PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL DAN AN

PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL
DAN ANALISIS PROFITABILITAS

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

NAMA
NIM
DOSEN

: SYAMBELLA
: 922 170 21
: Dr. Hj. Yuhanis Ladewi, S.E., M.Si. Ak. C.A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PROGRAM STUDY MAGISTER SAINS MANAJEMEN
ANGKATAN 23 REGULER
2018

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, dimana berkat rahmat dan
hidayahnya kami mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Analisis laporan
Keuangan “ Pengembalian Atas Investasi Modal dan Analisis Profitabilitas ”.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih terdapat banyak kekurangan,
baik pada teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak baik dari dosen pengajar maupun dari temanteman saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini, dan agar dalam pembuatan
makalah-makalah selanjutnya dan di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Palembang, April 2018

PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL
DAN ANALISIS PROFITABILITAS
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu
perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial dari
perusahaan bersangkutan, dimana ada finansial itu tercermin didalam laporan keuangan.
Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah ratio.

Menurut kown (2004 :107) : " hasil dari menganalisis menganalisis laporan
keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio keuangan harus bisa
dipertanggungjawabkan. "
Analisa laporan keuangan menyangkut pemeriksaan keterkaitan angka-angka dalam
laporan keuangan dan trend angka-angka dalam beberapa periode, satu tujuan dari
analisis laporan keuangan menggunakan kinerja perusahaan yang lalu untuk
memperkirakan bagaimana akan terjadi dimasa yang akan datang.
II.1.1 Pengertian investasi modal dan analisis profitabilitas
Ada banyak pendapat yang di kemukakan oleh berbagai pihak terhadap pengertian
tentang investasi modal . Secara umum investasi modal adalah meliputi pertambahan
barang-barang dan jasa dalam masyarakat, seperti pertambahan mesin-mesin baru,
pembuatan jalan baru,pembukaan tanah baru dan sebagainya. Investasi juga di artikan

sebagai pengeluaran yang di lakukan oleh para pengusaha untuk membeli barangbarang modal dan membina industri- industri.
Dalam perhitungan pendapatan nasional dan ststistik, investasi modal meliputi hal
yang lebih luas lagi. Dalam perhitungan pendapatan nasional, investasi meliputi halhal:’’ Seluruh nilai pembelian pengusaha atas barang-barang modal dan pembelanjaan
untuk mendirikan industri-industri, pengeluaran masyarakat untuk mendirikan rumahrumah dan tempat tinggal, pertambahan dalam nilai stok barang-barang berupa bahan
mentah, barang yang belum selesai di proses dan barang jadi”.(Sukirno, 1994 : 91 )
Hadad dkk (2003) mendefinisikan profitabilitas sebagai dasar
dari adanyaketerkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas

jasa yang dihasilkan olehsuatu perusahaan . Profitabilitas adalah
ukuran spesifik dari performance sebuah perusahaan,dimana ia
merupakan

tujuan

dari

manajemen

perusahaan

dengan

memaksimalkannilai dari para pemegang saham, optimalisasi dari
berbagai tingkat return, danmeminimalisir risiko yang ada (Hasan,
2003).
Analisis Profitabilitas merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga
memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan

kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan
terhadap penjualan dan investasi perusahaan.

Ada juga yang mengatakan analisis profitabilitas merupakan analisis yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).

B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
Apa itu pentingnya pengembalian atas investasi modal?
Apa yang menjadi komponen pengembalian atas investasi modal ?
Bagaimana menganalisis pengembalian atas aset operasi bersih ?
Bagaimana menganalisis pengembalian atas equitas biasa?


C. TUJUAN
1.
2.
3.
4.

Tujuan kami memaparkan makalah ini adalah:
Mengetahui apa itu pentingnya pengembalian atas investasi modal.
Mengetahui komponen pengembalian atas investasi modal.
Untuk menganalisis pengembalian atas aset operasi bersih.
Untuk menganalisis pengembalian atas equitas biasa.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL
Kinerja perusahaan dapat dianalisis dengan berbagai cara. Pertumbuhan
pendapatan, laba bersih, dan asset merupakan ukuran kinerja yang biasa
digunakan.Namun tidak satupun dari ukuran-ukuran ini yang dapat digunakan
secara terpisah sebagai ukuran kinerja perusahaan yang komprehensif.

Hubungan antara laba dengan investasi modal, yang disebut pengembalian
atas investasi modal (return on invested capital – ROIC) atau pengembalian atas
investasi (return on investment – ROI) mungkin merupaan ukuran kinerja
perusahaan yang dikenal luas. Ukuran ini dapat:
-

Membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal.
Memungkinkan kita menilai pengembalian perusahaan relatif terhadap resiko

-

investasi modal
Membandingkan pengembalian atas investasi modal dengan pengemballian
investasi alternative.
Pengembalian atas investasi modal digunakan dalam berbagai area dalam

analisis, termasuk:
1. Mengukur Efektivitas Manajerial
2. Mengukur Profitabilitas
3. Ukuran untuk Perencanaan dan Pengendalian

Untuk melakukan suatu analisis profitabilitas biasanya menggunakan analisis rasio
yang disebut rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas. Adapun

rasio profitabilitas

Menurut Weygandt et al. (1996), rasio profitabilitas adalah rasio yangdigunakan untuk
mengukur efektivitas manajemen perusahaan secarakeseluruhan, yang ditunjukkan

dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan.Rasio profitabilitas dianggap sebagai
alat yang paling valid dalam mengukur hasilpelaksanaan operasi perusahaan, karena
rasio profitabilitas merupakan alatpembanding pada berbagai alternatif investasi yang
sesuai dengan tingkat risiko.Semakin besar risiko investasi, diharapkan profitabilitas
yang diperoleh semakintinggi pula.
Yang termasuk dalam rasio profitabilitas adalah:
1. Gross profit margin ( margin laba kotor), merupakan perbandingan antara
penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dengan tingkat
penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapt dicapai dari jumlah
penjualan.
2. Net profit margin (margin laba bersih), merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume

penjualan.
3. Earning power of total investment, merupakan rasio yng digunakan untuk
mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.
4. Return on equity (ROI), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh
pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen
5. Rasio laba usaha dengan aktiva usaha ( ratio operating income with operating
ases)

B. KOMPONEN PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL

Pengembalian atas investasi modal (return on invested capital) dihitung sebagai
berikut:
Laba
Investasi Modal
A. Asset Operasi Bersih
Banyak analis memisahkan neraca dan laporan laba rugi menjadi komponen
operasi dan non operasi dan menghitung pengembalian asset operasi bersih (return on
net operating assets – RNOA ) sebagai ringkasan ukuran kinerja. Aktivitas operasi

merupakan aktivitas inti perusahaan.Aktivitas ini meliputi seluruh aktivitas yang
dibutuhkan untuk membawa produk atau jasa perusahaan ke pasar, serta melayani
kebutuhan para pelanggan.Dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi biasanya meliputi
penjualan, harga pokok penjualan, dan beban penjualan umum serta administrasi.Di
neraca aktivitas operasi diwakili oleh asset dan kewajiban yang berhubungan dengan
akun-akun laporan laba rugi di atas, seperti piutang usaha, persediaan, asset tetap, utang
usaha dan beban yang masih harus dibayar.Lebih spesifik lagi.

RNOA =

Laba operasi bersih setelah pajak (Net operating profit after tax - NOPAT)
Rata-rata aset operasi bersih (Net operating assets - NOA)

B. Modal Ekuitas Biasa
Pengembalian ekuitas biasa (return on common equity – ROCE) dinyatakan
sebagai laba bersih dikurangi deviden saham preferen dibagi rata-rata ekuitas biasa.
Equitas biasa dapat juga dinyatakan sebagai total asset dikurangi utang dan saham
preferen.
C. Menghitung Investasi Modal Suatu Periode


Investasi modal untuk suatu periode umumnya dihitung menggunakan rata-rata
modal yang tersedia bagi perusahaan selama periode tersebut.Metode yang paling
umum digunakan adalah menambah saldo awal dan akhir tahun investasi modal lalu
dibagi dua.Metode yang lebih akurat adalah dengan merata-ratakan jumlah interim –
misalnya, menambahkan jumlah investasi modal tiap akhir kuartal dan membaginya
dengan empat.

Penyesuaian atas Investasi Modal dan Laba


Analisis pengembalian atas investasi modal menggunakan angka laporan
keuangan sebagai titik awal. Beberapa angka yang tidak dilaporkan di dalam
laporan keuangan juga perlu diperhitungkan. Beberapa penyesuaian seperti yang
berhubungan dengan persediaan, mempengaruhi pembilang maupun penyebut
pengembalian investasi modal, sehingga mengurangi pengaruhnya.

Menghitung Pengembalian Investasi Modal
1. Pengembalian atas Aset Operasi Bersih
RNOA =


Laba operasi bersih setelah pajak (Net operating profit after tax - NOPAT)
Rata-rata aset operasi bersih (Average net operating assets - NOA)

Aset dan kewajiban operasi adalah pos yang dibutuhkan untuk menjalankan
usaha perusahaan, dan meliputi kas, piutang usaha, persediaan, beban dibayar
dimuka, asset pajak tangguhan, asset tetap, dan investasi jangka panjang yang

terkait dengan akuisisi strategis.Kewajiban operasi bersih adalah utang usaha
dan beban yang masih harus dibayar serta kewajiban operasi jangka panjang dan
kewajiban pajak tangguhan.Aset non operasi meliputi investasi dalam efek yang
dapat diperdagangkan investasi non strategis, dan investasi dalam operasi yang
dihentikan sebelum di jual.
NFO = Kewajiban non operasi – asset non operasi
2. Pengembalian atas Equitas Pemegang Saham Biasa
Pengembalian atas ekuitas biasa dihitung sebagai berikut:

Laba bersih - Deviden saham preferen
Rata-rata ekuitas pemegang saham biasa
ROCE terdiri dari dua komponen, yaitu pengembalian operasi dan pengembalian
non operasi.
D. MENGANALISA PENGEMBALIAN ATAS ASET OPERASI BERSIH
Pengembalian investasi modal berguna dalam evaluasi manajemen, analisis
profitabilitas, serta perencanaan dan pengendalian.Penggunaan pengembalian
atas investasi modal untuk tugas-tugas di atas menuntut pemahaman menyeluruh
atas

pengukuran

pengembalian

ini.Ini

karena

pengukuran

pengembalian

mengandung komponen yang berpotensi untuk menyumbangkan pemahaman atas
kinerja perusahaan.Bagian ini akan membahas pengembalian tersebut ketika
investasi modal dilihat dari sudut pandang operasi, biasanya disebut sebagai
pengembalian atas asset operasi bersih (RNOA).

Pemisahan Pengembalian atas Aset Operasi Bersih

Kita dapat memisahkan pengembalian ini menjadi komponen yang bermakna
secara relative terhadap penjualan. Pemisahan pengembalian atas asset operasi
bersih adalah :

RNOA = margin laba operasi bersih x Perputaran asset operasi bersih

Margin NOPAT dan perputaran NOA merupakan pengukuran yang
bermanfaat dan menuntut analisis mendapatkan pemahaman atas profitabilitas suatu
perusahaan.

Figure 8.3 Pemisahan Pengembalian atas Aset Operasi Bersih
Tingkat analisis yang pertama berfokus pada interaksi antara margin NOPAT
dengan perputaran NOA. Tingkat analisis yang kedua menyoroti faktor-faktor
penting lain yang menentukan margin laba dan asset.

Dampak Leverage Operasi
Dampak kewajiban operasi terlihat dalam alternative persamaan RNOA berikut ini :

(1+OLLEV)

Dimana OA adalah asset operasi kotor dan OLLEV (kewajiban ratarata/Rata-rata NOA) adalah rasio leverage kewajiban operasi. Karena OLLEV
memiliki nilai positif, kenaikan OLLEV akan meningkatkan RNOA.

Hubungan antara Margin Laba dan Perputaran Aset
Hubungan antar margin NOPAT dan perputaran NOA diilustrasikan pada
Figure 8.4
Margin laba merupakan fungsi dari penjualan (harga jualxunit terjual) dan
beban operasi. Perputaran juga merupakan fungsi dari penjualan (penjualan/asset).
Akibatnya, meningkatkan margin laba dengan menaikkan harga jual akan
berdampak pada unit terjual. Pengurangan beban operasi yang berkaitan dengan
pemasaran sebagai usaha meningkatkan profitabilitas juga biasanya berdampak
pada permintaan untuk meningkatkan profitabilitas juga biasanya akan berdampak
pada permintaan atas produk. Harga jual, pemasaran, litbang, produksi, dan
sejumlah area usaha lain harus dikelola secara efektif untuk memaksimalkan
RNOA.

Pemisahan Margin Laba

Margin Laba operasi (OPM) didefenisikan sebagai :

Margin laba operasi merupakan fungsi dari harga jual per unit produk
produk atau jasa dibandingkan dengan biaya per unit yang dikeluarkan untuk
membawa produk atau jasa tersebut ke pasar dan memenuhi kebutuhan
pelanggan setelah penjualan. Untuk tujuan analisis, margin laba sebelum pajak
dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen :
PM sebelum pajak = PM penjualan sebelum pajak + PM sebelum
pajak lainnya.
PM penjualan sebelum pajak = (margin kotor÷penjualan) – (beban
penjualan÷penjualan) – (beban administrasi÷penjualan) –
(litbang÷penjualan).
PM sebelum pajak lainnya = (laba ekuitas÷penjualan)

Beberapa hal penting dalam analisa profitabilitas :
1. Laba Kotor (Gross Profit)
Laba Kotor diukur dari pendapatan dikurangi harga pokok penjualan, dan sering
dilaporkan dalam bentuk persentase yang dihitung dari laba kotor dibagi dengan
penjualan. Laba kotor harus cukup besar untuk mendanai pengeuaran bersifat
diskresi penting yang berorientasi pada masa depan seperti penelitian dan
pengembangan, pemasaran, serta iklan.

Analisa terhadap perubahan penjualan dan harga pokok penjualan akan berguna
dalam mengidentifikasi pendorong utama laba kotor. Perubahan laba kotor
sendiri sering kali terjadi akibat salah satu atau kombinasi dari perubahan
berikut :
a. Kenaikan (penurunan) volume penjualan
b. Kenaikan (penurunan) harga jual unit
c. Kenaikan (penurunan) biaya per unit
2. Beban Penjualan (Selling expenses)
Pentingnya hubungan antara beban penjualana dan pendapatan bervariasi untuk
tiap industry dan perusahaan. Di beberapa perusahaan tertentu, beban penjualan
terutama komisi yang sangat bersifat variable, sementara di perusahaan lain
sebagian besar bersifat tetap.
Ketika beban penjualan sebagai persentase dari pendapatan menunjukkan
adanya kenaikan, yang perlu menjadi perhatian adalah kenaikan beban penjualan
yang menghasilkan kenaikan pendapatan. Beberapa beban promosi penjualan
tertentu khususnya periklanan, menghasilkan manfaat sekarang dan masa depan.
Mengukur manfaat masa depan yang diberikan oleh beban ini memang cukup
sulit. Selain memengaruih penjualan masa depan, pengeluaran ini juga
memberikan pandangan tentang kecenderungan manajemen untuk mengelolah
laba yang dilaporkan.
3. Beban Umum dan Administrasi (General and Administrative Expenses)
Sebagian besar beban umum dan administrasi bersifat tetap, kebanyakan karena
beban ini meliputi pos-pos seperti gaji dan sewa.
Pemisahan Perputaran Aset
Ukuran standar perputaran asset untuk menentukan pengembalian atas asset
adalah :

Perubahan komponen pada tingkat perputaran setiap asset dapat berguna dalam
analisis suatu perusahaan. Bagian berikut akan membahas perputaran asset untuk
komponen akun asset dan akun kewajiban. Ukuran utilitas asset yang paling relevan
adalah penjualan karena penjualan pada dasarnya adalah laba. Umumnya tingkat
perputaran mencerminkan produktivitas relative tiap asset, atau tingkat volume
penjualan yang kita peroleh dari setiap nilai yang diinvestasikan dalam satu asset
tertentu. Namun bukan berarti tingkat perputaran asset yang lebih tinggi lebih baik
daripada yang rendah.Memang kita dapat meningkatkan tingkat perputaran dengan
menurunkan

investasi

dalam

asset

tetapi

hal

tersebut

bisa

saja

menjadi

kontraproduktif.Contoh ; Kita membutuhkan tingkat persediaan tertentu untuk
mendukung tingkat penjualan saat ini. Jika tingkat ini mengalami penurunan, kita
menghadapi resiko kehabisan barang dan kehilangan penjualan.Jadi, investasi dalam
asset harus dioptimalkan dan tidak selalu harus diminimalkan.
Perputaran Piutang Usaha
Tingkat perputaran piutang usaha didefenisikan sebagai berikut :

Piutang merupakan asset yang harus didanai oleh biaya modal.Selain itu
piutang memiliki resiko penagihan dan membutuhkan overhead tambahan dalam
bentuk bagian kredit dan penagihan. Dari sudut pandang ini, mengurangi tingkat
piutang akan mengurangi biaya tersebut. Akan tetapi, jika kita mengurangi

terlalu banyak melalui kebijakan kredit yang terlalu ketat dampaknya akan
merugikan penjualan. Oleh karena itu piutang harus bisa dikelolah secara efektif.
Pandangan alternative dari perputaran piutang usaha adalah periode
penagihan rata-rata yang dihitung dari :
Periode

Penagihan

piutang

=

Ukuran ini mencerminkan lamanya piutang usaha belum tertagih secara
rata-rata.
Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung sebagai berikut :

Rasio ini menggunakan HPP sebagai ukuran volume penjualan karena
penyebutnya, persediaan dilaporkan berdasarkan harga perolehan bukan harga
pasar.Penurunan rasio perputaran persediaan sering kali mengindikasikan bahwa
produk perusahaan tidak kompetitif, mungkin karena ketinggalan zaman atau
teknologi.Perusahaan menginginkan persediaan dalam jumlah mencukupi untuk
memenuhi tuntutan pelanggan tanpa kehabisan persediaan dan tidak lebih pula.

Seperti periode penagihan rata-rata, pandangan alternative tingkat perputaran
persediaan adalah :
Rata-rata jumlah hari dalam persediaan = Persediaan ÷ Rata-rata hari harga
pokok
penjualan
Rata-rata jumlah hari dalam persediaan memberikan indikasi tentang
rentang waktu persediaan tersedia untuk dijual. Untuk mencapai jumlah hari
rata-rata dalam persediaan sesedikit mungkin, kita dapat meminimalkan bahan
baku melalui teknik manajemen produksi, seperti pengiriman just-in-time, atau
pengurangan persediaan dalam proses melalui penggunaan proses produksi
secara efisien yang menghilangkan bottleneck. Selain itu, perusahaan ingin
meminimalkan persediaan barang jadi dengan sebisa mungkin melakukan
produksi berdasarkan pesanan bukan perkiraan permintaan. Alat manajemen ini
akan meningkatkan perputaran persediaan dan mengurangi jumlah rata-rata
dalam persediaan.

Perputaran Aset Operasi jangka Panjang
Perputaran asset operasi jangka panjang dihitung sebagai berikut :

Industri padar modal seperti perusahaan manufaktur membutuhkan
investasi besar dalam asset jangka panjang.Oleh karena itu, perusahaan ini
memiliki perputaran asset operasi jangka panjang yang lebih rendah
dibandingkan perusahaan yang tidak padat modal seperti perusahaan jasa.
Tingkat perputaran asset operasi jangka panjang dapat ditingkatkan
dengan meningkatkan pembilang melalui kenaikan produksi (penjualan) atau
dengan mengurangi penyebut.

Perputaran Utang Usaha
Aset operasi lancar seperti persediaan sebagian besar didanai oleh utang usaha.
Utang ini biasanya mewakili pendanaan bebas bunga sehingga lebih murah
daripada menggunakan uang yang dipinjam untuk mendanai pembelian
persediaan atau produksi.

Tingkat perputaran utang usaha dihitung sebagai

berikut :

Karena

dirasa

lebih

murah,

perusahaan

lebih

memilih

untuk

memanfaatkan sumber pendanaan murah ini sebanyak mungkin sehingga
memiliki tingkat perputaran utang usaha yang rendah (artinya tingkat utang yang
tinggi).Menurunkan tingkat perputaran utang usaha dapat dicapai dengan
menunda pembayaran kepada pemasok, di mana penudaan pembayaran ini dapat

mengganggu hubungan dengan pemasok jika digunakan secara berlebihan.Oleh
karena itu, utang harus dikelola secara cermat.

Perputaran Modal Kerja Operasi Bersih
Modal Kerja operasi bersih sama dengan asset operasi lancar dikurangi
kewajiban operasi lancar. Tingkat perputaran modal kerja operasi dihitung
sebagai berikut :

Perusahaan umumnya menginginkan tingkat perputaran modal kerja
operasi bersih yang lebih tinggi daripada lebih rendah, karena perputaran modal
kerja operasi yang lebih tinggi mencerminkan investasi dalam modal kerja yang
lebih kecil untuk setiap penjualan.
D.

ANALISIS PENGEMBALIAN ATAS EKUITAS BIASA
Kreditor biasanya menerima pengembalian dalam jumlah tetap atas
pendanaannya, begitu pula pemegang saham preferen yang menerima dividen
tetap.Namun pemegang saham biasa tidak menerima pengembalian tetap,
melainkan memiliki klaim atas laba residu suatu perusahaan hanya setelah seluruh
pendanaan lainnya lunas.Oleh karena itu, pengembalian atas ekuitas saham biasa
(return on common shareholder’s equity/ROCE) sangat penting artinya bagi
pemegang saham biasa. ROCE memegang peranan penting dalam penilaian ekuitas
seperti yang digambarkan dalam rumus berikut:

Dimana V adalah nilai perusahaan, BV adalah nilai buku ekuitas
pemegang saham, k adalah pengembalian yang diharapkan.Jadi, jika ROCE lebih
tinggi dari k maka nilainya meningkat sebesar kelebihan dari yang ditunjukkan oleh
nilai bukunya.
Pemisahan Pengembalian Atas Ekuitas Biasa
Dalam praktiknya, penghitungan ROCE memakai saldo rata-rata selama
periode yang dianalisis.Seperti pengembalian atas asset operasi bersih, untuk tujuan
analisis ROCE dipisah menjadi beberapa komponen. Penghitungan ROCE;

ROCE = RNOA + (LEV x Spread)
Keterangan:
RNOA

: pengembalian atas asset operasi bersih

LEV (leverage keuangan)

: rata-rata NFO/rata-rata ekuitas

NFO (kewajiban keuangan bersih)

: RNOA - ekuitas

Spread

: RNOA - NFR

NFR (tingkat keuangan bersih) : NFE/ rata-rata NFO (nilainya bisa positif/negatif)

NFE (beban keuangan bersih)

: beban bunga dikurangi pengembalian

investasi untuk
asset non-operasi (nilainya bisa positif/negatif)
 Leverage keuangan akan menaikkan ROE sepanjang spread positif
Dengan kata lain, jika perusahaan mendapatkan pengembalian atas asset
operasi yang lebih tinggi daripada biaya utang yang mendanai asset tersebut,
kelebihan pengembaliannya akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
Pembedaan ROCE menjadi komponen operasi (RNOA) dan non-operasi
(LEV x spread) penting karena:


Banyaknya perusahaan yang memberikan barang dan jasa sebagai usaha



utamanya
Aktivitas operasi berdampak jangka panjang dan paling nyata pada nilai



perusahaan
Meskipun kenaikan ROE dapat diperoleh melalui penggunaan leverage
keuangan secara bijaksana, pembayaran utang (pokok dan bunga) adalah
kewajiban kontraktual yang harus dipenuhi.
Spread merupakan fungsi dari tingkat bunga atas utang dan pengembalian

investasi yang dapat dilihat secara terpisah sebagai berikut:
NFE/NFO = (tingkat bunga x FL/NFO) – (pengembalian atas asset keuangan x
FA/NFO)
Dimana FL adalah kewajiban keuangan dan FA adalah asset keuangan.
Kebanyakan perusahaan meminjam dengan tingkat bunga tetap sehingga NFE

kemungkinan tetap, namun bagian pengembalian investasi kemungkinan
berfluktuasi sesuai pergerakan pasar modal.
Menghitung Pengembalian Atas Investasi Modal
 Analisa Laporan Keuangan Campbell Soup Company (halaman 466-468)
 Yang perlu diperhatikan:
1. Jika ROCE turun, perlu diidentifikasi komponen yang menyebabkannya
agar dapat menilai kinerja perusahaan di masa lalu dan masa depan dengan
lebih baik.
2. Menilai area dengan potensi perbaikan ROCE tebesar dan kemungkinan
perusahaan dapat melakukan strategi itu dengan sukses.
3. Analisis strategi perusahaan dan dan potensi perbaikan tergantung pada
kondisi industry dan perekonomian.

Menilai Pertumbuhan Ekuitas Biasa
Tingkat Pertumbuhan Ekuitas
Tingkat pertumbuhan ekuitas biasa dapat dinilai melalui retensi laba
yang menekankan pertumbuhan ekuitas tanpa pendanaan eksternal. Dengan
asumsi retensi laba dan pembayaran dividen yang konstan dari waktu ke waktu,
tingkat pertumbuhan ekuitas =

Tingkat Pertumbuhan Ekuitas Yang Dapat Dipertahankan

Tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan (sustainable
equity growth rate) mengakui bahwa pertumbuhan internal perusahaan
tergantung retensi laba dan pengembalian yang diperoleh dari laba yang ditahan.

tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan = ROCE x (1-tingkat
pembayaran)
Untuk mengestimasi tingkat pertumbuhan ekuitas masa depan, sebaiknya
merata-ratakan/mengakui tingkat pertumbuhan yang dapat dipertahankan selama
beberapa tahun terakhir. Selain itu, perlu mengakui potensi perubahan retensi
laba dan ramalan ROCE

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis laporan keuangan merupakan proses dalan meneliti atau menangani laporan
keuangan yang meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara, seperti laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan
dan laporan lainnya.
Laporan keuangan dapat diartikan hasil akhir dari proses akuntasi selama tahun buku
yang bersangkutan yang ditujukan kepada pihak yang bersangkutan. Laporan keuangan
dibuat dengan maksud sebagai alat komunikasidan memberi gambaran mengenai posisi
dan kondisi keuangan serta kinerja perusahaan pada tahun yang bersangkutan.
Tujuan dari laporan keuangan itu sendiri yaitu menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Analisis laporan keuangan dibutuhkan untuk memastikan segala hal yang
bersangkutan dengan posisi keuangan suatu perusahaan tetap stabil. Dan apabila terjadi
suatu kesalahan/kekeliruan akan diketahui dengan pasti.

DAFTAR PUSTAKA
Hery. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara
Kasmir. 2013. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana
Horngern, Charles T. 2007. Akuntansi. Jakarta: Erlangga
Purba, Marisi P. 2010. International Financial Reporting Standards: Konvergensi dan
Kendala Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.