi pendidik dan
pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak
atau penghancur bagi masa depan anak didik, terutama bagi anak didik
yang masih kecil (yang masih berada di tingkat sekolah dasar) atau
bagi mereka yang berada di tingkat menengah.[3] Ketika seorang guru
mempunyai kepribadian yang baik maka dalam proses pembinaan
peserta didik pasti akan berjalan dengan baik pula begitu juga
sebaliknya. Misalnya ketika peserta didik masih duduk ditingkat sekolah
dasar mereka masih sangat polos dan lugu sehingga terkadang apa
yang mereka lihat, dengar dan yang diperintahkan kepada mereka
langsung mereka kerjakan tanpa memilah-milah apakah itu perbuatan
baik atau tidak.
Setiap guru yang profesional ataupun bagi setiap calon guru
harus memahami karakteristik (ciri khas) kepribadian dirinya yang
diperlukan sebagai panutan para siswanya. Secara konstitusional, guru/
pendidik pada setiap jenjang pendidikan formal wajib memiliki satuan
kualifkasi (keahlian yang diperlukan).
Secara rinci karakteristik kepribadian yang harus dimiliki oleh guru yaitu:
a) Guru harus memiliki kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator
berupa: bertindak sesuai dengan norma hukum bertindak sesuai dengan norma sosial,
bangga sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
b) Guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang dewasa dimana guru harus
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru.
c) Guru harus memiliki kompetensi arif, dimana sikap guru menampilkan tindakan
yang didasarkan pada kemanfaatan untuk peserta didik, sekolah dan masyarakat serta
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
d) Guru harus memiliki kepribadian yang berwibawa, dimana guru harus
berperilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang
disegani.
e) Guru harus memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki tindakan
yang sesuai dengan norma religius dan perilaku yang bisa diteladani oleh peserta didiknya.
f) Guru harus adil kepada anak didik.
Hendaknya guru bersikap adil di antara para peserta didiknya: tidak cenderung
kepada salah satu golongan di antara mereka, dan tidak melebihkan seseorang atas yang
lain, dan segala kebijaksanaan dan tindakannya ditempuh dengan jalan yang benar dan
dengan memperhatikan setiap pelajar, sesuai dengan perbuatan serta kemampuannya.
Dalam mendidik anak didik guru haruslah bersifat adil.
g) Sifat guru harus sesuai dengan perkataan dan perbuatan.
Guru adalah suatu sosok yang harus bisa ditiru oleh anak didik. Sebelum guru
mengajarkan suatu kebaikan guru harus terlebih dahulu memulainya dari diri sendiri.
Seorang guru tidak hanya dituntut untuk mengajarkan kebaikan tetapi juga harus bisa
mengaplikasikan apa yang dia ajarkan dalam kehidupan sehari-hari.
h) Guru harus bisa menjadi contoh
Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya.
Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat
harus sesuai dengan Agama, norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan
negara.
i) Guru harus demokratis dan bersifat terbuka kepada anak didik
Dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif dan sesuai bagi anak didik guru harus
menerima saran dan kririk dari anak didik.
j) Memberi nasihat dan bimbingan kepada anak didik
Guru haruslah senantiasa memberikan nasehat dan bimbingan kepada anak didik karena
hal ini sangat dibutuhkan oleh para anak didik terutama ketika menghadapi suatu persoalan
ataupun permasalahan.
k) Menolong murid-murid yang sedang menghadapi masalah
Dalam artian ketika murid tersebut mengalami sebuah kesulitan, maka guru harus
menanyai apa masalah yang dihadapi muridnya. Ketika dirasa guru bisa membantu
masalah tersebut maka guru harus membantu menyelesaikannya.
l) Guru harus menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih
sayang dan menghindari diri dari tindak kekerasan. Meskipun peserta didik kurang begitu
bisa dikontrol ataupun tergolong murid yang nakal, maka jangan sekali-kali guru
melakukan tindakan kekerasan terhadap mereka.
m) Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi anak didik kecuali dengan alasan
tertentu. Ketika guru sudah dipercaya oleh murid dalam hal menjaga rahasia pribadinya
maka seorang guru harus menjaga kepercayaan tersebut, sehingga murid tidak merasa sakit
hati dan menaruh rasa kepercayaan yang kuat pada pribadi seorang guru, hal ini
berpengaruh baik terhadap proses belajar-mengajar, ketika seorang murid mempercayai
seorang guru, maka seorang murid tadi tidak pernah meremehkan penjelasan maupun
perkataan guru.
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan
guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi:[4]
1). Fleksibilitas kognitif.
2). Keterbukaan Psikologi.
1). Fleksibilitas Kognitif Guru.
Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan
kemampuan berpikir yang dikuti dengan tindakan yang memadai dalam
situasi tertentu. Guru yang feksibel pada umumnya ditandai dengan
keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu guru juga harus
memiliki resistensi (daya tahan) terhadap ketertutupan ranah cipta
yang prematur (terlampau dini) dalam pengamatan dan pengenalan.
Menurut Heger dan Kaye, 1990 berpikir kritis (critical thinking)
ialah berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat yang dipusatkan
pada pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari
sesuatu, dan melakukan atau menghindari sesuatu.
Ciri prilaku kognitif guru yang luwees:
1. Menunjukkan keterbukaan dalam perencanaan kegiatan belajarmengajar
2. Menjadikan materi pelajaran berguna bagi kehidupan nyata.
3. Mampu merencanakan sesuatu dalam keadaan mendesak.
2). Keterbukaan Psikologi Pribadi Guru.
Keterbukaan ini merupakan dasar kompetensi profesional
(kemampuan dan kewenangan melaksanakan tugas) keguruan yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Hal ini juga menjadi faktor yang turut
menentukan keberhasilan tugas seorang guru. Menurut (Reber, 1988)
[5]. Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan
kesediaannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya
dengan faktor-faktor ekstern antara lain: siswa, teman, dan lingkungan
pendidikan tempatnya kerja. Ia mau menerima kritik dengan ikhlas,
disamping itu ia juga memiliki respons terhadap pengalaman emosional
dan perasaan tertentu orang lain.
Ada beberapa signifkansi yang terkandung dalam keterbukaan
psikologis guru:
1. Keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting
yang perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang
lain.
2. Keterbukaan psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana
hubungan yang harmonis antara pribadi pendidik dan peserta didik.
Pengalaman seorang guru ditentukan oleh kemampuannya
dalam menggunakan pengalamannya sendiri dalam hal berkeinginan,
berperasaan dan berfantasi untuk menyesuaikan diri dengan peserta
didiknya. Jika seorang guru lebih cakap menyesuaikan diri, maka ia
akan lebih memiliki keterbukaan diri.
Ditinjau dari sudut fungsi dan signifkansinya, keterbukaan
psikologis merupakan karakteristik kepribadian yang penting bagi guru
sebagai direktur belajar dan panutan bagi siswanya. Oleh karena itu,
hanya guru yang memiliki keterbukaan psikologis yang diharapkan
berhasil dalam mengelola proses belajar-mengajar. Optimisme muncul
karena guru yang terbuka dapat lebih terbuka dalam